Dosen pengampu:
Disusun Oleh:
2024
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Asuhan Kebidanan Pada NY. L G5P3A1 USIA 39 Tahun Hamil 26 Minggu dengan
Resiko Tinggi (Usia Ibu, Paritas dan Riwayat Abortus) Di Puskesmas Pebayuran
Kabupaten Bekasi 2024
Disetujui,
Pembimbing Lapangan
Pembimbing Institusi
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala rahmat-
Nya laporan ini dapat terselesaikan dengan tepat pada waktuNya. Sholawat serta salam
kita limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya,
kerabatnya, sahabatnya dan seluruh umatnya.
Laporan ini disusun guna membahas tentang Asuhan Kebidanan Pada NY. L
G5P3A1 USIA 39 Tahun Hamil 26 Minggu dengan Resiko Tinggi (Usia Ibu,
Paritas dan Riwayat Abortus) Di Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi 2024
adapun tambahan materi lainnya yang didasari pada tinjauan pustaka. Dalam
penyusunan laporan ini, penulis mengucapkan terima kasih sebanyak banyaknya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan yang penulis buat.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1 Dr. Triseu Setianingsih, SKM., MKM, selaku Rektor Universitas Medika
Suherman
2 Ns. Retno Anggraini Puspita Sari, S.Kep., M. Kes, selaku Bidang Mutu Pendidikan
Universitas Medika Suherman.
3 Vincent Octavius, SE., MM, selaku Wakil Rektor Bidang Keuangan Universitas
Medika Suherman.
4 Ns. Yana Setiawan, S,Kep., M.Kep, selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan
Universitas Medika Suherman.
5 Ns. Angga Saeful Rahmat, S.Kep.M.Kep., Sp.Kep Kom, selaku ketua LPPM
Universitas Medika Suherman.
6 Deni Alamsyah, SP., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Medika Suherman.
7 Yulianti, SST., M.Keb, selaku Ketua Program Studi Sarjana Kebidanan dan
Pendidikan Profesi Bidan Universitas Medika Suherman
8 Neneng Julianti, SST., M.Keb. selaku Dosen pembimbing akademik lahan praktik
klinik.
9 Dosen Universitas Medika Suherman Cikarang yang telah memberikan ilmu dan
pelajaran sebagai bekal bagi penulis.
10 Kepala Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi.
11 Hj. Rosidah, S.Tr.Keb selaku Penanggung Jawab PONED dan KIA serta
Pembimbing Lahan Praktik Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi.
12 Hj. Hanni Nuur Ghaniyyu, AM. Keb selaku Penanggung Jawab Program KB
Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi.
13 Seluruh Bidan dan Perawat yang berada di Puskesmas Pebayuran Kabupaten
Bekasi.
14 Rekan rekan mahasiswi Profesi Kebidanan Universitas Medika Suherman Cikarang
dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan
dukungan.
Penulis sangat menyadari isi dari laporan ini jauh dari sempurna karena
keterbatasan kemampuan. Sehingga harap dimaklumi apabila isi laporan ini banyak
Kekurangan dalam hal pengetikan maupun materi. Oleh karena itu, kritik dan saran
sangat penulis harapkan demi menyempurnakan laporan ini. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi penulis maupun pembaca, dan menjadi tambahan ilmu pengetahuan
bagi kita semua khususnya bagi para mahasiswa.
Penulis
DAFTAR ISI
PERNYATAAN PERSETUJUAN...........................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................4
C. Tujuan.............................................................................................................4
D. Manfaat...........................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6
A. Kehamilan.......................................................................................................6
C. Perubahan Psikologis Ibu Hamil....................................................................9
D. Ketidaknyamanan Ibu Hamil........................................................................11
E. Tanda Bahaya dalam Kehamilan..................................................................13
F. Asuhan Kehamilan (ANC)...........................................................................15
G. Kebutuhan Fisiologis Ibu Hamil...................................................................16
H. Paritas...........................................................................................................17
I. Kehamilan Usia > 35 Tahun.........................................................................18
J. Abortus.........................................................................................................21
BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN.........................................27
A. Studi Kasus...................................................................................................27
B. Pembahasan..................................................................................................36
BAB IV PENUTUP................................................................................................38
A. Simpulan.......................................................................................................38
B. Saran.............................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan
ovum yang dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Jika dihitung dari
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam
waktu 40 minggu atau 9 bulan 7 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir
(Elisanti, 2018).
Indikator suatu Negara dikatakan sebagai Negara maju atau Negara
berkembang dilihat dari kualitas dan tinggi rendahnya kepeduliaan masyarakat
pada bidang kesehatan. Kematian Maternal merupakan suatu indikasi yang
dapat menentukan keadaan baik buruknya keadaan pelayanan kebidanan
(meternity care) dalam suatu negara. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator untuk mengetahui
derajat kesehatan di suatu negara seluruh dunia (Kemenkes, 2019).
Pembahasan SDGs kesehatan salah satunya yaitu pada 2030
mengurangi angka kematian ibu hingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran
hidup (KH) dan mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat di cegah,
Menurut hasil analisa sensus penduduk 2015 dalam RAN-PP-AKI (rencana
aksi nasional percepatan penurunan AKI dan AKB pada tahun 2015 adalah 32
per 100.000 KH dan target RPJMN (rencana pembangunan jangka menengah
nasional) yang ingin di capai pada tahun 2024 nanti adalah 16 kematian setiap
1000 kelahiran (Kemenkes, 2020).
Fakta kematian ibu di Indonesia dilihat dari hasil Survei Demografi
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia yakni sebesar 305 pe 100.000 KH. Sedangkan Angka Kematian Bayi
(AKB) tahun 2017 menunjukkan sebesar 24 per 1000 KH. Angka Kematian
Ibu (AKI) saat ini masih jauh dari target Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs) (Kemenkes, 2020).
Dinas kesehatan Kabupaten Bekasi melaporkan adanya kenaikan
jumlah kematian ibu di tahun 2021 dibanding 2020 di 44 Puskesmas yaitu pada
tahun 2017 terdapat 31 kasus kematian dibanding tahun 2018 terdapat 28 kasus
adanya kecenderungan penurunan kasus kematian dibanding tahun 2019
menjadi 22 kasus, pada tahun 2020 terjadi kenaikan kasus kembali sebesar 29
dan di tahun 2021 terjadi kenaikan kembali menjadi 33 kasus dibanding tahun
2020 adanya kenaikan kasus kematian ibu di Kabupaten Bekasi (Dinkes Kab
Bekasi, 2021). Di puskesmas pebayuran sendiri melaporkan bahwa pada tahun
2023 tidak ada kasus kematian ibu atau AKI dan terdapat 3 kasus angka
kematian bayi (AKB) (Puskesmas Pebayuran, 2023).
Kehamilan dengan risiko tinggi memiliki beberapa kategori, yang
termasuk dalam kehamilan dengan risiko tinggi yaitu : usia ibu hamil yang
terlalu muda (< 16 tahun); usia ibu hamil yang terlalu tua (> 35 tahun); jarak
kehamilan yang terlalu jauh (>10 tahun); jarak kehamilan yang terlalu dekat (<
2 tahun); terlalu banyak anak; tinggi badan yang terlalu pendek < 145cm;
pernah gagal dalam kehamilan; pernah melahirkan dengan tindakan vakum;
pernah menjalani operasi sesar; terdapat penyakit pada ibu hamil diantaranya :
Anemia, TB Paru, Malaria, Penyakit Menular Seksual, Diabetes; bengkak pada
muka dan tungkai serta hipertensi; kehamilan gameli; bayi mati dalam
kandungan; kehamilan lebih bulan; letak sungsang; letak lintang; perdarahan
dalam kehamilan; preeklamsi berat (Fauzy & Fourianalistyawati, 2018).
Penyebab tidak langsung yang bisa menyebabkan kematian ibu
misalnya tiga terlambat (3T) dan empat terlalu (4T). Tiga terlambat yaitu
terlambat membuat keputusan untuk merujuk oleh keluarga, terlambat menuju
fasilitas kesehatan, dan terlambat dalam mendapatkan pertolongan medis.
Sedangkan empat terlalu yaitu wanita terlalu muda untuk hamil (usia yang
masih kurang dari 20 tahun), wanita terlalu tua untuk hamil (usia yang lebih
dari 35 tahun), wanita terlalu banyak melahirkan anak (lebih dari 3 anak), dan
wanita yang hamil dengan jarak anak sangat dekat < 2 tahun atau sangat jauh >
5 tahun (Rifriadi, 2016).
Usia yang terlalu tua dan paritas 4 kali atau lebih dalam akses
pelayanan kebidanan termasuk dalam faktor resiko tinggi yang dapat
memberikan berbagai dampak bagi keselamatan ibu dan bayi. Adanya faktor
resiko ini juga dapat mempengaruhi nilai mortalitas (AKI dan AKB), serta
morbilitas ibu dan bayi (Aditya, 2017).
Dampak bagi ibu yang resiko tinggi yaitu keguguran, partus macet,
IUFD, preeklampsia, eklampsia, perdarahan ante partum dan post partum,
retensio plasenta, atonia uteri dan KPD. Sedangkan bagi janin yaitu bayi lahir
belum cukup bulan (premature) dan Bayi Lahir dengan BBLR
(Prawirohardjho, 2018).
Umur ibu yang terlalu tua mempengaruhi kerja rahim dimana sering
terjadi kekakuan jaringan yang berakibat miometrium tidak dapat berkontraksi
dan retraksi dengan maksimal (Rochjati, 2011). Sedangkan pada paritas tinggi,
uterus kehilangan elastisitasnya sehingga miometrium tidak dapat berkontraksi
dan retraksi secara maksimal sehingga menimbulkan terjadinya atonia uteri.
Hal ini juga dapat menyebabkan plasenta tidak bisa terlepas dari tempat
implantasinya ataukah plasenta sudah lepas tetapi belum keluar karena atonia
uteri (Sofian, 2011). Salah satu faktor terjadinya abortus adalah riwayat abortus
juga merupakan faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko terjadinya
abortus pada ibu hamil. Menuurut penelitian Rahmani (2014) menyatakan
faktor yang menjadi penyebab abortus adalah faktor janin. Faktor janin
merupakan penyebab yang sering terjadi pada abortus spontan. Kelainan yang
menyebabkan abortus spontan tersebut yaitu kelainan telur (blighted ovum),
kerusakan embrio dengan adanya kelainan kromosom, dan abnormalitas
pembentukan plasenta (hipoplasi trofoblas) (Rahmani, 2014).
Meningkatkan pelayanan ANC (Antenatal Care) mampu mendeteksi
dan menangani kasus resiko tinggi secara memadai, pertolongan persalinan
yang bersih, steril dan aman oleh tenaga kesehatan terampil, pelayanan pasca
persalinan dan kelahiran, pelayanan emergency obstetrik dan neonatal dasar
(PONED) dan pelayanan pasca persalinan dan kelahiran, pelayanan emergency
obstetrik dan neonatal komprehensif (PONEK) yang dapat ditinjau oleh
masyarakat yang membutuhkan (Kemenkes, 2018).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah pada laporan ini
adalah untuk mengetahui bagaimana Asuhan Kebidanan Pada NY. L G5P3A1
USIA 39 Tahun Hamil 26 Minggu dengan Resiko Tinggi (Usia Ibu, Paritas dan
Riwayat Abortus) Di Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi 2024.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan, maka tujuan
umum pada laporan ini yaitu Mampu menerapkan asuhan kebidanan yang
tepat untuk menangani masalah pada ibu hamil dengan Resiko Tinggi (Usia
Ibu, Paritas dan Riwayat Abortus) Di Puskesmas Pebayuran Kabupaten
Bekasi 2024.
2. Tujuan Khusus
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan, maka tujuan
khusus pada penelitian ini yaitu:
a) Mengetahui data subjektif ibu dengan Resiko Tinggi (Usia Ibu, Paritas
dan Riwayat Abortus) Di Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi.
b) Mengetahui data objektif ibu dengan Resiko Tinggi (Usia Ibu, Paritas
dan Riwayat Abortus) Di Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi.
c) Menegakkan analisa ibu dengan Resiko Tinggi (Usia Ibu, Paritas dan
Riwayat Abortus) Di Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi.
d) Melakukan penatalaksanaan ibu dengan Resiko Tinggi (Usia Ibu,
Paritas dan Riwayat Abortus) Di Puskesmas Pebayuran Kabupaten
Bekasi.
D. Manfaat
1. Bagi Lahan Prakktik
Manfaat bagi lahan praktik yang diharapkan adalah bahwa hasil penelitian
dapat dijadikan rujukan bagi upaya pengembangan penelitian terhadap ibu
hamil dengan Resiko Tinggi (Usia Ibu, Paritas dan Riwayat Abortus) Di
Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi.
2. Bagi Profesi
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam mengaplikasikan tindakan
yang dilakukan pada asuhan kebidanan yang sesuai kewenangan pada klien
Resiko Tinggi (Usia Ibu, Paritas dan Riwayat Abortus) Di Puskesmas
Pebayuran Kabupaten Bekasi.
3. Bagi Klien dan Keluarga
Mendapat asuhan kebidanan yang baik dan memberi rasa nyaman terhadap
klien dan keluarga serta mendapatkan informasi tentang bahaya komplikasi
dari Resiko Tinggi (Usia Ibu, Paritas dan Riwayat Abortus) Di Puskesmas
Pebayuran Kabupaten Bekasi.
.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan
1) Pengertian Kehamilan
Kehamilan merupakan fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan
ovum yang dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Jika dihitung dari
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam
waktu 40 minggu atau 9 bulan 7 hari dihitung dari hari pertama terakhir
(Elisanti, 2018).
Kehamilan adalah proses mata rantai yang berkesinambungan dan
terdiri dari ovulasi, migrasi, spermatozoa dan ovum, konsepsi dan
pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan placenta
dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2018).
Kehamilan merupakan masa yang diawali dengan proses konsepsi
yaitu pembuahan atau fertilisasi, pembelahan sel (zigot), nidasi atau
implantasi zigot, pertumbuhan dan perkembangan zigot- embrio-
perkembangan janin hingga saat kelahiran. Untuk terjadinya kehamilan
harus adanya sperma dan sel telur yang nantinya akan mengalami
pembuahan (konsepsi) serta nidasi (implantasi hasil konsepsi). Masa
kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
kehamilan berlangsung secara normal adalah 280 hari atau 40 minggu (9
bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid yang terakhir (Manuaba,
2018).
2) Pengertian Kehamilan Trimester I
Kehamilan trimester pertama adalah keadaan mengandung embrio atau
fetus didalam tubuh 0 – 14 minggu. Mual dan muntah adalah gejala yang
wajar dan sering terjadi pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya
timbul pada pagi hari tetapi dapat pula timbul setiap saat dan pada malam
hari. Gejala ini biasanya terjadi pada usia kehamilan 6 mingu hinngga 10
mingggu (Wardani, 2012).
Keadaan mual dan muntah ini menyebabkan terjadinya peningkatan suasana
asam dalam mulut. Adanya peningkatan plak karena malas memelihara
kebersihan, hal ini mempercepat kerusakan gigi (Kemenkes RI,2012).
3) Pengertian Kehamilan Trimester II
Kehamilan trimester kedua adalah mengandung embrio atau fetus dalam
tubuh 14- 28 minggu. Pada masa ini ibu hamil akan merasa lebih tenang,
tentram tanpa gangguan berarti. Pada trimester kedua janin berkembang
menuju maturasi, maka pemberian obat- obatan harus dijaga agar jangan
menganggu pembentukan gigi geligi janin seperti antibiotika, tetrasiklin,
klindamisin (Wardani, 2012)
4) Pengertian Kehamilan Trimester III
Trimester ketiga adalah keadaan mengandung embrio atau fetus didalam
tubuh pada 28 – 40 minggu. Pada trimester ketiga rasa
lelah,ketidaknyamanan, dan depresi ringan akan meningkat. Tekanan
darah ibu hamilbiasanya meninggi, dan kembali normal setelah melahirkan
(Wardani,2012).Peningkatan hormon estrogen dan progesteron memuncak
pada trimester ini.
1) Sistem Reproduksi
Sistem Reproduksi terdiri dari uterus. Uterus selama kehamilan
akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi hasil konsepsi (janin,
plasenta, amnion) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang
luar biasa untuk bertambah besar dengan cepat selama kehamilan dan
pulih kembali seperti keadaan semula dalam beberapa minggu setelah
persalinan. Pada perempuan tidak hamil uterus mempunyai berat 70 g dan
kapasitas 10 ml atau kurang. Selama kehamilan, uterus akan berubah
menjadi suatu organ yang mampu menampung janin, plasenta, dan cairan
amnion rata-rata pada akhir kehamilan volume totalnya mencapai 5000 ml
bahkan dapat mencapai 20.000 ml atau lebih dengan rata-rata 1100 g
(Prawirohardjo, 2014).
2) Sistem Perkemihan
Perkemihan Perubahan struktur ginjal selama kehamilan
merupakan akibat aktivitas hormonal (estrogen dan progesteron), tekanan
yang timbul akibat pembesaran uterus dan peningkatan volume darah.
Perubahan ini membuat pelvis dan ureter mampu menampung urine dalam
volume yang lebih besar dan juga memperlambat laju aliran urine sehingga
menyebabkan sering berkemih (Hutahaean, 2013).
3) Sistem Resfirasi
Kebutuhan oksigen selama kehamilan meningkat 15-20%,
sistemrespirasi selama kehamilan dapat mengakibatkan peningkatan
inspirasi dan ekspirasi dalam pernafasan, yang secara langsung juga
mempengaruhi suplai oksigen (0 2) dan karbondioksida (CO 2 ) pada janin
(Hutahaean, 2013).
4) Sirkulasi Udara
Volume darah total dan volume darah plasma darah naik pesat
sejak akhirtrimester pertama. Volume darah akan bertambah banyak kira-
kira 25% dengan puncaknya pada kehamilan 32 minggu diikuti
pertambahan curah jantung yang meningkat sebanyak ±30% (Hutahaean,
2013).
5) Payudara (Mamae)
Pada ibu hamil trimester tiga, terkadang keluar rembesan cairan
berwarna kekuningan (kolostrum). Hal ini tidak berbahaya dan merupakan
pertanda bahwa payudara sedang menyiapkan ASI untuk menyusui bayi
nantinya. Progesteron menyebabkan puting menjadi lebih menonjol dan
dapat digerakkan (Hutahaean, 2013).
6) Kenaikan Berat Badan
Penambahan BB dari mulai awal kehamilan sampai akhir
kehamilan adalah 11-12 kg (Kusmiyati, 2013).
7) Sistem Muskuloskeletal
Terjadi perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat
wanita hamil menyebabkan postur dan cara berjalan berubah secara
mencolok. Kurva lumbosakrum normal harus semakin melengkung dan di
daerah servikodorsal harus berbentuk kurvatura (fleksi anterior kepala
berlebihan/seperti menunduk) untuk mempertahankan keseimbangan,
karena pada wanita hamil pusat gravitasi bergeser ke depan. Sehingga
struktur ligamentum dan otot tulang belakang bagian tengah dan bawah
mendapat tekanan berat (Fauziah, 2012).
H. Paritas
Paritas adalah jumlah atau banyaknya persalinan yang pernah dialami
ibu baik lahir hidup maupun mati. Paritas 2 sampai 3 merupakan paritas
paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Ibu dengan paritas tinggi
lebih dari 3 memiliki angka maternal yang tinggi karena dapat terjadi
gangguan endometrium.
Penyebab gangguan endometrium tersebut dikarenakan kehamilan
berulang. Sedangkan pada paritas pertama berisiko karena rahim baru
pertama kali menerima hasil konsepsi dan keluwesan otot rahim masih
terbatas untuk pertumbuhan janin (Winkjosastro, 2018).
Tingkat paritas telah menarik perhatian peneliti dalam kesehatan ibu
dan anak. Dikatakannya bahwa terdapat kecenderungan kesehatan ibu yang
berparitas rendah lebih baik daripada yang berparitas tinggi, terdapat asosiasi
antara tingkat paritas dan penyakitpenyakit tertentu yang berkaitan dengan
kehamilan (Notoatmodjo, 2018).
Paritas dapat dibedakan menjadi nulipara yaitu paritas 0, primipara
yaitu paritas 1, multipara yaitu paritas 2-4, dan grandemultipara yaitu paritas
lebih dari 4 (Prawirohardjo, 2018).
Kehamilan grande multipara termasuk dalam kehamilan berisiko
tinggi, karena komplikasi bisa terjadi baik saat hamil atau melahirkan.
Beberapa risiko komplikasi yang mungkin terjadi antara lain perdarahan ante
partum, (pendarahan yang terjadi setelah usia kandungan 28 minggu), solustio
plasentae (lepasnya sebagian atau semua plasenta dari rahim), plasenta previa
(jalan lahir tertutup plasenta), spontaneus abortion (keguguran), dan
intrauterine growth retadation (IUGR), atau pertumbuhan bayi yang buruk
dalam Rahim (Prawirohardjo, 2018).
Grande multipara berakibat komplikasi pada persalinan, antara lain
dengan meningkatkan risiko terjadinya uterine atony (perdarahan pasca
melahirkan), ruptur uteri (robeknya dinding rahim), serta malpresentation
(bayi salah posisi lahir). Perdarahan merupakan salah satu risiko besar yang
harus dialami oleh ibu yang jumlah kehamilannya empat kali atau lebih,
dibandingkan ibu yang hamil kurang dari empat kali (Prawirohardjo, 2018).
Resiko yang Dapat Terjadi pada Ibu Hamil dengan Usia ≥35 Tahun,
yaitu:
1) Preeklamsi dan Eklamsia
Sehubungan dengan makin tingginya usia ibu, uterine semakin
mengalami degenerasi. Patofisiologi terjadinya preeklampsia sampai saat
ini pun belum diketahui dengan jelas. Banyak teori yang telah
dikemukakan mengenai terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Harrison
(2017) menyebutkan bahwa preeklampsia dapat terjadi akibat kelainan
implantasi plasenta, serta akibat perubahan pada ginjal dan sistem vaskuler
secara keseluruhan, dimana, akibat adanya disfungsi endotel, faktor-faktor
yang memungkinkan perkembangan pembuluh darah menjadi berubah,
menyebabkan menyebabkan timbulnya lesi yang khas pada sel endotel
glomerulus, yang ditandai dengan adanya mikroskopis thrombus, sehingga
mengakibatkan menurunnya fungsi ginjal (Rochdjati, 2018)
2) Diabetes Gestasional
Resiko lainnya dari kehamilan di atas usia 35 tahun adalah ibu
dapat mengalami kemungkinan munculnya gejala diabetes gestasional.
Kondisi kehamilan ini dapat menyebabkan kurang terkontrolnya produksi
insulin di dalam tubuh. Apabila di kombinasi dengan asupan gizi yang
tidak teratur, akan menyebabkan gula darah sang ibu dapat mengalami
kenaikan (Rochdjati, 2018).
3) Plasenta Previa
Plasenta previa digunakan untuk menggambarkan plasenta yang
berimplantasi di atas atau sangat berdekatan dengan ostium uteri internum.
Usia ibu yang semakin lanjut meningkatkan risiko plasenta previa.
Terdapat 1 insiden dalam 1500 kehamilan pada perempuan kelompok usia
≤19 tahun dan sebesar 1 insiden dalam 100 kehamilan pada perempuan
kelompok usia >35 tahun. Penelitian FASTER juga menyebutkan, mereka
yang berusia >35 tahun memiliki risiko 1,1% untuk mengalami plasenta
previa dibandingkan dengan wanita yang berusia <35 tahun yang hanya
beresiko 0,5% (Rochdjati, 2018).
4) Ketuban Pecah Dini
Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah keadaan pecahnya selaput
ketuban sebelum persalinan. Pecahnya ketuban pada kehamilan prematur
pada banyak kasus tidak diketahui sebabnya, namun infeksi intrauterin
asimptomatik merupakan penyebab tersering terjadinya KPD. Usia tua
merupakan faktor risiko terjadinya bakteriuria asimptomatik pada
kehamilan, hal ini didasarkan bahwa pada ibu usia tua umumnya telah
terjadi beberapa kehamilan sebelumnya (multiparitas), dan multiparitas
adalah salah satu faktor risiko dari bekteriuria asimptomatik (Rochdjati,
2018).
5) Serotinus
Serotinus atau kehamilan lewat bulan adalah suatu kondisi
kehamilan dimana persalinan terjadi pada minggu ke 42 atau lebih. Pada
studi yang dilakukan Roos didapatkan 8,94% kehamilan lewat bulan,
dimana didapatkan peningkatan lebih dari 50% kehamilan lewat bulan
pada ibu usia ≥35 tahun dan primipara (Besari, 2017).
6) Anemia
Anemia pada kehamilan adalah karena kekurangan zat besi. Jika
persediaan zat besi minimal, maka setiap kehamilan akan mengurangi
persediaan zat besi tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia. Pada
kehamilan relativ terjadi anemia karena darah ibu hamil mengalami
hemodilusi atau pengenceran dengan peningkatan volume 30% sampai
40% yang puncaknya pada kehamilan 32 sampai 34 minggu. Pada ibu
hamil yang mengalami anemia biasanya ditemukan ciri-ciri lemas, pucat,
cepat lelah, mata berkung-kunang. Pemeriksaan darah dilakukan minimal
dua kali selama kehamilan yaitu pada trimester pertama dan trimester
ketiga (Sulistyawati, 2017).
J. Abortus
1) Definisi Abortus
Abortus merupakan masalah kesehatan masyarakat karena
memberikan dampak pada kesakitan dan kematian ibu. Salah satu
penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan berupa komplikasi yang
disebabkan oleh abortus. Abortus inkomplit merupakan salah satu
penyebab kematian Neonatal dan Maternal di Indonesia. Risiko terjadinya
abortus inkomplit meningkat bersamaan dengan peningkatan jumlah
paritas dan usia ibu. Abortus meningkat 10% pada wanita dengan paritas
primipara dan grandemultipara, sedangkan pada usia abortus meningkat
sebesar 12% pada wanita usia kurang dari 20 tahun dan meningkat sebesar
26% pada usia lebih dari 40 tahun (Cunningham et al., 2012).
A. Studi Kasus
Hari/Tanggal Pengkajian : Rabu, 06 Desember 2023
Waktu Pengkajian : Pukul 10.00 WIB
Tempat Pengkajian : Puskesmas Pebayuran
I. DATA SUBJEKTIF
Identitas Klien
Klien Suami
Pendidikan : SMP SD
Alamat Kantor: - -
Penghasilan : - 1.500.000
Quick Chek :
Pendarahan pervaginam,plasenta Previa ,solusio plasenta ,sakit kepala
berat,pandangan kabur, bengkak di wajah dan di jari tangan, keluar cairan
pervaginam,gerakan janin tidak terasa ,nyeri abdomen hebat.
1. Alasan Kunjungan Saat Ini :
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
Keluhan : Pusing, Mual, Batuk
2. Riwayat Kehamilan ini
a. Riwayat Menstruasi
HPHT : 22/05/2023 Pasti., Lamanya :7 hari ,
Banyaknya : 2x ganti pembalut
Haid sebelumnya tanggal : lupa Lamanya : 7 hari,
Banyaknya: 2x ganti pembalut Siklus : 28 Hari
Kontensitas : - Tafsiran Persalinan :29/02/2024
Hasil tes kehamilan (+) Tanggal :22/05/2023. Hasil :Positif
b. Pergerakan Fetus
Pergerakan fetus dirasakan pertama kali : - bulan
Pergerakan fetus dirasakan 24 jam dlm 2 jam terakhir : 2 kali
c. Keluhan yang dijalankan (Bila ada dijelaskan)
Rasa Lelah : ada
Mual dan muntah yang lama : ada
Nyeri perut : tidak ada
Panas, menggigil : tidak ada
Sakit kepala berat/terusmenerus : tidak ada
Pengelihatan kabur : tidak ada
Nyeri/panas waktu BAK : tidak ada
Rasa gatal pada vulva, vagina dan sekitarnya : tidak ada
Pengeluaran cairan pervaginaan : tidak ada
Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai : tidak ada
Oedema : tidak ada
d. Diet/Makan
Pola makan dan menu : 3x sehari (ayam,tempe,nasi sayur)
Perubahan makan yang dialami : ada
e. Pola Eleminasi
BAB :1x sehari, Keluhan : tidak ada
BAK :4x sehari, Keluhan : tidak ada
f. Aktifitas sehari-hari
Pola istirahat dan tidur : 8 jam
Seksualitas : aktif berhubungan
Pekerjaan : IRT
g. Imunisasi
TT1 tanggal : - TT2 tanggal : -
h. Kontrasepsi yang pernah digunakan
Suntik KB 3 Bulan
3. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu.
G5P3A1
Penyulit An Nifas
ak
kehamilan
Tgl/tahun Tempat Usia Jenis
No Penolong & Jenis
persalinan pertolongan kehamilan persalinan Persalinan kelamin BB PB Keadaan Laktasi Keadaan
Asi
1. 2003 Rumah 36minggu Normal Paraji Tidak ada Perempuan 4000 49 Baik Baik
Ekslusif
2. 2007 Rumah 12 minggu Abortus Paraji Abortus - - - - - -
Asi
3. 2007 Rumah 36 minggu Normal Paraji Tidak ada Perempuan 4000 50 Baik Baik
Ekslusif
Asi
4. 2017 Rumah 36 minggu Normal Paraji Tidak ada Laki laki 5000 49 Baik Baik
Ekslusif
5. Hamil ini
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit yang pernah atau sedang diderita
Jantung : tidak ada
Tekanan darah tinggi : tidak ada
Hepar : tidak ada
Diabetes Melitus : tidak ada
Anemia berat : tidak ada
Penyakit HS & HIV/AIDS: tidak ada
Campak : tidak ada
Malaria : tidak ada
Tuberkulosis : tidak ada
Gangguan mental : tidak ada
Operasi : tidak ada
Lain – lain :-
b. Perilaku Kesehatan
Penggunaan alcohol/obat-obat sejenisnya : tidak ada
Obat-obatan/jamu yang sering digunakan : tidak ada
Merokok, makan sirih : tidak ada
Irigasi vagina/ganti pakaian dalam : tidak ada
5. Riwayat Sosial
a. Apakah kehamilan ini direncanakan/diinginkan? iya
b. Jenis kelamin yang diharapkan : apa saja yang penting sehat
c. Status perkawinan : menikah
Jumlah :1
Lama perkawinan : 23 tahun
d. Susunan keluarga yang tinggal serumah
Jenis Umur Hubungan
No Pendidikan Pekerjaan Keterangan
kelamin tahun keluarga
IV. PENATALAKSANAAN
B. Pembahasan
1. Aspek Klinis
Hasil pemeriksaan tanda vital, Tekanan darah: 110/70 mmHg,
Nadi: 80 x/menit, Pernafasan: 20 x/menit, S: 36OC, Hb: 9,8 g/dL dan
pemeriksaan fisik yang telah dilakukan muka tampak sedikit pucat,
konjungtiva pucat, pada abdomen terdapat stirae, TFU: 2 jari diatas pusat,
Puka, DJJ: 140x/menit, TBJ : 1.705 gr. Menurut teori yang ditulis Ike, et.al
2016, terdapat hubungan antara usia ibu dengan resiko terjadinya anemia
yang mana ibu hamil dengan usia > 35 tahun memasuki fase degeneratif (fase
penuruan fungsi organ atau jaringan) terutama pada sistem reproduksinya.
Anemia juga berdampak pada keguguran yang mana ini sesuai dengan
riwayat abortus ny. L pada tahun 2007 karena kurangnya pengetahuan pasien
terhadap tanda-tanda bahaya kehamilan dan pemeriksaan kehamilan
difasilitas kesehatan.
2. Aspek Psikososial
Suami dan keluarga memberi dukungan dan respon yang baik
terhadap kehamilan ke 5 ini, karena kehamilan ini kehamilan yang di
inginkan.
3. Aspek Kesehatan
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan.
a) Melakukan anamnesis dan melakukan pemeriksaan antenatal care.
b) Memberikan KIE tanda bahaya kehamilan.
c) Memberikan KIE terkait pola nutrisi.
d) Memberikan KIE pola istirahat.
e) Memberikan KIE pada ibu mengenai obat yang diberikan. Paracetamol 3x
sehari sesudah makan, B6 3x sehari sesudah makan, Guaifenesin 3x sehari
sesudah makan, Fe 1x sehari sesudah makan, Kalsium 1x sehari sesudah
makan.
f) Meminta ibu untuk datang kembali ke puskesmas untuk kunjungan ulang 2
minggu lagi.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
Saran yang diberikan ditujukan untuk:
1. Bagi Lahan Prakktik
Manfaat bagi lahan praktik yang diharapkan adalah bahwa hasil laporan
kasus ini dapat dijadikan rujukan bagi upaya pengembangan penelitian
terhadap ibu hamil resiko tinggi (usia ibu, paritas dan riwayat abortus) di
puskesmas pebayuran kabupaten bekasi 2024
2. Bagi Profesi
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam mengaplikasikan tindakan
yang dilakukan pada asuhan kebidanan yang sesuai kewenangan pada klien
Antenal care (ANC).
3. Bagi Klien dan Keluarga
Mendapat asuhan kebidanan Antenatal care yang baik terhadap ibu hamil
serta mendapatkan informasi tentang resiko tinggi (Usia ibu, paritas dan
riwayat abortus).
DAFTAR PUSTAKA
Elisanti, A. D. (2018). HIV AIDS, Ibu Hamil dan Pencegahan pada Janin.
Deepublish.
Kementerian Kesehatan RI. 2020. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Jakarta
: Kementerian Kesehatan RI; 2020.
Manuaba, Ida Bagus. Ilmu Kebidanan Penyakit dan Kandungan dan Kb untuk
Pendidikan Bidan. Jakatra : EGC: 2016.
Rochjati P. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil (Edisi 2): Pengenalan Faktor
Risiko Deteksi Dini Ibu Hamil Risiko Tinggi. Airlangga university press;
2011