Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU

HAMIL G1P0A0 UK 28 MINGGU JTHIU DENGAN


MASALAH ANEMIA RINGAN DI PUSKESMAS CEMPAKA
BANJARMASIN

DISUSUN OLEH :

MULTI HENDRAWATI (11194992110017)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS SARI MULIA
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL KASUS : ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU


HAMIL G1P0A0 UK 28 MINGGU JTHIU DENGAN MASALAH ANEMIA
RINGAN DI PUSKESMAS CEMPAKA BANJARMASIN

NAMA MAHASISWA : MULTI HENDRAWATI


NIM : 11194992110017

Banjarmasin, Mei 2021

Menyetujui,

PKM Cempaka Program Studi Pendidikan


Bidan Profesi Bidan Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia

Preseptor Klinik (PK) Preseptor Pendidikan (PP)

Shinta Ledya Yuniarti, S.S.T Susanti Suhartati, SST.,M.Kes


NIP. 198801072010012017 NIK 1166112012054
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL KASUS : ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU


HAMIL G1P0A0 UK 28 MINGGU JTHIU DENGAN MASALAH ANEMIA
RINGAN DI PUSKESMAS CEMPAKA BANJARMASIN
NAMA MAHASISWA : MULTI HENDRAWATI
NIM : 11194992110017

Banjarmasin, Mei 2021

Menyetujui,

PKM Cempaka Program Studi Pendidikan


Profesi Bidan Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia

Preseptor Klinik (PK) Preseptor Pendidikan (PP)

Shinta Ledya Yuniarti, S.S.T Susanti Suhartati, SST.,M.Kes


NIP. 198801072010012017 NIK 1166112012054

Mengetahui,
Ketua Jurusan Kebidanan
Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia

Ika Mardiatul Ulfa, SST., M.Kes


NIK 1166122009027

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan hasil laporan dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU
HAMIL G1P0A0 UK 28 MINGGU JTHIU DENGAN MASALAH ANEMIA
RINGAN DI PUSKESMAS CEMPAKA BANJARMASIN”. Penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang telah membantu penulis
dalam menyusun laporan ini, diantaranya kepada :
1. Ibu Hj. Aizar Soedarto, MBA selaku Pembina Yayasan Indah Banjarmasin.
2. Ibu Dr. Rr. Hj. Dwi Sogi Sri Redjeki S.KG., M.Pd selaku Ketua Yayasan
Indah Banjarmasin.
3. Bapak dr.H.R Soedarto WW, Sp.OG selaku Rektor I Universitas Sari Mulia
Banjarmasin.
4. Ibu Anggrita Sari, S.Si.T.,M.Pd., M.Kes selaku Wakil Rektor I Universitas
Sari Mulia Banjarmasin.
5. Bapak Hariadi Widodo, S.Ked.,M.PH Kes selaku Wakil Rektor II
Universitas Sari Mulia Banjarmasin.
6. Bapak Dr. Ir. Agustinus Hermino Superma Putra .,M.Pd selaku Wakil Rektor
III Universitas Sari Mulia Banjarmasin.
7. Bapak H.Ali Rakhman Hakim, M. Far., Apt selaku Dekan Fakultas
Kebidanan Universitas Sari Mulia Banjarmasin.
8. Ibu Ika Mardiatul Ulfa, SST., M.Kes selaku Ketua Jurusan Ilmu Kebidanan
Universitas Sari Mulia Banjarmasin.
9. Ibu Susanti Suhartati, SST., M.Kes selaku preseptor pendidikan (PP)
mahasiswa Pendidikan Profesi Bidan Universitas Sari Mulia Banjarmasin
yang telah membantu dan memberikan bimbingan kepada kami selama
praktik
10. Ibu Shinta Ledya Yuniarti, S.S.T selaku preseptor klinik (PK) diruang KIA
Puskesmas Cempaka Banjarmasin yang telah banyak memberikan bimbingan
kepada kami.
11. Seluruh Dosen serta pihak-pihak yang membantu dalam proses pembuatan
laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan dan
mungkin masih banyak terdapat kesalahan baik dari segi materi maupun dari
teknik penulisan, maka penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari pembaca untuk kesempurnaan laporan ini dimasa yang
akan dating.

Banjarmasin, Mei 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul...........................................................................................i
Lembar Persetujuan..................................................................................ii
Lembar Pengesahan.................................................................................iii
Kata Pengantar.........................................................................................iv
Daftar Isi...................................................................................................vi
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang………………………………………..…….....…. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 4
C. Tujuan..............................................................................................4
D. Manfaat............................................................................................5
BAB II Tinjauan Teori
A. Pengertian Kehamilan.....................................................................7
B. Klasifikasi Kehamilan.....................................................................7
C. Mekanisme Terjadinya Kehamilan.................................................7
D. Tanda dan Gejala............................................................................10
E. Perubahan Fisiologis......................................................................11
F. Penanganan Ketidaknyamanan......................................................13
G. Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan...................................................14
H. P4K.................................................................................................16
I. ANC...............................................................................................16
J. Penatalaksanaan.............................................................................18
K. Manajemen.....................................................................................20
L. Dokumentasi..................................................................................22
BAB III Tinjauan Kasus
A. Data Subjektif.................................................................................24
B. Data Objektif..................................................................................27
C. Analisa Data...................................................................................30
D. Penatalaksanaan.............................................................................30
BAB IV Pembahasan...............................................................................28
BAB V Penutup
A. Kesimpulan....................................................................................31
B. Saran...............................................................................................32
Daftar Pustaka
Lampiran

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu keadaan dimana seorang wanita yang
didalam rahimnya terdapat embrio atau fetus. Kehamilan dimulai pada saat
masa konsepsi hingga lahirnya janin, dan lamanya kehamilan dimulai dari
ovulasi hingga partus yang diperkirakan sekitar 40 minggu dan tidak melebihi
43 minggu. Kondisi kesehatan calon ibu pada masa awal kehamilan akan
mempengaruhi tingkat keberhasilan kehamilan serta kondisi status kesehatan
calon bayi yang masih didalam rahim maupun yang sudah lahir, sehingga
disarankan agar calon ibu dapat menjaga perilaku hidup sehat dan menghindari
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kondisi calon ibu pada masa kehamilan.
Kehamilan merupakan suatu kondisi fisiologis, namun kehamilan normal juga
dapat berubah menjadi kehamilan patologis (Mufdlilah, 2018).
Kehamilan adalah sebuah proses yang dimulai dari tahap konsepsi
sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40
minggu) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Widatiningsih & Dewi,
2017). Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan di lanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu bila dihitung
dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi (Walyani, 2015).
Kematian ibu menurut World Health Organization (WHO) adalah
kematian yang terjadi pada saat kehamilan, persalinan atau dalam 42 hari
setelah persalinan dengan penyebab yang berhubungan langsung atau tidak
langsung dari kehamilan atau persalinannya. Penyebab langsung kematian
tersebut dikenal dengan Trias Klasik yaitu Perdarahan (28%), eklampsia (24%)
dan infeksi (11%). Sedangkan penyebab tidak langsung antara lain adalah ibu
hamil menderita penyakit atau komplikasi lain yang sudah ada sebelum
kehamilan, misalnya hipertensi, penyakit jantung, diabetes, hepatitis, anemia,
malaria. Penyebab tersebut sebenarnya dapat dicegah dengan pemeriksaan
kehamilan (Antenatal Care) yang memadai (Kemenkes RI, 2018).
Laporan Survei Demografi Indonesia (SDKI) terakhir memperkirakan
angka kematian ibu adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013.
Bahkan WHO,UNICEF,UNFPA, dan World Bank memperkirakan angka
kematian ibu yang lebih tinggi, yaitu 420 per 100.000 kelahiran hidup (Arsita,
2015).
Jumlah ibu hamil di Indonesia pada tahun 2018 tercatat sekitar
5.324.562 jiwa. Sedangkan di Kalimantan Selatan, jumlah ibu hamil
mencapai 590.984 jiwa. Angka kematian ibu di Kalimantan Selatan tahun
2018 masih tinggi mencapai 260 per 10.000 kelahiran hidup. Namun, tahun
ini, angka kematian ibu diperkirakan menurun menjadi 130 per 10.000
kelahiran hidup. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia, selain
keracunan kehamilan, infeksi, status gizi, anemia (gizi besi), (Penyebab
pendarahan, BBLR) 40%, pendarahan menjadi penyebab utama kematian ibu
saat melahirkan di Kalimantan Selatan. Terlalu sering melahirkan dan terlalu
rapat jarak melahirkan juga menjadi risiko utama kematian ibu. Angka
kematian ibu (AKI) saat melahirkan pada 2010 mencapai 249/100.000
kelahiran hidup. Jumlah tersebut melampaui kematian ibu melahirkan tingkat
nasional yakni 228/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian bayi
(AKB) di Kalimantan Selatan pada 2010 lebih rendah dari nasional yakni
sebanyak 22/1.000 kelahiran hidup. Di tingkat nasional, angka kematian bayi
34/1.000 kelahiran hidup. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
tingginya angka kematian ibu adalah sikap dan perilaku ibu itu sendiri selama
hamil dan didukung oleh pengetahuan ibu terhadap kehamilannya (Dinas
Kesehatan Kota Banjarmasin, 2019).
Asuhan antenatal adalah asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sejak
konsepsi hingga awal persalinan. Bidan akan menggunakan pendekatan yang
berpusat pada ibu dan keluarganya dalam memberikan asuhan dengan
berbagai informasi untuk memudahkannya membuat pilihan tentang asuhan
yang ia terima. Dengan memberikan asuhan antenatal yang baik akan menjadi
salah satu tiang penyangga dalam safe motherhood dalam usaha menurunkan
angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal (Marmi, 2013).
Antenatal Care adalah suatu program yang terencana berupa observasi,
edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses
kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan. Antenatal ditujukan
untuk menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta
mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat, memantau kemungkinan adanya
risiko-risiko kehamilan, dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal
terhadap kehamilan risiko tinggi serta menurunkan morbiditas dan mortalitas
ibu dan perinatal (Cunningham, 2011).
Asuhan antenatal care (ANC) adalah pengawasan sebelum persalinan
terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim
(Yulaikhah, 2008). Pelayanan ANC dilakukan oleh tenaga yang profesional
dibidangnya sesuai dengan bidang ilmu yang dipelajari/ digeluti (Yeyeh,
2010).
Menurut (Mufdlilah, 2018) manfaat Antenatal Care yaitu Memfasilitasi
hasil yang sehat dan positif bagi ibu hamil maupun bayinya dengan alasan
menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasi yang
dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan
pendidikan kesehatan. Pelayanan antental adalah pelayanan kesehatan oleh
tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, Dokter umum, bidan, perawat)
untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standard minimal
pelayanan Antenatal Care yaitu timbang berat badan, ukur tinggi badan, ukur
tekanan darah, pemberian imunisasi TT, ukur tinggi fundus uteri, temu wicara
serta pemberian tablet Fe. Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini
mungkin ketika haidnya terlambat satu bulan, periksa ulang satu kali sebulan
sampai kehamilan 7 bulan, periksa ulang 2x sebulan sampai kehamilan 9
bulan, periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan.
Menurut Kemenkes RI (2020), setidak-tidaknya ANC dilakukan
sebanyak 6 kali selama kehamilan yaitu: dua kali pada trimester I, satu kali
pada trimester ke II, dan tiga kali pada trimester III. Pelayanan antenatal care
bisa didapatkan di Rumah Sakit, Puskesmas, Bidan Praktek Swasta, Dokter
Praktek Swasta, Posyandu. Pelayanan antenatal care hanya diberikan oleh
tenaga kesehatan dan bukan dukun bayi.
Anemia merupakan masalah yang masih terjadi pada wanita khususnya
ibu hamil. Prevalensi anemia secara umum terjadi pada 56 juta ibu hamil
yang tersebar di seluruh dunia dengan pembagian sekitar 7 juta di Eropa dan
Amerika dan sisanya yaitu 49 juta terjadi di negara maju, berkembang dan
negara miskin di Asia dan Afrika (Fatimah dan Susi, 2015 :135).
Anemia pada ibu hamil diketahui berdampak buruk, baik bagi
kesehatan ibu maupun bayinya. menyebutkan bahwa anemia merupakan
penyebab penting yang melatarbelakangi kejadian morbiditas dan mortalitas,
yaitu kematian ibu pada waktu hamil dan pada waktu melahirkan atau nifas
sebagai akibat komplikasi kehamilan. Selain itu ibu hamil yang menderita
anemia juga menunjukkan keadaan yang tragis, yaitu terjadinya perdarahan
pada saat melahirkan. Di samping pengaruhnya kepada kematian dan
perdarahan, anemia pada saat hamil akan memberikan dampak abortus, partus
prematus, inersia uteri dan menyebabkan perdarahan, syok, infeksi
intrapartum dan dalam nifas serta mempengaruhi pertumbuhan janin, berat
bayi lahir rendah dan peningkatan kematian perinatal (Ibnu Pranoto Dkk,
2013:87).
Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar Hb < 11,00 gr
%. Pada trimester I dan III atau kadar Hb < 10,50 gr% pada trimester II.
Karena ada perbedaan dengan kondisi wanita tidak hamil karena hemodilusi
terutama terjadi pada trimester II (Sarwono P, 2014:775 ).
Penanganan anemia dengan pemberian suplemen tablet zat besi (Fe)
yang merupakan suatu cara yang paling efektif untuk meningkatkan kadar zat
besi (Fe) dalam jangka waktu yang pendek pada ibu hamil.
Berdasarkan data diatas maka penulis tertarik melakukan asuhan
kehamilan “Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil G1P0A0 UK 28 Minggu
JTHIU dengan masalah Anemia Ringan di Puskesmas Cempaka
Banjarmasin”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas didapatkan rumusan masalah
yaitu bagaimana ““Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil G1P0A0 UK 28
Minggu JTHIU dengan masalah Anemia Ringan di Puskesmas Cempaka
Banjarmasin”

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktik klinik kebidanan mahasiswa mampu
melakukan asuhan kebidanan pada Ibu Hamil G1P0A0 UK 28 Minggu
JTHIU dengan masalah Anemia Ringan di Puskesmas Cempaka
Banjarmasin.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengidentifikasi pengkajian data subjektif pada ibu hamil
dengan Anemia Ringan.
b. Mampu mengidentifikasi pengkajian data objektif pada ibu hamil
dengan Anemia Ringan
c. Mampu menganalisis diagnosa pada ibu hamil dengan Anemia
Ringan.
d. Mampu melakukan penatalaksanaan pada ibu hamil dengan Anemia
Ringan.

D. Manfaat
1. Manfaat bagi Institusi Pendidikan
Sebagai tambahan referensi untuk bahan laporan selanjutnya pada
pasien dengan Anemia Ringan.
2. Manfaat bagi Lahan Praktek
Menambah referensi untuk meningkatkan mutu pelayanan kebidanan
yang professional kepada ibu hamil khususnya dengan anemia ringan.
3. Manfaat bagi Tenaga Kesehatan
Meningkatkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan mutu
pelayanan yang professional oleh tenaga kesehatan agar dapat
memberikan pelayanan kepada ibu hamil dengan anemia ringan
4. Manfaat bagi Mahasiswa
Mampu memahami dan bisa memberi penanganan pada pasien
dengan Anemia Ringan dan dapat mengaplikasikan ilmu yang telah
didapat selama di pendidikan, serta sebagai bahan bacaan atau referensi
tambahan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori
1) Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
Beberapa pengertian dari kehamilan adalah sebagai berikut:
1) Kehamilan merupakan suatu proses fisiologik yang hampir selalu
terjadi pada setiap wanita. Kehamilan terjadi setelah bertemunya
sperma dan ovum, tumbuh dan berkembang di dalam uterus selama
259 hari atau 37 minggu atau sampai 42 minggu (Nugroho dan
Utama, 2014).
2) Kehamilan merupakan masa yang dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu
atau 9 bulan 7 hari). Kehamilan ini dibagi atas 3 semester yaitu;
kehamilan trimester pertama mulai 0-14 minggu, kehamilan
trimester kedua mulai mulai 14-28 minggu, dan kehamilan
trimester ketiga mulai 28-42 minggu (Yuli, 2017).
b. Klasifikasi Kehamilan
Menurut Sarwono prawirohardjo 2009, Kehamilan terbagi dalam 3
trimester :
1) Kehamilan Trimester pertama (masa konsepsi – 12 minggu)
2) Kehamilan Trimester kedua ( 13 – 27 minggu)
3) Kehamilan Trimester ketiga ( 28 – 40 minggu)
c. Proses Kehamilan
Proses kehamilan sampai persalinan merupakan mata rantai satu
kesatuan dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi, pemeliharaan
kehamilan, perubahan endokrin sebagai persiapan menyongsong
kelahiran bayi, dan persalinan dengan kesiapan pemeliharaan bayi
(Sitanggang dkk, 2012).
1) Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh
sistem hormonal yang kompleks. Selama masa subur berlangsung
20-35 tahun, hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses
pematangan dan terjadi ovulasi (Manuaba, 2010:75). Setiap bulan
wanita melepaskan satu sampai dua sel telur dari indung telur
(ovulasi) yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk
ke dalam sel telur (Dewi dkk, 2010:59). Pelepasan telur (ovum)
hanya terjadi satu kali setiap bulan, sekitar hari ke-14 pada siklus
menstruasi normal 28 hari (Bandiyah, 2009:1)
2) Spermatozoa
Sperma bentuknya seperti kecebong terdiri atas kepala
berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti (nucleus). Leher yang
menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan ekor yang dapat
bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat. Panjang
ekor kira-kira sepuluh kali bagian kepala. Secara embrional,
spermatogonium berasal dari sel-sel primitive tubulus testis.
Setelah bayi laki-laki lahir, jumlah spermatogonium yang ada tidak
mengalami perubahan sampai akil balig (Dewi dkk, 2011: 62).
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang
kompleks, spermatogonium berasal dari primitive tubulus, menjadi
spermatosid pertama, menjadi spermatosit kedua, menjadi
spermatid, akhirnya spermatozoa. Sebagian besar spermatozoa
mengalami kematian dan hanya beberapa ratus yang dapat
mencapai tuba falopii. Spermatozoa yang masuk ke dalam alat
genetalia wanita dapat hidup selama tiga hari, sehingga cukup
waktu untuk mengadakan konsepsi (Manuaba, 2010:76-77)
3) Pembuahan (Konsepsi/Fertilisasi)
Pada saat kopulasi antara pria dan wanita (sanggama/koitus)
terjadi ejakulasi sperma dari saluran reproduksi pria di dalam
vagina wanita, dimana akan melepaskan cairan mani berisi sel sel
sperma ke dalam saluran reproduksi wanita. Jika senggama terjadi
dalam masa ovulasi, maka ada kemungkinan sel sperma dlm
saluran reproduksi wanita akan bertemu dengan sel telur wanita
yang baru dikeluarkan pada saat ovulasi. Pertemuan sel sperma dan
sel telur inilah yang disebut sebagai konsepsi/fertilisasi (Dewi dkk,
2011:67). Fertilisasi adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan
spermatozoa yang biasanya berlangsung di ampula tuba (Saifuddin,
2010:141) Menurut Manuaba dkk (2010:77-79), keseluruhan
proses konsepsi berlangsung seperti uraian dibawah ini:
a) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh
korona radiate yang mengandung persediaan nutrisi.
b) Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metaphase di tengah
sitoplasma yang vitelus.
c) Dalam perjalanan, korona radiata makin berkurang pada zona
pelusida. Nutrisi dialirkan ke dalam vitelus, melalui saluran
zona pelusida.
d) Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling
luas yang dindingnya penuh jonjot dan tertutup sel yang
mempunyai silia. Ovum mempunyai waktu hidup terlama di
dalam ampula tuba.
e) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.
4) Nidasi atau implantasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke
dalam endometrium. Umumnya nidasi terjadi pada depan atau
belakang rahim dekat fundus uteri. Terkadang pada saat nidasi
terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua yang disebut tanda
Hartman (Dewi dkk, 2011:71). Pada hari keempat hasil konsepsi
mencapai stadium blastula disebut blastokista, suatu bentuk yang di
bagian luarnya adalah trofoblas dan di bagian dalamnya disebut
massa inner cell. Massa inner cell ini berkembang menjadi janin
dan trofoblas akan berkembang menjadi plasenta. Sejak trofoblas
terbentuk, produksi hormone hCG dimulai, suatu hormone yang
memastikan bahwa endometrium akan menerima (reseptif) dalam
proses implantasi embrio (Saifuddin, 2010:143)
5) Plasentasi
Plasenta adalah organ vital untuk promosi dan perawatan
kehamilan dan perkembangan janin normal. Hal ini diuraikan oleh
jaringan janin dan ibu untuk dijadikan instrumen transfer nutrisi
penting (Afodun et al , 2015). Plasentasi adalah proses
pembentukan struktur dan jenis plasenta. Setelah nidasi embrio ke
dalam endometrium, plasentasi dimulai. Pada manusia plasentasi
berlangsung sampai 12-18 minggu setelah fertilisasi (Saifuddin,
2010:145).Pertumbuhan plasenta makin lama makin besar dan luas,
umumnya mencapai pembentukan lengkap pada usia kehamilan
sekitar 16 minggu. Plasenta dewasa/lengkap yang normal memiliki
karakteristik berikut:
a) Bentuk bundar /oval
b) Diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm
c) Berat rata-rata 500-600 gr.
d) Insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan plasenta) dapat
di tengah/sentralis, disamping/lateralis, atau tepi ujung
(tepi/marginalis).
e) Di sisi ibu, tampak daerah-daerah yang agak menonjol
(katiledon) yang diliputi selaput tipis desidua basialis.
f) Di sisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh
korion) menuju tali pusat. Korion diliputi oleh amnion.
g) Sirkulasi darah ibu di plasenta sekitar 300 cc/menit (20 minggu)
meningkat sampai 600-700 cc/ menit (aterm) (Dewi dkk,
2011:84)
d. Tanda dan Gejala Kehamilan
Tanda-tanda kehamilan ada tiga yaitu (Sulistyawati, 2009 ; Jannah,
2011 ; Nugroho, dkk, 2014 )
1) Tanda – tanda dugaan kehamilan
Yang termasuk tanda tanda dugaan kehamilan adalah :
a) Amenorhoe (tidak dapat haid)
Pada wanita sehat dengan haid yang teratur, amenorhoe
menandakan kemungkinan kehamilan. Gejala ini sangat penting
karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi.
Kadang - kadang amenorhoe disebabkan oleh hal - hal lain
diantaranya akibat menderita penyakit TBC, typhus, anemia atau
karena pengaruh psikis.
b) Emesis (muntah)
Pada umumnya, nausea terjadi pada bulan - bulan pertama
kehamilan sampai akhir triwulan pertama dan kadang - kadang
disertai oleh muntah. Nausea sering terjadi pada pagi hari, tetapi
tidak selalu. Keadaan ini lazim disebut morning sickness. Dalam
batas tertentu, keadaan ini masih fisiologis, namun bila terlampau
sering dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut
dengan hiperemesis gravidarum.
c) Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)
Sebagian wanita ditemukan mengidam makanan yang mungkin
berkaitan dengan presepsi individu wanita tersebut mengenai apa
yang bisa mengurangi rasa mual dan muntah.
d) Mamae menjadi tegang dan membesar
Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh esterogen dan
progesteron yang merangsang duktus dan alveoli pada mamae
sehingga glandula montglomery tampak lebih jelas.
e) Anoreksia (tidak ada selera makan)
Keadaan ini terjadi pada bulan - bulan pertama tetapi setelah
itu nafsu makan akan timbul kembali
f) Sering Kencing
Keadaan ini terjadi karena kandung kencing pada bulan -
bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai
membesar. Pada triwulan kedua, umumnya keluhan ini hilang
oleh karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul.
Pada akhir triwulan, gejala ini bisa timbul kembali karena janin
mulai masuk ke rongga panggul dan menekan kembali kandung
kencing.
g) Obstipasi
Keadaan ini terjadi karena tonus otot menurun yang
disebabkan oleh pengaruh hormon steroid.
h) Pigmentasi kulit
Keadaan ini terjadi pada kehamilan 12 minggu ke atas.
Kadang – kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan pada
pipi, hidung dan dahi yang dikenal dengan kloasma gravidarum
(topeng kehamilan). Areola mame juga menjadi lebih hitam
karena didapatkan deposit pigmen yang berlebihan. Daerah leher
menjadi lebih hitam dan linea alba. Hal ini terjadi karena pengaruh
hormon kortiko steroid plasenta yang merangsang melanofor dan
kulit.
i) Epulis
Epulis merupakan suatu hipertrofi papilla ginggivae yang
sering terjadi pada triwulan pertama.
j) Varices
Keadaan ini sering dijumpai pada triwulan terakhir dan
terdapat pada daerah genetalia eksterna, fossa poplitea, kaki
dan betis. Pada multigravida, kadang - kadang varises
ditemukan pada kehamilan yang terdahulu, kemudian timbul
kembali pada triwulan pertama. Kadang – kadang timbulnya
varises merupakan gejala pertama kehamilan muda.
2) Tanda Tidak Pasti Hamil
Tanda tidak pasti kehamilan dapat ditentukan dengan pembesaran
uterus. Pada pemeriksaan dapat dijumpai ( Anggrita dkk, 2015 )
a) Tanda Hegar
Pada minggu-minggu pertama itmus hipertropi sehingga
lebih panjang dan lebih lunak. Pada VT jika 2 jari tangan dalam
diletakkan pada forniks posterior dan tangan yang satunya pada
dinding perut depan diatas simpisis, maka itmus uteri sedemikian
lunaknya , seolah-olah corpus uteri tidak berhubungan dengan
serviks.
b) Tanda Brackston Hicks
Kontraksi tidak teratur yang tidak menimbulkan rasa nyeri
pada waktu pemeriksaan. Maka kadang-kadang korpus uteri yang
lunak menjadi keras disebabkan oleh kontraksi.
c) Tanda Piscasek
Uterus membesar kesalah satu jurusan sehingga menonjol
jelas kejurusan tersebut. Sehingga pertumbuhan uterus tidak rata,
uterus lebih cepat tumbuh di daerah implantasi dari blastosit dan
daerah insersi plasenta.
d) Tanda Goodell
Pelunakan serviks dikarenakan pembuluh darah dalam
serviks bertambah dan Karena timbulnya oedema dari serviks dan
hyperplasia kelenjar-kelenar serviks. Jaringan ikat pada serviks
banyak mengandung kolagen, akibat kadar estrogen meningkat
menyebabkan hipervaskularisasi maka kosistensi serviks menjadi
lunak.
e) Tanda Chadwicks
Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna ungu
kebiruan pada mukosa vagina, vulva dan serviks akibat
meningkatnya hormone estrogen.
f) Teraba Balotement
Gerakan janin yang belum engaged, teraba pada minggu ke
16-18. Balotement adalah teknis mempalpasi suatu struktur
terapung dengan menekan perlahan struktur tersebut dan rasakan
pentulannya. Jari pemeriksa dalam vagina mendoorong dengan
lembut ke arah atas, janin mendorong keatas kemudian janin turun
kembali dan jari merasakan benturan lunak.
g) Pemeriksaan Tes Biologis Kehamilan Positif
3) Tanda Pasti Kehamilan
Tanda pasti adalah tanda – tanda objektif yang didapatkan oleh
pemeriksa yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa pada
kehamilan. Yang termasuk tanda pasti kehamilan
a) Terasa gerakan janin
Gerakan janin pada primigravida dapat dirasakan oleh ibunya
pada kehamilan 18 minggu. Sedangkan pada multigravida, dapat
dirasakan pada kehamilan 16 minggu karena telah berpengalaman
dari kehamilan terdahulu. Pada bulan keempat dan kelima, janin
berukuran kecil jika dibandingkan dengan banyaknya air ketuban,
maka kalau rahim didorong atau digoyangkan, maka anak
melenting di dalam rahim.
b) Teraba bagian-bagian janin
Bagian – bagian janin secara objektif dapat diketahui
oleh pemeriksa dengan cara palpasi menurut leopold pada akhir
trimester kedua.
c) Denyut jantung janin secara objektif dapat diketahui oleh
pemeriksa dengan menggunakan :
1) Fetal electrocardiograph pada kehamilan 12 minggu.
2) Sistem doppler pada kehamilan 12 minggu.
3) Stetoskop laenec pada kehamilan 18-20 minggu.
4) Terlihat kerangka janin pada pemeriksaan sinar rontgen.
5) Dengan menggunakan USG dapat terlihat gambaran janin
berupa ukuran kantong janin, panjangnya janin dan diameter
bipateralis sehingga dapat diperkirakan tuanya kehamilan.
e. Perubahan Anatomi dan Fisiologi
1) Perubahan pada sistem reproduksi
a) Vagina dan Vulva
Hormon estrogen mempengaruhi sistem reproduksi sehingga
terjadi peningkatan vaskularisasi dan hyperemia pada vagina dan
vulva. Peningkatan vaskularisasi menyebabkan warna kebiruan pada
vagina yang disebut dengan tanda Chadwick (Kumalasari, 2015:3)
b) Serviks Uteri
Serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak (Soft)
yang disebut dengan tanda Goodell. Kelenjar endoservikal
membesar dan mengeluarkan banyak cairan mucus. Oleh karena
pertambahan dan pelebaran pembuluh darah, warna menjadi livid
yang disebut dengan tanda Chadwick (Mochtar, 1998:35 dalam
Dewi dkk, 2011:91)
c) Uterus
1) Ukuran
Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30 x 25 x
20 cm dengan kapasitas lebih dari 4000 cc, hal ini memungkinkan
bagi adekuatnya akomodasi pertumbuhan janin. Pada saat ini
rahim membesar akibat hipertropi dan hiperplasi otot rahim,
serabut-serabut kolagennya menjadi higroskopik, dan
endometrium menjadi desidua. Jika penambahan ukura TFU per
tiga jari, dapat dicermati dalam table berikut ini (Sulistyawati,
2010:59). Penyebab pembesaran uterus adalah peningkatan
vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah, hiperplasia dan
hipertrofi, perkembangan desidua (Kumalasari, 2015:4)
2) Berat
Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi
1000 gram pada akhir bulan (Sulistyawati, 2010:60).
2) Perubahan Kardiovaskuler atau Hemodinamik
Karakteristik yang khas adalah denyut nadi istirahat meningkat
sekitar 10 sampai 15 denyut per menit pada kehamilan. Oleh karena
diagfragma makin naik selama kehamilan jantung digeser ke kiri dan ke
atas. Sementara itu, pada waktu yang sama organ ini agak berputar pada
sumbu panjangnya. Keadaan ini mengakibatkan apeks jantung
digerakkan agak lateral dari posisinya pada keadaan tidak hamil normal
dan membesarnya ukuran bayangan jantung yang ditemukan pada
radiograf (Dewi dkk, 2011:93)
3) Perubahan pada sistem Pernafasan
Timbulnya keluhan sesak dan pendek nafas. Hal ini disebabkan
karena uterus yang tertekan kearah diagfragma akibat pembesaran
rahim. Volume tidal (volume udara yang diinspirasi/diekspirasi setiap
kali bernafas normal) meningkat. Hal ini dikarenakan pernafasan cepat
dan perubahan bentuk rongga toraks sehingga O2 dalam darah
meningkat (Kumalasari, 2015:5)
4) Perubahan Pada Ginjal
Selama Kehamilan ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring
darah yang volumenya meningkat sampai 30-50% atau lebih, yang
puncaknya terjadi pada kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum
persalinan. (Pada saat ini aliran darah ke ginjal berkurang akibat
penekanan rahim yang membesar.) Terjadi miksi (berkemih) sering
pada awal kehamilan karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang
membesar. Gejala ini akan menghilang pada Trimester III kehamilan
dan di akhir kehamilan gangguan ini muncul kembali karena turunnya
kepala janin ke rongga panggul yang menekan kandung kemih
(Kumalasari, 2015:5)
5) Perubahan Sistem Endokrin
Pada ovarium dan plasenta, korpus luteum mulai menghasilkan
estrogen dan progesterone dan setelah plasenta terbentuk menjadi
sumber utama kedua hormone tersebut. Kelenjar tiroid menjadi lebih
aktif. Kelenjar tiroid yang lebih aktif menyebabkan denyut jantung yang
cepat, jantung berdebar-debar (palpitasi), keringat berlebihan dan
perubahan suasana hati. Kelenjar paratiroid ukurannya meningkat
karena kebutuhan kalsium janin meningkat sekitar minggu ke 15-35.
Pada pankreas sel-selnya tumbuh dan menghasilkan lebih banyak
insulin untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat (Kumalasari,
2015:5-6)
6) Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Pengaruh dari peningkatan estrogen, progesterone, dan elastin
dalam kehamilan menyebabkan kelemahan jaringan ikat serta
ketidakseimbangan persendian. Pada kehamilan trimester II dan III
Hormon progesterone dan hormon relaksasi jaringan ikat dan otot-otot.
Hal ini terjadi maskimal pada satu minggu terakhir kehamilan. Postur
tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan karena janin
membesar dalam abdomen sehingga untuk mengompensasi
penambahan berat ini, bahu lebih tertarik ke belakang dan tulang lebih
melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur dan dapat menyebabkan
nyeri punggung pada beberapa wanita (Dewi dkk, 2011:103).
7) Perubahan Sistem Gastrointestinal
Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus
bagian bawah sehingga terjadi sembelit (Konstipasi). Wanita hamil
sering mengalami Hearthburn (rasa panas di dada) dan sendawa, yang
kemungkinan terjadi karena makanan lebih lama berada di dalam
lambung dan arena relaksasi sfingter di kerongkongan bagian bawah
yang memungkinkan isi lambung mengalir kembali ke kerongkongan
(Kumalasari, 2015:7)
8) Perubahan Sistem Integumen
Pada kulit terjadi hiperpigmentasi yang dipengaruhi hormone
Melanophore Stimulating Hormone di Lobus Hipofisis anterior dan
pengaruh kelenjar suprarenalis. (Kamariyah dkk, 2014:34). Sehubungan
dengan tingginya kadar hormonal, maka terjadi peningkatan pigmentasi
selama kehamilan. Ketika terjadi pada kulit muka dikenal sebagai
cloasma. Linea Alba adalah garis putih tipis yang membentang dari
simfisis pubis sampai umbilikus, dapat menjadi gelap yang biasa
disebut Line Nigra (Dewi dkk, 2011:99). Pada primigravida panjang
linea nigra mulai terlihat pada bulan ketiga dan terus memanjang seiring
dengan meningginya fundus. Pada Muligravida keseluruhan garis
munculnya sebelum bulan ketiga (Kamariyah dkk, 2014:34). Striae
Gravidarum yaitu renggangan yang dibentuk akibat serabut-serabut
elastic dari lapisan kulit terdalam terpisah dan putus. Hal ini
mengakibatkan pruritus atau rasa gatal (Kumalasari, 2015:6). Kulit
perut mengalami perenggangan sehingga tampak retak-retak, warna
agak hyperemia dan kebiruan disebut striae lividae (timbul karena
hormone yang berlebihan dan ada pembesaran/perenggangan pada
jaringan menimbulkan perdarahan pada kapiler halus di bawah kulit
menjadi biru). Tanda regangan timbul pada 50% sampai 90% wanita
selama pertengahan kedua kehamilan setelah partus berubah menjadi
putih disebut striae albikans (biasanya terdapat pada payudara, perut,
dan paha) (Kamariyah dkk, 2014:34)
f. Perubahan Psikologis Selama Kehamilan
1) Trimester I.
Trimester pertama ini sering dirujuk sebagai masa penentuan.
Penentuan untuk menerima kenyataan bahwa ibu sedang hamil. Segera
setelah konsepsi, kadar hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh
akan meningkat dan ini menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada
pagi hari, lemah, lelah dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak
sehat dan sering kali membenci kehamilannya (Kamariyah dkk,
2014:39)
2) Trimester II.
Trimester kedua sering disebut sebagai periode pancaran kesehatan,
saat ibu merasa sehat. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai
dapat menggunakan energy serta pikirannya secara konstruktif
(Kumalasari, 2015:8)
3) Trimester III.
Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu dan
waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran
bayinya. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada
trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya jelek. Disamping
itu, ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan
kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada
trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami,
keluarga dan bidan (Dewi dkk, 2011:110)
g. Kebutuhan Fisik ibu hamil
1) Kebutuhan nutrisi (Saminem, 2008).
Pada saat ibu harus makan makanan yang mengandung nilai gizi
bermutu tinggi meskipun tidak berarti makanan yang mahal. Gizi pada
waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori perhari, ibu hamil
seharusnya mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, zat besi
dan minum cukup cairan (menu seimbang).
a) Kalori.
Di Indonesia kebutuhan kalori untuk orang tidak hamil adalah
2000 Kkal, sedang untuk orang hamil dan menyusui masing –
masing adalah 2300 dan 2800 Kkal. Kalori dipergunakan untuk
produksi energi. Bila kurang energi akan diambil dari pembakaran
protein yang mestinya dipakai untuk pertumbuhan. Asupan makanan
ibu hamil pada triwulan I sering mengalami keadaan tersebut tetapi
asupan makanan harus tetap diberikan seperti biasa. Pada triwulan
kedua nafsu makan biasanya sudah mulai meningkat, kebutuhan zat
tenaga banyak dibanding kebutuhan saat hamil muda. Demikian juga
zat pembngunan dan zat pengatur seperti lauk pauk, sayuran dan
buah- buahan berwarna. Pada trimester ketiga, janin mengalami
pertumbuhan dan perkembangan janin yang pesat ini terjadi pada 20
minggu terakhir kehamilan. Umumnya nafsu makan ibu sangat baik
dan ibu sangat merasa lapar (Saminem, 2008).
b) Protein.
Protein sangat dibutuhkan untuk perkembangan buah kehamilan
yaitu untuk pertumbuhan janin, uterus plasenta, selain itu untuk ibu
penting untuk pertumbuhan payudara dan kenaikan sirkulasi ibu
(protein plasma, hemoglobin, dan lain – lain). Bila wanita tidak
hamil, konsumsi protein yang ideal adalah 0,9 gram/kg BB/hari
tetapi selama kehamilan dibutuhkan tambahan protein hingga 30
gram/hari. Protein yang dianjurkan adalah protein hewani seperti
daging, susu, telur, keju dan ikan karena mereka mengandung
komposisi asam amino yang lengkap. Susu dan produk susu
disamping sebagai sumber protein adalah juga kaya dengan kalsium
(Saminem, 2008).
c) Mineral.
Pada prinsipnya semua mineral dapat terpenuhi dengan makan
makanan sehari – hari yaitu buah – buahan , sayur – sayuran dan
susu. Hanya besi yang tidak terpenuhi dengan makan sehari – hari.
Kebutuhan akan besi pada pertengahan kedua kehamilan kira – kira
17 mg/hari. Untuk memenuhi kebutuhan ini dibutuhkan suplemen
besi 30 mg sebagai ferosus, ferofumarat atau feroglukonat perhari
pada kehamilan kembar atau pada wanita yang sedikit anemia
dibutuhkan 60-100 gr/hari. Kebutuhan kalsium umumnya terpenuhi
dengan minum susu. Satu liter susu sapi mengandung kira – kira 0,9
gram kalsium,. Bila ibu hamil tidak dapat minum susu, suplemen
kalsium dapat diberikan dengan dosis 1 gram perhari. Pada
umumnya dokter selalu member suplemen mineral dan vitamin
prenatal untuk mencegah kemungkinan terjadinya defisiensi
(Saminem, 2008).
d) Vitamin
Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makan sayur dan
buah – buahan , tetapi dapat pula diberikan ekstra vitamin.
Pemberian asam folat terbukti mencegah kecacatan pada bayi
(Saminem, 2008).
2) Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan
eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air kemih . konstipasi
terjadi karena adanya pengaruh hormone progesterone yang mempunyai
efek rileks terhadap otot polos, salah satunya otot usus. Selain itu,
desakan oleh pembesaran janin juga menyebabkan bertambahnya
kontipasi. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan
mengkonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum air putih
(Saminem, 2008).
3) Istirahat
Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah satunya berat
pada perut sehingga terjadi perubahan sikap tubuh, tidak jarang ibu
akan mengalami kelelahan, oleh karena itu istirahat dan tidur sangat
penting untuk ibu hamil. Pada trimester akhir kehamilan sering diiringi
dengan bertambahnya ukuran janin, sehingga terkadang ibu kesulitan
untuk menentukan posisi yang paling baik dan nyaman untuk tidur.
Posisi tidur yang dianjurkan pada ibu hamil adalah miring ke kiri, kaki
kiri lurus, kaki kanan sedikit menekuk dan diganjal dengan bantal , dan
untuk mengurangi rasa nyeri pada perut, ganjal dengan bantal pada
perut bawah sebelah kiri (Saminem, 2008).
4) Aktifitas
Seorang wanita boleh mengerjakan aktivitas sehari hari asal hal
tersebut tidak memberikan gangguan rasa tidak enak. Bagi wanita
pekerja ia boleh tetap masuk kantor sampai menjelang partus
(Saminem, 2008).
5) Persiapan laktasi
Persiapan menyusui pada kehamilan merupakan hal yang penting
karena dengan persiapan dini ibu akan lebih baik dan siap untuk
menyusui bayinya. Untuk itu ibu hamil sebaiknya masuk dalam kelas
“bimbingan persiapan menyusui”(BPM). Suatu pusat pelayanan
kesehatan (RS, RB, Puskesmas) harus mempunyai kebijakan yang
berkenaan dengan pelayanan ibu hamil yang menunjang keberhasilan
menyusui. Pelayanan pada BPM terdiri dari penyuluhan tentang
keunggulan ASI, manfaat rawat gabung, perawatan putting susu,
perawatan bayi, gizi ibu hamil dan menyusui, keluarga berencana
(Saminem, 2008).
6) Personal Hygiene
Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan
sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk
mengeluarkan banyak keringat, menjaga kebersihan diri terutama
lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia) dengan cara
dibersihkan dengan air dan dikeringkan. Kebersihan gigi dan mulut,
perlu mendapat perhatian karena seringkali mudah terjadi gigi
berlubang, terutama pada ibu yang kekurangan kalsium. Rasa mual
selama hamil dapat mengakibatkan perburukan hygiene mulut dan
dapat menimbulkan karies gigi (Saminem, 2008).
7) Pakaian
Meskipun pakaian bukan merupakan hal yang berakibat langsung
terhadap kesejahteraan ibu dan janin, namun perlu kiranya jika tetap
dipertimbangkan beberapa aspek kenyamanan dalam berpakaian.
Pemakaian pakaian dan kelengkapannya yang kurang tepat akan
mengakibatkan beberapa ketidaknyamanan yang akan mengganggu
fisik dan psikologis ibu. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pakaian ibu hamil adalah memenuhi kriteria berikut ini :
a) Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat pada
daerah perut.
b) Bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat
c) Memakai bra yang menyokong payudara.
d) Memakai sepatu dengan hak yang rendah.
e) Pakaian dalam yang selalu bersih (Saminem, 2008).
8) Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak
ada riwayat penyakit seperti. :
a) Sering abortus dan kelahiran premature.
b) Perdarahan pervaginam.
c) Koitus harus dilakukan dengan hati – hati terutama pada minggu
terakhir kehamilan.
d) Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang karena dapat
menyebabkan infeksi janin intrauteri. (Saminem, 2008)
2. Anemia
a. Pengertian Anemia
Beberapa pengertian dari anemia adalah sebagai berikut:
1) Anemia merupakan suatu keadaan ketika jumlah sel darah merah
atau konsentrasi pengangkut oksigen dalam darah Hemoglobin
(Hb) tidak mencukupi untuk kebutuhan fisiologis tubuh (Kemenkes
RI, 2013)
2) Anemia didefinisikan sebagai pengurangan jumlah absolute sel
darah merah bersirkulasi (sel darah merah), yang secara tidak
langsung diukur dengan penurunan kadar hemoglobin, hematokrit,
atau hitungan sel darah merah (Arulkumaran, Regan,
Papageorghiou, Aris & Farquharson 2011).
b. Klasifikasi
Menurut Tewary & Singh (2017), beberapa klasifikasi anemia
yang berkembang selama kehamilan adalah sebagai berikut:
1) Anemia fisiologis kehamilan; Selama kehamilan terjadi
peningkatan volume plasma, volume eritrosit dan massa
hemoglobin yang tidak proporsional saat volume plasma meningkat
lebih banyak daripada hemodilusi massa eritrosit.
2) Kekurangan gizi:
a) Anemia defisiensi zat besi.
b) Anemia defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat.
c) Anemia kekurangan protein.
3) Herediter; hemoglobinopati genetik seperti penyakit anemia sel
sabit dan thalasemia, anemia hemolitik herediter serta anemia
hemolitik mikroangiopati.
4) Anemia aplastik terjadi akibat hipoplasia sumsum tulang atau
aplasia akibat radiasi, obat-obatan atau idiopatik.
Klasifikasi berdasarkan kadar hemoglobin (Hb) menurut British
Committee for Standards in Haematology (2011) dalam South West
Regional Transfusion Committee (2014), sebagai berikut:
1) Hb 11 g/dl : tidak anemia.
2) Hb 10 – 10,9 g/dl : ringan.
3) Hb 7 – 10 g/dl : sedang.
4) Hb < 7 g/dl: berat.
Diagnosis anemia dalam kehamilan bedasarkan Kemenkes RI
(2013), menjelaskan bahwa kadar Hb merupakan patokan dalam
menetukan ibu hamil menderita anemia atau tidak. Kadar Hb < 11 g/dl
untuk trimester I dan III atau < 10,5 g/dl untuk trimester II.
c. Etiologi anemia defisiensi besi
Menurut Irianto (2014) etiologi anemia defisiensi besi pada
kehamilan yaitu gangguan pencernaan dan absorpsi, hipervolemia,
menyebabkan terjadinya pengenceran darah, kebutuhan zat besi
meningkat, kurangnya zat besi dalam makanan, dan pertambahan darah
tidak sebanding dengan pertambahan plasma.
d. Dampak anemia pada kehamilan
Menurut Arulkumaran, Regan, Papageorghiou, Aris & Farquharson
(2011), mengatakan bahwa efek anemia ringan pada kehamilan tidak
mengakibatkan janin kekurangan zat besi. Hal ini disebabkan karena
transportasi zat besi aktif plasenta ke janin. Namun, anemia berat pada
ibu dikaitkan dengan penurunan volume cairan ketuban, vasodilatasi
serebral janin, dan pola denyut jantung janin yang tidak menentu,
peningkatan risiko prematuritas, aborsi spontan, berat badan lahir
rendah, dan kematian janin. Anemia pada ibu hamil bukan tanpa risiko
menurut penelitian, tingginya angka kematian ibu berkaitan erat dengan
anemia. Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang
sangat ringan hingga berat terjadinya gangguan kelangsungan
kehamilan, gangguan proses persalinan, dan gangguan pada janin
(Yeyeh, 2010). Menurut Marmi, Suryaningsih, dan Fatmawati (2011),
pengaruh anemia pada kehamilan, persalinan dan nifas adalah ibu
lemah, keguguran, partus prematurus, inersia uteri, partus lama, atonia
uteri menyebabkan perdarahan, syok, afibrinogenemia,
hipofibrinogenemia, infeksi intrapartum dan dalam nifas, serta bila
terjadi anemia berat (Hb < 4 gr%) hal ini dapat menyebabkan payah
jantung dan bahkan bersifat fatal. Pengaruh anemia terhadap janin
adalah kematian janin dalam kandungan, kematian janin waktu lahir
dan dapat terjadi cacat bawaan.
e. Penatalaksanaan
Berdasarkan Kemenkes RI (2013), adapun penatalaksanaan yang
dapat dilakukan untuk anemia dalam kehamilan adalah sebagai berikut:
1) Penatalaksanaan umum
a) Apabila diagnosis anemia telah ditegakkan, lakukan
pemeriksaan apusan darah tepi untuk melihat morfologi sel darah
merah.
b) Bila pemeriksaan apusan darah tepi tidak tersedia, berikan
suplementasi besi dan asam folat . Tablet yang saat ini banyak
tersedia di Puskesmas adalah tablet tambah darah yang berisi 60
mg besi elemental dan 250 µg asam folat. Pada ibu hamil dengan
anemia, tablet tersebut dapat diberikan 3 kali sehari. Bila dalam
90 hari muncul perbaikan, lanjutkan pemberian tablet sampai 42
hari pascasalin. Apabila setelah 90 hari pemberian tablet besi dan
asam folat kadar hemoglobin tidak meningkat, rujuk pasien ke
pusat pelayanan yang lebih tinggi untuk mencari penyebab
anemia.
2) Penatalaksanaan khusus
a) Bila tersedia fasilitas pemeriksaan penunjang, tentukan penyebab
anemia berdasarkan hasil pemeriksaan darah perifer lengkap dan
apus darah tepi.
b) Transfusi untuk anemia dilakukan pada pasien dengan kondisi
berikut:
(1) Kadar Hb < 7 g/dl atau kadar hematokrit 7 g/dl dengan gejala
klinis: pusing, pandangan berkunang-kunang, atau takikardia
(frekuensi nadi >100 x per menit).
(2) Lakukan penilaian pertumbuhan dan kesejahteraan janin
dengan memantau pertambahan tinggi fundus, melakukan
pemeriksaan USG, dan memeriksa denyut jantung janin
secara berkala
c) Pencegahan. Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah anemia
saat hamil adalah sebagai berikut:
(1) Pastikan untuk mendapatkan beragam jenis makanan dengan
kalori seimbang. Melengkapi diit dengan zat besi, vitamin
dan terutama asam folat. Mengonsumsi 400 mg asam folat
saat hamil penting untuk mengurangi risiko memiliki anak
dengan spina bifida (cacat tulang belakang). Sumber besi
yang baik adalah daging sapi, roti utuh dan sereal, telur,
bayam, buah kering dan lain-lain. Untuk menyerap jumlah
zat besi maksimal dari makanan, akan lebih mudah
penyerapannya dengan mengonsumsi vitamin C. Contoh
makanan yang mengandung vitamin C adalah sayuran
mentah, lemon, jeruk nipis, jeruk dan lain-lain. Selain itu
makanan yang kaya asam folat termasuk kacang-kacangan,
brokoli, daging sapi, asparagus dan lain-lain (Carter, 2015).
(2) Mengurangi makanan dan minuman yang dapat menghambat
proses penyerapan zat besi seperti makanan yang
mengandung senyawa tanin, asam fitat dan senyawa fenolik.
Ketiga sumber makanan ini terdapat pada tumbuhan,
senyawa tannin banyak terkandung di dalam teh dan kopi.
Senyawa fenolik banyak terkandung pada kentang, apel, pir,
pisang, dan lain-lain. Asam fitat banyak terkandung dalam
kacang buncis, tahu, kacang almond dan lain-lain (“Asam
Fitat” 2014; Pardede, 2013; Tarwoto, 2007).
(3) Istirahat yang cukup dan hindari aktivitas yang berat
(Tarwoto,2007).
(4) Rajin melakukan pemeriksaan ke fasilitas pelayanan
kesehatan untuk menghindari risiko komplikasi pada
kehamilan dan persalinan, dengan melakukan kunjungan
antenatal komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali,
termasuk minimal 1 kali kinjungan diantar suami/pasangan
atau anggota keluarga (Kemenkes RI, 2013).

3. Antenatal Care
a. Pengertian Antenatal Care
Antenatal care adalah pengawasan kehamilan untuk mengetahui
kesehatan umum ibu, menegakan secara dini penyakit yang menyertai
kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan dan
menetapkan resiko kehamilan (Manuaba, 2009).
Dengan demikian, memberikan asuhan antenatal care yang baik
akan menjadi salah satu tiang penyangga dalam safe motherhood dalam
usaha menurunkan AKI dan AKB. Terdapat sepuluh standar minimal
antenatal care yang disingkat dengan “10 T“ ( Anggrita dkk, 2015 )
a. Timbang Berat Badan
b. Ukur tekanan Darah
c. Nilai Status Gizi ( ukur LILA )
d. ( Ukur ) Tinggi fundus uteri
e. Tentukan Presentasi Janin dan Denyut jantung janin
f. Skrining Status Imunisasi TT ( dan pemberian imunisasi TT )
g. Pemberian tablet besi ( 90 tablet selama kehamilan )
h. Tatalaksana kasus
i. Tes lab sederhana ( Hb, Protein, Urine ) dan atau berdasarkan
indikasi ( HBsAg, sifilis, HIV, Malaria, TBC )
j. Temu wicara ( konseling ) termasuk P4K serta KB PP
b. Tujuan Antenatal Care
Menurut Anggrita Sari, dkk (2015) ada beberapa tujuan
pemeriksaan ibu hamil secara keseluruhan yaitu:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk mamastikan kehamilan ibu
dan tumbuh kembang janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial
ibu.
3. Mengenali dan mengurangi secara dini adanya penyulit atau
komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat
penyakit secara umum, dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan persalinan yang aman
dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
janin agar dapat tumbuh kembang secara normal.

c. Manfaat Antenatal Care


Manfaat pemeriksaan kehamilan secara dini adalah untuk
memperoleh gambaran dasar mengenai perubahan fisiologik yang
terjadi selama kehamilan dan berbagai kelainan yang menyertai
kehamilan secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan
langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya. Pelayanan antenatal
(Antenatal Care/ANC) pada kehamilan normal minimal 6x dengan
rincian 2x di Trimester 1, 1x di Trimester 2, dan 3x di Trimester 3.
Minimal 2x diperiksa oleh dokter saat kunjungan 1 di Trimester 1 dan
saat kunjungan ke 5 di Trimester 3.

d. Pelayanan Anatenatal Care


Penerapan praktek sering dipakai standart minimal pelayanan
antenatal care yang disebut 10 T yaitu: (Timbang) berat badan dan
tinggi badan, Ukur (Tekanan) darah, Ukur (Lingkar lengan atas), Ukur
(Tinggi) fundus uteri, Tentukan presentasi janin dan denyut jantung
janin (DJJ), Pemberian imunisasi TT lengkap, Pemberian Tablet zat
besi minimum 90 tablet selama hamil, Tes Laboratorium, Tatalaksana
Kasus dan Temu wicara dan konseling dalam rangka rujukan (Anggrita
dkk, 2015)
e. Penatalaksanaan Antenatal Care
1) Standar Kunjungan ANC
Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan
tenaga profesional untuk mendapatkan pelayanan Ante Natal Care
(ANC) sesuai standar yang ditetapkan. Istilah kunjungan disini
tidak hanya mengandung arti bahwa ibu hamil yang berkunjung ke
fasilitas pelayanan, tetapi adalah setiap kontak tenaga kesehatan
baik diposyandu, pondok bersalin desa, kunjungan rumah dengan
ibu hamil tidak memberikan pelayanan Ante Natal Care (ANC)
sesuai dengan standar dapat dianggap sebagai kunjungan ibu hamil
(Depkes RI, 2010)
a) Dua kali pada trimester pertama, yaitu :
1) Membina hubungan saling percaya antara bidan dan ibu
sehingga suatu mata rantai penyelamatan jiwa telah terbina
jika diperlukan.
2) Skrining Faktor resiko atau mendeteksi masalah yang dapat
diobati sebelum menjadi yang bersifat mengancam jiwa.
3) Mencegah masalah, seperti tetanus neonatorum, anemia
defisiensi zat besi, penggunaan praktek tradisional yang
merugikan.
4) Memulai persiapan persalinan dan kesiapan untuk
menghadapi komplikasi.
5) Mendorong perilaku yang sehat ( nutrisi, latihan, dan
kebersihan, istirahat dan sebagainya).
b) Satu kali pada trimester kedua ( sebelum minggu ke 28), yaitu:
Sama seperti kunjungan pada trimester pertama. Perlu
kewaspadaan khusus mengenai pre eklampsia, pantauan tekanan
darah, periksa protein urine dan gejala yang lainnya.
c) Tiga kali pada trimester ketiga, yaitu :
1) Sama seperti kunjungan sebelumnya.
2) Perlu adanya palpasi abdomen untuk mendeteksi adanya
kehamilan ganda.
3) Skrining faktor risiko persalinan dilakukan oleh Dokter
dengan menerapkan protokol kesehatan. Skrining dilakukan
untuk menetapkan :
(a) Faktor risiko persalinan
(b) Menentukan tempat persalinan
(c) Menentukan apakah diperlukan rujukan terencana atau
tidak (Depkes RI, 2020)

B. Manajemen Kebidanan
1. Definisi
Manajemen Kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan
masalah kesehatan ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan di
dalam memberikan asuhan kebidanan kepada individu, keluarga dan
masyarakat. Manajemen kebidanan bagi bidan dapat juga diartikan sebagai
alat yang digunakan seorang bidan untuk memecahkan masalah kesehatan
ibu dan anak.
2. Langkah-langkah Manajemen Kebidanan
a. Pengumpulan data dasar
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan
mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi
keadaan klien secara lengkap, yaitu
1). Riwayat kesehatan
2). Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan
3). Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya,
4). Meninjau data laboratorium & membandingkan dengan hasil studi.
b. Interprestasi Data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap
diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi
yang benar atas data-data yang telah dikumpulakan. Data dasar yang
sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau
diagnose yang sfesipik. Masalah sering berkaitan dengan pengalaman
wanita yang di identifikasi oleh bidan. Masalah ini sering menyertai
diagnosa.
1. Mengidetifikasi Diagnosa atau masalah potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang
sudah di identifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien,
bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa/masalah potensial
ini benar-benar terjadi.
2. Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yg memerlukan
penanganan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau
dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota
tim kesehatan yang lain sesuai kondisi klien.
3. Merencanakan asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh
ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini
merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah
yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini informasi
/ data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
4. Melaksanakan Perencanaan
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diurakan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman.
Perencanaan ini bisa dilakukan oleh bidan atau sebagian dilakukan
oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan
yang lain.
5. Evaluasi hasil tindakan
Pada langkah ke VII ini dilakukan evaluasi keefektifan dari
asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan
bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan
sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah diagnosa. Rencana
tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar dalam
pelaksanaannya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut
telah efektif sedang sebagian belum efektif.
c. Dokumentasi
Menurut Helen Varney, alur berfikir seorang bidan saat menghadapi
klien meliputi tujuh langkah, agar diketahui orang lain apa yang telah
dilakukan oleh seorang bidan melalui proses berfikir sistematis, maka
didokumentasikan dalam bentuk SOAP yang terdiri atas empat langkah
yang disarikan dari proses pemikiran penatalaksanaan kebidanan yang
dipakai untuk mendokumentasikan asuhan klien dalam rekam medis klien
sebagai catatan perkembangan asuhan / kemajuan yang dijelaskan sebagai
berikut:
1) S ( Subjektif )
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesa tanda gejala subjektif yang diperoleh dari hasil
bertanya pasien, suami, atau keluarga (identitas, keluhan,riwayat
menarche, riwayat perkawinan, riwayat kehamilan, riwayat persalinan,
riwayat KB, riwayat penyakit, riwayat penyakit keluarga, riwayat
penyakit keturunan, riwayat psikososial, pola hidup).
2) O ( Objektif )
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan dari fisik
klien, hasil lab dan tes diagnosis yang dirumuskan dalam data fokus
dalam mendukung assesment. Tanda gejala objektif yang diperoleh dari
hasil pemeriksaan (keadaan umum, tanda – tanda vital, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan khusus, pemeriksaan kebidanan, pemeriksaan dalam
laboratorium dan pemeriksaan penunjang). Pemeriksaan dengan
inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi.
3) A (Assesment)
Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau
informasi subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau
disimpulkan. Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan
interprestasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi :
a. Diagnosa atau masalah
b. Antisipasi diagnosa lain atau masalah potensial
4) P (Planning)
Menggambarkan pendokumentasian, perencanaan, dan evaluasi
berdasarkan assesment untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi
dimasukan dalam planning (Rukiyah,2009).
BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal pengkajian : Senin, 26 April 2021 Nama : Multi Hendrawati


Waktu : 09.00 WITA Nim : 11194992110017
Tempat Praktik : PKM C

A. SUBJEKTIF DATA
1. Identitas

Istri Suami
Nama Ny. S Tn. N
Umur 24 Tahun 27 Tahun
Agama Islam Islam
Suku/bangsa Banjar/Indonesia Banjar/Indonesia
Pedidikan SMP SD
Pekerjaan IRT Buruh
Alamat Jalan Dahlia Jalan Dahlia

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya dan mengeluh kepala
pusing, cepat merasa lelah serta pandangan kadang berkunang kunang
3. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali, kawin pertama umur 23 tahun dengan suami
1 tahun.
4. Riwayat Haid
a. Menarche : 13 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Teratur atau tidak : teratur
d. Lamanya : 5-7 hari
e. Banyaknya : ±3x ganti pembalut/hari
f. Disminorhea : tidak pernah
g. HPHT : 8 Oktober 2020
h. Taksiran Partus : 15 Juli 2021
5. Riwayat Obstetri
G1 P0 A0
Kehamilan Persalinan Bayi
N
P Penyulit
N Tahun Penyu Tempat/ Pen s Keadaan Ket
UK UK Cara BB (gr) PB Nifas
o lit Penolong yulit eks lahir
(cm)
1 2021 28 mg - - - - - - - – – – –

6. Riwayat Keluarga berencana


Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi KB
7. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Ibu
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit seperti
asma, hipertensi, dan diabetes militus, tidak memiliki penyakit
menular dan tidak memiliki penyakit menular seksual serta tidak
ada keturunan kembar.
b. Riwayat kesehatan keluarga
Dari pihak keluarga ibu dan suami tidak ada Riwayat
penyakit menurun seperti asma, hipertensi, dan diabetes militus
dan tidak ada penyakit menular seksual
c. Riwayat kelainan gynecology
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang
berhubungan dengan alat kandungannya seperti, kanker rahim,
mioma, kista, tumor dan tidak pernah mengalami operasi pada
alat kandungannya.
8. Keadaan kehamilan sekarang
a. Selama hamil ibu periksa di : Puskesmas Cempaka Banjarmasin
b. Mulai periksa sejak umur kehamilan : 8 Minggu
c. Frekuensi periksa kehamilan : 5 kali
Trimester 1 :2x
Trimester 2 :3x
Trimester 3 :-
d. TT 1 : 5-1-2021
e. Keluhan yang dirasakan ibu : Pusing, cepat merasa lelah serta
pandangan mata kadang berkunang kunang
9. Data kebutuhan sehari-hari
a. Nutrisi
Frekuensi makan dan minum : 3 x sehari
Banyaknya : ½ Porsi
b. Eliminasi
BAB
Frekuensi BAB : 1x /hari
Konsistensi : Lembek
Warna : Kuning
BAK

Frekuensi BAK : 5-6 x / hari

Banyaknya : 100 cc

Warna : Kuning jernih

c. Personal Hygiene

Ibu mengganti celana dan baju 2 x dalam sehari

d. Mandi dan gosok gigi


Ibu mengatakan mandi dan gosok gigi 2x/hari
e. Aktifitas
Ibu mengatakan melakukan aktifitas ibu rumah tangga
( memasak, mencuci, mengepel dan menyapu)

f. Tidur dan Istirahat

Ibu tidur dan istirahat 7- 8 jam pada malam hari dan 1 jam

untuk tidur siang dalam sehari

g. Frekuensi Data seksual

Ibu mengatakan selama hamil berhubungan suami istri 2x /


seminggu.

10. Data psikosial dan spiritual

a. Tanggapan ibu terhadap : Ibu sangat senang dengan


keadaan dirinya kehamilannya.
b. Tanggapan ibu terhadap : Ibu merasa cemas dengan
kehamilannya kehamilannya karena ini
merupakan pengalaman
pertama
c. Ketaatan ibu beribadah : Sholat 5 waktu seperti biasa
d. Pemecahan masalah dari ibu : Musyawarah dengan keluarga
e. Pengetahuan ibu terhadap : Informasi dari bidan dan
kehamilannya buku KIA
f. Lingkungan yang
berpengaruh
: Bersama orang tua dan suami
 Ibu tinggal Bersama
: Tidak ada memelihara hewan
 Hewan peliharaan
g. Hubungan sosial ibu : Baik
h. Penentu / pengambil : Suami
keputusan dalam keluarga
i. Jumlah penghasilan keluarga : ± 2.500.000 / bulan
j. Menanggung ANC dan : Suami
persalinan

B. OBJEKTIVE DATA

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan Umum : : Baik


b. Kesadaran Umum : : Composmentis
c. Berat Badan
Awal Hamil : : 39 kg

Sekarang : : 45 kg

d. Tinggi Badan : : 149 cm


e. LILA awal : : 22,5 cm
f. LILA saat ini : : 23,5 cm
g. IMT awal : 17.56
h. IMT sekarang : 20.27
i. Tanda vital
TD : : 107 /68 mmHg

Nadi : : 83x/ menit

Suhu : : 36,5° C

Respirasi : : 20x/ menit


2. Pemeriksaan Khusus

a. Inspeksi

Kepala : Tidak ada benjolan abnormal, warna


rambut hitam , rambut tidak rontok dan
tidak berkotombe
Muka : Wajah simetris, tidak ada cloasma
gravidarum, tidak ada oedema
Mata : Conjungtiva pucat, tidak ada secret,
sklera putih.
Hidung : Bersih, tidak ada secret, tidak ada
polip, tidak ada gerakkan cupping
hidung saat bernapas.
Mulut : Tidak ada stomatitis, lidah bersih, gigi
tidak ada caries
Telinga : Bentuk simetris kanan dan kiri, ada
daun telinga, tidak ada serument, tidak
ada nyeri ditelinga,
Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis,
tidak ada struma
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding
dada, tidak ada wezzing.
Mamae : Payudara simetris, payudara tidak ada
benjolan abnormal, puting susu
menonjol, aerola berwarna coklat
muda.
Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi sectio
caesar, tidak ada striae gravidarum dan
dan tidak ada linea nigra.
Ekstremitas : Tangan kanan dan kiri normal, jari -jari
Atas tidak sidaktili dan tidak polidaktili,
tidak ada varises.
Ekstremitas : Kaki kanan dan kiri normal, tidak ada
Bawah varises, dan kaki tampak tidak ada
odema.
Genetalia : Ibu mengatakan tidak ada flour albus.

b. Palpasi

Leher : Tidak teraba pembengkakan vena jugularis,


pembengkakan kelenjar tyroid, dan
pembesaran limfe.
Mamae : Tidak teraba benjolan yang abnormal dan
ditekan tidak terasa nyeri.
Abdoment
:
Leopold I : TFU 2 jari atas pusat, pada fundus
teraba bagian yang agak keras tapi
tidak melenting (bokong).
Leopold II : Sebelah kiri teraba seperti paparan

keras memanjang yang berarti


punggung janin. Sedangkan bagian
kanan teraba bagian-bagian kecil
yang berarti ektremitas.( Punggung
Leopold III : kiri)
Bagian terendah teraba bulat, keras
dan melenting berarti kepala-
Leopold IV :
(Presentasi Kepala)
Bagian terendah janin belum masuk
TFU (Mc.Donald) :
PAP
TBJ :
18 cm
1.842 gram

Tungkai : Simetris, gerakan aktif, tidak varises, tidak

ada odema.

c. Auskultasi
DJJ (+) , punctum maksimum 1 atau 2 tempat (kuadran kiri bawah
pusat, frekuensi 142 x/menit, intonasi kuat dan regular.

d. Perkusi :
Reflek Patella : : ( + )/ ( + )
Cek Ginjal : :(-) /(-)
2. Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium

Golongan Darah : O
Haemoglobin : 10,2 g/dL.
Albumin : : Negatif
Reduksi : Negatif
HIV : : Non Reaktif
SHIPILIS : : Non Reaktif
Hepatitis B : Negatif

B. ANALISA DATA

1) Diagnosa Kebidanan : G1P0A0 umur kehamilan 28 Minggu


JTHIU
2) Masalah : Anemia ringan
3) Kebutuhan : Melakukan KIE
1. Anemia dalam kehamilan
2. Kebutuhan dasar ibu hamil
TM 2
3. Tanda bahaya kehamilan
4. P4k

C. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu :

Keadaan ibu baik, kesadaraan umum ibu composmentis, pemeriksaan


tanda-tanda vital TD: 107 / 68 mmHg, BB: 45 kg, Nadi : 80 x / menit,
respirasi : 20x / menit, tafsiran persalinan: 15-7-2021, umur kehamilan
: 28 minggu, hasil laboratorium : golongan darah : O, Hemoglobin :
10,2 gr/dL, albumin dan reduksi negative , Hepatitis B : negative,
HIV, HBSAG dan Shipilis :negative.
Rasionalisasi :
Pasien berhak mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan
keadaan penyakit yaitu tentang diagnosis, tindakkan medik yang akan
dilakukan, segala resiko dari tindakkan medik tersebut, Valery M.P.
Siringoringo et al, 2017
2. Memberitahu ibu bahwa keluhan yang ibu rasakan seperti kepala
pusing, cepat merasa lelah serta pandangan kadang berkunang kunang
disebabkan karena ibu sedang mengalami anemia ringan dalam
kehamilannya.
a. Penyebab utama anemia pada ibu hamil adalah karena defisiensi zat
besi.
b. Komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin adalah
abortus, persalinan prematur, pertumbuhan dan perkembangan
janin dalam rahim terganggu. Sedangkan pada masa persalinan
dapat terjadi gangguan his sehingga kala satu dan dua dapat
berlangsung lama. Pada masa nifas terjadi subinvolusio uteri
menimbulkan perdarahan postpartum, pengeluaran ASI
berkurang. Ibu mengerti dengan apa yang telah dijelaskan tentang
komplikasi anemia yang akan terjadi nantinya.

c. Untuk mengatasi anemia dalam kehamilan, ada beberapa hal yang


perlu dilakukan, yaitu:

1) Perlunya mengkonsumsi beragam jenis makanan dengan


kalori seimbang. Melengkapi diit dengan zat besi, vitamin dan
terutama asam folat. Mengonsumsi 400 mg asam folat saat
hamil penting untuk mengurangi risiko memiliki anak dengan
spina bifida (cacat tulang belakang). Sumber besi yang baik
adalah daging sapi, roti utuh dan sereal, telur, bayam, buah
kering dan lain-lain. Untuk menyerap jumlah zat besi
maksimal dari makanan, akan lebih mudah penyerapannya
dengan mengonsumsi vitamin C. Contoh makanan yang
mengandung vitamin C adalah sayuran mentah, lemon, jeruk
nipis, jeruk dan lain-lain. Selain itu makanan yang kaya asam
folat termasuk kacang-kacangan, brokoli, daging sapi,
asparagus dan lain-lain (Carter, 2015).
2) Mengurangi makanan dan minuman yang dapat menghambat
proses penyerapan zat besi seperti makanan yang mengandung
senyawa tanin, asam fitat dan senyawa fenolik. Ketiga sumber
makanan ini terdapat pada tumbuhan, senyawa tannin banyak
terkandung di dalam teh dan kopi. Senyawa fenolik banyak
terkandung pada kentang, apel, pir, pisang, dan lain-lain. Asam
fitat banyak terkandung dalam kacang buncis, tahu, kacang
almond dan lain-lain (“Asam Fitat” 2014; Pardede, 2013;
Tarwoto, 2007).
3) Istirahat yang cukup dan hindari aktivitas yang berat
(Tarwoto,2007).
4) Pemberian tablet Fe dan Vitamin C kepada ibu dan
menjelaskan kepada ibu cara meminumnya yaitu pada malam
hari menjelang tidur dan 3 jam setelah makan dan minum
dengan air putih matang, sebaiknya obat tersebut dikonsumsi
beserta buah-buahan sumber vitamin c, seperti jambu biji ,
pepaya, jeruk atau mangga.
5) Rajin melakukan pemeriksaan ke fasilitas pelayanan kesehatan
untuk menghindari risiko komplikasi pada kehamilan dan
persalinan, dengan melakukan kunjungan antenatal
komprehensif yang berkualitas minimal 6 kali, dengan rincian
2x di Trimester 1, 1x di Trimester 2, dan 3x di Trimester 3.
Minimal 2x diperiksa oleh dokter saat kunjungan 1 di
Trimester 1 dan saat kunjungan ke 5 di Trimester 3. (Depkes
RI, 2020).
Rasionalisasi:
1) Dengan memberi tahu ibu tentang penyebab, komplikasi yang
mungkin terjadi juga cara mengatasi anemia dalam kehamilan
sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya anemia.
2) Tablet SF dan Vitamin C efektif untuk mengurangi anemia.
Minum dengan air putih matang karena absorbsi besi akan
menurun bila terdapat fosfat atau antasida, yang akan
membentuk suatu senyawa dan yang tidak dapat larut, seperti
senyawa fenol, tamin yang terdapat pada the, kopi, coklat, dan
kalsium dari bahan susu dapat menurunkan absorbsi besi.
(Emma S.W, 2001)
3) Meminum tablet Fe pada malam hari menjelang tidur dan 3
jam setelah makan dapat mengurangi reaksi gastrointestinal
yang merugikan. Selain itu meminum tablet Fe langsung
setelah makan dapat mengakibatkan berkurangnya absorbsi
tablet Fe itu sendiri karena akan tercampur dengan bahan
makanan lain yang akan mengganggu efektifitas tablet Fe dan
daya penyerapannya (Mahdin, AH, et al, 2000).
4) Untuk menyerap jumlah zat besi maksimal dari makanan, akan
lebih mudah penyerapannya dengan mengonsumsi vitamin C.
Contoh makanan yang mengandung vitamin C adalah sayuran
mentah, lemon, jeruk nipis, jeruk dan lain-lain. Selain itu
makanan yang kaya asam folat termasuk kacang-kacangan,
brokoli, daging sapi, asparagus dan lain-lain (Carter, 2015).

3. Memberitahu ibu kebutuhan dasar ibu hamil di TM 3 diantaranya:

a. Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang


bergizi seimbang dan beragam seperti sayur sayuran hijau, buah-
buahan, lauk pauk dll. (Nutrisi yang cukup dan gizi seimbang)
b. Mengkonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum air putih
agar proses eliminasi lancar
c. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup minimal 2 jam pada
siang hari dan 8 jam pada malam hari.
d. Mandi dan gosok gigi dianjurkan sedikitnya dua kali sehari, pakaian
harus bersih, ganti segera bila kotor. Pakaian ibu hamil harus
memenuhi kriteria berikut ini:
1) Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat
pada daerah perut.
2) Bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat.
3) Pakailah bra yang menyongkong payudara.
4) Memakai sepatu dengan hak yang rendah.
5) Pakaian dalam yang selalu bersih, dibiasakan mengeringkan alat
kelamin setelah BAB dan BAK.
Rasionalisasi :

a. Perlunya mengkonsumsi beragam jenis makanan dengan kalori


seimbang. Melengkapi diit dengan zat besi, vitamin dan terutama
asam folat. Mengonsumsi 400 mg asam folat saat hamil penting
untuk mengurangi risiko memiliki anak dengan spina bifida (cacat
tulang belakang). Sumber besi yang baik adalah daging sapi, roti
utuh dan sereal, telur, bayam, buah kering dan lain-lain. Untuk
menyerap jumlah zat besi maksimal dari makanan, akan lebih mudah
penyerapannya dengan mengonsumsi vitamin C. Contoh makanan
yang mengandung vitamin C adalah sayuran mentah, lemon, jeruk
nipis, jeruk dan lain-lain. Selain itu makanan yang kaya asam folat
termasuk kacang-kacangan, brokoli, daging sapi, asparagus dan lain-
lain (Carter, 2015).
b. Kebutuhan Eliminasi adalah suatu kebutuhan yang dialami oleh
setiap Ibu hamil yang berhubungan dengan BAK dan BAB karena
terjadinya perubahan kondisi fisik yang terjadi pada masa kehamilan.
Supaya BAK dan BAB tidak bermasalah maka ada hal -hal tertentu
yang harus dilakukan supaya tidak mengalami gangguan BAK dan
BAB (Fatma, 2013). Hal-hal untuk mengatasi terjadinya masalah
eliminasi pada masa kehamilan
1) BAK
Untuk melancarkan dan mengurangi infeksi kandung kemih yaitu
dengan minum dan menjaga kebersihan sekitar alat kelamin.
2) BAB
Perubahan hormonal mempengaruhi aktifitas usus halus dan usus
besar sehingga pada ibu hamil sering mengalami obstipasi, untuk
mengatasi di anjurkan meningkatkan aktifitas jasmani dan makan
bersehat. (Manuaba, 1998:96).
c. Ibu hamil dianjurkan untuk istirahat yang teratur khususnya seiring
kemajuan kehamilannya. Jadwal istirahat dan tidur perlu
diperhatikan dengan baik, karena istirahat dan tidur yang teratur
dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk
kepentingan perkembangan dan pertumbuhan janin.
d. Perawatan kebersihan selama kehamilan sangat diperlukan karena
saat kehamilan ibu hamil sangat rentan mengalami infeksi akibat
penularan bakteri atau jamur. Tubuh ibu hamil sangatlah perlu dijaga
kebersihannya secara keseluruhan mulai dari ujung kaki sampai
rambut termasuk halnya pakaian, ibu hamil harus senantiasa menjaga
kebersihannya.

4. Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya pada kehamilan trimester


II
a. Perdarahan Vagina
b. Sakit Kepala yang Hebat, Menetap dan Tidak Hilang
c. Nyeri Abdomen yang Hebat
d. Bayi Kurang Bergerak seperti Biasa
e. Keluar Air Ketuban Sebelum Waktunya (Ketuban Pecah Dini).
f. Demam
g. Kejang
Rasionalisasi :

Dengan ibu mengetahui tanda tanda bahaya pada kehamilan


sehingga dapat diperhitungkan segera dan dipersiapkan langkah-
langkah dalam pertolongan ibu dan janinnya.

a. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat


saat kehamilan, saat persalinan, dan masa nifas.

b. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil,


persalinan, dan masa nifas.

c. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal

5. Memberitahu Ibu Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan


Komplikasi (P4k) dan wajib di tempel di muka rumah seperti di pintu
atau di kaca jendela .

Nama Ibu : Ny. S


Taksiran Persalinan : 15-7-2021
Penolong persalinan : Bidan / Dokter
Tempat Persalinan : RS / Klinik
Pendamping Persalinan : Suami
Transportasi : Sepeda Motor Roda 2
Calon Pendonor Darah : Kakak
Rasionalisasi : Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan
program pemasangan stiker, yang
merupakan upaya terobosan percepatan
penurunan angka kematian ibu.
kemenkes RI, 2018.

6. Mengingatkan ibu agar rajin membaca buku KIA dan bertanya apabila
ada yang tidak di mengerti.
Rasionalisasi : Buku KIA merupakan buku yang berisi catatan
kesehatan ibu (hamil, bersalin, dan nifas) dan
anak (baru lahir sampai anak usia 6 tahun) serta
berbagai informasi cara memelihara dan merawat
Kesehatan ibu dan anak, Kemenkes RI, 2018

7. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi atau


secepatnya bila ditemukan keluhan.
Rasionalisasi:
Pemeriksaan ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk menghindari risiko
komplikasi pada kehamilan dan persalinan, dengan melakukan
kunjungan antenatal komprehensif yang berkualitas minimal 6 kali,
dengan rincian 2x di Trimester 1, 1x di Trimester 2, dan 3x di Trimester
3. Minimal 2x diperiksa oleh dokter saat kunjungan 1 di Trimester 1
dan saat kunjungan ke 5 di Trimester 3. (Depkes RI, 2020).

BAB IV
PEMBAHASAN

Kehamilan merupakan suatu proses fisiologik yang hampir selalu terjadi


pada setiap wanita. Kehamilan terjadi setelah bertemunya sperma dan ovum,
tumbuh dan berkembang di dalam uterus selama 259 hari atau 37 minggu atau
sampai 42 minggu (Nugroho dan Utama, 2014).
Setelah melakukan asuhan kebidanan kepada Ny. S G1P1A0 UK 28
minggu JTHIU dengan masalah Anemia Ringan di Puskesmas Cempaka Pada
tanggal 19 April 2021, maka ada beberapa hal yang ingin penulis uraikan
mengenai pengkajian data subjektif dan objektif, analisa data, dan
penatalaksanaan yang telah penulis lakukan dapat dikemukakan bahwa :
1. Pengumpulan data diperoleh Data Subjektif dan Data Objektif
2. Dari hasil pengumpulan Data objektif dipeoleh data bahwa HB ibu
dibawah normal, hasil laboratorium HB: 10,2 gr%.
3. Dari hasil data subjektif dan objektif dapat ditarik diagnosa untuk Ny. S
yaitu G1P0A0 UK 28 minggu JTHIU dengan masalah Anemia Ringan
4. Penatalaksanaan yang dilakukan untuk mengatasi anemia ringan adalah:
Memberitahu ibu bahwa ibu sedang mengalami anemia ringan dalam
kehamilannya.
1. Penyebab utama anemia pada ibu hamil jika dibandingkan dengan
defisiensi zat gizi lain adalah karena defisiensi zat besi.
2. Komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin adalah abortus,
persalinan prematur, pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim
terganggu. Sedangkan pada masa persalinan dapat terjadi gangguan his
sehingga kala satu dan dua dapat berlangsung lama. Pada masa nifas
terjadi subinvolusio uteri menimbulkan perdarahan postpartum,
pengeluaran ASI berkurang. Ibu mengerti dengan apa yang telah
dijelaskan tentang komplikasi anemia yang akan terjadi nantinya.
3. Untuk mengatasi anemia dalam kehamilan, ada beberapa hal yang perlu
dilakukan, yaitu:
a) Perlunya mengkonsumsi beragam jenis makanan dengan kalori
seimbang. Melengkapi diit dengan zat besi, vitamin dan terutama
asam folat. Mengonsumsi 400 mg asam folat saat hamil penting
untuk mengurangi risiko memiliki anak dengan spina bifida (cacat
tulang belakang). Sumber besi yang baik adalah daging sapi, roti
utuh dan sereal, telur, bayam, buah kering dan lain-lain. Untuk
menyerap jumlah zat besi maksimal dari makanan, akan lebih mudah
penyerapannya dengan mengonsumsi vitamin C. Contoh makanan
yang mengandung vitamin C adalah sayuran mentah, lemon, jeruk
nipis, jeruk dan lain-lain. Selain itu makanan yang kaya asam folat
termasuk kacang-kacangan, brokoli, daging sapi, asparagus dan lain-
lain (Carter, 2015).
b) Mengurangi makanan dan minuman yang dapat menghambat proses
penyerapan zat besi seperti makanan yang mengandung senyawa
tanin, asam fitat dan senyawa fenolik. Ketiga sumber makanan ini
terdapat pada tumbuhan, senyawa tannin banyak terkandung di
dalam teh dan kopi. Senyawa fenolik banyak terkandung pada
kentang, apel, pir, pisang, dan lain-lain. Asam fitat banyak
terkandung dalam kacang buncis, tahu, kacang almond dan lain-lain
(“Asam Fitat” 2014; Pardede, 2013; Tarwoto, 2007).
c) Istirahat yang cukup dan hindari aktivitas yang berat
(Tarwoto,2007).
d) Pemberian tablet Fe dan Vitamin C kepada ibu dan menjelaskan
kepada ibu cara meminumnya yaitu pada malam hari menjelang tidur
dan 3 jam setelah makan dan minum dengan air putih matang,
sebaiknya obat tersebut dikonsumsi beserta buah-buahan sumber
vitamin c, seperti jambu biji , pepaya, jeruk atau mangga.
e) Rajin melakukan pemeriksaan ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk
menghindari risiko komplikasi pada kehamilan dan persalinan,
dengan melakukan kunjungan antenatal komprehensif yang
berkualitas minimal 6 kali, dengan rincian 2x di Trimester 1, 1x di
Trimester 2, dan 3x di Trimester 3. Minimal 2x diperiksa oleh dokter
saat kunjungan 1 di Trimester 1 dan saat kunjungan ke 5 di
Trimester 3. (Depkes RI, 2020).
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil kesimpulan yang dapat diambil dari laporan kasus ini
adalah dilihat dari tujuan penulis laporan kasus:
1. Ny. S mengatakan hamil ± 28 minggu, ingin memeriksakan
kehamilannya dan mengeluh merasakan pusing dan cepat lelah,
pandangan mata kadang berkunang-kunang. Pada data objektif Ny. S
didapatkan hasil Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TD
107/68 mmHg, Nadi 80x / menit, Suhu 36,50 C, respirasi 20x / menit,
LILA 23 cm, kenaikan berat badan sebanyak 6 kg, umur kehamilan 28
minggu, posisi janin normal, denyut jantung janin normal, hasil
laboratorium HB: 10,2 gr%, kadar gula normal dan protein dalam urin
negatif.
2. Pada pemeriksaan khusus didapatkan tinggi fundus 2 jari diatas pusat,
pada fundus teraba bagian bulat, lunak, tidak melenting (Bokong), TFU
18 cm, Pada perut sebelah kiri teraba bagian panjang dan keras (pu-ki)
sedangkan pada perut sebelah kanan teraba bagian janin kecil-kecil
yaitu ekstremitas (pu-ka) , pada bagian bawah perut teraba bulat, keras,
melenting (pres-kep), kepala belum masuk pintu atas panggul
(konvergen) DJJ (+) terdengar jelas frekuensinya 142x/menit, cek ginjal
(-)/(-), refleks patella (+)/(+). Hasil laboratorium seperti HB : 10,2 gr%,
Albumin (-), Reduksi (-), HIV Nonreaktif, HBSAG Nonreaktif, Sifilis
Nonreaktif.
3. Dari data Subjektif dan Objektif yang didapatkan diagnosis NY S
G1P0A0 umur kehamilan 28 minggu, JTHIU dengan masalah
Anemia Ringan
4. Penatalaksanaan yang dilakukan memberitahu hasil pemeriksaan,
memberitahukan ibu untuk makan yang bergizi, istirahat yang
cukup, menjaga personal hygine, memberitahu ibu tentang tanda
bahaya kehamilan dan persalinan serta tanda - tanda persalinan,
memberitahukan ibu tentang P4K, memberikan terapi obat tablet Fe
1x1. Vitamin C 1x1, menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 2
minggu lagi atau apabila ada keluhan.

B. Saran
1. Bagi institusi pendidikan
Dapat memberikan bimbingan kepada mahasiswa baik dari
segi teori maupun dari segi keterampilan agar mahasiswa dapat
bekerja antenatal yang baik dan benar sesuai denagn pelayanan
kebidanan
2. Bagi Lahan Praktek
Memberikan Asuhan kebidanan yang tepat pada pasien dan
sesuai kebutuhan pasien serta meningkatkan mutu pelayanan
menjadi lebih baik sesuai protap yang ditentukan
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Memberikan Asuhan kebidanan yang tepat pada pasien dan
sesuai kebutuhan pasien serta meningkatkan pelayanan Menjadi
lebih baik sesuai protap yang ditentukan
4. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat mengerti mengenai
penatalaksanan pada Ibu hamil dan mahasiswa mampu menganalisa
keadaan pada ibu hamil dan mengerti tindakan segera yang harus
dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Arsita, E.2015. Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: NuhaMedika.


Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan . Yogyakarta: Graha
Ilmu
Aspianai, Reny Yuli. 2017. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Maternitas Aplikasi
Nanda NIC dan NOC. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Bandiyah. S. 2009. Kehamilan Persalinan Gangguan Kehamilan. Yogjakarta:
Nuha Medika
Cunningham.FG.,et,al.2011.ObstetriWilliams(WilliamsObstetri).Jakarta:EGC.
Dewi, dkk. 2011. Asuhan kehamilan untuk kebidanan. Jakarta: Salemba medika
Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin. 2017. Rekapitulasi K1 dan K4 serta Data
Penyakit Tertinggi di Puskesmas Banjarmasin. Banjarmasin: Dinas
Kesehatan Kota Banjarmasin. Departemen Kesehatan. [Internet].
Tersedia dalam: https://www.lapor.go.id/instansi/dinas-kesehatan-kota-
banjarmasin-134782. [Diakses pada 02 Februari 2019].
Irianto, Koes. (2014). Gizi Seimbang dalam Kesehatan Reproduksi.Bandung :
Alfabeta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Buku Saku Pelayanan Kesehatan
Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan,edisi pertama, 2013.
Kemenkes RI. (2020). Pedoman Pelayanan Antenatal, Persalinan, Nifas dan
Bayi Baru Lahir di Era Adaptasi Kebiasaan Baru. Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI.
MochtarRustam, Sinopsis Obstetri jilid 1 : Obstetri Fisiologis, Obstetri Patologis.
2nded Jakarta : EGC : 2010
Manuaba, I.B.G., I.A Chandranita Manuaba, dan I.B.G Fajar Manuaba. Pengantar
Kuliah Obstetri. Jakarta : Buku Kedokteran EGC, 2009
Marmi. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
Mufdlilah. 2018. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha.
Medika.
Mulati, E. (2020). Pedoman Pelayanan Bagi Ibu Hamil, Bersalin, Nifas, dan Bayi
Baru Lahir Di Era Pandemi COVID-19. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

Nugroho, T. dan Utama B.I., 2014 Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita


Yogjakarta : Nuha Medika
Pantiawati, Ika. 2010. Asuhan Kebidanan 1 (Kehamilan). Yogyakarta: Nuha
Medika
Prawirohardjo.S. Fisiologis Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru Lahir, In
:Saifuddin AB, Wiknjosastro GH (eds) IlmuKebidanan. 4thed
Prawirohardjo, Sarwono, 2010, Ilmu Kebidanan Sarwono Wirohardjo. Jakarta :
PT Bina Pustaka Sarwono Wirihardjo
Prawirohardjo,S.2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Patriasari, 2009, Konsep Dasar Kehamilan Yogjakarta :Nuha Medika

Rukiyah, aiyeyeh dkk. 2009. AsuhanKebidanan I (kehamilan). Jakarta: Trans Info


Media
Sari, Anggrita.dkk .2015, AsuhanKebidananpadaKehamilan, edisi 1, Bogor. In
Media
Sitanggang, Berliana dan Nasution, Siti Saidah S.2012.Faktor-Faktor Status
Kesehatan pada Ibu Hamil. Jurnal Keperawatan Klinis Vol 4 No. 1
Tarwoto, Ns dkk. (2007). Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil. Jakarta: Trans Info
Media
Tewary, K., & Singh, Anubha. 2017. Anaemia In Pregnancy. Diunduh pada
tanggal 28/05/2021,darin https://www.apiindia.org/pdf/medicine-
update../mu102.p
Walyani, E. S. (2015). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Pustaka Baru Press
Yogyakarta
Varney, Helen. 2002. Buku Saku Bidan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai