TESIS
Oleh
SELVI KARMILA
NIM. 177032104
THESIS
By
SELVI KARMILA
NIM. 177032104
TESIS
Oleh
SELVI KARMILA
NIM.177032104
Menyetujui
Komisi Pembimbing:
Ketua Anggota
(Prof. Dr. Ir. Evawany Y. Aritonang, M.Si.) (Ir. Etti Sudaryati, M.K.M., Ph.D.)
NIP. 196806161993032008 NIP. 196509011991032003
(Ir. Etti Sudaryati, M.K.M., Ph.D.) (Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si.)
NIP. 196509011991032003 NIP.196803201993082001
Saya menyatakan dengan ini bahwa tesis saya yang berjudul “Hubungan
seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika
keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Atas pernyataan ini,
saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila
saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Selvi Karmila
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dan segala puji bagi Allah
Tesis ini dapat selesai dengan baik berkat limpahan rahmat dan karunia
Allah SWT, namun dalam penulisan tesis ini penulis mendapat bantuan,
bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum. selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si. selaku Dekan Fakultas Kesehatan
3. Ir. Etti Sudaryati, M.K.M., Ph.D. selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu
perhatian, bimbingan, dan saran untuk perbaikan tesis yang lebih baik.
5. Prof. Dr. Ir. Evawany Y Aritonang, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang
6. Dr. Dra. Jumirah, Apt., M.Kes. selaku Dosen Penguji I yang juga telah
memberikan bimbingan, dan saran untuk perbaikan tesis yang lebih baik.
7. Namora Lamongga Lubis, M.Sc., Ph.D. selaku Dosen Penguji II yang juga
telah memberikan bimbingan, dan saran untuk perbaikan tesis yang lebih baik.
ini.
penyelesaian tesis.
10. Rektor Universitas Sumatera Utara dan beserta seluruh staff yang telah
11. Seluruh keluarga, khususnya Ibu Gusnawati, Ayah Karminal (Alm), dan Ayah
Universitas Sumatera Utara dan kepada Harun Ridwan atas bantuan dan
Selvi Karmila
Halaman
Halaman Persetujuan i
Halaman Penetapan Tim Penguji ii
Halaman Pernyataan Keaslian Tesis iii
Abstrak iv
Abstract v
Kata Pengantar vi
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xi
Daftar Gambar xiii
Daftar Lampiran xiv
Daftar Istilah xv
Riwayat Hidup xvi
Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 10
Tujuan Penelitian 11
Manfaat Penelitian 11
Tinjauan Pustaka 12
Media Sosial 12
Karakteristik media sosial 12
Jenis-jenis media sosial 13
Fungsi media sosial 15
Media informasi 16
Instagram 17
Akun kuliner instagram 21
Terpaan Informasi 26
Perilaku Makan 30
Pedoman Gizi Seimbang 32
Efek Media terhadap Perilaku 44
Landasan Teori 45
Kerangka Konsep 47
Hipotesis Penelitian 48
Metode Penelitian 49
Jenis Penenlitian 49
Lokasi dan Waktu Penelitian 49
Populasi dan Sampel 49
Variabel dan Definisi Operasional 51
Hasil Penelitian 58
Gambaran Lokasi Penelitian 58
Analisis Univariat 61
Karakteristik responden 61
Durasi penggunaan media sosial instagram 63
Frekuensi penggunaan media sosial instagram 64
Perilaku makan 64
Makanan pokok 67
Konsumsi protein 67
Analisis Bivariat 72
Durasi penggunaan media sosial instagram dengan perilaku
makan 72
Frekuensi penggunaan media sosial instagram dengan perilaku
makan 73
Analisis Mutivariat 74
Pembahasan 77
Karakteristik Responden 77
Penggunaan Akun Kuliner Instagram pada Mahasiswa 78
Hubungan Durasi Penggunaan Media Sosial Instagram dengan
Perilaku Makan 86
Hubungan Frekuensi Penggunaan Media Sosial Instagram Perilaku
Makan 90
Analisis Multivariat 93
Implikasi Penelitian 97
Keterbatasan Penelitian 98
No Judul Halaman
No Judul Halaman
Talawi pada tanggal 30 April 1995 beragama Islam. Penulis anak kedua dari dua
Mudik lulus pada Tahun 2007, SMP Negeri 3 Sawahlunto lulus pada Tahun 2010
dan SMA Negeri 2 Sawahlunto lulus pada Tahun 2013. Penulis melanjutkan
pada Tahun 2017. Di tahun yang sama, penulis melanjutkan kuliah di Program
Selvi Karmila
Latar Belakang
dalam mendapatkan informasi secara cepat, akurat dan tepat. Teknologi internet
dari sebatas menerima dan menyampaikan pesan dan kemudian dijadikan sebagai
informasi, mengisi waktu luang dan mejadi sarana untuk berbisnis (Setiadi, 2009).
secara langsung maupun tidak langsung terhadap minat beli konsumen (Suryani,
2013).
Hasil survei yang dilakukan oleh We are sosial and Hootsuite merupakan
lembaga platform media sosial dari Inggris dan Kanada menyatakan bahwa pada
bulan Januari 2019 pengguna aktif media sosial di Indonesia sebanyak 150 juta
atau mencapai 56 persen dari jumlah populasi. Jumlah tersebut dari survei
sebelumnya pada tahun 2018 sekitar 130 juta atau 48 persen dari total populasi
(Riyanto, 2019).
penggunaan media sosial dan menunjukkan data yaitu dalam 60 detik terdapat
(tweet) yang dipublis melalui twitter, dan 293 ribu status diperbarui pada media
termasuk perilaku dan keinginan untuk membeli pada setiap konsumen, hal ini
maya memiliki dampak secara langsung dan tidak langsung dengan perilaku
pemasaran produk yang akan dijual. Sejalan dengan kemajuan teknologi pada era
foto dan video yang kemungkinan pengguna mengambil foto, mengambil video,
Kevin Systrom dan Mike Krieger pengusaha Brazil pada 06 Oktober 2010.
Instagram merupakan salah satu media sosial yang jumlah penggunanya terbesar
saat ini di masyarakat yaitu sebanyak 800 juta pengguna dari seluruh dunia
(Etherington, 2017). Instagram berada pada posisi ketujuh sebagai sosial media
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, 2015). Selain itu, dikutip dari beritagar,
pada bulan Januari tahun 2018 Indonesia merupakan negara pengguna instagram
terbanyak setelah Amerika Serikat dengan jumlah paling banyak yaitu 110 juta
informasi. Saat sekarang ini terdapat beberapa akun di instagram yang digunakan
akun online shop, dan ada suatu yang menarik dari instagram ialah akun
bloger sebagai media untuk berbagi informasi. Food blooger adalah sebutan yang
makanan yang kemudian diunggah pada sebuah blog seperti media sosial
pelaku bisnis melaporkan bahwa foto makanan adalah sebuah fenomena yang
dan tidak hanya menikmati posting makanan yang mengesankan, tetapi orang bisa
lama ataupun restoran baru. Food blogger dijadikan sebagai patokan oleh
restoran yang diinginkan, oleh sebab itu tidak heran jika rekomendasi yang di
dengan tampilan menarik dan menggugah selera (Hanifati, 2015). Setiap melihat
postingan akun kuliner dengan berbagai foto menarik yang dapat menyebabkan
rasa lapar, keinginan untuk membeli dan mengkonsumsi makanan atau menahan
aplikasi instagram dan memiliki akun maka dapat digunakan untuk mencari
informasi terkait makanan pada explore atau mencari dengan mengetik nama
dianggap menarik maka setiap pengikut dapat secara langsung melihat postingan
berkomunikasi dengan manusia satu dan manusia yang lainnya, sesuatu yang
menarik saat ini adalah akun instagram menyediakan informasi mengenai tempat
kuliner yang digemari oleh dewasa muda secara cepat mengenai apa yang telah
resep yang digunakan dalam pengelolahan makanan serta foto menarik yang dapat
berusia 18-29 tahun mengaku melakukan berbagi foto secara online menggunakan
media sosial, menunjukkan bahwa berbagi foto merupakan fitur yang paling
melengkapi kebutuhan lifestyle. Jika ada tempat makan baru kebiasaan yang
sering dilakukan adalah menikmati makanan dan juga nongkrong di cafe atau
resto. Hal ini juga sering dilakukan oleh mahasiswa setelah usai jam pelajaran,
diantara jam istirahat kuliah, bahkan sepulang jam kuliah. Hal ini sudah melekat
pada diri dalam memenuhi kebutuhan gaya hidup mereka. Wisata kuliner pada
dalam bisnis kuliner yaitu dengan membangun restoran yang medorong penasaran
konsumen. Salah satunya gaya hidup yang cendrung terjadi pada masyarakat yaitu
Medan merupakan kota yang terkenal dengan surga makanan. Hal tersebut
membuat penikmat ataupun pebisnis mencari cara untuk membuat kuliner di kota
Medan semakin dikenali oleh masyarakat tidak pada masyarakat lokal saja namun
juga masyarakat di luar Kota Medan. Semakin canggihnya teknologi, semua orang
dapat mengakses hal apapun, termasuk untuk berbagi foto seputar kuliner. Media
sosial instagram selain dapat menjadi media informasi makanan bagi masyarakat
tempat kuliner agar lebih dikenal oleh masyarakat. Foto seputar kuliner di
instagram bukan menjadi hal baru pada era ini. Bahkan, banyak orang berlomba
sosial instagram dan memberi caption berupa nama tempat dan informasi lain
tersendiri seperti ice cream, minuman berbahan susu, berbagai jenis teh dan kopi,
topping, warna, dan rasa. Berbagai jenis makanan olahan tepung seperti roti
bakar, cake, burger dan martabak terang bulan ditawarkan dengan berbagai
topping dan dikemas dengan menarik. Terdapat beberapa makanan lokal juga
seperti bakso dan mie ayam yang dimodifikasi ukuran, rasa, dan bentuknya
makanan tersebut dan mencoba makanan tersebut. Postingan foto makanan yang
menarik dan terus meningkatkan para pengikut akun kuliner serta dapat menjadi
kepada salah satu akun kuliner di Kota Medan yaitu @kulinermedan yang telah
memiliki (239.000 pengikut) menyatakan bahwa akun yang dibuat oleh food
blogger ini berawal dari hobi berwisata kuliner dengan mencoba memfoto dan
membagikannya pada akun instagram, hal ini mendapat respon positif dibuktikan
dengan banyak comment dan like yang diberikan oleh pengikutnya di instagram.
Tidak sedikit dari pengusaha kuliner yang menghubungi pengguna akun untuk
minggu terhadap 14 akun kuliner di Kota Medan rata-rata postingan makanan 1-3
foto perhari, dengan jumlah pengikut yang beragam dan dilengkapi dengan
Jenis informasi yang paling banyak dicari mahasiswa pada akun kuliner
instagram adalah makanan yang sedang terkenal sebanyak 40 persen. Selain itu,
20 persen untuk mencari lokasi tempat makan dan mecari resep masakan di dalam
masyarakat setelah melihat media sosial instagram yaitu dengan mendatangi dan
membeli makan yang sedang tren atau diskon karena foto dan video yang
diposting oleh food blooger memiliki daya dorong yang tinggi kepada masyarakat
perhari selama tiga jam. Tidak hanya membagi foto atau video dengan pengikut di
terkait makanan. Tidak hanya aktif mencari informasi soal makanan, mahasiswa
mengikuti akun media sosial instagram. Makanan yang paling banyak dicari
menyatakan mencari informasi makanan di instagram pada saat jam makan siang
(11.00-14.00). Jenis makanannya seperti ayam geprek, ayam penyet, ayam gepuk,
nasi goreng, western food, shusi, junkfood. Hal serupa juga dilakukan waktu
gorengan, sup, soto, sate, nasi goreng, martabak, mie aceh, bakso, dan hanya 10
persen dewasa muda yang mengakses media sosial untuk mencari informasi
makanan pada periode makan pagi (06.00-08.00) jenis makanan yang dikonsumsi
adalah ketoprak jakarta, lontong sayur, mie balap, dan bubur ayam.
posting pada usia 18-25 tahun dengan arah hubungan yang positif. Selanjutnya
dengan nilai (p=0,000< 0,05). Keberhasilan telihat ketika followers dengan foto
kuliner instagram dilakukan oleh Stefani (2013) bahwa ada hubungan terapaan
konsumen.
berperilaku makan yang kurang sesuai dengan pedoman gizi seimbang. Jenis
makanan yang paling sering konsumsi oleh mahasiswa adalah menu dengan
berbagai jenis ayam dengan rasa pedas yang menggugah selera, seafood, aneka
ragam mie, ice cream, jungfood sperti KFC, pizza, burger, selanjutnya jenis
minuman seperti kopi, susu, teh, minuman bersoda, dessert box dengan berbagai
varian seperti avocado, durian, coklat dan makanan tradisonal bakso dengan kuah
yang pedas, sate padang, lupis, putu bambu, kue sarabi. Perilaku makan dengan
padat kalori ini dapat menimbulkan masalah gizi pada mahasiswa. Adanya
interaksi antara mahasiswa dengan akun kuliner instagram tersebut yang menjadi
dasar peneliti untuk meneliti hubungan terpaan informasi makanan di media sosial
tahun 2019.
Perumusan Masalah
“Apakah ada hubungan terpaan informasi makanan pada media sosial instagram
2019?”
informasi makanan pada media sosial instagram dengan perilaku makan pada
Manfaat Penelitian
Manfaat praktis. Manfaat praktis dari hasil penelitian ini bagi institusi
kesehatan.
Media Sosial
Media sosial hadir sudah menjadi kebutuhan manusia dengan berbagai kelebihan
yang kuat dan dapat membuka jalan dalam hal pemasaran (Perttula, 2013).
Munculnya media sosial pada pemasaran era digital ini dapat dilihat dari
dua pandangan, yaitu dari segi pengiklanan dan dari segi penggunaan media
sosial. Pertama dilihat dari sudut pandang pengiklanan, media sosial menawarkan
konten yang beraneka ragam seperti teks, audio, visual, bahkan audio-visual.
Kedua secara sadar maupun tidak sadar pengguna media sosial telah
bahwa media sosial dianggap sebagai fasilitas untuk berbagi atau bertukar pikiran,
pengguna yang satu dengan yang lainnya dan membentuk suatu ikatan sosial
tertentu yang dipunyai oleh media sosial saja namun tidak dipunyai oleh media
teknologi dengan pengguna lainnya dalam struktur sosial yang dibentuk dalam
jaringan.
Informasi. Hal yang paling penting pada media sosial adalah mendapatkan
dokumen dalam waktu dikehendaki dan dapat diakses dengan perangkat yang
diinginkan.
pengguna melalui karakter dasar media sosial yang dapat memperluas hubungan
semu dan tidak terlalu kuat untuk mendukung kejadian yang sebenarnya pada
dunia nyata yang tidak sesuai dengan realitas atau interaksi simulasi yang berbeda
dengan kejadian.
kategori yang sangat populer yaitu: pengguna dapat beriteraksi dalam bentuk
Jurnal online (blog). Blog adalah salah satu media sosial dapat digunakan
untuk membagi kegiatan seharian, saling memberi komentar dan berbagi baik
pribadi selanjunya konten yang dibagikan ada kaitannya dengan dirinya sendiri.
atau penilaian terhadap pandangan, dugaan dan sampai kepada membahas isu
terkini.
Media berbagi (media sharing). Pengguna jenis media sosial pada situs
berbagi ini dapat berbagi media mulai dari foto, dokumen, video, gambar, audio
Penanda sosial (social bookmarking). Penanda sosial ini menjadi salah satu
media sosial yang bekerja untuk mengatur, mencari, menyimpan, mengelola berita
maupun informasi tertentu secara online. Pada perkembangannya, media sosial ini
berisi informasi dengan berbagai web dengan konten yang dapat diakses. Contoh:
Media konten bersama atau WikiKata “wiki”. Merujuk dari media sosial
Wikipedia dikenal seperti media yang berkolaborasi dalam konten bersama. Situs
wiki ini tersedia perangkat lunak yang dimasuki oleh siapapun untuk diisi,
yang penggunanya banyak tersebar diseluruh penjuru dunia. Media sosial ini
digunakan untuk berbagi, berpartisipasi dan memberi umpan balik di setiap pesan
dan konten pada media sosial. Media sosial ini juga sebagai sarana yang dapat
mudah dapat dilakukan pada waktu yang diinginkan oleh penggunanya. Berikut
berita, informasi, pengetahuan sampai pada kabar terkini yang tersebar secara
cepat dan dapat tersampaikan kepada khalayak dengan media sosial dibandingkan
dalam kondisi baik, bahagia, dan tidak memiliki permasalahan, pada suatu saat
mungkin saja merasa sedih, jenuh, dan stress dengan keadaan ataupun hal-hal
tertentu. Media sosial dapat dijadikan sebagai sarana hiburan untuk mengurangi
politik, agama, budaya, suku yang memicu banyak reaksi dari khalayak umum.
menyebarkan informasi kepada orang banyak dari orang yang satu kepada orang
mengumpulkan dan disusun dari sebuah informasi yang akan berguna bagi
Sehingga dijadikan sebagai suatu bahan yang memiliki manfaat bagi penerima
informasi, melalui media informasi kita dapat mengetahui informasi dan dapat
internet, karena akses yang mudah, informasi lebih cepat di dapatkan, dan tidak
terbatas oleh ruang dan waktu. Informasi pun telah menjadi kebutuhan manusia,
yaitu:
yang spesifik dan cepat. Kebutuhan informasi oleh pengguna menjadi informasi
secara ringkas, dan juga lengkap terutama tentang perkembangan terakhir dari
adanya media sosial informasi dijadikan sesuatu yang bisa dinilai atau komoditas,
yang dapat di produksi dan didistribusikan oleh para pengguna media sosial
informasi. Dari segi pengguna, informasi dijadikan oleh masyarakat sebagai suatu
landasan untuk saling berinteraksi dan membuat masyarakat dan institusi dalam
jejaring internet, media sosial didirikan berdasar informasi yang diberi kode
sebagai komoditas. Semua orang yang hendak masuk ke suatu media sosial harus
asli ataupun rekayasa guna dapat mempunyai akun agar dapat diakses. Data ini di
Instagram. Salah satu aplikasi jejaring sosial yang populer yang dapat
diakses secara bebas dari smartphone untuk berbagi foto dengan yang lain adalah
aplikasi digunakan untuk berkomunikasi. Kata “insta” bermula dari kata “instan”
serupa dengan kamera polaroid yang dimasanya dikenal dengan sebutan “foto
instan”. Instagram ini dapat menyajikan foto-foto dengan cepat seperti tampilan
informasi ke orang lain secara cepat. Hal ini sama pada instagram yang digunakan
baru yang sedang populer pada anak muda (Qashmal, 2015). Hal tersebut
pilihan yang menarik untuk berbagi foto dan video tentang makanan yang
dapat juga kemudian diposting pada profil facebook atau twitter dari instagram.
Instagram adalah aplikasi untuk berbagi foto dan video. Pengguna dapat
mengambil gambar dan memiliki berbagai macam pilihan filter untuk berbagi foto
mereka dan dapat memilih mengikuti orang atau organisasi tertentu untuk
al.,2015).
terbaru yang dikirim oleh pengguna instagram lain yang sudah diikuti. Salah satu
cara yang dilakukan untuk melihat foto adalah dengan menggeser layar dari
foto paling baru dapat dilihat pada saat mengakses aplikasi instagram oleh
pengguna .
foto yang ada di instagram dengan menekan salah satu ikon yang bertanda balon
komentar pada bagian bawah foto, selanjutnya tulis kesan yang ingin di sampikan
untuk memilih foto manakah yang akan masuk dalam explore feed.
pengguna, terkait profil diri sendiri maupun pengguna yang lain. Halaman pada
profil dapat diakses menggunakan ikon kartu nama pada menu utama di sudut
kanan. Fitur ini menunjukkan total foto yang telah dibagikan, total pengikut
aktivitas yang telah dilakukan bagi pengguna instagram. News feed mempunyai
memperlihatkan aktivitas terbaru dari yang sudah follow oleh pengguna, jadi tab
Stories. Stories ini berfungsi sebagai interksi sosial secara real-time yang
menampilkan beberapa foto dan video dalam kurun waktu 24 jam dan kemudian
Beberapa bagian yang dapat diisi untuk membuat unggahan foto menjadi
Judul. Mengetik judul atau caption yang diinginkan pada foto yang
Hashtag. Sebuah label berbentuk kata yang diberi pada bagian awal simbol
dengan tanda pagar (#). Fitur ini penting karena dapat mempermudah pengguna
tersebut.
pada saat pengambilan foto yang akan diunggah dengan memanfaatkan teknologi.
Berbagai kegiatan bisa dilakukan pada media sosial instagram antara lain:
halaman utama dengan menekan tombol suka pada bagian bawah caption
disebelah komentar atau dengan cara mengetuk dua kali (double tab) pada
melalui kata-kata terhadap foto. Hal tersebut merupakan bagian dari interaksi
dalam komentar ataupun caption pada foto dengan ditambahakan simbol arroba
ini hampir menyerupai polaroid, bahkan gambarnya dapat secara khusus diformat
2018 telah mencapai 800 juta pengguna pada bulan Januari. Data tahun 2013
terdapat 40 juta foto telah diposting setiap hari bersama dengan 8500 “suka” per
Akun kuliner instagram. Saat ini banyak kalangan tertentu yang lebih
makanan dan wisata kuliner telah menunjukkan bahwa makanan memiliki nilai
ekonomi dan juga merupakan sebuah simbolis kebudayaan pada daerah tertentu.
media massa sebagai pembawa pengaruh dan daya tarik dari brand makanan
tertentu sehingga membuat media masa telah digunakan oleh restoran, tempat
makan atau industri makanan untuk memasarkan produk mereka (Chuang, 2009).
Makanan yang dahulu hanya dianggap sebagai pengisi perut atau pemuas lapar
saja dewasa ini telah mengalami perkembagan konsep yang lebih besar dan lebih
penting, yaitu bertransformasi menjadi food culture & trend yaitu alasan
Saat ini media sosial instagram ramai dengan postingan foto-foto mengenai
Individu menulis mengenai makanan dan berbagi pada suatu blog disebut
food blogger. Blog makanan ini berbeda dengan blog pribadi dimana blog pribadi
adalah suatu bentuk aplikasi web yang berupa tulisan-tulisan atau sebuah gambar
yang dikelola sendiri, dan postingan identik berdasarkan pengalaman dari cerita
kehidupan yang dikelola sendiri dan tidak dibuat khusus untuk kepentingan
lembaga atau sejenisnya. Sedangkan blog makanan yaitu aplikasi web yang berisi
topik tertentu tentang makanan seperti hobi memasak, berbagi resep makanan di
blog, wisata kuliner, dan berbagi tentang pengalaman menemukan makanan yang
lezat ditempat yang baru dan kemudian dibagikan pada blog mereka. Akses yang
mudah dari instagram, menjadikan para pengikut mereka dapat secara langsung
melihat postingan yang dunggah pada homepage dari pengikutnya dan akan
foto makanan yang diunggah oleh food blooger. Postingan food blooger tidak
hanya membuat orang-orang merasa nyaman dengan hobi dan passion mereka,
namun rekomendasi yang diberikan dapat menjadi saran, nasihat, pengaruh, dan
2015).
Semarang merupakan suatu akun instagram yang saat ini digunakan untuk
mengenal atau mempromosikan kuliner yang ada di area kota Semarang. Akun ini
berawal dari hobi pemilik akun yang suka mengunjungi berbagai tempat kuliner di
Semarang.
Area Kota Medan telah banyak muncul akun kuliner instagram yang
memiliki banyak follower hingga ratusan ribu. Jumlah postingan yang mencapai
dalam waktu satu minggu terhadap enam belas akun kuliner yang ada dikota
Medan di dapatkan hasil rata-rata jumlah foto makanan yang di unggah oleh akun
secara langsung dapat miliki pengaruh kuat terhadap komunikan, teori ini tidak
jauh berbeda dengan Hypodermic Needle Theory pada teori ini kegiatan
pengiriman pesan yang memiliki kesamaan hal dengan meyuntikkan obat dengan
kapasitas sebagai perangsang (S) dan dapat langsung masuk kedalam jiwa
penerima pesan yang menghasilkan tanggapan (R). Pesan yang berasal dari
berjalan satu arah (Scramm, 1971). Jadi pada teori ini efek dari media tersebut
sederhana karena hanya untuk mengetahui efek dari pesan yang diberikan oleh
namun ada pesan diterima oleh komunikan tidak sama. Kemudian berakibat
kepada respon yang diberikan pun terlihat berbeda, antara komunikan yang satu
dengan yang lainnya. Apabila pesan-pesan tersebut tepat sesuai dengan sasaran
maka akan mendapatkan dampak yang diinginkan. Untuk itu pesan yang
terpaan dari media massa maka akan semakin mudah individu dalam mengubah
mengubah perilaku makan pada individu. Berikut daftar beberapa akun kuliner
aspek yang tidak terpenuhi namun disebutkan aspek tersebut tidak terlalu berperan
yang bagus dan menarik, pengikut akan memberi tanggapan jika mereka berminat
terbaru, dan yang belum pernah dirasakan. Tanggapan dari pengikut akun
media habit. Keberhasilan akun tersebut sebagai media promosi kuliner tampak
saat pengikut terpikat dengan foto yang diunggah, seseorang akan mengklik suka,
kuliner tersebut. Hasil penelitian tersebut mengatakan bahwa salah satu bukti
Terpaan Informasi
memberi dampak bagi penggunanya. Terpaan informasi terjadi jika individu dapat
pesan dan kemudian akan menimbulkan efek secara lansung ataupun tidak
yang menerpa individu tersebut. Efek yang di timbulkan akan terlihat dari
Terpaan merupakan secara fisik seseorang tidak sekedar terkait cukup dekat
dengan hadirnya media massa namun melihat seseorang itu benar-benar membuka
diri dengan pesan-pesan yang disebar pada media tersebut. Terpaan media wujud
secara jelas mengenai aktivitas melihat, mendengar, dan membaca berbagai pesan
pada media massa atau perhatian dan pengalaman dengan pesan tersebut yang
informasi terkait makanan dengan melihat foto maupun menonton video dari food
blooger. Melihat foto dan menonton video dari food blooger bisa berhubungan
terhadap perilaku makan seseorang berdasarkan aspek kognitif, afektif dan juga
terkena terpaan media yang bersifat informatif terhadap dirinya. efek kognitif
sehingga yang awalnya tidak tahu menjadi tahu, yang awalnya ragu sampai yakin,
tidak jelas akhirnya jadi jelas dan dapat paham. Kaitannya dengan penelitian ini,
seseorang yang tidak tahu ingin makan apa dengan adanya foto dan video yang
saja yang terbaru, promo, maupun lokasi tempat makan sesuai yang diinginkan.
ini, individu yang sudah melihat foto dan menonton video makanan yang
diunggah oleh food blooger di instagram maka memiliki perasaan tertarik dan
perasaan ingin mencicipi makanan yang terdapat pada akun kuliner instagram.
Efek konatif. Efek yang memiliki hubungan dengan niat, upaya, tekad dan
usaha yang hampir menjadi suatu tindakan atau kegiatan. Efek konatif juga sering
disebut dengan behavioral. Efek yang ditimbulkan tidak langsung dari akibat
terpaan media massa, namun terlebih dahulu disebabkan oleh efek kognitif dan
efek afektif.
dari segi kuantitatif di dalamnya terdapat minat dan perhatian, serta pengalaman,
al., 2011: 31). Intensitas dikatakan seperti bentuk kepedulian dan tertariknya
seseorang didasarkan dari kualitas dan kuantitas oleh seseorang dengan rasa
media sosial (Santrock, 2006). Intensitas merupakan banyak suatu aktivitas atau
sama dengan keinginannya maka akan lebih kuat dan intensif dari pada aktivitas
tertentu ketika mengakses media sosial yang disukai, sehingga individu tersebut
mengikuti dan mempraktikkan serta mudah terpengaruh informasi yang ada pada
individu menjadi tidak sadar dengan waktu karena sangat menikmati dalam
jam/hari). Kuesioner dalam penelitian tersebut telah diuji validitas dan reliabilitas.
menit dalam sehari tahun 2016, dimana rata-rata tersebut meningkat pada tahun
2018 tiga jam 23 menit dalam sehari (WAS, 2018 ; We Are Social, 2016).
menggunakan media sosial setiap harinya atau seringnya kegiatan yang dilakukan
dalam periode waktu tertentu. Seringnya menggunakan media sosial oleh individu
disebabkan karena terlalu menikmati dan cendrung tidak dapat terlepas dari media
sosial instagram pada kuesioner penelitian tersebut telah dilakukan uji validitas
dan reliabilitas.
Perilaku Makan
makanan yang dikonsumsi oleh seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu
tertentu (Hizni, 2017). Ma (2015) menilai perilaku makan dengan tiga hal yaitu:
makan bersama), jumlah dan frekuensi makan selama sehari meliputi makanan
lengkap (full meal) biasanya di konsumsi tiga kali sehari, makanan selingan
harus di perhatikan seperti sarapan, makan siang, dan makan malam (Tani, et al.,
2015).
perilaku makan seimbang dengan menjumlahkan skor biner dari masing masing
daging merah dan olahan, serta ikan. Poin (0-4) menunjukkan kualitas diet yang
et al., 2014).
sesuai dengan kebutuhan gizi setiap individu untuk hidup sehat dan produktif.
keseimbangan gizi dapat dicapai setiap orang maka harus mengonsumsi minimal
satu jenis bahan makanan dari tiap golongan bahan makanan yaitu karbohidrat,
protein hewani dan nabati, sayuran, dan buah (Bobak, 2005). Perilaku makan
tidak baik adalah kebiasaan mengkonsumsi makanan yang tidak memberi semua
zat-zat gizi esensial seperti karbohidrat, lemak, dan protein yang dibutuhkan
dalam metabolisme tubuh. Perilaku makan tidak baik seperti makan yang tidak
teratur baik waktu ataupun jenis makanan, diet penurunan berat badan, kebiasaan
makan pada malam hari dapat merusak kesehatan dan kesejahteraan psikologis
tinggi kalori, tinggi lemak, tinggi kolesterol, tinggi garam, rendah serat atau
mengkonsumsi makanan cepat saji yang saat ini banyak sekali ditawarkan kepada
ini sering kali memiliki pola perilaku makan yang tidak sehat (Sarintohe &
Prawitasari, 2006).
minimal harus berasal dari satu makanan sumber zat tenaga, satu jenis makanan
sumber zat pembangun dan satu jenis makanan sumber zat pengatur. Ini adalah
Kualitas atau mutu gizi dipengaruhi oleh keragaman jenis pangan yang
Oleh karena itu konsumsi beranekaragam pangan merupakan salah satu anjuran
penting dalam mewujudkan gizi seimbang. Cara penerapan gizi seimbang adalah
dengan mengkonsumsi lima kelompok pangan setiap hari atau setiap kali makan.
buah-buahan dan minuman. Mengkonsumsi lebih dari satu jenis untuk setiap
pertanyaan pada kuesioner perilaku makan yang mengarah pada dua pilihan, yaitu
perilaku makan seimbang dan perilaku makan tidak seimbang. Perilaku makan
dalam seminggu tinggi, konsumsi makanan manis rendah, dan sebagainya. Begitu
pula dengan perilaku makan tidak seimbang seperti rendahnya frekuensi konsumsi
manis tinggi, dan sebagainya (Wate, et al., 2013). Pola dalam mengkonsumsi
gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan
bersih dan memantau berat badan secara teratur dalam rangka mempertahankan
terdiri dari empat pilar yang pada dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk
menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar dan zat gizi yang masuk dengan
memonitor berat badan secara teratur. Empat prinsip makanan seimbang tersebut
adalah:
yang wajib mengandung zat gizi dengan berbagai jenis makanan serta jumlah
porsi yang disesuai dengan kebutuhan oleh tubuh pada setiap kelompok umur.
Tidak ada satupun jenis makanan yang memiliki semua jenis zat gizi yang
keanekaragaman dari jenis pangan dan proporsi makanan yang seimbang, dengan
dengan prinsip gizi seimbang. Penyakit infeksi merupakan salah satu faktor
penting yang mempengaruhi status gizi seseorang secara langsung, terutama anak-
nafsu makan sehingga jumlah dan jenis zat gizi yang masuk ke tubuh berkurang.
Sebaliknya pada keadaan infeksi, tubuh membutuhkan zat gizi yang lebih.
dengan sabun dan air bersih mengalir sebelum makan, sebelum memberikan ASI,
sebelum menyiapkan makanan dan minuman, dan setelah buang air besar dan
penyakit antara lain kuman penyakit typus dan disentri; 2) Menutup makanan
lainnya serta debu yang membawa berbagai kuman penyakit; 3) Selalu menutup
mulut dan hidung bila bersin, agar tidak menyebarkan kuman penyakit; dan 4)
energi dalam tubuh. Aktivitas fisik memerlukan energi. Selain itu, aktivitas fisik
gizi. Oleh karenanya, aktivitas fisik berperan dalam menyeimbangkan zat gizi
dewasa salah satu indikator yang menunjukkan bahwa telah terjadi keseimbangan
zat gizi di dalam tubuh adalah tercapainya berat badan yang normal, yaitu Berat
Badan yang sesuai untuk tinggi badannya. Indikator tersebut dikenal dengan
Indeks Masa Tubuh (IMT). Oleh karena itu, pemantauan BB normal merupakan
hal yang harus menjadi bagian dari ‘Pola Hidup’ dengan ‘Gizi Seimbang’,
penanganannya.
Pesan umum gizi seimbang untuk usia dewasa terdiri atas 10 poin antara
lain:
Syukuri dan nikmati anekaragam makanan. Kualitas atau mutu gizi dan
kelengkapan zat gizi dipengaruhi oleh keragaman jenis pangan yang dikonsumsi.
Upaya yang dilakukan dalam penerapan pesan ini adalah dengan cara
mengkonsumsi makanan lebih dari satu jenis pada setiap kelompok makanan
setiap lima kelompok pangan pada setiap setiap kali makan setiap harinya seperti
dan buah-buahan merupakan sumber berbagai vitamin, mineral, dan serat pangan.
fruktosa dan glukosa. Sayur tertentu juga menyediakan karbohidrat, seperti wortel
dan kentang sayur. Sementara buah tertentu juga menyediakan lemak tidak jenuh
seperti buah alpokat dan buah merah. Oleh karena itu konsumsi sayuran dan
sayuran serta buah-buahan 400 gram perorang perhari. Terdiri dari 250 gram
Lauk pauk terdiri dari pangan sumber protein hewani dan pangan sumber protein
nabati. Kelompok pangan lauk pauk sumber protein hewani meliputi daging
ruminansia (daging sapi, daging kambing, daging rusa dll), daging unggas (daging
ayam, daging bebek dll), ikan termasuk seafood, telur dan susu serta hasil
olahnya. Kelompok pangan lauk pauk sumber protein nabati meliputi kacang-
kacangan dan hasil olahnya seperti kedele, tahu, tempe, kacang hijau, kacang
tanah, kacang merah, kacang hitam, kacang tolo dan lain-lain. Lauk pauk yang
itu lauk hewani juga mempunyai zat gizi lengkap seperti zat gizi protein, vitamin,
mineral yang lebih baik karena mudah diserap tubuh. Sumber pangan nabati juga
memiliki keunggulan dimana proporsi lemak tidak jenuh lebih banyak dibanding
pangan hewani. Mengkonsumsi kedua kelompok pangan ini setiap hari sebaiknya
dilakukan bersama, agar jumlah dan kualitas zat gizi yang dikonsumsi lebih baik
dan sempurna.
Mewujudkan gizi seimbang kedua kelompok pangan ini hewani dan nabati
perlu dikonsumsi bersama kelompok pangan lainnya setiap hari, agar jumlah dan
kualitas zat gizi yang dikonsumsi lebih baik dan sempurna. Kebutuhan pangan
hewani 2-4 porsi (setara dengan 70- 140 gr/2-4 potong daging sapi ukuran sedang
atau 80-160 gr/2-4 potong daging ayam ukuran sedang atau 80-160 gr/2-4 potong
ikan ukuran sedang) sehari dan pangan protein nabati 2-4 porsi sehari (setara
dengan 100-200 gr/ 4-8 potong tempe ukuran sedang atau 200-400 gr/ 4-8 potong
tahu ukuran sedang) tergantung kelompok umur dan kondisi fisiologis (hamil,
menyusui, lansia, anak, remaja, dewasa). Susu sebagai bagian dari pangan hewani
dianjurkan dikonsumsi secara beragam dengan cara mengonsumsi lebih dari satu
jenis makanan pokok dalam sehari atau sekali makan. Contoh pangan karbohidrat
adalah beras, jagung, singkong, ubi, talas, sagu, terigu dan produk olahannya.
Batasi konsumsi gula, garam, dan lemak. Pesan kesehatan Permenkes No.
30 tahun 2013 tentang pencantuman informasi kandungan gula, garam dan lemak
natrium lebih dari 2000 mg (satu sendok teh) dan lemak total lebih dari 67 gram
(lima sendok makan) per hari, jika dikonsumsi berlebih dari ketentuan makan
jantung.
berdampak pada peningkatan berat badan, bahkan jika dilakukan dalam jangka
waktu lama secara langsung akan meningkatkan kadar gula darah dan berdampak
pada terjadinya diabetes type-2, bahkan secara tidak langsung berkontribusi pada
penyakit seperti osteoporosis, penyakit jantung dan kanker. Gula yang dikenal
masyarakat tidak hanya terdapat pada gula tebu, gula aren dan gula jagung yang
dikonsumsi dari makanan dan minuman. Perlu diingat bahwa kandungan gula
(tepung, roti, kecap), buah manis, jus, minuman bersoda dan lainnya.
dan minuman yang manis; 2) Kurangi penggunaan gula, baik pada berbagai
minuman (teh, kopi, susu, jus dan minuman lain bergula) maupun pada berbagai
makanan, jajanan dan saat membubuhkan pada masakan; Jika ingin memberi rasa
pada minuman, dapat ditambahkan potongan buah atau daun seperti jeruk nipis,
daun mint; 3) Ganti makanan penutup atau dessert yang manis dengan buah yang
pada label kemasan dalam memilih makanan yang kurang manis atau rendah
kalori.
kandungan garam (NaCl) yang ada dalam makanan tersebut. Konsumsi natrium
kacang-kacangan atau ikan, agar membaca label informasi nilai gizi dan pilih
yang rendah natrium; 3) Jika tidak tersedia pangan kemasan dalam kaleng yang
rendah natrium, pangan dalam kemasan tersebut perlu ditiriskan bila mengandung
menggunakan bumbu tambahan lain seperti tomat, bawang, cabe, jahe atau
Pangan sumber kalium adalah kismis, kentang, pisang, kacang (beans) dan
yoghurt.
dianjurkan tidak lebih dari 25% kebutuhan energi atau tidak lebih dari 67 gram (5
berkurangnya konsumsi makanan lain. Hal ini disebabkan karena lemak berada
Biasakan minum air putih yang cukup dan aman. Untuk memenuhi
kebutuhan air di dalam tubuh dapat mengkonsumsi minuman. Karena tubuh tidak
hanya membutuhkan makanan namun juga minum. Air yang dibutuhkan dalam
tubuh selain jumlah yang harus cukup dalam memenuhi kebutuhan tubuh juga
harus aman dimana harus bebas dari kuman penyakit dan bahan-bahan berbahaya.
pembelian pada pangan yang di kemas dianjurkan untuk membaca label pangan,
seperti keterangan mengenai kandungan zat gizi dan tanggal kadaluarsa sebelum
Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir. Melakukan lima
menempel pada tangan terbunuh secara cepat dan efektif karena semua bagian
normal. Latihan fisik sangat penting dapat dilakukan dalam semua bentuk,
berat badan normal dengan menerapkan pola konsumsi pangan dengan prinsip
dikonsumsi pada waktu pagi hari, siang dan malam hari berupa lauk pauk (lauk
terkandung karbohidrat digunakan untuk sumber tenaga oleh tubuh seperti nasi,
jenisnya, lauk pauk dibagi menjadi lauk hewani dan lauk nabati. Dua jenis lauk-
pauk ini memiliki kandungan protein hewani dan nabati dan memiliki fungsi
untuk mengatur enzim dan hormon serta membangun sel-sel yang rusak. Berikut
contoh lauk pauk sebagai sumber protein ikan, telur, unggas, daging, susu dan
Sayur. Sayur adalah suatu bagian yang penting dan harus mengonsumsinya
setiap hari, mengonsumsi sayuran dapat dengan cara yang beragam, bisa dijadikan
Buah. Buah adalah sumber vitamin dan mineral yang baik untuk tubuh.
buah dan sayur di Indonesia untuk hidup sehat dengan jumlah 400-600 gr
perorang perhari pada remaja dan orang dewasa. Kira-kira dua-pertiga dari jumah
antara makanan utama dengan jumlah porsi lebih sedikit. Makanan selingan ini
memberi kalori yang cukup untuk tubuh dan tidak terlalu mengandung gula,
lemak yang banyak serta mudah untuk dicerna didalam sistem pencernaan
(Djaeni, 2009).
Jumlah porsi makanan. Jumlah atau porsi adalah suatu makanan yang di
konsumsi sesuai dengan ukuran atau takaran setiap kali makan. Jumlah kalori
yang dibutuhkan oleh tubuh harus terpenuhi sesuai dengan persentase total kalori
dalam lima kali makan sehari. Konsumsi makanan yang harus terpenuhi untuk
kebutuhan sehari adalah 20 persen kalori per hari pada saat sarapan, 30 persen
pada saat mengkonsumsi makanan siang, 20 persen pada makan malam dan 15
persen makanan selingan yang di konsumsi pada pagi dan sore hari. Penjabaran di
atas menunjukkan posi makan siang lebih banyak dari pada makanan yang di
konsumsi pada waktu yang lainnya, sedangkan konsumsi makan pagi dan juga
makan malam memiliki porsi yang sama. Begitu juga dengan makanan selingan
2009).
antara lain: 1) Faktor lingkungan sosial (kontrol orang tua, pendidikan dirumah,
dukungan sosial seperti keluarga dan teman, dan tekanan teman sepermainan); 2)
Faktor fisik (ketersediaan dan akses terhadap makanan, kesehatan, dan bahan
(politik dan undang-undang yang berlaku, norma- norma sosial budaya, serta
kepercayaan dan nilai diri, tekanan, citra diri dan konsep diri, pengetahuan tentang
Faktor dari lingkungan mikro seperti tempat bekerja atau kampus (tempat atau
dalam aktivitas saraf di area jaringan otak, namun juga dapat menyebabkan
peningkatan air liur, dan juga masih banyak perubahan fisiologis seperti denyut
kesukaan dari makanan. Disebutkan juga bahwa dalam tingkat perilaku makan,
secara signifikan responden menilai lebih suka dan senang setelah melihat
makanan yang berkalori tinggi dari pada makanan yang rendah kalori (Spence, et
al., 2015).
Efek media terhadap perilaku. Media adalah alat untuk komunikasi dan
dialihkan dari satu pihak (sumber) kepada satu pihak (penerima) atau lebih
maka individu akan melalui proses komunikasi dengan panca indera, contohnya
ketika individu menonton salah satu video yang ada di sosial media instagram
mendengar dan melihat (Rogers, et al., 2010). Jika konsumen percaya dari isi
posting yang rekomendasikan dalam media dan memiliki sikap positif terhadap
apa yang dilihat dan didengar maka konsumen tersebut akan mewujudkan niatnya
untuk membeli makanan yang telah direkomendasikan oleh posting blog tersebut
Peran media sosial jaringan berteman yang sangat luas pada saat sekarang ini
telah dimanfaatkan oleh blooger untuk pemasaran yang efektif. Food blooger ini
sehingga konsumen dapat mengetahui secara langsung lokasi tempat makan yang
Landasan Teori
kerangka konsep. Berdasarkan tinjauan pustaka diatas, maka landasan teori yang
digunakan adalah uses and effects theory merupakan teori komunikasi yang di
ambil dari buku karangan Prof. Sasa Djuarsa Senjadja edisi tiga. Teori Uses and
Effect yang di kemukakan pertama kali oleh Sven Windahl tahun 1979. Teori
Uses and Effect ini terbentuk dari penjabaran teori uses and gratification. Teori
uses and gratification pada publik dianggap aktif memanfaatkan media sebagai
memberi arah dalam pemahaman dan perkiraan mengenai hasil dari suatu reaksi
untuk dapat terpenuhi (Bungin, 2006:291). Media exposure atau terpaan media
menurut (Rosengren, 1974) adalah penggunaan media yang dilihat dari jumlah
waktu yang digunakan pada berbagai media, jenis, isi dari media, media yang
dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan (Rakhmat, 2004). Selain itu,
pengukuran terpaan media dilakukan dengan frekuensi, durasi, dan atensi dari
memanfaatkan atau tidak isi media tersebut. Asumsi dasar pada teori ini adalah
bagaimana media beserta isinya dapat menghasilkan efek kepada seseorang. Hasil
suatu proses komunikasi massa yang berkaitan pada penggunaan media dan isi
serta mengakses isi yang terdapat didalamnya. Hal ini sangat berpengaruh
mengakses instagram seperti durasi dan frekuensi yang dapat terjadi peningkatan
pada penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana konten yang unggah pada
Individu akan mencari media untuk di akses sesuai dengan kebutuhan informasi
yang dinginkannya. Media beserta isinya memiliki kaitan yang sangat erat dengan
media akan menimbulkan perubahan tingkat kognitif, afektif, dan konatif pada
tingkat perilaku. Efek ini dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung,
dalam jangka pendek atau jangka panjang, maupun secara kumulatif. Perbedaan
antara individu dari segi faktor psikologis, lingkungan maupun karakteristik sosial
Teori perilaku makan yang digunakan pada penelitian ini adalah modifikasi
dari Vaterlaus, et al., 2015, Vidyani 2010, Deliens, et al.,2014, dan Wahyuni,
2011.
makan karena memberi banyak informasi tentang makanan, dapat menjadi tempat
berbagi foto makanan mereka kepada jaringan sosial dewasa muda, dan dapat juga
media promosi kuliner tampak pada saat followers tertarik pada foto yang
tersebut.
Kerangka Konsep
Utara Tahun 2019. Kerangka disusun pada penelitian ini yaitu hubungan antara
konsep-konsep yang ingin diamati dan diukur melalui penelitian (Setiadi, 2007).
Perilaku Makan
Terpaan Informasi Makanan
1. Variasi makanan pokok
di Media Sosial Instagram
1. Durasi
2. Variasi konsumsi protein
2. Frekuensi 3. Frekuensi konsumsi sayur
dan buah
4. Frekuensi makanan beresiko
Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan terpaan informasi
makanan pada media sosial instagram dengan perilaku makan pada mahasiswa di
Jenis Penelitian
pengumpulan data dilakukan pada satu saat atau periode yang sama dalam
pertimbangan dalam penentuan lokasi penelitian ini yaitu karena lokasi ini
belakang yang berbeda-beda yang berasal dari luar daerah dan memiliki tingkat
diluar dengan mencari informasi mengenai makanan melalui media sosial yang
mereka punya salah satunya menggunakan akun kuliner instagram. Adapun lokasi
dalam penelitian ini adalah 16 program studi yang terdapat di 15 fakultas yang
Waktu. Penelitian ini dilakukan dari bulan April 2019 sampai dengan
Agustus 2019.
Sampel. Sampel dari penelitian ini adalah mahasiswa strata satu dari
teknik cluster random sampling karena populasi pada penelitian ini berkelompok.
Jumlah cluster diperoleh berdasarkan tabel cluster (Luth, 1982). Jumlah program
studi yang diambil adalah 16 program studi dari 46 program studi yang ada di
farmasi, teknik sipil, agrisbisnis, ilmu hukum, manajemen, sastra Inggris, dan
sastra Indonesia.
Besar sampel pada setiap program studi didapat menggunakan tabel besar
sampel Isaac dan Michael dengan taraf kesalahan yaitu sebesar lima persen
Utara, sehingga jumlah sampel pada setiap program studi adalah sebagai berikut :
Tabel 2
(bersambung)
Sampel pada setiap program studi dalam penelitian diambil secara puposive
sebagai berikut:
secara lengkap.
Variabel dependen atau bisa disebut variabel terikat adalah variabel yang
makanan meliputi durasi dan frekuensi penggunaan media sosial instagram dan
beresiko.
dalam periode waktu tertentu. Dapat dilihat dalam satu hari, satu minggu, satu
bulan meliputi makan pagi, makan siang makan malam dan makan selingan.
5) Durasi penggunaan media sosial instagram adalah jumlah waktu dalam jam
yang di pakai atau dihabiskan oleh individu untuk mengakses media sosial
Data primer. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan cara
penelitian seperti usia, jenis kelamin, fakultas, dan program studi. Data terpaan
dengan kuesioner yang di adobsi dari penelitian (Mayvita, 2018) yang telah diuji
validitas dan reabilitas meliputi data durasi dan frekuensi penggunaan media sosial
Data sekunder. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data jumlah
Metode Pengukuran
perilaku makan.
2018) yang telah di uji validitas dan reliabilitas. Berdasarkan hasil uji validitas
dan dinyatakan valid karena memenuhi syarat cronbach alpha (> 0,60).
sosial instagram yaitu lamanya rentang waktu atau lamanya waktu dalam hitungan
jam yang dihabiskan individu untuk mengakses media sosial instagram dalam
sehari, dengan skala ukur ordinal. Hasil ukur dikategorikan menurut (Mayvita,
seringnya kegiatan yang dilakukan dalam periode waktu tertentu, dengan skala
ukur ordinal. Hasil ukur dikategorikan menurut (Mayvita, 2018) yaitu: tinggi (≥ 4
dari penelitian Khoiriani (2017) yang telah diuji validitas dan reliabilitas
yang dikategorikan menjadi dua yaitu perilaku makan seimbang dan tidak
(Skor 1) : Jika mengonsumsi lauk hewani dan lauk nabati per hari
(Skor 0) : Jika mengonsumsi hanya satu jenis lauk nabati atau lauk hewani
frekuensi mingguan
(Skor 0) : Jika mengonsumsi salah satu makanan manis, asin atau berlemak
Total skor dari empat indikator tersebut adalah empat, penilaian perilaku
Perilaku makan seimbang : jika akumulasi skor (≥3 dari keempat poin
tersebut)
Perilaku tidak seimbang : jika akumulasi skor ( < 3 dari keempat poin
tersebut)
tenaga (makanan pokok), sumber zat pembangun (protein) dan makanan sumber
makan seimbang dan jika (skor = 3) namun tidak sesuai dengan ketentuan diatas
kembali sebelum pengolahan data agar tidak terdapat data yang tidak perlu.
Coding data. Dilakukan untuk memberi kode pada data yang diberikan oleh
Entry data. Memasukkan data ke dalam program untuk proses analisa data.
Analisis bivariat. Analisis bivariat dilakukan uji chi square yang digunakan
penggunaan media sosial instagram dan variabel terikat adalah perilaku makan.
tingkat signifikan (nilai p) adalah: Jika nilai (p value > 0,05) maka hipotesis
penelitian di tolak dan jika nilai (p value < 0,05) maka hipotesis penelitian
diterima.
hubungan yang paling besar dari variabel terpaan informasi makanan meliputi
durasi penggunaan media sosial instagram dan frekuensi penggunaan media sosial
instagram dengan variabel terikat yaitu perilaku makan dengan menggunakan uji
luas 120 ha yang terletak di tengah Kota Medan. Zona akademik seluas 90 ha
yayasan Universitas Sumatera Utara pada tanggal 4 Juni 1952. Pendirian yayasan
Tahun 2003 USU berubah status dari suatu Perguruan Tinggi Negeri (PTN)
menjadi suatu perguruan tinggi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Perubahan
status USU dari PTN menjadi BHMN merupakan yang kelima di Indonesia.
Sebelumnya telah berubah status UI, UGM, ITB dan IPB pada tahun 2000.
Setelah USU disusul perubaan status UPI (2004) dan UNAIR (2006).
berdirinya tiga perguruan tinggi negeri baru, yaitu Universitas Syiah Kuala di
Banda Aceh, disusul berdirinya Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP)
Negeri Medan (1964), yang sekarang berubah menjadi Universitas Negeri Medan
USU.
mengalami perkembangan. Usaha kuliner ini tidak hanya menjual makanan dan
sering dilakukan oleh mahasiswa setelah jam istirahat maupun usai jam
perkuliahan. Adanya fasilitas ini membuat pengunjung merasa nyaman dan selalu
hidangan kuliner di sekitar Universitas Sumatera Utara. Resto dan cafe yang ada
di sekitar USU menjual berbagai makan yang sesuai dengan keuangan mahasiswa.
mahasiswa mencari makanan di resto dan cafe yang ada di sekitar USU.
minuman, dan perkembangan teknologi yang terjadi sangat pesat juga dijadikan
sebagai tempat promosi makanan dan minuman oleh resto dan cafe yang sedikit
Sumatera Utara cukup tinggi. Lebih dari separuh pengguna media sosial
mengenai tren makanan, lokasi tempat makan yang akan dikunjungi, harga
minuman. Banyak sekali ditemui mahasiswa yang ingin tampil lebih maju dan
Hal-hal yang instan dan cepat saji lebih sering dilakukan dalam pemenuhan
sebagai berikut:
Tabel 3
Berdasarkan Tabel 4 di bawah ini diketahui bahwa dari dua jurusan yang
ada di Universitas Sumatera Utara yaitu non kesehatan dan kesehatan dalam
penelitian ini tidak merata. Jumlah responden pada jurusan non kesehatan 63,4
Tabel 4
Jurusan n %
Non Kesehatan 218 63,4
Kesehatan 126 36,6
Total 344 100
non kesehatan berperilaku makan tidak seimbang yaitu sebanyak 74,0 persen
kesehatan yang berperilaku makan tidak seimbang sebanyak 56,2 persen dan tidak
Tabel 5
Perilaku Makan
Total
Jurusan Seimbang Tidak Seimbang
n % n % n %
Non Kesehatan 53 43,8 165 74,0 218 100
Kesehatan 68 56,2 58 26,0 126 100
Analisis Univariat
ini adalah mahasiswa strata satu yang aktif pada setiap prodi yang diambil.
Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 344 orang. Karakteristik responden
tahun sebanyak 92 orang atau 26,7 persen. Umur responden pada penelitian ini
Tabel 6
Umur n %
18 24 7,0
19 30 8,7
20 42 12,2
21 92 26,7
22 83 24,1
23 40 11,6
24 18 5,3
25 15 4,4
Total 344 100
responden 68,3 persen berjenis kelamin perempuan dan 31,7 persen berjenis
perempuan 75,1 persen dan juga menggunakan akun kuliner instagram sebagai
sumber informasi dan referensi makanan sebanyak 74,6 persen, sedangkan laki-
laki hanya 25,4 persen menggunakan akun kuliner instagram sebagai sumber
Tabel 7
Jenis Kelamin n %
Laki-laki 109 31,7
Perempuan 235 68,3
Total 344 100
persen responden mengikuti akun kuliner instagram dan 28,8 persen responden
dan sebanyak 33,7 persen responden tidak menjadikan instagram sebagai sumber
informasi dan referensi. Sebanyak 63,4 persen responden tertarik dengan makanan
yang diinformasikan dan direkomendasikan oleh akun kuliner instagram dan 36,6
persen tidak tertarik. Sebanyak 51,7 persen setelah melihat akun kuliner instagram
48,3 persen, (<3 kali/ bulan) sebanyak 24,1 dan tidak pernah mengkonsumsi
Tabel 8
Pertanyaan Jawaban n %
Apakah anda mengikuti akun kuliner di Ya 245 71,2
media sosial instagram Tidak 99 28,8
Apakah anda menggunakan media sosial Ya 228 66,3
instagram sebagai sumber informasi dan Tidak 116 33,7
referensi makanan
Apakah anda tertarik dengan makanan Ya 218 63,4
yang diinformasikan dan oleh akun Tidak 126 36,6
kuliner instagram
Apakah setelah melihat akun kuliner Ya 166 51,7
instagram anda mengkonsumsi makanan Tidak 178 48,3
yang di rekomendasikan
Dalam seminggu pada sebulan terakhir ≥1 Kali/ Hari 85 24,7
pernahkah anda mengkonsumsi makanan 1-6 Kali/ Minggu 166 48,3
dengan membeli makan diluar ≤3 Kali/ Bulan 83 24,1
Tidak Pernah 10 2,9
media sosial instagram dibedakan menjadi dua yaitu tinggi (≥3 jam/hari) dan
bahwa tingkat durasi penggunaan media sosial instagram pada penelitian ini
dikategorikan tinggi yaitu (≥3 jam/hari) sebanyak 55,8 persen dan dikategorikan
Tabel 9
Durasi n %
Tinggi (>3 jam/hari) 192 55,8
Rendah (1-3 jam/hari) 152 44,2
Total 344 100
penggunaan media sosial instagram dibedakan menjadi dua pada penelitian ini
yaitu tinggi (≥4 kali/hari) dan rendah (1-4 kali/hari). Berdasarkan Tabel 10
sosial instagram pada penelitian ini dikategorikan tinggi (≥4 kali/hari) sebanyak
56,1 persen dan dikategorikan rendah (1-4 kali/hari) sebanyak 43,9 persen.
Tabel 10
Frekuensi n %
Tinggi (≥4 kali/hari) 193 56,1
Rendah (1-4 kali/hari) 151 43,9
Total 344 100
menjadi dua meliputi perilaku makan seimbang dan perilaku makan tidak
0,988. Hasil ini bila dikategorikan berdasarkan mean sebagai cut of point, yaitu
perilaku makan seimbang apabila nilai responden lebih dari 2,18 dan kategori
tidak seimbang apabila nilai responden kurang dari 2,18. Berdasarkan Tabel 11
distrisbusi perilaku makan tidak seimbang pada responden sebanyak 64,8 persen
Tabel 11
Perilaku Makan n %
Tidak Seimbang 223 64,8
Seimbang 121 35,2
Total 344 100
Tabel 12. Berdasarkan pedoman makanan pokok bervariasi sebanyak 81,4 persen,
mengkonsumsi hanya satu jenis makanan pokok dalam satu bulan terakhir yaitu
nasi putih saja sebesar 18,6 persen. Responden mengkonsumsi sumber protein
terbagi menjadi dua yaitu sumber protein hewani dan sumber protein nabati.
nabati dan lauk hewani 66,0 persen, sedangkan sisanya 34,0 persen hanya
mengkonsumsi sumber protein dari lauk hewani saja atau lauk nabati saja.
sayur-sayuran dan buah-buah setiap hari. Hanya 41,0 persen responden sering
dari satu kali dalam sehari. Berdasarkan pedoman umum gizi seimbang
dengan frekuensi harian dan 32,3 persen mengkonsumsi makanan beresiko dalam
seperti gorengan, mie instan, jungkfood, ice cream, ayam goreng (fast food).
Berdasarkan total skor dari keempat indikator pada penelitian ini, dapat
diketahui bahwa hasil dari penelitian ini terdapat sebanyak 64,8 persen responden
memiliki perilaku makan yang tidak seimbang dan perilaku makan seimbang
Tabel 12
n %
Bervariasi 280 81,4
Variasi Makanan Pokok
Tidak Bervariasi 64 18,6
Bervariasi 227 66,0
Variasi Konsumsi Protein
Tidak Bervariasi 117 34,0
Frekuensi Konsumsi Sayur-sayuran Sering 141 59,0
dan Buah-buahan Jarang 203 41,0
Sering 233 67,7
Frekuensi Makanan Beresiko
Jarang 111 32,3
kuesioner food frequency. Jenis makanan yang diukur terdiri dari makanan pokok,
meliputi makanan manis, berlemak dan tinggi garam. Jenis makanan yang
tidak seimbang.
pokok yang paling sering dikonsumsi oleh responden yaitu nasi (≥1 kali/hari)
sebanyak 84,0 persen. Sementara itu makanan pokok lain yang sering dikonsumsi
oleh responden (1-6 kali/minggu) seperti mie goreng atau mie kuah sebanyak 35,8
persen dan roti sebanyak 32,8 persen. Sedangkan makanan yang jaran dikonsumsi
oleh responden (≤3 kali/bulan) adalah lasagna sebanyak 64,8 persen, bakmi
goreng atau kuah sebanyak 49,7 persen dan bubur ayam 43,6 persen.
Tabel 13
oleh responden ada dua yaitu protein hewani dan protein nabati. Jenis protein
hewani yang sering (1-6 kali/minggu) dikonsumsi oleh responden adalah ayam
sebanyak 50,3 persen, telur ayam sebanyak 53,8 persen, dan ikan sebanyak 43,3
persen, diikuti dengan protein lain seperti daging yang diolah dalam bentuk bakso
sebanyak 41,5 persen. Sementara itu protein hewani yang paling jarang
persen, lobster sebanyak 64,2 persen, belut sebanyak 62,8 persen daging kambing
51,5 persen dan jenis protein nabati yang sering (1-6 kali/minggu) dikonsumsi
oleh responden adalah tahu sebanyak 44.8 persen dan tempe sebanyak 44,5
persen.
Tabel 14
bahwa hanya 31,4 persen responden yang mengkonsumsi sayuran segar dan 17,2
31,4 persen responden tidak pernah mengkonsumsi sayur daun ubi tumbuk
Tabel 15
bahwa hanya 20,6 persen responden hanya mengkonsumsi buah-buah segar dan
hanya 5,5 persen responden mengkonsumsi jus buah setiap harinya (≥ 1 kali
sehari). Sementara itu 49,1 persen rujak es krim dan es buah jarang dikonsumsi
oleh responden.
Tabel 16
makanan berisiko dibagi menjadi tiga yaitu makanan asin, manis dan berlemak.
Secara keseluruahan makanan berisiko sering dikonsumsi oleh responden. Hal ini
dapat dilihat bahwa makanan asin yang paling sering konsumsi oleh responden
adalah mie instan sebanyak 19,2 persen. Sementara itu makanan asin lain seperti
french fries, burger, fried chicken, dan kebab sering konsumsi oleh responden
dikonsumsi oleh responden adalah gorengan 36,9 persen, bakso 28,4 persen.
Selain itu makan berlemak yang sering dikonsumsi oleh responden (1-6
kali/minggu) adalah lontong sayur 40,7 persen, risoles sayur 36.9 persen dan
makanan berlemak yang paling jarang dikonsumsi adalah cireng sebanyak 48,0
persen.
responden adalah cookies sebanyak 16,6 persen, pancake sebanyak 11,0 persen
dan martabak manis sebanyak 11,3 persen. Selain itu makan yang sering di
konsumsi adalah cake 40,1 persen, roti bakar 39,0 persen dengan frekuensi
konsumsi (1-6 kali/minggu) dan makan yang paling jarang dikonsumsi adalah
lepat 53,2 persen, ketan mangga sebanyak 41,0 persen dan pie susu sebanyak 42,2
persen. Sedangkan minuman manis yang paling sering dikonsumsi (≥1 kali/hari)
teh 25,5 persen, kopi 16,3 persen, susu 19,8 persen, minuman softdrink
persen, sedangkan yoghort jarang dikonsumsi oleh responden yaitu sebanyak 41,3
Tabel 17
(bersambung)
Analisis Bivariat
antara dua variabel yang ada pada penelitian.Variabel yang akan dilihat
makan dan frekuensi penggunaan media sosial instagram dengan perilaku makan.
0,005).
Tabel 18
Perilaku Makan
Total PR
Durasi Seimbang Tidak Seimbang p
CI 95%
n % n % n %
Tinggi 57 29,7 135 70,3 192 100 0,581
0,023
Rendah 64 42,1 88 57,9 152 100 0,371-0,907
instagram yang tinggi mengalami perilaku makan tidak seimbang. Hasil uji
Tabel 19
Perilaku Makan
Total PR
Frekuensi Seimbang Tidak Seimbang p
CI 95%
n % n % n %
Tinggi 53 27,5 140 72,5 193 100 0,462
0,001
Rendah 68 45,0 83 55,0 151 100 0,295-0,725
hubungan yang paling besar dengan perilaku makan. Variabel yang akan diuji
adalah variabel durasi dan frekuensi penggunaan media sosial instagram. Sebelum
sederhana dimana variabel yang memiliki nilai (p < 0,25) dapat dilanjutkan ke
logistik sederhana, semua variabel memiliki nilai (p < 0,25) yang berarti semua
variabel layak untuk masuk kedalam analisis regresi logisitik berganda. Pada
tahap awal semua variabel yang masuk ke dalam model multivariat diuji bersama-
sama.
Tabel 20
Berdasarkan Tabel 21 dibawah ini dapat diketahui bahwa hasil akhir dari
paling ber berhubungan dengan perilaku makan dengan faktor risiko tertinggi nilai
Keterangan:
peluang adalah 39,3 persen, hal ini berarti faktor durasi yang tinggi berpeluang
menyebabkan terjadinya perilaku makan tidak seimbang sebesar 39,3 persen pada
Karakteristik Responden
akan dapat diketahui seperti apa identitas responden dalam penenlitian ini. Oleh
karena itu deskripsi identitas responden dalam penelitian ini dapat dikelompokkan
makanan. Umur responden berkisar antara (18-25 tahun), pada penelitian ini
Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Walis, 2015) umur (18-22) tahun
adalaah masa peralihan dari remaja menuju pra-dewasa. Usia ini merupakan
tahapan dimana masih mengandalkan informasi dari luar seperti media sosial
(18-22) tahun ini memiliki kecenderungan untuk berperilaku makan kurang sehat
mereka dengan teman sebaya atau dengan media. Sedangkan usia 23 tahun ke
atas atau tahapan dewasa muda, dikatakan akan mulai menyusun tujuan hidup
dengan kehidupan sosial yang jauh lebih aktif dan bertanggung jawab sehingga
dapat mendukung dewasa muda pada tahapan ini untuk lebih berperilaku makan
lebih sehat.
bahwa responden berumur (20-22 tahun) lebih sering mengkonsumsi fast food
0,495) (RP = 0,95 ; 95%), artinya faktor umur tidak berpengaruh terhadap pola
konsumsi fast food. Ternyata faktor umur bukan sebagai faktor resiko terhadap
bandingkan perempuan, disisi lain dalam hal frekuensi makan laki-laki juga
2011) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan (p value >
0,05) (RP = 1,28 ; 95%). Jenis kelamin bukan sebagai faktor resiko terhadap
meningkatnya pola konsumsi fast food. Namun laki-laki mempunyai porsi lebih
sering untuk mengkonsumsi fast food yaitu sebesar 51,33 persen dibandingkan
dengan yang tidak mengikuti akun kuliner instagram yaitu sebanyak 71,2 persen.
dapat diakses kapan saja dan dimana saja, hal ini bersifat praktis dan mudah.
Terpaan informasi makanan berdampak kepada semua lini, tidak terkecuali pada
negatif yang sangat besar bagi penggunanya. Dampak positif terpaan informasi di
berpendapat bahwa instagram tersebut sangat menarik dan kreatif sebagai media
informasi kuliner yang diminati dalam memberikan referensi tempat kuliner yang
dapat dikunjungi. Informasi kuliner yang diberikan lengkap dan dapat memenuhi
Selain itu, dengan kemajuan teknologi yang luar biasa pada era revolusi
gaya hidup, kebudayaan, dan kuliner. Tidak hanya itu terpaan informasi makanan
cepat ini juga dapat menimbulkan dampak negatif diantaranya kemudahan dalam
yang sering mengkonsumsi makan diluar dan gemar berwisata kuliner tentunya
nafsu makan dan akan berdampak buruk terhadap perilaku makan seseorang.
berat badan dan menjadi pencetus penyakit degeneratif pada masa yang akan
Untuk itu masyarakat lebih selektif dalam menerima informasi yang ada pada
media sosial.
pada lingkungan kampus memiliki waktu yang sedikit untuk melakukan persiapan
luar. Konsumsi makanan diluar yang dijual minim akan serat, sedangkan tubuh
dan buah tidak dilakukan setiap hari oleh mahasiswa, mereka lebih memilih
makanan cepat saji, berlemak dan manis. Didalam PUGS (Pedoman Umum Gizi
dalam memilih produk makanan dan minuman. Alasan mereka lebih banyak
informasi tersedia dalam bentuk foto dan video yang di sajikan dengan berbagai
filter yang menjadikan foto dan video lebih menarik. Selain itu, foto dan video
keterangan lokasi, harga, dan keterangan halal dan non halal pada makanan
sehingga instagram memiliki daya tarik yang tinggi oleh pengguna seperti
sosial instagram.
Akun kuliner telah menjadi media informasi kuliner yang di percaya oleh
masyarakat pada saat ini. Manfaat didapat sebagai pengguna instagram adalah
kemudahan dalam menentukan kuliner mana yang sesuai selera. Selain itu
pengetahuan mereka bertambah terhadap kuliner yang ada karena instagram tidak
kuliner tradisional, chinese, western, dan home made. Sehingga yang tadinya
menjadi lebih tahu dan bahkan tertarik untuk mencicipi kuliner-kuliner tersebut.
bahwa Tak hanya aktif mencari informasi soal makanan, masyarakat pun
mengikuti akun media sosial. Hal ini terlihat dari 66,3 persen masyarakat yang
atau mendatangi tempat makan setelah melihat akun media sosial, informasi soal
yang dapat mempengaruhi para followers nya. Informasi yang disertai dengan
gambar foto mempengaruhi followers untuk melakukan pembelian pada apa yang
kategori sering. Hal ini terjadi karena saat ini mencari informasi mengenai
makanan pada media sosial instagram lebih mudah dengan berbagai jenis dan
makanan yang disediakan. Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini cafe telah
menjadi ikon baru dalam gaya hidup modern, khususnya bagi anak muda
perkotaan.
yaitu media sosial telah menjadi bagian dari kehidupan kelompok remaja dan
dewasa muda untuk dapat membantu salah satu kebutuhan utama dalam hidup
yaitu untuk makan. Sekitar 60 persen responden pada penelitian ini mengaku
mereka, 30 persen responden mengaku tidak merasakan manfaat dari akun kuliner
makanan online meliputi frekuensi dan jenis makanan dengan kejadian obesitas
waktu malam hari dengan jenis makanan yang berkalori tinggi seperti nasi
goreng, mie ayam, mie bakso, dan mie goreng. Hal ini sejalan dengan penelitian
gadget pada saat sekarang ini. Hal tersebut sangat berpeluang untuk dijadikan
media perubahan perilaku makan. Perlu adanya sosok figur di media yang
makan ke arah yang lebih baik, khususnya peningkatan asupan serat (Lestari,
2016).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden yang
seimbang Perilaku makan yang tidak seimbang pada penelitian ini di sebabkan
oleh frekuensi makan sayur dan buah-buahan masih rendah, sedangkan konsumsi
makan beresiko tinggi seperti mengonsumsi makanan manis, asin dan berlemak
secara harian lebih tinggi seperti mie instan, bakso, gorengan, berbagai varian
ayam geprek dengan level kepedasan yang berbeda, berbagai jenis junkfood
seperti KFC, pizza, minuman olahan kopi dan susu, teh susu dan lain-lain.
mengkonsumsi makanan dan minuman yang ingin tampil lebih maju dan terdepan
makanan harus beragam mengandung zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh
terdiri dari protein nabati dan protein hewani, banyak makan sayur-sayuran dan
buah-buahan, batasi konsumsi makanan beresiko seperti makanan asin, manis dan
berlemak.
mengonsumsi sayur dan buah. Hal yang sama juga didapatkan dalam penelitian
yang dilakukan oleh Ulfah (2011) pada mahasiswa asrama UI Depok, sebagian
besar mahasiswa 84,1 persen tidak memiliki kebiasaan makan sayur dan buah
setiap hari.
Budaya makan pada era globalisasi ini telah berubah menjadi tinggi lemak
jenuh dan gula, rendah serat, dan rendah zat gizi mikro. Perubahan selera makan
tinggi lemak jenuh, gula, rendah serat, dan rendah zat gizi mikro. Selain itu, pada
masa remaja juga terjadi perubahan gaya hidup, perilaku, serta kebisaan makan.
lebih mementingkan perilaku makan sehat dan seimbang karena telah memiliki
pengetahuan mengenai makanan yang baik untuk tubuh sehingga dapat memberi
ditandai dari hasil penelitian yang masih banyak mahasiswa non kesehatan
berperilaku makan yang tidak sesuai dengan pedoman gizi seimbang cendrung
penyakit. Sebagai contoh, mengkonsumsi makanan cepat saji (fast food) seperti
berbagai produk olahan siap saji seperti burger, fried chicken, pizza dan minuman
konsumsi sayur dan buah yang akan membawa bahaya terhadap kesehatan yang
tidak diinginkan di masa depan. Sedangkan perilaku makan yang benar akan
lebih maju.
maka orang itu akan berusaha menghindari atau meminimalkan segala sesuatu
yang akan berpeluang untuk terjadinya efek yang kurang baik terhadap dirinya,
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Ahmed,
makan dalam konsumsi lemak dan serat antara mahasiswi kesehatan dan non-
kesehatan, baik yang berasal dari produk cepat saji maupun makanan alami.
Angka kecukupan gizi (AKG) untuk lemak dan serat per hari adalah 75 g dan 35
sangat rendah.
Hasil analisis bivariat dengan chi square antara durasi penggunaan media
sosial Instagram dengan perilaku makan menunjukkan nilai (p value = 0,023 ; <
0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan durasi penggunaan media
sosial instagram dengan perilaku makan. Lamanya waktu yang digunakan dalam
makan yang tidak seimbang, karena lamanya terpapar dengan media akan
semakin sering untuk melihat makanan yang direkomendasikan oleh food blooger
Penelitian ini sejalan oleh Yudhita (2013) yang menyatakan bahwa ada
hubungan antara media periklanan dengan perilaku makan remaja putri di SMA
dengan dewasa muda yang tidak aktif menggunakan akun kuliner instagram.
(11-12) jam sehari dengan media dan teknologi. Penelitian kualitatif yang
menjadikan gaya hidup yang sedentary, membuat dewasa muda akan terlalu fokus
pada media hingga dapat melewatkan waktu makan. Terlambat makan atau
tidak sehat. Kurangnya aktifitas gaya hidup yang sedentary dan memiliki pilihan
konsumsi makanan yang tidak sehat inilah yang meningkatkan resiko terjadinya
Penggunaan media sosial pada kalangan mahasiswa tidak lepas dari media
sosial karena media sosial memiliki berbagai fitur yang menarik untuk digunakan
seperti salah satunya akun kuliner instagram. Selain itu mahasiswa merupakan
usia dimana penggunaan media sosial yang cukup tinggi. Penggunaan media
sosial di kalangan mahasiswa seringkali lebih mudah tertarik pada sesuatu baru
dan yang menjadi tren dikalangannya. Instagram ini seringkali digunakan untuk
berbagai aktifitas seperti untuk berkomunikasi, lifestyle, yang tidak kalah penting
pada saat ini yaitu mencari informasi terkait makanan yang akan di konsumsi.
sosial instagram dilakukan lebih dari tiga jam/hari. Menurut Ardiyanto (2006:164)
durasi adalah dilihat dari beberapa lama khalayak bergabung pada suatu media.
peristiwa maka media tersebut akan mempengaruhi khalayak. Hal ini menjelaskan
bahwa semakin banyak durasi yang digunakan dalam mengakses akun kuliner
perilaku hidup sehat. Hal ini membuat mereka untuk membeli makanan diluar
dengan mencari referensi makanan pada akun kuliner instagram dengan berbagai
pilihan makanan dan tingkatan harga, sehingga mereka mengikuti akun kuliner
makanan, mencari refrensi tempat makan baru untuk di kunjungi, dan menyukai
kuliner.
Terjadi perkembangan teknologi dan juga bisnis kuliner yang sangat pesat
pada era ini membuat perubahan terhadap perilaku makan mahasiswa dan juga
faktor lingkungan jauh dari orang tua membuat mahasiswa terbiasa huntuk
generasi muda yang lebih sering menghabiskan waktu di kafe atau restoran untuk
Banyaknya pilihan makanan yang di dapat pada media sosial instagram membuat
yang menarik serta cara food blooger dalam menikmati makanan dapat
juga dapat menjadi gangguan ketika waktu makan sehingga mengarah untuk
(Aritonang, 2016) mengenai konsumsi pangan dan status gizi pada pegawai
hubungan yang signifikan antara jenis makanan dengan status gizi karyawan.
Karyawan dengan status gizi lebih mengaku kurang menyukai sayuran dan buah-
buahan, sehingga konsumsi serat rendah. Makanan pokok tanpa diimbangi dengan
menyebabkan generasi muda terbujuk oleh tampilan pada media sosial dengan
produk dan warna yang menarik sehingga mudah untuk mempengaruhi perilaku
0,001 ; < 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan frekuensi
memberi pengaruh yang bermakna terhadap perilaku makan yang kurang sehat
pada mahasiswa.
Penelitian ini sejalan oleh Stefani (2017) yang menyatakan ada hubungan
didukung oleh penelitian Ilham (2016) dari hasil uji statistik didapatkan (p value =
0,041 <0,05) artinya terdapat hubungan signifikan antara pengaruh media masa
dengan perilaku diet pada mahasiswa Stikes Payung Negeri Pekanbaru. Analisis
diperoleh nilai (POR=3,321) yang artinya responden terpengaruh media masa tiga
sosial yang menjadi favorit dikalangan mahasiswa. Lebih dari separuh yang 71,2
melihat postingan dengan jumlah yang banyak dengan berulang kali, hal ini
maka akan semakin sering terpapar dengan makanan, karena food blooger pada
akun kuliner membagikan informasi terkait makanan memiliki jeda waktu dalam
sehari. Semakin sering responden mengakses media makan semakin sering untuk
tersebut akan semakin tinggi. Media sosial dapat memberikan informasi yang
lengkap dan cepat untuk memenuhi kebutuhan dan gaya hidup kuliner mereka,
karena pada saat ini kuliner sudah menjadi sebuah kebutuhan gaya hidup terutama
pola pikir seseorang terutama pada mahasiswa. Kuliner pada saat ini tidak hanya
kegiatan makan dan masak saja namu kegiatan kuliner saat ini meliputi kegiatan
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Walis, 2015)
menyatakan bahwa dewasa muda memeriksa akun media sosial milik mereka
antara (5-15) kali dalam sehari, menghabiskan sekitar tiga jam perhari untuk
sesudah bangun tidur, melihat foto-foto, memposting foto mereka dan dapat
terdapat hubungan terpaan komunikasi pemasaran kuliner pada kaun medoa sosial
rekomendasikan oleh food blooger, hal ini di sebabkan karena setiap postingan
yang ada pada akun kuliner terlihat sangat menarik dari segi warna makanan
mengaku akun kuliner instagram yang di akses berulang kali memberikan dampak
negatif seperti membuat ingin membeli makanan terus menerus, menghalangi diet
anak kost yang melakukan aktivitas bukan hanya di kampus melainkan aktivitas
tambahan dan lain-lain. Hal ini menyebabkan timbulnya rasa lelah yang berujung
akan mengkonsumsi makanan siap saji. Selain itu adanya timbul rasa malas,
adanya ajakan dari teman untuk makan diluar, serta adanya pemikiran bahwa
membeli makan cepat saji lebih irit dibanding memasak. Mahasiswa yang bukan
anak kost atau asli penduduk Kota Medan juga melakukan hal yang sama, yaitu
Media sosial dapat menjadi dua mata pedang terhadap perilaku kesehatan.
Selain media sosial dapat menjadi pemberi motivasi yang positif dalam
sehat dalam jumlah besar dan memberikan informasi kesehatan yang kurang
akurat terhadap produk yang tersedia di jaringan sosial. Oleh karena itu perlunya
Analisis Multivariat
ini yaitu semua variabel memiliki nilai Exp B paling besar adalah durasi
penggunaan media sosial instagram yaitu nilai Exp B = 0,593. Durasi penggunaan
media sosial instagram dikategori tinggi (≥3 jam/hari), perlakuan ini dilakukan
terus menerus sehingga memberi pengaruh dengan apa yang diposting pada akun
kuliner instagram.
dilihat dapat menstimulir otak mereka untuk membeli produk yang dipasarkan.
informasi dalam berbagai bentuk seperti foto, teks, dan video. Salah satunya
makanan yaitu pada instagram. Peranan instagram cukup besar untuk kuliner,
banyaknya para pecinta makanan mengunjungi restoran dan cafe, setelah melihat
menyebarkan informasi.
berlama-lama dalam menggunakannnya. Dalam hal ini media dan isinya sangat
dengan kehidupan sehari-hari sangat erat. Bukan tidak mungkin mahasiswa yang
maka akan semakin mudah untuk perubahan terhadap perilaku makan pada
mahasiswa hal ini sesuai dengan teori Uses and Effect yang beranggapan bahwa
yang bergerak dibidang kuliner sering menjadikan media sosial sebagai alat
promosi yang efektif. Promosi yang dilakukan dengan memposting makanan atau
menggunakan media sosialnya dalam jangka waktu lama berdasarkan durasi dan
frekuensi penggunaan (Tubb & Moss dalam Nurjan dkk., 2016). Melalui
tingginya penggunaan media sosial, para pengguna akan berpotensi terpapar lebih
akan berusaha mengikuti trend yang ada pada saat sekarang ini. Jika seorang
maka ia akan berusaha untuk memiliki smartphone yang lebih canggih dari
lemak, dan juga kurang mengkonsumsi sayur dan buah. Pola makan mahasiswa
perhatian khusus.
mendukung makanan tinggi gula, sodium, dan lemak semantara relatif rendah
vitamin dan mineral. Minuman ringan dan makanan ringan yang paling sering
signifikan karena tingginya konsumsi minuman ringan dan makanan ringan dapat
mengurangi konsumsi pilihan minuman sehat yang rendah energi atau lebih tinggi
sebagai generasi penerus bangsa diharapkan memiliki perilaku hidup dan pola
diperlukan karena kondisi tersebut salah satu faktor pencegahan yang tepat dari
dapat dilihat bahwa durasi penggunaan media sosial instagram dalam pencarian
peluang 39,3 persen artinya durasi penggunaan media sosial instagram berpeluang
sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor yang dapat mempengaruhi perilaku
makan ada dua faktor internal seperti jenis kelamin, usia, status gizi, body image,
massa tubuhnya lebih tinggi energi dan jenis aktivitasnya berbeda dengan
perilaku makan. Jika sosial ekonomi tinggi dan memiliki pengetahuan cenderung
Implikasi Penelitian
dalam memilih makanan yang direkomendasi oleh food blooger. Membatasi diri
dalam penggunaan media sosial dengan hal-hal yang positif dan mengatur waktu
sisi kesehatan.
Keterbatasan Penelitian
makan terlalu banyak dan dapat terjadi bias informasi ingatan responden tentang
Kesimpulan
Sumatera Utara tahun 2019 dapat ditarik kesimpulan bahwa durasi penggunaan
media sosial instagram pada mahasiswa dikategorikan tinggi (≥3 jam/hari) yaitu
sebanyak 55,8 persen dan tingkat frekuensi penggunaan media sosial instagram
Perilaku makan tidak seimbang pada penelitian ini sebanyak 64,8 persen. Hal ini
sayuran, dan sering mengkonsumsi makanan beresiko seperti tinggi gula, garam,
dan lemak.
dan frekuensi penggunaan media sosial instagram. Sedangkan variabel yang yang
penggunaan media sosial instagram, karena memiliki nilai Exp (B) lebih tinggi
seimbang sebanyak 39,3 persen sedangkan 60,7 persen dipengaruhi oleh faktor
Saran
diberikan yaitu:
oleh pihak kampus seperti melalui Pemerintahan Mahasiswa (PEMA USU) atau
Utara. Selain itu adapun kegiatan yang dapat dilakukan yaitu membuat media
konsumsi makanan sehat dan teratur dan contoh susunan menu yang memenuhi
kebutuhan energi dan zat gizi sehari-hari. Menjalin kemitraan yang dilaksanakan
yang tinggi, untuk itu mahasiswa dapat membatasi diri dalam menggunakan
media sosial instagram dengan cara mengisi waktu luangnya dengan kegiatan
dengan kebutuhan serta memiliki perilaku makan yang seimbang yakni dengan
perhatian bagi industri makanan maupun pihak media seperti food blooger untuk
Akbar, M. (2016 Oktober). Suka Mengikuti Tren Kuliner Baru? Waspada Carbo
Addict. Diakses 5 Februari 2018, dari
http://lifestyle.liputan6.com/read/2630070/suka-mengikuti-tren-kulinerbaru-
waspadai-carbo-addict
Alfredo, B., Swandi, I. W., Hosana, M., Visual, D. K., Seni, F., Petra, U. K., &
Siwalankerto, J. (2015). Perancangan media panduan wisata kuliner khas
indonesia khususnya warung makan kaki lima yang berpotensi di
Surabaya. Jurnal Desain Komunikasi Visual, 2(1).
Andi, D,. Riyanto. (2019, 30 Januari). Hootsuite we are sosial: Indonesia digital
report 2019. Diakses: 02 Februari 2019, dari http://andi.link/hootsuite-we-
are-social-indonesia-digitalreport-2019/
Aulia, I.A (2018). Pengaruh media sosial terhadap pergerakan sosial masyarakat
di Timur Tengah. Journal Kesehatan, 2(3).
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2013). Studi Diet Total Survei
Konsumsi Makanan Individu dan Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Diakses dari http:/www.libang.kemkes.go.id/
Chaplin, J.P. (2006). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Choudhury, M. De, Tech, G., & Tech, G. (2016). Characterizing dietary choice,
nutrition, and language in food deserts via social media. MUSEUMS AND
PUBLIC SPACES, 2(1).
Chuang, H. (2009). The rise of culinary tourism and its transformation of food
cultures : the nation cuisine of Taiwan. The Copenhagen Journal, Asia
Studies, 27(2), 78-90.
Dahlan, S.M. (2011). Penelitian prognostik dan sistem skoring : disertai praktik
dengan SPSS dan STATA (Cetakan pertama). Sumedang : Alqaprint
Jatinangor.
DeFleur, B., & Rokeach. (1975). The procces and effect of communication. New
York: Logman 3 rd Edition.
Dinas Kesehatan Kota Medan. (2018). Laporan Tahun 2018. Diakses dari
https://dinkes.pemkomedan.go.id
Dirmahasiswa. (2013, 15 July). Data Mahasiswa USU. Diakses 25 Juli 2019 dari
http://dirmahasiswa.usu.ac.id/
Evans, R., Norman, P., & Webb, T. L. (2017). Using temporal Self-regulation
Theory to understand healthy and unhealthy eating intentions and
behaviour. Appetite, 1, 116, 357–364. doi:10.1016/j.appet.2017.05.022
Hizni, A. (2017). Gizi dewasa. ilmu gizi. teori dan aplikasi. Jakarta: EGC.
Hu, Y., Manikonda, L., & Kambhapati, S. (2014). What we instagram : a first
analysis of instagram photo content and user types. association for the
advanced of artificial intelligence, department of computer science.
Proceedings of the Eighth International AAAI Conference on Weblogs and
Social Media, 2(1).
Kementerian Kesehatan RI, 2014. Pedoman Gizi Seimbang 2014. Diakses dari
https://pergizi.org/pedoman-gizi-seimbang-2014-terbaru/
Khoirunisa, N.I (2017). Media sosial instagram, perilaku makan dan status gizi
studi pada kelompok usia dewasa muda di Kabupaten Slema Yogyakarta
(Tesis, Universitas Gadjah Mada). Diakses dari
http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/127867
Kriyantono, R. (2006). Teknik praktik riset komunikasi dan contoh praktis riset
media, public relations, advertising, komunikasi organisasi komunikasi
pemasaran. Jakarta : Kencana Media.
Lenhart, A. (2010). Social media & mobile internet use among teens and young
adults. a project of the pew research center. Diakses 21 Maret 2018 dari
https://files.eric.ed.gov/fulltext/ED525059.pdf
Marta, R.F., & William., & Denise. M. (2016). Studi terpaan media pemasaran
melalui postingan instagram. analisis eksplanasif pada komunitas food
blooger. Jurnal Kesehatan, 8(1), 62-82.
Mayvita, I., Taqwa. (2018). Intensitas penggunaan media sosial instagram stories
dengan kesehatan mental. Jurnal Kesehatan, 8(1), 22-35.
Pew Internet & American Life Project. (2001) Teenagers life online: the rise of
the instant-message generation anf the internet’s impact on friendship and
family reletionship. Washington D.C.: Pew Internet & American Life
Project. Diakses 29 maret 2019 dari http://www. pewresearch.org
Prabowo, A. (2015). Hubungan frekuensi makan diluar rumah dan jumlah uang
jajan dengan kejadian gizi lebih pada mahasiswi di Surakarta. (Tesis,
Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta). Diakses dari
https://eprints.uns.ac.id/
Quick, V., Wall, M., Larson, N., Haines, J., & Neumark-sztainer, D. (2013).
Personal , behavioral and socio-environmental predictors of overweight
incidence in young adults : 10-yr longitudinal findings. Journal, 10(1), 1.
doi:10.1186/1479- 5868-10-37
Sangadji., Etta, M., & Sopiah. (2013). Perilaku konsumen: Pendekatan praktis
disertai himpunan jurnal penelitian (Edisi- 1).Yogyakarta: Andi.
Surjadi, C. (2013). Globalisasi dan pola makan mahasiswa. Jurnal, 40(6), 416–
421.
Suchiffman dan Kanuk. (2007). Perilaku konsumen (Edisi ke-2). Jakarta: PT.
Indeks Gramedia.
Taufiq. (2013). Sistem informasi manajemen konsep dasar, analisis dan metode
pengembangan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Tani, Y., Kondo, N., Takagi, D., Saito, M., Hikichi, H., Ojima, T., & Kondo, K.
(2015). Combined effects of eating alone and living alone on unhealthy
dietary behaviors, obesity and underweight in older Japanese adults:
Results of the JAGES. Appetite, 95, 1–8. doi:10.1016/j.appet.2015.06.005
62
Tenia, H. (2017). Pengertian media sosial. Diakses 28 Januari 2019 dari
http://www.kata.co.id/Pengertian/ Media-Sosial/879.
Wahyuni, S. (2011). Hubungan faktor internal dan pola makan fast food dengan
status gizi mahasiswa di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (Tesis,
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta). Diakses dari
http://etd.repository.ugm.ac.id/home/detail_pencarian/58066
Wate, J. T., Snowdon, W., Millar, L., Nichols, M., Mavoa, H., Goundar, R.,
Swinburn, B. (2013). Adolescent dietary patterns in Fiji and their
relationships with standardized body mass index, 1–12. Int J Behav Nutr
Phys Act, 9(10),45. doi: 10.1186/1479-5868-10-45.
Masyarakat yang sedang saya jalani, saya melakukan penelitian dengan judul
sehingga bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Identitas
pribadi Saudara/i dan semua informasi yang dberikan akan dirahasiakan dan
Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang “Hubungan
saya mohon mengisi kuesioner dengan memberikan tanda kali dengan jujur dan
mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Identitas pribadi Saudara/i
dan semua informasi yang diberikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan
untuk keperluan penelitian ini. Terima kasih atas partisipasi dalam penelitian ini.
Peneliti
(Selvi Karmila)
(……………………………….)
KUESIONER PENELITIAN
5. Universitas :
OUTPUT SPSS
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 18 24 7.0 7.0 7.0
19 30 8.7 8.7 15.7
20 42 12.2 12.2 27.9
21 92 26.7 26.7 54.7
22 83 24.1 24.1 78.8
23 40 11.6 11.6 90.4
24 18 5.2 5.2 95.6
25 15 4.4 4.4 100.0
Total 344 100.0 100.0
jeniskelamin
program studi
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Manajemen 23 6.7 6.7 6.7
Farmasi 23 6.7 6.7 13.4
Hokum 54 15.7 15.7 29.1
sastraIndonesia 9 2.6 2.6 31.7
sastrainggris 15 4.4 4.4 36.0
teknologiinformasi 17 4.9 4.9 41.0
adminsitrasiniaga/bisnis 14 4.1 4.1 45.1
Fk 21 6.1 6.1 51.2
Fkg 26 7.6 7.6 58.7
Kehutanan 18 5.2 5.2 64.0
Keperawatan 17 4.9 4.9 68.9
Fkm 37 10.8 10.8 79.7
Kimia 17 4.9 4.9 84.6
Agrisbisnis 16 4.7 4.7 89.2
Psikolog 22 6.4 6.4 95.6
tekniksipil 15 4.4 4.4 100.0
Total 344 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
mengikutiakunkuliner di ig
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
1-6x/minggu
Ya 228 166 66.3 48.3 66.3 48.3 100.0 73.0
<3x/bulan
Total 344 83100.0 24.1 100.0 24.1 97.1
Tertarikmengkonsumsimakanan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
makananpokok
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <1jenis 64 18.6 18.6 18.6
bervariasi 280 81.4 81.4 100.0
Total 344 100.0 100.0
protein hewanidannabati
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
makananberisiko
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total perilakumakan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 12 3.5 3.5 3.5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Crosstabs
durasipenggunaan media sosial * perilaku makan
Crosstab
Risk Estimate
Crosstab
perilaku makan kat
tidakseim seimban
bang g Total
durasipengg 1-3 Count 88 64 152
unaan jam/hari % within durasipenggunaan media
media sosial 57.9% 42.1% 100.0%
sosial
% within perilaku makan kat 39.5% 52.9% 44.2%
% of Total 25.6% 18.6% 44.2%
>3jam/hari Count 135 57 192
% within durasipenggunaan media
70.3% 29.7% 100.0%
sosial
% within perilaku makan kat 60.5% 47.1% 55.8%
% of Total 39.2% 16.6% 55.8%
Total Count 223 121 344
% within durasipenggunaan media
64.8% 35.2% 100.0%
sosial
% within perilaku makan kat 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 64.8% 35.2% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 53.11.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Crosstab
perilaku makan kat
Tidak seimban
seimbang g Total
frekuensipengg 1-4 kali/hari Count 83 68 151
unaan media % within
sosialig frekuensipenggunaan media 55.0% 45.0% 100.0%
sosialig
% within perilaku makan kat 37.2% 56.2% 43.9%
% of Total 24.1% 19.8% 43.9%
>4 kali/hari Count 140 53 193
% within
frekuensipenggunaan media 72.5% 27.5% 100.0%
sosialig
% within perilaku makan kat 62.8% 43.8% 56.1%
% of Total 40.7% 15.4% 56.1%
Total Count 223 121 344
% within
frekuensipenggunaan media 64.8% 35.2% 100.0%
sosialig
% within perilaku makan kat 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 64.8% 35.2% 100.0%
Logistic Regression
Block 0: Beginning Block
Score df Sig.
Chi-square df Sig.
Logistic Regression
Variables in the Equation
Score Df Sig.
Model Summary
Logistic Regression
Block 0: Beginning Block
Score df Sig.
Chi-square Df Sig.
Model Summary