Anda di halaman 1dari 112

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN NORMAL PADA Ny.

T
UMUR 28 TAHUN G₃ P₁A₁ USIA KEHAMILAN 39 MINGGU
DI PMB LANGGENG SRI ASIH, S.ST PAGELARAN
PRINGSEWU

Tanggal Ujian Praktik : 26 MEI 2023

Studi Kasus

Disusun Oleh :

ALFI RAHMATULLAILY
2020205202001

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG TAHUN
AKADEMIK 2022/2023
UMUR 28 TAHUN G₃ P₁A₁ USIA KEHAMILAN 39 MINGGU
DI PMB LANGGENG SRI ASIH, S.ST PAGELARAN
PRINGSEWU

Tanggal Ujian Praktik : 26 MEI 2023

Disusun dalam rangka Ujian Akhir Program Prodi DIII Kebidanan Fakultas
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Disusun Oleh :
ALFI RAHMATULLAILY

2020205202001 PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN FAKULTAS


KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
LAMPUNG TAHUN AKADEMIK 2022/2023

ii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
UMUR 28 TAHUN G₃ P₁A₁ USIA KEHAMILAN 39 MINGGU
DI PMB LANGGENG SRI ASIH, S.ST PAGELARAN
PRINGSEWU

alfi rahmatullaily
E-mail:alfi2020205202001@student.umpri.ac.id.com
86 Hal + 6 Lampiran + 1 Tabel

ABSTRAK

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik ibu maupun pada janin.
Pertolongan persalinan yang menggunakan prinsip asuhan persalinan normal
dapat menekan Angka Kematian Ibu. Tujuan asuhan kebidanan pada ibu bersalin
adalah untuk menjaga kelangsungan hidup dan meningkatkan derajat kesehatan
ibu dan bayi. Dasar asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan
aman selama persalinan.
Studi kasus ini dilakukan untuk mengidentifikasi asuhan kebidanan secara
komprehensif dalam persalinan normal. Sampel yang diambil adalah ibu bersalin
Ny.T dan dilaksanakan di tempat PMBLanggeng Sri Asih, S.ST., metode jenis
studi kasus ini adalah deskriptif yang berbentuk studi kasus dengan pendekatan
managemen Asuhan Kebidanan sesuai dengan 7 langkah Varney dan
pendokumentasian dalam bentuk SOAP
Hasil studi kasus menunjukkan penatalaksanaan Asuhan Persalinan Normal pada
“Ny.T” terdapat masalah yaitu perineum kaku namun sudah dilakukan tindakan
episiotomy untuk mengeluarkan kepala bayi dan penjahitan hecting di bagian
perineum. Peneliti menyarankan kepada Ny.T untuk tetap tenang dalam
menghadapi persalinan dan jangan lupa berdoa serta berdzikir agar ibu merasa
tenang dan nyaman.
Kata Kunci : Persalinan, Asuhan Kebidanan, AKI
Referensi : 26 (2014-2022).

iii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
MIDWIFERY CARE FOR MOTHERS IN NORMAL DELIVERY
AT THE AGE OF 28 YEARS MRS.T G₃ P₁A₁ PREGNANT 37
WEEK IN INDEPENDENT PRACTICE OF MIDWIFE
LANGGENG SRI ASIH, S.ST. PAGELARAN PRINGSEWU

alfi rahmatullaily
E-mail:alfi2020205202001@student.umpri.ac.id.com
86 Pages + 6 Attachments + 1 Tables

ABSTRACT

Childbirth is a process of fetal withdrawal that occurs in pregnancy (37-42


weeks) of spontaneous birth with posterior head presentation that lasts for 18
hours, without complications in either the mother or the fetus. Maternity
assistance that uses the principles of normal childbirth care can lower the
Maternal Mortality Rate. The purpose of obstetric care in postpartum mothers is
to maintain survival and improve the health of mother and baby. The basis of
normal childbirth care is clean and safe care during childbirth.

This case study was conducted to identify obstetric care comprehensively in


normal labor. The sample taken was a maternity mother Mrs.T and conducted at
PMB Langgeng Sri Asih, S.ST., This type of case study method is descriptive in
the form of a case study with obstetric management approach according to 7
Varney steps and documentation. in the form of soap.

he results of the case study showed that the management of Normal Childbirth
Care for "Mrs. T" had a problem, namely the perineum was stiff but an episiotomy
was performed to remove the baby's head and hecting sutures in the perineum.
Researchers suggest to Mrs. T to remain calm in facing labor and don't forget to
pray and dhikr so that the mother feels calm and comfortable.

Keywords: Childbirth, Midwifery Care, MMR

Reference : 26 (2014-2022).

iv
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
HALAMAN PERSETUJUAN

UMUR 28 TAHUN G₃ P₁A₁ USIA KEHAMILAN 39 MINGGU


DI PMB LANGGENG SRI ASIH, S.ST PAGELARAN
PRINGSEWU

Yang Diajukan Oleh

ALFI RAHMATULLAILY
NIM:2020205202001

Telah disetujui tanggal…………….

Oleh

Pembimbing 1

Apri Sulistianingsih.M.keb
NIDN. 0209048801

Pembimbing ll

Analia Kunang, S.ST.,M.Kes

NIDN 0213038801

v
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
HALAMAN PENGESAHAN

Telah di ujikan pada tanggal 26 MEI 2023


disetujui untuk disusun sebagai studi kasus dengan judul:
UMUR 28 TAHUN G₃ P₁A₁ USIA KEHAMILAN 39 MINGGU DI PMB
LANGGENG SRI ASIH, S.ST PAGELARAN PRINGSEWU

Tanggal Ujian Praktik 26 MEI 2023

Penguji Utama : (……………………………….)


( Mufidah, S.ST.,M.KES )
NIDN. 0208128902

Penguji l (Insitusi) : (……………………………….)


( Apri Sulistianingsih. M.Keb. )
NIDN.0209048801

Penguji ll ( Insitusi ) : (……………………………….)


( Analia Kunang , S.ST.,M.KES )
NIDN.0213038802

Mengetahui

Kaprodi Dlll Kebidanan


Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu

( Wahyu Widyanti .M.Keb. )


NIDN.0213048603
Dekan Fakultas Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Pringsewu

( Elmi Nuryanti ,M.Epid.)


NIDN. 021511760

vi
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai Civitas Akademik Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung,


Saya Yang Bertanda Tangan Di bawah Ini :

Nama : Alfi Rahmatullaily


NIM : 2020205202001
Program Studi : DIII Kebidanan
Jenis Karya : Laporan Tugas Akhir

Guna pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan, menyetujui memberikan


kepada Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung tanpa menuntut ganti
rugi berupa materi atas karya ilmiah saya yang berjudul :

UMUR 28 TAHUN G₃P₁A₁ USIA KEHAMILAN 39 MINGGU DI PMB


LANGGENG SRI ASIH, S.ST PAGELARAN PRINGSEWU

Dengan pernyataan ini Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung berhak


menyimpan, mengalihmediakan dalam bentuk format yang lain mengelola dalam
bentuk pengkajian data (Database, merawat dan mempublikasikan tugas akhir
saya selama tetap mencantumkan nama sebagai penulis atau pencipta sebagai
pemilik hak atas karya saya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat : Pringsewu

Pada tanggal : Mei 2023

Yang menyatakan

(Alfi Rahmatullaily)

vii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
PERSEMBAHAN

Dengan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Studi Kasus

dengan sebagai mana mestinya. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada

junjungan kita yakni Nabi besar Muhammad SAW, dan juga kepada keluarganya,

para sahabatnya, para umatnya termasuk kita semua didalamnya, Aamiin. Pada

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan kepadaku sehingga

studi ini dapat terselesaikan.

2. Kedua orang tuaku Bapak Jaeri dan ibu Sakdiah yang begitu sayangnya

denganku, sabarnya mendengar keluh-kesahku, menasehatiku, tetap

membimbingku dengan keadaan apapun, mendukung dan terus mensuport

anaknya untuk keberhasilan dalam studi kasus ini.

3. Kakakku Sri wahyuni dan Iin fitrianti . Iwan susilo yang sangat

menyayangiku dan selalu memberi semangat serta menunggu

keberhasilanku.

4. Seluruh dosen Universitas Muhammadiyah Pringsewu yang telah memberi

ilmu dengan tulus semaksimal mungkin sampai saya dapat menyelesaikan

perkuliahan dengan baik.

5. Terimakasih kepada ketua Prodi DIII Kebidanan Wahyu Widayati,

M.Keb., yang telah memberikan semangat untuk menyelesaikan laporan

tugas akhir.

viii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
6. Terimakasih kepada dosen sekaligus penguji I Apri Sulistianingsih ,

M.Keb., yang telah memberikan semangat dan membimbing dalam

menyelesaikan laporan tugas akhir.

7. Terimakasih kepada dosen sekaligus penguji II Analia Kunang

S.ST.,M.KES., yang telah membimbing dengan sabar dalam

menyelesaikan laporan tugas akhir..

8. Terimakasih kepada dosen pembimbing akademik Sumi anggraeni M.keb.

9. Terimakasih kepada dosen Mufidah, S.ST.,M.KES penguji utama yang

telah membimbingku dan mendukung untuk terus belajar menambah ilmu.

10. Terimakasih kepada Bidan Langgeng Sri Asih , S.ST., selaku penguji

lahan yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan Ujian Akhir

Program dan penyusunan Laporan Tugas Akhir.

11. Teruntuk Diriku sendiri yang mampu menyelesaikan laporan tugas akhir

dengan penuh semangat dan dukungan dari orang-orang terdekat.

12. Untuk teman-teman seperjuangan angkatan XIII yang membuat keseharian

perkuliahan berarti dan tak lupa teman seperjuangan dalam penyelesaian

Laporan Tugas Akhir.

13. Serta seluruh pihak yang sangat mendukung untuk penyelesaian tugas

akhir ini. Almamater Universitas Muhammadiyah Pringsewu yang saya

banggakan. Sekali lagi penulis ucapkan terimakasih banyak karena

dukungan seluruh pihak di atas penulis dapat menyelesaikan tugas akhir

ini.

ix
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Alfi Rahmatullaly dilahirkan pada tanggal 18 September 2002 di Napal Kec.

Bulok Kab. Tanggamus Anak bungsu dari pasangan Bapak Jaeri dan Ibu Sakdiah.

Penulis memulai pendidikan di MI Jamiatul Falah Napal pada tahun 2008-2014.

Penulis melanjutkan pendidikan di Mts Mathlaul Anwar Napal pada tahun2014-

2017. Serta pendidikan berikutnya di SMK Yasmida Ambarawa pada tahun 2017-

2020 dan pada tahun 2020 penulis melanjutkan jenjang pendidikannya sebagai

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung Prodi DIII

Kebidanan

x
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
MOTTO

‘’Belajar adalah pintu menuju kesuksesan sementara malas adalah jalan


menuju kegagalan “

(Alfi Rahmatullaily)

xi
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Studi Kasus ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Studi kasus
yang berjudul “Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal Pada Ny.T Umur 28
Tahun G3P1A1 Usia Kehamilan 39 minggu di PMB Langgeng Sri Asih , S.ST.,
pagelaran Pringsewu”. Studi kasus ini sebagai salah satu syarat dalam
melaksanakan Ujian Akhir Program pendidikan diploma III Kebidanan di
Universitas Muhammadiyah Pringsewu. Dalam penulisan studi kasus ini penulis
ingin mengucapkan terimakasih atas bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak,
untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :

1. Drs. H. Wanawir Am, MM., M.Pd., selaku Rektor Universitas


Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
2. Elmi Nuryati M.Epid., selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
3. Wahyu Widayati, M.Keb., selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan Universitas
Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
4. Apri Sulistianingsih, M.Keb., selaku penguji I dari Institusi
5. Analia Kunang S.ST.,M.KES.., selaku penguji II dari Institusi.
6. Mufidah, S.ST.,M.KES selaku penguji utama
7. Sumi anggraeni , M.Keb., selaku Pembimbing Akademik
8. Langgeng Sri Asih , S.ST., selaku penguji lahan.
9. Ny.T selaku pasien yang telah bersedia, membantu dan memberikan izin
untuk penyelesaian studi kasus ini.
10. Seluruh dosen dan staf Universitas Muhammadiyah Pringsewu yang telah
membantu menyelesaikan studi kasus ini.
11. Teman-teman seperjuangan angkatan XIV yang telah membantu dan
mensuport satu sama lain dalam penyelesaian studi kasus ini.

xii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Dalam penulisan laporan Studi Kasus ini masih banyak kesalahan dan
kekeliruan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran maupun kritik yang
sifatnya membangun para pembaca demi kesempurnaan laporan ini

Pringsewu, Mei 2023

Penulis

xiii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...................................................................................i

HALAMAN JUDUL ......................................................................................ii

ABSTRAK ......................................................................................................iii

ABSTRACT.....................................................................................................iv

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................v

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..................vii

PERSEMBAHAN...........................................................................................viii

RIWAYAT HIDUP PENULIS......................................................................x

MOTTO ..........................................................................................................xi

KATA PENGANTAR....................................................................................xii

DAFTAR ISI...................................................................................................xiv

DAFTAR TABEL ..........................................................................................xvi

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xvii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar Belakang ............................................................................................1

B. Tujuan .........................................................................................................5

C. Manfaat .......................................................................................................5

D. Metode Penulisan ........................................................................................6

E. Sistematika laporan .....................................................................................7

BAB II TINJAUAN TEORITIS ...................................................................9

A. Persalinan Normal........................................................................................9

xiv
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
B. Manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan................................43

BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................48

A. Data Subjektif..............................................................................................48

B. Data Objektif................................................................................................51

C. Assessment...................................................................................................54

D. Planning.......................................................................................................65

BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................69

A. Profil PMB Ari Saptuti, S.ST......................................................................69

B. Pembahasan..................................................................................................69

BAB V PENUTUP..........................................................................................76

A. Kesimpulan .................................................................................................76

B. Saran.............................................................................................................77

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xv
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nomenklatur Kebidanan ..................................................................47

xvi
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Partograf

Lampiran 2 Informed Consent

Lampiran 3 Uji Etik

Lampiran 4 PSP

Lampiran 5 Buku KIA

Lampiran 6 Lembar Konsul

xvii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang

terjadi pada kehamilan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang

kepala yang berlangsung dalam 18 jam,tanpa komplikasi baik ibu maupun pada

janin. Akan tetapi potensi komplikasi yang mengancam nyawa juga akan selalu

ada , Penanganan masalah ini tidaklah mudah ,karena faktor yang melatar

belakangi adalah kematian ibu dan bayi baru lahir(Kesehatan et al., 2016)

Pertolongan persalinan yang menggunakan prinsip asuhan persalinan

normal dapat menekan angka kematian ibu .Tingginya angka kematian ibu (AkI)

dan penurunan yang lambat merupakan masalah prioritas yang belum

teratasi. ,sehingga bidan harus mengamati dengan ketat ibu dan bayinya sepanjang

persalinan (Shodiqoh & Syahrul, 2014).

Angka Kematian Ibu / (Maternal Mortality Rate) adalah Jumlahkematian

ibu akibat dari proses kehamilan, persalinan dan paska persalinan per100.000

kelahiran hidup pada masa tertentu. Angka Kematian Ibu berguna untuk

menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan

kesehatanibu kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama

untuk ibuhamil, waktu melahirkan dan masa nifas.AKI yang dihasilkan dari SDKI

dan SKRT hanya menggambarkan angkanasional, tidak dirancang untuk

mengukur angka kematian ibu menurut Provinsi lampung( karena memerlukan

1
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
sampel & biaya yang sangat besar). Angka Kematian Ibu sampai saat ini baru

diperoleh dari survey-survey terbatas. AKI selama tahun1997-2012 cenderung

meningkat kembali dimana dari 370 per 100.000 kelahiranhidup menjadi 359 per

100.000 kelahiran hidup tahun 2012.(Lampung, 2021)

Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki peran penting

dalam persalinan yaitu program perencanaan persalinan dan pencegahan

komplikasi (P4K) yaitu dengan pendataaan ibu hamil utuk mengatahui jumlah ibu

hamil dan unuk merencanakan persalinan yang aman, persiapan menghadapi

tanda bahaya dan komplikasi ke bidan bagi ibu sehingga melahirkan bayi yang

sehat dan ibu selamat dengan mengikut sertakan suami dan keluarga (Kesehatan et

al., 2016)

Persalinan dapat di pengaruhi oleh beberapa factor dan diantaranya factor

psikologis yaitu kecemasan dan kesakita saat kontraksi uterus. Nyeri fisiologis

dan kecemasan ibu saat persalinan yang tidak dapat ibu tangani dengan baik akan

mengakibatkan persalinan lama pada ibu dan asfiksia pada bayi serta berujung

terhadap kematian ibu dan bayi(Rahmi, 2018)

Nyeri yang hebat pada proses persalinan dapat membuat ibu merasa

khawatir dan cemas. Hubungan antara nyeri dan kecemasan dalam persalinan

bersifat sangat kompleks karena saling berkaitan dan mempengaruhi antara satu

dan lainnya (Noviyanti,2021). Bila nyeri persalianan ibu dapat dia atasi dengan

baik maka dapat mencegah ibu menjadi cemas dan mebuat ibu lebih koompresif

dalam menjalani persalinan (Sari et al., 2018)

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Menurut penelitian (Dwiutami, A., & Indriyani, D., 2022)Nyeri persalinan

dapat ditangani dengan menggunakan terapi komplementer bias dengan tekhnik

relaksasi dan pernapsan, effeurage dan tekanan sacrum, Transcutaneous Electrial

nerve stimulation (TENS), dan tekhnik lain seperti, massage, acupressure, aroma

terapi karena di percaya sebgai terapi komplementer untuk menurunkan intensitas

nyeri, yaitu dengan minyak esensial yang berasal dari bau harum tumbuhan untuk

mengurangi masalah kesehatan, bau yang berpengaruh pada terhadap otak yang

menenangkan pada saat persalinan(Sari et al., 2018)

Persalinan Presipitatus adalah persalinan yang berlangsung cepat kurang

dari 3 jam. Partus presipitatus akan menimbulkan berbagai komplikasi terhadap

ibu, diantaranya menimbulkan rupture uteri, laserasi yang luas pada uterus,

vagina, dan perineum menjadi kaku , serta perdarahan dari tempat implantasi

plasenta (Prawirohardjo, 2013).

Menurut penelitian Putri.m.,( 2022)menemukan bahwa kecemasan yang di

alami wanita hamil erat kaitannya dengan ketakutan menghadapi persalinan yang

jika di biarkan dapat menyebabkan komplikasi selama proses persalinan.

Kecemasan yang di alami wanita hamil menjelang persalinan di temukan

berdampak pada proses persalinan, dimana wanita cemas dapat melalui proses

persalinan yang lebih lama di bandingkan wanita yang tidak cemas. Selain itu ,

kcemasan menghadapi persalinan juga di temukan menjadi indicator kuat

terjadinya depresi pasca melahirkan(Yuliani & Aini, 2020)

Salah satu untuk mendapat pengetahuan dan keterampilan bidan yaitu

dengan pelatihan Asuhan Persalinan Normal (APN). Pada prinsipnya APN

3
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
adalah asuhan yang bersih dan aman setiap tahapan persalinan dan upaya

pencegahan komplikasi terutama perdarahan,hipotermi serta asfiksia bayi baru

lahir. Pencegahan infeksi dan standar oprasional prosedur berdasarkan APN 60

langkah juga sudah sangat efektif mencegah terjadinya infeksi (Rahmi, 2018)

Menurut teori,(Desember et al., 2009) Episiotomi adalah insisi perineum

dan vagina untuk mencegah perobekan traumatik saat melahirkan, Prinsip

tindakan episiotomi adalah pencegahan kerusakan yang lebih hebat pada jaringan

lunak akibat daya regang yang melebihi kapasitas adaptasi atau elastisitas

jaringan tersebut, Alasan yang baik untuk melakukan episiotomi selama

persalinan normal hingga kini dapat berupa : Dianjurkan untuk melakukan

episiotomi pada primigravida atau pada wanita dengan perineum yang kaku

Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam melaksanakan APN adalah

Inisiai Menyusui Dini (IMD). Selain untuk dapat mencegah kemtian bayi dan ibu

paska persalinan , IMD juga mempunyai pengaruh yang sangat nyata terhadap

keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Dengan melakukan IMD, ibu mempunyai

peluang 8 kali lebih besar untuk berhasil ASI eksklusif di bandingkan dengan ibu

yang tidak melakukan IMD(Liliana, 2019)

Memulai menyusui dalam jam pertama kehidupan bukanlah hal yang

mudah, ibu tidak bisa di harapkan melakukanya sendiri. Mereka membutuhkan

dukungan yang memadai dan panduan tentang posisi menyusui bayi mereka yang

baru lahir. Perawatan yang tepat untuk bayi baru lahir dan ibu saat saat setelah

kelahiran sangat penting untuk memastikan bahwa membutuhkan dukungan yang

memadai dan panduan tentang posisi menyusui bayi mereka yang baru

4
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
lahir.perawatan yang tepat untuk bayi baru lahir dan ibu saat-saat setelah

kelahiran sangat Penting bahwa pemberian berlanjut hingga bayi berusia 6 bulan

tanpa memberikan makanan minuman lain (ASI Ekslusif) (Ramli, 2020)

Berdasarkan data prasuvrey di PMB Langgeng Sri Asih S.ST.,di dapatkan

pada bulan Januari-Mei ada 25 pasien ibu bersalin.sehingga penulis tertarik

mengambil studi kasus “ Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin NY.T Umur 28 Tahun

G3P2A1 Hamil 39 Minggu Di PMB Langgeng Sri Asih .S ST Pagelaran

pringsewu.

B.TUJUAN PENULISAN

1.Tujuan Umum

Mampu menerapkan kemampuan asuhan kebidanan pad ibu bersalin

secara komprensif terhadap pasien dan pendokumentasian dalam bentuk SOAP.

2.Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian data dasar secara subjektif atau anamnesa

pada asuhan kebidanan ibu bersalin

b. Mampu melakukan pemeriksaan secara objektif pada asuhan kebidanan

ibu bersalin

c. Mampu melakukan penegakan diagnose kebidanan sesuai dengan hasil

pengkajian pada ibu bersalin

5
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
d. Mampu melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan secara komprensif

pada ibu bersalin

e. Mampu mendokumenstasikan asuhan kebidanan yang telah di lakukan

pada ibu bersalin.

C. Manfaat

1.Bagi penulis

Dapat menerapkan pola pikir asuhan kebidanan dengan SOAP dan

meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam menerapkan asuhan kebidanan

pada ibu bersalin secara komprensif dan sesuai standar oprasional prosedur

sehingga lebih professional dalam memberikan asuhan kebidanan

2. Bagi institusi Pendidikan

Dapat di gunakan sebagai acuan dan meningkatkan pelayanan Pendidikan

kebidana pada ibu bersalin, sehingga dalam pelayanan Pendidikan benar-benar

menghasilkan mahasiswa yang berkompeten dan professional dalam memberikan

asuan kebidanan.

3. Bagi lahan praktik

Dapat di gunakan sebagi acuan dan meningkatkan pelayanan asuhan

kebidanan pada ibu bersalin sesuai dengan standar prosedur oprasional.

D. Metode Penulisan

Metode penulisan pada laporan kasus ini menggunakan metode deskriptif

yaitu metode yang menggambarkan keadaan sebenarnya. Penulis menggambarkan

6
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
suatu proses asuhan kebidanan pada ibu bersalin dalam persalinan normal

Tekhmik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah sebagi berikut :

1. Studi kepustakaan dan dokumentasi

Dalam kasus ini penulis menggunakan metode pengumpulan data

melalui studi dokumen kepustakaan (library search) yaitu dengan melakukan

kajian terhadap berbagai sumber bacaan seperti buku-buku yang berkaitan

dengan ibu bersalin.

2. Observasi Partipatif

Obsevasi Partipatif adalah suatu tekhnik pengumpulan yang dilakukan

dengan mengadakan pengalaman dan melaksanakan asuhan kebidanan pada

klien dan bersifat objektif yaitu dengan meliat respon klien setelah dilakukan

tindakan , penulis melakukan observasi partisipasif dengan cara melihat

respon klien setelah penulis melakukan penulisan melakukan tindakan asuhan

kebidanan.

3. Wawancara

Yaitu tekhnik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab tentang

masalah- masalah yang di hadapi klien, penulis melakukan wawancara

langsung dengan klien serta keluarga.

4. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik adalah tekhnik pengumpulan dengan melakukan

pemeriksaan mulai dari inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi untuk

mendpatkan data fisik klien secara keseluruhan. Penulisan melakukan

pemeriksaan fisik secara langsung pada klien dengan persalinan normal.

7
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
E. Sistematika Laporan

Penulisan laporan yang digunakan dalam pembuatan laporan kasus ini

dibagi menjadi 5 BAB sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Meliputi latar belakang, tujuan (umum dan khusus),metode

penulisan, dan sistematika laporan.

BAB II : TINJAUAN TEORI

Meliputi konsep persalinan dan manajemen pendokumentasian

asuhan kebidanan

BAB III : TINJAUAN KASUS

Berisikan Pengkajian Subjektif, Pengkajian Objektif, Assasment,

dan Planning.

BAB IV : PEMBAHASAN

Meliputi profil PMB dan kesenjangan antara teori dan praktek.

BAB V : PENUTUP

Meliputi kesimpulan dan saran dari hasil asuhan kebidanan

asuhan bersalin

8
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Persalinan Normal

1. Definisi Persalinan

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang

terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan

presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik

pada ibu maupun pada janin (Saifuddin, 2015). Persalinan adalah proses

pengeluaran hasil konsepsi (janin, tali pusat, uri dan selaput) keluar dari rahim

setelah 20 minggu atau lebih melalui jalur pervaginam atau dengan sesar

(Kunang, A., & Puspariny, C., 2021).

Persalinan merupakan proses membuka dan menipisnya serviks dan janin

turun ke dalam jalan lahir dan kemudian berakhir dengan pengeluaran plasenta

dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau bukaan jalan lahir, dengan

bantuan atau dengan kekuatan ibu sendiri .(Wicaksana, 2016)

Berdasarkan (Ningsih, 2015) Persalinan presipitatus  terjadi akibat terjadi

akibat dilatasi atau penurunan yang sangat cepat ≥ 10 cm/jam pada multipara.

Persalinan presipitatus biasanya diakibatkan oleh kontraksi yang sangat kuat,

Persalinan berjalan dengan baik dimana persalinan  terjadi selama 3 jam 20 menit

Untuk pertolongan persalinan dilakukan sesuai dengan pertolongan persalinan

normal dan dikerjakan oleh  bidan yang kompeten . Sehingga ibu pada

persalinannya tidak mengalami komplikasi yang membahayakan ibu dan bayi.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa persalinan adalah

proses pengeluaran hasil konsepsi dari dalam uterus dengan usia kehamilan cukup

bulan (37-42 minggu) melalui jalan lahir dengan kekuatan ibu sendiri atau dengan

bantuan dan tanpa adanya komplikasi dari ibu maupun janin.(Wicaksana, 2016)

2. Sebab-sebab mulainya persalinan

a. Penurunan kadar progesteron

Hormon estrogen dapat meninggikan kerentanan otot rahim, sedangkan

hormon progesteron dapat menimbulkan relaksasi otot-otot rahim.

b. Teori oxytocin

Pada akhir usia kehamilan, kadar oxytocin bertambah sehingga

menimbulkan kontraksi otot-otot rahim.

c. Ketegangan otot-otot

Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung bila dindingnya

teregang karena isinya bertambah maka terjadi kontraksi untuk mengeluarkan

yang ada didalamnya.

d. Pengaruh janin

Hypofise dan kelenjar-kelenjar suprarenal janin memegang peranan karena

anencephalus kehamilan sering lebih lama dari biasanya.

3. Tanda -tanda persalinan

a. tanda tanda bahaya bahwa persalinan sudah dekat

1) Lightening

Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa bahwa keadaannya

menjadi lebih enteng, merasa kurang sesak, tetapi sebaliknya ia merasa


10
9
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
bahwa berjalan sedikit lebih sukar, dan sering diganggu oleh perasaan nyeri

pada anggota bawah.

2) Pollakisuria

Keadaan kandung kemih yang tertekan merangsang ibu untuk sering buang

air kecil, karena fundus uteri lebih rendah daripada kedudukannya dan

kepala janin sudah mulai masuk ke dalam pintu atas panggul.

3) False labor

Pada 3 atau 4 minggu sebelum persalinan, ibu diganggu oleh his

pendahuluan yang sebelumnya hanya merupakan peningkatan dari braxton

Hicks. His ini bersifat nyeri, tidak teratur, dan tidak berpengaruh pada

pendataran atau pembukaan serviks.

4) Terjadinya perubahan serviks (pembukaan dan penipisan)

5) Energi spurt

Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi kira-kira 24-28 jam

sebelum persalinan dimulai. Peningkatan energi ini ibu tampak dari aktivitas

yang dilakukannya sehari-hari.

6) Gastrointestinal upsets

Beberapa ibu mengalami tanda-tanda seperti diare, obstipasi, mual dan

muntah karena efek penurunan hormon terhadap system pencernaan (

Fitriana, Y., & Widy, 2018).

4. Tanda-Tanda Awal Persalinan

11
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
1) Timbulnya His Persalinan

Seperti nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian depan,

makin lama makin pendek intervalnya dan makin kuat intensitasnya,

mempunyai pengaruh pada pendaftaran atau pembukaan serviks.

2) Bloody Show

Merupakan lendir disertai darah dari jalan lahir dengan pendataran dan

pembukaan, lendir dari canalis cervicalis keluar disertai dengan sedikit

darah.

3) Premature Rupture of membrane

Keluarnya cairan banyak dengan sekonyong-konyong dari jalan lahir. Hal

ini terjadi akibat ketuban pecah atau selaput janin robek.

5.Tahapan persalinan

Dalam proses persalinan ada beberapa tahapan yang harus dilalui oleh ibu,

tahapan tersebut dikenal dengan 4 kala, yaitu :

a. Kala I (Pembukaan) Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus

atau dikenal dengan “his” yang teratur dan meningkat (baik frekuensi

maupunkekuatannya) hingga serviks berdilatasi hingga 10 cm (pembukaan

lengkap) atau kala pembukaan berlangsung dari mulai adanya pembukaan sampai

pembukaan lengkap. Kala I persalinan dibagi menjadi dua fase, yaitu fase laten

dan fase aktif.

1) Fase laten pada kala I persalinan

a) Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan

serviks secara bertahap.

12
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
b) Dimulai dari adanya pembukaan sampai pembukaan serviks mencapai 3 cm

atau serviks membuka kurang dari 4 cm.

c) Pada umumnya, fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.

2) Fase aktif pada kala I persalinan

a) Frekuensi dan lama kontraksi uterus meningkat secara bertahap (kontraksi

dianggap adekuat/memadai jika terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu 10

menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih).

b) Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan

terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm perjam.

c) Terjadi penurunan bagian terbawah janin

d) Pada umumnya, fase aktif berlangsung hampir 6 jam

e) Fase aktif di bagi lagi menjadi 3 fase, yaitu:

1) Fase akselerasi, pembukaan tiga keempat dalam waktu dua jam

2) Fase kemajuan maksimal atau dilatasi maksimal, pembukaan berlangsung

sangat cepat yaitu dari pembukaan 4 ke 9 dalam waktu dua jam.

3) Fase deselerasi, pembukaan 9 ke 10 dalam waktu dua jam

f) Fase-fase tersebut terjadi pada primigravida. Pada multigravida juga demikian,

namun fase laten aktif dan fase deselerasi terjadi lebih pendek.

g) Dengan perhitungan tersebut maka pembukaan lengkap dapat diperkirakan

dan di pantau dengan menggunakan lembar partograf.

b. Kala II (pengeluaran bayi) Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan

serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi.

13
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Tanda dan gejala kala II :

1) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi

2) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum atau vagina

3) Perineum menonjol

4) Vulva – vagina dan spingter ani membuka

Kala II berlangsung hingga dua jam pada primipara dan satu jam pada multipara.

Pada kala II, penurunan pada bagian terendah janin hingga masuk ke ruang

panggul sehingga menekan otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris

menimbulkan rasa ingin meneran karena adanya penekanan pada rektum

sehingga ibu merasa ingin buang air besar ditandai dengan anus membuka.

c. Kala III (Pelepasan Uri) Kala III persalinan disebut juga dengan kala

pengeluaran plasenta. Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan

berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Dengan lahirnya bayi,

sudah mulai pelepasan plasenta pada lapisan nitabuch, karena sifat retraksi otot

rahim. Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan memperhatikan

tanda-tanda di bawah ini :

1) Perubahan bentuk uterus dan tinggi fundus uterus

a) Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai berkontraksi, uterus

berbentuk bulat penuh dan tinggi fundus uteri di bawah pusat.

b) Setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong ke bawah, uterus berubah

menjadi seperti buah pir dan tinggi fundus uteri

2) Tali pusat bertambah panjang

14
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
3) Terjadi semburan darah secara tiba-tiba perdarahan (bila pelepasan plasenta

secara duncan atau dari pinggir).

d. Kala IV (pemantauan)

Kala IV dimulai dari setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu.

Pada kala ini sering terjadi perdarahan postpartum, yaitu pada dua jam pertama

postpartum. Oleh karena itu harus dilakukan pemantauan, yaitu pemantauan

kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam. Pemantauan pada kala IV

dapat dilakukan.

1) Setiap 15 menit pada satu jam pertama pasca persalinan

2) Setiap 30 menit pada jam kedua pasca persalinan

3) Jika uterus tidak terkontraksi dengan baik lakukan penatalaksanaan atonia

uteri yang sesuai. Pemantauan lanjut kala IV yang harus diperhatikan dalam

pemantauan

kala IV adalah :

1) Vital sign : tekanan darah, suhu, nadi dan pernapasan tinggi fundus uteri.

Kontraksi tidak baik maka uterus teraba lembek, TFU normal sejajar dengan

pusat atau bawah pusat, uterus lembek (lakukan massase uterus, bila perlu

berisikan injeksi oksitosin dan methergin).

2) Perdarahan. Jika lebih dari normal identifikasi penyebab (dari jalan lahir,

kontraksi atau kandung kemih).

3) Kandung kemih. Bila kandung kemih penuh, uterus berkontraksi tidak baik

(Indrayani, 2016)

15
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
6. Faktor factor yang mempengaruhi persalinan

Menurut peneliti (Sumarah, 2009)Dalam bukunya mengatakan proses

persalinan terhadap lama kala II sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor

diantaranya faktor passanger, passage, power, position, psychology respons dan

penolong persalinan, penolong persalinan ini dapat membantu agar ibu tetap

tenang dan rileks, maka penolong dianjurkan memfasilitasi ibu dalam memilih

sendiri posisi meneran yang nyaman dan efektif .

Terdapat lima faktor esensial yang mempengaruhi proses persalinan dan

kelahiran. Faktor-faktor tersebut dikenal dengan lima P:

Passanger (Penumpang, yaitu janin dan plasenta), Passage (Jalan Lahir), Powers

(Kekuatan), Position (Posisi ibu), dan Psychologic respons (Respon Psikologis)

a. Passanger (Penumpang)

Passenger terdiri dari janin dan plasenta. Janin merupakan passenger

utama,dan bagian janin yang paling penting adalah kepala, karena kepala janin

mempunyai ukuran yang paling besar, 90% bayi dilahirkan dengan letak kepala

1) Kepala janin dan ukuran-ukurannya

Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin.

Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan.

2) Plasenta

Plasenta juga melalui jalan lahir, ia juga dianggap sebagai penumpang

atau passanger yang menyertai janin namun plasenta jarang menghambat

pada persalinan normal.

3) Air ketuban

16
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Amnion pada kehamilan aterm merupakan suatu membran yang kuat

dan ulet tetapi lentur. Amnion adalah membran janin paling dalam dan

berdampingan dengan cairan amnion. Amnion adalah jaringan yang

menentukan hampir semua kekuatan regang membran janin dengan

demikian pembentukan komponen amnion yang mencegah ruptura atau

robekan sangatlah penting bagi keberhasilan kehamilan.

b. Passage (Jalan lahir)

Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga

panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta

dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus

normal.

1) Passage

a) Bagian keras tulang-tulang panggul (Rangka panggul)

b) Bagian lunak (otot-otot, jaringan dan ligament-ligament pintu panggul)

2) Sumbu panggul

Sumbu panggul adalah garis yang menghubungkan titik-titik tengah

ruang panggul yang melengkung ke depan (sumbu carus).

3) Bidang-bidang Hodge

a) Bidang hodge I : jarak antara promontorium dan pinggir atas simpisis,

sejajar dengan PAP atau bidang yang terbentuk dari promontorium,

lineainominata kiri, simpisi pubis, linea inominata kanan kembali ke

promontorium.

17
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
b) Bidang hodge II : bidang yang sejajar dengan PAP, melewati pinggir (tepi)

bawah simpisis.

c) Bidang hodge III : bidang yang sejajar dengan PAP, melewati spina

ischiadika.

d) Bidang hodge IV : bidang yang sejajar dengan PAP, melewati ujung tulang

coccyangeus.

c. Power (Kekuatan)

Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his, kontraksi

otot-otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari ligamen. Kekuatan primer

yang diperlukan dalam persalinan adalah his yaitu kontraksi otot-otot rahim,

sedangkan sebagai kekuatan sekundernya adalah tenaga meneran ibu.

Kekuatan yang mendorong janin keluar (power) terdiri dari :

1) His (kontraksi otot rahim)

His adalah kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim bekerja dengan

baik dan sempurna. Pada saat kontraksi rahim menguncup sehingga menjadi

tebal dan lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil mendorong janin dan

kantong amnion ke arah bawah rahim dan serviks.

2) Kontraksi otot-otot dinding perut

3) Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan

4) Ketegangan dan ligmentous action terutama ligamentun rotundum.

d. Position (Posisi Ibu)

18
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan.

Mengubah posisi membuat rasa letih hilang, memberi rasa nyaman, dan

memperbaiki sirkulasi. Posisi yang baik dalam persalinan yaitu posisi tegak

yang meliputi posisi berdiri, berjalan, duduk, dan jongkok. Posisi tegak dapat

memberikan sejumlah keuntungan, hal itu dikarenakan posisi tegak

memungkinkan gaya gravitasi membantu penurunan janin, dapat mengurangi

insiden penekanan tali pusat, mengurangi tekanan pada pembuluh darah ibu

dan mencegah kompresi pembuluh darah serta posisi tegak dapat membuat

kerja otot-otot abdomen lebih sinkron (saling menguatkan) dengan rahim saat

ibu mengedan.

posisi yang dianjurkan pada proses persalinan yaitu :

1) Posisi setengah duduk atau duduk

Keuntungan : posisi setengah duduk membuat ibu merasa nyaman karena

membantu ibu untuk beristirahat diantara kontraksi, alur jalan lahir yang perlu

ditempuh untuk bisa keluar lebih pendek, suplai oksigen dari ibu ke janin

berlangsung secara optimal. Kekurangan : posisi ini bisa menyebabkan keluhan

pegal di punggung dan kelelahan.

2) Lateral (miring)

Keuntungan : peredaran ibu berlangsung lancar pengiriman oksigen dalam

darah ibu ke janin melalui plasenta tidak terganggu, karena tidak terlalu

menekan proses pembukaan berlangsung perlahan-lahan sehingga persalinan

relative lebih nyaman dan dapat mencegah terjadinya laserasi.

19
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Kekurangan : posisi ini membuat dokter atau bidan sedikit kesulitan dipegang

atau diarahkan, bila harus melakukan episiotomy posisinya lebih sulit.

3) Berdiri atau jongkok

Keuntungan : posisi ini menguntungkan karena pengaruh gravitasi

tubuh, ibu tidak harus susah-susah mengejan, bayi akan keluar lewat jalan lahir

dengan sendirinya.

Kerugian : bila tidak disiapkan dengan baik, maka posisi ini sangat berpeluang

membuat kepala bayi cidera sebab bayi bisa meluncur dengan cepat.

4) Merangkak

Keuntungan : ibu merasa lebih nyaman dan efektif untuk meneran,

mempermudah janin dalam melakukan rotasi, membantu ibu mengurangi nyeri

punggung, dan peregangan pada perineum berkurang.

5) Menungging

Keuntungan : mendorong kepala bayi keluar dari panggul selama

kontraksi, kadang-kadang dianjurkan pada persalinan dini jika kontraksi sering

terjadi dan untuk mengurangi nyeri pinggang, serta mengurangi tekanan pada

leher rahim yang bengkak.

6) Berjalan-jalan

Posisi ini hanya dapat dilakukan bila ketuban belum pecah dan bila ibunya

masih mampu melakukannya. Keuntungan : menyebabkan terjadinya

perubahan sendi panggul, dapat mempercepat turunnya kepala janin. Menurut

penelitian posisi setengah duduk mempunyai kelebihan yaitu alur jalan lahir

20
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
yang perlu ditempuh untuk bisa keluar lebih pendek dan gayagravitasi bumi

untuk menurunkan janin ke rongga panggul. Sedangkan posisi miring kiri

mempunyai keuntungan memberikan rasa nyaman dan santai pada ibu untuk

mengeluarkan bayinya. Posisi miring membuat ibu lebih nyaman dan efektif

untuk meneran dan membantu perbaikan oksiput yang melintang untuk

berputar menjadi posisi oksiput anterior dan memudahkan ibu

beristirahat diantara kontraksi jika ia mengalami kelelahan dan juga

mengurangi resiko terjadinya laserasi perineum

e. Psychologic respons (psikologis)

Psikologis adalah kondisi psikis klien dimana tersedianya dorongan

positif, persiapan persalinan, pengalaman lalu, dan strategi adaptasi/coping.

Perubahan psikologis pada ibu bersalin terjadi karena adanya perubahan

fisiologi dan hal tersebut memerlukan bimbingan dari keluarga dan penolong

persalinan agar dapat menerima keadaan yang terjadi selama persalinan dan

dapat memahaminya sehingga ia dapat beradaptasi terhadap perubahan yang

terjadi pada dirinya

7.kebutuhan dasar ibu bersalin

Menurut (Ii & Pustaka, 2002)Kebutuhan dasar ibu bersalin yaitu :

a. Dukungan emosional

Dukungan dari suami, orang tua dan kerabat yang disukai ibu sangat

diperlukan dalam mengurangi rasa tegang dan membantu kelancaran proses

21
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
persalinan dan kelahiran bayi. Dukungan yang berkesinambungan bagi ibu

bersalin, antara lain:

1) Berkurangnya kebutuhan analgesia farmakologis dan lebih sedikit epidural 2)

Berkurangnya kelahiran instrumental

3) Pembedahan caesar untuk membantu kelahiran menjadi berkurang

4) skor apgar <7 lebih sedikit

5) berkurangnya trauma perinatal.

b. Kebutuhan makanan dan cairan

Pemberian makanan pada ibu yang kemungkinan sewaktu-waktu

memerlukan tindakan anastesi tidak disetujui, karena makanan yang tertinggal di

lambung akan menyebabkan aspirasi pneumonia. Untuk memenuhi energi dalam

proses persalinan ibu dianjurkan untuk sesering mungkin minum dan makanan

ringan. Untuk mencegah dehidrasi, ibu dapat diberikan banyak minum selama

persalinan.

c. Kebutuhan eliminasi

Kandung kemih harus dikosongkan setiap 2 jam selama proses persalinan.

Bila ibu tidak dapat berkemih sendiri maka dilakukan katerisasi, oleh karena itu

kandung kemih yang penuh akan menghambat penurunan bagian terbawah janin,

selain itu juga meningkatkan rasa tidak nyaman yang tidak dikenali ibu karena

bersama munculnya kontraksi uterus.

d. Kebutuhan personal hygiene

Kebutuhan hygiene (kebersihan) ibu bersalin perlu diperhatikan bidan

dalam memberikan asuhan pada ibu bersalin, karena personal hygiene yang baik

22
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
dapat membuat ibu merasa aman dan relax, mengurangi kelelahan, mencegah

infeksi, mencegah gangguan sirkulasi darah, mempertahankan integritas pada

jaringan dan memelihara kesejahteraan fisik dan psikis.

e. Mengatur posisi

Pada kala I kontraksi uterus akan dirasakan semakin sering dan kuat

sehingga ibu hamil dapat dibiarkan di tempat tidur dengan posisi sesuai

keinginan ibu agar merasa nyaman.

f. Istirahat

Ibu yang hendak bersalin membutuhkan energi yang cukup untuk

mengejan. Tidak hanya kebutuhan nutrisi, istirahat yang cukup juga menjadi

modal agar proses persalinan dapat berjalan dengan lancar. Oleh karena itu ibu

hamil yang mengalami gangguan tidur selama kehamilan dianjurkan untuk

mendapatkan pantauan khusus.

g. Pengurangan rasa nyeri

Nyeri persalinan merupakan respon stimulasi persarafan yang disebabkan

oleh adanya kontraksi uterus dan kerusakan jaringan selama persalinan serta

kelahiran melalui vagina.

C.Asuhan Persalinan

1. Lima Benang Merah Asuhan Persalinan

Lima aspek dasar lima benang merah yang penting dan saling terkait dalam

asuhan persalinan menurut (JNPK-KR, 2017).

a. Membuat keputusan klinik

23
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Merupakan proses yang menentukan untuk menyelesaikan masalah dan

menentukan asuhan yang diperlukan oleh pasien. Keputusan harus akurat,

komprehensif dan aman, baik bagi pasien dan keluarganya maupun petugas

yang memberikan pertolongan.

b. Asuhan sayang ibu dan sayang bayi

Asuhan sayang ibu adalah asuhan yang menghargai budaya, kepercayaan

dan keinginan sang ibu. Beberapa prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah

dengan mengikutsertakan sumi dan keluarga selama proses persalinan dan

kelahiran bayi. Asuhan sayang ibu dalam proses persalinan :

1. Memanggil ibu sesuai namanya, menghargai dan memperlakukannya sesuai

martabatnya.

2) Menjelaskan asuhan dan perawatan yang akan diberikan pada ibu sebelum

memulai asuhan tersebut.

3) Menjelaskan proses persalinan kepada ibu dan keluarganya.

4) Menganjurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut atau

khawatir.

5) Mendengarkan dan menanggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu.

6) Memberikan dukungan, membesarkan hatinya dan menentramkan perasaan

ibu beserta anggota keluarga yang lain.

7) Menganjurkan ibu untuk ditemani suaminya atau anggota keluarga yang

lain selama persalinan dan kelahiran bayinya.

24
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
8) Mengajarkan suami dan anggota keluarga mengenai cara dan

memperhatikan dan mendukung ibu selama persalinan dan kelahiran

bayinya

9) Melakukan pencegahan infeksi yang baik secara konsisten.

10) Menghargai privasi ibu.

11) Menganjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama persalinan dan

kelahiran bayi.

12) Menganjurkan ibu untuk minum cairan dan makan-makanan ringan bila ibu

menginginkannya.

13) Menghindari tindakan berlebihan dan mungkin membahayakan

14) Menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya sesegara mungkin

15) Membantu memulai memberikan ASI dalam 1 jam pertama

setelahkelahiran bayi.

16) Menyiapkan rencana rujukan (bila perlu)

17) Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik-bahan-bahan,

perlengkapan dan obat-obatan yang diperlukan. Siap melakukan resusitasi

bayi baru lahir pada setiap kelahiran bayi.

c. Pencegahan infeksi

Tindakan pencegahan infeksi (PI) tidak terpisah dari komponen-komponen

lain dalam asuhan selama persalinan dan kelahiran bayi. Tindakan ini harus

diterapkan dalam aspek asuhan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga,

penolong persalinan dan tenaga kesehatan lainnya dengan mengurangi infeksi

karena bakteri, virus dan jamur.

25
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
d. Pencatatan/pendokumentasian

Pencatatan adalah bagian penting dari proses pembuatan keputusan klinik

karena memungkinkan penolong persalinan untuk terus memperhatikan asuhan

yang diberikan selama proses persalinan dan kelahiran bayi.

e. Rujukan

Rujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu ke fasilitas rujukan atau

fasilitas yang memiliki sarana yang lebih lengkap, agar mampu menyelamatkan

jiwa para ibu dan bayi baru lahir. Hal-hal yang penting dalam mempersiapkan

rujukan untuk ibu

(BAKSOKUDA)

1) Bidan

2) Alat

3) Keluarga

4) Surat

5) Obat

6) Kendaraan

7) Uang

8) Darah

2. Mekanisme Persalianan Normal

Mekanisme persalinan normal terbagi dalam beberapa gerakan kepala

janin di dasar panggul yang diikuti dengan lahirnya seluruh anggota badan bayi.

a. Penurunan kepala

26
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Terjadi selama proses karena daya dorong dari kontraksi uterus yang efektif,

posisi, serta kekuatan meneran dari ibu.

b. Penguncian (engagement)

Tahap penurunan pada waktu diameter biparietal dari kepala janin telah

melalui lubang masuk panggul ibu.

c. Fleksi

Pada saat kepala bertemu dengan dasar panggul, tahanannya akan

meningkatkan fleksi menjadi bertambah besar yang sangat diperlukan agar saat

sampai dasar panggul kepala janin sudah dalam keadaan fleksi maksimal.

d. Putaran paksi dalam

Kepala akan berputar dari arah diameter kanan, miring ke arah diameter

PAP dari panggul tepi bahu tetap miring ke kiri, dengan demikian hubungan

normal antara as panjang kepala janin dengan as panjang dari bahu akan berubah

dan leher akan berputar 45 derajat. Hubungan antara kepala dan panggul akan

terus berlanjut selama kepala janin masih di dalam panggul.

e. Ekstensi

Cara kelahiran ini untuk melahirkan kepala dengan posisi oksiput

posterior. Proses ini terjadi karena gaya tahanan dari dasar panggul, dimana gaya

tersebut membentuk lengkungan carus, yang mengarahkan kepala ke atas

menuju lorong vulva. Bagian leher belakang di bawah oksiput akan bergeser ke

bawah simpisis pubis dan bekerja sebagai titik poros (hipomoklin). Uterus yang

berkontraksi kemudian memberikan tekanan tambahan di kepala yang

menyebabkan ekstensi lebih lanjut saat lubang vulva vagina membuka lebar.
27
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
f. Restitusi

Restitusi adalah perputaran kepala sebesar 45 derajat baik ke kanan atau ke

kiri bergantung kepada arah dimana ia mengikuti perputaran menuju posisi

oksiput anterior.

g. Putaran paksi luar

Putaran ini terjadi bersama dengan putaran internal dari bahu. Pada saat

kepala janin mencapai dasar panggul, bahu akan mengalami perputaran dalam

arah yang sama dengan kepala janin agar terletak dalam diameter yang besar

dari rongga panggul. Bahu anterior akan terlihat pada lubang vagina vulva,

dimana ia akan bergeser di bawah simpisis pubis.

h. Ekspulsi

Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah simpisis dan

menjadi hypomoclion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan

menyusul dan selanjutnya seluruh badan bayi lahir searah dengan paksi jalan

lahir mengikuti lengkung carvus (kurva dan jalan lahir)

3. Pelaksanaan asuhan persalinan

60 Langkah Persalinan

a. Melihat Tanda Dan Gejala Kala II

1) Mengamati tanda dan gejala persalinan kala II

a) Ibu mempunyai keinginan untung meneran

b) Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum atau vaginanya.

28
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
c) Perineum menonjol

d) Vulva vagina dan sfingter ani membuka

b. Menyiapkan Persalinan

2) Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial siap digunakan.

Mematahkan ampul oksitosin 10 IU dan menempatkan tabung suntik steril

sekali pakai di dalam partus set.

3) Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.

4) Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku, mencuci kedua

tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan

dengan handuk satu kali pakai.

5) Memakai satu sarung tangan DTT atau steril untuk semua pemeriksaan dalam.

6) Mengisap oksitosin 10 IU ke dalam tabung suntik (dengan memakai sarung

tangan DTT atau steril) dan meletakkan kembali di partus set atau wadah DTT

tanpa mengkontaminasi tabung suntik).

c. Memastikan Pembukaan Lengkap Dengan Janin Baik

7) Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan

ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi air

DTT. Jika mulut vagina, perineum atau anus terkontaminasi dengan kotoran

ibu, membersihkannya dengan seksama dengan cara menyeka dari depan ke

belakang. Membuang kapas atau kasa yang terkontaminasi dalam wadah yang

benar. Mengganti sarung tangan (meletakkan kedua sarung tangan tersebut

dengan benar didalam larutan dekontaminasi)

29
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
8) Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk

memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap. Bila selaput ketuban

belum pecah, sedangkan pembukaan sudah lengkap maka lakukan amniotom.

9) Mendokumentasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih

memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% dan kemudian

melepaskannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya di dalam larutan

klorin 0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan (seperti di atas)

10) Memeriksa DJJ setelah kontraksi berakhir untuk memastikan bahwa DJJ

dalam batas normal (120-160 kali/menit).

a) Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.

b) Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam DJJ dan semua hasil-hasil

penilaian serta asuhan lainnya pada partograf.

d. Menyiapkan Ibu dan Keluarga Untuk Membantu Proses Pimpinan Meneran.

11) Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.

Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai keinginannya.

a) Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran. Melanjutkan

pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta janin sesuai dengan pedoman

persalinan aktif dan mendokumentasikan temuan-temuan.

b) Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dapat mendukung

dan memberi semangat kepada ibu saat ibu mulai meneran.

30
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
12) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran.

(Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia

merasa nyaman).

13) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk

meneran :

a) Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinginan untuk meneran

b) Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran.

c) Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (tidak

meminta ibu berbaring terlentang).

d) Menganjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi.

e) Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu.

f) Menganjurkan asupan cairan per oral.

g) Menilai DJJ setiap lima menit.

h) Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera dalam

waktu 120 menit (2 jam) meneran ibu untuk primipara atau 60/menit (1 jam)

untuk ibu multipara, merujuk segera. Jika ibu tidak mempunyai keinginan

untuk meneran.

i) Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang

aman. Jika ibu belum ingin meneran pada puncak kontraksi-kontraksi tersebut

dan beristirahat diantara kontraksi.

j) Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera setelah 60

menit meneran, merujuk ibu dengan segera. 14) Anjurkan ibu untuk berjalan,

31
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum ada dorongan

untuk meneran dalam 60 menit.

e. Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi

15) Letakkan handuk bersih (untuk menjaga kehangatan bayi) di perut bawah ibu,

jika kepala bayi membuka 5-6 cm.

16) Letakkan kain yang bersih 1/3 bagian, di bawah bokong ibu.

17) Membuka partus set.

18) Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan

f. Menolong Kelahiran Bayi Lahirnya Kepala

19) Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum

dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan yang lain di kepala

bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala

bayi, membiarkan kepala bayi keluar perlahan-lahan. menganjurkan ibu untuk

meneran perlahan lahan atau bernapas cepat saat kepala lahir.

20) Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu

terjadi, dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi :

a) Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat bagian atas

kepala bayi.

b) Jika tali pusat melihat leher bayi dengan erat, mengklemnya di dua tempat dan

memotongnya.

21) Tunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan lahir

bahu

32
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di

masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat

kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan ke arah

keluar hingga bahu anterior muncul di bawah arkus pubis dan kemudian

dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu

posterior. Lahir badan dan tungkai

23) Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang

berada di bagian bawah ke arah perineum tangan, membiarkan bahu dan lengan

posterior lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan

bayi saat melewati perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk menyangga

tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan tangan anterior (bagian atas) untuk

mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir.

24) Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas

(anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat

panggung dari kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dengan hati-hati

membantu kelahiran kaki.

g. Penanganan Bayi Baru Lahir

25) Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakkan bayi atas perut ibu dengan

posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu

pendek, meletakkan bayi di tempat yang memungkinkan).

26) Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali

bagian pusat.

33
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
27) Periksa kembali perut ibu untuk memastikan tidak ada bayi lain dalam uterus

(hamil tunggal)

28) Memberitahu ibu untuk dilakukan suntik oksitosin

29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, memberikan suntikan oksitosin 10 IU

secara IM di 1/3 paha kanan atas ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya

terlebih dahulu.

30) Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.

Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan memasang

klem kedua 2 cm dari klem pertama (ke arah ibu)

31) Pemotongan dan pengikatan tali pusat.

32) Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit bayi. Selimut bayi

dengan kain atau selimut yang bersih dan kering, menutupi bagian kepala.

h. Manajemen Aktif Kala III Persalinan (MAK III)

33) Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.

34) Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di atas tulang

pubis, dan menggunakan tangan kiri untuk melakukan palpasi kontraksi dan

menstabilkan uterus. Tangan lain menegangkan tali pusat.

35) Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan peregangan ke arah

bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah

pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas dan

belakang (dorso kranial) dengan hati-hati untuk membantu mencegah

terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik,

menghentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi berikut

34
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
mulai. Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seseorang anggota

keluarga untuk melakukan rangsangan puting susu. Mengeluarkan plasenta.

36) Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali

pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti kurve jalan lahir

sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus.

a. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hinggaberjarak sekitar 5-10

cm dari vulva.

b. Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama 15

menit :

1) Mengulang pemberian oksitosin 10 IU secara IM

2) Menilai kandung kemih dan melakukan kateterisasi kandung kemih dengan

menggunakan teknik aseptik jika perlu.

3) Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan. Mengulangi penegangan tali

pusat selama 15 menit berikutnya. Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam

waktu 30 menit sejak kelahiran bayi.

37) Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta

dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan

dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan

lembut perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut.

a. Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan DTT atau steril dan

memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama. Menggunakan jari-jari

tangan atau klem atau forceps DTT. Rangsangan taktil (massase) uterus

35
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
38) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan massae uterus,

meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan massase dengan gerakan

melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).

i. Menilai Perdarahan

39) Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan

selaput ketuban untuk memastikan bahwa selaput ketuban lengkap dan utuh.

Meletakkan plasenta di dalam kantung plastik atau tempat khusus.

j. Melakukan Prosedur Pasca Persalinan

40) Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit

laserasi yang mengalami perdarahan aktif.

41) Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik.

42) Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin

0,5% bersihkan noda darah dan cairan tubuh,lepaskan secara terbalik dan

rendam sarung tangan dalam klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci tangan dengan

sabun dan air bersih mengalir, keringkan tangan dengan tissue bersih dan

kering.

Evaluasi

43) Pastikan kandung kemih kosong

44) Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan massase uterus dan

memeriksa kontraksi uterus.

45) Mengevaluasi kehilangan darah.

46) Memeriksa nadi dan pastikan keadaan umum baik.

36
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
47) Periksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi bernapas dengan

baik (40-60 kali/menit). Kebersihan dan keamanan

48) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam klorin 0,5% untuk

dekontaminasi (10 menit). Cuci bilas peralatan setelah didekontaminasikan.

49) Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tepat sampah yang

sesuai.

50) Memberikan ibu dengan menggunakan air DTT. Membersihkan cairan

ketuban, lendir dan darah.

51) Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI.

Menganjurkan keluarga untuk memberikan minuman dan makanan yang

diinginkan.

52) Mendekontaminasikan tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%.

53) Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% membalikkan

bagian dalam keluar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10

menit.

54) Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.

55) Pakai sarung tangan bersih untuk melakukan pemeriksaan fisik bayi.

56) Dalam satu jam pertama berikan salep mata, vit K1 1mg intramuskular paha

kiri bayi setelah satu jam kontak kulit dengan ibu.

57) Berikan imunisasi Hepatitis B (Setelah satu jam pemberian vit K1)

58) Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam didalam larutan

klottim 0,5% selama 10 menit.

37
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
59) Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir. Dokumentasi

60) Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda vital dan

asuhan kala IV persalinan (Modul Midwifery Update, 2016).

4. Robekan Perinium

a. Definisi

Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan

tidak menutup kemungkinan terjadi pada persalinan berikutnya. Robekan

perineum umumnya terjadi di garis tangan dan bisa menjaadi luas apabila kepala

janin lahir terlalu cepat(Rahmi, 2018)

b. Luka perineum dibagi menjadi 4 derajat yaitu :

1) Derajat I : robekan hanya pada selaput lendir vagina dengan atau tanpa

mengenai kulit perineum

2) Derajat II : robekan mengenai selaput lendir vagina dan otot perinea

transversalis, tetapi tidak mengenai spingter ani.

3) Derajat III : robekan mengenai seluruh perineum dan otot spingter ani

4) Derajat IV : robekan sampai mukosa rectum

c. Penatalaksanaan

Robekan perineum yang melebihi derajat satu harus dijahit. Pada robekan

perineum derajat dua, setelah dianastesi lokal otot-otot diafragma urogenetalis

dihubungkan di garis tangan dengan jahitan dan median luka pada vagina dan

kulit perineum ditutup dengan mengikutsertakan jaringan-jaringan di bawahnya.

Menjahit robekan derajat tiga harus dilakukan dengan teliti dimulai dari dinding
38
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
depan rectum yang robek dijahit, kemudian vasia prarektal ditutup dan muskulus

sfingter ani eksternus yang robek dijahit. Selanjutnya dilakukan penutupan

perineum derajat dua

5. Episiotomi

Menurut teori,(Desember et al., 2009) Episiotomi adalah insisi perineum

dan vagina untuk mencegah perobekan traumatik saat melahirkan, Prinsip

tindakan episiotomi adalah pencegahan kerusakan yang lebih hebat pada

jaringan lunak akibat daya regang yang melebihi kapasitas adaptasi atau

elastisitas jaringan tersebut, Alasan yang baik untuk melakukan episiotomi

selama persalinan normal hingga kini dapat berupa : Dianjurkan untuk

melakukan episiotomi pada primigravida atau pada wanita dengan

perineum yang kaku

6. Patograf

Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan persalinan, asuhan,

pengenalan penyulit dan informasi untuk membuat keputusan klinik. Tujuan

utama dalam penggunaan partograf adalah untuk :

a. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan

serviks melalui pemeriksaan dalam.

b. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan demikian

dapat melakukan deteksi secara dini setiap kemungkinan terjadinya partus lama

39
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
(Shofa, 2015). Jika partograf digunakan secara tepat dan konsisten, maka

partograf akan membantu penolong persalinan untuk :

a. Mencatat kemajuan persalinan

b. Mencatat kondisi ibu dan janinnya

c. Mencatat asuhan selama persalinan dan kelahiran

d. Menggunakan informasi yang tercatat

e. Untuk secara dini mengidentifikasi adanya penyulit

f. Menggunakan informasi yang ada untuk membuat keputusan klinik yang sesuai

dan tepat waktu.

Halaman depan partograf, mencantumkan bahwa observasi dimulai pada fase aktif

persalinan dan menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat hasil-hasil

pemeriksaan selama fase aktif persalinan termasuk :

a. Informasi tentang ibu :

1) Nama dan umur

2) Gravida, para, abortus

3) Nomor catatan medis/nomor Puskesmas

4) Tanggal dan waktu mulai di rawat

5) Waktu pecahnya selaput ketuban

b. Kondisi janin :

1) Denyut jantung janin

2) Warna dan adanya air ketuban

3) Penyusupan (molase) kepala janin.

c. Kemajuan persalinan :

40
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
1) Pembukaan serviks,

2) Penurunan bagian terbawah janin atau presentasi janin,

3) Garis waspada dan garis bertindak

d. Jam dan waktu :

1) Waktu mulainya fase aktif persalinan

2) Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian

e. Kontraksi uterus :

1) Frekuensi dan lamanya

f. Obat-obatan dan cairan yang diberikan :

1) Oksitosin

2) Obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan

g. Kondisi ibu :

1) Nadi, tekanan darah, dan temperatur tubuh ; urin (volume, aseton dan protein).

h. Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya (dicatat dalam kolam yang

tersedia di sisi partograf atau dis catatan kemajuan persalinan)

C. Manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan

1. Manajemen kebidanan menurut varney

Varney (2019) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan

manajemen kebidanan adalah suatu cara yang digunakan untuk mengordinir

pikiran, keterampilan, serta tindakan yang didasari oleh teori ilmiah untuk

mengambil suatu keputusan dengan fokus pada klien. Tahapan manajemen

kebidanan 7 langkah sebagai berikut :

41
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
a. Langkah 1 (pengumpulan Data Dasar) Langkah ini mengumpulkan semua

informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan

kondisi klien. Untuk memperoleh data dilakukan melalui cara anamnesa :

1) Biodata

2) Data Subjektif

a) Keluhan utama

b) Riwayat reproduksi

c) Riwayat kesehatan

d) Data psikososial

e) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

3) Data Objektif

a) Pemeriksaan umum

b) Pemeriksaan fisik (head to toe)

b. Langkah II (Interpretasi Data Dasar)

1) Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat

merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.

2) Diagnosis kebidanan adalah rumusan diagnosa yang ditegakkan oleh bidan

dalam ruang lingkup praktik kebidanan serta memenuhi standar nomenklatur

diagnosa kebidanan.

3) Masalah yang sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami oleh

wanita.

4) Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang

ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis.

42
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
5) Kebutuhan.

c. Langkah III (Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial) Langkah ini

dimana bidan dapat segera mengidentifikasi serta menginterpretasikansuatu

diagnosa potensial atau masalah potensial. Mengidentifikasi melalui data-data

yang ada, seperti data subjektif dan data objektif yang di dapat dari anamnesis

dan pemeriksaan.

d. Langkah IV (Menetapkan kebutuhan Tindakan segera, kolaborasi dan Rujukan)

Pada langkah ini bidan menetapkan pada kebutuhan terhadap tindakan segera,

melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan

kondisi klien.

e. Langkah V

(Merencanakan asuhan yang komprehensif / menyeluruh) Pada rencana ini

direncanakan asuhan yang menyeluruh berdasarkan langkah yang sebelumnya,

semua perencanaan harus berdasarkan pertimbangan yang tepat meliputi

pengetahuan, teori up to date, perawatan berdasarkan bukti (Evidence Based

Care)

f.Langkah VI (Melaksanakan perencanaan) Pada langkah ini rencana asuhan

menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah ke lima di atas dilakukan

secara efisien dan aman.

g. Langkah VII (Evaluasi) Hal ini di evaluasi meliputi apakah kebutuhan telah

terpenuhi dan mengatasi diagnosa dan masalah yang telah di identifikasi.

2. Pendokumentasian asuhan kebidanan

43
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Menurut Varney, pendokumentasian yang benar adalah pendokumentasian

mengenai asuhan yang telah dilakukan pada seorang dalam menghadapi seorang

pasien sesuai langkah-langkah manajemen kebidanan maka didokumentasikan

dalam bentuk SOAP, yaitu :

a. S (Subjektif)

Data subjektif (S) merupakan pendokumentasian manajemenkebidanan

yang diperoleh melalui anamnesa.

b. O (Objektif)

Data Objektif (O) merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan

yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik, lab, dan tes diagnosis lain yang

dirumuskan dalam data fokus yang mendukung assessment.

c. A (Assessment)

Merupakan pendokumentasian hasil analisis dan intrepretasi (kesimpulan)

dari data subjektif dan data objektif dalam satu identifikasi atau masalah

potensial.

d. P (Planning)

Planning/perencanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang

akan datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis dan

intrepretasi data. Tujuan dari pendokumentasian asuhan kebidanan adalah

untuk kepentingan hukum apabila terdapat gugatan di suatu saat nanti dari

44
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
klien dan juga untuk memudahkan klien untuk memberikan asuhan

selanjutnya kepada klien.

Nomenklatur diagnosa kebidanan

Nomenklatur diagnosa kebidanan adalah suatu sistem nama yang telah

terklasifikasikan untuk menegakkan diagnosa sehingga memudahkan dalam

pengambilan keputusan. Dalam nomenklatur kebidanan mempunyai standar yang

harus dipenuhi. Standar Nomenklatur Diagnosa Kebidanan

1. Diakui dan telah disahkan oleh profesi

2. Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan

3. Memiliki ciri khas kebidanan

4. Didukung oleh clinical judgement dalam praktek kebidanan

5. Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan

Tabel 2.1 Daftar Diagnosa Nomenklatur Kebidanan

No Nama Diagnosa No Nama Diagnosa


1 Kehamilan Normal 36 Inversio Uteri
2 Partus Normal 37 Bayi Besar
3 Syok 38 Malaria Berat Dengan Komplikasi
4 DJJ Tidak Normal 39 Malaria Ringan Dengan Komplikasi
5 Abortus 40 Mekonium
6 Solusio Placentae 41 Meningitis
7 Akut Pyelonephritis 42 Metritis
8 Amnionitis 43 Migrain
9 Anemia Berat 44 Kehamilan Mola
10 Apendiksitis 45 Kehamilan Ganda
11 Atonia Uteri 46 Partus Macet
12 Postpartum Normal 47 Posisi Occiput Posterior
13 Infeksi Mammae 48 Posisi Occiput Melintang
14 Pembengkakan Mammae 49 Kista Ovarium
15 Presentasi Bokong 50 Abses Pelvix
16 Asma Bronchiale 51 Peritonitis
17 Presentasi Dagu 52 Plasenta Previa
18 Disproporsi Savelo Pelvik 53 Pneumonia
19 Hipertensi Kronik 54 Pre-Eklampsia Ringan/Berat
20 Koagilopati 55 Hipertensi Karena Kehamilan
21 Presentasi Ganda 56 Ketuban Pecah Dini
22 Cystitis 57 Partus Prematur

45
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
23 Eklampsia 58 Prolapsus Tali Pusat
24 Kehamilan Ektopik 59 Partus Fase Laten Lama
25 Ensephalitis 60 Partus Kala II Lama
26 Epilepsi 61 Sisa Plasenta
27 Hidramnion 62 Retensio Plasenta
28 Presentasi Muka 63 Rupture Uteri
29 Persalinan Semu 64 Bekas Luka Uteri
30 Kematian Janin 65 Presentas Bahu
31 Hemoragik Antepartum 66 Distosia Bahu
32 Hemoragik Postpartum 67 Robekan Serviks Dan Vagina
33 Gagal Jantung 68 Tetanus
34 Inersia Uteri 69 Letak Lintang
35 Infeksi Luka

Menurut (Ulfah,2020)

BAB III

TINJAUAN KASUS

UMUR 28 TAHUN G₃ P₁A₁ USIA KEHAMILAN 39 MINGGU


DI PMB LANGGENG SRI ASIH, S.ST PAGELARAN
PRINGSEWU

Tangga Pengkajian : 26 MEI 2023

Jam : 07.00 WIB

Tempat : PMB Langgeng Sri Asih , S.ST.

Nama Mahasiswa : Alfi Rahmatullaily

Nim : 2020205202001

KALA I

PENGKAJIAN DATA

A. Data Subjektif

Ibu Suami

46
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Nama : Ny.T Nama : Tn.E

Umur : 28 Tahun Umur : 33 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku : JAWA Suku : JAWA

Pendidikan : SMP Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Tani

Alamat :RANTAU TIJANG Alamat : RANTAU TIJANG

1) Alasan masuk kamar bersalin

47
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Ibu mengatakan kehamilan 9 bulan, merasakan mulas dan

kencangkencang sejak tanggal 26 MEI 2023 jam 01.00 WIB frekuensi

teratur keluar flek dan lendir darah dari jalan lahir

2) Tanda-tanda persalinan

Kenceng-kenceng teratur sejak tanggal : 26 MEI 2023 jam 01.00 WIB

Frekuensi, pengeluaran pervaginam

Lendir darah : ada

Air ketuban : belum pecah

Darah : flek

3) Riwayat kehamilan sekarang

HPHT : 26/08/2023 TP : 01/06/2023

Menarche 13 tahun siklusnya teratur lamanya 6-7 hari banyaknya 3x

ganti pembalut

Pemeriksaan ANC teratur frekuensi 4x di PMB

Keluhan selama kehamilan : Mual muntah, sering BAK, perut mules

dan kenceng-kenceng

Kebiasaan

Merokok : tidak

Minim-minuman keras : tidak

Jamu-jamuan : tidak Imunisasi

TT : Lengkap

49
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
50

4) Riwayat obstetric : G3P1A1

5) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu :

a. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu : Ibu

mengatakan ini kehamilan yang pertama

b. Riwayat kontrasepsi yang digunakan : Ibu mengatakan

belum menggunakan alat kontrasepsi apapun

6) Riwayat kesehatan Penyakit yang pernah atau sedang diderita ibu :

tidak ada

Penyakit yang pernah atau sedang diderita keluarga : tidak ada

Riwayat keturunan kembar : tidak ada

7) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

a. Pola nutrisi Makan : 3x/hari, porsi sedang, jenis nasi, sayur, lauk,

tidak ada keluhan

Minum : 8 gelas/hari, porsi 1 gelas, jenis air putih, susu, tidak ada

keluhan

b. Pola eliminasi BAB : 2x/hari, konsistensi lunak, bau khas, warna

khas, tidak ada keluhan

BAK : 4x/hari, konsistensi cair, bau khas, warna khas, tidak ada

keluhan

c. Pola istirahat : 9 jam/hari, tidak ada keluhan

d. Pola seksual : 1x/minggu, tidak ada keluhan

e. Personal hygiene : mandi, gosok gigi, ganti baju 2x/hati

50
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
51

f. Pola aktivitas : ibu mengatakan beraktivitas seperti biasa,

mengerjakan rumah tangga

8) Kebiasaan yang mengganggu kesehatan

Ibu mengatakan tidak merokok, tidak minum jamu dan tidak minum

alkohol

9) Psikososial spiritual

Ibu menerima atas kehamilannya, rencana persalinan di PMB, rencana

akan di beri ASI selama 6 bulan, dan akan merawat bayinya dibantu

dengan suami, ibu rajin menjalankan ibadah shalat, keadaan ekonomi

yang cukup, dan yang mengambil keputusan adalah suami.

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : composmentis

c. Status emosional : baik

d. Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 100/70 mmHg

Nadi : 87x/m

Suhu : 36,7oC

Pernapasan : 22x/m

BB/TB : 75kg/151cm

51
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
52

2. Pemeriksaan fisik

a. Rambut : bentuk normal, rambut bersih, tidak ada ketombe, dan

tidak mudah rontok.

b. Wajah : simetris, tidak oedem, tidak ada cloasma gravidarum.

c. Mata : simetris, sklera anikterik, konjungtiva ananemis.

d. Hidung : simetris, tidak ada polip.

e. Mulut : simetris, bibir tidak pucat, gigi bersih dan tidak ada caris.

f. Telinga : simetris, tidak ada pengeluaran

g. Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid, limfe maupun

pembesaran vena jugularis.

h. Dada : simetris dan tidak ada retraksi dada

i. Payudara : simetris, tidak ada benjolan, putting susu menonjol,

kolostrum sudah keluar, areola coklat kehitaman.

j. Abdomen : bentuk bulat pembesaran sesuai usia kehamilan, tidak

ada strie maupun linea dan tidak ada luka bekas operasi.

k. Palpasi leopold

Leopold I : TFU 3 jari di bawah px, pada fundus teraba besar, lunak dan tidak

melenting berarti bokong.

Leopold II : Pada perut sebelah kiri teraba panjang keras seperti papan atau

tahanan yaitu punggung, dan perut sebelah kanan teraba bagian-

bagian kecil ekstermitas (tangan dan kaki)

52
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
53

Leopold III :Pada bagian bawah perut ibu teraba keras, melenting dan tidak

dapat digoyangkan yang berarti kepala, kepala sudah masuk PAP.

Leopold IV : Divergen, penurunan kepala 3/5

TFU Mc. Donald : 31 cm

Djj : 133x/m

TBJ : (TFU-11)X155 (31-11) x 155 20x155 = 3100 gram.

His : 3x dalam 10 menit lamanya 30 detik

Genetalia : tidak varices, tidak oedem, pengeluaran pervaginam lendir darah.

Pemeriksaan dalam (VT)

Indikasi : untuk mengetahui kemajuan persalinan

Serviks : tipis dan lunak

Selaput ketuban : utuh

Pembukaan portio : 5cm

Bagian terendah janin : kepala

Penunjuk : UUK

Posisi : UUK di depan

Penyusupan : 0 Penurunan

kepala janin : H II

Tangan dan kaki

Tidak ada varises, tidak odem, reflek patella ka dan ki (+)

3.Data penunjang

Darah, tanggal : 6/3/2023

Hasil : HB : 11,1gr/dl

53
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
54

HIV : Non Reaktif

HBSag : Non Reaktif

Sifilis : Non Reaktif

Urine, tanggal : 6/3/2022

Hasil : Negatif

C.Assessment

Tanggal : 26 MEI 2023 jam : 07.00 WIB

Ny.T umur 28 tahun G3P1A1 hamil 39 minggu dalam inpartu kala I fase aktif

janin tunggal hidup intrauterin presentasi kepala dengan partus normal.

Masalah :kepala bayi masih tinggi

Kebutuhan: Penurunan kepala dan pengurangan rasa nyeri

D.Planning

Tanggal : 26/05/2023 jam :07.00 WIB

1. .Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

TD : 110/70 mmHg TFU : 31cm

N : 87x/m Pembukaan : 4cm

R : 22x/m S : 36,7oC

Hasil : ibu mengerti dengan kondisinya saat ini

2. Mengajarkan ibu tekhnik relaksasi dengan menarik nafas dalam-dalam

pada saat ada kontraksi melalui hidung sambil menggembungkan perut

dan menghembuskan nafas melalui mulut secara perlahan sambil

mengempeskan perut.

Hasil : ibu bersedia melakukanya


54
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
55

3. Anjurkan ibu untuk mobilisasi

Hasil : ibu mmerasa nyeri dan enggan untuk mobilisasi

4. Menganjurkan suami atau keluarga untuk menemani agar ibu merasa

nyaman dan tidak cemas

Hasil : ibu sudah ditemani oleh keluarga

5. Menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman namun apabila ibu

merasa lelah sebaiknya ibu miring ke kiri untuk mempercepat proses

penurunan kepala

Hasil : ibu bersedia untuk miring kiri

6. Memberitahu suami dan keluarga untuk memberi makan dan minum

disela-sela kontraksi

Hasil : ibu sudah diberi minum

7. Mempersiapkan tempat dan alat serta perlengkapan ibu dan bayi

Hasil : sudah disiapkan

8. Melakukan pemantauan persalinan dan dokumentasi partograf

KALA II

Tanggal : 26 MEi 2023 jam : 09.00

WIB

A. Subjektif

Ibu mengatakan ingin meneran seperti mau BAB

55
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
56

B. Objektif

1. Adanya tanda-tanda persalinan (inspeksi) : Dorongan Ingin

Meneran Pada Anus, Perineum Menonjol, Vulva Dan Sfingter Ani

Membuka.

2. Pemeriksaan dalam (VT)

Indikasi : untuk mengetahui kemauan persalinan

Serviks : tidak teraba

Pembukaan portio : 10 cm

Bagian terendah janin : kepala

Penurunan kepala : UUK Depan

Penyusupan :0

Selaput ketuban : belum pecah

DJJ : 138x/m

His : 5x dalam 10 menit lamanya 45 detik

C.Assessment

Tanggal : 26 MEi 2023 jam : 09.00 WIB

Ny.T umur 28 tahun G3P1A1 hamil 39 minggu dalam partus kala II janin

tunggal hidup intrauterin presentasi kepala.

Masalah : tidak ada

Kebutuhan: Melahirkan bayi

D.Planning

Tanggal : 5 Juni 2022 jam : 14.52 WIB

56
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
57

1. Melihat tanda dan gejala kala II

Hasil : tampak tanda dan gejala kala II yaitu :

a) Adanya dorongan ingin meneran

b) Tekanan pada anus

c) Perineum menonjol

d) Vulva dan sfingter ani membuka

2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk

mematahkan 1 ampul oksitosin dan memasukkan alat suntik sekali pakai

ke dalam wadah partus set.

Hasil : alat dan bahan telat siap

3. Memakai APD lengkap

Hasil : APD telah dipakai

4. Melepas semua perhiasan yang di tangan, lalu mencuci tangan di bawah

air mengalir dengan teknik 7 langkah

Hasil : tangan telah dicuci

5. Menggunakan sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi pada tangan

kanan yang akan di gunakan untuk pemeriksaan dalam

Hasil : sarung tangan sudah dipakai

6. Mengambil alat suntik dengan yang memakai sarung tangan lalu

mengambil spuit dan memasukkan oksitosin ke dalam spuit lalu

57
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
58

masukan kembali ke wadah partus set

Hasil : spuit telah diisi dengan oksitosin dan telah di letakkan di wadah

partus set

7. Membersihkan vulva dan perineum, mengusapnya dengan hati-hati dari

depan ke belakang dengan menggunakan kapas DTT.

Hasil : vulva dan perineum sudah dibersihkan

8. Melakukan pemeriksaan dalam (VT) untuk memastikan pembukaan

lengkap

Hasil : pembukaan : 10cm Selaput ketuban : belum pecah Melakukan

tindakan amniotomi untuk memecahkan selaput ketuban, air ketuban

jernih, tidak ada bagian yang ikut keluar.

9. Mendekontaminasikan sarung tangan kotor ke dalam larutan clorin

0,5%c dan membukanya secara terbalik, lalu rendam selama 10 menit.

Hasil : sarung tangan telah dibuka secara terbalik dan sudah dimasukkan

ke dalam larutan clorin 0,5%

10. Memeriksa Djj setelah kontraksi, untuk memastikan Djj dalam batas

normal 120-160x/m

Hasil : Djj terdengar jelas, kuat dan teratur frekuensi 138x/m

11. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah lengkap dan

keadaan janin serta ibu dalam keadaan baik

Hasil : ibu dan keluarga telah diberitahu


58
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
59

12. Meminta keluarga untuk membantu menyiapkan posisi meneran (bila

ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang adekuat, bantu ibu ke

posisi setengah duduk atau yang lain yang diinginkan dan pastikan ibu

merasa nyaman).

Hasil : keluarga bersedia membantu

13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat

untuk meneran, diantaranya : bimbing ibu untuk meneran saat ibu

mempunyai keinginan untuk meneran, berikan dukungan dan semangat

atas usaha ibu untuk meneran, anjurkan ibu beristirahat diantara

kontraksi dan anjurkan ibu untuk minum di sela-sela kontraksi.

Hasil : telah dilakukan pimpinan meneran, ibu beristirahat dan minum

diantara kontraksi, serta ibu telah diberi semangat.

14. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi

yang nyaman.

Hasil : ibu telah memilih posisi yang nyaman yaitu dengan posisi miring

kiri serta melakukan teknik relaksasi.

15. Menunggu kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,

letakkan handuk bersih di atas perut ibu

Hasil : handuk bersih telah diletakkan di atas perut ibu

16. Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu.

Hasil : telah dilakukan

59
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
60

17. Membuka partus set untuk memastikan kelengkapan alat dan bahan.

Hasil : alat dan bahan sudah lengkap

18. Memakai sarung tangan steril pada kedua tangan

Hasil : sarung tangan sudah dipakai

19. Menunggu lahirnya kepala : setelah kepala bayi membuka vulva

dengan diameter 5-6cm, lindungi perineum dengan satu tangan yang

dilapisi dengan kain bersih, kemudian letakkan tangan yang lain pada

kepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut untuk mencegah terjadinya

defleksi maksimal. Adanya terjadi perinium kaku lalu lakukan

episiotomi dengan jari telunjuk dan jari tengah di masukan di dalam

vagina lalu di lakukan episiotomi tidak memakai anatesi karna otot

perineum sudah terlalu tipis 

Hasil : telah dilakukan dan kepala bayi sudah lahir

20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai

jika hal itu terjadi, dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran

bayi.

Hasil : tidak ada lilitan tali pusat

21. Menunggu kepala bayi sampai melakukan putaran paksi luar secara

spontan

Hasil : kepala bayi sepontan melakukan putaran paksi luar

KALA III

60
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
61

Tanggal : 26 meii 2023 Jam : 09.22 WIB

A. Subjektif

Ibu mengatakan senang bayinya lahir dengan sehat

B. Objektif

Kontraksi uterus : baik

TFU : setinggi pusat

Perdarahan : ±50 cc

Genetalia : tali pusat di depan vulva

C. Assessment

Ny. T umur 28 tahun P2A1 dalam kala III partus normal

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan : melahirkan plasenta

D. Planning

Tanggal : 5 Juni 202 Jam : 15.18 WIB

1. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada janin kedua.

Hasil : ibu hamil tunggal

2. Memberitahu ibu bahwa akan disuntikkan oksitosin agar uterus

berkontraksi baik dan mencegah perdarahan

Hasil : ibu telah diberitahu dan bersedia disuntik dalam waktu 1 menit

setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit secara IM di 1/3 paha atas

bagian distal lateral (lakukan aaspirasi sebelum penyuntikkan), oksitosin

telah disuntikkan

3. Menentukan 5 cm tali pusat, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm

61
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
62

dari pusat bayi. Dengan mendorong tali pusat ke arah ibu dan jepit

kembali tali pusat pada 2 cm dari klem pertama.

Hasil : tali pusat telah diklem

4. Melindungi dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah di jepit

(lindungi perut bayi), dan lakukan pemotongan tali pusat diantara 2 klem

tali pusat.

Hasil : tali pusat telah dipotong

5. Melakukan pengikatan tali pusat dengan benang steril pada satu sisi

kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya

dengan simpul kunci pada sisi lainnya. Atau di lakukan penjepitan tali

pusat dengan penjepit tali pusat.

Hasil : tali pusat telah di jepit

6. Meletakkan bayi secara tengkurap di dada ibu agar ada kontak kulit ibu

dan bayi. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada/perut

ibu. Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi

lebih rendah dari putting payudara ibu, dan menyelimuti kepala bayi

dengan topi.

Hasil : telah dilakukan IMD

7. Management aktif kala III Memindahkan klem pada tali pusat hingga

berjarak 5-10 cm dari vulva.

Hasil : klem telah dipindahkan

8. Meletakkan satu tangan di atas perut ibu, di tepi atas simpisis untuk

mendeteksi sementara tangan lainnya menegangkan tali pusat

62
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
63

Hasil : tali pusat sudah di tegangkan

9. Meregangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan yang lain

mendorong uterus ke arah belakang-atas (dorsocranial) secara hati-hati

(untuk mencegah inversion uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30

menit hentikan peregangan tali pusat dan menunggu hingga timbul

kontraksi berikutnya

Hasil : telah dilakukan dorsocranial

10. Melakukan peregangan dan dorongan dorsocranial hingga plasenta

terlepas, minta ibu meneran sambil penolong meregangkan tali pusat

dengan arah sejajar lantai kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan

lahir (tetap lakukan tekanan dorsocranial)

Hasil : telah dilakukan

11. Melakukan suntik oxsitosinkedua setelah 15 menit + iv drip oxsitosin 40

tpm

Hasil : telah dilakukan

12. Melahirkan plasenta dengan hati-hati setelah plasenta berada di depan

vulva, pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah

jarum jam untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya

selaput ketuban

Hasil : plasenta telah lahir pada tanggal 26 mei 2023 pukul 09.52 WIB

13. Melakukan massase pada fundus uteri dengan menggosok fundus uteri

secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga

kontraksi uterus baik (fundus teraba keras).

63
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
64

Hasil : telah dilakukan massase uterus dan unterus berkontraksi dengan

baik

14. Melakukan pemeriksaan bagian maternal dan fetal plasenta dengan

tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput

ketuban sudah lahir lengkap

Hasil : plasenta lahir lengkap, selaput ketuban utuh, kotiledon 18 buah,

diameter 20 cm, tebal 3 cm

KALA IV

Tanggal : 26 MEi 2023 Jam : 10.07 WIB

A. Subjektif

Ibu mengatakan nyeri di kemaluan / jalan lahir

B.Objektif

Tekanan darah : 120/70 mmHg

Suhu : 37oC TFU : 2 jari di bawah pusat

Kontraksi : keras

Kandung kemih : kosong

Perdarahan : ±200 cc

Genetalia :laserasi di episiotomi derajat 2 (mukosa vagina sampai perinium)

C. Assessment

Ny.T umur 28 tahun P2A1 dalam kala IV partus normal

D. Planning

Tanggal :26 MEI 2023 Jam : 10.07 WIB

64
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
65

1. Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum segera

menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.

Hasil : terdapat laserasi derajat 2 dan sudah dilakukan anastesi serta sudah

dilakukan penjahitan secara subkutis dan jelujur

2. Memastikan uterus berkontaksi dengan baik dan tidak terjadi

perdarahan pervagina

Hasil : uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan

3. Menyelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5 %, dan

buka secara terbalik dengan bagian dalam keluar, lalu rendam dalam

larutan klorin 0,5 % selama 10 menit

Hasil : telah dilakukan

4. Memastikan kandung kemih kosong

Hasil : kandung kemih kosong

5. Mengajarkan ibu atau keluarga melakukan massase uterus dan menilai

kontraksi

Hasil : ibu dapat melakukan massase uterus dengan benar dan dapat

menilai kontraksi yang baik

6. Mengevaluasi estimasi jumlah kehilangan darah

Hasil : pengeluaran darah normal

7. Memeriksa nadi ibu dan memastikan keadaan ibu dan bayi dalam

keadaan baik

Hasil : keadaan ibu dan bayi dalam keadaan baik

8. Menempatkan semua peralatan bekas pakai ke dalam larutan klorin

0,5 % untuk didekontaminasikan selama 10 menit. Cuci dan bilas


65
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
66

setelah didekontaminasi

Hasil : telah dilakukan dan peralatan telah direndam di larutan klorin

untuk didekontaminasikan

9. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat

sampah yang sesuai

Hasil : telah dilakukan

10. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa

cairan ketuban, lendir dan darah, dan bantu ibu memakai pakaian

bersih dan kering Hasil : ibu telah dibersihkan dan ibu telah memakai

pakaian bersih dan kering

11. Memastikan ibu merasa aman dan nyaman, bantu ibu untuk

memberikan ASI kepada bayinya, dan anjurkan keluarga untuk

memberikan ibu minum dan makanan yang diinginkan

Hasil : ibu telah merasa nyaman, ibu telah menyusui bayinya, dan ibu

telah makan dan minum yang diinginkannya

12. Mendekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5 %

Hasil : telah dilakukan

13. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5 % dan

buka secara terbalik dengan bagian dalam keluar, lalu rendam dalam

larutan klorin 0,5 % selama 10 menit

Hasil : telah dilakukan

14. Mencuci kedua tangan dengan sabun di bawah air mengalir dengan

menggunakan teknik cuci tangan 7 langkah

66
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
67

Hasil : telah dilakukan dan tangan telah dicuci

15. Memakai sarung tangan DTT untuk melakukan pemeriksaan pada bayi

Hasil : berat bayi 2900 gram, panjang badan 47 cm, lingkar kepala 32

cm, lingkar dada 32 cm.

16. Melakukan penyuntikan vitamin K secara IM sebanyak 1 mg pada

paha kiri bagian luar dan memberikan salep mata tetracyclin 1% di

bagian mata dalam ke arah luar.

Hasil : vitamin K sudah diberikan sebanyak 1 mg di bagian paha kiri

luar dan salep mata sudah di berikan 1% di bagian mata dari dalam

arah keluar.

17. Melakukan penyuntikan hepatitis B setelah 1 jam pemberian vitamin

K Hasil : Hb0 belum diberikan

18. Melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam dalam

larutan klorin 0,5 % selama 10 menit

Hasil : sudah dilakukan

19. Mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir dan

mengeringkan dengan kain bersih

Hasil : sudah dilakukan

20. Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang)

Hasil : partograf sudah dilengkapi

21. Memberikan terapi obat

Amoxicillin 500 mg 3x1

67
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
68

Paracetamol 500 mg 3x1

Ramabion 1x1

Arkavit 1x1

Hasil : Ibu sudah diberikan terapi obat dan bersedia meminumnya

22. Melakukan pendokumentasian

Hasil : sudah dilakukan

68
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Profil PMB LANGENG SRI ASIH, S.ST.,

PMB Langgeng Sri Asih , S.ST., merupakan salah satu tempat pelayanan
kesehatan ibu dan anak milik pribadi yang berada di Desa Blitar Patoman kecamatan
pagelaran Kabupaten Pringsewu. menjadi bidan PTT di Desa wayngison pagelran
pada tahun 2001-2005 pada tahun 2005 sampai saat ini pada tahun 2015 dan tinggal
di desa Blitar hingga saat ini. Bidan Langgeng Sri Asih, S.ST., merupakan bidan
praktek mandiri yang terdiri dari ruang periksa, 1 ruang untuk bersalin, 2 ruang
perawatan, serta ruang tunggu.
Bidang pelayanan :
1. Pemeriksaan KIA

2. Pelayanan KB

3. Imunisasi bayi

4. Pertolongan persalinan

B. Pembahasan

Pada BAB ini penulis akan menjelaskan secara teori tentang

kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus, yang penulis

dapatkan selama melakukan Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal Pada

Ny. T Umur 28 Tahun G3P2A1 Usia Kehamilan 39 Minggu di PMB

Langgeng Sri Asih, S.ST., Pagelaran Pringsewu. Setelah dilakukan asuhan

kebidanan pada Ny.T terdapat kesenjangan antara teori dengan tinjauan

kasus sebagai berikut :

1. Kala I

Pengkajian data subjektif dimulai saat ibu datang ke PMB

69
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
70

Langgeng Sri Asih, S.ST., dengan keluhan merasakan mulas dan kencang-

kencang serta keluar flek dan lendir darah dari jalan lahir. Setelah dilakukan

pemeriksaan objektif didapatkan hasil ibu berada dalam kala I fase aktif

persalinan.

Menurut teori, tanda-tanda persalinan yaitu kekuatan his semakin

sering terjadi dan teratur, nyeri yang hanya terasa di bagian perut bawah,

makin lama makin pendek intervalnya dan makin kuat intensitasnya,

terjadi pengeluaran lendir bercampur darah dari jalan lahir disertai ketuban

pecah, pemeriksaan dalam dilakukan untuk menilai vagina apakah ada

kelainan, pengeluaran pervaginam, penipisan serta pembukaan serviks,

pecah tidaknya selaput ketuban, presentasi janin, penurunan kepala, serta

untuk menilai kemajuan persalinan menggunakan partograf(Meti, 2016)

Menurut penelitian (Sulistianingsih & Wijayanti, 2022) latihan

pernapasan adalah cara alami untuk mengurangi rasa nyeri saat persalinan.

Para ibu yang telah melakukan latihan pernapasan saat melahirkan sangat

puas dengan metode alami ini. Oleh karena itu, sangat penting untuk

menawarkan metode pereda nyeri komplementer kepada ibu bersalin

seperti latihan birth ball efektif dapat mengurangi intensitas nyeri dan

latihan ini meningkatkan kenyamanan ibu dan memfasilitasi perawatan

diri dalam menghilangkan rasa sakit selama persalinan (Sulistianingsih &

Wijayanti, 2022)

Berdasarkan penelitian(Ningsih, 2015) Persalinan presipitatus 

terjadi akibat terjadi akibat dilatasi atau penurunan yang sangat cepat ≥ 10

70
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
71

cm/jam pada multipara. Persalinan presipitatus biasanya diakibatkan oleh

kontraksi yang sangat kuat, Persalinan berjalan dengan baik dimana

persalinan  terjadi selama 3 jam 20 menit Untuk pertolongan persalinan

dilakukan sesuai dengan pertolongan persalinan normal dan dikerjakan

oleh  bidan yang kompeten . Sehingga ibu pada persalinannya tidak

mengalami komplikasi yang membahayakan ibu dan bayi.

Berdasarkan penelitian penulis mengatakan bahwa pada persalinan

kala I berjalan dengan normal sesuai dengan pedoman asuhan kebidanan

persalinan normal untuk kala I. Garis partograf tidak melewati garis

waspada. Tanda-tanda vital dalam batas normal. Asuhan yang diberikan

sesuai dengan standar operasional prosedur, oleh sebab itu tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktik.

2. Kala II

Kala II persalinan pada Ny.T merupakan multipara yang

berlangsung dengan memberikan pertolongan kelahiran bayi dari

pembukaan 10 cm pada pukul 09.00 WIB kemudian bayi lahir pukul 09.22

WIB. Hasil dari lamanya kala II pada Ny.T 22 menit. Pada saat lahirnya

kepala bayi Ny.T Terjadi perinium kaku dan menghambat kala II ,

kemudian harus menggunakan cara episiotomi Dalam hal ini tidak

terdapat kesenjangan antara teori dan praktik

Menurut teori,(Desember et al., 2009) Episiotomi adalah insisi

perineum dan vagina untuk mencegah perobekan traumatik saat

melahirkan, Prinsip tindakan episiotomi adalah pencegahan kerusakan

71
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
72

yang lebih hebat pada jaringan lunak akibat daya regang yang melebihi

kapasitas adaptasi atau elastisitas jaringan tersebut, Alasan yang baik

untuk melakukan episiotomi selama persalinan normal hingga kini dapat

berupa : Dianjurkan untuk melakukan episiotomi pada primigravida atau

pada wanita dengan perineum yang kaku

Menurut penelitian (Jamir & Tajuddin, 2021) Perineum pada

paritas primipara musculus yang membentuk otot dasar panggul belum

pernah mengalami peregangan atau kaku agar tidak menghambat kala II

Bidan diharapkan dapat lebih meningkatkan kewaspadaan dalam

melakukan pertolongan persalinan dandiharapkan mampu memberikan

KIE kepada ibu hamil seperti melakukan senam hamil secara teratur agar

dapat melatih otot perineum dan saat persalinan mengajarkan cara

meneran yang benar pada ibu bersalin, dan juga bagi penolong persalinan

agar dapat memimpin persalinan dengan sabar agar perineum tidak

mengalami tekanan yang besar dan cepat sehingga dapat mengurangi

resiko terjadinya robekan pada perineum. Hasil yang di peroleh dari Ny T

telah dilakukan episiotomi di bagian perinium dengan derajat 2 dan kepala

bayi dapat di lahirkan keadaan ibu dan bayi sehat (Mutmainah et al., 2019)

Berdasarkan penelitian penulis mengatakan bahwa tidak ada

kesenjangan antara toeri dan praktik karena bayi Ny.T ketika kala II

terjadinya perinium kaku sehingga menghambat kala II . Namun tindakan

untuk tidak menghambat kala II sudah dilakukan dengan cara episiotomi

derajat 2 sehingga kepala bayi sudah lahir.

72
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
73

3. Kala III

Bayi lahir pukul 09.22 WIB dilanjutkan dengan pertolongan

kelahiran plasenta. Plasenta lahir pukul 09.52 WIB, yang berlangsung

selama 30 menit setelah bayi lahir. Menurut teori, kala III dimulai setelah

lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban.

Kala III ini berlangsung sekitar 15-30 menit, baik pada primipara maupun

pada multipara. Pada kala III persalinan, otot terus berkontraksi mengikuti

penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi.

Menurut peneliti (Afifah, I., & Sopiany, 2017)Pemberian oksitosin

perlu dilakukan pengkajian dengan melakukan palpasi pada abdomen

untuk meyakinkan hanya ada bayi tunggal. Pemberian oksitosin secara

intramuscular pada sepertiga paha bagian luar diberikan 1 menit setelah

bayi lahir. Bila 15 menit plasenta belum lahir, maka pemberian oksitosin

kedua Pemakaian oksitosin drip dalam oksitosin kedua dalam

menginduksi kelahiran sudah menjadi hal yang lumrah dalam ilmu

kedokteran obstetrik. Oksitosin merupakan suatu hormon yang diproduksi

pada bagian supraoptik dan paraventrikuler dari hipotalamus yang

memiliki peran utama sebagai neuromodulator di otak. Salah satu fungsi

dari oksitosin adalah untuk menginduksi kelahirandengan cara

menimbulkan atau meningkatkan kontraksi/his dari uterus.(Harjanto &

Muhartono, 2015)

Menurut penelitian. (Tanjung, 2019).. Tanda-tanda lepasnya

plasenta mencangkup perubahan bentuk dan tinggi fundus uteri, tali pusat

73
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
74

memanjang, semburan darah mendadak dan singkat. Manajemen aktif

Kala III bertujuan untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif

sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah perdarahan dan

mengurangi kehilangan darah pada kala III persalinan jika dibandingkan

dengan penatalaksanaan fisiologi (Tanjung, 2019)..

Berdasarkan penelitian penulis mengatakan bahwa tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktik karena plasenta lahir lengkap tidak

ada yang tertinggal pada pukul 09.52 WIB.

4. Kala IV

Dalam asuhan kala IV pada Ny.N dilakukan pemantauan selama 2

jam dengan dilakukan pemantauan TTV, kontraksi, TFU, kandung kemih

serta perdarahan pada 1 jam pertama pemantauan dilakukan setiap 15 menit

sekali, pada 1 jam berikutnya dilakukan setiap 30 menit sekali. Dari hasil

observasi kala IV tidak terdapat komplikasi. Sehingga tidak terdapat

kesenjangan antara teori dan praktik.

Menurut teori, Kala IV adalah kala pengawasan 1-2 Jam setelah

bayi dan plasenta lahir untuk memantau kondisi ibu (Bobak, 2017). Hal-

hal yang perlu di perhatikan pada kala IV adalah kontraksi uterus sampai

uterus kembali ke bentuk normal. Uterus dapat dirangsang untuk

berkontraksi dengan baik dan kuat melalui massase atau rangsangan taktil.

Kelahiran plasenta yang lengkap perlu juga di pastikan untuk menjamin

tidak terjadi perdarahan lanjutan (Jannah, 2015)

Menurut penelitian (Anggraeni, D., & Rochimin, A., n.d. 2022)

74
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
75

mengatakan bahwa kala IV dilakukan untuk melakukan pemantauan

observasi karena perdarahan post partum paling sering terjadi pada 2 jam

pertama. Observasi yang dilakukan meliputi pemeriksaan tanda-tanda vital

: tekanan darah, nadi dan pernapasan, TFU, kontraksi uterus, kandung

kemih, dan perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya

tidak melebihi 400-500 cc (Anggraeni, D., & Rochimin, A., 2022)..

Berdasarkan penelitian penulis mengatakan bahwa Ny.T dalam

pemantauan kala IV selama 2 jam post partum berlangsung dengan

normal. Oleh karena itu, tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.

75
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
76

76
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan asuhan manajemen kebidanan dengan

menggunakan pendekatan komprehensif dan pendokumentasian SOAP

pada persalinan Ny.T yang dilakukan pada tanggal 26 Mei 2023 maka

dapat disimpulkan bahwa :

1. Pengkajian data subjektif dan objektif pada Ny.T umur 28 Tahun

G3P1A1 hamil 39 minggu janin tunggal hidup intrauterin presentasi

kepala telah dilakukan secara lengkap sesuai prosedur.

2. Didapatkan diagnosa pada Ny.T umur 28 Tahun G3P1A01hamil 39

minggu janin tunggal hidup intrauterin presentasi kepala dalam kala

II persalinan normal

3. Rencana asuhan yang diberikan pada Ny.T umur 28 Tahun G3P1A1

hamil 39 minggu janin tunggal hidup intrauterin presentasi kepala

dalam kala II persalinan normal sesuai standar 60 langkah asuhan

kebidanan persalinan normal

4. Telah dilakukan evaluasi dan didapatkan hasil bahwa persalinan

Ny,T ditemukan penyulit di kala II yaitu perinium kaku tetapi kala III

dan IV tidak ditemukan penyulit tanpa komplikasi yang menyertai

5. Telah dilakukan pendokumentasian dengan metode SOAP

6. Telah dilakukan identifikasi kesenjangan antara teori dengan praktik

76
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
77

B. Saran

1. Bagi Penulis
Agar mahasiswa dapat mengaplikasikan teori dengan

sungguhsungguh dalam memberikan asuhan di lahan praktik sesuai

dengan standar pelayanan kebidanan sehingga dapat menjadi sumber daya

manusia yang berkualitas terutama pada klien yang mengalami komplikasi

seperti distosia bahu.

2. Bagi Lahan Praktik PMB Langgeng Sri Asih, S.ST.,

Disarankan untuk lahan praktik agar mempertahankan asuhan

persalinan normal 60 langkah serta mempertahankan teknik persalinan

ketika mengalami komplikasi seperti klien tersebut yaitu perinium kaku

dan melakukan episiotomi sesuai teori

3. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat mempertahankan kualitas belajar mahasiswa

ataupun meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa dengan

penyediaan fasilitas sarana dan prasarana (referensi buku terbaru) yang

mendukung peningkatan kompetensi mahasiswa sehingga dapat menjadi

bidan yang berkualitas

4. Bagi Pasien Bersalin

Agar klien memiliki kesadaran untuk selalu memeriksakan

keadaan kehamilannya secara teratur sehingga akan merasa lebih yakin

dan nyaman karena mendapatkan gambaran tentang pentingnya

pengawasan pada saat menjelang persalinan agar tidak terjadinya perinium

kaku.
77
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
DAFTAR PUSTAKA

Afifah, I., & Sopiany, H. M. (2017). No Title 日本の国立公園に関する3拙著

に対する土屋俊幸教授の批評に答える. 経済志林, 87(1,2), 149–200.

Bobak, L. dan J. 2005. (2017). Buku Ajar Keperawatan Maternitas (Mandriwati,

dkk, 2017). Menurut Bobak, Lowdermilk dan Jensen dalam Asuhan

Keperawatan.

Desember, P. J., Marga, B., Surakarta, W., Januari, P., & Masalah, L. B. (2009).

3-5-1-Sm (2).

Harjanto, A. R., & Muhartono. (2015). Korelasi antara Pemakaian Oksitosin Drip

pada Ibu dengan Angka Kejadian Hiperbilirubinemia Neonatal. J Agromed

Unila, 2(3), 278–283.

Ii, B. A. B., & Pustaka, T. (2002). BAB II Tinjauan Pustaka BAB II TINJAUAN

PUSTAKA 2.1. 1–64.

Jamir, A. F., & Tajuddin, T. (2021). Pengaruh Pijat Perineum Terhadap Kejadian

Ruptur Perineum Pada Persalinan di Rumah Sakit Nene Mallomo Kabupaten

Sidenreng Rappang. Bunda Edu-Midwifery Journal (BEMJ), 4(2), 13–20.

Kesehatan, J., Vol, T., & Rahman, A. (2016). HUBUNGAN PENGETAHUAN

DAN SIKAP IBU DENGAN PERTOLONGAN KECAMATAN BIROMARU

KABUPATEN SIGI Healthy Tadulako Journal ( Abd . Rahman : 16-23 )

PENDAHULUAN Program pembangunan kesehatan di Indonesia di

utamakan pada penurunan indikator derajat kesehatan yaitu p. 2(2), 16–23.

Lampung, D. P. (2021). Tahun 2020. Timesindonesia, 2020(0751), 2021.

Liliana, A. (2019). Pengaruh Paritas Dan Perilaku Imd Dengan Involusi Uteri

76
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Pada Ibu Postpartum Di Rsud Panembahan Senopati Bantul. Jurnal

Keperawatan Respati Yogyakarta, 6(1), 518.

https://doi.org/10.35842/jkry.v6i1.296

Meti, D. (2016). Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida Tentang Tanda-Tanda

Persalinan Di Wilayah Lampung Utara. Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai

Betik, 12(2), 228–232.

https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JKEP/article/view/603.

Mutmainah, H., Yuliasari, D., & Mariza, A. (2019). Pencegahan Rupture

Perineum Pada Ibu Bersalin Dengan Pijat Perineum. Jurnal Kebidanan, 5(2),

137–143.

Ningsih, I. D. (2015). Persalinan Drip, Partus Presipitatus , Berat Badan Janin

Terhadap Laserasi Perineum Pada Primigravida di RSUD Indramayu.

Rahmi, R. (2018). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Abortus.

Jurnal Media Kesehatan, 6(2), 169–179.

https://doi.org/10.33088/jmk.v6i2.209

Ramli, R. (2020). Correlation of Mothers’ Knowledge and Employment Status

with Exclusive Breastfeeding in Sidotopo. Jurnal PROMKES, 8(1), 36.

https://doi.org/10.20473/jpk.v8.i1.2020.36-46

Sari, D. P., St, S., Rufaida, Z., Bd, S. K., Sc, M., Wardini, S., Lestari, P., St, S., &

Kes, M. (2018). Nyeri persalinan. Stikes Majapahit Mojokerto, 1–117.

Shodiqoh, E. R., & Syahrul, F. (2014). Anxiety Level Differences Between The

Face Of Labour And Multigravida Primigravida. Jurnal Berkala

Epidemiologi, 2(1), 141. https://doi.org/10.20473/jbe.v2i1.2014.141-150

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Sulistianingsih, A., & Wijayanti, Y. (2022). Kombinasi Birth Ball Dan Latihan

Pernafasan Dengan Penurunan Nyeri Persalinan Kala I. Jurnal Ilmu

Keperawatan Dan Kebidanan, 13(1), 66.

https://doi.org/10.26751/jikk.v13i1.1243

Sumarah. (2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan. Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi Persalinan, 2(1), 61–68.

Wicaksana, A. (2016). 済無 No Title No Title No Title. Https://Medium.Com/, 7–

45.

Yuliani, D. R., & Aini, F. N. (2020). Kecemasan Ibu Hamil Dan Ibu Nifas Pada

Masa Pandemi Covid-19 Di Kecamatan Baturraden. Jurnal Sains Kebidanan,

2(2), 11–14. https://doi.org/10.31983/jsk.v2i2.6487

Afifah, I., & Sopiany, H. M. (2017). No Title 日本の国立公園に関する3拙著

に対する土屋俊幸教授の批評に答える. 経済志林, 87(1,2), 149–200.

Bobak, L. dan J. 2005. (2017). Buku Ajar Keperawatan Maternitas (Mandriwati,

dkk, 2017). Menurut Bobak, Lowdermilk dan Jensen dalam Asuhan

Keperawatan.

Desember, P. J., Marga, B., Surakarta, W., Januari, P., & Masalah, L. B. (2009).

3-5-1-Sm (2).

Harjanto, A. R., & Muhartono. (2015). Korelasi antara Pemakaian Oksitosin Drip

pada Ibu dengan Angka Kejadian Hiperbilirubinemia Neonatal. J Agromed

Unila, 2(3), 278–283.

Ii, B. A. B., & Pustaka, T. (2002). BAB II Tinjauan Pustaka BAB II TINJAUAN

PUSTAKA 2.1. 1–64.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Jamir, A. F., & Tajuddin, T. (2021). Pengaruh Pijat Perineum Terhadap Kejadian

Ruptur Perineum Pada Persalinan di Rumah Sakit Nene Mallomo Kabupaten

Sidenreng Rappang. Bunda Edu-Midwifery Journal (BEMJ), 4(2), 13–20.

Kesehatan, J., Vol, T., & Rahman, A. (2016). HUBUNGAN PENGETAHUAN

DAN SIKAP IBU DENGAN PERTOLONGAN KECAMATAN BIROMARU

KABUPATEN SIGI Healthy Tadulako Journal ( Abd . Rahman : 16-23 )

PENDAHULUAN Program pembangunan kesehatan di Indonesia di

utamakan pada penurunan indikator derajat kesehatan yaitu p. 2(2), 16–23.

Lampung, D. P. (2021). Tahun 2020. Timesindonesia, 2020(0751), 2021.

Liliana, A. (2019). Pengaruh Paritas Dan Perilaku Imd Dengan Involusi Uteri

Pada Ibu Postpartum Di Rsud Panembahan Senopati Bantul. Jurnal

Keperawatan Respati Yogyakarta, 6(1), 518.

https://doi.org/10.35842/jkry.v6i1.296

Meti, D. (2016). Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida Tentang Tanda-Tanda

Persalinan Di Wilayah Lampung Utara. Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai

Betik, 12(2), 228–232.

https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JKEP/article/view/603.

Mutmainah, H., Yuliasari, D., & Mariza, A. (2019). Pencegahan Rupture

Perineum Pada Ibu Bersalin Dengan Pijat Perineum. Jurnal Kebidanan, 5(2),

137–143.

Ningsih, I. D. (2015). Persalinan Drip, Partus Presipitatus , Berat Badan Janin

Terhadap Laserasi Perineum Pada Primigravida di RSUD Indramayu.

Rahmi, R. (2018). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Abortus.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Jurnal Media Kesehatan, 6(2), 169–179.

https://doi.org/10.33088/jmk.v6i2.209

Ramli, R. (2020). Correlation of Mothers’ Knowledge and Employment Status

with Exclusive Breastfeeding in Sidotopo. Jurnal PROMKES, 8(1), 36.

https://doi.org/10.20473/jpk.v8.i1.2020.36-46

Sari, D. P., St, S., Rufaida, Z., Bd, S. K., Sc, M., Wardini, S., Lestari, P., St, S., &

Kes, M. (2018). Nyeri persalinan. Stikes Majapahit Mojokerto, 1–117.

Shodiqoh, E. R., & Syahrul, F. (2014). Anxiety Level Differences Between The

Face Of Labour And Multigravida Primigravida. Jurnal Berkala

Epidemiologi, 2(1), 141. https://doi.org/10.20473/jbe.v2i1.2014.141-150

Sulistianingsih, A., & Wijayanti, Y. (2022). Kombinasi Birth Ball Dan Latihan

Pernafasan Dengan Penurunan Nyeri Persalinan Kala I. Jurnal Ilmu

Keperawatan Dan Kebidanan, 13(1), 66.

https://doi.org/10.26751/jikk.v13i1.1243

Sumarah. (2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan. Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi Persalinan, 2(1), 61–68.

Wicaksana, A. (2016). 済無 No Title No Title No Title. Https://Medium.Com/, 7–

45.

Yuliani, D. R., & Aini, F. N. (2020). Kecemasan Ibu Hamil Dan Ibu Nifas Pada

Masa Pandemi Covid-19 Di Kecamatan Baturraden. Jurnal Sains Kebidanan,

2(2), 11–14. https://doi.org/10.31983/jsk.v2i2.6487

Afifah, I., & Sopiany, H. M. (2017). No Title 日本の国立公園に関する3拙著

に対する土屋俊幸教授の批評に答える. 経済志林, 87(1,2), 149–200.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Bobak, L. dan J. 2005. (2017). Buku Ajar Keperawatan Maternitas (Mandriwati,

dkk, 2017). Menurut Bobak, Lowdermilk dan Jensen dalam Asuhan

Keperawatan.

Desember, P. J., Marga, B., Surakarta, W., Januari, P., & Masalah, L. B. (2009).

3-5-1-Sm (2).

Harjanto, A. R., & Muhartono. (2015). Korelasi antara Pemakaian Oksitosin Drip

pada Ibu dengan Angka Kejadian Hiperbilirubinemia Neonatal. J Agromed

Unila, 2(3), 278–283.

Ii, B. A. B., & Pustaka, T. (2002). BAB II Tinjauan Pustaka BAB II TINJAUAN

PUSTAKA 2.1. 1–64.

Jamir, A. F., & Tajuddin, T. (2021). Pengaruh Pijat Perineum Terhadap Kejadian

Ruptur Perineum Pada Persalinan di Rumah Sakit Nene Mallomo Kabupaten

Sidenreng Rappang. Bunda Edu-Midwifery Journal (BEMJ), 4(2), 13–20.

Kesehatan, J., Vol, T., & Rahman, A. (2016). HUBUNGAN PENGETAHUAN

DAN SIKAP IBU DENGAN PERTOLONGAN KECAMATAN BIROMARU

KABUPATEN SIGI Healthy Tadulako Journal ( Abd . Rahman : 16-23 )

PENDAHULUAN Program pembangunan kesehatan di Indonesia di

utamakan pada penurunan indikator derajat kesehatan yaitu p. 2(2), 16–23.

Lampung, D. P. (2021). Tahun 2020. Timesindonesia, 2020(0751), 2021.

Liliana, A. (2019). Pengaruh Paritas Dan Perilaku Imd Dengan Involusi Uteri

Pada Ibu Postpartum Di Rsud Panembahan Senopati Bantul. Jurnal

Keperawatan Respati Yogyakarta, 6(1), 518.

https://doi.org/10.35842/jkry.v6i1.296

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Meti, D. (2016). Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida Tentang Tanda-Tanda

Persalinan Di Wilayah Lampung Utara. Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai

Betik, 12(2), 228–232.

https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JKEP/article/view/603.

Mutmainah, H., Yuliasari, D., & Mariza, A. (2019). Pencegahan Rupture

Perineum Pada Ibu Bersalin Dengan Pijat Perineum. Jurnal Kebidanan, 5(2),

137–143.

Ningsih, I. D. (2015). Persalinan Drip, Partus Presipitatus , Berat Badan Janin

Terhadap Laserasi Perineum Pada Primigravida di RSUD Indramayu.

Rahmi, R. (2018). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Abortus.

Jurnal Media Kesehatan, 6(2), 169–179.

https://doi.org/10.33088/jmk.v6i2.209

Ramli, R. (2020). Correlation of Mothers’ Knowledge and Employment Status

with Exclusive Breastfeeding in Sidotopo. Jurnal PROMKES, 8(1), 36.

https://doi.org/10.20473/jpk.v8.i1.2020.36-46

Sari, D. P., St, S., Rufaida, Z., Bd, S. K., Sc, M., Wardini, S., Lestari, P., St, S., &

Kes, M. (2018). Nyeri persalinan. Stikes Majapahit Mojokerto, 1–117.

Shodiqoh, E. R., & Syahrul, F. (2014). Anxiety Level Differences Between The

Face Of Labour And Multigravida Primigravida. Jurnal Berkala

Epidemiologi, 2(1), 141. https://doi.org/10.20473/jbe.v2i1.2014.141-150

Sulistianingsih, A., & Wijayanti, Y. (2022). Kombinasi Birth Ball Dan Latihan

Pernafasan Dengan Penurunan Nyeri Persalinan Kala I. Jurnal Ilmu

Keperawatan Dan Kebidanan, 13(1), 66.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


https://doi.org/10.26751/jikk.v13i1.1243

Sumarah. (2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan. Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi Persalinan, 2(1), 61–68.

Wicaksana, A. (2016). 済無 No Title No Title No Title. Https://Medium.Com/, 7–

45.

Yuliani, D. R., & Aini, F. N. (2020). Kecemasan Ibu Hamil Dan Ibu Nifas Pada

Masa Pandemi Covid-19 Di Kecamatan Baturraden. Jurnal Sains Kebidanan,

2(2), 11–14. https://doi.org/10.31983/jsk.v2i2.6487

Afifah, I., & Sopiany, H. M. (2017). No Title 日本の国立公園に関する3拙著

に対する土屋俊幸教授の批評に答える. 経済志林, 87(1,2), 149–200.

Bobak, L. dan J. 2005. (2017). Buku Ajar Keperawatan Maternitas (Mandriwati,

dkk, 2017). Menurut Bobak, Lowdermilk dan Jensen dalam Asuhan

Keperawatan.

Desember, P. J., Marga, B., Surakarta, W., Januari, P., & Masalah, L. B. (2009).

3-5-1-Sm (2).

Harjanto, A. R., & Muhartono. (2015). Korelasi antara Pemakaian Oksitosin Drip

pada Ibu dengan Angka Kejadian Hiperbilirubinemia Neonatal. J Agromed

Unila, 2(3), 278–283.

Ii, B. A. B., & Pustaka, T. (2002). BAB II Tinjauan Pustaka BAB II TINJAUAN

PUSTAKA 2.1. 1–64.

Jamir, A. F., & Tajuddin, T. (2021). Pengaruh Pijat Perineum Terhadap Kejadian

Ruptur Perineum Pada Persalinan di Rumah Sakit Nene Mallomo Kabupaten

Sidenreng Rappang. Bunda Edu-Midwifery Journal (BEMJ), 4(2), 13–20.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Kesehatan, J., Vol, T., & Rahman, A. (2016). HUBUNGAN PENGETAHUAN

DAN SIKAP IBU DENGAN PERTOLONGAN KECAMATAN BIROMARU

KABUPATEN SIGI Healthy Tadulako Journal ( Abd . Rahman : 16-23 )

PENDAHULUAN Program pembangunan kesehatan di Indonesia di

utamakan pada penurunan indikator derajat kesehatan yaitu p. 2(2), 16–23.

Lampung, D. P. (2021). Tahun 2020. Timesindonesia, 2020(0751), 2021.

Liliana, A. (2019). Pengaruh Paritas Dan Perilaku Imd Dengan Involusi Uteri

Pada Ibu Postpartum Di Rsud Panembahan Senopati Bantul. Jurnal

Keperawatan Respati Yogyakarta, 6(1), 518.

https://doi.org/10.35842/jkry.v6i1.296

Meti, D. (2016). Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida Tentang Tanda-Tanda

Persalinan Di Wilayah Lampung Utara. Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai

Betik, 12(2), 228–232.

https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JKEP/article/view/603.

Mutmainah, H., Yuliasari, D., & Mariza, A. (2019). Pencegahan Rupture

Perineum Pada Ibu Bersalin Dengan Pijat Perineum. Jurnal Kebidanan, 5(2),

137–143.

Ningsih, I. D. (2015). Persalinan Drip, Partus Presipitatus , Berat Badan Janin

Terhadap Laserasi Perineum Pada Primigravida di RSUD Indramayu.

Rahmi, R. (2018). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Abortus.

Jurnal Media Kesehatan, 6(2), 169–179.

https://doi.org/10.33088/jmk.v6i2.209

Ramli, R. (2020). Correlation of Mothers’ Knowledge and Employment Status

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


with Exclusive Breastfeeding in Sidotopo. Jurnal PROMKES, 8(1), 36.

https://doi.org/10.20473/jpk.v8.i1.2020.36-46

Sari, D. P., St, S., Rufaida, Z., Bd, S. K., Sc, M., Wardini, S., Lestari, P., St, S., &

Kes, M. (2018). Nyeri persalinan. Stikes Majapahit Mojokerto, 1–117.

Shodiqoh, E. R., & Syahrul, F. (2014). Anxiety Level Differences Between The

Face Of Labour And Multigravida Primigravida. Jurnal Berkala

Epidemiologi, 2(1), 141. https://doi.org/10.20473/jbe.v2i1.2014.141-150

Sulistianingsih, A., & Wijayanti, Y. (2022). Kombinasi Birth Ball Dan Latihan

Pernafasan Dengan Penurunan Nyeri Persalinan Kala I. Jurnal Ilmu

Keperawatan Dan Kebidanan, 13(1), 66.

https://doi.org/10.26751/jikk.v13i1.1243

Sumarah. (2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan. Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi Persalinan, 2(1), 61–68.

Wicaksana, A. (2016). 済無 No Title No Title No Title. Https://Medium.Com/, 7–

45.

Yuliani, D. R., & Aini, F. N. (2020). Kecemasan Ibu Hamil Dan Ibu Nifas Pada

Masa Pandemi Covid-19 Di Kecamatan Baturraden. Jurnal Sains Kebidanan,

2(2), 11–14. https://doi.org/10.31983/jsk.v2i2.6487

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


LAMPIRAN

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Lampiran 1 Partograf

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Lampiran 2 Infornet Consent

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Lampiran 3 Uji Etik

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Lampiran 4 PSP

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Lampiran 5 Buku KIA

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Anda mungkin juga menyukai