Anda di halaman 1dari 71

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG

KANKER PAYUDARA DI SMAN 13 PADANG

Karya Tulis Ilmiah


(KTI)

Diajukan untuk Memenuhi


Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan
Pendidikan Diploma III Kebidanan

Oleh
ANISA YOLANDA SASBIA
2010070230008

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN FAKULTAS VOKASI


UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2023
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
KARYA TULIS ILMIAH, 16 JUNI 2023
ANISA YOLANDA SASBIA
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PENGETAHUAN REMAJA
PUTRI TENTANG KANKER PAYUDARA DI SMAN 13 PADANG
xi + 57 halaman, 2 gambar, 7 tabel, 9 lampiran

ABSTRAK

Kasus kanker payudara selalu terjadi peningkatan, di dunia prevalensi


kanker payudara sebesar 80.653.000 kasus. Terdapat 58.256.000 kasus terjadi di
negara berkembang dan menyebabkan 22.692.000 kematian akibat kanker
payudara. Kurangnya tingkat pengetahuan remaja putri tentang kanker payudara
akan menyebabkan upaya pencegahan kanker payudara tidak maksimal.
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMAN 13 Padang pada bulan Februari
sampai dengan MEI 2023 dengan jumlah populasi remaja putri sebanyak 640
orang dan dijadikan sampel sebanyak 86 orang. Penelitian ini adalah jenis
penelitian deskriktif dengan desain kuantitatif, pengambilan sampel menggunakan
teknik proporsional random sampling. Data dianalisa secara Univariat. Instrument
yang digunakan untuk pengumpulan data adalah kuesioner.
Hasil penelitian didapatkan bahwa lebih dari separuh (26%) remaja putri
SMAN 13 Padang memiliki pengetahuan kurang tentang pengertian kanker
payudara, kurang dari separuh (41%) remaja putri SMAN 13 Padang mempunyai
tingkat pengetahuan yang kurang tentang tanda dan gejala kanker payudara,
sebagian besar (71%) remaja putri SMAN 13 Padang mempunyai tingkat
pengetahuan kurang tentang faktor resiko kanker payudara, dan sebagian besar
(81%) remaja putri SMAN 13 Padang mempunyai tingkat pengetahuan kurang
tentang upaya pencegahan kanker payudara.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan remaja
putri SMAN 13 Padang tentang kanker payudara dalam katagori kurang.
Diharapkan kepada pihak tenaga kesehatan untuk datang ke sekolah mengadakan
kegiatan penyuluhan secara berkala.
Kata kunci : pengetahuan, remaja, kanker payudara
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Judul Karya Tulis Ilmiah : Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang

Kanker Payudara Di SMAN 13 Padang

Nama : Anisa Yolanda Sasbia

NPM : 2010070130008

Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim

Penguji Program Studi DIII Kebidanan Universitas Baiturrahmah.

Mengetahui

Ketua Program Studi Pembimbing

Hendri Devita, SKM, M. Biomed Dr. Sukmayenti, SKM, M. Kes


TIM PENGUJI KARYA TULIS ILMIAH (KTI)

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS VOKASI

UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

Padang, 19 Juni 2023

Moderator

(Dr. Sukmayenti, SKM, M. Kes)

Penguji I

( Putri Engla Pasalina, S. ST, M. Keb )

Penguji II

( Afrah Diba Faisal, S. ST, M. Keb )


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya, dan shalawat beserta salam untuk Nabi Besar

Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

yang berjudul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang

Kanker Payudara di SMAN 13 Padang.”

Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi Mata

Kuliah Asuhan DIII Kebidanan Universitas Baiturrahmah Padang.

Dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapatkan

bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan

terima kasih kepada:

1. Bapak Prof, Dr. Apt. Amri Bakhtiar, MS.DESS selaku Dekan Fakultas

Vokasi Universitas Baiturrahmah

2. Ibu Oktavia Puspita Sari, Dipl. Rad, S. Si, M. Kes selaku Wakil Dekan I

Fakultas Vokasi Universitas Baiturrahmah

3. Ibu Ns. Zufrias Riaty, S. Kep, M. Kes selaku Wakil Dekan III Fakultas

Vokasi Universitas Baiturrahmah

4. Ibu Hendri Devita, S. KM,M. Biomed selaku Ketua Program Studi D III

Kebidanan Fakultas Vokasi Universitas Baiturrahmah.

5. Ibu Dr.Sukmayenti,S. KM, M.Kes selaku Pembimbing yang dalam

kesibukannya telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan dorongan

kepada penulis dengan penuh kesabaran sejak awal sampai akhir sehingga

penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

i
6. Teristimewa buat Mama dan Ayah tercinta yang telah banyak memberikan

dukungan dan semangat serta do’a yang tiada henti-hentinya kepada

penulis dalam mencapai cita-cita.

7. Kepada orang yang tersayang yang telah memberikan dorongan dan

semangat dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih

banyak kekurangan, mengingat keterbatasan pengetahuan penulis oleh karena itu

penulis mengharapkan masukan, kritikan dan saran yang sifatnya membangun

dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat

bagi kita semua, khususnya dibidang kebidanan.

Padang, 03 Juni 2023

Penulis

(Anisa Yolanda Sasbia)

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI ............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………….7
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................7
1.4 Manfaat Penulisan......................................................................................8
1.5 Ruang Lingkup...........................................................................................9

BAB II TINJAUAN TEORITIS.............................................................................. 10

2.1 Konsep Dasar Kanker Payudara.................................................................10


2.2 Konsep Dasar Pengetahuan........................................................................20
2.3 Konsep Dasar Remaja................................................................................29
2.4 Kerangka Konsep.......................................................................................36
2.5 Definisi Operasional .................................................................................37

BAB III METODE PENELITIAN..........................................................................39

3.1 Jenis dan Desain Penelitian........................................................................39


3.2 Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................39
3.3 Populasi dan Sampel .................................................................................39
3.4 Instrumen Penelitian..................................................................................40
3.5 Jenis dan Cara Pengumpulan Data.............................................................41
3.6 Pengolaan Data..........................................................................................41
3.7 Analisa Data...............................................................................................42
3.8 Penyajian Data...........................................................................................42
3.9 Etika Penelitian..........................................................................................42

BAB IV HASIL PENELITIAN............................................................................... 43

4.1 Gambaran Umum Lokasi.........................................................................43


4.2 Karakteristik .............................................................................................44
4.3 Analisa Univariat.......................................................................................45

BAB V PEMBEHASAN PENELITIAN.................................................................47

5.1 Pembahasan Univariat................................................................................47

BAB VI PENUTUP..................................................................................................47

6.1 Kesimpulan..............................................................................................43
6.2 saran .........................................................................................................44

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 51

LAMPIRAN

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Anatomi Payudara………………………………………………..........12


Gambar Kerangkan Konsep……………………………………….………….…37

iv
DAFTAR TABEL

Tabel Devinisi Operasiona……………………………………………………....38

Tabel distribusi frekuesi karakteristik responden berdasarkan umur………...44

Tabel distribusi frekuesi karakteristik responden berdasarkan kelas ………..44

Tabel distribusi frekuesi tingkat pengetahuan remaja putri tentang pengertian


kanker payudara ……………………………………………………………....…45

Tabel distribusi frekuesi tingkat pengetahuan remaja putri tentang tanda dan
gejala kanker payudara……………………………………………………..........45

Tabel distribusi frekuesi tingkat pengetahuan remaja putri tentang faktor resiko
kanker payudara………………………………………………………………...46

Table distribusi frekuensi tingkat pengetahuan remaja putri tenang upaya


pencegahan kanker payudara …………………………………………………..46

v
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN

1. Jadwal Kegiatan Karya Tulis Ilmiah

2. Surat Izin Penelitian

3. Surat Izin Pengambilan Data

4. Kunci Jawabban Kuesioner

5. Kisi Kisi Kuesioner

6. Kuesioner Penelitian

7. Master Tabel

8. Dummy Table

9. Tabel SPSS

10. Gencar

11. Lembar Konsultasi

12. Master Tabel

13. Dokumentasi

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit kanker merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia

setelah penyakit kardiovaskuler. Menurut data GLOBOCAN, International Agency

for Research on Cancer (IARC) pada tahun 2018 ada sekitar 18 juta kasus kanker

di dunia dan 9,6 juta orang meninggal akibat kanker, dimana sekitar 70%

kematian tersebut terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Jika tidak diambil tindakan pengendalian yang memadai, maka pada tahun 2030

diperkirakan 26 juta orang akan menderita kanker dan 17 juta diantaranya akan

meninggal dunia (WHO, 2018).

Menurut World Health Organization (WHO) Tahun 2020 dan Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) Tahun 2020, kanker payudara

merupakan kanker yang paling umum diderita oleh perempuan di dunia.

Prevalensi kanker payudara sebesar 80.653.000 kasus. Terdapat 58.256.000 kasus

terjadi di negara berkembang dan menyebabkan 22.692.000 kematian akibat

kanker payudara. Insiden penyakit kanker payudara ini diperkirakan semakin

tinggi di seluruh dunia. Menurut data GLOBOCAN tahun 2018 diketahui bahwa

kanker payudara merupakan penyakit kanker dengan persentase kasus baru

tertinggi, yaitu sebesar 42,1%, dan persentase kematian akibat kanker payudara

sebesar 17,0% (WHO 2019).


2

Kanker payudara menempati urutan pertama terkait jumlah kanker

terbanyak di Indonesia serta menjadi salah satu penyumbang kematian pertama

akibat kanker. Data Globocan tahun 2020, jumlah kasus baru kanker payudara di

Indonesia mencapai 68.858 kasus (16,6%) dari total 396.914 kasus kanker

payudara di Indonesia. Sementara itu, untuk jumlah kematiannya mencapai lebih

dari 22 ribu jiwa kasus.(KEMENKES RI,2020).

Provinsi Sumatera Barat sendiri memiliki prevalensi kanker payudara

diatas nasional yaitu sebesar 0,9% (2.285 kasus), sehingga menempatkan Provinsi

Sumatera Barat berada pada posisi ketiga dengan prevalensi kanker payudara

terbanyak di Indonesia setelah Yogyakarta dan Kalimantan Timur (Kemenkes RI,

2015). Berdasarkan data dari Dinkes Sumbar (2020) bahwa kasus kanker di

Sumatra Barat tiga tahun terakhir (2017-2019) mengalami peningkatan. Angka

kejadian untuk perempuan yaitu kanker payudara sebanyak 303 pada tahun 2017,

422 pada tahun 2018, dan 479 pada tahun 2019.

Kota Padang memiliki prefalensi kasus kanker payudara pada tahun 2015

terjadi peningkatan sebesar 69% dari tahun sebelumnya yaitu sebanyak 142 kasus

lama dan 99 kasus baru. Tahun 2018 terjadi lagi peningkatan kasus penderita

kanker payudarah sebesar 73% yang dimana peningkatanya bertambah dari 252

kasus lama dan ditambah 186 kasus baru sehingga menjadi 438 kasus di kota

Padang (Dinas Kesehatan Kota Padang).

Tingginya kasus kanker payudara di sebabkan karena peningkatan

beberapa faktor risiko kanker payudara.Adapun faktor risiko kanker

payudara seperti faktor usia, faktor reproduksi (usia menarche dini,

kehamilan pertama diusia lanjut, paritas rendah, serta masa laktasi), faktor
3

endokrin (konstrsepsi oral dan terapi sulih hormone), diet dan genetik

(angota keluarga dengan kanker payudara)(Rasjidi, 2010). Faktor

hormonal dapat dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain usia menache,

usia kehamilan pertama, paritas, riwayat menyusui, infertilitas dan

penggunaan kontrasepsi hormonal dalam waktu lama. Menache dini atau

menstruasi pertama pada usia relatif muda (kurang dari 12 tahun)

berhubungan dengan peningkatan risiko kanker dengan nilai OR = 1,5

(Butler dalam Rasjidi, 2010). Risiko kanker payudara menunjukkan

peningkatan seiring dengan peningkatan usia wanita saat kehamilan

pertama atau melahirkan anak pertama pada usia relatif lebih tua (>35

tahun) sedangkan pada wanita primipara atau belum pernah melahirkan

mempunyai risiko 30% untuk berkembang menjadi kanker dibandingkan

dengan wanita multipara (Lancet dalam Rasjidi, 2010).

Terdapat efek yang bersifat protektif dari riwayat menyusui

terhadap kanker payudara (Byers dalam Rasjidi, 2010). Waktu menyusui

yang lebih lama mempunyai efek yang lebih kuat dalam menurunkan

risiko kanker payudara yang disebabkan adanya penurunan level estrogen

dan sekresi bahan-bahan karsinogenik selama menyusui (Jordan dalam

Rasjidi, 2010). Pemakaian obat hormonal selama >5 tahun akan

meningkatkan risiko kanker (Rasjidi, 2010). Masih terdapat kontroversi

sampai saat ini terkait peran kontrasepsi hormonal dalam perkembangan

kanker payudara. Namun, beberapa studi menunjukkan bahwa kontrasepsi

hormonal berperan dalam meningkatkan risiko kanker payudara pada


4

wanita pramenopause, tetapi tidak pada wanita dalam masa pasca-

menopause (Lancet dalam Rasjidi, 2010).

Penelitian Sukmayenti, dkk (2018) menunjukkan Ada hubungan antara

usia menarche dan riwayat menyusui dengan kejadian kanker payudara. Tidak ada

hubungan antara paritas dengan kejadian kanker payudara. Perkuat upaya promosi

kesehatan sebagai upaya pencegahan kanker payudara.

Penelitian Sukmayenti, dkk (2019) menunjukkan bahwaada hubungan

antara usia responden, riwayat kontrasepsi hormonal, usia menarche dan

riwayat menyusui dengan kejadian kanker payudara. Tidak ada hubungan

antara obesitas dan paritas dengan kejadian kanker payudara. Usia menarche

merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan kejadian

kanker payudara pada wanita. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa

faktor risiko terbesar dari kanker payudara adalah faktor hormonal.

Penelitian Hasnita Y, dkk (2019) menunjukkan hasil analisis statistik

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada faktor risiko usia

menstruasi pertama (menarche) (p=<0,001; OR=2,84) dan lama penggunaan

kontrasepsi pil (p=0,05; OR=3,16), namun tidak ada pengaruh yang signifikan

pada usia (p=1), usia pertama melahirkan (p=0,821), paritas (p=0,107), riwayat

menyusui (p=1), dan usia menopause (p=0,150). Faktor risiko yang paling

dominan adalah lama penggunaan kontrasepsi pil p=0,035. Simpulan penelitian

ini adalah faktor risiko hormonal yang memiliki pengaruh terhadap kanker

payudara yaitu usia menstruasi pertama (menarche) dan lama penggunaan

kontrasepsi pil.
5

Berbagai upaya pencegahan kanker payudara adalah pencegahan

primer,pencegahan sekunder dan pencegahan tersier. Upaya pencegahan primer

yaitu menghindari atau meminimalisir faktor faktor risiko kanker payudara.

Upaya pencegahan sekunder yaitu dengan melakukan pemeriksaan payudara

sendiri,pemeriksaan payudara klinis (SADANIS), mammografi, dan MRI. Upaya

pencegahan tersier yaitu dengan melakukan kemoterapi dan radioterapi pada

penderita yang sudah terkena kanker payudara.

Perilaku pencegahan kanker payudara pada seorang perempuan

berkaitan dengan tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, usia, pekerjaan

dan pengalamn serta pergaulan dan kebiasaaan yang dilakukannya.

Semakin tinggi tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuannya tentang

kanker payudara serta pengalaman dan kebiasaannya yang berkaitan

dengan kanker payudara maka akan memperkuat keinginan wanita

untuk melakukan upaya pencegahan terjadinya kanker payudara pada

dirinya.

Penelitian Ningtiyasari N (2020), menunjukkan hasilnya hampir

setengah dari responden yaitu (44%) responden memiliki upaya yang

cukup terhadap pencegahan kanker payudara, dan hampir setengahnya lagi

dari responden yaitu (32%) dari responden memiliki upaya yang

kurang terhadap pencegahan kanker payudara, sedangkan yang (24%)

atau sebagian kecil dari responden memiliki upaya penanggulangan

kanker payudara dengan nilai baik.

Pengetahuan merupakan kemampuan seseorang yang mempengaruhi

terhadap tindakan yang dilakukan. Pengetahuan seseorang tidak secara mutlak


6

dipengaruhi oleh pendidikan karena pengetahuan juga dapat diperoleh dari

pengalaman masa lalu, namun tingkat pendidikan turut menentukan mudah

tidaknya seseorang menyerap dan memahami informasi yang diterima yang

kemudian menjadi dipahami (Notoatmodjo dalam Albunsyary 2020). Dengan

adanya pengetahuan seseorang tentang penyakit akan menimbulkan tindakan dari

dalam dirinya untuk melakukan upaya pencegahan terhadap suatau penyakit. Jika

pengetahuan kurang maka cenderung perilaku upaya pencegahan tidak dapat

terbentuk.

Pengetahuan juga mempengaruhi dalam melakukan upaya pencegahan

kanker payudara. Seorang wanita yang mempunyai pengetahuan tentang kanker

payudara akan mempunyai sikap dan perilaku dalam upaya pencegah kanker

payudara. Dengan begitu akan melakukan upaya pencegahan sehingga terhidar

dari kanker payudara.

Penelitian Situmeang JP (2020) menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan

responden tentang kanker payudara sebanyak 36,2% termasuk dalam kategori

buruk, 32,5% kategori cukup, dan 31,3% kategori baik. Terdapat 27,5% yang

melakukan upaya pencegahan SADARI, serta sisanya 72,5% tidak melakukan

sama sekali. Penelitian ini menyimpulkan bahwa adanya hubungan antara tingkat

pengetahuan terhadap kanker payudara dengan upaya pencegahan kanker

payudara yang dilakukan dengan pemeriksaan payudara sendiri (p<0,05).

Penelitian Sitinjak L, dkk (2019) menunjukkan bahwa tingkat

pengetahuan pengetahuan remaja tentang sadari rendah sebanyak 21

responden (44%) dari 48 responden.


7

Penelitian Purwiyanti R.E (2020) menunjukkan bahwa

pengetahuan remaja putri tentang pengertian kanker payudara sebesar

(72,41%) cukup, penyebab kanker payudara sebesar (51,72%) kurang,

gejala kanker payudara sebesar (51,72%) kurang, pencegahan kanker

payudara dan pemeriksaan SADARI sebesar (50,57%) kurang dan tentang

kanker payudara secara umum sebesar (73,56%) cukup.

Remaja Indonesia saat ini sedang mengalami perubahan sosial yang cepat

dari masyarakat tradisional menuju masyarakat modern, yang juga mengubah

norma-norma, nilai-nilai dan gaya hidup mereka. Gaya Hidup dan perkembangan

zaman adalah faktor penting yang sangat memengaruhi remaja untuk terkena

risiko kanker payudara. Pemberian pendidikan tentang kanker payudara pada

remaja sangat di perlukan, sehingga remaja dapat melakukan upaya pencegahan

kanker payudara dan tidak mengalami keterlambatan untuk mendeteksi kanker

payudara. Pemberian pendidikan kesehatan tentang kanker payudara merupakan

upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan remaja putri

tentang kanker payudara (Deviani et al., 2018).

SMAN 13 Padang adalah salah satu SMA yang terletak di Padang.

Merupakan salah satu SMA terbaik di kota Padang dan mempunyai remaja putri

yang banyak dari pada SMA lainnya. Hasil survei awal yang dilakukan peneliti

dengan mewawancarai 10 siswi SMAN 13 Padang, 2 orang yang mempunyai

pengetahuan cukup tentang kanker payudara dan 8 orang yang kurang mengetahui

tentang kanker payudara.


8

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang

Kanker Payudara di SMAN 13 Padang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasakan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah

pada penelitian adalah : Bagaimana Gambaran Tingkat Pengetahuan

Remaja Putri Tentang Kanker Payudara di SMAN 13 Padang?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang kanker

payudara di SMAN 13 Padang.

1.3.2 Tujuan khusus

a. Mengetahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan remaja putri

tentang pengertian kanker payudara di SMAN 13 Padang.

b. Mengetahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan remaja putri

tentang tanda gejala kanker payudara di SMAN 13 Padang.

c. Mengetahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan remaja putri

tentang faktor risiko kanker payudara di SMAN 13 Padang.

d. Mengetahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan remaja putri

tentang upaya pencegahan kanker payudara di SMAN 13 Padang.

1.4 Manfaat
9

1.4.1 Institusi pendidikan tempat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan bagi

remaja putri di SMAN 13 Padang tentang kanker payudara

1.4.2 Bagi instusi pendidikan

Hasil penelitian ini bisa menjadi tambahan ilmu pengetahuan

tentang kanker payudara sehingga penelitian ini bisa menjadi

motivasi untuk melakukan penelitian lainnya tentang kanker

payudara.

1.4.3 Bagi peneliti

Untuk menambah pengalaman peneliti yang mana digunakan

sebagai sarana yang digunakan untuk menambah wawasan atau

pengetahuan dalam mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang

di dapat dimbangku perkuliahan serta dapat menambah

pengalaman dalam biadang penelitian khususnya mengenain

kanker payudara.

1.5 Ruang Lingkup


Kasus kanker payudara selalu terjadi peningkatan, di dunia
prevalensi kanker payudara sebesar 80.653.000 kasus. Terdapat
58.256.000 kasus terjadi di negara berkembang dan menyebabkan
22.692.000 kematian akibat kanker payudara. Kurangnya tingkat
pengetahuan remaja putri tentang kanker payudara akan menyebabkan
upaya pencegahan kanker payudara tidak maksimal, jadi sangat di
perlukan pendidikan kesehatan tentang kanker payudara. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Remaja Putri
10

Tentang Kanker Payudara. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMAN 13


Padang pada bulan Februari sampai dengan April 2023 dengan jumlah
populasi remaja putri sebanyak 640 orang dan dijadikan sampel sebanyak
86 orang. Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriktif dengan desain
kuantitatif, pengambilan sampel menggunakan teknik proporsional
random sampling. Data dianalisa secara Univariat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Kanker Payudara

2.1.1 Definisi

Kanker merupakan penyakit tidak menular yang memiliki ciri-ciri

klinis berupa benjolan yang makin membesar oleh karena pertumbuhan sel

secara abnormal dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan

sekitarnya dan menyebar ke tempat yang jauh dari asalnya (Arafah dan

Notobroto, 2017). Berdasarkan definisi kanker di atas maka kanker

payudara dapat didefinisikan sebagai keadaan sel penyusun jaringan

payudara yang telah kehilangan kemampuan pengendalian dan mekanisme

normalnya, sehingga terjadi proliferasi sel secara cepat dan tak terkendali

(Sinaga & Ardayani, 2016). Pada INFODATIN (2016) mendefinisikan

kanker payudara sebagai tumor ganas yang tersusun dari sel-sel payudara

yang tumbuh dan berkembang secara tak terkendali sehingga dapat

menyebar diantara jaringan atau organ di dekat payudara atau ke bagian

organ lain.

2.1.2 Anatomi Payudara

Payudara adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot

dada. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya

kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram saat menyusui 800 gram.

Setiap payudara merupakan elevasi dari jaringan glandular dan adipose

yang tertutup kulit pada dinding


11

anterior dada. Payudara terletak di atas otot pektoralis mayor dan

melekat pada otot tersebut melalui selapis jaringan ikat (Wahyuningsih &

Kusmiyati, 2017.)

Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu korpus, areola, dan

papilla atau putting. Korpus (badan) adalah bagian yang membesar.

Korpus terdiri atas alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu.

Bagian dari alveolus adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot

polos dan pembuluh darah. Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus. Lobus

yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap

payudara. ASI disalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus),

kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih

besar (duktus laktiferus) (Wahyuninsih & Kusmiyati, 2017).

Suplai arteri ke payudara berasal dari arteri mammaria internal,

yang merupakan cabang arteri subklavia. Konstribusi tambahan berasal

dari cabang arteri aksilari toraks. Darah dialirkan dari payudara melalui

vena dalam dan vena supervisial yang menuju vena kava superior. Aliran

limfatik dari bagian sentral kelenjar mammae, kulit, puting, dan aerola

adalah melalui sisi lateral menuju aksila. Dengan demikian, limfe dari

payudara mengalir melalui nodus limfe aksilar (Wahyuningsih &

Kusmiyati, 2017).
12

2.1 Gambar anatomi payudara

2.1.3 Fisiologi Payudara

Payudara wanita mengalami tiga jenis perubahan yang dipengaruhi

oleh hormon. Perubahan pertama dimulai dari masa hidup anak melalui

masa pubertas sampai menopause. Sejak pubertas, estrogen dan

progesteron menyebabkan berkembangnya duktus dan timbulnya sinus.

Perubahan kedua, sesuai dengan daur haid. Beberapa hari sebelum haid,

payudara akanmengalami pembesaran maksimal, tegang, dan nyeri. Oleh

karena itu pemeriksaan payudara tidak mungkin dilakukan pada saat ini.

(Wahyuningsih & Kusmiyati, 2017).

Pada usia kehamilan trimester 1, payudara (mamae) akan

membesar dan tegang akibat hormon somatomamotropin, estrogen dan

progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan ASI. Estrogen menimbulkan

hipertropi sistem saluran, sedangkan progesteron menambah sel-sel asinus

pada mammae. Somatomamotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel

asinus pula dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel sehingga terjadi

pembuatan kasein, laktralbumin dan laktoglobulin. Dengan demikian

mammae dipersiapkan untuk laktasi. (Wahyuningsih & Kusmiyati, 2017).

2.1.4 Faktor Risiko Kanker Payudara

a. Faktor Dermografi

1. Jenis Kelamin

Kanker payudara merupakan kanker yang sering terjadi pada

wanita dan jarang terjadi pada pria. Jumlah kasus kanker payudara
13

pada pria terhitung kurang dari 1% . Kasus kanker payudara pada pria

biasanya dialami oleh pria berusia tua yang memiliki

ketidakseimbangan hormon, Sering terpapar sinar radiasi, atau

memiliki riwayat keluarga yang mengalami kanker payudara

sebelumnya (Momenimovahed dan Salehiniya, 2019).

2. Usia

Setelah jenis kelamin, usia merupakan faktor risiko penting pada

kanker payudara. Tingkat kejadian kanker payudara terus meningkat

secara signifikan seiring bertambahnya usia (Momenimovahed dan

Salehiniya, 2019). Wanita usia > 30 tahun berisiko lebih tinggi

mengalami kanker payudara, dan risiko bertambah hingga usia 50

tahun dan setelah menopause . Hal ini disebabkan karena wanita usia

tua lebih lama terpajan hormon estrogen dan progesteron (Yuliani,

2017) yang keduanya berfungsi dalam kontrol pertumbuhan dan

perkembangan payudara (Di Sibio et al., 2016)

b. Faktor Hormonal

1. Pil kontrasepsi

Penggunaan pil kontrasepsi dapat meningkatkan kejadian kanker

payudara setelah penggunaan dihentikan selama 5-10 tahun

(Momenimovahed dan Salehiniya, 2019).

2. Postmenopausal

Hormon Terapi Menggunakan terapi kombinasi hormon setelah

menopause dapat meningkatkan risiko kanker payudara dan


14

peningkatan risikonya akan terlihat minimal 2 tahun setelah

penggunaan (American Cancer Society, 2017).

c. Faktor yang berhubungan dengan payudara

1. Menyusui

Menyusui merupakan protective faktor dari kanker payudara.

tingkat perlindungan semakin meningkat seiring dengan semakin lama

waktu menyusui (Momenimovahed dan Salehiniya, 2019).

2. Tumor jinak payudara

Hubungan tumor jinak pada payudara dengan peningkatan risiko

kanker payudara bergantung pada gambaran histopatologi dan riwayat

keluarga yang memiliki kanker payudara (Momenimovahed dan

Salehiniya, 2019).

d. Gaya hidup

1. Obesitas

Hubungan obesitas dengan kanker payudara disebabkan oleh

karena semakin banyak jaringan lemak maka semakin banyak estrogen

diproduksi. Selain itu juga berhubungan dengan kadar insulin,

seseorang dengan obesitas cenderung memiliki kadar insulin yang

tinggi yang dapat merangsang pertumbuhan sel kanker

(Momenimovahed dan Salehiniya, 2019).

2. Konsumsi alkohol

Risiko kanker payudara meningkat pada seseorang yang gemar

mengkonsumsi alkohol. Hal ini disebabkan oleh alkohol yang bersifat

karsinogenik (Momenimovahed dan Salehiniya, 2019).


15

3. Aktivitas fisik

Aktivitas fisik dapat mengurangi mortalitas dan morbiditas kanker

payudara (Momenimovahed dan Salehiniya, 2019).

4. Merokok

Menjadi perokok aktif pasca menopause atau dalam kehamilan

meningkatkan risiko kanker payudara. Pada perokok pasif pun juga

dapat meningkatkan risiko kanker payudara (Momenimovahed dan

Salehiniya, 2019).

5. Bekerja larut malam

Bekerja hingga larut malam berhubungan dengan peningkatan

risiko kanker payudara. Hal ini terjad oleh karena terpapar cahaya

buatan dapat mengurangi tingkat melatonin yang efeknya dapat

meningkatkan kadar estrogen tubuh sehingga tubuh menjadi lebih

rentan terhadap kanker payudara (Momenimovahed dan Salehiniya,

2019).

e. Faktor Keturunan

1. Faktor genetik

Sekitar 40% kasus kanker payudara terjadi secara turuntemurun.

Penyebab tersering ialah mutasi gen BRCA1 dan BRCA 2 yang

diwarisi secara autosomal dominan (Momenimovahed dan Salehiniya,

2019).

2. Riwayat keluarga

Dengan kanker payudara Penting untuk diketahui 8 dari 10 wanita

yang mengalami kanker payudara tidak memiliki riwayat keluarga


16

dengan kanker payuudara. Risiko dapat meningkat dua kali lipat pada

wanita yang memiliki kerabat tingkat pertama (ibu, saudari perempuan

kandung, anak perempuan) dengan kanker payudara (ACS, 2017).

f. Faktor Reproduksi

1. Usia Menarche dan Menopause

Faktor risiko ini berhubungan dengan lama waktu pajanan estrogen

dan progesteron endogen yang keduanya merupakan hormon yang

dapat mempengaruhi kontrol perkembangan dan pertumbuhan

payudara (Di Sibio et al, 2016). Menarche dini (< 12 tahun) dan

menopause yang terlambat (> 55 tahun) (Kemenkes RI, 2017) dapat

meningkatkan faktor risiko kanker payudara (Sun et al., 2017). Hal ini

disebabkan oleh karena semakin muda usia menarche dan semakin

lama waktu menopause maka semakin panjang waktu untuk payudara

mendapat pajanan oleh estrogen (Shoeb et al., 2017).

2. Usia Kehamilan Aterm Pertama

Faktor risiko ini memiliki efek protektif terhadap kanker payudara

yang bergantung pada usia saat kehamilan pertama (Momenimovahed

dan Salehiniya, 2019). Perempuan dengan usia kehamilan aterm

pertama > 35 tahun memiliki peningkatan faktor risiko terhadap

kanker payudara. Semakin tua usia (>35 tahun) pada kehamilan aterm

pertama maka efek protektif kanker payudara semakin menurun,

begitupun sebaliknya semakin muda usia (< 35 tahun) maka efek

protektifnya semakin meningkat (Meier-Abt et al., 2015). Efek

protektif pada kehamilan aterm pertama di usia muda (< 35 tahun)


17

muncul tidak lepas dari peran struktur genetik pada sel penyusun

payudara yang mengalami perubahan yang dapat menghambat sel

payudara untuk bertransformasi menjadi bersifat karsinogenik

(Yuliani, 2017).

3. Aborsi

Aborsi masih menjadi kekhawatiran oleh karena dianggap

mengganggu siklus fisiologi hormonal saat kehamilan sehingga dapat

meningkatkan risiko kanker payudara (ACS, 2017). Meskipun angka

kejadian aborsi yang tinggi berhubungan dengan peningkatan risiko

pengembangan kanker payudara, namun terdapat 53 studi

epidemiologi menunjukkan aborsi yang diinduksi maupun yang alami

tidak meningkatkan risiko perkembangan kanker payudara. Perbedaan

inilah yang membuat aborsi masih menjadi faktor risiko yang

kontroversial (Momenimovahed & Salehiniya, 2019).

2.1.5 Tanda dan Gejala

Menurut (Brilliana et al., 2017) tanda dan gejala pada kanker payudara

sebagai berikut :

a) Fase awal kanker payudara adalah asimtomatik (tanpa ada gejala dan

tanda).

Asimtomatik atau tanpa ada gejala merupakn fase awal yang

dirasakan penderita kanker, biasanya tak bergejala hal ini mengakibatkan

kanker sulit dideteksi karena tak bergejala, namun hal ini sangat sedikit

yang ditimbul oleh penderita kanker.


18

b) Kulit

Infeksi, nyeri dan pendarahan merupakan gejala awal terjadinya kanker

payudara, hal ini akibat terjadinya sel-sel kulit menjadi berubah dari kulit

yang sehat. Pada kanker payudara kulit penderita mengakibatkan

perubahan yaitu munculnya sisik disekitar putting dan aerola hal ini ada

sensasi terbakar dan kulit kering serta kulit menjadi cekung dan kering

terjadi adanya retraksi atau deviasi puting susu. Adanya benjolan atau

penebalan pada payudara merupakan tanda dan gejala yang paling umum.

Pada area putting susu ketika ditekan akan terasa nyeri dan berdarah diarea

putting, terjadi penebalan dengan pori-pori menonjol yang serupa seperti

kulit jeruk hal ini terjadi karena adanya penumbukan cairan geah bening

pada area payudara.

c) Nodul

Jika ada keterlibatan nodul, mungkin menjadi keras, pembesaran

nodul limfa aksilaris membesar dan atau nodus supraklavikula teraba pada

daerah leher (Brilliana et al., 2017).

d) Nyeri pada bahu

Nyeri pada bahu menandakan bahwa sel kanker telah bermetastase ke

bagian tulang, hal ini diakibatkan tulang melepaskan kalsium ke aliran

darah dengan batas normal sehingga berdampak rasa haus, kekurangan

nafsu makan dan mual. Jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat

akan mengakibatkan kematian.

e) Gangguan pencernaan
19

Dalam hal ini gangguan pencernaan merupakan tanda dan gejala pada

kanker payudara hal ini ditandai, mual, muntah, diare dan kehilangan

nafsu makan hal ini terjadi karena adanya gumpalan darah pada pembuluh

darah yang menjadi penghalang untuk aliran normal masuk sehingga

meningkatkan tekanan dalam suatu ruangan. Pada penderita Kanker asites

juga dapat terjadi sebagai akibat dari kanker yang disebut asites malignant

yang merupakan stadium lanjutan dari organ dalam seperti kanker colon,

pancreas, rongga perut, lambung, payudara, limfoma, paru dan ovarium

(Qomariah et al., 2017).

2.1.6 Pencegahan Kanker Payudara

Promosi kesehatan dan deteksi dini merupakan pencegahan yang

paling efektif terhadap kejadian penyakit tidak menular. Begitu pula pada

kanker payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa:

1. Pencegahan primer

Pencegahan primer merupakan usaha yang bertujuan agar

seseorang tidak menderita kanker payudara. Pencegahan primer

dapat dilakukan dengan cara mengurangi faktor-faktor risiko yang

diduga sangat erat kaitannya dengan peningkatan insiden kanker

payudara (Kemenkes RI, 2017).

2. Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder dapat dilakukan melalui skrining kanker

payudara. Skrining kanker payudara merupakan pemeriksaan untuk

menemukan abnormalitas yang mengarah pada kanker payudara


20

pada seseorang atau kelompok orang yang tidak memiliki keluhan.

Tujuan dari skrining adalah untuk menurunkan angka morbiditas

dan mortalitas kanker payudara (Kemenkes RI, 2017). Beberapa

tindakan yang dapat digunakan untuk skrining antara lain

pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), pemeriksaan payudara

klinis (SADANIS), mammografi, dan MRI (Sun et al., 2017).

3. Pencegahan tersier

Tersier umumnya diarahkan kepada individu yang telah positif

menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat pada penderita

kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi

kecacatan dan memperpanjang harapan hidup penderita.

Pencegahan tertier ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas

hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan

meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan saat ini yang dapat

dilakukan berupa kemoterapi, imunoterapi (Sun et al., 2017) dan

operasi meskipun tidak berdampak banyak terhadap ketahanan

hidup penderita (Dhanabalan, 2013).

2.2 Konsep dasar pengetahuan

2.2.1 pengertian

Pengetahuan berasal dari kata “tahu”, dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (2008) kata tahu memiliki yang arti seperti mengerti sesudah

melihat,menyaksikan,mengalami,mengenal dan mengerti. Pengetahuan

adalah suatu hasil “tahu” dari manusia atas penggabungan atau kerjasama
21

antara suatu subyek yang mengetahui dan objek yang diketahui. Segenap

apa yang diketahui tentang sesuatu objek tertentu (Suriasumantri dalam

Nurroh 2017).

Menurut Notoatmodjo dalam Yuliana (2017), pengetahuan adalah

hasil penginderaan manusia,atau hasil tahu seseorang terhadap objek

melalui indera yang dimiliki seperti mata, hidung, telinga, dan

sebagainya.Jadi pengetahuan adalah berbagai macam hal yang diperoleh

oleh seseorang melalui panca indera.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan

pengetahuan adalah segala sesuatu yang dilihat, dikenal, dimengerti

terhadap suatu objek tertentu yang ditangkap melalui panca indera seperti

indera pendengaran, penglihatan, penciuman, perasaan serta perabaan.

2.2.2 Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012), ada enam tingkatan pengetahuan

yang dicapai dalam domain kognitif, yaitu:

a. Tahu (Know)

Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang

telah pelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam

pengetahuan,tingkat ini merupakan tingkattan mengingat

kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima indra

penglihatan,pendengaran,penciuman serta perabaan. Oleh


22

karena itu, tahu ini merupakan tingkat yang paling rendah

dalam tingkatan pengetahuan.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan

menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui setelah

diterima oleh indra yang ada.

c. Aplikasi (Appllication)

Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari sebelumnya pada

situasi atau kondisi riil (sebenarnya).

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi

atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen yang telah

ada tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan

masih berkaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Syntesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan untuk

melaksanakan atau bagian yang telah di buat di kesatuan yang

baru .

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan pendapat atau penilaian terhadap suatu materi atau

obyek yang telah di buat.


23

2.2.3 Jenis Pengetahuan

a. Pengetahuan langsung (immediate)

Pengetahuan immediate adalah pengetahuan langsung yang

hadir dalam jiwa tanpa melalui proses penafsiran dan pikiran.

Kaum realis (penganut paham Realisme) mendefinisikan

pengetahuan seperti itu. Umumnya dibayangkan bahwa kita

mengetahui sesuatu itu sebagaimana adanya, khususnya perasaan

ini berkaitan dengan realitasrealitas yang telah dikenal sebelumnya

seperti pengetahuan tentang pohon, rumah, binatang, dan beberapa

individu manusia dan lain lain.

b. Pengetahuan tak langsung (mediated)

Pengetahuan mediated adalah hasil dari pengaruh interpretasi

dan proses berpikir serta pengalaman-pengalaman yang lalu. Apa

yang kitaketahui dari benda-benda eksternal banyak berhubungan

dengan penafsiran dan pennyerapan pikiran kita.

c. Pengetahuan indrawi (perceptual)

Pengetahuan indrawi adalah sesuatu yang dicapai dan diraih

melalui indra-indra lahiriah. Sebagai contoh, kita menyaksikan satu

pohon, batu, atau kursi, dan objek-objek ini yang masuk ke alam

pikiran melalui indra penglihatan akan membentuk pengetahuan

kita. Tanpa diragukan bahwa hubungan kita dengan alam eksternal

melalui media indra-indra lahiriah ini, akan tetapi pikiran kita tidak

seperti klise foto dimana gambar-gambar dari apa yang diketahui

lewat indra-indra tersimpan didalamnya. Pada pengetahuan indrawi


24

terdapat beberapa faktor yang berpengaruh, seperti adanya cahaya

yang menerangi objek-objek eksternal, sehatnya anggota-angota

indra badan (seperti mata, telinga, dan lain-lain), dan pikiran yang

mengubah benda-benda partikular menjadi konsepsi universal,

serta faktor-faktor sosial (seperti adat istiadat). Dengan faktor-

faktor tersebut tidak bisa dikatakan bahwa pengetahuan indrawi

hanya akan dihasilkan melalui indra-indra lahiriah.

d. Pengetahuan konseptual (conceptual)

Pengetahuan konseptual juga tidak terpisah dari pengetahuan

indrawi. Pikiran manusia secara langsung tidak dapat membentuk

suatu konsepsi-konsepsi tentang objek-objek dan perkara-perkara

eksternal tanpa berhubungan dengan alam eksternal. Alam luar dan

konsepsi saling berpengaruh satu dengan lainnya dan pemisahan di

antara keduanya merupakan aktivitas pikiran

e. Pengetahuan partikular (particular)

Pengetahuan partikular berkaitan dengan satu individu, objek-

objek tertentu, atau realitas-realitas khusus. Misalnya ketika kita

membicarakan satu kitab atau individu tertentu, maka hal ini

berhubungan dengan pengetahuan partikular itu sendiri.

f. Pengetahuan universal (universal)

Pengetahuan yang meliputi keseluruhan yang ada, seluruh

hidup manusian misalnya; agama dan filsafat.

2.2.4 Faktor faktor yang mempengaruhi pengetahuan


25

Menurut Fitriani dalam Yuliana (2017), faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut:

a. Pendidikan 

Pendidikan adalah suatu proses belajar seperti pengubahan

sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan

pelatihan.Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian serta kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan

berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses

belajar,makin tinggi pendidikan seeorang dengan itu mudah orang

tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi

sehingga seseorang akan cenderung untuk mendapatkan

informasi,baik dari orang lain maupun dari media massa.Semakin

banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan

yang didapat tentang kesehatan.Pengetahuan sangat erat kaitannya

dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan

pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula

pengetahuannya.

Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan

rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula.

Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan

formal,akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non

formal.Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga

mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif.Kedua


26

aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang

terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek

yang diketahui,akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap

obyek tersebut.

b. Informasi / Media Massa

Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat

yang sangat luas. Jadi contoh dari media massa ini adalah televisi,

radio, koran, dan majalah. Pengertian informasi menurut Oxford

English Dictionary,adalah "that of which one is apprised or told:

intelligence, news". Kamus lain menyatakan bahwa informasi

adalah sesuatu yang di dapat maupun diketahui, namun ada pula

yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain

itu istilah informasi juga memiliki arti yang lain sebagaimana

diartikan oleh RUU teknologi informasi yang mengartikannya

sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan,

mengumumkan, menganalisa dan menyebarkan informasi dengan

tujuan tertentu. Sedangkan informasi sendiri mencakup

data,teks,gambar,suara,kode,program komputer serta berbasis

data.Adanya perbedaan definisi informasi dikarenakan pada

hakekatnya informasi tidak dapat diuraikan, sedangkan informasi

itu dijumpai dalam kehidupan sehari-hari,yang diperoleh dari data

dan pengamatan terhadap dunia sekitar kita serta diteruskan

melalui komunikasi.
27

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun

non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.Dalam

penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa

membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat

mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai

sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya

pengetahuan terhadap hal tersebut.

c. Sosial budaya dan ekonomi 

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa

melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.Dengan

demikian seseorang yang akan bertambah pengetahuannya

walaupun tidak melakukannya. Status ekonomi seseorang juga

akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk

kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan

mempengaruhi pengetahuan seseorang.

d. Lingkungan

Lingkungan adalah merupakan sesuatu yang ada di sekitar

individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun

sosial.Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya

pengetahuan terhadap individu yang berada dalam lingkungan

tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi yang dilakukan

oleh individu,timbal balik ataupun tidak yang akan direspon

sebagai pengetahuan oleh setiap individu.


28

e. Pengalaman 

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara

untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang

kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah

yang dihadapi masa lalu. Pengalaman seperti belajar dalam bekerja

yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan

professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat

mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang

merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan

etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjan yang

dihadapinya

f. Usia 

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang.Semakin bertambah usia seseorang akan semakin

berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga di

dapatkan pengetahuan serta diperolehnya semakin membaik. Pada

usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat

dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi

suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu

orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu

untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan

kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada

usia ini.Dua sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan

selama hidup :
29

1. Semakin tua semakin bijaksana,semakin banyak informasi yang

dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga

menambah pengetahuannya.dengan bertambahnya usia

seseorang maka penglaman dan pengetahuan yang di dapat

semakin banyak.

2. Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang

sudah tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun

mental yang ada. Dapat diperkirakan bahwa IQ akan menurun

sejalan dengan bertambahnya usia, khususnya pada beberapa

kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata dan

pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ

seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan

bertambahnya usia.

2.2.5 Cara Mengukur Tingkat Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2010). Cara mengukur tingkat

pengetahuan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan, kemudian

dilakukan penilaian nilai 1 untuk jawaban benar dan nilai 0 untuk jawaban

salah. Berdasarkan skala data rasio maka rentang skor pengetahuan yaitu 0

sampai 100 (Arikunto, 2013).

2.3 Konsep Dasar Remaja

2.3.1 Pengertian
30

Menurut World Health Organization (WHO) remaja merupakan

individu yang sedang mengalami masa peralihan yang secara

berangsurangsur mencapai kematangan seksual, mengalami perubahan

jiwa dari jiwa kanak-kanak menjadi dewasa, dan mengalami perubahan

ekonomi dari ketergantungan menjadi relative mandiri.

Menurut Asrori dan Ali (2016), remaja adalah suatu usia dimana

individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia

dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang

yang lebih tua melainkan merasa sama , atau paling tidak sejajar.

Memasuki masyarakat dewasa ini mengandung banyak aspek afektif ,

lebih atau kurang dari usia pubertas.

Remaja adalah individu baik perempuan maupun laki-laki yang

berada pada masa/usia antara anak-anak dan dewasa. Batasan remaja

dalam hal ini adalah usia 10 tahun s/d 19 tahun menurut klasifikasi World

Health Organization (WHO). Sementara United Nations (UN)

menyebutnya sebagai anak muda (youth) untuk usia 15-24 tahun. Ini

kemudian disatukan dalam batasan kaum muda (young people) yang

mencakup usia 10-24 tahun.

Pada masa banyak perubahan yang terjadi pada psikologis maupun perubahan

fisik yang terjadi pada remaja.Perubahan fisik yang terjadi pada remaja seperti

payudara mulai membesar bagi perempuan,tumbuh jakun bagi laki laki,tumbuh

bulu bulu halus disekitar kemaluan maupun ketiak.Pada masa remaja organ organ

repoduksi mulai menuj kematanga organ repoduksi.


31

Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu

usia 12/13 tahun sampai dengan 17/18 tahun adalah remaja awal, dan usia

17/18 tahun sampai dengan 21/22 tahun adalah remaja akhir. Menurut

hukum di Amerika serikat saat ini, individu dianggap telah dewasa apabila

telah mencapai usia 18 tahun, dan bukan 21 tahun seperti ketentuan

sebelumnya. Pada usia ini, umumnya anak sedang duduk di bangku

sekolah menengah. (dalam Moh Asrori dan Moh Ali, 2016).

Beberapa pengertian remaja menurut para ahli di atas dapat di

simpulkan bahwa remaja remaja adalah suatu periode transisi dari masa

awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira

kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun.

Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat

dan tinggi badan yang dramatis, perubahanperubahan bentuk tubuh, dan

perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada,

perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara.

2.3.2 Tahap Tahap Perkembangan Remaja

Menurut Ali. M dan Asrori. M, (2016), Tahap perkembangan

remaja ada 3 tahap perkembangan dalam proses penyesuaian diri menuju

dewasa :

a. Remaja Awal (Early Adolescence)

Seorang remaja pada tahap ini berusia 10-12 tahun masih

terheran–heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada

tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai


32

perubahan-perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran

baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara

erotis. Dengan dipegang bahunya saja oleh lawan jenis, ia sudah

berfantasi erotik. Kepekaan yang berlebih-lebihan ini ditambah

dengan berkurangnya kendali terhadap “ego”. Hal ini

menyebabkan para remaja awal sulit dimengerti orang dewasa.

b. Remaja Madya (Middle Adolescence)

Tahap ini berusia 13-15 tahun.Pada tahap ini remaja sangat

membutuhkan kawan-kawan. Ia senag kalau banyak teman

yangmenyukainya. Ada kecenderungan “narastic”, yaitu mencintai

diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat-

sifat yang sama dengan dirinya. Selain itu, ia berada dalam kondisi

kebingungan karena ia tidak tahu harus memilih yang mana: peka

atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis,

idealis atau meterialis, dan sebagainya. Remaja pria harus

membebaskan dir dari Oedipoes Complex (perasaan cinta pada ibu

sendiri pada masa kanak-kanak) dengan mempererat hubungan

dengan kawan-kawan dari lawan jenis.

c. Remaja Akhir (Late Adolescence)

Tahap ini (16-19 tahun) adalah masa konsolidasi menuju

periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal dibawah

yaitu:

1. Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.


33

2. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-

oranglain dan dalam pengalaman-pengalaman baru.

3. Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.

4. Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri)

diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri

sendiridengan orang lain.

5. Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private

self) dan masyarakat umum (the public).

2.3.3 Karateristik Umum Perkembangan Remaja

Menurut Asrori dan Ali (2016), Karakteristik remaja berhubungan

dengan pertumbuhan (perubahan-perubahan fisik) ditandai oleh adanya

kematangan seks primer dan sekunder. Sedangkan karakteristik

yangrelevan dengan perkembangan (perubahan-perubahan aspek

psikologis dan sosial).

1. Pertumbuhan Fisik ”Kematangan Seks Primer”

Kematangan seks primer adalah ciri-ciri yang berhubungan

dengan kematangan fungsireproduksi. Kematangan seks primer

bagi remaja perempuan ditandai dengan datangnya menstruasi

(menarche). Dengan timbulnya kematangan primer ini remaja

perempuan merasa sakit kepala, pinggang, perut, dan

sebagainya yang menyebabkan meras capek, mudah lelah,

cepat marah. Adapun kematangan seks primer bagi remaja laki-

laki ditandai dengan mimpi basah (noeturnal emmission).

2. Pertumbuhan Fisik ”Kematangan Seks Skunder”


34

Karekteristik seks skunder yaitu ciri-ciri fisik yang

membedakan dua jenis kelamin. Perubahan ciri-ciri skunder

pada remaja laki-laki nampak seperti timbulnya “pubic hair”

rambut di daerah alat kelamin, timbulnya “axillary hair”

rambut di ketiak, seringkali tumbuh dengan lebat rambut di

lengan, kaki, dan dada, kulit menjadi lebih kasar dari pada

anak-anak, timbulnya jerawat, kelenjar keringat bertambah

besar dan bertambah aktif sehingga banyak keringat keluar.

Otot kaki dan tangan membesar, dan timbulnya perubahan

suara. Karakteristik seks skunder remaja perempuan ditandai

seperti perkembangan pinggul yang membesar dan menjadi

bulat, perkembangan buah dada, timbul “pubic hair’ rambut di

daerah kelamin, tumbul “axillary hair” rambut di ketiak, kulit

menjadi kasar dibandingkan pada anak-anak, timbul jerawat,

kelenjar keringat bertambah aktifsehingga banyak keringat

yang keluar dan tumbuhya rambut di lengan dan kaki.

3. Perkembangan Aspek Psikologis dan Sosial

Karakteristik yang relevan dengan perkembangan (aspek

psikologis dan sosial) telah ditandai oleh adanya hal berikut :

a. Kegelisahan

Remaja mempunyai banyak idealisme angan-angan atau

keinginan yang hendak diwujudkan di masa depan. Akan

tetapi sesungguhnya remaja belum memiliki banyak

kemampuan yang memadai untuk mewujudkan semua itu.


35

Tarik menarik antara angan yang tinggi dengan

kemampuan yang belum memadai mengakibatkan mereka

diliputi perasaan gelisah.

b. Pertentangan

Pertentangan pendapat remaja dengan lingkungan

khususnya orang tua mengakibatkan kebingungan dalam

diri remaja itu sendiri maupun pada orang lain.

c. Mengkhayal

Keinginan menjelajah dan berpetualang tidak semuanya

tersalurkan. Biasanya terhambat dari segi biaya, oleh

karena itu mereka lalu mengkhayal mencari kepuasan.

Khayalan ini tidak selamanya bersifat negatif, justru kadang

menjadi sesuatu yang konstruktif. Misalnya munculnya

sebuah ide cemerlang.

d. Aktivitas kelompok

Berbagai macam keinginan remaja dapat tersalurkan

setelah mereka berkumpul dengan rekan sebaya untuk

melakukan kegiatan bersama.

e. Keinginan Mencoba Segala Sesuatu

Remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (high

curiosity), mereka lalu menjelajah segala sesuatu dan

mencoba segala sesuatu yang belum pernah

dialaminya.remaja Indonesia menunjukkan bahwa

perkembangan yang sempurna membawa peranan sosial


36

sesuai dengan jenis kelamin mereka, dapat

mempertimbangkan dan mengambil keputusan sendiri,

melepaskan diri dari ikatan emosional dengan orang tua,

memulai hidup berkeluarga, memulai hidup dalam

ketatasusilaan dan keagamaan.

2.3.4 Cara Mengukur Tingkat Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2010). Cara mengukur tingkat

pengetahuan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan, kemudian

dilakukan penilaian nilai 1 untuk jawaban benar dan nilai 0 untuk jawaban

salah. Berdasarkan skala data rasio maka rentang skor pengetahuan yaitu 0

sampai 100 (Arikunto, 2013).

2.4 Kerangka Konsep

INPUT PROSES OUTPUT

Pengetahuan remaja Pengetahuan


Remaja putri putri tentang :
SMAN 13 Baik : > 76
Padang  Pengertian
kanker Cukup : 76%-56%
payudara
Kurang : ≤ 56%
 Tanda dan
gejala kanker
payudara
 Faktor risiko
kanker
payudara
 Upaya
pencegahan
kanker
payudara
37

2.2 Gambar kerangka konsep

2.5 Devinisi Operasional

Variabel Devinisi Alat Cara Hasil ukur Skala

Operasional ukur ukur ukur

Pengetahua Segala Kuesioner Angket Baik : > 76 Ordinal


Cukup :
n sesuatu yang 76%-56%
Kurang : ≤
Tentang diketahui oleh 56%
(Arikunto,
kanker responden
2013)
payudara tentang :

1. Pengertian

kanker

payudara.

2. Tanda dan

gejala

kanker

payudara.

3. Faktor

risiko

kanker
38

payudara

4. Upaya

pencegaha

n kanker

payudara

2.1 Tabel Definisi Operasional


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan

metode survei. Yaitu penelitian yang mencari tahu tentang Gambaran

Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Kanker Payudara di SMAN

13 Padang Tahun 2023.

3.2 Tempat dan Waktu

3.2.1 Tempat

Penelitian ini telah dilakukan di SMAN 13 Padang.

3.2.2 Waktu

Penelitian ini telah akan dilakukan dari bulan Februari 2023 sampai

bulan Mei 2023.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Menurut Handayani (2020), populasi adalah totalitas dari setiap

elemen yang akan diteliti yang memiliki ciri sama, bisa berupa individu

dari suatu kelompok, peristiwa, atau sesuatu yang akan diteliti. Adapun
38

populasi pada penelitian ini adalah semua remaja putri di SMAN 13

Padang yang berjumlah 640 orang.

3.3.2 Sampel

Menurut Sugiyono, (2017:81) sampel ialah bagian dari populasi

yang menjadi sumber data dalam penelitian. Adapun besaran sampel

penelitian ditentukan dengan menggunakan rumus Nursalam :

N
n=
1+ n(d x d )

640
n= ¿
1+ 640(0,1 x 0,1)¿

639
n=
1+ 640(0,01)

640
n=
1+ 6,4

640
n=
7,4

n = 86,48

n = 86 orang

jumlah anggota kelas dalam populasi


Jumlah sampel kelas = X jumlah
jumlah total anggota populasi

sampel

Berdasarkan rumus diatas didapatkan sampel masing-masing kelas yaitu :

297
a. Kelas X = X 86 = 47 orang
640

227
b. Kelas XI = XI 86 = 39 orang
640

Teknik sampling penelitian adalah teknik proporsional random sampling

dan sampel dipilih secara acak menggunakan lotre.


39

3.3.3 Kriteria Inklusif dan Kriteria Eksklusif

a. Kriteria Inklusif

1. Yang bersedia menjadi responden dalam penelitian.

2. Responden yang dapat membaca dan menulis.

b. Kriteria Eksklusif

Responden yang dalam keadaan sakit dan tidak bisa hadir saat

dilaksanakan penelitian.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner.

Bentuk kuesioner yang digunakan berupa kuesioner tertutup, dimana responden

tinggal memilih jawaban yang telah disediakan berupa kuesioner pilihan ganda

(multiple choice), yang berisi pertanyaan tentang 5 soal tentang definisi kanker

payudara, 5 soal tentang tanda dan gejala kanker payudara, 10 soal tentang

pengetahuan faktor risiko kanker payudara dan 10 soal tentang upaya

pencegahannya, jika benar di beri niai 1 jika salah di beri nilai 0.

3.5 Jenis dan Cara Pengumpulan Data

3.5.1 Data primer

Data Primer adalah data yang lansung diambil pada responden.

Data yang diambil melalui wawancara langsung/dengan bantuan

kuosioner.
40

3.5.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti dari absensi

di SMAN 13 Padang dan dari tata usaha mengenai data geografis

SMAN 13 Padang

3.6 Pengolaan Data

Pengolahan Data Setelah data terkumpul melalui anket (kuesioner) maka

dilakukan pengolahan data yang melalui beberpa tahapan sebagai berikut :

3.6.1 Seleksi Data (Editing)

Proses pemeriksaan data dilapangan sehingga dapat

menghasilkan data yang akurat untuk pengelolaan data

selanjutnya kegiatan yang dilakukan adalah pemeriksaan apakah

semua pertanyaan peneliti sudah dijawab dan jawabanya yang

tertulis dapat dibaca secara konsisten.

3.6.2 Pemberian Kode (Coding)

Setelah dilakukan editing selanjutnya penulis memberi

kode pada tiaptiap data sehingga dapat mudah dilakukan analisa

data.

3.6.3 Data Skoring (Scoring)

Proses pemberian nilai pada jawaban responden di lembar

kuesioner untuk dianalisis atau dimasukan kedalam mesin

pengolah data.

3.6.4 Pengelompokkan Data (Tabulating)


41

Pada tahap ini, jawaban-jawaban responden yang sama

dikelompokkan dengan teliti dan teratur lalu dihitung dan

dijumlahkan kemudian dituliskan dalam bentuk tabel.

3.7 Analisa Data

Sesuai jenis penelitian ini yaitu deskriptif dengan pendekatan kuantitatif

maka analisis data yang digunakan adalah analisis univariat unutuk mengetahui

distribusi frekuensi variabel. Dalam penelitian ini di tentukan dengan menentukan

presentase rumus

f
P= x 100%
n

Keterangan

 P : nilai presentase responden

 f : frekuensi

 n : jumlah responden

3.8 Penyajian Data

Hasil penelitian yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi dan dinarasikan.

3.9 Etika Penelitian

Menurut Masturoh & Anggit (2018), adanya etika penelitian ini yaitu

untuk menghindari terjadinya tindakan yang tidak etis dalam melakukan

penelitian tersebut sehingga akan dilaukan beberapa prinsip yaitu sebagai berikut :

3.9.1 Lembar Persetujuan (Informed Consent)


42

Lembar persetujuan ini di dalamnya berisi tentang apa saja

yang dilakukan, tujuan dalam penelitian, manfaat yang didapat

responden, tata cara penelitian dan mungkin risiko yang mungkin

terjadi. Semua pernyataan tersebut dituliskan dilembar persetujuan

dengan jelas dan mudah dipahami oleh responden dan keluarga

responden sehingga responden akan pnakaham bahwa penelitian

siap untuk dijalankan. Apabila responden bersedia maka akan

mengisi dan menandatangani lembar persetujuan tersebut.

3.9.2 Tanpa Nama (Anomity)

Dalam menjaga sebuah kerahasiaan peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden, namun peneliti akan menuliskan

di lembar alat ukur dan lembar pengumpulan data dengan memberi

inisial nama saja. Sehingga lebih menjaga kerahasiaan atau privasi

responden.

3.9.3 Kerahasiaan (Confidentiality)

Confidentiality yaitu masalah etika yang akan memberikan

jaminan kerahasiaan dari hasil penelitian, baik informasi maupun

masalah yang lainnya. Informasi yang telah dikumpulkan peneliti

akan dijamin kerahasiannya. Namun hanya beberapa kelompok

data saja yang akan dilaporkan pada hasil riset.


43

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMAN 13 Padang adalah salah satu SMA

Negri yang ada di Padang, yang beralamat di Jl. Tanjung Balai Gadang Kec. Koto

Tangah Padang, Sumatra Barat. SMAN 13 Padang ini memiliki fasilitas sarana

bangunan berupa ruang kelas = 26 ruangan, laboratorium komputer = 3 ruangan,

laboratorium IPA = 1 ruangan, perpustakaan = 1 ruangan, ruang UKS = 1

ruangan, ruang OSIS = 1 ruangan, majelis guru = 1 ruangan, bimbingan dan

konseling = 1 ruangan, musholla, lapangan voli, lapangan futsal, lapangan basket,

lapangan sepak bola dan lapangan bulu tangkis.

Dari hasil wawancara remaja putri SMAN 13 Padang tidak adanya mata

pelajaran yang di pejari di sekkolah yang mengarah ke tingkat pengetahuan

tentang kanker payudara, kurangnya informasi mengenai kanker payudarah karena

informasi yang tidak memadai sehingga tingkat pengetahuan remaja tentang

kanker payudara kurang. Informasi yang didapat remaja putri SMAN 13 tentang

kanker payudarah hanya di dapat dari media social.

4.2 Karakteristik Responden

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahuai karakteristik

remaja putri SMAN 13 Padang ( umur dan kelas ) sebagai berikut :


44

Table 4.1 distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan umur

Karakteristik responden Frekuensi Persentase


15 tahun 5 6%
16 tahun 45 52%
17 tahun 31 36%
18 tahun 5 6%
Total 86 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa lebih dari separuh (52%)

remaja putri SMAN 13 Padang memiliki umur 16 tahun .

Table 4.2 distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan kelas


Kareakteristik Frekuensi Presentase
responden
X 47 55
XI 39 45
Total 86 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa lebih separuh ( 55% ) remaja

putri SMAN 13 Padang berada di kelas X.

4.3 Analisa Univariat

Berdasarkan hasil penelitian di ketahui distribusi frekuensi variabel

sebagai berikut :

4.3.1 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan remaja putri tentang

pengertian kanker payudara di SMAN 13 Padang.

Table 4.3 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan remaja putri


tentang pengertian kanker payudara di SMAN 13 Padang.
PENGETAHUAN FREKUENSI PERSEN (%)
BAIK 45 52
CUKUP 19 22
KURANG 22 26
Total 86 100
45

Dari tabel di atas dapat diketahui kurang dari separuh ( 26% ) remaja

putri SMAN13 Padang yang mempunyai tingkat pengetahuan kurang tentang

pengertian kanker payudara.

4.3.2 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan remaja putri tentang

tanda dan gejala kanker payudara di SMAN 13 Padang.

Table 4.4 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan remaja putri


tentang tanda dan gejala kanker payudara di SMAN 13 Padang.
PENGETAHUAN FREKUENSI PERSEN (%)
BAIK 30 35
CUKUP 21 24
KURANG 35 41
Total 86 100

Dari tabel di atas dapat diketahui kurang dari separuh ( 41% ) remaja

putri SMAN13 Padang yang mempunyai tingkat pengetahuan kurang tentang

tanda dan gejala kanker payudara.

4.3.3 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan remaja putri tentang

faktor risiko kanker payudara di SMAN 13 Padang.

Table 4.5 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan remaja putri


tentang faktor risiko kanker payudara di SMAN 13 Padang.
PENGETAHUAN FREKUENSI PERSEN (%)
BAIK 1 1
CUKUP 24 28
KURANG 61 71
Total 86 100

Dari tabel di atas dapat diketahui sebagian besar ( 71% ) remaja

putri SMAN13 Padang yang mempunyai tingkat pengetahuan kurang tentang

faktor resiko kanker payudara.


46

4.3.4 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan remaja putri tentang

upaya pencegahan kanker payudara di SMAN 13 Padang.

Table 4.6 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan remaja putri


tentang upaya pencegahan kanker payudara di SMAN 13 Padang.
PENGETAHUAN FREKUENSI PERSEN (%)
BAIK 1 1
CUKUP 15 18
KURANG 70 81
Total 86 100

Dari tabel di atas dapat diketahui sebagian besar ( 81% ) remaja putri

SMAN13 Padang yang mempunyai tingkat pengetahuan kurang tentang upaya

pencegahan payudara.
47

BAB V

PEMBAHASAN

Setelah memperoleh data sesuai dengan penelitian yang dilakukan pada

remaja putri SMAN 13 Padang pada tanggal 25 Mei 2023 maka hasil penelitian

tersebut dapat dibahas sebagai berikut :

5.1 Tingkat pengetahuan remaja putri SMAN 13 Padang tentang pengertian

kanker payudara

Hasil penelitian di ketahui bahwa kurang dari separuh ( 26% ) remja putri

SMAN 13 Padang mempunyai tingkat pengetahuan yang kurang tentang

pengertian kanker payudara. Hal ini menunjukkan sebagian besar responden tidak

mampu menjawab soal dengan benar.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Ardhany. S. D. dkk, 2018 yang berjudul tingkat pengetahuan siswi

SMA Muhammaddiyah I Palangka Raya tentang penyakit kanker payudara,

diperoleh sebagian kecil ( 5% ) mempunyai remaja putri yang mempunyai tingkat

pengetahuan yang kurang tentang pengertian kanker payudara .

Menurut teori Notoatmodjo (2012) Pengetahuan adalah hasil

penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra

yang dimilikinya. Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai

menghasilkan pengetahuan dapat dipengaruhi oleh kekuatan perhatian dan

persepsi terhadap objek tersebut. Sebagian besar pengetahuan seseorang


48

diketahui melalui indra pendengaran yaitu telinga dan indra penglihatan yaitu

mata (Febriyanti, 2019).

Remaja putri yang tingkat pengetahuannya kurang mengenai kanker

payudara sebanyak (26%). Hal ini dapat diketahui dari analisa kuesioner, sebagian

besar remaja putri SMAN 13 Padang tidak dapat menjawab pertanyaan poin ke 3

yaitu nama lain dari kanker payudara. Carcinoma mammae adalah nama lain dari

kanker payudara.

Kurangnya tingkat pengetahuan disebabkan oleh remaja putri SMAN 13

Padang kurang mendapatkan informasi mengenai pengertian kanker payudara.

Informasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat

pengetahuan seseorang. Informasi didapat dari berbagai sumber. Sumber

adalah proses pemberitahuan yang memungkinkan seseorang untuk

mendengar atau melihat sesuatu dan menerima informasi, baik secara

langsung maupun tidak langsung (Wijayana, 2019). Dalam penelitia ini

remaja putri SMAN 13 Padang hanya mendapatkan informasi terkait kanker

payudara melalui televisi, majalah dan internet.

5.2 Tingkat pengetahuan remaja putri SMAN 13 Padanga tentang tanda

gejala kanker payudara.

Hasil penelitian di ketahui bahwa kurang dari separuh ( 41% ) remaja putri

SMAN 13 Padang mempunyai tingkat pengetahuan yang kurang tentang tanda

dan gejala kanker payudara. Hal ini menunjukkan sebagian besar responden tidak

mampu menjawab soal dengan benar.


49

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Betti Mailina (2014) tentang “Gambaran Tingkat Pengetahuan

Siswi SMK Tentang Sadari di Pondok Pesantren Al-I’Tisham Playen Kabupaten

Gunung Kidul” yaitu Pengetahuan siswi SMK tentang tanda dan gejala kanker

payudara dalam kategori kurang (50,9%).

Menurut Pamungkas (2011) Tanda paling umum dari kanker payudara

adalah adanya sebuah benjolan atau massa baru. Massa baru tersebut tidaklah

menimbulkan rasa nyeri, keras, dan mempunyai sisi-sisi yang tidak teratur yang

kemungkinan besar itu adalah kanker.

Remaja putri yang tingkat pengetahuannya kurang mengenai kanker

payudara sebanyak (41%). Hal ini dapat diketahui dari analisa kuesioner, sebagian

besar remaja putri SMAN 13 Padang tidak dapat menjawab pertanyaan poin ke 1

yaitu yang tidak termasuk tanda gejala kanker payudara adalah. Tanda gejala

kanker payudara berupa adanya benjolan atau massa yang baru, cekungan seperti

lesung pipi, kulit payudara yang mengeras dan perubahan ukuran pada payudara.

Jika seseorang mempunyai tingkaat pengetahuan yang cukup tentang tanda gejala

kanker payudara akan mempunyai perilaku yang baik sehingga dapat mendeteksi

kanker payudara sedini mungkin.

5.3 Tingkat pengetahuan remaja putri SMAN 13 Padanga tentang faktor

resiko kanker payudara.

Hasil penelitian di ketahui bahwa sebagian besar ( 71% ) remja putri

SMAN 13 Padang mempunyai tingkat pengetahuan yang kurang tentang faktor


50

resiko kanker payudara. Hal ini menunjukkan sebagian besar responden tidak

mampu menjawab soal dengan benar.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Fatimah, S (2008) yang berjudul gambaran tingkat pengetahuan

remaja putri tentang faktor-faktor resiko terjadinya kanker payudara di SMAN 7

Surabaya, diperoleh tingkat pengetahuan remaja putri tentang faktor-faktor resiko

kanker payudara dalam katagori kurang yaitu 50,84%.

Menurut Pamungkas (2011) ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan

kanker payudara yaitu periode menstruasi, menggunakan pil pengontrol

kehamilan, tidak memberikan ASI, mengonsumsi alkohol, makanan tinggi lemak,

obesitas, kurang berolahraga.

Remaja putri yang tingkat pengetahuannya kurang mengenai faktor resiko

kanker payudara sebanyak (71%). Hal ini dapat diketahui dari analisa kuesioner,

sebagian besar remaja putri SMAN 13 Padang tidak dapat menjawab pertanyaan

poin ke 6 yaitu makanan adalah salah satu faktor resiko kanker payudara, jenis

makanan yang meningkatkan faktor resiko kanker payudara adalah makanan yang

tinggi lemak dan gula karena makan yang tinggi lemak dan gula berpotensi

memicu perkembangan sel kanker lebih cepat. Seseorang yang mempunya tingkat

pengetahuan yang cukup tentang faktor resiko kanker payudara akan menjauhi

perilaku yang dapat menyebabkan kenker payudara.

Kurangnya informasi yang diperoleh remaja putri SMAN 13 Padang

tentang faktor resiko dan tidak adanya kesadaran individual untuk mencari

informasi dan mengetahui lebih jauh tentang faktor resiko apa saja yang

menyebabkan seseorang menderita kanker payudara. Oleh sebab itu maka perlu
51

diberikan penyuluhan atau sosialisai kepada remaja SMAN 13 Padang tentang

faktor resiko yang menyebabkan kanker payudara(T. C. M. Suprapto & Lalla,

2020).

5.4 Tingkat pengetahuan remaja putri SMAN 13 Padanga tentang upaya

pencegahan kanker payudara.

Hasil penelitian di ketahui bahwa sebagian besar ( 81% ) remja

putri SMAN 13 Padang mempunyai tingkat pengetahuan yang kurang tentang

upaya pencegahan kanker payudara. Hal ini menunjukkan sebagian besar

responden tidak mampu menjawab soal dengan benar.

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Ayu Rahayu Diwila tentang (2016) “Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja

Putri Tentang SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) di DUSUN Pedes

Argomulyosedayu Bantul Yogyakarta” yaitu menunjukkan bahwa sebagian besar

responden memiliki pengetahuan tentang pencegahan kanker payudara pada

kategori cukup yaitu sebanyak 22 responden (36,7%).

Remaja putri yang tingkat pengetahuannya kurang mengenai upaya

pencegahan kanker payudara sebanyak (81%). Hal ini dapat diketahui dari analisa

kuesioner, sebagian besar remaja putri SMAN 13 Padang tidak dapat menjawab

pertanyaan poin ke 6 yaitu pencegahan yang dilakukan oleh pasien yang sudah

terkena kanker payudarah adalah upaya pencegahan. Upaya pencegahan kanker

payudara di bedakan menjadi 3 yaitu upaya pencegahan primer, skunder dan

tersier.

Upaya pencegahan primer merupakan usaha yang bertujuan agar

seseorang tidak menderita kanker payudara, upaya pencegahan sekunder dapat


52

dilakukan melalui skrining kanker payudara. Skrining kanker payudara

merupakan pemeriksaan untuk menemukan abnormalitas yang mengarah pada

kanker payudara pada seseorang atau kelompok orang yang tidak memiliki

keluhan, upaya pencegahan tersier umumnya diarahkan kepada individu yang

telah positif menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat pada penderita

kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecacatan dan

memperpanjang harapan hidup penderita.

Sebaiknya kanker payudara dicegah lebih dini agar keberhasilan terapi

menjadi jauh lebih besar, Pencegahan dilakukan dengan berbagai cara yaitu

pemeriksaan payudara sendiri (SADARI/SARARI), pemeriksaan Mammografi,

pemeriksaan USG, pemeriksaan Biopsi.

Kanker payudara terjadi karena adanya kerusakan pada gen yang mengatur

pertumbuhan dan deferensiasi sel sehingga sel tumbuh dan berkembangbiak tanpa

bisa dikendalikan penyebaran kanker payudara terjadi melalui penyebaran

kelanjar getah bening sehingga kelenjar getah bening aksila ataupun

supraklavikula membesar.Kemudian melalui pembulu darah kanker menyerang ke

organ tubuh lainnya seperti hati, otak dan paru-paru.

Selain kriteria stadium, gambaran patologi lainnya dan tes prognosis

digunakan untuk mengidentifikasi kelompok pasien yang berbeda yang mungkin

diuntungkan oleh pengobatan ajufan. Pemeriksaan histologis sel-sel kanker

membantu menetukan prognosis dan mengarah pada pemahaman yang lebih baik

tentang bagaimana penyakit berkembang.


53

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :

6.1.1 Sebagian besar (52%) berusia 16 tahun.

6.1.2 Sebagian besar (55%) duduk di kelas X.

6.1.3 Lebih dari separuh (26%) remaja putri mempunyai tingkat

pengetahuan yang kurang tentang pengertian kanker payudara.

6.1.4 Lebih dari separuh (41%) remaja putri mempunyai tingkat

pengetahuan yang kurang tentang tanda dan gejala kanker

payudara.

6.1.5 Sebagian besar (71%) remaja putri mempunyai tingkat

pengetahuan yang kurang tentang faktor resiko kanker payudara.

6.1.6 Sebagian besar (81%) remaja putri mempunyai tingkat

pengetahuan yang kurang tentang upaya pencegahan kanker

payudara.

6.2 Saran

6.2.1 Pihak sekolah

Diharapkan pihak sekolah berkolaborasi bersama tenaga kesehatan

dalam memberikan pendidikan kesehatan terkait kanker payudara, tanda dan

gejala kanker payudara, faktor resiko kanker payudara dan upaya


54

pencegahanya untuk meningkatkan pengetahuan remaja putri. Peneliti

selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian dengan menambah

variabel serta teknik pengambilan data dan analisis data yang lebih akurat

sehingga lebih sempurna di waktu mendatang.

6.2.2 Pihak Puskesmas

Diharapkan pihak puskesmah bersedia datang ke SMAN 13 Padang

untuk melakukan sosialisasi tentang kanker payudara agar remaja putri SMAN

13 Padang mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup mengenai kanker

payudara.

6.2.3 Peneliti selanjutnya

Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat menambahkan variabel

dalam penelitian selanjutnya. Dalam pengembangan penelitian terkait kanker

payudara, baik secara metologi dapat diteliti dengan metode lain seperti

metodologi kuantitatif.
55

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M & Asrori, M. 2016. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. PT


Bumi Aksara. Jakarta
Anggita, Masturoh,I & Nauri. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
307.
Arikunto, S. 2013.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi.
Jakarta: PT. Rineka Cipta
Brilliana, dkk. 2017. Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu Rumah
Tangga Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari). The
Indonesian Journal of Pubic Health: FKM UNAIR
Dinas Kesehatan Kota Padang. Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kota Padang.
Padang: Dinas Kesehatan Kota Padang; 2017.
Duwila, A. R. (2016) Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang
SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) di DUSUN Pedes
Argomulyosedayu Bantul Yogyakarta.
Fatimah, S (2008) Gambaran tingkat pengetahuan remaja putri tentang faktor-
faktor resiko terjadinya kanker payudara di SMAN 7 Surabaya,
diperoleh tingkat pengetahuan remaja putri tentang faktor-faktor
resiko kanker payudara
Global Cancer Observatory.Breast Cancer Facts and Figure. 2018.
Handayani. 2020. Metede penelitian kualitatif dan kuantitatif. Yogyakarta : CV
Pustaka Ilmu.
Hasnita, Y., Harahap, W. A., & Defrin. (2019). Penelitian Pengaruh Faktor Risiko
Hormonal pada Pasien Kanker Payudara di RSUP. Dr. M. Djamil Padang.
Jurnal Kesehatan Andalas, 8(3), 522–528.
Kemenkes RI (2015) ‘Hasil Utama Riskesdas 2018’, p. 61. Available at:
http://www.kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/file
s /Hasil-riskesdas-2018_1274.pdf.
Kemenkes RI (2020) ‘Hasil Utama Riskesdas 2018’, p. 61. Available at:
http://www.kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/file
s /Hasil-riskesdas-2018_1274.pdf.
56

Kurniawati, T., Kurniati, L., Elliana, D., & Purwatianingsih, I. (2020). Hubungan
Lama Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Dan Umur Dengan Kejadian
Kanker Payudara Di RSUP DR.Kariadi Semarang Tahun 2020. Jurnal
Ilmu Kebidanan Dan Kesehatan, 10(1), 1–15.

Labora Sitinjak, I Gusti Ayu Putu Desy Rohana, & Sella Mediana. ( 2019)
Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pemeriksaan
Payudara Sendiri di SMA Taman Madya 1 Jakarta Pusat.

Mailina. B. (2014) Gambaran Tingkat Pengetahuan Siswi SMK Tentang Sadari


di Pondok Pesantren Al-I’Tisham Playen Kabupaten Gunung
Kidul” yaitu Pengetahuan siswi SMK tentang tanda dan gejala
kanker.
Momenimovahed Z, Ghoncheh M, Pakzad R, Hasanpour H, Salehiniya H.
Incidence and mortality of uterine cancer and relationship with human
development index in the world. Cukurova Med J. 2017;42(2):233–40.
Momenimovahed Z, Tiznobaik A, Tahere S, Salehiniya H. Ovarian cancer in the
world: Epidemilogy and risk factors. Int J Womens Healt.
Notoatmodjo S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2017. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta
Nurroh (2017). Konsep Pengetahuan. Jakarta : Salemba Medika.
Rasjidi I. Epidemologi Kanker Pada Wanita. Jakarta: CV Sagung Seto; 2010.
Risye Endri Purwiyanti. 2020. Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentag
Kanker Payudara di SMA Negeri 1 Bungkal Kecamatan Bungkal
Kabupaten Ponorogo
Sibio AD., et al. Female Breats Cancer in Central and South American.
CancerEpidemiology. 445(2016)S110-S120.
Sinaga, C, F, dan Ardayani, T, 2016, 'Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja
Putri Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara Melalui Periksa Payudara
57

Sendiri Di SMA Pasundan 8 Bandung Tahun 2016', Kartika : Jurnal Ilmiah


Farmasi, Universitas Jenderal Achmad Yani, 4(1), hal. 16–19. Tersedia
pada: http://kjif.unjani.ac.id/index.php/kjif/article/view/52/45 (Diakses: 21
Februari 2019).
Sukmayenti & Sari, N. 2018. Hubungan Faktor Reproduksi Dengan Kejadian
Kanker Payudara Pada Wanita di RSUP DR. M. Djamil Padang, Jurnal
Riset Hesti Medan, Universitas Baiturrahmah.
Sukmayenti & Sari, N. 2019. Analisis Determinan Kanker Payudara Pada Wanita
di RSUP DR. M.Djamil Padang Tahun 2018, Jurnal Kesehatan,
Universitas Baiturrahmah.
Suprapto, T. C. M., & Lalla, N. S. N. (2020). Environmental and Personality
Influences on Nurse Discipline Public Health Center.
Wahyuningsih, H.P., & Kusmiyati, Y. (2017). Anatomi Fisiologi. Jakarta:
KEMENKES RI.
Wahyuningsih, Puji, H, Kusmiyati, Y. Format: Book Bachelors. Bahasa: ind.
Terbitan: Indo.Kemkes.BPPSDM , 2017.
World Health Organization. Maternal Mortality. 2019.
Yuliana. 2017. Faktor faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai