Anda di halaman 1dari 57

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS NORMAL PADA NY.

B UMUR 27 TAHUN
P1AO HARI KE-33 DI SUMBEREJO KEMILING
BANDAR LAMPUNG

Tanggal Ujian Praktek 3 Juni 2020

STUDI KASUS

Oleh:

AYUANJULIANI
NIM: 154012017005

UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
PRODI DIII KEBIDANAN
TAHUN 2020
ASUHAN KEBIDANAN NIFAS NORMAL PADA NY. B UMUR 27 TAHUN
P1AO HARI KE-33 DI SUMBEREJO KEMILING
BANDAR LAMPUNG

Tanggal Ujian Praktek 8 Juni 2020

Disusun dalam rangka Ujian Akhir Program Prodi D III Kebidanan


Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Oleh:

AYU ANJULIANI
NIM: 154012017005

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU


PRODI DIII KEBIDANAN
TAHUN 2020

ii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
HALAMAN PENGESAHAN

Telahdiujikanpadatanggal 8 Juni 2020


Dan disetujuiuntukdisusunsebagaiStudiKasusdengan

Judul :

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS NORMAL PADA NY. B UMUR 27 TAHUN


P1AO HARI KE-33 DI SUMBEREJO KEMILING
BANDAR LAMPUNG

Tanggal Ujian Praktik 3 Juni 2020

Penguji I : (CYTHIA PUSPARINY,S.ST., M.Kes)


NBM.1194173

PengujiII :(YOSSY WIJAYANTI,S.ST.Kes)


NBM. 128250

Penguji III : (ANALIA KUNANG,S.ST, M.Kes)


NBM.1282501

iii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Mengetahui,
Ketua Prodi DIII Kebidanan
Universitas MuhammadiyahPringsewu

(SUMI ANGGRAENI, M.Keb)


NBM.116883

Mengetahui,
Dekan fakultas kesehatan
Universitas MuhammadiyahPringsewu

(Elmi Nuryati ,M.Epid )


NBM.1168283

iv
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
MOTTO

“Lebih baik kehilangan masa muda dari pada kehilangan masa tua”

v
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan segala puja dan puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa dan atas
dukungan do’a dari orang orang tercinta, akhirnya studi kasus isi dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, dengan rasa
bahagia, penulis haturkan rasa syukur dan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas izin dan karunianya lah maka studi
kasus ini dapat dibuat dan selesai pada waktunya.
2. Ayahanda Hartono dan IbundaRita HayatitercintaTerima kasih atas motivasi
yang telah kau berikan, atas do’a yang tiada hati yang bersih dan tulus kau
teteskan air mata hanya untuk kesuksesan anak mu selain do’a yang terucap
dari orang tua. Ucapan terima kasih saja takkan pernah cukup untuk membalas
kebaikan orang tua, karena itu terimalah persembahan baktiku untuk kalin
bapak ibuku.
3. Bapak dan Ibu dosen pembimbing, penguji dan pengajar, yang selama ini telah
tulus dan ikhlas meluangkan waktunya untuk menuntun dan mengarahkan
penulis, memberikan bimbingan dan pelajaran yang tiada ternilai harganya,
agar penulis menjadi lebih baik. Terima kasih banyak bapak dan ibu dosen,
jasa kalian akan selalu tersimpn di hati.
4. Sahabat dan teman tersayang, tanpa semangat ,dukungan dan bantuan kalian
semua takkan mungkin penulis sampai disini, terima kasih untuk canda tawa,
tangis dan perjuangan yang kita lewati bersama dan terima kasih untuk
kenangan manis yang telah mengukir selama ini

Terima kasih yang sebesar-besarnya akhir kata penulis persembahkan studi kasus
ini untuk kalian semua orang-orang yang aku sayangi dan semoga Laporan Tugas
Akhir ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kemajuan ilmu pengetahuan
dimasa yang akan datang.

vi
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohiim

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang memberikan


rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
kasus ini dengan judul Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Ny. B Umur 27 Tahun
P1 A0hari ke 33 post partum di BPM isnawati S. ST, Turisari Kec. Pringsewu Kab.
Pringsewu Provinsi Lampung. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada
junjungan kita yakni nabi besar Muhammad SAW, dan juga kepada keluarganya,
para sahabatnya, para umatnya termasuk kita semua didalamnya. Amiin.

Laporan studi ini disusun dalam rangka Ujian Akhir Program Prodi D III
Kebidanan. Dalam penulisan laporan ini, penulis tidak lepas dari bimbingan,
dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak baik moril, materil maupun spiritual
dari awal hingga terselesaikannya penulisan laporan ini. Dengan segala
kerendahan hati, pada kesempatan ini saya ingin sampaikan ucapan terimakasih
kepada:

1. Selaku ketua Dekan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung.


2. Sumi anggraeni M.keb , selaku ketua Prodi D III Kebidanan
3. Yossy wijayati,S.ST .M.Kes, selaku penguji ( I ) Institusi dan pembimbing
dalam studi kasus.
4. Analia Kunang ( II ) Institusi dan pembimbing dalam studi kasus
5. Cynthia puspariny, S.ST.M.Kes selaku penguji ( III )
6. Bapak dan Ibu Dosen Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
beserta staf yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan serta dukungan
7. Ayah, Ibu,kakak, dan adikku serta seluruh keluarga tercinta yang selalu
mendukung dan memberikan doa atas kelancaran dan keberhasilan
8. Seluruh teman-teman Prodi D III Kebidanan universitas Muhammadiyah
Pringsewu Lampung tetap semangat dan kompak selalu
9. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penulisan studi kasus.

vii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan studi
kasus ini. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dan bermanfaat guna untuk memberi perbaikan dimasa yang akan
datang.

Pringsewu, 8 Juni 2020


Penulis

AYU ANJULIANI

viii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii
MOTTO .......................................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ..................................................................................... 1
A. Tujuan ............................................................................................ 2
B. Ruang Lingkup ............................................................................... 3
C. Metode Penulisan ........................................................................... 3
D. Sistematika Laporan ....................................................................... 3

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Konsep Masa Nifas ........................................................................ 5
B. Konsep Dasar Manajemen Asuahan Kebidanan Berisi ................. 27
1. S (Subjektif) ............................................................................. 27
2. O (objektif) ............................................................................... 27
3. A (Assesment) .......................................................................... 27
4. P (Planning) .............................................................................. 28
C. Nomenklatur Diagnosis Kebidanan Pada Masa Nifas ................... 28

BAB III TINJAUAN KASUS


A. Subjektif ......................................................................................... 30
B. Objektif .......................................................................................... 36
C. Assesment ...................................................................................... 38
D. Planning ......................................................................................... 38

ix
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pembahasan .................................................................................... 41

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 45
B. Saran ............................................................................................... 46

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lembar Konsul
Informed Consent

x
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nifas menurut bahasa artinya melahirkan. Sedangkan menurut syara’ nifas


adalah darah yang keluar setelah melahirkan. Disebut nifas karena darah tersebut
keluar setelah nafs (jiwa, yakni anaknya), dan bagi wanita yang sedang
mengalami nifas secara fikih disebut nufasa’.Masalah kesehatan pada ibu pasca
persalinan menimbulkan dampak yangdapat meluas ke berbagai aspek kehidupan
dan menjadi salah satu parameter kemajuan bangsa dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang menyangkut dengan angka
kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).

Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia sampai saat ini masih cukup tinggi.
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) diperoleh AKI tahun 2012 sebesar
228 per 100.000 KH.AKI yang tinggi menunjukkan rawannya derajat kesehatan
ibu. Jumlah kasus kematian ibu yang dilaporkan di Provinsi Lampung sampai
dengan bulan Desember tahun 2012 sebanyak 178 kasus. Penyumbang kematian
terbanyak adalah Kota Bandar Lampung dengan kasus terbanyak adalah
eklampsia dan perdarahan, rata-rata penyebab kematian ibu adalah perdarahan
(23%), eklampsi 33%, infeksi 2%, dan kematian karena adanya penyakit-penyakit
lain 42%, (Dinkes Lampung, 2012).

mayoritas ibu nifas yang tidak mengalami putting susu tenggelam yang
pengetahuan cukup 11 responden (68,8%). Sedangkan hasil uji Chi-square
didapatkan nilai p value 0.002. yang berarti terdapat hubungan secara signifikan
antara tingkat pengetahuan ibu dengan kejadian putting susu tenggelam dengan
nilai koefisien kontingensinya 0,504 yang berarti sedang.egagalan dalm proses
menyususi sering disebabkan karena timbulnya beberapa masalah, baik masalah

1
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
ibu maupun pada bayi. Beberapa masalah masa nifas dalam pemberian ASI yaitu
kurang/ salah informasi, putting susu datar atau terbenam, putting susu lecet,
putting melesek (masuk kedalam), payudara bengkak, abses payudara (mastitis),
sindrom ASI kurang, bayi sering menangis, bayi binggung putting, bayi prematur,
bayi kuning, bayi kembar, bayi sakit, bayi sumbing, bayi dengan lidah pendek
(lingual frenulum), bayi yang memerlukan perawatan. (Dewi dan Sunarsih, 2012;
hal. 37)

Puting susu tenggelam dan oedem pada kaki ibu post partum hari ke 7
merupakan hal yang sering terjadi pada masa nifas. Berdasarkan hasil survey
yang telah dilakukan di BPM Isnawati, S.STTurisari Kec. Pringsewu Kabupaten
Pringsewu Provinsi Lampung terdapat ibu post partum primi yang mengalami
putting tenggelam dan oedem dibagian kakiOleh karena itu penulis tertarik untuk
membuat studi kasus yang di dalamnya membahas mengenai “Asuhan kebidanan
ibu nifas pada Ny. B umur 27tahun P1 A0hari ke 33 post partumnormal di
BPMIsawati ,S.ST Turisari Kec. Pringsewu Kab. Pringsewu Provinsi Lampung”
.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penulis mampu melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif
meliputi biopsikososiospiritual pada ibu nifas normal dengan pendekatan
proses kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Menggambarkan konsep teori penyakit dan asuhan kebidanan pada Ny.
Bibu nifas normal
b. Mampu melaksanakan pengkajian status kesehatan pada Ny. Bibu nifas
normal secara komprehensif
c. Mampu menganalisis data hasil pengkajian pada Ny. Bibu nifas normal

2
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
d. Mampu merumuskan diagnosa kebidanan yang muncul pada Ny. B ibu
nifas normal
e. Mampu merencanakan asuhan kebidanan yang sesuai dengan diagnosa
f. Melakukan tindakan mandiri sesuai prosudur
nifas normal
g. Melakukan dokumentasi yang benar pada pasien nifas normal

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penulisanstudi kasus ini mengacu pada asuhan
kebidananPada Ny. B umur 27 tahun P1A1hari ke 33 post partum normal di BPM
Isniwati, S.ST Kab. Pringsewu, yang telah dilaksanakan pada tanggal 3Mei2020,
pukul 16.00 WIB, secara komprehensif melalui pendekatan proses kebidanan.

D. Metode Penulisan
Metodeyang digunakan penulis yaitu menggunakan metode deskriptif
yang berbentuk studi kasus. Teknik pengambilan data pada kasus dengan
pengamatan, wawancara, pemeriksaan fisik, catatan perawatan, partisipasi aktif,
dan studi kepustakaan.

E. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Berisikanlatar belakang, tujuan (umum dan khusus), ruang
lingkup, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
Konsep masa nifas meliputi (pengertian masa nifas. tujuan
asuhan masa nifas, tahapan masa nifas, kebijakan program
nasional masa nifas, perubahan fisiologis masa nifas, proses
adaptasi psikologi masa nifas, kebutuhan dasar ibu nifas,
proses fisiologi menyusui, masalah ketika menyusui,masalah
ketika menyusui, puting susu datar atau terbenam, cara

3
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
perawatan payudara,oedem kaki pada ibu nifas,latihan/senam
nifas, diagnostik, kebutuhan, penatalaksanaan), konsep dasar
manajemen asuahan kebidanan berisi (subjektif, objektif,
assessment,planning), dan nomenklatur kebidanan.
BAB III : TINJAUAN KASUS
Terdiri dari pengkajian kebidanan, diagnosa kebidanan,
perencanaan dan pelaksanaan, evaluasi kebidanan.
BAB IV : PEMBAHASAN
Membandingkan antara konsep teori dari BAB II dengan
tinjauan kasus dari BAB III meliputi pengkajian kebidanan,
diagnosa kebidanan, dan penatalksanaa serta evaluasi
kebidanan.
BAB V : PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran.

4
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Masa Nifas


1. Pengertian Masa Nifas
Nifas (Puerperium) adalah masa setelah keluarnya placenta sampai alat-alat
reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas
berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Ambararwati ,2010).

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi dan plasenta
serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan
seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu. (Saleha,
2009;hal. 4)

Masa nifas adalah masa nifas di mulai beberapa jam sesudah lahirnya
plansenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (pudiknakes,200)

2. Tujuan Asuhan Masa Nifas


a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologi
b. Melaksankan skrining secara komprehensif, deteksi dini, mengobati atau
merujuk apabila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
c. Memberi pendidikan kesehatan pada ibu berkaitan dengan gizi, menyusui,
pemberian imunisasi pada bayinya, perawatan bayi sehat dan KB

3. Tahapan Masa Nifas


Beberapa tahapan masa nifas adalah sebagi berikut : (Nanny dan Sunarsih,
2012; hal. 4):
a. Puerperium Dini
Yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan,
serta menjalankan aktivitas layaknya wanita normal.

5
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
b. Pueperium Intermediate
Yaitu suatu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia.
c. PuerperiumRemote
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama apabila
ibu selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk
sempurna mungki beberapa minggu ,bulan atau tahun.

4. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas


Pada kebijakan program nasional masa nifas paling sedikit 4 kali kunjungan
yang dilakukan. Hal ini untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir serta
untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani masalah-masalah yang terjadi
antara lain sebagai berikut : (Dewi dan Sunarsih, 2012; hal.4)
a. Kunjungan pertama (6-8 jam setelah persalinan)
1) Mencegah terjadinya pendarahan pada masa nifas
2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain pada perdarahan, rujuk bila
perdarahan terjadi 500 ml.
3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga
bagaimana cara mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
4) Pemberian ASI awal pada masa awal menjadi ibu
5)Melakukan hubungan antara ibu dan bayi (Bounding Attachment)
Menjaga bayi tetap sehat dengan mencegah hipotermia.

b. Kunjungan kedua (6 hari setelah persalinan)


1) Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal.
2) Evaluasi adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan
abnormal.
3) Memastikan ibu cukup makan, minum dan istirahat.
4) Memastikan ibu menyusui dengan benar dan tidak ada tanda-tanda
adanya penyulit.

6
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
5) Memberikan konseling pada ibu mengenai hal-hal berkaitan dengan
asuhan pada bayi.
c. Kunjungan ketiga (2 minggu setelah persalinan)
Sama seperti kunjugan hari ke enam.
d. Kunjungan keempat (6 minggu setelah persalinan)
1) Menanyakan penyulit-penyulit yang ada.
2) Memberikan konseling untuk KB secara dini.

5. Perubahan Fisiologis Masa Nifas


a. Perubahan Sistem Reproduksi
1) Perubahan Uterus
Terjadi kontraksi uterus yang meningkat setelah bayi keluar.
Hal ini menyebabkan iskemia pada lokasi perlekatan plasenta sehingga
jaringan perlekatan antara plasenta dan dinding uterus mengalami
nekrosis dan lepas (suherni dkk,2009; hal.77)
Uterusakan mengalami pengecilan (involusi) secara berangsur-angsur
sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil.
Perubahan tinggi fundus uterus dan berat uterus menurut masa involusi
sebagai
Berat Diameter
Involusi Tinggi Fundus Uteri Uterus bekas melekat Keadaan serviks
(gr) placenta (cm)
Bayi lahir Setinggi pusat 1000
Uri lahir 2 jari dibawah pusat 750 12,5 Lembek
1 minggu Pertengahan pusat-simfisis 500 7,5 Beberapa hari setelah
2minggu Tak teraba diatas simfisis 350 3-4 PP dapat dilalui 2 jari
6 minggu Bertambah kecil 50-60 1-2 akhir minggu pertama
dapat dimasuki 1 jari
8 minggu Sebesar normal 30

7
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
2) Proses Involusi Uteri
a) Iskemia miometrium
Hal ini disebabkan oleh kontraksi di sebut juga lokal
ischemia,yaitu kekurangan darah pada uterus.kekurangan darah ini
nukan hanya karena kontraksi dan reaksi yang cukup lama seperti
pengurangan aliran darah yang pergi ke uterus.

b) Autolisis
Autolisis merupakan proses penghancuran jaringan diri sendiri
yang terjadi di dalam otot uterus. Enzim proteolitik akan
memendekan jaringan otot yang telah sempat mengendur. Hal ini
disebabkan karena penurunan hormone estrogen dan progesterone.

c) Efek oksitosin
Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi
otot uterin sehingga akan menekan pembuluh darah yang
mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini
membantu untuk mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta
serta mengurangi perdarahan. Ukuran uterus pada masa nifas akna
mengecil seperti sebelum hamil. (Nanny dan Sunarsih,2012;
hal.56)

3) Perubahan ligamen
Ligame-ligamen dan diagfragma pelvis serta fasia yang merengang
sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir, beraangsur-angsur
menciut kembali seperti sediakala. Tidak jarang ligamentum
rontundum menjadi kendor yang mengakibatkan letak uterus menjadi
retroflexi. Tidak jarang pula wanita mengeluh “kandungannya turun”
setelah melahirkan oleh karena ligament, fasia, jaringan penunjang alat
genetalia menjadi agak kendor(Dewi & Sunarsih, 2012; hal.57)

8
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
4) Perubahan serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama. Perubahan-perubahan
yang terdapat pada serviks postpartum adalah bentuk serviks yang
menganga seperti corong. Bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri
yang dapat mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak
berkontraksi, sehingga seolah-olah perbatasan antara korpus dan
serviks uteri berbentuk semacam cincin. Warna serviks merah
kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah. (Nanny dan Sunarsih,
2012; hal.58)

5) Lochea
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina
dalam masa nifas (Rustam mochtar,2012; hal :87).
a) Lochea rubra (Cruenta) : berisi darah segar dan sisa-sisa selaput
ketuban,sel-sel desidua, verniks caseosa, lanugo dan mekonium, 2
hari pasca persalinan.
b) Lochea sanguinolenta : berwarna merah kuning, berisi darah dan
lendir , muncul pada hari ke 3-7 pasca persalinan.
c) Lochea Serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada
hari ke 7-14 pasca persalinan.
d) lochea Alba : cairan putih,setelah 2 minggu.
e) Lochea Purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti berbau
busuk.
f) Lochiostatis : lochea yang tidak lancar keluarnya.

6) Perubahan vagina dan perineum


Estrogen post partum yang menurun berperan dalam penipisan mukosa
vagina dan hilangnya rugae. akan kembali secara bertahap pada
ukuran sebelum hamil selama 6-8 minggu setelah bayi lahir.

9
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
7) Perubahan-perubahan tanda-tanda vital
a) Suhu badan
Satu hari (24 jam)postpartum suhu badan akan naik sedikit
(37,50C– 38 0 C). Akibat waktu melahirkan, kehilangan cairan, dan
kelelahan. Biasanya pada hari ke-3 suhu badan naik lagi karena
ada pembentukan ASI dan payudara menjadi bengkak, berwarna
merah karena banyaknya ASI. Bila suhu tidak turun kemungkinan
adanya infeksi pada endometrium, mastitis, traktus genitalis, atau
sistem lainnya.
b) Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali per menit.
Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi itu akan lebih cepat.
c) Tekanan darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah
setelah melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi
pada postpaartum dapat menandakan terjadinya preeklampsi
postpartum
d) Pernapasan
.Bila suhu nadi tidak normal, pernapasan juga akan mengikutinya,
kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran napas.

8) Perubahan Sistem Muskuloskeletal atau Diatesis Rectie Abdominis


a) Diathesis
Setiap wanita nifas memiliki derajat konstitusi (yaitu keadaan
jaringan tubuh bereaksi secara luar biasa terhadap rangsangan
rangsangan luar tertentu. Sebagian besar wanita melakuan
ambulasi (ambulation = bisa berjalan) 4-8 jam postpartum.
Ambulasi dini di anjurkan untuk menghindari komplikasi,

10
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
meningkatkan involusi dan meningkatkan cara pandang
emosionalJumlah sel-sel otot kekurangan zat –zat yang di perlukan
, namun sel-sel nya sendiri jelas berkurang ukurannya.

b) Abdominis dan peritonium


Akibat peritonium berkontraksi dan ber-retraksi pasca persalinan
dan juga beberapa hari setelah itumembentuk lipatan-lipatan dan
kerutan-kerutan.
Pemulihan nya harus di bantu dengan cara berlatih. Pasca
persalinan dinding perut menjadi longgar, di sebabkan karena
teregang begitu lama. Namun demikian umumnya akan pulih
dalam 2minggu.

6. Proses Adaptasi Psikologi Masa Nifas


Periode masa ini meruapakan waktu dimana ibu mengalami stress pasca
persalinan, terutama pada ibi primipara (Saleha, 2009; hal. 63-64)
Fase- fase yang akan di alami oleh ibu pada masa nifas ;

a. Fase “Taking In”


Fase taking in yaitu periode ketergantungan,berlangsung dari hari
pertama samapai hari kedua melahirkan.pada fase ini ibu sedang berfokus
terutama pada dirinya sendri.
b. Fase “Taking Hold”
Berlangsung 3-10 hariibu lebih berkonsentrasi pada kemampuan dalam
menerima tanggung jawab sepenuhnya terhadap perawatan bayi. Pada
masa ini ibu menjadi sangat sensitif, sehingga membutuhkan bimbingan
dan dorongan perawatan untuk mengatasi kritikan yang dialami ibu.
c. Periode “Letting Go”
Masa dimana ibu sanagt amat penting karena menggung tanggung jawab
sebagai sosok ibu fase ini berlangsung selama 10 hari setelah melahirkan

11
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
.terjadi peningkatan untuk merawat dirinya dan bayi nya.ibu lebih merasa
diri nya sangat percaya untuk merawat bayinya dukungan suami dan
kelurga sangat penting dalam menjalini peran ini.

d. Postpartum Blues
Postpartun blues atau sering juga disebut maternity blues atau sindrom
ibu baru, dimengerti sebagai suatu sindrom gangguan efek ringan pada
minggu pertama setelah persalinan dengan ditandai gejala-gejala berikut
ini : (Dewi dan Sunarsih,2012; hal.69)
1) Reaksi depresi/sedih/disforia
2) Sering menangis
3) Mudah tersinggung
4) Cemas
5) Labilitas perasaan
6) Cenderung menyalahkan diri sendiri
7) Gangguan tidur dan gangguan nafsu makan
8) Kelelahan
9) Mudah letih
10) Cepat marah
11) Mood mudah berubah, cepat menjadi sedih, dan cepat pula menjadi
gembira
12) Perasaan terjebak dan juga marah terhadap pasangannya, serta
bayinya
13) Perasaan bersalah
14) Pelupa

e. Kesedihan dan dukacita/Depresi


Penelitian menunjukkan 10% ibu mengalami depresi setelah melahirkan
dan 10%nya saja yang tidak mengalami perubahan emosi. Keadaan ini

12
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
berlangsung antara 3-6 bulan bahkan pada beberapa kasus terjadi selama
1 tahun pertama kehidupan bayi.

7. Kebutuhan dasar ibu nifas


Periode post partum adalah waktu penyembuhan dan perubahan,
waktu kembali ke keadaan tidak hamil. Kebutuhan-kebutuhan yang
dibutuhkan ibu nifas antara lain (Dewi dan Sunarsih, 2012; hal.71):
a. Nutrisi dan Cairan
Nutrisi
Ibu nifas membutuhkan nutrisi yang cukup, gizi seimbang, terutama
kebutuhan protein dan karbohidrat. Ibu menyusui tidaklah terlalu ketat
dalam mengatur nutrisinya dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan bayinya.
1) Rata–rata kandungan kalori ASI yang dihasilkan ibu dengan nutrisi
baik adalah 70-100 ml dan kira-kira 85 kal diperlukan oleh ibu untuk
tiap 100 ml nyang dihasilkan. Rata-rata ibu menggunakan kira-kira
640 kal/hari untuk 6 bulan pertama dan 510 kal/hari selama 6 bulan
kedua untuk menghasilkan jumlah susu normal. Rata-rata ibu harus
mengkonsumsi 2.300-2.700 kal ketika menyusui. Makanan yang
dikonsumsi ibu berguna untuk melakukan aktivitas, metabolisme,
cadangan dalam tubuh,proses prosuksi ASI, serta sebagai ASI itu
sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk pertumbuhandan
perkembangannya.
2) Ibu memerlukan tambahan 20 gr protein di atas kebutuhan normal
ketika menyusui. Jumlah ini hanya 16% dari tambahan 500 kal yang
dianjurkan. Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan penggantian
sel-sel yang rusak atau mati. Sumber protein dapat diperoleh dari
protein hewani dan protein nabati. Protein hewani antara lain telur,
daging, ikan, susu, dan keju, protein nabati

13
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
banyak terkandung dalam tahu, tempe, kacang-kacangan, dan lain-lain.
3) Nutrisi lain yang diperlukan selama laktasi adalah asupan cairan. Ibu
menyusui dianjurkan minum 2-3 liter perhari dalam bentuk air putih,
susu, dan jus buah (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui).
Mineral, air dan vitamin ,Tablet Fe sebagai penambah darah
setidaknya selama 40 hari pasca bersalin.
4) Minum kapsul Vitamin A (200.000 unit) sebanyak2 kali yaitu 1 jam
setelah melahirkan dan 24 jam setelahnya agar dapat memberikan
Vitamin A kepada bayinya melalui ASI

b. Ambulasi pada masa nifas


Ambulasi dini adalah kebijaksanaan untuk secepat mungkin
membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya
secepat mungkin untuk berjalan.
Keuntungan lain dari ambulasi dini adalah sebagi berikut :
1) Ibu merasa lebih sehat dan kuat
2) Faal usus dan kandung kemih lebih baik
3) Kesempatan yang baik untuk mengajar ibu merawat/memelihara
anaknya
4) Tidak menyebabkan perdarahan yang abnormal
5) Tidak mempengaruhi penyembuhan luka episiotomi atau luka parut
6) Tidak memperbesar kemungkinan prolaps atau retroflexio

c. Kebersihan diri
Pada masa postpartum, seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi.
Oleh karena itu, kebersihan diri sangat penting untuk mencegah terjadinya
infeksi. Kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungan sangat
penting untuk tetap dijaga. (Saleha, 2009;hal.73)
Hal-hal dalam menjaga kebersihan diri, adalah sebagai berikut:

14
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
1) Mandi teratur minimal 2 kali sehari
2) Mengganti pakaian dan alas tempat tidur
3) Menjaga lingkungan sekitar tempat tinggal
4) Melakukan perawatan perineum
5) Mengganti pembalut minimal 2 kali sehari
6) Mencuci tangan setiap membersihan daerah genetalia.

d. Istirahat
Setelah menghadapi ketegangan dan kelelahan saat melahirkan, usahakan
untuk rileks dan istirahat yang cukup, terutama saat bayi sedang tidur.
Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal, antara lain:
1) Mengurangi jumlah ASI yang di produksi
2) Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
3) Menyebabkan depresi postpartum dan ketidakmampuan untuk
merawat bayi dan dirinya sendiri.

e. Seksual
Ibu yang baru melahirkan boleh melakukan hubungan seksual kembali
setelah 6 minggu persalinan. Batas 6 minggu didasarkan atas pemikiran
pada masa itu semua luka akibat persalinan, luka bekas section caesaria
(SC) biasanya telah sembuh dengan baik. Bila suatu persalinan diastikan
tidak ada luka atau perobekan jaringan, hubungan seksual telah boleh
dilakukan 3-4 minggu setelah proses melahirkan. Hubungan seksual aman
dilakukan bila darah tidak keluar lagi dan saat vagina dimasukkan
menggunakan 2jari tidak terasa sakit.

15
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
8. Fisiologi pengeluaran ASI
Pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang sangat kompleks antara
rangsangan mekanik, saraf, dan bermacam-macam hormon (Dewi &
Sunarsih.2012; hal.11)
Dalam pembentukan air susu ada dua reflek yang membantu pembentukan
dan pengeluaran air susu yaitu reflek prolaktin dan reflek let down.
a. Reflek Prolaktin
Pada akhir kehamilan, hormon prolaktin memegang peranan untuk
membuat kolostrum, namun jumlah kolostrum terbatas karena aktivitas
prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang kadarnya memang
tinggiRangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medula spinalis
hipotalamus yang akan menekan pengeluaran faktor-faktor yang memacu
sekresi prolaktin. Faktor-faktor yang memacu sekresi prolaktin akan
merangsang hiposis anterior sehingga keluar prolaktin. Hormon ini
mersangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat susu.
b. Reflek Let Down
Bersama dengan pembentukan hormon prolaktin oleh hiposis anterior,
rangsangan yang berasal dari isapan bayi ada yang dilanjutkan ke hiposis
posterior (neurohipofisis) yang kemudian dikeluarkan oksitosin.
hormon ini diangkat menuju uterus yang dapat menimbulkan kontraksi
pada uterus sehingga terjadi involusi dari organ tersebut.

9. Masalah Dalam Pemberian ASI


Masalah yang timbul ketika menyusui yaitu
(Dewi dan Sunarsih, 2012; hal. 38):
a. Kurang/salah informasi
b. Putting susu datar/ terbenam
c. Puting susu lecet
d. Putting susu melesek (masuk kedalam)

16
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
e. Payudara bengkak (Engorgement)
f. Abses payudara (Mastitis)
g. Sindrom kurang ASI kurang
h. Bayi sering menangis, Bayi binggung putting, Bayi prematur, Bayi
kuning, Bayi kembar, Bayi sakit, Bayi sumbing, Bayi dengan lidah
pendek, dan Bayi yang memerlukan perawatan

10. Puting Susu Tenggelam


Putting susu Secara umum, baik ibu tetap masih dapat menyusui bayinya dan
upaya selama antenatal umumnya kurang berguna, misalnya dengan
memanipulasi hoffman, menarik-narik putting, Tindakan yang paling efisien
untuk memperbaiki keadaan ini adalah isapan langsung bayi yang kuat.

Tindakan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :


1) Skin to skin kontak dan biarkan bayi menghisap sedini mungkin
2) Biarkan bayi “ mencari ” putting kemudian menghisapnya. Bila perlu coba
berbagai posisi untuk mendapat keadaan posisi bayi yang tepat.
3) Apabila puting benar-benar tidak bisa muncul, dapat ditarik dengan
pompa putting sedotan spuit yang dipakai terbalik
4) Jika tetap mengalami kesulitan, usahakan agar bayi tetap disusui sedikit
penekanan pada aerola mammae memasukkan puting susu kedalam mulut
bayi
5) Bila terlalu penuh ASI, dapat diperas dahulu dan diberikan dengan sendok
atau cangkir, atau dengan di teteskan langsung kemulut bayi.

11. Cara Perawatan Payudara


Perawatan payudara dilakukan atas beberapa indikasi, antara lain putting yang
tidak menonjol atau bendungan payudara. Tujuannya adalah memperlancar
pengeluaran ASI saat masa menyusui (Dewi dan sunarsih,2012; hal.29)

17
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Perawatan payudara yang dilakukan dengan benar dan teratur akan terlihat
indah danmemudahkan si kecil mengkonsuimsi ASI.pemeliharaan ini juga
merangsang produksi ASI dan mengurangi resiko luka saat menyusui (Suherni
dkk, 2009 hal; 41)
Beberapa Langkah langkah-langkag melakukan perawatan payudara sebagai
berikut :(Saleha, 2008; hal :115)

1) Siapkan alat dan bahan Letakkan alat dan bahan secara ergonomis
2) Lakukan informed consent. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan sampai
klien mengerti dan menyetujui tindakan yang akan kita dilakukan
3) Cuci tangan. Biasakan mencuci tangan sebelum tindakan dibawah air
mengalir dengan menerapkan 7 prinsip mencuci tangan.
4) Licinkan kedua tangan dengan minyak (baby oil)
5) Tempatkan kedua telapak tangan diantara kedua payudara
6) Lakukan pengurutan, dimulai kearah atas, kesamping, lalu kebawah.
Dalam pengurutan posisi tangsn kanan kearah sisi kanan dan tangan kiri
kearah sisi kiri
7) Teruskan pengurutan kebawah, kesamping, melintang, lalu kedepan.
Setelah pengurutan kedepan lalu kedua tangan dilepaskan dari payudara,
ulangi gerakan 20-30 kali untuk tiap payudara
8) Sokong payudara dan urut dengan jari tangan.
Sokong payudara kiri dengan tangan kiri, lalu tiga jari tangan kanan
membuat gerakan memutar sambil menekan mulai dari pangkal payudara
sampai pada putting susu. Lakukan tahap yang sama pada payudara kanan,
lakukan dua kali gerakan pada tiap payudara.
9) Sokong payudara dengan sisi kelingking. Sokong payudara dengan satu
tangan, sedangkan tangan yang lain mengurut payudara dengan sisi
kelingking dari arah tepi kearah putting susu. Lakukan tahap yang sama
pada kedua payudara. Lakukan gerakan ini sekitar 30 kali.

18
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
10) Bersihkan payudara dengan washlap. Membersihkan payudara dari
bekasminyak dengan menggunakan washlap basah air dingin dan air
hangat
11) Lap payudara ibu dengan handuk kecil. Gunakan handuk kering untuk
mengelap
12) Mencuci tangan. Biasakan mencuci tangan setelah tindakan

12. Macam-macam pengeluaran asi


1. Kolostrum, cairan ASI yang keluar pertama kali
 Jenis air susu ibu yang pertama kali keluar dari kelenjar payudara disebut
kolostrum. Cairan ini biasanya akan keluar saat hari pertama hingga hari
keempat setelah melahirkan, setelah itu kolostrum tak akan keluar lagi. Tak
berwarna putih seperti ASI pada umumnya, kolostrum berwarna kuning
keemasan dengan tesktur yang lebih kental. Warna kuning pada kolostrum
berasal dari beta karoten yang terkandung di dalamnya.

 Kolostrum dianggap sebagai cairan ASI yang paling baik karena mengandung
lebih banyak nutrisi, mulai dari protein yang tinggi, vitamin larut dalam
lemak, mineral, dan immunoglobulin, yang berfungsi sebagai pelindung bayi
dari virus dan bakteri. Immunoglubin akan meningkatkan daya tahan tubuh si
kecil, sehingga bayi tak akan mudah terserang suatu penyakit

 Selain itu, antibodi yang terkandung di dalamnya juga bermanfaat untuk


membersihkan mekonium atau tinta janin yang pertama. Kolostrum juga
tinggi akan natrium yang dapat mencegah bayi dari dehidrasi. Teksturnya
yang lebih kental dan pekat juga akan membuat bayi cepat kenyang saat
diberikan kolostrum, meski hanya diberikan sedikit saja. Meski begitu,
kolostrum akan digantikan dengan ASI transisi setelah dua sampai empat hari
pascamelahirkan

19
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
2 .ASI transisi, tahap kedua ASI yang keluar menggantikan kolostrum
 ASI transisi mengandung lebih banyak lemak, laktosa, vitamin, dan kalori
yang lebih tinggi.

 Setelah kolostrum, tahapan kedua jenis ASI yang keluar adalah transitional
milk atau ASI transisi. Berbeda dengan kolostrum, ASI transisi mengandung
lebih banyak lemak, laktosa, vitamin dan kalori yang tinggi. ASI transisi akan
keluar selama kurang lebih dua minggu usai melahirkan. Warna ASI transisi
pun berbeda dengan kolostrum, yakni berwarna putih dan kuantitasnya
meningkat secara drastis.

 Tingginya laktosa di dalamnya dapat meredakan rasa haus dan lapar pada
bayi, serta memberikan energi kepada si kecil. Saat seorang ibu mengalami
transisi ASI, payudara akan terasa lebih kencang, bahkan terasa sakit sehingga
kondisi ini seringkali membuat ibu merasa tak nyaman. Namun, rasa tidak
nyaman pada payudara bisa diatasi dengan cara menyusui secara teratur.

3.ASI matur, muncul sekitar akhir dan minggu kedua setelah persalinan
 Tahap ASI matur akan berlangsung hingga ibu menyapih anaknya. (Foto:
Shutterstock)

 Muncul sekitar akhir dari minggu kedua pascapersalinan, jenis ASI matur
akan menggantikan jenis ASI transisi. Dibandingkan dengan ASI transisi, ASI
matur memiliki tesktur yang lebih cair karena 90 persen kandungannya terdiri
dari air, sedangkan 10 persen sisanya terdiri dari karbohidrat, protein, dan
lemak yang dibutuhkan bayi untuk sumber energi serta bermanfaat untuk
pertumbuhannya. Tingginya kandungan air dalam ASI matur membuat bayi
tetap terhidrasi sepanjang waktu.

20
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
 Ada dua tipe ASI matur, yaitu foremilk dan hindmilk. Foremilk sendiri adalah
ASI yang keluar di awal sesi menyusui, sedangkan hindmilk berarti ASI yang
keluar pada akhir sesi menyusui saat payudara hampir kosong. Perlu
diketahui, foremilk mengandung air, vitamin, dan protein yang lebih banyak,
sementara hindmilk mengandung kadar lemak yang lebih tinggi.

 Tak seperti kolostrum dan ASI transisi, tahap ASI matur berlangsung lebih
lama, yakni hingga ibu menyapih anak. Namun, seiring dengan berjalannya
waktu, kandungan ASI matur akan berubah sehingga ASI matur tak mampu
memenuhi kebutuhan nutrisi bayi. Oleh karena itu, ibu harus memberikan
makanan pendamping ASI (MPASI) untuk mencukupi asupan gizi buah
hatimu. Meski nutrisinya berkurang, namun anak masih mendapatkan manfaat
dari antibodi yang terkandung di dalam ASI.

13.Perubahan post partum


a. Valume darah
Perubahan volume darah bergantung pada beberapa faktor, misalnya
kelahiran melalui SC, maka kehilangan darah dapat dua kali lipat.
Perubahaan terdiri atas volume darah hematokrit (haemoconcentration).
Pada persalinan pervaginam, hematokrit akan naik, sedangkan pada
SC,hematrokit cenderung stabil dan kembali normal 4-6 minggu.
Tiga perubahan fisiologi postpartum yang terjadi pada wanita antara
lain sebagai berikut :
1) Hilangnya sirkulasi uteroplasenta yang mengurangi ukuran pembuluh
darah materal 10-15%.
2) Hilangnya fungsi endokrin plasenta yang menghilangkan stimulus
vasodilatasi.
3) Terjadinya mobilisasi air ekstravaskular yang disimpan selama wanita
hamil.

21
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
14.Senam Nifas
Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama melahirkan
setiap hari sampai hari yang kesepuluh, terdiri dari sederetan gerakan tubuh
yang dilakukan untuk mempercepat pemulihan keadaan ibu
(Suherni,dkk.2009; hal:105)
Senam pascanatal setelah persalianan normal (Brayshaw.2007; hal.105)
1) Senam sirkulasi
Jenis senam ini harus dilakukan sesering mungkin setelah persalinan enam bertujuan
mempertahankan dan meningkatkan sirkulasi ibu masa postpartum segera
ketika ia mungkin berisiko mengalami trombosis vena atau komplikasi
sirkulasi lain.Brayshaw Eileen. 2007. Senam Hamil& Nifas. Jakarta :EGC
a) Senam kaki
Duduk atau berbaring dengan posisi lutut lurus. Tekuk lalu
regangkan secara perlahan sedikitnya 12 kali,lebih memilih
gerakan dorsifleksi untuk mencegah kram. Mengencangkan kaki
Duduk atau berbaring dengan kaki lurus. Tarik kedua kaki keatas
pada pergelangan kaki dan tekankan bagian belakang lutut
ketempat tidur. Tahan posisi ini dalam hitungan lima, bernapaslah
secara normal, lalu relaks. Ulangi gerakan sebanyak 10 kali.
b) Napas dalam
Pernapasan diagfragma membantu mengembalikan aliran vena
melalui kerja pemompaan digfragma pada vena inferior dan bisa di
lakukan tiap saat.

2) Dasar panggul
Senam dasar panggul menguatkan otot dasar panggul
postpartumNamun, kontraksi dan relaksasi otot-otot ini juga, rasa ini
mungkin timbul akibat persalinan, dan tujuan pemulihan dengan
meningkatkan sirkulasi dan mengurangi edema.

22
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
3) Latihan dasar panggul
Kencangkan anus seperti menahan defeksi, kerutkan uretra dan vagina
juga seperti menahan berkemih, kemudian lepaskan ketiganya. Tahan
dengan kuat selama mungkin sampai 10 detik, bernapas secara normal.
Relaks dan istirahat selama tiga detik.

15. Penyebab Terjadinya Kaki Bengkak


Kaki bengkak disebabkan oleh adanya beberapa perubahan dalam tubuh karena
proses kehamilan dan persalinan, antara lain:
a) Penumpukan cairan di dalam tubuh
Pada saat kehamilan, tubuh memproduksi lebih banyak hormon estrogen dan
progesteron. Peningkatan kedua hormon ini dapat menyebabkan retensi atau
penumpukan cairan di tubuh, termasuk pada tungkai.
b) Rahim yang membesar
Rahim yang kian membesar dapat menekan pembuluh vena di kaki sehingga
aliran darah balik dari bagian-bagian bawah tubuh menjadi terhambat. Hal ini
menjadi salah satu alasan mengapa terjadi penumpukan cairan di tungkai pada
saat kehamilan. Setelah melahirkan, rahim mendorong darah ke bagian bawah
tubuh. Akibatnya perlu beberapa hari setelah persalinan untuk pembengkakan
pada kaki mereda.
c) Cairan infus
Selama proses persalinan, terutama jika menjalani caesar, Anda barangkali
juga menerima cairan infus, sehingga jumlah cairan tubuh akan bertambah.
d) Mengejan saat melahirkan
Saat mengejan dalam proses persalinan normal, terjadi peningkatan tekanan
ke berbagai area di tubuh sehingga bisa menyebabkan cairan menumpuk pada
wajah, lengan, dan kaki.
e) Ligamen tubuh menjadi lebih longgar
Ligamen atau jaringan ikat pada seluruh tubuh Anda saat kehamilan menjadi

23
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
lebih longgar sehingga menyebabkan kaki jadi membesar. Oleh karena itu,
jangan heran bila Anda menyadari ukuran sepatu setelah melahirkan menjadi
lebih besar daripada sebelumnya. Umumnya kondisi tersebut hanya bersifat
sementara. Namun pada beberapa orang, perubahan ini bisa menetap.

A. Kaki Bengkak Kembali Normal?


Kaki bengkak setelah melahirkan akan kembali normal dalam beberapa
hari. Selama beberapa hari setelah persalinan, jaringan ekstra, pembuluh
darah, dan cairan yang dibutuhkan selama bayi dalam kandungan, masih
tersimpan dalam tubuh. Pada periode ini, ginjal harus bekerja ekstra untuk
mengeluarkan cairan berlebih.Cairan ini akan diproses oleh ginjal untuk
keluar dari tubuh dalam bentuk urine, sehingga Anda akan buang air kecil
lebih sering dari biasanya. Di samping itu cairan juga akan keluar dalam
bentuk keringat.

1 .Cara Mengurangi Pembengkakan di Kaki


1. Jika dirasa mengganggu, saat berbaring, Anda dapat menyangga kaki
dengan bantal agar kaki berada lebih tinggi daripada jantung. Pastikan
kaki Anda mendapat istirahat cukup dengan tidak berdiri sepanjang hari
dan hindari duduk dengan menyilangkan kaki karena berisiko
menghambat peredaran darah. Pijatan lembut dan akupuntur juga
disinyalir dapat membantu mengurangi kaki bengkak.
2. Sementara untuk mencegah berkembangnya pembengkakan pasca
persalinan, ibu hamil dapat mengonsumsi makanan sehat selama hamil.
Diet sehat tersebut meliputi:
3. Makanan protein rendah lemak, seperti daging, telur, dan kacang.
4. Mengonsumsi setidaknya lima porsi sayur dan buah tiap hari.
5. Kurangi konsumsi garam, gula, dan lemak.

24
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
6. Perbanyak konsumsi air mineral untuk membantu ginjal mengeluarkan
kelebihan cairan.
7. Konsumsi beberapa jenis makanan yang dapat membantu kerja ginjal,
yaitu makanan yang kaya akan vitamin C dan E, seperti jeruk, brokoli,
kubis, tomat, dan kacang almond.
8. Batasi konsumsi makanan kemasan yang biasanya mengandung tinggi
garam dan zat tambahan.
9. Hindari merokok.
Dengan tetap menerapkan gaya hidup sehat selama kehamilan, risiko kaki bengkak
setelah persalinan dapat dihindari.

2.Hal yang perlu di waspadai


Meski merupakan hal yang normal dan umumnya tidak berbahaya, namun
sebaiknya Anda memeriksakan diri ke dokter jika mengalami
Pembengkakan kaki yang tidak kunjung mereda selama lebih dari satu
minggu Pembengkakan yang diiringi sakit kepala yang sangat parah dan
nyeri pada kaki. Hal ini dapat menjadi Pembengkakan yang hanya terjadi
pada salah satu kaki atau pergelangan kaki dan disertai rasa nyeri yang
hebat. Hal ini dapat menjadi tanda dari adanya gumpalan darah yang
menghambat aliran pembuluh darah vena, atau dikenal dengan deep vein
thrombosis (DVT)Meski kaki bengkak setelah melahirkan tergolong
umum, namun tidak perlu segan berkonsultasi dengan dokter mengenai hal
ini, terutama jika tidak kunjung mereda.
Terakhir diperbarui: 26 Februari 2018
Ditinjau oleh: dr. Allert Benedicto Ieuan Noya

25
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
12. Diagnostik
a. Pemerikasaan Hemoglobin
Pemeriksaan Haemoglobin adalah pengeambilan darah melalui jaringan
perifer, untuk mengetahui kadar hemoglobin dalam darah (Rukiyah dkk,
2009)

13. Kebutuhan
Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien berdasarkan keadaan
dan masalahnya. Masalah sering berhubungan dengan bagaimana wanita itu
mengalami kenyataan terhadap diagnosinya. (Sulistyawati,2009;h.192)

14. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan asuhan dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga
berkaitan dengan kerangka pedoman antisipasi bagi wanita tersebut yaitu apa
akan terjadi berikutnya.
Penatalaksanaan atau tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi
putting susu tenggelam adalah perawatan payudara : (Dewi dan Sunarsih,
2012; hal. 29)
a. Kenakan bra untuk menjaga bentuk payudara tetap indah. Pilih ukuran bra
yang sesuai agar dapat menompang payudara yang baik.
b. Bersihkan secara rutin daerah seputar putting susu dengan kapas yang
dibasahi air hangat.
c. Oleskan minyak zaitun pada payudara untuk menjaga kelembapan. Agar
hasilnya lebih maksimal, lakukan pemijatan ringan dengan gerakan
lembut. Lakukan senam ringan dengan fokus untuk mempercepat otot
dada.

26
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
B. Konsep Dasar Manajemen Asuahan Kebidanan Berisi:
Pendokumentasian SOAP menurut Hellen Varney, alur berfikirbidan saat
menghadapi kimen meliputi tujuh langkah, agar mengetahui orang lain apa yang
telah dilakukan oleh seorang bidan melalui proses berfikir sitematis, maka
didokumentasikan dalam bentuk SOAP, yaitu : (Rukiyah, 2009).
1. S (Subjektif)
Data subjektif dapat di lakuakan dengan cara (identitas umum, keluhan,
riwayat menarche, riwayat perkawinan, riwayat kehamilan, riwayat
persalinan, riwayat KB, penyakit, riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit
keturunan, riwayat psikososial, pola hidup).

2. O (Objektif)
Data pendokumentasian hasil analisa dan fisik klien, hasil lab dan tes
diagnosttic lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung
assesmen. hasil pemeriksaan (tanda KU, vital sign, fisik, khusus kebidanan,
pemeriksaan dalam, laboratorium dan pemeriksaan penunjang). Pemeriksaan
inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.

3. A (Assesment)
Masalahberdasarkan data atau informasi subjektif dan objektif yang
dikumpulkan atau disimpulkan. Karena keadaan pasien terus berubah dan
selalu ada informasi baru baik subjektif maupun objektif, dan sering
diungkapkan secara terpisah-pisah, maka proses pengkajian dengan sebenar-
benar nya .

27
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
4. P ( Planning)
Menggambarkan pendokumentasian dan perencanaan dan evaluasi
berdasarkan Assesment SOAP untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi
dimasukkan dalm P.

C. Nomenklatur Diagnosis
Dibawah ini contoh daftar nomenklatur diagnosis kebidanan:
No. Nama Diagnosis No. Nama Diagnosis
1. Kehamilan normal 36. Invertio uteri
2 Partus normal 37. Bayi besar
3. Syok 38. Malaria berat dengan komplikasi
4. Denyut jantung janin tidak normal 39. Malaria ringan tanpa komplikasi
5. Abortus 40. Mekonium
6. Solusio plasenta 41. Meningitis
7. Akut pielonefritis 42. Metritis
8. Amnionitis 43. Migran
9. Anemia berat 44. Kehamilan mola
10. Apendisitis 45. Kehamilan ganda
11. Atonia uteri 46. Partus macet
12. Postpartum normal 47. Posisi occiput posterior (di belakang)
13. Infeksi mamae 48. Posisi oksiput melintang
14. Pembengkakan mamae 49. Kista ovarium
15. Presentasi bokong 50. Abses pelviks
16. Asma bronchiale 51. Peritonitis
17. Presentasi dagu 52. Plasenta previa
18. Disproporsi sevalo pelvik 53. Pneumonia
19. Hipertensi kronik 54. Preklampsia berat atau ringan
20. Koagulopati 55. Hipertensi karena kehamilan
21. Presentasi ganda 56. Ketuban pecah dini
22. Cystitis 57. Partus prematuritas
23. Eklampsia 58. Prolapsus tali pusat
24. Kehamilan ektopik 59. Partus fase laten lama

28
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
25. Ensefalitis 60. Partus kala II lama
26. Epilepsi 61. Retensio plasenta
27. Hidramnion 62. Sisa plasenta
28. Presentasi muka 63. Rupture uteri
29. Persalinan semu 64. Bekas luka uteri
30. Kematian janin 65. Presentasi bahu
31. Hemoragik antepartum 66. Distosia bahu
32. Hemoragik postpartum 67. Robekan serviks dan vagina
33. Gagal jantung 68. Tetanus
34. Inertia uteri 69. Letak lintang
35. Infeksi luka
Sumber : WHO-UNFPA, 2000

29
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
BAB III
TINJUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS NORMAL PADA NY. B UMUR 27 TAHUN


P1AO HARI KE-33 DI SUMBEREJO KEMILING
BANDAR LAMPUNG

Tanggal Pengkajian :3JUNI 2020


Jam : 16.00 WIB
Tempat Pengkajian : BPM Isniwati, S.ST.
Nama Mahasiswa : Ayu anjuliani
NIM : 154012017005

PENGKAJIAN
A. SUBJEKTIF
1. Identitas Orang Tua
Istri Suami
Nama : Ny. B Tn. K
Umur : 27 tahun 28 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/Bangsa : lampung lampung
Pendidikan : S2 S1
Pekerjaan : guru Salpo PP
Alamat : kemiling kemiling
2. Alasan Kunjungan
Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya yang pertama 33 hari yang lalu dan
ingin memeriksakan keadaannya.

30
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
3. Keluhan Sekarang
Ibu mengatakan saat ini tidak ada keluhan

4. Riwayat Menstruasi
HPHT : 26-8- 2019
TP : 20-4-2020
Menarche : 15 tahun
Lamanya : 7 hari
Siklus Menstruasi : 28 hari
Sifat : Cair
Banyaknya : 3 x ganti pembalut/hari
Flour Albus : Tidak ada
Disminorhea : iya saat hari pertama
Keluhan : disminore

5. Riwayat Perkawinan
Pernikahan ke :1 (pertama)
Usia menikah : 25 tahun
Lama menikah : ± 3 tahun
6. Riwayat Obstetri
P1 A0

Ibu mengataka ini adalah persalinan yang pertama dan belum pernah

keguguran.

31
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
7. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
Persalinan Nifas
Hamil
Jenis BB/PB Komplik Kompl
ke Lahir UK Penolong JK Laktasi
Persalinan Lahir asi ikasi
30/4/202
1 Aterm Normal Dokter P 2700/44 - ada -
0

8. Riwayat persalinan
a. Tanggal Persalinan : 30Apri 2020 Jam: 13.10 WIB
b. Tempat Persalinan : RS anugerah medika
c. Jenis Persalinan : SC
d. Penolong : dokter
e. Keadaan bayi Baru Lahir
Lahir tanggal : 30April 2020
BB/PB : 2700 gr/ 50cm
Jenis Kelamin : Perempuan
Apgar score : 9/1

f. Lama Persalinan
Kala I :
Kala II :
Kala III :
Kala IV :
Total : jum. Perdarahan±
Keadaan Plasenta : Lengkap
Penyulit Persalinan : Tidak ada

32
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
7 Riwayat Post Partum
a. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Pola tidur dan istirahat
Sebelum nifas saat nifas
Tidur siang : ± 3 jam ± 2 jam
Tidur malam :± 9 jam ± 7 jam
1) Pola Eliminasi
Sebelum nifas saat nifas
BAB
Frekuensi : 1x/ hari 1x/hari
Sifat : Lembek Lembek
Bau : Khas feses Khas feses
Keluhan : Tidak ada Tidak ada

33
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
BAK
Frekuensi : 5 x/hari 6x/hari
Bau : Khas Urine khas urin
Sifat : Cair cair
Keluhan : Tidak ada tidak ada
2) Pola Nutrisi
Makan
Frekuensi : 3x/hari
Porsi : 1 piring
Jenis : Nasi, sayur, lauk pauk
Keluhan : Tidak ada
Minum
Frekuensi : 8 gelas/hari
Porsi : 1 gelas
Jenis : Air mineral
Keluhan : Tidak ada
3) Pola Aktivitas
Mobilisasi : Ibu mengatakan sudah mobilisasi seperti
biasa
Pekerjaan : Ibu mengatakan belum melakukan
pekerjaan seperti biasa .
Aktivitas merawat bayi : Ibu mengatakan dibantu suami dan
keluarga
Olahraga/senam nifas : Ibu mengatakan belum pernah
melakukan senam nifas
Keluhan : Tidak ada
4) Personal Hygiene
Mandi : 2x/hari
Gosok gigi : 2x/hari

34
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Keramas : 1x/2hari
Kebersihan genetalia dan payudara
Ibu mengatakan membersihkan alat genetalia pada saat mandi, setelah
BAB atau setelah BAK.

5) Pola seksual
Ibu mengatakan belum berhubungan seksual dengan suami

b. Pengalaman menyusui
Ibu mengatakan belum pernah menyusui.

9. Riwayat Kontrasepsi yang digunakan


Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun.

10. Riwayat Kesehatan


a. Penyakit yang pernah/sedang di derita
Ibu mengatakan tidak sedang dan tidak pernah menderita penyakit
menular (TBC, hepatitis dan PMS), penyakit menurun (DM, Hipertensi
dan asma), penyakit menahun (Jantung).

b. Penyakit yang pernah/sedang di derita keluarga


Ibu mengatakan dalam keluarga ibu dan suami tidak sedang dan tidak
pernah menderita penyakit menular (TBC, hepatitis dan PMS), penyakit
menurun (DM, Hipertensi dan asma), penyakit menahun (Jantung).

11. Riwayat Psikososiospiritual


Orang terdekat : Ibu mengatakan orang terdekat adalah suami
dan ibu
Tinggal serumah dengan : Ibu mengatakan tinggal serumah dengan suami
dan anak
Perasaan ibu saat ini : Ibu mengatakan senang atas kelahiran bayinya

35
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Tanggapan keluarga : Ibu mengatakan keluarga senang dan bahagia
atas kelahiran anak pertamanya
Rencana menyusui : Ibu mengatakan akan memberikan ASI ekslusif
pada bayinya dan menyusui hingga bayi
berusia 2 tahun
Pemberian nama bayi : Bayi telah diberi nama
Rencana perwatan bayi : Ibu mengatakan akan merawat bayinya sendiri
Kebiasaan spiritual : Ibu mengatakan belum menjalankan ibadah
sholat 5 waktu karena masih dalam keadaan
masa nifas
Pendapatan : Ibu mengatakan pendapatan keluarga
mencukupi kebutuhan sehari-hari

12. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan


Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi minum-minuman alkohol, tidak
merokok dan tidak pernah minum jamu-jamuan, dll.

B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
b. Status emosional : Stabil
c. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 100/80 mmhg
Nadi : 81 x/m
Pernafasan : 22 x/m
Suhu : 36,3o C
d. Antropometri
Berat badan/ Tinggi badan : 60 kg/160 cm

36
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Bentuk simetris, tidak ada benjolan, kulit kepala bersih,
rambut berwarna hitam, dan tidak mudah rontok
b. Wajah : Simetris, tidak oedema dan tidak ada bekas cloasma
gravidarum
c. Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterik
dan pupil normal tampak pada saat cahaya di dekatkan
pupil membesar dan cahaya dijauhkan pupil mengecil
d. Hidung : Simeteris, tidak ada poli dan tidak ada secret
e. Telinga : Simetris, tidak ada serumen dan pendengaran normal
f. Mulut : Simetris, bibir lembab, lidah bersih, gigi tidak ada karies,
gusi berwarna kemerahan tidak ada stomatitis, kelenjar
tonsil normal
g. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, kelenjar thyroid
dan vena jugularis
h. Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, suara jantung
teratur, dan penafasan normal tidak terdengar wheezing
dan ronchi
i. Payudara : Simetris, putting susu tenggelam, aerola hiperpigmentasi,
tidak ada benjolan, pengeluaran berupa ASI, keluhan
yaitu puting susu tenggelam dan disambung dengan
tudung putting pada saat menyusui bayi.
j. Abdomen : Bentuk simetris, tidak ada bekas luka operasi, tidak ada
strie gravidarum, ada bekas linea nigra, TFU pertengahan
antara simfisis dan pusat, kontraksi baik, kandung kemih
kosong.
k. Ekstermitas atas dan bawah
Tangan : Simetris, tidak oedema, jumlah jari-jari lengkap kuku
bersih tidak pucat.

37
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Kaki : Simetris, jumlah jari lengakap, kuku bersih, sedikit
oedema, tidak ada varises, tanda houman (-), reflek
patella kanan (+), kiri (+)
l. Genetalia Luar
Tidak ada oedema, tidak ada varises,luka pada perineum bersih,
benang jahitan sudah mulai menyatu dengan jaringan, tida ada pengeluaran
nanah/pus, pengeluaran berupa lokhea sanguenolenta.

m. Anus
Tidak ada hemorrhoid

3. Data Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
HB : 10,5 gr %
b. Pemeriksaan penunjang lainnya
Tidak dilakukan.

C. ASSESMENT
Ny. B umur 27 tahun P1 Ahari ke 33 post partum normal
Masalah : Puting tenggalam dan sedikit oedem dibagian kaki
Kebutuhan : Mengajarkan ibu bagaimana melakukan perawatan payudara dan
gerakan senam nifas untuk mengurangi oedem

D. PLANNING
Tangga : 3juni 2020
Jam : 16. 00 WIB
1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik yaitu hasil
pemeriksaan tekanan darah 100/80 mmhg, nadi 81 x/m, pernafasan 22 x/m,

38
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
suhu 36,3o C, fundus teraba pertengahan pusat dan simfisis, pengeluaran
lokhea berupa lokhea alba
Hasil : Ibu mengerti hasil pemeriksaan dan senang bahwa dirinya dalam
keadaan baik
2. Memberitahu ibu tentang keluhan yang dialami yaitu ibu mengalami masalah
bagian payudara yaitu putting susu tenggelam, namun tidak perlu khawatir
karena hal ini biasa terjadi pada tahap awal proses menyusui dan dapat diatasi
dengan melakukan perawatan payudara
Hasil : Ibu mengerti keadaannya dan merasa lebih tenang
3. Memberitahu ibu bahwa bengkak dikaki yang dialaminya merupakan hal yang
fisologis karena kurangnya mobilisasi dan kehilangan darah selama
melahirkan sehingga adanya timbunan cairan dalam jaringan akibat gangguan
keseimbangan cairan dalam tubuh
Hasil : Ibu bersediamengerti penjelasan yang diberikan
4. Menganjurkan ibu istirahat yang cukupseperti tidur siang disela-sla saat bayi
tertidur dan tidur malam serta mengurangi pekerjaan berat supaya ibu tidak
kelelahan dan mempercepat proses pemulihan.
Hasil : Ibu mengerti dan akan istirahat yang cukup
5. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan alat genetalia supaya tidak terjadi
infeksi yaitu membersihkan pada saat mandi, setelah BAB/BAK,
membersihkan dari arah depan ke belakang. Dan mengganti pembalut setiap 4
jam sekali atau apabila sudah terasa penuh.
Hasil : Ibu bersedia menjaga kebersihan alat genetalianya.
6. Memberikan ibu konseling tentang tanda bahaya pada masa nifas yaitu
kontraksi uterus buruk, perdarahan abnormal dari jalan lahir, pengeluaran
lokhea berbau menusuk, kemerahan pada payudara/infeksi, suhu tubuh tinggi,.
Apabila ibu mengalami tanda bahaya masa nifas segera melakukan
pemeriksaan pada tenaga kesehatan terdekat

39
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Hasil : Ibu paham mengenai tanda bahaya masa nifas dan akan
memeriksakan ke tenaga kesehatan apabila mengalami salah satu tanda
bahaya yang telah disebutkan
7. Mengajarkan ibu perawatan payudara supaya tidak memperburuk terjadinya
putting susu tenggelam, dan mencegah terjadinya bendungan ASI
Hasil : Ibu paham cara melakukan perawatan payudara
8. Mengajarkan ibu cara melakukan senam nifas untuk mengurangi oedem
dikaki 3x dalam seminggu
Hasil : ibu paham dan akan melakukannya diwaktu luang
9. Menganjurkan ibu kembali 1 minggu kemudian atau apabila ada keluhan
Hasil : Ibu bersedia kembali
10.menganjurkan ibu untuk senam nifas agar mobilisasi untuk mengurangi
bengkak ada kaki dalam 1 minggu 2xkali
hasil ;ibu mengerti dan akan melakukannya 1 minggu 2xkali
11. Pendokumentasian tindakan yang telah dilakukan
Hasil : Pendokumentasian telah dilakukan

40
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pembahasan
Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal Pada Ny. B umur 27
tahun P1A0 di kemiling bandar lampung ditemukan hasil sebagai berikut:
1. Pengkajian
Pada pengkajian dilakukan untuk pengumpulan data dasar tentang
keadaan pasien. Pada studi kasus ini penulis melakukan pengkajian terhadap
ibu nifas normal pada Ny. B umur 27 tahun didapatkan hasil sebagai berikut:
a. Data Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui
anamnesa (Rukiyah dkk,2009; hal.188)
1) Tinjauan teori
Hal yang perlu dikaji dalam riwayat kesehatan adalah sebagai berikut:
(Dewi & Sunarsih.2012)
a) Keluhan yang dirasakan ibu saat ini
b) Adakah kesulitan pemenuhan kebutuhan sehari-hari misalnya pola
makan,BAB atau BAK, kebutuihan istirahat, mobilisasi
c) Riwayat tentang persalinan ini meliputi adakah komplikasi,
laserasi atau episiotomi
d) Obat/suplemen yang dikonsumsi saat ini, misalnya zat besi
e) Perasaan ibu saat ini yang berkaitan dengan kelahiran bayi dan
penerimaan terhadap peran baru sebagai oprang tua
f) Adakah kesulitan dalam pemberian ASI dan perawatan bayi
sehari-hari
g) Bagaimana perencanaan menyusui nanti (ASI eksklusif atau tidak),
perawatan bayi dilakukan sendiri atau dibantu orang lain

41
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
h) Bagaimana dukungan dari suami dan keluarga terhadap ibu
i) Pengetahuan ibu tentang nifas
2) Tinjauan kasus
Berdasarkan data subjektif yang penulis peroleh pada kasus Ny.B
umur 27 tahun P1APost partum hari ke-33 didapatkan ibu mengatakan
putingnya tenggelam dan sedikit bengkak dibagian kaki, ibu dan
keluarga tidak sedang atau tidak pernah menderita penyakit
menurun,menular atau menahun.
3) Pembahasan
Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus
karena ibu mengatakan tidak ada semuanya berjalan lancar tidak ada
keluhan dan masalah.

b. Data Objektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, lab dan
tes diagnosis lain yang dirumuskan dalam data fokus yang mendukung
assesment (Rukiyah dkk. 2009)
1) Tinjauan teori
a) Keadaan umum, kesadaran
b) Tanda-tanda vital : tekanan darah, suhu, nadi, dan pernafasan
c) Payudara : pembesaran, putting susu (menonjol/mendatar, adakah
nyeri dan lecet pada putting), ASI sudah keluar, adakah
pembengkakan, radang atau benjolan abnormal.
d) Abdomen : tinggi fundus uteri, kontraksi uteri
e) Kandung kemih penuh/kosong
2) Tinjauan kasus
hasil pemeriksaan tekanan darah 100/80 mmHg, nadi 81x/permenit
pernafasan 22x/menit, suhu 36,3 dan pada pemeriksaan fisik ini
munculnya masalah puting susu tenggelam dan ektremitas kaki

42
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
bengkak, pengeluaran lokhea sanguilenta (merah kuning) bau khas
volume 5cc, fundus pertengahan pusat dan simfisis, Hb : 10,5gr%
3) Pembahasan
berdasarkan tanda dan gejala yang didapatkan oleh kasus Ny.B
menunjukkan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

c. Assesment
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data
subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi atau masalah potensial
(Rukiyah dkk.2009)
1) Tinjauan teori
Mengetahui integritas atau tidak antara data subjektif dan data objektif
2) Tinjauan kasus
Masalah yang dialami adalah putting susu tenggelam dan ektremitas
kaki bengkak dan ibu diagnosa kebidanan Ny.B umur 27 tahun
P1Apost partum normal hari ke-33
3) Pembahasan
Berdasarkan data tersebut dalam menegakkan diagnosa didapat
berdasarkan data subjektif dan data objektif.

d. Planning
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi
berdasarkan assesment (Rukiyah dkk.2009)
1) Tinjauan teori
Kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan ibu nifas antara lain sebagai
berikut: (Dewi & Sunarsih.2012)
a) Nutrisi dan cairan
b) Ambulasi
c) Eliminasi : BAB / BAK

43
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
d) Kebersihan diri dan perineum
e) Istirahat
f) Seksual
g) Keluarga berencana
h) Latihan/Senam nifas

2) Tinjauan kasus
penatalaksanaan yang diberikan Yaitu pemberian planning umum pada
penanganan pada putting susu tenggelam dengan mengajarkan
bagaimana cara melakukan perawatan payudara dilakukan 2 kali
sehari dan masalah mengenai edema pada bagian ektremitas kaki
dengan penangganan mengajari ibu melakukan senam nifas 2 hari
sekali.

3) Pembahasan
berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak di temukan kesenjangan.

44
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ibu nifas normal terhadap Ny. B
umur 27 tahun P1 Ahari ke tujuh post partum normal, masalah puting susu
tenggelam dan sedikit bengakak dikaki di kemiling bandar kampung Maka
penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam tindakan di lakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas normal, masalah
puting susu tenggelam dan sedikit bengkak penulis telahmelakukan
pengkajian dan hasil pengkajian tersebut meliputi data subjektif dan objektif.
2. Dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas normal , masalah puting
susu tenggelam dan sedikit bengkak penulis dapat menetukan diagnosa,
masalah dan kebutuhan. Diagnosa yang didapat yaitu Ny. B umur 27 tahun
tahun P1 Ahari ke tiga puluh tiga post partum normal normal , masalah
putting tenggelam, kebutuhan mengajarkan ibu perawatan payudara dan
masalah kaki sedikit bengkak kebutuhan senam nifas.
3. Dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas normal , masalah puting
susu tenggelam penulis membuat rencana sesuai dengan kebutuhan pasien
karena apabila tidak segera diberikan penatalsanaan putting susu tenggelam
dapat mengakibatkan terjadinya bendungan ASI dan akibat kaki bengkak
kesulitan beraktifitas.
4. Dalam hal asuhan kebidanan pada ibu nifas normal, masalah puting susu
tenggelam dan sedikit bengkak melakukan asuhan sesuai perencanaan.
5. Dalam hal asuhan kebidanan pada ibu nifas normal, masalah puting susu
tenggelam dan sedikit bengkak hasil evaluasi berjalaan baik sesuai dari
pencapaian penatalaksanaan.

45
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Hendaknya institusi dapat memberikan teori dan keterampilan yang lebih agar
dapat dengan mudah dan bisa mandiri memberikan pelayanan yang baik dan
benar.
Untuk lebih meningkatkan asuhan kebidanan pada ibu nifas normal sekiranya
istitusi pendidikan lebih mengupayakan pengadaan buku-buku tentang asuhan
kebidanan pada masa nifas, sehingga dapat membantu mahasiswa dalam
melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas normal

2. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat memberikan pengetahuan pada masyarakat khususnya pada
ibu nifas dan ibu menyusui untuk meningkatkan kunjungan pada masa nifas.

3. Bagi Penulis
Sebaiknya setiap mahasiswa (penulis) dapat terus menerapkan manajemen
dan asuhan kebidanan dengan prosuder dengan baik dan ketentuan sebagai
seorang bidan .pada pemberian asuhan dan pendidikan kesehatan pada masa
hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir.

46
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
DAFTAR PUSTAKA

Dewi Vivian Nanny Lia, Sunarsih. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Ibu nifas. Jakarta:
Selemba Medika

Walyani siwi elisabeth,purwoastuti endang.tn asuhan kebidanan masa nifas dan


menyusui

Brayshaw Eileen. 2007. Senam Hamil& Nifas. Jakarta :EGC

Prawirohardjo Sarwono.2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo

Rukiyah Ai Yeyeh, Yulianti Lia, Liana Meida. 2009. Asuhan KebidananII


(Persalinan ). Jakarta: CV. Trans Info Media

Rustam Mochtar. 2012. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi.


Jakarta : EGC

Saleha Siti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas.Jakarta: Selemba Medika

Suherni, Widyasih Hesty, Rahmawati Anita. 2008. Perawatan Masa Nifas.


Yogyakarta: Fitramaya

47
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Anda mungkin juga menyukai