Anda di halaman 1dari 147

HUBUNGAN TERPAAN INFORMASI MAKANAN PADA

MEDIA SOSIAL INSTAGRAM DENGAN PERILAKU


MAKAN PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA TAHUN 2019

TESIS

Oleh

SELVI KARMILA
NIM. 177032104

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020

Universitas Sumatera Utara


CORRELATION BETWEEN EXPOSURES TO FOOD
INFORMATION ON INSTAGRAM AND EATING
BEHAVIORS IN STUDENTS AT UNIVERSITY
OF SUMATERA UTARA IN 2019

THESIS

By

SELVI KARMILA
NIM. 177032104

MASTER IN PUBLIC HEALTH SCIENCE STUDY PROGRAM


FACULTY OF PUBLIC HEALTH
UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA
2020

Universitas Sumatera Utara


HUBUNGAN TERPAAN INFORMASI MAKANAN PADA
MEDIA SOSIAL INSTAGRAM DENGAN PERILAKU
MAKAN PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA TAHUN 2019

TESIS

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat


untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan Masyarakat
dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Oleh

SELVI KARMILA
NIM.177032104

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020

Universitas Sumatera Utara


Judul Tesis : Hubungan Terpaan Informasi Makanan pada
Media Sosial Instagram dengan Perilaku Makan
pada Mahasiswa di Universitas Sumatera Utara
Tahun 2019
Nama Mahasiswa : Selvi Karmila
Nomor Induk Mahasiswa : 177032104
Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Peminatan : Gizi Kesehatan Masyarakat

Menyetujui
Komisi Pembimbing:

Ketua Anggota

(Prof. Dr. Ir. Evawany Y. Aritonang, M.Si.) (Ir. Etti Sudaryati, M.K.M., Ph.D.)
NIP. 196806161993032008 NIP. 196509011991032003

Ketua Program Studi Dekan

(Ir. Etti Sudaryati, M.K.M., Ph.D.) (Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si.)
NIP. 196509011991032003 NIP.196803201993082001

Tanggal Lulus : 22 Januari 2020

Universitas Sumatera Utara


Telah diuji dan dipertahankan

Pada tanggal : 22 Januari 2020

TIM PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ir. Evawany Y. Aritonang, M.Si.


Anggota : 1. Ir. Etti Sudaryati, M.K.M., Ph.D.
2. Dr. Dra. Jumirah, Apt., M. Kes.
3. Namora Lamongga Lubis, M.Sc., Ph.D.

Universitas Sumatera Utara


Pernyataan Keaslian Tesis

Saya menyatakan dengan ini bahwa tesis saya yang berjudul “Hubungan

Terpaan Informasi Makanan pada Media Sosial Instagram dengan Perilaku

Makan pada Mahasiswa di Universitas Sumatera Utara Tahun 2019” beserta

seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan

penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika

keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Atas pernyataan ini,

saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila

kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya

saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, Januari 2020

Selvi Karmila

Universitas Sumatera Utara


Abstrak

Perkembangan teknologi dan wisata kuliner telah mengantarkan tingginya


antusiasme pengguna media sosial untuk memunculkan berbagai akun kuliner
instagram yang mempromosikan makanan. Rekomendasi makanan yang diberikan
oleh food blooger dapat menjadi informasi, referensi dalam memilih makanan.
Rata-rata durasi penggunaan media sosial di Indonesia pada Tahun 2018 sebanyak
3 jam 23 menit dalam sehari. Terpaan informasi makanan pada media sosial
instagram menimbulkan masalah dalam pemilihan makanan pada mahasiswa yang
tidak mementingkan kandungan gizi dalam makanan yang menimbulkan
perubahan terhadap perilaku makannya. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisa hubungan terpaan informasi makanan pada media sosial instagram
dengan perilaku makan pada mahasiswa di USU. Penelitian ini merupakan
penelitian observasional menggunakan desain cross-sectional. Populasi dalam
penelitian ini adalah mahasiswa strata satu di USU, sampel penelitian sebanyak
344 orang. Alat pengambilan data menggunakan kuesioner. Analisis bivariat
menggunakan uji statistik Chi-Square dan analisis multivariat menggunakan uji
regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa durasi penggunaan
media sosial instagram pada mahasiswa dikategorikan tinggi (≥3 jam/hari)
sebanyak 55,8 persen dan frekuensi penggunaan media sosial instagram pada
mahasiswa dikategorikan tinggi (≥4 kali/hari) sebanyak 56,1 persen. Analisis
bivariat menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara durasi dan frekuensi
penggunaan media sosial instagram dengan perilaku makan (p<0,05). Variabel
yang paling berpengaruh terhadap perilaku makan adalah durasi penggunaan
media sosial instagram dengan Exp (B) 0,593. Variabel durasi penggunaan media
sosial instagram berpeluang menyebabkan terjadinya perilaku makan yang tidak
seimbang sebanyak 39,3 persen sedangkan 60,7 persen dipengaruhi oleh faktor
lain yang tidak diteliti. Mahasiswa diharapkan dapat membatasi diri dalam
menggunakan media sosial instagram dan disarankan untuk mengkonsumsi
makanan seimbang. Sebaiknya pihak media seperti akun kuliner instagram dapat
menyisipkan pesan-pesan kesehatan sebagai referensi makanan.

Kata kunci: Durasi, frekuensi, instagram, perilaku makan

Universitas Sumatera Utara


Abstract

Development of technology and culinary tourism have raised the enthusiasm of


social media users to create a variety of culinary accounts on instagram that
promote food. The food recommended by food bloggers may become information
and references to choose food. The average of duration of social media usage in
2018 was 3 hours 23 minutes in a day. Exposure to information of food on
instagram has caused a problem in food selection of students who neglect
nutrition contents in food which lead to their eating behavior. The objective of
this research was to analyze the correlation between exposures to food
information on instagram and eating behavior in undergraduate students at
University of Sumatera Utara. This is an observational research with cross-
sectional design. The population was all undergraduate students at University of
Sumatera Utara. The samples were 344 people. The instrument used was
questionnaires. The bivariate analysis used Chi-Square statistical tests and the
multivariate analysis employed multiple logistic regression tests. The results
demonstrated that the average of duration of instagram usage in students which
was categorized high (≥ 3 hours/day) was 55.8% and the frequency of instagram
usage in students which was categorized high (≥ 4 times/day) was 56.1%. The
bivariate analysis showed a significant correlation among duration and frequency
of instagram usage with eating behaviors (p<0.05). The variable with the most
significant influence on eating behaviors was duration of instagram usage with
Exp (B) 0.593. Duration of instagram usage has 39.3% of probability to cause
imbalanced eating behaviors, whereas the other 60.7% was influenced by other
factors that were not analyzed. It is suggested that the students be able to limit
themselves from using instagram and to consume balanced diet. It is also
recommended that media such as culinary accounts on instagram put in some
health messages as food references.

Keywords: Duration, frequency, instagram, eating behavior

Universitas Sumatera Utara


Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dan segala puji bagi Allah

yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis yang berjudul “Hubungan Terpaan Informasi Makanan

pada Media Sosial Instagram dengan Perilaku Makan pada Mahasiswa di

Universitas Sumatera Utara Tahun 2019”.

Tesis ini dapat selesai dengan baik berkat limpahan rahmat dan karunia

Allah SWT, namun dalam penulisan tesis ini penulis mendapat bantuan,

bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan

terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum. selaku Rektor Universitas Sumatera

Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si. selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Ir. Etti Sudaryati, M.K.M., Ph.D. selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara dan selaku anggota Dosen Pembimbingan II yang telah memberikan

perhatian, bimbingan, dan saran untuk perbaikan tesis yang lebih baik.

4. Destanul Aulia, S.K.M., M.B.A., M.Ec., Ph.D. selaku Sekretaris Program

Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

5. Prof. Dr. Ir. Evawany Y Aritonang, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang

telah banyak meluangkan waktu, memberikan perhatian, bimbingan, dan saran

Universitas Sumatera Utara


untuk perbaikan tesis yang lebih baik.

6. Dr. Dra. Jumirah, Apt., M.Kes. selaku Dosen Penguji I yang juga telah

memberikan bimbingan, dan saran untuk perbaikan tesis yang lebih baik.

7. Namora Lamongga Lubis, M.Sc., Ph.D. selaku Dosen Penguji II yang juga

telah memberikan bimbingan, dan saran untuk perbaikan tesis yang lebih baik.

8. Seluruh dosen Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan

ilmu pengetahuan yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan tesis

ini.

9. Seluruh karyawan administrasi Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang telah

membantu kelancaran administrasi yang dibutuhkan penulis sampai

penyelesaian tesis.

10. Rektor Universitas Sumatera Utara dan beserta seluruh staff yang telah

mengizinkan, memberikan data dan membantu menyelesaikan penelitian

untuk keperluan penulis dalam pembuatan tesis ini.

11. Seluruh keluarga, khususnya Ibu Gusnawati, Ayah Karminal (Alm), dan Ayah

Gusriadi yang tidak pernah lelah mendoakan, memberikan dukungan moril

serta materil dalam penyusunan tesis ini.

12. Teman-teman seperjuangan di Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara dan kepada Harun Ridwan atas bantuan dan

dorongan serta semangat dalam penyusunan tesis ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam

Universitas Sumatera Utara


tesis ini, walaupun demikian penulis berharap tesis ini semoga dapat bermanfaat

bagi perbaikan derajat kesehatan masyarakat, terutama bagi mahasiswa

Universitas Sumatera Utara.

Medan, Januari 2020

Selvi Karmila

Universitas Sumatera Utara


Daftar Isi

Halaman

Halaman Persetujuan i
Halaman Penetapan Tim Penguji ii
Halaman Pernyataan Keaslian Tesis iii
Abstrak iv
Abstract v
Kata Pengantar vi
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xi
Daftar Gambar xiii
Daftar Lampiran xiv
Daftar Istilah xv
Riwayat Hidup xvi

Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 10
Tujuan Penelitian 11
Manfaat Penelitian 11

Tinjauan Pustaka 12
Media Sosial 12
Karakteristik media sosial 12
Jenis-jenis media sosial 13
Fungsi media sosial 15
Media informasi 16
Instagram 17
Akun kuliner instagram 21
Terpaan Informasi 26
Perilaku Makan 30
Pedoman Gizi Seimbang 32
Efek Media terhadap Perilaku 44
Landasan Teori 45
Kerangka Konsep 47
Hipotesis Penelitian 48

Metode Penelitian 49
Jenis Penenlitian 49
Lokasi dan Waktu Penelitian 49
Populasi dan Sampel 49
Variabel dan Definisi Operasional 51

Universitas Sumatera Utara


Metode Pengumpulan Data 53
Metode Pengukuran 53
Metode Analisis Data 56

Hasil Penelitian 58
Gambaran Lokasi Penelitian 58
Analisis Univariat 61
Karakteristik responden 61
Durasi penggunaan media sosial instagram 63
Frekuensi penggunaan media sosial instagram 64
Perilaku makan 64
Makanan pokok 67
Konsumsi protein 67
Analisis Bivariat 72
Durasi penggunaan media sosial instagram dengan perilaku
makan 72
Frekuensi penggunaan media sosial instagram dengan perilaku
makan 73
Analisis Mutivariat 74

Pembahasan 77
Karakteristik Responden 77
Penggunaan Akun Kuliner Instagram pada Mahasiswa 78
Hubungan Durasi Penggunaan Media Sosial Instagram dengan
Perilaku Makan 86
Hubungan Frekuensi Penggunaan Media Sosial Instagram Perilaku
Makan 90
Analisis Multivariat 93
Implikasi Penelitian 97
Keterbatasan Penelitian 98

Kesimpulan dan Saran 99


Kesimpulan 99
Saran 99

Daftar Pustaka 102


Lampiran 108

Universitas Sumatera Utara


Daftar Tabel

No Judul Halaman

1 Daftar Nama Akun Kuliner Instagram di Kota Medan 25

2 Besar Sampel Penelitian 51

3 Fakultas dan Prodi yang Dijadikan Sebagai Responden 60

4 Distribusi Responden Berdasarkan Jurusan 60

5 Distribusi Perilaku Makan Responden Berdasarkan Jurusan 61

6 Distribusi Responden Berdasarkan Umur 62

7 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 62

8 Distribusi Frekuensi Responden tentang Penggunaan Media


Sosial Instagram dalam Mengkonsumsi Makanan 63

9 Distribusi Responden Berdasarkan Durasi Penggunaan Media


Sosial Instagram 64

10 Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Penggunaan


Media Sosial Instagram 64

11 Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Makan 65

12 Distribusi Perilaku Makan Responden dalam Satu Bulan Terakhir 66

13 Distribusi Responedn Berdasarkan Jenis Makanan Pokok yang


Dikonsumsi 67

14 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Protein Hewani dan 68

15 Distribusi Responden Berdasarkan Sayur-sayuran yang


Dikonsumsi 69

16 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Buah-buah yang


Dikonsumsi 69

17 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Makanan Berisiko 71

18 Hasil Analisis Bivariat Durasi dan Frekuensi Penggunaan Media

Universitas Sumatera Utara


Sosial Instagram dengan Perilaku Makan 73

19 Hasil Analisis Bivariat antara Durasi dan Frekuensi Penggunaan


Media Sosial Instagram dengan Perilaku Makan 73

20 Hasil Seleksi Regresi Logistik Sederhana 74

21 Analisis Mutivariat Perilaku Makan Tahap Akhir 75

Universitas Sumatera Utara


Daftar Gambar

No Judul Halaman

1 Gambar tampilan akun kuliner instagram di Kota Medan 25

2 Tumpeng gizi seimbang dalam panduan konsumsi makan sehari-


hari 33

3 Tampilan sajian sekali makan dalam piring 36

Universitas Sumatera Utara


Daftar Lampiran

Lampiran Judul Halaman

1 Lembar Penjelasan Kepada Responden 108

2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden 109

3 Kuesioner Penelitian 110

4 Output SPSS 116

5 Dokumentasi Penelitian 128

Universitas Sumatera Utara


Daftar Istilah

APJII Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia


BHMN Badan Hukum Milik Negara
IMT Indeks Masa Tubuh
PTN Perguruan Tinggi Negeri
PUGS Pedoman Umum Gizi Seimbang

Universitas Sumatera Utara


Riwayat Hidup

Penulis bernama Selvi Karmila berumur 24 Tahun dilahirkan di Kecamatan

Talawi pada tanggal 30 April 1995 beragama Islam. Penulis anak kedua dari dua

bersaudara dari pasangan Karminal dan Gusnawati. Penulis berstatus belum

menikah dan belum bekerja.

Pendidikan formal penulis dimulai dari pendidikan di SD Negeri 01 Talawi

Mudik lulus pada Tahun 2007, SMP Negeri 3 Sawahlunto lulus pada Tahun 2010

dan SMA Negeri 2 Sawahlunto lulus pada Tahun 2013. Penulis melanjutkan

kuliah di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Baiturrahmah Padang lulus

pada Tahun 2017. Di tahun yang sama, penulis melanjutkan kuliah di Program

Studi S-2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Medan, 23 Januari 2020

Selvi Karmila

Universitas Sumatera Utara


Pendahuluan

Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada era globalisasi ini

terjadi sangat cepat, dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi

masyarakat akan semakin mudah untuk berhubungan dengan masyarakat lainnya

dalam mendapatkan informasi secara cepat, akurat dan tepat. Teknologi internet

telah digunakan hampir semua orang di dunia. Perkembangan internet dimulai

dari sebatas menerima dan menyampaikan pesan dan kemudian dijadikan sebagai

sarana untuk mencari hiburan, sebagai fasilitas dalam memenuhi kebutuhan

informasi, mengisi waktu luang dan mejadi sarana untuk berbisnis (Setiadi, 2009).

Berkembangnya teknologi internet ini dapat mengubah beragam aspek kehidupan

secara langsung maupun tidak langsung terhadap minat beli konsumen (Suryani,

2013).

Dampak kemajuan teknologi informasi dan komunikasi ini ditandai dengan

peningkatan popularitas dalam penggunaan media sosial yang terus bertambah.

Hasil survei yang dilakukan oleh We are sosial and Hootsuite merupakan

lembaga platform media sosial dari Inggris dan Kanada menyatakan bahwa pada

bulan Januari 2019 pengguna aktif media sosial di Indonesia sebanyak 150 juta

atau mencapai 56 persen dari jumlah populasi. Jumlah tersebut dari survei

sebelumnya pada tahun 2018 sekitar 130 juta atau 48 persen dari total populasi

(Riyanto, 2019).

Lembaga riset Qmee pada tahun 2014 mempublikasikan infografik terkait

penggunaan media sosial dan menunjukkan data yaitu dalam 60 detik terdapat

Universitas Sumatera Utara


sekitar 67.000 foto yang diunggah melalui akun media sosial instagram, 433 teks

(tweet) yang dipublis melalui twitter, dan 293 ribu status diperbarui pada media

sosial Facebook (Nasrullah, 2015).

Kemajuan teknologi internet sudah mengubah berbagai aspek kehidupan

termasuk perilaku dan keinginan untuk membeli pada setiap konsumen, hal ini

dapat memberi perubahan dalam mendapatkan informasi, melakukan

pengambilan keputusan dan kebutuhan dalam mengaktualisasikan diri pada dunia

maya memiliki dampak secara langsung dan tidak langsung dengan perilaku

konsumtif. Selain itu perkembangan teknologi internet dapat mengubah gaya

pemasaran produk yang akan dijual. Sejalan dengan kemajuan teknologi pada era

digital pemasaran tidak dilaksanakan dengan cara tradisonal tetapi dapat

digunakan media sosial seperti Instagram, Facebook, Blog, Twitter,Tumblr, e-

mail saling bersaing untuk menarik perhatian masyarakat dengan bermacam

bentuk kelebihan dari berbagai aplikasi. Salah satu perkembangan teknologi

digital ini dimanfaatkan oleh pelaku usaha untuk mempromosikan dengan

menggunakan media sosial instagram (Suryani, 2013).

Instagram adalah salah satu aplikasi yang digunakan untuk membagikan

foto dan video yang kemungkinan pengguna mengambil foto, mengambil video,

menggunakan filter digital, dan kemudian dibagikan ke layanan jejaring sosial

lainnya, salah satunya ke instagram miliknya sendiri. Instagram diciptakan oleh

Kevin Systrom dan Mike Krieger pengusaha Brazil pada 06 Oktober 2010.

Instagram merupakan salah satu media sosial yang jumlah penggunanya terbesar

saat ini di masyarakat yaitu sebanyak 800 juta pengguna dari seluruh dunia

(Etherington, 2017). Instagram berada pada posisi ketujuh sebagai sosial media

Universitas Sumatera Utara


dengan pengguna paling banyak di Indonesia pada tahun 2015 (Asosiasi

Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, 2015). Selain itu, dikutip dari beritagar,

pada bulan Januari tahun 2018 Indonesia merupakan negara pengguna instagram

terbanyak setelah Amerika Serikat dengan jumlah paling banyak yaitu 110 juta

kemudian dilanjutkan dengan Brasil dimana sebanyak 57 juta dan 55 juta

pengguna instagram yang aktif di Indonesia (Techinasia, 2018).

Mudahnya cara penggunaan aplikasi instagram membuat pengguna

menjadikan instagram sebagai media untuk memenuhi kebutuhan dalam mencari

informasi. Saat sekarang ini terdapat beberapa akun di instagram yang digunakan

untuk berbagi informasi terhadap penggunanya contoh akun make up tutorial,

akun online shop, dan ada suatu yang menarik dari instagram ialah akun

instagram ini menyediakan informasi terkait wisata kuliner.

Perkembangan tren makanan telah mengantarkan sebuah budaya baru

seperti wisata kuliner. Perkembangan teknologi ini dimanfaatkan oleh food

bloger sebagai media untuk berbagi informasi. Food blooger adalah sebutan yang

diberikan kepada seseorang yang menulis, memfoto, dan memvideokan tentang

makanan yang kemudian diunggah pada sebuah blog seperti media sosial

instagram (Goenawan, 2015). Terkait dengan instagram merupakan platform

populer yang di gunakan oleh orang atau kelompok untuk memperkenalkan

sekaligus memberikan informasi dan promosi berbagai konten makanan. Para

pelaku bisnis melaporkan bahwa foto makanan adalah sebuah fenomena yang

sudah terjadi semenjak tahun 2013 (Choudhury, et al., 2016).

Blogger memiliki dampak yang signifikan ditandai dengan 81 persen orang

menggunakan media sosial untuk mencari informasi sebelum dilakukan

Universitas Sumatera Utara


pembelian. Artiya food blogger sebagai orang yang berpengaruh untuk orang lain

dan tidak hanya menikmati posting makanan yang mengesankan, tetapi orang bisa

mendapatkan rekomendasi mengenai makanan yang sedang tren pada restoran

lama ataupun restoran baru. Food blogger dijadikan sebagai patokan oleh

masyarakat untuk mempertimbangkan bahwa tempat makan yang dipilih pantas

atau tidak untuk dikunjungi (Hanifati, 2015).

Instagram dapat mempermudah dalam mencari informasi terkait makanan

dan dapat mempengaruhi pengguna instagram tersebut untuk mengikuti

rekomendasinya yang diberikan oleh food blogger. Sebagian pengguna media

sosial instagram yang mencari informasi terkait makanan dan mengunjungi

restoran yang diinginkan, oleh sebab itu tidak heran jika rekomendasi yang di

berikan food blogger langsung dapat mempengaruhi niat konsumen untuk

mengunjungi tempat kuliner yang direkomendasikan. Setiap foto yang di posting

dapat membuat para pengikutnya craving atau mengidamkan makanan tersebut

dengan tampilan menarik dan menggugah selera (Hanifati, 2015). Setiap melihat

postingan akun kuliner dengan berbagai foto menarik yang dapat menyebabkan

rasa lapar, keinginan untuk membeli dan mengkonsumsi makanan atau menahan

diri mengkonsumsi makanan yaang terdapat dalam postingan akun kuliner

tersebut (Vaterlaus, et al., 2015).

Penggunaan media sosial instagram sangat mudah, apabila telah memiliki

aplikasi instagram dan memiliki akun maka dapat digunakan untuk mencari

informasi terkait makanan pada explore atau mencari dengan mengetik nama

instagram yang diinginkan, kemudian mengikuti (follow) akun kuliner yang

dianggap menarik maka setiap pengikut dapat secara langsung melihat postingan

Universitas Sumatera Utara


di homepage instagram mereka. Food blooger ini membagikan foto makanan

beserta keterangan lengkap membuat penggunanya menjadikan aplikasi instagram

sebagai sumber informasi.

Mahasiswa mengaku lebih banyak menghabiskan waktunya dengan

menggunakan media dan teknologi dibandingkan dengan aktivitas yang

bermanfaat lainnya serta media dapat mempengaruhi secara langsung terhadap

pengalaman psikososialnya. Media sosial tidak hanya digunakan untuk

berkomunikasi dengan manusia satu dan manusia yang lainnya, sesuatu yang

menarik saat ini adalah akun instagram menyediakan informasi mengenai tempat

kuliner yang digemari oleh dewasa muda secara cepat mengenai apa yang telah

mereka makan dengan memposting makanan, melakukan review rumah makan,

resep yang digunakan dalam pengelolahan makanan serta foto menarik yang dapat

menguggah selera. Hasil penelitian menunjukkan 80 persen dari dewasa muda

berusia 18-29 tahun mengaku melakukan berbagi foto secara online menggunakan

media sosial, menunjukkan bahwa berbagi foto merupakan fitur yang paling

populer pada saat ini (Vaterlaus, et al., 2015).

Usia dewasa muda di Indonesia menggemari kuliner terbaru dalam

melengkapi kebutuhan lifestyle. Jika ada tempat makan baru kebiasaan yang

sering dilakukan adalah menikmati makanan dan juga nongkrong di cafe atau

resto. Hal ini juga sering dilakukan oleh mahasiswa setelah usai jam pelajaran,

diantara jam istirahat kuliah, bahkan sepulang jam kuliah. Hal ini sudah melekat

pada diri dalam memenuhi kebutuhan gaya hidup mereka. Wisata kuliner pada

mahasiswa untuk melepas kejenuhan setelah menjalani aktivitas perkuliahan

maupun tugas-tugasnya sehingga mahasiswa sering menggunakan instagram

Universitas Sumatera Utara


untuk mencari referensi makanan, mengenal tempat wisata kuliner terbaru, tempat

berkumpul bersama teman (Muhibar, 2016).

Meningkatnya peminat kuliner membuat para pebisnis melakukan strategi

dalam bisnis kuliner yaitu dengan membangun restoran yang medorong penasaran

pengunjung, nyaman, unik, modern, menyenangkan, desain interior yang menarik

sehingga meningkatkan minat konsumen untuk berkunjung, ditambahkan dengan

fasilitas seperti wifi gratis (Wahyuni, 2016).

Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia, perilaku adalah presepsi atau

reaksi seseorang terhadap rangsangan ataupun terhadap lingkungan. Kata

konsumtif umumnya dipakai pada permasalahan terkait terhadap perilaku

konsumen. Salah satunya gaya hidup yang cendrung terjadi pada masyarakat yaitu

gaya hidup konsumen mementingkan keinginan serta kebutuhannya. Perilaku

konsumsi individu lebih tidak terencana dan berlebihan dalam mengkonsumsi

makanan (Aulia, 2018).

Medan merupakan kota yang terkenal dengan surga makanan. Hal tersebut

membuat penikmat ataupun pebisnis mencari cara untuk membuat kuliner di kota

Medan semakin dikenali oleh masyarakat tidak pada masyarakat lokal saja namun

juga masyarakat di luar Kota Medan. Semakin canggihnya teknologi, semua orang

dapat mengakses hal apapun, termasuk untuk berbagi foto seputar kuliner. Media

sosial instagram selain dapat menjadi media informasi makanan bagi masyarakat

khususnya pecinta kuliner dan juga dapat membantu mempromosikan suatu

tempat kuliner agar lebih dikenal oleh masyarakat. Foto seputar kuliner di

instagram bukan menjadi hal baru pada era ini. Bahkan, banyak orang berlomba

untuk menciptakan foto makanan dan minuman semenarik mungkin untuk

Universitas Sumatera Utara


meningkatkan minat pecinta kuliner untuk berkunjung. Pemilik akun instagram

memanfaatkan berbagai tempat makan yang menarik dengan memesan berbagai

menu makanan, mengambil gambar, mencicipi lalu mengunggahnya ke media

sosial instagram dan memberi caption berupa nama tempat dan informasi lain

mengenai tempat tersebut sehingga dapat membantu pengunjung dalam mencari

referensi makanan yang diinginkan.

Beberapa makanan yang diposting memiliki keunikan dan daya tarik

tersendiri seperti ice cream, minuman berbahan susu, berbagai jenis teh dan kopi,

olahan buah, minuman berkarbonasi yang dilengkapi berbagai pilihan variasi

topping, warna, dan rasa. Berbagai jenis makanan olahan tepung seperti roti

bakar, cake, burger dan martabak terang bulan ditawarkan dengan berbagai

topping dan dikemas dengan menarik. Terdapat beberapa makanan lokal juga

seperti bakso dan mie ayam yang dimodifikasi ukuran, rasa, dan bentuknya

sehingga menjadi lebih menarik. Dilengkapi dengan teknologi fotografi yang

baik, foto-foto makanan memotivasi para pengikutnya untuk mendatangi tempat

makanan tersebut dan mencoba makanan tersebut. Postingan foto makanan yang

menarik dan terus meningkatkan para pengikut akun kuliner serta dapat menjadi

referensi makanan tersebut, seperti : @kulinermedan (239.000 pengikut),

@kulinerkoko (197.000 pengikut), @seleramakan (143.000 pengikut),

@makanmana (108.000 pengikut), @medanfoodlicious (71.800 pengikut), dan

@jmariana (60.900 pengikut).

Pemilihan media sosial instagram sebagai media dalam membagikan

berbagai informasi mengenai makanan dianggap dapat mempermudah pengguna

instagram untuk menikmati foto-foto makanan yang menarik dan dapat

Universitas Sumatera Utara


meningkatkan dorong masyarakat untuk membeli. Survei awal yang saya lakukan

kepada salah satu akun kuliner di Kota Medan yaitu @kulinermedan yang telah

memiliki (239.000 pengikut) menyatakan bahwa akun yang dibuat oleh food

blogger ini berawal dari hobi berwisata kuliner dengan mencoba memfoto dan

membagikannya pada akun instagram, hal ini mendapat respon positif dibuktikan

dengan banyak comment dan like yang diberikan oleh pengikutnya di instagram.

Tidak sedikit dari pengusaha kuliner yang menghubungi pengguna akun untuk

mempromosikan makanan di tempatnya. Setelah dilakukan survei selama satu

minggu terhadap 14 akun kuliner di Kota Medan rata-rata postingan makanan 1-3

foto perhari, dengan jumlah pengikut yang beragam dan dilengkapi dengan

keterangan nama makanan, alamat, harga dan keterangan halal-non halal.

Jenis informasi yang paling banyak dicari mahasiswa pada akun kuliner

instagram adalah makanan yang sedang terkenal sebanyak 40 persen. Selain itu,

40 persen masyarakat mencari informasi promo atau diskon makanan. Sebanyak

20 persen untuk mencari lokasi tempat makan dan mecari resep masakan di dalam

media sosial instagram. Faktor pendorong terbesar yang mempengaruhi keputusan

masyarakat setelah melihat media sosial instagram yaitu dengan mendatangi dan

membeli makan yang sedang tren atau diskon karena foto dan video yang

diposting oleh food blooger memiliki daya dorong yang tinggi kepada masyarakat

untuk membeli atau mendatangi tempat makan.

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan kepada 30 mahasiswa di

Kota Medan di dapatkan informasi bahwa sebanyak 90 persen mahasiswa

menggunakan instagram setiap hari. Rata-rata intensitas penggunaan instagram

perhari selama tiga jam. Tidak hanya membagi foto atau video dengan pengikut di

Universitas Sumatera Utara


instagram, namun instagram menjadi pilihan dalam mencari informasi. Terlihat

dari 70 persen menyatakan menggunakan instagram untuk mencari informasi

terkait makanan. Tidak hanya aktif mencari informasi soal makanan, mahasiswa

cenderung terdorong untuk membeli dan mendatangi tempat makan setelah

mengikuti akun media sosial instagram. Makanan yang paling banyak dicari

adalah makanan yang terbaru, diskon dan promo. Sebanyak 50 persen

menyatakan mencari informasi makanan di instagram pada saat jam makan siang

(11.00-14.00). Jenis makanannya seperti ayam geprek, ayam penyet, ayam gepuk,

nasi goreng, western food, shusi, junkfood. Hal serupa juga dilakukan waktu

makan malam sebanyak 40 persen yang menyatakan mencari informasi makanan

di media sosial dalam kurun waktu (17.00-20.00) makanan yang dikonsumsi

gorengan, sup, soto, sate, nasi goreng, martabak, mie aceh, bakso, dan hanya 10

persen dewasa muda yang mengakses media sosial untuk mencari informasi

makanan pada periode makan pagi (06.00-08.00) jenis makanan yang dikonsumsi

adalah ketoprak jakarta, lontong sayur, mie balap, dan bubur ayam.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Purwanti, 2017) menunjukkan

hubungan terpaan komunikasi pemasaran akun media sosial instagram

@Kulinersby dengan motivasi konsumen dalam membeli makanan yang di

posting pada usia 18-25 tahun dengan arah hubungan yang positif. Selanjutnya

penelitian yang dilakukan oleh Hidayatun (2015) menunjukkan bahwa ada

pengaruh menggunakan media sosial terhadap perilaku konsumtif pada remaja

dengan nilai (p=0,000< 0,05). Keberhasilan telihat ketika followers dengan foto

yang diunggah sehingga mengunjungi tempat kuliner tersebut dan juga

Universitas Sumatera Utara


merekomendasikan kepada teman. Penelitan lain terkait dengan akun pengaruh

kuliner instagram dilakukan oleh Stefani (2013) bahwa ada hubungan terapaan

komuniksi pemasaran pada akun kuliner @kuninersby terhadap motivasi

konsumen.

Adanya akun kuliner instagram yang mempromosikan berbagai macam

makanan dapat mempengaruhi mahasiswa dalam memilih makanan dan

berperilaku makan yang kurang sesuai dengan pedoman gizi seimbang. Jenis

makanan yang paling sering konsumsi oleh mahasiswa adalah menu dengan

berbagai jenis ayam dengan rasa pedas yang menggugah selera, seafood, aneka

ragam mie, ice cream, jungfood sperti KFC, pizza, burger, selanjutnya jenis

minuman seperti kopi, susu, teh, minuman bersoda, dessert box dengan berbagai

varian seperti avocado, durian, coklat dan makanan tradisonal bakso dengan kuah

yang pedas, sate padang, lupis, putu bambu, kue sarabi. Perilaku makan dengan

padat kalori ini dapat menimbulkan masalah gizi pada mahasiswa. Adanya

interaksi antara mahasiswa dengan akun kuliner instagram tersebut yang menjadi

dasar peneliti untuk meneliti hubungan terpaan informasi makanan di media sosial

Instagram dengan perilaku makan pada mahasiswa di Universitas Sumatera Utara

tahun 2019.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah penelitian ini adalah

“Apakah ada hubungan terpaan informasi makanan pada media sosial instagram

dengan perilaku makan pada mahasiswa di Universitas Sumatera Utara Tahun

2019?”

Universitas Sumatera Utara


Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan terpaan

informasi makanan pada media sosial instagram dengan perilaku makan pada

mahasiswa di Universitas Sumatera Utara Tahun 2019.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi kepentingan secara teoritis

maupun praktis yaitu sebagai berikut :

Manfaat teoritis. Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini dapat

berkontribusi untuk meningkatkan pengetahuan tentang penggunaan media sosial

instagram dengan perilaku makan pada mahasiswa.

Manfaat praktis. Manfaat praktis dari hasil penelitian ini bagi institusi

diharapkan dapat digunakan untuk menyusun program maupun kegiatan promosi

kesehatan terkait perilaku makan seimbang pada mahasiswa. Manfaat untuk

mahasiswa dapat membantu dalam meningkatkan perhatian dalam menyikapi

kebiasaan kuliner dan pengaruh penggunaan media sosial instagram terhadap

perilaku makan mahasiswa. Manfaat yang terakhir untuk industri diharapkan

dapat meningkatkan perhatian bagi industri makanan maupun media dalam

menciptakan produk dan memberikan informasi yang memperhatikan sisi

kesehatan.

Universitas Sumatera Utara


Tinjauan Pustaka

Media Sosial

Perkembangan zaman dengan kehadiran media sosial dapat mempermudah

manusia untuk berkomunikasi bersama orang lain yang berada di sekitarnya.

Media sosial hadir sudah menjadi kebutuhan manusia dengan berbagai kelebihan

dan kekurangannya. Kebutuhan tersebut kemudian dikombinasikan dengan

teknologi informasi yang modern sehingga membentuk sebuah alat komunikasi

yang kuat dan dapat membuka jalan dalam hal pemasaran (Perttula, 2013).

Munculnya media sosial pada pemasaran era digital ini dapat dilihat dari

dua pandangan, yaitu dari segi pengiklanan dan dari segi penggunaan media

sosial. Pertama dilihat dari sudut pandang pengiklanan, media sosial menawarkan

konten yang beraneka ragam seperti teks, audio, visual, bahkan audio-visual.

Kedua secara sadar maupun tidak sadar pengguna media sosial telah

menginformasikan pengalaman mereka dengan menggunakan berbagai produk

atau jasa tertentu dalam pemasaran. Menurut beberapa penelitian menyatakan

bahwa media sosial dianggap sebagai fasilitas untuk berbagi atau bertukar pikiran,

pengalaman, bahkan pandangan terhadap sebuah peristiwa. Jadi, definisi media

sosial adalah suatu perangkat yang memungkinkan penggunanya untuk

bersosialisasi, merepresentasikan dirinya, berpartisipasi, dan berinteraksi dengan

pengguna yang satu dengan yang lainnya dan membentuk suatu ikatan sosial

tanpa ada batasan ruang dan waktu (Nasrullah, 2015).

Karakteristik media sosial. Ada beberapa batas, karakter ataupun ciri-ciri

tertentu yang dipunyai oleh media sosial saja namun tidak dipunyai oleh media

Universitas Sumatera Utara


sosial jenis lain. Karakteristik media sosial sebagai berikut (Nasrullah, 2015):

Jaringan. Pengguna media sosial yang saling terhubung sebagai sistem

teknologi dengan pengguna lainnya dalam struktur sosial yang dibentuk dalam

jaringan.

Informasi. Hal yang paling penting pada media sosial adalah mendapatkan

informasi karena aktifitas pada media sosial memproduksi konten sehingga

menghasilkan interaksi berupa informasi.

Arsip. Arsip dalam menggunakan media sosial untuk menyimpan berbagai

dokumen dalam waktu dikehendaki dan dapat diakses dengan perangkat yang

diinginkan.

Interaksi. Hubungan yang terjadi dengan terbentuknya jaringan antar

pengguna melalui karakter dasar media sosial yang dapat memperluas hubungan

pertemanan dengan memberi respon, komentar pada media sosial.

Simulasi sosial. Karakter media sosial terjadi di masyarakat virtual yang

semu dan tidak terlalu kuat untuk mendukung kejadian yang sebenarnya pada

dunia nyata yang tidak sesuai dengan realitas atau interaksi simulasi yang berbeda

dengan kejadian.

Konten oleh pengguna. Karakteristik ini menjadikan pengguna mampu

membuat, menerima, dan aktif menyebarluaskan konten di media sosial sesuai

dengan keinginan penggunanya.

Jenis-jenis media sosial. Berikut jenis-jenis media sosial berdasarkan

desain penggunaan dan fungsinya:

Media jejaring sosial (social networking). Media jejaring sosial memiliki

kategori yang sangat populer yaitu: pengguna dapat beriteraksi dalam bentuk

Universitas Sumatera Utara


jaringan pertemanan melalui pesan teks, komentar pada foto maupun video.

Contoh: whatsApp, facebook dan instagram.

Jurnal online (blog). Blog adalah salah satu media sosial dapat digunakan

untuk membagi kegiatan seharian, saling memberi komentar dan berbagi baik

dengan tautan web lain, informasi. Ciri-cirinya yaitu: penggunaanya secara

pribadi selanjunya konten yang dibagikan ada kaitannya dengan dirinya sendiri.

Melainkan blog untuk perusahaan, umumnya memuat terkait kegiatan perusahaan

dengan sudut pandang orang ketiga. Contoh: Wordpress dan blogspot.

Jurnal online sederhana atau mikroblog (micro-blogging). Microblogging

digunakan ini untuk menyebar luaskan informasi, mempromosikan pemikiran

atau penilaian terhadap pandangan, dugaan dan sampai kepada membahas isu

terkini.

Media berbagi (media sharing). Pengguna jenis media sosial pada situs

berbagi ini dapat berbagi media mulai dari foto, dokumen, video, gambar, audio

dan sebagainya. Contoh : YouTube dan shoundcloud

Penanda sosial (social bookmarking). Penanda sosial ini menjadi salah satu

media sosial yang bekerja untuk mengatur, mencari, menyimpan, mengelola berita

maupun informasi tertentu secara online. Pada perkembangannya, media sosial ini

berisi informasi dengan berbagai web dengan konten yang dapat diakses. Contoh:

Delicious.com dan LintasMe.

Media konten bersama atau WikiKata “wiki”. Merujuk dari media sosial

Wikipedia dikenal seperti media yang berkolaborasi dalam konten bersama. Situs

wiki ini tersedia perangkat lunak yang dimasuki oleh siapapun untuk diisi,

mengkoreksi, dan memberi komentar terhadap tema yang dijelaskan.

Universitas Sumatera Utara


Fungsi media sosial. Media sosial merupakan suatu contoh media online

yang penggunanya banyak tersebar diseluruh penjuru dunia. Media sosial ini

digunakan untuk berbagi, berpartisipasi dan memberi umpan balik di setiap pesan

dan konten pada media sosial. Media sosial ini juga sebagai sarana yang dapat

digunakan untuk melakukan interaksi sosial. Mengakses media sosial sangat

mudah dapat dilakukan pada waktu yang diinginkan oleh penggunanya. Berikut

paparan fungsi dari media sosial yang lain (Tenia, 2017) :

Mencari berita, informasi dan pengetahuan. Media sosial memuat jutaan

berita, informasi, pengetahuan sampai pada kabar terkini yang tersebar secara

cepat dan dapat tersampaikan kepada khalayak dengan media sosial dibandingkan

media lain seperti televisi, koran, radio.

Mendapatkan hiburan. Perasaan atau keadaan seseorang tidak selalu

dalam kondisi baik, bahagia, dan tidak memiliki permasalahan, pada suatu saat

mungkin saja merasa sedih, jenuh, dan stress dengan keadaan ataupun hal-hal

tertentu. Media sosial dapat dijadikan sebagai sarana hiburan untuk mengurangi

stress atau perasaan yang negatif dalam diri.

Komunikasi online. Komunikasi secara online dapat secara efektif dan

efisien bagi penggunanya untuk lebih mudah seperti membagikan berita,

kabar,informasi, chatting, memperbarui status, hingga menyebarkan undangan.

Menggerakan masyarakat. Media sosial dapat memberikan kritik, saran,

pembelaan, mapun celaan terhadap permasalahan yang kompeks seperti masalah

politik, agama, budaya, suku yang memicu banyak reaksi dari khalayak umum.

Sarana berbagi. Media sosial sebagai sarana yang dijadikan untuk

menyebarkan informasi kepada orang banyak dari orang yang satu kepada orang

Universitas Sumatera Utara


yang lainnya. Diharapkan dengan membagikan informasi maka pihak-pihak

tertentu dapat mengetahui informasi secara nasional dan internasional.

Media informasi. Media informasi adalah sebuah alat untuk menyebarkan,

mengumpulkan dan disusun dari sebuah informasi yang akan berguna bagi

penerimanya. Pengertian media informasi lainnya yaitu suatu yang dijadikan

untuk menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan.

Sehingga dijadikan sebagai suatu bahan yang memiliki manfaat bagi penerima

pesan. (Sadiman, 2002:6).

Saat ini, media sangat penting digunakan untuk menyebarkan sebuah

informasi, melalui media informasi kita dapat mengetahui informasi dan dapat

bertukar pemikiran hingga berinteraksi satu dengan lainnya. Dengan munculnya

internet, karena akses yang mudah, informasi lebih cepat di dapatkan, dan tidak

terbatas oleh ruang dan waktu. Informasi pun telah menjadi kebutuhan manusia,

Guha (2004:18) menampilkan empat jenis yang menjadi keperluan informasi

yaitu:

Current need approach. pendekatan dengan kebutuhan informasi kepada

penggunaan informasi yang bersifatnya mutakhir. Interaksi pengguna dengan

sistem informasi dapat meningkatkan pengetahuan secara umum. Adanya

interaksi yang bersifat konstan dengan penggunaan dan sistem informasi.

Everyday need approach. Pendekatan dengan kebutuhan ini memiliki sifat

yang spesifik dan cepat. Kebutuhan informasi oleh pengguna menjadi informasi

yang secara terus-menerus dihadapai oleh penggunanya.

Exhaustic need approach. Pendekatan dengan kebutuhan informasi

pengguna secara mendalam, pengguna informasi memiliki ketergantungan

Universitas Sumatera Utara


terhadap informasi yang tinggi dan memiliki sifat relevan spesifik dan lengkap.

Catching-up need approach. Pendekatan penggunaan dengan informasi

secara ringkas, dan juga lengkap terutama tentang perkembangan terakhir dari

salah satu subyek yang dianggap perlu.

Informasi sangat dibutuhkan oleh masyarakat saat ini, terutama karena

adanya media sosial informasi dijadikan sesuatu yang bisa dinilai atau komoditas,

yang dapat di produksi dan didistribusikan oleh para pengguna media sosial

tersebut. Menurut Nasrullah (2015:112) Informasi mempunyai karakteristik yang

pertama adalah media sosial melahirkan medium yang bekerja bersumber

informasi. Dari segi pengguna, informasi dijadikan oleh masyarakat sebagai suatu

landasan untuk saling berinteraksi dan membuat masyarakat dan institusi dalam

jejaring internet, media sosial didirikan berdasar informasi yang diberi kode

(encoding) selanjutnya disalurkan melewati berbagai perangkat kemudian dapat

terakses ke penggunanya (decoding). Kedua, di media sosial informasi merupakan

sebagai komoditas. Semua orang yang hendak masuk ke suatu media sosial harus

menambahkan informasi mengenai identitas pribadinya walaupun data tersebut

asli ataupun rekayasa guna dapat mempunyai akun agar dapat diakses. Data ini di

gunakan untuk menjadi komoditas di dalam bisnis yang dapat diperdagangkan.

Instagram. Salah satu aplikasi jejaring sosial yang populer yang dapat

diakses secara bebas dari smartphone untuk berbagi foto dengan yang lain adalah

media sosial instagram (Suwannapinunt, et al., 2013). Instagram merupakan suatu

aplikasi digunakan untuk berkomunikasi. Kata “insta” bermula dari kata “instan”

serupa dengan kamera polaroid yang dimasanya dikenal dengan sebutan “foto

instan”. Instagram ini dapat menyajikan foto-foto dengan cepat seperti tampilan

Universitas Sumatera Utara


polaroid. Kata “gram” bermula dari “telegram” yang digunakan untuk mengirim

informasi ke orang lain secara cepat. Hal ini sama pada instagram yang digunakan

melalu jaringan internet sehingga informasi tersampaikan dan dapat diterima

dengan cepat (Qashmal, 2015).

Penelitian yang telah dilakukan oleh Markplus Insight berjudul Indonesian

Netizen Survey 2013 mengemukakan bahwa aplikasi instagram sebagai aplikasi

baru yang sedang populer pada anak muda (Qashmal, 2015). Hal tersebut

menujukkan bahwa pengalaman instagram dalam hal visual membuatnya menjadi

pilihan yang menarik untuk berbagi foto dan video tentang makanan yang

dikonsumsi kapanpun dan dimanapun (Choudhury, et al., 2016).

Instagram adalah sebuah website yang penggunanya dapat mengupload foto

dan memberikan keterangan dari komputer ataupun handphone. Foto-foto tersebut

dapat juga kemudian diposting pada profil facebook atau twitter dari instagram.

Instagram adalah aplikasi untuk berbagi foto dan video. Pengguna dapat

mengambil gambar dan memiliki berbagai macam pilihan filter untuk berbagi foto

mereka dengan para pengikutnya. Para pengguna dapat mengembangkan profil

mereka dan dapat memilih mengikuti orang atau organisasi tertentu untuk

mendapatkan update foto atau video mereka (Pertula, 2013; Vaterlaus, et

al.,2015).

Azlina (2014) menjabarkan bahwa aplikasi instagram mempunyai lima

menu utama yang terletak pada bagian bawah, yaitu:

Homepage. Bagian halaman pertama ini ditampilkan foto-foto paling

terbaru yang dikirim oleh pengguna instagram lain yang sudah diikuti. Salah satu

cara yang dilakukan untuk melihat foto adalah dengan menggeser layar dari

Universitas Sumatera Utara


bagian bawah ke atas seperti pada saat scroll mouse menggunakan komputer. 30

foto paling baru dapat dilihat pada saat mengakses aplikasi instagram oleh

pengguna .

Comments. Kolom komentar untuk memberi tanggapan atau mengomentari

foto yang ada di instagram dengan menekan salah satu ikon yang bertanda balon

komentar pada bagian bawah foto, selanjutnya tulis kesan yang ingin di sampikan

terhadap foto pada kotak yang tersedia kemudian tombol send.

Explore. Menampilkan berbagai foto terpopuler yang terbanyak disukai

oleh yang menggunakan instagram. Algoritma rahasia digunakan oleh instagram

untuk memilih foto manakah yang akan masuk dalam explore feed.

Profile. Digunakan untuk mengetahui dengan rinci tentang informasi

pengguna, terkait profil diri sendiri maupun pengguna yang lain. Halaman pada

profil dapat diakses menggunakan ikon kartu nama pada menu utama di sudut

kanan. Fitur ini menunjukkan total foto yang telah dibagikan, total pengikut

instagram, dan total mengikuti.

News feed. Fitur ini memperlihatkan pemberitahuan untuk beragam jenis

aktivitas yang telah dilakukan bagi pengguna instagram. News feed mempunyai

dua ragam tab adalah “Following” dan “News”. Tab “following”

memperlihatkan aktivitas terbaru dari yang sudah follow oleh pengguna, jadi tab

“news” menyajikan pemberitahuan paling baru pada aktivitas oleh pengguna

instagram tersebut dengan foto-foto pengguna lain, memberi komentar maka

pemberitahuan tersebut akan terlihat di tab ini.

Stories. Stories ini berfungsi sebagai interksi sosial secara real-time yang

menampilkan beberapa foto dan video dalam kurun waktu 24 jam dan kemudian

Universitas Sumatera Utara


menghilang setelah 24 jam.

Beberapa bagian yang dapat diisi untuk membuat unggahan foto menjadi

lebih informatif antara lain :

Judul. Mengetik judul atau caption yang diinginkan pada foto yang

diunggah untuk menguatkan karakteristik atau pesan yang akan disampaikan.

Hashtag. Sebuah label berbentuk kata yang diberi pada bagian awal simbol

dengan tanda pagar (#). Fitur ini penting karena dapat mempermudah pengguna

pengguna untuk menemukan foto-foto yang ada di instagram dengan label

tersebut.

Lokasi. Fitur ini disediakan di instagram agar dapat menunjukkan lokasi

pada saat pengambilan foto yang akan diunggah dengan memanfaatkan teknologi.

Berbagai kegiatan bisa dilakukan pada media sosial instagram antara lain:

Follow/mengikuti. Aktivitas follow yaitu dilakukan oleh pengguna untuk

berteman dengan pengguna lainnya yang dianggap menarik untuk diikuti.

Like/suka: aktivitas like digunakan apabila menyukai foto yang ada di

halaman utama dengan menekan tombol suka pada bagian bawah caption

disebelah komentar atau dengan cara mengetuk dua kali (double tab) pada

gambar foto yang disukai

Komentar. Aktivitas komentar digunakan untuk mengungkapkan komentar

melalui kata-kata terhadap foto. Hal tersebut merupakan bagian dari interaksi

namun lebih hidup dan personal.

Mentions. Aktivitas ini memungkinkan untuk menyebutkan pengguna lain

dalam komentar ataupun caption pada foto dengan ditambahakan simbol arroba

(@) kemudian masukkan pengguna akun instagram lain.

Universitas Sumatera Utara


Beberapa pendapat mengatakan bahwa instagram yang dari generasi saat

ini hampir menyerupai polaroid, bahkan gambarnya dapat secara khusus diformat

agar kompatible dengan iphone. Instagram telah mengumumkan pada 09 Februari

2018 telah mencapai 800 juta pengguna pada bulan Januari. Data tahun 2013

terdapat 40 juta foto telah diposting setiap hari bersama dengan 8500 “suka” per

detik dan 1000 komentar per detiknya.

Akun kuliner instagram. Saat ini banyak kalangan tertentu yang lebih

memilih makanan di restoran atau cafe yang mulai banyak bermunculan

khususnya di kota-kota besar (Alfredo, et al., 2015). Aktivitas perkembangan

makanan dan wisata kuliner telah menunjukkan bahwa makanan memiliki nilai

ekonomi dan juga merupakan sebuah simbolis kebudayaan pada daerah tertentu.

Kekhasan budaya yang tercermin pada makanan tersebut memacu penggunaan

media massa sebagai pembawa pengaruh dan daya tarik dari brand makanan

tertentu sehingga membuat media masa telah digunakan oleh restoran, tempat

makan atau industri makanan untuk memasarkan produk mereka (Chuang, 2009).

Makanan yang dahulu hanya dianggap sebagai pengisi perut atau pemuas lapar

saja dewasa ini telah mengalami perkembagan konsep yang lebih besar dan lebih

penting, yaitu bertransformasi menjadi food culture & trend yaitu alasan

seseorang ingin mengkonsumsi makanan tidak saja melengkapi kebutuhan hidup

namun dilakukan untuk mengikuti trend (Swantari, 2013).

Saat ini media sosial instagram ramai dengan postingan foto-foto mengenai

makanan atau biasa dikenal dengan foodstagram. Foodstagram adalah kegiatan

memfoto makanan dan selanjutnya diunggah pada media sosial instagram.

Interaksi dalam aktivitas mengomentari dan juga melakukan posting foto

Universitas Sumatera Utara


makanan (foodstagram) menunjukkan bahwa pengguna yang memposting foto

makanan mendapatkan keuntungan pribadi yang positif seperti menjadi senang

kerena dihargai, menimbulkan kepercayaan diri, dan kepuasan dapat memberikan

referensi makanan (Goenawan, 2015).

Individu menulis mengenai makanan dan berbagi pada suatu blog disebut

food blogger. Blog makanan ini berbeda dengan blog pribadi dimana blog pribadi

adalah suatu bentuk aplikasi web yang berupa tulisan-tulisan atau sebuah gambar

yang dikelola sendiri, dan postingan identik berdasarkan pengalaman dari cerita

kehidupan yang dikelola sendiri dan tidak dibuat khusus untuk kepentingan

lembaga atau sejenisnya. Sedangkan blog makanan yaitu aplikasi web yang berisi

tulisan atau gambar tentang makanan atau kuliner (Taufiq, 2013).

Kenyataannya food blogger juga memiliki spesialisasi tersendiri terkait

topik tertentu tentang makanan seperti hobi memasak, berbagi resep makanan di

blog, wisata kuliner, dan berbagi tentang pengalaman menemukan makanan yang

lezat ditempat yang baru dan kemudian dibagikan pada blog mereka. Akses yang

mudah dari instagram, menjadikan para pengikut mereka dapat secara langsung

melihat postingan yang dunggah pada homepage dari pengikutnya dan akan

membuat craving atau mengidamkan makanan tersebut ketika melihat postingan

foto makanan yang diunggah oleh food blooger. Postingan food blooger tidak

hanya membuat orang-orang merasa nyaman dengan hobi dan passion mereka,

namun rekomendasi yang diberikan dapat menjadi saran, nasihat, pengaruh, dan

bahkan dapat menjadi patokan untuk menentukan mengunjungi tempat makan

tertentu. Masyarakat bisa mendapatkan informasi tentang tempat makan lama

yang direkomendasikan atau mengunjungi tempat makan baru yang menjadi

Universitas Sumatera Utara


trending di kota tersebut dan banyak tempat makan atau restoran mengambil

kesempatan dengan mengundang food blooger untuk melihat tempat makan

mereka dengan tujuan promosi untuk meningkatkan penjualannya (Hanifati,

2015).

Penelitian Dianastuti (2015) terkait menggunakan media sosial instagram

menjadi media promosi kuliner di kota Semarang meneliti terkait aspek-aspek

foto yang diunggah oleh akun kuliner instagram @jakulsemarang. Akun

instagram yang digunakan @jakulsemarang atau disebut jajanan kuliner

Semarang merupakan suatu akun instagram yang saat ini digunakan untuk

mengenal atau mempromosikan kuliner yang ada di area kota Semarang. Akun ini

berawal dari hobi pemilik akun yang suka mengunjungi berbagai tempat kuliner di

kota Semarang yang kemudian menyadarkannya akan potensi wisata kuliner-

kuliner yang menggoda untuk dikonsumsi, sehingga pengguna instagram

memutuskan untuk membagikan dan mengenalkan kuliner yang ada di kota

Semarang.

Area Kota Medan telah banyak muncul akun kuliner instagram yang

mempromosikan berbagai kuliner yang ada di Kota Medan. Akun-akun tersebut

memiliki banyak follower hingga ratusan ribu. Jumlah postingan yang mencapai

ribuan, pengunggahan foto dan video bervariasi setiap harinya tergantung

keaktifan mengunggah dari foodblooger itu sendiri. Setelah dilakukan survei

dalam waktu satu minggu terhadap enam belas akun kuliner yang ada dikota

Medan di dapatkan hasil rata-rata jumlah foto makanan yang di unggah oleh akun

kuliner yaitu sebanyak 1-3 kali perhari.

Universitas Sumatera Utara


Menurut teori stimulus organism respon (S-O-R Theory) dimana media

secara langsung dapat miliki pengaruh kuat terhadap komunikan, teori ini tidak

jauh berbeda dengan Hypodermic Needle Theory pada teori ini kegiatan

pengiriman pesan yang memiliki kesamaan hal dengan meyuntikkan obat dengan

kapasitas sebagai perangsang (S) dan dapat langsung masuk kedalam jiwa

penerima pesan yang menghasilkan tanggapan (R). Pesan yang berasal dari

sumber (komunikator) kepada penerima pesan (komunikan) dimana proses ini

berjalan satu arah (Scramm, 1971). Jadi pada teori ini efek dari media tersebut

sederhana karena hanya untuk mengetahui efek dari pesan yang diberikan oleh

komunikator kepada komunikan. Meskipun dinilai memberi efek sederhana

namun ada pesan diterima oleh komunikan tidak sama. Kemudian berakibat

kepada respon yang diberikan pun terlihat berbeda, antara komunikan yang satu

dengan yang lainnya. Apabila pesan-pesan tersebut tepat sesuai dengan sasaran

maka akan mendapatkan dampak yang diinginkan. Untuk itu pesan yang

disampaikan harus dilakukan berulang-ulang, sehingga dengan semakin tinggi

terpaan dari media massa maka akan semakin mudah individu dalam mengubah

perilaku (De Fleur, et al., 1975:163-165). Didapat kesimpulan bahwa semakin

sering postingan yang dilakukan oleh foodblooger di instagram dalam

mereferensikan makanan dan memberikan informasi terkait makanan maka dapat

mengubah perilaku makan pada individu. Berikut daftar beberapa akun kuliner

instagram dan tampilan akun kuliner di area Kota Medan.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 1

Daftar Nama Akun Kuliner Instagram di Kota Medan Tahun 2019

Nama Akun Postingan foto Followers** Keaktifan


mengunggah (x/hari)
@kulinermedan 14.900 239k 4-6
@kulinerkoko 1946 197k 2-4
@sleramakan 2303 143k 2-3
@makanmana 1732 108k 1-3
@medanfoodblog 1780 34.7k 2-3
@nomnommedan 2365 48.7k 1-3
@medannightmarket 760 13.7k 1-2
@medanfoodlicious 2833 65.2k 1-3
@hungryeyes 1832 27.4k 2-4
@welovemedan 2690 38.2k 1-3
@hungrygomedan 2650 23.7k 1-3
@kuinertopui 1827 30.7k 1-3
@kungfoo_kitchen 9776 21.2k 2-3
@jmeriana 2171 71.8k 1-3
(Sumber : www.Instagram.com )* Januari 2019

Gambar 1. Tampilan akun kuliner instagram Kota Medan Tahun 2019

Universitas Sumatera Utara


Dianastuti (2015) dalam penelitiannya terkait akun kuliner instagram di

Kota Semarang menyimpulkan bahwa instagram mempunyai potensi yang baik

apabila dimanfaatkan menjadi media promosi kuliner karena memilki fitur-fitur

yang memenuhi enam aspek dari 7C framework, yaitu context, content,

community, connection, communication dan commerce. Customization merupakan

aspek yang tidak terpenuhi namun disebutkan aspek tersebut tidak terlalu berperan

dalam media promosi. walaupun seluruh unggahan mempunyai tingkatan gambar

yang bagus dan menarik, pengikut akan memberi tanggapan jika mereka berminat

dengan makanan yang ditawarkan, terutama kuliner-kuliner yang khas, unik,

terbaru, dan yang belum pernah dirasakan. Tanggapan dari pengikut akun

@jakulsemarang sangat di pengaruhi oleh tren makanan, keinginan selera, dan

media habit. Keberhasilan akun tersebut sebagai media promosi kuliner tampak

saat pengikut terpikat dengan foto yang diunggah, seseorang akan mengklik suka,

memberi komentar, tanggapan (testimonial), dan memberi rekomendasi kepada

teman, mengikuti akun onlineshop yang dipromosikan, dan berkunjung ke tempat

kuliner tersebut. Hasil penelitian tersebut mengatakan bahwa salah satu bukti

keberhasilan promosi yaitu terjadinya peningkatan jumlah pengikut dari akun

online shop dan meningkatnya pengunjung.

Terpaan Informasi

Terpaan media adalah intensitas suatu kondisi dimana khalayak terpapar

dengan pesan-pesan yang disebarkan menggunakan suatu media yang dapat

memberi dampak bagi penggunanya. Terpaan informasi terjadi jika individu dapat

melihat, mendengar, dan membaca pesan-pesan pada media atau memperhatikan

pesan dan kemudian akan menimbulkan efek secara lansung ataupun tidak

Universitas Sumatera Utara


langsung yang menimbulkan presepsi dalam dirinya terhadap informasi dan pesan

yang menerpa individu tersebut. Efek yang di timbulkan akan terlihat dari

perubahan perilaku, sikap, pandangan (Rakhmat, 2004).

Terpaan merupakan secara fisik seseorang tidak sekedar terkait cukup dekat

dengan hadirnya media massa namun melihat seseorang itu benar-benar membuka

diri dengan pesan-pesan yang disebar pada media tersebut. Terpaan media wujud

secara jelas mengenai aktivitas melihat, mendengar, dan membaca berbagai pesan

pada media massa atau perhatian dan pengalaman dengan pesan tersebut yang

terjadi pada individu ataupun kelompok (Larry, et al., 1995). Menurut

(Rosengren, et al,. 2001) terpaan media dioperasionalisasikan kedalam jumlah

waktu yang dihabiskan pada berbagai jenis media. Sedangkan menurut

(Kriyantono, 2006) terpaan media ini dioperasionalisasikan ke dalam bentuk jenis

media yang digunakan seperti frekuensi, durasi penggunaan media.

Dalam penelitian ini, seseorang dapat terpapar terpaan pesan berupa

informasi terkait makanan dengan melihat foto maupun menonton video dari food

blooger. Melihat foto dan menonton video dari food blooger bisa berhubungan

terhadap perilaku makan seseorang berdasarkan aspek kognitif, afektif dan juga

konatif (Effendy, 2003).

Efek kognitif. Dampak yang ditimbulkan kepada diri individu yang

terkena terpaan media yang bersifat informatif terhadap dirinya. efek kognitif

berhubungan dengan pemahaman, pengetahuan, pikiran atau penalaran seseorang,

sehingga yang awalnya tidak tahu menjadi tahu, yang awalnya ragu sampai yakin,

tidak jelas akhirnya jadi jelas dan dapat paham. Kaitannya dengan penelitian ini,

seseorang yang tidak tahu ingin makan apa dengan adanya foto dan video yang

Universitas Sumatera Utara


oleh food blooger di akun kuliner instagram akhirnya menjadi tahu makanan apa

saja yang terbaru, promo, maupun lokasi tempat makan sesuai yang diinginkan.

Efek afektif. Efek ini berhubungan dengan perasaan, media massa

menimbulkan rangsangan emosional pada khalayak. Kaitannya dengan penelitian

ini, individu yang sudah melihat foto dan menonton video makanan yang

diunggah oleh food blooger di instagram maka memiliki perasaan tertarik dan

perasaan ingin mencicipi makanan yang terdapat pada akun kuliner instagram.

Efek konatif. Efek yang memiliki hubungan dengan niat, upaya, tekad dan

usaha yang hampir menjadi suatu tindakan atau kegiatan. Efek konatif juga sering

disebut dengan behavioral. Efek yang ditimbulkan tidak langsung dari akibat

terpaan media massa, namun terlebih dahulu disebabkan oleh efek kognitif dan

efek afektif.

Intensitas penggunaan media sosial. Menurut (Chaplin, J.P 2006: 45)

intensitas merupakan kemampuan yang mendukung sikap, tingkah laku, dan

pengalaman. Pengertian intensitas didalam bahasa Inggris adalah intensity berarti

dari segi kuantitatif di dalamnya terdapat minat dan perhatian, serta pengalaman,

perhatian yang disertai dengan kesadaran pada akitivitas seseorang (Suryabrata, et

al., 2011: 31). Intensitas dikatakan seperti bentuk kepedulian dan tertariknya

seseorang didasarkan dari kualitas dan kuantitas oleh seseorang dengan rasa

emosional yang menimbulkan keinginan dan mengahayati dalam mengakses

media sosial (Santrock, 2006). Intensitas merupakan banyak suatu aktivitas atau

kegiatan yang dilakukan dilihat dari frekuensi penggunaan. Aspek dalam

membentuk intensitas serta kaitannya terhadap media sosial adalah:

Universitas Sumatera Utara


Perhatian. Perhatian adalah tertariknya seseorang dengan aktivitas yang

sama dengan keinginannya maka akan lebih kuat dan intensif dari pada aktivitas

lain yang tidak mendatangkan minat tertentu. Individu mempunyai perhatian

tertentu ketika mengakses media sosial yang disukai, sehingga individu tersebut

dapat menikmati setiap mengakses yang diinginkan.

Penghayatan. Penghayatan adalah ada usaha yang dilakukan seseorang

untuk memahami, menghayati, menikmati dan menyerap berbagai informasi serta

dapat menyimpan untuk pengetahuan oleh individu. Seseorang menyukai,

mengikuti dan mempraktikkan serta mudah terpengaruh informasi yang ada pada

media sosial dalam kehidupan sebenarnya.

Durasi. Durasi yaitu lamanya selangan waktu, rentangan waktu atau

lamanya sesuatu yang berlangsung. Setiap kali menggunakan media sosial

individu menjadi tidak sadar dengan waktu karena sangat menikmati dalam

menggunakannya. Pengkuran durasi pada penelitian ini diadobsi dari penelitian

(Mayvita, 2018) yang disesuaikan dengan penelitian ini. Kategori kriteria

pengukurannya durasi sebagai berikut: tinggi (≥ 3jam/hari); rendah: (1-3

jam/hari). Kuesioner dalam penelitian tersebut telah diuji validitas dan reliabilitas.

Penggunaan media sosial di Indonesia menghabiskan waktu rata-rata dua jam 51

menit dalam sehari tahun 2016, dimana rata-rata tersebut meningkat pada tahun

2018 tiga jam 23 menit dalam sehari (WAS, 2018 ; We Are Social, 2016).

Frekuensi. Frekuensi yaitu banyaknya pengulangan yang dilakukan dalam

menggunakan media sosial setiap harinya atau seringnya kegiatan yang dilakukan

dalam periode waktu tertentu. Seringnya menggunakan media sosial oleh individu

disebabkan karena terlalu menikmati dan cendrung tidak dapat terlepas dari media

Universitas Sumatera Utara


sosial dan mengulang-ulang kembali untuk membuka situs media sosial yang

disukainya. Mengukur frekuensi dalam penelitian ini di adobsi dari penelitian

(Mayvita, 2018) dan dilakukan penyesuaian dengan penelitian yang akan

dilakukan. Kategori kriteria dalam mengukur frekuensi sebagai berikut: tinggi (≥

4 kali/hari) ; rendah (1-4 kali/hari). Pengkategorian frekuensi penggunaan media

sosial instagram pada kuesioner penelitian tersebut telah dilakukan uji validitas

dan reliabilitas.

Perilaku Makan

Perilaku konsumsi pangan suatu istilah yang digunakan untuk

menggambarkan perilaku yang berkaitan dengan jumlah dan pemilihan jenis

makanan yang disajikan untuk dimakan, frekuensi makan, kesukaan pada

makanan yang dikonsumsi oleh seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu

tertentu (Hizni, 2017). Ma (2015) menilai perilaku makan dengan tiga hal yaitu:

cara menyajikan dan menghidangkan makanan (porsi makanan dan kebiasaan

makan bersama), jumlah dan frekuensi makan selama sehari meliputi makanan

lengkap (full meal) biasanya di konsumsi tiga kali sehari, makanan selingan

(snack) biasanya di konsumsi antara makan, selanjutnya keteraturan jam makan

harus di perhatikan seperti sarapan, makan siang, dan makan malam (Tani, et al.,

2015).

Menilai perilaku makan beragam tergantung kebutuhan tiap penelitian.

Salah satunya penilaian kualitas makanan yang dikonsumsi dengan indeks

perilaku makan seimbang dengan menjumlahkan skor biner dari masing masing

konsumsi serat, buah, sayur, yoghurt, kacang-kacangan, bumbu bawang putih,

daging merah dan olahan, serta ikan. Poin (0-4) menunjukkan kualitas diet yang

Universitas Sumatera Utara


kurang sehat dan poin (5-8) menujukkan kualitas diet yang sehat (Aleksandrova,

et al., 2014).

Perilaku makan baik adalah perilaku konsumsi makan sehari-hari yang

sesuai dengan kebutuhan gizi setiap individu untuk hidup sehat dan produktif.

keseimbangan gizi dapat dicapai setiap orang maka harus mengonsumsi minimal

satu jenis bahan makanan dari tiap golongan bahan makanan yaitu karbohidrat,

protein hewani dan nabati, sayuran, dan buah (Bobak, 2005). Perilaku makan

tidak baik adalah kebiasaan mengkonsumsi makanan yang tidak memberi semua

zat-zat gizi esensial seperti karbohidrat, lemak, dan protein yang dibutuhkan

dalam metabolisme tubuh. Perilaku makan tidak baik seperti makan yang tidak

teratur baik waktu ataupun jenis makanan, diet penurunan berat badan, kebiasaan

makan pada malam hari dapat merusak kesehatan dan kesejahteraan psikologis

individu. Perubahan perilaku kehidupan modern antara lain konsumsi makanan

tinggi kalori, tinggi lemak, tinggi kolesterol, tinggi garam, rendah serat atau

mengkonsumsi makanan cepat saji yang saat ini banyak sekali ditawarkan kepada

masyarakat. Remaja merupakan kelompok yang rentan terhadap perubahan fisik

ini sering kali memiliki pola perilaku makan yang tidak sehat (Sarintohe &

Prawitasari, 2006).

Keanekaragaman makanan dalam hidangan sehari-hari yang dikonsumsi,

minimal harus berasal dari satu makanan sumber zat tenaga, satu jenis makanan

sumber zat pembangun dan satu jenis makanan sumber zat pengatur. Ini adalah

penerapan prinsip penganekaragaman yang minimal (Kemenkes RI, 2014).

Kualitas atau mutu gizi dipengaruhi oleh keragaman jenis pangan yang

dikonsumsi. Semakin beragam jenis pangan yang dikonsumsi semakin mudah

Universitas Sumatera Utara


untuk tubuh memperoleh berbagai zat lainnya yang bermanfaat bagi kesehatan.

Oleh karena itu konsumsi beranekaragam pangan merupakan salah satu anjuran

penting dalam mewujudkan gizi seimbang. Cara penerapan gizi seimbang adalah

dengan mengkonsumsi lima kelompok pangan setiap hari atau setiap kali makan.

Kelima kelompok pangan tersebut adalah makanan pokok, lauk-pauk, sayuran,

buah-buahan dan minuman. Mengkonsumsi lebih dari satu jenis untuk setiap

kelompok makanan (makanan pokok, lauk-pauk, sayuran, dan buah-buahan)

setiap kali makan maka lebih baik (Kemenkes R1, 2014).

Penilaian perilaku makan juga dapat dilakukan dengan menyajikan item

pertanyaan pada kuesioner perilaku makan yang mengarah pada dua pilihan, yaitu

perilaku makan seimbang dan perilaku makan tidak seimbang. Perilaku makan

seimbang seperti mengonsumsi frekuensi konsumsi sayur, frekuensi sarapan

dalam seminggu tinggi, konsumsi makanan manis rendah, dan sebagainya. Begitu

pula dengan perilaku makan tidak seimbang seperti rendahnya frekuensi konsumsi

sayur, sering melewatkan waktu sarapan dalam seminggu, konsumsi makanan

manis tinggi, dan sebagainya (Wate, et al., 2013). Pola dalam mengkonsumsi

makanan tertentu dikelompokkan “sering” jika individu mengonsumsi makanan

tertentu satu atau lebih dalam setiap harinya (Riskesdas, 2013).

Pedoman Gizi Seimbang

Gizi Seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat

gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan

memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup

bersih dan memantau berat badan secara teratur dalam rangka mempertahankan

berat badan normal untuk mencegah masalah gizi. Menurut Kementrian

Universitas Sumatera Utara


Kesehatan Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang. Prinsip gizi seimbang

terdiri dari empat pilar yang pada dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk

menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar dan zat gizi yang masuk dengan

memonitor berat badan secara teratur. Empat prinsip makanan seimbang tersebut

adalah:

Gambar 2. Tumpeng gizi seimbang dalam panduan konsumsi makan sehari-hari

Mengkonsumsi makanan beragam. Mengkonsumsi makanan sehari-hari

yang wajib mengandung zat gizi dengan berbagai jenis makanan serta jumlah

porsi yang disesuai dengan kebutuhan oleh tubuh pada setiap kelompok umur.

Jenis makanan yang di konsumsi harus beranekaragam makanan. Setiap pangan

yang di konsumsi harus mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral.

Tidak ada satupun jenis makanan yang memiliki semua jenis zat gizi yang

terkandung dalam makanan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menjamin

pertumbuhan dan untuk mempertahankan kesehatan. Jadi perlunya

Universitas Sumatera Utara


keanekaragaman makanan untuk dikonsumsi agar kecukupan zat gizi didalam

tubuh terpenuhi, maksud dari beranekaragam pada prinsipnya selain

keanekaragaman dari jenis pangan dan proporsi makanan yang seimbang, dengan

jumlah yang cukup, tidak berlebih kemudian dilakukan secara teratur.

Membiasakan perilaku hidup bersih. Perilaku hidup bersih sangat terkait

dengan prinsip gizi seimbang. Penyakit infeksi merupakan salah satu faktor

penting yang mempengaruhi status gizi seseorang secara langsung, terutama anak-

anak. Seseorang yang menderita penyakit infeksi akan mengalami penurunan

nafsu makan sehingga jumlah dan jenis zat gizi yang masuk ke tubuh berkurang.

Sebaliknya pada keadaan infeksi, tubuh membutuhkan zat gizi yang lebih.

Membiasakan perilaku hidup bersih akan menghindarkan seseorang dari

keterpaparan terhadap sumber infeksi. Contohnya: 1) Selalu mencuci tangan

dengan sabun dan air bersih mengalir sebelum makan, sebelum memberikan ASI,

sebelum menyiapkan makanan dan minuman, dan setelah buang air besar dan

kecil, akan menghindarkan terkontaminasinya tangan dan makanan dari kuman

penyakit antara lain kuman penyakit typus dan disentri; 2) Menutup makanan

yang disajikan akan menghindarkan makanan dihinggapi lalat dan binatang

lainnya serta debu yang membawa berbagai kuman penyakit; 3) Selalu menutup

mulut dan hidung bila bersin, agar tidak menyebarkan kuman penyakit; dan 4)

Selalu menggunakan alas kaki agar terhindar dari penyakit kecacingan.

Melakukan aktivitas fisik. Aktivitas fisik yang meliputi segala macam

kegiatan tubuh termasuk olahraga merupakan salah satu upaya untuk

menyeimbangkan antara pengeluaran dan pemasukan zat gizi utamanya sumber

energi dalam tubuh. Aktivitas fisik memerlukan energi. Selain itu, aktivitas fisik

Universitas Sumatera Utara


juga memperlancar sistem metabolisme di dalam tubuh termasuk metabolisme zat

gizi. Oleh karenanya, aktivitas fisik berperan dalam menyeimbangkan zat gizi

yang keluar dari dan yang masuk ke dalam tubuh.

Mempertahankan dan memantau berat badan (BB) normal. Bagi orang

dewasa salah satu indikator yang menunjukkan bahwa telah terjadi keseimbangan

zat gizi di dalam tubuh adalah tercapainya berat badan yang normal, yaitu Berat

Badan yang sesuai untuk tinggi badannya. Indikator tersebut dikenal dengan

Indeks Masa Tubuh (IMT). Oleh karena itu, pemantauan BB normal merupakan

hal yang harus menjadi bagian dari ‘Pola Hidup’ dengan ‘Gizi Seimbang’,

sehingga dapat mencegah penyimpangan BB dari BB normal, jika terjadi

penyimpangan dapat segera dilakukan langkah-langkah pencegahan dan

penanganannya.

Pesan umum gizi seimbang untuk usia dewasa terdiri atas 10 poin antara

lain:

Syukuri dan nikmati anekaragam makanan. Kualitas atau mutu gizi dan

kelengkapan zat gizi dipengaruhi oleh keragaman jenis pangan yang dikonsumsi.

Upaya yang dilakukan dalam penerapan pesan ini adalah dengan cara

mengkonsumsi makanan lebih dari satu jenis pada setiap kelompok makanan

setiap lima kelompok pangan pada setiap setiap kali makan setiap harinya seperti

mengkonsumsi makanan pokok, lauk-pauk, sayuran, buah-buahan dan minuman.

Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan. Secara umum sayuran

dan buah-buahan merupakan sumber berbagai vitamin, mineral, dan serat pangan.

Sebagian vitamin, mineral yang terkandung dalam sayuran dan buah-buahan

berperan sebagai antioksidan atau penangkal senyawa jahat dalam tubuh.Berbeda

Universitas Sumatera Utara


dengan sayuran, buah-buahan juga menyediakan karbohidrat terutama berupa

fruktosa dan glukosa. Sayur tertentu juga menyediakan karbohidrat, seperti wortel

dan kentang sayur. Sementara buah tertentu juga menyediakan lemak tidak jenuh

seperti buah alpokat dan buah merah. Oleh karena itu konsumsi sayuran dan

buah-buahan merupakan salah satu bagian penting dalam mewujudkan Gizi

Seimbang. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan mengkonsumsi

sayuran serta buah-buahan 400 gram perorang perhari. Terdiri dari 250 gram

sayur dan 150 gram buah.

Gambar 3. Tampilan sajian sekali makan dalam piring

Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi.

Lauk pauk terdiri dari pangan sumber protein hewani dan pangan sumber protein

nabati. Kelompok pangan lauk pauk sumber protein hewani meliputi daging

ruminansia (daging sapi, daging kambing, daging rusa dll), daging unggas (daging

ayam, daging bebek dll), ikan termasuk seafood, telur dan susu serta hasil

olahnya. Kelompok pangan lauk pauk sumber protein nabati meliputi kacang-

kacangan dan hasil olahnya seperti kedele, tahu, tempe, kacang hijau, kacang

tanah, kacang merah, kacang hitam, kacang tolo dan lain-lain. Lauk pauk yang

Universitas Sumatera Utara


terdapat dari sumber pangan hewani mengandung asam asam amino, tidak hanya

itu lauk hewani juga mempunyai zat gizi lengkap seperti zat gizi protein, vitamin,

mineral yang lebih baik karena mudah diserap tubuh. Sumber pangan nabati juga

memiliki keunggulan dimana proporsi lemak tidak jenuh lebih banyak dibanding

pangan hewani. Mengkonsumsi kedua kelompok pangan ini setiap hari sebaiknya

dilakukan bersama, agar jumlah dan kualitas zat gizi yang dikonsumsi lebih baik

dan sempurna.

Mewujudkan gizi seimbang kedua kelompok pangan ini hewani dan nabati

perlu dikonsumsi bersama kelompok pangan lainnya setiap hari, agar jumlah dan

kualitas zat gizi yang dikonsumsi lebih baik dan sempurna. Kebutuhan pangan

hewani 2-4 porsi (setara dengan 70- 140 gr/2-4 potong daging sapi ukuran sedang

atau 80-160 gr/2-4 potong daging ayam ukuran sedang atau 80-160 gr/2-4 potong

ikan ukuran sedang) sehari dan pangan protein nabati 2-4 porsi sehari (setara

dengan 100-200 gr/ 4-8 potong tempe ukuran sedang atau 200-400 gr/ 4-8 potong

tahu ukuran sedang) tergantung kelompok umur dan kondisi fisiologis (hamil,

menyusui, lansia, anak, remaja, dewasa). Susu sebagai bagian dari pangan hewani

yang dianjurkan dikonsumsi terutama bagi ibu hamil, ibu menyusui.

Biasakan mengonsumsi anekaragam makanan pokok. Makanan pokok

dianjurkan dikonsumsi secara beragam dengan cara mengonsumsi lebih dari satu

jenis makanan pokok dalam sehari atau sekali makan. Contoh pangan karbohidrat

adalah beras, jagung, singkong, ubi, talas, sagu, terigu dan produk olahannya.

Batasi konsumsi gula, garam, dan lemak. Pesan kesehatan Permenkes No.

30 tahun 2013 tentang pencantuman informasi kandungan gula, garam dan lemak

Universitas Sumatera Utara


menyebutkan bahwa konsumsi gula lebih dari 50 gram (empat sendok makan),

natrium lebih dari 2000 mg (satu sendok teh) dan lemak total lebih dari 67 gram

(lima sendok makan) per hari, jika dikonsumsi berlebih dari ketentuan makan

akan meningkatkan resiko terjadinya hipertensi, stroke, diabetes dan serangan

jantung.

Konsumsi gula. Gula yang dikonsumsi melampaui kebutuhan akan

berdampak pada peningkatan berat badan, bahkan jika dilakukan dalam jangka

waktu lama secara langsung akan meningkatkan kadar gula darah dan berdampak

pada terjadinya diabetes type-2, bahkan secara tidak langsung berkontribusi pada

penyakit seperti osteoporosis, penyakit jantung dan kanker. Gula yang dikenal

masyarakat tidak hanya terdapat pada gula tebu, gula aren dan gula jagung yang

dikonsumsi dari makanan dan minuman. Perlu diingat bahwa kandungan gula

terdapat juga dalam makanan lain yang mengandung karbohidrat sederhana

(tepung, roti, kecap), buah manis, jus, minuman bersoda dan lainnya.

Beberapa cara membatasi konsumsi gula: 1) Batasi konsumsi makanan

dan minuman yang manis; 2) Kurangi penggunaan gula, baik pada berbagai

minuman (teh, kopi, susu, jus dan minuman lain bergula) maupun pada berbagai

makanan, jajanan dan saat membubuhkan pada masakan; Jika ingin memberi rasa

pada minuman, dapat ditambahkan potongan buah atau daun seperti jeruk nipis,

daun mint; 3) Ganti makanan penutup atau dessert yang manis dengan buah yang

mempunyai rasa kurang manis atau sayur-sayuran segar; 4) Manfaatkan informasi

pada label kemasan dalam memilih makanan yang kurang manis atau rendah

kalori.

Universitas Sumatera Utara


Konsumsi garam. Rasa asin yang berasal dari makanan adalah karena

kandungan garam (NaCl) yang ada dalam makanan tersebut. Konsumsi natrium

yang berlebihan akan mempengaruhi kesehatan terutama meningkatkan tekanan

darah. Karena itu dianjurkan mengonsumsi garam sekedarnya dengan cara

menyajikan makanan rendah natrium: 1) Gunakan garam beriodium untuk

konsumsi; 2) Jika membeli pangan kemasan dalam kaleng, seperti sayuran,

kacang-kacangan atau ikan, agar membaca label informasi nilai gizi dan pilih

yang rendah natrium; 3) Jika tidak tersedia pangan kemasan dalam kaleng yang

rendah natrium, pangan dalam kemasan tersebut perlu ditiriskan bila mengandung

cairan bergaram; 4) Bila mengonsumsi makanan instan yang bumbunya terpisah,

dianjurkan mengurangi penggunaan bumbu yang bergaram; 5) Cobalah

menggunakan bumbu tambahan lain seperti tomat, bawang, cabe, jahe atau

lainnya untuk meningkatkan rasa. Disamping menggunakan garam (NaCl) juga

dapat menggunakan garam yang mengandung kalium karena mengonsumsi lebih

banyak pangan sumber kalium dapat membantu menurunkan tekanan darah.

Pangan sumber kalium adalah kismis, kentang, pisang, kacang (beans) dan

yoghurt.

Konsumsi lemak. Lemak yang terdapat didalam makanan, berguna untuk

meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin A, D, E dan K serta

menambah lezatnya hidangan. Konsumsi lemak dalam hidangan sehari-hari

dianjurkan tidak lebih dari 25% kebutuhan energi atau tidak lebih dari 67 gram (5

Sendok makan, jika mengonsumsi lemak secara berlebihan akan mengakibatkan

berkurangnya konsumsi makanan lain. Hal ini disebabkan karena lemak berada

Universitas Sumatera Utara


didalam sistem pencernaan relatif lebih lama dibandingkan dengan protein dan

karbohidrat, sehingga lemak menimbulkan rasa kenyang yang lebih lama.

Biasakan sarapan. Sarapan sehat dilakukan setiap pagi bisa dilakukan

dengan bangun pagi serta mempersiapkan makanan dan minuman untuk di

konsumsi sebelum melakukan aktivitas.

Biasakan minum air putih yang cukup dan aman. Untuk memenuhi

kebutuhan air di dalam tubuh dapat mengkonsumsi minuman. Karena tubuh tidak

hanya membutuhkan makanan namun juga minum. Air yang dibutuhkan dalam

tubuh selain jumlah yang harus cukup dalam memenuhi kebutuhan tubuh juga

harus aman dimana harus bebas dari kuman penyakit dan bahan-bahan berbahaya.

Biasakan membaca label pada kemasan pangan. Sebelum melakukan

pembelian pada pangan yang di kemas dianjurkan untuk membaca label pangan,

seperti keterangan mengenai kandungan zat gizi dan tanggal kadaluarsa sebelum

melakukan pembelian atau mengonsumsi makanan.

Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir. Melakukan lima

langkah mencuci tangan dapat memberikan manfaat seperti kuman yang

menempel pada tangan terbunuh secara cepat dan efektif karena semua bagian

tangan akan dicuci menggunakan sabun.

Lakukan aktifitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan

normal. Latihan fisik sangat penting dapat dilakukan dalam semua bentuk,

aktivitas yang dilakukan harus secara terstruktur dan terencana untuk

meningkatkan kesegaran jasmani. Cara ini juga dapat untuk mempertahankan

berat badan normal dengan menerapkan pola konsumsi pangan dengan prinsip

gizi seimbang secara utuh.

Universitas Sumatera Utara


Jenis makanan dibagi menjadi dua kelompok terdiri dari makan utama dan

makan selingan (Djaeni, 2009).

Makanan utama. Makanan utama adalah hidangan makanan pokok yang

dikonsumsi pada waktu pagi hari, siang dan malam hari berupa lauk pauk (lauk

hewani dan nabati), sayur, buah, dan minuman.

Makanan pokok. Makanan pokok adalah makanan yang di dalamnya

terkandung karbohidrat digunakan untuk sumber tenaga oleh tubuh seperti nasi,

roti bihun, biskuit, jagung, kentang, makaroni, berbagai jenis mie.

Lauk pauk. Lauk pauk memiliki fungsi sebagai tambahan untuk

melengkapi makanan pokok dalam menu makan sehari-hari. Berdasarkan

jenisnya, lauk pauk dibagi menjadi lauk hewani dan lauk nabati. Dua jenis lauk-

pauk ini memiliki kandungan protein hewani dan nabati dan memiliki fungsi

untuk mengatur enzim dan hormon serta membangun sel-sel yang rusak. Berikut

contoh lauk pauk sebagai sumber protein ikan, telur, unggas, daging, susu dan

kacang-kacangan serta hasil olahannya tahu dan tempe.

Sayur. Sayur adalah suatu bagian yang penting dan harus mengonsumsinya

setiap hari, mengonsumsi sayuran dapat dengan cara yang beragam, bisa dijadikan

sebagai menu utama maupun makanan sampingan

Buah. Buah adalah sumber vitamin dan mineral yang baik untuk tubuh.

Hidangan ini dikonsumsi sebagai pencuci mulut.

Badan kesehatan dunia (WHO) secara umum dianjurkan mengonsumsi

buah dan sayur di Indonesia untuk hidup sehat dengan jumlah 400-600 gr

perorang perhari pada remaja dan orang dewasa. Kira-kira dua-pertiga dari jumah

anjuran konsumsi sayuran dan buah-buah tersebut adalah porsi sayur.

Universitas Sumatera Utara


Air. Sekitar 60–70 persen dalam tubuh manusia adalah air. Syarat air

minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna

Makanan selingan. Makanan selingan adalah makanan yang di konsumsi

antara makanan utama dengan jumlah porsi lebih sedikit. Makanan selingan ini

memberi kalori yang cukup untuk tubuh dan tidak terlalu mengandung gula,

lemak yang banyak serta mudah untuk dicerna didalam sistem pencernaan

(Djaeni, 2009).

Jumlah porsi makanan. Jumlah atau porsi adalah suatu makanan yang di

konsumsi sesuai dengan ukuran atau takaran setiap kali makan. Jumlah kalori

yang dibutuhkan oleh tubuh harus terpenuhi sesuai dengan persentase total kalori

dalam lima kali makan sehari. Konsumsi makanan yang harus terpenuhi untuk

kebutuhan sehari adalah 20 persen kalori per hari pada saat sarapan, 30 persen

pada saat mengkonsumsi makanan siang, 20 persen pada makan malam dan 15

persen makanan selingan yang di konsumsi pada pagi dan sore hari. Penjabaran di

atas menunjukkan posi makan siang lebih banyak dari pada makanan yang di

konsumsi pada waktu yang lainnya, sedangkan konsumsi makan pagi dan juga

makan malam memiliki porsi yang sama. Begitu juga dengan makanan selingan

seharusnya lebih sedikit dibandingkan dengan konsumsi makanan utama (Djaeni,

2009).

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku makan diindentifikasi

antara lain: 1) Faktor lingkungan sosial (kontrol orang tua, pendidikan dirumah,

dukungan sosial seperti keluarga dan teman, dan tekanan teman sepermainan); 2)

Faktor fisik (ketersediaan dan akses terhadap makanan, kesehatan, dan bahan

Universitas Sumatera Utara


makanan, permintaan makanan, dan harga makanan); 3) Faktor lingkungan makro

(politik dan undang-undang yang berlaku, norma- norma sosial budaya, serta

media dan periklanan); 4) Faktor indivual (kesukaan terhadap makanan tertentu,

kepercayaan dan nilai diri, tekanan, citra diri dan konsep diri, pengetahuan tentang

makanan, prioritas personal, waktu mempersiapkan makanan, kebiasaan makan

sebelumnya, level aktifitas fisik, metabolisme, dan kemampua vital tubuh; 5)

Faktor dari lingkungan mikro seperti tempat bekerja atau kampus (tempat atau

lokasi, perkumpulan sesama komunitas, gaya hidup) (Deliens, et al., 2014).

Hubungan gambar makanan terhadap otak manusia menjelaskan bahwa

gambar makanan tidak hanya menghasilkan perubahan besar terhadap perhatian

dalam aktivitas saraf di area jaringan otak, namun juga dapat menyebabkan

peningkatan air liur, dan juga masih banyak perubahan fisiologis seperti denyut

jantung dan lainnya. Gambar makanan juga dapat meningkatkan evaluasi

kesukaan dari makanan. Disebutkan juga bahwa dalam tingkat perilaku makan,

secara signifikan responden menilai lebih suka dan senang setelah melihat

makanan yang berkalori tinggi dari pada makanan yang rendah kalori (Spence, et

al., 2015).

Efek media terhadap perilaku. Media adalah alat untuk komunikasi dan

menyampaikan pesan. komunikasi adalah proses menyampaikan informasi, ide

dialihkan dari satu pihak (sumber) kepada satu pihak (penerima) atau lebih

dengan tujuan untuk mengubah perilaku mereka. Menggunakan suatu media,

maka individu akan melalui proses komunikasi dengan panca indera, contohnya

ketika individu menonton salah satu video yang ada di sosial media instagram

Universitas Sumatera Utara


berarti individu tersebut sudah melewati suatu proses komunikasi yaitu dengan

mendengar dan melihat (Rogers, et al., 2010). Jika konsumen percaya dari isi

posting yang rekomendasikan dalam media dan memiliki sikap positif terhadap

apa yang dilihat dan didengar maka konsumen tersebut akan mewujudkan niatnya

untuk membeli makanan yang telah direkomendasikan oleh posting blog tersebut

(Lu, et al., 2014:263).

Memasarkan restoran tidak perlu mengandalkan iklan pada media massa.

Peran media sosial jaringan berteman yang sangat luas pada saat sekarang ini

telah dimanfaatkan oleh blooger untuk pemasaran yang efektif. Food blooger ini

memposisikan diri menjadi konsumen untuk mencicipi makanan yang kemudian

akan diberikan rekomendasi kepada konsumen yang mengikuti media sosial

sehingga konsumen dapat mengetahui secara langsung lokasi tempat makan yang

akan dikunjungi (DVS, 2015).

Landasan Teori

Teori pada penelitian ini digunakan sebagai pedoman untuk membuat

kerangka konsep. Berdasarkan tinjauan pustaka diatas, maka landasan teori yang

digunakan adalah uses and effects theory merupakan teori komunikasi yang di

ambil dari buku karangan Prof. Sasa Djuarsa Senjadja edisi tiga. Teori Uses and

Effect yang di kemukakan pertama kali oleh Sven Windahl tahun 1979. Teori

Uses and Effect ini terbentuk dari penjabaran teori uses and gratification. Teori

uses and gratification pada publik dianggap aktif memanfaatkan media sebagai

pemenuhan kebutuhannya (Senjadja, 2007:43). Istilah Uses pada teori yaitu

penggunaan media untuk memperoleh kepuasaan (Gratification) sebagai

Universitas Sumatera Utara


kebutuhan individu (Ardianto, 2004:70-71). Menggunakan media sebagai suatu

cara dalam memenuhi kebutuhan psikologis, efek yang ditimbulkan setelah

kebutuhan media telah terpenuhi. Pengetahuan tentang penggunaan media

memberi arah dalam pemahaman dan perkiraan mengenai hasil dari suatu reaksi

yang ditimbulkan komunikasi massa.

Penggunaan media berarti exposure yang menampakkan kepada tindakan

mempresepsikan dimana isi pada media terkait dengan pengharapan tertentu

untuk dapat terpenuhi (Bungin, 2006:291). Media exposure atau terpaan media

menurut (Rosengren, 1974) adalah penggunaan media yang dilihat dari jumlah

waktu yang digunakan pada berbagai media, jenis, isi dari media, media yang

dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan (Rakhmat, 2004). Selain itu,

pengukuran terpaan media dilakukan dengan frekuensi, durasi, dan atensi dari

individu. Kepribadian individu, keinginan dan pemahaman pada media dan

tingkat akses menggunakan media maka individu mengambil keputusan untuk

memanfaatkan atau tidak isi media tersebut. Asumsi dasar pada teori ini adalah

bagaimana media beserta isinya dapat menghasilkan efek kepada seseorang. Hasil

suatu proses komunikasi massa yang berkaitan pada penggunaan media dan isi

dari media tersebut dinamakan efek.

Tingkat intensitas dapat mempengaruhi dalam menggunakan instagram

serta mengakses isi yang terdapat didalamnya. Hal ini sangat berpengaruh

terhadap perilaku konsumtif masyarakat disebabkan oleh tingkat intensitas untuk

mengakses instagram seperti durasi dan frekuensi yang dapat terjadi peningkatan

keinginan untuk memberi respon dari referensi yang diberikan instagram.

Universitas Sumatera Utara


Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah Uses and Effect karena

pada penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana konten yang unggah pada

instagram dapat memberikan efek terhadap khalayak dalam mengakses instagram.

Individu akan mencari media untuk di akses sesuai dengan kebutuhan informasi

yang dinginkannya. Media beserta isinya memiliki kaitan yang sangat erat dengan

kehidupan sehari-hari karena media memiliki peran dalam membangun pikiran

pada setiap kegiatan konsumsi makanan.

Pemaparan diatas dapat menyimpulkan bahwa efek yang dimunculkan oleh

media akan menimbulkan perubahan tingkat kognitif, afektif, dan konatif pada

tingkat perilaku. Efek ini dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung,

dalam jangka pendek atau jangka panjang, maupun secara kumulatif. Perbedaan

antara individu dari segi faktor psikologis, lingkungan maupun karakteristik sosial

menimbulkan adanya perbedaan masyarakat dalam memperlakukan, menerima

dan berinteraksi dengan pesan yang ada di media.

Teori perilaku makan yang digunakan pada penelitian ini adalah modifikasi

dari Vaterlaus, et al., 2015, Vidyani 2010, Deliens, et al.,2014, dan Wahyuni,

2011.

Terkait dengan makanan, media sosial dapat meningkatkan pemilihan

makan karena memberi banyak informasi tentang makanan, dapat menjadi tempat

berbagi foto makanan mereka kepada jaringan sosial dewasa muda, dan dapat juga

menjadi gangguan ketika waktu makan sehingga mengarah untuk pemilihan

konsumsi makanan yang kurang sehat (Wahyuni, 2011).

Akun kuliner instagram telah banyak muncul untuk mereferensikan

Universitas Sumatera Utara


berbagai kuliner yang ada di Kota Medan. Keberhasilan akun tersebut sebagai

media promosi kuliner tampak pada saat followers tertarik pada foto yang

diunggah, pengikut akan mengklik like, mengetik komentar, tanggapan

testimonial, dan kemudian memberi rekomendasinya kepada teman, mengikuti

akun instagram yang mempromosikan kuliner, dan berkunjung ke tempat kuliner

tersebut.

Kerangka Konsep

Penelitian ini untuk melihat hubungan terpaan informasi makanan di media

sosial instagram dengan perilaku makan pada mahasiswa di Universitas Sumatera

Utara Tahun 2019. Kerangka disusun pada penelitian ini yaitu hubungan antara

konsep-konsep yang ingin diamati dan diukur melalui penelitian (Setiadi, 2007).

Variabel Bebas Variabel Terikat

Perilaku Makan
Terpaan Informasi Makanan
1. Variasi makanan pokok
di Media Sosial Instagram
1. Durasi
2. Variasi konsumsi protein
2. Frekuensi 3. Frekuensi konsumsi sayur
dan buah
4. Frekuensi makanan beresiko

Gambar 4. Kerangka konsep

Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan terpaan informasi

makanan pada media sosial instagram dengan perilaku makan pada mahasiswa di

Universitas Sumatera Utara Tahun 2019.

Universitas Sumatera Utara


Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional kuantitatif yang

bertujuan untuk mengetahui hubungan terpaan informasi makanan di media sosial

instagram dengan perilaku makan pada mahasiswa di Universitas Sumatera Utara

Tahun 2019. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional study dimana

pengumpulan data dilakukan pada satu saat atau periode yang sama dalam

mengukur variabel bebas maupun variabel terikat.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi. Penelitian ini dilakukan di Universitas Sumatera Utara. Adapun

pertimbangan dalam penentuan lokasi penelitian ini yaitu karena lokasi ini

merupakan universitas terbesar di Sumatera Utara, memiliki populasi dengan latar

belakang yang berbeda-beda yang berasal dari luar daerah dan memiliki tingkat

ekonomi yang bervariasi sehingga lebih sering untuk mengonsumsi makanan

diluar dengan mencari informasi mengenai makanan melalui media sosial yang

mereka punya salah satunya menggunakan akun kuliner instagram. Adapun lokasi

dalam penelitian ini adalah 16 program studi yang terdapat di 15 fakultas yang

ada di Universitas Sumatera Utara.

Waktu. Penelitian ini dilakukan dari bulan April 2019 sampai dengan

Agustus 2019.

Populasi dan Sampel

Populasi. Menurut Azwa (2010) populasi didefinisikan sebagai kelompok

subjek yang memiliki karakteristik dan ciri-ciri yang membedakan dengan

Universitas Sumatera Utara


kelompok yang lain. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa strata

satu di Univeristas Sumatera Utara yakni sebesar 31.261 orang.

Sampel. Sampel dari penelitian ini adalah mahasiswa strata satu dari

program studi yang terpilih. Pengambilan program studi dilakukan menggunkan

teknik cluster random sampling karena populasi pada penelitian ini berkelompok.

Jumlah cluster diperoleh berdasarkan tabel cluster (Luth, 1982). Jumlah program

studi yang diambil adalah 16 program studi dari 46 program studi yang ada di

Universitas Sumatera Utara. Pemilihan program studi dengan menggunakan

teknik acak sederhana sehingga diperoleh 16 program studi yaitu pendidikan

dokter, pendidikan dokter gigi, kesehatan masyarakat, ilmu keperawatan,

teknologi informasi, kehutanan, psikologi, ilmu admintitrasi niaga/bisnis, kimia,

farmasi, teknik sipil, agrisbisnis, ilmu hukum, manajemen, sastra Inggris, dan

sastra Indonesia.

Besar sampel pada setiap program studi didapat menggunakan tabel besar

sampel Isaac dan Michael dengan taraf kesalahan yaitu sebesar lima persen

(Sugiyono, 2010:128). Berdasarkan tabel tersebut maka besar sampel dalam

penelitian ini adalah 344 mahasiswa. Pembagian besar sampel didistribusikan

secara proporsional pada 16 program studi yang ada di Universitas Sumatera

Utara, sehingga jumlah sampel pada setiap program studi adalah sebagai berikut :

Tabel 2

Besar sampel Penelitian

Program Studi Populasi Sampel


Pendidikan dokter 950 21
Pendidikan dokter gigi 1.198 26
Kesehatan masyarakat 1.705 37

(bersambung)

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2

Besar sampel Penelitian

Program Studi Populasi Sampel


Ilmu keperawatan 798 17
Teknologi informasi 777 17
Kehutanan 831 18
Psikologi 997 22
Ilmu administrasi niaga/bisinis 639 14
Kimia 730 17
Farmasi 1.033 23
Teknik sipil 684 15
Agrisbisnis 707 16
Ilmu hokum 2.468 54
Manajemen 1.054 23
Sastra Inggris 665 15
Sastra Indonesia 416 9
Jumlah 16.652 344

Sampel pada setiap program studi dalam penelitian diambil secara puposive

sampling yaitu dengan memilih responden berdasarkan pertimbangan subjektif dan

praktis. Pemilihan responden berdasarkan kriteria inklusi dan kriteria ekslusi

sebagai berikut:

Kriteria inklusi sampel penelitian. 1) Bersedia menjadi responden; 2)

Memiliki smartphone pribadi; 3) Memiliki akun media sosial instagram; 3)

Mahasiswa Strata satu di Universitas Sumatera Utara.

Kriteria eksklusi sampel penelitian: 1) Tidak bersedia mengisi kuesioner

secara lengkap.

Variabel dan Definisi Operasional

Variabel. Variabel merupakan konsep yang mempunyai variasi nilai-nilai

yaitu adanya variabel dependen, variabel antara, dan variabel independen.

Variabel dependen atau bisa disebut variabel terikat adalah variabel yang

Universitas Sumatera Utara


dipengaruhi atau disebabkan adanya variabel independen dan variabel independen

adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen. Penelitian ini

menggunakan dua variabel yaitu variabel independen yakni terpaan informasi

makanan meliputi durasi dan frekuensi penggunaan media sosial instagram dan

variabel dependen yakni perilaku makan.

Definisi operasional. Definisi operasional merupakan penjelasan mengenai

variabel-variabel penelitian agar lebih mudah dipahami dan mudah untuk

dilakukan pengukuran. Definisi operasional dari penelitian ini adalah:

1) Perilaku makan adalah tindakan seseorang dalam mengkonsumsi makanan

dilihat dari pemilihan jenis makanan dan frekuensi makan.

2) Jenis makanan adalah variasi makanan yang dikonsumsi meliputi variasi

konsumsi makanan pokok, variasi konsumsi protein, frekuensi konsumsi

makan sayur, frekuensi konsumsi makan buah dan frekuensi makanan

beresiko.

3) Frekuensi makan adalah seringnya seseorang melakukan kegiatan makan

dalam periode waktu tertentu. Dapat dilihat dalam satu hari, satu minggu, satu

bulan meliputi makan pagi, makan siang makan malam dan makan selingan.

4) Terpaan informasi makanan adalah keadaan dimana seseorang terpapar pesan-

pesan terkait makanan yang disebarkan melalui media instagram meliputi

durasi dan frekuensi.

5) Durasi penggunaan media sosial instagram adalah jumlah waktu dalam jam

yang di pakai atau dihabiskan oleh individu untuk mengakses media sosial

instagram dalam sehari.

Universitas Sumatera Utara


6) Frekuensi penggunaan media sosial instagram adalah banyaknya pengulangan

yang dilakukan untuk menggunakan media sosial instagram setiap harinya

atau seringnya kegiatan yang dilakukan dalam periode waktu tertentu.

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini bedasarkan jenis

dan data yaitu data primer dan data sekunder.

Data primer. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan cara

melakukan wawancara langsung dan observasi pada responden menggunakan

kuesioner penelitian. Data yang dikumpulkan mengenai indentitas subjek

penelitian seperti usia, jenis kelamin, fakultas, dan program studi. Data terpaan

informasi makanan di media sosial instagram diperoleh melalui pengukuran

dengan kuesioner yang di adobsi dari penelitian (Mayvita, 2018) yang telah diuji

validitas dan reabilitas meliputi data durasi dan frekuensi penggunaan media sosial

instagram pada mahasiswa. Data perilaku makan diperoleh dengan menggunakan

Food Frequency Questionnaire (FFQ) yang memuat data tentang jenis-jenis

makanan dan frekuensi makan yang dikonsumsi oleh mahasiswa.

Data sekunder. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data jumlah

mahasiswa. Adapun data jumlah mahasiswa ini diperoleh melalui data

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun 2019.

Metode Pengukuran

Pengukuran yang dilakukan untuk variabel penelitian ini meliputi variabel

independen yakni terpaan informasi makanan dan variabel dependen yakni

perilaku makan.

Universitas Sumatera Utara


Terpaan informasi makanan. Keadaan dimana seseorang terkena pesan-

pesan terkait makanan yang disebarkan melalui media instagram. Pengukuran

terpaan informasi makanan meliputi pengukuran durasi dan frekuensi penggunaan

media sosial instagram dengan menggunakan kuesioner penelitian (Mayvita,

2018) yang telah di uji validitas dan reliabilitas. Berdasarkan hasil uji validitas

didapatkan hasil indeks validitas 0,093-0,750, sedangkan indeks reliabilitas 0,820

dan dinyatakan valid karena memenuhi syarat cronbach alpha (> 0,60).

Durasi penggunaan media sosial instagram. Durasi penggunaan media

sosial instagram yaitu lamanya rentang waktu atau lamanya waktu dalam hitungan

jam yang dihabiskan individu untuk mengakses media sosial instagram dalam

sehari, dengan skala ukur ordinal. Hasil ukur dikategorikan menurut (Mayvita,

2018) yaitu tinggi (≥ 3 jam/hari) ; rendah (1-3 jam/hari).

Frekuensi penggunaan media sosial instagram. Frekuensi penggunaan

media sosial instagram yaitu banyaknya pengulangan yang dilakukan oleh

individu dalam menggunakan media sosial instagram setiap harinya atau

seringnya kegiatan yang dilakukan dalam periode waktu tertentu, dengan skala

ukur ordinal. Hasil ukur dikategorikan menurut (Mayvita, 2018) yaitu: tinggi (≥ 4

kali/hari); rendah (1-4 kali/hari).

Perilaku makan. Perilaku makan adalah tindakan seseorang dalam

mengonsumsi makanan dilihat dari jenis makanan yang di makan, frekuensi

makan dengan melakukan pengukuran menggunakan kuesioner yang di adobsi

dari penelitian Khoiriani (2017) yang telah diuji validitas dan reliabilitas

didapatkan koefisien korelasi antar pertanyaan yaitu 0,532-0,771 yang

Universitas Sumatera Utara


menunjukkan r > 0,361 sehingga instrumen dapat dinyatakan valid menurut

statistik. Reliabilitas instrumen dengan menghitung Alfa Cronbach yaitu 0,761

yang menunjukkan r >0,632 sehingga instrumen dapat dinyatakan reliabel

menurut statistik. Pengukuran perilaku makan ditentukan dari konsumsi individu

yang dikategorikan menjadi dua yaitu perilaku makan seimbang dan tidak

seimbang. Pengukuran menggunakan indikator sebagai berikut:

1) Variasi konsumsi makanan pokok

(Skor 1) : Jika mengkonsumsi (> 1 jenis makanan pokok) per hari

(Skor 0) : Jika mengkonsumsi (≤ 1 jenis makanan pokok) per hari

2) Variasi konsumsi protein

(Skor 1) : Jika mengonsumsi lauk hewani dan lauk nabati per hari

(Skor 0) : Jika mengonsumsi hanya satu jenis lauk nabati atau lauk hewani

saja per hari

3) Frekuensi konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan.

(Skor 1) : Jika mengonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan setiap hari

(Skor 0) : Jika mengonsumsi hanya sayur-sayuran saja atau buah-buahan

saja atau tidak mengkonsumsi keduanya perhari.

4) Frekuensi makanan beresiko yaitu makanan manis, asin, dan berlemak

(Skor 1) : Jika mengonsumsi makanan manis, asin, atau berlemak dalam

frekuensi mingguan

(Skor 0) : Jika mengonsumsi salah satu makanan manis, asin atau berlemak

berlemak setiap hari

Total skor dari empat indikator tersebut adalah empat, penilaian perilaku

Universitas Sumatera Utara


makan pada penelitian ini sebagai berikut:

Perilaku makan seimbang : jika akumulasi skor (≥3 dari keempat poin

tersebut)

Perilaku tidak seimbang : jika akumulasi skor ( < 3 dari keempat poin

tersebut)

Penilaian perilaku makan pada penelitian ini memiliki persyaratan dimana

jika responden mendapatkan (skor = 3) yaitu meliputi makanan bersumber zat

tenaga (makanan pokok), sumber zat pembangun (protein) dan makanan sumber

zat pengatur (sayur-sayuran dan buah-buahan) maka dapat dikateorikan perilaku

makan seimbang dan jika (skor = 3) namun tidak sesuai dengan ketentuan diatas

makan dikategorikan tidak seimbang.

Metode Analisis Data

Pengelolahan data. Setelah dikumpulkan dilakukan pengolahan data

dengan tahap-tahap sebagai berikut:

Cleaning data. Data yang telah dikumpulkan dilakukan pemeriksaan

kembali sebelum pengolahan data agar tidak terdapat data yang tidak perlu.

Editing data. Setelah data dikumpulkan lalu dilakukan pengeditan data

untuk memastikan kelengkapan data, kesinambungan data dan keseragaman data

untuk mengurangi terjadinya kesalahan.

Coding data. Dilakukan untuk memberi kode pada data yang diberikan oleh

responden sehingga memudahkan dalam pengolahan data termasuk dalam

pengelompokan kategori dan pemberian skor.

Entry data. Memasukkan data ke dalam program untuk proses analisa data.

Universitas Sumatera Utara


Analisis data. Data yang sudah diolah kemudian dianalisa dengan

menggunakan program SPSS, yang meliputi:

Analisis univariat. Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui

gambaran distribusi frekuensi variabel secara tunggal.

Analisis bivariat. Analisis bivariat dilakukan uji chi square yang digunakan

untuk melihat hubungan signifikan antara variabel bebas terpaan informasi

makanan meliputi durasi penggunaan media sosial instagram dan frekuensi

penggunaan media sosial instagram dan variabel terikat adalah perilaku makan.

Dasar pengambilan keputusan penerimaan hipotesis penelitian berdasarkan

tingkat signifikan (nilai p) adalah: Jika nilai (p value > 0,05) maka hipotesis

penelitian di tolak dan jika nilai (p value < 0,05) maka hipotesis penelitian

diterima.

Analisis multivariat. Analisis multivariat digunakan untuk mengetahui

hubungan yang paling besar dari variabel terpaan informasi makanan meliputi

durasi penggunaan media sosial instagram dan frekuensi penggunaan media sosial

instagram dengan variabel terikat yaitu perilaku makan dengan menggunakan uji

regresi logistik berganda untuk menjelaskan parameter yang dominan dengan

metode enter dengan nilai p value lebih kecil dari 0,25.

Universitas Sumatera Utara


Hasil Penelitian

Gambaran Lokasi Penelitian

Kampus Universias Sumatera Utara berlokasi di Padang Bulan, dengan

luas 120 ha yang terletak di tengah Kota Medan. Zona akademik seluas 90 ha

menampung hampir seluruh kegiatan perkuliahan dan praktikum mahasiswa.

Sejarah Universitas Sumatera Utara (USU) dimulai dengan berdirinya

yayasan Universitas Sumatera Utara pada tanggal 4 Juni 1952. Pendirian yayasan

dipelopori oleh gubernur Sumatera Utara untuk memenuhi keinginan masyarakat

Sumatera Utara khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya.

Tahun 2003 USU berubah status dari suatu Perguruan Tinggi Negeri (PTN)

menjadi suatu perguruan tinggi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Perubahan

status USU dari PTN menjadi BHMN merupakan yang kelima di Indonesia.

Sebelumnya telah berubah status UI, UGM, ITB dan IPB pada tahun 2000.

Setelah USU disusul perubaan status UPI (2004) dan UNAIR (2006).

Perkembangan beberapa fakultas dilingkungan USU telah menjadi embrio

berdirinya tiga perguruan tinggi negeri baru, yaitu Universitas Syiah Kuala di

Banda Aceh, disusul berdirinya Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP)

Negeri Medan (1964), yang sekarang berubah menjadi Universitas Negeri Medan

(UNIMED), dan Politeknik Negeri Medan (1999) awalnya disebut Politeknik

USU.

Pertumbuhan usaha kuliner disekitar Universitas Sumatera Utara selalu

mengalami perkembangan. Usaha kuliner ini tidak hanya menjual makanan dan

minuman tetapi menyediakan ruang bagi konsumen untuk berkumpul dengan

Universitas Sumatera Utara


komunitasnya, bercengkrama, nongkrong sambil menikmati makanan, hal ini

sering dilakukan oleh mahasiswa setelah jam istirahat maupun usai jam

perkuliahan. Adanya fasilitas ini membuat pengunjung merasa nyaman dan selalu

meluangkan waktu sejenak untuk menikmati suasana bersantai dengan berbagai

hidangan kuliner di sekitar Universitas Sumatera Utara. Resto dan cafe yang ada

di sekitar USU menjual berbagai makan yang sesuai dengan keuangan mahasiswa.

Keterbatasan jumlah kantin yang ada dilingkungan USU membuat para

mahasiswa mencari makanan di resto dan cafe yang ada di sekitar USU.

Seiring dengan tingginya produksi distribusi dan peredaran makanan dan

minuman, dan perkembangan teknologi yang terjadi sangat pesat juga dijadikan

sebagai tempat promosi makanan dan minuman oleh resto dan cafe yang sedikit

banyak dapat mempengaruhi pola pikir mahasiswa.

Intensitas penggunaan media sosial instagram oleh mahasiswa Universitas

Sumatera Utara cukup tinggi. Lebih dari separuh pengguna media sosial

instagram dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk mencari informasi serta referensi

mengenai tren makanan, lokasi tempat makan yang akan dikunjungi, harga

makanan, dan untuk mengetahui makanan yang sedang promo. Mahasiswa

cendrung bergaya hidup konsumtif terlebih dalam mengkonsumsi makanan dan

minuman. Banyak sekali ditemui mahasiswa yang ingin tampil lebih maju dan

terdepan di zaman sudah modern ini. Mahasiswa berlomba-lomba mengkonsumsi

berbagai produk yang tidak di butuhkan, tetapi mengkonsumsi yang diinginkan.

Hal-hal yang instan dan cepat saji lebih sering dilakukan dalam pemenuhan

kebutuhan mereka. Universitas Sumatera Utara memiliki 15 Fakultas dengan 46

Universitas Sumatera Utara


program studi pada strata satu. Program studi yang diambil dalam penelitian ini

sebagai berikut:

Tabel 3

Fakultas dan Prodi yang Dijadikan sebagai Responden

Fakultas Program Studi Sampel


Fakultas Kedokteran Pendidikan dokter 21
Fakultas Kedokteran gigi Pendidikan dokter gigi 26
Fakultas Kesehatan Masyarakat Kesehatan masyarakat 37
Fakultas Keperawatan Ilmu keperawatan 17
Fakultas Ilmu Komputer dan TI Teknologi informasi 17
Fakultas Kehutanan Kehutanan 18
Fakultas Psikologi Psikologi 22
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Ilmu administrasi niaga/bisinis 14
Fakultas MIPA Kimia 17
Fakultas Farmasi Farmasi 23
Fakultas Teknik Teknik sipil 15
Fakultas Pertanian Agrisbisnis 16
Fakultas Hukum Ilmu hukum 54
Fakultas Ekonomi Manajemen 23
Sastra Inggris 15
Fakultas Ilmu Budaya
Sastra Indonesia 9
Total 344

Berdasarkan Tabel 4 di bawah ini diketahui bahwa dari dua jurusan yang

ada di Universitas Sumatera Utara yaitu non kesehatan dan kesehatan dalam

penelitian ini tidak merata. Jumlah responden pada jurusan non kesehatan 63,4

persen, lebih banyak di bandingkan dengan jurusan kesehatan 36,6 persen.

Tabel 4

Distribusi Responden Berdasarkan Jurusan

Jurusan n %
Non Kesehatan 218 63,4
Kesehatan 126 36,6
Total 344 100

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa lebih dari separuh mahasiswa jurusan

non kesehatan berperilaku makan tidak seimbang yaitu sebanyak 74,0 persen

sedangkan yang berperilaku makan seimbang hanya 43,8 persen. Mahasiswa

kesehatan yang berperilaku makan tidak seimbang sebanyak 56,2 persen dan tidak

beperilaku makan seimbang sebanyak 26,0 persen.

Tabel 5

Distribusi Perilaku Makan Responden Berdasarkan Jurusan

Perilaku Makan
Total
Jurusan Seimbang Tidak Seimbang
n % n % n %
Non Kesehatan 53 43,8 165 74,0 218 100
Kesehatan 68 56,2 58 26,0 126 100

Analisis Univariat

Hasil dari analisis univariat adalah memberikan gambaran distribusi

frekuensi tentang karakteristik responden, yaitu mengenai umur, jenis kelamin,

penggunaan media sosial instagram, durasi dan frekuensi penggunaan media

sosial instagram dan perilaku makan.

Karakteristik responden. Perlu disajikan agar dapat lebih mengetahui

latar belakang yang membedakan setiap responden. Responden dalam penelitian

ini adalah mahasiswa strata satu yang aktif pada setiap prodi yang diambil.

Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 344 orang. Karakteristik responden

didapat dari penelitian ini meliputi umur dan jenis kelamin.

Berdasarkan Tabel 6 dapat diperoleh informasi bahwa distribusi dari

keseluruhan responden yang terjaring dalam penelitian lebih banyak berumur 21

tahun sebanyak 92 orang atau 26,7 persen. Umur responden pada penelitian ini

Universitas Sumatera Utara


berkisar antara 18-25 tahun. Umur responden yang paling banyak mengikuti akun

kuliner instagram dalam penelitian ini adalah 21 tahun sebanyak 68 orang.

Tabel 6

Distribusi Responden Berdasarkan Umur

Umur n %
18 24 7,0
19 30 8,7
20 42 12,2
21 92 26,7
22 83 24,1
23 40 11,6
24 18 5,3
25 15 4,4
Total 344 100

Berdasarkan Tabel 7 dapat diperoleh informasi bahwa lebih dari separuh

responden 68,3 persen berjenis kelamin perempuan dan 31,7 persen berjenis

kelamin laki-laki. Mayoritas yang mengikuti akun kuliner instagram adalah

perempuan 75,1 persen dan juga menggunakan akun kuliner instagram sebagai

sumber informasi dan referensi makanan sebanyak 74,6 persen, sedangkan laki-

laki hanya 25,4 persen menggunakan akun kuliner instagram sebagai sumber

informasi referensi makanan.

Tabel 7

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin n %
Laki-laki 109 31,7
Perempuan 235 68,3
Total 344 100

Berdasarkan Tabel 8 diperoleh informasi bahwa lebih dari separuh 71,2

persen responden mengikuti akun kuliner instagram dan 28,8 persen responden

Universitas Sumatera Utara


tidak mengikuti akun kuliner instagram. Sebanyak 66,3 persen responden

menjadikan instagram sebagai sumber informasi dan referensi mengenai makanan

dan sebanyak 33,7 persen responden tidak menjadikan instagram sebagai sumber

informasi dan referensi. Sebanyak 63,4 persen responden tertarik dengan makanan

yang diinformasikan dan direkomendasikan oleh akun kuliner instagram dan 36,6

persen tidak tertarik. Sebanyak 51,7 persen setelah melihat akun kuliner instagram

mengkonsumsi makanan yang direkomendasikan dan hanya 48,3 tidak

mengkonsumsi makanan yang direkomendasikan. Dalam seminggu pada sebulan

terakhir responden mengkonsumsi makanan diluar seperti cafe dan resto di

kategorikan sering (1 kali/hari) sebanyak 24,7 persen, (1-6 kali/minggu) sebanyak

48,3 persen, (<3 kali/ bulan) sebanyak 24,1 dan tidak pernah mengkonsumsi

makanan diluar sebanyak 2,9 persen.

Tabel 8

Distribusi Frekuensi Responden tentang Penggunaan Media Sosial Instagram


dalam Mengkonsumsi Makanan

Pertanyaan Jawaban n %
Apakah anda mengikuti akun kuliner di Ya 245 71,2
media sosial instagram Tidak 99 28,8
Apakah anda menggunakan media sosial Ya 228 66,3
instagram sebagai sumber informasi dan Tidak 116 33,7
referensi makanan
Apakah anda tertarik dengan makanan Ya 218 63,4
yang diinformasikan dan oleh akun Tidak 126 36,6
kuliner instagram
Apakah setelah melihat akun kuliner Ya 166 51,7
instagram anda mengkonsumsi makanan Tidak 178 48,3
yang di rekomendasikan
Dalam seminggu pada sebulan terakhir ≥1 Kali/ Hari 85 24,7
pernahkah anda mengkonsumsi makanan 1-6 Kali/ Minggu 166 48,3
dengan membeli makan diluar ≤3 Kali/ Bulan 83 24,1
Tidak Pernah 10 2,9

Universitas Sumatera Utara


Durasi penggunaan media sosial instagram. Kategori durasi penggunaan

media sosial instagram dibedakan menjadi dua yaitu tinggi (≥3 jam/hari) dan

rendah (1-3 jam/hari). Berdasarkan Tabel 9 distribusi responden dibawah ini

bahwa tingkat durasi penggunaan media sosial instagram pada penelitian ini

dikategorikan tinggi yaitu (≥3 jam/hari) sebanyak 55,8 persen dan dikategorikan

rendah (1-3 jam/hari) sebanyak 44,2 persen.

Tabel 9

Distribusi Responden Berdasarkan Durasi Penggunaan Media Sosial Instagram

Durasi n %
Tinggi (>3 jam/hari) 192 55,8
Rendah (1-3 jam/hari) 152 44,2
Total 344 100

Frekuensi penggunaan media sosial instagram. Kategori frekuensi

penggunaan media sosial instagram dibedakan menjadi dua pada penelitian ini

yaitu tinggi (≥4 kali/hari) dan rendah (1-4 kali/hari). Berdasarkan Tabel 10

dibawah ini distribusi responden berdasarkan tingkat frekuensi penggunaan media

sosial instagram pada penelitian ini dikategorikan tinggi (≥4 kali/hari) sebanyak

56,1 persen dan dikategorikan rendah (1-4 kali/hari) sebanyak 43,9 persen.

Tabel 10

Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Penggunaan Media Sosial


Instagram

Frekuensi n %
Tinggi (≥4 kali/hari) 193 56,1
Rendah (1-4 kali/hari) 151 43,9
Total 344 100

Perilaku makan. Perilaku makan pada penelitian ini dikategorikan

menjadi dua meliputi perilaku makan seimbang dan perilaku makan tidak

Universitas Sumatera Utara


seimbang. Rata-rata skor perilaku makan adalah 2,18 dengan standar devisiasi

0,988. Hasil ini bila dikategorikan berdasarkan mean sebagai cut of point, yaitu

perilaku makan seimbang apabila nilai responden lebih dari 2,18 dan kategori

tidak seimbang apabila nilai responden kurang dari 2,18. Berdasarkan Tabel 11

distrisbusi perilaku makan tidak seimbang pada responden sebanyak 64,8 persen

dan 35,2 persen responden sudah berperilaku makan seimbang .

Tabel 11

Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Makan

Perilaku Makan n %
Tidak Seimbang 223 64,8
Seimbang 121 35,2
Total 344 100

Penilaian perilaku makan menurut pedoman gizi seimbang terlihat dalam

Tabel 12. Berdasarkan pedoman makanan pokok bervariasi sebanyak 81,4 persen,

mengkonsumsi hanya satu jenis makanan pokok dalam satu bulan terakhir yaitu

nasi putih saja sebesar 18,6 persen. Responden mengkonsumsi sumber protein

terbagi menjadi dua yaitu sumber protein hewani dan sumber protein nabati.

Sebagian besar responden sudah mengkonsumsi protein bervariasi dari sumber

nabati dan lauk hewani 66,0 persen, sedangkan sisanya 34,0 persen hanya

mengkonsumsi sumber protein dari lauk hewani saja atau lauk nabati saja.

Berdasarkan pedoman umum gizi seimbang diharuskan memperbanyak konsumsi

sayur-sayuran dan buah-buahan, sebagian besar responden belum mengkonsumsi

sayur-sayuran dan buah-buah setiap hari. Hanya 41,0 persen responden sering

mengonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan setiap harinya dan sebagian besar

responden 59,0 persen hanya mengkonsumsi salah satunya saja sayur-sayuran

Universitas Sumatera Utara


atau buah-buahan, atau mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan kurang

dari satu kali dalam sehari. Berdasarkan pedoman umum gizi seimbang

membatasi makanan beresiko seperti makanan manis, asin, dan berlemak.

Sebagian besar responden 67,7 persen sering mengonsumsi makanan beresiko

dengan frekuensi harian dan 32,3 persen mengkonsumsi makanan beresiko dalam

frekuensi mingguan. Beberapa makanan yang sering dikonsumsi oleh responden

seperti gorengan, mie instan, jungkfood, ice cream, ayam goreng (fast food).

Berdasarkan total skor dari keempat indikator pada penelitian ini, dapat

diketahui bahwa hasil dari penelitian ini terdapat sebanyak 64,8 persen responden

memiliki perilaku makan yang tidak seimbang dan perilaku makan seimbang

sebanyak 35,2 persen.

Tabel 12

Distribusi Perilaku Makan Responden dalam Satu Bulan Terakhir

n %
Bervariasi 280 81,4
Variasi Makanan Pokok
Tidak Bervariasi 64 18,6
Bervariasi 227 66,0
Variasi Konsumsi Protein
Tidak Bervariasi 117 34,0
Frekuensi Konsumsi Sayur-sayuran Sering 141 59,0
dan Buah-buahan Jarang 203 41,0
Sering 233 67,7
Frekuensi Makanan Beresiko
Jarang 111 32,3

Jenis makanan. Jenis makanan biasanya dikonsumsi diukur menggunakan

kuesioner food frequency. Jenis makanan yang diukur terdiri dari makanan pokok,

lauk hewani, lauk nabati, sayur-sayuran, buah-buahan, dan makanan beresiko

meliputi makanan manis, berlemak dan tinggi garam. Jenis makanan yang

dikonsumsi oleh responden rata-rata rendah serat dan dikategorikan sering

Universitas Sumatera Utara


mengkonsumsi makanan beresiko sehingga menimbulkan perilaku makan yang

tidak seimbang.

Makanan pokok. Berdasarkan Tabel 13 sebagian besar jenis makanan

pokok yang paling sering dikonsumsi oleh responden yaitu nasi (≥1 kali/hari)

sebanyak 84,0 persen. Sementara itu makanan pokok lain yang sering dikonsumsi

oleh responden (1-6 kali/minggu) seperti mie goreng atau mie kuah sebanyak 35,8

persen dan roti sebanyak 32,8 persen. Sedangkan makanan yang jaran dikonsumsi

oleh responden (≤3 kali/bulan) adalah lasagna sebanyak 64,8 persen, bakmi

goreng atau kuah sebanyak 49,7 persen dan bubur ayam 43,6 persen.

Tabel 13

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Makanan Pokok yang Dikonsumsi

≥ 1 kali/ 1-6 kali/ ≤ 3 Kali/ Tidak


Jenis Makanan Hari Minggu Bulan Pernah
f % f % f % f %
Nasi putih 289 84,0 49 14,2 6 1,7 0 0
Bubur ayam 18 5,2 34 9,9 142 41,3 150 43,6
Mie goreng/kuah 28 8,1 123 35,8 141 41,0 52 15,1
Ifumie 16 4,7 58 16,9 164 47,7 106 30,8
Kwetiau 21 6,1 44 12,8 169 49,1 110 32,0
Bakmie goreng/kuah 12 3,5 31 9,0 130 37,8 171 49,7
Pasta 9 2,6 25 7,3 159 46,2 151 43,9
Lasagna 6 1,7 16 4,7 99 28,8 223 64,8
Roti 27 7,8 113 32,8 128 37,2 76 22,1

Konsumsi protein. Berdasarkan Tabel 14 jenis protein yang di konsumsi

oleh responden ada dua yaitu protein hewani dan protein nabati. Jenis protein

hewani yang sering (1-6 kali/minggu) dikonsumsi oleh responden adalah ayam

sebanyak 50,3 persen, telur ayam sebanyak 53,8 persen, dan ikan sebanyak 43,3

persen, diikuti dengan protein lain seperti daging yang diolah dalam bentuk bakso

sebanyak 41,5 persen. Sementara itu protein hewani yang paling jarang

Universitas Sumatera Utara


dikonsumsi (≤3 kali/bulan) oleh responden adalah salmon rol sebanyak 65,7

persen, lobster sebanyak 64,2 persen, belut sebanyak 62,8 persen daging kambing

51,5 persen dan jenis protein nabati yang sering (1-6 kali/minggu) dikonsumsi

oleh responden adalah tahu sebanyak 44.8 persen dan tempe sebanyak 44,5

persen.

Tabel 14

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Protein Hewani dan Nabati yang


Dikonsumsi

≥ 1 kali/ 1-6 kali/ ≤ 3 Kali/ Tidak


Jenis Protein Hari Minggu Bulan Pernah
f % f % f % f %
Protein Hewani
Ikan 69 20,1 149 43,3 100 29,1 26 7,6
Kepiting 12 3,5 47 13,7 167 48,5 118 34,3
Kerang 10 2,9 45 13,1 171 49,7 118 34,3
Udang 20 5,8 90 26,2 156 45,3 78 22,7
Salmon rol 3 9 27 7,8 88 25,6 226 65,7
Lobster 6 1,7 24 7,0 93 27,0 221 64,2
Cumi 13 3,8 83 24,1 155 45,1 93 27,0
Belut 8 2,3 36 10,5 84 24,4 216 62,8
Pempek 9 2,6 41 11,9 161 46,8 133 38,7
Steak 17 4,9 51 14,9 187 54,4 89 25,9
Rendang (Daging) 36 10,5 145 42,2 147 42,7 16 4,7
Bakso 98 28,4 143 41,5 67 19,4 36 10,4
Daging kambing 6 1,7 31 9,0 130 37,8 177 51,5
Ayam 86 25,0 173 50,3 75 21,8 10 2,9
Telur ayam 68 19,8 185 53,8 74 21,5 17 4,9
Protein Nabati
Tahu 39 11,3 154 44,8 102 29,7 49 14,2
Tempe 44 12,8 153 44,5 106 30,8 41 11,9

Sayur-sayuran. Berdasarkan Tabel 15 menunjukkan bahwa secara

keseluruhan responden jarang mengkonsumsi sayur-sayuran, hal ini dapat dilihat

bahwa hanya 31,4 persen responden yang mengkonsumsi sayuran segar dan 17,2

persen responden mengkonsumsi tumisan sayuran setiap hariya (≥1 kali/hari).

Universitas Sumatera Utara


49,1 persen responden mengkonsumsi pecel (≤3 kali/bulan) dan 40,7 persen

responden jarang mengkonsumsi sayuran capcay (≤3 kali/bulan). Sementara itu

31,4 persen responden tidak pernah mengkonsumsi sayur daun ubi tumbuk

sebanyak 31,7 persen.

Tabel 15

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Sayur-sayuran yang Dikonsumsi

≥ 1 kali/ 1-6 kali/ ≤ 3 Kali/ Tidak


Jenis Sayur-sayuran Hari Minggu Bulan Pernah
f % f % f % f %
Sayuran Segar 108 31,4 132 38,4 74 21,5 30 8,7
Pecel 14 4,1 89 25,9 169 49,1 72 20,9
Sop Sayur 32 9,3 102 29,7 133 38,7 77 22,4
Sayur Capcay 17 4,9 99 28,8 140 40,7 88 25,6
Tumisan Sayur 59 17,2 121 35,2 108 31,4 56 16,3
Daun ubi Tumbuk 19 5,5 90 26,2 126 36,6 109 31,7

Buah-buahan. Berdasarkan Tabel 16 menunjukkan bahwa secara

keseluruhan responden jarang mengkonsumsi buah-buahan, hal ini dapat dilihat

bahwa hanya 20,6 persen responden hanya mengkonsumsi buah-buah segar dan

hanya 5,5 persen responden mengkonsumsi jus buah setiap harinya (≥ 1 kali

sehari). Sementara itu 49,1 persen rujak es krim dan es buah jarang dikonsumsi

oleh responden.

Tabel 16

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Buah-buahan yang Dikonsumsi

≥ 1 kali/ 1-6 kali/ ≤ 3 Kali/ Tidak Pernah


Jenis Buah-buahan Hari Minggu Bulan
f % f % f % f %
Buah Segar 71 20,6 148 43,0 93 27,0 32 9,3
Rujak Buah 30 8,7 107 31,1 134 39,0 73 21,2
Rujak Es Krim 10 2,9 38 11,0 106 30,8 190 55,2
Es Buah 13 3,8 55 16,0 175 50,9 101 29,4
Jus Buah 19 5,5 101 29,4 162 47,1 62 18,0

Universitas Sumatera Utara


Makanan berisiko. Berdasarkan hasil data penelitian dari Tabel 17

makanan berisiko dibagi menjadi tiga yaitu makanan asin, manis dan berlemak.

Secara keseluruahan makanan berisiko sering dikonsumsi oleh responden. Hal ini

dapat dilihat bahwa makanan asin yang paling sering konsumsi oleh responden

adalah mie instan sebanyak 19,2 persen. Sementara itu makanan asin lain seperti

french fries, burger, fried chicken, dan kebab sering konsumsi oleh responden

yaitu sebanyak (1-6 kali/ minggu).

Selanjutnya makanan berlemak yang paling sering (≥1 kali/hari)

dikonsumsi oleh responden adalah gorengan 36,9 persen, bakso 28,4 persen.

Selain itu makan berlemak yang sering dikonsumsi oleh responden (1-6

kali/minggu) adalah lontong sayur 40,7 persen, risoles sayur 36.9 persen dan

makanan berlemak yang paling jarang dikonsumsi adalah cireng sebanyak 48,0

persen.

Jenis makanan manis yang setiap hari (≥ 1 kali/hari) dikonsumsi oleh

responden adalah cookies sebanyak 16,6 persen, pancake sebanyak 11,0 persen

dan martabak manis sebanyak 11,3 persen. Selain itu makan yang sering di

konsumsi adalah cake 40,1 persen, roti bakar 39,0 persen dengan frekuensi

konsumsi (1-6 kali/minggu) dan makan yang paling jarang dikonsumsi adalah

lepat 53,2 persen, ketan mangga sebanyak 41,0 persen dan pie susu sebanyak 42,2

persen. Sedangkan minuman manis yang paling sering dikonsumsi (≥1 kali/hari)

teh 25,5 persen, kopi 16,3 persen, susu 19,8 persen, minuman softdrink

merupakan minuman yang sering dikonsumsi (1-6 kali/minggu) sebnayak 41,0

persen, sedangkan yoghort jarang dikonsumsi oleh responden yaitu sebanyak 41,3

Universitas Sumatera Utara


persen dan tidak pernah dikonsumsi responden adalah patbingsu sebanyak 52,6

persen, kolak durian sebanyak 35,5 persen.

Tabel 17

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Makanan Berisiko yang Dikonsumsi

≥ 1 kali/ 1-6 kali/ ≤ 3 Kali/ Tidak


Jenis Makanan
Hari Minggu Bulan Pernah
Beresiko
f % f % f % f %
Makanan Asin
Sandwich 11 3,2 61 17,7 146 42,4 126 36,6
Fried Chicken 39 11,3 110 32,0 146 42,4 49 14,2
Hot Dog 9 2,6 42 12,2 133 38,7 160 46,5
Pizza 13 3,8 43 12,5 202 58,7 86 25,0
French Fries 23 6,7 119 34,6 160 46,5 42 12,2
Burger 28 8,1 116 33,7 156 45,3 44 12,8
Kebab 36 10,5 104 30,2 125 36,3 79 23,0
Mie Instan 66 19,2 138 40,1 117 34,0 23 6,7
Seblak 16 4,7 41 11,9 146 42,4 141 41,0
Makanan Berlemak
Rendang Siap Saji 21 6,1 43 12,5 117 34,0 163 47,4
Gorengan (Bakwan) 127 36.9 133 38,7 66 19,2 18 5,2
Bakso 98 28,4 143 41,5 67 19,4 36 10,4
Martabak Telur 25 7,3 116 33,7 146 42,4 57 16,5
Lumpia 33 9,6 97 28,2 139 40,4 75 21,8
Risoles Sayur 50 14.5 127 36,9 126 36,6 41 11,9
Cireng 9 2,6 40 11,6 130 37,8 165 48,0
Makanan Berlemak
Batagor 38 11,0 128 37,2 116 33,7 62 18,0
Lontong Sayur 41 11,9 140 40,7 107 31,1 56 16,3
Makanan Manis
Martabak Manis 39 11,3 124 36,0 144 41,9 37 10,8
Roti Bakar 28 8,1 134 39,0 136 39,5 136 39,5
Roti Manis 36 10,5 112 32,6 143 41,6 53 15,4
Bubur Sum-sum 11 3,2 74 21,5 173 50,3 86 25,0
Puding 19 5,5 93 27,0 166 48,3 66 19,2
Crepes 13 3,8 60 17,4 181 52,6 90 16,2
Wafle 11 3,2 71 20,6 166 48,3 96 27,9
Klapertaart 7 2,0 37 10,8 155 45,1 145 42,2
Pie Susu 5 1,5 46 13,4 165 48,0 128 37,2
Ketan Mangga 10 2,9 38 11,0 155 45,1 141 41,0
Cake 41 11,9 138 40,1 134 39,0 31 9,0
Cookies 57 16,6 126 36,6 117 34,0 44 12,8
Pancake 38 11,0 86 25,0 149 43,0 71 20,6

(bersambung)

Universitas Sumatera Utara


Tabel 17

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Makanan Berisiko yang Dikonsumsi

≥ 1 kali/ 1-6 kali/ ≤ 3 Kali/ Tidak


Jenis Makanan
Hari Minggu Bulan Pernah
Beresiko
f % f % f % f %
Lava Cake 11 3,2 60 17,4 163 47,4 110 32,0
Cupcake 14 4,1 63 18,3 179 52,0 88 25,6
Kue Tart 12 3,5 58 16,9 192 55,8 82 23,8
Lepat 7 2,0 43 12,5 111 32,3 183 53,2
Patbingsu 13 3,8 48 14,0 102 29,7 181 52,6
Susu 68 19,8 163 47,4 87 25,3 26 7,6
Yoghurt 14 4,1 93 27,0 142 41,3 95 27,6
Milkshake 27 7,8 99 28,8 136 39,5 82 23,8
Milk Tea 53 15,4 130 37,8 118 34,3 43 12,5
Kopi Susu 62 18,0 131 38,1 102 29,7 49 14,2
Teh 86 25,5 145 42,2 94 27,3 19 5,5
Kopi 56 16,3 121 35,5 121 35,5 46 13,4
Softdrink 37 10,8 141 41,0 129 37,5 37 10,8
Kolak Durian 9 2,6 82 23,8 131 38,1 122 35,5

Analisis Bivariat

Hasil analisis bivariat digunakan untuk melihat ada tidaknya hubungan

antara dua variabel yang ada pada penelitian.Variabel yang akan dilihat

hubungannya adalah durasi penggunaan media sosial instagram dengan perilaku

makan dan frekuensi penggunaan media sosial instagram dengan perilaku makan.

Hubungan Durasi penggunaan media sosial instagram dengan

perilaku makan. Durasi penggunaan media sosial merupakan variabel

independen yang dianalisis hubungannya dengan variabel dependen yakni

perilaku makan. Berdasarkan Tabel 18 menunjukkan bahwa sebanyak 70,3 persen

responden dengan durasi penggunaan media sosial instagram yang tinggi

mengalami perilaku makan tidak seimbang. Hasil uji analisis bivariat

menggunakan uji chi-square menunjukkan ada hubungan bermakna antara durasi

Universitas Sumatera Utara


penggunaan media sosial instagram dengan perilaku makan (p = 0,023 ; p <

0,005).

Tabel 18

Hasil Analisis Bivariat antara Durasi Penggunaan Media Sosial Instagram


dengan Perilaku Makan

Perilaku Makan
Total PR
Durasi Seimbang Tidak Seimbang p
CI 95%
n % n % n %
Tinggi 57 29,7 135 70,3 192 100 0,581
0,023
Rendah 64 42,1 88 57,9 152 100 0,371-0,907

Hubungan frekuensi penggunaan media sosial instagram dengan

perilaku makan. Frekuensi penggunaan media sosial merupakan variabel

independen yang ingin dianalisis hubungannya dengan variabel dependen yakni

perilaku makan. Berdasarkan tabel Tabel 19 dibawah ini menunjukkan bahwa

sebanyak 72,5 persen responden dengan frekuensi penggunaan media sosial

instagram yang tinggi mengalami perilaku makan tidak seimbang. Hasil uji

analisis bivariat menggunakan uji chi-square menunjukkan ada hubungan

bermakna antara durasi penggunaan media sosial instagram dengan perilaku

makan (p = 0,001 ; p < 0,005).

Tabel 19

Hasil Analisis Bivariat antara Frekuensi Penggunaan Media Sosial Instagram


dengan Perilaku Makan

Perilaku Makan
Total PR
Frekuensi Seimbang Tidak Seimbang p
CI 95%
n % n % n %
Tinggi 53 27,5 140 72,5 193 100 0,462
0,001
Rendah 68 45,0 83 55,0 151 100 0,295-0,725

Universitas Sumatera Utara


Analisis Mutivariat

Analisis multivariat dilakukan untuk menentukan variabel yang memiliki

hubungan yang paling besar dengan perilaku makan. Variabel yang akan diuji

adalah variabel durasi dan frekuensi penggunaan media sosial instagram. Sebelum

melakukan analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik berganda,

setiap variabel diuji kelayakannya dengan menggunakan uji regresi logistik

sederhana dimana variabel yang memiliki nilai (p < 0,25) dapat dilanjutkan ke

analisis regresi logistik berganda.

Berdasarkan Tabel 20 dibawah ini menunjukkan bahwa hasil uji regresi

logistik sederhana, semua variabel memiliki nilai (p < 0,25) yang berarti semua

variabel layak untuk masuk kedalam analisis regresi logisitik berganda. Pada

tahap awal semua variabel yang masuk ke dalam model multivariat diuji bersama-

sama.

Tabel 20

Hasil Seleksi Regresi Logisitik Sederhana

Variabel p Value Keterangan


Durasi penggunaan media sosial instagram 0,017 Kandidat
Frekuensi penggunaan media sosial instagram 0,001 Kandidat

Berdasarkan Tabel 21 dibawah ini dapat diketahui bahwa hasil akhir dari

analisis multivariat adalah variabel durasi penggunaan media sosial instagram

paling ber berhubungan dengan perilaku makan dengan faktor risiko tertinggi nilai

Exp (B) 0,593.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 21

Analisis Multivariat Perilaku Makan Tahap Akhir

Variabel B p Value Exp(B) 95% Cl. for EXP (B)


Lower Upper
Durasi -0,522 0,024 0,593 0,377 0,934
Frekuensi -0,757 0,001 0,469 0,298 0,738
Constant 1,354 0,008 3,873

Selanjutnya hasil analisis multivariat diatas digunakan kedalam model

persamaan regresi logistik berganda untuk mengidentifikasi probabilitas kapasitas

perilaku makan sebagai berikut:

Keterangan:

P = Probabilitas perilaku makan

y = Jumlah Koefisien regresi konstanta

e = Bilangan alamiah = 2,7

Berdasarkan persamaan tersebut, secara keseluruhan didapatkan nilai

peluang adalah 39,3 persen, hal ini berarti faktor durasi yang tinggi berpeluang

menyebabkan terjadinya perilaku makan tidak seimbang sebesar 39,3 persen pada

Universitas Sumatera Utara


mahasiswa di Universitas Sumatera Utara pada tahun 2019, sedangkan 60,7

persen dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak di teliti.

Universitas Sumatera Utara


Pembahasan

Karakteristik Responden

Deskripsi karakteristik responden adalah menguraikan atau memberikan

gambaran mengenai identitas responden dalam penelitian, sebab dengan

menguraikan identitas responden yang menjadi sampel dalam penelitian maka

akan dapat diketahui seperti apa identitas responden dalam penenlitian ini. Oleh

karena itu deskripsi identitas responden dalam penelitian ini dapat dikelompokkan

menjadi beberapa kelompok yaitu: umur dan jenis kelamin.

Karakteristik responden berdasarkan umur. Mayoritas mahasiswa

menggunakan akun kuliner instagram sebagai sumber informasi dan referensi

makanan. Umur responden berkisar antara (18-25 tahun), pada penelitian ini

responden berumur 21 tahun paling banyak mengikuti akun kuliner instagram.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Walis, 2015) umur (18-22) tahun

adalaah masa peralihan dari remaja menuju pra-dewasa. Usia ini merupakan

tahapan dimana masih mengandalkan informasi dari luar seperti media sosial

untuk membentuk karakteristik mereka contoh dalam perilaku kesehatan. Usia

(18-22) tahun ini memiliki kecenderungan untuk berperilaku makan kurang sehat

dibandingkan dewasa muda dan juga akan membandingkan perilaku kesehatan

mereka dengan teman sebaya atau dengan media. Sedangkan usia 23 tahun ke

atas atau tahapan dewasa muda, dikatakan akan mulai menyusun tujuan hidup

dengan kehidupan sosial yang jauh lebih aktif dan bertanggung jawab sehingga

dapat mendukung dewasa muda pada tahapan ini untuk lebih berperilaku makan

lebih sehat.

Universitas Sumatera Utara


Penelitian ini didukung oleh penelitian (Wahyuni, 2011) menyatakan

bahwa responden berumur (20-22 tahun) lebih sering mengkonsumsi fast food

dibandingkan responden berumur (17-19 tahun). Analisis statistik diperoleh (p =

0,495) (RP = 0,95 ; 95%), artinya faktor umur tidak berpengaruh terhadap pola

konsumsi fast food. Ternyata faktor umur bukan sebagai faktor resiko terhadap

pola konsumsi fast food.

Karakterisitik responden berdasarakan jenis kelamin. Kriteria

responden berdasarkan jenis kelamin untuk membedakan responden laki-laki dan

perempuan. Sebagian besar responden dalam penelitian ini berjenis kelamin

perempuan. Perempuan lebih aktif menggunakan media sosial instagram

dibandingkan laki-laki untuk memenuhi kebutuhan gaya hidupnya, sedangkan

laki-laki lebih sering menggunakan teknologi untuk bermain game. Secara

psikologis, laki-laki biasanya dalam hal porsi makanan lebih banyak di

bandingkan perempuan, disisi lain dalam hal frekuensi makan laki-laki juga

memiliki tingkat konsumsi lebih sering di bandingkan dengan perempuan.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Wahyuni,

2011) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan (p value >

0,05) (RP = 1,28 ; 95%). Jenis kelamin bukan sebagai faktor resiko terhadap

meningkatnya pola konsumsi fast food. Namun laki-laki mempunyai porsi lebih

sering untuk mengkonsumsi fast food yaitu sebesar 51,33 persen dibandingkan

dengan responden perempuan.

Penggunaan Akun Kuliner Instagram

Penelitian ini mengkaji penggunaan akun kuliner instagram sebagai

referensi dalam pemilihan makanan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa yang

Universitas Sumatera Utara


mengikuti akun kuliner instagram lebih tinggi presentasenya dibandingkan

dengan yang tidak mengikuti akun kuliner instagram yaitu sebanyak 71,2 persen.

Akun kuliner terbanyak yang diikuti oleh responden yaitu @kulinermedan,

@kulinerkoko, @seleramakan. Tiga akun kuliner ini menjadi sorotan pagi

masyarakat kota Medan dalam mencari informasi mengenai makanan.

Opini responden terhadap akun kuliner instagram sangat baik. Instagram

dapat diakses kapan saja dan dimana saja, hal ini bersifat praktis dan mudah.

Terpaan informasi makanan berdampak kepada semua lini, tidak terkecuali pada

perilaku makan. Terpaan informasi di media memberikan dampak positif dan

negatif yang sangat besar bagi penggunanya. Dampak positif terpaan informasi di

media instagram memberikan kemudahan kepada masyarakat. Mereka

berpendapat bahwa instagram tersebut sangat menarik dan kreatif sebagai media

informasi kuliner yang diminati dalam memberikan referensi tempat kuliner yang

dapat dikunjungi. Informasi kuliner yang diberikan lengkap dan dapat memenuhi

kebutuhan informasi makanan bagi mereka setiap harinya sehingga menjadikan

instagram sebagai panduan untuk kuliner.

Selain itu, dengan kemajuan teknologi yang luar biasa pada era revolusi

industri empat ini menjadikan kemudahan dalam memperoleh informasi akan

gaya hidup, kebudayaan, dan kuliner. Tidak hanya itu terpaan informasi makanan

akan dapat mengedukasi masyarakat untuk perbaikan perilaku makan. Namun

keberadaan revolusi industri empat dengan perkembangan teknologi yang sangat

cepat ini juga dapat menimbulkan dampak negatif diantaranya kemudahan dalam

mengakses informasi akan membuat aktifitas fisik dari mahasiswa semakin

rendah, seperti dengan satu genggaman telekomunikasi (handphone) saja bisa

Universitas Sumatera Utara


mendapatkan makanan yang diinginkan tanpa harus datang ke restoran yang

diinginkan. Sebagian besar mahasiswa pada penelitian ini merupakan orang-orang

yang sering mengkonsumsi makan diluar dan gemar berwisata kuliner tentunya

akan mengandalkan informasi kuliner pada media sosial instagram. Informasi

makanan di media sosial instagram yang menggugah selera akan meningkatkan

nafsu makan dan akan berdampak buruk terhadap perilaku makan seseorang.

Kenyataan ini memberikan efek negatif terhadap mahasiswa seperti peningkatan

berat badan dan menjadi pencetus penyakit degeneratif pada masa yang akan

datang contohnya penyakit jantung, hipertensi, stroke, diabetes serta kanker.

Untuk itu masyarakat lebih selektif dalam menerima informasi yang ada pada

media sosial.

Terjadinya perkembangan bisnis kuliner yang pesat didasari oleh

perubahan budaya dan sikap masyarakat yang mulai terbiasa untuk

mengkonsumsi makanan dan minuman di luar rumah. Mahasiswa yang berada

pada lingkungan kampus memiliki waktu yang sedikit untuk melakukan persiapan

membuat makanan. Hal tersebut membuat mereka banyak membeli makan di

luar. Konsumsi makanan diluar yang dijual minim akan serat, sedangkan tubuh

membutuhkan vitamin dan mineral. Berdasarkan hasil penelitian konsumsi sayur

dan buah tidak dilakukan setiap hari oleh mahasiswa, mereka lebih memilih

makanan cepat saji, berlemak dan manis. Didalam PUGS (Pedoman Umum Gizi

Seimbang) konsumsi sayur dan buah harus dilakukan setiap hari.

Kehadiran media digital banyak mempengaruhi perilaku masyarakat.

Terpaan media mempunyai dampak porsitif dan negatif terhadap penggunanya.

Terpaan informasi media dapat mempengruhi sosial budaya masyarakat (Laba,

Universitas Sumatera Utara


2018). Penggunaan media sosial seperti instagram telah menjadi hal yang biasa

bagi kehidupan generasi muda (Vaterlaus, et al., 2015).

Media sosial instagram dijadikan sebagai sumber informasi dan referensi

dalam memilih produk makanan dan minuman. Alasan mereka lebih banyak

memilih instagram adalah karena instagram memiliki fitur yang menarik,

informasi tersedia dalam bentuk foto dan video yang di sajikan dengan berbagai

filter yang menjadikan foto dan video lebih menarik. Selain itu, foto dan video

dilengkapi dengan keterangan mengenai makanan yang di lengkapi dengan

keterangan lokasi, harga, dan keterangan halal dan non halal pada makanan

sehingga instagram memiliki daya tarik yang tinggi oleh pengguna seperti

mahasiswa untuk mengkonsumsi makanan yang direkomendasikan di media

sosial instagram.

Akun kuliner telah menjadi media informasi kuliner yang di percaya oleh

masyarakat pada saat ini. Manfaat didapat sebagai pengguna instagram adalah

kemudahan dalam menentukan kuliner mana yang sesuai selera. Selain itu

pengetahuan mereka bertambah terhadap kuliner yang ada karena instagram tidak

hanya memberikan informasi mengenai seputar kuliner modern namun juga

kuliner tradisional, chinese, western, dan home made. Sehingga yang tadinya

mereka tidak mengetahui kuliner-kuliner baru ataupun yang belum ter-expose

menjadi lebih tahu dan bahkan tertarik untuk mencicipi kuliner-kuliner tersebut.

Menurut penelitian yang di lakukan oleh (Purnamasari, 2018) menyatakan

bahwa Tak hanya aktif mencari informasi soal makanan, masyarakat pun

cenderung terdorong untuk membeli maupun mendatangi tempat makan setelah

mengikuti akun media sosial. Hal ini terlihat dari 66,3 persen masyarakat yang

Universitas Sumatera Utara


aktif mencari informasi makanan di akun media sosial menyatakan hal tersebut.

Melihat dari faktor yang mempengaruhi keputusan masyarakat dalam membeli

atau mendatangi tempat makan setelah melihat akun media sosial, informasi soal

promo atau diskon menjadi pendorong terbesar.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Lestiana,

2016) menyatakan bahwa ada pengaruh akun instagram @kulinersolo dalam

memberikan informasi mengenai kuliner di Kota Solo dengan detail informasi

yang dapat mempengaruhi para followers nya. Informasi yang disertai dengan

gambar foto mempengaruhi followers untuk melakukan pembelian pada apa yang

sudah ditawarkan oleh @kulinersolo.

Frekuensi konsumsi makanan diluar pada penelitian ini mayoritas dengan

kategori sering. Hal ini terjadi karena saat ini mencari informasi mengenai

makanan pada media sosial instagram lebih mudah dengan berbagai jenis dan

pilihan makanan. Fenomena ini dijadikan oleh generasi muda untuk

menghabiskan waktunya di kafe atau restoran sambil menyantap berbagai

makanan yang disediakan. Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini cafe telah

menjadi ikon baru dalam gaya hidup modern, khususnya bagi anak muda

perkotaan.

Penelitian ini di dukung oleh penelitian (Surjadi, 2013) terkait globalisasi

yaitu media sosial telah menjadi bagian dari kehidupan kelompok remaja dan

dewasa muda untuk dapat membantu salah satu kebutuhan utama dalam hidup

yaitu untuk makan. Sekitar 60 persen responden pada penelitian ini mengaku

bahwa akun kuliner instagram memberikan manfaat positif dalam kehidupan

mereka, 30 persen responden mengaku tidak merasakan manfaat dari akun kuliner

Universitas Sumatera Utara


instagram dan lima persen responden mengaku akun kuliner instagram

memberikan dampak negatif seperti membuat ingin membeli makanan terus-

menerus, menghalangi rencana diet dan menghabiskan kuota.

Penelitian (Laila, 2018) menyatakan bahwa terdapat hubungan pemesanan

makanan online meliputi frekuensi dan jenis makanan dengan kejadian obesitas

dimana nilai (p = 0,072). Mayoritas responden mengkonsumsi makanan pada

waktu malam hari dengan jenis makanan yang berkalori tinggi seperti nasi

goreng, mie ayam, mie bakso, dan mie goreng. Hal ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh (Kurdanti, 2015) yaitu terdapat hubungan frekuensi

mengkonsumsi makanan tinggi kalori dengan obesitas dimana nilai (p = 0,008).

Kemajuan teknologi yang menjadikan hampir setiap orang menggunakan

gadget pada saat sekarang ini. Hal tersebut sangat berpeluang untuk dijadikan

media perubahan perilaku makan. Perlu adanya sosok figur di media yang

memiliki asupan serat baik untuk mendorong terjadinya peningkatan perilaku

makan ke arah yang lebih baik, khususnya peningkatan asupan serat (Lestari,

2016).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden yang

mengikuti akun kuliner instagram mengalami perilaku makan yang tidak

seimbang Perilaku makan yang tidak seimbang pada penelitian ini di sebabkan

oleh frekuensi makan sayur dan buah-buahan masih rendah, sedangkan konsumsi

makan beresiko tinggi seperti mengonsumsi makanan manis, asin dan berlemak

secara harian lebih tinggi seperti mie instan, bakso, gorengan, berbagai varian

ayam geprek dengan level kepedasan yang berbeda, berbagai jenis junkfood

seperti KFC, pizza, minuman olahan kopi dan susu, teh susu dan lain-lain.

Universitas Sumatera Utara


Zaman modern gaya hidup konsumtif pada generasi milenial terlebih dalam

mengkonsumsi makanan dan minuman yang ingin tampil lebih maju dan terdepan

dibandingkan dengan teman-temannya. Salah satunya dengan cara berlomba-

lomba mengkonsumsi berbagai produk yang tidak di butuhkan, tetapi

mengkonsumsi yang diinginkan. Makanan cepat saji lebih sering dikonsumsi

dalam pemenuhan kebutuhan mereka.

Menurut Pedoman Gizi Seimbang (Kemenkes RI, 2014) mengkonsumsi

makanan harus beragam mengandung zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh

mengkonsumsi makanan pokok, mengkonsumsi lauk pauk berprotein tinggi

terdiri dari protein nabati dan protein hewani, banyak makan sayur-sayuran dan

buah-buahan, batasi konsumsi makanan beresiko seperti makanan asin, manis dan

berlemak.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Scrother (2007)

pada mahasiswa di Arkansas dan Florida menujukkan bahwa mereka jarang

mengonsumsi sayur dan buah. Hal yang sama juga didapatkan dalam penelitian

yang dilakukan oleh Ulfah (2011) pada mahasiswa asrama UI Depok, sebagian

besar mahasiswa 84,1 persen tidak memiliki kebiasaan makan sayur dan buah

setiap hari.

Budaya makan pada era globalisasi ini telah berubah menjadi tinggi lemak

jenuh dan gula, rendah serat, dan rendah zat gizi mikro. Perubahan selera makan

ini cenderung menjauhi konsep makan seimbang sehingga berubah menjadi

tinggi lemak jenuh, gula, rendah serat, dan rendah zat gizi mikro. Selain itu, pada

masa remaja juga terjadi perubahan gaya hidup, perilaku, serta kebisaan makan.

Perubahan-perubahan yang terjadi, menyebabkan para remaja ini rentan terhadap

Universitas Sumatera Utara


konsumsi makan yang tidak sehat (Ginting, et al., 2011).

Penelitian ini lebih banyak pada mahasiswa jurusan non kesehatan

dibandingkan mahasiswa kesehatan hal ini menunjukkan terlihat perbedaan antara

perilaku makan mahasiswa non kesehatan dan kesehatan. Mahasiswa kesehatan

lebih mementingkan perilaku makan sehat dan seimbang karena telah memiliki

pengetahuan mengenai makanan yang baik untuk tubuh sehingga dapat memberi

perubahan terhadap sikap dan juga perubahan terhadap perilaku. Sedangkan

mahasiswa non kesehatan kurang peduli terhadap makanan yang dikonsumsinya

ditandai dari hasil penelitian yang masih banyak mahasiswa non kesehatan

berperilaku makan yang tidak sesuai dengan pedoman gizi seimbang cendrung

mengkonsumsi makanan beresiko dan rendah serat. Konsumsi makanan oleh

mahasiswa sekedar untuk bersosialisasi demi kesenangan dan tidak

memperhatikan unsur-unsur gizi pada makanan akan meningkatkan resiko terkena

penyakit. Sebagai contoh, mengkonsumsi makanan cepat saji (fast food) seperti

berbagai produk olahan siap saji seperti burger, fried chicken, pizza dan minuman

(softdrink) yang berkarbonasi dan mengandung kadar gula tinggi kurangnya

konsumsi sayur dan buah yang akan membawa bahaya terhadap kesehatan yang

tidak diinginkan di masa depan. Sedangkan perilaku makan yang benar akan

membantu manusia untuk menjadi lebih sehat, meningkatkan kecerdasan,

meningkat produktivitas kerja dan dapat menjadikan generasi penerus bangsa

lebih maju.

Apabila seseorang memiliki pengetahuan tentang kesehatan yang baik,

maka orang itu akan berusaha menghindari atau meminimalkan segala sesuatu

yang akan berpeluang untuk terjadinya efek yang kurang baik terhadap dirinya,

Universitas Sumatera Utara


setidaknya ia akan mencoba untuk beperilaku mendukung dalam peningkatan

derajat kesehatannya (Notoatmodjo,2007).

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Ahmed,

2016) hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan perilaku

makan dalam konsumsi lemak dan serat antara mahasiswi kesehatan dan non-

kesehatan, baik yang berasal dari produk cepat saji maupun makanan alami.

Angka kecukupan gizi (AKG) untuk lemak dan serat per hari adalah 75 g dan 35

g. Jika dibandingkan dengan AKG, konsumsi responden dalam penelitian ini

sangat rendah.

Hubungan Durasi Penggunaan Media Sosial Instagram dengan Perilaku


Makan

Hasil analisis bivariat dengan chi square antara durasi penggunaan media

sosial Instagram dengan perilaku makan menunjukkan nilai (p value = 0,023 ; <

0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan durasi penggunaan media

sosial instagram dengan perilaku makan. Lamanya waktu yang digunakan dalam

mengakses media sosial dapat memberi pengaruh bermakna terhadap perilaku

makan yang tidak seimbang, karena lamanya terpapar dengan media akan

semakin sering untuk melihat makanan yang direkomendasikan oleh food blooger

dan akan mempengaruhi penggunanya untuk mecicipi makanan tersebut.

Kebanyakan makanan yang diinformasikan oleh food blogger makanan tinggi

kalori dan rendah serat, terutama makanan yang beresiko.

Penelitian ini sejalan oleh Yudhita (2013) yang menyatakan bahwa ada

hubungan antara media periklanan dengan perilaku makan remaja putri di SMA

Negeri 10 Padang. Penelitian didukung oleh penelitian Khoirunisa (2017) yang

Universitas Sumatera Utara


menyatakan bahwa dewasa muda yang menggunakan akun kuliner instagram

beresiko empat kali lebih besar menjadi overweight/obesitas dibandingkan

dengan dewasa muda yang tidak aktif menggunakan akun kuliner instagram.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

(Hidayatun, 2015) menyatakan bahwa dewasa muda menghabiskan waktu sekitar

(11-12) jam sehari dengan media dan teknologi. Penelitian kualitatif yang

dilakukannya menemukan bahwa dewasa muda yang menggunakan banyak

waktunya berinteraksi dengan media sosial terlalu lama cenderung akan

menjadikan gaya hidup yang sedentary, membuat dewasa muda akan terlalu fokus

pada media hingga dapat melewatkan waktu makan. Terlambat makan atau

melewatkan waktu makan tersebut yang mengarahkan dewasa muda untuk

mengonsumsi makanan fastfood atau berperilaku dalam memilih makanan yang

tidak sehat. Kurangnya aktifitas gaya hidup yang sedentary dan memiliki pilihan

konsumsi makanan yang tidak sehat inilah yang meningkatkan resiko terjadinya

kelebihan berat badan (Vaterlaus, et al., 2015).

Penggunaan media sosial pada kalangan mahasiswa tidak lepas dari media

sosial karena media sosial memiliki berbagai fitur yang menarik untuk digunakan

seperti salah satunya akun kuliner instagram. Selain itu mahasiswa merupakan

usia dimana penggunaan media sosial yang cukup tinggi. Penggunaan media

sosial di kalangan mahasiswa seringkali lebih mudah tertarik pada sesuatu baru

dan yang menjadi tren dikalangannya. Instagram ini seringkali digunakan untuk

berbagai aktifitas seperti untuk berkomunikasi, lifestyle, yang tidak kalah penting

pada saat ini yaitu mencari informasi terkait makanan yang akan di konsumsi.

Universitas Sumatera Utara


Durasi penggunaan media sosial instagram dalam penelitian ini

dikategorikan tinggi, dimana waktu yang digunakan untuk mengakses media

sosial instagram dilakukan lebih dari tiga jam/hari. Menurut Ardiyanto (2006:164)

durasi adalah dilihat dari beberapa lama khalayak bergabung pada suatu media.

Berdasarkan penggunaan media sosial di Indonesia menghabiskan waktu rata-rata

tiga jam 23 menit dalam (Bagus, 2018).

Semakin banyak durasi yang digunakan dalam mengakses media sosial

instagram oleh reponden untuk melihat postingan akun kuliner yang

mereferensikan makanan, maka semakin besar responden mendapatkan informasi

mengenai kuliner. Hal ini mempengaruhi responden dalam untuk mengkonsumsi

makanan yang direkomendasikan. Jika media memberikan tekanan pada suatu

peristiwa maka media tersebut akan mempengaruhi khalayak. Hal ini menjelaskan

bahwa semakin banyak durasi yang digunakan dalam mengakses akun kuliner

dimedia sosial instagram maka semakin mudah untuk mempengaruhi responden

dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat. Karena lamanya waktu

terpapar dengan media instagram membuat responden mencari informasi

mengenai makanan yang diinginkan.

Mahasiswa yang berada pada lingkungan kampus memiliki waktu yang

sedikit untuk melakukan persiapan membuat makanan dan kurangnya kemampuan

sebagian mahasiswa dalam memasak yang dapat menjadi hambatan terhadap

perilaku hidup sehat. Hal ini membuat mereka untuk membeli makanan diluar

dengan mencari referensi makanan pada akun kuliner instagram dengan berbagai

pilihan makanan dan tingkatan harga, sehingga mereka mengikuti akun kuliner

Universitas Sumatera Utara


instagram untuk melihat promo, mencari lokasi tempat makan, melihat harga

makanan, mencari refrensi tempat makan baru untuk di kunjungi, dan menyukai

kuliner.

Terjadi perkembangan teknologi dan juga bisnis kuliner yang sangat pesat

pada era ini membuat perubahan terhadap perilaku makan mahasiswa dan juga

faktor lingkungan jauh dari orang tua membuat mahasiswa terbiasa huntuk

mengkonsumsi makanan dan minuman diluar rumah hal ini menyebabkan

generasi muda yang lebih sering menghabiskan waktu di kafe atau restoran untuk

menyantap berbagai makanan seperti makanan fast food, tinggi lemak,

mengkonsumsi makanan berisiko, dan kurang mengkonsumsi buah dan sayuran.

Banyaknya pilihan makanan yang di dapat pada media sosial instagram membuat

responden berkeinginan untuk mencoba makanan tersebut karena dengan warna

yang menarik serta cara food blooger dalam menikmati makanan dapat

menggugah selera konsumen.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Sanjaya, 2017) menyatakan

bahwa 80 persen mahasiswa sering terpengaruh membeli makanan dan minuman

setelah menggunakan media sosial yang mempromosikan dibidang kuliner yang

dapat menarik perhatian orang-orang sehingga media sosial dapat mempengaruhi

pola konsumsi seseorang.

Terkait dengan dengan makanan, media sosial dapat meningkatkan

pemilihan makanan karena banyak memberikan informasi tentang makanan dan

juga dapat menjadi gangguan ketika waktu makan sehingga mengarah untuk

memilih dan mengkonsumsi makanan kurang sehat (Vaterlaus, et al., 2015).

Universitas Sumatera Utara


Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

(Aritonang, 2016) mengenai konsumsi pangan dan status gizi pada pegawai

politeknik kesehatan Direktorat Kesehatan Medan menyatakan bahwa tidak ada

hubungan yang signifikan antara jenis makanan dengan status gizi karyawan.

Karyawan dengan status gizi lebih mengaku kurang menyukai sayuran dan buah-

buahan, sehingga konsumsi serat rendah. Makanan pokok tanpa diimbangi dengan

konsumsi buah dan sayur-sayuran , kemungkinan akan meningkatkan kejadian

kelebihan gizi. Makanan yang dikonsumsi harus mengandung nutrisi yang

diperlukan seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.

Penggunaan media sosial yang sedang tren di kalangan generasi muda

menyebabkan generasi muda terbujuk oleh tampilan pada media sosial dengan

produk dan warna yang menarik sehingga mudah untuk mempengaruhi perilaku

konsumtif generasi muda (Freedy, et al., 2005).

Hubungan Frekuensi Penggunaan Media Sosial Instagram dengan Perilaku


Makan

Hasil analisis bivariat dengan chi square antara frekuensi penggunaan

media sosial instagram dengan perilaku makan menunjukkan nilai (p value =

0,001 ; < 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan frekuensi

penggunaan media sosial instagram dengan perilaku makan. Data ini

menunjukkan indikator frekuensi penggunaan media sosial instagram cukup

tinggi. Seringnya pengulangan dalam menggunakan media sosial instagram dapat

memberi pengaruh yang bermakna terhadap perilaku makan yang kurang sehat

pada mahasiswa.

Penelitian ini sejalan oleh Stefani (2017) yang menyatakan ada hubungan

Universitas Sumatera Utara


positif antara frekuensi penggunaan media sosial dengan keinginan untuk

membeli produk pada usia (18-25) dengan (p = 0,000). Penelitian selanjutnya

didukung oleh penelitian Ilham (2016) dari hasil uji statistik didapatkan (p value =

0,041 <0,05) artinya terdapat hubungan signifikan antara pengaruh media masa

dengan perilaku diet pada mahasiswa Stikes Payung Negeri Pekanbaru. Analisis

diperoleh nilai (POR=3,321) yang artinya responden terpengaruh media masa tiga

kali melakukan diet tidak sehat.

Penelitian ini menunjukkan bahwa instagram merupakan salah satu media

sosial yang menjadi favorit dikalangan mahasiswa. Lebih dari separuh yang 71,2

persen mahasiswa mengikuti akun kuliner instagram dari smartphone mereka.

Frekuensi mengakses media sosial instagram yang tinggi menyebabkan responden

melihat postingan dengan jumlah yang banyak dengan berulang kali, hal ini

menjadikan respoden ingin mencicipi dan datang ke tempat kuliner yang di

rekomendasikan. Semakin sering responden mengakses media sosial instagram

maka akan semakin sering terpapar dengan makanan, karena food blooger pada

akun kuliner membagikan informasi terkait makanan memiliki jeda waktu dalam

sehari. Semakin sering responden mengakses media makan semakin sering untuk

terpapar dengan informasi makanan dan berkeinginan untuk mencicipi makan

tersebut akan semakin tinggi. Media sosial dapat memberikan informasi yang

lengkap dan cepat untuk memenuhi kebutuhan dan gaya hidup kuliner mereka,

karena pada saat ini kuliner sudah menjadi sebuah kebutuhan gaya hidup terutama

kuliner yang sedang tren.

Dalam jurnal yang dikemukakan oleh (Rustano, et al,. 2016) penggunaan

Universitas Sumatera Utara


media sosial dan tren kuliner menjadi faktor terbesar pembentukan budaya atau

pola pikir seseorang terutama pada mahasiswa. Kuliner pada saat ini tidak hanya

kegiatan makan dan masak saja namu kegiatan kuliner saat ini meliputi kegiatan

mencicipi makanan di restoran-restoran etnik, mengunjungi festival makanan,

wisata kuliner terbaru (Long, L. M., 2016).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Walis, 2015)

menyatakan bahwa dewasa muda memeriksa akun media sosial milik mereka

antara (5-15) kali dalam sehari, menghabiskan sekitar tiga jam perhari untuk

menggunakan media sosial. Dewasa muda memeriksa akun sebelum tidur,

sesudah bangun tidur, melihat foto-foto, memposting foto mereka dan dapat

mempengaruhi keinginan seseorang karena sering terpapar dengan media.

Selanjutnya penelitian ini didukung oleh penelitian (Purwanti, 2017) bahwa

terdapat hubungan terpaan komunikasi pemasaran kuliner pada kaun medoa sosial

instagram @kulinersby terhadap motivasi konsumen dalam membeli produk yang

di posting dengan nilai (p<0,000) dengan koefisien korelasi 0,506.

Tingginya frekuensi penggunaan media sosial instagram dalam mengakses

akun kuliner membuat responden tertarik dengan makanan yang di

rekomendasikan oleh food blooger, hal ini di sebabkan karena setiap postingan

yang ada pada akun kuliner terlihat sangat menarik dari segi warna makanan

yang menggugah selera. Penelitian (Surjadi, 2013) menjelaskan bahwa responden

mengaku akun kuliner instagram yang di akses berulang kali memberikan dampak

negatif seperti membuat ingin membeli makanan terus menerus, menghalangi diet

dan menghabis kuota.

Universitas Sumatera Utara


Kebanyakan mahasiswa di sekitar Universitas Sumatera Utara adalah anak

rantau dari berbagai daerah. Mahasiswa yang merantau mayoritas merupakan

anak kost yang melakukan aktivitas bukan hanya di kampus melainkan aktivitas

tambahan diluar mata kuliah seperti bersosialisasi dengan lingkungan, les

tambahan dan lain-lain. Hal ini menyebabkan timbulnya rasa lelah yang berujung

akan mengkonsumsi makanan siap saji. Selain itu adanya timbul rasa malas,

adanya ajakan dari teman untuk makan diluar, serta adanya pemikiran bahwa

membeli makan cepat saji lebih irit dibanding memasak. Mahasiswa yang bukan

anak kost atau asli penduduk Kota Medan juga melakukan hal yang sama, yaitu

mengkonsumsi berbagai kuliner termasuk yang ada disekitar Universitas

Sumatera Utara. Didukung dengan banyaknya usaha kuliner dan pekembangan

teknologi maka semakin mudah bagi mahasiswa dalam mendapatkan makanan

yang diinginkan sesuai selera.

Media sosial dapat menjadi dua mata pedang terhadap perilaku kesehatan.

Selain media sosial dapat menjadi pemberi motivasi yang positif dalam

meningkatkan pilihan makanan sehat, media sosial juga memiliki hubungan

negatif yaitu dapat mengarahkan penggunanya kebiasaan makan yang kurang

sehat seperti melewatkan waktu makan, mengonsumsi makanan yang kurang

sehat dalam jumlah besar dan memberikan informasi kesehatan yang kurang

akurat terhadap produk yang tersedia di jaringan sosial. Oleh karena itu perlunya

upaya untuk menguasai dan mengendalikan teknologi informasi agar memberikan

manfaat dalam kehidupan (Vaterlaus, et al., 2015).

Analisis Multivariat

Hasil analisis multivariat dengan uji regresi logistik berganda diketahui

Universitas Sumatera Utara


bahwa variabel durasi dan frekuensi memiliki nilai p (< 0,25). Dalam penelitian

ini yaitu semua variabel memiliki nilai Exp B paling besar adalah durasi

penggunaan media sosial instagram yaitu nilai Exp B = 0,593. Durasi penggunaan

media sosial instagram dikategori tinggi (≥3 jam/hari), perlakuan ini dilakukan

terus menerus sehingga memberi pengaruh dengan apa yang diposting pada akun

kuliner instagram.

Lamanya mengakses akun kuliner instagram dapat mempengaruhi perilaku

konsumtif. Promosi yang dilakukan oleh food blooger secara terus-menerus

dilihat dapat menstimulir otak mereka untuk membeli produk yang dipasarkan.

Peran teknologi informasi tidak dipungkiri berhasil mempengaruhi perkembangan

wisata kuliner Indonesia. Kehadiran media sosial yang membantu menyebarkan

informasi dalam berbagai bentuk seperti foto, teks, dan video. Salah satunya

bentuk media sosial yang digunakan netizen untuk menyebarkan informasi

makanan yaitu pada instagram. Peranan instagram cukup besar untuk kuliner,

banyaknya para pecinta makanan mengunjungi restoran dan cafe, setelah melihat

foto di instagram. Instagram dijadikan sebagai platform yang efektif untuk

menyebarkan informasi.

Masyarakat Indonesia khususnya remaja dan dewasa muda seakan sudah

menjadi kebiasaan dalam menggunakan jejaring sosial salah satunya instagram.

Kemudahan yang ditawarkan pada instagram membuat para penggunanya

berlama-lama dalam menggunakannnya. Dalam hal ini media dan isinya sangat

berperan membangun pikiran dalam kegiatan konsumsi karena hubungan media

dengan kehidupan sehari-hari sangat erat. Bukan tidak mungkin mahasiswa yang

Universitas Sumatera Utara


menggunakan media dan isinya dapat berperilaku konsumtif karena sering melihat

konten food blooger yang di rekomendasikan melalui instagram. Tingkat durasi

penggunaan media sosial instagram dapat mempengaruhi serta menimbulkan efek

terhadap penggunanya. Semakin tinggi durasi pengguna media sosial instagram

maka akan semakin mudah untuk perubahan terhadap perilaku makan pada

mahasiswa hal ini sesuai dengan teori Uses and Effect yang beranggapan bahwa

khalayak yang aktif menggunakan media akan menimbulkan efek seperti

perubahan terhadap perilakunya.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Sanjaya,

2017) menyatakan bahwa kemajuan teknologi membuat pelaku bisnis terutama

yang bergerak dibidang kuliner sering menjadikan media sosial sebagai alat

promosi yang efektif. Promosi yang dilakukan dengan memposting makanan atau

minuman sehingga menarik perhatian orang-orang yang berpengaruh terhadap

pola konsumsi dan status gizi seseorang.

Individu dengan intensitas penggunaan media sosial yang tinggi akan

menggunakan media sosialnya dalam jangka waktu lama berdasarkan durasi dan

frekuensi penggunaan (Tubb & Moss dalam Nurjan dkk., 2016). Melalui

tingginya penggunaan media sosial, para pengguna akan berpotensi terpapar lebih

banyak berbagai informasi mengenai makanan. Sebaliknya apabila individu

memiliki intensitas penggunaan media sosial yang rendah, kemungkinan individu

akan jarang menggunakan media sosialnya, sehingga tidak akan mengalami

perubahan nilai akibat paparan informasi yang berhubungan dengan pentingnya

gaya hidup dan perilaku konsumtif (Ahluwalia & Sanan, 2015).

Universitas Sumatera Utara


Kebanyakan mahasiswa ingin terlihat eksis, tidak ketinggalan jaman dan

akan berusaha mengikuti trend yang ada pada saat sekarang ini. Jika seorang

mahasiswa berada di lingkungan pergaulan dengan teman-temanya yang

berpenampilan glamour, maka ia akan merasa tidak mau tertandingi dan

berkeinginan melampaui penampilan temannya. Jika seorang mahasiswa berteman

dengan orang-orang yang memiliki gadget atau smartphone berteknologi tinggi,

maka ia akan berusaha untuk memiliki smartphone yang lebih canggih dari

temannya. Jika teman-temannya mengkonsumsi makanan yang mahal dan

terkenal, maka ia akan mengkonsumsinya juga. Hal ini membuat mayoritas

mahasiswa mengkonsumsi makanan yang berisiko seperti tinggi gula, garam,

lemak, dan juga kurang mengkonsumsi sayur dan buah. Pola makan mahasiswa

yang cendrung mementingkan kepraktisan dan peer group perlu mendapatkan

perhatian khusus.

Pilihan makanan yang dikonsumsi oleh remaja saat ngemil cenderung

mendukung makanan tinggi gula, sodium, dan lemak semantara relatif rendah

vitamin dan mineral. Minuman ringan dan makanan ringan yang paling sering

dipilih oleh remaja perempuan. Tren ini menyebabkan keprihatinan yang

signifikan karena tingginya konsumsi minuman ringan dan makanan ringan dapat

mengurangi konsumsi pilihan minuman sehat yang rendah energi atau lebih tinggi

kalsium. Seiring waktu, perubahan-perubahan dalam asupan gizi dapat

menyebabkan peningkatan resiko masalah kesehatan kronis seperti osteoporosis

dan obesitas (Brown, et al., 2013).

Mahasiswa juga sebagai bagian dari masyarakat Indonesia dan khususnya

sebagai generasi penerus bangsa diharapkan memiliki perilaku hidup dan pola

Universitas Sumatera Utara


makan yang sehat. Oleh karena itu, perilaku makan yang seimbang sangat

diperlukan karena kondisi tersebut salah satu faktor pencegahan yang tepat dari

penyakit tidak menular di masa depan.

Berdasarkan perhitungan melalui analisis regresi logistik berganda, maka

dapat dilihat bahwa durasi penggunaan media sosial instagram dalam pencarian

informasi terkait makanan jelas sangat berpengaruh terhadap perilaku konsumtif.

Setelah dilakukan analsis multivariat kemudian dilakukan identifikasi probabilitas

kapasitas perilaku makan. Berdasarkan persamaan tersebut didapatkan nilai

peluang 39,3 persen artinya durasi penggunaan media sosial instagram berpeluang

menyebabkan terjadinya perilaku makan tidak seimbang sebesar 39,3 persen,

sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor yang dapat mempengaruhi perilaku

makan ada dua faktor internal seperti jenis kelamin, usia, status gizi, body image,

dan kesehatan sedangakan faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku makan

seperti pengetahuan, uang saku, teman sebaya, sosial budaya, pengalaman

individu. Jenis kelamin berpengaruh terhadap perilaku makan seseorang. Laki-laki

lebih banyak mengkonsumsi makanan di bandingkan perempuan karena laki-laki

massa tubuhnya lebih tinggi energi dan jenis aktivitasnya berbeda dengan

perempuan. Sosial ekonomi dan pengetahuan juga sangat berpengaruh terhadap

perilaku makan. Jika sosial ekonomi tinggi dan memiliki pengetahuan cenderung

memiliki perilaku makan yang sehat.

Implikasi Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa implikasi, antara lain:

Implikasi terhadap institusi. Penelitian ini berimpikasi terhadap

penyusunan program kegiatan promosi kesehatan maupun kegiatan edukasi terkait

Universitas Sumatera Utara


perilaku makan seimbang, dengan adanya penyebar luasan informasi dan

terjadinya perubahan terhadap presepsi pada mahasiswa sehingga dapat

meningkatkan pengetahun mahasiswa mengenai perilaku makan seimbang dengan

keanekaragaman makanan yang dikonsumsi seperti berasal dari makanan sumber

zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.

Implikasi terhadap mahasiswa. Penelitian ini berimplikasi dapat

meningkatkan perhatian dan pengetahuan mengenai pemilihan makanan sehat

dalam menyikapi kebiasaan kuliner. Mahasiswa diharapkan untuk lebih cermat

dalam memilih makanan yang direkomendasi oleh food blooger. Membatasi diri

dalam penggunaan media sosial dengan hal-hal yang positif dan mengatur waktu

yang sewajarnya dalam penggunaan media sosial instagram.

Implikasi terhadap industri. Penelitian ini berimpilaksi dapat

meningkatkan perhatian bagi industri makanan maupun media dalam

menciptakan produk makanan dan memberikan informasi yang memperhatikan

sisi kesehatan.

Keterbatasan Penelitian

Peneliti menggunakan metode food frequency questionnaire, yang

memiliki kekurangan pada saat pengisian kuesioner disebabkan jumlah pilihan

makan terlalu banyak dan dapat terjadi bias informasi ingatan responden tentang

makanan yang di konsumsi selama satu bulan terakhir. Sudah dilakukan

konfirmasi membacakan ulang hasil FFQ kepada responden untuk meminimalisir

adanya bias. Sebaiknya sebelum melakukan penelitian dilakukan observasi dan

survei pendahuluan dilapangan untuk mengetahui makanan yang biasa

dikonsumsi oleh respoden.

Universitas Sumatera Utara


Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Hasil penelitian ini mengenai hubungan terpaan informasi makanan pada

media sosial instagram dengan perilaku makan pada mahasiswa di Universitas

Sumatera Utara tahun 2019 dapat ditarik kesimpulan bahwa durasi penggunaan

media sosial instagram pada mahasiswa dikategorikan tinggi (≥3 jam/hari) yaitu

sebanyak 55,8 persen dan tingkat frekuensi penggunaan media sosial instagram

pada mahasiswa dikategorikan tinggi (≥4 kali/hari) sebanyak 56,1 persen.

Perilaku makan tidak seimbang pada penelitian ini sebanyak 64,8 persen. Hal ini

di sebabkan karena konsumsi makanan serat yang rendah seperti buah-buahan,

sayuran, dan sering mengkonsumsi makanan beresiko seperti tinggi gula, garam,

dan lemak.

Variabel yang berhubungan dengan perilaku makan yaitu variabel durasi

dan frekuensi penggunaan media sosial instagram. Sedangkan variabel yang yang

paling dominan terhadap perubahan perilaku makan adalah variabel durasi

penggunaan media sosial instagram, karena memiliki nilai Exp (B) lebih tinggi

dibandingkan dengan variabel lain. Variabel durasi penggunaan media sosila

instagram berpeluang menyebabkan terjadinya perilaku makan yang tidak

seimbang sebanyak 39,3 persen sedangkan 60,7 persen dipengaruhi oleh faktor

lain yang tidak di teliti.

Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, saran yang dapat

diberikan yaitu:

Universitas Sumatera Utara


Bagi institusi. Bagi institusi hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai

informasi tambahan untuk melakukan suatu program maupun kegiatan promosi

kesehatan serta sosialisasi terkait perilaku makan seimbang pada mahasiswa

Universitas Sumatera Utara. Pihak universitas selaku institusi sebaiknya

mensosialisasikan perilaku makan seimbang melalui media sosial yang dimiliki

oleh pihak kampus seperti melalui Pemerintahan Mahasiswa (PEMA USU) atau

fakultas kesehatan untuk menyebarluaskan informasi mengenai perilaku makan

seimbang agar dapat diketahui oleh seluruh mahasiswa Universita Sumatera

Utara. Selain itu adapun kegiatan yang dapat dilakukan yaitu membuat media

Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) berupa poster mengenai pentingnya

konsumsi makanan sehat dan teratur dan contoh susunan menu yang memenuhi

kebutuhan energi dan zat gizi sehari-hari. Menjalin kemitraan yang dilaksanakan

terkoordinasi dengan berbagai institusi pemerintah seperti tenaga kesehatan

setempat dalam upaya meningkatkan pengetahuan terhadap masalah gizi dan

pemecahannya serta penyampaian pesan gizi seimbang.

Bagi mahasiswa. Banyaknya mahasiswa yang menggunakan akun kuliner

instagram sebagai referensi makanan dengan durasi serta frekuensi penggunaan

yang tinggi, untuk itu mahasiswa dapat membatasi diri dalam menggunakan

media sosial instagram dengan cara mengisi waktu luangnya dengan kegiatan

yang bermanfaat seperti mengikuti organisasi, membaca buku diperpustakaan.

Diharapkan dapat memperbaiki diri dalam mengkonsumsi makanan agar sesuai

dengan kebutuhan serta memiliki perilaku makan yang seimbang yakni dengan

mengkonsumsi makanan pokok, protein hewani dan protein nabati, sayur-sayuran,

Universitas Sumatera Utara


buah-buahan setiap hari dan mengurangi makan beresiko seperti makanan tinggi

gula, garam dan berlemak.

Bagi industri dan pihak media. Diharapkan dapat meningkatkan

perhatian bagi industri makanan maupun pihak media seperti food blooger untuk

dapat diajak berpartisipasi dalam mempromosikan serta memberikan informasi

mengenai makanan dengan menyisipkan pesan-pesan kesehatan seperti mengenai

makanan yang sehat dan bergizi sebagai referensi makanan.

Bagi peneliti. Dapat dilakukan penelitian selanjutnya untuk melihat lebih

jauh hubungan penggunaan akun kuliner instagram terhadap perilaku kesehatan

dan status gizi pada mahasiswa.

Universitas Sumatera Utara


Daftar Pustaka

Adriani., Merryana., Wirjatmadi., & Bambang., (2012). Peranan gizi dalam


siklus kehidupan Cetakan Kedua (Edisi ke-1). Jakarta: Kencana.

Akbar, M. (2016 Oktober). Suka Mengikuti Tren Kuliner Baru? Waspada Carbo
Addict. Diakses 5 Februari 2018, dari
http://lifestyle.liputan6.com/read/2630070/suka-mengikuti-tren-kulinerbaru-
waspadai-carbo-addict

Alfredo, B., Swandi, I. W., Hosana, M., Visual, D. K., Seni, F., Petra, U. K., &
Siwalankerto, J. (2015). Perancangan media panduan wisata kuliner khas
indonesia khususnya warung makan kaki lima yang berpotensi di
Surabaya. Jurnal Desain Komunikasi Visual, 2(1).

Andi, D,. Riyanto. (2019, 30 Januari). Hootsuite we are sosial: Indonesia digital
report 2019. Diakses: 02 Februari 2019, dari http://andi.link/hootsuite-we-
are-social-indonesia-digitalreport-2019/

Anggraini, S. (2012). Faktor lingkungan dan faktor individu hubungan dengan


konsumsi makanan pada mahasiswa asrama Universitas Depok (Tesis,
Universitas Indonesia). Diakses dari lin.ui.ac.id/file?file=digital/20315565

Ardianto., Elvinaro., & Erdiyana. (2006). Komunikasi masa. Bandung. PT


Remaja: Rosdokarya

Aritonang, Y.E. (2016). The reletionship of food consumption and nutritional


status on employee of health polytechnic directorate health ministry
Medan. International Journal on Advanced Science, Engineering and
Information Technology, 6(1).

Assauri, S. (2004). Manajemen pemasaran. Jakarta: Rajawali Press.

Aulia, I.A (2018). Pengaruh media sosial terhadap pergerakan sosial masyarakat
di Timur Tengah. Journal Kesehatan, 2(3).

Azlina, A. (2014) Pengaruh aktivitas instagram terhadap sikap mahasiswi


pengguna instagram di Bandung: studi pada fashion blogger (Tesis,
Universitas Telkom). Diakses dari
https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id/pustaka/102157/pengaruh-
aktivitas-pada-instagram-terhadap-sikap-mahasiswi-pengguna-instagram-
di-bandung-studi-pada-instagram-fashion-blogger-sonia-eryka-di-bandung-
.html

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2018). Riset Kesehatan Dasar

Universitas Sumatera Utara


dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses dari
http:/www.libang.kemkes.go.id/

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2013). Studi Diet Total Survei
Konsumsi Makanan Individu dan Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Diakses dari http:/www.libang.kemkes.go.id/

Chaplin, J.P. (2006). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada

Chen, G. M. (2011). A uses and gratifications persepective on how active twitter


use gratifies a need to vonnect with other. Computers in Human Behavior.
Journal Health, 11(27),755-762.

Choudhury, M. De, Tech, G., & Tech, G. (2016). Characterizing dietary choice,
nutrition, and language in food deserts via social media. MUSEUMS AND
PUBLIC SPACES, 2(1).

Chuang, H. (2009). The rise of culinary tourism and its transformation of food
cultures : the nation cuisine of Taiwan. The Copenhagen Journal, Asia
Studies, 27(2), 78-90.

Dahlan, S.M. (2011). Penelitian prognostik dan sistem skoring : disertai praktik
dengan SPSS dan STATA (Cetakan pertama). Sumedang : Alqaprint
Jatinangor.

DeFleur, B., & Rokeach. (1975). The procces and effect of communication. New
York: Logman 3 rd Edition.

Dianastuti, W. A. (2015). Penggunaan instagram sebagai media promosi kuliner


Kota Semarang studi pada komunitas Online @jakulsemarang. Jurnal
UNRI, 5(3) 1–9.

Dila, Y. P. (2013). Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku makan pada


remaja putri di SMA Negeri 10 Padang. Jurnal UNAND, 67(1). 1-24.

Dinas Kesehatan Kota Medan. (2018). Laporan Tahun 2018. Diakses dari
https://dinkes.pemkomedan.go.id

Dirmahasiswa. (2013, 15 July). Data Mahasiswa USU. Diakses 25 Juli 2019 dari
http://dirmahasiswa.usu.ac.id/

Evans, R., Norman, P., & Webb, T. L. (2017). Using temporal Self-regulation
Theory to understand healthy and unhealthy eating intentions and
behaviour. Appetite, 1, 116, 357–364. doi:10.1016/j.appet.2017.05.022

Universitas Sumatera Utara


Evendy, O., & Uchjana. (2013). Ilmu teori dan filsafat komunikasi. Bandung :
Citra Aditya Bakti.
Faturrahman., dkk (2012). Pengantar pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher.

Goenawan, G. (2015). Co-creation communication pengguna instagram dalam


foodstagram di Surabaya. Jurnal E-Komunikasi, 3(1), 1–10.

Hanifati, A. N. (2015). The impact of food blogger toward consumer’s attitude


and behaviour in choosing restaurant. International Journal of Humanities
and Management Science, 3(2320-4044), 1–12.

Hidayatun. U. (2015). Pengaruh intensitas penggunaan media sosial dan


dukungan teman sebaya terhadap perilaku konsumtif pada siswa SMA
Muhammadiyah 3. Jurnal, 4(10), 45-50.

Hizni, A. (2017). Gizi dewasa. ilmu gizi. teori dan aplikasi. Jakarta: EGC.

Hu, Y., Manikonda, L., & Kambhapati, S. (2014). What we instagram : a first
analysis of instagram photo content and user types. association for the
advanced of artificial intelligence, department of computer science.
Proceedings of the Eighth International AAAI Conference on Weblogs and
Social Media, 2(1).

Irfan, M. (2014). Efektivitas penggunaan media sosial twitter sebagai media


komunikasi pemasaran. Jurnal Kesehatan, 2(2), 28-38.

Judhita, C. (2011). Hubungan penggunaan situs jejaring sosial facebook terhadap


perilaku remaja di Kota Makassar. Jurnal, 1(21), 73-82.

Kementerian Kesehatan RI, 2014. Pedoman Gizi Seimbang 2014. Diakses dari
https://pergizi.org/pedoman-gizi-seimbang-2014-terbaru/

Khoirunisa, N.I (2017). Media sosial instagram, perilaku makan dan status gizi
studi pada kelompok usia dewasa muda di Kabupaten Slema Yogyakarta
(Tesis, Universitas Gadjah Mada). Diakses dari
http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/127867

Kriyantono, R. (2006). Teknik praktik riset komunikasi dan contoh praktis riset
media, public relations, advertising, komunikasi organisasi komunikasi
pemasaran. Jakarta : Kencana Media.

Lenhart, A. (2010). Social media & mobile internet use among teens and young
adults. a project of the pew research center. Diakses 21 Maret 2018 dari
https://files.eric.ed.gov/fulltext/ED525059.pdf

Universitas Sumatera Utara


Larry, S. (1995). Mass media for development a rexamination of acces exposure
and impact. Journal Kesehatan, 5(1), 31-35.
Ma, G. (2015). Food, eating behavior, and culture in Chinese society. Journal of
Ethnic Foods, 2(4), 195–199. doi:10.1016/j.jef.2015.11.004

Marta, R.F., & William., & Denise. M. (2016). Studi terpaan media pemasaran
melalui postingan instagram. analisis eksplanasif pada komunitas food
blooger. Jurnal Kesehatan, 8(1), 62-82.

Mayvita, I., Taqwa. (2018). Intensitas penggunaan media sosial instagram stories
dengan kesehatan mental. Jurnal Kesehatan, 8(1), 22-35.

Nasrullah, R. (2015). Media sosial perspektif komunikasi, budaya, dan


sosioteknologi (Cetakan Pertama). Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Perttula, M. (2013). social media as a means of tourism marketing text analysis of


finnish tour operators visibility in social media (Thesis, degree programme
in tourism). Diakses dari https://scholar.google.co.id/

Pew Internet & American Life Project. (2001) Teenagers life online: the rise of
the instant-message generation anf the internet’s impact on friendship and
family reletionship. Washington D.C.: Pew Internet & American Life
Project. Diakses 29 maret 2019 dari http://www. pewresearch.org

Prabowo, A. (2015). Hubungan frekuensi makan diluar rumah dan jumlah uang
jajan dengan kejadian gizi lebih pada mahasiswi di Surakarta. (Tesis,
Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta). Diakses dari
https://eprints.uns.ac.id/

Qashmal, Z. (2015). Hubungan penggunaan media sosial instagram terhadap


pembentukan citra diri. Prosiding Penelitian Spesia Hubungan
Masyarakat, 2(4).

Quick, V., Wall, M., Larson, N., Haines, J., & Neumark-sztainer, D. (2013).
Personal , behavioral and socio-environmental predictors of overweight
incidence in young adults : 10-yr longitudinal findings. Journal, 10(1), 1.
doi:10.1186/1479- 5868-10-37

Rakhmat., Jalaluddin. (2004). Metode penelitian komunikasi. Bandung:


Rosdakarya.

Sangadji., Etta, M., & Sopiah. (2013). Perilaku konsumen: Pendekatan praktis
disertai himpunan jurnal penelitian (Edisi- 1).Yogyakarta: Andi.

Santrock. (2006). Perkembangan masa hidup. Jakarta: Erlangga.

Universitas Sumatera Utara


Scramm, Wi. (1971). The process and effect of mass comuninication. Urbana:
University Illinois Press.
Sendjadja, S. D. (2002). Pengantar komunikasi. Universitas Terbuka: Jakarta.

Setiadi., Juliantono., & Arief (2019). Teknologi informasi dan komunikasi.


Jakarta: Ristek.

Stefani. R. P. (2017). Hubungan terpaan komunikasi pemasaran kuliner pada akun


media sosial instagram @kulinersby terhadap motvasi konsumen. Jurnal
Unair, 7(3), 1-15.

Sugianto, Fauzan, Setyani, A., & Prihatini, M. (2013). Kementerian Kesehatan


RI, pokok pokok hasil Riskesdas Daerah Istimewa Yogyakarta 2013.
7(293) Jakarta: Lembaga Penerbitan Badan Litbangkes.

Sumadi, S. (2011). Metodologi penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Surjadi, C. (2013). Globalisasi dan pola makan mahasiswa. Jurnal, 40(6), 416–
421.

Suryani, T. (2013). Perilaku konsumen di era internet implikasinya pada strategi


pemasaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suchiffman dan Kanuk. (2007). Perilaku konsumen (Edisi ke-2). Jakarta: PT.
Indeks Gramedia.

Suwannapinunt, P., Sitthikraiwong, K., Nimitsukcharoen, P., Dollayanukloh, S.,


Puttiphaibool, T., Nattharika. (2013). social media usage related to food
and beverages : an investigation of college students in Bangkok and
metropolitan area. Proceedings of the 4 years International Conference
on Engineering, Project, and Production Management. 2013720–733.

Swantari, A. (2013). Potensi wisata kuliner di Kemang pratama 1. Jurnal ISSN,


20(2), 61–73. doi:10.1016/j.appet.2014.09.016

Taufiq. (2013). Sistem informasi manajemen konsep dasar, analisis dan metode
pengembangan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Tani, Y., Kondo, N., Takagi, D., Saito, M., Hikichi, H., Ojima, T., & Kondo, K.
(2015). Combined effects of eating alone and living alone on unhealthy
dietary behaviors, obesity and underweight in older Japanese adults:
Results of the JAGES. Appetite, 95, 1–8. doi:10.1016/j.appet.2015.06.005
62
Tenia, H. (2017). Pengertian media sosial. Diakses 28 Januari 2019 dari
http://www.kata.co.id/Pengertian/ Media-Sosial/879.

Universitas Sumatera Utara


Vaterlaus, J. M., Patten, E. V, Roche, C., & Young, J. A. (2015). The perceived
influence of social media on young adult health behaviors. Computers
in Human Behaviour, 8(7), 151–157.

Wallis, J. (2015). The effects of social media on the body satisfaction of


adolescent and young adult females (Tesis, Kansas State University).
Diakses dari https://krex.k-
state.edu/dspace/bitstream/handle/2097/18945/JuliaWallis2015.pdf?sequen
ce=2

Wahyuni, S. (2011). Hubungan faktor internal dan pola makan fast food dengan
status gizi mahasiswa di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (Tesis,
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta). Diakses dari
http://etd.repository.ugm.ac.id/home/detail_pencarian/58066

Wate, J. T., Snowdon, W., Millar, L., Nichols, M., Mavoa, H., Goundar, R.,
Swinburn, B. (2013). Adolescent dietary patterns in Fiji and their
relationships with standardized body mass index, 1–12. Int J Behav Nutr
Phys Act, 9(10),45. doi: 10.1186/1479-5868-10-45.

Wirjatmadi. W. (2012). Pengantar gizi masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada


Media Group.

World Health Organization. (2015). Healthy Diet. Diakses dari


https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/healthy-diet

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 1. Lembar Penjelasan Kepada Responden

Lembar Penjelasan Kepada Responden

Saya bernama Selvi Karmila adalah mahasiswi Program Studi S2 Ilmu

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara. Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan S2 Ilmu Kesehatan

Masyarakat yang sedang saya jalani, saya melakukan penelitian dengan judul

“Hubungan Terpaan Informasi Makanan pada Media Sosial Instagram dengan

Perilaku Makan pada Mahasiswa di Universitas Sumatera Utara”.

Tujuan penelitian saya adalah untuk menganalisis hubungan durasi dan

frekuensi penggunaan media sosial Instagram dengan perilaku makan pada

mahasiswa Universitas Sumatera Utara. Untuk melakukan penelitian ini, saya

akan mengajukan pertanyaan yang meliputi durasi, frekuensi penggunaan media

sosial Instagram dan perilaku makan mahasiswa.

Partisipasi peran serta saudara/i dalam penelitian ini bersifat sukarela,

sehingga bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Identitas

pribadi Saudara/i dan semua informasi yang dberikan akan dirahasiakan dan

hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Saya yang bernama Selvi Karmila adalah mahasiswi Program Studi S2

Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang “Hubungan

Terpaan Informasi Makanan pada Media Sosial Instagram dengan Perilaku

Makan pada Mahasiswa di Universitas Sumatera Utara”.

Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas

akhir di Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Untuk keperluan tersebut saya mohon

kesediaan saudara/i untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya

saya mohon mengisi kuesioner dengan memberikan tanda kali dengan jujur dan

apa adanya. Jika Saudara/i bersedia, mohon menandatangani lembar persetujuan

ini sebagai bukti kerelaan Saudara/i.

Partisipasi Saudara/i dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bebas

mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Identitas pribadi Saudara/i

dan semua informasi yang diberikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan

untuk keperluan penelitian ini. Terima kasih atas partisipasi dalam penelitian ini.

Peneliti

Medan, July 2019

(Selvi Karmila)

(……………………………….)

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3. Kuesiner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

KUISIONER PENELITIAN MEDIA SOSIAL DAN KULINER DEWASA MUDA KOTA


MEDAN
1. Nama Responden
2. Usia : Tahun
3. Jenis Kelamin 1. Laki-Laki 2.Perempuan

4. Alamat domisili (Kecamatan) :

5. Universitas :

Jawablah pertanyaan kuesiner berikut dengan memberi tanda silang (x)


pada pertanyaan dibawah ini :

I. Durasi penggunaan media sosial instagram

1. Saya menghabiskan waktu dalam sehari untuk mengakses


instagram . . .
a. < 1 jam dalam sehari
b. 1-3 jam sehari
c. ≥ 3 jam sehari

II. Frekuensi penggunaan media sosial instagram

1. Saya mengakses instagram dalam sehari berapa kali. . .


a. 1 kali sehari
b. 1-3 kali sehari
c. ≥3 kali sehari
d. 3 kali dalam seminggu

Universitas Sumatera Utara


FoodStagram
FS1. Apakah Anda mengikuti akun 1. Ya
kuliner di Media 2. Tidak (Jika tidak lanjut ke pertanyaan
Sosial Instagram? FS10 dan Frekuensi makan)
FS2. Jika Ya, Apakah alasan anda
mengikuti akun
kuliner di Instagram?(silahkan
diisi)
FS3. Akun kuliner Instagram apa saja 1. @kulinermedan
yang anda ikuti ? 2. @kulinerkoko
3. @sleramakan
4. @makanmana
5. @medanfoodblog
6. @nomnommedan
7. @medannightmarket
8. @medanfoodlicious
9. @hungryeyes
10. @welovwmedan
11. @hungrygomedan
12. @kuinertopui
13. @kungfoo_kitchen
14. @jmeriana
15.
16.
17.

FS4. Apakah anda menggunakan 1. Yakuliner Instagram sebagai sumber informasi


akun dan referensi
2. Tidak

FS5 Apakah Anda tertarik dengan 1. Ya


makanan yang diinformasikan dan 2. Tidak
direkomendasikan oleh akun
kuliner di instagram?
FS6. Apakah anda menggunakan media 1. Ya
sosial lain sebagai sumber 2. Tidak,karena
informasi referensi makanan?
FS7. ApabilaYa,mediasosiallainapasajak
ahyang
Anda gunakan sebagai sumber
referensi makanan?
FS8 Apakah setelah melihat akun 1. Ya
kuliner instagram anda 2. Tidak
mengkonsumsi makanan yang
Alasan
direkomendasikan?
FS9. Apakah manfaat yang anda
rasakan terhadap adanya akun
kuliner Instagram
dalamkehidupan kesehatan anda
sehari- sehari?

Universitas Sumatera Utara


FS10. Bagaimanakah kebiasaan pola a. ≥ 3 kali makanan utama
makan dalam sehari-hari yang dengan/tanpa
sering anda lakukan selama ini? selingan/kudapan
b. 3 kali makananutama
c. 3 kali makana utama + selingan/kudapan
d. 2 kali makananutama
e. 2 kali makanan utama +selingan/kudapan
f. 1 kali makananutama
g. 1 kali makana utama +selingan/kudapan
makanan selingansaja
FS11. Dalam seminggu dalam sebulan 1. ≥ 1 kaliperhari
terakhir , pernahkah Anda 2. 1 – 6 kali dalamperminggu
mengkonsumsi makanandengan 3. ≤ 3 kali dalamsebulan
membeli makan diluar? 4. Tidakpernah

Universitas Sumatera Utara


Frekuensi Makan
Berilah tanda centang (v) pada kolom disebelah kanan frekuensi Anda mengkonsumsi
makana.
Note : pengisian berdasarkan frekuensi konsumsi harian, mingguan, bulanan atau tidak pernah
Kelompok Nama Makanan/Minuman (≥ 1 kali ( 1-6 kali (≤ 3 kali Tidak
Makanan sehari) seminggu) sebulan) pernah
MA. 1. NasiPutih
Makanan 2. NasiMerah
Pokok 3. NasiKuning/Uduk/Lemak
(Beras, 4. Nasigoreng
gandum, 5. NasiCampur
Mie, Pasta 6. Buburayam
dan 7. MieGoreng/Kuah
olahannya) 8. Ifumie
9. Kwetiau
10. Mie Ayam
11. Mie Ramen
12. Bakmi goreng/kuah
13. Pasta (spaggethi, fettuccini,
pene, dsb)
14. Lasagna
15. Sereal
16. Roti Tawar
17. Mie Instan
MB. 1. IkanBakar
Makanan 2. IkanGoreng
Laut dan 3. Kepiting
Olahannya 4. Kerang
5. Udang
6. SalmonRoll
7. Lobster
8. Cumi
9. Belut
10. Pempek
11. Lainnya, …………………
MC. 1. Steak
Protein 2. Rendangdaging
Hewani 3. Soto Daging
(Daging 4. Bakso
dan 5. Sosis
olahannya) 6. Hotplate DagingSapi
7. Sop Iga
8. Daging kambing
9. Sateklatak
10. Sate daging sapi
11. Lainnya, …………………
MD. 1. Ayam Goreng,Bakar
Protein 2. Bebek Goreng,Bakar
Hewani
3. Soto Ayam
(Unggas
dan 4. Sop ayam
olahannya) 5. Caker ayam

Universitas Sumatera Utara


6. Sateayam
7. Dimsum
8. Nugetayam
9. Telurayam
10. Lainnya, …………………

(≥ 1 kali ( 1-6 kali (≤ 3kali Tidak


sehari) seminggu) sebulan) pernah
ME. 1. Tahu balik
Protein 2. Tahu
Nabati dan 3. TempeBacem
Olahannya 4. Tempe
5. Lainnya, ………………..
MF. 1. Sayuransegar
Sayuran 2. Pecel
dan 3. Sop sayur
olahannya 4. Capcay
5. Tumisansayur
6. Daun Ubi Tumbuk
MG. 1. Sandwich
Makanan 2. Ayam goreng friednchicken
Siap Saji 3. Hotdog (Cubanos,dsb)
4. Pizza
5. FrenchFries
(KentangGoreng)
6. Burger
7. Kebab
8. MieInstan
9. Rendang siapsaji
10. Lainnya,............
MH. 1. Martabaktelur
Kudapan 2. Lumpia
gurih 3. Risolessayur
4. RisolesMayo
5. Seblak
6. Cireng
7. Gorengan (tempe
goreng ,
bakwan,
tahu,dll )
8. Lainnya,..............
MI. 1. Martabak manis
Kudapan 2. Rotibakar
Manis 3. Rotimanis
4. Bubur sumsum
5. Puding
6. Crepes
7. Wafle
8. Klapertaart
9. Piesusu
10. Ketan dengan mangga
11. Lainnya, …………………
MJ. 1. Cake

Universitas Sumatera Utara


Cake dan 2. Cookies
Cookies 3. Pancake
4. LavaCake
5. Cupcake
6. Kuetart
7. lainnya,.....
MK. 1. Ice cream (gelato, ice cone,
Ice cream esgoreng,
dan dsb)
olahannya 2. Kue, roti dengan toping
icecream
3. Buah dengan toping
icecream
4. Patbingsu,dsb
5. Lainnya, ....

(≥ 1 kali ( 1-6 kali (≤ 3kali Tidak


sehari) seminggu) sebulan) pernah
ML. 1. Susu
Kopi, Teh, 2. Yoghurt
Susu dan 3. Milkshake
olahannya 4. Milk tea (tehsusu)
5. Kopisusu
6. Teh
7. Kopi
8. Lainnya,......
MM. 1. Minuman milkshake donat
Minuman 2. Minuman CottonCandy
lainnya 3. MinumanSmoothies
4. MinumanMocktail
5. MinumanFloat
6. Softdrink
7. Es kelapamuda
8. Esdawet
9. Lainnya,...........
MN. 1. Buahsegar
Buah dan 2. RujakBuah
olahannya 3. Rujak es krim
4. Es buah/Sopbuah
5. Es campur/Esteler
6. Esteler
7. Jusbuah
8. Lainnya,...........
MO. 1. Salad sayur segar
Salad 2. Salad sayur dengan mayo
3. Salad buahsegar
4. Salad buah denganmayo
5. Lainnya,......
MP. 1. Lepat
Makanan 2. Lontong Sayur
lokal 3. Kolak Durian
4. Batagor
5. Lainnya, …………………

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 4. Output SPSS

OUTPUT SPSS

Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 18 24 7.0 7.0 7.0
19 30 8.7 8.7 15.7
20 42 12.2 12.2 27.9
21 92 26.7 26.7 54.7
22 83 24.1 24.1 78.8
23 40 11.6 11.6 90.4
24 18 5.2 5.2 95.6
25 15 4.4 4.4 100.0
Total 344 100.0 100.0

jeniskelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid laki-laki 109 31.7 31.7 31.7

Perempuan 235 68.3 68.3 100.0

Total 344 100.0 100.0

program studi
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Manajemen 23 6.7 6.7 6.7
Farmasi 23 6.7 6.7 13.4
Hokum 54 15.7 15.7 29.1
sastraIndonesia 9 2.6 2.6 31.7
sastrainggris 15 4.4 4.4 36.0
teknologiinformasi 17 4.9 4.9 41.0
adminsitrasiniaga/bisnis 14 4.1 4.1 45.1
Fk 21 6.1 6.1 51.2
Fkg 26 7.6 7.6 58.7
Kehutanan 18 5.2 5.2 64.0
Keperawatan 17 4.9 4.9 68.9
Fkm 37 10.8 10.8 79.7
Kimia 17 4.9 4.9 84.6
Agrisbisnis 16 4.7 4.7 89.2
Psikolog 22 6.4 6.4 95.6
tekniksipil 15 4.4 4.4 100.0
Total 344 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


bagianjurusan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Kesehatan 126 36.6 36.6 36.6

non kesehatan 218 63.4 63.4 100.0

Total 344 100.0 100.0

durasipenggunaan media sosial

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1-3 jam/hari 152 44.2 44.2 44.2

>3jam/hari 192 55.8 55.8 100.0

Total 344 100.0 100.0

frekuensipenggunaan media sosialig

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1-4 kali/hari 151 43.9 43.9 43.9

>4 kali/hari 193 56.1 56.1 100.0

Total 344 100.0 100.0

mengikutiakunkuliner di ig

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak 99 28.8 28.8 28.8

Ya 245 71.2 71.2 100.0

Total 344 100.0 100.0

akunkuliner yang diikuti

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid kulinermedan 145 42.2 42.2 42.2

kulinerkoko 38 11.0 11.0 53.2

selera makan 15 4.4 4.4 57.6

Lainnya 50 14.5 14.5 72.1

tidakada 96 27.9 27.9 100.0

Total 344 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


Mengkonsumsimakanandenganmembelidiluar
menggunakanigsebagaiinformasidanreferensimakanan
Cumulative
Cumulative
Frequency
Frequency Percent Percent Valid Percent Percent Percent
Valid Percent
Valid 1x/
tidakhari 116 85 33.7 24.7 33.7 24.7 33.7 24.7

1-6x/minggu
Ya 228 166 66.3 48.3 66.3 48.3 100.0 73.0

<3x/bulan
Total 344 83100.0 24.1 100.0 24.1 97.1

tidakpernah 10 2.9 2.9 100.0

Total 344 100.0 100.0

Tertarikmengkonsumsimakanan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak 126 36.6 36.6 36.6

Ya 218 63.4 63.4 100.0

Total 344 100.0 100.0

Mengkonsumsimakanan yang direkomendasikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak 166 48.3 48.3 48.3

Ya 178 51.7 51.7 100.0

Total 344 100.0 100.0

makananpokok
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <1jenis 64 18.6 18.6 18.6
bervariasi 280 81.4 81.4 100.0
Total 344 100.0 100.0

protein hewanidannabati

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid <1 jenis 117 34.0 34.0 34.0

bervariasi 227 66.0 66.0 100.0

Total 344 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


sayurdanbuah

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid <setiaphari 203 59.0 59.0 59.0

setiaphari 141 41.0 41.0 100.0

Total 344 100.0 100.0

makananberisiko

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid setiaphari 233 67.7 67.7 67.7

mingguan 111 32.3 32.3 100.0

Total 344 100.0 100.0

bagianjurusankesehatandan non kesehatan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kesehatan 126 36.6 36.6 36.6

non kesehatan 218 63.4 63.4 100.0

Total 344 100.0 100.0

Total perilakumakan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 12 3.5 3.5 3.5

1 77 22.4 22.4 25.9

2 121 35.2 35.2 61.0

3 105 30.5 30.5 91.6

4 29 8.4 8.4 100.0

Total 344 100.0 100.0

perilaku makan kategori

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidakseimbang 223 64.8 64.8 64.8

Seimbang 121 35.2 35.2 100.0

Total 344 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


Crosstabs

bagianjurusan * perilaku makan katCrosstabulation


perilaku makan kat
tidakseimbang seimbang Total
bagianj Kesehatan Count 58 68 126
urusan % within perilaku makan kat 26.0% 56.2% 36.6%
% of Total 16.9% 19.8% 36.6%
non kesehatan Count 165 53 218
% within perilaku makan kat 74.0% 43.8% 63.4%
% of Total 48.0% 15.4% 63.4%
Total Count 223 121 344
% within perilaku makan kat 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 64.8% 35.2% 100.0%

umur * mengikutiakunkuliner di igCrosstabulation


mengikutiakunkuliner di ig
tidak ya Total
Umur 18 Count 11 13 24
% within mengikutiakunkuliner di ig 11.1% 5.3% 7.0%
% of Total 3.2% 3.8% 7.0%
19 Count 11 19 30
% within mengikutiakunkuliner di ig 11.1% 7.8% 8.7%
% of Total 3.2% 5.5% 8.7%
20 Count 14 28 42
% within mengikutiakunkuliner di ig 14.1% 11.4% 12.2%
% of Total 4.1% 8.1% 12.2%
21 Count 24 68 92
% within mengikutiakunkuliner di ig 24.2% 27.8% 26.7%
% of Total 7.0% 19.8% 26.7%
22 Count 21 62 83
% within mengikutiakunkuliner di ig 21.2% 25.3% 24.1%
% of Total 6.1% 18.0% 24.1%
23 Count 11 29 40
% within mengikutiakunkuliner di ig 11.1% 11.8% 11.6%
% of Total 3.2% 8.4% 11.6%
24 Count 2 16 18
% within mengikutiakunkuliner di ig 2.0% 6.5% 5.2%
% of Total 0.6% 4.7% 5.2%
25 Count 5 10 15
% within mengikutiakunkuliner di ig 5.1% 4.1% 4.4%
% of Total 1.5% 2.9% 4.4%
Total Count 99 245 344
% within mengikutiakunkuliner di ig 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 28.8% 71.2% 100.0%

Universitas Sumatera Utara


jeniskelamin * mengikutiakunkuliner di igCrosstabulation
mengikutiakunkuline
r di ig
tidak ya Total
jeniskel laki-laki Count 48 61 109
amin % within mengikutiakunkuliner di ig 48.5% 24.9% 31.7%
% of Total 14.0% 17.7% 31.7%
perempuan Count 51 184 235
% within mengikutiakunkuliner di ig 51.5% 75.1% 68.3%
% of Total 14.8% 53.5% 68.3%
Total Count 99 245 344
% within mengikutiakunkuliner di ig 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 28.8% 71.2% 100.0%

jeniskelamin * menggunakanigsbg info danreferensimakananCrosstabulation


menggunakanigsbg info
danreferensimakanan
tidak ya Total
jeniskel laki-laki Count 51 58 109
amin % within menggunakanigsbg info
44.0% 25.4% 31.7%
danreferensimakanan
% of Total 14.8% 16.9% 31.7%
perempuan Count 65 170 235
% within menggunakanigsbg info
56.0% 74.6% 68.3%
danreferensimakanan
% of Total 18.9% 49.4% 68.3%
Total Count 116 228 344
% within menggunakanigsbg info
100.0% 100.0% 100.0%
danreferensimakanan
% of Total 33.7% 66.3% 100.0%

Crosstabs
durasipenggunaan media sosial * perilaku makan

Crosstab

perilaku makan kat

tidakseimbang seimbang Total

durasipenggunaan media sosial 1-3 jam/hari 88 64 152

>3jam/hari 135 57 192


Total 223 121 344

Universitas Sumatera Utara


Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)

Pearson Chi-Square 5.737a 1 .017


Continuity Correctionb 5.206 1 .023
Likelihood Ratio 5.724 1 .017
Fisher's Exact Test .017 .011
Linear-by-Linear Association 5.721 1 .017
N of Valid Cases 344
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 53.47.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for


durasipenggunaan media sosial .581 .371 .907
(1-3 jam/hari / >3jam/hari)
For cohort perilaku makan kat =
.823 .699 .970
tidakseimbang
For cohort perilaku makan kat =
1.418 1.065 1.889
seimbang
N of Valid Cases 344

Crosstab
perilaku makan kat
tidakseim seimban
bang g Total
durasipengg 1-3 Count 88 64 152
unaan jam/hari % within durasipenggunaan media
media sosial 57.9% 42.1% 100.0%
sosial
% within perilaku makan kat 39.5% 52.9% 44.2%
% of Total 25.6% 18.6% 44.2%
>3jam/hari Count 135 57 192
% within durasipenggunaan media
70.3% 29.7% 100.0%
sosial
% within perilaku makan kat 60.5% 47.1% 55.8%
% of Total 39.2% 16.6% 55.8%
Total Count 223 121 344
% within durasipenggunaan media
64.8% 35.2% 100.0%
sosial
% within perilaku makan kat 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 64.8% 35.2% 100.0%

Universitas Sumatera Utara


frekuensipenggunaan mediasosialig * perilaku makan kat
Crosstab

perilaku makan kat

tidakseimbang seimbang Total

frekuensipenggunaan media 1-4 kali/hari 83 68 151


sosialig >4 kali/hari 140 53 193
Total 223 121 344

Chi-Square Tests

Asymptotic
Significance Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)

Pearson Chi-Square 11.472a 1 .001


Continuity Correctionb 10.714 1 .001
Likelihood Ratio 11.456 1 .001
Fisher's Exact Test .001 .001
Linear-by-Linear Association 11.439 1 .001
N of Valid Cases 344

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 53.11.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for


frekuensipenggunaan media
.462 .295 .725
sosialig (1-4 kali/hari / >4
kali/hari)
For cohort perilaku makan kat =
.758 .640 .897
tidakseimbang
For cohort perilaku makan kat =
1.640 1.228 2.190
seimbang
N of Valid Cases 344

Universitas Sumatera Utara


frekuensipenggunaan media sosialig * perilaku makan
kategori

Crosstab
perilaku makan kat
Tidak seimban
seimbang g Total
frekuensipengg 1-4 kali/hari Count 83 68 151
unaan media % within
sosialig frekuensipenggunaan media 55.0% 45.0% 100.0%
sosialig
% within perilaku makan kat 37.2% 56.2% 43.9%
% of Total 24.1% 19.8% 43.9%
>4 kali/hari Count 140 53 193
% within
frekuensipenggunaan media 72.5% 27.5% 100.0%
sosialig
% within perilaku makan kat 62.8% 43.8% 56.1%
% of Total 40.7% 15.4% 56.1%
Total Count 223 121 344
% within
frekuensipenggunaan media 64.8% 35.2% 100.0%
sosialig
% within perilaku makan kat 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 64.8% 35.2% 100.0%

Logistic Regression
Block 0: Beginning Block

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -.611 .113 29.319 1 .000 .543

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables durasi 5.737 1 .017

Overall Statistics 5.737 1 .017

Block 1: Method = Enter


Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 5.724 1 .017

Block 5.724 1 .017

Model 5.724 1 .017

Universitas Sumatera Utara


Model Summary

Cox & Snell R Nagelkerke R


Step -2 Log likelihood Square Square

1 440.458a .017 .023


a. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter
estimates changed by less than .001.

Variables in the Equation

95% C.I.for EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

Step durasi -.544 .228 5.693 1 .017 .581 .371 .907


1a Constant .225 .365 .382 1 .537 1.253

a. Variable(s) entered on step 1: durasi.

Logistic Regression
Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -.611 .113 29.319 1 .000 .543

Variables not in the Equation

Score Df Sig.

Step 0 Variables Frekuensi 11.472 1 .001

Overall Statistics 11.472 1 .001

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients


Chi-square df Sig.
Step 1 Step 11.456 1 .001
Block 11.456 1 .001
Model 11.456 1 .001

Model Summary

Cox & Snell R Nagelkerke R


Step -2 Log likelihood Square Square

1 434.726a .033 .045


a. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter
estimates changed by less than .001.

Universitas Sumatera Utara


Variables in the Equation

95% C.I.for EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

Step 1a Frekuensi -.772 .230 11.296 1 .001 .462 .295 .725

Constant .573 .365 2.465 1 .116 1.773

a. Variable(s) entered on step 1: Frekuensi.

Logistic Regression
Block 0: Beginning Block

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -.611 .113 29.319 1 .000 .543

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables Durasi 5.737 1 .017

Frekuensi 11.472 1 .001

Overall Statistics 16.432 2 .000

Block 1: Method = Enter


Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square Df Sig.

Step 1 Step 16.565 2 .000

Block 16.565 2 .000

Model 16.565 2 .000

Model Summary

Cox & Snell R Nagelkerke R


Step -2 Log likelihood Square Square

1 429.616a .047 .065

Universitas Sumatera Utara


REGRESSION LOGISTIC BERGANDA
Variables in the Equation

95% C.I.for EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

Step 1a durasi -.522 .232 5.087 1 .024 .593 .377 .934

Frekuensi -.757 .231 10.702 1 .001 .469 .298 .738

Constant 1.354 .508 7.110 1 .008 3.873

a. Variable(s) entered on step 1: durasi, Frekuensi.

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian
DOKUMENTASI PENELITIAN

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai