Anda di halaman 1dari 74

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN

PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO


KANKER PAYUDARA DI RW.02 KOMPLEKS TAMAN
REMPOA INDAH

TAHUN 2010

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar SARJANA KEDOKTERAN

Oleh :

Ratna Eka Puspita Sari


NIM : 107103002412

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M/1431 H
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 30 September 2010

Ratna Eka Puspita Sari

ii
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN
PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO
KANKER PAYUDARA DI RW.02 KOMPLEKS TAMAN
REMPOA INDAH

Laporan Penelitian
Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas
Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana
Kedokteran (S.Ked)

Oleh

Ratna Eka Puspita Sari


NIM: 107103002412

Pembimbing

dr. Fika Ekayanti, M. Med. Ed

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010

iii
iv
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji Syukur kehadirat Allah SWT karena atas karunia dan nikmat yang
diberikan sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Ucapan terima kasih tak lupa kami ucapkan kepada berbagai pihak yang telah
membantu penulisan laporan penelitian ini, seperti:
1. Prof. Dr.MK. Tadjudin, SpAnd. selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan
2. DR. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp. RM selaku Kepala Program Studi
Pendidikan Dokter
3. dr. Fika Ekayanti, M. Med. Ed selaku dosen pembimbing penulisan skripsi
yang selalu siap menyempatkan waktu dan tenaganya untuk membimbing
kami sehingga kami dapat menyelesaikan penelitian ini, kami mohon maaf
jika kami sering merepotkan dokter dan mengganggu waktu istirahat dokter.
4. dr. Afrimal Safaruddin, SpB (K) Onk sebagai dosen penguji hasil penulisan
skripsi yang berusaha menjadikan sidang skripsi bukan suatu hal yang
menakutkan, akan tetapi suatu pembelajaran untuk pengalaman penting dalam
membuat suatu penelitian dan memotivasi kami untuk terus maju, ”terima
kasih dok atas saran dan masukannya”.
5. Para dosen yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya, semoga ilmu
kami yang kami peroleh bernanfaat.
6. Direktorat jenderal PK-PONTREN Departemen Agama yang telah
memberikan kesempatan dan mempercayakan kepada saya untuk menjadi
salah satu penerima beasiswa santri berprestasi di PSPD UIN Syarif
Hidayatullah.
7. Teman-teman riset yang telah berjuang bersama dalam menyelesaikan
penelitian ini, terima kasih teman-teman kalian luar biasa.
8. Keluargaku tercinta yang selalu memberikan do’a dan dukungannya, terutama
ibuku yang tak pernah lelah berjuang dan mengirimkan do’anya untukku.
9. Teman-teman sejawatku tercinta di PSPD UIN Syarif Hidayatullah
terutama angkatan 2007, semoga kita lulus bersama dan di waktu yang
sama.

v
10. Seluruh Guru-guruku di SDN Mekarwangi 01, MTs. Al’Imaroh, dan
MA. Al’Imaroh Bekasi yang telah memberikan ilmu, bimbingan dan
do’anya. Tak lepas berkat bimbingan dan do’a tulus dari guru-guruku
tercinta dapat mengantarkan saya menjadi lebih baik.
11. Teman dan Sahabat-sahabatku tercinta alumni MA. Al’Imaroh periode
2004-2007 serta adik-adik di kosan Bu Nur, terima kasih atas do’a dan
dukungan kalian, canda dan tawa kalian senantiasa menghiasi hari-
hariku. Semoga persahabatan kita selalu dalam ridho-Nya dan tetap
istiqomah di jalan-Nya.

Akhir kata, kami berharap laporan penelitian ini dapat berguna


bagi para pembaca umumnya, khususnya bagi mahasiswa Program Studi
Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Ciputat, 30 September 2010

Penulis

vi
ABSTRAK

Ratna Eka Puspita Sari. Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif
Hidayatullah. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Wanita
Tentang Faktor Risiko Kanker Payudara di Rw.02 Kompleks Taman rempoa
Indah. Tahun 2010

Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah suatu penyakit neoplasma ganas


yang berasal dari parenchyma dan saat ini di Indonesia kanker payudara
menempati urutan ke dua jenis kanker tersering setelah kanker leher rahim.
Tingkat pendidikan mempengaruhi perilaku dan menghasilkan banyak perubahan,
termasuk pengetahuan di bidang kesehatan.. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan
wanita tentang faktor risiko kanker payudara di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa
Indah. Metode yang digunakan peneliti adalah Analitik Observasional dan
dilakukan dengan disain cross sectional.. Alat pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuesioner berbentuk multiple choice. Untuk
mengetahui hubungan tingkat pendidikan dengan pengetahuan wanita tentang
kanker payudara di Rw.02 Kompleks taman Rempoa Indah, teknik analisis yang
digunakan adalah dengan uji hipotesis Chi-square tes. menggunakan spearman’s
rank pada tingkat kepercayaan 95%. Dari hasil analisis statistik diperoleh nilai
probabilitas p= 0,192 yang berarti nilainya p> 0,05. Kesimpulan dari penelitian ini
adalah tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan wanita di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah. Semakin tinggi
tingkat pendidikan seseorang tidak menjamin tinggi pengetahuannya tentang
faktor risiko kanker payudara.

Kata kunci: Faktor Risiko Kanker Payudara, Tingkat Pendidikan, Tingkat


Pengetahuan

vii
ABSTRACT

Ratna Eka Puspita Sari. Faculty of Medicine State Islamic University Syarif
Hidayatullah. The Relationship Between The Level of Education with The
Knowledge of Women About The Risk Factor of The Breast Cancer in Rw.02
Kompleks Taman Rempoa Indah. 2010

Breast cancer (Carcinoma mammae) is a disease of malignant neoplasms arising


from the parenchyma, it’s the most prevalence cancer of woman and the second
cancer after cervix cancer found in Indonesia. There are many of the risk factors
that increase the incidence of the breast cancer. The level of education can
influence the attitude and knowledge about the health. The purpose of this
research is to know how the relationship between the level of education with the
knowledge of women about the risk factor of the breast cancer in Rw.02
Kompleks Rempoa Indah. The method was observational analytic with design
cross sectional study that have held in September 2010. The samples were women
which age about 15-55 years old who was lived at Rw.02 Kompleks Taman
Rempoa Indah. Data were collected from the questionnaire test. Data were
analyzed by bivariat analysis with Chi-Square Test. From the results obtained by
statistical analysis of the value of probability p = 0.192, which means that its
value p> 0.05. In conclusion, there is no significant relationship between level of
education with the knowledge of women in Rw.02 Kompleks Taman Rempoa
Indah. The higher one's education level does not guarantee a high knowledge of
risk factors for breast cancer.

Keyword: Risk factor of the breast cancer, level of education , knowledge.

viii
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR KEASLIAN KARYA ……………………………………… ii


LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………..... iii
LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………… iv
KATA PENGANTAR ………………………………………………… v
ABSTRAK …………..………………………………………………… vi
DAFTAR ISI ………..…………………………………………………. ix
DAFTAR TABEL ….………………………………………………….. xi
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………….. xii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………….. xiii
DAFTAR ARTI SINGKATAN ……………………………………….. xiv

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...…………………………………………..... 1
1.2 Rumusan Masalah ..………………………………………..... 4
1.3 Hipotesis ……………………………………………………. 4
1.4 Tujuan Penelitian ………………………………………….... 4
1.4.1 Tujuan Umum ……………………………………….... 4
1.4.2 Tujuan Khusus …….………………………………….. 4
1.5 Manfaat Penelitian .…………………………………………. 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Pengetahuan ……………………………………….. 6
2.1.1 Pengertian Pengetahuan ...…………………………….. 6
2.2 Anatomi Payudara ………………………………………...... 11
2.2.1 Definisi Payudara ……………………………………... 11
2.2.2 Anatomi dan Fisiologi Payudara .…………………….. 12
2.3 Kanker Payudara ……...…………………………………….. 14
2.3.1 Definisi Kanker Payudara …………………………….. 14
2.3.2 Epidemiologi Kanker Payudara ………………………. 14
2.3.3 Gejala Klinis Kanker Payudara ………………………. 15
2.3.4 Perjalanan Penyakit Kanker Payudara ….…………….. 16
2.3.5 Faktor Risiko Kanker Payudara ………………………. 22
2.3.6 Risiko Dini Kanker Payudara …..…………………….. 25
2.3.7 Konsep Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dan
Pengetahuan Individu ………………………………… 26
2.4 Kerangka Konsep ……..……………………………………. 27
2.5 Definisi Operasional ….…………………………………….. 28

ix
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Disain Penelitian ……………………………………………. 31
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ……….……………………… 31
3.3 Kerangka Operasional Penelitian .………………………….. 32
3.4 Populasi dan Sampel ..………………………………………. 33
3.5 Kriteria Penelitian ..…………………………………………. 35
3.6 Instrumen Penelitian ..………………………………………. 36
3.7 Teknik Pengumpulan Data …………………………………. 36
3.8 Teknik Pengolahan Data .…………………………………… 36
3.9 Teknik Analisis Data ..……………………………………… 37

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian ..……………………………………………. 39
4.2 Pembahasan …………………………………………………. 42

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN


5.1 Simpulan ..…………………………………………………... 46
5.2 Saran …….………………………………………………….. 46
5.2.1 Bagi Peneliti .…………………………………………... 47
5.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan ………………………………... 47
5.2.3 Bagi Masyarakat ...……………………………………... 47

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………. 48


LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI ……………… 50
LAMPIRAN HASIL ANALISA SPSS 16.0 FOR WINDOWS………... 51
LAMPIRAN INFORMED CONSENT MENJADI RESPONDEN ….. 57
LAMPIRAN KUESIONER …………………………………………… 58

x
DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

2.2 Faktor Risiko dan Insidens untuk Kanker Payudara 23


2.3 Definisi Operasional 29
3.1 Distribusi Sampel Setiap Rt di Wilayah Rw.02 35
yang Akan Diteliti Tahun 2010
4.4 Distribusi Hubungan Tingkat Pendidikan dengan 40
Tingkat Pengetahuan di RW.02 Kompleks Taman
Rempoa Indah
4.5 Distribusi Pertanyaan Dalam Kuesioner yang 41
Di Jawab Oleh Responden

xi
DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

2.1 Anatomi Payudara Normal 11


2.2 Anatomi Payudara 12
2.3 Kerangka Konsep Penelitian 27
3.1 Kerangka Operasional Penelitian 32
4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan 39
Di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah
4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan 40
Di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah

xii
DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1 Daftar Riwayat Hidup Peneliti 50


2 Hasil Analisa SPSS 16.o for Windows 51
3 Informed Consent Responden 57
4 Kuesioner 58

xiii
DAFTAR ARTI SINGKATAN

RW : Rukun Warga

FKUI : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

RSCM : Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

UINSH : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

CFR : Case Fatality Rate

ICD : International Classification of Disease

DCIS : Ductal Carcinoma In Situ

LCIS : Lobular Carcinoma In Situ

KGB : Kelenjar Getah Bening

WHO : World Health Organisation

xiv
1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah suatu penyakit

neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Kanker payudara

merupakan salah satu tumor ganas paling sering ditemukan pada wanita, kanker

payudara pada pria hanya sekitar 1% dari sekian banyak kasus kanker payudara.

Di Eropa Barat, Amerika Utara dan negara maju lain, insiden kanker payudara

menempati posisi pertama dari kanker yang sering menjangkiti kaum wanita.

RRC walaupun tergolong negara berinsiden rendah, tapi insidennya menunjukkan

tren meningkat jelas, di Beijing, Shanghai, Tianjin, dan kota besar lain insiden

kanker payudara telah melonjak menempati posisi pertama dari berbagai kanker

wanita. Menurut statistik, setiap tahun di RRC terdapat 40.000 lebih wanita

meninggal karenanya, maka kanker payudara telah menjadi salah satu penyakit

serius yang mengancam negara kita. (Desen, Wan. 2008)

Sejak 1988 sampai 1992, keganasan tersering di Indonesia tidak banyak

berubah. Kanker payudara merupakan kanker terbanyak kedua sesudah kanker

leher rahim di Indonesia. Selain jumlah kasus yang banyak, lebih dari 70%

penderita kanker payudara ditemukan pada stadium lanjut. Data dari Direktorat

Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa Case

Fatality Rate (CFR) akibat kanker payudara menurut golongan penyebab sakit

menunjukkan peningkatan dari tahun 1992-1993, yaitu dari 3,9 menjadi 7,8.

1
2

Berdasarkan hasil penelitian dari Simanjuntak T.M (1977) yang telah

melakukan penelitiannya di bagian bedah FKUI/RSCM periode 1971-1973,

menemukan beberapa faktor resiko pada kanker payudara yang sudah diterima

secara luas oleh kalangan pakar kanker (oncologist) di dunia adalah sebagai berikut:

1. Wanita yang berumur lebih dari 30 tahun mempunyai kemungkinan yang lebih

besar untuk mendapatkan kanker payudara dan resiko ini akan bertambah

samapi umur 50 tahun.

2. Wanita yang tidak menikah resikonya 2-4 kali ebih tinggi daripada wanita yang

menikah dan mempunyai anak.

3. Wanita yang melahirkan anak pertama setelah berumur 35 tahun resikonya 2 kali

lebih besar.

4. Wanita yang mengalami menstruasi pertama (menarche) yang usianya kurang

dari 12 tahun resikonya 1,7 – 3,4 kali lebih tinggi daripada wanita dengan

menarche yang datang pada usia normal atau lebih dari 12 tahun.

5. Wanita yang mengalami masa menopousenya terlambat lebih dari 55 tahun,

resikonya 2,5 hingga 5 kali lebih tinggi.

6. Wanita yang pernah mengalami infeksi, trauma atau tumor jinak payudara,

resikonya 3-9 kali lebih besar.

7. Wanita dengan kanker pada payudara kontralateral, resikonya 3-9 kali lebih

besar.

8. Wanita yang pernah mengalami operasi tumor ovarium resikonya 3-4 kali lebih

besar.

9. Wanita yang mengalami penyinaran (radiasi) di dinding dada, resikonya 2-3 kali

lebih tinggi.

10. Wanitapuan, dengan riwayat keluarga ada yang menderita kaner payudara pada

ibu, saudara perempuan, adik/kakak, resikonya 2-3 kali lebih tinggi.


3

Di tengah masyarakat kita yang belum sepenuhnya mengerti tentang faktor

risiko kanker payudara tersebut di atas yang dapat meningkatkan angka kejadian

kanker payudara, oleh karena itu peneliti ingin meneliti tentang bagaimanakah

tingkat pengetahuan wanita usia 15-55 tahun di Rw. 02 Kompleks Taman Rempoa

Indah. Mengingat saat ini kanker payudara telah menduduki urutan ke-2 jenis

kanker tersering pada wanita setelah kanker serviks.

Status social ekonomi, walaupun tidak secara langsung berhubungan

dengan terjadinya kanker payudara namun dapat mempengaruhi penderita kanker

payudara, karena berdasarkan tinjauan pustaka dan studi epidemiolgi status

sosioekonomi menengah ke atas merupakan salah satu factor risiko untuk

terjadinya insidens kanker payudara(Price, SA. 2006). Begitu pula dengan tingkat

pengetahuannya, biasanya seseorang dengan tingkat social ekonomi yang lebih

tinggi memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dimana tingkat pendidikan

sering sekali dihubungkan dengan tingkat penghetahuan individu. Status sosio-

ekonomi di kawasan Kompleks Taman Rempoa Indah sebagian besar adalah

berada pada tingkat sosio-ekonomi menengah ke atas, dan sebagian kecil berada

pada tingkat sosioekonomi rendah dan menengah ke bawah. Hal tersebut

berkaitan dengan tingkat pendidikannya. Semakin tinggi pendidikan seseorang

maka semakin banyak informasi yang di dapat sehingga semakin tinggi

pengetahuannya (Notoatmodjo, 2001). Individu yang mempunyai banyak

pengetahuan cenderung bersikap dan berperilaku sesuai dengan pengetahuannya.

Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui apakah terdapat hubungan

anatara tingkat pendidikan dengan pengetahuan wanita tentang kanker payudara

dan factor risikonya di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah.


4

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut di atas dapat dirumuskan

masalah penelitian sebagai berikut, yaitu Apakah terdapat hubungan antara tingkat

pendidikan dengan pengetahuan wanita di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa

Indah?

1.3 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat diambil hipotesis bahwa

terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan wanita tentang

kanker payudara dan faktor risikonya di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah.

1.4. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat

pengetahuan wanita di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah terhadap

faktor risiko penyakit kanker payudara.

2. Tujuan Khusus

 Penelitian ini dilakukan sebagai syarat lulus untuk pre-klinik dan untuk

mendapatkan gelar sarjana kedokteran.

 Mengetahui tingkat pengetahuan wanita di Rw.02 Kompleks Taman

Rempoa Indah terhadap pengertian dan penyebab kanker payudara.


5

 Mengetahui tingkat pengetahuan wanita di Rw.02 Kompleks Taman

Rempoa Indah terhadap beberapa faktor risiko yang dapat

meningkatkan kejadian kanker payudara.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai:

 Dasar dalam melaksanakan program-program peningkatan pengetahuan

wanita di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah tentang penyakit kanker

payudara dan fakto risikonya.

 Masukan untuk memperluas wawasan mahasiswa khususnya mahasiswa


Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
 Pembelajaran bagi peneliti tentang tahap-tahap dalam penyusunan tugas

skripsi, dan tambahan pengetahuan tentang hubungan antara tingkat

pendidikan dengan pengetahuan wanita tentang faktor risiko kanker

payudara di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah

 Syarat dalam memenuhi tugas skripsi dan syarat untuk mendapatkan gelar

sarjana kedokteran (S. Ked)


6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bahasan bab ini akan menampilkan penjelesan mengenai definisi

pengetahuan, anatomi dan fisiologi payudara, pengertian kanker payudara,

epidemiologi kanker payudara, penyebab kanker peyudara, gejala klinis,

gambaran patologi, perjalanan penyakit (patogenesis), dan faktor resiko kanker

payudara.

2.1 Konsep Pengetahuan

a. Pengetahuan

Manusia adalah mahluk ciptaan tuhan yang paling sempurna

karena mempunyai cita, rasa dan karsa. Manusia memiliki kehendak untuk

mengatahui segala sesuatu yang ada disekitarnya untuk itu manusia selalu

mencari jalan untuk memperoleh pengetahuan. Menurut Notoatmodjo

(2002 : 94) bahwa pengetahun merupakan hasil tahu dan nilai terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.

Penginderaan terjadi pada penglihatan, pendengaran, penerimaan, rasa dan

raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga. Pengetahuan (kognitif) merupakan dominan yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior).

Dari pendapat tersebut penulis menyimpulkan bahwa pengetahuan

merupakan unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa seseorang yang

merupakan hasil dari tahu setelah orang itu melakukan penginderaan

6
7

terhadap suatu obyek tertentu dan kemudian diproyeksikan oleh orang

tersebut menjadi suatu gambaran, presepsi, pengamatan, konsep dan fakta.

b. Konsep Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2002 : 122) pengetahuan mempunyai enam

tingkatan, yaitu :

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu yang diberikan / materi yang

telah dipelajari sebelumnya termasuk dalam penggunaan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Kata

kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari

antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan

dan sebagainya.

2. Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya

terhadap obyek yang dipelajari.

3. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi dan kondisi real (sebenarnya). Aplikasi ini dapat

sebagai aplikasi atau penggunaan hokum-hukum, rumus-rumus,

metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks situasi yang lain.


8

4. Analisa (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan materi atau suatu

obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam sesuatu

struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitanya satu sama yang

lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja

seperti menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

mengelompokkan.

5. Sintesis (Shyntetis)

Sintetis menunjukan suatu kemampuan atau melaksanakan atau

menghubungkan bagian-bagain kedalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain sintetis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dan formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

2.1.1 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Lukman (2006), ada beberapa faktor yang mempengaruhi


pengetahuan yaitu :

a) Umur

Singgih (1998), mengemukakan bahwa makin tua umur seseorang


maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi
pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak
secepat seperti ketika berumur belasan tahun. Selain itu Abu Ahmadi
(2001), juga mengemukakan bahwa memang daya ingat seseorang itu salah
satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini maka dapat kita simpulkan
bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan
9

pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau


menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu
pengetahuan akan berkurang.

Menurut Notoatmodjo (2003) mengatakan bahwa umur merupakan


variabel yang selalu diperhatikan dalam penelitian-penelitian epidemiologi
yang merupakan salah satu hal yang mempengaruhi pengetahuan. Umur
adalah lamanya waktu hidup seseorang dalam tahun yang dihitung sejak
dilahirkan sampai berulang tahun yang terakhir. Masa menopause
merupakan masa peralihan dari masa haid sampai masa berhentinya haid,
berlangsung antara usia 30-46 tahun (Depkes, 2007)
.
b) Pendidikan
Tingkat pendidikan juga mempengaruhi persepsi seseorang untuk
lebih menerima ide-ide dan teknologi baru (SDKI, 1997). Pendidikan juga
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang.
Karena dapat membuat seseorang untuk lebih mudah mengambil keputusan
dan bertindak.

Menurut Notoadmojo (1997) pendidikan adalah suatu kegiatan atau


proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan
kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri.
Menurut Wied Hary (1996), menyebutkan bahwa tingkat pendidikan turut
pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami
pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi
pendidikan seseorang makin semakin baik pula pengetahuanya.

c) Pekerjaan
Pekerjaan merupakan kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari artinya makin cocok jenis pekerjaan yang diemban, makin tinggi
pula tingkat kepuasan yang diperoleh (Hurlock, 1998).
10

d) Intelegensi

Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar dan


berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasi baru.
Intelegensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil dari
proses belajar. Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu modal untuk
berfikir dan mengolah berbagai informasi secara terarah sehingga ia mampu
menguasai lingkungan (Khayan, 1997 : 34). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi dari seseorang akan berpengaruh
pula terhadap tingkat pengetahuan.

e) Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi


pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi
seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga
hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan
seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada pada
cara berfikir seseorang. (Nasution, 1999)

f) Sosial budaya

Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang.


Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubunganya dengan orang
lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan
memperoleh suatu pengetahuan.

g) Media Informasi

Menurut Wied Hary (1996) informasi akan memberikan pengaruh


pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan
yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai
media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat
meningkatkan pengetahuan seseorang.
11

h) Pengalaman

Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat


diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau
pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh
sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk
memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang
kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang
dihadapi pada masa lalu.(Notoatmodjo, 1997)

2. 2 Anatomi dan Fisiologi Payudara

2.2.1 Definisi Payudara


Payudara atau mammae adalah struktur kulit yang dimodifikasi,
bergranular pada bagina anterior toraks, pada perempuan mengandung
unsur yang mensekresi susu untuk makanan bayi. Mammae atau glandula
mammaria pada wanita merupakan kelenjar tubuloalveolar kompleks yang
terdiri dari 15 sampai 25 lobus yang berjalan radikal ke arah puting susu
dan dipisahkan oleh jaringan ikat dan lemak, setiap lobus mempunyai
duktus ekskretorius (lactiferous) yang bermuara pada putting susu. Tiap
lobus dibagi lagi menjadi lobules, dengan duktus alveolaris dan alveoli
menjadi bagian sekresi dari kelenjar. (Hartanto, 2005)

Gambar 2.1 Anatomi payudara normal (Hall, 2007)


12

2.2.2 Anatomi dan Fisiologi Payudara


Struktur histologi kelenjar payudara bervariasi sesuai dengan jenis
kelamin, usia, dan status fisiologisnya. Setiap kelenjar payudara terdiri
atas 15-25 lobus dari jenis tubuloalveolar kompleks, yang berfungsi
mensekresi air susu bagi neonatus. Setiap lobus, yang dipisahkan satu
sama lain oleh jaringan ikat padat dan banyak jaringan lemak,
sesungguhnya merupakan suatu kelenjar tersendiri dengan duktus
ekskretorius laktiferusnya sendiri. Duktus ini, dengan panjang 2-4,5 cm,
bermuara pada papilla mammae, yang memiliki 15-25 muara, masing-
masing berdiameter 0,5 mm.( Carneiro, 2007.)

Gambar 2.2 Anatomi Payudara (Carneiro, 2007)

Sebelum pubertas, kelenjar mammae terdiri atas sinus laktiferus


dan beberapa cabang sinus ini, yakni duktus laktiferus. Pada gadis selama
pubertas, payudara membesar dan membentuk putting susu yang
mencolok. Pada anak laki-laki, kelenjar mammae tetap datar. Pembesaran
payudara selama pubertas terjadi akibat penimbunan jaringan lemak dan
jaringan ikat, dengan meningkatnya pertumbuhan dan percabangan duktus
laktiferus akibat bertambahnya jumlah estrogen ovarium.
Struktur khas kelenjar -lobus-pada wanita dewasa berkembang
pada duktus ujung terkecil. Sebuah lobus terdiri atas sejumlah duktus yang
bermuara ke dalam satu duktus terminal. Setiap lobus terdapat dalam
jaringan ikat longgar. Suatu jaringan ikat yang kurang padat dan kurang
13

banyak mengandung sel, memisahkan lobus-lobus. Dekat dengan muara


papilla mammae, Duktus laktiferus menjadi lebar dan menjadi sinus
laktiferus. Sinus laktiferus dilapisi epitel selapis gepeng pada muara
luarnya. Epitel ini berubah menjadi epitel berlapis silindris atau berlapis
kuboid. Lapisan duktus laktiferus dan duktus terminal merupakan epitel
selapis kuboid dan dibungkus sel mioepitel yang berhimpitan. Jaringan
ikat yang mengelilingi alveoli mengandung banyak sel limfosit dan sel
plasma. Populasi sel plasma bertambah nyata menjelang akhir kehamilan,
sel ini berfungsi menyekresi immunoglobulin (IgA sekretorik) yang
memberikan kekebalan pasif pada neonatus.( Carneiro, 2007 )
Struktur histology kelenjar ini mengalami sedikit perubahan
selama siklus menstrulasi, misalnya proliferasi sel duktus di sekitar masa
ovulasi. Perubahan ini bertepatan saat ketika kadar estrogen yang beredar
mencapai puncaknya. Bertambahnya cairan jaringan ikat pada fase pra-
menstrulasi menambah besar payudara.( Carneiro, 2007).
Papilla mammae (puting susu) berbentuk kerucut dan warnanya
mungkin merah muda, coklat muda, atau coklat tua. Bagian luar papilla
ini, ditutupi epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk yang
berhubungan langsung dengan kulit didekatnya. Kulit disekitar puting susu
membentuk areola mammae. Warna areola menjadi gelap selama
kehamilan, akibat akumulasi melanin setempat. Setelah melahirkan, areola
menjadi putih kembali namun jarang mencapai warna aslinya. Epitel
puting susu berada di atas selapis jaringan ikat yang banyak mengandung
serabut otot polos. Serabut-serabut ini tersusun melingkari duktus
laktiferus yang lebih dalam dan tersusun sejajar terhadap duktus ini di
tempat masuknya duktus pada puting susu. Puting susu ini banyak di
persarafi oleh ujung saraf sensorik.( Carneiro, 2007)
14

2. 3 Kanker Payudara

2.3.1 Definisi Kanker Payudara

Kanker payudara disebut juga dengan carcinoma mammae adalah


sebuah tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ganas
ini dapat berasal dari kelenjar, saluran kelenjar, jaringan lemak maupun
jaringan ikat payudara. Kanker ini memang tidak tumbuh dengan cepat
namun berbahaya. Kanker ini juga termasuk dalam catatan WHO di
masukkan kedalam International Classification of Diseases (ICD) dengan
kode nomor 17.( Suryaningsih, 2009)

2.3.2 Epidemiologi Kanker Payudara

Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang terdapat

pada wanita dan masih merupakan masalah kesehatan pada wanita, karena

selain merupakan salah satu penyakit keganasan kedua terbanyak juga

sering menyebabkan kematian. Kanker payudara berasal dari parenkim

atau dari stroma mamma. Penyakit ini oleh WHO dimasukkan dalam

international classification of disease (ICD) dengan nomor kode 174

(Tjahyadi, dkk. 1986).

Insidens kanker payudara bervariasi pada setiap negara. Di

Indonesia, insidens kanker payudar ada 22,2/100.000 setiap tahunnya. Di

amerika insidensnya paling tinggi yaitu 71,7/100.000, di Autralia

55,6/100.000, dan di jepang insidensnya rendah yaitu 12,1/100.000

(Tjindarbumi dkk, 1995).

Umur merupakan faktor penting yang ikut menentukan insidens

atau frekuensi kanker payudara. Di indonesia frekuensi kanker payudara

yang tertinggi ditemukan pada umur wanita yang produktif yaitu 40-49
15

tahun dan tersering adalah pada usia 40 tahun ke atas (Ramli, 1995). Di

Amerika frekuensi kanker payudara tertinggi ditemukan pada umur 40-50

tahun. Umur rata-rata penderita kanker payudara yang ditemukan di

jakarta ialah 46 tahun, di Surabaya 47 tahun dan di Bombay India 53

tahun. Umur termuda penderita kanker payudara di surabaya ialah 14

tahun yang tertua 91 tahun (Sukardja, 1998).

Beberapa faktor resiko pada kanker payudara yang sudah diterima

secara luas oleh kalangan oncologist di dunia adalah.

a. Umur lebih tua dari 39 tahun (cancer age)

b. Anak pertama lahir setelah usia 35 tahun risikonya 2 kali lebih besar

c. Tidak menikah (mullipara) mempunyai risiko 2-4 kali lebih tinggi

daripada wanita yang menikah dan punya anak.

d. Menarche (haid pertama) kurang dari 12 tahun mempunyai risiko 1,7 –

3,4 kali lebih tinggi daripada wanita dengan menarche datang pada usia

normal yaitu lebih dari 12 tahun.

e. Menopause datang terlambat (lebih dari 55 tahun) risikonya 2,5 – 5 kali

lebih tinggi.

f. Pernah operasi tumor jinak payudara risikonya 2,5 kali lebih tinggi.

2.3.3. Gejala Klinis

Gejala klinis kanker payudara dapat berupa benjolan pada

payudara, erosi atau eksema puting susu, atau berupa perdarahan pada

puting susu. Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara.

Benjolan itu mula-mula kecil, makin lama makin besar, lalu melekat pada
16

kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada putting

susu. Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi),

berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi edema

hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk (peau d’orange), menjadi

mengkerut atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu makin lama

makin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh

payudara, sering berbau busuk dan mudah berdarah. Rasa sakit atau nyeri

pada umumnya baru timbul kalau tumor sudah besar, sudah timbul borok,

atau kalau sudah ada metastase ke tulang-tulang. Kemudian timbul

pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada lengan

dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh. (Handoyo, 1990)

2.3.4 Perjalanan Penyakit

2.3.4.1 Tahap-tahap perkembangan sel normal menjadi sel kanker

Sejarah perkembangan tumor ganas dibagi dalam empat fase:


perubahan yang besar pada sel target (transformasi), pertumbuhan sel yang
bertransformasi tadi, invasi local dan metastasis ke seluruh tubuh. Inilah
karakteristik perbedaan antara tumor jinak dan tumor ganas.

2.3.4.2 Diferensiasi dan anaplasia

Diferensiasi adalah sel neoplastik yang bila dibandngkan dengan


sel normal berbeda secara fungsional dan morfologi, disebut anaplasia bila
sel tersebut sudah sangat berbeda dengan sel normalnya.

Anaplasia ditandai dengan beberapa perubahan morfologi:


17

1. Pleomorfisme. Sel ditemukan beberapa kali lebih besar dari sel


tetangganya dan kadang beberapa sel juga kadang-kadang lebih kecil
2. Morfologi inti sel yang abnormal. Nucleus membesar dan hiperkromatik
sehingga rasio terhadap sitoplasma menjadi 1:1.Terdapat anak inti yang
besar di dalam inti.
3. Mitosis. Menggambarkan aktivitas sel dalam membelah diri, biarpun
adanya mitosis tidak dapat menggambarkan bahwa sel tersebut telah ganas
apa tidak tetapi ada perubahan yang morfologi yang menggambarkan sel
ganas apa tidak seperti atipik, mitosis aneh yang meproduksi tripolar atau
quadripolar spindle.
4. Perubahan lain. Terbentuknya sel-sel tumor raksasa yang mempunyai inti
yang sangat besar atau mempunyai beberapa inti sel. Di bagian tengah sel
tumor tersebut biasanya mengalami nekrosis karena tidak mendapat suplai
darah yang adekuat.

2.3.4.3 Kecepatan pertumbuhan sel

Kecepatan pertumbuhan sel biasanya ditandai dengan 3 factor


utama: pertumbuhan sel dua kali lebih cepat dari normal, fraksi sel tumor
yang berada di kolam replikasi, dan kecepatan dimana sel tumor
bertumpuk. Umumnya, kecepatan pertumbuhan sel tumor sangat
berkorelasi dengan tingkat diferensiasi mereka dan tumor ganas biasanya
tumbuh lebih cepat dari tumor jinak. Biasanya sel tumor terhenti di fase
G0 atau G1.

2.3.4.4 Invasi lokal

Semua tumor jinak tumbuh lambat dan biasanya local karena dia
tidak mempunyai kemapuan untuk infiltrasi, invasi atau metastasis.
Mereka membentuk kapsula fibrosa yang memisahkannya dari jaringan
host. Biarpun dilindungi oleh jaringan kapsul tetapi dapat terjadi
18

hemangioma (neoplasma yang terbentuk dari pembuluh darah yang


terbentuk di sekitar tumor) biasanya manifestasinya terlihat di kulit.

Pertumbuhan kanker bersamaan dengan infiltrasi yang progresif,


invasi, dan penghancuran jaringan sekitar. Umumnya tumor ganas sangat
tidak bisa membatasi geraknya dalam menyerang sel yang sehat. Pelan-
pelan tumor yang ganas tersebut tumbuh mendekati jaringan kapsul dan
mendorong menuju jaringan yang sehat. Pemerikaan histology massa
kapsul menunjukkan barisan sel yang penetrasi dan infiltrasi ke sel yang
terdekat membentuk struktur yang tidak teratur seperti kepiting yang
menggambarkan sel kanker.

2.3.4.5 Metastasis

Adalah penyebaran tumor ganas menuju ke rongga-rongga tubuh,


pembuluh darah dan saluran limfatik akibat sifat invasive dari tumor ganas
tersebut.

1. Penyebaran ke rongga-rongga dan permukaan tubuh


Terjadi ketika tumor ganas menyerang tempat-tempat rongga tubuh
yang natural. Biasanya menyerang ke kavitas peritoneal, tetapi
kavitas yang lain seperti pleural, pericardial, subarachnoid, dan
persendian dapat juga terkena penyebaran dari tumor ganas.
2. Penyebaran limfatik
Penyebaran melalui limfatik adalah jalan yang paling sering
ditempuh oleh tumor ganas. Pada kanker payudara melakukan
pemeriksaan kelenjar limfatik aksilla sangat penting untuk
mengetahui progresifitas tumor dan perencanaan tata laksana
3. Penyebaran hematogen
Arteri dengan dinding yang lebih tebal dari vena lebih kuat dari
penetrasi yang dilakukan oleh tumor ganas, tumor ganas yang
melewati kapiler pulmoner atau arteri pulmoner dapat
meningkatkan risiko terjadinya emboli. Paru-paru dan liver
19

merupakan yang apling lsering terkena metastasis akibat persebaran


hematogen.

Seperti kanker lainnya, penyebab kanker payudara masih belum


diketahui. Namun, hasil penelitian mengidentifikasi bahwa terdapat
diantaranya 3 faktor yang tampaknya penting dalam peningkatan risiko
kanker payudara yaitu; 1) perubahan genetic, 2) pengaruh hormon, 3)
factor lingkungan.

1) Perubahan Genetik
Perubahan genetic juga berperan dalam timbulnya kanker payudara
sporadic. Seperti pada sebagian besar kanker lainnya, mutasi yang
mempengaruhi protoonkogen dan gen penekan tumor di epitel
payudara ikut serta dalam proses transformasi onkogenik. Di antara
berbagai mutasi tersebut, yang paling banyak dipelajari adalah ekspresi
berlebihan protoonkogen ERBB2 (HER2/NEU), yang diketahui
mengalami amplifikasi hampir 30% kanker payudara. Gen ini adalah
anggota dari family reseptorfaktor pertumbuhan epidermis, dan
ekspresi berlebihannya berkaitan dengan prognosis yang buruk.
(Kumar, 2007)
Underwood (2006) mengatakan bahwa hasil penelitian lain juga
menemukan bahwa kerusakan dua gen yaitu BRCA1 dan BRCA2
dapat meningkatkan risiko wanita terkena kanker sampai 85%. Hal
yang menarik, faktor genetik hanya berdampak 5-10% dari terjadinya
kanker payudara dan ini menunjukkan bahwa faktor risiko lainnya
memainkan peranan penting.

2) Pengaruh Hormon
Kelebihan estrogen endogen, atau yang lebih tepat
ketdakseimbangan hormone, jelas berperan penting. Banyak factor
risiko yang telah disebutkan ; usia subur yang lama, nuliparitas, dan
20

usia lanjut saat memiliki anak pertama mengisyaratkan peningkatan


pajanan ke kadar estrogen yang tinggi saat daur haid .
Estrogen merangsang pembentukan factor pertumbuhan oleh sel
epitel payudara normal dan oleh sel kanker. Dihipotesiskan bahwa
reseptor estrogen dan progesterone yang secara normalterdapat di
epitel payudara, mungkin berinteraksi dengan promoter pertumbuhan,
seperti Transforming growth factor α (berkaitan dengan factor
pertumbuhan epitel), platelet derived growth factor, dan factor
pertumbuhan fibroblast yang dikeluarkan oleh sel kanker payudara,
untuk menciptakan suatu mekanisme autokrin perkembangan tumor.
(Kumar, 2007)

3) Faktor Lingkungan
Pengaruh lingkungan diisyaratkan oleh insidensi kanker payudara yang
berbeda-beda dalam kelompok yang secara genetis homogen dan
perbedaan geografik dalam prevalensi. faktor lingkungan lain yang
penting adalah iradiasi dan estrogen eksogen. (Kumar, 2007)

2.3.4.6 Penyebaran Kanker Payudara.


Akhirnya, terjadi penyebaran melalui saluran limf dan darah.
Metastasis ke kelenjar getah bening ditemukan pada sekitar 40%
kanker yang bermanifestasi sebagai massa yang dapat dipalpasi,
tetapi pada kurang dari 15% kasus yang ditemukan dengan
mamografi. Lesi yang terletak di tengah atau kuadran luar biasanya
mula-mula menyebar ke kelenjar aksila. Tumor yang terletak di
kuadran dalam sering mengenai kelenjar getah bening di sepanjang
arteria mamaria interna. Kelenjar supraklavikula kadang-kadang
menjadi tempat utama penyebaran, tetapi kelenjar ini baru terkena
hanya setelah kelenjar aksilaris dan mamaria interna terkena.
Akhirnya, terjadi penyebaran ke tempat yang lebih distal, dengan
kelainan metastatik di hampir semua organ atau jaringan di tubuh.
21

Lokasi yang disukai adalah pam, tulang, hati, dan kelenjar serta (yang
lebih jarang) otak, limpa, dan hipofisis. Namun, tidak ada tempat yang
dapat lolos. Metastasis mungkin timbul bertahun-tahun setelah lesi
primer tampaknya telah terkontrol oleh terapi, kadang-kadang 15 tahun
kemudian.
Penentuan Stadium Kanker Payudara. Faktor prognostik
terpenting untuk kanker payudara adalah ukuran tumor primer,
metastasis ke kelenjar getah bening, dan adanya lesi di tempat jauh.
Faktor prognostik lokal yang buruk adalah invasi ke dinding dada,
ulserasi kulit, dan gambaran klinis karsinoma peradangan. Gambaran
ini digunakan untuk mengklasifikasikan perempuan ke dalam
kelompok prognostik demi kepentingan pengobatan, konseling, dan uji
klinis. Sistem penentuan stadium yang tersering digunakan telah
dirancang oleh American Joint Committee on Cancer Staging dan
International Union Against Cancer, seperti terlihat berikut ini.
Harapan hidup 5 tahun untuk perempuan berkisar dari 92% untuk
penyakit stadium a hingga 13% untuk penyakit stadium IV.

American Joint Committee on Cancer Staging of Breast Carcinoma

Stadium 0 : DCIS (termasuk penyakit Paget pada puting payudara)


dan LCIS
Stadium I : Karsinoma invasif dengan ukuran 2 cm atau kurang
serta kelenjar getah bening negatif
Stadium IIA : Karsinoma invasif dengan ukuran 2 cm atau kurang
disertai metastasis ke kelenjar getah bening atau
karsinoma invasif lebih dari 2 cm, tetapi kurang dari 5
cm dengan kelenjar getah bening negatif
Stadium IIIA : Karsinoma invasif berukuran garis tengah lebih dari 2
cm, tetapi kurang dari 5 cm dengan kelenjar getah
bening positif atau karsinoma invasif berukuran lebih
dari 5 cm tanpa keterlibatan kelenjar getah bening
22

Stadium IlIA : Karsinoma invasif ukuran berapa pun dengan kelenjar


getah bening terfiksasi (yaitu invasi ekstranodus yang
meluas di antara kelenjar getah bening atau menginvasi
ke dalam struktur lain) atau karsinoma berukuran garis
tengah lebih dari 5 cm dengan metastasis kelenjar
getah bening nonfiksasi
Stadium IIIB : Karsinoma inflamasi, karsinoma yang menginvasi
dinding dada, karsinoma yang menginvasi kulit,
karsinoma dengan nodus kulit satelit, atau setiap
karsinoma dengan metastasis ke kelenjar getah bening
mamaria intema ipsilateral
Stadium IIIC : Karsinoma invasive ukuran berapapun dengan
kelenjar getah bening terfiksasi dan supraklavikuler
homolateral, tanpa metastasis ke tempat jauh.
Stadium IV : Metastasis ke tempat jauh.

2.3.5 Faktor Risiko Kanker Payudara

Penyebab kanker payudara belum dapat ditentukan namun terdapat

beberapa factor resiko yang telah ditetapkan, keduanya adalah lingkungan

dan genetic (Tabel 2.2). factor-faktor yang berkaitan dengan peningkatan

resiko kanker payudara adalah tempat tinggal di Negara berkembang

bagian barat, keadaan sosioekonomi yang rendah, ras, riwayat penyakit

payudara proliferative, awitan dini menarke, terlambatnya kelahiran anak

pertama, menopause yang terlambat, keadaan nulipara, terapi hormone

eksogen, terpajan radiasi, dan faktor-faktor makanan (obesitas dan asupan

alcohol yang tinggi). (Price, SA. 2006 vol2)


23

Tabel 2.2 Faktor Risiko dan Insidens untuk Kanker Payudara

Faktor Risiko Insidens Tinggi Insidens Rendah

Usia Usia 30-50 tahun Menurun saat menopause

Lokasi Eropa barat dan amerika utara: Jepang, sebagian besar

geografis lebih dari 6-10 kali keturunan Asia, Afrika

amerika, perempuan afrika- Perempuan kaukasian

ameria sebelum usia 40 tahun sebelum usia 40 tahun.

Status Kelompok sosioekonomi Kelompok sosioekonomi

sosioekonomi menengah ke atas rendah

Status Perempuan tidak menikah 50% Perempuan yang menikah

perkawinan lebih sering terkena kanker

payudara

Paritas Nullipara Multipara (menurun dengan

Kelahiran pertama setelah usia setiap kelahiran)

30 tahun Paritas tinggi (4 atau lebih

kelahiran)

Riwayat Abortus spontan sebelum Kelahiran pertama sebelum

menstruasi kelahiran pertama usia 20 tahun, penurunan

Menarke usia dini risiko setiap tahun

Menopause lambat setelah usia kelambatan

50 tahun Awitan awal menopause


24

sebelum usia 45 tahun

Riwayat Keluarga perempuan tingkat

keluarga pertama (keluarga maternal atau

paternal ) dengan kanker

payudara: 2-3 kali lebih besar

terkena kanker payudara.

Ibu dan saudara perempuan, atau

2 saudara perempuan terkena

kanker payudara: 6 kali lebih

besar terkena kanker payudara

Bentuk tubuh Obesitas (setiap penambahan 10

kg): 80% lebih besar terkena

kanker payudara

Penyakit Hyperplasia duktus dan lobulus

payudara lain dengan atipia: 8 kali lebih besar

terkena kanker payudara

Terpajan Peningkatan risiko untuk setiap

radiasi radiasi pada perempuan muda

dan anak-anak, bermanifestasi

setelah usia 30 tahun; periode

laten minimum: 10-15 tahun

Kanker Dengan kanker ovarium primer;

primer kedua risiko kanker payudara 3-4 kali

lebih besar.
25

2.3.6 Resiko Dini Kanker Payudara

Tjindarbumi D (2003) menyatakan bahwa epidemiologi dari

kanker payudara telah diselidiki lebih mendalam pada binatang dan

manusia daripada penyakit kanker lainnya. Penelitian genetik dari penyakit

ini telah berulanag kali menunjukkan suatu kenaikan 2 atau 3 kali lipat

dalam resiko mendapatkan kanker payudara yang “site spesific” yang

berhubungan dengan keluarga kanker payudara tingkat 1. Resiko ini

menunjukkan jelas suatu kenaikkan, bila permulaan dari penyakit kanker

payudara terjadi pada masa menopause atau bila terjadi bilateral.

Selanjutnya Tjindarbumi D. (2003) menyatakan bahwa kanker

payudara dapat juga ditemukan pada keluarga yang mempunyai hubungan

dengan penyakit kanker lainnya, termasuk kanker dari:

a. Kanker saluran pencernaan (Gastrointestinal cancer)

b. Kanker indung telur dan rahim (ovarium and endometrium cancer)

c. Tumor-tumor otak (Brain cncer)

d. Kanker darah (leukimia)

e. Sarkoma

Berdasarkan hasil penelitian dari Simanjuntak T.M (1977) yang

telah melakukan penelitiannya di bagian bedah FKUI/RSCM periode 1971-

1973, menemukan beberapa faktor resiko pada kanker payudara yang sudah

diterima secara luas oleh kalangan pakar kanker (oncologist) di dunia adalah

sebagai berikut:
26

11. Wanita yang berumur lebih dari 30 tahun mempunyai kemungkinan yang

lebih besar untuk mendapatkan kanker payudara dan resiko ini akan

bertambah samapi umur 50 tahun.

12. Wanita yang tidak menikah resikonya 2-4 kali ebih tinggi daripada wanita

yang menikah dan mempunyai anak.

13. Wanita yang melahirkan anak pertama setelah berumur 35 tahun

resikonya 2 kali lebih besar.

14. Wanita yang mengalami menstruasi pertama (menarche) yang usianya

kurang dari 12 tahun resikonya 1,7 – 3,4 kali lebih tinggi daripada wanita

dengan menarche yang datang pada usia normal atau lebih dari 12 tahun.

15. Wanita yang mengalami masa menopousenya terlambat lebih dari 55

tahun, resikonya 2,5 hingga 5 kali lebih tinggi.

16. Wanita yang pernah mengalami infeksi, trauma atau tumor jinak

payudara, resikonya 3-9 kali lebih besar.

17. Wanita dengan kanker pada payudara kontralateral, resikonya 3-9 kali

lebih besar.

18. Wanita yang pernah mengalami operasi tumor ovarium resikonya 3-4 kali

lebih besar.

19. Wanita yang mengalami penyinaran (radiasi) di dinding dada, resikonya

2-3 kali lebih tinggi.

20. Wanitapuan, dengan riwayat keluarga ada yang menderita kaner payudara

pada ibu, saudara perempuan, adik/kakak, resikonya 2-3 kali lebih tinggi.
27

21. Wanita yang memakai kontrasepsi oral pada penderita tumor payudara

jinak akan meningkatkan resiko untuk mendapatkan kanker payudara 11

kali lebih tinggi.

2.4 Konsep Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat


Pengetahuan Individu

Status social ekonomi, walaupun tidak secara langsung

berhubungan dengan terjadinya kanker payudara namun dapat

mempengaruhi penderita kanker payudara, karena berdasarkan tinjauan

pustaka dan studi epidemiolgi status sosioekonomi menengah ke atas

merupakan salah satu factor risiko untuk terjadinya insidens kanker

payudara(Price, SA. 2006). Begitu pula dengan tingkat pengetahuannya,

biasanya seseorang dengan tingkat social ekonomi yang lebih tinggi

memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dimana tingkat pendidikan

sering sekali dihubungkan dengan tingkat penghetahuan individu. Individu

yang mempunyai banyak pengetahuan cenderung bersikap dan berperilaku

sesuai dengan pengetahuannya. Begitu juga halnya dengan perilaku

kesehatan terutama dalam menanggapi penyakit tersebut. Berbeda dengan

mereka yang status social ekonominya menengah ke bawah, biasanya

mereka lebih sering mengabaikan status kesehatannya.

Menurut Rosentoc (1974) dalam Notoatmodjo (1993) seseorang

akan melakukan pencegahan terhadap suatu penyakit jika ia benar-benar

merasa terancam oleh penyakit tersebut. Jika tidak maka ia tidak akan

melakukan apa-apa. Seseorang yang mempunyai pengetahuan dan


28

informasi yang banyak tentang suatu penyakit tertentu akan melakukan

tindakan yang positif dalam menanggapi kesehatannya seperti cepatnya

mencari pengobatan dan mengobati penyakitnya sesuai dengan metode

kesehatan yang berlaku.

2.5 Kerangka Konsep

Dari studi literature, pengetahuan dan perilaku masyarakat tentang kanker


payudara dan factor-faktor yang mempengaruhinya dapat dipengaruhi oleh
banyak hal. Akan tetapi karena keterbatasan peneliti baik dalam dana, tenaga,
maupun waktu, maka peneliti membatasi penelittian hanya pada tingkat
pengetahuan wanita usia 20-40 tahun di Rw. 02 Kompleks Taman Rempoa Indah
seperti dipaparkan:

VARIABEL INDEPENDEN VARIABEL DEPENDEN

Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Umur

Pendidikan Pengetahuan Wanita Tentang


Faktor Risiko Kanker Payudara
Pekerjaan
Intelegensi
Sosial-Budaya
Media Informasi
Rendah Sedang Tinggi
Pengalaman

pengalaman Gambar 2.3 Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan:

Kata yang dicetak tebal  variabel yang diteliti


29

2. 6 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjelasan semua variable dan istilah yang

akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya

mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian. (Setiadi, 2007)

Tabel.2.3 Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Cara Alat Ukur Skala Hasil

Ukur ukur

1. Pengetahu Jumlah jawaban Menjawab Kuesioner Ordinal Jawaban

an tentang responden yang pertanyaan Benar

kanker benar terhadap nilai= 3

payudara 10 pertanyaan Jawaban

mengenai Mendeka

pengertian, dan ti

factor risiko dari Benar/ra

kanker payudara gu-ragu

nilai= 2

Jawaban

salah

nilai= 1

Rendah:

76-100%
30

Sedang:

55-75%

Tinggi:

< 55%

2. Pendidika Tingkatan 1. Dasar Kuesioner Ordinal 1. Dasar

n sekolah formal (SD, (SD,SL

yang SLTP) TP)

dicapaiseseoran 2. Menenga 2. Menen

g berdasarkan h (SMA) gah

pengakuan 3. Tinggi (SMA)

responden (Akadem 3. Tinggi

i, S1) (Akade

mi, S1)

3. Faktor Factor internal - - - -

risiko maupun

kanker eksternal yang

payudara dapat

meningkatkan

angka kejadian

kanker payudara
31

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3. 1 Disain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian Analitik Observasional


dengan menggunakan desain cross sectional melalui kuisioner yang diberikan
untuk meneliti tingkat pengetahuan wanita tentang kanker payudara dan factor
risikonya di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah. Dimana metode penelitian
deskriptif adalah metode penilitian terhadap sekumpulan objek yang biasanya
cukup banyak dalam jangka waktu tertentu, dimana informasi yang disediakan
biasanya berhubungan dengan prevalensi, distribusi dan hubungan antar variabel
dalam suatu populasi (Setiadi, 2007:131).

3. 2 Tempat dan Waktu

Penelitian ini akan dilakukan di Rw. 02 Kompleks Taman Rempoa Indah


sedangkan waktu penelitiannya dilakukan pada bulan September 2010.

31
32

3. 3 Kerangka Operasional Penelitian (Frame Work)

Sampling

Penentuan sampel dengan


Penentuan Populasi
ktiteria inklusi

Pengumpulan data:

 Membagikan Questionare
kepada responden
 Meminta responden untuk
menjawab pertanyaan pada
lembar Questionare

Pengolahan dan analisa data:

 Editing
 Koding
 Sorting
 Entry data
 Cleaning
 Penyajian data

Laporan awal

Seminar hasil

Pembuatan laporan akhir

Gambar 3.1 Kerangka Operasional Penelitian


33

3.4 Populasi dan Sampel

Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 1998:57).

Populasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah semua wanita 15-55
tahun yang tinggal di Kompleks Taman Rempoa Indah, dengan jumlah populasi
357 orang.

Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 1998:57). Sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah
semua wanita yang berusia 15-55 tahun yang tinggal di Rw.02 Kompleks Taman
Rempoa Indah.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik sample Random sampling, untuk
menentukan besarnya sampel dalam penelitian ini digunakan rumus sebagai
berikut :

n = Z2 .p.q

L2

n : Jumlah sampel

Z : Tingkat Kemaknaan (1.96)

P : Keadaan yang akan dicari = 0.50

q : 100%-p = 100%-50% = 50% = 0.50

L : Tingkat ketepatan absolute yang dapat diterima = 10 %


34

n = Z2 .p.q

L2

= (1,96)2 x 0,5 x 0,5

(0,1)2

= 96,04 = 96 sampel

Jumlah sampel di atas perlu dikoreksi terhadap jumlah populasi yang ada
untuk menjaga adanya kemungkinan responden yang tidak berhasil
ditemui, maka jumlah responden ditambah menjadi 100 orang untuk
mengindari adanya data yang kurang valid.

Dari 100 responden yang didapat dialokasikan dalam 2 lokal dengan


menggunakan rumus (Sugiono, 1997) :

nh = NH n
N
Keterangan :

nh : sampel terpilih

N : total sampel yang terpilih

NH : jumlah warga terpilih

n : total sampel
35

Tabel 3.1 Distribusi Sampel Setiap Rt di Wilayah Rw.02 yang Akan Diteliti
Tahun 2010

No. Data Jumlah Warga Jumlah sampel


Wanita
1. Rt. 06 209 orang 59 orang
2. Rt. 07 148 orang 41orang
Jumlah 357 orang 100 orang

3.5 Kriteria Penelitian

Kriteria responden yang layak untuk diteliti:

a) Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah sampel yang dapat dimasukkan atau layak untuk
diteliti. Criteria inklusi dalam penelitian ini adalah:
1. Wanita usia 15-55 tahun yang tinggal di Kompleks Taman Rempoa
Indah
2. Bisa membaca dan menulis
3. Bersedia untuk menjadi responden
4. Kooperatif

b) Kriteria Ekslusi
1. Wanita yang tinggal di Rw.02 Kompleks taman Rempoa Indah yang
tidak bersedia menjadi responden dengan berbagai alasan.
2. Wanita usia di bawah 15 tahun yang tinggal di Rw.02 Kompleks
Taman Rempoa Indah.
3. Wanita usia di atas 55 tahun yang tinggal di Rw. 02 Kompleks Taman
Rempoa Indah
4. Wanita usia 15-55 tahun yang memenuhi kriteria inklusi namun tidak
menjawab 50% pertanyaan dalam kuesioner atau memberikan lebih
dari satu jawaban dari pertanyaan dalam kuesioner.
36

5. Besar Sampel
Sehubungan dengan keterbatasan waktu dan biaya yang dimiliki peneliti,
sehingga tidak memungkinkan mengambil semua populasi terjangkau.
Oleh karena itu peneliti mengambil sampel dalam penelitian ini 100
orang.

3.6 Instrumen Penelitian


Instrument penelitian adalah alat pada waktu peneliti menggunakan
suatu metode (Arikunto, 1998). Dalam penelitian kali ini peneliti
menggunakan keusioner sebagai instrument penelitian. Pada jenis
pengukuran ini peneliti melakukan pengumpulan data secara formal
kepada subyek untuk menjawab pertanyaan secara tertulis. Pertanyaan
dapat diaujukan secara langsung atau disampaikan secara lisan oleh
peneliti dari daftar pertanyaan yang sudah ditulis (Nursalam, 2003).

3.7 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulam data yang digunakan dalam penelitian ini
dengan menggunakan kuesioner yang diberikan langsung kepada
responden. Pada jenis pengukuran ini peneliti mengumpulkan data secara
formal kepada subjek untuk menjawab pertanyaan secara tertulis.

3.8 Pengolahan Data


Data yang dikumpulkan diolah secara manual melalui beberapa tahap, yaitu:
a. Pengkodean (coding)
Memberi kode jawaban atau hasil pernyataan pada lembar kuesioner.
b. Pengolahan data (editing)
Isian lembaran kuesioner diteliti kembali
c. Pemasukan data (entry)
Data yang telah di coding kemudian dimasukkan ke dalam tabel.
d. Pembersihan data (cleaning)
Data diperiksa kembali sehingga benar-benar bebas dari kesalahan.
37

3.9 Teknik Analisa Data

Selanjutnya setelah data diolah maka dilakukan analisis data yaitu dengan
analisis Deskriptif Univariabel dengan menggunakan distribusi frekuensi
terhadap hasil kuesioner dan dijadikan dalam bentuk tabel atau grafik.

3.9.1 Untuk pengetahuan

Untuk variabel pengetahuan peneliti mebaginya ke dalam 3


kategori yaitu; rendah (< 55% mampu menjawab pertanyaan dengan
benar), sedang (55-75% mampu menjawab pertanyaan dengan
benar), dan tinggi (76-100% mampu menjawab pertanyaan dengan
benar). Pengolahan data untuk tingkat pengetahuan peneliti
menggunakan program SPSS 16.0 for windows.

Pemberian skor 3 untuk setiap jawaban yang benar dan pemberian


skor 2 untuk jawaban yang mendekati benar atau ragu-ragu dan skor 1
untuk jawaban yang salah.

3.9.2 Untuk Pendidikan

Untuk tingkat pendidikan peneliti mengkategorikan variabel ini


menjadi 3 kategori yaitu Dasar (SD, SMP), Menengah (SMA) dan
Tinggi (S1). Pengolahan data untuk variable pendidikan peneliti
menggunakan program SPSS for windows versi 16.0.
38

3.9.3 Uji Hipotesis


Pada penelitian ini data hasil penelitian diolah menggunakan rumus
Chi-Square Test untuk pengujian hipotesis, karena pada penelitian
ini peneliti mengkategorikan kedua variable tersebut menjadi 3
kategori yaitu rendah sedang tinggi. Uji hipotesis dengan Chi Square
test ini dioperasikan dengan menggunakan SPSS for windows versi
16.0.
39

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan tentang hasil penelitian mengenai tingkat
pengetahuan wanita tentang kanker payudara dan factor risikonya di Rw. 02
Kompleks Taman Rempoa Indah Ciputat Tangerang. Berdasarkan hasil
pengumpulan data yang dilakukan pada bulan September tahun 2010.

4.1. Hasil Penelitian

Pada bagian ini peneliti akan membahas distribusi dari 100 responden
yang meliputi tingkat pendidikan, dan tingkat pengetahuan, persentase pertanyaan
dalam kuisioner yang dijawab benar dan salah, serta hubungan antara tingkat
pendidikan dan pengetahuan wanita tentang factor risiko kanker payudara di
Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah.

Gambar 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan


di RW.02 Kompleks Taman Rempoa Indah

Tingkat Pendidikan

Dari gambar 4.1 di atas, diketahui responden yang berpendidikan dasar


(SD dan SMP) adalah berjumlah 18 orang atau 18 %, yang berpendidikan

39
40

menengah sejumlah 46 atau 46%, dan yang berpendidikan tinggi sejumlah


36 orang atau 36%.

Gambar 4.2 Dirtribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan


di RW.02 Kompleks Taman Rempoa Indah

Tingkat Pengetahuan

Dari gambar 4.2 di atas, diketahui bahwa tidak ada responden


dengan tingkat pengetahuan rendah, responden dengan tingkat pendidikan
sedang berjumlah 29 orang atau 29%, responden dengan tingkat
pengetahuan tinggi berjumlah 71 orang atau 71%.

Tabel 4.4 Distribusi Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat


Pengetahuan di RW.02 Kompleks Taman Rempoa Indah

Tingkat Pengetahuan Total OR P


pendidikan Rendah Sedang Tinggi 95 value
N % N % N % N % %
CI
Dasar 0 0 8 44.4 10 55.6 18 100 - 0.192
Menengah 0 0 10 21.7 36 78.3 46 100
Tinggi 0 11 10.6 25 69.4 36 100

TOTAL 0 0 29 29.0 71 71.0 100 100


41

Dari tabel 4.4 di atas, diketahui bahwa tidak ada responden


berpendidikan dasar yang berpengetahuan rendah, responden
berpendidikan dasar dengan berpengetahuan sedang berjumlah 8 orang
atau 44%, responden berpendidikan dasar dengan tingkat pengetahuan
tinggi berjumlah 10 orang atau 55.6%. dari data di atas juga dapat di
ketahui bahwa tidak ada responden berpendidikan menengah dengan
tingkat pengetahuan rendah, responden berpendidikan menengah dengan
tingkat pengetahuan sedang berjumlah 10 orang atau 21.7%, responden
berpendidikan menengah dengan tingkat pengetahuan tinggi berjumlah 36
orang atau 78.3%. Tidak terdapat responden berpendidikan tinggi dengan
tingkat pengetahuan rendah, responden berpendidikan tinggi dengan
tingkat pengetahuan sedang berjumlah 11 orang atau 10.6%, responden
berpendidikan tinggi dengan tingkat pendidikan tinggi berjumlah 25 orang
atau 69.4%.

Dari hasil uji statistik, diperoleh nilai probabilitas 0.192 artinya,


pada α 5% tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan
tingkat pengetahuan.

Tabel 4.5 Distribusi Pertanyaan Dalam Kuesioner yang Di Jawab Oleh


Responden

No. Benar Mendekati Salah TOTAL


Soal benar/ragu-ragu

N % N % N % N %
1. 61 61.0 31 31.0 8 8.0 100 100
2. 62 62.0 22 22.0 16 16.0 100 100
3. 55 55.0 37 37.0 8 8.0 100 100
4. 34 34.0 25 25.0 39 39.0 100 100
5. 46 46.0 33 33.0 21 21.0 100 100
6. 29 29.0 45 45.0 26 26.0 100 100
7. 35 35.0 46 46.0 18 18.0 100 100
8. 66 66.0 25 25.0 15 15.0 100 100
9. 51 51.0 32 32.0 17 17.0 100 100
10. 20 20.0 14 14.0 65 65.0 100 100
42

Dari tabel 4.5 diketahui bahwa dari kuesioner yang telah diberikan
untuk pertanyaan pertama tentang pengertian kanker terdapat 21 atau 21%
responden yang menjawab benar, 14 atau 14% responden yang menjawab
mendekati benar/ragu-ragu, dan 65 atau 65% responden yang menjawab
salah. Pertanyaan kedua tentang usia tersering yang terkena kanker
payudara terdapat 62 atau 62% responden yang menjawab benar, 22 atau
22% responden yang menjawab mendekati benar, dan 16 atau 16%
responden yang menjawab salah. Untuk prtanyaan ketiga tentang etiologi
tersering kanker payudara terdapat 55 atau 55% responden yang menjawab
benar, 37 atau 37% responden yang menjawab mendekati benar, dan 8
atau 8% responden yang menjawab salah. Pertanyaan keempat sampai
pertanyaan kedelapan tentang pengetahuan responden tentang factor risiko
kanker payudara rata-rata 25% responden menjawab dengan ragu-ragu.
Pertanyaan kesembilan tentang pengaruh kanker payudara terhadap berat
badan terdapat 66 atau 66% responden menjawab dengan benar, 25 atau
25% menjawab mendekati benar, dan 9 atau 9% responden menjawab
salah. Pertanyaan kesepuluh terdapat 20 atau 20% responden menjawab
benar, 14 atau 14% responden menjawab ragu-ragu, dan 66 atau 66%
responden menjawab salah.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian di atas tentang Hubungan antara tingkat


pendidikan dengan tingkat pengetahuan wanita tentang kanker payudara dan
factor risikonya di Rw.02 di Kompleks Taman Rempoa Indah pada Tahun 2010,
dimana dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian Analitik
Observasional dengan menggunakan disain cross sectional melalui uji kuesioner
yang diberikan kepada wanita usia 15-55 tahun di Rw.02 Kompleks Taman
Rempoa Indah. Dengan jumlah populasi sebanyak 357 orang, didapatkan jumlah
sampel sebanyak 100 orang dengan metode pengambilan teknik random sampling,
43

peneliti akan menguraikan tingkat pengetahuan wanita usia 15-55 tahun di


Kompeks Taman Rempoa Indah dan kaitannya dengan tingkat pendidikan.

4.2.1 Pengetahuan Tentang Kanker Payudara dan Factor Risikonya

Dari hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan yaitu pengetahuan


tentang kanker payudara dan factor risikonya yang telah dilakukan peneliti di
Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah didapatkan data bahwa responden yang
berpengetahuan tinggi sejumlah 71 orang atau 71%. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar warga Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah khususnya wanita
telah mengetahui tentang apa yang dimaksud dengan kanker payudara dan faktor
yang dapat meningkatkan risiko untuk terjadinya kanker payudara pada seseorang

Menurut Notoatmodjo (2003) dan Nursalam (2001), pengetahuan adalah


hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap
objek tertentu, yang pada umumnya semakin tinggi tingkat pendidikannya
semakin banyak pula informasi yang diterimanya maka semakin tinggi pula
tingkat pengetahuannya, Hal tersebut merupakan domain untuk terbentuknya
sikap seseorang, pengetahuan yang baik akan berdampak dengan sikap yang baik
atau positif.

4.3 Identifikasi Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan


Wanita di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengetahuan wanita tentang kanker


payudara dan factor risikonya yang dilakukan di Rw. 02 Kompleks Taman
Rempoa Indah berdasarkan tingkat pendidikan didapatkan bahwa dari 100
responden yang diteliti kelompok responden yang berpengetahuan tinggi berasal
dari tingkat pendidikan menengah yaitu sebesar 36 orang atau 78.4% (Diagram.
4.3). Sehingga dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kelompok responden
yang berpengetahuan tinggi sebagian besar mempunyai tingkat pendidikan
menengah. Sedang kelompok responden dengan tingkat pendidikan tinggi dengan
44

pengetahuan tinggi hanya berjumlah 25 orang atau 69.4%, hasil menunjukkan


lebih rendah dibanding kelompok responden dengan tingkat pendidikan menengah
dengan pengetahuan tinggi.

Menurut Nursalam (2001) bahwa semakin tinggi tigkat pendidikan


seseorang maka semakin banyak informasi yang diterimanya, maka akan semakin
tinggi tingkat pengetahuannya. Sehingga seseorang dengan tingkat pendidikan
lebih tinggi akan berpengetahuan lebih baik dibanding mereka dengan tingkat
pendidikan yang lebih rendah.

Melalui uji hipotesis dengan chi-square test melalui pogram SPSS for
windows versi 16.0 didapatkan hasil nilai probabilitas sebesar 0.192 antara tingkat
pendidikan dengan pengetahuan wanita Rw.02 di Kompleks Taman Rempoa
Indah, nilai probabilitas tersebut menggambarkan bahwa tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara tingkat pendidikan dan pengetahuan wanita tentang factor
risiko kanker payudara di Rw.02 Kompleks Taman rempoa Indah.

Hasil penelitian yang dilakukan pada wanita di Rw. 02 Kompleks Taman


Rempoa Indah tentang Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dengan
Pengetahuan Tentang Faktor Risiko Kanker Payudara berbeda dengan teori yang
ada bahwa ternyata didapatkan hasil tidak terdapat hubungan bermakna antara
tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan seseorang, berbeda pula dengan
hasil penelitian yang hampir serupa yang telah dilakukan oleh Nanik Widiawaty
(2005) tentang Hubungan Tingkat Pendidikan Formal Dengan Pengetahuan
wanita Tentang Kanker Payudara Di Dukuh Ngambak Lipuro Bekonang
Sukoharjo adalah terdapat hubungan positif yang signifikan antara tingkat
pendidikan formal dengan pengetahuan wanita tentang kanker payudara di Dukuh
Ngambak Lipuro Bekonang Sukoharjo. Hasil penelitian ini bertolak belakang
dengan landasan teori dan hasil penelitian yang hampir serupa sebelumnya karena
berdasarkan teori Lukman (2006) terdapat banyak factor yang mempengaruhi
tingkat pengetahuan diantaranya pekerjaan dan media informasi bukan hanya
tingkat pendidikan saja. Seseorang yang bekerja dengan profesi tertentu akan
tinggi tingkat pengetahuannya tentang segala hal yang berkaitan dengan
profesinya, dan tidak menjamin seseorang tersebut akan mengetahui banyak hal
45

di luar profesinya. Sama halnya pengetahuan tentang dunia kesehatan dan


kedokteran, bagi mereka yang tidak bergelut di dunia kesehatan atau tidak
berprofesi sebagai tenaga kesehatan mereka dapat disebut sebagai orang awam
dalam dunia kesehatan yang tidak sepenuhnya mengerti tentang hal-hal yang
berkaitan dengan kesehatan termasuk tentang kanker payudara dan factor
risikonya. Oleh karena itu, factor pekerjaan juga memegang peranan penting
dalam mengukur tingkat pengetahuan seseorang tidak hanya tingkat pendidikan
saja.

Begitu pula dengan media informasi, Menurut Wied Hary (1996)


informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan. Meskipun seseorang
memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik
dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat
meningkatkan pengetahuan seseorang. Maka tidak menutup kemungkinan wanita
yang tinggal di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah dengan tingkat
pendidikan menengah memiliki pengetahuan tinggi tentang factor risiko kanker
payudara lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan wanita dengan tingkat
pendidikan tinggi berpengetahuan tinggi tentang factor risiko kanker payudara.

Oleh karena itu, hasil penelitian ini yang berupa tidak adanya hubungan
bermakna antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan wanita tentang factor
risiko kanker payudara di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah dapat
dipertanggung jawabkan mengapa tidak sesuai dengan landasan teori dan hasil
penelitian terdahulu, karena berdasarkan teori Lukman (2006) yang telah
dijelaskan sebelumnya bahwa selain tingkat pendidikan terdapat banyak factor
yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, dimana dalam
penelitian ini yang sangat berkaitan menurut peneliti adalah pekerjaan dan media
informasi.
46

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dan


Pengetahuan Wanita Tentang Kanker Payudara dan Faktor Risikonya di Rw.02
Kompleks Taman Rempoa Indah Tahun 2010 terhadap 100 responden dapat
ditarik kesimpulan bahwa:

1. 46% wanita yang tinggal di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah


memiliki tingkat pendidikan menengah.
2. 71% wanita yang tinggal di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah
memiliki tingkat pengetahuan tinggi tentang Faktor Risiko Kanker
Payudara.
3. 78.3% wanita yang tinggal di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah
dengan tingkat pendidikan menengah memiliki pengetahuan tinggi
terhadap faktor risiko kanker payudara .
4. Presentase wanita yang tinggal di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah
dengan tingkat pendidikan tinggi dan berpengetahuan tinggi terhadap
factor risiko kanker payudara (69.4%) lebih rendah dibanding wanita
dengan tingkat pendidikan menengah berpengetahuan tinggi (78.3%).
5. Tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat pendidikan dan
pengetahuan wanita tentang factor risiko kanker payudara di Rw.02
Kompleks Taman Rempoa Indah, karena menurut Lukman (2006) selain
tingkat pendidikan terdapat factor lain yang mempengaruhi tingkat
pengetahuan seseorang diantaranya adalah pekerjaan dan media informasi.

46
47

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Peneliti
Peneliti termotivasi untuk mengadakan penelitian lebih lanjut
untuk mencari bagaimanakah hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan wanita tentang factor risiko kanker payudara di Rw.02
Kompleks Taman Rempoa Indah.

5.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan


Bagi tenaga kesehatan khususnya kami sebagai mahasiswa kedokteran
agar termotivasi untuk berperan dalam meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang kanker payudara dan factor risikonya, karena
mengingat saat ini kanker payudara telah menduduki urutan ke-2 dari
kanker tersering yang terjadi pada wanita. Salah satu caranya dapat
melalui kegiatan penyuluhan.

5.2.3 Bagi Masyarakat

Bagi responden yaitu wanita usia 15-55 tahun yang tinggal di


Kompleks Taman Rempoa Indah khusunya bagi mereka dengan
pengetahuan sedang agar lebih termotivasi untuk menggali informasi
lebih tentang kanker payudara dan factor risikonya dari berbagai
sumber baik itu dari media massa seperti TV, radio, koran dan majalah
ataupun dari berbagai program penyuluhan.
48

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S: Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, edisi V , Rineka


Cipta, Jakarta, 2002, p 25, 37

Arthur, CG. John, EH: Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 9, EGC, Jakarta,
2007, p 365-8

CDC.Risk Factor of The Breast Cancer. Last Revised On September 17th 2010
diunduh dari:
http://www.cancer.org/Cancer/BreastCancer/DetailedGuide/breast-cancer-
risk-factors. diakses pada: 19 September 2010

CDC. Causes and Risk factor For The Breast Cancer. Last Revised On August
20th 2010, diunduh dari:
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://w
ww.cancer.org/Cancer/BreastCancer/DetailedGuide/breast-cancer-risk-
factors. Diakses pada: 02 September 2010

Desen, Wan: Buku Ajar Onkologi Klinis, edisi 2, Balai Penerbit FKUI, Jakarta,
2008, p 366-72

EMEDICINE. Breast cancer. Cited december 2010 diunduh dari ;


http://emedicine.medscape.com/article/263733-overview. diakses pada : 18
agustus 2010

Garcia, Closas: Breast Cancer Risk and Risk Factor, diunduh dari:
http://info.cancerresearchuk.org/cancerstats/types/breast/riskfactors/, diakses
pada: 20 September 2010

Hartanto, Huriawati: Kamus Kedokteran Dorlan, EGC, Jakart, 2005.

Junquera LC,Carneiro J:.Histologi Dasar Teks dan Atlas, Edisi 10, EGC, Jakarta,
2007, p447-50

King, Judy: Breast Cancer Answer, The Career Press, USA, 2004, p 13-19

Kumar,V. Abbas: Robbins and Cotran Pathologic Basic of Disease, 7th edition.
Elseviers Saunders, China, 2006, p 75

Medicine Net: Breast Cancer, Disease and Conditions. 2010. Diunduh dari:
http://www.medicinenet.com/breast_cancer/article.htm diakses pada: 02
September 2010
49

NCCN. Clinical Practice Guideline in Oncology. Breast Cancer, v.2. 2008,


diunduh dari; http:// www.nccn.org.id. Taken: 06 October 2010

Notoatmodjo, S: Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, 2005, p


32, 65

Notoatmodjo, S: Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta,


2002, p 27

Nursalam, S: Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan, CV. Sagung


Seto, Jakarta, 2001, p 32, 113

Prawirohardjo, S: Ilmu Kandungan, Edisi. 2, Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawiroharjo, Jakarta, 2008, p486

Price, SA: Patofisiologi konsep klinis proses-proses perjalanan penyakit, edisi 6,


Volume 2, EGC, Jakarta, 2006, p 1303

Ramli, M: Deteksi Dini Kanker, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2002, p34
Sjamsuhidajat, Wim de Jong: Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi revisi, EGC, Jakarta,
1997, p542-7.

Underwood, JCO: Patologi Umum dan Sistematik, edisi 2, EGC, Jakarta, 1999.
50

Lampiran No.1 Daftar Riwayatt Hidup Peneliti

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI

Nama : Ratna Eka Puspita Sari

Tempat, Tgl Lahir : Bekasi, 05 Agustus 1989

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jln. Raya Setu, Rawa Banteng Rt. 05/01 Des.


Mekarwangi, Kec. Cikarang Barat – Bekasi 17520

Email : ekauin@yahoo.co.id

Contact person : 085284072460

Riwayat Pendidikan :

1. SDN Mekarwangi 01 (1996-2002)


2. MTs Al’imaroh (2002-2004)
3. MA Al’imaroh (2004-2007)
4. S1 Pendidikan Dokter UINSH (2007-Sekarang)
51

Lampiran No. 2 Hasil Analisa SPSS

RECODE PENDIDIKAN ('SD'='1') ('SMP'='2') ('SMA'='3') ('PT'='4').


EXECUTE.
RECODE PENDIDIKAN (3=2) (4=3) (1 thru 2=1) INTO PENDIDIKAN1.
EXECUTE.
FREQUENCIES VARIABLES=PENDIDIKAN1

/ORDER=ANALYSIS.

PENDIDIKAN1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid DASAR 18 18.0 18.0 18.0

MENENGAH 46 46.0 46.0 64.0

TINGGI 36 36.0 36.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

FREQUENCIES VARIABLES=SKOR1

/ORDER=ANALYSIS.

SKOR1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SEDANG 29 29.0 29.0 29.0

TINGGI 71 71.0 71.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

CROSSTABS
/TABLES=PENDIDIKAN1 BY SKOR1
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ RISK
/CELLS=COUNT ROW

/COUNT ROUND CELL.


52

(Lanjutan)

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

PENDIDIKAN1 * SKOR1 100 100.0% 0 .0% 100 100.0%

PENDIDIKAN1 * SKOR1 Crosstabulation

SKOR1

SEDANG TINGGI Total

PENDIDIKAN1 DASAR Count 8 10 18

% within PENDIDIKAN1 44.4% 55.6% 100.0%

MENENGAH Count 10 36 46

% within PENDIDIKAN1 21.7% 78.3% 100.0%

TINGGI Count 11 25 36

% within PENDIDIKAN1 30.6% 69.4% 100.0%

Total Count 29 71 100

% within PENDIDIKAN1 29.0% 71.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value Df sided)
a
Pearson Chi-Square 3.305 2 .192

Likelihood Ratio 3.214 2 .200

Linear-by-Linear Association .467 1 .494

N of Valid Cases 100

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is 5.22.
53

(Lanjutan)

soal1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid salah 8 8.0 8.0 8.0

Mendekati benar/ragu-ragu 31 31.0 31.0 39.0

Bnar 61 61.0 61.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

soal2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid salah 16 16.0 16.0 16.0

mendekati benar/ragu-ragu 22 22.0 22.0 38.0

benar 62 62.0 62.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

soal3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid salah 8 8.0 8.0 8.0

mendekati benar/ragu-ragu 37 37.0 37.0 45.0

benar 55 55.0 55.0 100.0

Total 100 100.0 100.0


54

(Lanjutan)

soal4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0 2 2.0 2.0 2.0

salah 39 39.0 39.0 41.0

mendekati benar/ragu-ragu 25 25.0 25.0 66.0

benar 34 34.0 34.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

soal5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid salah 21 21.0 21.0 21.0

mendekati benar/ragu-ragu 33 33.0 33.0 54.0

benar 46 46.0 46.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

soal6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0 1 1.0 1.0 1.0

salah 25 25.0 25.0 26.0

mendekati benar/ragu-ragu 45 45.0 45.0 71.0

benar 29 29.0 29.0 100.0

Total 100 100.0 100.0


55

(Lanjutan)

soal7

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0 1 1.0 1.0 1.0

salah 18 18.0 18.0 19.0

mendekati benar/ragu-ragu 46 46.0 46.0 65.0

benar 35 35.0 35.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

soal8

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid salah 15 15.0 15.0 15.0

mendekati benar/ragu-ragu 25 25.0 25.0 40.0

benar 60 60.0 60.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

soal9

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid salah 17 17.0 17.0 17.0

mendekati benar/ragu-ragu 32 32.0 32.0 49.0

benar 51 51.0 51.0 100.0

Total 100 100.0 100.0


56

(Lanjutan)

soal10

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0 1 1.0 1.0 1.0

salah 65 65.0 65.0 66.0

mendekati benar/ragu-ragu 14 14.0 14.0 80.0

benar 20 20.0 20.0 100.0

Total 100 100.0 100.0


57

Lampiran No.3 Informed Consent Responden

No. formulir :

LEMBAR PERNYATAAN KESEDIAAN MENGISI KUESIONER

TINGKAT PENGETAHUAN WANITA DI KOMPLEKS TAMAN


REMPOA INDAH Rw.02 TENTANG FAKTOR RISIKO KANKER
PAYUDARA, PEMERIKSAAN DINI SERTA TANDA DAN GEJALANYA.

Bersamaan lembar pernyataan ini, kami mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan (Program Studi Pendidikan Dokter), sedang melakukan penelitian
mengenai tingkat pengetahuan wanita di kompleks taman rempoa indah Rw.02
tentang factor risiko kanker payudara , pemeriksaan dini, tanda dan gejalanya.

Untuk mendapatkan data penelitian ini, kami mengharapkan kesediaannya dalam


menjawab pertanyaan/kuisioner di bawah ini dengan sejujur-jujurnya sesuai
dengan pengetahuan dan pengalaman Anda. Semua yang tercantum akan tertulis
dalam kuesioner ini dijamin kerahasiaannya dan hanya dipergunakan untuk
kepentingan penelitian ini.

Atas kesediaan dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.

Ciputat, September 2010

( Nama Responden )
58

(Lanjutan)

IDENTITAS RESPONDEN
Nama

Umur

Alamat

Status Pernikahan

Jumlah anak

Pendidikan 1. Tidak pernah 4. Tamat SMU


sekolah
5. Tamat Perguruan Tinggi
3. Tamat SD
6. .....................................
4. Tamat SMP

Pekerjaan 1. Ibu rumah tangga 4. Bidan/petugas kesehatan

2. Karyawan 5. Wiraswasta

3. Guru/Dosen 6. .........................................

Pengahasilan 1. Di bawah Rp. 4. Rp 5-10 juta


keluarga/bulan 500.000
5. Di atas Rp 10 juta
2. Rp 1- 2 Juta
6. .......................................
3. Rp 2- 5 Juta

Pengahasilan 1. Suami
keluarga/bulan
2. Istri

3. Anggota keluaraga
lain
59

Lampiran No. 3 Lembar Kuesioner

A. Pengertian dan penyebab kanker Payudara

1. Pengertian kanker adalah..

a. Tumbuhnya sel-sel abnormal pada jaringan organ tertentu yang tidak


terkendali
b. Tumbuhnya sel-sel abnormal pada jaringan organ tertentu
c. Sel-sel abnormal akan berhenti tumbuh dengan sendirinya

2. Menurut anda, bagaimana kanker payudara ini dapat terjadi?


a. Faktor Keturunan
b. Adanya Pengaruh Hormon (zat tertentu dalam tubuh)
c. Tertular oleh penderita lain

B. Faktor-faktor yang mendukung terjadinya peningkatan resiko terkena


kanker payudara.

3. Apakah ibu sudah tahu tentang faktor-faktor yang dapat menimbulkan


kanker
payudara?
a. Ya
b. Tidak
c. Ragu-ragu

4. Pada usia berapakah kanker payudara biasa terjadi?


a. Usia > 30 Tahun
b. Usia < 20 Tahun
c. Usia Lanjut
(Lanjutan)
60

5. Apakah memiliki keluarga yang menderita/pernah menderita kanker


payudara dapat menjadi faktor yang menimbulkan kanker payudara?
a. Ya
b. Tidak
c. Ragu-ragu
6. Apakah wanita yang mendapat haid pertama pada usia muda (di bawah 10
tahun) dapat menjadi faktor yang menimbulkan kanker payudara?
a. Ya
b. Tidak
c. Ragu-ragu
7. Apakah wanita yang tidak memiliki anak/ anak pertama lahir sesudah usia
30 tahun memiliki resiko terkena kanker payudara yang lebih tinggi?
a. Ya
b. Tidak
c. Ragu-ragu
8. Golongan usia manakah yang tersering menderita kanker payudara?
a. Menengah (antara 30-50 tahun )
b. Muda (di bawah 30 tahun)
c. Tua (di atas 50 tahun)
9. Menurut anda, apakah kanker payudara dapat mempengaruhi berat badan?
a. Iya, berat badan menurun
b. Iya, berat badan meningkat
c. Tidak mempengaruhi berat badan
10. Status sosial ekonomi manakah yang lebih sering terkena penyakit kanker
payudara?
a. Sosial ekonomi menengah ke atas
b. Sosial ekonomi menengah ke bawah
c. Semua golongan

ATAS PERHATIAN DAN KERJASAMANYA KAMI UCAPKAN


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai