SKRIPSI
PUJIATI
NIM. C01419084
i
HUBUNGAN KEPATUHAN DIET RENDAH PURIN DENGAN
KEJADIAN GOUT ARTHRITIS PADA LANSIA DIDESA
TINELO WILAYAH KERJA PUSKESMAS
TELAGA BIRU
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat wajib dalam menyelesaikan jenjang
pendidikan Sarjana (S1)
PUJIATI
NIM. C01419084
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Tidak ada satupun perjuangan yang melelahkan. “Dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar, yaitu yang ketika ditimpa musibah mereka
mengucapkan; sungguh kita semua ini milik Allah dan sungguh kepada Nya lah kita
kembali.” (QS. Al-Baqarah: 155-156)
“Jika Allah membuatmu menunggu, maka bersabarlah dan percayalah kamu akan
menerima lebih dari apa yang kamu minta.” (Pujiati)
PERSEMBAHAN
Yaa Robb, puja dan puji kupersembahkan hanya untuk-Mu. Seraya mengucap
syukur atas apa yang Engkau berikan untukku hari ini, atas nikmat yang berupa
akal, rizki, ilmu yang bermanfaat, dan kesabaran untuk bangkit dari setiap
cobaan. Kupersembahkan karya kecilku ini untuk orang-orang tercinta dan paling
berharga dalam hidupku
Ayahku Kuwat dan Ibuku Kitul yang sampai saat ini memberikan kasih sayang
yang tiada henti, selalu memberikan dukungan,memberikan doa yang terbaik dan
bekerja keras demi kesuksesanku , teruntuk kakak perempuanku Minawati, S.Pt
terima kasih sudah memberikan dukungan dan motivasi untuk menyelesaikan
studi ini. Kepada Aldi Saputra terima kasih sudah menyemangati, memberikan
keceriaan dan turut membantu dalam segala hal.
vi
Universitas Muhammadiyah Gorontalo
KATA PENGANTAR
Puja dan puji hanya Allah Swt. yang telah memberikan berkah kesehatan
dan keselamatan sehingga penulis mampu menyelesaikan penelitian yang
berjudul “Hubungan Kepatuhan Diet Rendah Purin Dengan Kejadian Gout
Arthritis Pada Lansia Di Desa Tinelo Wilayah Kerja Puskesmas Telaga Biru”.
Harus diakui bahwa banyak hal yang masih membutuhkan sentuhan-
sentuhan perbaikan dalam upaya penyempurnaan penelitian ini. Olehnya penulis
tiada henti-hentinya berucap syukur ke hadirat Allah Swt yang telah memberikan
kecerahan pemikiran dan umur yang panjang hingga penulis dapat mengenyam
pendidikan strata satu (S1) Jurusan Keperawatan di Universitas Muhammadiyah
Gorontalo. Terimakasih kepada mereka yang telah membimbing dan membantu
penulis dalam menyelesaikan hasil penelitian ini.
Ucapan terimakasih diaturkan pula kepada mereka yang berperan serta
dan berpartisipasi hingga penelitian dapat terlaksana, terutama kepada :
1. Prof. Dr. H. Abd Kadim Masaong.,M.Pd Selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Gorontalo.
2. Prof. Dr. Hj. Moon Hidayati Otoluwa, M.Hum. Selaku Wakil Rektor I
Universitas Muhammadiyah Gorontalo.
3. Dr. Salahudin Pakaya, MH. Selaku Wakil Rektor II Fakultas Ilmu Kesehatan
Unuversitas Muhammadiyah Gorontalo.
4. Dr. Apris Ara Tilome, S.Ag., M.Si. Selaku Wakil Rektor III Universitas
Muhammadiyah Gorontalo.
5. Dr. Zuriati Muhamad, SKM., M.Kes. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Gorontalo.
6. Ns. Andi Akifa Sudirman S.Kep,M.Kep. Selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiya Gorontalo dan sebagai Penguji.
7. Ns. Harismayanti, M.Kep. Selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo.
vii
8. Ns. Hamna Vonny Lasanuddin, S.Kep. M.Kes. Selaku Pembimbing 1 yang
telah banyak membantu dan memberikan bimbingan, penghargaan serta
masukkan dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
9. Ns. Haslinda Damansyah, S.Kep. M.Kep. Selaku Pembimbing 2 yang telah
banyak membantu dan memberikan bimbingan, penghargaan serta
masukkan dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
10. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Gorontalo, terimakasih atas ilmu yang diberikan.
11. Seluruh Staf Pegawai Administrasi dilingkungan Fakultas Ilmu Kesehatan
yang lebih khusus lagi pada Jurusan Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Gorontalo yang telah banyak membantu dalam penyelesaian
studi.
12. Kepada Orang tua penulis bapak Kuwat dan Ibu Kitul yang telah membimbing
dengan kasih sayang dan selalu memberikan yang terbaik dan
pengorbanannya yang tulus sehingga penulis dapat mengikuti program
pendidikan ini.
13. Kepada kakak penulis Minawati S.Pt dan seluruh keluarga yang memberikan
dukungan dan motivasi untuk menyelesaikan studi.
14. Kepada Aldi saputra yang selalu memberikan motivasi semangat dan
keceriaan serta ikut membantu.
15. Seluruh teman teman mahasiswa keperawatan angkatan 2019 khususnya
kelas c keperawatan terimakasih atas kebersamaan selama ini.
Penulis
viii
ix
DAFTAR ISI
Halaman
x
DAFTAR TABEL
Halaman
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
penyakit gout dibiarkan dan tidak segera diberikan penganan secara dini maka
akan mengakibatkan kerusakan sendi bahkan komplikasi penyakit lain salah
satunya penyakit pada ginjal (Milleni Udinsiah, 2021)
Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Soraya, 2020) menunjukkan
bahwa terdapat hubungan antara asupan purin dengan kadar asam urat pada
lansia, hal tersebut dapat dilihat dari besarnya tingkat konsumsi purin pada lansia
dengan koinsumsi purin tinggi sebesar 211,14mg/hari dan konsumsi purin
terendah sebesar 136,52mg/hari, dengan rata-rata tingkat konsumsi purin pada
lansia sebesar 167,06mg/hari. Dan sebagian besar kadar asam urat lansia
termasuk dalam kategori tinggi 10,5mg/dl, kategori terendah 4,0mg/dl dengan
rata-rata 6,4mg/dl. Adapun hasil penelitian (Dungga, 2022) mengatakan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara pola makan terhadap kadar asam urat
di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Gorontalo. Sehingga diharapkan agar
menjaga pola makan yang sehat serta rutin memeriksakan diri di pusat
pelayanan kesehatan terdekat.
2
mengkonsumsi makanan yang tinggi purin, seperti sayur kangkung, tempe, dan
ikan putih (teri).
Berdasarkan data di atas, maka peneliti tertarik untuk mengambil
permasalahan ini sebagai fokus penelitian dan merumuskannya dengan judul
“Hubungan Kepatuhan Diet Rendah Purin Dengan Kejadian Gout Arthritis Pada
Lansia di Desa Tinelo Wilayah Kerja Puskesmas Telaga Biru”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah yang
didapatkan yaitu:
1. Berdasarkan data yang di dapatkan dari posyandu lansia pada bulan April
hingga bulan Mei lansia yang gout arthritis mengalami peningkatan. Hal ini
terjadi karena masih banyak lansia mengkonsumsi makanan yang tinggi
purin, seperti sayur kangkung, tempe, dan ikan putih (teri).
2. Berdasarkan hasil wawancara didapatkan beberapa lansia setiap hari
mengkonsumsi makanan yang mengandung purin tinggi seperti sayur
kangkung, tempe dan ikan putih (teri).
3. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada beberapa lansia,
didapatkan kurangnya kesadaran lansia yang hidup sehat dengan
mengkonsumsi makanan yang rendah purin.
1.3 Rumusan Masalah
Beranjak dari masalah yang telah di uraikan dari latar belakang, maka
rumusan masalah yang didapatkan yaitu:
1. Apakah yang menyebabkan penyakit gout arthritis pada lansia mengalami
peningkatan?
2. Apakah mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi purin dapat
menyebabkan peningkatan kadar asam urat dalam darah?
3. Apakah ada hubungan kepatuhan diet rendah purin dengan kejadian gout
arthritis pada lansia?
3
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan kepatuhan diet rendah purin dengan kejadian
Gout Arthritis pada lansia di Desa Tinelo Wilayah Kerja Puskesmas Telaga Biru.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi kepatuhan diet rendah purin pada lansia di Desa Tinelo
Wilayah Kerja Puskesmas Telaga Biru.
2. Mengidentifikasi kejadian gout arthritis pada lansia di Desa Tinelo
Wilayah Kerja Puskesmas Telaga Biru.
3. Menganalisis hubungan diet rendah purin terhadap kejadian Gout
Arthritis pada lansia di Desa Tinelo Wilayah Kerja Puskesmas Telaga
Biru.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan informasi dan
dijadikan sebagai tambahan referensi untuk peneliti selanjutnya terkait dengan:
“Hubungan Kepatuhan Diet Rendah Purin Dengan Kejadian Gout Arthritis pada
lansia di Desa Tinelo Wilayah Kerja Puskesmas Telaga Biru”
1.5.2 Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber data baru dan
menjadi salah satu referensi bagi mahasiswa maupun akademik Program
Studi Keperawatan Fakultas Kesehatan.
b. Bagi Puskesmas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi
Puskesmas Telaga Biru mengenai hubungan diet rendah purin dengan
kejadian gout arthritis pada lansia.
c. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu tambahan
referensi untuk penelitian berikutnya mengenai hubungan kepatuhan diet
rendah purin dengan kejadian gout arthritis pada lansia.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dalam tubuh. Penimbunan Kristal ini jika terjadi secara berlebihan dapat i i i i i
mengakibatkan
i munculnya asam urat atau gout arthritis yang dapat
mengakibatkan nyeri pada sendi terutama pada jari-jari kaki, tumit, dan
i i i i
pergelangan tangan. Gout merupakan peradangan pada sendi atau otot yang
i i i i i
disebabkan dari berlebihannya kadar asam urat dalam darah manusia. Hal ini
i i i
2020)
a. Primer i
Penyebab dari primer ini belum diketahui secara pasti, akan tetapi faktor
i i i i i i i
b. Sekunder i i
diakibatkan pola makan dan diet tidak teratur. Hal ini bisa jadi karena i i i
serangan gout sering terjadi pada bagian kaki, namun 3–14 % serangan bisa
i i i i
juga terjadi di banyak sendi atau biasa di sebut dengan poliarthritis. Urutan sendi
i i i i i
yang terkena serangan gout berulang biasanya adalah ibu jari, pergelangan kaki,
i i i i i i
5
sendi kaki belakang, pergelangan tangan dan lutut. Biasanya Nyeri yang
i i i i i
dirasakan oleh penderita gout hanya pada beberapa sendi. Sendi yang diserang i i i i i i i i
(Scarlet, 2018) Adapun tanda dan gejala yang biasanyan sering dirasakan oleh
i i i i
2. Nyeri terutama pada terjadi pada malam atau pagi hari saat bangun tidur. i i i
4. Nyeri hebat dan akan merasakan nyeri pada tengah malam menjelang i i i i i i i
pagi.
2.1.4 Patofisiologi Gout
Pembentukan asam urat yang berlebih atau menurunnya ekskresi pada
i i i i i i i
asam urat merupakan penyebab terjadinya peningkatan asam urat. Ketika terjadi i i i i i i i
ketidakseimbangan
i i dua proses i tersebuti i maka akan terjadi
i keadaan i
yang menimbulkan hipersaturasi asam urat yaitu kelarutan asam urat yang telah
i i i i
melewati ambang batasnya. Penyebab produksi asam urat meningkat antara lain
i i i i i
Hasil dari metabolisme purin yakni asam lambung akan mengalami filtrasi i i i
Sebagian kecil asam urat yang terserap akan dikeluarkan melalui nefron distal
i i i i i i i
dalam bentuk urin. Ekskresi yang terhambat dan meningkatnya produksi dapati i i i i
mengakibatkan kadar asam urat dalam tubuh semakin tinggi, sehingga akan
i i i
terus-menerus dapat menjadi tofi/tofus yaitu endapan seperti kapur putih pada
i i i i i i i
kapsul sendi dan tulang rawan, sehingga memicu timbulnya respon inflamasi i i i i
zat dengan kelarutan sangat rendah maka akan terbentuk kristal. Asam urat
i i i i i
6
paling banyak tertimbun di sendi berbentuk kristal mononatrium urat. Kristal
i i i i
asam urat yang tertimbun lagi dan gejala terjadi terus-menerus dapat i i i i i i
mengakibatkan tofi/tofus yaitu endapan seperti kapur putih pada kapsul sendi
i i i i i
dan tulang rawan. Reaksi peradangan granulomatosa dipicu oleh tofi yaitu i i i
adanya massa urat amorf (kristal) dikelilingi makrofag, limfosit, fibroblast, dan sel i i
tahun. Semakin tua usia pria maka kemungkinan kadar asam urat semakin
i i i
2. Jenis Kelamin i i
wanita. Persentase wanita yang memiliki asam urat tinggi lebih rendah
i i i i i i
dibandingkan pria dan mulai terlihat saat wanita telah menopause. Kadar i i i i
bertambahnya usia atau telah memasuki masa akhir balik. Pria cenderung
i i i i i
wanita yang menunjang proses pengeluaran asam urat melalui urin. Pada i i i i i
hormon pada tubuh yang berfungsi untuk proses ekskresi asam urat. i i i i
Enzim yang berguna untuk mengubah asam urat menjadi bentuk alatonin
i i i i i
lalu dikeluarkan melalui urin disebut enzim urikinase. Proses ekskresi asam
i i i i i i i i
7
poliferasi sel semakin meningkat serta terhambatnya keaktifan enzim
i i i i i i i i
metabolisme purin.
i i
3. Pola makan
Pola makan yang tidak teratur dapat menjadi faktor penyebab i i i i
kadar asam urat. Makanan yang mengandung purin tinggi misalnya sea i i
4. Obat-obatan
Adapun jenis obat-obatan yang dapat mengakibatkan terjadinya
i i i
5. Obesitas i
mereka orang yang memiliki berat badan normal. Pada seseorang yang
i i i i i i
6. Olahraga
Olahraga dapat mengakibatkan terjadinya proses glikolisis yang i i i
akhir utama yaitu asam laktat. Hal tersebut terjadi karena adanya kontraksi i i i i
7. Alkohol
Kadar asam urat dalam darah akan semakin meningkat apabila i i
terdapat beberapa alkohol yang memiliki kandungan purin. Tentu saja ini
i i i i i
8
2.1.6 Kadar Asam Urat
Kadar normal asam urat dalam darah dibagi menjadi tiga kategori menurut i i i
Kadar asam urat yang melebihi > 7,0 mg/dl, dapat menyebabkan plasma i i i i
darah menjadi jenuh atau biasa di sebut dengan Hiperurisemia atau keadaan
i i i i i i i
dimana meningkatnya kadar asam urat darah diatas normal. Hal tersebut terjadi
i i i i
karena tubuh memproduksi asam urat dalam jumlah banyak sedangkan ekskresi
i i i i i
asam urat melalui urine mengalami penurunan. Pada kondisi normal, asam urat
i i i i
Namun apabila kadar asam urat melebihi batas normal maka fungsi dari asam i i
urat menjadi abnormal sehingga membahayakan tubuh. Kadar asam urat yang
i i i
dan orang tubuh lainnya, sehingga menyebabkan sendi meradang, sakit dan i i i i i
pengobatan dan pengelolaan secara efektif dengan perawatan medis, Selain itu
i i i i i i i i i i
asam urat dapat dikelola dengan strategi manajemen diri. Manajemen diri adalah i i i i i i i
apa yang dilakukan sehari-hari untuk mengelola kondisi dan tetap sehat i i i i i
Pengobatan yang diberikan pada penderita gout arthritis dilihat dari pada
i i i i
stadium artritis gout tertentu yang dialami. Pengobatan stadium gout akut i i i
9
dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri, sedangkan pada stadium i i i
urat dan mencegah terbentuknya tophi. Adapun beberapa jenis obat yangi i i i i i i
tinggi.
2.2.8 Pencegahan Gout
Pencegahan asam urat dengan menerapkan pola hidup sehat. Hal dapat
i i i i i i
ini dilakukan dengan cara diet makanan yaitu mengurangi konsumsi makanan i i i
berat badan, serta disarankan untuk mengkonsumsi air putih yang cukup sesuai
i i i i
Indonesia Nomor 28 Tahun 2019) yang sudah sesuai dengan usia dan jenis
i i i i
kelamin.
i
19 – 64 tahun
Minimal 2500 ml / setara Minimal 2350 ml / setara i i
sikap baik terhadap petunjuk yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan baik
i i i i i i i i
dalam bentuk diet, latihan, pengobatan maupun dalam hal menepati janji
i i i i i
10
pertemuan dengan dokter. Adapun beberapa faktor yang bisa mempengaruhi
i i i i i i i i
1. Pendidikan i
2. Motivasi
Motivasi dapat dikatakan sebagai dorongan dalam diri seseorang untuk i i i
kadar asam urat agar tetap dalam kondisi normal keinginan ini biasanya i i
keinginan diri sendiri. Semakin baik motivasi maka semakin patuh lansia
i i i i
3. Dukungan keluarga i
2.2.2 Diet
Diet sehat dan seimbang adalah mengkonsumsi makanan dan minuman
i i i i
yang didalamnya mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai i i i
dengan kebutuhan tubuh. Adapun zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh setiap
i i i i
individu yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral yang seimbang. i i i i
Diet itu sendiri dilakukan agar seseorang dapat mengatur asupan makanan yang
i i i i i
dikonsumsi agar tidak melewati batas normal, tepat, sehat dan seimbang. Diet i i i i i i
juga dapat dikatakan sebagai cara seseorang dalam mengatur porsi makan i i i i
11
seperti kualitas, cara dalam mengolah makanan, dan frekuensi makan dalam
i i i i i
Asam urat bisa terbentuk dalam tubuh dari metabolisme sederhana yang i i i i i i
bahwa diet secara ketat makanan yang mengandung purin tidak bisa mengurangi
i i i i i
semua cadangan asam urat dalam tubuh. Meski begitu, penderita gout tetap
i i i i i i
berat badan tetap normal dan tidak mengalami kegemukkan. Agar diet
i i i i i i
seseorang dapat dilakukan dengan baik, maka dibutuhkan untuk kita mengatur
i i i i
porsi makan yang sehat, misalnya kita dapat mengkonsumsi makanan yang i i
mengandung serat seperti buah, sayur, serta kita dapat mengontrol komsumsi
i i i i i i
makanan yang berlemak. Berat badan berlebih akan rentan mengalami suatu i i i i i i i
penyakit, salah satu penyakit yang ada hubungannya dengan obesitas adalah
i i i i
dalam darah normal kembali serta untuk mempertahankan status makanan yang i i i i
kubis, durian, nanas, tape, alkohol, dan lain-lain. Selain itu salah satu faktor yang i i
makanan yang tidak seimbang (asupan protein yang mengandung purin terlalu i i i i
menumpuk pada dearah persendian, seperti tangan dan kaki. Serta pada ginjal
i i i i i i i
dan atau saluran kemih (Madyaningrum et al., 2020). Purin adalah salah satu i i
12
bagian dari protein, mengontrol asupan purin artinya mengurangi makanan yang
i i i
mengandung protein tinggi. Didalam tubuh ginjal telah memproduksi purin sekitar
i i i i i
berkadar purin yang dapat dikonsumsi dengan maksimal 50-70 gram per hari
i i i
atau 1-1 ½ potong atau 1 mangkuk (100gram). Makanan tersebut antara lain i i
daging sapi, ayam, ikan, udang, tahu, tempe, bayam, dan daun singkong. i i
Makanan yang aman untuk dikonsumsi karena kandungan purin dalam makanan i
tersebut sangat rendah, misalnya ubi, jagung, roti dan bihun (Scarlet, 2018)
i i i i
kacangan
Ikan Sarden 480 Dada ayam dan 175
i
kulit
Limpa sapi 444 Daging ayam 169
Daun melinjo 366 Lidah sapi
i 160
Paru sapi 339 Ikan kakap 160
Kangkung/Bayam 290 Tempe 141 i i
kemampuan dari jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan
i i i i
Dunia lanjut usia terdiri dari usia pertengahan 45-59 tahun, usia lanjut 60-74 i i i
tahun,usia lanjut tua 75-90 tahun dan usia sangat tua di atas 90 tahun (Anggraini
et al., 2022)
i
13
Lansia juga dapat diartikan sebagai seorang yang sudah berusia lanjut i i i
atau tua, yang mulai mengalami penurunan fisik, dan dianggap sudah tidak i i
mampu lagi untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri. Seseorang yang sudah i i i i i i
memasuki usia lanjut akan mengalami suatu proses yang disebut Aging Process
i i i i i
atau proses penuaan. Proses penuaan sendiri merupakan bagian dari kehidupan
i i i i i i i
yang ditandai dengan menurunnya fungsi organ di dalam tubuh, yang membuat i i i
kegiatan sehari-hari. Menua adalah proses yang terjadi secara alami dan artinya
i i i i i i
seseorang telah melalui 3 tahap kehidupan yaitu anak, dewasa dan tua (Astuti,
i i i i i i
2020)
Beberapa faktor yang menjadi penentu berat dan ringan gejala penuaan
i i i i i i i i
adalah faktor gizi, faktor lingkungan, dan faktor gen. Faktor gizi yaitu berdasarkan i i
asupan yang dimakan ketika masa pertumbuhan hingga masa tua. Kebiasaan i i i
diet ketat dapat mempengaruhi proses menua seseorang. Faktor lingkungan baik
i i i i i i i i
jangka lama dapat mempengaruhi proses menua. Faktor gen yang ada dalam i i i i i
tubuh seseorang, seperti rambut putih, gigi tanggal, dan kelemahan tubuh sangat
i i i i i i
bervariasi terjadi pada setiap orang. Gejala tersebut pada sebagian orang sudah
i i i i i i i
dialami pada usia muda, sementara pada sebagian orang lain gejala tampak i i i i
Lansia (Elderly): Usia 60-74 tahun, Lansia Tua (Old): Usia 75-90 tahun,
i i
kategori, yaitu Menjelang Usia lanjut (45-54 tahun) sebagai masa vibrilitas,
i i i i
Usia Lanjut (55-64 tahun) sebagai presenium, dan Usia Lanjut (65 tahun i i i
14
1. Perubahan Aspek Fisik / Perubahan Biologis
i i i
Berikut ini merupakan beberapa perubahan fisik yang terjadi pada usia
i i i i i i
terganggu
i
b. Lansia mengalami
i perubahan i pada pencernaan i i dimana
kemampuan digesti dan absorpsi yang diakibatkan opioid endogen
i i i i
bertambahnya usia.
i
15
e. Proses penuaan mempengaruhi ketajaman penglihatan yang
i i i i i i
hilang.
2. Perubahan Aspek Psikologis
i i
emosional. Salah satu masalah yang sering muncul pada saat memasuki
i i i
proses penuaan adalah dimana lansia sudah tidak produktif lagi dan
i i
Puskesmas
i urat 4.pendekatan cross
i i
Romboken i sectional
i
16
(Dungga, 2022) Hasil penelitian
i i 1. Waktu dan tempat
i 1. Kepatuhan Dieti i
Kabupaten i penelitiani i
Gorontalo menggunakan i
kuisioner i
4. pendekatan cross
i i
sectional
i
5. Teknik i
pengambilan
i
sampel i
menggunakan i
purposive sampling i
LANSIA
S. Kardiovaskuler
S. Pernapasan
Terapi farmakologi: jenis Olahraga
S. Neurologi obat yang dapat digunakan
oleh penderita gout antara Obesitas
S. Pengindraan lain NSAID, Colchicine,
Allopurinol, dan Obat-obatan
Corticosteroid
Pola makan Diet Rendah Purin
Terapi Nonfarmakologi:
Pola hidup sehat, Olahraga,
serta mengurangi konsumsi
makanan yang mengandung
purin tinggi.
Gambar 2.1 Kerangka Teori
i i
2. Terapi(Scarlet, 2018)
i i
17
2.6 Kerangka Konsep
: variabel Independen
i i i i
: variabel Dependen
i i i i
: garis penghubung i
2.7 Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir yang telah digambarkan diatas serta
i i i i i
Biru
18
BAB III
METODE PENELITIAN
Biru Kabupaten Gorontalo. Waktu penelitian dilaksanakan mulai pada bulan Juli i i i
pada tanggal 15-28 Juli 2023. Waktu penelitian ini dihitung dari mulainnya tahap i i
skripsi.
3.2 Desain Penelitian
Desain penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan
i i i i i i i i
terikat dan antara diambil dalam waktu secara bersamaan dengan tujuan untuk
i i i i
mencari ada tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu variabel dependen /
i i i i i i
terikat dan variabel independen / bebas (Adiputra et al., 2021). Variabel dependen
i i i i i i i i i i i
dalam penelitian ini yakni kejadian gout arthritis dan variabel independen yakni
i i i i i i i
kepatuhan diet rendah purin, maka dengan itu penelitian ini bertujuan untuk
i i i i i i i
menganalisi hubungan antara kepatuhan diet rendah purin dengan kejadian gout
i i i i i i
arthritis pada lansia di Desa Tinelo Wilayah Kerja Puskesmas Telaga Biru. i i i i i
saja yang ditentukan oleh peneliti untuk diteliti, dipelajari dan diperoleh informasi
i i i i i i i i
tentang hal tersebut, sehingga dapat ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2019). Variabel
i i i i i i
ini dibedakan menjadi 2 yaitu variabel independen atau variabel bebas dan
i i i i i i i i
Variabel ini dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan variabel bebas,
i i i i i i i
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
i i i i i
17
3.3.2 Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan-batasan variabel
i i i i i
yang di maksud atau mengenai apa yang diukur dari variabel yang bersangkutan i i i i
(Ngatno, 2015).
Tabel 3.1: Definisi operasional Hubungan kepatuhan diet purin dengan kejadian
i i i i i i
rendah purin i
Variabel Dependen
2. Kejadian i Asam urat Observasi i Nominal Kadar asam
gout Arthritis terjadi akibat 1. Jika terjadi
i i urat di ukur
mengkonsumsi peningkatan i i dalam satuan
zat purin kadar asam urat mg/dl.
secara melampaui batas i i
data dengan kriteria tertentu yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini
i i i i i i i
adalah seluruh lansia yang menderita gout arthritis pada bulan Mei di Desa
i i i i i
18
3.4.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah perwakilan dari populasi yang memiliki kriteria dan
i i i i
(Adiputra et al., 2021). Teknik sampling dalam penelitian ini adalah Non Probability
i i i i
(Ahmad Sabrawi, 2022). Sampel dari penelitian ini adalah seluruh lansia penderita i i i i i i
gout arthritis yang berada di Desa Tinelo Wilayah Kerja Puskesmas Telaga Biru i i i i i i
Slovin:
𝑁
n = 1+𝑁 (e)2 i
70
n =
1+70 (0,01)
70
n =
1+0,7
70
n =
1,7
Kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah ditetapkan oleh peneliti, yaitu sebagai
i i i i i i i
berikut ini:
i
a. Kriteria Inklusi
i
populasi target dan sumber yang akan diteliti (Adiputra et al., 2021). Kriteria
i i i i i
1. Lansia (middle age) 45-59 tahun, (lansia ederly) usia 60-74 tahun i i i i
3. Lansia yang memiliki kadar asam urat tinggi pada bulan Mei 2023 i i
19
b. Kriteria Eksklusi i i
1. Lansia sedang dalam keadaan sakit atau bedrest, sakit stroke dan i i i i i
2. Lansia yang mengalami penurunan daya ingat (from mini mental state i i i i
examination)
i
mengacu pada tinjauan pustaka dengan kejadian gout arthritis pada lansia, terdiri
i i i i
dari lembar observasional yang telah dikembangkan oleh peneliti sesuai dengan
i i i i i i i i i
primer tersebut meliputi asupan purin, dan kadar asam urat pada lansia.
i i i i
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari referensi kepustakaan
i i i i i i i i i
Telaga Biru berupa jumlah lansia, daftar nama lansia, dan data kesehatan
i i i i
lansia.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data:
i i
20
3. Peneliti mengajukan izin dan membuat kesepakatan dengan responden
i i i i i i i i i
disebabkan karena data yang diperoleh langsung dari penelitian masih mentah,
i i i i i i i
belum memberikan informasi apa-apa dan belum siap untuk disajikan (Ahmad
i i i i
dalam penelitian: i i
a. Editingi
isian formulir dan kuisioner ataupun data yang telah disi oleh responden i i i i i
b. Coding
Coding merupakan i proses i mengidentifikasi
i i data penelitian
i i dan
mengklasifikasikannya ke dalam karakter numeric atau simbolik. Metode ini
i i i i i i
1) Usia
Usia 45-59 tahun =1
Usia 60-74 tahun =2
2) Jenis Kelamin i i
Laki-laki =1
Perempuan i i =2
3) Tingkat Pendidikan i
SD =1
SMP =2
21
SMA =3
Perguruan Tinggi (S1)
i =4
4) Diet Rendah Purin i i
Tidak patuh> 11 =1
Patuh< 11 =2
5) Kadar asam urat
Gout (melebihi batas normal) i i =1
Tidak gout Lk. 3,5-7. Pr 2,6-6 =2
Rendah (kurang dari normal)
i =3
c. Processing i
adalah SPSS.
d. Cleaning i
e. Tabulasi
Tabulasi data yaitu proses pengolahan data dengan cara membuat tabel i i i i i
peneliti. Tabel yang dibuat merupakan tabel data yang sesuai dengan
i i i i i i i
data menjadi suatu informasi sehingga terbentuk data yang lebih mudah
i i i i i
22
dipahami, diolah dan digunakan untuk menemukan solusi dari masalah penelitian i i i i
setiap variabel dari hasil penelitian melalui penyajian distribusi frekuensi yang di
i i i i i i i i
narasikan (Purwanto, 2017). Dalam penelitian ini variabel independen diet rendah i i i i i i i i
purin dan variabel dependen tentang kejadian gout arthritis. Secara umum i i i i i i i
𝑋 = ∑𝑥
𝑛
Keterangan : i i
X = Nilai Rata-rata
∑𝑥 = Jumlah Keseluruhan nilai Responden i i i i
N = Banyak sampel i
guna mengetahui adanya hubungan antara kepatuhan diet rendah purin dengan
i i i i i i
tersebut apakah signifikan atau tidak signifikan maka digunakan uji chi-square
i i i
dengan menunjukkan hasil 95% atau nilai ρ Value lebih kecil dari α (ρ<0,05) Ha
i i i i i
diterima dan Ho ditolak yang artinya ada hubungan antara kepatuhan diet rendah
i i i i
purin dengan kejadian gout arthritis pada lansia. Adapun rumus uji chi-square
i i i
yaitu:
𝑋2 =∑(0 − 𝐸)2
E i
Keterangan: i i
𝑋2 = chi-square i
0 = Nilai observasi i
kepercayaan 95% dengan nilai α < 5%, sehingga nilai ρ-value < 0,05 bearti hasil
i i i i i i
23
dari perhitungan statistik signifikan atau menunjukkan adanya hubungan antara
i i
variabel dependen dengan independen. Apabila nilai ρ-value > dari 0,05 berarti
i i i i i i i i i i
hasil perhitungan statistic tidak signifikan atau tidak terdapat hubungan antara
i i
bahwa apabila nilai ρ lebih kecil dari nilai alpha (<0,05) maka hipotesis (Ha) i i i
diterima, (Ho) ditolak. Yang menunjukkan bawah ada Hubungan Kepatuhan Diet
i i i i
Rendah Purin Dengan Kejadian Gout Arthritis Pada Lansia Di Desa Tinelo
i i i i i
adalah instrumen yang digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur kevalidan i i i i
dari tiap butir pernyataan atau pertanyaan (Ahmad Sabrawi, 2022). Uji validitas i i
instrumen penelitian ini diambil dari penelitian Adriani K Kudha, dengan judul
i i i i i i
waktu yang berbeda untuk mendapatkan hasil yang sama (Ahmad Sabrawi, 2022). i i i
Berdasarkan hasil uji reliabilitas hubungan pola makan dengan kadar asam urat
i i i
didapatkan nilai cronbach alpha yaitu 6,81 untuk uji reabiliti jumlah makanan, i
instrumen penelitian. i i i
sering juga diartikan sebagai dugaan atau prediksi terhadap hasil penelitian yang
i i i i i i
diperoleh nantinya (Fauzi & DKK, 2013). Dalam proposal penelitian ini hipotesis
i i i i i
Biru
24
Ho : Tidak ada hubungan kepatuhan diet rendah purin terhadap kejadian i i i i i
Telaga Biru
i
memperhatikan dan menjamin hak asasi dari responden, berikut etika penelitian
i i i i i i i i i
agar calon responden dapat memahami maksud dan tujuan penelitian, dan i i i i i
3. Kerahasiaan / confidentially i i
4. Keadilan / Justice i i
penelitian i i
25
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Madya sejak tahun 2017. Puskesmas Telaga Biru terletak di Jalan Abdul Gandi
i i i i i
Madani ”
Misi :
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan
i i i i i i
26
2. Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup
i i i
sehat
i
responden tidak patuh terhadap diet rendah purin dan masih mengkonsumsi
i i i i i i
makanan tinggi purin yaitu sebanyak 26 responden (61,9%) dan responden yang i i i i i
(38,1%).
2. Distribusi Frekuensi Kadar Asam Urat
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan kadar asam urat
i i i i i i
responden mengalami gout atau memiliki kadar asam urat yang tinggi yaitu
i i i i
sebanyak 22 responden (52,4%) dan responden yang tidak gout atau memiliki
i i i i i i
27
4.2.2 Analisis Bivariat
1. Diet Rendah Purin dengan Kejadian Gout Artritis
Tabel 4.3 Analisis hubungan diet rendah purin dengan kejadian gout
i i i i i
yang tidak patuh mengalami gout sebanyak 19 responden (73,1%) dan tidak gout i i i i
Sebanyak 7 responden (26,9%) sedangkan untuk lansia yang patuh hanya ada 3
i i i i
tidak gout.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Hubungan kepatuhan diet purin dengan kejadian gout arthritis pada
lansia
Hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti dengan cara melakukan
i i i i i i i
responden lansia di Desa Tinelo Wilayah Kerja Puskesmas Telaga Biru signifikan
i i i i i i i
p-value 0,001 (<0,05) yang artinya bahwa terdapat hubungan yang signifikan
i i
antara kepatuhan diet purin dengan kejadian gout arthritis pada lansia di desa
i i i i i
tinelo. Sedangkan Hasil penelitian lain yang ditemukan pada 42 responden ini
i i i i i i i
diet rendah purin, hal ini dilihat dari tingkat konsumsi makanan tinggi purin pada
i i
karena kebiasaan makan dari responden itu sendiri, dimana mereka mengatakan
i i i i i i i i
bahwa makanan yang dimakan tersebut sangat mudah untuk dibeli dan harganya i i i
juga terjangkau seperti tahu, tempe, sayur kangkung, dan sayur bayam tanpa
i i i i i
28
gout arthritis. Adapun beberapa faktor penyebab terjadinya penyakit gout
i i i i i i
arthritis seperti faktor usia, keturunan, status pekerjaan serta berat badan.
i i i i i i i
Seperti ada beberapa responden yang hasil kuisionernya patuh tetapi hasil
i i i i i i i i
beberapa responden yang hasil kuisionernya tidak patuh tetapi memiliki kadar
i i i i i i i
akan semakin tinggi kadar asam urat dalam darah seseorang sehingga hal ini
i i i i
sesuai dengan hasil uji dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara diet
i i i i
dengan kadar asam urat yang tinggi terjadi karena kebiasaan responden makan
i i i i i i
makanan yang tinggi purin. Dengan hasil uji statistic diperoleh nilai ρ = 0,034 i i i
yang artinya terdapat hubungan antara kebiasaan makan makanan tinggi purin i i
dengan kadar asam urat. Hal ini menunjukkan bahwa kebiasaan makan
i i i
makanan tinggi purin pada responden kurang baik, karena mereka sering i i i i i i
dimana para responden sering makan daging ayam, ikan mujair, kacang- i i i
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian (Dungga, 2022) dengan
i i i i i i i
judul hubungan pola makan dengan kadar asam urat, didapatkan hasil uji i
hubungan yang signifikan antara pola makan dengan kadar asam urat di i
Puskesmas Telaga. Dalam penelitian ini responden yang memiliki pola makan
i i i i i i i
tidak baik dengan tingkat kadar asam urat tinggi sebanyak 18 responden, hal ini
i i i i
kubis, durian, nanas, tape, alkohol, dan lain-lain. Selain itu salah satu faktor yang i i
makanan yang tidak seimbang (asupan protein yang mengandung purin terlalu i i i i
29
Purin adalah zat-zat sisa dari pengolahan i protein i yang dapat
mengakibatkan terbentuknya Kristal asam urat. Kristal asam urat tersebut dapat
i i i i i
menumpuk pada dearah persendian, seperti tangan dan kaki. Serta pada ginjal
i i i i i i i
dan atau saluran kemih (Madyaningrum et al., 2020). Purin adalah salah satu i i
bagian dari protein, mengontrol asupan purin artinya mengurangi makanan yang i i i
mengandung protein tinggi. Didalam tubuh ginjal telah memproduksi purin sekitar
i i i i i
berkadar purin yang dapat dikonsumsi dengan maksimal 50-70 gram per hari
i i i
atau 1-1 ½ potong atau 1 mangkuk (100gram). Makanan tersebut antara lain i i
daging sapi, ayam, ikan, udang, tahu, tempe, bayam, dan daun singkong. i i
Makanan yang aman untuk dikonsumsi karena kandungan purin dalam makanan i
tersebut sangat rendah, misalnya ubi, jagung, roti dan bihun (Scarlet, 2018)
i i i i
Salah satu faktor penyebab utama dari tingginya kadar asam urat yaitu i i
mengkonsumsi purin yang tinggi. Hal ini masih kurang disadari oleh masyarakat
i i
asam urat. Purin bisa kita temui pada segala jenis makanan, makanan dari i i i
hewan seperti daging, jeroan, ikan sarden dan lain sebagainya. Dengan demikian
i i i i i i i i
penderita Gout Artritis wajib mengatur dietnya yang terkait dengan purin (diet
i i i i i i i
makanan yang mengandung tinggi purin serta mengatur pola makan yang sehat, i i i i
porsi yang tepat, tidak berlebihan dan yang bersumber dari bahan alami. Jika i i i i i
penyakit gout dibiarkan dan tidak segera diberikan penganan secara dini maka
i i i i i i
30
Dalam penelitian ini peneliti berasumsi bahwa mayoritas masyarakat yang
i i i i i
makanan yang tinggi purin sehingga menyebabkan mereka memiliki kadar asam i i i i i i
urat di atas normal, ini berarti terdapat hubungan antara kepatuhan diet rendah
i i i i i
purin dengan kejadian gout arthritis. Dalam hal ini menunjukkan bahwa
i i i
gout arthritis.
4.4. Keterbatasan Penelitian
Dalam proses penelitian ini peneliti mempunyai keterbatasan maupun
i i i i i i i i
kendala yaitu pada saat menjawab pertanyaan dari kuisioner ada beberapa
i i i i i i
31
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa:
i i i
1. Didapatkan masih banyak lansia yang tidak patuh terhadap diet rendah i i i
purin. Hal ini dapat dilihat dari tingkat konsumsi tinggi purin pada lansia
di Desa Tinelo Wilayah Kerja Puskesmas Telaga Biru
i i i i i
arthritis. Hal ini dapat dilihat dari tingginya hasil pemeriksaan kadar i i
asam urat.
3. Hasil analisis secara statistic menggunakan uji chi-square terdapat i i i i
5.2 Saran
1. Bagi Masyarakat
Perlu menjaga pola makan terlebih untuk makanan yang mengandung
i i i i i
jumlah populasi yang lebih banyak lagi serta dengan jumlah variabel. i i i i
32
DAFTAR PUSTAKA
https://books.google.co.id/books/about/Metodologi_Penelitian_Kesehatan.ht i i i i i i
ml?id=DDYtEAAAQBAJ&redir_esc=y i i i
2005.
Anggraini, N., Mutiasyah, W., Nurmala sari, P., Mouriz, Q., & Riniaih, E. (2022). i
49–58.
Fauzi, A., & DKK. (2013). Buku Metodologi Penelitian. In Paper Knowledge . i i i i i i
Pada Lansia Yang Menderita Asam Urat Di Wilayah Kerja Puskesmas Juli i i i i
Kudha, A. K. (2017). Hubungan Pola Makan Dengan Kadar Asam Urat Di Desa i i
Kussoy, V. F. M., Kundre, R., & Wowiling, F. (2019). Kebiasaan Makan Makanan i i
Lasanuddin, H. V., Retni, A., & Wahyuni Umar, S. A. (2023). Hubungan Peran i i
content/uploads/sites/1261/2021/02/HDSS-Sleman-_Buku-Saku-Kader-
i i i i
Pengontrolan-Asam-Urat-di-Masyarakat-_cetakan-II.pdf
i i
33
Ngatno. (2015). Buku Ajar Metodelogi Penelitian.pdf (p. 151). i i i i
Jombang.
Gresik. http://elibs.unigres.ac.id/185/
i i i
Scarlet, D. (2018). Konsep Diet Asam Urat. Journal of Chemical Information and
i i i i
Soraya, W. R. (2020). Hubungan Asupan Purin dan Status Gizi dengan Asam i
Salle Manado, U., Kombos Manado, K. I., & Satu, K. (2021). Diet Pada
i i
http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPM
i i i i
34
Lampiran 1
We bsite:http://www.umgo.ac.id/E mail:info@umgo.ac.idTlp./fax(0435)881135881136
i i i
Kepada
Yth Calon RespondenPenelitian i i i i
Di-
Tempat
Dengan Hormat,
i
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Program Studi Ilmu
i
Nama :
NIM :
Akan melaksanakan penelitian dengan judul “Hubungan Kepatuhan Diet Purin
i i i i i i
Dengan Kejadian Gout Arthritis Pada Lansia Di Desa Tinelo Wilayah Kerja
i i i i i
bagi semua responden. Kerahasiaan responden akan dijaga dan hanya akan
i i i i i i
menjadi responden.
i i i
terimakasih.
i
Peneliti
i i
35
Lampiran 2
We bsite:http://www.umgo.ac.id/E mail:info@umgo.ac.idTlp./fax(0435)881135881136
i i i
di bawah ini :
Nama/Inisial :
Umur :
Jenis Kelamin :
i i
Pendidikan
i :
Alamat :
yang berjudul “Hubungan Kepatuhan Diet Purin Dengan Kejadian Gout Arthritis
i i i i i
Pada Lansia Di Desa Tinelo Wilayah Kerja Puskesmas Telaga Biru”. Saya akan
i i i i i
menjadi responden yang kooperatif dalam memberikan data yang nyata tanpa
i i i i i i
Gorontalo, Juli2023
Res ponden
i i
(……………………)
36
Lampiran 3
LEMBAR KUISIONER
Hari / Tanggal :
Petunjuk Pengisian
i i :
1. Berilah tanda checklist (√) pada kotak yang telah disediakan sesuai
i i i i i
A. Data Demografis
1. Nama / Inisial :……………………………
2. Usia :……………………………
3. Pekerjaan
i i :……………………………
4. Pendidikan
i :……………………………
5. Jenis Kelamin
i i : Laki-laki Perempuan
i i
37
B. Kuisioner Diet Rendah Purin
Petunjuk Pengisian:
i i
Berikan tanda cheklis (√) pada salah satu kolom dibawah ini yang sesuai
i i i
mengkonsumsii
kangkung?
Dalam 1 minggu terakhir i
mengkonsumsi bayam?
i
mengkonsumsi tahu?
i
mengkonsumsi kacang-
i
kacangan?
Dalam 1 minggu terakhir i
mengkonsumsi Alkohol?
i
mengkonsumsi ayam?
i
7
mengkonsumsii daging
bebek? i i
8
mengkonsumsii
tauge/tempe? i i i
(Kudha, 2017)
38
C. Lembar Check List Asam Urat
Kriteria:
i
39
Lampiran 4 Master Tabel
i i
MASTER TABEL HUBUNGAN KEPATUHAN DIET RENDAH PURIN DENGAN KEJADIAN GOUT ARTHRITIS
No. KARAKTERISTIK RESPONDEN DIET RENDAH PURIN (X) ASAM URAT (Y)
Resp Usia JK TP Pekerjaan P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 TOTAL KODE KADAR ASAM URAT Total
1 1 2 4 PNS 3 3 2 3 1 3 1 3 19 1 8,8 mg/dl 1
2 2 2 3 IRT 1 2 1 2 1 1 1 1 10 2 4,2 mg/dl 2
3 1 2 1 IRT 2 1 2 1 1 1 1 1 10 2 5,8 mg/dl 2
4 2 1 1 Petani i 3 2 3 2 1 2 1 3 17 2 6,3 mg/dl 2
5 1 2 1 IRT 2 1 1 1 1 1 1 2 10 2 6,7 mg/dl 1
6 2 2 4 PNS 1 2 2 2 1 2 1 2 13 1 5,5 mg/dl 2
7 1 1 1 Wirausaha 1 2 1 1 1 2 2 1 10 2 6,9 mg/dl 2
8 2 2 2 IRT 3 1 3 1 1 1 1 3 14 1 6,2 mg/dl 2
9 1 1 1 Pedagang
i 3 2 3 3 1 2 1 2 17 1 7,3 mg/dl 1
10 1 2 1 IRT 3 2 3 2 1 2 1 3 17 1 7,9 mg/dl 1
11 1 2 1 IRT 2 2 1 1 1 1 2 2 12 2 4,4 mg/dl 2
12 2 1 4 Pensiunan
i 2 2 2 2 1 3 1 2 15 1 8,0 mg/dl 1
13 1 2 1 IRT 3 3 2 2 1 2 1 2 16 1 6,8 mg/dl 1
14 1 2 3 IRT 1 2 2 1 1 1 1 2 11 2 5,2 mg/dl 2
15 1 1 2 Wiraswasta 3 3 3 2 1 2 2 3 19 1 8,3 mg/dl 1
16 1 2 2 IRT 2 2 1 1 1 1 1 1 10 2 5,7 mg/dl 2
17 1 1 4 Swasta 3 2 3 3 1 3 1 3 19 1 8,2 mg/dl 1
18 2 2 3 IRT 2 2 2 2 1 2 1 2 14 1 5,8 mg/dl 2
19 1 1 4 PNS 3 3 2 2 1 2 1 3 17 1 6,2 mg/dl 2
20 1 2 4 PNS 1 2 2 1 1 1 1 2 11 2 5,1 mg/dl 2
39
21 2 1 4 Wiraswasta 2 2 3 1 1 2 1 3 15 1 6,5 mg/dl 2
22 2 2 3 Swasta 2 1 2 2 1 1 1 1 11 2 5,8 mg/dl 2
23 1 1 3 Wiraswasta 3 2 3 2 1 2 2 2 17 1 7,6 mg/dl 1
24 1 2 3 IRT 3 2 2 2 1 2 1 2 15 1 6,7 mg/dl 1
25 1 1 1 Sopir 2 2 3 3 1 2 1 3 17 1 8,6 mg/dl 1
26 1 2 2 IRT 2 1 1 1 1 1 1 2 10 2 6,7 mg/dl 1
27 1 1 3 Wiraswasta 3 3 3 2 1 2 1 3 18 1 6,9 mg/dl 2
28 1 1 1 Transportasi 3 3 3 3 1 2 1 3 19 1 7,9 mg/dl 1
29 1 1 1 Swasta 2 1 1 1 1 1 1 2 10 2 6,5 mg/dl 2
30 2 2 1 Pedagang
i 1 2 1 1 1 1 2 1 10 2 5,6 mg/dl 2
31 2 2 1 IRT 2 2 3 2 1 2 1 2 15 1 6,8 mg/dl 1
32 2 2 1 IRT 3 2 3 2 1 2 2 2 17 1 7,4 mg/dl 1
33 1 2 1 IRT 3 3 3 2 1 2 1 3 18 1 7,6 mg/dl 1
34 1 2 1 Pedagang
i 2 1 1 1 1 2 1 1 10 2 8,2 mg/dl 2
35 1 2 3 IRT 2 1 1 1 1 2 1 1 10 2 6,2 mg/dl 2
36 1 2 1 IRT 3 3 3 3 1 2 1 2 18 1 6,8 mg/dl 1
37 2 2 1 Pedagang
i 3 3 3 3 1 2 1 3 19 1 8,4 mg/dl 1
38 1 2 2 IRT 2 1 2 1 1 1 1 1 10 2 3,2 mg/dl 2
39 1 1 2 Wiraswasta 3 2 2 2 1 2 1 3 16 1 7,7 mg/dl 1
40 1 2 2 IRT 1 2 2 1 1 1 1 1 10 2 6,9 mg/dl 1
41 1 1 3 Wiraswasta 3 2 3 2 1 2 1 3 17 1 7,3 mg/dl 1
42 2 1 3 Pensiunan
i 3 2 3 2 1 2 1 2 16 1 6,7 mg/dl 2
Keterangan:
i i
40
Lampiran 5 Output SPSS
OUTPUT SPSS
HUBUNGAN KEPATUHAN DIET PURIN DENGAN KEJADIAN GOUT
ARTHRITIS PADA LANSIA DI DESA TINELO WILAYAH KERJA PUSKESMAS
TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO
Distribusi Frekuensi
Cumulative i
Frequency
i i Percent
i i Valid Percent
i i Percent
i i
Cumulative i
Frequency
i i Percent i i Valid Percent i i Percent
i i
Tidak
20 47.6 47.6 100.0
gout
Cases i
N Percent
i i N Percent
i i N Percent
i i
41
Diet Rendah Purin * Kejadian gout arthritis Crosstabulation
Diet Rendah
i i Tidak Patuh Count 19 7 26
Purin
Expected Count
i i i 13.6 12.4 26.0
Patuh Count 3 13 16
Expected Count
i i i 8.4 7.6 16.0
Total Count 22 20 42
Expected Count
i i i 22.0 20.0 42.0
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
i i 11.720a 1 .001
Likelihood Ratio
i 12.397 1 .000
Linear-by-Linear Association
i i 11.441 1 .001
N of Valid Casesb i 42
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,62.
i i i i i i i i i i
Risk Estimate
N of Valid Cases i 42
42
Lampiran 6 Dokumentasi
i
43
44
45
Proses Pengumpulan Data Responden
Proses Pengisian Kuisioner dan Pemeriksaan Kadar Asam Urat
46
47
48
Lampiran 7 Surat
49
50
51