Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR

BAYI NY. M HARI KE 18 DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH


DI RUANG CENDRAWASIH RSD IDAMAN BANJARBARU

DISUSUN OLEH :

YULANDA ESTERIANI

11194992110040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS
SARI MULIA BANJARMASIN
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL KASUS : Laporan Kasus Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru


Lahir Bayi Ny. M Hari Ke 18 Dengan Bayi Berat Lahir
Rendah Di Ruang Cendrawasih RSD Idaman
Banjarbaru
NAMA MAHASISWA : Yulanda Esteriani
NIM : 11194992110040

Banjarmasin, Oktober 2021

Menyetujui

Rumah Sakit Daerah Idaman Program Studi Pendidikan Profesi Bidan


Banjarbaru Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia

Preseptor Klinik (PK) Preseptor Pendidikan (PP)

Desyka Yuniarti, S. Kep., Ns Elvine Ivana Kabuhung, SST., M. Kes


NRPB. 96447220 NIK. 1166062009024

ii
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL KASUS : Laporan Kasus Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru


Lahir Bayi Ny. M Hari Ke 18 Dengan Bayi Berat Lahir
Rendah Di Ruang Cendrawasih RSD Idaman
Banjarbaru
NAMA MAHASISWA : Yulanda Esteriani
NIM : 11194992110040

Banjarmasin, Oktober 2021

Menyetujui

Rumah Sakit Daerah Idaman Program Studi Pendidikan Profesi Bidan


Banjarbaru Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia

Preseptor Klinik (PK) Preseptor Pendidikan (PP)

Desyka Yuniarti, S. Kep., Ns Elvine Ivana Kabuhung, SST., M. Kes


NRPB. 96447220 NIK. 1166062009024

Mengetahui
Ketua Jurusan Kebidanan
Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia

Ika Mardiatul Ulfa, SST, M.Kes


NIK. 1166122009027

iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan
rahmat Nya sehingga dapat meyelesaikan Laporan Kasus Asuhan Kebidanan
Pada Bayi Baru Lahir Bayi Ny. M Hari Ke 18 Dengan Bayi Berat Lahir Rendah
Di Ruang Cendrawasih RSD Idaman Banjarbaru. Sebagai salah satu syarat
menyelesaikan stage Bayi Baru Lahir, Neonatus, Bayi Balita & Anak
Prasekolah.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Dr. Hj. RR. Dwi Sogi Sri Redjeki, S.KG., M.Pd selaku Rektor Universitas Sari
Mulia
2. Anggrita Sari, S.Si.T., M.Pd., M.Kes selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik
dan Kemahasiswaan.
3. Hariadi Widodo, S.Ked., MPH selaku Wakil Rektor II Bidang Keuangan dan
Sistem Informasi
4. H. Ali Rakhman Hakim, M. Farm., Apt selaku Dekan Fakultas Kesehatan
5. Ika Mardiatul Ulfa, SST, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Universitas
Sari Mulia
6. Zulliati, M. Keb selaku seketaris jurusan Profesi Bidan
7. Elvin Ivana Kabuhung, SST., M. Kes selaku CT yang senantiasa memberikan
masukan dan bimbingan dalam penyusunan dan perbaikan penulisan laporan
asuhan kebidanan ini.
8. Desyka Yuniarti, S. Kep. Ns selaku pembimbing lahan (CI) Di Ruang
Cendrawasih RSD Idaman Banjarbaru yang telah membimbing penulisan
laporan asuhan kebidanan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan asuhan kebidanan ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan
asuhan kebidanan.
Banjarmasin 4 Oktober 2021
Penulis
(Yulanda Esteriani)

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................iii

KATA PENGANTAR...........................................................................................iv

DAFTAR ISI..........................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan Penelitian........................................................................................2
D. Manfaat......................................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................4

A. Pengertian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)..........................................4


B. Asfiksia.....................................................................................................11
BAB III TINJAUAN KASUS................................................................................20

BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................28

BAB V PENUTUP...............................................................................................31

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu indikator kesehatan Indonesia adalah derajat kesehatan bayi,


yang diukur melalui AKB. AKB merupakan indikator penting untuk menilai tingkat
kesejahteraan suatu negara dan status kesehatan masyarakat. AKB sebagian
besar adalah kematian neonatal yang berkaitan dengan status kesehatan ibu saat
hamil, pengetahuan ibu dan keluarga tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan,
dan peranan tenaga kesehatan serta ketersediaan fasilitas kesehatan. Anemia,
paritas, umur ibu kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun dapat mengakibatkan
kematian janin dalam kandungan, abortus, BBLR pada bayi yang dilahirkan. Salah
satu penyebab kematian bayi adalah BBLR (Berat badan lahir rendah). Pada bayi
berat lahir rendah ini rentan terjadinya berbagai macam komplikasi salah satunya
ialah asfiksia neonatorum.
BBLR merupakan salah satu masalah kesehatan yang memerlukan
perhatian di berbagai negara terutama pada negara berkembang atau negara
dengan sosial-ekonomi rendah. WHO 2014, (World Health Organizaton)
mendefinisikan BBLR sebagai bayi yang lahir dengan berat <2500 gram. WHO
mengelompokkan BBLR menjadi 3 macam, yaitu BBLR (1500-2499 gram),
BBLSR (1000-1499 gram), BBLER (<1000 gram).
Menurut WHO mengawali tahun 2019 terdapat 395.000 persalinan terjadi
diseluruh dunia. Hampir setengah kelahiran ini diestimasikan berasal dari 8 negara
diseluruh dunia yaitu, India, China, Nigeria, Indonesia, Amerika Serikat dan
Republik Kongo (WHO, 2019). Angka persalinan Berdasarkan data Profil
Kesehatan Indonesia Tahun 2019, angka kelahiran pada tahun 2019 sebesar 4,7
juta jiwa, kematian ibu melahirkan di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu berkisar
300 per 100.000 kelahiran (Putri Nabila, 2020). Berdasarkan data kematian
perinatal yang ada di Indonesia 29,9% dilaporkan terjadi pada hari pertama,
dan 75,6% pada satu minggu setelah lahir. Penyebab kematian perinatal
kelompok 0-7 hari tertinggi adalah prematur dan BBLR sebesar 35%, kemudian
asfiksia lahir sebesar 33,6%. Angka kematian persalinan di Dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan Selatan , laporan bulanan fasilitas kesehatan Pada tahun
2018, Angka Kematian Ibu (AKI) telah mencapai 108 per 100.000 kelahiran hidup.
Data dari kota Banjarmasin Sejak januari 2017, terjadi penurunan. Data yang dirilis

1
2

Dinkes Kalsel mencatat ada 48 kasus kematian ibu, serta 441 kematian bayi. Data


jumlah kelahiran hidup dan mati pada Rumah Sakit Daerah Idaman Banjarbaru,
2018. Kelahiran hidup sebanyak 2.340 kasus, kelahiran mati 20 kasus dan
persalinan pada tahun 2018 sebanyak 2 360 kasus.(Badan Pusat Statistik Kota
Banjarbaru 2018).
Upaya yang harus dilakukan untuk menekan angka BBLR adalah
meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama
kehamilan. Ibu yang diduga beresiko, terutama faktor resiko yang mengarah
melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan dan dipantau untuk penyuluhan
kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, tanda-
tanda bahaya dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka dapat menjaga
kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik (Pantiawati, 2013). Upaya
lain yang dilakukan yaitu melakukan antenatal care yang baik, segera konsultasi
atau merujuk penerita bila terdapat kelainan, meningkatkan gizi masyarakat
sehingga dapat mencegah terjadinya BBLR, tingkatkan penerimaan keluarga
berencana, anjurkan lebih banyak istirahat bila kehamilan mendekati aterm.
(Ambarwati, 2015).
Sehubungan dengan uraian diatas maka penulis tertarik untuk membahas
dalam laporan kasus dengan judul “Laporan Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
By. Ny. M Hari Ke 18 dengan Bayi Berat Lahir Rendah Di Ruang Cendrawasih
RSD Idaman Banjarbaru”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka dapat dirumuskan


yaitu “Bagaimana Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada By. Ny. M Hari Ke
18 dengan Bayi Berat Lahir Rendah Dan Asfiksia Di Ruang Cendrawasih RSD
Idaman Banjarbaru?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir di
Rumah Sakit Daerah Banjarbaru

2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian kepada klien dengan asuhan kebidanan pada bayi
baru lahir dengan BBLR
3

b. Melakukan perencanaan asuhan kebidanan untuk mengatasi masalah


yang terjadi sesuai dengan prioritas masalah pada klien dengan kasus
BBLR
c. Melaksanakan tindakan kebidanan sesuai dengan rencana tindakan
d. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan pada bayi dengan BBLR
D. Manfaat

1. Bagi Pasien
Menambah wawasan dan pengetahuan ibu dan keluarga tentang bayi
baru lahir rendah dengan masalah BBLR
2. Bagi Lahan Praktik
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan study banding dalam
melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan masalah
BBLR dan asfiksia
3. Bagi Pendidikan
Sebagai sumber referensi, sumber bacaan dan bahan pengajaran
terutama yang berkaitan dengan mata kuliah neonatus, bayi, balita dan
anak pra sekolah.
4. Bagi Mahasiswa
Mengembangkan pola pikir penulis dan melaksanakan asuhan kebidanan
patologi pada bayi baru lahir dengan BBLR
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

1. Definisi BBLR
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang
berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram atau sampai dengan
2499 gram. (Saifuddin, 2010). BBLR adalah bayi yang lahir dengan
berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa
kehamilan. (Proverawati, 2010).
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir
kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat
terjadi pada bayi kurang bulan (<37 minggu) atau pada bayi cukup
bulan. Banyak yang masih beranggapan apabila BBLR hanya terjadi
pada bayi premature atau bayi tidak cukup bulan. Tapi, BBLR tidak
hanya bisa terjadi pada bayi prematur, bisa juga terjadi pada bayi
cukup bulan yang mengalami proses hambatan dalam
pertumbuhannnya selama kehamlan. (Profil Kesehatan Dasar
Indonesia, 2014).
2. Klasifikasi BBLR
Menurut Pudjiastuti (2016) ada beberapa klasifikasi dari BBLR
yaitu:
a. Berdasarkan umur kehamilan :
1) Bayi prematur/kurang bulan (usia kehamilan <37 minggu).
Sebagian bayi kurang bulan belum siap hidup di luar
kandungan dan mendapatkan kesulitan untuk mulai
bernapas, menghisap, melawan infeksi dan menjaga
tubuhnya tetap hangat.
2) Bayi cukup bulan (usia kehamilan 38-42 minggu)
3) Bayi lebih bulan (usia kehamilan >42 minggu)
b. Berdasarkan berat badan
1) Bayi berat badan lahir amat sangat rendah/ekstrim rendah
(bayi lahir berat badan <1000 gram)
2) Bayi berat badan lahir sangat rendah (Bayi lahir berat badan
<1500 gram)

4
5

3) Bayi berat lahir cukup rendah (Bayi berat badan 1501-2500


gram).
c. Berdasarkan berat badan dan usia kehamilan
1) Bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK) smial for gestasional
age (SGA). Bayi yang lahir dengan keterlambatan
pertumbuhan intrauterine dengan berat badan terletak dibawah
presentil ke 10 dalam grafik pertumbuhan intrauterine.
2) Bayi sesuai masa kehamilan (SMK) appropriate for gestasional
age (AGA). Bayi yang lahir sesuai dengan badan sesuai berat
badan sesuai untuk masa kehamilan yang terletak diantara
presentil 10-90 dalam grafik pertumbuhan intrauterine.
3) Bayi besar masa kehamilan for gestasional age (LGA). Bayi
yang lahir sesuai dengan berat badan lebih besar untuk masa
kehamilan yaitu terletak diatas 90 dalam grafik pertumbuhan
intrauterine.
3. Etiologi BBLR
Menurut Pantiawati (2013) penyebab terbanyak terjadinya
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah kelahiran prematur. Menurut
Prawirodihardjo (2011) persalinan prematur merupakan kelainan
proses yang multifaktorial. Kombinasi keadaan obstetrik dan faktor
medik mempunyai pengaruh terhadap terjadinya persalinan prematur.
Kadang hanya resiko tunggal dijumpai seperti distensi yang
berlebihan, ketuban pecah dini, atau trauma. Banyak kasus persalinan
prematur sebagai akibat proses patogenik yang merupakan mediator
biokimia yang mempunyai dampak terjadinya kontraksi rahim dan
perubahan serviks.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) dapat disebabkan oleh beberapa
faktor (Pantiawati, 2013) antara lain :
a. Faktor ibu
1) Penyakit, antara lain toksemia gravidarum, perdarahan
antepartum, trauma fisik dan psikologis, nefritis akut dan
diabetes mellitus
2) Usia ibu : usia <20 tahun dan usia >35 tahun, serta
multigravidarum yang jarak kelahirannya terlalu dekat
3) Keadaan sosial : golongan ekonomi yang rendah, perkawinan
yang tidak sah
6

4) Sebab lain : ibu yang peroko, ibu peminum alkohol, dan ibu
pecandu narkotika
b. Faktor janin : hidromnion, kehamilan ganda dan kelainan
kongenital
c. Faktor lingkungan : tempat tinggal daratan tinggi, radiasi dan zat-
zat racun
4. Patofisiologi
Ketika hamil tubuh membuat lebih banyak darah untuk
berbagi dengan janinnya. Tubuh mungkin memerlukan darah
hingga 30% lebih banyak daripada ketika tidak hamil. Ketika tubuh
membutuhkan lebih banyak zat besi dibandingkan dengan yang
telah tersedia, maka dapat berpotensi terjadinya anemia. Anemia
selama kehamilan akibat peningkatan volume darah merupakan
anemia ringan. Anemia yang lebih berat dapat meningkatkan
resiko tinggi anemia pada bayi, selain itu jika secara signifikan
terjadi anemia dua trimester pertama, maka beresiko lebih besar
untuk memili bayi lahir prematur atau berat badan lahir rendah.
Pertumbuhan janin pada kehamilan kembar tergantung dri faktor
plasenta apakah menjadi satu atau bagaimana lokalisasi implantasi
plasentanya. Memperhatikan kedua faktor tersebut mungkin
terdapat jantung salah satu janin yang lebih kuat, sehinga janin
yang mempunyai jantung lemah mendapat nutrisi yang kurang
sehingga menyebabkan pertumbuhan janin terhambat sampai
kematian janin dalam rahim. Dengan janin yang relatif berat
badannya rendah menyebabkan morbiditas dan kematian yang
tinggi. Pengaruh infeksi hepatitis dalam kehamilan bersumber dari
gangguan fungsi hati dalam mengatur dan mempertahankan
metabolism tubuh, sehingga aliran nutrisi ke janin dapat terganggu
atau berkurang. Oleh karena itu pengaruh infeksi hati terhadap
kehamilan dapat dalam bentuk keguguran atau persalinan
prematur dan melahirkannya BBLR (Proverawati, 2011).
Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan
vaskuler yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam
kehamilan atau pada permulaan persalinan, hipertensi dalam
kehamilan menjadi penyebab penting dari kelahirkan mati dan
kelahiran neonatal. Ibu dengan hipertensi akan menyebabkan
7

terjadinya infusiensi plasenta, hipoksia sehingga pertumbuhan


janin terhambat dan sering terjadi kelahiran prematur.
Preeklampsia dapat mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan
janin dalam kandungan atau IUGR dan kelahirn mati. Hal ini
disebabkan karena preeklampsia pada ibu akan menyebabkan
perkapuran di daerah plasenta, sedangkan bayi memperoleh
makanan dan oksigendari plasenta, dengan adanya perkapuran di
dalam plasenta suplai makanan dan oksigen yang masuk ke janin
berkurang. (Manuaba, 2011).
5. Diagnosa BBLR
Menurut Pantiawati (2013) menegakkan diagnose BBLR adalah
dengan mengukur berat badan bayi dalam jangka 1 jam setelah
lahir, dapat diketahui dengan dilakukan anamnesis, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang.
a. Anamnesis
Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamnesis
untuk menegakkan mencari etiologi dan faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap terjadinya BBLR
1) Umur ibu
2) Riwayat hari pertama haid terakhir
3) Riwayat persalinan sebelumnya
4) Paritas, jarak kehamilan sebelumnya
5) Kenaikan berat badan selama hamil
6) Aktivitas
7) Penyakit yang diderita selama hamil
8) Obat-obatan yang diminu selama hamil
b. Pemeriksaan fisik
Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR
antara lain :
1) Berat badan
2) Tanda-tanda prematuritas (pada bayi kurang bulan)
a) Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram
b) Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm
c) Kuku panjangnya belum melewati ujung jari
d) Batas dahi dan rambut kepala tidak jelas
e) Lingkar keoala sama dengan atau kurang dari 33 cm
8

f) Lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm


g) Rambut lanugo masih banyak
h) Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang
i) Tulang rawan daun telinga belum sempurna
j) Tumit mengkilat telapak kaki halus
k) Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang matang
l) Fungsi saraf yang belum atau matang
m) Jaringan kelenjar mammae masih kurang akibat
pertumbuhan otot dan jaringan lemak masih kurang
n) Verniks kaseosa tidak ada atau sedikit
3) Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil
untuk masa kehamilan)
a) Lemak subkutan kurang
b) Kulit longgar dan kering
c) Lingkar dada dan abdomen kurang dari normal
d) Abdomen cekung, kurus, lemak umbilicus kering rambut
jarang, mata terbuka
c. Pemeriksaan refleks
1) Refleks moro : terkejut
2) Refleks rooting : mencari
3) Refleks sucking : menghisap
4) Refleks swallow : menggenggam
5) Refleks babinsky : seperti garis 7 di telapak kaki
d. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain :
1) Foto dada diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur
kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau
didapat akan terjadi sindrom gawat nafas
2) Daerah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia
fasilitas diperiksa kadar elektrolit dan analisa gas darah
3) Tes kocok dianjurkan untuk bayi kurang bulan..
6. Komplikasi BBLR
a. Hipotermi
Dalam kandungan bayi berada dalam suhu lingkungan yang
normal dan stabil yaitu suhu 36°c sampai dengan 37°c. Segera
setelah lahir bayi dihadapkan pada suhu lingkungan yang umum
9

lebih rendah. Perbedaan suhu ini memberi pengaruh pada


kehilangan panas tuuh bayi. Selain itu, hipotermi dapat terjadi
karena kemampuan untuk mempertahankan panas dan
kesanggupan menambah produksi panas sangat terbatas
karena pertumbuhan otot-otot yang belum cukup memadai,
lemak subkutan yang sedikit, belum matang sistem saraf
pengatur suhu tubuh.
Tanda-tanda bayi hipotermi adalah menangis lemah, kurang
aktif, malas minum, kulit teraba dingin, kulit mengeras,
kemerahan, frekuensi jantung <100x/menit, nafas pelan, dalam
suhu 36,5°c. (Pantiawati, 2013)
b. Hipoglikemia
Penyelidikan kadar gula pad adarah 12 jam pertama
menunjukkan bahwa hipoglikemi dapat pula terjadi sebanyak
50% pada bayi prematur. Glukosa merupakan sumber utama
energi selama masa janin. Kecepatan glukosa diambil janin
tergantung dari kadar gula darah ibu karena terputusnya
hubungan plasenta dan janin menyebabkan terhentinya
pemberian glukosa. Bayi aterm dapat kadar glukosa darah 50-
60mg/dl selama 72 jam pertama, sedangkan bayi berat badan
lahir rendah dalam kadar 40 mg/dl. Hal ini disebabkan cadangan
glikogen yang belum mencukupi. Gipoglikemia bila kadar gula
darah sama dengan atau kurang dari 20 mg/dl.
Tanda-tanda hipoglikemia adalah : gemetar atau tremor,
sianosis, apatis, kejang, tangisan lemah atau melengking,
kesulitan minum dan keringan dingin (Pantiawati, 2013)
c. Perdarahan intracranial
Perdarahan intracranial dapat terjadi karena trauma lahir.
Matriks germinal epidimal yang kaya pembuluh darah
merupakan wilayah yang sangat rentang selama minggu
pertama kehidupan. (Pantiawati, 2013).
Tanda-tanda klinis perdarahan intracranial adalah :
kegagalan umum untuk bergerak normal, refleks moro menurun
atau tidak ada tonus otot menurun, letargi dan sianosia, apnea.
10

7. Penatalaksanaan BBLR
Menurut Sarwono (2016) perawatan BBLR adalah :
a. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan cara :
1) Membungkus bayi dengan selimut bayi yang tebal
2) Menidurkan bayi pada incubator
3) Menjaga suhu lingkungan
b. Memberikan nutrisi yang adekuat
c. Meganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan untuk mencegah
infeksi
d. Obsservasi KU baik bayi selama 3 hari apabila tidak ada
perubahan rujuk bayi ke rumah sakit.

8. Pathway BBLR

Clinical Pathway Bayi Berat Lahir Rendah


11

BAB III

TINJAUAN KASUS

Hari/Tanggal Pengkajian : Senin, 18 Oktober Nama : Yulanda


2021 Esteriani
Tempat : Ruang Cendrawasih Nim : 1119499211004
0
Jam Pengkajian : 10.00 WITA Keterampila : MP4
n

A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Bayi
Nama : By Ny. M
Umur : 18 Hari
Tanggal/ jam lahir :01 Oktober 2021/ 23.15 WITA
Jenis kelamin : Laki-laki
Orang tua

Kriteria Ayah Ibu


Nama Tn. S Ny. M
Umur 27 Tahun 25 Tahun
Agama Islam Islam
Suku / Bangsa Banjar/ Indonesia Banjar/Indonesia
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan Swasta IRT
Alamat Jl. P Abdurahman RT. 2 Jl. P Abdurahman RT. 2
RW 1, Guntung Paikat, RW 1, Guntung Paikat,
Banjarbaru Selatan Banjarbaru Selatan

2. Keluhan Utama
12

Bayi tampak merintih dan gerak kurang aktif


3. Riwayat Prenatal
a. Kehamilan ke :1
b. Tempat ANC : Puskesmas dan Klinik
c. Imunisasi TT : Lengkap
d. Obat-obatan yang pernah diminum selama hamil : SF, Kalk, B6,
Vitamin C
e. Penerimaan ibu/keluarga terhadap kehamilan : Baik
f. Masalah yang pernah dialami ibu saat hamil : Tidak Ada

4. Riwayat Intranatal
a. Persalinan ke :1
b. Tempat dan penolong persalinan : Rumah sakit/dokter
c. Masalah saat persalinan : Ketuban Pecah Dini
d. Cara persalinan : Sectio Caesarea
e. Lama Persalinan
Kala I : 8 Jam
Kala II : 30 Menit
f. Keadaan bayi saat lahir : Hidup, tidak segera menangis, BB
: 1.910 gr, PB : 44 cm, Jenis
Kelamin : Laki-laki

5. Riwayat kesehatan
a. Bayi : Bayi lahir lengkap dan tidak ada kelainan kongenital
b. Keluarga : Keluarga tidak mempunya riwayat penyakit
menurun/menular

6. Status imunisasi
Jenis Imunisasi Umur pemberian Tempat
Vitamin K dan salep mata 1 jam setelah lahir Di RS Pelita Insani
HB 0 Belum dilakukan Belum dilakukan
BCG, Polio 1 Belum dilakukan Belum dilakukan
DPT/HB 1, Polio 2 Belum dilakukan Belum dilakukan
DPT/HB 2, Polio 3 Belum dilakukan Belum dilakukan
DPT/HB 3, Polio 4 Belum dilakukan Belum dilakukan
13

Campak Belum dilakukan Belum dilakukan

7. Pola kebutuhan biolois


a. Kebutuhan nutrisi
Jenis : ASI
Frekuensi : 8 x/hari
Banyaknya : 9 ml / OGT (Naik bertahap sesuai dengan kondisi
bayi)
b. Eliminasi
1) BAB
Frekuensi : 1 x/hari
Warna : Kehijauan
Konsistensi : Lembek
Masalah : Tidak ada
2) BAK
Frekuensi : 4-5 x/hari
Warna : Kuning Jernih
Masalah : Tidak ada
a. Kebutuhan personal hygiene
Frekuensi mandi : Mandi 1x/hari (diseka)
Frekuensi ganti pakaian : sesuai kebutuhan
Penggunaan popok anti tembus : Sesuai kebutuhan
2. Data Psikososial dan Spiritual
a. Tanggapan keluarga terhadap kelahiran bayi : Baik
b. Tanggapan keluarga terhadap keadaan bayi : Keluarga
menerima
keadaan
bayi saat
ini dan
berharap
bayi cepat
sembuh
c. Pengambil keputusan dalam keluarga : Suami
14

d. Pengetahuan keluarga tentang perawatan bayi : Cukup baik


e. Kebiasaan atau ritual keluarga dengan kelahiran : Tidak ada

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda vital
Nadi : 170x/menit
Suhu : 36,7°c
Respirasi : 60x/menit
Spo2 : 99%
2. Pemeriksaan Antropometri :
a. BB : 1.910 gr
b. PB : 44 cm
c. LK : 29 cm
d. LD : 25 cm

3. Tabel Apgar Score


0 1 2 APGAR 1’ 5’ 10’
SCORE
Tidak ada <100 >100 Denyut 1 1 1
Jantung
Tidak ada Tidak Baik Pernafasan 1 2 2
teratur
Lemah Sedang Baik Tonus otot 2 2 2
Tidak ada Meringis Menangis Peka 2 2 2
rangsang
Biru/putih Ujung- Merah Warna 1 1 2
ujung Jambu
biru
Nilai total 7 8 9
Keterangan :
a. Asfiksia Ringan (7-10)
b. Asfiksia Sedang (4-6)
c. Asfiksia berat (0-3)
Maka dapat disimpulkan bahwa bayi tidak mengalami asfiksia
15

4. Pemeriksaan khusus
Kepala : Tidak ada caput succadenum atau cepal hematoma,
pertumbuhan rambut merata dan sutura tidak tumpang
tindih
Muka : Simetris, terdapat sediki lanugo terutama dahi dan
pelipis, tidak sianosis dan tidak ada paralysis otot wajah
Mata : Tidak ada kelainan pada mata, sclera tidak ikterik dan
konjungtiva tidak tampak pucat
Hidung : Simetris, tidak ada pergerakan cuping hidung
Telinga : Simetris, tulang rawan terbentuk sempurna, dan tidak
terdapat sedikit lanugo
Mulut : Tidak tampak cyanosis, tidak ada kelainan seperti
labioskyzis dan labiospalatoskizis dan Nampak
hipersaliva pada bayi
Leher : Pergerakan tonus otot baik
Dada : Jaringan payudara dan puting susu belum terbentuk
sempurna, pergerakan dada simetris serta tidak terdapat
pernafasan retraksi dinding dada (tampak retraksi
minimal), punggung bayi tampak simetris, tidak terdapat
kifosis dan tidak ada hiperlordosis.
Abdomen : Tidak terdapat kelainan, tampak pernafasan denga perut,
tidak kembung dan tidak ada tanda infeksi pada pusat
seperti kemerahan, berbintik, bengkak, demam serta
kehilangan fungsi jaringan
Kulit : Tampak kemerahan, tidak ada pengelupasan pada kulit
dan ada lemat sedikit, teraba hangat
Genetalia : Dua testis berada dalam scrotum dan pada ujung penis
terdapat lubang
Ekstermitas : Tangan dan kaki tampak kemerahan, telapak kaki halus,
garis telapak tangan mulai terbentuk sempurna, tidak ada
oedema

Pemeriksaan refleks primitive


a. Refleks morro : pada saat diberikan tepukan dia terkejut (+)
b. Refleks sukking : pada saat bayi menyusu bayi mengisap kurang(-)
c. Refleks rooting : pada saat jari didekatkan pada pipi bayi mencari
(+)
d. Refleks grasping : pada saat bayi dipegang tangannya bayi
mengenggam erat (+)
e. Refleks babyski : pada saat telapak kaki bayi di garis dengan angka 7
terbalik dia langsung membuka jari kakinya (+)
5. Pemeriksaan perkembangan bayi
16

a. Kemampuan bahasa bayi : Belum ada


b. Kemampuan motorik halus : Sudah bisa menggerakan
ekstermitas
c. Kemampuan motorik kasar : Belum ada
d. Adaptasi sosial : Belum ada
6. Pemeriksaan Penunjang : Tanggal 14 Oktober 2021
d. Laboratorium : HB : 13,5 g/dL
Leukosit : 15.590/mm³
Trombosit : 172.000/ mm³
GDS : 76 mg/dL

C. ANALISA DATA
1. Diagnosa : Bayi baru lahir Hari ke 18 dengan Berat Lahir Rendah
2. Masalah : Refleks menghisap bayi kurang
3. Kebutuhan : Melakukan observasi dan kolaborasi dengan dr. Sp. A

D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa keadaan umum bayi kurang baik,
karena bayi lahir dengan berat yang kurang dengan hasil pemeriksaan
yaitu. BB : 1.910gr, PB : 44 cm, LK 29 cm, LD : 25 cm suhu 36,7°c,
nadi 170x/menit, respirasi 66x/menit, Spo2 99% dan bayi tidak ada
kelainan congenital.
R/: Dengan menyampaikan dan menjelaskan mengenai hasil
pemeriksaan maka ibu akan mengerti sehingga ibu akan kooperatif
terhadap tindakan dan anjuran petugas kesehatan
E/: Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan bayinya.
2. Melakukan perawatan bayi berat lahir rendah, meliputi :
a. Memberikan ASI kepada bayi sehingga prioritas pemenuhan nutrisi
untuk bayi dengan BBLR
b. Menjaga suhu tubuh agar tetap hangat dengan mengatur suhu
incubator sesuai dengan kebutuhan bayi
17

c. Memonitor kesehatan bayi dengan dilakukan observasi TTV setiap 1


jam
d. Menghindari penularan penyakit infeksi dengan selalu menjaga
personal hygine sebelum dan sesudah tidakan.
E/: Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
3. Memberitahu ibu untuk tetap memberikan ASI pada bayi karena ASI
merupakan makanan paling tepat dan sempurna untuk bayi. ASI juga dapat
membantu pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dengan BBLASR
(bblsr) , serta memberikan antibodi kepada bayi, dimana antibodi ini
sangat diperlukan untuk menjaga dan memperkuat sistem kekebalan tubuh
serta melawan berbagai infeksi maupun penyakit.
E : Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
4. Menjaga personal hygiene bayi dengan cara
a. Mengganti popok bayi segera jika BAB/BAK
b. Mengganti pakaian atau linen yang kotor
c. Memandikan (menyeka) bayi dengan air hangat 1 kali sehari
E/: Personal hygiene sudah dilakukan

5. Menjelaskan kepada ibu tanda bahaya pada bayi meliputi :


a. Bayi males menyusu
b. Kejang
c. Demam
d. Pendarahan
e. Kulit kebiruan
f. Bayi susah bernafas
E/: Ibu mengetahui tanda bahaya pada bayi
6. Melakukan kolaborasi dengan dr. Sp. A dalam memberikan terapi obat
pada bayi yaitu :
a. Aminosteril 2,5 ml/IV
b. Solvita 1x 0,2 ml /oral
E/: Terapi obat telah diberikan
18

7. Memberitahukan kepada keluarga karena refleks isap kurang maka


dilakukan observasi lanjutan, dan tetap dilakukan rawat inap di ruang
Cendrawasih
E : Keluarga setuju dilakukan observasi lanjutan

E. Catatan Perkembangan

No Hari, Catatan Perkembangan


Tanggal, Jam

1. Selasa, 19 S:-
Oktober 2021, O : Bayi menangis cukup gerak bayi aktif
15.00 WITA TTV
N: 156x/m
R : 40x/m
S: 36,4 °C
SPO2 : 98%
A : Bayi Baru Lahir hari ke 19 dengan Berat Lahir
Rendah
P:
1. Melanjutkan Observasi keadaan umum dan
TTV
E/: Observasi telah dilakukakan
2. Menjaga kehangatan bayi dengan mengatur
suhu pada incubator bayi
E/: Menjaga kehangatan bayi telah
dilakukan
3. Memberikan ASI melalui OGT setiap 3 jam
sekali dan dengan takaran yang sudah
disesuaikan yaitu 10 ml/OGT
E/: Pemberian ASI telah dilakukan
4. Melakukan personal hygine pada bayi yaitu
dengan mengganti popok bayi sesuai dengan
19

kebutuhan bayi
E/: Personal hygine pada bayi telah dilakukan
5. Mengajarkan pada ibu untuk melakukan
perawatan metode kangguru agar bayi tetap
merasa hangat
E/: Ibu bersedia melakukan perwatan metode
kangguru pada bayinya

2. Kamis, 21 S:-
Oktober 2021, O : Bayi menangis cukup kuat
09.10 WITA TTV
N: 146x/m
R : 48x/m
S: 36, 9 °C
SPO2 : 99%
A : Bayi Baru Lahir hari ke 21 dengan Berat Lahir
Rendah
P:
1. Melanjutkan Observasi keadaan umum
dan TTV
E/: Observasi telah dilakukakan
2. Menjaga kehangatan bayi dengan
mengatur suhu pada incubator bayi
E/: Menjaga kehangatan bayi telah
dilakukan
3. Memberikan ASI melalui OGT setiap 3
jam sekali dan dengan takaran yang
sudah disesuaikan yaitu 12,5 ml/OGT
E/: Pemberian ASI telah dilakukan
4. Melakukan personal hygine pada bayi
yaitu dengan mengganti popok bayi
sesuai dengan kebutuhan bayi
E/: Personal hygine pada bayi telah dilakukan
20
BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada bayi dengan berat


badan lahir rendah dan asfiksia dan memahami penatalaksanaan yang
dilakukan, maka penulis akan membahas kesenjangan antara teori dan
praktik yang dilakukan pengkajian pada tanggal 18 Oktober 2021 dengan
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan yang terdiri dari
pengkajian, perumusan diagnosa kebidanan dan penatalaksaan yang
kemudian akan didokumentasikan menggunakan metode SOAP.
Berdasarkan data subyektif bahwa anamnesa yang dilakukan By. Ny.
M lahir pada tanggal 01 Oktober 2021 dengan lahir secara sectio caesarea
bayi lahir tidak segera menangis dan warna kulit kemerahan sehingga
dilakukan tindakan resusitasi segera. Menurut (Ghofar, 2012), resusitasi bayi
adalah suatu tindakan darurat sebagai suatu usaha untuk mengembalikan
keadaan henti nafas karena kekurangan oksigen. Ada beberapa kondisi bayi
yang membutuhkan resusitasi, diantaranya bayi prematur, bayi yang lahir
setelah proses persalinan yang lama, bayi yang lahir dengan berat lahir
rendah dan bayi yang terkena asfiksia. Pada pembahasan diatas penulis tidak
menemukan kesenjangan antara teori dan praktek pada data subjektif.
Dari data objektif berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan dengan
hasil pemeriksaan yaitu. BB :1.910 kg, PB : 44 cm, LK 29 cm, LD : 25 cm
suhu 36,7°c, nadi 170x/menit, respirasi 66x/menit dan bayi tidak ada
kelainan congenital dan segera menangis. Hal ini sesuai dengan penelitian
(Pudjiastuti, 2016) bahwa berat badan normal pada bayi adalah 2500-4000
gram, jika <2500 gram berarti bayi mengalami berat badan lahir rendah
(BBLR). Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir
kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat terjadi
pada bayi kurang bulan (<37 minggu) atau pada bayi cukup bulan. Banyak
yang masih beranggapan apabila BBLR hanya terjadi pada bayi premature
atau bayi tidak cukup bulan. Tapi, BBLR tidak hanya bisa terjadi pada bayi
prematur, bisa juga terjadi pada bayi cukup bulan yang mengalami proses
hambatan dalam pertumbuhannnya selama kehamlan. (Profil Kesehatan
21
22

Dasar Indonesia, 2014). Pada pembahasan diatas penulis tidak menemukan


kesenjangan antara teori dan praktek pada data objektif.
Dari data subjektif dan objektif yang dikumpulkan dapat dilakukan
analisa data yang berisikan diagnosa pasien, masalah yang dialami pasien
dan kebutuhan yang diperlukan pasien. Diagnosa pada By. Ny. M adalah
bayi baru lahir usia 18 hari dengan BBLR dan Asfiksia. Masalah yang
ditemukan adalah Menangis kurang kuat dan refleks menghisap kurang.
Kebutuhan yang diberikan pada pasien yaitu perawatan bayi dengan BBLR
dan Asfiksia serta Kolaborasi dengan dr. Sp. A. Komplikasi yang mungkin
terjadi pada BBLR dan Asfiksia jika tidak mendapatkan penanganan yang
tepat akan mengalami hipotermi, hipoglikemia dan perdarahan intracranial
(Pantiawati, 2013). Oleh karena itu By. Ny. M perlu dilakukan perawatan
khusus seperti menjaga kehangatan tubuh dengan bantuan alat incubator,
mengobservasi tanda-tanda vital, merangsang refleks hisap. Pada
pembahasan diatas penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan
praktek pada Analisa data.
Rencana asuhan yang akan diberikan kepada bayi yaitu lakukan
perawatan selama beberapa hari kedepan di ruang cendrawasih sesuai
dengan kasus yang dialami bahwa By. Ny. M mengalami berat badan lahir
rendah dan asfiksia dan juga konseling kepada ibu bayi untuk perawatan
terhadap bayi dengan BBLR dan Asfiksia.
Pelaksanaan asuhan pada bayi baru lahir dengan berat rendah yang
diberikan kepada bayi yaitu memberikan nutrisi pada bayi yaitu seperti
memberikan ASI, menjaga kehangatan tubuh bayi, memberitahu ibu untuk
selalu memberikan ASI kepada bayi karena ASI dapat membantu proses
pertumbuhan dan perkembangan bayi dan memberikan terapi sesuai advis
dokter. Sesuai dengan teori (Sarwono, 2016) bahwa perawatan BBLR yaitu
dengan cara mempertahankan suhu tubuh bayi, memberikan nutrisi yang
adekuat dan menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan untuk mencegah
infeksi. Serta pemasangan O2 untuk meningkatkan pola nafas pada bayi.
Pada pembahasan diatas penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori
dan praktek pada penatalaksanaan.
23
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari pengkajian data mengenai
asuhan kebidanan pada Ny. M yaitu :
1. Data subyektif bahwa anamnesa yang dilakukan By. Ny. M lahir
pada tanggal 01 Oktober 2021 dengan lahir secara sectio caesarea
bayi lahir tidak segera menangis,warna kulit kebiruan dan megap-
megap.
2. Data objektif, hasil pemeriksaan yang dilakukan dengan hasil
pemeriksaan yaitu. BB : 1.910g, PB : 44 cm, LK 29 cm, LD : 25
cm suhu 36,7°c, nadi 170x/menit, respirasi 44x/menit dan bayi
tidak ada kelainan congenital dan tidak segera menangis.
3. Berdasarkan data subjektif dan objektif yang dikumpulkan dapat
dilakukan analisa data yang berisikan diagnosa pasien, masalah
yang dialami pasien dan kebutuhan yang diperlukan pasien.
Diagnosa pada By. Ny. M adalah bayi baru lahir usia 18 hari
dengan BLR dan Asfiksia, Dengan maslah daya hisap lemah
4. Penatalaksanaan asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan berat
rendah yang diberikan kepada bayi yaitu memberikan nutrisi pada
bayi yaitu seperti memberikan ASI, menjaga kehangatan tubuh
bayi, memberitahu ibu untuk selalu memberikan ASI kepada bayi
karena ASI dapat membantu proses pertumbuhan dan
perkembangan bayi dan memberikan terapi sesuai advis dokter.

24
25

B. Saran
1. Bagi Pasien
Pasien dan keluarga diharapkan lebih mengetahui dan memahami
tentang perawatan pada bayi dengan BBLR dan Asfiksia
2. Bagi Lahan Praktik
Memberikan asuhan kebidanan patologi yang tepat pada pasien dan
sesuai kebutuhan pasien serta meningkatkan pelayanan menjadi
lebih baik sesuai yang telah ditentukan
3. Bagi Institusi Pendidikan
Mengembangkan ilmu kebidanan serta menambah peningkatan
kualitas dan pengembangan mahasiswa melalui studi kasus agar
dapat menerapkan asuhan kebidanan secara komprehensif
4. Bagi Mahasiswa
Hendaknya mahasiswa dapat benar-benar memahami bagaimana
penatalaksanaan asuhan kebidanan patologi pada pasien dan
mewujudnyatakan peran tenaga kesehatan yang professional, serta
dapat melaksanakan tugas-tugas dengan penuh tanggung jawab dan
selalu mengembangkan ilmunya.
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati. 2015. Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Nuha Medika


APN, 2012. Buku Acuan Persalinan Normal. Jakarta. JNPK-KR
Bobak, 2015. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC
Ghofar (2012). Pedoman Lengkap Ketetrampilan Perawatan Klinik.
Yogyakarta. Mitra Buku.
Hidyata, 2010. Asuhan Neonatus, bayi dan balita. Jakarta : EGC
Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Sekretariat Jenderal. Profil Kesehatan
Indonesia. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI, 2018.
Kukuh R, 2014. Pengaruh Kehangatan Tubuh Bayi Baru Lahir. Jakarta : EGC
Manuaba, IAC, I Bagus & IB Gde, 2011. Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan dan KB untuk Pendidikan bidan. Edisi kedua.
Jakarta. EGC
Nabila, P. 2020. Asuhan Kebidanan pada BBLR. Yogyakarta : Nuha Medika
Pantiawati, I. 2013. Bayi Dengan BBLR. Yogyakarta : Nuha Medika
Pudjiastuti. 2016. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta : PT Nuha Medika.
Prawirodihardjo, 2011. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta. EGC.
Proverawati, 2010. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta : Nuha
Medika
Proverawati, 2011. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta : Nuha
Medika
Kristiyanasari, W. 2015. Gizi Ibu Hamil : Yogyakarta : Nuha Medika
Saifuddin, 2015. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka.
Sarwono, 2015. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka.
Sarwono. J. 2016. Ilmu Kebidanan. Edisi 4 cetakan 5. Jakarta : Depkes RI.
Yanti, 2010. Buku Ajar Kebidanan Persalinan. Yogyakarta : Pustaka Rihama
WHO. 2014. Global Health Indicator. Global Health Statistic.
WHO. 2019. Antenatal Care and The Pinancial and Organization.

26

Anda mungkin juga menyukai