Anda di halaman 1dari 140

i

SKRIPSI

IMPLEMENTASI PROGRAM UKS MELALUI BUKU RAPOR


KESEHATANKU PADA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN
KRAMATWATU KABUPATEN SERANG TAHUN 2019

OLEH
MARLIA AGUSTINA
1605029007

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2022
ii

SKRIPSI

IMPLEMENTASI PROGRAM UKS MELALUI BUKU RAPOR


KESEHATANKU PADA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN
KRAMATWATU KABUPATEN SERANG TAHUN 2019

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk


Memperoleh Gelar Sarjana Gizi

OLEH
MARLIA AGUSTINA
1605029007

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2022
iii

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa proposal skripsi dengan judul


IMPLEMENTASI PROGRAM UKS MELALUI BUKU RAPOR
KESEHATANKU PADA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN
KRAMATWATU KABUPATEN SERANG TAHUN 2019 merupakan hasil
karya sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya bukan plagiat dari
karya ilmiah yang telah dipublikasikan sebelumnya atau ditulis orang lain. Semua
sumber, baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya tulis dengan benar sesuai
dengan pedoman dan tatacara pengutipan yang berlaku. Apabila ternyata di
kemudian hari proposal skripsi ini, baik sebagian maupun keseluruhan merupakan
hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia
mempertanggungjawabkan sekaligus menerima sanksi berdasarkan perundang-
undangan dan aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Prof. DR.
HAMKA.

Jakarta, 20 Februari 2020

Materai

Marlia Agustina
iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

Saya, yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Marlia Agustina
NIM : 1605029007
Program Studi : Gizi
Fakultas : Ilmu-Ilmu Kesehatan
Jenis Karya : Skripsi

Demi membangun ilmu pengetahuan, menyetujui untuk membeikam kepada


Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA Hak Bebas Royalti Noneksklusif
(Non-exclusove Royalty Free Right) atas skripsi saya yang berjudul Implementasi
Program UKS Melalui Buku Rapor Kesehatanku Pada Sekolah Dasar di
Kecamatan Kramatwatu Tahun 2019 Beserta perangkat yang ada. Dengan Hak
Bebas Royalti Nonekslusif ini Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk
pangkalan data (database), merawat dan memublikasikan tugas akhir saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Jakarta, 20 Februari 2020


Yang menyatakan,

Marlia Agustina
v

PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Marlia Agustina


NIM : 1605029007
Program Studi : Gizi
Judul Proposal: IMPLEMENTASI PROGRAM UKS MELALUI BUKU RAPOR
KESEHATANKU PADA SEKOLAH DASAR DI
KECAMATAN KRAMATWATU KABUPATEN SERANG
TAHUN 2019
Proposal dari mahasiswa tersebut di atas telah diujikan dan disetujui di hadapan
Tim Penguji Proposal Program Studi Kesehatan Masyarakat/Gizi Fakultas Ilmu-
ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA.

Jakarta, 18 Februari 2020

Pembimbing I Pembimbing II

Mohammad Furqan, SKM., MKM Imas Arumsari, M. Sc


vi

RIWAYAT HIDUP

1. Data Pribadi
Nama : Marlia Agustina
NIM : 1605029007
Tempat, Tanggal Lahir : Serang, 29 Agustus 1993
Alamat : Jalan Delima 1 No. 7 RT/RW 05/06 Perumahan
Kramat Permai, Kecamatan Kramatwatu, Serang
Banten
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Email : agustinamarliaa@yahoo.co.id
No. Telp : 081213178881

2. Pendidikan Formal
Jenjang Sekolah/Universitas Jurusan Tahun
Pendidikan
TK TK Al-Khairiyah - 1997 - 1999
SD SDN 2 Kramatwatu - 1999 - 2005
SMP SMPN 4 Serang - 2005 - 2008
SMA SMAN 1 Kramatwatu IPA 2008 – 2011
Diploma III Institut Pertanian Manajemen Industri
2011 - 2014
Bogor Jasa Makanan dan
Gizi
Sarjana I Universitas
Muhammadiyah Prof. Ilmu Gizi 2016 – 2020
Dr. Hamka

3. Pengalaman Kerja
● Hotel Pangrango 2 Bogor
Periode : 19 Agustus 2013 – 19 November 2013
Bagian : Food and Baverage Production
● Rumah Sakit LANUD Atang Sendjaja Bogor
Periode : 1 Desember 2013 – 31 Januari 2014
Bagian : Instalasi Gizi Rumah Sakit LANUD Atang Sendjaja Bogor
 PT. Aerofood Indonesia
Periode : 1 September 2014 – 28 September 2015
Bagian : Instalasi Gizi di Unit RS MRCCC Siloam Hospitals
Semanggi.
 Rumah Sakit Petukangan
Periode : 30 Okober 2015 – 14 Juli 2019
Bagian : Instalasi Gizi RS
vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil’alamin, dengan mengucap syukur kepada Allah Subhanallahu Wa Ta’ala, saya


persembahkan skripsi ini untuk:
Ayah (Martopo) dan Ibu (Tati Hartati) yang sangat saya cintai, yang telah banyak berjuang dan
berkorban demi melihat anaknya menjadi SARJANA, terimakasih atas ketulusan hati Engkau kedua
Orangtuaku, semoga Allah Subhanallahu Wa Ta’ala membalas kebaikan kalian dengan kebahagiaan
yang berlimpah di dunia dan di akhirat nanti, aamiin alahuma aamiin.
Kepada anankku yang luar biasa Hafizhan Naufal Pranata, terimakasih selalu menjadi anak yang
baik, mengerti keadaan Amih yang kadang harus meninggalkan Hafiz demi untuk mengejar ilmu, dan
untuk suamiku tercinta Rangga Edwin Pranata yang telah memberikan izin dan ridhonya kepadaku
untuk menyelesaikan pendidikanku ini.
Sahabat-sahabat teman seperjuangan, terimakasih selalu hadir sekalipun di titik terendahku, Evie
Rahayu, Lidya Sekar Uli Lumbanbatu, Riska Kurniasari, Karlina Oktaviani, Pipit Fitri Choliyah,
Mahadiena Almatin, Fatimah Azzahra, Putri Arina, Meta Safitri, dan Teguh Triwibowo.

MOTIVASI HIDUP
PERBAIKI SHOLATMU MAKA ALLAH AKAN MEMPERBAIKI
HIDUPMU
viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh


Dengan mengucapkan Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis
panjatkan atas kehadirat Allah Subhanallahu wa Ta’ala, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya penyusunan skripsi yang berjudul “IMPLEMENTASI PROGRAM
UKS MELALUI BUKU RAPOR KESEHATANKU PADA SEKOLAH
DASAR DI KECAMATAN KRAMATWATU PADA TAHUN 2018” ini dapat
diselesaikan guna memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
pendidikan pada Program Studi Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA. Perjalanan panjang telah penulis lalui dalam
rangka perampungan penulisan skripsi ini. Banyak hambatan yang dihadapi dalam
penyusunannya, namun berkat kehendak-Nyalah sehingga penulis berhasil
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan
hati, pada kesempatan ini patutlah kiranya penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Kedua orang tua, Ayahandaku Martopo dan Ibundaku Tati Hartati yang
sangat kucintai yang senantiasi memberikan kasih sayang dan dukungan
kepada penulis.
2. Suamiku Rangga Edwin Pranata dan anakku tercinta Hafizhan Naufal
Pranata yang selalu mendukung untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Mohammad Furqan, SKM., MKM selaku pembimbing I dan Ibu
Imas Arumsari, M. Si selaku pembimbing II. Terima kasih atas segala
bimbingan, ajaran, dan ilmu-ilmu baru yang penulis dapatkan dari selama
penyusunan skripsi ini. Dengan segala kesibukan masing-masing dalam
pekerjaan maupun pendidikan, masih bersedia untuk membimbing dan
menuntun penulis dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih dan mohon maaf
bila ada kesalahan yang penulis telah lakukan.
4. Kepada Evie Rahayu sahabatku yang selalu ada dan siap siaga membantuku
untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
5. Kepada seluruh Informan yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
bersedia memberikan informasi kepada peneliti pada saat penelitian.
ix

6. Terimakasih kepada seluruh sahabat-sahabatku yang tidak bisa ku sebutkan


satu persatu, semoga kita semua sukses di dunia dan di akhirat.
7. Segenap dosen pengajar pada Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Prof.
DR. HAMKA atas ilmu, pendidikan, dan pengetahuan yang telah diberikan
kepada penulis selama duduk dibangku kuliah.
8. Segenap staf pegawai Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Prof. DR.
HAMKA yang telah banyak membantu penulis selama ini.
Penulis mnyadari bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari kata sempurna,
semoga Allah Subhanallahu Wa Ta’ala memberikan balasan yang berlipat ganda
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan skripsi ini.
Akhir kata, penulis mengharapkan skripsi ini dapat memberikan manfaat.
Penulis pun berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan semoga Allah
Subhanallahu Wa Ta’ala memberi lindungan bagi kita semua.

Jakarta, 20 Februari 2020


Penulis,

Marlia Agustina
x

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PROGRAM SARJANA GIZI

Skripsi, Agustus 2019

Marlia Agustina,

“Implementasi Program UKS melalui Rapor Kesehatanku pada Sekolah


Dasar di Kecamatan Kramatwatu Kabupaten Serang Tahun 2019”

IV BAB, 79 Halaman, 2 Gambar, 9 Tabel, 4 Lampiran

ABSTRAK

Buku Rapor Kesehatanku (buku RK) adalah buku informasi dan


pemantauan kesehatan anak sekolah yang berisi catatan kesehatan anak usia
sekolah dan berbagai informasi berkaitan dengan kesehatan dan tumbuh kembang
anak. Namun, sejak buku RK dikembangkan pada tahun 2015 belum ada
penelitian yang mengkaji bagaimana implementasi program UKS melalui buku
RK. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi implementasi program UKS
pada tahap input, tahap proses dan tahap output.
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif
pada Sekolah Dasar di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kramatwatu.
Penelitian kualitatif dilakukan pada petugas puskesmas,kepala sekolah dan guru.
Jumlah sampel kuantitatif sebanyak 577 peserta didik yang dipilih secara total
sampling.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan buku RK sudah
berjalan di sekolah yang sudah ditunjuk, namun implementasinya belum optimal,
seperti belum ada kebijakan yang mendukung pelaksanaan, belum ada petunjuk
teknis pengisian buku RK, sumber pendanaan tidak ada sehingga membebankan
sekolah karena buku masih terbatas, serta tidak adanya monitoring dan evaluasi
terkait pelaksanaan buku RK. pemanfaatan buku RK belum optimal, peserta didik
yang memiliki pengetahuan baik mengenai materi buku RK sangat sedikit, hanya
0,9%. Pemantauan status gizi berdasarkan IMT/U pada peserta didik yang
terjaring pada tahun 2018 berada pada kategori kurus sebanyak 2,8%, normal
71,1% dan gemuk 1,9%. Sedangkan pada tahun 2019 status gizi berdasarkan
IMT/U pada peserta didik yang terjaring berada pada kategori kurus sebanyak
0,3%, normal 43,5% dan gemuk 1,0%. Terdapat perbedaan jumlah peserta didik
yang terjaring dalam pemantauan status gizi. Pemantauan status gizi akan lebih
mudah dilakukan dengan melihat buku RK.

Kunci: Implementasi, Program UKS dan Rapor Kesehatanku.


xi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PROGRAM SARJANA GIZI

Skripsi, Agustus 2019

Marlia Agustina,

“Implementasi Program UKS melalui Rapor Kesehatanku pada Sekolah


Dasar di Kecamatan Kramatwatu Kabupaten Serang Tahun 2018”

IV BAB, 79 Halaman, 2 Gambar, 9 Tabel, 4 Lampiran

ABSTRACT

My Health Report Book (RK book) is a book of information


and health monitoring for school children which contains health records for
school-age children and various information related to children's health and
development. However, since the RK book was developed in 2015 there has been
no research that examines the implementation of the UKS program through the
RK book. This study aims to identify the implementation of the UKS program at
the input, process and output stages.
This research method uses quantitative and qualitative
approaches in elementary schools in the working area of the Kramatwatu District
Health Center. Qualitative research was carried out on puskesmas officers,
school principals and teachers. The number of quantitative samples of 577
students selected by total sampling.
The results of this study indicate that the implementation of the
RK book has been running in the designated school, but its implementation has
not been optimal, such as there are no policies that support implementation, there
are no technical instructions for filling out the RK book, there are no funding
sources so that it becomes a burden for schools because books are still limited,
and the absence of monitoring and evaluation related to the implementation of the
RK book. The use of RK books has not been optimal, students who have good
knowledge of RK book materials are very few, only 0.9%. Monitoring of
nutritional status based on BMI / U of students who were netted in 2018 were in
the thin category as much as 2.8%, normal 71.1% and fat 1.9%. Whereas in 2019
the nutritional status based on BMI / U in students who were netted was in the
thin category as much as 0.3%, normal 43.5% and fat 1.0%. There is a difference
in the number of students caught in monitoring nutritional status. It will be easier
to monitor nutritional status by looking at the RK book .
.

Keyword: Implementation, UKS Program and Rapor Kesehatanku.


xii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN................................................................................iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...................................................iv
PERSETUJUAN SKRIPSI......................................................................................v
RIWAYAT HIDUP................................................................................................vi
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................vii
KATA PENGANTAR..........................................................................................viii
ABSTRAK...............................................................................................................x
ABSTRACT.............................................................................................................xii
DAFTAR ISI.........................................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xvi
DAFTAR TABEL................................................................................................xvii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xviii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan Penelitian....................................................................................................5
D. Manfaat Penelitian..................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI................................7
A.Tinjauan Pustaka.....................................................................................................7
1. Implementasi.............................................................................................7
2. Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)...............................................8
3. Rapor Kesehatanku..................................................................................10
4. Implementasi Rapor Kesehatanku...........................................................12
B. Kerangka Teori.....................................................................................................35
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL..................36
A. Kerangka Konsep.................................................................................................36
B. Definisi Operasional.............................................................................................39
BAB VI METODE PENELITIAN........................................................................43
A. Rancangan Penelitian...........................................................................................43
B. Lokasi dan Waktu.................................................................................................43
xiii

C. Populasi dan Sampel............................................................................................43


D. Metode Pengumpulan Data.................................................................................45
E. Instrumen...............................................................................................................47
F. Tahap-Tahap Penelitian........................................................................................50
G. Pengecekan Keabsahan Data...............................................................................54
BAB V HASIL.......................................................................................................56
A. Gambaran Umum Penelitian...............................................................................56
B. Input.......................................................................................................................56
C. Proses.....................................................................................................................60
D. Output....................................................................................................................67
BAB VI PEMBAHASAN......................................................................................72
A. Input.......................................................................................................................72
B. Proses.....................................................................................................................73
C. Output....................................................................................................................74
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................77
A. Kesimpulan...........................................................................................................77
B. Saran.......................................................................................................................78
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................79
xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Teori.....................................................................................35


Gambar 2. Kerangka Konsep.................................................................................36
Gambar 3. Alur Pikir Penelitian.............................................................................52
Gambar 4. Triangulasi Sumber Data......................................................................55
Gambar 5. Triangulasi Tehnik Pengambilan Data.................................................55
Gambar 6. Triangulasi Waktu Pengumpulan Data................................................55
xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak........................................33


Tabel 2. Tabel Berat dan Tinggi Badan Ideal Anak Usia 6 – 12 Tahun................33
Tabel 3. Klasifikasi IMT berdasarkan The International Obesity Task Force.......34
Tabel 4. Klasifikasi IMT berdasarkan CDC..........................................................34
Tabel 5. Daftar Sekolah yang Menjalankan Program UKS melalui Rapor
Kesehatanku...........................................................................................................44
Tabel 6. Hasil Uji Validitas Pengetahuan Peserta Didik.......................................49
Tabel 7. Sumber Daya Manusia yang Terlibat dalam Pelaksanaan Program UKS
melalui Buku Rapor Kesehatanku..........................................................................58
Tabel 8. Matrix Sumber Anggaran.......................................................................58
Tabel 9. Matrix Sarana dan Prasarana...................................................................59
Tabel 10. Matrix Implementasi Program...............................................................61
Tabel 11. Kepemilikan Buku Rapor Kesehatanku Tahun 2019............................67
Tabel 12. Observasi Pengisian Buku Rapor Kesehatanku “Buku Catatan
Kesehatan” Tahun 2019.........................................................................................67
Tabel 13. Observasi Pengisian Buku Rapor Kesehatanku “Buku Informasi
Kesehatan” Tahun 2019.........................................................................................68
Tabel 14. Pengetahuan Peserta Didik mengenai Materi Buku Rapor Kesehatanku
Tahun 2019............................................................................................................68
Tabel 15. Status Gizi (IMT/U) Menurut Kepemilikan Buku Tahun 2018.............69
Tabel 16. Status Gizi (IMT/U) Menurut Kepemilikan Buku 2019.......................70
Tabel 17. Pemantauan Status Gizi Peserta Didik yang Memiliki buku RK dan
Tidak Memiliki Buku RK......................................................................................70
Tabel 18. Pemantauan Gizi berdasarkan buku Rapor Kesehatanku......................71
xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Informed Concent.............................................................................70


Lampiran 2. Daftar Pertanyaan..............................................................................71
Lampiran 3. Kuisioner Pengetahuan Peserta Didik...............................................74
Lampiran 4. Kuisioner Rapor Kesehatanku...........................................................78
17
1

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia akan mendapatkan bonus demografi pada tahun 2045, yaitu
jumlah penduduk Indonesia 70%-nya dalam usia produktif (15-64 tahun),
sedangkan sisanya 30% merupakan penduduk yang tidak produktif (usia dibawah
14 tahun dan diatas 65 tahun) pada periode tahun 2020-2045 (Afandi, 2017). Jika
bonus demografi ini tidak dimanfaatkan dengan baik akan membawa dampak
buruk terutama masalah sosial seperti kemiskinan, kesehatan yang rendah,
pengangguran, dan tingkat kriminalitas yang tinggi (Ayu, 2018). Berbagai
program pembangunan kesehatan yang diinisiasi dan diimplementasikan oleh
Kementrian Kesehatan diharapkan dapat memberikan sumbangan positif bagi
upaya mengoptimalisasi periode bonus demografi yang akan datang. Kesehatan
sangat dibutuhkan bagi setiap manusia, dalam hal ini adalah untuk anak usia
sekolah. Anak usia sekolah merupakan usia yang rawan terhadap berbagai
penyakit yang berhubungan dengan pencernaan seperti diare dan cacingan.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Banten tahun 2016, beberapa
penyakit yang kerap diderita anak usia sekolah yakni TB (Tuberkulosis) paru,
influenza, diare, difteri, DBD (Demam Berdarah), campak, dan karies gigi.
Permasalahan kesehatan anak di Indonesia, khususnya masalah gigi dan
mulut berdasarkan survey World Health Organization (WHO) pada tahun 2013,
diperoleh data bahwa di seluruh dunia sekitar 60–90% anak sekolah mengalami
karies gigi. Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia
(Depkes RI) pada tahun 2008, adanya risiko penyakit menular pada anak usia
sekolah dipengaruhi oleh kurangnya konsumsi sayur dan buah (93,6%). Buah dan
sayur merupakan sumber makanan yang kaya akan vitamin dan mineral yang
sangat bermanfaat bagi kesehatan, perkembangan, pertumbuhan serta mampu
meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga dapat mencegah dan mengobati
penyakit. Menurut penelitian yang dilakukan Ruwaidah pada tahun 2009,
kurangnya konsumsi buah dan sayur dapat mengakibatkan berbagai dampak

1
2

seperti menurunnya imunitas tubuh misalnya flu yang sering diderita anak,
sembelit akibat gangguan pencernaan, gusi berdarah, sariawan, dan gangguan
mata.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Banten pada tahun 2016,
data Kasus TB anak di antara kasus baru TB Paru yang tercatat sebesar 6,38%,
menunjukkan bahwa penularan kasus TB Paru BTA (Bakteri Tahan Asam) Positif
kepada anak cukup besar. Angka penemuan kasus diare pada anak sebesar
308.344 kasus hal ini menunjukkan penemuan dan pelaporan masih perlu
ditingkatkan, angka difteri 44 kasus, campak 2.444 kasus. Angka kematian DBD
tahun 2016 juga masih tinggi yaitu 116 kasus.
Maraknya penyakit yang kerap dialami anak memerlukan adanya upaya
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia khususnya pada populasi
anak-anak. Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa seorang anak yang bersikap
positif terhadap kesehatan akan memberikan dampak langsung pada perilakunya
untuk menjaga pola hidup sehat, hal ini didukung oleh penelitian Krianto pada
tahun 2009 mengemukakan bahwa anak usia sekolah merupakan periode yang
sangat menentukan kualitas manusia pada masa dewasa . Melihat permasalahan
yang ada, peningkatan kesehatan usia sekolah dan remaja diutamakan pada upaya
promotif dan preventif. Salah satunya dilakukan melalui Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS) yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan
prestasi belajar peserta didik sehingga dapat dihasilkan sumber daya manusia
yang berkualitas (Kemenkes, 2018).
Program UKS adalah program pemerintah yang wajib ada dan dilaksanakan di
sekolah dalam pelayanan dan pendidikan kesehatan atau kebiasaan hidup sehat di
sekolah dan diterapkan di lingkungan sekitar. UKS wajib dilaksanakan pada
semua tingkatan pendidikan, baik sekolah negeri maupun swasta mulai dari
tingkat SD (Sekolah Dasar) hingga SMA (Sekolah Menengah Atas). Menurut
Departemen Kesehatan RI (2007), program UKS dapat dikelompokkan menjadi 3
yaitu lingkungan kehidupan sekolah yang sehat, pendidikan kesehatan dan
pelayanan kesehatan di sekolah. Menurut Djoned Sutatmo dalam Andi Untara
(2013), lingkungan sekolah yang sehat meliputi: (1) Pengadaan ruang/sudut UKS,
3

(2) Pembinaan kantin sekolah, (3) Pengadaan sarana air bersih yang memenuhi
syarat, (4) Pengadaan tempat pembuangan sampah yang memenuhi syarat, (5)
Pengadaan tempat pembuangan air limbah yang memenuhi syarat, (6) Pengadaan
kamar mandi/WC khusus siswa, (7) Pengadaan kamar mandi/WC khusus guru
dan karyawan.
Program UKS ini harus dilaksanakan dengan baik sehingga sekolah menjadi
tempat yang dapat meningkatkan kesehatan peserta didik dan menghasilkan anak
didik yang berkualitas. Untuk menunjang implementasi Program UKS berjalan
dengan baik, perlu dilakukan berbagai upaya, salah satunya adalah melalui buku
Rapor Kesehatanku. Sejak tahun 2013 telah dikembangkan Buku Rapor
Kesehatanku bagi peserta didik. Buku Rapor Kesehatanku ditujukan untuk peserta
didik namun membutuhkan keterlibatan orang tua, guru dan tenaga kesehatan
dalam penggunaannya. Buku Rapor Kesehatanku merupakan instrumen untuk
memberikan edukasi kesehatan, memantau tumbuh kembang peserta didik.
Dimulai dari menyediakan buku Rapor Kesehatanku untuk peserta didik tahun
ajaran baru, rencanakan dengan baik mekanisme penggunaannya untuk
menghasilkan manfaat yang efektif. Rapor Kesehatanku tidak saja berfungsi
memberikan pesan kesehatan, juga mendukung pelaksanaan penjaringan
kesehatan karena berisi lembar formulir penjaringan untuk 6 tahun, serta dapat
menjembatani pendampingan orang tua dalam mewujudkan perilaku hidup bersih
sehat (Sugihantono, 2016).
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat oleh tenaga
kesehatan/guru UKS/kader kesehatan sekolah tahun 2016 di Provinsi Banten
sebesar 95,2%, sedikit menurunan dibandingkan capaian tahun 2015 yaitu
95,7%. Sedangkan cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat di
Kabupaten Serang sebanyak 88,15%. Puskesmas Kramatwatu merupakan salah
satu fasilitas kesehatan yang sedang menjalankan program UKS melalui Rapor
Kesehatanku, dimulai dengan sosialisasi ke sekolah-sekolah yang berada di
Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang. Dengan adanya Rapor Kesehatanku,
sekolah dapat memantau kesehatan siswanya sehingga dapat mencegah lebih dini
masalah gizi dan kesehatan yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswanya.
4

Buku Rapor Kesehatanku baru dilaksanakan pada tahun 2018 di Kabupaten


Serang. Dari 28 Sekolah Dasar Negeri dan 4 Sekolah Dasar Swasta yang ada di
Kecamatan Kramatwatu, terdapat 7 Sekolah Dasar Negeri yang menjadi
percontohan program UKS melalui buku rapor kesehatanku, 1 diantaranya adalah
Sekolah Luar Biasa (SLB), sehingga peneliti hanya akan meneliti 6 Sekolah Dasar
yang ada di Kecamaan Kramatwatu. Namun sejak buku Rapor Kesehatanku
diluncurkan, belum ada penelitian sejauh mana pelaksanaan buku Rapor
Kesehatanku tersebut. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti
implementasi program UKS melalui buku Rapor Kesehatanku. Penelitian ini
dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kramatwatu dengan melibatkan 6 Sekolah
Dasar yang memiliki buku Rapor Kesehatanku. Penelitian ini dilakukan di tingkat
SD saja, berdasarkan pertimbangan bahwa buku Rapor Kesehatanku dirancang
sebagai bekal pengetahuan kesehatan yang berkelanjutan sejak SD sampai SMA,
sedangkan Rapor Kesehatanku pada tingkat SMP dan SMA di Kabupaten Serang
belum diterapkan pada masing-masing sekolah. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat menjadi masukan dan evaluasi program UKS melalui buku Rapor
Kesehatanku sebagai masukan dalam mengembangkan program di daerah lain..

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimanakah Implementasi Program UKS melalui
Buku Rapor Kesehatanku pada Sekolah Dasar di Kecamatan Kramatwatu
Kabupaten Serang?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
implementasi program UKS melalui buku rapor kesehatanku pada Sekolah
Dasar di Kecamatan Kramatwatu Kabupaten Serang.
2. Tujuan Khusus:
5

a. Mengidentifikasi implementasi program UKS pada tahap input yang


meliputi Kebijakan, Sumber Daya Manusia, Sumber Dana dan Sarana
Pra Sarana.
b. Mengidentifikasi implementasi program UKS pada tahap proses yang
meliputi pelaksanaan buku Rapor Kesehatanku, hambatan pelaksanaan
Program, dan upaya terobsan pelaksanaan Program.
c. Mengidentifikasi implementasi program UKS pada tahap output untuk
peserta didik yang meliputi kepemilikan buku rapor kesehatanku,
pemanfaatan buku rapor kesehatanku, pengetahuan peserta didik
berdasarkan rapor kesehatanku, pemantauan status gizi selama 1 tahun
berdasarkan IMT/U (perubahan status gizi tahun 2018 dan 2019).

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dalam
pengembangan:
1. Memberikan sumbangan positif terhadap keilmuan di Fakultas Ilmu-Ilmu
Kesehatan dalam menambah referensi dan kajian bagi peneliti yang
berkaitan dengan Implementasi Program UKS melalui Rapor Kesehatanku.
2. Menjadi bahan masukan khususnya bagi Pemerintah dalam menyelesaikan
masalah serta mengambil langkah suatu kebijakan dengan memperhatikan
kesehatan peserta didik pada Sekolah Dasar di Kecamatan Kramatwatu.
3. Menjadi bahan untuk sekolah agar dapat memantau kesehatan siswanya
sehingga dapat mencegah lebih dini masalah gizi dan kesehatan yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswanya.
4. Menjadi bahan pembelajaran bagi penulis ataupun pembaca khususnya
para penerus bangsa agar lebih bijaksana mengambil langkah yang akan
diambil atas suatu kebijakan dengan memperhatikan harapan demi
meningkatkan kesehatan peserta didik.
6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Implementasi
Implementasi merupakan aktivitas yang terlihat setelah adanya
pengarahan yang sah dari suatu program yang meliputi upaya mengelola
input. Van Meter dan Van Horn (dalam Agustino 2006) mendefinisikan
“implementasi sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh
individu-individu atau pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah
atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah
digariskan dalam keputusan kebijaksanaan”. Tindakan-tindakan yang
dimaksud mencakup usaha untuk mengubah keputusan menjadi tindakan-
tindakan operasional dalam kurun waktu tertentu maupun dalam rangka
melanjutkan usaha-usaha untuk mencapai perubahan besar dan kecil yang
ditetapkan oleh program.
Implementasi suatu program merupakan suatu yang kompleks,
dikarenakan banyaknya faktor yang saling berpengaruh dalam sebuah
sistem yang tidak lepas dari faktor lingkungan yang cenderung selalu
berubah. Donald P.Warwick dalam bukunya Syukur Abdullah, mengatakan
bahwa dalam tahap implementasi program terdapat dua faktor yang
mempengaruhi keberhasilan yaitu faktor pendorong (Facilitating
conditions), dan faktor penghambat (Impending conditions). (Abdullah,
2008). Syukur (2008) menjelaskan bahwa pengertian dan unsur unsur pokok
dalam proses implementasi sebagai berikut :
a. Proses implementasi program ialah rangkaian kegiatan tindak lanjut
yang terdiri atas pengambilan keputusan, langkah langkah yang
strategis maupun operasional yang ditempuh guna mewujudkan suatu
program atau kebijaksanaan menjadi kenyataan, guna mencapai sasaran
yang ditetapkan semula.

7
7

b. Proses implementasi dalam kenyataanya yang sesunguhnya dapat


berhasil, kurang berhasil ataupun gagal sama sekali ditinjau dari hasil
yang dicapai “outcomes” serta unsur yang pengaruhnya dapat bersifat
mendukung atau menghambat sasaran program.
c. Dalam proses implementasi sekurang-kurangnya terdapat empat unsur
yang penting dan mutlak yaitu :
 Implementasi program atau kebijaksanaan tidak mungkin
dilaksanakan dalam ruang hampa. Oleh karena itu faktor
lingkungan (fisik, sosial budaya dan politik) akan mempengaruhi
proses implementasi program pada umumnya.
 Target group yaitu kelompok yang menjadi sasaran dan diharapkan
akan menerima manfaat program tersebut.
 \Adanya program yang dilaksanakan.
 Unsur pelaksanaan atau implementer, baik organisasi atau
perorangan yang bertanggung jawab dalam pengelolaan,
pelaksanaan dan pengawaasan implementasi tersebut.
Dari penjelasan mengenai implementasi di atas, peneliti menarik
kesimpulan bahwa implementasi merupakan proses pelaksanaan dari suatu
program, baik itu di lingkungan pemerintah, masyarakat, organisasi atau
sekolah yang hasilnya dapat di lihat dari perbandingan pencapaian target
dengan tujuan awal, sehingga dalam implementasi ini sangat dimungkinkan
banyak hal yang sifatnya teknis sebagai upaya dari pencapaian tujuan
tersebut.

2. Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)


UKS adalah usaha yang di lakukan untuk meningkatkan kesehatan anak
usia sekolah pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan mulai dari TK
sampai SMA/SMK/MA. Menurut Tim pembina UKS (2010) UKS adalah
usaha kesehatan masyarakat yang di jalankan di sekolah–sekolah, dengan
sasaran utama adalah anak-anak sekolah dan lingkunganya (Soenarjo,
2002). Usaha kesehatan sekolah adalah salah satu wahana untuk
8

meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik


sedini mungkin, selanjutnya di sebutkan UKS harus sudah mendapat tempat
dan perhatian yang baik di dalam lingkungan pendidikan. Secara garis besar
UKS dapat dikelompokan dalam tiga bidang atau di sebut dengan 3 program
UKS atau yang dikenal sebagai Trias UKS yaitu:
A. Pendidikan kesehatan.
Menurut Ahmad Selvia (2009) menjelaskan bahwa pendidikan
kesehatan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat
tumbuh dan berkembang sesuai, selaras, seimbang, dan sehat baik fisik,
mental, sosial dan lingkungan melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,
dan latihan yang diperlukan bagi peranannya saat ini maupun dimasa
yang akan datang. Untuk mewujudkan sekolah sehat, kegiatan
pendidikan kesehatan yang dilakukan adalah literasi kesehatan melalui
buku rapor kesehatanku. Materi yang terdapat pada buku rapor
kesehatanku seri informasi yaitu menjaga kebersihan diri, mengenal
pentingnya imunisasi, mengenal makanan sehat, mengenal penyakit
menular dan tidak menular, menjaga kebersihan lingkungan (sekolah,
rumah), membiasakan membuang sampah pada tempatnya, mengenal
cara menjaga alat reproduksi, mengenal bahaya merokok bagi kesehatan,
mengenal bahaya minuman keras dan mengenal bahaya narkoba
(Kemenkes, 2017).
B. Pelayanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan di sekolah dapat dipahami sebagai upaya untuk
membuat peserta didik memiliki daya tahan serta memiliki keterampilan
maupun kemampuan untuk menjalankan hidup sehat dan melaksanakan
perilaku hidup sehat (Tim Pembina UKS, 2007). Selain itu, pelayanan
kesehatan di sekolah berkaitan dengan upaya untuk menghentikan
penyakit dan mencegah komplikasi penyakit sehingga peserta didik dapat
pulih kembali. Tujuan akhir dari pelaksanaan pelayanan kesehatan di
sekolah adalah untuk menjaga kondisi peserta didik agar tetap sehat, baik
mental, fisik, maupun sosialnya (Tim Pembina UKS, 2007).
9

Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa pelayanan


kesehatan di sekolah secara umum merupakan bagian dari ruang lingkup
UKS. Pelayanan kesehatan di sekolah dilakukan guna membuat siswa
dapat mencapai kondisi sehat secara fisik maupun psikis.
C. Kehidupan lingkungan yang sehat
Usaha ini dijalankan mulai dari Sekolah Dasar sampai sekolah
lanjutan, sekarang pelaksanaanya diutamakan di Sekolah Dasar. Hal ini
disebabkan karena Sekolah merupakan komunitas (kelompok) yang
sangat besar, rentan terhadap berbagai penyakit, dan merupakan dasar
bagi pendidikan selanjutnya. Meskipun demikian bukan berarti
mengabaikan pelaksanaan selanjutnya di sekolah sekolah lanjutan.
Dapat disimpulkan bahwa yang di maksud dengan UKS adalah
usaha kesehatan sekolah yang di dalam lingkungan sekolah maupun yang
di sekitar lingkungan sekolah, yang sasaranya adalah peserta didik
beserta masyarakat sekolah yang lainya yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik sehingga peserta
didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis serta
optimal, menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

3. Rapor Kesehatanku
Rapor kesehatanku merupakan buku informasi dan pemantauan
kesehatan anak sekolah yang berisi catatan kesehatan anak usia sekolah dan
berbagai informasi berkaitan dengan kesehatan dan tumbuh kembang anak.
Buku ini bersifat rahasia, hanya pemilik buku yang boleh melihat dan
menggunakannya. Rapor Kesehatanku Di Usaha Kesehatan Sekolah (UKS),
Kemenkes memiliki program penjaringan anak sekolah. Program
penjaringan tersebut dilakukan pada siswa kelas 1 SD, kelas 1 SMP/ kelas
VII, dan kelas 1 SMA/kelas X Liputan Khusus 54 Mediakom I Edisi 96 I
JULI 2018 JULI 2018 I Edisi 96 I Mediakom 55 Rapor Kesehatanku,
Cermin Kesehatan Remaja dengan menggunakan buku Rapor Kesehatanku.
Selain pemeriksaan fisik, indikator yang ada di dalam buku Rapor
10

Kesehatanku antara lain, riwayat kesehatan anak, riwayat imunisasi, riwayat


kesehatan keluarga, perilaku berisiko, kesehatan reproduksi, kesehatan
inteligensia, dan kesehatan mental emosional. Melalui sistem skrining ,
dalam setahun minimal remaja dan anak sekolah akan diperiksa sebanyak 2
kali. Satu kali dalam bentuk penjaringan dan satu kali lagi dalam bentuk
pemeriksaan berkala oleh tim dari pusat kesehatan masyarakat (puskesmas).
Dalam pelaksanaan program skrining dengan buku Rapor Kesehatanku ini,
walaupun dilakukan di sekolah, orang tua siswa juga harus mengetahui dan
memantau kondisi kesehatan anaknya. Untuk itu, komunikasi antara guru
dan orang tua sangat dibutuhkan. Buku Rapor Kesehatanku sendiri terdiri
dari 2 buku (Ayu, 2018), yaitu:
a. Catatan Kesehatan Siswa yang berisi lembar pencatatan dari hasil
pelayanan kesehatan di sekolah, puskesmas, atau fasilitas kesehatan.
Ini diperlukan untuk memantau tumbuh kembang dan kesehatan
siswa agar bisa dilakukan tindak lanjut jika diperlukan.
b. Informasi Kesehatan yang berisi berbagai informasi kesehatan dan
tumbuh kembang siswa meliputi kebersihan tubuh, cara mencuci
tangan, cara menjaga kesehatan mata, cara menjaga kesehatan
telinga, informasi tentang penyakit menular dan tidak menular,
kesehatan reproduksi, dan kesehatan jiwa (Kemenkes, 2017).
Pengembangan buku ini dimulai sejak tahun 2012 dan mulai diterapkan
di tahun 2014. Penyusunan buku Rapor Kesehatanku melibatkan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementerian
Agama (Kemenag). Proses yang dilalui dalam penyusunan buku ini meliputi
penyusunan, uji coba, dan evaluasi. Peserta didik yang memanfaatkan Rapor
Kesehatanku dengan baik diharapkan akan memiliki bekal pengetahuan
kesehatan, sehingga dapat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat serta
mencegah perilaku berisiko. Perilaku hidup sehat dan bersih yang sudah
tertanam turut mewujudkan pribadi remaja yang berkarakter positif dan
mendukung untuk menjadi orang dewasa yang sehat, cerdas, dan produktif
(Ayu, 2018).
11

Rapor Kesehatanku merupakan instrumen untuk mencatat hasil


penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala serta pelayanan kesehatan
lainnya yang dilaksanakan di sekolah. Menurut Kemenkes RI (2005)
persiapan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala merupakan salah
satu indikator standar pelayanan minimal bidang kesehatan yang menjadi
urusan wajib pemerintah daerah. Penjaringan kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan status kesehatan peserta didik perlu dilakukan pemeriksaan
berkala. Kegiatan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala tersebut
dilakasanakan melalui wadah usaha sekolah (UKS).
a. Tujuan
1) Tujuan Umum: Meningkatkan derajat kesehatan peserta didik secara
optimal dalam mendukung proses belajar.
2) Tujuan Khusus:
 Terdeteksinya secara dini masalah kesehatan peserta didik,sehingga
bila terdapat masalah dapat segera tindaklanjuti.
 Tersedianya data atau informasi untuk menilai perkembangan
kesehatan peserta didik,maupun untuk dijadikan pertimbangan
dalam menyusun program pembinaan kesehatan disekolah.
 Termanfaatkannya data untuk perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan dan evaluasi program pembinaan peserta didik.
b. Sasaran Teknis
Petunjuk teknik ini diterbitkan untuk dipedomani oleh
penanggungjawab program  kesehatan anak usia sekolah di Dinas
Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi/Kota, Kanwil Agama Provinsi/Kab/Kota, Puskesmas dan
Sekolah/Madrasah/Pondok Pesantren. Selain itu pelaksanaan teknis ini
dapat pula digunakan oleh institusi pendidikan organisasi profesi atau
mitra potensial bidang kesehatan lainnya.

4. Implementasi Rapor Kesehatanku


Aspek yang akan dipantau dalam implementasi rapor kesehatanku adalah:
12

a. Input
1) Kebijakan
a) Kepala sekolah selaku penanggung jawab penyelenggaraan
pendidikan di sekolah/madrasah yang berkedudukan sebagai ketua
Tim Pelaksana UKS, mengundang unsur-unsur yang terkait untuk
menghadiri rapat pembentukan tim pelaksana UKS.
b) Rapat dihadiri kepala desa/lurah yang berkedudukan sebagai
Pembina.
c) Bila rapat telah menyepakati dan memutuskan pembentukan Tim
Pelaksana UKS berikut susunan personalianya maka Kepala
Sekolah segera mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Tim
pelaksana UKS.
d) SK tersebut dikirim ke masing-masing instansi/personalia yang
terkait dan ke petugas Puskesmas.
e) Penjaringan kesehatan peserta didik merupakan salah satu
indikator standar pelayanan minimal bidang kesehatan yang
menjadi urusan wajib pemerintah daerah.
f) Kegiatan penjaringan kesehatan dan pemerikasaan berkala
dilaksanakan melalui wadah Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
g) Penjaringan kesehatan dilakukan 1 tahun sekali terhadap peserta
didik kelas 1 SD/SDLB/MI, Kelas 7 SMP/SMPLB/MTS, dan kelas
10 SMA/SMK/SMALB/MA Negeri dan Swasta.
h) Pemeriksaaan berkala dilakukan sedikit 1 tahun sekali terhadap
seluruh peserta didik SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTS, dan
SMA/SMK/SMALB/MA.
i) Penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala dapat dilaksanakan
dilakukan dalam sekolah/sekolah Luar Biasa /Madrasah atau diluar
Sekolah/Madrasah menggunakan formulir pemeriksaan baku.
j) Penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala dilaksanakan oleh
puskesmas dan sekolah/sekolah luar biasa /Madrasah.
13

k) Pendanaan kegiatan penjaringan kesehtan dan pemeriksaan berkala


menggunakan APBD, Swasta, Mandiri dan sumber dana lain sesuai
peraturan yang berlaku.Sasaran penjararingan kesehatan dan
pemeriksaan berkala.
Sasaran penjaringan adalah seluruh peserta didik baru pada tahun
ajaran baru kelas  1,7 dan 10 disekolah Madrasah, baik Negeri ataupun
Swasta termasuk Sekolah Luar Biasa (SLB).
Pemeriksaan berkala peserta didik selain kelas 1, 7 dan 10 (kelas 2-
6) di SD/MI, Kelas 8 dan 9 SMP/MTS serta kelas 11 dan 12 di SMA
/SMK/MA, termasuk Sekolah Luar Biasa (SLB).
Waktu pelaksanaan penjaringan terbaik adalah pada tahun ajaran
baru yaitu antara bulan Juli sampai Desember, tetapi dalam menghadapi
keterbatasan tenaga kesehatan di puskesmas maka diberikan
kesempatan sepanjang satu tahun ajaran untuk menjangkau seluruh
SD/MI, SMP/M.Ts, SMA/SMK/MA (Kemenkes RI, 2005).
2) Sumber Daya Manusia
Dalam melaksanakan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan
berkala, petugas kesehatan dibantu oleh guru dan kader kesehatan
sekolah (dokter kecil/ kader kesehatan remaja). Dalam rangka
mengatasi keterbatasan sumber daya kesehatan, kepala puskesmas
dapat meminta bantuan dinas kesehatan dan institusi pendidikan,
organisasi profesi atau mitra potensial bidang kesehatan lainnya.
Sebelum melaksanakan penjaringan/pemeriksaan berkala, pihak
puskesmas dan pihak sekolah berkoordinasi untuk mengidentifikasi
kegiatan, pembagian tugas dan tanggung jawab (Kemenkes, 2017).
3) Sumber Dana
Sumber dana kegiatan pada sekolah diperoleh dari orang tua peserta
didik, sumbangan lain, serta dana yang diusahakan oleh sekolah melalui
kegiatan. Serta dana dari pemerintah (Dana BOS dan BOK) yang
dialokasikan sebagai dana untuk melaksanakan program UKS melaui
buku rapor kesehatanku (Kemenkes, 2017).
14

4) Sarana dan Prasarana


Mengenai sarana dan prasarana UKS dijelaskan oleh Djonet
Soetatmo (2010) meliputi : 1) ruang UKS atau klinik sekolah, 2) alat-
alat pemeriksaan yang diperlukan, 3) alat- alat P3K, 4) Obat-obatan
sehari-hari yang diperlukan. Berdasarkan kelengkapannya dapat dibagi
menjadi :
a) Sarana dan Prasarana Sederhana meliputi :
 Tempat tidur
 Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, Snellen
Chart.
 Kotak P3K dan obat-obatan (Betadin, Oralit, Parasetamol).
 Minimal melaksanakan TRIAS UKS yang Pendidikan
Kesehatan.
 Memiliki kader Tiwisada/ KKR sebanyak 5% dari jumlah
siswa.
b) Sarana dan Prasarana Lengkap meliputi :
 Tempat tidur.
 Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, Snellen
Chart.
 Kotak P3K dan obat-obatan (Betadin, Oralit, Parasetamol).
 Lemari obat, buku rujukan KMS, poster-poster, struktur
organisasi, jadwal piket, tempat cuci tangan, data kesakitan
murid.
 Melaksanakan TRIAS UKS yang Pendidikan Kesehatan
dan pelayanan kesehatan.
 Memiliki kader Tiwisada/ KKR sebanyak 6-9% dari jumlah
siswa.
c) Sarana dan Prasarana ideal meliputi :
 Tempat tidur
 Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, Snellen
Chart.
15

 Kotak P3K dan obat-obatan (Betadin, Oralit,


Parasetamol).
 Lemari obat, buku rujukan KMS, poster-poster, struktur
organisasi, jadwal piket, tempat cuci tangan, data
kesakitan murid.
 Peralatan gigi dan unit gigi.
 Contoh-contoh model organ tubuh.
 Melaksanakan TRIAS UKS yang Pendidikan Kesehatan,
pelayanan kesehatan, dang pembinaan hidup lingkungan
kehidupan sekolah.
 Memiliki kader Tiwisada/ KKR sebanyak 10% dari
jumlah siswa.
b. Proses
1) Pelaksanaan Program
Pelaksanaan adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah
rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci, implementasi
biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap siap. Secara
sederhana pelaksanaan bisa diartikan penerapan. Majone dan Wildavsky
mengemukakan pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan Wildavsky
mengemukakan bahwa Pelaksanaan adalah perluasan aktivitas yang
saling menyesuaikan (Usman, 2012).
Pengertian-pengertian di atas memperlihatkan bahwa kata
pelaksanaan bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau
mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa
pelaksanaan bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang
terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan norma
tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.
Pelaksanaan merupakan aktifitas atau usaha-usaha yang
dilaksanakan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan
yang telah dirimuskan dan ditetapkan dengan dilengkapi segala
kebutuhan, alat-alat yang diperlukan, siapa yang melaksanakan, dimana
16

tempat pelaksanaannya mulai dan bagaimana cara yang harus


dilaksanakan, suatu proses rangkaian kegiatan tindak lanjut setelah
program atau kebijaksanaan ditetapkan yang terdiri atas pengambilan
keputusan, langkah yang strategis maupun operasional atau
kebijaksanaan menjadi kenyataan guna mencapai sasaran dari program
yang ditetapkan semula.
Dari pengertian yang dikemukakan di atas dapatlah ditarik suatu
kesimpulan bahwa pada dasarnya pelaksanaan suatu program yang telah
ditetapkan oleh pemerintah harus sejalan dengan kondisi yang ada, baik
itu di lapangan maupun di luar lapangan. Yang mana dalam kegiatannya
melibatkan beberapa unsur disertai dengan usaha-usaha dan didukung
oleh alat-alat penujang. Implementasi kebijakan bila dipandang dalam
pengertian yang luas, merupakan alat administrasi hukum dimana
berbagai aktor, organisasi, prosedur, dan teknik yang bekerja bersama-
sama untuk menjalankan kebijakan guna meraih dampak atau tujuan
yang diinginkan (Winarno, 2012).
Adapun syarat-syarat untuk dapat mengimplementasikan kebijakan
negara secara sempurna menurut Teori Implementasi Brian W.
Hogwood dan Lewis A.Gun yang dikutip Solichin Abdul Wahab, yaitu:
a. Kondisi eksternal yang dihadapi oleh badan atau instansi
pelaksana tidak akan mengalami gangguan atau kendala yang
serius. Hambatan-hambatan tersebut mungkin sifatnya fisik,
politis dan sebagainya
b. Untuk pelaksanaan program tersedia waktu dan sumber-sumber
yang cukup memadai.
c. Perpaduan sumber-sumber yang diperlukan benar-benar tersedia.
d. Kebijaksanaan yang akan diimplementasikan didasarkan oleh suatu
hubungan kausalitas yang handal.
e. Hubungan kausalitas bersifat langsung dan hanya sedikit mata
rantai penghubungnnya.
f. Hubungan saling ketergantungan kecil.
17

g. Pemahaman yang mendalam dan kesepakatan terhadap tujuan.


h. Tugas-tugas diperinci dan ditempatkan dalam urutan yang tepat.
i. Komunikasi dan koordinasi yang sempurna.
j. Pihak-pihak yang memiliki wewenang kekuasaan dapat menuntut
dan mendapatkan kepatuhan yang sempurna. (Wahab, 2012).
Menurut Teori Implementasi Kebijakan George Edward III yang
dikutip oleh Budi winarno, faktor-faktor yang mendukung implementasi
kebijakan, yaitu:
a. Komunikasi.
Ada tiga hal penting yang dibahas dalam proses komunikasi
kebijakan, yakni transmisi, konsistensi, dan kejelasan (clarity).
Faktor pertama yang mendukung implementasi kebijakan adalah
transmisi. Seorang pejabat yang mengimlementasikan keputusan
harus menyadari bahwa suatu keputusan telah dibuat dan suatu
perintah untuk pelaksanaanya telah dikeluarkan. Faktor kedua yang
mendukung implementasi kebijakan adalah kejelasan, yaitu bahwa
petunjuk-petunjuk pelaksanaan kebijakan tidak hanya harus
diterima oleh para pelaksana kebijakan, tetapi komunikasi tersebut
harus jelas. Faktor ketiga yang mendukung implementasi kebijakan
adalah konsistensi, yaitu jika implementasi kebijakan ingin
berlangsung efektif, maka perintah-perintah pelaksanaan harus
konsisten dan jelas.
b. Sumber-sumber.
Sumber-sumber penting yang mendukung implementasi kebijakan
meliputi: staf yang memadai serta keahlian-keahlian yang baik
untuk melaksanakan tugas-tugas mereka, wewenang dan fasilitas-
fasilitas yang dapat menunjang pelaksanaan pelayanan publik
c. Kecenderungan-kecenderungan atau tingkah laku-tingkah laku.
Kecenderungan dari para pelaksana mempunyai konsekuensi-
konsekuensi penting bagi implementasi kebijakan yang efektif. Jika
para pelaksana bersikap baik terhadap suatu kebijakan tertentu yang
18

dalam hal ini berarti adanya dukungan, kemungkinan besar mereka


melaksanakan kebijakan sebagaimana yang diinginkan oleh para
pembuat keputusan awal.
d. Struktur birokrasi.
Birokrasi merupakan salah satu badan yang paling sering bahkan
secara keseluruhan menjadi pelaksana kebijakan, baik itu struktur
pemerintah dan juga organisasi-organisasi swasta (Winarno, 2012).
Menurut Teori Proses Implementasi Kebijakan menurut Van Meter
dan Horn yang dikutip oleh Budi Winarno, faktor-faktor yang
mendukung implementasi kebijakan yaitu:
a. Ukuran-ukuran dan tujuan kebijakan. Dalam implementasi, tujuan-
tujuan dan sasaran-sasaran suatu program yang akan dilaksanakan
harus diidentifikasi dan diukur karena implementasi tidak dapat
berhasil atau mengalami kegagalan bila tujuan-tujuan itu tidak
dipertimbangkan.
b. Sumber-sumber Kebijakan. Sumber-sumber yang dimaksud adalah
mencakup dana atau perangsang (incentive) lain yang mendorong
dan memperlancar implementasi yang efektif.
c. Komunikasi antar organisasi dan kegiatan-kegiatan pelaksanaan
Implementasi dapat berjalan efektif bila disertai dengan ketepatan
komunikasi antar para pelaksana.
d. Karakteristik badan-badan pelaksana Karakteristik badan-badan
pelaksana erat kaitannya dengan struktur birokrasi. Struktur
birokrasi yang baik akan mempengaruhi keberhasilan suatu
implementasi kebijakan.
e. Kondisi ekonomi, sosial dan politik Kondisi ekonomi, sosial dan
politik dapat mempengaruhi badanbadan pelaksana dalam
pencapaian implementasi kebijakan.
f. Kecenderungan para pelaksana. Intensitas kecenderungan-
kecenderungan dari para pelaksana kebijakan akan mempengaruhi
keberhasilan pencapaian kebijakan (Winarno, 2012).
19

Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah tidak hanya ditujukan dan


dilaksanakan untuk intern pemerintah saja, akan tetapi ditujukan dan
harus dilaksanakan pula oleh seluruh masyarakat yang berada di
lingkungannya. Menurut James Anderson yang dikutip oleh Bambang
Sunggono (2016), masyarakat mengetahui dan melaksanakan suatu
kebijakan publik dikarenakan: (1) Respek anggota masyarakat terhadap
otoritas dan keputusan-keputusan badan-badan pemerintah; (2) Adanya
kesadaran untuk menerima kebijakan; (3) Adanya keyakinan bahwa
kebijakan itu dibuat secara sah, konstitusional, dan dibuat oleh para
pejabat pemerintah yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan;
(4) Sikap menerima dan melaksanakan kebijakan publik karena
kebijakan itu lebih sesuai dengan kepentingan pribadi; (5) Adanya
sanksi-sanksi tertentu yaang akan dikenakan apabila tidak melaksanakan
suatu kebijakan (Sunggono, 2016).
Dalam proses pelaksanaan suatu program sesungguhnya dapat
berhasil, kurang berhasil, ataupun gagal sama sekali apabila ditinjau dari
wujud hasil yang dicapai atau outcomes. Karena dalam proses tersebut
turut bermain dan terlihat berbagai unsur yang pengaruhnya bersifat
mendukung atau menghambat pencapaian sasaran suatu program.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa yang dimaksud dengan pelaksanaan program adalah serangkaian
kegiatan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok berbentuk
pelaksanaan kegiatan yang didukung kebijaksanaan, prosedur, dan
sumber daya dimaksudkan membawa suatu hasil untuk mencapai tujuan
dan sasaran yang telah ditetapkan.
Berdasarkan dari penjelasan beberapa teori diatas mengenai
implementasi kebijakan publik menurut Edward III yang menyatakan
terdapat empat variabel yang menentukan keberhasilan implementasi
suatu kebijakan. Alasan peneliti menggunakan teori implementasi
kebijakan publik dari Edward III, karena program UKS melalui buku
Rapor Kesehatanku bersifat Top-Down, artinya program dirancang oleh
20

pemerintah kepada masyarakat (pihak sekolah dan peserta didik) yang


bertujuan untuk memantau kesehatan peserta didik, untuk meningkatkan
kesehatan peserta didik dan agar mengetahui lebih dini masalah
kesehatan pada peserta didik.
2) Faktor Penghambat Implementasi Program
Menurut Bambang Sunggono (2016), implementasi kebijakan
mempunyai beberapa faktor penghambat, yaitu:
a. Isi kebijakan. Pertama, implementasi kebijakan gagal karena masih
samarnya isi kebijakan, maksudnya apa yang menjadi tujuan tidak
cukup terperinci, sarana-sarana dan penerapan prioritas, atau
program-program kebijakan terlalu umum atau sama sekali tidak
ada. Kedua, karena kurangnya ketetapan intern maupun ekstern dari
kebijakan yang akan dilaksanakan. Ketiga, kebijakan yang akan
diimplementasiakan dapat juga menunjukkan adanya kekurangan-
kekurangan yang sangat berarti. Keempat, penyebab lain dari
timbulnya kegagalan implementasi suatu kebijakan publik dapat
terjadi karena kekurangankekurangan yang menyangkut sumber
daya-sumber daya pembantu, misalnya yang menyangkut waktu,
biaya/dana dan tenaga manusia.
Informasi Implementasi kebijakan publik mengasumsikan bahwa para
pemegang peran yang terlibat langsung mempunyai informasi yang perlu
atau sangat berkaitan untuk dapat memainkan perannya dengan baik.
Informasi ini justru tidak ada, misalnya akibat adanya gangguan
komunikasi.
a. Dukungan Pelaksanaan suatu kebijakan publik akan sangat sulit
apabila pada pengimlementasiannya tidak cukup dukungan untuk
pelaksanaan kebijakan tersebut.
b. Pembagian Potensi Sebab musabab yang berkaitan dengan gagalnya
implementasi suatu kebijakan publik juga ditentukan aspek
pembagian potensi diantara para pelaku yang terlibat dalam
implementasi. Dalam hal ini berkaitan dengan diferensiasi tugas dan
21

wewenang organisasi pelaksana. Struktur organisasi pelaksanaan


dapat menimbulkan masalah-masalah apabila pembagian wewenang
dan tanggung jawab kurang disesuaikan dengan pembagian tugas
atau ditandai oleh adanya pembatasan-pembatasan yang kurang
jelas (Sunggono, 2016).
Adanya penyesuaian waktu khususnya bagi kebijakan-kebijakan
yang kontroversial yang lebih banyak mendapat penolakan warga
masyarakat dalam implementasinya. Menurut James Anderson yang
dikutip oleh Bambang Sunggono, faktor-faktor yang menyebabkan
anggota masyarakat tidak mematuhi dan melaksanakan suatu kebijakan
publik, yaitu : a) Adanya konsep ketidakpatuhan selektif terhadap
hukum, dimana terdapat beberapa peraturan perundang-undangan atau
kebijakan publik yang bersifat kurang mengikat individu-individu; b)
Karena anggota masyarakat dalam suatu kelompok atau perkumpulan
dimana mereka mempunyai gagasan atau pemikiran yang tidak sesuai
atau bertentangan dengaan peraturan hukum dan keinginan pemerintah;
c) Adanya keinginan untuk mencari keuntungan dengan cepat diantara
anggota masyarakat yang mencenderungkan orang bertindak dengan
menipu atau dengan jalan melawan hukum; d) Adanya ketidakpastian
hukum atau ketidakjelasan “ukuran” kebijakan yang mungkin saling
bertentangan satu sama lain, yang dapat menjadi sumber
ketidakpatuhan orang pada hukum atau kebijakan publik; e) Apabila
suatu kebijakan ditentang secara tajam (bertentangan) dengan sistem
nilai yang dianut masyarakat secara luas atau kelompokkelompok
tertentu dalam masyarakat. (Sunggono, 2016). Suatu kebijakan publik
akan menjadi efektif apabila dilaksanakan dan mempunyai manfaat
positif bagi anggota-anggota masyarakat. Dengan kata lain, tindakan
atau perbuatan manusia sebagai anggota masyarakat harus sesuai
dengan apa yang diinginkan oleh pemerintah atau negara. Sehingga
apabila perilaku atau perbuatan mereka tidak sesuai dengan keinginan
pemerintah atau negara, maka suatu kebijakan publik tidaklah efektif.
22

3) Upaya Mengatasi Hambatan


Peraturan perundang-undangan merupakan sarana bagi implementasi
kebijakan publik. Suatu kebijakan akan menjadi efektif apabila dalam
pembuatan maupun implementasinya didukung oleh sarana-sarana yang
memadai. Adapun unsur-unsur yang harus dipenuhi agar suatu kebijakan
dapat terlaksana dengan baik, yaitu
a. Peraturan hukum ataupun kebijakan itu sendiri, di mana terdapat
kemungkinan adanya ketidakcocokan-ketidakcocokan antara
kebijakan-kebijakan dengan hukum yang tidak tertulis atau kebiasaan
yang berlaku dalam masyarakat.
b. Mentalitas petugas yang menerapkan hukum atau kebijakan. Para
petugas hukum (secara formal) yang mencakup hakim, jaksa, polisi,
dan sebagainya harus memiliki mental yang baik dalam melaksanakan
(menerapkan) suatu peraturan perundang-undangan atau kebijakan.
Sebab apabila terjadi yang sebaliknya, maka akan terjadi
gangguangangguan atau hambatan-hambatan dalam melaksanakan
kebijakan/peraturan hukum.
c. Fasilitas, yang diharapkan untuk mendukung pelaksanaan suatu
peraturan hukum. Apabila suatu peraturan perundang-undangan ingin
terlaksana dengan baik, harus pula ditunjang oleh fasilitas-fasilitas
yang memadai agar tidak menimbulkan gangguan-gangguan atau
hambatan-hambatan dalam pelaksanaannya.
d. Warga masyarakat sebagai obyek, dalam hal ini diperlukan adanya
kesadaran hukum masyarakat, kepatuhan hukum, dan perilaku warga
masyarakat seperti yang dikehendaki oleh peraturan perundang-
undangan (Sunggono, 2016).
Keempat faktor di atas, dipandang mempengaruhi keberhasilan suatu
proses implementasi, namun juga adanya keterkaitan dan saling
mempengaruhi antara suatu faktor yang satu dan faktor yang lain. Selain
23

itu dalam proses implementasi sekurang-kurangnya terdapat tiga unsur


penting dan mutlak yaitu:
a. Adanya program (kebijaksanaan) yang dilaksanakan;
b. Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran dan manfaat dari
program perubahan dan peningkatan;
c. Unsur pelaksanaan baik organisasi maupun perorangan yang
bertanggung jawab dalam pengelolaan pelaksana dan pengawasan
dari proses implementasi tersebut.
Dari pendapat di atas dapatlah dikatakan bahwa pelaksana suatu
program senantiasa melibatkan ketiga unsur tersebut. Agar buku Rapor
Kesehatanku dapat diterapkan secara optimal maka diperlukan advokasi
dan sosialisasi kepada pihak terkait seperti lintas sektor, TP UKS,
Sekolah, Komite Sekolah. Untuk keperluan advokasi dan sosialisasi
tersebut, diperlukan penjelasan sebagai berikut - Landasan hukum -
Analisa situasi kesehatan anak usia sekolah dan remaja di wilayah
setempat - Pentingnya Buku rapor kesehatanku - Manfaat Buku Rapor
Kesehatanku - Cara penggunaan Buku rapor kesehatanku Pada tahap
implementasi Buku rapor kesehatanku digunakan oleh peserta didik
dengan pendampingan guru, orang tua dan tenaga kesehatan sesuai
Petunjuk Teknis Buku Informasi dan Buku Catatan Kesehatan.
c. Output
1) Kepemilikan buku
Penyediaan buku dilakukan oleh Pemerintah Daerah Tingkat
Kabupaten/ Kota melalui Bagian Kesra, Dinas Kesehatan, Dinas
Pendidikan, Kantor Kementerian Agama, Puskesmas, Sekolah/ Madrasah
untuk peserta didik tahun ajaran baru kelas 1, 7 dan 10. Pemerintah Daerah
tingkat provinsi dan Pemerintah Pusat mencukupi kebutuhan seluruh
peserta didik secara bertahap untuk implementasi Buku Rapor
Kesehatanku dan tambahan kebutuhan buffer 5%. Pengajuan usulan
penyediaan Buku Rapor Kesehatanku ke provinsi atau Pusat dikoordinir
oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota. Dinas Kesehatan Kab/Kota berkoordinasi
24

dengan Dinas Pendidikan Kab/Kota, Kantor Kementerian Agama dan


Bagian Kesra (TPUKS Kab/Kota) untuk memetakan jumlah ketersediaan
dan kebutuhan buku rapor kesehatanku. Pengadaan Buku dapat
menggunakan APBD 1, APBD 2, APBN atau sumber dana lainnya
termasuk swasta atau CSR sesuai aturan yang berlaku.
Puskesmas mengkoordinasikan distribusi Buku Rapor Kesehatanku
kepada peserta didik melalui sekolah sesuai dengan mekanisme
pengelolaan barang milik negara. Jumlah buku yang didistribusikan
berdasarkan penghitungan ketersediaan dan kebutuhan sebagai hasil
koordinasi antara Puskesmas dan Sekolah. Puskesmas memanfaatkan
pelayanan kesehatan ke sekolah untuk mendistribusikan Buku Rapor
Kesehatanku. Pemerintah Daerah Kab/Kota, Provinsi, Pemerintah Pusat
atau swasta yang mengadakan Buku Rapor Kesehatan, dapat
mendistribusikan buku secara berjenjang. Adapun distribusi kepada
peserta didik melalui Puskesmas sebagaimana tersebut di atas. Untuk
memenuhi ketentuan pengelolaan Barang Milik Negara, penyedia buku
memerlukan berita acara serah terima barang yang ditandatangani oleh
unit akuntansi kuasa pengguna barang.
Cakupan kepemilikan Buku Rapor Kesehatanku Peserta didik SD/MI,
merupakan presentase peserta didik tingkat SD/MI yang memiliki buku
Rapor Kesehatanku tingkat SD/MI Cara Perhitungan : Jumlah Peserta
Didik SD/MI yang mendapat Buku Rapor Kesehatanku / Jumlah Peserta
Didik SD/MI diwilayah kerja x 100%.
2) Pemanfaatan buku
Rapor kesehatanku merupakan instrumen yang mendukung terwujudnya
perilaku hidup bersih dan sehat peserta didik yang terdiri dari:
a) Buku Informasi Kesehatan, berisi informasi dan keterampilan
kesehatan perlu diketahui dan diterapkan oleh peserta didik sesuai
usianya.
b) Buku Catatan Kesehatan, berisi catatan hasil pelayanan kesehatan
(Penjaringan Kesehatan dan Pemeriksaan Berkala, Bulan Imunisasi
25

Anak Sekolah (BIAS), pemberian obat cacing, pemberian tablet


tambah darah dan pemeriksaan kesehatan lainnya di Sekolah.
Peran dan manfaat buku rapor kesehatanku adalah sebagai media
pendukung pemberian KIE Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja, sebagai
media pencatatan hasil pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan pengobatan
kepada peserta didik yang dilakukan di sekolah/madrasah, sebagai media
untuk mengkomunikasikan kondisi kesehatan peserta didik kepada
sekolah/madrasah maupun orang tua, sebagai media pemantauan penerapan
keterampilan kesehatan peserta didik di sekolah/madrasah maupun di rumah,
mendorong memenuhi pelayanan kesehatan dasar dan mendukung sinergi
lintas program dan lintas sektor.
Manfaat dari Buku Rapor Kesehatanku Seri Informasi Kesehatan bagi
peserta didik tingkat SD/MI antara lain: Memberikan informasi mengenai
perilaku hidup bersih dan sehat, memberikan informasi mengenai kesehatan
gigi dan mulut, memberikan informasi mengenai gizi seimbang, memberikan
informasi mengenai kesehatan mata, memberikan informasi mengenai
kesehatan telinga, memberikan informasi mengenai pencegahan penyakit
menular dan tidak menular, memberikan informasi mengenai kesehatan
reproduksi, memberikan informasi mengenai imunisasi, memberikan
informasi mengenai pencegahan kekerasan, memberikan informasi mengenai
kesehatan jiwa, memberikan informasi mengenai pencegahan kecelakaan.
Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan pelayanan kesehatan di
sekolah Manfaat Buku Rapor Kesehatanku seri Catatan Kesehatan, antara
lain: Sebagai media pencatatan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan di
sekolah Sebagai media pencatatan pelayanan kesehatan lainnya (imunisasi,
pemberian obat cacing, pemberian tablet tambah darah, dll) yang dilakukan di
sekolah Sebagai media pemantauan kondisi kesehatan peserta didik.
a. Pengisian Buku Informasi Kesehatan
 Lembar Identitas
Peserta didik mengisi lembar identitas
26

 Kolom Bimbingan Orang Tua Orang tua


Memberikan teladan dan mengingatkan anaknya topik kesehatan
tertentu, jika hal ini telah dilaksanakan maka orangtua wajib
menandatangani kolom paraf yang telah tersedia.

 Lembar Identitas Lembar catatan harianku pada buku informasi


kesehatan merupakan bagian yang diisi oleh Peserta Didik.

b. Pengisian Buku Catatan Kesehatan


Buku Catatan Kesehatan merupakan instrumen untuk mencatatkan
hasil penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala serta pelayanan
kesehatan lainnya yang dilaksanakan di sekolah (imunisasi, pemberian
obat cacing, pemberian tablet tambah darah, dll).
 Peserta didik mengisi kolom identitas diri (bagi peserta didik <10
tahun pengisian kolom identitas dilakukan oleh orangtua/wali)
 Peserta didik mengisi riwayat kesehatan diri, riwayat imunisasi dan
keluarga (bagi peserta didik <10 tahun pengisian kolom identitas
dilakukan oleh orangtua/wali) dengan memberikan checklist dan
keterangan pada kolom yang sesuai.
27

 Bagian gaya hidup dan kesehatan reproduksi diisi oleh tenaga


kesehatan berdasarkan isian kuesioner peserta didik dan analisa (cara
analisa tercantum dalam Buku Petunjuk Teknis Penjaringan Kesehatan
dan Pemeriksaan Berkala). Tenaga kesehatan memberikan checklist
pada kolom yang sesuai.

 Bagian kesehatan mental dan emosional diisi oleh guru berdasarkan


isian kuesioner peserta didik dan analisa (cara analisa tercantum dalam
Buku Petunjuk Teknis Penjaringan Kesehatan dan Pemeriksaan
Berkala). Tenaga kesehatan perlu mengorientasi guru/wali kelas
mengenai cara penilaian/analisa hasil kesehatan mental dan emosional.
Guru memberikan checklist pada kolom yang sesuai.

 Bagian kesehatan intelegensia diisi oleh guru berdasarkan isian


kuesioner peserta didik dan analisa (cara analisa tercantum dalam
Buku Petunjuk Teknis Penjaringan Kesehatan dan Pemeriksaan
Berkala). Tenaga kesehatan perlu mengorientasi guru/wali kelas
mengenai cara penilaian/analisa hasil kesehatan intelegensia. Guru
memberikan checklist pada kolom yang sesuai.
28

 Bagian kesehatan mental dan emosional diisi oleh tenaga kesehatan


pemeriksaan/pengukuran langsung pada saat penjaringan
kesehatan/pemeriksaan berkala. Tenaga Kesehatan memberikan
checklist pada kolom yang sesuai.
 Pengisian status gizi sebagai berikut : Bagian kesehatan pengukuran
TB dan BB diisi oleh guru sesuai hasil pengukuran TB dan BB di
sekolah

Bagian penentuan IMT dan TB/U diisi oleh guru berdasarkan hasil
analisa TB dan BB peserta didik (cara analisa tercantum dalam Buku
Petunjuk Teknis Penjaringan Kesehatan dan Pemeriksaan Berkala).
Tenaga kesehatan perlu mengorientasi guru/wali kelas mengenai cara
penilaian/analisa status gizi. Guru memberikan checklist dan
keterangan pada kolom yang sesuai. Bagian tanda klinis anemia diisi
oleh tenaga kesehatan berdasarkan pemeriksaan fisik pada peserta
didik. Tenaga Kesehatan memberikan checklist pada kolom yang
sesuai.

 Pengisian pemeriksaan kebersihan diri sebagai berikut : - Bagian


kesehatan pemeriksaan kebersihan rambut dan kuku diisi oleh guru
sesuai hasil pemeriksaan di sekolah - Bagian kesehatan pemeriksaan
kebersihan diri lainnya diisi oleh tenaga kesehatan sesuai hasil
pemeriksaan di sekolah - Tenaga Kesehatan dan guru memberikan
checklist pada kolom yang sesuai.
29

 Bagian pemeriksaan kesehatan penglihatan diisi oleh tenaga kesehatan


berdasarkan pemeriksaan langsung pada saat penjaringan
kesehatan/pemeriksaan berkala. Tenaga Kesehatan memberikan
checklist pada kolom yang sesuai.

 Bagian pemeriksaan kesehatan pendengaran diisi oleh tenaga


kesehatan berdasarkan pemeriksaan langsung pada saat penjaringan
kesehatan/pemeriksaan berkala. Tenaga Kesehatan memberikan
checklist pada kolom yang sesuai.

 Bagian pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut diisi oleh tenaga


kesehatan berdasarkan pemeriksaan langsung pada saat penjaringan
kesehatan/pemeriksaan berkala. Tenaga Kesehatan memberikan
checklist pada kolom yang sesuai.

 Bagian pemeriksaan kebugaran diisi oleh guru berdasarkan isian


kuesioner peserta didik dan analisa (cara analisa tercantum dalam
Buku Petunjuk Teknis Penjaringan Kesehatan dan Pemeriksaan
Berkala). Tenaga kesehatan perlu mengorientasi guru/wali kelas
mengenai cara penilaian/analisa hasil kebugaran. Guru memberikan
checklist pada kolom yang sesuai.
30

 Bagian kesimpulan diisi oleh tenaga kesehatan, berisi penilaian


kesehatan peserta didik secara garis besar.
 Bagian Rujukan diisi oleh tenaga kesehatan apabila terdapat kolom
warna merah yang dichecklist / peserta didik memerlukan pemeriksaan
kesehatan lanjutan di Puskesmas atau pengobatan.
 Bagian tindak lanjut diisi oleh tenaga kesehatan berisi pesan-pesan
terhadap guru dan orang tua untuk meningkatkan kesehatan anak
berdasarkan hasil penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala
Tenaga kesehatan membubuhkan tandatangan pada baris mengetahui.

 Guru/Wali Kelas membubuhkan tandatangan pada baris mengetahui


dan menyampaikan buku rapor kesehatanku tersebut pada orang
tua/wali.
 Guru/Wali melaksanakan saran tindak lanjut yang tercantum dalam
buku catatan kesehatan dan membubuhkan tanda tangan.
 Orang tua melaksanakan saran tindak lanjut yang tercantum dalam
buku catatan kesehatan dan membubuhkan tanda tangan.
 Orang Tua dan Guru/Wali membubuhkan tanda tangan apabila telah
mendampingi peserta didik ke Puskesmas (apabila kesimpulan dirujuk)
Untuk menilai pemanfaatan buku rapor kesehatanku, Dinas Kesehatan
Kab/Kota atau puskesmas dan penanggung jawab kesehatan lainnya dapat
melakukan survey cepat di wilayah kerjanya terhadap sedikitnya 20%
peserta didik. Indikator yang digunakan adalah kelengkapan pengisian
Rapor Kesehatanku dan peningkatan pengetahuan peserta didik.
3) Pengetahuan peserta didik
31

Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa keingintahuan melalui proses


sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu.
Pengetahuan merupakan domain yang penting dalam terbentuknya
perilaku terbuka atau open behavior (Donsu, 2017).Pengetahuan atau
knowledge adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang
terhadap suatu objekmelalui pancaindra yang dimilikinya. Panca indra
manusia guna penginderaan terhadap objek yakni penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan perabaan. Pada waktu penginderaan
untuk menghasilkan pengetahuan tersebut dipengaruhi oleh intensitas
perhatiandan persepsi terhadap objek. Pengetahuan seseorang sebagian
besar diperoleh melalui indra pendengaran dan indra penglihatan
(Notoatmodjo, 2014).
Pengetahuan peserta didik terkait buku Rapor Kesehatanku
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah peran serta
orangtua/wali. Pengetahuan peserta didik diukur dengan menggunakan
kuisioner yang berisi tentang perilaku hidup bersih dan sehat, kesehatan
gigi dan mulut, gizi seimbang, kesehatan mata, kesehatan telinga,
pencegahan penyakit menular dan tidak menular, kesehatan reproduksi,
imunisasi, pencegahan kekerasan, kesehatan jiwa dan pencegahan
kecelakaan.
Menurut Nursalam (2016) pengetahuan seseorang dapat
diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kuantitatif, yaitu:
 Pengetahuan Baik : 76 % - 100 %
 Pengetahuan Cukup : 56 % - 75 %
 Pengetahuan Kurang : < 56 %
4) Pemantauan status gizi
Pemantauan Status Gizi ini memberikan informasi tentang status gizi
secara berkesinambungan, yang diharapkan dapat dipergunakan dalam
penentuan arah kebijakan perbaikan gizi masyarakat agar lebih efektif,
efisien dan tepat sasaran. Sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap
tercapainya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Pelaksanaan PSG
32

bertujuan untuk mengawal upaya perbaikan gizi masyarakat agar lebih


efektif dan efisien, melalui monitoring perubahan status gizi maupun
kinerja program dari waktu ke waktu, sehingga dapat dengan tepat
menetapkan upaya tindakan, perubahan formulasi kebijakan dan
perencanaan program (Kemenkes, 2016).
Status gizi merupakan suatu keadaan kesehatan yang berkaitan dengan
asupan zat gizi dan ditunjukkan dengan indikator antropometri.
Kategori/klasifikasi status gizi berikut ini (Aritonang, 2013). Penilaian
status gizi berdasarkan antropometri dapat diukur menggunakan parameter
tunggal seperti umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas,
lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul dan tebal lemak di bawah
kulit.
Tabel 1. Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak
Indeks Katgori Status Gizi Ambang Batas/ Zscore
IMT/U sangat kurus <-3SD
anak usia 5-18 tahun kurus -3SD hingga <-2SD
normal -2SD hingga 1SD
gemuk >1SD hingga 2SD
obesitas >2SD

Pada umumnya, penilaian status gizi menggunakan parameter


gabungan seperti: Berat Badan menurut Umur (BB/U), Tinggi
Badan menurut Umur (TB/U), Berat badan menurut Tinggi
Badan (BB/TB) dan Indeks Massa Tubuh menurut
Umur(IMT/U).
Tabel 2. Tabel Berat dan Tinggi Badan Ideal Anak Usia 6 – 12 Tahun
Laki-laki Perempuan
Usia
Berat Tinggi Badan Berat Badan Tinggi Badan
Badan (kg) (cm) (kg) (cm)
6 tahun 21 116 20 115
7 tahun 23 122 23 122
8 tahun 26 128 26 128
9 tahun 29 134 29 133
10 tahun 32 139 33 138
11 tahun 36 144 37 144
12 tahun 41 149 42 152
Sumber: Kemenkes, 2016.
33

Penilaian status gizi untuk umur 5-18 tahun menggunakan


parameter IMT/U (Istiany dkk, 2013).

IMT = BB(kg)/TB2 (m2)


IMT atau sering juga disebut indeks Quatelet pertama kali ditemukan
olehZseorang
score = ahli
Nilaimatematika Lambert Adolphe
Individu Subyek-Nilai MedianJacques
SimpangQuatelet adalah
Baku Rujukan
Nilai Simpang Baku Rujukan
alat pengukuran komposisi tubuh yang paling umum dan sering
digunakan. Beberapa studi telah mengungkapkan bahwa IMT adalah alat
pengukuran yang berguna untuk mengukur obesitas, dan telah
direkomendasikan untuk evaluasi klinik pada obesitas anak (Daniels et al,
1997). IMT adalah cara termudah untuk memperkirakan obesitas serta
berkolerasi tinggi dengan massa lemak tubuh, selain itu juga penting untuk
mengidentifikasi pasien obesitas yang mempunyai risiko komplikasi medis
(Pudjiadi et al, 2010). Ada dua klasifikasi yang digunakan untuk
mengintrepertasikan IMT pada anak dan remaja. Metode pertama
digunakan oleh the International Obesity Task Force, bekerjasama dengan
the Global Prevention Alliance berfokus pada pencegahan obesitas pada
anak, menggunakan pengukuran IMT seperti yang digunakan untuk orang
dewasa dengan tiga kategori:

Tabel 3. Klasifikasi IMT berdasarkan The International Obesity Task Force


Status Gizi Indeks Massa Tubuh (IMT)
Neither overweight nor obese IMT < 25
Overweight IMT ≥ 25 to < 30
Obese IMT ≥ 30

Metode kedua dikembangkan oleh The Centers for Disease Control


and Prevention (CDC) di Amerika Serikat, mengklasifikasikan IMT
berdasarkan perbedaan lemak tubuh pada perempuan dan laki-laki serta
perbedaa lemak tubuh berdasarkan usia. Dengan kata lain, kuantitas lemak
dibedakan berdasar jenis kelamin dan usia. Interpretasi IMT menggunakan
empat kategori:
Tabel 4. Klasifikasi IMT berdasarkan CDC
34

Status Gizi Indeks Massa Tubuh (IMT)


Underweight IMTpersentil < 5
Normal IMT persentil ke 5 - <85
Overweight IMT persentil ke 85 - <95
Obese IMT persentil ke-95

.
B. Kerangka Teori Program UKS

Pendidikan Kesehatan Pelayanan Kesehatan Pembinaan Lingkungan


Sekolah Sehat

Literisasi Kesehatan Penjaringan Kesehatan

Rapor Kesehatanku

Buku Informasi Buku Catatan


Kesehatan Kesehatan

Implementasi Rapor Kesehatanku

Input: Proses:
Output:
1. Kebijakan tentang 1. Pelaksanaan Buku
Rapor 1. Kepemilikan buku
Rapor Kesehatanku.
Kesehatanku Rapor Kesehatanku
2. Sumber Daya 2. Faktor Penghambat 2. Pemanfaatan buku
Manusia Implementasi. Rapor Kesehatanku
3. Sumber Dana 3. Pengetahuan peserta
3. Upaya Mengatasi didik terkait buku
untuk pengadaan
Rapor Hambatan. Rapor Kesehatanku.
Kesehatanku 4. Pemantauan status gizi.
4. Sarana Pra Sarana
Sekolah Sehat.

Gambar 1. Kerangka Teori


Sumber: Modifikasi dari Buku Petunjuk UKS dan Rapor Kesehatanku
35

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Implementasi Rapor Kesehatanku

Output:
Kepemilikan buku Rapor
Kesehatanku.
Input: Proses: Pemanfaatan buku Rapor
Kebijakan tentang Pelaksanaan Buku Rapor Kesehatanku.
Rapor Kesehatanku. Kesehatanku. Pengetahuan peserta didik
Sumber Daya Faktor penghambat terkait buku Rapor
Manusia. Implementasi. Kesehatanku.
Sumber Dana untuk Upaya mengatasi Pemantauan status gizi
pengadaan Rapor hambatan. peserta didik selama 1
Kesehatanku. tahun (dari 2018 hingga
Sarana Pra Sarana 2019).
Sekolah Sehat.

Gambar 2. Kerangka Konsep


39

B. Definisi Operasional
NO. VARIABEL DEFINISI SKALA
CARA UKUR ALAT UKUR HASIL UKUR
OPERASIONAL UKUR
INPUT
1. Kebijakan Kebijakan yang Wawancara Petugas Kuisioner Deskriptif
mengatur tentang Puskesmas dan Kualitatif
implementasi Kepala Sekolah
program, tujuan, -
Standar Operasional
Prosedur (SOP) serta
ruang lingkup.
2. Sumber Setiap orang yang Wawancara Petugas Kuisioner Deskriptif
Daya terlibat dalam Puskesmas dan Kualitatif
Manusia pelaksanaan program Kepala Sekolah -
UKS melalui buku
rapor kesehatanku
3. Sumber Dana yang diperoleh Wawancara Petugas Kuisioner Deskriptif
Dana untuk pengadaan Puskesmas dan Kualitatif -
rapor kesehatanku Kepala Sekolah
3. Sarana dan Alat yang mendukung Wawancara Petugas Kuisioner Deskriptif
Prasarana implementasi program Puskesmas dan Kualitatif
-
UKS melalui rapor Kepala Sekolah
kesehatanku
PROSES
1. Pelaksanaan Terdiri dari tahapan Wawancara Petugas Kuisioner Deskriptif -
Program Implementasi Puskesmas, Kepala Kualitatif
UKS melalui program, komunikasi, Sekolah dan Guru
buku Rapor sumber (staf
40

Kesehatanku pelaksana), tingkah


laku pelaksana dan
struktur organisasi
dalam pelaksaan
program.
2. Faktor Hambatan yang Wawancara Kepala Kuisioner Deskriptif -
Penghambat dirasakan saat Sekolah Kualitatif
Implementas pelaksanaan program
i
3. Upaya Upaya yang dilakukan Wawancara Kepala Kuisioner Deskriptif -
mengatasi untuk mnegatasi Sekolah Kualitatif
hambatan hambatan
OUTPUT
1. Kepemilikan Peserta didik yang Observasi Melihat data anak Terdiri dari 2 kategori, Ordinal
buku rapor memiliki buku Rapor yang memiliki yaitu:
kesehatanku Kesehatanku buku rapor 1. Memiliki buku jika
kesehatanku peserta didik memiliki
buku rapor
kesehatanku.
2. Tidak memiliki buku
jika peserta didik tidak
memiliki buku rapor
kesehatanku.
2 Pemanfaatan Buku Rapor Observasi Melihat buku Terdiri dari 3 kategori, Ordinal
buku rapor Kesehatanku yang rapor kesehatanku yaitu:
kesehatanku sudah terisi buku 1. Buku terisi >50%
seri catatan Rapor Kesehatanku 2. Buku terisi <50%
kesehatan seri catatan kesehatan 3. Tidak Memiliki Buku
41

terisi dengan di ceklis


3 Pemanfaatan Buku Rapor Observasi Melihat buku Terdiri dari 4 kategori, Ordinal
buku rapor Kesehatanku yang rapor kesehatanku yaitu:
kesehatanku sudah terisi, untuk 1. Ada paraf lengkap
seri buku Rapor 2. Ada paraf tapi tidak
informasi Kesehatanku seri lengkap
kesehatan Informasi buku sudah 3. Tidak ada paraf sama
di paraf. sekali
4. Tidak Memiliki Buku
4 Pengetahuan Pengetahuan Kuisioner terdiri dari Kuisioner Pengetahuan akan dibagi Ordinal
Peserta informasi kesehatan 16 pertanyaan. dalam 3 kategori, yaitu:
Didik peserta didik melalui 1. Skor 1 jika 1. Sangat baik, jika
buku Rapor jawaban benar. persentase jawaban 76%-
Kesehatanku yang 2. Skor 0 jika 100%
meliputi kebersihan jawaban salah 2. Baik, jika persentase
diri, kebersihan jawaban 56%-75%
lingkungan, kesehatan 3. Cukup, jika persentase
gigi dan mulut, gizi jawaban <56%
seimbang, olahraga
dan aktivitas fisik, sumber : Arikunto, 2010
kesehatan mata,
kesehatan telinga,
imunisasi, kesehatan
reproduksi, kesehatan
jiwa serta bahaya
merokok, minuman
keras dan narkoba
5. Pemantauan Menilai Berat Badan: Megukur TB dan Terdiri dari 4 kategori, Ordinal
42

Status Gizi perkembangan status Timbangan Digital BB kemudian yaitu:


gizi berdasarkan dengan kapasitas 136 dihitung menurut 1. Kurus -3SD hingga <-
indeks IMT/U (data kg dan tingkat z-score 2SD
BB dan TB tahun keakuratan 0,1 kg 2. Normal >-2SD hingga
2018 serta BB dan TB Tinggi Badan: <1SD
2019) dalam kurun 1 Microtoise dengan 3. Gemuk >1SD
tahun. kapasitas 200 cm dan 4. Tidak diukur
keakuratan 0,1 cm
43

BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode campuran tidak berimbang
(concurrent embedded design). Menurut Sugiyono (2011), metode campuran tidak
berimbang adalah metode yang mengkombinasikan penggunaan metode penelitian
kualitatif dan kuantitatif secara bersama-sama. Pada metode ini terdapat metode
primer dan metode sekunder. Metode primer digunakan untuk memperoleh data
yang utama, sedangkan metode sekunder digunakan untuk memperoleh data guna
mendukung data yang diperoleh dari data primer.
Alasan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif adalah
sebagai sarana penyeimbang, data kuantitatif (kuisioner) yang diperoleh
digunakan sebagai penyeimbang data kualitatif (pengamatan dan wawancara
mendalam). Peneliti berharap agar data yang diperoleh dari masing-masing
metode, baik kualitatif maupun kuantitatif akan saling melengkapi satu sama lain
sehingga dapat memperoleh hasil analisis mengenai implementasi program UKS
melalui rapor kesehatanku pada Sekolah Dasar di Kecamatan Kramatwatu
Kabupaten Serang tahun 2019.

B. Lokasi dan Waktu


Penelitian ini dilakukan pada Sekolah Dasar di wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Kramatwatu, pada bulan Desember 2019.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi pada penelitian kuantitatif adalah peserta didik kelas 2 SD,
sedangkan populasi penelitian kualitatif adalah guru, Kepala Sekolah di 32
Sekolah Dasar (negeri dan swasta yang sederajat) yang menggunakan
rapor kesehatanku dan penanggungjawab program UKS di Puskesmas
Kramatwatu.

59
44

2. Sampel
Subjek dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang terlibat dan
mengetahui informasi yang dibutuhkan dalam penelitian tentang program
UKS melalui Rapor Kesehatanku di sekolah dasar di Kecamatan
Kramatwatu, Kabupaten Serang.
Sampel kualitatif dalam penelitian ini adalah guru 6 orang, Kepala
Sekolah 6 orang dan penanggungjawab program UKS di Puskesmas
Kramatwatu 1 orang. Sedangkan sampel kuantitatif adalah responden yang
terdiri dari peserta didik kelas 2 dari 6 sekolah yang berjumlah 577 orang.

Tabel 5. Daftar Sekolah yang Menjalankan Program UKS melalui Rapor


Kesehatanku

No Nama Sekolah Jumlah Peserta Didik


1 SDN Kramatwatu 1 129
2 SDN Kramatwatu 2 154
3 SDN Pejaten 1 66
4 SDN Pelamunan 52
5 SDN Harjatani 94
6 SDN Serdang 2 80
TOTAL 577

Sampel diambil dengan teknik total sampling. Kriteria inklusi dan


ekslusi dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi kualitatif pada penelitian ini adalah penanggungjawab
program di Puskesmas, Kepala Sekolah dan gur yang bersedia
menjadi informan. Sedangkan kriteria inklusi kuantitatif pada
penelitian ini adalah peserta didik kelas 2 SD yang memiliki buku
Rapor Kesehatanku dan bersedia menjadi responden. Karena buku
Rapor Kesehatanku mulai dilaksanakan pada tahun 2018 kepada
peserta didik kelas 1 SD, implementasi program UKS melalui buku
Rapor Kesehatanku akan terlihat setelah 1 tahun berjalan yaitu pada
saat peserta didik kelas 2 SD tahun 2019.
45

b. Kriteria ekslusi
1) Tidak hadir pada saat penelitian berlangsung (alpa/sakit).
2) Tidak bersedia menjadi informan atau responden dalam penelitian
ini.

D. Metode Pengumpulan Data


1. Pengumpulan data
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebegai berikut:
a. Observasi (Pengamatan)
Observasi merupakan instrumen yang digunakan untuk melakukan
pengamatan langsung tentang fenomena-fonomena yang ada kaitannya
dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, dalam
observasi ini peneliti akan melihat sejauh mana program UKS melalui
buku Rapor Kesehatanku yang sudah berjalan pada Sekolah Dasar di
Kecamatan Kramatwatu Kabupaten Serang, seperti kebijakan yang
mendukung implementasi program, sumber daya manusia yang
melaksanakan program, sumber dana terkait implementasi program,
sarana dan prasarana yang menunjang implementasi program, jumlah
buku yang didapatkan di tiap sekolah serta jumlah peserta didik yang
telah mendapatkan buku.
b. Wawancara
Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan
secara langsung kepada informan, dan jawaban-jawaban informan
dicatat atau direkam dengan alat perekam. Anggapan yang perlu
dipegang oleh penulis dalam menggunakan metode wawancara adalah
sebagai berikut:
 Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada penulis adalah
benar dan dapat dipercaya.
46

 Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang


diajukan penulis kepadanya adalah sama dengan apa yang
dimaksudkan penulis.
Wawancara dimaksudkan untuk memperoleh suatu data berupa
kebijakan, SDM, sumber dana, sarana dan pra sarana, implementasi
pogram UKS melalui buku Rapor Kesehatanku, hambatan dalam
implementasi, serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan,
selanjutnya penulis dapat menjabarkan lebih luas informasi tersebut
melalui pengolahan data secara komprehensif. Informan yang akan
diwawancarai sebanyak 13 (tiga belas) orang yang masing-masing
terdiri dari satu (1) orang petugas Puskesmas Pemegang Program UKS
Kecamatan Kramatwatu, enam (6) orang Kepala Sekolah SD di
Kecamatan Kramatwatu dan enam (6) orang guru.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu langkah mengumpulkan data-data yang
dibutuhkan, baik data-data tertulis, gambar, suara maupun gambar dan
suara. Dokumentasi ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang
telah ada seperti data penjaringan kesehatan pada tahun 2018, jumlah
peserta didik yang memiliki buku Rapor Kesehatanku, serta data yang
terisi pada buku Rapor Kesehatanku (paraf, ceklis dan data tinggi badan
serta berat badan peserta didik).
2. Sumber data dalam penelitian ini yaitu:
a. Sumber Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung oleh penulis
dilapangan, cara mengumpulkan data primer yaitu dengan melakukan
wawancara, observasi dan hasil wawancara oleh informan yang telah
penulis tetapkan. Adapun informan yang penulis tetapkan sebagai
sumber data primer yaitu Petugas Puskesmas Kecamatan Kramatwatu
sebanyak 1 (satu) orang, Kepala Sekolah Kecamatan Kramatwatu
sebanyak 6 (enam) orang, guru UKS Kecamatan Kramatwatu
sebanyak 6 (enam) orang dan Peserta didik di 6 sekolah dasar yang ada
47

di Kecamatan Kramatwatu sebanyak 5 (lima ratus tujuh puluh tujuh)


orang.
1) Informan kunci, yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki
berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.
Informan kunci dalam penelitian ini adalah petugas Puskesmas
(Penanggungjawab program UKS) dan Kepala Sekolah
2) Informan utama, mereka yang terlibat langsung dalam interaksi
sosial yang diteliti. Informan utama dalam penelitian ini yaitu:
Bapak/Ibu guru.
3) Peserta didik sebagai responden.
b. Sumber Data Sekunder yaitu data yang dikumpulkan untuk
melengkapi data primer yang diperoleh dari dokumentasi atau studi
kepustakaan yang terkait dalam permasalahan yang diteliti, yaitu
bersumber dari dokumen yang terkait dengan Program UKS melalui
buku rapor kesehatanku di Kecamatan Kramatwatu Kabupaten Serang.
3. Tenaga Pengumpul Data
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri dengan dibantu oleh 1
orang enumerator. Enumerator dalam penelitian ini adalah mahasiswi
Keperawatan Semester 1. Enumerator harus dilatih terlebih dahulu untuk
memperoleh kesamaan persepsi dan pandangan terhadap kuisioner dan
pengukuran antropometri, karena enumerator bukan berasal dari Peminatan
Gizi Kesehatan Masyarakat. Wawancara kepada informan dilakukan oleh
peneliti sendiri, sedangkan untuk penyebaran kuisioner dan pengukuran
antropometri peneliti dibantu oleh enumerator.

E. Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuisioner
kualitatif dan kuantitatif. Berikut adalah kisi-kisi kuisioner kualitatif:
48

Tabel 6. Kisi-kisi kuisioner kualitatif

Implementas Variabel Pertanyaan Informan


i
Input Kebijakan 1. Apa dasar hukum dalam Penanggungjawab
pelaksanaan program UKS UKS.
melalui buku Rapor
kesehatanku?
2. Apa tujuan dari Program UKS
melalui Rapor Kesehatanku?
3. Apa standar (SOP) dalam
pelaksanaan Program UKS
melalui buku Rapor
Kesehatanku?
4. Siapa saja sasaran dalam
pelaksanaan dan kegiatan
Program UKS melalui buku
Rapor Kesehatanku?
5. Apa saja yang menjadi ruang
lingkup pelaksanaan kegiatan
Program UKS melalui buku
Rapor Kesehatanku?
Sumber 1. Siapa saja yang telibat dalam - Penanggungjawab
Daya pelaksanaan Program UKS UKS (1)
Manusia melalui buku Rapor - Kepala Sekolah
Kesehatanku? (2,3,4)
2. Bagaimana sumber daya manusia
dalam pelaksanaan program UKS
melalui buku rapor kesehatanku
di Sekolah ”X”?
3. Bagaimana struktur organisasi
program UKS di Sekolah “X”?
4. Bagaimana pembagian tugas dan
wewenang dalam pelaksanaan
program program UKS melalui
buku rapor kesehatanku di
Sekolah “X”?
Sumber 1. Bagaimana sumber daya dari segi - Penanggungjawab
Dana anggaran dalam pelaksanaan UKS (1)
program UKS melalui buku rapor - Kepala Sekolah
kesehatanku? (2)
2. Bagaimana sumber daya dari segi
anggaran dalam pelaksanaan
program UKS melalui buku rapor
kesehatanku?
Sarana dan Bagaimana fasilitas yang ada dalam Kepala Sekolah
Prasarana mendukung pelaksanaan program
49

UKS melalui buku rapor


kesehatanku?
Proses Pelaksanaan 1. Bagaimana tahapan dalam - Penanggungjawab
Program implementasi Program UKS UKS (1)
melalui buku Rapor - Kepala Sekolah
Kesehatanku? (2,3,4)
2. Bagaimana respon Bapak/Ibu - Guru
guru UKS dengan adanya (5,6,7,8,9,10,11)
program UKS melalui buku rapor
kesehatanku di Sekolah “X”?
3. Apakah ada pelatihan yang
dilakukan kepada petugas
UKS demi keberhasilan
program UKS melalui buku
rapor kesehatanku?
4. Bagaimana komunikasi dan
koordinasi yang terjalin
terkait dengan implementasi
program UKS melalui buku
rapor kesehatanku?
5. Bagaimana respon
Bapak/Ibu terhadap adanya
program UKS melalui buku
rapor kesehatanku di Sekolah
“X”?
6. Bagaimana bentuk sosialisasi
yang diberikan pihak petugas
UKS kepada Bapak/Ibu
guru?
7. Bentuk kegiatan apa saja
yang dilakukan dalam
penerapan implementasi
program UKS melalui buku
rapor kesehatanku di Sekolah
“X”?
8. Apakah koordinasi yang
dilakukan petugas dengan
peserta didik berjalan dengan
baik?
9. Apakah menurut Bapak/Ibu
program UKS melalui buku
rapor kesehatanku sudah
berjalan dengan baik?
10. Apakah menurut Bapak/Ibu
petugas UKS merupakan
orang yang berkompeten dan
dan sangat memahami
50

program tersebut sehingga


mampu melaksanakan
program dengan baik?
11. Apa manfaat yang dirasakan
dengan adanya program
UKS melalui buku rapor
kesehatanku di Sekolah “X”?
Hambatan Hambatan apa saja yang dihadapi Kepala Sekolah
dalam pelaksanaan program UKS
melalui buku rapor kesehatanku
untuk Sekolah “X”?

Upaya Apakah ada upaya yang ditempuh Kepala Sekolah


Terobosan untuk mengatasi hambatan tersebut?

Kuisioner tingkat pengetahuan ini digunakan pada penelitian kuantitatif


untuk mengetahui seberapa besar pengaruh buku rapor kesehatanku seri informasi
kesehatan pada peserta didik kelas 2 SD. Terdapat 16 butir pertanyaan untuk
mengetahui tingkat pengetahuan peserta didik. Instrumen penelitian ini
menggunakan daftar pertanyaan yang berbentuk pilihan ganda, responden diminta
untuk memilih salah satu jawaban yang menurut responden benar dengan cara di
silang (X). Rumus yang digunakan untuk mengukur presentase dari jawaban yang
di dapat dari kuisioner menurut Arikunto (2013), yaitu

jumlah nilai
Presentase = benar X 100 %
jumlah soal

Arikunto (2010) membuat kategori tingkat pengetahuan seseorang menjadi


tiga tingkatan yang didasarkan pada nilai presentase yaitu sebagai berikut:
c. Tingkat pengetahuan Sangat Baik jika nilai ≥ 76 – 100%.
d. Tingkat pengetahuan Baik jika nilainya 56–75%
e. Tingkat pengetahuan Cukup Baik jika nilainya ≤ 56%
Barometer keberhasilan suatu penelitian tidak terlepas dari instrumen yang
digunakan, karena itu instrumen yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini
meliputi; Wawancara (interview) dengan daftar pertanyaan penelitian yang
telah dipersiapkan, kamera (dokumentasi), alat perekam, pulpen dan buku
51

catatan. Sedangkan instrumen yang digunakan pada penelitian kuantitatif ini


terdiri dari 16 pertanyaan tentang pengetahuan kesehatan pada buku rapor
kesehatanku.
Pengujian validitas reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan
responden sebanyak 20 di luar responden. Uji coba kuesioner dilakukan pada
siswa kelas 2 SD di SDN 2 Cilegon.
Tujuan dari uji coba kuesioner adalah untuk menemukan pernyataan-
pernyataan didalam kuesioner yang sulit dipahami yang dirasakan tidak dapat
mendukung jalannya proses perhitungan dan analisis data dan untuk
mengetahui apakah instrumen penelitan dapat diterapkan pada penelitian
selanjutnya. Dalam pelaksanaannya, uji coba kuesioner ini dilakukan dengan
cara memilih beberapa sampel yang mendekati karakteristik target sampel lalu
menerapkan instrument penelitian pada sampel yang di uji coba tersebut.
Setelah uji coba kuesioner dilakukan, peneliti akan mendapatkan
gambaran kasar penelitian yang sesungguhnya, lalu instrumen yang digunakan
saat uji coba kuesioner tersebut akan diperiksa kembali dan diperbaiki apabila
terdapat kesalahan maupun keganjalan saat diterapkan, supaya ketika
penelitian yang sesunggguhnya dilakukan, instrument yang digunakan sudah
sesuai dengan kondisi dan karakteristik sampel penelitian.
Cara mengukur reliabilitas alat ukur/kuesioner salah satunya dapat
dilakukan dengan menggunakan teknik Tes-tes Ulang, dengan teknik ini
kuesioner yang sama diuji kepada sekelompok responden yang sama sebanyak
dua kali. Dengan waktu antara tes yang pertama dengan yang kedua, sebaiknya
tidak terlalu jauh, tetapi juga tidak terlalu dekat. Waktu antara 15-30 hari
adalah cukup memenuhi persyaratan. Apabila selang waktu terlalu pendek,
kemungkinan responden masih ingat pertanyaan-pertanyaan pada tes yang
pertama. Sedangkan jika selang waktu terlalu lama, kemungkinan pada
responden sudah terjadi perubahan dalam variabel yang akan diukur
(Notoatmodjo, 2010). Instrumen penelitian mencakup kuesioner pengetahuan
peserta didik tentang kesehatan pada buku rapor kesehatanku.
1. Uji Validitas Kuesioner
52

Uji validitas digunakan pada variabel-variabel yang memiliki pertanyaan


yang memungkinkan data bersifat homogen. Pada penelitian ini, uji validitas
dilakukan pada variabel pengetahuan peserta didik tentang kesehatan pada
buku rapor kesehatanku. Uji validitas suatu kuesioner penelitian dilakukan
dengan cara mengetahui korelasi antar skor masing-masing variabel dengan
skor totalnya. Suatu pertanyaan di dalam variabel dikatakan valid apabila
skor tiap pertanyaan tersebut berkorelasi secara signifikan dengan skor
totalnya.
Perhitungan uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r
hitung yang diperoleh dengan nilai r tabel. Nilai r hitung didapat dari hasil
uji validitas dengan menggunakan uji statistik, sedangkan nilai r tabel
diperoleh dengan menggunakan rumus df = n-2.
Tabel 7. Hasil Uji Validitas Pengetahuan Peserta Didik
Item r Hitung r Tabel Ket
Pengetahuan 1 0,480 0,4438 Valid
Pengetahuan 2 0,776 0,4438 Valid
Pengetahuan 3 0,605 0,4438 Valid
Pengetahuan 4 0,589 0,4438 Valid
Pengetahuan 5 0,551 0,4438 Valid
Pengetahuan 6 0,721 0,4438 Valid
Pengetahuan 7 0,623 0,4438 Valid
Pengetahuan 8 0,503 0,4438 Valid
Pengetahuan 10 0,589 0,4438 Valid
Pengetahuan 13 0,619 0,4438 Valid
Pengetahuan 14 0,575 0,4438 Valid
Pengetahuan 16 0,574 0,4438 Valid
Pengetahuan 17 0,456 0,4438 Valid
Pengetahuan 18 0,627 0,4438 Valid
Pengetahuan 19 0,735 0,4438 Valid
Pengetahuan 20 0,720 0,4438 Valid

 Uji Reliabilitas Kuesioner


Uji Reliabilitas adalah suatu pengukuran yang dilakukan untuk
menilai apakah kuesioner yang digunakan bersifat reliabel (handal) untuk
digunakan dalam suatu penelitian. Suatu kuesioner dikatakan reliabel
atau handal jika jawaban ibu balita terhadap pertanyaan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu.
53

Uji reliabilitas dilakukan dengan cara membandingkan nilai


Cronbach’s Alpha pada uji statistik, dimana jika nilai Cronbach’s Alpha
> r tabel maka bersifat reliabel.
Dari hasil uji di atas, di dapatkan nilai Cronbach’s Α (0,914) lebih
besar dibandingkan r tabel (0,4438), maka pertanyaan pengetahuan
peserta didik di atas dinyatakan reliabel. Soal yang tidak valid maka akan
diganti atau diperbaiki dan diujikan kembali sampai soal tersebut valid
sehingga dapat digunakan dalam penelitian. Dari hasil uji di atas, di
dapatkan nilai Cronbach’s Α (0,914) lebih besar dibandingkan r tabel
(0,4438), maka pertanyaan sikap di atas dinyatakan reliabel.

F. Tahap-Tahap Penelitian
Penentuan tahapan kegiatan penelitian serta lamanya waktu yang
dibutuhkan merupakan pedoman yang harus dilakukan selama pelaksanaan
penelitian berlangsung. Hal ini dimaksudkan agar pelaksanaan penelitian
terarah dengan baik dan sesuai dengan prosedur penelitian yang telah
ditetapkan terlebih dahulu. Dalam penelitian ini ada tiga tahapan yang di
tempuh oleh peneliti yaitu:
1) Tahap Persiapan
Pada tahapan persiapan banyak hal yang telah dilakukan oleh peneliti,
mencari permasalahan penelitian dan mencari referensi terkait. Dan
peneliti mencoba mengangkat permasalahan tersebut dengan menentukan
judul penelitian “Implementasi Program UKS melalui Rapor Kesehatanku
pada Sekolah Dasar di Kecamatan Kramatwatu Kabupaten Serang”.
Peneliti mulai memfokuskan pada tema tersebut di atas, peneliti
mengajukan tema tersebut untuk kemudian diseminarkan. Berdasarkan
hasil seminar tersebut banyak masukan-masukan baik dari dosen
pembimbing maupun dosen penguji seminar proposal skripsi berkaitan
dengan judul skripsi peneliti. Dan dari hasil seminar proposal skripsi
tersebut, menyatakan bahwa proposal skripsi layak untuk dilanjutkan
dengan catatan-catatan revisi dari dosen pembimbing dan dosen penguji
54

seminar proposal skripsi. Akhirnya peneliti mulai melakukan konsultasi


dengan dosen pembimbing dan dosen penguji. Setelah mendapatkan
persetujuan akhirnya peneliti mulai melakukan studi pendahuluan di lokasi
objek penelitian. Setelah usulan penelitian dianggap cukup layak, maka
peneliti mengajukan permohonan surat izin dan pembuatan Kode Etik
Penelitian penelitian dari Universitas Prof. Dr. HAMKA.
2) Tahap Pelaksanaan
Peneliti mulai memasuki objek penelitian setelah mendapatkan izin
penelitian. Peneliti mengadakan kegiatan orientasi lapangan antara lain
untuk menyampaikan maksud dan tujuan berdasarkan surat dari
Universitas Prof. Dr. HAMKA. Setelah kegiatan orientasi dianggap cukup,
maka peneliti mulai melakukan penelitian dengan meminta informan
mengisi informed consent sebagai bukti kesediaan menjadi informan
penelitian. Selanjutnya wawancara pertama dilakukan dengan
penanggungjawab UKS di Puskesmas Kramatwatu, kemudian kepala
sekolah dan selanjutnya guru olahraga. Untuk mendapatkan data yang
lengkap dan terpercaya, di samping wawancara mendalam, peneliti juga
melakukan studi dokumentasi. Studi dokumentasi berkaitan dengan
pelaksanaan program UKS melalui Rapor Kesehatanku, hasil dokumentasi
ini kemudian di analisis dan dibuat ringkasan. Setelah itu peneliti
melakukan pengukuran antropometri dan pengisian kuisioner pengetahuan
kepada peserta didik kelas 2 SD dengan dibantu oleh Enumerator.
Kegiatan pengumpulan data baik melalui wawancara mendalam,
observasi, dokumentasi, pengukuran atropometri, serta pengisian kuisioner
kurang lebih dilakukan selama 1 bulan, yaitu mulai selama pengumpulan
data berlangsung, juga dilakukan analisis data, hal ini dilakukan untuk (1)
Mengkaji kembali apakah data-data yang dihasilkan sesuai dengan fokus.
(2) Membuat rencana pengumpulan data berikutnya. (3) Mengembangkan
pertanyaan berikutnya dan (4) Secepat mungkin membuat transkrip
wawancara, lembar pengamatan serta menganalisis dokumen-dokumen
yang telah ditemukan agar tidak mudah lupa.
55

3) Tahap Penyusunan Laporan


Setelah semua data dianalisis, kemudian kegiatan penelitian dilanjutkan
dengan penyusunan laporan penelitian. Laporan tersebut diserahkan
kepada para dosen pembimbing untuk direvisi. Berdasarkan masukan-
masukan dari dosen pembimbing kemudian direvisi kembali oleh peneliti.
Kegiatan ini terus dilakukan oleh peneliti sehingga pembimbing
menyatakan hasil penelitian ini siap untuk diujikan.
Survei Pendahuluan dan Pembuatan Proposal

Seminar Proposal

Mengurus Kode Etik Penelitian

Menentukan sampel berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi

Informed Concent, Memberikan kemudian wawancara Informan dan


telaah dokumen (buku Rapor Kesehatanku) peserta didik kelas 2 SD

Pengukuran antropometri dan pengisian kuisioner


pengetahuan yang dibantu oleh Enumerator

Pengolahan data

Interpretasi hasil penelitian

Gambar 3. Alur Pikir Penelitian

Pengolahan Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif, yaitu dengan mendeskripsikan dan memaknai data dari masing-
masing aspek yang diteliti. Data hasil penelitian ini berupa data kualitatif dan
data kuantitatif . Data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis untuk
menjawab rumusan masalah dan pertanyaan penelitian yang telah dibuat.
Data kualitatif akan dianalisis dengan teknik analisis kualitatif dengan
langkah sebagai berikut:
1. Mengolah dan mempersiapkan data, langkah ini melibatkan
56

transkip wawancara, men-scanning materi, mengetik data


lapangan, memilah dan menyusun data tersebut ke dalam jenis-
jenis yang berbeda tergantung pada sumber informasi.
2. Membaca keseluruhan data, pada tahap ini peneliti membangun
general sense atas informasi yang diperoleh dan merefleksikan
makna secara keseluruhan. Gagasan umum apa yang terkandung
dalam perkataan partisipan? Bagaimana nada gagasan tersebut?
Bagaimana kesan dari kedalaman, kredibilitas, dan penuturan
informasi itu? Peneliti terkadang juga menulis catatan-catatan
khusus atau gagasan-gagasan umum tentang data yang diperoleh.
3. Menganalisis lebih detail dengan meng-coding data, coding
merupakan proses mengolah materi atau informasi menjadi
segmen-segmen tulisan sebelum memakainya.
4. Menerapkan proses coding, proses coding diterapkan untuk
mendeskripsikan setting, orang-orang, kategori-kategori, dan
tema-tema yang akan dianalisis. Deskripsi ini melibatkan usaha
menyampaikan informasi secara detail mengenai orang-orang,
lokasi-lokasi, atau peristiwa-peristiwa dalam setting tertentu.
5. Menunjukkan bagaimana deskripsi dan tema-tema ini akan
disajikan kembali dalam narasi atau laporan kualitatif. Pendekatan
yang paling populer adalah menerapkan pendekatan naratif dalam
menyampaikan hasil analisis (Cresswell, 2013).
Data kuantitatif yang diperoleh selanjutnya akan disajikan dalam bentuk
deskripsi data. Teknik analisis data penelitian ini akan menggunakan bantuan
program SPSS (Statistical Program for Social Science) 17.0 for windows untuk
mengetahui mean, median, modus, standar deviasi, dan range, pada setiap aspek
yang diteliti. Data yang telah dianalisis, selanjutnya dibuat suatu tabel untuk
melihat hasil output pada implementasi program UKS melalui buku RK pada
sekolah dasar di Kecamatan Kramatwatu Kabupaten Serang. Tabel tersebut
memperlihatkan kepemilikan buku RK dengan kategori memiliki buku dan tidak
memiliki buku, serta pemanfaatan buku RK, baik buku catatan kesehatan maupun
57

buku informasi kesehatan. Selain itu, pada data kuantitatif dilihat pengetahuan
peserta didik terhadap informasi kesehatan yang ada pada buku RK. Pengetahuan
peserta didik dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu kurang baik, cukup baik
dan baik.
Selanjutnya untuk melihat keabsahan data digunakan strategi triangulasi
eksploratoris sekuensial, menurut Creswell (2013) dalam strategi triangulasi
eksploratoris sekuensial peneliti mengumpulkan dan mengaalisis data kualitatif,
kemudian mengumpulkan dan menganalisis data kuantitatif. Pada strategi ini,
pencampuran (mixing) terjadi ketika penelitian sampai pada tahap interpretasi dan
pembahasan. Pencampuran dilakukan dengan mengumpulkan data dan kemudian
menganalisis data kualitatif pada tahap awal dan selanjutnya mengumpulkan data
kuantitaif yang dibangun atas hasil data kualitatif. Data kuantitatif digunakan
untuk membantu menafsirkan penemuan-penemuan kualitatif. melebur dua data
penelitian menjadi satu atau dengan mengintegrasikan atau mengkomparasikan
hasil-hasil dari dua data tersebut secara dalam pembahasan. Berikut bagan strategi
triangulasi eksploratoris sekuensial ditunjukan pada Gambar 5.

KUAL KUAN

KUAL KUAL KUAN KUAN Interpretasi


Pengumpulan Analisis Pengumpulan Analisis Keseluruhan
Data Data Data Data Analisa

Gambar 4. Strategi Triangulasi eksploratoris sekuensial (Creswell, 2013)


58

G. Pengecekan Keabsahan Data


Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
suatu yang lain, di luar itu untuk keperluan pengecekan atau suatu pembanding
terhadap data itu. Secara garis besar triangulasi ada 3 yaitu triangulasi sumber,
tehnik, dan waktu.
Triangulasi sumber adalah tehnik untuk menguji kredibilitas data, tehnik ini
dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh dari berbagai sumber.
Gambar 5. Triangulasi Sumber Data

Penanggungjawab
Kepala
Program UKS di
Sekolah
Puskesmas

Guru/Wali
Kelas

Triangulasi tehnik adalah tehnik untuk menguji kredibilitas data yang


dilakukan dengan cara mengecek pada sumber yang sama tetapi dengan tehnik
yang berbeda.
Gambar 6. Triangulasi Tehnik Pengambilan Data

Wawancara Observasi

Kuisioner/
Dokumen

Triangulasi waktu adalah tehnik untuk menguji kredibilitas data yang


dilakukan dengan cara mengumpulkan data pada waktu yang berbeda.
Gambar 7. Triangulasi Waktu Pengumpulan Data

Wawancara Observasi

Kuisioner/
Dokumen
59
60

BAB V
HASIL

A. Gambaran Umum Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimen dengan jenis penelitian
kualitatif dan kuantitatif. Menggunakan desain penelitian metode observasional
dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan pada bulan Desember 2019 –
Januari 2020. Penelitian ini dilaksanakan pada 6 sekolah di wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Kramatwatu. Teknik pengambilan sampel dilakukan
secara total sampling, yang mengambil seluruh sampel dari seluruh populasi yang
memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.
Berdasarkan observasi didapatkan jumlah informan yang bersedia menjadi
responden sebanyak 9 orang, dan jumlah peserta didik yang memiliki buku RK
tahun 2018 sebanyak 72 orang. Dikarenakan penelitian ini menggunakan teknik
total sampling, maka semua peserta didik yang memiliki buku RK diambil
sebagai sampel. Namun, karena adanya beberapa data yang kurang lengkap, dan
ketidakhadiran peserta didik pada saat penelitian, maka sampel yang dapat
diambil sebanyak 57 orang.

B. Input
1. Kebijakan
Berdasarkan hasil wawancara mendalam kepada informan instansi,
ditemukan bahwa ada kebijakan yang mengatur tentang buku RK.
Kebijakan berkaitan dengan buku RK tercantum dalam kebijakan tentang
UKS. Berikut kutipan langsung informan mengenai hal tersebut.
“Disini emang ada SKB kalau hubungannya dengan UKS itu,
berdasarkan SKB (Surat Keputusan Bersama) dari Kemenkes, dari 4
Kementrian (Kementrian Kesehatan, kementrian Agama, Kementrian
Dalam Negeri, kemudian Kementrian Pendidikan.” (YY, Informan
Puskesmas)
61

Tujuan diadakannya program UKS melalui buku RK adalah untuk


memantau kesehatan anak, sebagaimana kutipan pernyataan informan
berikut ini.
“Ya itu, untuk apa ya, untuk lebih apa sih, lebih gampang lebih
mudah memantau kesehatan anak, tumbuh kembang anak ya.”(YY,
Informan Puskesmas)
Standar Operasional Prosedur (SOP) yang menjadi acuan pelaksanaan
program terkait buku RK diatur oleh Instasi itu sendiri. Hal tersebut
dinyatakan pada kutipan berikut ini.
“Eeeeh.. saya tuh baca di apa ya.. kanyanya ada yang di apa ya, saya
lupa ya. Saya sih ngga mau asal, takut saya salah ya, tapi saya sih
pernah baca, itu dikembalikan lagi ke kita sesuai dengan kemampuan
kita gitu. Sebenarnya kalau mengacu kesini betul-betul memang
belum ini karena ya itu SDM yang masih kurang, kemudian waktu
juga, kaya SD waktunya kan... butuh waktu lama format yang seperti
ini coba, butuh waktu yang lama.” (YY, Informan Puskesmas)

Selain itu, sasaran dan ruang lingkup pada pelaksanaan program UKS
melalui buku RK adalah anak usia sekolah dan kesehatan terkait anak
usia sekolah yang meliputi penjaringan kesehatan. Berikut kutipan
informan mengenai hal tersebut.
“Sasaran untuk buku rapor ini ya anak usia sekolah, karena kalau
UKS kan kaitannya dengan sekolah. Ruang lingkup kegiatan bukunya
ya, pelayanan kesehatan ya, yang ada dibuku ini aja ya, jadi
pelayanan kesehatan itu ya dari kesehatan, pemeriksaan kesehatan,
pemberian obat cacing, disini ada ya, kemudian imunisasi, kemudan
penyuluhan, terkait yang dibuku rapr ini aja ya.” (YY, Informan
Puskesmas)

2. Sumber Daya Manusia


SDM yang terlibat dalam pelaksanaan buku RK untuk masing-masing
Instansi adalah sebagai berikut.
62

Tabel 8. Sumber Daya Manusia yang Terlibat dalam Pelaksanaan Program


UKS melalui Buku Rapor Kesehatanku

Kelompok Informan SDM yang terlibat


Instansi Kesehatan Dokter, perawat, bidan, kemudian UKS ini
bekerjasama dengan lintas program seperti
PromKes, penyuluhan, kemudian kesehatan
lingkungannya di Kesling, kemudian dengan
gizi pelaksana gizi, yang di sekolah ya guru
UKS, wali kelas, kader kesehatan.
Sekolah Wali kelas, Guru UKS, Kepala Sekolah

3. Sumber Daya Anggaran


Buku didapatkan langsung dari Kemenkes. Namun jumlah buku RK
masih sangat terbatas, sehingga hanya beberapa sekolah yang
mendapatkan buku RK. Berikut kutipan pernyataan informan terkait hal
tersebut.

“Yang tadi itu, yang ada beberapa sekolah yang saya kasih, ngga
semua, karena emang bukunya terbatas, segitu aja ngga berjalan.
Padahal bagus sebetulnya itu mah karena disitu materi-materi
tentang kesehatan, gitu kan.” (YY, Informan Puskesmas)

Tabel 9. Matrix Sumber Anggaran

Kelompok Informan Anggaran


Instansi Kesehatan Buku RK masih sangat terbatas
Dana BOK
Sekolah Tidak ada dana khusus untuk cetak buku
Jika ada buku yang kurang maka pihak
sekolah memfotocopy sendiri menggunakan
dana BOS

Sekolah belum menyediakan dana khusus terkait pelaksanaan program


UKS melalui buku RK, namun jika buku kurang, sekolah memfotocopy
sendiri buku RK menggunakan dana BOS.

“Anggaran khusus untuk buku rapor ngga ada yah, tapi kalau untuk
UKS sendiri ada dari dana BOS.” (ER, Informan SDN Harjatani)
63

“Itu dari Puskesmas kalau kurang, waktu itu kurang kita fotocopy
sendiri, harusnyakan sejumlah anak, cuma pas dibongkar, dihitung
kurang, makanya disuruh fotocopy aja pake dana sekolah (Dana
BOS).” (S, Informan SDN Pelamunan)

4. Sarana dan Prasarana


Untuk menunjang suatu program berjalan dengan baik, dibutuhkan
sarana dan prasarana yang lengkap. Beberapa sekolah memiliki fasilitas
sarana dan prasarana yang belum lengkap, sehingga pelaksanaan program
UKS melalui buku RK kurang berjalan dengan baik. Berikut kutipannya.

“Ruang UKS nya aja bersatu dengan gudang, belum tersendiri,


kadang pake alat-alat kaya drumband, kadang-kadang masih bersatu
sama tempat sholat, ya emang belum apa ya.. belum sesuai dengan
standar ya, dari segi ruangan, masih yang sederhana bangetlah, ada
sih beberapa sekolah .... yang sederhana itu punya pengukur tinggi
badan, berat badan, termometer, malahan tensi meter kayanya belum
punya semua.” (YY, Informan Puskesmas)

Tabel 10. Matrix Sarana dan Prasarana

Kelompok Informan Sarana dan Prasarana


Instansi Kesehatan Sekolah memiliki fasilitas sarana dan
prasarana yang belum lengkap
Sekolah Fasilitas yang tersedia sudah rusak

Selain itu, beberapa fasilitas yang tersedia untuk mendukung


berjalannya program UKS melalui buku RK sudah rusak, seperti yang
diungkapkan beberapa informan ini.
“Fasilitasnya sih kalo dibilang lengkap mah ya belum ya, tapi kalo
kaya kasur gitu ada, timbangan ada ya tapi rusak, terus apa tuh itu..
iya pengukur tinggi badan ya itu ada, obat-obatan ada, tapi kaya
betadine sama obat-obatan biasa aja.” (ER, Informan SDN
Harjatani)

“Kasurnya dari stainless, timbangan ada 4 rusak 3, mau mengajukan


ke puskesmas, mudah-mudahan puskesmas bisa, tinggi badan,
timbangan, kemudian... sukur sukur sampe termometer, tinggal
melengkapi saja.” (A, Informan SDN Kramatwatu 2)

“Kalau hanya sebatas tinggi badan berat badan sih ada, kalau untuk
yang lainnya kayanya ngga, untuk pemeriksaan kesehatan kan kita
64

terbatas, paling memanfaatkannya waktu lagi penjaringan kesehatan


atau pemeriksaan kesehatan.” (S, Informan SDN Pelamunan)

C. Proses
1. Pelaksanaan Program UKS melalui Buku Rapor Kesehatanku
Tahapan implementasi program UKS melalui buku RK dimulai dari
sosialisasi kepada sekolah dan kemudian buku dibagikan kepada sekolah,
setelah itu koordinasi lintas sektor dan lintas program. Hal tersebut
dinyatakan pada kutipan berikut ini.
“Yang harusnya mungkin Implementasi kedepannya ya mulai dari
apa ya sosialisasi gitu? Kita sosialisasikan dulu, kita ke guru,
kemudian implementasinya, ada koordinasi lintas sektor, kalau dulu
mah sering sama Dinkes, tapi sekarang mah sama KORWAS
(Koordinasi Pengawas). Pokoknya cumakan untuk itu ada Instansinya
Dinkes ya sekarang mah KORWAS, kemudian apalagi ya... buku ini
langsung kita ke sekolah ya, kita langsung ke sekolah memberikan itu
langsung disosialisasikan ke sekolah. Koordinasi ngga dengan lintas
sektor aja sih, lintas program dengan UKS dan Dinkes.” (YY,
Informan Puskesmas)

Namun monitoring dan evaluasi pada pelaksanaan program UKS


melalui buku RK belum berjalan, seperti pernyataan informan berikut ini.
“Monitoring evaluasinya belum, hanya sebatas kegiatan UKS aja,
karena saya memang sudah tau belum diisi kan memang ngga diisi,
kemarin paling ngga ada yang diisi.” (YY, Informan Puskesmas)

Selain itu, implementasi program UKS melalui buku RK belum pada


tahap pengisian buku, berikut kutipannya.
“Implementasinya kita belum sempet ke pengisian ini, ya kan?
Belum.” (YY, Informan Puskesmas)
65

Tabel 11. Matrix Implementasi Program


a. Kelompok Informan Implementasi program Kesimpulan
Kepala Sekolah Respon baik
Respon pelaksana Belum bisa merespon
Guru program Baik, karena banyak
manfaat yang dirasakan
Kepala Sekolah Komunikasi kurang baik
sehingga program belum
berjalan dengan baik
Guru Komunikasi dan Baik
Koordinasi Kurang baik karena
petugas UKS belum
berkompeten pada
pelaksanaan program
Puskesmas Sosialisasi dilakukan ke
setiap sekolah
Kepala Sekolah Pelatihan khusus terkait
buku RK belum ada
Bentuk Sosialisasi dan
Guru Sosialisasi yang
Pelatihan
diberikan Puskesmas
disampaikan kepada
guru UKS untuk
pengisian buku RK

Guru Bentuk Kegiatan Kegiatan program UKS


Program melalui buku RK adalah
penjaringan kesehatan,
imunisasi,perkembangan
BB dan TB, namun
belum tercatat didalam
buku RK

Komunikasi
Meskipun implementasi program UKS melalui buku RK belum berjalan
dengan baik, namun sebagian kepala sekolah dan guru merespon dengan baik
adanya program UKS melalui buku RK. Berikut beberapa kutipan pernyataan
informan berikut ini.
66

“Ya responnya mah baik, cuma ya kurang penjelasan dari


Puskesmas, itu juga Puskesmas setelah diberikan ke sekolah ga
ada evaluasi.” (S, Informan SDN Pelamunan)

“Responnya baik sih, tapi bukunya itu belum dibagikan ke murid


karena jumlahnya kurang.” (ER, Informan SDN Harjatani)

Selain respon baik yang diberikan kepala sekolah terhadap


pelaksanaan program, namun ada juga yang belum bisa merespon
terhadap pelaksanaan program tersebut.
“Karena belum di sosialisasikan, ya sementara terutama guru
wali kelas belum tau, jadi belum bisa merespon.” (A, Informan
SDN Kramatwatu 2)

Guru UKS sebagai pelaksana merespon dengan baik adanya


program UKS melalui buku RK karena banyak manfaat yang
dirasakan, berikut beberapa kutipannya.
“Baik sih, sangat baik, disitu kita bisa mengetahui kondisi
anaknya, kesehatan anaknya dan lain sebagainya.” (E, Informan
SDN Pelamunan)

“Bagus sih, jadi kita sedikit tau ya kekurangan dan kelebihan anak
itu, contohnya anak itu kalau ada sakit apa kita udah tau duluan
gitu tuh.” (F, Informan SDN Kramatwatu 1)

“Bagus sih, biar jadi anaknya.. kita biar tau perkembangan anak
seperti apa.” (N, Informan SDN Pejaten 1)

Disini peran komunikasi sangat penting untuk mensinergikan


setiap aktivitas. Komunikasi merupakan proses penyampaian
informasi yang akurat, jelas dan konsisten dan menyeluruh serta
koordinasi antara instansi-instansi yang terkait dalam proses
implementasi.
Komunikasi dan koordinasi yang terjalin terkait implementasi
program UKS melalui buku RK yang dilakukan belum berjalan
dengan baik. Berikut kutipannya.
“Komunikasinya terkait buku... kurang yah. Soalnya kan itu
bukunya cuma dikasihkan dari Puskesmas ke sekolah, terus setelah
itu sudah aja ga ditanya-tanya lagi. Evaluasinya ga ada, ini buku
67

kurang juga ditambah ngga, jadikan kita bingung ya, buat apa
kalo dibagiin begini tanpa ada evaluasinya gitu.” (ER, Informan
SDN Harjatani)

“Belum ada.” (A, Informan SDN Kramatwatu 2)

“Untuk kalo ke orangtua murid sudah punya paguyuban kelas,


idealnya manggil untuk rapat, cuma biasanya kalau rapat pun
orangtua, terbentur waktu juga, jadi informasinya lewat WA grup,
untuk mengisi identitas yang diisi oleh orangtua, kalau
orangtuanya yang antar jemput bisa langsung dikasih tau.” (S,
Informan SDN Pelamuan)

Sedangkan koordinasi yang terjalin antar petugas dan peserta didik


terkait implementasi program juga belum berjalan dengan baik.
Berikut kutipannya.
“Yang kemarin itu agak mandek sih, karena itu ada penjaringan
atau orang Puskesmas kesini tu ya, buku itu hanya diliat aja, terus
kita kan ngisi biodata lain, bukan buku itu yang kita isi (form yg
kita isi), puskesmasnya cuma ngeliat aja ga ada sosialisasi untuk
berikutnya gitu, kelanjutan buku ini buat apa gitu.” (E, Informan
SDN Pelamunan)

Salah satu informan menyatakan bahwa Penanggungjawab UKS


merupakan seseorang yang belum berkompeten, sehingga program
belum berjalan dengan baik.
“Kurang paham klo menurut saya, salnya buku ini dikasihkan ke
kita, nih dikasihkan utk kls 1, terus udh dikasihin aja ini ,ini buat
buku apa, buku rapor kls 1 , buku kes pnjringan, ini diapain, isi aja
biodatanya,udh selanjutnya itu sekali kali aja ditengok.” (E,
Informan SDN Pelamunan)

Selain itu beberapa informan menyatakan bahwa komunikasi dan


koordinasi yang dilakukan sudah cukup baik, berikut kutipannya.
“Baik, karena sebelum mereka terjun kita kasih ini dulu ya, karena
kan kita cara bicara namanya apalagi ke guru belum tentu ucapan
dia diterima, misalnya tolong itu bersihin, tolong ambilin itu
sampah, jadikan bahasanya harus dibenerin harus pake tolongkah,
apa langsung gitu.” (FH, Informan SDN Kramatwatu 2)

“Alhamdulillah, dari yaa jembatannya melalui guru uks jadi ada


info apa-apa melalui guru uks dulu baru ke murid, kan ada WA
68

grup (guru UKS) jadi ada info apapun diberitakan kepada murid.”
(N, Informan SDN Pejaten 1)

b. Pelatihan dan Sosialisasi


Adapun sosialisasi mengenai buku RK yang dilakukan melalui
pelatihan ataupun pertemuan yang diadakan oleh Puskesmas kepada
sekolah-sekolah.
“Jadi saya waktu itu sempet pertemuan guru UKS, kalau ini sih
kita ke setiap sekolah ya, tapi untuk pengisian ini kan kita pake
format yang baru, sesuai yang ada disini (buku RK), sudah saya
fotocopy, saya kasih ke gurunya, dan saya bilang ‘kan ini ada
beberapa informed consent, tekniknya pas pendaftaran murid
baru, tolong lembaran ini yang harus diisi orangtua’ ternyata
sampai Agustus tidak ada yang dijalanin.” (YY, Informan
Puskesmas)

Namun sebagian informan tidak mengetahui pelatihan khusus


terkait buku RK. Hal tersebut diungkapkan pada kutipan berikut ini.

“Kalau pelatihan.... ada sih ada, cuma saya kurang tau materinya
ya, apa juga disitu menyangkut buku rapor kesehatan atau ngga.”
(S, Informan SDN Pelamunan)

“Belum ada, baru sosialisasi anu... cuma kegiatan yang


berhubungan dengan kesehatan aja.” (A, Informan SDN
Kramatwatu 2)

“Pelatihan ada, tapi untuk program ini sendiri saya kurang tau ya,
karena kan yang ikut guru UKS nya langsung, jadi saya kurang tau
apakah membahas tentang buku RK ini atau tidak.” (ER,
Informan SDN Harjatani)

Bentuk sosialisasi yang diberikan Puskesmas disampaikan kepada


guru UKS terkait pengisian buku RK. Namun, ada sekolah yang tidak
mendapat sosialisasi. Berikut kutipannya.

“Sudah, untuk sebenarnya untuk forum-forum pengisiannya sudah


disosialisasikan”. (FH, Informan SDN Kramatwatu 2)

“Kebetulan waktu rapor kesehatanku itu diberikan sama


pembibing UKS, saya cuma menyampaikan ke wali murid, jadi
yang mendapat sosialisasi guru UKS.” (E, Informan SDN
Pelamunan)
69

“Ngga ada sih kita baca sendiri aja, cuma ibu ini buku rapor
gitu.” (N, SDN Pejaten 1)

c. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi pada mplementasi Program UKS melalui Buku
RK melibatkan kepala sekolah, guru, dan wali murid (orangtua peserta
didik)
“Struktur organisasi ada, melibatkan orangtua murid, siswa dan
guru.” (S, Informan SDN Pelamunan)

“Ada, struktur organisasinya ada itu ditempel di UKS, dengan


penanggungjawabnya saya sendiri... maksudnya bu Ning itu
sebagai guru UKSnya.” (ER, Informan SDN Harjatani)

Namun salah satu sekolah belum memiliki struktur organisasi yang


melibatkan Buku Rapor Kesehatanku, berikut kutipan langsung dari
informan tersebut.
“Saya belum masukan rapor kesehatan, programnya sudah, tapi
rapornya belum.” (A, Informan SDN Kramatwatu 2)

d. Bentuk Kegiatan
Kegiatan program UKS melalui buku RK adalah penjaringan
kesehatan, imunisasi, perkembangan BB dan TB, namun belum
tercatat didalam buku RK.
“Bentuk kegiatan itu, kalau ada penjaringan dari Puskesmas, tapi
buku rapor kesehatanku itu punya data sendiri, tapi rapor
kesehatanku itu hanya diliat aja, tadinya dibagikan terus disuruh
ngisi biodatanya, tapi yang untuk bagian faktor kesehatannya ga
usah diisi, jadi orang Puskesmas yang ngis.” (E, Informan SDN
Pelamunan)

Oh paling itu, yang paling sering mah harusnya data itunya, tapi
yang paling terlihat aja sih perkembangan berat badan tinggi
badannya itu. Untuk imunisasi segala belum masuk kesitu ya, tapi
ada datanya setiap Puskesmas itu juga selalu minta data, tapi
belum dimasukkan ke buku itu.” (N, Informan SDN Pejaten 1)
70

2. Faktor Penghambat Implementasi


Diakui oleh beberapa informan, pelaksanaan buku RK tidak lepas dari
hambatan. Hambatan yang terjadi umumnya berasal dari sisi dana dan
sumber daya manusia (SDM). Sumber daya manusia (SDM) dinilai
menjadi masalah utama belum optimalnya implementasi program UKS
melalui buku RK di 6 (enam) sekolah di Kecamatan Kramatwatu
Kabupaten Serang. Beberapa informan mengaku keberatan terkait adanya
buku RK ini, karena menambah beban kerja informan. Berikut kutipan
langsung sebagian informan mengenai hal tersebut.
“Hambatannya kayanya dari waktu guru untuk mengisi, karena guru
banyak administrasi yang harus dikerjakan, ya untuk ngisi masalah
kesehatan kan guru kurang tau mendetail tentang kesehatan anak,
kadang kalau petukas Puskesmas yang datang kesini meriksa itu
hasil formulirnya harusnya emang kita fotocopy ya, itu mah langsung
aja dibawa aja, dia cuma memberikan kertas kosong (formulir
kosong) yang berisi nama-nama, guru kelas yang nulis nama-
namanya, setelah diperiksa itu kan langsung dibawa lagi, jadi kita ga
punya arsipnya. Itu yang hambatan untuk ngisi, memindahkan dari
hasil pemeriksaan petugas ke bukunya.” (S, Informan SDN
Pelamunan)

“Hambatannya banyak hehe... bukunya kurang, jadi belum bisa


dibagiin kan, terus orangnya juga kurangkan, jadi cuma 1 orang, tapi
muridnya banyak. Guru-guru sekarangkan banyak tugasnya, jadi
rapornya yang ini belum ke pegang. Guru yang pegang tadinya ada 2,
tapi yang 1 sudah resign karena PNS.” (ER, Informan SDN
Harjatani)

Terkait dengan dana anggaran, informan mengaku jumlah buku


kurang sehingga perlu anggaran untuk pengadaan buku. Berikut
kutipannya.
“Buku, bukunya belum lengkap jadi belum bisa saya sampaikan,
sosialisasi aja belum, apalagi implementasi, kalau fotocopy resiko
besar, kan ini 50%, siswa ada 120-an sementara bukunya 50-an,
kalau ga salah bukunya ada 2 ya, itu gede (biaya) kalau di copy.” (A,
Informan SDN Kramatwatu 1)

3. Upaya Mengatasi Hambatan


Beberapa upaya untuk mengatasi hambatan diungkapkan oleh
beberapa informan terkait hal yang dapat menunjang program UKS
71

melalui buku RK, diantaranya follow up kembali kepada petugas UKS


terkait pelaksanaan program, menambah SDM untuk membantu
terselenggaranya program serta melibatkan orangtua atau wali murid untuk
pengisian buku RK. Berikut pernyataan informan yang mendukung hal
tersebut.
“Belum ada solusi, ya sukur sukur sekarang sudah datang, ya...
bagaimana caranya cari solusinya, supaya buku ini bisa berjalan,
apakah mau ditambah, ya.. sukur-sukur kalau ditambah, kalau di
fotocopy kayanya berat banget gitu, untuk melengkapi alat aja masih
keteter ini.” (A, Informan SDN Kramatwatu 1)

“Upayanya.. ya paling follow up lagi ke Puskesmas ini bukunya mau


ditambah atau bagaimana, supaya ada evaluasinya juga kedepannya.
Karena sebenernya buku ini bagus, tapi ya karna banyak kendala jadi
belum berjalan dengan baik. Kemudian nanti dari segi SDM coba
dibantu mungkin dengan guru lain, karena kan muridnya juga banyak
ya.” (ER, Informan SDN Harjatani)

“Dari sekolah ya gurunya sendiri yang ini.. kalau apa sih orang isiya
cuma masalah riwayat itu ya bekerjasama dengan orangtua untuk
mengisi datanya.” (S, Informan SDN Pelamunan)

D. Output
1. Kepemilikan Buku
Observasi kepemilikan buku RK dilakukan pada 6 (enam) Sekolah
Dasar di Kecamatan Kramatwatu dengan jumlah peserta didik 577 siswa,
dan diketahui persentase sebagai berikut:
Tabel 12. Kepemilikan Buku Rapor Kesehatanku Tahun 2019

No Hasil Observasi n %
1 Tidak memiliki buku 505 87,5
2 Memiliki buku 72 12,5
Total 577 100,0
Sumber: Data Olahan SPSS, 2020

Hasil analisis pada Tabel 11 memberikan gambaran bahwa dari


sampel yang terambil sebanyak 577 responden, hanyak terdapat 12,5%
peserta didik yang memiliki buku RK 87,5% diantaranya tidak
memilikibuku RK.
72

2. Pemanfaatan buku Rapor Kesehatanku


Observasi buku RK dilakukan baik pada buku catatan kesehatan
maupun buku informasi kesehatan, dan diketahui persentase pemanfaatan
buku tersebut.
Tabel 13. Observasi Pengisian Buku Rapor Kesehatanku “Buku Catatan
Kesehatan” Tahun 2019

No Hasil Observasi n %
1 Buku terisi >50% 8 1,4
2 Buku terisi <50% 64 11,1
3 Tidak memiliki buku 505 87,5
Total 577 100,0

Dari hasil penelitian diungkapkan hanya 1% buku yang pengisiannya


>50% dan ada sekitar 8% yang pengisiannya <46%. Jika dilihat sebaran
pengisian buku catatan berkisar dari 1%-8% atau bisa dikatakan tidak ada
satupun buku yang terisi lengkap.
Tabel 14. Observasi Pengisian Buku Rapor Kesehatanku “Buku Informasi
Kesehatan” Tahun 2019

No Hasil Observasi n %
1 Ada paraf lengkap 4 0,7
2 Ada paraf, tidak lengkap 7 1,2
3 Tidak ada paraf sama sekali 61 10,6
4 Tidak memiliki buku 505 87,5
Total 577 100,0

Tabel 13 menunjukan bahwa sangat sedikit (7,7%) buku yang di paraf


oleh orangtua maupun guru, bahkan 84,6% peserta didik tidak ada paraf
sama sekali.
3. Pengetahuan Peserta Didik
Peserta didik yang memiliki pengetahuan baik mengenai buku RK
sangat sedikit, hanya 8,8% responden. Peserta didik dikatakan memiliki
pengetahuan kurang baik jika menjawab pertanyaan dengan benar <56%,
dikatakan memiliki pengetahuan cukup baik jika menjawab pertanyaan
73

dengan benar 56% - 75%, dan dikatakan memiliki pengetahuan baik jika
menjawab pertanyaaan dengan benar >75%.
Tabel 15. Pengetahuan Peserta Didik mengenai Materi Buku Rapor
Kesehatanku Tahun 2019
Pengetahuan n %
Sangat Baik 5 8,8
Baik 30 52,6
Cukup 22 38,6
Total 57 100,0

Berdasarkan Tabel 14 diketahui dari 577 peserta didik, hanya 57 peserta


didik yang diukur pengetahuan terkait buku RK. Hal ini dikarenakan dari
577 peserta didik, yang memiliki buku hanya 72 orang, namun 15 peserta
didik tidak hadir saat penelitian berlangsung. Sehingga dari 57 peserta
didik yang diukur didapatkan 8,8% peserta didik memiliki pengetahuan
yang sangat baik terkait materi pada buku RK, 52,6% peserta didik
memiliki pengetahuan yang baik dan 38,6% peserta didik memiliki
pengetahuan yang cukup.
4. Pemantauan Status Gizi
Pemantauan status gizi peserta didik dari 2018 hingga 2019 menggunakan
klasifikasi berdasarkan IMT/U yaitu kurus, normal dan gemuk.

Tabel 16. Status Gizi (IMT/U) Menurut Kepemilikan Buku Tahun 2018
Pemantaua Diukur Tidak
No Total
n Status Kurus Normal Gemuk Diukur
Gizi n % n % n % n % n %
1 Berdasarkan
Buku Rapor 6 8,3 41 56,9 9 12,5 16 22,2 72 100,0
Kesehatanku
2 Tidak
Memiliki 10 50
16 3,2 374 74,1 11 2,2 20,6 100,0
Buku Rapor 4 5
Kesehatanku
74

12 57
Total 22 415 20
0 7

Berdasarkan tabel 15 diketahui pada tahun 2018 sebagian besar peserta


didik berada pada kategori normal yaitu 415 orang, 56,9% terlihat melalui
buku RK dan 74,1% terlihat melalui data penjaringan kesehatan. Status
gizi peserta didik berdasarkan IMT/U yang memiliki buku RK berada pada
kategori gemuk sebanyak 9 (12,5%) peserta didik, dan status gizi
berdasarkan IMT/U berada dalam kategori kurus sebanyak 6 (8,3%).
Jumlah tersebut sama seperti peserta didik yang tidak memiliki buku RK.
sedangkan terdapat 120 peserta didik yang tidak diukur.

Tabel 17. Status Gizi (IMT/U) Menurut Kepemilikan Buku 2019


Diukur Tidak
No Pemantauan Total
Kurus Normal Gemuk Diukur
Status Gizi
n % n % n % n % n %
1 Berdasarkan
Buku Rapor 6 8,3 43 59,7 7 9,7 16 22,2 72 100,0
Kesehatanku
2 Tidak
Memiliki
5 1,0 214 59,7 8 9,7 278 55,0 505 100,0
Buku Rapor
Kesehatanku
Total 11 257 15 294 577

Berdasarkan Tabel 16 diketahui pada tahun 2019 dari 72 peserta didik


yang memiliki buku RK, terdapat 8,3% peserta didik yang berada di
kategori kurus, dan 9,7% dikategori gemuk.

Tabel 18. Pemantauan Status Gizi Peserta Didik yang Memiliki buku RK
dan Tidak Memiliki Buku RK
2018 2019
Status Gizi
n % n %
Kurus 22 4,8 11 3,9
Normal 415 90,8 257 90,8
Gemuk 20 4,4 15 5,3
75

Total 457 100,0 283 100,0

Berdasarkan Tabel 17 diketahui total keseluruhan pemantauan status gizi


pada tahun 2018 dan 2019 berbeda, pada tahun 2018 diketahui terdapat
457 peserta didik yang diukur melalui penjaringan kesehatan, sedangkan
pada tahun 2019 diukur melalui pemeriksaan berkala. Hal ini berbeda
dikarenakan pada tahun 2019, peneliti mengukur peserta didik yang ada
pada saat penelitian, sehingga keterbatasan peneliti terletak pada peserta
didik yang masuk pagi dan masuk siang, sehingga pemantauan tidak
berjalan maksimal. Pada tahun 2018, status gizi peserta didik dengan
kategori normal sebanyak 90,8%, kategor kurus 4,8% dan gemuk 4,4%
terhitung dari 457 peserta didik. Sedangkan pada tahun 2019 status gizi
peserta didik dengan kategori kurus sebanyak 3,9%, normal 90,8% dan
gemuk 5,3% terhitung dari 283 peserta didik.
Tabel 19. Pemantauan Gizi berdasarkan buku Rapor Kesehatanku
2018 2019
Status Gizi
n % n %
Kurus 6 8,3 6 8,3
Normal 41 56,9 43 59,7
Gemuk 9 12,5 7 9,7
Tidak diukur 16 22,2 16 22,2
Total 72 100,0 72 100,0

Jika dilihat pada Tabel 18 diketahui peserta didik yang memiliki buku
RK lebih mudah dipantau status gizinya, hal tersebut dikarenakan setiap
perkembangan kesehatan peserta didik tercatat pada buku RK. Pada
tahun 2018 dan 2019, status gizi peserta didik dengan kategori kurus
berdasarkan IMT/U sebanyak 8,3% peserta didik. Pada tahun 2018
sebanyak 12,5% peserta didik berada pada kategori gemuk, dan menurun
pada tahun 2019 yaitu sebanyak 9,7%.
76

BAB VI
PEMBAHASAN

A. Input

Hasil penelitian menunjukan bahwa kebijakan khusus terkait dengan


program UKS melalui buku RK belum ada, kebijakan yang menjadi pegangan
saat ini adalah SKB (Surat Keputusan Bersama) dari 4 Kementrian yaitu,
Kementrian Kesehatan, Kementrian Agama, Kementrian Dalam Negeri dan
Kementrian Pendidikan Nomor 2/P/SKB/2003, Nomor: MA/230B/2003,
Nomor: 445-404 Tahun 2003 Tanggal 23 Juli 2003 Tentang Tim Pembina
Usaha Kesehatan Sekolah.
Tujuan diadakannya program UKS melalui buku RK ini adalah untuk
lebih mudah memantau kesehatan dan perkembangan anak. SOP (Standar
Operasional Prosedur) khusus terkait pelaksanaan program belum ada, saat ini
SOP yang digunakan dibuat oleh Puskesmas. Sasaran pelaksanaan program
UKS melalui buku RK ini adalah anak usia sekolah dan yang menjadi ruang
lingkupnya adalah kesehatan anak usia sekolah yang meliputi penjaringan
77

kesehatan, imunisasi, pemeriksaan berkala, pemberian obat cacing dan


penyuluhan terkait isi didalam buku RK.
SDM yang menangani program UKS melalui buku RK di Puskesmas
adalah penanggungjawab program UKS, dibantu oleh beberapa dokter, perawat
dan bidan. Program UKS melalui buku RK ini tidak akan berjalan tanpa
adanya kerjasama lintas sektor, salah satunya adalah instansi pendidikan. Di
sekolah sebagai pelaksana, SDM yang terlibat meliputi kepala sekolah, guru,
wali kelas dan koordinator UKS.
Pendanaan khusus terkait buku RK ini belum ada, namun sekolah
berinisiatif memfotocopy sendiri buku RK yang kurang dengan menggunakan
dana BOS agar sesuai dengan jumlah peserta didik.
Sarana dan prasarana yang tersedia dibeberapa sekolah belum sesuai
standar UKS, yaitu luas bangunan minimum 12 m2, terdapat ruang perawat
khusus, terdapat ruang khusus pasien, ruangan yang nyaman dan ventiasi
cukup, terdapat alat-alat kesehatan yang terdiri dari timbangan badan,
pengukur tinggi badan, tensimeter, termometer, perlengkapan P3K. Beberapa
ruang UKS bahkan dijadikan tempat penyimpanan alat musik dan terlihat tidak
terawat.

B. Proses

Proses implementasi program UKS melalui buku RK ini belum cukup baik.
Dari 32 sekolah yang ada di Kecamatan Kramatwatu, hanya 6 sekolah yang
mendapatkan buku RK. Jumlah buku RK yang dibagikan Puskesmas kepada
sekolah tidak sesuai dengan jumlah peserta didik, sehingga saat pelaksanaannya
terdapat kesulitan karena hanya beberapa peserta didik yang mendapatkan buku,
bahkan 4 dari 6 sekolah belum membagikan buku tersebut karena jumlahnya yang
kurang.
Sebagian kepala sekolah dan guru merespon baik dengan adanya program UKS
melalui buku RK ini, namun komunikasi dan koordinasi yang dibangun oleh
Puskesmas dan sekolah ini belum cukup baik, hal tersebut dikarenakan tidak ada
tindak lanjut dari Puskesmas terkait buku RK ini setelah dibagikan. Selain itu,
78

sosialisasi yang diberikan Puskesmas belum cukup jelas. Tidak adanya monitoring
dan evaluasi yang diberikan Puskesmas terhadap pelaksanaan program UKS
melalui buku RK ini. Sehingga buku RK ini pada tahun 2019 ini tidak berjalan
lagi.
Kegiatan pada program UKS melalui buku RK ini berjalan dengan baik, adanya
penjaringan kesehatan, pemberian obat cacing, imunisasi dan penyuluhan terkait
kesehatan anak. Namun, kegiatan tersebut belum semua tercatat didalam buku
RK.
Hambatan yang ditemui diantaranya jumlah petugas pemeriksaan dan penjaringan
kesehatan di Puskesmas masih terbatas. Kemudian dari guru dan wali kelas
sebagai pelaksana mengaku terbebani dengan adanya program UKS melalui buku
RK ini, karena tugas guru dan wali kelas selain mengisi buku RK ini ada tugas
lain yang harus dijalani, sehingga pada pelaksanaannya, pengsian buku RK ini
belum optimal.

C. Output

Buku RK terdiri dari dua buku yaitu Buku Informasi Kesehatan yang
berwarna hijau dan Buku Catatan Kesehatan yang berwarna biru. Buku
informasi kesehatan berisi berbagai informasi berkaitan dengan kesehatan dan
tumbuh kembang anak. Buku informasi kesehatan digunakan sebagai sumber
inspirasi dan pedoman bagi masyarakat dalam upaya mewujudkan hidup bersih
dan sehat, sedangkan buku catatan kesehatan berisi lembar catatan kesehatan
peserta didik dari hasil pelayanan kesehatan di sekolah, puskesmas/fasilitas
kesehatan, yang diperlukan dalam memantau tumbuh kembang dan kesehatan
sebagai fungsi pencatatan, dan buku informasi kesehatan sebagai fungsi
edukasi dan komunikasi. Baik buku informasi kesehatan maupun catatan
kesehatan diberikan tidak hanya digunakan oleh tenaga kesehatan dan
guru/wali kelas saja tetapi juga digunakan oleh orangtua untuk pemantauan
kesehatan anak dan pendampingan. Jadi, buku RK seharusnya tidak disimpan
di sekolah tetapi juga diberikan kepada peserta didik untuk dibawa pulang agar
orangtua mengetahui dan bisa berperan dalam proses pendampingan. Namun,
79

fakta dilapangan menunjukan 4 dari 6 sekolah tidak memberikan buku RK


kepada peserta didik, bahkan beberapa hilang dan masih tersegel di ruang
UKS. Hal tersebut terlihat pada Tabel 11 hanya 12,5% peserta didik yang
memiliki buku RK.
Pada Tabel 12 diungkap bahwa hanya 1,4% buku yang pengisiannya >50%
dan ada sekitar 87,5% peserta didik tidak memiliki buku RK. Dapat dikatakan
bahwa tidak ada satupun buku yang terisi lengkap. Perhitungan pengisian
program kesehatan dan pemeriksann yang dilakukan di setiap sekolah. Hal ini
menunjukan bahwa fungsi pencatatan pada buku RK masih belum optimal.
Sedangkan pada Tabel 13 menunjukkan bahwa sangat sedikit (0,7%) buku
RK peserta didik yang di paraf oleh orangtua dengan lengkap, bahkan 11,1%
peserta didik tidak ada paraf sama sekali. Paraf ini merupakan bukti adanya
bimbingan dari guru/wali kelas dan orang tua terhadap materi informasi
kesehatan bagi anak. Hal ini mengindikasikan bahwa proses bimbingan tidak
berjalan dengan baik, sehingga fungsi buku informasi kesehatan sebagai sarana
edukasi dan komunikasi belum tercapai.
Diketahui dari 577 peserta didik, hanya 57 peserta didik yang diukur
pengetahuan terkait buku RK. Hal ini dikarenakan dari 577 peserta didik, yang
memiliki buku hanya 72 orang, namun 15 peserta didik tidak hadir saat
penelitian berlangsung. Hal tersebut terlihat pada Tabel 14, bahwa didapatkan
8,8% peserta didik memiliki pengetahuan yang sangat baik terkait materi pada
buku RK, 52,6% peserta didik memiliki pengetahuan yang baik dan 38,6%
peserta didik memiliki pengetahuan yang cukup baik. Jika dilakukan analisis
lebih lanjut, peserta didik yang memiliki paraf lengkap atau dalam artian
mendapat bimbingan dengan baik cenderung memiliki pengetahuan yang baik
pula dibandingkan dengan peserta didik yang kurang mendapat bimbingan.
Pemantauan status gizi peserta didik dilakukan pada tahun 2018 dan 2019.
Pada Tabel 15, status gizi berdasarkan IMT/U menurut kepemilikan buku
didapatkan sebagian besar peserta didik berada pada kategori normal yaitu 415
orang, 56,9% terpantau melalui buku RK dan 74,1% terpantau melalui data
penjaringan kesehatan. Status gizi peserta didik berdasarkan IMT/U yang
80

memiliki buku RK berada pada kategori gemuk sebanyak 9 (12,5%) peserta


didik, dan status gizi berdasarkan IMT/U berada dalam kategori kurus
sebanyak 6 (8,3%). Sedangkan terdapat 120 peserta didik yang tidak diukur.
Hal tersebut dikarenakan pada saat penjaringan, peserta didik tidak hadir dan
waku penjaringan kesehatan terbatas, sehingga penjaringan kesehatan belum
maksimal. Sedangkan pada Tabel 16, jumlah peserta didik yang tidak terukur
lebih banyak, terdapat 294 peserta didik yang tidak terukur, hal ini dikarenakan
pada saat penelitian peserta didik dibagi menjadi 2 kelas, kelas pagi dan kelas
siang. Terdapat penurunan status gizi peserta didik yang berada dikategori
kurus dan gemuk pada tahun 2019. Status gizi peserta didik dalam kategori
kurus berjumlah 8,3% dan gemuk berjumlah 9,7% dan normal berjumlah
59,7%. Pada peserta didik yang tidak memiliki buku RK tetap dilakukan
pengukuran, namun data pengukuran disimpan oleh wali kelas masing-masing,
sehingga status gizi peserta didik tidak terpantau dengan baik.
Pemantauan status gizi terlihat pada Tabel 17, terlihat pada tahun 2018
terdapat 457 peserta didik dari 6 sekolah yang mengikuti penjaringan
kesehatan, sehingga didapatkan total status gizi peserta didik yang berada pada
kategori normal berdasarkan IMT/U sebanyak 415 (90,8%), kategori kurus
4,8% dan gemuk 4,4%. Sedangkan pada tahun 2019, peserta didik yang
dilakukan pemeriksaan berkala berjulah 283 peserta didik, dengan status gizi
peserta didik berada pada kategori normal berjumlah 257 (90,8%), kategori
kurus 3,9% dan gemuk 5,3%. Namun hal ini belum bisa terlihat pemantauan
status gizi secara menyeluruh karena jumlah peserta didik yang diukur pada
tahun 2018 dan 2019 jumlahnya berbeda. Sehingga pemantauan status gizi
akan lebih mudah dilakukan apabila peserta didik memiliki buku RK, karena
pada buku RK perkembangan kesehatan serta status gizi peserta didik tercatat
setiap tahunnya. Hal tersebut terlihat pada Tabel 18. Dari 72 peserta didik yang
memiliki buku RK 22,2% diantaranya tidak hadir saat penelitian dan tidak
memiliki data penjaringan kesehatan, sehingga terdapat 56,9% status gizi
peserta didik berada dalam kategori normal pada tahun 2018, dan mengalami
sedikit peningkatan pada tahun 2019 yaitu sebesar 59,7%. Sedangkan status
81

gizi dengan kategori kurus pada tahun 2018 dan 2019 sebanyak 8,3%, tidak ada
perubahan jumlah status gizi peserta didik dengan kategori kurus. Pada tahun
2018, jumlah peserta didik dengan status gizi kategori gemuk sebanyak 12,5%.
Terpantau pada tahun 2019 jumlah peserta didik dengan kategori gemuk
menurun menjadi 9,7%. Pemantauan status gizi lebih mudah dilakukan apabila
menggunakan buku RK, karena pada buku RK status gizi peserta didik dapat
dipantau setiap tahunnya.

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil penelitan, beberapa hal yang dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Belum ada kebijakan khusus yang mengatur tentang buku RK. Kebijakan
yang menjadi pegangan saat ini adalah SKB (Surat Keputusan Bersama)
dari Kemenkes, dari 4 Kementrian (Kementrian Kesehatan, kementrian
Agama, Kementrian Dalam Negeri, kemudian Kementrian Pendidikan.
Sumber dana yang terkait implementasi program UKS melalui buku RK
belum ada, sekolah memanfaatkan dana BOS untuk menggandakan buku
82

yang kurang. Sumber daya manusia terkait implementasi program UKS


melalui buku RK melibatkan Penanggungjawab Program UKS di
Puskesmas, Kepala Sekolah, Guru UKS dan Wali Kelas. Sedangkan untuk
sarana dan prasarana yang terdapat di sekolah belum sepenuhnya
mendukung implementasi program UKS melalui buku RK, karena
keterbatasan alat dan beberapa ruang UKS yang digunakan sebagai gudang.
2. Sosialisasi yang diberikan Puskesmas kepada sekolah belum cukup jelas,
sehingga pada implementasinya terdapat beberapa kendala. Pelatihan khusus
terkait implementasi program UKS melalui buku RK belum ada, sehingga
pihak sekolah mengaku kesulitan dalam pengisian buku RK baik yang seri
catatan kesehatan maupun informasi kesehatan. Pada prosesnya,
implementasi program UKS melalui buku RK mengalami beberapa kendala,
yaitu kurangnya tenaga kesehatan yang terlibat dalam implementasi
program UKS melalui buku RK, jumlah buku yang kurang, kesulitan guru
dan wali kelas dalam pengisiannya, koordinasi dan komunikasi kurang
berjalan dengan baik, tidak adanya monitoring dan evaluasi implementasi
program.
3. Pemanfaatan buku RK belum optimal, terbukti sebagian sekolah tidak
membagikan buku RK kepada peserta didik sehingga pemanfaatan buku RK
sebagai bentuk bimbingan orangtua tidak berjalan. Fungsi pencatatan buku
RK belum optimal, baru 1,4% buku yang terisi >50%. Fungsi edukasi dan
komunikasi dalam buku RK tidak berjalan optimal, terbukti hanya 0,7%
buku yang memiliki paraf lengkap. Peserta didik yang memiliki
pengetahuan baik mengenai materi buku RK sangat sedikit, hanya 0,9%.
Pemantauan status gizi berdasarkan IMT/U pada peserta didik yang terjaring
pada tahun 2018 berada pada kategori kurus sebanyak 2,8%, normal 71,1%
dan gemuk 1,9%. Sedangkan pada tahun 2019 status gizi berdasarkan
IMT/U pada peserta didik yang terjaring berada pada kategori kurus
sebanyak 0,3%, normal 43,5% dan gemuk 1,0%. Terdapat perbedaan jumlah
peserta didik yang terjaring dalam pemantauan status gizi. Pemantauan
status gizi akan lebih mudah dilakukan dengan melihat buku RK.
83

B. Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka ditemukan beberapa
kelemahan serta kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Adapun kelemahan
dan kekurangan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dari hasil wawancara kepada informan, ada beberapa informan yang tidak
bersedia di wawancara karena memiliki kesibukan, sehingga hanya
mampu memberikan gambaran secara umum mengenai implementasi
program UKS melalui buku RK.
2. Kuisioner yang diberikan peneliti tidak menggunakan bantuan gambar,
sehingga peserta didik mengalami kesulitan saat pengisian kuisioner.
3. Dari hasil pengisian kuisioner ada beberapa responden yang memberikan
jawaban sama, hal tersebut dikarenakan responden melihat jawaban dari
temannya yang sudah selesai.

C. Saran
Beberapa saran yang diberikan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Pentingnya pemerintah Kecamatan Kramatwatu dan jajarannya serta
instansi terkait untuk mengoptimalkan implementasi Program UKS
melalui buku RK sesuai dengan tujuan yang diinginkan dalam rangka
memantau perkembangan kesehatan peserta didik sejak dini untuk
2. Perlu adanya kebijakan dan peraturan yang mengatur terkait implementasi
program UKS melalui buku RK.
3. Kepada Dinas terkait untuk dapat memberikan sosialisasi kepada
Puskesmas dan Sekolah-Sekolah terkait pentingnya buku Rapor
Kesehatanku.
4. Pengadaan buku Rapor Kesehatanku seharusnya disiapkan sesuai dengan
jumlah peserta didik, agar pemanfaatan buku dapat berjalan secara
optimal.
5. Sarana dan pra sarana terkait implementasi buku RK harus lebih
diperhatikan agar dapat menunjang pelaksanaan program dengan baik.
6. Diperlukan penambahan SDM untuk pelaksanaan program agar lebih
fokus terhadap implementasi buku RK.
84

7. Perlu adanya monitoring dan evaluasi terkait implementasi buku RK agar


dapat terlihat kekurangan pada setiap sekolah yang mendapatkan buku
RK.
8. Menguatkan kerjasama antara sekolah sebagai pelaksana, puskesmas
sebagai tenaga kesehatan yang menjalankan program kesehatan dan
orangtua untuk mengoptimalkan pemanfaatan buku RK.
9. Diperlukan leaflet tentang buku RK agar sekolah mengetahui manfaat dari
buku RK.
85

DAFTAR PUSTAKA

Abunain Djumadias. (1990). Aplikasi antropometri sebagai Alat Ukur Status Gizi.
Puslitbang Gizi Bogor.
Afandi T. 2017, “Siaran Pers Tentang BONUS DEMOGRAFI 2030-2040:
STRATEGI INDONESIA TERKAIT KETENAGAKERJAAN DAN
PENDIDIKAN,:
https://www.bappenas.go.id/files/9215/0397/6050/Siaran_Pers__Peer_Learn
ing_and_Knowledge_Sharing_Workshop.pdf, - Diakses 1 Maret 2019.
Akbari and dkk, "Persilangan Gen Terpaut," Universitas Sebelas Maret,
Surakarta, 2011.
Annas, M. 2011. Hubungan Kesegaran Jasmani, Hemoglobin, Status Gizi, dan
Makan Pagi terhadap Prestasi Belajar. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan
Indonesia Vol.1 Ed.2 Desember 2011.
Aritonang I. 2013. Model Multilevel Pertumbuhan Anak Usia 0-24 Bulan dengan
Variabel yang Mempengaruhinya. Jurnal Penelitian dan Evaluasi
Pendidikan. Hal: 130-142. Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta.
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan.
Ayu, Faradina. 2018. No Medical No Games. Jakarta: Mediakom.
Badan Pusat Statistik, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional,
Kementerian Kesehatan. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012.
Jakarta.
BKKBN. 2018. Remaja: Generasi Emas Indonesia Tahun 2045. Jakarta: BKKBN
Jakarta.
Depkes RI. Departemen Kesehatan, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat. 2005. Pedoman Umum Gizi Seimbang. Departemen Kesehatan,
Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI: 2009.
Depdiknas .2003. Undang-undang RI No.20 tahun 2003. Tentang sistem
pendidikan nasional.
86

Hardinsyah, Khomsan A, Briawan D, & Aries M. 2012. Start Your Day with
Nutritious Whole Grain Breakfast. Jakarta.
Guyton A.C., Hall J.E.2012. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.H.
Hardinsyah, Aries M. 2012. Jenis Pangan sarapan dan perannya dalam asupan
gizi harian anak usia 6-12 tahun di Indonesia. Jurnal Gizi dan Pangan.
7(2): 89-96.
Hidayat, A, Aziz. 2008. Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan.
Yogyakarta : Salemba Medika.
Irianto, Koes. 2014. Ilmu Kesehatan Anak (Pediatri). Bandung: Alfabeta.
Istiany, Ari dan Rusilanti. (2013). Gizi Terapan. Jakarta: Remaja Rosdakarya.
Kemenkes RI. Kementrian Kesehatan, Direktorat Bina Kesehatan Anak Direktorat
Jenderal Bina Gizi dan KIA. 2005. Petunjuk Teknis Penjaringan Kesehatan
dan Pemeriksaan Berkala di Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Kementrian Kesehatan, Direktorat Bina Kesehatan Anak Direktorat Jenderal
Bina Gizi dan KIA. Jakarta.
Khomsan A. 2002. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jurusan Gizi Masyarakat
dan Sumberdaya Keluarga. Fakultas Pertanian. IPB.
Khumaidi, M (1994). Gizi masyarakat. Jakarta : BPK Gunung mulia.
Kusumawati F & Hartono, Y, 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa,Jakarta :
Salemba Medika.
Mubarak, W, I & Chayatin, N (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar
dan Teori. Jakarta : Salemba Medika.
Muflichatun. 2006. Hubungan Antara Tekanan Panas, Denyut Nadi Dan
Produktivitas Kerja Pada Pekerja Pandai Besi Paguyuban Wesi Aji
Donorejo Batang. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Negeri
Semarang.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.
Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Notoatmodjo,S.2012.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
87

Pudjiadi, Antonius et al, 2010. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak
Indonesia Jilid I.Jakarta: Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Purwanto. (2012). Beda pengaruh joging dan latihan jalan cepat terhadap tingkat
kesegaran jasmani. Semarang: Universitas Dipenogoro. Sepnu, I. (2015).
Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani Peserta Ekstrakurikuler Sepak Bola
dan Wushu Di SMP Negeri 1 Jogonalan. United State Yogyakarta
Universitas.
Ramayanti S, Purnakarya I. Peran makanan terhadap kejadian karies. J Kesehatan
Masyarakat 2013.
Ruwaidah, Amin. 2009. Penyakit Akibat Lalai Mengkonsumsi Buah dan Sayur
serta solusi Penyembuhannya. Diakses pada 10 November 2019 dari
www.healindonesia.com
Sayoga. 2015. Pendidikan Kesehatan Untuk Sekolah Dasar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Semiun, Yustinus, (2006), Kesehatan Mental 3, Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Sloane E. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.
Sugihantono, Anung. (2016, Juni 07). Pesonal interview.
Sujarweni, Wiratna. 2012. StatistikaUntuk Penelitian. Yogyakarta: Graha ilmu.
Supriasa, I Dewa Nyoman, Bachyar Bakri dan Ibnu Fajar. 2002. Penilaian Status
Gizi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Tooy R., A. Manampiring dan Fatimawali. 2013. Gambaran Tekanan Darah pada
Remaja Obes di Kabupaten Minahasa.Jurnal e-Biomedik (eBM).Volume 1,
Nomor 2: 951- 955.
Triwibowo, C dan Pusphandani, ME. 2015. Pengantar Dasar Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Yogyakarta : Nuha Medika.
Utter J, Scragg R, Mhurchu CN, Schaaf D. 2007. At-home breakfast
consumptionamong New Zealand children: associations with body mass
index andrelated nutrition behaviors. J Am Diet Assoc. 107: 570-576.
doi:10.1016/j.jada.2007.01.010.
Widajanti, L. 2009. Survey Konsumsi Gizi. BP Undip: Semarang.
88

Winarno, Budi. 2012. Analisis Kebijakan: dari Formulasi Penyusunan Model-


Model Implementasi Kebijakan Publik. Yogyakarta: Calpulis
Winarno F.G. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama; 2004.
Yang RJ, Wang EK, Hsieh YS, Chen MY. 2006. Irregular Breakfast Eating and
Health Status Among Adolescents in Taiwan. BMC Public Health. 6 (295).
89

Lampiran 1

IMPLEMENTASI PROGRAM UKS MELALUI BUKU RAPOR


KESEHATANKU PADA SEKOLAH DI KECAMATAN KRAMATWATU
TAHUN 2018
90

Lampiran 2. Daftar Pertanyaan

IMPLEMENTASI PROGRAM UKS MELALUI BUKU RAPOR


KESEHATANKU PADA SEKOLAH DI KECAMATAN KRAMATWATU
TAHUN 2018

DAFTAR PERTANYAAN (Intervie Gruide)

A. Daftar pertanyaan untuk informan (Petugas Puskesmas,


Penanggungjawab Program UKS melalui Rapor Kesehatanku)
6. Apakah yang anda ketahui tentang Program UKS melalui buku rapor
kesehatanku?
7. Apa dasar hukum dalam pelaksanaan program UKS melalui buku Rapor
kesehatanku?
8. Apa tujuan dari Program UKS melalui Rapor Kesehatanku?
9. Apa standar (SOP) dalam pelaksanaan Program UKS melalui buku Rapor
Kesehatanku?
10. Siapa saja sasaran dalam pelaksanaan dan kegiatan Program UKS melalui
buku Rapor Kesehatanku?
11. Apa saja yang menjadi ruang lingkup pelaksanaan kegiatan Program UKS
melalui buku Rapor Kesehatanku?
12. Siapa saja yang telibat dalam pelaksanaan Program UKS melalui buku
Rapor Kesehatanku?
13. Bagaimana sumber daya dari segi anggaran dalam pelaksanaan program
UKS melalui buku rapor kesehatanku?
14. Bagaimana tahapan dalam implementasi Program UKS melalui buku
Rapor Kesehatanku?
91

B. Daftar pertanyaan untuk informan (Kepala Sekolah)


1. Apakah yang anda ketahui tentang program UKS melalui buku rapor
kesehatanku?
2. Bagaimana respon Bapak/Ibu guru UKS dengan adanya program UKS
melalui buku rapor kesehatanku di Sekolah “X”?
3. Bagaimana sumber daya manusia dalam pelaksanaan program UKS
melalui buku rapor kesehatanku di Sekolah ”X”?
4. Bagaimana sumber daya dari segi anggaran dalam pelaksanaan program
UKS melalui buku rapor kesehatanku?
5. Bagaimana fasilitas yang ada dalam mendukung pelaksanaan program
UKS melalui buku rapor kesehatanku?
6. Apakah ada pelatihan yang dilakukan kepada petugas UKS demi
keberhasilan program UKS melalui buku rapor kesehatanku?
7. Bagaimana struktur organisasi program UKS di Sekolah “X”?
8. Bagaimana pembagian tugas dan wewenang dalam pelaksanaan program
program UKS melalui buku rapor kesehatanku di Sekolah “X”?
9. Bagaimana komunikasi dan koordinasi yang terjalin terkait dengan
implementasi program UKS melalui buku rapor kesehatanku?
10. Hambatan apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan program UKS
melalui buku rapor kesehatanku untuk Sekolah “X”?
11. Apakah ada upaya yang ditempuh untuk mengatasi hambatan tersebut?
92

C. Daftar pertanyaan untuk informan (Guru UKS atau


Penanggungjawab Program UKS di Sekolah)
1. Apakah Bapak/Ibu mengetahui program UKS melalui buku rapor
kesehatanku?
2. Bagaimana respon Bapak/Ibu terhadap adanya program UKS melalui buku
rapor kesehatanku di Sekolah “X”?
3. Bagaimana bentuk sosialisasi yang diberikan pihak petugas UKS kepada
Bapak/Ibu guru?
4. Bentuk kegiatan apa saja yang dilakukan dalam penerapan implementasi
program UKS melalui buku rapor kesehatanku di Sekolah “X”?
5. Apakah koordinasi yang dilakukan petugas dengan peserta didik berjalan
dengan baik?
6. Apakah menurut Bapak/Ibu program UKS melalui buku rapor kesehatanku
sudah berjalan dengan baik?
7. Apakah menurut Bapak/Ibu petugas UKS merupakan orang yang
berkompeten dan dan sangat memahami program tersebut sehingga
mampu melaksanakan program dengan baik?
8. apa manfaat yang dirasakan dengan adanya program UKS melalui buku
rapor kesehatanku di Sekolah “X”?
93

Lampiran 3. Kuisioner Pengetahuan Peserta Didik

IMPLEMENTASI PROGRAM UKS MELALUI BUKU RAPOR


KESEHATANKU PADA SEKOLAH DI KECAMATAN KRAMATWATU
TAHUN 2018

Kuisioner Pengetahuan Informasi Kesehatan Tingkat SD


Nama :
Umur :
I. Petunjuk Pengisian
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d pada jawaban yang paling
benar!

1. Apa yang kamu ketahui tentang UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)?


a. Pemeriksaan kesehatan
b. Pertolongan pertama pada kecelakaan
c. Pembiasaan perilaku hidup bersih dan sehat
d. Semua benar
2. Mencuci tangan dengan sabun dan air harus dilakukan pada saat?
a. Setelah buang air besar
b. Sebelum makan
c. a dan b benar
d. a dan b salah
3. Yang bukan manfaat dari membuang sampah pada tempatnya antara lain...
a. Menghindari diri dari penyakit
b. Menjaga lingkungan sekolah menjadi bersih
94

c. Lingkungan jadi banyak polusi


d. Lingkungan jadi sehat
4. Manfaat dari berolahraga secara rutin antara lain...
a. Berat badan terkendali
b. Tubuh menjadi sehat
c. Tulang lebih kuat
d. Semua jawaban benar
5. Contoh penyakit tidak menular, kecuali?
a. Asma
b. Batuk dan Pilek
c. Diabetes melitus
d. Epilepsi
6. Makanan gizi seimbang mengandung?
a. Karbohidrat dan Protein
b. Vitamin dan Mineral
c. Lemak
d. Semua benar
7. Contoh makanan yang mengandung gizi seimbang, yaitu?
a. Nasi dan jagung
b. Kentang, daging sapi, kangkung, jeruk
c. Ikan asin dan sayur asem
d. Tempe mendoan
8. Cara menjaga kesehatan mata antara lain...
a. Makan makanan bervitamin A
b. Membaca buku di tempat gelap
c. Melihat tv terlalu dekat
d. Membaca dengan jarak 1 cm
9. Bagian pribadi tubuh yang tidak boleh disentuh orang lain?
a. Bibir dan bokong
b. Kepala
c. Tangan
95

d. Kaki
10. Imunisasi yang diberikan pada saat adik kelas 1 adalah...
a. Polio
b. DT – Campak
c. TT
d. DPT
11. Cara menjaga kesehatan gigi adalah...
a. Sikat gigi 2 kali sehari
b. Makan makanan manis
c. Sikat gigi seminggu sekali
d. Makan makanan tidak bergizi
12. Efek buruk dari merokok adalah...
a. Mulut bau
b. Gigi menjadi kuning
c. Mudah infeksi
d. Semua benar
13. Memilih jajanan yang sehat adalah...
a. Tidak mengandung pengawet berbahaya
b. Tidak mengandung pewarna berbahaya
c. Makanan terbuka
d. a dan b benar
14. Manfaat dari sarapan pagi adalah...
a. Meningkatkan konsentrasi belajar
b. Memberikan energi pada tubuh
c. Membuat badan menjadi seha
d. Semua benar
15. Minum air putih yang baik dalam sehari adalah ....
a. 1 – 2 gelas
b. 4 - 5 gelas
c. 7 – 8 gelas
d. 50 gelas
96

16. Bermain game lebih dari 3 jam dapat merusak kesehatan?


a. Mata
b. Telinga
c. Hidung
d. Mulut
17. Mendengarkan musik terlalu keras dapat merusak kesehatan?
a. Mata
b. Telinga
c. Hidung
d. Mulut
18. Sarapan adalah kegiatan makan yang dilakukan pada pukul?
a. 07.00 – 09.00
b. 12. 00 – 13.00
c. 15.00 – 18.00
d. 19.00 – 20.00
19. Dibawah ini adalah makanan yang sehat, kecuali?
a. Sayur bayam
b. Buah pisang
c. Nasi dan ikan goreng
d. Burger
97

Lampiran 4. Master Pengisian Rapor Kesehatan

IMPLEMENTASI PROGRAM UKS MELALUI BUKU RAPOR KESEHATANKU PADA SEKOLAH DI KECAMATAN
KRAMATWATU TAHUN 2018

MASTER PENGISIAN RAPOR KESEHATANKU


Riw.
Riwayat Kesehatan Anak Riwayat Kesehatan Keluarga Gaya Hidup
NO NAMA Imunisasi
AM AO CS RK RP RT KB RN CI BI SI T D H A J S O TD K An Th Hm S J RM MN
98

Kes. Mental & Kes.


Kes. Intelegensia Tanda Vital Kebersihan Diri Kes. Penglihatan
Emosi Pendengaran
E C H P Pr M V A K DO TD DN FP S BJ BP R BK KB KM LS LK LKS BS KK ML TP BW TL TP
99

Kesehatan Gigi dan Mulut


KETERANGAN
CB LM S LK Ll GK GD GB GKt KG SG
100
101

Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian

DOKUMENTASI PENELITISN

PENGAMBILAN DATA IMPLEMENTASI PROGRAM UKS MELALUI


BUKU RAPOR KESEHATANKU PADA SEKOLAH DI KECAMATAN
KRAMATWATU TAHUN 2018

BUKU RAPOR KESEHATANKU

Buku Catatan Kesehatan

Buku Informasi Kesehatan


102

WAWANCARA INFORMAN

Informan 1 Puskesmas Informan 2 SDN Harjatani

Informan 2 SDN Pelamunan 3Informan 2 SDN Kramatwatu 2

Informan 3 SDN Peamunan Informan 3 SDN Pejaten 1

Informan 3 SDN Kramatwatu 1

Informan 3 SDN Serdang 2 Informan 2 SDN Kramatwatu 2


103

PENGUKURAN TINGGI BADAN DAN BERAT BADAN PESERTA DIDIK

SDN Pejaten 1 SDN Kramatwatu 2

SDN Pelamunan SDN Serdang 2

SDN Harjatani SDN Kramatwatu 1


104

Lampiran 6. Surat Persetujuan Etik

SURAT PERSETUJUAN ETIK

PENGAMBILAN DATA IMPLEMENTASI PROGRAM UKS MELALUI


BUKU RAPOR KESEHATANKU PADA SEKOLAH DI KECAMATAN
KRAMATWATU TAHUN 2018
105

Lampiran 7. Matrix

MATRIX IMPLEMENTASI PROGRAM UKS MELALU BUKU RAPOR KESEHATANKU

PENGAMBILAN DATA IMPLEMENTASI PROGRAM UKS MELALUI BUKU RAPOR KESEHATANKU PADA
SEKOLAH DI KECAMATAN KRAMATWATU TAHUN 2018

MATRIX IMPLEMENTASI BUKU RAPOR KESEHATANKU


Pertanyaan Informan
Karakterisktik Informan 1 2 3
SDN HARJATANI SDN KRAMATWATU 2 SDN PELAMUNAN
Jenis Kelamin Perempuan Laki-Laki Perempuan
Jabatan Kepala Sekolah Kepala Sekolah Kepala Sekolah
Apakah yang anda Hmm, rapor Aduh belum dibuka ya, Data-data tentang
ketahui tentang kesehatanku ya.. gini ajalah saya hanya kesehatan anak,
Program UKS melalui sebenarnya sih kalo mereka-reka, tentang termasuk riwayat
buku rapor diblang tau ya saya kesehatan anak sebagai kesehatannya.
kesehatanku kurang tau banget, kontrol kesehatan anak,
cuma ya mungkin ini menurut saya yaa
tentang kesehatan ya, karena bukunya masih di
dari segi gizinya dan segel
kebersihan dirinya.
106

Bagaimana respon Responnya? Karena belum di Ya responnya mah


Bapak/Ibu guru UKS Responnya baik sih, sosialisasikan, ya baik, cuma ya
dengan adanya tapi bukunya itu sementara terutama guru kurang penjelasan
program UKS melalui belum dibagikan ke wali kelas belum tau, jadi dari Puskesmas, itu
buku rapor murid karena belum bisa merespon. juga Puskesmas
kesehatanku di Sekolah jumlahnya kurang. setelah diberikan
“X”? ke sekolah ga ada
evaluasi.
Bagaimana sumber SDM nya itu Sekarang sudah mulai, Sekolah cuma
daya manusia dalam melibatkan guru-guru kelihatannya sudah karena baru kelas
pelaksanaan program dan guru UKS sosialisasi kegiatan 1, jadi yang tau
UKS melalui buku sebagai interes sudah ada sih, guru kelas 1 sama
rapor kesehatanku di penanggungjawabnya karena sekarang sudah guru UKS.
Sekolah ”X”? diberlakukan kader UKS
dokcil, ada 10 anak yg
standby di UKS.
Bagaimana sumber Anggaran khusus Ya kita ambil dari dana Itu dari Puskesmas
daya dari segi untuk buku rapor BOS kalau kurang,
anggaran dalam ngga ada yah, tapi waktu itu kurang
pelaksanaan program kalau untuk UKS kita fotocopy
UKS melalui buku sendiri ada dari dana sendiri,
rapor kesehatanku? BOS. harusnyakan
sejumlah anak,
cuma pas
dibongkar, dihitung
kurang, makanya
107

disuruh fotocopy
aja pake dana
sekolah (Dana
BOS).

Bagaimana fasilitas Fasilitasnya sih kalo Kasurnya dari stainless, Kalau hanya
yang ada dalam dibilang lengkap mah timbangan ada 4 rusak 3, sebatas tinggi
mendukung ya belum ya, tapi mau mengajukan ke badan berat badan
pelaksanaan program kalo kaya kasur gitu Puskesmas, mudah- sih ada, kalau
UKS melalui buku ada, timbangan ada mudahan puskesmas untuk yang lainnya
rapor kesehatanku? ya tapi rusak, terus bisa, tinggi badan, kayanya ngga,
apa tuh itu.. iya timbangan, kemudian, untuk pemeriksaan
pengukur tnggi badan sukur sukur sampe kesehatan kan kita
ya itu ada, obat- termometer, tinggal terbatas, paling
obatan ada, tapi kaya melengkapi saja. memanfaatkannya
betadine sama obat- waktu lagi
obatan biasa aja. penjaringan
kesehatan atau
pemeriksaan
kesehatan.
Apakah ada pelatihan Pelatihan ada, tapi Belum ada, baru Kalau pelatihan....
yang dilakukan kepada untuk program ini sosialisasi anu cuma ada sih ada, cuma
petugas UKS demi sendiri saya kurang kegiatan yg berhubungan saya kurang tau
keberhasilan program tau ya, karena kan dengan kesehatan aja materinya ya, apa
UKS melalui buku yang ikut guru UKS juga disitu
rapor kesehatanku? nya langsung, jadi menyangkut buku
saya kurang tau rapor kesehatan
108

apakah membahas atau ngga.


tentang buku RK ini
atau tidak.
Bagaimana struktur Ada, struktur Saya belum masukan Struktur organisasi
organisasi program organisasinya ada itu rapor kesehatan, ada, melibatkan
UKS di Sekolah “X”? ditempel di UKS, programnya sudah, tapi orangtua murid,
dengan rapornya belum. siswa dan guru.
penanggungjawabnya
saya sendiri...
maksudnya bu Ning
itu sebagai guru
UKSnya.
Bagaimana pembagian Sementara ini karna Alhamdulillah.. kemarin Khusus untuk rapor
tugas dan wewenang belum berjalan ya, sudah saya bagi tugas, kesehatanku, yang
dalam pelaksanaan tugasnya atau apa ya karna UKS merupakan berhubungan
program program UKS namanya, eeee itu organisasi sekolah yang dengan guru
melalui buku rapor dipegang sama guru sangat penting, saya bagi kelasnya dibantu
kesehatanku di Sekolah UKSnya. Bukunya tugas itu kalau ga salah sama petugas UKS,
“X”? aja masih di guru terlibat kegiatan itu karna belum
perpustakaan hehe.. 6 orang, dan ada dokcil, menyeluruh itu
sekarang tinggal baru kelas 1 naik
melengkapi sarana. kelas 2.
Bagaimana komunikasi Komunikasinya Belum, otomatis belum, Untuk kalo ke
dan koordinasi yang terkait buku... kurang sosialisasi aja belum orangtua murid
terjalin terkait dengan yah. Soalnya kan itu sudah punya
implementasi program bukunya cuma paguyuban kelas,
UKS melalui buku dikasihkan dari idealnya manggil
109

rapor kesehatanku? Puskesmas ke untuk rapat, cuma


Hambatan apa saja sekolah, terus setelah biasanya kalau
yang dihadapi dalam itu sudah aja ga rapat pun orangtua,
pelaksanaan program ditanya-tanya lagi. terbentur waktu
UKS melalui buku Evaluasinya ga ada, juga, jadi
rapor kesehatanku ini buku kurang juga informasinya lewat
untuk Sekolah “X”? ditambah ngga, WA grup, untuk
jadikan kita bingung mengisi identitas
ya, buat apa kalo yang diisi oleh
dibagiin begini tanpa orangtua, kalau
ada evaluasinya gitu. orangtuanya yang
antar jemput bisa
langsung dikasih
tau
Hambatan apa saja Hambatannya banyak Buku, bukunya belum Hambatannya
yang dihadapi dalam hehe... bukunya lengkap jadi belum bisa kayanya dari waktu
pelaksanaan program kurang, jadi belum saya sampaikan, guru untuk
UKS melalui buku bisa dibagiin kan, sosialisasi aja belum, mengisi, karena
rapor kesehatanku terus orangnya juga apalagi implementasi, guru banyak
untuk Sekolah “X”? kurangkan, jadi kalau fotocopy resiko administrasi yang
Cuma 1 orang, api besar, kan ini 50%, siswa harus dikerjakan,
muridnya banyak. ada 120-an sementara ya untuk ngisi
Guru-guru bukunya 50-an, kalau ga masalah kesehatan
sekarangkan banyak salah bukunya ada 2 ya, kan guru kurang
tugasnya, jadi itu gede (biaya) kalau di tau mendetail
rapornya yang ini copy tentang kesehatan
belum ke pegang. anak, kadang kalau
110

Guru yang pegang petukas Puskesmas


tadinya ada 2, tapi yang datang kesini
yang 1 sudah resign meriksa itu hasil
karena PNS. formulirnya
harusnya emang
kita fotocopy ya, itu
mah langsung aja
dibawa aja, dia
cuma memberikan
kertas kosong
(formulir kosong)
yang berisi nama-
nama, guru kelas
yang nulis nama-
namanya, setelah
diperiksa itu kan
langsung dibawa
lagi, jadi kita ga
punya arsipnya. Itu
yang hambatan
untuk ngisi,
memindahkan dari
hasil pemeriksaan
petugas ke
bukunya.
Apakah ada upaya Upayanya.. ya paling Belum ada solusi, ya Dari sekolah ya
yang ditempuh untuk follow up lagi ke sukur sukur sekarang gurunya sendiri
111

mengatasi hambatan Puskesmas ini sudah datang, ya... yang ini.. kalau apa
tersebut? bukunya mau bagaimana caranya cari sih orang isiya
ditambah atau solusinya, supaya buku cuma masalah
bagaimana, supaya ini bisa berjalan, apakah riwayat itu ya
ada evaluasinya juga mau ditambah, ya.. bekerjasama
kedepannya. Karena sukur-sukur kalau dengan orangtua
sebenernya buku ini ditambah, kalau di untuk mengisi
bagus, tapi ya karna fotocopy kayanya berat datanya.
banyak kendala jadi banget gitu, untuk
belum berjalan melengkapi alat aja
dengan baik. masih keteter ini.
Kemudian nanti dari
segi SDM coba
dibantu mungkin
dengan guru lain,
karena kan muridnya
juga banyak ya.
112

MATRIX A1 (Jawaban dan Pertanyaan Kualitatif)


IMPLEMENTASI BUKU RAPOR KESEHATANKU

NO PERTANYAAN Informan
Karakterisktik
1 2 3 4 5
Informan
SDN KRAMATWATU SDN SDN KRAMATWATU
SDN SERDANG 2 SDN PEJATEN 1
2 PELAMUNAN 1
Jenis Kelamin Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan
Jabatan Guru Olahraga Guru Olahraga (UKS) Wali Kelas Guru Olahraga (UKS) Pembina UKS
(UKS)
Apakah yang anda Ada buku kesehatan, Buku RK itu pertama Rapor kesehatanku Kemarin tuh yang Data diri anak ya,
ketahui tentang ada beberapa kemarin timbang berat badan anak murid sama megang Pak Ujang yah, kemudian data
Program UKS melalui dikasih dari dr. anak, tinggi anak, terus biodata, sama saya mau nyari Pa kesehatan, terus
buku rapor Wiwin kalo ga salah pokoknya tentang riwayat gitu itu. Ujang. Palingan mah perkembangan
kesehatanku ya, dari Kecamatan kesehatan anak per isinya disitu tuh kaya anak,
Kramatwatu, tapi bulannya, kan disitu eeee ini ya kesehatan perkembangan
sama Ibu belum mintanta per lembarnya, terutama anak pribadi kesehatan anak,
dibagikan, selama dari dia kelas 1 ya, misalnya memiliki dari mulai tinggi
masalahnya belum sampai kelas 6 nanti penyakit apa, tinggi badan, berat
keburu sekarang ini rapornya itu. berat badannya, saya badan, kalau
banyak kegiatan. mah pernah baca doang keseluruhan
belum dibagikan biasanya ada di
hehe,itu tuh isinya absen ya, tp itu
kalau ngga salah yaitu khusus untuk di
dari nama, tinggi badan, bukunya itu,
berat badan, eeh apa .. namanya juga
113

pokoknya kesehatan rapor kesehatan


semuanya. ya.

Bagaimana respon Ngga kayanya, Respon baik, cuma untuk Baik sih, sangat bagus sih, jadi kita bagus sih, biar
Bapak/Ibu guru UKS cuman hanya untuk saat ini ya namanya kita baik, disitu kita sedikit tau ya jadi anaknya.. kita
dengan adanya memberi, emang guru, beban bisa mengetahui kekurangan dan biar tau
program UKS melalui mereka mau ngasih administrasinya itu kondisi anaknya, kelebihan anak itu, perkembangan
buku rapor kejelasan, Cuma makin nambah, jadi ga kesehatan anaknya contohnya anak itu anak seperti apa.
kesehatanku di Sekolah berhubung waktunya semua guru yang mau dan lain kalau ada sakit apa kita
“X”? mungkin dan ngga di gitu, duh udah banyak sebagainya. udah tau duluan gitu
Serdang 2 aja nih kerjaan nih ditambah tuh.
mungkin mau ke lagi, katanya gitu kan,
beberapa SD. udahlah bagian UKS aja,
duh kita UKS kan guru
juga sama gitu kan, itu
tapi untuk responnya ya
bagus sih untuk
mengetahui hmm apa
gimana pertumbuhan
anak per setiap bulannya
gitu tu sampai dia lulus
dari sini.

Bagaimana bentuk Ngga kayanya, Sudah, untuk sebenarnya Kebetulan waktu Ada, dikasih, iya Ngga ada sih kita
sosialisasi yang cuman hanya untuk untuk forum-forum rapor kesehatanku dikasih tau. baca sendiri aja,
diberikan pihak memberi, emang pengisiannya sudah itu diberikan sama Waktu itu pernah rapat, cuma ibu ini buku
petugas UKS kepada mereka mau ngasih disosialisasikan. pembibing UKS, tapi yang rapat waktu rapor gitu.
114

Bapak/Ibu guru? kejelasan, Cuma saya cuma itu Pak Ujang ya, nah
berhubung waktunya menyampaikan ke saya palingan waktu itu
mungkin dan ngga di wali murid, jadi disuruh jemput doang,
Serdang 2 aja yang medapat jemput gitu nih fika ada
mungkin mau ke sosialisasi guru rapor untuk kesehatan,
beberapa SD. UKS. cuma yang dikasih
kelas 1 doang, karena
dimulainya dari kelas 1,
baru tahun kemarin,
tahun kemarin lagi
dikasihnya.

Bentuk kegiatan apa Lomba.. iya, Bentuk kegiatannya ya Bentuk kegiatan Kalau untuk rapor Oh paling itu,
saja yang dilakukan alhamdulillah dengan paling pengukuran TB itu, kalau ada sendiri belum, cuma yang paling
dalam penerapan dia yang megang dan BB, pemberian obat penjaringan dari dari Puskesmasnya sering mah
implementasi program siapa? Bidan Yuyun cacing sama imunisasi ya Puskesmas, tapi rutin sih, kaya harusnya data
UKS melalui buku ya kalau ga salah, buku rapor imunisasi, terus itunya, tapi yang
rapor kesehatanku di alhamdulillah kesehatanku itu kemarin baru BIAS ya, paling terlihat aja
Sekolah “X”? mendapat piala dan punya data sendiri, iya imunisasi, lengkap sih
sebuah kenang- tapi rapor sih setiap ada ini perkembangan
kenangan dari kesehatanku itu Puskesmas selalu berat badan tinggi
Kabupaten ataupun hanya diliat aja, datang kesini. badannya itu.
Provinsi, dari tadinya dibagikan Untuk imunisasi
Puskesmas juga dapet terus disuruh ngisi segala belum
alhamdulillah biodatanya, tapi masuk kesitu ya,
yang untuk bagian tapi ada datanya
115

faktor setiap Puskesmas


kesehatannya ga itu juga selalu
usah diisi, jadi minta data, tapi
orang Puskesmas belum
yang ngisi dimasukkan ke
buku itu.

Apakah koordinasi Berjalan dengan baik Baik, karena sebelum Yang kemarin itu Baik. Alhamdulillah,
yang dilakukan petugas dari tahun 2016 mereka terjun kita kasih agak mandek sih, dari yaa
dengan peserta didik mereka ikut apa ini dulu ya, karena kan karena itu ada jembatannya
berjalan dengan baik? namanya... UKS ya.. kita cara bicara namanya penjaringan atau melalui guru uks
ikut DOKCIL, apalagi ke guru belum orang Puskesmas jadi ada info apa-
alhamdulillah SD tentu ucapan dia kesini tu ya, buku apa melalui guru
Serdang 2 itu kalau diterima, misalnya tolong itu hanya diliat aja, uks dulu baru ke
ga salah ya tahun itu bersihin, tolong terus kita kan ngisi murid, kan ada
2017 sudah sampai ambilin itu sampah, biodata lain, bukan WA grup (guru
ke Provinsi. jadikan bahasanya harus buku itu yang kita UKS) jadi ada
dibenerin harus pake isi (form yg kita info apapun
tolongkah, apa langsung isi), puskesmasnya diberitakan
gitu. cuma ngeliat aja ga kepada murid.
ada sosialisasi
untuk berikutnya
gitu, kelanjutan
buku ini buat apa
gitu.

Apakah menurut Insyaallah sih sudah Belum. Belum. Baik. Kalau dibilang
116

Bapak/Ibu program berjalan dengan baik, berjalan baik sih


UKS melalui buku mungkin dengan belum maksimal
rapor kesehatanku dibagikannya lebih ya, karena ya itu
sudah berjalan dengan baik lagi hehehe kesibukan kita,
baik? tapi lumayanlah
kita bisa melihat
oh anak ini dari
tahun ke tahun
perkembangannya
meningkat.

Apakah menurut Sudah.. sudah Iya berkompeten. Kurang paham Sangat berkompeten, Berkompeten.
Bapak/Ibu petugas terprogramkan kalau menurut karena dianya banyak
UKS merupakan orang dengan baik, dokter, saya, soalnya buku ya.
yang berkompeten dan suster maupun ini dikasihkan ke
dan sangat memahami perawatnya kita, nih dikasihkan
program tersebut insyaallah. utk kls 1, terus
sehingga mampu udah dikasihin aja
melaksanakan program ini ,ini buat buku
dengan baik? apa, buku rapor kls
1 , buku kesehatan
penjaringan, ini
diapain, isi aja
biodatanya, udah
selanjutnya itu
sekali kali aja
ditengok.
117

Apa manfaat yang Menurut ibu untuk Banyak ya manfaatnya Kalau rapor Manfaatnya untuk Manfaatnya itu
dirasakan dengan mendapatkan buku hehe ya jadi bisa tau gitu kesehatanku anak-anak, kalo saya bisa mengetahui
adanya program UKS itu mudah-mudahan kesehatan anakmya berjalan dengan sendiri gimana ya , perkembangan
melalui buku rapor anaknya bisa baik sangat banyak karena ga megang kelas anak secara
kesehatanku di Sekolah dimengerti masalah manfaatnya, tapi sendiri jadi paling langsung, jadi
“X”? kesehatan, masalah karena ini tersendat manfaatnya dari guru- kalo secara fisik
ya dilingkungan sendat, kita juga guru kelaslah, tau tidak bisa dilihat
masyarakat, ya bingung kesehatan anaknya, tau kan ada itu data
lingkungan sekolah menyampaikannya apa kalau ditanya itunya, minimal
ya terutama ya dari ke wali murid juga Puskesmas tinggi berat penyakitnya, kan
makanan dari dia bingung, bagi guru badannya tau. ada yang kelas 2
mengerti cara buang kelasnya juga kan yang jantungan
sampah pada bisa menilai itu segala macem.
tempatnya, minum anaknya sehat apa
makanan bergizi, ngganya, terus
mungkin anak didik antara wali murid
SD Serdang 2 lebih sama orangtua bisa
mengerti masalah berkomunikasi
kesehatan. tentangkes
anaknya, mungkin
banyak lainnya.
118

Lampiran 8. Uji Statistik

UJI STATISTIK MENGGUNAKAN SPSS 16.0

PENGAMBILAN DATA IMPLEMENTASI PROGRAM UKS MELALUI


BUKU RAPOR KESEHATANKU PADA SEKOLAH DI KECAMATAN
KRAMATWATU TAHUN 2018

UJI STATISTIK MENGGUNAKAN SPSS 16.0


PENGAMBILAN DATA PESERTA DIDIK PADA SEKOLAH DASAR DI
KECAMATAN KRAMATWATU TAHUN 2018
A. Uji Frequencis Pemanfaatan Buku Rapor Kesehatanku
1. Kepemilikian Buku Rapor Kesehatanku
Statistics
Kepemilikan Buku
N Valid 577
Missing 0
Mean 1.1248
Std. Error of Mean .01377
Median 1.0000
Mode 1.00
Std. Deviation .33076
Variance .109
Range 1.00
Minimum 1.00
Maximum 2.00
Sum 649.00
Percentiles 25 1.0000
50 1.0000
75 1.0000
119

Kepemilikan Buku
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Memliki Buku 505 87.5 87.5 87.5
Memiliki Buku 72 12.5 12.5 100.0
Total 577 100.0 100.0

Catatan Kesehatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Buku Terisi <50% 64 11.1 11.1 11.1
Buku Terisi >50% 8 1.4 1.4 12.5
Tidak Memiliki Buku 505 87.5 87.5 100.0
Total 577 100.0 100.0

2. Pengisian Buku Rapor Kesehatanku Seri Catatan Kesehatan


Statistics
Catatan Kesehatan
N Valid 577
Missing 0
Mean 2.7643
Std. Error of Mean .02642
Median 3.0000
Mode 3.00
Std. Deviation .63457
Variance .403
Range 2.00
Minimum 1.00
Maximum 3.00
Sum 1595.00

3. Pengisian Buku Rapor Kesehatanku Seri Informasi Kesehatan

Statistics
Informasi Kesehatan
N Valid 577
Missing 0
Mean 3.8492
Std. Error of Mean .01835
Median 4.0000
Mode 4.00
Std. Deviation .44073
Variance .194
120

Range 3.00
Minimum 1.00
Maximum 4.00
Sum 2221.00

Informasi Kesehatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ada Paraf Lengkap 4 .7 .7 .7
Ada Paraf, Tapi Tidak
7 1.2 1.2 1.9
Lengkap
Tidak Ada Paraf Sama
61 10.6 10.6 12.5
Sekali
Tidak Memiliki Buku 505 87.5 87.5 100.0
Total 577 100.0 100.0

B. Uji Frequencis Pengetahuan Buku Rapor Kesehatanku

Statistics
Pengetahuan Peserta Didik
N Valid 57
Missing 0
Mean 2.2982
Std. Error of Mean .08289
Median 2.0000
Mode 2.00
Std. Deviation .62578
Variance .392
Range 2.00
Minimum 1.00
Maximum 3.00
Sum 131.00
Percentiles 25 2.0000
50 2.0000
75 3.0000
121

Pengetahuan Peserta Didik


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid sangat baik 5 8.8 8.8 8.8
baik 30 52.6 52.6 61.4
cukup 22 38.6 38.6 100.0
Total 57 100.0 100.0

C. Uji Frequencis Pemantauan Status Gizi


1. Status Gizi Peserta Didik yang Tidak Memiliki Buku RK

Statistics

Status Gizi 2018 Status Gizi 2019


N Valid 505 505
Missing 0 0
Mean 2.4020 3.1069
Std. Error of Mean .03768 .04460
Median 2.0000 4.0000
Mode 2.00 4.00
Std. Deviation .84679 1.00221
Variance .717 1.004
Range 3.00 3.00
Minimum 1.00 1.00
Maximum 4.00 4.00
Sum 1213.00 1569.00
Percentiles 25 2.0000 2.0000
50 2.0000 4.0000
75 2.0000 4.0000

Status Gizi 2018


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurus 16 3.2 3.2 3.2
Normal 374 74.1 74.1 77.2
Gemuk 11 2.2 2.2 79.4
Tidak Diukur 104 20.6 20.6 100.0
Total 505 100.0 100.0
122

Status Gizi 2019


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurus 5 1.0 1.0 1.0
Normal 214 42.4 42.4 43.4
Gemuk 8 1.6 1.6 45.0
Tidak Diukur 278 55.0 55.0 100.0
Total 505 100.0 100.0

2. Status Gizi Keseluruhan

Statistics
Status Gizi 2018
N Valid 457
Missing 0
Mean 1.9956
Std. Error of Mean .01420
Median 2.0000
Mode 2.00
Std. Deviation .30346
Variance .092
Range 2.00
Minimum 1.00
Maximum 3.00
Sum 912.00
Percentiles 25 2.0000
50 2.0000
75 2.0000

Status Gizi 2018


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurus 22 4.8 4.8 4.8
Normal 415 90.8 90.8 95.6
Gemuk 20 4.4 4.4 100.0
Total 457 100.0 100.0

Statistics
Status Gizi 2019
123

N Valid 283
Missing 0
Mean 2.0141
Std. Error of Mean .01803
Median 2.0000
Mode 2.00
Std. Deviation .30331
Variance .092
Range 2.00
Minimum 1.00
Maximum 3.00
Sum 570.00
Percentiles 25 2.0000
50 2.0000
75 2.0000

Status Gizi 2019


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurus 11 3.9 3.9 3.9
Normal 257 90.8 90.8 94.7
Gemuk 15 5.3 5.3 100.0
Total 283 100.0 100.0

Status Gizi 2018


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurus 14 3.1 3.1 3.1
Normal 423 92.6 92.6 95.6
Gemuk 20 4.4 4.4 100.0
Total 457 100.0 100.0

Statistics
Status Gizi 2019
N Valid 289
Missing 0
Mean 1.9931
Std. Error of Mean .01960
Median 2.0000
Mode 2.00
Std. Deviation .33326
Variance .111
Range 2.00
124

Minimum 1.00
Maximum 3.00
Sum 576.00
Percentiles 25 2.0000
50 2.0000
75 2.0000

Status Gizi 2019


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurus 17 5.9 5.9 5.9
Normal 257 88.9 88.9 94.8
Gemuk 15 5.2 5.2 100.0
Total 289 100.0 100.0

3. Pemantauan Status Gizi Peserta Didik berdasarkan Buku RK


Statistics

Status Gizi 2018 Status Gizi 2019


N Valid 72 72
Missing 0 0
Mean 2.4861 2.4583
Std. Error of Mean .11012 .11002
Median 2.0000 2.0000
Mode 2.00 2.00
Std. Deviation .93437 .93353
Variance .873 .871
Range 3.00 3.00
Minimum 1.00 1.00
Maximum 4.00 4.00
Sum 179.00 177.00
Percentiles 25 2.0000 2.0000
50 2.0000 2.0000
75 3.0000 3.0000

Status Gizi 2018


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurus 6 8.3 8.3 8.3
Normal 41 56.9 56.9 65.3
Gemuk 9 12.5 12.5 77.8
Tidak Diukur 16 22.2 22.2 100.0
Total 72 100.0 100.0
125

Status Gizi 2019


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurus 6 8.3 8.3 8.3
Normal 43 59.7 59.7 68.1
Gemuk 7 9.7 9.7 77.8
Tidak Diukur 16 22.2 22.2 100.0
Total 72 100.0 100.0

Statistics

Status Gizi yang Tidak Memiliki Buku 2018

N Valid 505

Missing 0 F

Valid Kurang
Mean 2.4931
Cukup
Std. Error of Mean .03916
Baik
Median 2.0000 Tidak Diukur
Mode 2.00 Total

Std. Deviation .87992

Variance .774

Range 3.00

Minimum 1.00
Statistic
Maximum 4.00
Status Gizi yang Tidak Mem
Sum 1259.00 N Valid

Missing
Status Gizi yang Tidak Memiliki Buku 2018
Mean
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurus 7 1.4 1.4 1.4

Normal 367 72.7 72.7 74.1

Gemuk 6 1.2 1.2 75.2

Tidak Diukur 125 24.8 24.8 100.0

Total 505 100.0 100.0


126

Std. Error of Mean .04376

Median 4.0000

Mode 4.00

Std. Deviation .98339

Variance .967

Range 3.00

Minimum 1.00

Maximum 4.00

Sum 1617.00

Status Gizi yang Tidak Memiliki Buku 2019

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurus 2 .4 .4 .4

Normal 197 39.0 39.0 39.4

Gemuk 3 .6 .6 40.0

Tidak Diukur 303 60.0 60.0 100.0

Total 505 100.0 100.0

Anda mungkin juga menyukai