Disusun oleh:
1. Fatimah (2019190008)
2. Ismawati latiwiranti (2019190
3. Safitri (2019190001)
Laporan Kasus Oleh Fatimah, Ismawati latiwiranti, dan safitri Dengan Judul ASUHAN
KEBIDANAN IBU POSTPARTUM PADA NY.L UMUR 26 TAHUN G1P0A0 UMUR
KEHAMILAN 40 MINGGU DENGAN PREEKLAMSIA BERAT DI PUSKESMAS
SAPURAN WONOSOBO
Mengetahui
Kaprodi D3 Kebidanan FIKES UNSIQ
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan Laporan Presentasi Kasus ini hingga selesai.
Adapun maksud dan tujuan dari laporan kasus ini, yaitu upaya kami dalam memenuhi
tugas Laporan Presentasi Kasus (PRESUS), mengembangkan dan meningkatkan ilmu
pengetahuan tentang materi yang sedang kami pelajari.
1. Dr. H. Zainal Sukawi.M.A, selaku rektor UNSIQ yang telah memberikan dukungan dan
motivasi bagi mahasiswa.
2. Ns. Ika Purnamasari. S.Kep, selaku Dekan FIKES UNSIQ, yang telah memberikan
dukungan secara penuh terhadap mahasiswi D III Kebidanan untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dan keterampilan di cakupan kebidanan.
3. Nazilla Nugraheni, S.SiT, M.Keb, selaku Ketua Prodi D III Kebidanan FIKES UNSIQ
yang telah memberikan dorongan serta motivasi dalam penyelesaian laporan kasus ini.yang
telah memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan laporan kasus ini.
4. Farihah indriani, S.SiT., M.Kes, selaku koordinator PKK II serta dosen pembimbing
Akademik, yang telah memberikan bimbingan penyusunan laporan kasus ini.
6. Ny.L, selaku pasien yang mau bekerjasama dan telah berkenan untuk diambil datanya
sehingga kami dapat menyusun laporan kasus ini.
Kami menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan menuju kesempurnaan laporan
kasus. Akhir kata, penulis berharap laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................... ii
A. Persalinan........................................................................................................................
B. Atonia Uteria...................................................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................................
C. Kesimpulan.....................................................................................................................
D. Saran...............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Laporan kasus ini bertujuan untuk melakukan asuhan kebidanan pada Ny. L umur 25
tahun G1P0A0 umur kehamilan 40 minggu dengan preeklamsia berat di Puskesmas
Sapuran Wonosobo
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengkaji data subjektif
b. Mampu mengkaji data objektif
c. Mampu menentukan assessment
d. Mampu menentukan penatalaksanaan dan evaluasi
C. MANFAAT
1. Bagi penulis
Manfaat praktis penulisan laporan kasus bagi puskesmas yaitu dapat digunakan
sebagai acuan dalam melakukan tindakan asuhan kebidanan bagi pasien khususnya
dengan preeklamsia berat pada ibu bersalin
Manfaat praktis bagi instansi akademik yaitu dapat digunakan sebagai referensi bagi
institusi pendidikan untuk mengembangkan ilmu tentang asuhan kebidanan ibu
bersalin dengan preeklamsia berat.
4. Bagi pasien
TINJAUAN TEORI
a. Persalinan
1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke
dalam jalan lahir. Proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan
(37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Winkjosastro,
2010; h. 334). Menurut Medforth,dkk (2013; h. 161) menyatakan bahwa persalinan
merupakan proses fisiologis pengeluaran janin, plasenta, dan ketuban melalui jalan
lahir berlangsung sejak awitan kontraksi uteri secara teratur sampai dilatasi serviks
secara lengkap. Sedangkan menururt Mitayani (2009; h. 31) persalinan adalah suatu
proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan,
disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.
2. Jenis-jenis Persalinan
a. Persalinan Spontan Bila persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan
melalui jalan lahir
b. Persalinan Buatan Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar, misalnya :
ekstraksi dengan forsep, vakum, atau dilakukan operasi Sectio Caesarea
c. Persalinan Anjuran Persalinan berlangsung setelah tindakan seperti pemecahan
ketuban, pemberian oksitosin atau prostaglandin.
3. Teori-teori persalinan
a. Teori Penurunan Hormon Akhir kehamilan terjadi penurunan kadar progesteron
sehingga timbul his.
b. Teori Distensi rahim Rahim yang menjadi besar dan meregang akan
menyebabkan iskemik otot-otot rahim sehingga timbul kontraksi untuk
mengeluarkan isinya.
c. Teori Iritasi Mekanik Dibelakang serviks terletak ganglion sevikalis, bila ganglion
ini ditekan oleh kepala janin maka akan timbul kontraksi uterus.
d. Teori Plasenta Menjadi Tua Akibat plasenta tua menyebabkan turunnya kadar
progesteron yang mengakibatkan ketegangan pada pembuluh darah dan timbul
kontraksi.
e. Teori Prostaglandin Protaglandin yang dihasilkan oleh desidua menjadi sebab
permulaan persalinan karena menyebabkan kontraksi pada miometrium.
f. Teori Oksitosin Internal Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst
posterior. Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah
sensitivitas otot rahim sehingga terjadi kontraksi Braxton Hicks.
g. Teori Berkurangnya Nutrisi Teori ini ditemukan pertama kali oleh Hippocrates.
Bila nutrisi pada janin berkurang, maka hasil konsepsi akan segera dikeluarkan.
4. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Persalinan
a. Power
Tenaga utama ( power) pada persalinan antara lain :
1) Kontraksi His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus
yang dimulai dari daerah fundus uteri dimana tuba falopi memasuki dinding
uterus.
2) Retraksi Retraksi adalah pemendekan otot-otot rahim yang menetap setelah
terjadinya kontraksi.
3) Tenaga sekunder – Mengejan Tenaga perpaduan dari otot perut dan diafragma
digunakan dalam kala II persalinan.
b. Passage (lintasan)
Dibagi menjadi 2 yaitu lintasan keras dan lintasan lunak.
1) Lintasan keras (hard passages)
a. Pintu atas panggul (Pelviks Inlet) Janin pertama-tama harus masuk ke
dalam pintu atas panggul.
b. Ruang panggul (kavum pelvik) Ruang panggul merupakan saluran
diantara pintu atas panggul dan pintu bawah panggul.
c. Pintu bawah panggul (Pelvic outlet) Pintu bawah panggul dibatasi oleh 2
spina iskhiadika. Jarak antara kedua spina ini disebut diameter bispinosum
adalah sekitar 9,5 – 10 cm.
2) Lintasan Lunak (Soft Passages) Bagian jalan lahir yang lunak adalah segmen
bawah uterus os serviks ekterna vagina dan vulva setelah terjadi dilatasi
serviks yang berbentuk jalan lahir yang bersambung dengan kepala janin yang
menimbulkan dilatasi vagina dan vulva.
c. Passenger Passenger terdiri dari :
2) Plasenta Plasenta terbentuk bundar atau oval, ukuran diameter 15-20 cm tebal
2-3 cm, berat 500-600 gram.
5. Tanda Persalinan
a. Show, yaitu pengeluaran mukus tercampur darah yang dikeluarkan per vagina
menutupi saluran serviks.
b. Kontraksi, dimulai dengan pengencangan, tetapi menjadi lebih lama dan lebih kuat
serta teratur saat persalinan berlanjut.
a. Kala I
Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan
meningkat hingga serviks membuka lengkap (10cm) (Wiknjosastro, 2008). Lama
kala I untuk primigravida ± 12 jam dan multigravida ± 8 jam (Asri, 2010).
1) Fase laten yaitu fase saat serviks membuka sampai 3 cm, pada primigravida ± 8
jam sedangkan pada multigravida ± 5-6 jam.
2) Fase aktif yaitu fase saat serviks membuka dari 3 sampai 10 cm, kontraksi lebih
kuat dan sering. Fase ini dibagi menjadi 3, antara lain:
b. Kala II Kala II dimulai dari pembukaan lengkap ( 10 cm ) sampai bayi lahir (Asri,
2010). Proses ini biasanya berlangsung ± 50 menit pada primigravida dan ± 20
menit pada multigravida (Wirakusumah dkk, 2011). Gejala dan tanda kala dua
persalinan adalah :
3) Perineum menonjol
4) Vulva – vagina dan sfingter ani membuka
c. Kala III Kala II dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta.
Lamanya kala uri ±8,5 menit, dan pelepasan plasenta 2-3 menit (Wirakusumah
dkk, 2011). Tiga tanda lepasnya plasenta :
3) Memanjangnya bagian talipusat yang lahir Perdarahan dalam kala uri ± 250 cc,
perdarahan dikatakan patologis jika melebihi 500 cc (Wirakusumah dkk, 2011).
d. Kala IV Kala IV dimulai saat lahirnya plasenta sampai dua jam pertama post
partum (Asri, 2010). Selama kala IV, pemantauan dilakukan 15 menit pertama
setelah plasenta lahir dan 30 menit kedua setelah persalinan.
3) Diagnosis
Setelah bayi dan plasenta lahir, ternyata perdarahan masih aktif dan banyak,
bergumpal dan pada saat dipalpasi didapatkan fundus uteri masih setinggi
pusat atau lebih dengan kontraksi yang lembek. Perlu diperhatikan bahwa
pada saat atonia uteri terdiagnosis, maka pada saat itu juga masih ada darah
sebanyak 500-1000 cc yang sudah keluar dari pembuluh darah, tetapi masih
terperangkap dalam uterus dan harus diperhitungkan dalam kalkulasi
pemberian darah pengganti.
4) Penatalaksanaaan
a) Pemijatan uterus
b) Oksitosin dapat diberikan
c) Antisipasi dini akan kebutuhan darah dan transfusi sesuai kebutuhan, jika
perdarahan terus berlangsung, memastikan plasenta lahir lengkap, jika
terdapat tanda-tanda sisa plasenta, sisa plasenta tersebut dikeluarkan, uji
pembekuan darah sederhana. Kegagalan terbentuknya pembekuan darah
setelah 7 menit atau adanya bekuan lunak yang dapat pecah dengan mudah
menunjukan adanya koagulopati.
d) Jika perdarahan terus berlangsung kompresi bimanual internal atau
kompresi aorta abdominalis.
e) Jika perdarahan masih berlangsung setelah dilakukan kompresi, ligasi
arteri uterina dan ovarika, histerektomi jika terjadi perdarahan yang
mengancam jiwa.
b. Inversio uteri
1) Definisi
Inversio uteri merupakan suatu keadaan dimana lapisan dalam uterus
(endometrium) turun dan keluar lewat ostium uteri eksternum, yang dapat
bersifat inkomplit sampai komplit.
2) Faktor Predisposisi
Faktor-faktor yang memungkinkan dapat terjadi adalah adanya atonia uteri,
serviks yang masih terbuka lebar, dan adanya kekuatan yang menarik fundus
ke bawah (misalnya disebabkan karena plasenta akreta, inkreta, dan perkreta,
yang tali pusatnya ditarik keras dari bawah atau karena adanya tekanan pada
fundus uteri dari atas (manuever Crede) atau tekanan intraabdominal yang
keras dan tiba-tiba (misalnya batuk keras dan bersin). Inversio uteri dapat
dibagi :
a) Fundus uteri menonjol kedalam kavum uteri tetapi belum keluar dari ruang
tersebut.
b) Korpus uteri yang terbalik sudah masuk kedalam vagina.
c) Uterus dengan vagina semuanya terbalik, untuk sebagian besar terletak
diluar vagina.
3) Diagnosis
Dijumpai pada kala III atau postpartum dengan gejala nyeri yang hebat,
perdarahan banyak bisa juga terjadi syok, apalagi bila plasenta masih melekat
dan sebagian sudah ada yang telepas dan dapat terjadi strangulasi dan
nekrosis.
Pada pemeriksaan dalam Bila masih dalam inkomplit, maka pada daerah
simfisis uterus teraba fundus uteri cekung ke dalam, bila komplit, di atas
simfisis uterus teraba kosong dan dalam vagina teraba tumor lunak, kavum
uteri sudah tidak ada (terbalik).
4) Penatalaksanaan
a) Memanggil bantuan anestesi dan memasang infus untuk cairan/darah
pengganti dan pemberian obat.
b) Beberapa senter memberikan tokolitik/MgSO4 untuk melemaskan uterus
yang terbalik sebelum dilakukan reposisi manual yaitu mendorong
endometrium ke atas masuk ke dalam vagina dan terus melewati serviks
sampai tangan masuk ke dalam uterus pada posisi normalnya. Hal itu
dapat dilakukan sewaktu plasenta sudah terlepas atau tidak.
c) Di dalam uterus plasenta dilepaskan secara manual dan bila berhasil
dikeluarkan dari rahim dan sambil memberikan uterotonika lewat infus
atau i.m tangan tetap dipertahankan agar konfigurasi uterus kembali
normal dan tanagan operator baru dilepaskan.
d) Pemberian antibiotika dan transfusi darah sesuai dengan kebutuhan.
Intervensi bedah dilakukan bila karena jepitan servika yang keras
menyebabkan manuver di atas tidak bisa dikerjakan, maka dilakukan
laparotomi untuk mereposisi, dan apabila terpaksa dilakukan histerektomi
jika uterus sudah mengalami infeksi dan nekrosis.
c. Retensio plasenta
Bila plasenta tetap tertinggal dalam uterus setengah jam setelah anak lahir disebut
sebagai retensio plasenta. Plasenta yang sukar dilepaskan dengan pertolongan aktif kala
tiga bisa disebabkan oleh adhesi yang kuat antara plasenta dan uterus. Disebut sebagai
plasenta akreta bila implantasi menembus desidua basalis dan Nitabuch layer, disebut
sebagai plasenta inkreta bila plasenta sampai menembus miometrium dan disebut
plasenta perkreta bila vili korialis sampai menembus perimetrium.
Terjadinya plasenta akreta adalah plasenta previa, bekas seksio sesarea, pernah
kuret berulang, dan multiparitas. Bila sebagian kecil dari plasenta masih tertinggal di
uterus disebut rest placenta dan dapat menimbulkan perdarahan post partum primer dan
(lebih sering) sekunder. Proses kala III didahului dengan tahap pelepasan/separasi
plasenta akan ditandai oleh perdarahan pervaginam (cara pelepasan Duncan) atau
plasenta sudah sebagian lepas tetapi tidak keluar pervaginam (cara pelepasan Schultze),
sampai akhirnya tahap ekspulsi, plasenta lahir. Pada retensio plasenta selama plasenta
belum terlepas, maka tidak akan menimbulkan perdarahan. Sebagian plasenta yang sudah
lepas dapat menimbulkan perdarahan yang cukup banyak (perdarahan kala III) dan harus
diantisipasi dengan segeran melakukan placenta manual, meskipun kala uri belum lewat
setengah jam.
Sisa plasenta bisa diduga bila kala uri berlangsung tidak lancar, atau setelah
melakukan plasenta manual atau menemukan adanya kotiledon yang tidak lengkap pada
saat melakukan pemeriksaan plasenta dan masih ada perdarahan dari ostium uteri
eksternum pada saat ontraksi rahim sudah baik dan robekan jalan lahir sudah terjahit.
Untuk itu, harus dilakukan eksplorasi ke dalam rahim dengan cara manual/digital atau
kuret dan pemberian uterotonika. Anaemia yang ditimbulkan setelah perdarahan dapat
diberi transfusi darah sesuai dengan keperluannya.
3. Komplikasi
a. Syok hipovolemik
b. Mudah terjadi komplikasi infeksi terutama akibat perdarahan yang berasal dari
trauma jalan lahir.
c. Sindroma Sheehan:
1) Terjadi atropi dan nekrosis dari master of gland, kelenjar hipofisis dengan
berbagai tingkatannya.
2) Gambaran gejala penuh digambarkan pertama kali oleh Sheehan dan Murdoch
1938, yaitu amenorea, gagal memberikan laktasi karena payudara atropi,
hilangnya bulu sebagai tanda seksual sekunder pada pubis, ketiak, gangguan
kelenjar lainnya seperti hipotiroidisme, insufisiensi kelenjar adrenal.
3) Patogenesisnya tidak diketahui dengan pasti, tetapi terjadi gangguan dalam
sekresi hormon tropik pada kelenjar sehingga mengalami gangguan.
4) Gangguan klinik sesuai dengan fungsi hormonalnya. Sindroma Sheehan dapat
terjadi pada perdarahan antepartum dan postpartum, Whitehead (1963)
menemukan terjadi atropi dan nekrosis sel tertentu pada master of gland
Hipophise sehingga pengeluaran hormon tropik terganggu. Anemia
berkepanjangan terjadi gangguan untuk dapat pulih kembali, memerluka
waktu yang Panjang.
4. Pencegahan
a. Persiapan sebelum hamil untuk memperbaiki keadaan umum dan mengatasi setiap
penyakit kronis, anemia, dan lain-lain sehingga pada saat hamil dan persalinan
pasien tersebut ada dalam keadaan optimal.
b. Mengenal faktor predisposisi perdarahan post partum seperti multiparitas, anak
besar, hamil kembar, hidroamnion, bekas seksio, ada riwayat perdarahan post
partum sebelumnya dan kehamilan predisposisi tinggi lainnya yang resikonya
akan muncul saat persalinan.
c. Persalinan harus selesai dalam waktu 24 jam.
d. Kehamilan risiko tinggi agar melahirkan di fasilitas rumah sakit rujukan.
e. Kehamilan risiko rendah agar melahirkan di tenaga kesehatan terlatih dan
menghindari persalinan dukun.
f. Menguasai langkah-langkah pertolongan pertama menghadapi perdarahan post
partum dan mengadakan rujukan sebagaimana mestinya.
D. Faktor Predisposisi Perdarahan Postpartum
Faktor yang mempengaruhi perdarahan post partum adalah :
1. Usia
Wanita yang melahirkan anak pada usia lebih dari 35 tahun merupakan faktor
predisposisi terjadinya perdarahan post partum yang dapat mengakibatkan kematian
maternal. Hal ini dikarenakan pada usia diatas 35 tahun fungsi reproduksi seorang
wanita sudah mengalami penurunan dibandingkan fungsi reproduksi normal.
2. Paritas
Salah satu penyebab perdarahan post partum adalah multiparitas. Paritas
menunjukan jumlah kehamilan terdahulu yang telah mencapai batas viabilitas dan
telah dilahirkan.Primipara adalah seorang yang telah pernah melahirkan satu kali satu
janin atau lebih yang telah mencapai batas viabilitas, oleh karena itu berakhirnya
setiap kehamilan melewati tahap abortus memberikan paritas pada ibu.Seorang
multipara adalah seorang wanita yang telah menyelesaikan dua atau lebih kehamilan
hingga viabilitas.
Hal yang menentukan paritas adalah jumlah kehamilan yang mencapai viabilitas,
bukan jumlah janin yang dilahirkan. Paritas tidak lebih besar jika wanita yang
bersangkutan melahirkan satu janin, janin kembar, atau janin kembar lima, juga tidak
lebih rendah jika janinnya lahir mati.Uterus yang telah melahirkan banyak anak,
cenderung bekerja tidak efisien dalam semua kala persalinan.
3. Anemia
Anemia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan penurunan nilaihemoglobin
di bawah nilai normal, dikatakan anemia jika kadar hemoglobin kurang dari 11g/dL.
Kekurangan hemoglobin dalam darah dapat menyebabkan komplikasi lebih serius bagi
ibu baik dalam kehamilan, persalinan, dan nifas. Oksigen yang kurang pada uterus
akan menyebabkan otot-otot uterus tidak berkontraksi dengan adekuat sehingga dapat
timbul atonia uteri yang mengakibatkan perdarahan post partum.
4. Riwayat persalinan
Riwayat persalinan di masa lampau sangat berhubungan dengan hasil kehamilan
dan persalinan berikutnya. Bila riwayat persalinan yang lalu buruk petugas harus
waspada terhadap terjadinya komplikasi dalam persalinan yang akan berlangsung.
Riwayat persalinan buruk ini dapat berupa abortus, kematian janin, eklampsi dan
preeklampsi, sectio caesarea, persalinan sulit atau lama, janin besar, infeksi dan pernah
mengalami perdarahan ante partum dan post partum.
5. Bayi makrosomia
Bayi besar adalah bayi lahir yang beratnya lebih dari 4000 gram. Menurut
kepustakaan bayi yang besar baru dapat menimbulkan dytosia kalau beratnya melebihi
4500 gram. Kesukaran yang ditimbulkan dalam persalinan adalah karena besarnya
kepala atau besarnya bahu. Karena regangan dinding rahim oleh anak yang sangat
besar dapat menimbulkan inertia dan kemungkinan perdarahan postpartum lebih besar.
6. Kehamilan ganda
Kehamilan ganda dapat menyebabkan uterus terlalu meregang, dengan
overdistensi tersebut dapat menyebabkan uterus atonik atau perdarahan yang berasal
dari letak plasenta akibat ketidakmampuan uterus berkontraksi dengan baik.
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. Data Subjektif
a. Identitas/Biodata
Nama Ibu : Ny. L Nama Suami : Tn. A
Umur : 25 th Umur : 28 th
Pendidikan : SMA Pendidikan : Perguruan tinggi
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Guru
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Alamat : Prigi, Jolontoro, Sapuran, Wonosobo
b. Keluhan Utama
Ibu mengatakan merasa kenceng-kenceng teratur sejak tanggal 9 Maret 2022 jam 03.00
disertai keluar lendir tanpa darah
c. Riwayat Obstetri
Riwayat Haid
Menarche : 13 th
Siklus : 30 hari
Lama : 7 hari
Banyaknya darah : 3x ganti pembalut
Warna : Merah segar dan kecoklatan
Konsistensi : Cair dan menggumpal
Flour Abuse : Ada
Waktu : Sebelum menstruasi
d. Riwayat Kehamilan Sekarang
1) HPHT : 29-05-2021
2) HPL : 06-03-2022 UK : 40 minggu 3 hari
3) BB sebelum hamil : 67 kg
BB saat hamil : 81 kg
Kenaikan BB saat hamil : 14 kg
4) Gerakan Janin
Ibu mengatakan mulai merasakan gerakan janin saat usia kehamilan 15 minggu, dan
saat ini gerakan janin yang dirasa lebih dari 10 x
5) Tanda Bahaya (penyulit) Selama Hamil
Ibu megatakan kadar HBnya sempat turun saat usia kehamilan pada trimester 3 dan
tidak ada kendala atau penyulit lain selama kehamilan
6) Keluhan-Keluhan Selama Hamil
Trimester I : Mual muntah terapi : Vit. B6
Trimester II : T.a.k terapi : Tablet Fe
Trimester III : Punggung bawah pegal terapi : miring kiri nafas
panjang
7) Obat yang Dikonsumsi (termasuk jamu)
8) ANC : Teratur Frekuensi : 10 x
9) Trimester I : 2x
Trimester II : 3x
Trimester III : 5x
10) Imunisasi TT (Terakhir) : TT4
11) Kekhawatiran Khusus (ada/tidak)
Ibu mengatakan tidak ada kekhawatiran khusus pada kehamilannya
e. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu
1 Hamil ini
Nutrisi T.a.k
Makan
Frekuensi 3x sehari 1x
Jenis Makanan nasi, sayur, lauk, buah nasi, lauk, sayur, roti
Minum
Eliminasi T.a.k
Frekuensi BAK 6x sehari 1x
Konsistensi padat -
Istirahat T.a.k
Frekuensi 2x -
Mandi 2x sehari -
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan umum
1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran : Composmenthis
3) Tanda Vital
Tekanan Darah : 134/77 mmHg
Nadi : 80 x/mnt
Suhu : 36,7 C
Respirasi : 23 x/mnt
4) BB Sebelum Hamil : 67 kg
BB Saat Hamil : 81 kg
Kenaikan BB Selama Hamil : 14 kg
TB : 159
IMT : 81: (1,59 x 1,59) = 32,02
5) Lila : 31 cm
6) Status Present
Kepala dan Rambut : Bersih, tidak ada ketombe, tidak ada masa abnormal,
distribusi rambut merata, rambut tidak mudah rontok
Muka : Simetris, tidak pucat, tidak eodema, tidak ada cloasma
gravidarum
Mata : Simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva sedikit anemis
Hidung : Simetris, tidak ada penumpukan serumen dan pembesaran
polip
Telinga : Simetris, tidak ada penumpukan serumen
Mulut : Simetris, tidak kering, tidak ada stomatitis, terdapat caries
gigi
Leher : Tidak ada pembesaaran kelenjar limfe, tyroid, dan vena
jugularis
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada dan nyeri tekan
Mammae : Simetris, tidak ada bekas luka operasi dan massa
abnormal
Perut : Simetris, tidak ada bekas luka operasi, terdapat
stretchmark
Genetalia : Bersih, tidak oedema, tidak ada varises
Ekstremitas
Atas : Simetris, tidak oedema, turgor baik, kuku tidak pucat,
tidak ada kelainan
Bawah : Simetris, tidak oedema, kuku tidak pucat, tidak ada
kelainan
b. Pemeriksaan Obstetri
1) Inspeksi
Wajah : Simetris, tidak ada cloasma gravidarum, sedikit anemis
Mammae : Membesar, areola menghitam, putting menonjol
Abdomen : Membesar sesuai usia kehamilan, terdapat linea nigra
Genitalia : Terdapat bekas luka jahitan perineum, tidak ada
pengeluaran pervaginam, tidak ada tanda-tanda infeksi
2) Palpasi
a) Mammae : Tidak ada nyeri tekan dan massa abnormal, ASI belum
mulai keluar
b) Abdomen
(1) Leopold I : TFU 2 jari dibawah px, bagian atas teraba bulat, lunak
(bokong)
3) Auskultasi
DJJ : 144 x/mnt
Puctum Maksimum : Bagian kanan bawah pusat
c. Pemeriksaan Laboratorium
1) Tanggal : 19 Agustus 2022
PP test : (+) Positif
2) Tanggal : 14 September 2022
HB : 13,2 g/dL
HBsAg : (-) Negatif
Syfilis : Non Reaktif
VCT : Non Reaktif
Golda :O+
3) Tanggal : 11 Februari 2022
HB : 10,2 g/dL
Protein Urine : (-) Negatif
4) Tanggal : 9 Maret 2022
RDT Antigen : (-) Negatif
3. Analisa
Diagnosa Kebidanan
Ny.L umur 25 tahun G1P0A0 umur kehamilan 40 minggu 3 hari, janin tunggal, hidup,
intrauterine, puka, presentasi kepala, inpartu kala 1 fase aktif dengan anemia ringan
Data Dasar
Subjektif
Ibu mengatakan ini kehamilannya yang pertama, belum pernah melahirkan , dan belum
pernah keguguran
Objektif
Palpasi
a. Leopold
1) Leopold I : TFU 2 jari dibawah px, Bagian atas teraba bulat, lunak (bokong)
b. Mc. Donald
TFU : 33 cm
Auskultasi
Pemeriksaan Laboratorium
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui cara mengurangi rasa sakit bila ada kontraksi dan
bersedia akan melakukan anjuran
d. Memberitahu ibu macam-macam posisi bersalin yang benar yaitu posisi miring, posisi
setengah duduk, posisi berbaring, posisi jongkok, posisi berlutut, dan posisi merangkak
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui tentang macam-macam posisi bersalin yang benar, dan
memilih posisi berbaring
e. Memberitahu ibu cara meneran yang benar saat persalinan yaitu :
Ibu dalam posisi yang benar dalam persalinan
Jangan mengangkat bokong saat meneran
Kedua tangan memegang pergelangan kaki
Wajah menghadap ke perut ibu dan mata jangan terpejam
Meneran seperti mau BAB, dengan tarik nafas panjang dan tidak bersuara
Meneran sesuai dengan dorongan alamiyah selama kontraksi
Beristirahat berhenti meneran saat tidak ada kontraksi
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui tentang cara meneran yang benar saat persalinan
f. Menganjurkan ibu untuk miring kiri dan keluarga supaya menyuapi makanan serta
minuman yang manis sebagai cadangan tenaga untuk meneran
Evaluasi : Ibu bersedia mengikuti anjuran
g. Mempersiapkan partus set, heacthing set, obat-obatan, perlengkapan ibu dan bayi
Evaluasi : Perlengkapan dan obat sudah disiapkan
h. Melakukan pemantauan kala I sampai pembukaan lengkap meliputi tekanan darah, nadi,
suhu, respirasi, His, DJJ dan VT
Evaluasi : Hasil pemantauan kala I terlampir
DATA PERKEMBANGAN
KALA I
TANGGAL URAIAN
JAM
TTV
TD : 134/77 mmHg
Nadi : 80 x/mnt
Suhu : 36,7 C
Respirasi : 23 x/mnt
Leopold
Leopold I : TFU 2 jari dibawah px, Bagian atas teraba bulat, lunak
(bokong)
Leopold II : Bagian kanan teraba keras memanjang (punggung),
puka
Bagian kiri teraba kecil-kecil dan ruang kosong
(ekstremitas)
Leopold III : Bagian bawah teraba bulat, melenting (kepala),
preskep
Leopold IV : Bagian bawah sudah masuk PAP (divergen)
Mc. Donald
TFU : 33 cm
TBJ : (33-11) x 155 = 3.410 gram
DJJ : 144 x/mnt
His : 3x / 10’ / 30”
VT : Vulva uteri tenang, dinding vagina licin, portio tebal
lunak, pembukaan 6 CM, ketuban utuh, penurunan
kepala
H III, STLD (+)
ASSESMENT
Ny. L umur 25 th G1P0A0 hamil 40 minggu 3 hari inpartu kala I fase aktif
PLANING
KALA II
TANGGAL URAIAN
JAM
08.00 Ibu mengatakan sangat ingin mengejan seperti mau BAB sudah tidak
tahan lagi
OBJEKTIF
TTV
TD : 130/82 mmHg
Nadi : 91 x/mnt
Suhu : 36,6 C
Respirasi : 24 x/mnt
DJJ : 146 x/mnt
His : 3x / 10’ / 45”
VT : Vulva uteri tenang, dinding vagina licin, portio tidak
teraba, pembukaan 10 CM, ketuban utuh, penurunan
kepala H III, STLD (+)
ASSESMENT
PLANING
KALA III
TANGGAL URAIAN
JAM
Inspeksi :
Terdapat tali pusat memanjang didepan vagina ibu
Perut Ibu berbentuk globuler
Terdapat pengeluaran darah dari vagina ibu
ASSESMENT
PLANING
KALA IV
TANGGAL URAIAN
JAM
08.50 Ibu mengatakan tidak ada keluhan, perut tidak terasa mulas, dan darah
keluar sangat lancar
OBJEKTIF
TTV
TD : 134/86 mmHg
Nadi : 107 x/mnt
Suhu : 36,9 C
Respirasi : 21 x/mnt
Konut : Lembek
TFU : Setinggi pusat
PPV : 400 cc
ASSESMENT
Ny. L umur 25 th P1A0 inpartu kala IV dengan atonia uteri
PLANING
09.05 - - - - - - -
Jumlah Perdarahan 80 cc
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. L umur 25 tahun G1P0P0
umur kehamilan 40 minggu dengan ATONIA UTERIA di Puskesmas Sapuran, pendekatan
dengan metode SOAP yaitu data subjektif, data objektif, asessment dan planning. Langkah
pertama dari asuhan kebidanan adalah mengumpulkan data subjektif dari pasien yaitu dengan
anamnesa.
A. SUBYEKTIF
1) Identitas Klien
a. Umur
Umur harus dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti bila umur
kurang dari 20 tahun alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum
siap. Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali terjadinya perdarahan dalam
masa nifas. Pada kasus yang terjadi pada Ny. L umur 25 tahun tidak masuk dalam
resiko tinggi kehamilan.
b. Pendidikan
Pendidikan berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui tingkat
intelektualnya, sehingga bidan bisa memberikan konseling sesuai dengan
pendidikanya. Pada kasus Ny. L pendidikan terakhir adalah SMP, dan tingkat
intelektualnya cukup sehingga mudah untuk diberikan koseling, sehingga tidak ada
kesenjangan teori dan kasus.
c. Pekerjaan
Pekerjaan Ny. L adalah IRT, dan seluruh kebutahan rumah tangga di penuhi dari gaji
suami, tetapi Ny. L selalu rutin melakukan kunjungan ANC. Status pekerjaan dapat
untuk mengatahui tingkat sosial ekonominya, karena dapat mempengaruhi gizi pasien
dan mempengaruhi frekuensi kunjungan ANC, sehingga bisa mendeteksi komplikasi
secara dini.
d. Alamat
Alamat sangat penting ditanyakan untuk pengisian data, terlebih pada pasien yang
menggunakan BPJS kependudukan maupun metode administrasi yang lainnya dari
pemerintah, dimana domisili seseorang menjadi sangat penting untuk memenuhi
persyaratan. Pada Ny. L sudah jelas yaitu : Prigi Jolontoro Sapuran Wonosobo
a. Keluhan utama
Dikaji untuk mengetahui tanda gejala yang berhubungan tanda gejala Atonia Uteri
untuk keperluan penegakan diagnosa dari Atonia Uteri adapun keluhan yang
berhubungan dengan Atonia Uteri yaitu kontraksi uterus lembek.
Pasa kasus Ny. L ditemukan setelah plasenta lahir kontraksi uterus lembek dan
terjadi perdarahan ±600 cc.
b. Riwayat kesehatan
Pada riwayat kesehatan diperlukan untuk mengetahui riwayat penyakit saat ini
dan dahulu kemungkinan riwayat atau penyakit akut, maupun kronis seperti jantung,
dm, hipertensi, asma. Dari riwayat keluarga juga di perlukan untuk mengetahui
adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien dan bayinya,
apa bila ada penyakit keluarga yang menyertainya.
c. Riwayat haid
(1) Menarche
Usia pertama kali mengalami menstruasi pada wanita Indonesia,
umumnya sekitar 12 sampai 16 tahun, pada kasus Ny. L mengatakan menstruasi
pada usia 13 tahun, sehingga tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus.
(2) Siklus
Jarak antara mestruasi yang di alami dengan menstruasi berikutnya dalam
hitungan hari biasanya sekitar 23 sampai 32 hari. pada kasus Ny. L siklus
menstruasi selama 28 hari dan teratur.
d. HPHT
Hari pertama haid terakhir sangat penting di tanyakan untuk mengetahui lebih
pasti usia kehamilan ibu dan tafsiran persalinan. Maka dapat di jabarkan tafsiran
tanggal persalinan memakai rumus neagle yaitu hari +7, bulan -3, dan tahun +1 . Pada
kasus Ny. A mengatakan hari pertama haid terakhir (HPHT) pada tanggal 29 Mei
2021 dan Hari Perkiraan Lahir (HPL) pada tanggal Maret 2022.
e. Riwayat kehamilan sekarang
(1) ANC (antenatalcare) untuk mengetahui riwayat ANC teratur/tidak, sejak hamil
berapa mimggu, tempat ANC, dan untuk mengetahui riwayat kehamilanya .
imunisasi TT sudah atau belum, kapan dan berapa kali.
f. Keluhan yaitu untuk mengetahui keluhan yang dirasakan saat priksa meliputi ibu
mengatakan pandangan kunang-kunang.
g. Riwayat perkawinan
Dalam riwayat perkawinan yang perlu dikaji berapa kali menikah, status nikah
sah atau tidak, karena berkaitan dengan psikologis pada kehamilan dan persalinan dan
nifas. Pada kasus Ny. L mengatakan menikah 1 kali dan sah secara agama dan negara,
lama perkawinan 1 tahun, sehingga tidak berpengaruh terhadap pikologisnya, jadi
tidak ada kesenjangan anatara teori dan kasus.
h. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Pola nutrisi ibu hamil diperlukan antara lain untuk pertumbuhan janin, plasenta,
uterus dan kenaikan metabolisme sehingga untuk pengawasan, kecukupan gizi ibu
hamil dan pertumbuhan kandungannya dapat diukur berdasarkan kenaikan berat
badannya. Selama hamil , Ny. L telah mengosumsi makanan yang memenuhi gizi
terdiri dari nasi, sayur-sayuran, dan lauk pauk dan memiliki kenaikan berat badan
sebanyak 10 kg dari Umur Kehamilan 34-35 minggu.
i. Pola istirahat
Wanita hamil harus mempuyai priode istirahat secara berkala selama siang
hari.tidur siang menguntungkan dan baik untuk kesehatan. Hindari tempat hiburan
yang terlalu ramai, sesak dan panas lebih baik karena dapat menyebabkan jatuh
pingsan. Dari pola istirahat, selama hamil Ny. L tidur siang selama kurang lebih 1
sampai 2 jam dan tidur malam selama kurang lebih 6 sampai 7 jam.
B. OBYEKTIF
1) Pemerikaan fisik
Keadaan umum dikaji untuk mengetahui keadaan umum klien, apakah pasien
terlihat dalam baik atau tidak. klien dikatakan baik apabila klien memperlihatkan
respon yang baik terhadap lingkungan dan orang lain, serta secara fisik tidak
mengalami ketergantungan dalam berjalan.
2) Vital sign
Untuk mengetahu status kesehatan klien, tindakan medis dalam vital sign yang
dikaji adalah Tekanan Darah (TD), nadi (N), suhu (S), Respirasi (R). Ditunjukkan
untuk mengetahui keadaan ibu berkaitan dengan kondisi yang didalamnya. Tekanan
darah pada ibu hamil biasanya normal, kecuali bila ada kelainan, jika tekanan darah
mencapai 140/90 mmHg atau lebih. Peningkatan dan penurunan tekanan darah
masing-masing merupakan indikasi gangguan hipertensi pada kehamilan atau syok.
Peningkatan suhu merupakan proses infeksi atau dehidrasi, peningkatan denyut nadi
dan frekuensi pernafasan dapat menunjukan syok, ansietas, dan dehidrasi. Pada kasus
Ny. L didapatkan hasil TD : 134/86mmHg N : 96x/m S : 36,5 C R : 20x/m
3) Berat Badan
Ibu hamil yang memiliki kegemukan beresiko komplikasi kehamilan. Komplikasi
ini meliputi diabetes gestasional, hipertensi akibat kehamilan dan distosia bahu.
Selain itu juga sulit mempalpasi bagian-bagian janin dan mendefinisikan presentasi,
posisi, atau engagement janin. pada kasus Ny. L memiliki berat badan 81 kg maka
dikategorikan ibu hamil normal sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan
kasus.
4) Status Obstetrikus
a) Pemeriksaan abdomen dilakukan untuk menetapkan dan memastikan bahwa
pertumbuhan janin konsisten dengan usui gestasi selama kehamilan. Pemeriksaan
abdomen dengan palpasi dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan leopold
I sampai Leopold IV. Leopold I pemeriksaan menghadap wajah ibu hamil.
Menentukan tinggi fundus uterus dan bagian janin dalam fundus dan konsistensi
fundus. Leopold II menentukan bagian tubuh janin yang berat di lateral kanan dan
kiri corpus uteri. (menentukan letak punggung janin, atau menentukan kepala
janin pada letak lintang). Leopold III Menetukan bagian terbawah janin,
mementukan apakah bagian terbawah janin sudah masuk pintu atas panggul atau
belum. Leopold IV pemeriksaan meghadap ke kaki ibu, dapat juga untuk
menetukan bagian terbawah janin dan berapa jauh bagian terbawah tersebut
masuk pintu atas panggul. Pada kasusn Ny. L dilakukan pemeriksaan abdomen
yaitu dengan cara palpasi, pada usia kehamilan 40 minggu dan didapatkan hasil :
TBJ : 3.410 gr
b) Denyut Jantung Janin (DJJ)
Mendengarkan denyut jantung janin adalah bagian yang penting, bunyinya sama
tetapi lebih cepat dari denyutnya orang dewasa. Linex atau dopler akan
memungkinkan bidan mendengarkan denyut jantung janin. Denyut jantung janin
menunjukkan status kesehatan dan posisi janin terhadap ibu, detak jantung janin
normal 120-160x/ menit secara teratur disebut brakiardi, sedangkan lebih dari
160x/menit. Pada kasus Ny.A DJJ : 140x/m
C. ASSESMENT
Assesment merupakan pendokumentasian hasil analisis dan interprestasi (kesimpulan)
dari data subjektif dan objektif. Berdasarkan data subjetif dan objektif yang telah didapatkan
pada kasus Ny. L maka dapat di tetapkan diagnosa Ny. L umur 25 tahun G1P0A0 umur
kehamilan 40 minggu dengan ATONIA UTERIA.
D. PLANNING
Membuat rencana tindakan yang akan dilakukan saat itu atau yang akan datang untuk
mengatasi adanya permasalahan yang ada. Untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien
yang sebaik mungkin atau menjaga mempertahankan kesejahteraannya. Perencanaan yang
diambil harus membantu klien mencapai kemajuan dalam kesehatan dan harus sesuai dengan
instruksi dokter. Dalam perencanaan harus tertuang asuhan yang akan direncanakan,
bagaimana pelaksanaan dan hasil dari suatu asuhan yang telah diberikan.
Planing pada Ny. L Lakukan penilaian secara cepat mengenai keaadan umum ibu
termasuk tanda-tanda vital (nadi, tekann darah, pernapasan, suhu). Menyampaikan mengenai
kondisi ibu bahwa Ibu mengalami perdarahan post partum.
E. EVALUASI
Adapun evaluasi merupakan sebuah perbandingan dari hasil yang aktual dengan hasil
yang dihadapkan. Dilakukan penilaian yang telah disusun dapat terlaksana dan terpenuhi
kebutuhannya seperti yang telah diidentifikasi dalam masalah dan diagnose. Hasil evaluasi
yakni Ny. L telah dilakukan tindakan pemantauan dan observasi keadaan umum, tanda vital,
dan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perencanaan :
1) Observasi TTV
2) Pasang infus RL
3) Injeksi metergine
4) Lakukan KBI
5) Observasi TFU, kontraksi uterus, dan ppv
Penatalaksanaan :
1) Melakukan pemantauan kondisi pasien melalui observasi TTV
2) Memasang infus RL
3) Melakukan identifikasi penyebab perdarahan
4) Melakukan massase fundus uterus
5) Memberikan injeksi metergine
6) Melakukan KBI
7) Mengobservasi TFU, kontraksi uterus dan perdarahan
B. Saran
1. Bagi Pasien
Pasien sebaiknya melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin ke tenaga
kesehatan agar lebih memahami kondisi kehamilannya dan apabila terdapat anemia
dapat dicegah dan di tangani sedini mungkin sehingga resiko kejadian atonia uteri
atau perdarahan post partum dapat menurun.
2. Puskesmas
Meningkatkan standar pelayanan dengan memarakkan informasi mengenai
Perdarahan post partum kepada pasien dan menjelaskan alasan mengapa pasien perlu
mendapatkan perawatan dirumah sakit..
3. Institusi Pendidikan
4. Bagi Mahasiswa
Sebagai mahasiswa sebaiknya lebih menguasai materi dan mampu
mengaplikasikannya sehingga ketika terjadi masalah dapat mengkajinya lebih dalam
dan memberikan asuhan yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Mahasiswa
diharapkan untuk membaca literature terbaru untuk menambah wawasan mengenai
penatalaksanaan pada perdarahan post partum (atonia uteria)
DAFTAR PUSTAKA
Cintania. 2020. Perdarahan Postartum. http://eprints.pltekkesjogja.ac.id [akses 4 April 2022]
Elisabeth Siwi, Endang Purwoasruti. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Utami. 2019. Buku ajar asuhan persalinan & manajemen nyeri. http://lppm.uniayogya.ac.id
[akses 17 Maret 2022]
Endang Purwoastuti, Elisabeth Siwi. 2020. Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal &
Neonatal. Yogyakarta: pustaka Baru Press