Anda di halaman 1dari 41

MODUL PRAKTIKUM

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

NAMA MAHASISWA ...............................

NIM ................................

Jurusan KebidananProdi Kebidanan Metro


Politeknik Kesehatan Tanjungkarang
Tahun 2022

HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Modul : Modul Praktikum Asuhan Kebidanan Komunitas
2. Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Komunitas
3. Kode Mata Kuliah : Bd.4A533
4. Penulis/Ketua Tim :
a. Nama Lengkap : Septyi Widiyanti, S.Pd.,M.Kes
b. NIP : 196409221986032002
c. Tempat Tanggal Lahir :
d. Pangkat/Golongan :
e. Jabatan Fungsional :
f. Jurusan/Prodi : Prodi Kebidanan Metro

Metro, 2022

Mengetahui
Ketua Program Studi Penulis

Martini Fairus, M.Sc Septi Widiayanti,S.Pd.,M.Kes


NIP ; 19700802 199003 2002 NIP ; 196409221986-32002
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan karunianya modul
praktikum Ilmu Kesehatan Masyarakat selesai disusun. Modul praktikum ini disusun untuk
memenuhi kebutuhan mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas dan juga merupakan
implementasi dari mata Asuhan Kebidanan Komunitas

Modul praktikum Asuhan Kebidanan Komunitas ini masih memerlukan saran dari
pembaca sangat demi penyempurnaan penyusunan dimasa yang akan datang. Kepada semua
pihak yang turut berpartisipasi dalam penyusunan modul, penulis ucapkan terima kasih yang
sedalam-dalamnya semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmatNya untuk kita semua.

Besar harapan penulis kiranya modul praktikum Asuhan Kebidanan Komunitas ini
bermanfaat bagi yang memerlukan, selanjutnya Tiada Daya dan Upaya Melainkan Atas Kekuatan
Alloh SWT.

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Sampul
Halaman Pengesahan
Prakata
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Singkatan
Peta Kedudukan Modul

PRAKTIKUM I
ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PRAKTISI BIDSN DI KOMUNITAS
A. Kegiatan Praktikum

PRAKTIKUM II
MANAJERIAL ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL
A. Kegiatan Praktikum

PRAKTIKUM III
MANAJERIAL ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL DAN POSTPARTUM DI
KOMUNITAS
A. Kegiatan Praktikum

PRAKTIKUM IV
MANAJERIAL ASUHAN KEBIDANAN KONTRASEPSI DAN RUJUKAN DI KOMUNITAS
A. Kegiatan Praktikum
B. Laporan Praktikum

PRAKTIKUM V
MANAJERIAL ASUHAN KEBIDANAN BBL DAN NEONATUS DI KOMUNITAS
A. Kegiatan Praktikum
B. Laporan Praktikum

PRAKTIKUM VI
MANAJERIAL ASUHAN KEBIDANAN BAYI DAN BALITA DI KOMUNITAS
A. Kegiatan Praktikum
B. Laporan Praktikum

PRAKTIKUM VII
“ROLEPLAY PPGDON”
A. Kegiatan Praktikum
B. Laporan Praktikum

PRAKTIKUM VIII
“ROLEPLAY SISTEM RUJUKAN”
A. Kegiatan Praktikum
B. Laporan Praktikum

PRAKTIKUM IX
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS “PEMANTAUAN WOLAYAH SETEMPAT
KESEHATAN IBU DAN ANAK ( PWS-KIA) DAN PENGISIAN KOHORT”
A. Kegiatan Praktikum
B. Laporan Praktikum

PRAKTIKUM X
“ROLEPLAY PEMBINAAN DUKUN DAN KADER”
A. Kegiatan Praktikum
B. Laporan Praktikum

PRAKTIKUM XI
“ROLEPLAY PEMBINAAN PSM”
A. Kegiatan Praktikum
B. Laporan Praktikum

PRAKTIKUM XII
“LOKAKARYA MINI”
A. Kegiatan Praktikum
B. Laporan Praktikum

PRAKTIKUM XIII
“MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT(MTBS) DAN MANAJEMEN TERPADU
BAYI MUDA (MTBM) DAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG”
A. Kegiatan Praktikum
B. Laporan Praktikum

PRAKTIKUM XIV
“PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN DI KOMUNITAS”
A. Kegiatan Praktikum
B. Laporan Praktikum

Lampiran
DAFTAR SINGKATAN

KIA = Kesehatan Ibu dan Anak


KB = Keluarga Berencana
ANC = Antenatal Care
PMS = Penyakit Menular Seksual
HIV = Human Immunodeficiency Virus
IV = Intravena
IM = Intramuscular
PWS = Pemantaua Wilayah Setempat
BBL = Bayi Baru Lahir
MTBS = Manajemen Terpadu Balita Sakit
MTBM = Manajemen Terpadu Bayi Muda
ASI = Air Susu Ibu
PETA KEDUDUKAN MODUL

Asuhan Kebidanan Komunitas Meruapakan mata kuliah waji. Mata kuliah ini mmeberikan
pelajaran tentang asuhan kebidanan pada masyarakat baik individu,keluarga,dan kelompok dan
masyarakat yang tefokus pada pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), Keluarga Berencana,
kesehatan reproduksi termasuk usia Wanita adiyiswa secara paripurna.

Individu keluarga, kelompok dan masyarakat yang terfokus pada pelayanan kesehatan ibu
dan anaka (KIA), Keluarga Berencana (KB), kesehatan repsroduksi termasuk usia Wanita
adiyuswa merupakan lingkup asuhan kebidanan. Banyak prosedur keterampilan pada mata kuliah
ini yang harus dikuasai oleh mahasiswa kebidanan pada tataran mahir. Oleh karena itu untuk
mempermudah mahasiswa memahami prosedur keterampilan dan untuk meningkatkan
keterampilan mahasiswa dalam memberikan asuhan kebidanan komunitas maka perlu disusun
paduan pratikum.
Panduan praktikum ini berisi tentang tata tertib pratikum, materi praktikum serta bagaimana
kegiatan praktikum tersebut dilakukan. Buku panduan pratikum ini diharapkan dapat memberi arah
bagi mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum, sehingga tujuan pembelajaran praktikum
mata kuliah ini dapat tercapai.
PRAKTIKUM KE - I
ROLEPLAY ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PRAKTISI BIDAN DI
KOMUNITAS
A. Kegiatan Praktikum
1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan penyusunan panduan praktikum adalah agar mahasiswa memahami
dan menguasai keterampilan praktikum dari mata kuliah asuhan kebidanan komunitas

2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mempelajari dan melaksanakan asuhan kebidanan komunitas
mengenai perlindungan hukum bagi praktisi bidan di komunitas
b. Menambah pengetahuan dan wawasan mahasiwa mengenai aspek perlindungan hukum
bagi praktisi bidan di komunitas

3. Dasar Teori
Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai interna dan
eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komperhensif suatu porfesi yabg
memberikan tuntutan bagi anggota dalan melaksanakan mengabdian profesi.
a. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat:
1) Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan jabatan dalam
melaksanakan tugas mengamalkan sumpah pengabdiannya
2) Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan
martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan
3) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa berpedoman pada peran, tugas
dan tanggung jawabnya sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat
4) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, mendahulukan kepentinganklien,
menghormati hak klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat
5) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa mendahulukan kepentingan
klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan kemampuan yang dimilikinya
6) Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan
tugasnya, dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat
kesehatannya secara optimal.

b. Kewajiban bidan terhadap tugasnya:


1) Setiap bidan senantiasa memberi pelayanan paripurna terhadap ken, keluarga dan
masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan pada
kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat
2) Setiap bidan berkewajiban memberikan pertolongan sesuai dengan kewenangan dalam
mengambil keputusan termasuk mengadakan konsultasi dan/atau rujukan.
3) Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat
dan/atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau diperlukan
sehubungan dengan kepentingan klien.

c. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya:


1) Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan
suasana kerja yang serasi
2) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap
sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.

d. Kewajiban bidan terhadap profesinya:


1) Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya dengan
menampilkan keperibadian yang tinggi dan memberi pelayanan yang bermutu kepada
masyarakat
2) Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan
profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
3) Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan
sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya.

4. Prosedur Kerja
a. Metode
Praktikum ini dilaksanakan dengan tugas Role Play, Mahasiswa dibagai dalam beberapa
kelompok, Mahasiswa membuat naskah role play kemudian dipelajari. Setelah itu
mahasiswa melakukan praktik Role play dibawah pengawasan pembimbing. Hasil
praktikum didiskusikan antara pembimbing dan mahasiswa.
b. Persiapan alat dan tempat
Sebelum praktikum mahasiswa harus menyiapkan alat dan mengecek tempat yang akan
digunakan untuk kegiatan praktikum. Mahasiswa menyiapkan peralatan sesual dengan
kebutuhan yang akan digunakan dan tempat yang digunakan adalah ruangan Auta Poltekkes
Prodi Kebidanan Metro.
c. Cara Kerja
Mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok yang beranggotakan 12 orang, kemudian
mahasiwa membuat naskah role play dan dipelajari. Dengan Dosen atau Pembimbing
mahasiswa melakukan praktek langsung yaitu memerankan peran peran yang telah
ditetapkan dalam naskah role play.
5. Daftar Pustaka
Rita Yulifah, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Salemba Medika. Jakarta
Walyani, Siwi Elisabeth. 2014. Materi Ajar lengkap Kebidanan Komunitas. Yogyakarta:
PUSTABARUPRES
PRAKTIKUM KE - II
ROLEPLAY MANAJERIAL ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL

A. Kegiatan Praktikum
1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan penyusunan panduan praktikum adalah agar mahasiswa memahami
dan menguasai keterampilan praktikum dari mata kuliah asuhan kebidanan komunitas

2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu menjelaskan manajerial asuhan kebidanan antenatal di komunitas

3. Dasar Teori
Asuhan Antenatal (ANC)
Standar asuhan kebidanan
Terdapat enam standar dalam standar pelayanan antenatal seperti berikut ini:
a. Identifikasi ibu hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala
untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarga akan
mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.
b. Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
Bidan sedikitnya memberikan 4x pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis
dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan
berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan resiko tinggi/kelainan,
khusunya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/infeksi HIV, memberikan pelayanan
imunisasi, Nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan
oleh puskesmas. Mereka harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila
ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil tindakan yang diperluakan dan
merujuknya untuk tindakan selamjutnya.
c. Palpasi abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk
memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi,
bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari
kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
d. Pengelolaan anemia dalam kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan/atau rujukan semua
kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
e. Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali
tanda serta gejala preeclampsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan
merujuknya.
f. Persiapan persalinan
Bidan memeberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada
trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta
suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, di samping persiapan
transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaaan gawat darurat. Bidan
hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini.

4. Prosedur Kerja
a.Metode
Praktikum ini dilaksanakan dengan tugas Role Play. Mahasiswa dibagai dalam beberapa
kelompok, Mahasiswa membuat naskah role play kemudian dipelajari. Setelah itu mahasiswa
melakukan praktik Role play dibawah pengawasan pembimbing. Hasil praktikum
didiskusikan antara pembimbing dan mahasiswa.
a. Persiapan alat dan tempat
Sebelum praktikum mahasiswa harus menyiapkan alat dan mengecek tempat yang akan
digunakan untuk kegiatan praktikum. Mahasiswa menyiapkan peralatan sesuai dengan
kebutuhan yang akan digunakan dan tempat digunakan adalah ruangan Aula Poltekkes
Prodi Kebidanan Metro,
b. Cara Kerja
Mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok yang beranggotakan 12 orang dalam,
kemudian mahasiwa membuat naskah role play dan dipelajari. Dengan bimbingan Dosen
atau Pembimbing mahasiswa melakukan praktek langsung yaitu memerankan peran - peran
yang telah ditetapkan dalam naskah role play.

5. Daftar Pustaka
Walyani, Elisabeth Siwi. 2014. Materi Ajar lengkap Kebidanan Komunitas. Yogyakarta:
Pustaka Baru Pres
PRAKTIKUM Ke-III
ROLEPLAY MANAJERIAL ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL DAN
POSTPARTUM DI KOMUNITAS
A. Kegiatan Praktikum
1. Tujuan
Secara umum tujuan penyusunan panduan praktikum adalah agar mahasiswa memahami
dan menguasai keterampilan praktikum dari mata kuliah asuhan kebidanan komunitas

2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan manajerial asuhan kebidanan intranatal dikomunitas
b. Mahasiswa mampu menjelaskan manajerial asuhan kebidanan postpartum di komunitas

3. Dasar Teori
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam
uterus melalui vagina kedunia luar. Persalinan dan kelahiran adalah akhir kehamilan dan
titik dimulainya kehidupan diluar rahim. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil
konsepsi yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lahir dengan bantuan atau tanpa bantuan atau kekuatan sendiri.
Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi
minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali kekeadaan tidak hamil
yang normal. Asuhan kebidanan dikomunitass adalah pemberian asuhan secara
menyeluruh tidak hanya kepada ibu nifas akan tetapi pemberian asuhan yang melibatkan
seluruh keluarga dan anggota masyarakat disekitar ibu nifas. Asuhan ini merupakan
kelanjutan asuhan dari rumah sakit atau pelayanan kesehatan lainnya.
Pelayanan nifas merupakan pelayanan kesehatan yang sesuai standar pada ibu mulai 6 jam
sampai dengan 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Asuhan masa nifa penting
diberikan pada ibu dan bayi, karena merupakan masa krisis baik ibu dan bayi. 60 %
kematian ibu terjadi setelah persalinan dan 50 % kematian pada masa nifas terjadi 24 jam
pertama. Demikian halnya dengan masa neonatus juga merupakan masa krisis dari
kehidupan bayi. Dua pertiga kematian bayi terjadi 4 minggu setelah persalinan, 60%
kematian bayi baru lahir terjadi 7 hari setelah lahir.

4. Prosedur Kerja
a. Metode
Praktikum ini dilaksanakan dengan tugas Role Play. Mahasiswa dibag dalam beberapa
kelompok, Mahasiswa membuat naskah role play kemudian dipelajari. Setelah itu
mahasiswa melakukan praktik Role pla dibawah pengawasan pembimbing. Hasil
praktikum didiskusikan antara pembimbing dan mahasiswa.
b.Persiapan alat dan tempat
Sebelum praktikum mahasiswa harus menyiapkan alat dan mengecek tempat yang akan
digunakan untuk kegiatan praktikum. Mahasiswa menyiapkan peralatan sesuai dengan
kebutuhan yang akan digunakan dan tempat yang digunakan adalah ruangan Aula atau
ruang kelas Poltekkes Prodi Kebidanan Metro.
c. Cara Kerja
Mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok yang beranggotakan 12 orang, kemudian
mahasiwa membuat naskah role play dan dipelajari. Dengan bimbingan Dosen atau
Pembimbing mahasiswa melakukan praktek langsung yaitu memerankan peran
ditetapkan dalam naskah role play.

5. Daftar Pustaka
Walyani, Siwi Elisabeth. 2014. Materi Ajar Lengkap Kebidanan Komunitas. Yogyakarta:
PUSTABARUPRESS.
PRAKTIKUM KE - IV
ROLEPLAY MANAJERIAL ASUHAN KEBIDANAN KONTRASEPSI DAN RUJUKAN
DI KOMUNITAS

A. Kegiatan Praktikum
1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan penyusunan panduan praktikum adalah agar mahasiswa
memahami dan menguasai keterampilan praktikum dari mata kuliah asuhan kebidanan
komunitas

2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu menjelaskan manajerial asuhan kebidanan kontrasepsi di komunitas

3. Dasar Teori
a. Rujukan Kasus
1) Fasilitas pelayanan yang merujuk
Fasilitas pelayanan kotrasepsi di komunitas dapat merujuk ke fasilitas pelayanan
yang lebih mampu. Setelah melakukan proses pemeriksaan dengan hasil sebagai
berikut:
a) Berdasarkan pemeriksaan penunjang diagnostik kasus tersebut tidak dapat
diatasi.
b) Perlu pemeriksaan penunjang diagnostik yang lebih lengkap dengan
memerlukan kedatangan penderita yang bersangkuta.
c) Setelah dirawat dan diobati ternyata penderita masih memerlukan perawatan
dan pengobatan ke fasilitas pelayanan yang lebih mampu.
2) Fasilitas pelayanan yang menerima rujukan
a) Setelah melakukan pemeriksaan penunjang diagnostik, dapat mengirimkan
kembali penderita ke fasilitas pelayanan yang merujuk untuk pembinaan lebih
lanjut.
b) Setelah melakukan perawatan dan pengobatan, dapat mengirimkan kembali
penderita ke fasilitas pelayanan yang merujuk untuk pembinaan lebih lanjut.
b. Pencatatan dan pelaporan rujukan
1) Fasilitas pelayanan yang merujuk
a) Mencatat penderita yang dirujuk dalam register klinik.
b) Membuat surat pengiriman penderita.
c) melaporkan jumlah penderita yang dirujuk dalam laporan bulanan klinik
2) Fasilitas pelayanan yang menerima rujukan
a) Membuat tanda terima penderita
b) Mencatat penderita dalam register
c) Memberikan informasi kepada fasilitas pelayanan yang merujuk jika penderita
yang dirujuk tidak perlu perawatan, pengobatan atau pembinaan lanjutan dari
fasilitas pelayanan yang merujuk
d) Membuat surat pengiriman kembali serta memberikan informasi jika penderita
yang dirujuk perlu perawatan, pengobatan atau pembinaan lanjutan dari fasilitas
pelayanan yang merujuk
e) Membuat surat pengiriman kembali dan memberikan informasi tentang
perawatan dan pengobatan yang diberikan kepada penderita yang dirujuk, jika
penderita memerlukan pembinaan lanjutan di fasilitas pelayanan yang merujuk.
3) Pengelolaan bantuan biaya penanggulangan komplikasi, kegagalan dan biaya
rujukan
Diberikan kepada peserta KB yang mengalami efek samping, komplikasi maupun
kegagalan. Efek samping dengan memberikan obat-obatan efek samping secara
gratis. Kasus kegagalan IUD, Implant dan kontap dengan persalinan normal
mendapat bantuan biaya yang disesuaikan dengan peraturan daerah setempat
dengan ketentuan tarif rumah sakit pemerintah kelas 3. Komplikasi kasus
kegagalan IUD, implant dan kontap yang dimaksud misalnya:
(1) Infeksi berat yang memerlukan perawatan
(2) Perdarahan berat yang memerlukan perawatan
(3) Tindakan pemeriksaan rontgen dan laboratorium untuk membantu
membuat diagnosis
(4) Komplikasi yang memerlukan tindakan operasi
(5) Besarnya biaya penanggulangan komplikasi disesuaikan dengan
peraturan daerah dengan ketentuan tarif RS pemerintah kelas 3 termasuk
biaya obat-obatan yang terpakal
Kasus komplikasi/kegagalan yang memerlukan rujukan Apabila peserta KB yang
mengalami komplikasi/kegagalan harus dirujuk dari fasilitas pelayanan yang
lebih tinggi, bantuan biaya transport penderita ditanggung sesuai dengan
peraturan yang ada. Semua kasus efek samping komplikasi serta kegagalan
tersebut diatas dapat dilayani disemua fasilitas pelayanan tidak dibatasi pada
domisili/tempat tinggal peserta KB yang bersangkutan
Peserta KB yang mengalami kegagalan/komplikasi dan mencari jasa
pelayanan/perawatan ke instansi atau fasilitas pelayanan swasta yang tidak
ditunjuk (seperti dokter swasta, RB/RS swasta) dianggap cukup mampu untuk
menanggulanginya dengan kemampuannya sendiri. Bagi mereka yang dipandang
tidak perlu diberikan bantuan blaya atau maksimal hanya diberikan bantuan
minimum, kecuali untuk kasus-kasus gawat darurat seperti misalnya pemakaian
IUD dengan kehamilan ektopik terganggu dengan perdarahan dan pre syok.

4. Prosedur Kerja
a. Metode
Praktikum ini dilaksanakan dengan tugas Role Play. Mahasiswa dibagai dalam beberapa
kelompok, Mahasiswa membuat naskah role play kemudian dipelajari. Setelah itu
mahasiswa melakukan praktik Role play dibawah pengawasan pembimbing. Hasil
praktikum didiskusikan antara pembimbing dan mahasiswa.
b. Persiapan alat dan tempat Sebelum praktikum mahasiswa harus menyiapkan alat dan
mengecek tempat yang akan digunakan untuk kegiatan praktikum. Mahasiswa menyiapkan
peralatan sesuai dengan kebutuhan yang akan digunakan dan tempat yang digunakan adalah
ruangan Aula Poltekkes Prodi Kebidanan Metro.
c. Cara Kerja
Mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok yang beranggotakan 12 orang dalam,
kemudian mahasiwa membuat naskah role play dan dipelajari. Dengan bimbingan Dosen
atau Pembimbing mahasiswa melakukan praktek langsung yaitu memerankan peran telah
ditetapkan dalam naskah role play.

5. Daftar Pustaka
Walyani, Elisabeth Siwi, 2014. Materi Ajar Lengkap Kebidanan Komunitas. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
PRAKTIKUM KE - V
ROLEPLAY MANAJERIAL ASUHAN KEBIDANAN BBL DAN NEONATUS DI
KOMUNITAS

B. Kegiatan Praktikum
1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan penyusunan panduan praktikum adalah agar mahasiswa memahami
dan menguasai keterampilan praktikum dari mata kuliah asuhan kebidanan komunitas

2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan manajerial asuhan kebidanan bayi baru lahir di
komunitas
b. Mahasiswa mampu menjelaskan manajerial asuhan kebidanan neonates di komunitas

3. Dasar Teori
Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0 - 28 hari. Kehidupan pada masa neonatus
ini sangat rawan oleh karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar bayi di luar
kandungan dapat hidup sebaik-baiknya. Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan
kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada
neonatus sedikitnya 3 kali selama periode 0 sampai dengan 28 hari setelah bayi lahir,baik
di fasilitas kesehatan maupung melalui kunjungan rumah.
Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap pelayanan
kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan/masalah kesehatan
pada neonatus. Risiko terbesar kematian neonatus terjadi pada 24 jam pertama kehidupan,
minggu pertama dan bulan pertama kehidupannya. Sehingga jika bayi baru lahir difasilitas
kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam
pertama
Pelayanan kesehatan neonatal dasar dilakukan secara komprehensif dengan melakukan
pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir dan pemeriksaan menggunakan pendekatan
Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)
4. Alat dan Bahan
a. Metode
Praktikum ini dilaksanakan dengan tugas Role Play. Mahasiswa dibagai dalam
beberapa kelompok, Mahasiswa membuat naskah role play kemudian dipelajari.
Setelah itu mahasiswa melakukan praktik Role play dibawah pengawasan
pembimbing. Hasil praktikum didiskusikan antara pembimbing dan mahasiswa.
b. Persiapan alat dan tempat
Sebelum praktikum mahasiswa harus menyiapkan alat dan mengecek tempat yang akan
digunakan untuk kegiatan praktikum. Mahasiswa menyiapkan peralatan sesuai dengan
kebutuhan yang akan digunakan dan tempat yang digunakan adalah ruangan Aula
Poltekkes Prodi Kebidanan Metro.
c. Cara Kerja
Mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok yang beranggotakan 12 orang dalam,
kemudian mahasiwa membuat naskah role play dan dipelajari. Dengan bimbingan
Dosen atau Pembimbing mahasiswa melakukan praktek langsung yaitu memerankan
peran telah ditetapkan dalam naskah role play

5. Daftar Pustaka
Walyani, Siwi Elisabeth. 2014. Materi Ajar Lengkap kebidanan Komunitas: Yogyakarta:
PUSTABARUPRESS.
PRAKTIKUM Ke-VI
ROLEPLAY MANAJERIAL ASUHAN KEBIDANAN BAYI DAN BALITA DI
KOMUNITAS

A. Kegiatan Praktikum
1. Tujuan
Secara umum tujuan penyusunan panduan praktikum adalah agar mahasiswa memahami
dan menguasai keterampilan praktikum dari mata kuliah asuhan kebidanan komunitas

2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu menjelaskan manajerial asuhan kebidanan bayi dan balita di
komunitas

3. Dasar Teori
Deteksi dini tumbuh kembang bayi, balita dan anak prasekolah adalah kegiatan
pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang
pada, Balita dan anak prasekolah. Dengan ditemukan secara dini penyimpangan/
masalah tumbuh kembang bayl, balita dan anak prasekolah, maka interversi akan lebih
mudah dilakukan, tenaga kesehatan juga mempunyai "waktu dalam membuat rencana
tindakan/intervensi yang tepat, terutama jika harus melibatkan ibu dan keluarga. Bila
penyimpangan terlambat diketahui, maka intervensinya akan sulit dan hal ini akan
berpengaruh pada tumbuh kembang, balita dan anak prasekolah tersebut.
Ada tiga jenis deteksi tumbuh kembang yang dapat dikerjakan oleh tenaga kesehatan
ditingkat puskesmas dan jaringannya, berupa:
1) Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui menemukan status
gizi kurang/ buruk dan mikro/ makrosefali
2) Deteksi dini penyipangan perkembangan, yaitu utnuk mengertahui gangguan
perkembangan bayi dan balita ( keterlambatan), gangguan daya lihat gangguan daya
dengar
3) Deteksi dini penyimpangan mental social, yaitu untuk mengetahui adanya masalah
mental emosional, autism dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas.
4.Prosedur Kerja
a. Metode
Praktikum ini dilaksanakan dengan tugas Role Play. Mahasiswa dibagai dalam beberapa
kelompok, Mahasiswa membuat naskah role play kemudian dipelajari. Setelah itu
mahasiswa melakukan praktik Role play dibawah pengawasan pembimbing. Hasil
praktikum didiskusikan antara pembimbing dan mahasiswa.
b. Persiapan alat dan tempat
Sebelum praktikum mahasiswa harus menyiapkan alat dan mengecek tempat yang akan
digunakan untuk kegiatan praktikum. Mahasiswa menyiapkan peralatan sesuai dengan
kebutuhan yang akan digunakan dan tempat yang digunakan adalah ruangan Aula
Poltekkes Prodi Kebidanan Metro.
c. Cara Kerja
Mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok yang beranggotakan 12 orang dalam,
kemudian mahasiwa membuat naskah role play dan dipelajari. Dengan bimbingan
Dosen atau Pembimbing mahasiswa melakukan praktek langsung yaitu memerankan
peran telah ditetapkan dalam naskah role play.

5.Daftar Pustaka
Walyani, Elisabeth Siwi. 2014. Materi Ajar Lengkap Kebidanan Komunitas. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
PRAKTIKUM Ke-VII
ROLEPLAY PPGDON

A. Kegiatan Praktikum
1. Tujuan
Secara umum tujuan penyusunan panduan praktikum adalah agar mahasiswa memahami
dan menguasai keterampilan praktikum dari mata kuliah asuhan kebidanan komunitas

2. Tujuan Khusus
Mampu melakukan role play dan memerankan bidan dalam melakukan PPGDON

3. Dasar Teori
1. Abortus
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi yang usia kehamilannya kurang dari 20
minggu. Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya amenorhea, tanda-tanda
kehamilan,perdarahan pasca persalinan dan kemungkinan kematian janin. Pada
abortus dengan demam menggigil, tindakan utamanya dengan
penisilin,ampisilin,sefalotin,rebofasin dan pemberian infus.

2. Mola Hidatidosa (Kista Vesikuler)


Penyebab gangguan ini adalah pembengkakan/edematosa pada vili (degenerasi
hidrofobik) dan poliferase trofoblast. Terapi untuk gangguan ini adalah segera
merawat pasien dirumah sakit, dan pasien diberi terapi oksitosin dosis tinggi,
pembersihan uterus dengan hati-hati atau histerektomi untuk wanita tua atau yang
tidak menginginkan menambah anak lagi, tranfusi darah dan antibiotika.

3. Kehamilan Ekstrauteri (Ektopik)


Penyebab gangguan ini adalah terlambatnya transpor ovum karena obstruksi
mekanis pada jalan yang melewati tuba uteri. Kehamilan tuba di ampula, jarang
terjadi kehamilan di ovarium. Diagnosis ditegakkan melalui adanya amenore 3-10
minggu, jarang lebih lama,perdarahan per vagina tidak teratur (tidak selalu). Jika
terjadi syok, akan ditemukan nadi lemah dan cepat, tekanan darah dibawah
100mmhg, wajah tampak kurus dan bentuknya menonjol-terutama hidung,keringat
dingin, ekstrimitas pucat, kuku kebiruan, dan mungkin terjadi gangguan kesadaran.
Terapi untuk gangguan Ini adalah dengan infus ekspander plasma (Haemaccel,
Macrodex) 1000 ml atau merujuk ke rumah sakit secepatnya.

4. Solusio(Abrupsio) Plasenta
Profilaksis untuk syok dengan mulai memberi infuse, menyediakan darah lengkap
yang diawetkan, pemeriksaan golongan darah dan profil koagulasi. Pemeriksaan
vagina, pada perdarahan hebat pecahkan selaput ketuban tanpa memandang
keadaan serviks dan nyeri persalinan. Tindakan ini harus diikuti dengan infuse
oksitosin (Syntocinon) 3 unit per 500 ml. Penghilangan nyeri dan sedative untuk
profilaksis syok menggunakan dolantin (Petidin), novalgin (Noraminodopirin) IV,
talwin (Pentazosin) IV dan IM. Tindakan tambahan pada janin yang hidup dan
dapat hidup adalah dengan seksio sesaria. Pada janin yang mati, usahakan
persalinan spontan. Jika perlu, ekstraksi vakum atau kraniotomi pada perdarahan
yang mengancam nyawa (juga pada janin yang mati atau tidak dapat hidup).

5. Retensio Plasenta (Plasenta Inkompletus)


Terapi untuk retensio atau inkarserasi adalah 35 unit Syntocinon (oksitosin) IV
yang diikuti oleh usaha pengeluaran secara hati-hati dengan tekanan pada fundus.
Jika plasenta tidak lahir, usahakan pengeluaran secara manual setelah 15 menit. Jika
ada keraguan tentang lengkapnya plasenta,lakukan palpasi sekunder.

4. Alat dan Bahan


a. Metode
Praktikum ini dilaksanakan dengan tugas menyusun naskah roleplay PPGDON.
Mahasiswa dibagai dalam 3 kelompok, Mahasiswa menyusun naskah roleplay
kemudian dipelajari.Hasil praktikum didiskusikan antara pembimbing dan
mahasiswa.
b. Persiapan praktikum
Sebelum menyusun naskah roleplay mahasiswa harus menyiapkan peralatan yang
akan digunakan untuk kegiatan praktikum menyusun naskah roleplay.

c.Cara Kerja
Mahasiswa dibagi dalam tiga kelompok yang beranggotakan 12 orang dalam 1
kelompok, kemudian mahasiwa menyusun naskah roleplay dan dipelajari. Kemudian
hasil penyusunan naskah roleplay di konsultasikan kepada dosen pembimbing.

5.Daftar Pustaka
Syaifudin & Hamidah.2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC.
Winkjosastro, Hnifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Cet Ke 7, Ed Ke 3. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka
PRAKTIKUM Ke-VIII
ROLEPLAY SISTEM RUJUKAN

a. Kegiatan Praktikum
1. Tujuan
Secara umum tujuan penyusunan panduan praktikum adalah agar mahasiswa
memahami dan menguasai keterampilan praktikum dari mata kuliah asuhan kebidanan
komunitas

2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan roleplay system rujukan
b. Mahasiswa mampu melakukan system rujukan

3. Dasar Teori
Rujukan kebidanan adalah kegiatan pemindahan tanggungjawab terhadap kondisi
klien/pasien ke fasilitas pelayanan yang lebih memadai (tenaga atau pengetahuan, obat,
dan peralatannya).
Persiapan yang harus diperhatikan dalam melakukan rujukan, disingkat
"BAKSOKU" yang dijabarkan sebagai berikut:
a. B (bidan): pastikan ibu/bayi/klien didampingi oleh tenaga kesehatan yang kompeten
dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan kegawatdaruratan
b. A (alat): bawa perlengkapan dan bahan bahan yang diperlukan,
seperti spuit, infus set, tensimeter, dan stetoskop
c. K (keluarga): beritahu keluarga tentang kondisi terakhir ibu (klien) dan
alasan mengapa dirujuk. Suami dan anggota keluarga yang lain diusahakan untuk dapat
menyetujui Ibu (klien) ke tempat rujukan.
d. S (surat): beri surat ke tempat rujukan yang berisi identifikasi ibu (klien), alasan
rujukan, uraian hasil rujukan, asuhan, atau obat-obat yang telah diterima ibu (klien)
e. O (obat): bawa obat-obat esensial diperlukan selama perjalanan merujuk
f. K (kendaraan) siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan ibu (klien)
dalam kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan dalam waktu cepat
g. U (uang): ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk
membeli obat dan bahan kesehatan yang diperlukan di tempat rujukan
h. DA (Darah & Do'a)

4. Prosedur Kerja
a. Metode
Praktikum ini dilaksanakan dengan tugas menahami sistem rujukan. Mahasiswa
dibagai dalam 3 kelompok, Mahasiswa menyusun sistem kemudian
dipelajari.Hasil praktikum didiskusikan antara pembimbing dan mahasiswa
b. Persiapan praktikum
Sebelum menyusun sistem rujukan mahasiswa harus menyiapkan peralatan yang
akan digunakan untuk kegiatan praktikum membuat sistem rujukan.
c. Cara Kerja
Mahasiswa dibagi dalam tiga kelompok yang beranggotakan 12 orang dalam,
kemudian mahasiwa membuat sistem rujukan dan dipelajari. Kemudian hasil
pembuatan sistem rujukan di konsultasikan kepada dosen pembimbing.

5. Daftar Pustaka
Buku Acuan & Panduan. 2018. Asuhan Persalinan Normal.Jakarta
Meilani,Niken,S.SiT,Dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. . Yogyakarta
Nur Muslimatun, Wafi. 2010. Asuhan Bayi & Balita. Yogyakarta
PRAKTIKUM Ke-IX
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS “ PEMANTAUAN WILAYAH SETEMPAT
KESEHATAN IBU DAN ANAK (PWS-KIA) DAN PENGISIAN KOHORT

A. Kegiatan Praktikum
1. Tujuan
Secara umum tujuan penyusunan panduan praktikum adalah agar mahasiswa
memahami dan menguasai keterampilan praktikum dari mata kuliah asuhan
kebidanan komunitas

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan praktikum, mahasiswa dapat melakukan pemantauan wilayah
setempat kesehatan ibu dan anak (PWS-KIA) memahami dan mengisi lembar kohort.
Capaian pembelajaran yang akan dicapai adalah :
a.Dapat membuat grafik pada PWS- KIA
b.Dapat melakukan pengisian data PWA-KIA
c. Mahasiswa dapat menyebutkan pengertian kohort dengan benar
d. Mahasiawa dapat menyebutkan tujuan kohort dengan benar
e. Mahasiswa dapat menyebutkan jenis-jenis kohort dengan benar
f. Mahasiswa dapat mengisi lembar kohort dengan benar

3. Dasar Teori
a. Cara Membuat Grafik PWS-KIA
PWS-KIA disajikan dalam bentukgrafik dari tiap indikator yang dipakai, yang juga
menggambarkan pencapaian tiap desa dalam tiap bulan.
Dengan demikian tiap bulannya dibuat 6 grafik, yaitu :
1) Grafik cakupan K1
2) Grafik cakupan K4
3) Grafik cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
4) Grafik penjaringan ibu hamil beresiko oleh masyarakat
5) Grafik penjaringan ibu hamil beresiko oleh tenaga kesehatan
6) Grafik cakupan neonatal oleh tenaga kesehatan
Semuanya itu dipakai untuk alat pemantauan program KIA, dapat dimanfaatkan juga
untuk alat motivasi dan komunikasi lintas sektor.
Di bawah ini dijabarkan cara membuat grafik PWS-KIA untuk tingkat Puskesmas,
yang dilakukan tiap bulan, untuk desa. Langkah-langkah pokok dalam pembuatan
grafik PWS-KIA:

a. Pengumpulan Data
Data yang diperlukan untuk menghitung tiap indikator diperoleh dari catatan ibu
hamil per desa, register kegiatan harlan, register kohort ibu dan bayi, kegiata
pemantauan ibu hamil per desa, catatan posyandu, laporan dari bidan/dokter
praktek swasta, rumah sakit bersalin dan sebagainya.

b. Pengelolaan Data
Sebagai contoh dalam menggambarkan grafik PWS-KIA untuk bulan juni
2012, maka data yang diperlukan adalah:
1) Cakupan kumulatif per desa.
2) Cakupan bulan (Juni 2012) untuk keenam indikator.
3) Cakupan bulan lalu (Mei 2012).
Di bawah ini contoh perhitungan/pengelolaan data untuk cakupan K1 dan K4:
a) Perhitungan untuk cakupan K1 (akses)
(1) Pencapaian kumulatif per desa adalah:
(2) Pencapaian cakupan kumulatif ibu hamil baru per desa (januari s/d juni
2012) per sasaran ibu hamil per desa selama 1 tahun dikali 100%.
(3) Pencapaian bulan ini per desa:
Pencapaian sasaran ibu hamil per desa selama bulan juni 2012 per sasaran ibu
hamil per desa selama 1 tahun dikali 100%

a) Pencapaian bulan lalu per desa adalah:


Pencapaian cakupan ibu hamil baru per desa selama bulan juni 2012 per
sasaran ibu hamil per desa selama 1 tahun dikali 100%.
b) Perhitungan untuk cakupan K4
(1) Pencapaian kumulatif per desa adalah :

Pencapaian cakupan kumulatif kunjungan ibu hamil (K4) per desa


(januari s/d juni 2012) per sasaran ibu hamil per desa selama 1 tahun
dikali 100%.
(2) Pencapaian bulan ini :
Pencapaian cakupan kunjungan ibu hamil (K4) per desa selama bulan juni
2012 per sasaran ibu hamil per desa selama 1 tahun dikal 100%.
(3) Pencapaian bulan lalu adalah:
Pencapaian cakupan kunjungan ibu hamil (K4) per desa selama bulan mei
2012 per sasaran ibu hamil per desa selama 1 tahun dikali 100%.)

Untuk keempat indikator lainnya sama dengan perhitungan di atas.

b. Penggambaran Grafik PWS-KIA Langkah-langkah yang dilakukan dalam membuat grafik


PWS-KIA (dengan menggunakan indikator cakupan K1) adalah sebagai berikut:

1) Menentukan target rata-rata per bulan untuk menggambarkan skala pada garis vertikal
(sumbu Y).
Misalnya: target cakupan ibu hamil baru (cakupan K1) dalam 1 tahun ditentukan 90%
(garis a), maka sasaran rata-rata setiap bulan adalah: 90% / 12 bin 7,5%Dengan demikian,
maka sasaran pencapaian kumulatif sampai dengan bulan juni adalah (6 x 7,5%-)45,0%
(garis b)
2) Hasil perhitungan pencapaian kumulatt cakupan K1 s/d bulan juni dimasukkan ke dalam
jalur % kumulatif secara berurutan sesuai peringkat. Pencapaian tertinggi di sebelah kiri dan
terendah di sebelah kanan, sedangkan pencapaian untuk puskesmas dimasukkan ke dalam
kolom terakhir,
3) Nama desa bersangkutan dituliskan pada lajur desa, sesuai dengan cakupan kumulatif
masing-masing desa yang dituliskan pada butir b diatas.
4) Hasil perhitungan pencapaian bulan ini (uni) dan bulan lalu (Me) untuk tiap desa
dimasukkan ke dalam lajur masing- masing
5) Gambar anak panah dipergunakan untuk mengisi lajur Trend. Bila pencapaian cakupan
bulan ini lebih besar dan pencapaian cakupan bulan lalu, maka digambar anak panah yang
menunjuk ke atas. Sebaliknya, untuk cakupan bulan ini yang lebih rendah dari cakupan
bulan lalu, digambarkan anak panah yang menunjukkan ke bawah, sedangkan untuk
cakupan yang tetap/sama gambarkan dengan tanda (-)
6) Dalam asuhan kebidanan komunitas Bidan berfungsi untuk menurunkan angka kematian
ibu dan angka kematian bayi. Maka upaya peningkatan kualitas pelayanan menerapkan
pengisian kohort. Dibawah ini tiga jenis Kohort:
a. Register Kohort Ibu Register Kohort ibu merupakan sumber data pelayanan ibu hamil
dan bersalin, serta keadaan atau resiko yang dipunyai ibu yang di organisir sedemikian
rupa yang pengkoleksiannya melibatkan kader dan dukun bay diwilayahnya setiapp bulan
yang mana informasi pada saat ini lebih difokuskan pada kesehatan ibu dan bayi baru lahir
tanpa adanya duplikasi informasi.
b. Register Kohort Bayi Meruakan sumber data pelayanan kesehatan bayi, termasuk
Neonatal.
c. Register Kohort Balita
Merupakan sumber daya pelayanan kesehatan balita umur 12 bulan sampai dengan 5 tahun.

4. Prosedur Kerja
a. Metode Praktikum ini dilaksanakan dengan metode demonstrasi. Pembimbing
praktikum melakukan demonstrasi. Setelah itu setiap mahasiswa melakukan
praktikum dengan latihan dibawah pengawasan pembimbing. Hasil praktikum di
diskusikan antara pembimbing dan mahasiswa.

5. Daftar Pustaka
Meilani, Niken, dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Fitramaya
Runjati.2013.Asuhan Kebidanan Komunitas Jakarta : EGC
PRAKTIKUM Ke-X
ROLEPLAY PEMBINAAN DUKUN DAN KADER

A. Kegiatan Praktikum
1. Tujuan
Secara umum tujuan penyusunan panduan praktikum adalah agar mahasiswa memahami
dan menguasai keterampilan praktikum dari mata kuliah asuhan kebidanan komunitas

2. Tujuan Khusus
Mampu melakukan pembinaan dukun dan kader

3. Dasar Teori
Untuk meningkatkan status dukun, maka di lakukan upaya pelatihan dan pembinaan
dukun dengan tujuan :
1) Agar mereka memiliki pengetahuan dan ide baru yang dapat di sampaikan dan
diterima oleh anggota masyarakat.
2) Memperbesar peran dukun bayi dalam program KB dan pendidikan kesehatan di
berbagai aspek kesehatan reproduksi dan kesehatananak.
3) Untuk memperbaiki kegiatan yang sebenarnya sudah dilakukan oleh dukun, seperti
memberikan, saran tentang kehamilan, melakukan persalinan bersih dan aman, serta
mengatasi masalah yang mungkin muncul pada saat persalinan, sehingga angka
kematian ibu dan bayi dapat dikurangi atau di cegah sedini mungkin.

Promosi adalah suatu usaha dari pemasar dalam menginformasikan dan


mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi atau
pertukaran produk barang atau jasa yang dipasarkannya. Bidan adalah seseorang yang
telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta
memperoleh kodifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan wilayah
itu. Bidan siaga adalah seorang bidan yang telah dipercaya dan diberi
kepercayaan yang lebih dari pemerintah/ negara untuk membantu masyarakat.
Promosi Bidan Slaga merupakan salah satu cara untuk melakukan promosi bidan
siaga, yaitu dengan melakukan pendekatan dengan dukun bayi yang ada di desa untuk
bekerja sama dalam pertolongan persalinan. Bidan dapat memberikan imbalan jasa
yang sesuai apabila dukun menyerahkan ibu hamil untuk bersalin ke tempat bidan.
Dukun bayi dapat dilibatkan dalam perawatan Bayi Baru Lahir (BBL). Apabila cara
tersebut dapat dilakukan dengan baik, maka dengan kesadaran, dukun akan
memberitahukan ibu hamil untuk melakukan persalinan di tenaga kesehatan ( bidan ).
Ibu dan bayi selamat, derap kesehatan ibu dan bayi diwilayah tersebut semakin
meningkat.

4. Prosedur Kerja
a. Metode
Praktikum ini dilaksanakan dengan tugas membuat naskah roleplay pembinaan
dukun dan kader. Hasil praktikum didiskusikan antara pembimbing dan mahasiswa.

a. Persiapan alat dan tempat


Sebelum praktikum mahasiswa harus menyiapkan alat dan mengecek tempat yang
akan digunakan untuk kegiatan praktikum. Mahasiswa menyiapkan peralatan sesuai
dengan kebutuhan yang akan digunakan dan tempat yang akan digunakan.

b. Cara Kerja
Mahasiswa dibagi dalam 3 (Tiga) kelompok, tiap kelompok melakukan observasi
lapangan, menemukan minimal satu permasalahan dalam pelayanan kebidanan dan
mengkritisinya.

1. Daftar Pustaka
Runjati. 2010. Asuhan kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC
Yulifa, Rita, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.
PRAKTIKUM Ke-XI
ROLEPLAY PEMBINAAN PSM
A. Kegiatan Praktikum
1. Tujuan
Secara umum tujuan penyusunan panduan praktikum adalah agar mahasiswa
memahami dan menguasai keterampilan praktikum dari mata kuliah asuhan
kebidanan komunitas

2. Tujuan Khusus
a. Mampu mampu menjelaskan definisi PKDM
b. Mampu mampu menjelaskan ciri-ciri PKDM
c. Mampu melakukan pembinaan dukun dan kader

3. Dasar Teori
a. Definisi
PKMD adalah rangkaian kegiatan masyrakat yang dilakukan dengan cara bergotong
royong dan swadaya. PKMD di lakukan dalam rangka menolong diri (masyarakat)
sendiri untuk mengenal dan memecahkan masalah/kebutuhan yang dirasakan
masyarakat.kegiatan PKMD bertujuan untuk mengembangkan kemampuan masyrakat
baik dalam bidang kesehatan maupun yang berkaitan dengan kesehatan.

a. Ciri-ciri PKMD
1) Kegiatan dilaksanakan atas dasar kesadaran, kemampuan dan prakarsa
masyarakat sendiri dalam arti bahwa kegiatan dimulai dengan kegiatan untuk
mengatasi masalah kesehatan yang memang dirasakan oleh masyarakat sendiri
sebagai kebutuhan.
2) Perencanaan kegiatan ditetapkan oleh masyarakat secara musyawarah dan
mufakat.
3) Pelaksanaan kegiatan berlandaskan pada peran serta aktif dan swadaya
masyarakat dalam arti memanfaatkan secara optimal kemampuan dan sumber
daya yang dimiliki masyarakat
4) Masukan dari luar hanya bersifat memacu, melengkapi dan menunjang; tidak
mengakibatkan ketergantungan.
5) Kegiatan dilakukan oleh tenaga - tenaga masyarakat setempat 6)
Memanfaatkan teknologi tepat guna
7) Kegiatan yang dilakukan sekurang-kurangnya mencakup salah satu dari 8
unsur PHC.

4. Prosedur Kerja
a. Metode
Praktikum ini dilaksanakan dengan tugas Role Play. Mahasiswa dibagal dalam
beberapa kelompok, Mahasiswa membuat naskah role play kemudian dipelajari.
Setelah itu mahasiswa melakukan praktik Role play dibawah pengawasan
pembimbing. Hasil praktikum didiskusikan antara pembimbing dan mahasiswa.
b. Persiapan alat dan tempat
Sebelum praktikum mahasiswa harus menyiapkan alat da mengecek tempat yang
akan digunakan untuk kegiatan praktikum. Mahasiswa menyiapkan peralatan sesuai
dengan kebutuhan yang aka digunakan dan tempat yang digunakan adalah ruangan
Aula Poltekkes Prodi Metro.
c. Cara Kerja
Mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok yang beranggotakan 12 orang,
kemudian mahasiwa membuat naskah role play dan dipelajari. Dengan bimbingan
Dosen atau Pembimbing mahasiswa melakukan praktek langsung yaitu memerankan
peran - peran yang telah ditetapkan dalam naskah role play.

1. Daftar Pustaka
Runjati. 2010. Asuhan kebidanan Komunitas. Jakarta :EGC
Yulifa, Rita, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas.
Jakarta:Salemba Medika
PRAKTIKUM Ke-XII
LOKAKARYA MINI

A. Kegiatan Praktikum
1. Tujuan
Secara umum tujuan penyusunan panduan praktikum adalah agar mahasiswa
memahami dan menguasai keterampilan praktikum dari mata kuliah asuhan
kebidanan komunitas

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran praktikum ini mahasiswa diharapkan
mampu melaksanakan lokakarya mini berdasarkan hasil suvel pendataan di
masyarakat.

3. Dasar Teori
Tabulasi (Tabulating) Adalah kegiatan untuk mengolah data yang diperoleh dalam
tabel yang telah disediakan. Proses tabulasi meliputi mempersiapkan tabel dengan
kolom dan garisnya disusun sesuai dengan kebutuhan, menghitung banyaknya
distribusi frekuensi untuk tiap kategori jawaban atau proses menempatkan data
dalam bentuk tabel dengan cara membuat tabel yang berisikan data sesuai dengan
kebutuhan analisis. Tabel yang dibuat sebaiknya mampu meringkas semua data yang
akan dianalisis. Pemisahan tabel akan menyulitkan peneliti dalam proses analisis
data. G..E.R.Burroughas mengemukakan klasifikasi analisis data sebagai berikut:
a. Tabulasi data (the tabulation of the data)
b. Penyimpulan data (the summarizing of the data)
c. Analisis data untuk tujuan testing hipotesis
d. Analisis data untuk tujuan penarikan kesimpulan Yang termasuk ke dalam kegiatan
tabulasi antara lain:
a) Memberikan skor (scoring) terhadap item-item yang perlu diberi skor
Misalnya tes,angket bentuk pilihan ganda, rating scale, dan sebagainya.
b) Memberikan kode terhadap item-item yang diberi skor.
c) Mengubah jenis data, disesuaikan atau dimodifikasikan dengan teknik
analisis yang digunakan.Misalnya:
1) Data interval diubah menjadi data ordinal dengan membuat tingkatan.
2) Data ordinal atau data interval diubah menjadi data diskrit. Memberikan
kode (coding) dalam hubungan dengan
e. pengolahan data jika akan menggunakan komputer. Dalam hal ini pengolah data
memberikan kode pada semua variabel,kemudian mencoba menentukan tempatnya di
dalam coding sheet (coding form).

4. Prosedur Kerja
a. Metode
Praktikum ini dilakukan dengan metode pengisian angket ke setiap keluarga di
masyarakat, sesuai dengan Kartu Keluarga yang dimiliki. Setelah itu setiap mahasiswa
datang ke rumah atau door to door ke rumah masyarakat untuk bertanya-tanya
mengenai kesehat keluarga tersebut. Kemudian hasil praktikum dimasukkan ke dalam
tabel kemudian dianalisis.

b. Cara Kerja
1) Mahasiswa menyiapkan angket yang akan di tanyakan kepada masing-masing
kepala keluarga di masyarakat dalam satu RT
2) Mahasiswa terjunkemasyarakat secara door to door
3) Setalah mendapatkan data dimasyarakat, mahasiswa membuat tabel dan
memasukkan data di dalam tabel tersebut
4) Setelah data dibuat menjadi tabel, mahasiswa diharapkan mampu menganalisis
hasil pendataannya

5. Daftar Pustaka
Anderson, Elizabeth T, dkk. 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan
Praktik, edisi 3. Jakarta: EGC

Dermawan, Deden. 2012. Buku AjarKeperawatan Komunitas. Yogyakarta :Gosyen


Publishin
PRAKTIKUM Ke-XIII
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DAN MANAJEMEN TERPADU
BAYI MUDA (MTBM) DAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG

A. Kegiatan Praktikum
1. Tujuan
Secara umum tujuan penyusunan panduan praktikum adalah agar mahasiswa
memahami dan menguasai keterampilan praktikum dari mata kuliah asuhan
kebidanan komunitas

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan praktikum mahasiswa mampu memberikan asuhan manajemen
terpadu balita sakit (MTBS) dan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) dan deteksi dini
tumbuh kembang. Capaian pembelajaran yang akan dicapai setelah mengikuti kegiatan
praktikum, mahasiswa diharapkan mampu:
a. Melakukan klasifikasi dan pengobatan batuk
b. Melakukan klasifikasi dan pengobatan diare
c. Melakukan klasifikasi dan pengobatan demam (DBD/Malaria)
d. Menentukan status gizi bayi/balita
e. Menentukan kunjungan ulang yang harus dilakukan oleh keluarga

3. Dasar Teori
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah suatu pendekatan yang digagas oleh WHO
dan UNICEF untuk menyiapkan petugas kesehatan melakukan penilaian, membuat
klasifikasi serta memberikan tindakan kepada anak terhadap penyakit-penyakit yang
umumnya mengancam jiwa. MTBS bertujuan untuk meningkatkan keterampilan petugas,
memperkuat sistem kesehatan serta meningkatkan kemampuan perawatan oleh keluarga dan
masyarakat yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1999. MTBS dalam kegiatan di
lapangan khususnya di Puskesmas merupakan suatu sistem yang mempermudah pelayanan
serta meningkatkan mutu pelayanan.

4. Prosedur Kerja
a. Metode
Praktikum ini dilaksanakan dengan metode demonstrasi. Pembimbing praktikum
melakukan demonstrasi. Setelah itu setiap mahasiswa melakukan praktikum dibawah
pengawasan pembimbing. Hasil praktikum didiskusikan antara pembimbing dan
mahasiswa.
b. Prinsip
Prinsip asuhan manajemen terpadu balita sakit (MTBS) dan manajemen terpadu bayi
muda (MTBM) adalah, mahasiswa harus memahami terlebih dahulu klasifikasi-
klasifikasi penyakit dan pengobatan yang ada di buku bagan MTBS.
c. Persiapan alat
1. Format MTBS dan MTBM
2. Bollpoint
3. Buku bagan MTBS
d. Cara kerja
1) Ketika anak sakit datang ke ruang pemeriksaan, petugas kesehatan akan menanyakan kepada
orang tua/wali secara berurutan, dimulai dengan memeriksa tanda-tanda bahaya umum
seperti:
a) Apakah anak bisa minum/menyusu?
b) Apakah anak selalu memuntahkan semuanya?
c) Apakah anak menderita kejang? Kemudian petugas akam melihat/memeriksa apakah anak
tampak letargis/tidak sadar?

2) Setelah itu petugas kesehatan akan menanyakan keluhan utama lain:


a) Apakah anak menderita batuk atau sukar bernafas?
b) Apakah anak menderita diare?
c) Apakah anak demam?
d) Apakah anak mempunyai masalah telinga?

e) Memeriksa status gizi f) Memeriksa anemia


g) Memeriksa status imunisasi
h) Memeriksa pemberian vitamin A
i) Menilai masalah/keluhan-keluhan lain
3) Berdasarkan hasil penilaian hal-hal tersebut di atas, petugas akan mengklasifikasi
keluhan/penyakit anak, setelah itu melakukan langkah-langkah tindakan/ pengobatan yang telah
ditetapkan dalam penilaian/ klasifikasi. Tindakan yang dilakukan antara lain:
a) Mengajari ibu cara pemberian obat oral di rumah;
b) Mengajari ibu cara mengobati infeksi lokal di rumah;
c) Menjelaskan kepada ibu tentang aturan-aturan perawatan anak sakit di rumah, misal aturan
penanganan diare di rumah;
d) Memberikan konseling bagi ibu, misal: anjuran pemberian makanan selama anak sakit
maupun dalam keadaan sehat;
e) Menasihati ibu kapan harus kembali kepada petugas kesehatan, dan lain-lain.

4) Selain itu di dalam MTBS terdapat penilaian dan klasifikasi bagi Bayi Muda berusia kurang
dari 2 bulan, yang disebut juga Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM). Penilaian dan
klasifikasi bayi muda di dalam MTBM terdiri dari:
a) Menilai dan mengklasifikasikan untuk kemungkinan penyakitsangat berat atau infeksi bakteri;
b) Menilai dan mengklasifikasikan diare;
c) Memeriksa dan mengklasifikasikan ikterus;
d) Memeriksa dan mengklasifikasikan kemungkinan berat badan rendah dan atau
masalahpemberian Air Susu Ibu (ASI). Di sini diuraikan secara terperinci cara mengajari ibu
tentang cara meningkatkan produksi ASI, cara menyusui yang baik, mengatasi masalah
pemberian ASI secara sistematis dan terperinci, cara merawat tali pusat, menjelaskan kepada ibu
tentang jadwal imunisasi pada bayi kurang dari 2 bulan, menasihati ibu cara memberikan cairan
tambahan pada waktu bayinya sakit, kapan harus kunjungan ulang, dil;
e) Memeriksa status penyuntikan vitamin K1 dan imunisasi;
f) Memeriksa masalah dan keluhan lain.
5. Daftar Pustaka
Depkes RI, (2006) Modul Manajemen Terpadu Balita Sakit, Direktorat Bina Kesehatan
Anak, Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta. Stimulasi,deteksi dan intervensi dini
tumbuh kembang anak ditingkat pelayanan kesehatan dasar.2005.Pedoman
pelaksanaan.Jakarta.Kementrian kesehatan RI
PRAKTIKUM Ke-XIV
KEBIDANAN DI KOMUNITAS

A. Kegiatan Praktikum
1. Tujuan
Secara umum tujuan penyusunan panduan praktikum adalah agar mahasiswa
memahami dan menguasai keterampilan praktikum dari mata kuliah asuhan
kebidanan komunitas

2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu melakukan Pendokumentasian asuhan kebidanan di komunitas.

3. Dasar Teori
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti bahan pustaka, baik yang
berbentuk tulisan maupun rekaman lainnya seperti dengan pita suara/cassete,
vidio,film,gambar dan foto (suyono trino). Dalam kamus besar bahasa indonesia
adalah surat yang tertulis/tercetak yang dapat di pakai sebagai bukti keterangan
(seperti akta kelahiran, surat nikah, surat perjanjian, dan sebagainya). Dokumen
dalam bahasa inggris berarti satu atau lebih lembar kertas resmi (offical) dengan
tulisan di atasnya. Secara umum dokumentasi dapat di artikan sebagai suatu catatan
otentik atau semua surat asli yang dapat di rtikan sebagai suatu catatan otentik atau
semua surat asli yang dapat di buktikan atau di jadikan bukti dalam persoalan
hukum. Dokumentasi adalah suatu proses pencatatan, penyimpanan informasi data
atau fakta yang bermakna dalam pelaksanaan kegiatan (peter Sali).

4. Prosedur Kerja
a. Metode
Praktikum ini dilaksanakan dengan tugas pendokumentasian. Mahasiswa membuat
pendokumentasian asuhan kebidanan di komunitas. Hasil praktikum didiskusikan
antara pembimbing dan mahasiswa. b. Persiapan alat dan tempat Sebelum praktikum
mahasiswa harus menyiapkan alat dan mengecek tempat yang akan digunakan untuk
kegiatan praktikum. Mahasiswa menyiapkan peralatan sesuai dengan kebutuhan yang
akan digunakan dan tempat yang digunakan adalah ruangan Aula Poltekkes Prodi
Kebidanan Metro.

b. Cara Kerja
Mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok yang beranggotakan 12 orang,
kemudian mahasiwa membuat pendokumentasian asuhan kebidanan di komunitas.

5. Daftar Pustaka
Karwati, dkk.2011.Asuhan Kebidanan V Kebidanan Komunitas. Jakarta: Trans info
media.
Niken, dkk.2009.Kebidanan Komunitas.Yogyakarta: Fitramaya

Anda mungkin juga menyukai