SKRIPSI
OLEH
MARLIA AGUSTINA
1605029007
SKRIPSI
OLEH
MARLIA AGUSTINA
1605029007
PERNYATAAN KEASLIAN
Materai
Marlia Agustina
iv
Marlia Agustina
v
PERSETUJUAN SKRIPSI
Pembimbing I Pembimbing II
RIWAYAT HIDUP
1. Data Pribadi
Nama : Marlia Agustina
NIM : 1605029007
Tempat, Tanggal Lahir : Serang, 29 Agustus 1993
Alamat : Jalan Delima 1 No. 7 RT/RW 05/06 Perumahan
Kramat Permai, Kecamatan Kramatwatu, Serang
Banten
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Email : agustinamarliaa@yahoo.co.id
No. Telp : 081213178881
2. Pendidikan Formal
Jenjang Sekolah/Universitas Jurusan Tahun
Pendidikan
TK TK Al-Khairiyah - 1997 - 1999
SD SDN 2 Kramatwatu - 1999 - 2005
SMP SMPN 4 Serang - 2005 - 2008
SMA SMAN 1 Kramatwatu IPA 2008 – 2011
Diploma III Institut Pertanian Manajemen Industri
2011 - 2014
Bogor Jasa Makanan dan
Gizi
Sarjana I Universitas
Muhammadiyah Prof. Ilmu Gizi 2016 – 2020
Dr. Hamka
3. Pengalaman Kerja
● Hotel Pangrango 2 Bogor
Periode : 19 Agustus 2013 – 19 November 2013
Bagian : Food and Baverage Production
● Rumah Sakit LANUD Atang Sendjaja Bogor
Periode : 1 Desember 2013 – 31 Januari 2014
Bagian : Instalasi Gizi Rumah Sakit LANUD Atang Sendjaja Bogor
PT. Aerofood Indonesia
Periode : 1 September 2014 – 28 September 2015
Bagian : Instalasi Gizi di Unit RS MRCCC Siloam Hospitals
Semanggi.
Rumah Sakit Petukangan
Periode : 30 Okober 2015 – 14 Juli 2019
Bagian : Instalasi Gizi RS
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
MOTIVASI HIDUP
PERBAIKI SHOLATMU MAKA ALLAH AKAN MEMPERBAIKI
HIDUPMU
viii
KATA PENGANTAR
Marlia Agustina
x
Marlia Agustina,
ABSTRAK
Marlia Agustina,
ABSTRACT
DAFTAR ISI
PERNYATAAN KEASLIAN................................................................................iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...................................................iv
PERSETUJUAN SKRIPSI......................................................................................v
RIWAYAT HIDUP................................................................................................vi
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................vii
KATA PENGANTAR..........................................................................................viii
ABSTRAK...............................................................................................................x
ABSTRACT.............................................................................................................xii
DAFTAR ISI.........................................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xvi
DAFTAR TABEL................................................................................................xvii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xviii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan Penelitian....................................................................................................5
D. Manfaat Penelitian..................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI................................7
A.Tinjauan Pustaka.....................................................................................................7
1. Implementasi.............................................................................................7
2. Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)...............................................8
3. Rapor Kesehatanku..................................................................................10
4. Implementasi Rapor Kesehatanku...........................................................12
B. Kerangka Teori.....................................................................................................35
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL..................36
A. Kerangka Konsep.................................................................................................36
B. Definisi Operasional.............................................................................................39
BAB VI METODE PENELITIAN........................................................................43
A. Rancangan Penelitian...........................................................................................43
B. Lokasi dan Waktu.................................................................................................43
xiii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia akan mendapatkan bonus demografi pada tahun 2045, yaitu
jumlah penduduk Indonesia 70%-nya dalam usia produktif (15-64 tahun),
sedangkan sisanya 30% merupakan penduduk yang tidak produktif (usia dibawah
14 tahun dan diatas 65 tahun) pada periode tahun 2020-2045 (Afandi, 2017). Jika
bonus demografi ini tidak dimanfaatkan dengan baik akan membawa dampak
buruk terutama masalah sosial seperti kemiskinan, kesehatan yang rendah,
pengangguran, dan tingkat kriminalitas yang tinggi (Ayu, 2018). Berbagai
program pembangunan kesehatan yang diinisiasi dan diimplementasikan oleh
Kementrian Kesehatan diharapkan dapat memberikan sumbangan positif bagi
upaya mengoptimalisasi periode bonus demografi yang akan datang. Kesehatan
sangat dibutuhkan bagi setiap manusia, dalam hal ini adalah untuk anak usia
sekolah. Anak usia sekolah merupakan usia yang rawan terhadap berbagai
penyakit yang berhubungan dengan pencernaan seperti diare dan cacingan.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Banten tahun 2016, beberapa
penyakit yang kerap diderita anak usia sekolah yakni TB (Tuberkulosis) paru,
influenza, diare, difteri, DBD (Demam Berdarah), campak, dan karies gigi.
Permasalahan kesehatan anak di Indonesia, khususnya masalah gigi dan
mulut berdasarkan survey World Health Organization (WHO) pada tahun 2013,
diperoleh data bahwa di seluruh dunia sekitar 60–90% anak sekolah mengalami
karies gigi. Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia
(Depkes RI) pada tahun 2008, adanya risiko penyakit menular pada anak usia
sekolah dipengaruhi oleh kurangnya konsumsi sayur dan buah (93,6%). Buah dan
sayur merupakan sumber makanan yang kaya akan vitamin dan mineral yang
sangat bermanfaat bagi kesehatan, perkembangan, pertumbuhan serta mampu
meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga dapat mencegah dan mengobati
penyakit. Menurut penelitian yang dilakukan Ruwaidah pada tahun 2009,
kurangnya konsumsi buah dan sayur dapat mengakibatkan berbagai dampak
1
2
seperti menurunnya imunitas tubuh misalnya flu yang sering diderita anak,
sembelit akibat gangguan pencernaan, gusi berdarah, sariawan, dan gangguan
mata.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Banten pada tahun 2016,
data Kasus TB anak di antara kasus baru TB Paru yang tercatat sebesar 6,38%,
menunjukkan bahwa penularan kasus TB Paru BTA (Bakteri Tahan Asam) Positif
kepada anak cukup besar. Angka penemuan kasus diare pada anak sebesar
308.344 kasus hal ini menunjukkan penemuan dan pelaporan masih perlu
ditingkatkan, angka difteri 44 kasus, campak 2.444 kasus. Angka kematian DBD
tahun 2016 juga masih tinggi yaitu 116 kasus.
Maraknya penyakit yang kerap dialami anak memerlukan adanya upaya
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia khususnya pada populasi
anak-anak. Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa seorang anak yang bersikap
positif terhadap kesehatan akan memberikan dampak langsung pada perilakunya
untuk menjaga pola hidup sehat, hal ini didukung oleh penelitian Krianto pada
tahun 2009 mengemukakan bahwa anak usia sekolah merupakan periode yang
sangat menentukan kualitas manusia pada masa dewasa . Melihat permasalahan
yang ada, peningkatan kesehatan usia sekolah dan remaja diutamakan pada upaya
promotif dan preventif. Salah satunya dilakukan melalui Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS) yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan
prestasi belajar peserta didik sehingga dapat dihasilkan sumber daya manusia
yang berkualitas (Kemenkes, 2018).
Program UKS adalah program pemerintah yang wajib ada dan dilaksanakan di
sekolah dalam pelayanan dan pendidikan kesehatan atau kebiasaan hidup sehat di
sekolah dan diterapkan di lingkungan sekitar. UKS wajib dilaksanakan pada
semua tingkatan pendidikan, baik sekolah negeri maupun swasta mulai dari
tingkat SD (Sekolah Dasar) hingga SMA (Sekolah Menengah Atas). Menurut
Departemen Kesehatan RI (2007), program UKS dapat dikelompokkan menjadi 3
yaitu lingkungan kehidupan sekolah yang sehat, pendidikan kesehatan dan
pelayanan kesehatan di sekolah. Menurut Djoned Sutatmo dalam Andi Untara
(2013), lingkungan sekolah yang sehat meliputi: (1) Pengadaan ruang/sudut UKS,
3
(2) Pembinaan kantin sekolah, (3) Pengadaan sarana air bersih yang memenuhi
syarat, (4) Pengadaan tempat pembuangan sampah yang memenuhi syarat, (5)
Pengadaan tempat pembuangan air limbah yang memenuhi syarat, (6) Pengadaan
kamar mandi/WC khusus siswa, (7) Pengadaan kamar mandi/WC khusus guru
dan karyawan.
Program UKS ini harus dilaksanakan dengan baik sehingga sekolah menjadi
tempat yang dapat meningkatkan kesehatan peserta didik dan menghasilkan anak
didik yang berkualitas. Untuk menunjang implementasi Program UKS berjalan
dengan baik, perlu dilakukan berbagai upaya, salah satunya adalah melalui buku
Rapor Kesehatanku. Sejak tahun 2013 telah dikembangkan Buku Rapor
Kesehatanku bagi peserta didik. Buku Rapor Kesehatanku ditujukan untuk peserta
didik namun membutuhkan keterlibatan orang tua, guru dan tenaga kesehatan
dalam penggunaannya. Buku Rapor Kesehatanku merupakan instrumen untuk
memberikan edukasi kesehatan, memantau tumbuh kembang peserta didik.
Dimulai dari menyediakan buku Rapor Kesehatanku untuk peserta didik tahun
ajaran baru, rencanakan dengan baik mekanisme penggunaannya untuk
menghasilkan manfaat yang efektif. Rapor Kesehatanku tidak saja berfungsi
memberikan pesan kesehatan, juga mendukung pelaksanaan penjaringan
kesehatan karena berisi lembar formulir penjaringan untuk 6 tahun, serta dapat
menjembatani pendampingan orang tua dalam mewujudkan perilaku hidup bersih
sehat (Sugihantono, 2016).
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat oleh tenaga
kesehatan/guru UKS/kader kesehatan sekolah tahun 2016 di Provinsi Banten
sebesar 95,2%, sedikit menurunan dibandingkan capaian tahun 2015 yaitu
95,7%. Sedangkan cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat di
Kabupaten Serang sebanyak 88,15%. Puskesmas Kramatwatu merupakan salah
satu fasilitas kesehatan yang sedang menjalankan program UKS melalui Rapor
Kesehatanku, dimulai dengan sosialisasi ke sekolah-sekolah yang berada di
Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang. Dengan adanya Rapor Kesehatanku,
sekolah dapat memantau kesehatan siswanya sehingga dapat mencegah lebih dini
masalah gizi dan kesehatan yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswanya.
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimanakah Implementasi Program UKS melalui
Buku Rapor Kesehatanku pada Sekolah Dasar di Kecamatan Kramatwatu
Kabupaten Serang?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
implementasi program UKS melalui buku rapor kesehatanku pada Sekolah
Dasar di Kecamatan Kramatwatu Kabupaten Serang.
2. Tujuan Khusus:
5
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dalam
pengembangan:
1. Memberikan sumbangan positif terhadap keilmuan di Fakultas Ilmu-Ilmu
Kesehatan dalam menambah referensi dan kajian bagi peneliti yang
berkaitan dengan Implementasi Program UKS melalui Rapor Kesehatanku.
2. Menjadi bahan masukan khususnya bagi Pemerintah dalam menyelesaikan
masalah serta mengambil langkah suatu kebijakan dengan memperhatikan
kesehatan peserta didik pada Sekolah Dasar di Kecamatan Kramatwatu.
3. Menjadi bahan untuk sekolah agar dapat memantau kesehatan siswanya
sehingga dapat mencegah lebih dini masalah gizi dan kesehatan yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswanya.
4. Menjadi bahan pembelajaran bagi penulis ataupun pembaca khususnya
para penerus bangsa agar lebih bijaksana mengambil langkah yang akan
diambil atas suatu kebijakan dengan memperhatikan harapan demi
meningkatkan kesehatan peserta didik.
6
BAB II
A. Tinjauan Pustaka
1. Implementasi
Implementasi merupakan aktivitas yang terlihat setelah adanya
pengarahan yang sah dari suatu program yang meliputi upaya mengelola
input. Van Meter dan Van Horn (dalam Agustino 2006) mendefinisikan
“implementasi sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh
individu-individu atau pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah
atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah
digariskan dalam keputusan kebijaksanaan”. Tindakan-tindakan yang
dimaksud mencakup usaha untuk mengubah keputusan menjadi tindakan-
tindakan operasional dalam kurun waktu tertentu maupun dalam rangka
melanjutkan usaha-usaha untuk mencapai perubahan besar dan kecil yang
ditetapkan oleh program.
Implementasi suatu program merupakan suatu yang kompleks,
dikarenakan banyaknya faktor yang saling berpengaruh dalam sebuah
sistem yang tidak lepas dari faktor lingkungan yang cenderung selalu
berubah. Donald P.Warwick dalam bukunya Syukur Abdullah, mengatakan
bahwa dalam tahap implementasi program terdapat dua faktor yang
mempengaruhi keberhasilan yaitu faktor pendorong (Facilitating
conditions), dan faktor penghambat (Impending conditions). (Abdullah,
2008). Syukur (2008) menjelaskan bahwa pengertian dan unsur unsur pokok
dalam proses implementasi sebagai berikut :
a. Proses implementasi program ialah rangkaian kegiatan tindak lanjut
yang terdiri atas pengambilan keputusan, langkah langkah yang
strategis maupun operasional yang ditempuh guna mewujudkan suatu
program atau kebijaksanaan menjadi kenyataan, guna mencapai sasaran
yang ditetapkan semula.
7
7
3. Rapor Kesehatanku
Rapor kesehatanku merupakan buku informasi dan pemantauan
kesehatan anak sekolah yang berisi catatan kesehatan anak usia sekolah dan
berbagai informasi berkaitan dengan kesehatan dan tumbuh kembang anak.
Buku ini bersifat rahasia, hanya pemilik buku yang boleh melihat dan
menggunakannya. Rapor Kesehatanku Di Usaha Kesehatan Sekolah (UKS),
Kemenkes memiliki program penjaringan anak sekolah. Program
penjaringan tersebut dilakukan pada siswa kelas 1 SD, kelas 1 SMP/ kelas
VII, dan kelas 1 SMA/kelas X Liputan Khusus 54 Mediakom I Edisi 96 I
JULI 2018 JULI 2018 I Edisi 96 I Mediakom 55 Rapor Kesehatanku,
Cermin Kesehatan Remaja dengan menggunakan buku Rapor Kesehatanku.
Selain pemeriksaan fisik, indikator yang ada di dalam buku Rapor
10
a. Input
1) Kebijakan
a) Kepala sekolah selaku penanggung jawab penyelenggaraan
pendidikan di sekolah/madrasah yang berkedudukan sebagai ketua
Tim Pelaksana UKS, mengundang unsur-unsur yang terkait untuk
menghadiri rapat pembentukan tim pelaksana UKS.
b) Rapat dihadiri kepala desa/lurah yang berkedudukan sebagai
Pembina.
c) Bila rapat telah menyepakati dan memutuskan pembentukan Tim
Pelaksana UKS berikut susunan personalianya maka Kepala
Sekolah segera mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Tim
pelaksana UKS.
d) SK tersebut dikirim ke masing-masing instansi/personalia yang
terkait dan ke petugas Puskesmas.
e) Penjaringan kesehatan peserta didik merupakan salah satu
indikator standar pelayanan minimal bidang kesehatan yang
menjadi urusan wajib pemerintah daerah.
f) Kegiatan penjaringan kesehatan dan pemerikasaan berkala
dilaksanakan melalui wadah Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
g) Penjaringan kesehatan dilakukan 1 tahun sekali terhadap peserta
didik kelas 1 SD/SDLB/MI, Kelas 7 SMP/SMPLB/MTS, dan kelas
10 SMA/SMK/SMALB/MA Negeri dan Swasta.
h) Pemeriksaaan berkala dilakukan sedikit 1 tahun sekali terhadap
seluruh peserta didik SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTS, dan
SMA/SMK/SMALB/MA.
i) Penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala dapat dilaksanakan
dilakukan dalam sekolah/sekolah Luar Biasa /Madrasah atau diluar
Sekolah/Madrasah menggunakan formulir pemeriksaan baku.
j) Penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala dilaksanakan oleh
puskesmas dan sekolah/sekolah luar biasa /Madrasah.
13
Bagian penentuan IMT dan TB/U diisi oleh guru berdasarkan hasil
analisa TB dan BB peserta didik (cara analisa tercantum dalam Buku
Petunjuk Teknis Penjaringan Kesehatan dan Pemeriksaan Berkala).
Tenaga kesehatan perlu mengorientasi guru/wali kelas mengenai cara
penilaian/analisa status gizi. Guru memberikan checklist dan
keterangan pada kolom yang sesuai. Bagian tanda klinis anemia diisi
oleh tenaga kesehatan berdasarkan pemeriksaan fisik pada peserta
didik. Tenaga Kesehatan memberikan checklist pada kolom yang
sesuai.
.
B. Kerangka Teori Program UKS
Rapor Kesehatanku
Input: Proses:
Output:
1. Kebijakan tentang 1. Pelaksanaan Buku
Rapor 1. Kepemilikan buku
Rapor Kesehatanku.
Kesehatanku Rapor Kesehatanku
2. Sumber Daya 2. Faktor Penghambat 2. Pemanfaatan buku
Manusia Implementasi. Rapor Kesehatanku
3. Sumber Dana 3. Pengetahuan peserta
3. Upaya Mengatasi didik terkait buku
untuk pengadaan
Rapor Hambatan. Rapor Kesehatanku.
Kesehatanku 4. Pemantauan status gizi.
4. Sarana Pra Sarana
Sekolah Sehat.
BAB III
A. Kerangka Konsep
Output:
Kepemilikan buku Rapor
Kesehatanku.
Input: Proses: Pemanfaatan buku Rapor
Kebijakan tentang Pelaksanaan Buku Rapor Kesehatanku.
Rapor Kesehatanku. Kesehatanku. Pengetahuan peserta didik
Sumber Daya Faktor penghambat terkait buku Rapor
Manusia. Implementasi. Kesehatanku.
Sumber Dana untuk Upaya mengatasi Pemantauan status gizi
pengadaan Rapor hambatan. peserta didik selama 1
Kesehatanku. tahun (dari 2018 hingga
Sarana Pra Sarana 2019).
Sekolah Sehat.
B. Definisi Operasional
NO. VARIABEL DEFINISI SKALA
CARA UKUR ALAT UKUR HASIL UKUR
OPERASIONAL UKUR
INPUT
1. Kebijakan Kebijakan yang Wawancara Petugas Kuisioner Deskriptif
mengatur tentang Puskesmas dan Kualitatif
implementasi Kepala Sekolah
program, tujuan, -
Standar Operasional
Prosedur (SOP) serta
ruang lingkup.
2. Sumber Setiap orang yang Wawancara Petugas Kuisioner Deskriptif
Daya terlibat dalam Puskesmas dan Kualitatif
Manusia pelaksanaan program Kepala Sekolah -
UKS melalui buku
rapor kesehatanku
3. Sumber Dana yang diperoleh Wawancara Petugas Kuisioner Deskriptif
Dana untuk pengadaan Puskesmas dan Kualitatif -
rapor kesehatanku Kepala Sekolah
3. Sarana dan Alat yang mendukung Wawancara Petugas Kuisioner Deskriptif
Prasarana implementasi program Puskesmas dan Kualitatif
-
UKS melalui rapor Kepala Sekolah
kesehatanku
PROSES
1. Pelaksanaan Terdiri dari tahapan Wawancara Petugas Kuisioner Deskriptif -
Program Implementasi Puskesmas, Kepala Kualitatif
UKS melalui program, komunikasi, Sekolah dan Guru
buku Rapor sumber (staf
40
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode campuran tidak berimbang
(concurrent embedded design). Menurut Sugiyono (2011), metode campuran tidak
berimbang adalah metode yang mengkombinasikan penggunaan metode penelitian
kualitatif dan kuantitatif secara bersama-sama. Pada metode ini terdapat metode
primer dan metode sekunder. Metode primer digunakan untuk memperoleh data
yang utama, sedangkan metode sekunder digunakan untuk memperoleh data guna
mendukung data yang diperoleh dari data primer.
Alasan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif adalah
sebagai sarana penyeimbang, data kuantitatif (kuisioner) yang diperoleh
digunakan sebagai penyeimbang data kualitatif (pengamatan dan wawancara
mendalam). Peneliti berharap agar data yang diperoleh dari masing-masing
metode, baik kualitatif maupun kuantitatif akan saling melengkapi satu sama lain
sehingga dapat memperoleh hasil analisis mengenai implementasi program UKS
melalui rapor kesehatanku pada Sekolah Dasar di Kecamatan Kramatwatu
Kabupaten Serang tahun 2019.
59
44
2. Sampel
Subjek dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang terlibat dan
mengetahui informasi yang dibutuhkan dalam penelitian tentang program
UKS melalui Rapor Kesehatanku di sekolah dasar di Kecamatan
Kramatwatu, Kabupaten Serang.
Sampel kualitatif dalam penelitian ini adalah guru 6 orang, Kepala
Sekolah 6 orang dan penanggungjawab program UKS di Puskesmas
Kramatwatu 1 orang. Sedangkan sampel kuantitatif adalah responden yang
terdiri dari peserta didik kelas 2 dari 6 sekolah yang berjumlah 577 orang.
b. Kriteria ekslusi
1) Tidak hadir pada saat penelitian berlangsung (alpa/sakit).
2) Tidak bersedia menjadi informan atau responden dalam penelitian
ini.
E. Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuisioner
kualitatif dan kuantitatif. Berikut adalah kisi-kisi kuisioner kualitatif:
48
jumlah nilai
Presentase = benar X 100 %
jumlah soal
F. Tahap-Tahap Penelitian
Penentuan tahapan kegiatan penelitian serta lamanya waktu yang
dibutuhkan merupakan pedoman yang harus dilakukan selama pelaksanaan
penelitian berlangsung. Hal ini dimaksudkan agar pelaksanaan penelitian
terarah dengan baik dan sesuai dengan prosedur penelitian yang telah
ditetapkan terlebih dahulu. Dalam penelitian ini ada tiga tahapan yang di
tempuh oleh peneliti yaitu:
1) Tahap Persiapan
Pada tahapan persiapan banyak hal yang telah dilakukan oleh peneliti,
mencari permasalahan penelitian dan mencari referensi terkait. Dan
peneliti mencoba mengangkat permasalahan tersebut dengan menentukan
judul penelitian “Implementasi Program UKS melalui Rapor Kesehatanku
pada Sekolah Dasar di Kecamatan Kramatwatu Kabupaten Serang”.
Peneliti mulai memfokuskan pada tema tersebut di atas, peneliti
mengajukan tema tersebut untuk kemudian diseminarkan. Berdasarkan
hasil seminar tersebut banyak masukan-masukan baik dari dosen
pembimbing maupun dosen penguji seminar proposal skripsi berkaitan
dengan judul skripsi peneliti. Dan dari hasil seminar proposal skripsi
tersebut, menyatakan bahwa proposal skripsi layak untuk dilanjutkan
dengan catatan-catatan revisi dari dosen pembimbing dan dosen penguji
54
Seminar Proposal
Pengolahan data
Pengolahan Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif, yaitu dengan mendeskripsikan dan memaknai data dari masing-
masing aspek yang diteliti. Data hasil penelitian ini berupa data kualitatif dan
data kuantitatif . Data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis untuk
menjawab rumusan masalah dan pertanyaan penelitian yang telah dibuat.
Data kualitatif akan dianalisis dengan teknik analisis kualitatif dengan
langkah sebagai berikut:
1. Mengolah dan mempersiapkan data, langkah ini melibatkan
56
buku informasi kesehatan. Selain itu, pada data kuantitatif dilihat pengetahuan
peserta didik terhadap informasi kesehatan yang ada pada buku RK. Pengetahuan
peserta didik dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu kurang baik, cukup baik
dan baik.
Selanjutnya untuk melihat keabsahan data digunakan strategi triangulasi
eksploratoris sekuensial, menurut Creswell (2013) dalam strategi triangulasi
eksploratoris sekuensial peneliti mengumpulkan dan mengaalisis data kualitatif,
kemudian mengumpulkan dan menganalisis data kuantitatif. Pada strategi ini,
pencampuran (mixing) terjadi ketika penelitian sampai pada tahap interpretasi dan
pembahasan. Pencampuran dilakukan dengan mengumpulkan data dan kemudian
menganalisis data kualitatif pada tahap awal dan selanjutnya mengumpulkan data
kuantitaif yang dibangun atas hasil data kualitatif. Data kuantitatif digunakan
untuk membantu menafsirkan penemuan-penemuan kualitatif. melebur dua data
penelitian menjadi satu atau dengan mengintegrasikan atau mengkomparasikan
hasil-hasil dari dua data tersebut secara dalam pembahasan. Berikut bagan strategi
triangulasi eksploratoris sekuensial ditunjukan pada Gambar 5.
KUAL KUAN
Penanggungjawab
Kepala
Program UKS di
Sekolah
Puskesmas
Guru/Wali
Kelas
Wawancara Observasi
Kuisioner/
Dokumen
Wawancara Observasi
Kuisioner/
Dokumen
59
60
BAB V
HASIL
B. Input
1. Kebijakan
Berdasarkan hasil wawancara mendalam kepada informan instansi,
ditemukan bahwa ada kebijakan yang mengatur tentang buku RK.
Kebijakan berkaitan dengan buku RK tercantum dalam kebijakan tentang
UKS. Berikut kutipan langsung informan mengenai hal tersebut.
“Disini emang ada SKB kalau hubungannya dengan UKS itu,
berdasarkan SKB (Surat Keputusan Bersama) dari Kemenkes, dari 4
Kementrian (Kementrian Kesehatan, kementrian Agama, Kementrian
Dalam Negeri, kemudian Kementrian Pendidikan.” (YY, Informan
Puskesmas)
61
Selain itu, sasaran dan ruang lingkup pada pelaksanaan program UKS
melalui buku RK adalah anak usia sekolah dan kesehatan terkait anak
usia sekolah yang meliputi penjaringan kesehatan. Berikut kutipan
informan mengenai hal tersebut.
“Sasaran untuk buku rapor ini ya anak usia sekolah, karena kalau
UKS kan kaitannya dengan sekolah. Ruang lingkup kegiatan bukunya
ya, pelayanan kesehatan ya, yang ada dibuku ini aja ya, jadi
pelayanan kesehatan itu ya dari kesehatan, pemeriksaan kesehatan,
pemberian obat cacing, disini ada ya, kemudian imunisasi, kemudan
penyuluhan, terkait yang dibuku rapr ini aja ya.” (YY, Informan
Puskesmas)
“Yang tadi itu, yang ada beberapa sekolah yang saya kasih, ngga
semua, karena emang bukunya terbatas, segitu aja ngga berjalan.
Padahal bagus sebetulnya itu mah karena disitu materi-materi
tentang kesehatan, gitu kan.” (YY, Informan Puskesmas)
“Anggaran khusus untuk buku rapor ngga ada yah, tapi kalau untuk
UKS sendiri ada dari dana BOS.” (ER, Informan SDN Harjatani)
63
“Itu dari Puskesmas kalau kurang, waktu itu kurang kita fotocopy
sendiri, harusnyakan sejumlah anak, cuma pas dibongkar, dihitung
kurang, makanya disuruh fotocopy aja pake dana sekolah (Dana
BOS).” (S, Informan SDN Pelamunan)
“Kalau hanya sebatas tinggi badan berat badan sih ada, kalau untuk
yang lainnya kayanya ngga, untuk pemeriksaan kesehatan kan kita
64
C. Proses
1. Pelaksanaan Program UKS melalui Buku Rapor Kesehatanku
Tahapan implementasi program UKS melalui buku RK dimulai dari
sosialisasi kepada sekolah dan kemudian buku dibagikan kepada sekolah,
setelah itu koordinasi lintas sektor dan lintas program. Hal tersebut
dinyatakan pada kutipan berikut ini.
“Yang harusnya mungkin Implementasi kedepannya ya mulai dari
apa ya sosialisasi gitu? Kita sosialisasikan dulu, kita ke guru,
kemudian implementasinya, ada koordinasi lintas sektor, kalau dulu
mah sering sama Dinkes, tapi sekarang mah sama KORWAS
(Koordinasi Pengawas). Pokoknya cumakan untuk itu ada Instansinya
Dinkes ya sekarang mah KORWAS, kemudian apalagi ya... buku ini
langsung kita ke sekolah ya, kita langsung ke sekolah memberikan itu
langsung disosialisasikan ke sekolah. Koordinasi ngga dengan lintas
sektor aja sih, lintas program dengan UKS dan Dinkes.” (YY,
Informan Puskesmas)
Komunikasi
Meskipun implementasi program UKS melalui buku RK belum berjalan
dengan baik, namun sebagian kepala sekolah dan guru merespon dengan baik
adanya program UKS melalui buku RK. Berikut beberapa kutipan pernyataan
informan berikut ini.
66
“Bagus sih, jadi kita sedikit tau ya kekurangan dan kelebihan anak
itu, contohnya anak itu kalau ada sakit apa kita udah tau duluan
gitu tuh.” (F, Informan SDN Kramatwatu 1)
“Bagus sih, biar jadi anaknya.. kita biar tau perkembangan anak
seperti apa.” (N, Informan SDN Pejaten 1)
kurang juga ditambah ngga, jadikan kita bingung ya, buat apa
kalo dibagiin begini tanpa ada evaluasinya gitu.” (ER, Informan
SDN Harjatani)
grup (guru UKS) jadi ada info apapun diberitakan kepada murid.”
(N, Informan SDN Pejaten 1)
“Kalau pelatihan.... ada sih ada, cuma saya kurang tau materinya
ya, apa juga disitu menyangkut buku rapor kesehatan atau ngga.”
(S, Informan SDN Pelamunan)
“Pelatihan ada, tapi untuk program ini sendiri saya kurang tau ya,
karena kan yang ikut guru UKS nya langsung, jadi saya kurang tau
apakah membahas tentang buku RK ini atau tidak.” (ER,
Informan SDN Harjatani)
“Ngga ada sih kita baca sendiri aja, cuma ibu ini buku rapor
gitu.” (N, SDN Pejaten 1)
c. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi pada mplementasi Program UKS melalui Buku
RK melibatkan kepala sekolah, guru, dan wali murid (orangtua peserta
didik)
“Struktur organisasi ada, melibatkan orangtua murid, siswa dan
guru.” (S, Informan SDN Pelamunan)
d. Bentuk Kegiatan
Kegiatan program UKS melalui buku RK adalah penjaringan
kesehatan, imunisasi, perkembangan BB dan TB, namun belum
tercatat didalam buku RK.
“Bentuk kegiatan itu, kalau ada penjaringan dari Puskesmas, tapi
buku rapor kesehatanku itu punya data sendiri, tapi rapor
kesehatanku itu hanya diliat aja, tadinya dibagikan terus disuruh
ngisi biodatanya, tapi yang untuk bagian faktor kesehatannya ga
usah diisi, jadi orang Puskesmas yang ngis.” (E, Informan SDN
Pelamunan)
Oh paling itu, yang paling sering mah harusnya data itunya, tapi
yang paling terlihat aja sih perkembangan berat badan tinggi
badannya itu. Untuk imunisasi segala belum masuk kesitu ya, tapi
ada datanya setiap Puskesmas itu juga selalu minta data, tapi
belum dimasukkan ke buku itu.” (N, Informan SDN Pejaten 1)
70
“Dari sekolah ya gurunya sendiri yang ini.. kalau apa sih orang isiya
cuma masalah riwayat itu ya bekerjasama dengan orangtua untuk
mengisi datanya.” (S, Informan SDN Pelamunan)
D. Output
1. Kepemilikan Buku
Observasi kepemilikan buku RK dilakukan pada 6 (enam) Sekolah
Dasar di Kecamatan Kramatwatu dengan jumlah peserta didik 577 siswa,
dan diketahui persentase sebagai berikut:
Tabel 12. Kepemilikan Buku Rapor Kesehatanku Tahun 2019
No Hasil Observasi n %
1 Tidak memiliki buku 505 87,5
2 Memiliki buku 72 12,5
Total 577 100,0
Sumber: Data Olahan SPSS, 2020
No Hasil Observasi n %
1 Buku terisi >50% 8 1,4
2 Buku terisi <50% 64 11,1
3 Tidak memiliki buku 505 87,5
Total 577 100,0
No Hasil Observasi n %
1 Ada paraf lengkap 4 0,7
2 Ada paraf, tidak lengkap 7 1,2
3 Tidak ada paraf sama sekali 61 10,6
4 Tidak memiliki buku 505 87,5
Total 577 100,0
dengan benar 56% - 75%, dan dikatakan memiliki pengetahuan baik jika
menjawab pertanyaaan dengan benar >75%.
Tabel 15. Pengetahuan Peserta Didik mengenai Materi Buku Rapor
Kesehatanku Tahun 2019
Pengetahuan n %
Sangat Baik 5 8,8
Baik 30 52,6
Cukup 22 38,6
Total 57 100,0
Tabel 16. Status Gizi (IMT/U) Menurut Kepemilikan Buku Tahun 2018
Pemantaua Diukur Tidak
No Total
n Status Kurus Normal Gemuk Diukur
Gizi n % n % n % n % n %
1 Berdasarkan
Buku Rapor 6 8,3 41 56,9 9 12,5 16 22,2 72 100,0
Kesehatanku
2 Tidak
Memiliki 10 50
16 3,2 374 74,1 11 2,2 20,6 100,0
Buku Rapor 4 5
Kesehatanku
74
12 57
Total 22 415 20
0 7
Tabel 18. Pemantauan Status Gizi Peserta Didik yang Memiliki buku RK
dan Tidak Memiliki Buku RK
2018 2019
Status Gizi
n % n %
Kurus 22 4,8 11 3,9
Normal 415 90,8 257 90,8
Gemuk 20 4,4 15 5,3
75
Jika dilihat pada Tabel 18 diketahui peserta didik yang memiliki buku
RK lebih mudah dipantau status gizinya, hal tersebut dikarenakan setiap
perkembangan kesehatan peserta didik tercatat pada buku RK. Pada
tahun 2018 dan 2019, status gizi peserta didik dengan kategori kurus
berdasarkan IMT/U sebanyak 8,3% peserta didik. Pada tahun 2018
sebanyak 12,5% peserta didik berada pada kategori gemuk, dan menurun
pada tahun 2019 yaitu sebanyak 9,7%.
76
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Input
B. Proses
Proses implementasi program UKS melalui buku RK ini belum cukup baik.
Dari 32 sekolah yang ada di Kecamatan Kramatwatu, hanya 6 sekolah yang
mendapatkan buku RK. Jumlah buku RK yang dibagikan Puskesmas kepada
sekolah tidak sesuai dengan jumlah peserta didik, sehingga saat pelaksanaannya
terdapat kesulitan karena hanya beberapa peserta didik yang mendapatkan buku,
bahkan 4 dari 6 sekolah belum membagikan buku tersebut karena jumlahnya yang
kurang.
Sebagian kepala sekolah dan guru merespon baik dengan adanya program UKS
melalui buku RK ini, namun komunikasi dan koordinasi yang dibangun oleh
Puskesmas dan sekolah ini belum cukup baik, hal tersebut dikarenakan tidak ada
tindak lanjut dari Puskesmas terkait buku RK ini setelah dibagikan. Selain itu,
78
sosialisasi yang diberikan Puskesmas belum cukup jelas. Tidak adanya monitoring
dan evaluasi yang diberikan Puskesmas terhadap pelaksanaan program UKS
melalui buku RK ini. Sehingga buku RK ini pada tahun 2019 ini tidak berjalan
lagi.
Kegiatan pada program UKS melalui buku RK ini berjalan dengan baik, adanya
penjaringan kesehatan, pemberian obat cacing, imunisasi dan penyuluhan terkait
kesehatan anak. Namun, kegiatan tersebut belum semua tercatat didalam buku
RK.
Hambatan yang ditemui diantaranya jumlah petugas pemeriksaan dan penjaringan
kesehatan di Puskesmas masih terbatas. Kemudian dari guru dan wali kelas
sebagai pelaksana mengaku terbebani dengan adanya program UKS melalui buku
RK ini, karena tugas guru dan wali kelas selain mengisi buku RK ini ada tugas
lain yang harus dijalani, sehingga pada pelaksanaannya, pengsian buku RK ini
belum optimal.
C. Output
Buku RK terdiri dari dua buku yaitu Buku Informasi Kesehatan yang
berwarna hijau dan Buku Catatan Kesehatan yang berwarna biru. Buku
informasi kesehatan berisi berbagai informasi berkaitan dengan kesehatan dan
tumbuh kembang anak. Buku informasi kesehatan digunakan sebagai sumber
inspirasi dan pedoman bagi masyarakat dalam upaya mewujudkan hidup bersih
dan sehat, sedangkan buku catatan kesehatan berisi lembar catatan kesehatan
peserta didik dari hasil pelayanan kesehatan di sekolah, puskesmas/fasilitas
kesehatan, yang diperlukan dalam memantau tumbuh kembang dan kesehatan
sebagai fungsi pencatatan, dan buku informasi kesehatan sebagai fungsi
edukasi dan komunikasi. Baik buku informasi kesehatan maupun catatan
kesehatan diberikan tidak hanya digunakan oleh tenaga kesehatan dan
guru/wali kelas saja tetapi juga digunakan oleh orangtua untuk pemantauan
kesehatan anak dan pendampingan. Jadi, buku RK seharusnya tidak disimpan
di sekolah tetapi juga diberikan kepada peserta didik untuk dibawa pulang agar
orangtua mengetahui dan bisa berperan dalam proses pendampingan. Namun,
79
gizi dengan kategori kurus pada tahun 2018 dan 2019 sebanyak 8,3%, tidak ada
perubahan jumlah status gizi peserta didik dengan kategori kurus. Pada tahun
2018, jumlah peserta didik dengan status gizi kategori gemuk sebanyak 12,5%.
Terpantau pada tahun 2019 jumlah peserta didik dengan kategori gemuk
menurun menjadi 9,7%. Pemantauan status gizi lebih mudah dilakukan apabila
menggunakan buku RK, karena pada buku RK status gizi peserta didik dapat
dipantau setiap tahunnya.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitan, beberapa hal yang dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Belum ada kebijakan khusus yang mengatur tentang buku RK. Kebijakan
yang menjadi pegangan saat ini adalah SKB (Surat Keputusan Bersama)
dari Kemenkes, dari 4 Kementrian (Kementrian Kesehatan, kementrian
Agama, Kementrian Dalam Negeri, kemudian Kementrian Pendidikan.
Sumber dana yang terkait implementasi program UKS melalui buku RK
belum ada, sekolah memanfaatkan dana BOS untuk menggandakan buku
82
B. Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka ditemukan beberapa
kelemahan serta kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Adapun kelemahan
dan kekurangan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dari hasil wawancara kepada informan, ada beberapa informan yang tidak
bersedia di wawancara karena memiliki kesibukan, sehingga hanya
mampu memberikan gambaran secara umum mengenai implementasi
program UKS melalui buku RK.
2. Kuisioner yang diberikan peneliti tidak menggunakan bantuan gambar,
sehingga peserta didik mengalami kesulitan saat pengisian kuisioner.
3. Dari hasil pengisian kuisioner ada beberapa responden yang memberikan
jawaban sama, hal tersebut dikarenakan responden melihat jawaban dari
temannya yang sudah selesai.
C. Saran
Beberapa saran yang diberikan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Pentingnya pemerintah Kecamatan Kramatwatu dan jajarannya serta
instansi terkait untuk mengoptimalkan implementasi Program UKS
melalui buku RK sesuai dengan tujuan yang diinginkan dalam rangka
memantau perkembangan kesehatan peserta didik sejak dini untuk
2. Perlu adanya kebijakan dan peraturan yang mengatur terkait implementasi
program UKS melalui buku RK.
3. Kepada Dinas terkait untuk dapat memberikan sosialisasi kepada
Puskesmas dan Sekolah-Sekolah terkait pentingnya buku Rapor
Kesehatanku.
4. Pengadaan buku Rapor Kesehatanku seharusnya disiapkan sesuai dengan
jumlah peserta didik, agar pemanfaatan buku dapat berjalan secara
optimal.
5. Sarana dan pra sarana terkait implementasi buku RK harus lebih
diperhatikan agar dapat menunjang pelaksanaan program dengan baik.
6. Diperlukan penambahan SDM untuk pelaksanaan program agar lebih
fokus terhadap implementasi buku RK.
84
DAFTAR PUSTAKA
Abunain Djumadias. (1990). Aplikasi antropometri sebagai Alat Ukur Status Gizi.
Puslitbang Gizi Bogor.
Afandi T. 2017, “Siaran Pers Tentang BONUS DEMOGRAFI 2030-2040:
STRATEGI INDONESIA TERKAIT KETENAGAKERJAAN DAN
PENDIDIKAN,:
https://www.bappenas.go.id/files/9215/0397/6050/Siaran_Pers__Peer_Learn
ing_and_Knowledge_Sharing_Workshop.pdf, - Diakses 1 Maret 2019.
Akbari and dkk, "Persilangan Gen Terpaut," Universitas Sebelas Maret,
Surakarta, 2011.
Annas, M. 2011. Hubungan Kesegaran Jasmani, Hemoglobin, Status Gizi, dan
Makan Pagi terhadap Prestasi Belajar. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan
Indonesia Vol.1 Ed.2 Desember 2011.
Aritonang I. 2013. Model Multilevel Pertumbuhan Anak Usia 0-24 Bulan dengan
Variabel yang Mempengaruhinya. Jurnal Penelitian dan Evaluasi
Pendidikan. Hal: 130-142. Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta.
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan.
Ayu, Faradina. 2018. No Medical No Games. Jakarta: Mediakom.
Badan Pusat Statistik, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional,
Kementerian Kesehatan. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012.
Jakarta.
BKKBN. 2018. Remaja: Generasi Emas Indonesia Tahun 2045. Jakarta: BKKBN
Jakarta.
Depkes RI. Departemen Kesehatan, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat. 2005. Pedoman Umum Gizi Seimbang. Departemen Kesehatan,
Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI: 2009.
Depdiknas .2003. Undang-undang RI No.20 tahun 2003. Tentang sistem
pendidikan nasional.
86
Hardinsyah, Khomsan A, Briawan D, & Aries M. 2012. Start Your Day with
Nutritious Whole Grain Breakfast. Jakarta.
Guyton A.C., Hall J.E.2012. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.H.
Hardinsyah, Aries M. 2012. Jenis Pangan sarapan dan perannya dalam asupan
gizi harian anak usia 6-12 tahun di Indonesia. Jurnal Gizi dan Pangan.
7(2): 89-96.
Hidayat, A, Aziz. 2008. Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan.
Yogyakarta : Salemba Medika.
Irianto, Koes. 2014. Ilmu Kesehatan Anak (Pediatri). Bandung: Alfabeta.
Istiany, Ari dan Rusilanti. (2013). Gizi Terapan. Jakarta: Remaja Rosdakarya.
Kemenkes RI. Kementrian Kesehatan, Direktorat Bina Kesehatan Anak Direktorat
Jenderal Bina Gizi dan KIA. 2005. Petunjuk Teknis Penjaringan Kesehatan
dan Pemeriksaan Berkala di Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Kementrian Kesehatan, Direktorat Bina Kesehatan Anak Direktorat Jenderal
Bina Gizi dan KIA. Jakarta.
Khomsan A. 2002. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jurusan Gizi Masyarakat
dan Sumberdaya Keluarga. Fakultas Pertanian. IPB.
Khumaidi, M (1994). Gizi masyarakat. Jakarta : BPK Gunung mulia.
Kusumawati F & Hartono, Y, 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa,Jakarta :
Salemba Medika.
Mubarak, W, I & Chayatin, N (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar
dan Teori. Jakarta : Salemba Medika.
Muflichatun. 2006. Hubungan Antara Tekanan Panas, Denyut Nadi Dan
Produktivitas Kerja Pada Pekerja Pandai Besi Paguyuban Wesi Aji
Donorejo Batang. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Negeri
Semarang.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.
Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Notoatmodjo,S.2012.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
87
Pudjiadi, Antonius et al, 2010. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak
Indonesia Jilid I.Jakarta: Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Purwanto. (2012). Beda pengaruh joging dan latihan jalan cepat terhadap tingkat
kesegaran jasmani. Semarang: Universitas Dipenogoro. Sepnu, I. (2015).
Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani Peserta Ekstrakurikuler Sepak Bola
dan Wushu Di SMP Negeri 1 Jogonalan. United State Yogyakarta
Universitas.
Ramayanti S, Purnakarya I. Peran makanan terhadap kejadian karies. J Kesehatan
Masyarakat 2013.
Ruwaidah, Amin. 2009. Penyakit Akibat Lalai Mengkonsumsi Buah dan Sayur
serta solusi Penyembuhannya. Diakses pada 10 November 2019 dari
www.healindonesia.com
Sayoga. 2015. Pendidikan Kesehatan Untuk Sekolah Dasar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Semiun, Yustinus, (2006), Kesehatan Mental 3, Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Sloane E. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.
Sugihantono, Anung. (2016, Juni 07). Pesonal interview.
Sujarweni, Wiratna. 2012. StatistikaUntuk Penelitian. Yogyakarta: Graha ilmu.
Supriasa, I Dewa Nyoman, Bachyar Bakri dan Ibnu Fajar. 2002. Penilaian Status
Gizi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Tooy R., A. Manampiring dan Fatimawali. 2013. Gambaran Tekanan Darah pada
Remaja Obes di Kabupaten Minahasa.Jurnal e-Biomedik (eBM).Volume 1,
Nomor 2: 951- 955.
Triwibowo, C dan Pusphandani, ME. 2015. Pengantar Dasar Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Yogyakarta : Nuha Medika.
Utter J, Scragg R, Mhurchu CN, Schaaf D. 2007. At-home breakfast
consumptionamong New Zealand children: associations with body mass
index andrelated nutrition behaviors. J Am Diet Assoc. 107: 570-576.
doi:10.1016/j.jada.2007.01.010.
Widajanti, L. 2009. Survey Konsumsi Gizi. BP Undip: Semarang.
88
Lampiran 1
d. Kaki
10. Imunisasi yang diberikan pada saat adik kelas 1 adalah...
a. Polio
b. DT – Campak
c. TT
d. DPT
11. Cara menjaga kesehatan gigi adalah...
a. Sikat gigi 2 kali sehari
b. Makan makanan manis
c. Sikat gigi seminggu sekali
d. Makan makanan tidak bergizi
12. Efek buruk dari merokok adalah...
a. Mulut bau
b. Gigi menjadi kuning
c. Mudah infeksi
d. Semua benar
13. Memilih jajanan yang sehat adalah...
a. Tidak mengandung pengawet berbahaya
b. Tidak mengandung pewarna berbahaya
c. Makanan terbuka
d. a dan b benar
14. Manfaat dari sarapan pagi adalah...
a. Meningkatkan konsentrasi belajar
b. Memberikan energi pada tubuh
c. Membuat badan menjadi seha
d. Semua benar
15. Minum air putih yang baik dalam sehari adalah ....
a. 1 – 2 gelas
b. 4 - 5 gelas
c. 7 – 8 gelas
d. 50 gelas
96
IMPLEMENTASI PROGRAM UKS MELALUI BUKU RAPOR KESEHATANKU PADA SEKOLAH DI KECAMATAN
KRAMATWATU TAHUN 2018
DOKUMENTASI PENELITISN
WAWANCARA INFORMAN
Lampiran 7. Matrix
PENGAMBILAN DATA IMPLEMENTASI PROGRAM UKS MELALUI BUKU RAPOR KESEHATANKU PADA
SEKOLAH DI KECAMATAN KRAMATWATU TAHUN 2018
disuruh fotocopy
aja pake dana
sekolah (Dana
BOS).
Bagaimana fasilitas Fasilitasnya sih kalo Kasurnya dari stainless, Kalau hanya
yang ada dalam dibilang lengkap mah timbangan ada 4 rusak 3, sebatas tinggi
mendukung ya belum ya, tapi mau mengajukan ke badan berat badan
pelaksanaan program kalo kaya kasur gitu Puskesmas, mudah- sih ada, kalau
UKS melalui buku ada, timbangan ada mudahan puskesmas untuk yang lainnya
rapor kesehatanku? ya tapi rusak, terus bisa, tinggi badan, kayanya ngga,
apa tuh itu.. iya timbangan, kemudian, untuk pemeriksaan
pengukur tnggi badan sukur sukur sampe kesehatan kan kita
ya itu ada, obat- termometer, tinggal terbatas, paling
obatan ada, tapi kaya melengkapi saja. memanfaatkannya
betadine sama obat- waktu lagi
obatan biasa aja. penjaringan
kesehatan atau
pemeriksaan
kesehatan.
Apakah ada pelatihan Pelatihan ada, tapi Belum ada, baru Kalau pelatihan....
yang dilakukan kepada untuk program ini sosialisasi anu cuma ada sih ada, cuma
petugas UKS demi sendiri saya kurang kegiatan yg berhubungan saya kurang tau
keberhasilan program tau ya, karena kan dengan kesehatan aja materinya ya, apa
UKS melalui buku yang ikut guru UKS juga disitu
rapor kesehatanku? nya langsung, jadi menyangkut buku
saya kurang tau rapor kesehatan
108
mengatasi hambatan Puskesmas ini sudah datang, ya... yang ini.. kalau apa
tersebut? bukunya mau bagaimana caranya cari sih orang isiya
ditambah atau solusinya, supaya buku cuma masalah
bagaimana, supaya ini bisa berjalan, apakah riwayat itu ya
ada evaluasinya juga mau ditambah, ya.. bekerjasama
kedepannya. Karena sukur-sukur kalau dengan orangtua
sebenernya buku ini ditambah, kalau di untuk mengisi
bagus, tapi ya karna fotocopy kayanya berat datanya.
banyak kendala jadi banget gitu, untuk
belum berjalan melengkapi alat aja
dengan baik. masih keteter ini.
Kemudian nanti dari
segi SDM coba
dibantu mungkin
dengan guru lain,
karena kan muridnya
juga banyak ya.
112
NO PERTANYAAN Informan
Karakterisktik
1 2 3 4 5
Informan
SDN KRAMATWATU SDN SDN KRAMATWATU
SDN SERDANG 2 SDN PEJATEN 1
2 PELAMUNAN 1
Jenis Kelamin Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan
Jabatan Guru Olahraga Guru Olahraga (UKS) Wali Kelas Guru Olahraga (UKS) Pembina UKS
(UKS)
Apakah yang anda Ada buku kesehatan, Buku RK itu pertama Rapor kesehatanku Kemarin tuh yang Data diri anak ya,
ketahui tentang ada beberapa kemarin timbang berat badan anak murid sama megang Pak Ujang yah, kemudian data
Program UKS melalui dikasih dari dr. anak, tinggi anak, terus biodata, sama saya mau nyari Pa kesehatan, terus
buku rapor Wiwin kalo ga salah pokoknya tentang riwayat gitu itu. Ujang. Palingan mah perkembangan
kesehatanku ya, dari Kecamatan kesehatan anak per isinya disitu tuh kaya anak,
Kramatwatu, tapi bulannya, kan disitu eeee ini ya kesehatan perkembangan
sama Ibu belum mintanta per lembarnya, terutama anak pribadi kesehatan anak,
dibagikan, selama dari dia kelas 1 ya, misalnya memiliki dari mulai tinggi
masalahnya belum sampai kelas 6 nanti penyakit apa, tinggi badan, berat
keburu sekarang ini rapornya itu. berat badannya, saya badan, kalau
banyak kegiatan. mah pernah baca doang keseluruhan
belum dibagikan biasanya ada di
hehe,itu tuh isinya absen ya, tp itu
kalau ngga salah yaitu khusus untuk di
dari nama, tinggi badan, bukunya itu,
berat badan, eeh apa .. namanya juga
113
Bagaimana respon Ngga kayanya, Respon baik, cuma untuk Baik sih, sangat bagus sih, jadi kita bagus sih, biar
Bapak/Ibu guru UKS cuman hanya untuk saat ini ya namanya kita baik, disitu kita sedikit tau ya jadi anaknya.. kita
dengan adanya memberi, emang guru, beban bisa mengetahui kekurangan dan biar tau
program UKS melalui mereka mau ngasih administrasinya itu kondisi anaknya, kelebihan anak itu, perkembangan
buku rapor kejelasan, Cuma makin nambah, jadi ga kesehatan anaknya contohnya anak itu anak seperti apa.
kesehatanku di Sekolah berhubung waktunya semua guru yang mau dan lain kalau ada sakit apa kita
“X”? mungkin dan ngga di gitu, duh udah banyak sebagainya. udah tau duluan gitu
Serdang 2 aja nih kerjaan nih ditambah tuh.
mungkin mau ke lagi, katanya gitu kan,
beberapa SD. udahlah bagian UKS aja,
duh kita UKS kan guru
juga sama gitu kan, itu
tapi untuk responnya ya
bagus sih untuk
mengetahui hmm apa
gimana pertumbuhan
anak per setiap bulannya
gitu tu sampai dia lulus
dari sini.
Bagaimana bentuk Ngga kayanya, Sudah, untuk sebenarnya Kebetulan waktu Ada, dikasih, iya Ngga ada sih kita
sosialisasi yang cuman hanya untuk untuk forum-forum rapor kesehatanku dikasih tau. baca sendiri aja,
diberikan pihak memberi, emang pengisiannya sudah itu diberikan sama Waktu itu pernah rapat, cuma ibu ini buku
petugas UKS kepada mereka mau ngasih disosialisasikan. pembibing UKS, tapi yang rapat waktu rapor gitu.
114
Bapak/Ibu guru? kejelasan, Cuma saya cuma itu Pak Ujang ya, nah
berhubung waktunya menyampaikan ke saya palingan waktu itu
mungkin dan ngga di wali murid, jadi disuruh jemput doang,
Serdang 2 aja yang medapat jemput gitu nih fika ada
mungkin mau ke sosialisasi guru rapor untuk kesehatan,
beberapa SD. UKS. cuma yang dikasih
kelas 1 doang, karena
dimulainya dari kelas 1,
baru tahun kemarin,
tahun kemarin lagi
dikasihnya.
Bentuk kegiatan apa Lomba.. iya, Bentuk kegiatannya ya Bentuk kegiatan Kalau untuk rapor Oh paling itu,
saja yang dilakukan alhamdulillah dengan paling pengukuran TB itu, kalau ada sendiri belum, cuma yang paling
dalam penerapan dia yang megang dan BB, pemberian obat penjaringan dari dari Puskesmasnya sering mah
implementasi program siapa? Bidan Yuyun cacing sama imunisasi ya Puskesmas, tapi rutin sih, kaya harusnya data
UKS melalui buku ya kalau ga salah, buku rapor imunisasi, terus itunya, tapi yang
rapor kesehatanku di alhamdulillah kesehatanku itu kemarin baru BIAS ya, paling terlihat aja
Sekolah “X”? mendapat piala dan punya data sendiri, iya imunisasi, lengkap sih
sebuah kenang- tapi rapor sih setiap ada ini perkembangan
kenangan dari kesehatanku itu Puskesmas selalu berat badan tinggi
Kabupaten ataupun hanya diliat aja, datang kesini. badannya itu.
Provinsi, dari tadinya dibagikan Untuk imunisasi
Puskesmas juga dapet terus disuruh ngisi segala belum
alhamdulillah biodatanya, tapi masuk kesitu ya,
yang untuk bagian tapi ada datanya
115
Apakah koordinasi Berjalan dengan baik Baik, karena sebelum Yang kemarin itu Baik. Alhamdulillah,
yang dilakukan petugas dari tahun 2016 mereka terjun kita kasih agak mandek sih, dari yaa
dengan peserta didik mereka ikut apa ini dulu ya, karena kan karena itu ada jembatannya
berjalan dengan baik? namanya... UKS ya.. kita cara bicara namanya penjaringan atau melalui guru uks
ikut DOKCIL, apalagi ke guru belum orang Puskesmas jadi ada info apa-
alhamdulillah SD tentu ucapan dia kesini tu ya, buku apa melalui guru
Serdang 2 itu kalau diterima, misalnya tolong itu hanya diliat aja, uks dulu baru ke
ga salah ya tahun itu bersihin, tolong terus kita kan ngisi murid, kan ada
2017 sudah sampai ambilin itu sampah, biodata lain, bukan WA grup (guru
ke Provinsi. jadikan bahasanya harus buku itu yang kita UKS) jadi ada
dibenerin harus pake isi (form yg kita info apapun
tolongkah, apa langsung isi), puskesmasnya diberitakan
gitu. cuma ngeliat aja ga kepada murid.
ada sosialisasi
untuk berikutnya
gitu, kelanjutan
buku ini buat apa
gitu.
Apakah menurut Insyaallah sih sudah Belum. Belum. Baik. Kalau dibilang
116
Apakah menurut Sudah.. sudah Iya berkompeten. Kurang paham Sangat berkompeten, Berkompeten.
Bapak/Ibu petugas terprogramkan kalau menurut karena dianya banyak
UKS merupakan orang dengan baik, dokter, saya, soalnya buku ya.
yang berkompeten dan suster maupun ini dikasihkan ke
dan sangat memahami perawatnya kita, nih dikasihkan
program tersebut insyaallah. utk kls 1, terus
sehingga mampu udah dikasihin aja
melaksanakan program ini ,ini buat buku
dengan baik? apa, buku rapor kls
1 , buku kesehatan
penjaringan, ini
diapain, isi aja
biodatanya, udah
selanjutnya itu
sekali kali aja
ditengok.
117
Apa manfaat yang Menurut ibu untuk Banyak ya manfaatnya Kalau rapor Manfaatnya untuk Manfaatnya itu
dirasakan dengan mendapatkan buku hehe ya jadi bisa tau gitu kesehatanku anak-anak, kalo saya bisa mengetahui
adanya program UKS itu mudah-mudahan kesehatan anakmya berjalan dengan sendiri gimana ya , perkembangan
melalui buku rapor anaknya bisa baik sangat banyak karena ga megang kelas anak secara
kesehatanku di Sekolah dimengerti masalah manfaatnya, tapi sendiri jadi paling langsung, jadi
“X”? kesehatan, masalah karena ini tersendat manfaatnya dari guru- kalo secara fisik
ya dilingkungan sendat, kita juga guru kelaslah, tau tidak bisa dilihat
masyarakat, ya bingung kesehatan anaknya, tau kan ada itu data
lingkungan sekolah menyampaikannya apa kalau ditanya itunya, minimal
ya terutama ya dari ke wali murid juga Puskesmas tinggi berat penyakitnya, kan
makanan dari dia bingung, bagi guru badannya tau. ada yang kelas 2
mengerti cara buang kelasnya juga kan yang jantungan
sampah pada bisa menilai itu segala macem.
tempatnya, minum anaknya sehat apa
makanan bergizi, ngganya, terus
mungkin anak didik antara wali murid
SD Serdang 2 lebih sama orangtua bisa
mengerti masalah berkomunikasi
kesehatan. tentangkes
anaknya, mungkin
banyak lainnya.
118
Kepemilikan Buku
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Memliki Buku 505 87.5 87.5 87.5
Memiliki Buku 72 12.5 12.5 100.0
Total 577 100.0 100.0
Catatan Kesehatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Buku Terisi <50% 64 11.1 11.1 11.1
Buku Terisi >50% 8 1.4 1.4 12.5
Tidak Memiliki Buku 505 87.5 87.5 100.0
Total 577 100.0 100.0
Statistics
Informasi Kesehatan
N Valid 577
Missing 0
Mean 3.8492
Std. Error of Mean .01835
Median 4.0000
Mode 4.00
Std. Deviation .44073
Variance .194
120
Range 3.00
Minimum 1.00
Maximum 4.00
Sum 2221.00
Informasi Kesehatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ada Paraf Lengkap 4 .7 .7 .7
Ada Paraf, Tapi Tidak
7 1.2 1.2 1.9
Lengkap
Tidak Ada Paraf Sama
61 10.6 10.6 12.5
Sekali
Tidak Memiliki Buku 505 87.5 87.5 100.0
Total 577 100.0 100.0
Statistics
Pengetahuan Peserta Didik
N Valid 57
Missing 0
Mean 2.2982
Std. Error of Mean .08289
Median 2.0000
Mode 2.00
Std. Deviation .62578
Variance .392
Range 2.00
Minimum 1.00
Maximum 3.00
Sum 131.00
Percentiles 25 2.0000
50 2.0000
75 3.0000
121
Statistics
Statistics
Status Gizi 2018
N Valid 457
Missing 0
Mean 1.9956
Std. Error of Mean .01420
Median 2.0000
Mode 2.00
Std. Deviation .30346
Variance .092
Range 2.00
Minimum 1.00
Maximum 3.00
Sum 912.00
Percentiles 25 2.0000
50 2.0000
75 2.0000
Statistics
Status Gizi 2019
123
N Valid 283
Missing 0
Mean 2.0141
Std. Error of Mean .01803
Median 2.0000
Mode 2.00
Std. Deviation .30331
Variance .092
Range 2.00
Minimum 1.00
Maximum 3.00
Sum 570.00
Percentiles 25 2.0000
50 2.0000
75 2.0000
Statistics
Status Gizi 2019
N Valid 289
Missing 0
Mean 1.9931
Std. Error of Mean .01960
Median 2.0000
Mode 2.00
Std. Deviation .33326
Variance .111
Range 2.00
124
Minimum 1.00
Maximum 3.00
Sum 576.00
Percentiles 25 2.0000
50 2.0000
75 2.0000
Statistics
N Valid 505
Missing 0 F
Valid Kurang
Mean 2.4931
Cukup
Std. Error of Mean .03916
Baik
Median 2.0000 Tidak Diukur
Mode 2.00 Total
Variance .774
Range 3.00
Minimum 1.00
Statistic
Maximum 4.00
Status Gizi yang Tidak Mem
Sum 1259.00 N Valid
Missing
Status Gizi yang Tidak Memiliki Buku 2018
Mean
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Median 4.0000
Mode 4.00
Variance .967
Range 3.00
Minimum 1.00
Maximum 4.00
Sum 1617.00
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurus 2 .4 .4 .4
Gemuk 3 .6 .6 40.0