SKRIPSI
oleh
Arsyi Laila Mubarok
NIM 1801503
Pembimibing I Pembimibing II
Dr. Mochamad Whilky Rizkyanfi, M.Pd, NIP. Hurry Mega Insani, S.Pd., M.Si
920200119860520101 NIP. 920200419930718201
Menegtahui,
Bandung
, Juli 2022
Pembuat Pertanyaan
Oleh
180503
Juli 2022
1801503
Abstrak
i
Abstract
ii
PRAKATA
iii
UCAPAN TERIMA KASIH
iv
5. Ibu Hurry Mega Insani, S.Pd., M.Si., selaku Dosen
Pembimbing II yang telah meluangkan sebagian waktunya
dan memberi dukungan penulis dalam proses penyusunan
skripsi ini.
6. Seluruh dosen Program Studi Manajemen Industri
Katering yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama
masa perkuliahan penulis.
7. Nadhila Innayah, selaku rekan kerja penulis yang dengan
kebaikan hatinya, membantu penulis dalam menyusun dan
menjelaskan hal-hal yang penulis tidak ketahui dalam
proses penelitian ini.
8. Seluruh rekan kerja di Yayasan Berdaya Foundation,
selaku tempat penulis melakukan program internship.
Penulis berterima kasih atas dukungan moral dan material,
serta masukan-masukan untuk penulis demi kebaikan dan
tercapainya skripsi ini.
9. Seluruh rekan satu angkatan Manajemen Industri Katering
2018, yang senantiasa membantu dan berbagi informasi
yang berkaitan dengan kepentingan angkatan.
v
DAFTAR ISI
Abstrak..............................................................................................................................
PRAKATA.......................................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................
DAFTAR TABEL.............................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 7
1.3. Tujuan Penelitian 7
1.4. Manfaat Penelitian 8
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN....................................
2.1 Pariwisata 9
2.2 Makanan Sehat 11
2.3 Pengetahuan Gizi 12
2.3.1 Kebutuhan Gizi Remaja 14
2.4 Tingkat Kepedulian Makanan Sehat pada Remaja 19
2.5.1 Tingkat Kepedulian 19
2.5.2 Remaja 21
2.5.3 Pola Makan Remaja 23
2.5.4 Tingkat Kepedulian Mengonsumsi Makanan Sehat
24
2.5 Sosial Media Instagram 25
2.5.1 Sosial Media 25
2.5.2 Instagram 26
2.5.5 Instagram dan Tingkat Kepedulian Makan Remaja
29
2.6 Penelitian Terdahulu 30
vi
2.7 Kerangka Pemikiran 37
2.8 Hipotesis 38
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN...........................................................................
3.1. Desain Penelitian 40
3.2. Partisipan 40
3.3. Populasi dan Sampel 41
3.3.1 Populasi 41
3.3.2 Sampel 42
3.4. Instrumen Penelitian 44
3.4.1 Angket (Kuesioner) 44
3.4.2 Studi Literatur 44
3.4.3 Uji Instrumen Penelitian 45
3.4.4 Uji Validitas 45
3.4.5 Uji Reliabilitas 49
3.5 Prosedur Penelitian50
3.5.1 Operasional Variabel 50
3.6. Analisis Data 55
3.6.1. Analisis Deskriptif 55
3.6.2. Regresi Linear Sederhana 57
BAB 4 TEMUAN DAN PEMBAHASAN.......................................................................
4.1 Gambaran Umum Kabupaten Garut 59
4.2 Karakteristik Responden 63
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 63
4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
64
4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Penggunaan
Instagram 65
4.3 Temuan dan Pembahasan Analisis 66
4.3.1 Temuan 66
vii
4.3.2 Pembahasan 76
BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI...........................................
5.1 Simpulan 78
5.2 Implikasi 79
5.3 Rekomendasi 80
DAFTAR RUJUKAN.......................................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
x
Tabel 4.6 Hasil Uji Regresi Linear Sederhana
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Makanan yang mengandung banyak gizi dan vitamin dapat
dilabeli sebagai makanan sehat (Sulistyoningsing, 2011: hlm.
2).
2
3
2.1 Pariwisata
Pada Undang-undang Nomor 10 tahun 2009 tentang
Kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai
macam kegiatan wisata dan didukung oleh berbagai fasilitas serta
layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan
pemerintah daerah. Produk yang dihasilkan oleh pariwisata adalah
barang dan jasa. Jasa dalam setiap perjalanan wisata di antaranya
transportasi, akomodasi, atraksi, dan sebagainya (Suwena &
Widyatmaja, 2017: hlm. 15). Setiap aspek memiliki keterkaitan
fungsional satu sama lain dan berdasarkan hubungan itulah kegiatan
wisata dapat terjadi (Suwena dkk., 2017: hlm. 25).
Keindahan alam atau sejarah sebuah tempat menentukan
popularitas dari suatu tujuan wisata (tourism destination) (Sugi &
Putri, 2019: hlm. 62). Kuliner dari setiap daerah menjadi magnet
bagi wisatawan: Industri pariwisata merupakan industri yang
memiliki kearifan lokal pada bidang usaha yang menghasilkan jasa
pelayanan maupun produk secara bersamaan, mengandung unsur
budaya sebagai daya tarik wisata khususnya pada kuliner (Ayutiani
& Putri, 2018: hlm. 43). Industri pariwisata memiki beberapa
komponen, dan satu di antara komponen yang utama adalah kuliner
(Zahrulianingdyah, 2018, hlm. 4). Kuliner merupakan kebutuhan
pokok manusia sehingga keberadaannya menjadi bagian dari tujuan
wisatawan yang penting saat mengunjungi suatu daerah. Maka dari
10
itu, kuliner dapat menjadi daya tarik wisata (Zahrulianingdyah,
2018: hlm. 1).
Pariwisata yang dapat memengaruhi wisatawan dalam
melakukan perjalanan adalah aktivitas yang berkaitan dengan
makanan (Ayutiani dkk., 2018: hlm. 39). Hal tersebut mendorong
wisatawan untuk melakukan perjalanan kembali dan dapat
merekomendasikannya kepada orang lain (Wijayanti, 2020: hlm.
76). Wijayanti (2020: hlm. 76) mengemukakan bahwa wisata
kuliner menjadi daya tarik kuat yang dapat meningkatkan
perekonomian penduduk di daerah tersebut. Pengeluaran untuk
wisata kuliner sendiri dapat mencapai sepertiga dari total
pengeluaran perjalanan pariwisata.
11
12
Sumber : PMK No. 41 tentang Pedoman Gizi Seimbang dan foto piring makanku
*Nilai median berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) orang
Indonesia dengan status gizi normal berdasarkan Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) 2007 dan 2010. Angka ini dicantumkan agar
AKG dapat disesuaikan dengan kondisi berat dan tinggi badan
kelompok yang bersangkutan.
Selain itu, bahan tambahan bumbu dapur, seperti gula,
garam, dan minyak, juga diatur untuk diposisikan di bagian atas
kerucut, jumlah yang dibutuhkan hanya seperlunya saja
(Februhartanty dkk., 2016: hlm. 13). Pada Tabel 2.1 kelompok
umur 16—18 tahun, 13—15 tahun, dan 10—12 tahun, ditandai
dengan jenis kelaminnya. Tabel tersebut juga menunjukkan
perkiraan dari kebutuhan karbohidrat, protein, energi, lemak, serat
19
dan air, serta vitamin dan mineral. (Februhartanty dkk., 2016: hlm.
14). Secara garis besar, bertambahnya usia diikuti oleh kebutuhan
gizi. Di antara zat gizi yang ada, kebutuhan gizi anak perempuan
lebih sedikit dibandingkan dengan anak laki-laki, dan ada yang
sebaliknya.
Perempuan
10- 60 3 1, 1, 1 4, 1, 40 37 5
15 11 1,8 20
12 0 5 0 2 1 0 2 0 5 0
13- 60 5 1, 1, 1 5, 1, 40 40 6
15 15 2,4 25
15 0 5 1 3 2 0 3 0 0 5
16- 60 5 1, 1, 1 5, 1, 40 42 7
15 15 2,4 30
18 0 5 1 3 2 0 4 0 5 5
Sumber : Gizi dan Kesehatan Remaja; Buku Pegangan dan Kumpulan Rencana untuk Guru
Sekolah Menengah Pertama (2016)
Selenium (mcg)
Tembaga (mcg)
Komium (mcg)
Mangan (mcg)
Kalsium (mg)
Natrium (mg)
lodium (mcg)
Kelomp
Kalium (mg)
Fosfor (mg)
Flour (mg)
ok
seng (mg)
Besi (mg)
Umur
Laki-
laki
10-12 120 15 450 1, 70 1 12 1 1,
tahun 0 120 150 00 0 9 0 25 3 0 4 20 7
20
dapat dilihat dari adanya hubungan kerja sama dengan orang lain
dalam pengaplikasian inovasi tersebut.
Tahap Refocusing adalah kondisi saat seseorang telah
memiliki ide dan masukan terhadap seatu hal. Menurut Goerge dkk.
(2013: hlm. 8), hal ini ditunjukkan dengan upaya individu untuk
dapat memusatkan usahanya pada eksplorasi keuntungan dari
inovasi, mencakup perubahan atau alternatif lain yang lebih baik.
2.5.2 Remaja
Dariyo (2004, hlm. 13) mendefinisikan bahwa remaja
(adolescence) ditandai dengan adanya perubahan pada aspek
psikososial, aspek fisik, dan aspek psikis disebabkan masa transisi
dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Usia remaja dimulai
semenjak 11—13 tahun sampai dengan 18—20 tahun dengan
kategori remaja awal mencakup rentan usia 13—14 tahun, remaja
tengah mencakup rentan usia 15—17 tahun, dan remaja akhir
dengan rentan usia 18—21 tahun (Dariyo, 2004: hlm. 13).
Mantan Menteri Kesehatan RI tahun 2018 dalam laporannya
disampaikan oleh Dr. Pattiselanno Robert Johan, MARS,
mengemukakan bahwa masa yang penting dalam pemeliharaan
kesehatan fisik dan psikis adalah masa remaja. Hal ini harus
didukung dengan pendidikan yang baik (KEMENKES, 2018).
Kementerian Kesehatan mengungkapkan bahwa remaja
Indonesia rentan memiliki permasalahan kesehatan, yaitu kurang zat
besi (anemia), kesadaran terhadap tinggi badan, kurus atau Kurang
Energi Kronik (KEK), kegemukan atau obesitas (KEMENKES,
2018). Permasalahan remaja yang pertama adalah kurang gizi, pada
23
Data
Aminah R S, Konsep Diri Metode Remaja
Nugroho PA, Remaja kuantitatif meyakini,
Universitas Dalam dengan sesekali
Pakuan Budaya desain mengonsums
Bogor, 2019 Makan Sehat penelitian i makanan
survei dengan
korelasion kandungan
al gizi dan gizi
deskriptif rendah
merupakan
hal wajar dan
sudah umum
terjadi.
E. Media Sosial Observasi Media sosial
Trihayuningta Sebagai lapangan merupakan
s, Sarana dan sarana
W.Wulandari, Informasi wawancara informasi
Y.Adriani, Dan Promosi dan promosi
I.A.M.P, Pariwisata yang sangat
Sarasvati, Bagi sesuai untuk
Sekolah Generasi Z wisatawan
tinggi Di generasi Z di
pariwisata Kabupaten bidang
NHI Bandung Garut pariwisata
dan
Instagram
merupakan
pilihan yang
utama
Folkvord F, Promoting Used a Parasosial
Roes E, healthy randomize interaction
Bevelander foods in the d between- mediated the
K, BMC new digital subject relation
33
the adequacy
of energy,
protein, fat,
carbohydrate
s, and fiber
Sumber : data diolah (2022)
38
2.8 Hipotesis
41
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Penelitian yang memiliki karakter atau sifat tertentu
berumber dari data benda, manusia, nilai riset, hal ini dinamakan
populasi (Hadari Nawawi, 1999), sedangkan menurut Sugiyono
(2013: hlm. 80), “Populasi merupakan cara untuk menarik
kesimpulan maka peneliti harus menemukan objek atau subjek yang
memiliki karakteristik tertentu untuk diteliti”.
Target populasi yang menjadi subjek dalam penelitian ini
adalah para remaja di Kabupaten Garut. Jumlah remaja di
Kabupaten Garut per 2021 adalah sebanyak
42
43
192.364 jiwa, dengan rentan usia yang didata adalah 15—19 tahun
sesuai dengan data statistik dari website resmi Kabupaten Garut
(Pemerintah Kabupaten Garut, 2022).
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan sifat-sifat yang
dimiliki oleh populasi, atau sebagian kecil dari anggota populasi
yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili
populasi (Sugiyono, 2013: hlm. 81).
Kabupaten Garut terbagi ke dalam 21 kecamatan, satu di
antaranya Kecamatan Tarogong kidul. Kriteria inklusi pada
penelitian ini, yakni (1) remaja usia 15—18 tahun yang terletak di
Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut; (2) remaja yang
menggunakan Instagram. Kriteria Eksklusi pada penelitian ini
adalah remaja usia 15—18 tahun yang tidak menggunakan
Instagram dan tinggal di kota lain.
3.3.3 Teknik Sampling
Berdasarkan Sugiyono (2013: hlm. 31), teknik pengambilan
sampel umumnya terbagi menjadi dua, yaitu probability sampling
dan nonprobability sampling. Sugiyono (2013: hlm. 84)
menyatakan bahwa nonprobability sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel. Teknik sampel ini meliputi, sampling sistematis, kuota,
aksidental, purposive, jenuh, snowball. Teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini memakai teknik sampling insidental di mana,
siapa saja yang bertemu menggunakan peneliti mampu dijadikan
44
192.364
n= 2
1+192.364 (0,1)
n=99,02 ≈ 99
Hasil perhitungan rumus slovin didapat bahwa sampel
yang digunakan berjumlah 99. Maka sampel yang diperlukan untuk
penelitian ini dengan batas toleransi sebesar 10% yaitu 99
responden dari remaja Kabupaten Garut.
45
> dari r tabel , maka item pernyataan dinyatakan valid. Jika R xy < dari
dinyatakan valid, dan jika t hitung < jika t tabel, maka dinyatakan tidak
valid. Jika instrumen itu valid, bisa dilihat penafsiran mengenai
interpretasi koefisien korelasi nilai (r) diantaranya sebagai berikut
(Ridwan dan Sunarto, 2013, hlm. 81):
Antara 0.800 sampai dengan 1,000: sangat tinggi
Antara 0.600 sampai dengan 0.799: tinggi
Antara 0.400 sampai dengan 0,599: cukup tinggi
Antara 0.200 sampai dengan 0,399: rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0.199: sangat rendah (tidak
valid)
48
r i = ¿) (1−
∑σb ) 2
σt 2
Keterangan:
r i = = Koefisien Reliabilitas
k = Banyaknya item pertanyaan
51
σ t = Varians Total
2
Penggunaan
1 0,898 0,65 RELIABLE
Instagram
Tingkat
2 Kepedulian 0.780 0,65 RELIABLE
Makanan Sehat
Sumber: data diolah (2022)
T x Pn
T = Total responden
Pn = Pilihan angka skor Likert
60
memenuhi syarat sebagai ibukota. Maka dari itu, pemindahan ibu
kota dari Suci ke Garut pada tahun 1821, setelah dibangunnya
sarana dan prasarana ibu kota. Kabupaten Limbangan diubah
menjadi Kabupaten Garut dengan dasar Surat Keputusan Gubernur
Jenderal No: 60 tanggal & Mei 1913; memiliki tiga desa, yaitu Desa
Kota Kulon, Desa Margawati, dan Desa Kota Weta, serta sepuluh
kecamatan meliputi Kecamatan Garut, Pameungpeuk, Cikajang,
Limbangan, Leles, Tarogong, Balubur, dan Bumbulang (Pemerintah
Kabupaten Garut, 2021).
61
62
Kelompok
No. Jumlah Persentase
Umur/Tahun
1 0-4 169.808 6,75%
2 5-9 253.317 10,07%
3 10-14 248.971 9,90%
63
Kelompok
No. Jumlah Persentase
Umur/Tahun
4 15-19 192.364 7,65%
5 20-24 237.696 9,45%
6 25-29 217.894 8,67%
7 30-34 184.762 7,35%
8 35-39 190.547 7,58%
9 40-44 173.942 6,92%
10 45-49 165.958 6,60%
11 50-54 139.629 5,55%
12 55-59 114.995 4,57%
13 60-64 86.226 3,43%
14 65-69 58.664 2,33%
15 70-74 36.548 1,45%
16 >74 43.194 1,72%
Total 2.514.515 100%
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut - Tahun 2021
usia
15 Tahun 18 Tahun
11% 14%
16 Tahun
30%
17 Tahun
44%
Jenis Kelamin
14%
86%
Laki-laki Perempuan
Penggunaan Instagram
1
98
Ya Tidak
N T
Indikator
o. STS S R S SS
Total
Skor Skor
Skor 0 1 51 16 18 405
68
N T
Indikator
o. STS S R S SS
Total
Skor Skor
0 4 0
4 12
Skor 5 72 80 317
0 0
2 10 10 12
Skor 3 355
2 2 8 0
1 14 17
Skor 1 72 393
0 0 0
N T
Indikator
o. STS S R S SS
Total
Skor Skor
14 20
Skor 3 6 48 405
8 0
1
74 11 12
Total 27 5 3330
4 48 55
6
5 22 34 38
Persentase 1% 100%
% % % %
3.330
71
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F
Total 4260.909 98
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F
Total 3433.354 98
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F
Total 1331.293 98
VARIAB
PERTANYAAN ANOVA
EL
Saya termasuk orang yang
y7 0.003
menjaga pola makan
VARIAB
PERTANYAAN ANOVA
EL
Saya mengetahui manfaat dari
y17 0,000
mengonsumsi karbohidrat
79
Diperoleh hasil Uji hipotesis yakni t hitung lebih besar
5.2 Implikasi
Terdapat pengaruh signifikan antara penggunaan Instagram
terhadap tingkat kepedulian makanan sehat pada remaja di
Kabupaten Garut, dengan signifikansi
80
81
Arora, A., Bansal, S., Kandpal, C., Aswani, R., & Dwivedi, Y.
(2019). Measuring social media influencer index- insights
from facebook, Twitter and Instagram. Elsevier, 86-101.
83
Atmoko, B. D. (2012). Instagram Handbook. Jakarta: Media Kita.
Coates, A., Hardman, C., Halford, J., Christiansen, P., & Boyland,
E. (2019). Social Media Influencer Marketing and
Children’s Food Intake: A Randomized Trial.
PEDIATRICS, 1-9.
84
Pegagan dan Kumpulan rencana Ajar Untuk Guru
Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Southeast Asian
Ministers of Education Organization Regional Center for
Food and Nutrition (SEAMEO RECFON) Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Huang, Y., Kypridemos, C., Liu, J., Lee, Y., Pearson, J., Collins, B.,
. . . Micha, R. (2019). Cost-Effectiveness of the US Food
and Drug Administration Added Sugar Labeling Policy for
Improving Diet and Health. Circulation, 2613-2624.
85
Insani, H. M. (2019). Pengaruh Intervensi Pendidikan Gizi
Terhadap Pengetahuan Gizi, Kebiasaan Makan dan
Aktivitas Fisik pada Remaja. (Tesis). Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
Joung, H. (., Choi, E. (., Ahn, J., & Kim, H.-S. (2017). Healthy
Food Awareness, Behavioral Intention, and Actual
Behavior toward Healthy Foods: Generation Y Consumers
at University Foodservice. Korean Food Culture, 336-341.
86
Kementrian Kesehatan RI. (2021). Laporan Kinerja Kementrian
Kesehatan Tahun 2020. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
87
Mokolensang OG, M. A. (2016). Hubungan Pola Makan dan
Obesitas Pada Remaja di Kota Bitung. e-Biomedik, 128-
135.
Nova, M., & Yanti, R. (2018). Hubungan Asupan Zat Gizi Makro
dan Pengetahuan Gizi dengan Status Gizi pada Siswa MTs
An-Nur Kota Padang. Jurnal Kesehatan Perintis , 169-
175.
88
Pantalcon, M. G. (2019). Hubungan Pengetahuan Gizi dan
Kebiasaan Makan dengan Status Gizi Remaja Putri di
SMA Negeri II Kota Kupang. CHMK HEALTH
JOURNAL, 69-76.
89
Gaya Hidup Anak Remaja. ProListrik, 81-90.
90
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: ALFABETA.
91
GROUP.
92