Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY. P P2A0 POT SC 2 JAM FISIOLOGIS


DI RUANG ALEXANDRI LT. 2
RSUD DR. M. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

DISUSUN OLEH :
NOVIA ALVIONITA
11194992110063

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS SARI MULIA
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL KASUS : Ny. P P2A0 Post SC 2 jam Fisiologis


NAMA MAHASISWA : NOVIA ALVIONITA
NIM : 11194992110063

Banjarmasin, 19 November 2021

Menyetujui,

RSUD DR. M. MOCH ANSARI SALEH Program Studi Pendidikan


Profesi Bidan
Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia
Preseptor Klinik (PK) Preseptor Pendidikan (PP)

HJ. Endang, SST Lisda Handayani,


SST., M. Kes
NIK. NIK. 1166062013058
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL KASUS : Ny. P P2A0 Post SC 2 jam Fisiologis


NAMA MAHASISWA : NOVIA ALVIONITA
NIM : 11194992110063

Banjarmasin, 19 November 2021

Menyetujui,

RSUD DR. M. MOCH ANSARI SALEH Program Studi Pendidikan


Profesi Bidan
Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia
Preseptor Klinik (PK) Preseptor Pendidikan (PP)

HJ. Endang, SST Lisda Handayani,


SST., M. Kes
NIK. NIK. 1166062013058

Mengetahui,
Ketua Jurusan Kebidanan
Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia

Ika Mardiatul Ulfa, SST., M. Kes


NIK. 1166122009027
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................
LEMBAR PESERUJUAN.........................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................
A. Latar Belakang.............................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................
C. Tujuan..........................................................................................................
D. Manfaat........................................................................................................
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................
A. Pengertian....................................................................................................
B. Etiologi/Penyebab........................................................................................
C. Patofisiologi/Mekanisme...............................................................................
D. Manifestasi Klinik/Tanda dan Gejala............................................................
E. Komplikasi....................................................................................................
F. Penatalaksaan Medis...................................................................................
BAB 3 TINJAUAN KASUS.......................................................................................
A. Subjektif Data...............................................................................................
B. Objekif Data..................................................................................................
C. Analisa Data.................................................................................................
D. Penatalaksaan..............................................................................................
BAB 4 PEMBAHASAN.............................................................................................
BAB 5 PENUTUP.....................................................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................................
B. Saran............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Post partum atau masa nifas adalah periode mulai dari 6 jam
sampai dengan 42 hari pasca persalinan. Pelayanan kesehatan ibu nifas
adalah pelayanan kesehatan pada ibu nifas sesuai standar, yang
dilakukan sekurangkurangnya 3 (tiga) kali sesuai jadwal yang dianjurkan,
yaitu pada 6 jam sampai dengan 3 hari pasca persalinan, pada hari ke-4
sampai dengan hari ke- 28 pasca persalinan, dan pada hari ke-29 sampai
dengan hari ke-42 pasca persalinan (Ambarwati E,R,Diah,W,2010).
Istilah puerperium (puer, seorang anak, ditambah kata parere,
kembali ke semula) merujuk pada masa enam minggu antara terminasi
persalinan dan kembalinya organ reproduksi ke kondisi sebelum hamil.
Purperium meliputi perubahan progresif payudara untuk laktasi, serviks
yang mengeluarkan cairan lokia yang normal terjadi dalam tiga tahap
yaitu lokia rubra berwarna merah terang, lokia serosa berwarna merah
muda, lokia sanguilenta berwarna kecoklatan, lokia alba berwarna coklat
keputih-putihan dan lokia yang patologis yaitu lokia purulenta yang
berbau busuk disertai nanah. Perubahan yang disebabkan involusi 4
adalah proses fisiologis normal. Meskipun begitu, involusi yang mencolok
cepat biasanya menandakan adanya penyakit. (Martin, Reeder, G.,
Koniak, 2014).
Dasar asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan
aman selama persalinan, dan setelah bayi lahir serta pencegahan
komplikasi terutama perdarahan pasca persalinan, hipotermi, dan asfiksia
bayi baru lahir. Sementara itu fokus utamanya adalah mencegah
terjadinya komplikasi. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma
dari sikap menunggu dan menangani komplikasi menjadi mencegah
komplikasi yang mungkin terjadi, komplikasi yang terjadi yaitu
perdarahan, infeksi dan pre-eklampsia (syaifuddin, 2009).
Adapun yang harus diperiksa pada ibu nifas adalah keadaan
umum, keadaan payudara dan putting susunya, dinding perut, perinium,
kandung kencing, rectum, fluor albus, keadaan serviks, uterus dan
adnexa. Adanya erosi, radang atau kelainan-kelainan. Pemeriksaan pada
masa nifas juga penting untuk mencegah komplikasi pada ibu nifas. Salah
satu penyebab dari tingginya mortalitas dan morbilitas ibu bersalin adalah
hipertensi karena tidak ditangani dengan benar berujung pada preeklamsi
dan eklamsi.
Berbagai perubahan anatomi dan fisiologis yang nyata terjadi
selama masa pasca partum ini seiring dengan proses yang terjadi selama
masa kehamilan dikembalikan. Pengetahuan tentang proses reproduksi
dalam kehamilan dan persalinan merupakan suatu dasar untuk
memahami adaptasi organ generatif dan berbagai sistem tubuh manusia
setelah pelahiran. (Martin, Reeder, G., Koniak, 2014).

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana memberikan asuhan kebidanan dengan menggunakan
pendekatan manajemen kebidanan pada Ibu nifas post SC normal di
Ruang Alexandri lt.2 di RSUD DR. M. Moch Ansari Saleh Banjarmasin

C. TUJUAN
1) Tujuan Umum
Menerapkan Asuhan Kebidanan pada ibu Nifas post SC normal di Ruang
Alexandri lt.2 di RSUD DR. M. Moch Ansari Saleh Banjarmasin

2) Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi pengkajian kebidanan pada ibu nifas post SC
normal pada Ny. P di Ruang Alexandri lt.2 di RSUD DR. M. Moch
Ansari Saleh Banjarmasin
2. Melakukan analisa data post SC normal pada Ny. P di Ruang
Alexandri lt.2 di RSUD DR. M. Moch Ansari Saleh Banjarmasin
3. Menguraikan diagnosa kebidanan post SC normal pada Ny. P di
Ruang Alexandri lt.2 di RSUD DR. M. Moch Ansari Saleh
Banjarmasin
4. Mengidentifikasi perencanaan kebidanan post SC normal pada
Ny. P di Ruang Alexandri lt.2 di RSUD DR. M. Moch Ansari Saleh
Banjarmasin
5. Mengidentifikasi tindakan kebidanan post SC normal pada Ny. P
di Ruang Alexandri lt.2 di RSUD DR. M. Moch Ansari Saleh
Banjarmasin
6. Mengidentifikasi evaluasi kebidanan post SC normal pada Ny. P di
Ruang Alexandri lt.2 di RSUD DR. M. Moch Ansari Saleh
Banjarmasin
D. MANFAAT
1. Bagi penulis
a. Dapat mengerti dan memahami serta menerapkan asuhan
kebidanan pada pasien dengan post SC normal
b. Dapat meningkatkan keterampilan dalam memberikan asuhan
kebidanan pada pasien dengan post SC normal
c. Sebagai bahan pembelajaran lebih bagi penulis

2. Lahan praktik
a. Dapat meningkatkan mutu pelayanan yang lebih baik terutama
pada pasien post SC normal
b. Dapat mengeveluasi asuhan kebidanan pada pasien dengan
post SC normal

3. Bagi Ibu
a. Dapat memahami dan mengerti tentang perawatan masa nifas
b. Ibu mampu mengetahui lebih dini tanda bahaya pada masa
nifas dan cara penaganannya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
a) Definisi Post partum
Post partum atau masa nifas disebut juga Puerperium yang
berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Puer yang berarti bayi dan
Parous yang berarti melahirkan.
Post partum atau masa nifas adalah periode mulai dari 6 jam
sampai dengan 42 hari pasca persalinan. Pelayanan kesehatan ibu
nifas adalah pelayanan kesehatan pada ibu nifas sesuai standar,
yang dilakukan sekurangkurangnya 3 (tiga) kali sesuai jadwal yang
dianjurkan, yaitu pada 6 jam sampai dengan 3 hari pasca persalinan,
pada hari ke-4 sampai dengan hari ke- 28 pasca persalinan, dan pada
hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 pasca persalinan (Ambarwati
E,R,Diah,W,2010).
Batasan waktu nifas yang paling singkat (minimum) tidak ada
batasan waktunya, bahkan bisa jadi dalam waktu yang relatif pendek
darah sudah keluar, sedangkan batasan maksimumnya adalah 40
hari (Ambarwati E,R,Diah,W, 2010).
Jadi, masa nifas adalah masa setelah keluarnya placenta sampai
pada alat-alat reproduksi menjadi pulih kembali seperti sebelum hamil
dan secara normal masa nifas itu berlangsung selama 6 minggu atau
selama 40 hari.
Seksio cesarea berasal dari perkataan Latin “Caedere” yang
artinya memotong. Seksio Cesarea adalah suatu cara melahirkan
janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding
depan perut atau vagina (Maryunani, 2014).

b) Tahapan post partum


Masa nifas pada ibu dapat diuraikan menjadi tiga tahapan. Berikut
merupakan tahapan masa nifas menurut Nugroho et al (2014) :
1. Puerperium dini, yaitu suatu masa kepulihan dimana ibu
diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-jalan
2. Puerperium intermedial, adalah suatu masa dimana kepulihan dari
organ-organ reproduksi selama kurang lebih enam minggu
3. Remote puerperium, yakni waktu yang diperlukan untuk pulih dan
sehat kembali dalam keadaan sempurna.

c) Perubahan yang terjadi selama masa nifas


1. Involusi uterus
Involusi adalah proses kembalinya uterus kedalam keadaan sebelum
hamil setelah melahirkan. Proses ini segera setelah pascapartum,
berat uterus menjadi 1.000 gr. Selama masa nifas, dua hari setelah
pelahiran uterus mulai berinvolusi. Sekitar 4 minggu setelah pelahiran
uterus kembali ke ukuran sebelum hamil (Dewi Vivian&Sunarsih,
2013).
Proses involusi uterus adalah sebagai berikut:
a. Iskemia Miometrium
Disebabkan oleh kontraksi dan rektraksi yang terus menerus.
b. Autolisis
Autolisis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi
didalam otot uterus.
c. Efek oksitosin
Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan rektraksi otot
uterin sehingga akan menekan pembuluh darah yang
mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus

2. Involusi tempat plasenta


Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat dengan
permukaan kasar, tidak rata, dan kira kira sebesar telapak tangan.
Dengan cepat luka ini mengecil, pada akhir minggu ke-2 hanya
sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm. Penyembuhan luka
bekas plasenta khas. Pada permulaan nifas bekas plasenta
mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh
trombus (sitti saleha, 2009).
Pengeluaran lengkap tempat pelekatan plasenta memerlukan
waktu sampai 6 minggu. Jika terjadi gangguan pada proses ini, dapat
terjadi perdarahan pada puerperal awitan lambat. Segera setelah
pelahiran, kemudian ukurannya mengecil secara cepat dalam waktu
satu jam (Cunningham Gary, 2012).

3. Perubahan pada serviks dan vagina


Pada serviks terbentuk sel-sel otot terbaru, karena adanya
kontraksi dan rektraksi, segera setelah lahir terjadi edema, bentuk
distensi untuk beberapa hari, struktur internal kembali dalam 2
minggu, struktur eksternal melebar dan tampak bercelah,vagina
teregang pada waktu persalinan namun lambat laun akan mencapai
ukuran yang normal. Nampak berubah kembali pada 3 minggu,
kembali mendekati ukuran seperti sebelum hamil, dalam 6-8 minggu,
bentuk ramping lebar, produksi mukus normal dengan ovulasi.

4. Lochea
Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan
mempunyai reaksi basa, dan lochea mempunyai bau yang amis
meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda-beda
setiap wanita. Komposisi lochea adalah jaringan endometrial, darah
dan limfe. Lochea mengalami perubahan karena proses involusi.
Tahap lochea yaitu:
a. Rubra (merah)
Lochea ini muncul pada hari pertama hingga hari ke tiga masa
post partum. Warnanya merah dan mengandung darah dari luka
pada plasenta dan serabut.
b. Sanguinolenta (merah kuning)
Lochea ini berwarna merah kuning berisi darah dan lendiri,
pengeluaran pada hari ketiga sampai kelima post partum.
c. Serosa ( pink kecoklatan)
Lochea ini muncul pada hari kelima sampai kesembilan.
Warnanya kekuningan atau kecoklatan, terdiri atas sedikit darah
dan lebih banyak serum.
d. Alba (kuning-putih)
Lochea ini muncul lebih dari hari ke-10. Warnanya lebih pucat,
putih kekuningan, lebih banyak mengandung leukosit, selaput
lendir servik, dan serabut jaringan yang mati.
Lochea terus keluaar sampai 3 minggu. Bau normal seperti
menstruasi, jumlah meningkat saat berdiri. Jumlah keluaran rata-rata
240-270 ml.

5. Siklus menstruasi
Siklus menstruasi pada ibu menyusui dimulai 12 minggu rata-rata
18 minggu post partum. Menstruasi pada ibu post partum tergantung
dari hormon prolaktin. Apabila ibu tidak menyusui menstruasi mulai
pada minggu ke-6 s/d minggu ke-8. Menstruasi mungkin tidak
terlambat, dibutuhkan salah satu jenis konstrasepsi untuk mencegah
kehamilan.

6. Perubahan pembuluh darah rahim


Dalam kehamilan uterus mempunyai pembuluh-pembuluh darah
yang besar, tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan bagi
peredaran darah yang banyak, maka arteri tersebut harus mengecil
lagi saat nifas.

7. Dinding perut dan peritonium


Setelah persalinan dinding perut menjadi longgar karena
terenggang begitu lama, tetapi biasanya pulih kembali dalam 6
minggu.

8. Nyeri setelah persalinan


Setalah melahirkan uterus tetap berkontraksi dengan kuat pada
interval tertentu dan menimbulkan nyeri, yang mirip dengan pada saat
persalinan namun lebih ringan.

9. Saluran kencing
Dinding kandung kemih terlihat edema, sehingga menimbulkan
obstruksi dan menyebabkan retensi urine, dilatasi ureter dan pyelum
kembali normal dalam 2 minggu.

10. Laktasi
Keadaan buah dada pada dua hari pertama nifas sama dengan
keadaan dalam kehamilan pada waktu ini buah dada belum
mengandung susu melainkan kolostrum. Kolostrum adalah cairan
kuning yang mengandung banyak protein dan garam.

d) Pengertian Sectio Caesarea


caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan
melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim
dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500
gram (Sarwono, 2009).

e) Jenis-Jenis Sectio Caesarea


Menurut (Nurarif & Kusuma, 2013)dan (Kristiyanasari & Jitowiyono,
2012) jenis-jenis operasi sectio caesarea:
1. Abdomen (sectio caesarea abdominalis) Sectio caesarea secara
transperitonealis meliputiSC Klasik atau corporal (dengan insisi
memanjang pada corpus uteri). Dilakukan dengan membuat
sayatan memanjang pada korpus uteri kira-kira 10 cm dan SC
ismika porfundal (low servical dengan insisi pada segmen bawah
rahim). Dilakukan dengan melakukan sayatan melintang pada
segmen bawah rahim kira-kira 10 cm.
2. Vagina (sectio caesarea vaginalis) Menurut sayatan pada rahim,
sectio caesarea dapat dilakukan yaitu sayatan memanjang
(longtidional), sayatan melintang (transversal) dan sayatan huruf T
(T insicion)

B. ETIOLOGI/PENYEBAB
a. Etiologi yang berasal dari ibu Menurut Manuaba (2012), adapun
penyebab sectio caesarea yang berasal dari ibu yaitu ada sejarah
kehamilan dan persalinan yang buruk, terdapat kesempitan
panggul, plasenta previa terutama pada primigravida, solutsio
plasenta tingkat I-II, komplikasi kehamilan, kehamilan yang
disertai penyakit (jantung, DM), gangguan perjalanan persalinan
(kista ovarium, mioma uteri, dan sebagainya). Selain itu terdapat
beberapa etiologi yang menjadi indikasi medis dilaksanakannya
seksio sesaria antara lain :CPD (Chepalo Pelvik Disproportion),
PEB (Pre-Eklamsi Berat), KPD (Ketuban Pecah Dini), Faktor
Hambatan Jalan Lahir.
b. Etiologi yang berasal dari janin Gawat janin, mal presentasi, dan
mal posisi kedudukan janin, prolapsus tali pusat dengan
pembukaan kecil, kegagalan persalinan vakum atau forceps
ekstraksi (Nurarif & Kusuma, 2015).

C. Patofisiologi/Mekanisme
Adanya beberapa kelainan/hambatan pada proses persalinan yang
menyebabkan bayi tidak dapat lahir secara normal/spontan, misalnya
karena ketidakseimbangan ukuran kepala bayi dan panggul ibu,
keracunan kehamilan yang parah, pre eklampsia dan eklampsia berat,
kelainan letak bayi seperti sungsang dan lintang, kemudian sebagian
kasus mulut rahim tertutup plasenta yang lebih dikenal dengan plasenta
previa, bayi kembar, kehamilan pada ibu yang berusia lanjut, persalinan
yang berkepanjangan, plasenta keluar dini, ketuban pecah dan bayi
belum keluar dalam 24 jam, kontraksi lemah dan sebagainya. Kondisi
tersebut menyebabkan perlu adanya suatu tindakan pembedahan yaitu
Sectio Caesarea.

D. MANIFESTASI KLIKIK/TANDA GEJALA


Persalinan dengan Sectio Caesaria, memerlukan perawatan yang lebih
komprehensif yaitu perawatan post operatif dan post partum, manifestasi
klinis Sectio Caesarea menurut Dongoes 2010 yaitu :
1) Nyeri akibat ada luka pembedahan
2) Adanya luka insisi pada bagian abdomen
3) Fundus uterus terletak di umbilicus
4) Aliran lockhea sedang bebas membeku yang tidak berlebihan
5) Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 750 – 1000
6) Menahan batuk akibat rasa nyeri yang berlebihan
7) Biasanya terpasang kateter urinarius
8) Pengaruh anestesi dapat menimbulkan mual dan muntah
9) Akibat nyeri terbatas untuk melakukan pergerakan
10) Bonding attachment pada anak yang baru lahir

E. KOMPLIKASI
1) Perdarahan post partum (apabila kehilangan darah lebih dari 500 ml
selama 24 jam pertama setelah kelahiran bayi)

2) Infeksi
a. Endometritis
b. Miometritis atau metritis
c. Perimetritis
d. Caked breast / bendungan asi
e. Mastitis
f. Trombophlebitis
g. Luka perineum

3) Gangguan psikologis
a. Depresi post partum
b. Post partum blues
c. Post parum psikosa

4) Gangguan involusi uterus

F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1) Obeservasi ketat kala IV, 2 jam post partum
2) 6-8 jam pasca persalinan
Anjurkan ibu untuk istirahat dan tidur tenang, usahakan melakukan
mobilisasi dini
3) Hari ke 1-2
Memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar dan
perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa
nifas, pemberian informasi tentang senam nifas.
4) Hari ke-2
Menganjurkan ibu untuk latihan duduk
5) Hari ke-3
Menganjurkan ibu untuk latihan berdiri dan berjalan
BAB 3
TINJAUAN KASUS
Pada bab ini, penulis akan menjelaskan dan membahas mengenai
resume asuhan Kebidanan pada Ny. P dengan Post SC normal di ruang
Alexandri lt.2 RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh selama 3 hari. Mulai dari tanggal
15 November 2021 sampai dengan 17 November 2021. Proses asuhan
kebidanan yang dilakukan pada pasien Ny. P ini dimulai dari Pengkajian,
menganalisa data hasil setelah pengkajian, merumuskan diagnose kebidanan,
melaksanakan implementasi kebidanan, serta mengevaluasi hasil tindakan yang
sudah dilakukan dalam asuhan kebidanan selama 3 hari tersebut pada pasien
Ny. P apakah teratasi.
Dalam kasus ini penulis memperoleh langsung dari informasi pasien Ny. P
dan Keluarga Ny. P serta dari data laporan rumah sakit selama pasien Ny. P
mendapatkan perawatan di ruang Alexandri lt.2 RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh
A. SUBJEKTIF DATA
1. Identitas
Nama Pasien : Ny. P Nama Suami : Tn. M
Umur : 27 th Umur : 31 th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Banjar Suku/bangsa : Banjar
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. alalak Alamat : Jl. alalak

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya secara sectio caesarea
pada pukul 13:50 WITA dengan jenis kelamin laki-laki dan ibu
mengatakan masih ada merasakan sedikit nyeri pada bagian perut
seperti sebelum melahirkan dan nyeri pada bagian luka operasi.

3. Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan ini adalah perkawinan pertama kali, menikah pertama
kali pada umur 24 tahun dan lama perkawinan sudah berlangsung
selama 3 tahun.

4. Riwayat Obstetri

n tahu Tipe Tempat J BBL penyuli ket


o n persalinan persalina K t
n
1 2019 Spontan Klinik ♀ 2700g - hidu
pervagina bidan r p
m

5. Riwayat Persalinan Sekarang


Ibu mengatakan melahirkan bayi yang sekarang pada umur 27 tahun,
telah melahirkan bayinya pada tanggal 08 November 2021 pukul
13:50 WITA dengan cara sectio caesarea. Ibu mengatakan mulai
merasakan nyeri pada persalinan yang sekarang mulai pukul 04.00
WITA, terdapat luka jahitan pada bagian perut ibu.

6. Riwayat Keluarga Berencana


Ibu mengatakan pernah menggunakan alat kontrasenpsi jenis suntik 3
bulan, selama pemakaian kontrasepsi ibu mengatakan terdapat
masalah seperti haid yang tidak lancar dan adanya penaikan berat
badan. Ibu mengatakan memutuskan untuk berhenti menggunakan
alat kontrasepsi karena ingin memiliki anak lagi.

7. Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan baik ibu maupun keluarga tidak memiliki riwayat
penyakit apapun seperti penyakit turunan, tahunan, dan penyakit
menular.

8. Riwayat kebutuhan sehari-hari


Ibu mengatakan setelah melahirkan ibu mengkonsumsi jenis
makanan yang lembek dan ibu mengatakan tidak adanya pantangan
dalam makanan. Ibu mengatakan setelah bersalin ibu tidur selama ±3
jam, sudah melakukan mobilisasi dini seperti miring kanan dan miring
kiri dan masih belajar untuk duduk serta berjalan.

9. Data Psikososial dan Spiritual


Ibu mengatakan merasa senang dengan kelahiran bayinya

B. OBJEKTIF DATA
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaraan : Composmentis
c. Berat badan :
d. Tanda vital : TD : 100/60 mmhg
N : 85x/m
RR : 20x/m
S : 36,2°C
SpO2 : 99%

2. Pemeriksaan khusus
Kepala :tidak ada benjolan, tidak ada luka bekas operasi,
rambut berwarna hitam, rambut tidak rontok, bersih
Muka :tidak pucat, tidak ada oedema
Mata :simetris, tidak ikterik, conjungtiva tidak pucat,
pengelihatan baik
Telinga :simetris, tidak ada pengeluaran cairan,
pendengaran baik
Hidung :simetris, tidak ada polip pada hidung, penciuman
baik
Mulut :bibir tidak pucat, bibir tidak kering, tidak ada caries
pada gigi, tidak terdapat stomatitis pada bagian
gusi
Leher :tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada
pembengkakan vena jugularis, tidak ada
pembengkakan kelenjar limfe
Dada/mamae :tidak ada retraksi dinding dada, pergerakan dada
teratur, tidak ada benjolan, tidak ada
pembengkakan, puting susu menonjol, terdapat
pengeluaran kolostrum
Abdomen :tidak ada benjolan, ada luka bekas operasi,
kontraksi baik, TFU 2 jari dibawah pusat
Tungkai :simetris, tidak pucat, tidak ada benjolan, tidak ada
pembengkakan, tidak oedema, pada kaki tidak
terdapat varises, dan pada kaki adanya reflek
pattela
Genetalia :tidak ada varises, tidak oedema, tidak terdapat
luka jahitan, terdapat pengeluaran pervaginam
berupa lochea rubra

C. ANALISA DATA
Diagnosa :P2A0 post SC 2 jam fisiologis
Masalah : mobilisasi
Kebutuhan : mengajarkan ibu untuk miring kanan dan kiri

D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, bahwa ibu dalam keadaan
normal. TD: 130/90 mmhg, N: 83x/m, RR: 22x/m, S: 36,3°C, SpO2:
99%, kontraksi baik.
E: ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. Melakukan observasi TTV 2 jam pertama, 15 menit tiap jam pertama
dan 30 menit tiap jam kedua.
E: observasi ttv telah dilakukan, ibu dalam keadaan normal
3. Memberitahu ibu penyebab keluhan yang di alami, bahwa penyebab
perut ibu sakit dikarenakan adanya uterus yang berkontaksi untuk
mencegah terjadinya perdarahan, dan itu adalah hal fisiologis yang
dialami semua ibu nifas.
E: Ibu mengerti tentang keluhan yang dialaminya
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, yaitu minimal ± 8 jam/
hari.
E: Ibu bersedia untuk istirahat
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi pasca 6 jam operasi,
dengan cara miring kanan dan miring kiri dan belajar untuk duduk.
E: ibu bersedia untuk melakukan mobilisasi
6. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi, yaitu
mengkonsumsi makanan yang mengandung protein dan perbanyak
minum air putih.
E: ibu bersedia untuk mengkonsumsi makanan yang bergisi dan
mengandung banyak protein
7. Memberikan ibu KIE tentang ASI eksklusif, yaitu dengan memberikan
ASI selama 6 bulan penuh tanpa memberikan bayi makanan
tambahan apapun.
E: ibu bersedia untuk memberikan bayinya ASI eksklusif
8. Mengajarkan ibu teknik menyusui dengan cara berbaring, dengan
cara side lying position, posisi ini dilakukan dengan ibu yang
berbaring miring dan menghadap ke arah bayi, posisikan mulut
bayi sejajar dengan puting.
E: ibu mengerti tentang teknik menyusui
9. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya nifas, sepertu terlalu banyak
darah yang keluar, pengelihatan kabur, sakit kepala berlebih, terjadi
pembengkakan wajah dan bagian tubuh lainnya, suhu tubuh
mengalami peningkatan, dan mengalami depresi.
E: Ibu mengetahui dan mengerti tentang tanda bahaya masa nifas
10. Mengajarkan ibu untuk menjaga personal hygiene, dengan mengganti
pembalut jika sudah terasa penuh, mandi 2x sehari, gosok gigi 3x
sehari, keramas 2 hari sekali.
E: ibu mengerti tentang personal hygiene
11. Memberikan ibu obat sesuai dengan advis dokter.
- drip oxytosin 20 iu (30 tpm)
- inj. Ceftriaxone 1 gr
- inj. Asam traneksamat 500 mg
- inj. Ketorolac 30 mg
E: obat sesuai advis dokter telah diberikan
12. Melakukan dokumentasi kebidanan berupa SOAP
E: Dokumentasi telah dilakukan
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada pembahasan kasus ini peneliti akan membahas tentang adanya
kesesuaian maupun kesenjangan antara teori dan hasil asuhan kebidanan yang
diterapkan pada pasien kasus post SC yang telah dilakukan sejak tanggal 8-11
November 2021 diruangan Alexandri lt.2 RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh.
Kegiatan yang dilakukan meliputi pengkajian, diagnosa kebidanan, intervensi
kebidanan, implementasi kebidanan, dan evaluasi kebidanan.
Menurut asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis dalam SDKI
(2017) terdapat 8 diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus post partum
spontan yaitu Nyeri akut dengan pencedera fisik, luka episiotomi post partum
spontan , defisit nutrisi & peningkatan kebutuhan karena laktasi, ansietas &
tanggung jawab menjadi orang tua, gangguan intergritas kulit & luka episiotomi
perineum, resiko infeksi & trauma jaringan, gangguan pola tidur & tanggung
jawab memberi asuhan pada bayi, defisit pengetahuan & kurang terpapar
informasi tentang kesehatan masa post partum, perawatan payudara, teknik
menyusui, Menyusui tidak efektif & ketidakadekuatan suplai. Berdasarkan hasil
pengkajian dan analisa data terdapat 2 diagnosa yang ditegakkan pada yaitu
Nyeri akut & agen pencedera fisik dan Resiko infeksi & trauma jaringan.
1. Nyeri akut luka operasi post SC
Menurut SDKI (2017) Nyeri akut adalah pengalaman sensori atau
emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau
fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan
hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan. Tanda dan gejala
nyeri menurut teori terdiri dari data subjektif yaitu mengeluh nyeri dan
data objektifnya yaitu tampak meringis, bersikap protektif, gelisah,
frekuensi nadi meningkat, dan sulit tidur. (SDKI, 2017).
Ditemukan dari hasil pengkajian pasien mengeluh nyeri pada luka
operasi, seperti ditusuk tusuk, dengan skala 3, dan dirasakan hilang
timbul, dan wajah pasien tampak meringis saat nyeri atau kontraksi
timbul. Menurut analisa penulis terdapat kesesuaian antara hasil
pengkajian dengan teori. pada studi kasus pasien muncul masalah nyeri
akut luka operasi post SC.
SIKI (2018) intervensi yang dapat dilakukan pada diagnosa
keperawatan nyeri akut & agen pencedera fisik, luka operasi post SC Kaji
nyeri dengan komprehensif meliputi P Q R S T, Observasi reaksi verbal
dan non verbal, Monitor tanda tanda vital, Kurangi faktor presipitasi nyeri,
Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam, Tingkatkan istirahat, Kolaborasi
pemberian analgetik dengan tepat. Berdasarkan studi kasus pada pasien
semua intervensi pada diagnosa keperawatan nyeri akut dapat dilakukan
pada pasien dan tidak ditemukan perbedaan.
Menurut NOC (2015) tujuan dari asuhan keperawatan di harapkan
nyeri akut teratasi sebagian sesuai dengan kriteria hasil.
Berdasarkan hasil studi kasus evaluasi sumatif yang didapatkan dari
pasien adalah data subjektif Pasien mengatakan nyeri berkurang,
P : luka post SC
Q : tertusuk tusuk
R : abdomen
S :1
T : hilang timbul
dan data objektif Pasien melakukan teknik relaksasi nafas dalam jika
nyeri.

2. Resiko infeksi & trauma jaringan


Menurut SDKI (2017), resiko infeksi adalah beresiko mengalami
peningkatan terserang organisme patogenik. Faktor resiko yang terdiri
dari yaitu penyakit kronis, efek prosedur invasif, malnutrisi, peningkatan
paparan organisme patogen lingkungan, ketidakadekuatan pertahanan
tubuh primer, ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder yaitu
penurunan hemoglobin. Data objektif di dapatkan ada luka jahitan pada
bagian abdomen ibu dan data objektif yang ditemukan yaitu abdomen
tidak ada oedem dan luka bersih. Menurut analisa penulis terdapat
kesesuaian antara hasil pengkajian dengan teori.
SIKI (2018) intervensi yang dapat dilakukan pada diagnosa
keperawatan resiko infeksi adalah Kaji keadaan kulit, warna dan tekstur,
bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain, instruksikan pada
pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah
berkunjung meninggalkan pasien, cuci tangan setiap sebelum dan
sesudah tindakan, pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan
alat, tingktkan intake nutrisi, berikan terapi antibiotik bila perlu.
Berdasarkan studi kasus pada pasien semua intervensi pada diagnosa
kebidanan resiko infeksi dapat dilakukan pada pasien dan tidak
ditemukan adanya perbedaan.
Menurut NOC (2015) tujuan dari asuhan kebidanan di harapkan
resiko infeksi teratasi sebagian sesuai dengan kriteria hasil. Berdasarkan
hasil studi kasus evaluasi sumatif yang didapatkan dari pasien adalah
resiko infeksi tidak terjadi dengan data objektif didapatkan ada luka bekas
operasi pada bagian abdomen, dan data objektif tidak ada kemerahan
dan tidak bengkak disekitar abdomen, pasien dan bidan mencuci tangan
setiap sebelum dan sesudah tindakan kebidanan.
BAB 5
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil studi kasus asuhan kebidanan pada pasien post
SC di Ruang Alexandri lt.2 di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh. Penulis
dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengkajian pada pasien dengan post SC yang di dapatkan pada
pasien menunjukan adanya keluhan yang di rasakan oleh pasien yaitu
nyeri pada bagian abdomen.
2. Perencanaan kebidanan yang dilakukan penulis pada pasien post SC
meliputi melakukan pengkajian, tindakan mandiri, pendidikan
kesehatan dan kolaborasi untuk tindakan lain dan penulis tidak
menemukan masalah yang berarti dalam menentukan perencanaan
kebidanan.
3. Implementasi kebidanan disesuaikan dengan rencana tindakan yang
telah penulis susun. Dalam proses implementasi yang dilakukan
sesuai dengan rencana yang dibuat, dan penulis tidak menemukan
adanya perbedaan antara intervensi yang dibuat dengan
implementasi yang dilakukan.
4. Hasil evaluasi yang dilakukan oleh penulis pada kasus yang dilakukan
selama 3 hari perawatan oleh penulis. Hasil evaluasi yang dilakukan
menunjukan bahwa masalah yang teratasi dengan baik untuk
masalah nyeri akut & agen pencedera fisik, luka post SC, dan Resiko
infeksi & trauma jaringan

B. SARAN
1. Bagi Instansi Rumah Sakit Instalasi pelayanan kesehatan
Diharapkan mampu meningkatkan kinerja perawat dan tenaga medis
yang lain sehingga mampu meningkatkan asuhan kebidanan pada
pasien post SC dan memberikan pendidikan kesehatan untuk
meningkatkan derajat kesehatan ibu.

2. Bagi Keluarga Pasien dan keluarga pasien


Diharapkan mampu mengenali masalah pada nifas dan meningkatkan
derajat kesehatan ibu nifas.

3. Bagi Penulis Selanjutnya


Diharapkan hasil studi kasus ini dapat dijadikan data dasar untuk
melakukan studi kasus selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aggraini, Yetti. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Jogjakarta : Pustaka
Rihana
Ambarawati. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Mitra Cendika Press
Anisah, N., dkk. 2015. Perubahan Fisiologis Masa Nifas. Surakarta : Akademi
Kebidanan Mamba’ul ‘ulum
Bahiyatun, 2009. Buku ajaran asuhan kebidanan nifas normal. Jakarta : EGC
Cunningham, Gary dkk. 2012. Obstetri Williams. Edisi 23. Jakarta : EGC
Dewi, Vivian & Sunarsih. 2013. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta :
Salemba Medika
Manuaba, Ida Bagus & Manuaba, I. A. C. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit
Kandungan dan KB. Edisi 2. Editor: Monica Ester. Jakarta : EGC
Martin, Reeder, G., Koniak. (2014). Keperawatan Maternitas, Volume 2.
Jakarta:EGC
Mitayani. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas, Jakarta: Salemba Medika.
Mochtar, Rustam. 2010. Sinopsis obstetri. Jakarta : EGC
Nanda NIC-NOC. 2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 9. Jakarta :
EGC
Varney, Helen, dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Alih bahasa: Laily
Mahmudah dan Gita Trisetyani. Editor: Esty Wahyuningsih dkk. Edisi 4. Jakarta :
EGC

Anda mungkin juga menyukai