Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN KASUS INDIVIDU

PRAKTIK KEBIDANAN FISIOLOGIS HOLISTIK NEONATUS,


BAYI, BALITA DAN ANAK PRASEKOLAH

NAMA MAHASISWA : FIRDA WIDIE NURANNISA (221143046)


TEMPAT PRAKTIK : PMB Joan Novita Sanggau
TANGGAL PRAKTIK : 30 Januari – 18 Februari 2023
PEMBIMBING : AFFI ZAKKIYA,S.ST,MPH

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES PONTIANAK JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
LAPORAN KASUS INDIVIDU

ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGIS HOLISTIK NEONATUS, BAYI,


BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH NY.J DI PMB JOAN
NOVITSANGGAU TAHUN 2022/2023

Diusulkan Oleh

FIRDA WIDIE NURANNISA


NIM : 221143046

Telah disetujui oleh Pembimbing


Di Pontianak Pada Tanggal Januari 2023

Pembimbing Institusi Pembimbing Lapangan

Joan Novita, A.Md.Keb


Affi Zakkiya, S.ST,MPH
NIP. 197711052005022004
NIDN. 4003109001

Ketua Program Studi Sarjana Terapan


dan Pendidikan Profesi Bidan

Dianna S.SiT.,M.Keb
NIP. 197712042006042009

ii
BIODATA

Nama : Firda Widie Nurannisa

Tempat/Tgl Lahir : Ketapang,12 Maret 1999

Agama : Islam

Alamat Rumah : Jalan Cempaka Gang Bogor Permai (Sanggau)

No Hp : 0821-5554-4386

RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun 2005 : Taman Kanak Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sanggau


Tahun 2011 : Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sanggau
Tahun 2014 : SMPN 01 Sanggau
Tahun 2017 : SMAN 03 Sanggau
Tahun 2021 : DIV Kebidanan Poltekkes Kemenkes Pontianak

iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas rahmat dan karunia yang telah diberikan kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus ini sebagai salah satu syarat
menyelesaikan stase VI (Stase Asuhan Fisiologis Neonatus, Bayi, Balita dan Anak
Pra Sekolah) dalam kegiatan praktik klinik Program Profesi Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Pontianak.Dalam penyusunan Laporan Kasus ini, penulis juga ingin
mengucapakan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr.Kelana K.Dharma,S.Kp.,M.Kes selaku Direktur Poltekkes
Kemenkes Pontianak.
2. Ibu Dini Fitri Damayanti, S.Si.T, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Pontianak.
3. Ibu Dianna S.SiT.,M.Keb selaku Ketua Program Sarjana Terapan dan
Pendidikan Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Pontianak.
4. Ibu Affi Zakiyya, S.ST, MPH selaku Pembimbing Institusi Program Profesi
Bidan Poltekkes Kemenkes Pontianak
5. Ibu Joan Novita A.Md,Keb selaku pemilik Praktek dan Pembimbing
Lapangan Mandiri Bidan (PMB) Joan Novita A.Md,Keb
6. Ny. J sebagai pasien yang telah bersedia dan bekerjasama dalam menerima
asuhan kebidanan.
7. Kepada Staff Jurusan Kebidanan Selaku Bagian Sistem Administrasi Jurusan
yang turut membantu dalam pelayanan di Poltekkes Kemenkes Pontianak.
Dengan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman dalam menyelesaikan
laporan ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan
Laporan Kasus ini. Untuk itu, Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Kasus
ini berguna bagi pembaca dan tenaga kesehatan umumnya serta penulis dan
tenaga bidan khususnya.
Sanggau, Januari 2023

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN.........................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................iii
KATA PENGANTAR.....................................................................................iv
DAFTAR ISI.....................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B.Rumusan Masalah.......................................................................................3
C.Tujuan ........................................................................................................4
D Manfaat.......................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................5
A. Bayi Baru Lahir ........................................................................................5
B. Bayi BBLR.................................................................................................9
C. Metode Kangguru..................................................................................... 9
C. Asuhan Kebidanan Berdasarkan Evidence Based Midwifery .......... 15
BAB III TINJAUAN KASUS.........................................................................18
A.PENGKAJIAN .........................................................................................18
BAB IV PEMBAHASAN ..............................................................................20
A.Pembahasan..............................................................................................20
BAB V KESIMPULAN .................................................................................25
A.Kesimpulan .............................................................................................25
B.Saran .........................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 - 4000 gram,
cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan kongenital
(cacat bawaan) yang berat (Kukuh Rahardjo, 2014). Sedangkan, asuhan
pada bayi baru lahir normal adalah asuhan yang diberikan pada bayi baru
lahir tersebut selama satu jam pertama setelah kelahiran, sebagian besar
bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha nafas spontan dengan
sedikit bantuan. Adapun permasalahan yang terjadi pada bayi baru lahir
adalah asfiksia neonatorum, ikterus, perdarahan tali pusat, kejang, BBLR,
hipotermi, dll (Muslihatun, 2015).
Bayi Baru Lahir memiliki resiko ganggguan kesehatan paling
tinggi, berbagai masalah kesehatan bisa muncul. Sehingga tanpa
penanganan yang tepat, biasa berakibat fatal. Menurut World Health
Organization (WHO) pada tahun 2012 kira-kira 3% (3,6 juta) dari 120 juta
bayi lahir mengalami Asfiksia, hampir 1 juta bayi ini kemudian
meninggal. Pada tahun 2012 jumlah angka kematian Bayi Baru Lahir
(neonatal) di Indonesia mencapai 31 per 1000 kelahiran hidup. Masalah ini
perlu mendapatkan perhatian yang serius. Adapaun penyebab kematian
bayi tersebut diantaranya adalah Bayi Berat Lahir Rendah, Asfiksia,
Trauma Jalan Lahir, Infeksi dan lain-lain. Dari beberapa faktor yang
menyebabkan kematian bayi, Asfiksia merupakan penyebab kedua
kematian Bayi Baru lahir setelah Bayi Berat Lahir Rendah.
Sustainable Development Goals (SDGs) menargetkan angka
kematian bayi dan balita masing-masing maksimum 12 dan 25 setiap
1.000 kelahiran hidup di tahun 2030. Akan tetapi, berdasarkan data SDKI
2012 angka kematian bayi dan balita, 32 dan 40 per 1.000 kelahiran hidup.
Periode segera setelah bayi baru lahir merupakan awal yang tidak
menyenangkan bagi bayi tersebut. Hal ini disebabkan oleh lingkungan

1
kehidupan sebelumnya (intrauterin) dengan lingkungan kehidupan
sekarang (ekstrauterin) yang sangat berbeda. Di dalam uterus janin hidup
dan tumbuh dengan segala kenyamanan karena ia tumbuh dan hidup
bergantung penuh pada ibunya. Sedangkan, pada waktu kelahiran, setiap
bayi baru lahir akan mengalami adaptasi atau proses penyesuaian fungsi –
fungsi vital dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar uterus.
Kemampuan adaptasi fisiologis ini disebut juga homeostasis atau
kemampuan mempertahankan fungsi – fungsi vital, bersifat dinamis,
dipengaruhi oleh tahap pertumbuhan dan perkembangan intrauterin.
Adaptasi segera setelah lahir meliputi adaptasi fungsi- fungsi vital
(sirkulasi, respirasi, susunan saraf pusat, pencernaan dan metabolisme).
Oleh karena itu, bayi baru lahir memerlukan pemantauan ketat dan
perawatan yang dapat membantunya untuk melewati masa transisi
dengan berhasil (Muslihatun, 2015).

Penanganan bayi baru lahir memerlukan upaya bersama tenaga


kesehatan khususnya bidan dengan memberikan asuhan komprehensif
sesuai dengan Permenkes RI No.28 2017 sejak bayi dalam kandungan,
selama persalinan, segera sesudah melahirkan serta melibatkan keluarga
dan masyarakat dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas
seperti mengajarkan cara merawat tali pusat, cara memandikan bayi serta
cara menyusui yang benar dan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
selanjutnya akan menghasilkan bayi yang sehat.
Dari uraia di atas penulis tertarik untuk mengambil kasus yang
berjudul Asuhan Kebidanan pada Holistik neonates, bayi, balita dan anak
prasekolah di PMB Marfuah Kabupaten Sanggau dimana untuk data BBL
pada bulan Januari sampai November 2022 terdapat 769 BBL.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah pada
laporan pendahuluan ini adalah “Bagaimanakah asuhan kebidanan bayi
baru lahir pada By. Ny. Z di PMB Marfauh Sanggau?

1
2

C. Tujuan
A. Tujuan Umum
Penulis dapat menerapkan asuhan kebidanan bayi baru lahir di PMB
Joan Novita Sanggau sesuai dengan standar manajemen kebidanan.
B. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data dasar secara lengkap pada
Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
b. Mampu menginterprestasi data serta menemuka asuhan kebidanan
serta menemukan diagnosa, masalah dan kebutuhan pada bayi
baru lahir.
c. Mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi asuhan
kebidanan fisiologis holistic pada bayi baru lahir sesuai Evidence
Based Midwifery (EBM) yang telah dilakukan critical appraisal.

D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan pengalaman tentang pemberian “Asuhan
Kebidanan Fisiologis Bayi Baru Lahir” secara berkesinambungan
dengan pendekatan manajemen kebidanan.
2. Bagi Lahan Praktik
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan studi banding
dalam melaksanakan “Asuhan Kebidanan Fisiologis Holistik Bayi
Baru Lahir”.
3. Bagi Institusi Pendidikan Poltekkes Kemenkes Pontianak
Sebagai metode penilaian pada mahasiswa dalam melaksanakan tugas
penyusunan laporan kasus, membimbing dan mendidik mahasiswa
agar lebih terampil dalam memberikan “Asuhan Kebidanan Fisiologis
Bayi Baru Lahir” serta sebagai masukan dan sumber bacaan dan
referensi untuk memperluas wawasan mahasiswa Kebidanan.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bayi Baru Lahir Normal
1. Definisi
Menurut (Wahyuni, 2011) Bayi baru lahir disebut juga neonatus
merupakan bayi yang baru mengalami proses kelahiran, berusia 0-28
hari. BBL memerlukan penyesuaian fisiologis berupa maturasi,
adaptasi (menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan
ekstrauterine) dan toleransi bagi BBL untuk dapat hidup dengan baik.

2. Ciri-ciri Bayi Normal

a. Berat badan 2500-4000 gram.


b. Panjang badan lahir 48-52 cm.
c. Lingkar dada 30-38 cm.
d. Lingkar kepala 33-35 cm.
e. Bunyi jantung 120-160 x/menit.
f. Pernafasan 40-60 x/menit.
g. Kulit kemerahan-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang
cukup terbentuk dan diliputi vernix caseosa, kuku Panjang.
h. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah
sempurna.
i. Genetalia: labia mayora sudah menutupi labia minora (pada
perempuan), testis sudah turun (pada laki-laki).
j. Refleks isap dan menelan sudah terbentuk
k. Refleks moro sudah baik: bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan
gerakan seperti memeluk.
l. Refleks grasping sudah baik: apabila diletakkan suatu benda diatas
telapak tangan, bayi akan menggengam / adanya gerakan refleks.
m. Refleks rooting/mencari puting susu dengan rangsangan tektil pada
pipi dan daerah mulut sudah terbentuk dengan baik.
n. Eliminasi baik: urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam
pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan.
4

Tabel 2.1 Tanda APGAR Bayi Baru Lahir

Tanda 0 1 2

Biru, pucat tungkai biru


Appearance Semuanya merah
tungkai biru Badan pucat, muda

Pulse Tidak teraba <100 >100

Grimace Tidak ada Lambat Menangis kuat

Aktif/fleksi
Gerakan sedikit/fleksi Tungkai
Activity Lemas/lumpuh
tungkai baik/reaksi
melawan
Baik, menangis
Respiratory Tidak ada Lambat, tidak teratur
kuat

Nilai Apgar dilihat melalui tabel Apgar Skor. Setiap penilaian


diberi angka 0,1, dan 2. dari hasil penilaian tersebut mdapat diketahui
apakah bayi normal ( vigorous baby = nilai apgar 7-10), asfiksia
ringan-sedang ( nilai Apgar 4-6) atau bayi menderita asfiksia berat (nilai
Apgar 0-3). Bila nilai Apgar dalam 2 menit tidak mencapai nilai 7, maka
harus dilakukan tindakan resusitasi lebih lanjut.

3. Pencegah Kehilangan Panas


Pada bayi baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya,
dan membutuhkan tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat.
Suhu tubuh bayi merupakan tolak ukur kebutuhan akan tempat yang
hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil. Suhu bayi harus dicatat
Menurut (Nurasiah, 2014)
Cara mencegah terjadinya kehilangan panas pada bayi menurut (Badriah,
2014) yaitu:
a. Mengeringkan tubuh bayi secara seksama
b. Letakkan bayi agar terjadi kontak kulit ibu ke kulit bayi
c. Selimuti ibu dan bayi serta pakaikan topi dikepala bayi
5

d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya


e. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir (jangan
memandikan bayi sebelum 6 jam pasca persalinan)
f. Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat
g. Bayi jangan dibedong terlalu ketat. Agar tidak menghambat gerakan
bayi
4. Asuhan kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Normal
Memberikan asuhan aman dan bersih segera setelah bayi baru lahir
merupakan bagian esensial dari asuhan pada bayi baru lahir seperti jaga
bayi tetap hangat, isap lendir dari mulut dan hidung bayi (hanya jika
perlu), keringkan, pemantauan tanda bahaya, klem dan potong tali pusat,
IMD, beri suntikan Vit K, 1 mg intramuskular, beri salep mata antibiotika
pada kedua mata, pemeriksaan fisik, imunisasi hepatitis B 0.5 ml
intramuscular.

a. Pencegahan infeksi
Bayi lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh
paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan
berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir. Sebelum menangani
bayi, pastikan penolong persalinan telah menerapkan upaya
pencegahan infeksi, antara lain:

1) Cuci tangan secara efektif sebelum bersentuhan dengan bayi.


2) Gunakan sarung tangan yang bersih pada saat menangani bayi
yang belum dimandikan.
3) Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama
klem, gunting, penghisap lender Delee dan benang tali pusat telah
didesinfeksi tingkat tinggi atau steril. Gunakan bola karet yang
baru dan bersih jika akan melakukan penghisapan lendir dengan
alat tersebut (jangan bola karet penghisap yang sama untuk lebih
dari satu bayi).
4) Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan
untuk bayi sudah dalam keadaan bersih. Demikian pula halnya
timbangan, pita pengukur, thermometer, stetoskop, dan benda-
6

benda lain yang akan bersentuhan dengan bayi. Dokumentasi dan


cuci setiap kali setelah digunakan.
b. Penilaian Segera setelah lahir, sambil meletakkan bayi diatas kain
bersih dan kering yang telah dipersiapkan pada perut ibu, segera
lakukan penilaian berikut:
1) Apakah bayi menangis atau bernapas/tidak megap-megap?
2) Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif?

c. Merawat tali pusat

Setelah plasenta lahir dan kondisi ibu dinilai sudah stabil maka
lakukan pengikatan tali pusat atau jepit dengan klem plastik tali pusat
(bila tersedia).
1) Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke
dalam larutan klorin 0,5% untuk membersihkan darah dan sekresi
lainnya.
2) Bilas tangan dengan air DTT.
3) Keringkan dengan handuk atau kain yang bersih dan kering.
4) Ikat tali pusat dengan jarak sekitar 1 cm dari pusat bayi. Gunakan
benang atau klem plastik penjepit tali pusat DTT atau steril. Ikat
kuat dengan simpul mati atau kuncikan penjepit plastik tali pusat.
5) Lepaskan semua klem penjepit tali pusat dan rendam dalam larutan
klorin 0,5%. Biarkan tali pusat yang sudah di ikat terbuka tanpa
dibungkus kasa.

d. Pencegahan Infeksi pada Mata

Salep atau tetes mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan segera
setelah proses IMD dan bayi selesai menyusu, sebaiknya 1 jam setelah
lahir. Pencegahan infeksi mata dianjurkan menggunakan salep mata
antibiotik tetrasiklin 1%.

e. Pencegahan perdarahan

Karena sistem pembekuan darah pada bayi baru lahir belum sempurna,
maka semua bayi akan berisiko untuk mengalami perdarahan tidak
7

tergantung apakah bayi mendapat ASI atau susu formula atau usia
kehamilan dan berat badan pada saat lahir. Perdarahan bisa ringan atau
menjadi sangat berat, berupa perdarahan pada Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi ataupun perdarahan intrakranial. Untuk mencegah kejadian
diatas, maka pada semua bayi baru lahir, apalagi Bayi Berat Lahir
Rendah diberikan suntikan vitamin K1 (Phytomenadione) sebanyak 1 mg
dosis tunggal, intra muskular pada antero lateral paha kiri. Suntikan
Vitamin K1 dilakukan setelah proses IMD dan sebelum pemberian
imunisasi hepatitis B. Perlu diperhatikan dalam penggunaan sediaan
Vitamin K1 yaitu ampul yang sudah dibuka tidak boleh disimpan untuk
dipergunakan kembali.

f. Pemberian imunisasi

Imunisasi Hepatitis B pertama (HB 0) diberikan 1-2 jam setelah


pemberian Vitamin K1 secara intramuskular. Imunisasi Hepatitis B
bermanfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi, terutama
jalur penularan ibu-bayi. Penularan Hepatitis pada bayi baru lahir dapat
terjadi secara vertikal (penularan ibu ke bayinya pada waktu persalinan)
dan horisontal (penularan dari orang lain). Dengan demikian untuk
mencegah terjadinya infeksi vertikal, bayi harus diimunisasi Hepatitis B
sedini mungkin. Penderita Hepatitis B ada yang sembuh dan ada yang
tetap membawa virus Hepatitis B didalam tubuhnya sebagai carrier
(pembawa) hepatitis (Kemenkes, 2012)

B. Konsep Neonatus
1. Pengertian BBLR
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan neonatus yang lahir dengan
berat badan kurang dari normal (2500 gram). BBLR adalah neonatus yang
kelahirannya tanpa melihat masa kehamilan (Pratiwi, 2015).
2. Masalah lazim pada neonates
Dalam memulai kehidupan ektrauterin seorang bayi perlu waktu untuk
bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Penyesuaian diri ini
8

sering menimbulkan masalah ringan maupun berat. Salah satu masalah


lazim yang sering terjadi pada neonatus :

a. Gumoh
Gumoh yaitu keluarnya sebagian isi lambung tanpa didahului rasa
mual dan tanpa peningkatan tekanan dalam perut bayi. Gumoh terjadi
karena lambung bayi masih berada dalam posisi agak mendatar,
sebagian lambung bayi masih berada pada rongga dada, besar lambung
yang relatif kecil, fungsi penutupan mulut lambung dan esofagus belum
sempurna (Kemenkes RI, 2015).
Dengan adanya sebab diatas, ibu bisa mengatasi gumoh yang terjadi
pada bayinya dengan cara berikut :
1) Menyendawakan bayi dengan cara menegakkan bayi dalam posisi
berdiri menghadap dada ibu dan diberi tepukan ringan pada
punggung bayi selama beberapa saat.
2) Setelah selesai menyusu, bayi diletakkan/digendong dengan posisi
kepala lebih tinggi dari kaki sekitar 30 – 45 derajat (Kemenkes RI,
2015).

Pemeriksaan dan diagnosis yang bisa dilakukan dan temukan saat


bidan menjumpai kasus seperti diatas sebaiknya bidan melakukan
anamnesa lebih lanjut mengenai riwayat kehamilan misalnya infeksi
sebelum persalinan, riwayat persalinan seperti KPD, riwayat bayi
baru lahir seperti keluar lendir berbusa dan
9

tidak BAB dan BAK dalam waktu 2 hari. Diagnosa perlu ditentukan
sedini mungkin agar penanganannya dapat mencapai hasil yang baik
(Saiffudin, 2019).
Anamnesa yang lengkap dalam riwayat ibu tersebut sangat
membantu dalam menegakkan diagnose muntah atau gumoh berlebih
pada bayi. Berikut tabel dignosa banding pada muntah berlebih bayi
dengan melihat hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik.

Diangnosis muntah dan atau distensi abdomen


Sumber: Subekti, dkk, 2018
b. Penanganan yang dapat diberikan :
1) Puskesmas
Mempertahankan ASI saja , injeksi antibiotik 1 kali dan rujuk ke
Rumah Sakit, mempertahankan suhu tubuh bayi.

2) Rumah Sakit

Memasang infus, memberikan antibiotik ampisilin dan gentamisin,


ASI tetap diberikan dengan memperhatikan pentalaksanaan
dehidrasi, mempertahankan suhu tubuh normal, dapat dilakukan
pemeriksaan seperti X-ray, pemeriksaan darah, foto rontgen
10

abdomen dan dilakukan pembedahan (Saiffudin, 2019).


11

c. Kunjungan Neonatal (KN)

Kunjungan Neonatal (KN) adalah pelayanan kesehatan kepada


neonatus sedikitnya 3 kali yaitu KN 1 pada 6 jam sampai dengan 48
jam setelah lahir, KN 2 pada hari ke 3 s/d 7 hari dan KN 3 pada hari ke
8 – 28 hari (Kemenkes RI, 2015).

Pada bayi baru lahir diberikan vaksin Hepatitis B yang paling


baik diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir dan didahului
pemberian vit.K 1 (IDAI, 2011) dan menurut Kemenkes RI (2015)
jarak pemberian vaksin Hepatitis B 1 jam setelah vitamin K. Vaksinasi
selanjutnya dapat menggunakan vaksin Hepatitis B monovalen atau
vaksin kombinasi. Vaksin Hepatitis B dilanjutkan pada usia 1 dan 3-6
bulan dengan interval dosis minimal 4 minggu (IDAI, 2011). Setelah
pemberian vaksin ini selanjutnya diberikan vaksin BCG yang berfungsi
untuk mencegah penyakit TBC pada bayi, dianjurkan sebelum umur 3
bulan, optimal umur 2 bulan (Hidayat, 2018).
d. Asuhan pada Neonatus
12

E. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir sesuai dengan Evidence Based
Midwifery
Bayi baru lahir merupakan aset berharga yang memerlukan
perlakuan khusus untuk orang tua dalam menjaga anak dari infeksi.
Infeksi ini merupakan salah satu penyumbang angka kematian bayi, maka
dari itu seorang ibu harus melakukan perlindungan untuk bayinya. Usaha
yang dapat dilakukan meliputi peningkatan upaya higienis yang maksimal
agar terhindar dari kemungkinan terkena infeksi. Memandikan bayi
merupakan salah satu pencegahan dari infeksi dan untuk meningkatkan
upaya higienis (Rukiyah, Y, 2012).
Dalam jurnal Ririn anggraini (2020) yang berjudul “Pengaruh
asuhan kebidanan pada bayi baru lahir terhadap kemampuan ibu dalam
memandikan bayi dan merawat tali pusat bayi baru lahir di BPM
Lismarini Palembang” diketahui bahwa Setelah pemberian asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir dalam memandikan bayi jauh lebih banyak
ibu yang mampu dalam memandikan bayinya, dibandingkan dengan ibu
yang tidak diberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.
Ketidaktahuan orang tua ini khususnya timbul dari orang tua yang tidak
mau tahu bagaimana cara memandikan bayinya malah menyerahkan
bayinya kepada baby sister atau kepada orang tua mereka, kurangnya
pengetahuan ini karena latar belakang rendahnya pendidikan. Ibu yang
bisa dalam memandikan bayinya sendiri tentunya ia akan merasa senang
karna mampu dalam memenuhi salah satu tugasnya menjadi seorang ibu.
Dari penelitian ini pemberian asuhan perawatan bayi baru lahir khususnya
pada ibu primipara dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan ibu
dalam memandikan bayi baru lahir. Dari penelitian ini diharapkan agar
setiap tenaga kesehatan dapat memberikan asuhan perawatan bayi baru
lahir khususnya pada ibu primipara dalam memandikan bayi sehingga
setelah pasca salin ibu dapat menerapkan asuhan yang telah diberikan, dan
hal ini pula dapat menurunkan ketakutan yang dialami oleh ibu. Dapat
dilihat juga bahwa jumlah responden sebanyak 30 orang, responden yang
diberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir berjumlah
13

15 orang dengan kemampuan memandikan bayi mampu sebanyak 14


(93,3%) responden lebih banyak jika dibandingkan yang kurang mampu
yaitu sebanyak 1 (6,66 %) responden. Sedangkan dari 15 responden yang
tidak diberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir hanya terdapat 3
(20%) responden yang mampu memandikan bayi lebih sedikit dari
responden yang kurang mampu yaitu sebanyak 12 (80%) responden.
Berdasarkan uji statistik t-test dengan derajat kepercayaan 95% dengan
tingkat kemaknaan (α) = 0,05, didapatkan ρ Value hitung 0,000 yaitu < (α)
0,05 menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan (bermakna) antara
pemberian asuhan memandikan bayi dengan tingkat kemampuan ibu. Saat
memandikan bayi dirumah, usahakan tali pusat tidak basah. Minyak,
bedak, atau jamu-jamuan tidak perlu diberikan pada tali pusat karena akan
membuat basah dan lembab. Beberapa tanda umum infeksi pada tali pusat
antara lain tali pusat tercium bau dan dapat terlihat nanah, tampak
kemerahan pada kulit sekeliling tali pusat, nyeri tekan di sekitar pusat, dan
dapat diikuti dengan demam. Apabila ditemukan adanya infeksi pada tali
pusat, langkah pertama yang dapat dilakukan di rumah adalah orangtua
jangan panik, bersihkan ujung tali pusat menggunakan alkohol swab 70%,
bayi tetap diminumkan ASI selama bayi sadar, dan segera dibawa ke
dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut (Devina, 2019)
Menurut Abera Mersha (2017) dalam jurnal “Essential newborn
care practice and its predictors among mother who delivered within the
past six months in Chencha District, Southern Ethiopia, 2017” di ketahui
bahwa Berbagai penelitian telah dilakukan, tetapi mereka gagal dalam
menilai petugas kesehatan yang memberikan perawatan bayi baru lahir
yang esensial, aspek sistem perawatan kesehatan, dan kepercayaan
tradisional yang berbeda.Dengan demikian, tujuan utama dari penelitian
ini adalah untuk mengisi kesenjangan dari penelitian sebelumnya yang
disebutkan di atas, menilai praktik perawatan bayi baru lahir esensial ibu
saat ini dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi praktik
perawatan bayi baru lahir di Distrik Chencha, Ethiopia Selatan. Hasil
penelitian Sri Mutia Batu Bara (2014) di desa Kota Datar Kecamatan
14

Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang menyebutkan bahwa jumlah


infeksi pada tali pusat pada tahun 2013 berjumlah 65% kemudian
meningkat menjadi 80% pada tahun 2014, kondisi ini menunjukkan bahwa
angka infeksi tali pusat semakin meningkat. Rendahnya pengetahuan
tentang perawatan tali pusat diduga turut menjadi faktor penyebab
tingginya angka kematian akibat infeksi tali pusat, (Iis Sinsin, 2015).
Infeksi tali pusat pada dasarnya dapat dicegah dengan melakukan
perawatan tali pusat yang baik dan benar, yaitu dengan prinsip perawatan
kering dan bersih. Pemakaian antimikrobial topikal pada perawatan tali
pusat dapat mempengaruhi waktu pelepasan tali pusat, yaitu merusak flora
normal sekitar tali pusat sehingga memperlambat pelepasan tali pusat
(Retniati, 2015).Pemberian antiseptik pada tali pusat tidak diperlukan,
karena resiko terjadinya kontaminasi adalah kecil, yang penting terjaga
kebersihannya. Berbeda dengan bayi yang dirawat di rumah sakit,
penggunaan antiseptik mungkin diperlukan untuk mengurangi terjadinya
infeksi pada tali pusat (Ratri Wijaya, 2015)
Infeksi pada tali pusat atau jaringan kulit di sekitar tali pusat ditandai
dengan tali pusat merah, bengkak, mengeluarkan nanah, dan berbau busuk.
Infeksi tali pusat umumnya dialami oleh bayi yang baru lahir,yangsistem
kekebalan tubuhnya belum terbentuk sempurna.Infeksi ini dialami dalam
kurun waktu beberapa hari setelah kelahiran bayi. Gejala infeksi tali pusat
tidak langsung tampak secara kasat mata pada awal-awal kehidupan bayi.
Infeksi biasanya dimulai dengan tanda-tanda kemerahan dan keluar nanah
setelah 3 hingga 9 hari kelahiran

Kesimpulan Studi ini menunjukkan bahwa tingkat praktik


perawatan bayi baru lahir esensial saat ini rendah. Beban kematian
neonatal dan kesehatan yang buruk terkonsentrasi di antara populasi yang
terpinggirkan dan termiskin di negara-negara Afrika Sub-Sahara dan Asia
Selatan. Untuk mengilustrasikannya, UNICEF telah menyatakan bahwa,
"periode sekitar kelahiran merupakan jendela peluang kritis untuk
pencegahan dan pengelolaan komplikasi ibu dan bayi baru lahir, yang jika
tidak dapat berakibat fatal.Perawatan bayi baru lahir esensial (ENC)
15

adalah serangkaian tindakan yang dibutuhkan setiap bayi baru lahir


terlepas dari di mana ia dilahirkan atau ukurannya.
16

Peningkatan layanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir berbasis


masyarakat, termasuk penyediaan perawatan bayi baru lahir segera,
stimulasi awal dan resusitasi bayi baru lahir, pencegahan dan manajemen
hipotermia, manajemen pra neonatus cukup bulan dan berat badan lahir
rendah (BBLR), dan pengelolaan sepsis neonatorum dan penyakit yang
sangat parah di tingkat masyarakat. Sepengetahuan penulis, penelitian juga
mengabaikan untuk menilai proporsi anak yang menerima ENC dan
faktor-faktor yang menghambat penyediaan layanan di kalangan ibu.

Dalam Jurnal Alessandra N. Bazzano (2016) yang berjudul


“Newborn Care in the Home and Health Facility: Formative Findings for
Intervention Research in Cambodia” di ketahui bahwa Faktor penting
dalam keberhasilan intervensi kesehatan bayi baru lahir, dan bergerak ke
skala, adalah desain yang tepat dari program dan strategi berbasis
masyarakat untuk implementasi local. Pengumpulan dan penyebaran data
tentang praktik perawatan bayi baru lahir dari pengaturan seperti ini dapat
berkontribusi pada upaya untuk memajukan kelangsungan hidup,
pertumbuhan dan perkembangan bayi baru lahir untuk penelitian
intervensi, dan untuk program kesehatan bayi baru lahir di masa depan.
Tujuan dari studi intervensi fasilitas kesehatan untuk mempercepat
pengurangan kematian bayi baru lahir (NICCI) adalah untuk berkontribusi
pada pengurangan kematian dan kesakitan bayi baru lahir dengan
menangani pengendalian infeksi di Puskesmas lini pertama selama periode
perinatal, meningkatkan pengenalan penyakit bayi baru lahir, dan
memfasilitasi rujukan segera ke perawatan yang tepat. di tingkat
masyarakat dan fasilitas. Hipotesis utama dari penelitian kualitatif yang
dilakukan sebelum pelaksanaan intervensi adalah bahwa (1) ada hambatan
untuk perawatan bayi baru lahir yang optimal pada periode perinatal,
termasuk masalah seputar pengendalian infeksi; (2) staf perawatan
bersalin di Puskesmas akan mendapat manfaat dari pelatihan penyegaran
tentang perawatan bayi baru lahir yang esensial; (3) ibu dari bayi baru
lahir dan keluarganya mungkin mengalami kesulitan untuk mengenali
17

tanda-tanda bahaya penyakit bayi baru lahir; dan (4) hambatan yang ada
untuk mencari perawatan untuk bayi baru lahir di masyarakat.Pertanyaan
Semi Terstruktur Wawancara Pengamatan di rumah Foto dan Video
Dokumentasi Diskusi Kelompok Terfokus Kesehatan bayi baru lahir yang
dirasakan masalah (termasuk tanda bahaya); Lokal pemahaman tentang
penyakit; Praktik perawatan bayi baru lahir; Perilaku mencari perawatan;
Praktik rujukan 27 Ibu/Pengasuh; 16 relawan VHSG Kebersihan dan
infeksi praktik pengendalian di Puskesmas; Perawatan bayi baru lahir
praktek; Dirasakan masalah kesehatan bayi baru lahir (termasuk tanda
bahaya) dan rujukan Kebersihan dan infeksi praktik pengendalian di
bidang Kesehatan Pusat dan terkait peralatan dan perlengkapan Data
dikumpulkan Perawatan bayi baru lahir praktek Peserta 4 bayi baru
lahir (kurang dari 29 hari) 10 fasilitas kesehatan dan 4 rumah bayi baru
lahir 2 FGD (8 peserta) Persetujuan etis untuk penelitian ini diperoleh dari
Komite Etika Nasional Kamboja untuk Penelitian Kesehatan dan ditinjau
oleh Institutional Review Board of Tulane University Medical Center.
BAB III
TINJAUAN KASUS
MANAJEMEN KEBIDANAN

Tanggal Kunjungan : 30 Januari 2023


Nomor Register : 238/22
Tempat Pengkajian : PMB Joan Novita Sanggau

A. PENGKAJIAN
Data Subjektif (Anamnesa)

Pada tanggal: 30 Januari 2023 Pukul: 10.55 WIB


1. Identitas Bayi/Anak
Nama bayi : By.Ny. J
Anak ke : 2
Umur bayi : 0 hari
Tgl / jam lahir : 30 januari 2023 /09.50 WIB
Jenis kelamin : Perempuan
Berat badan : 2700 gr
Panjang badan : 48cm
Identitas Orang Tua
Nama Istri : Ny. J Nama Suami : Tn. W
Umur : 26 tahun Umur : 29 tahun
Suku : Melayu Suku : Melayu
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak Bekerja Pekerjaan : Swasta
Alamat : jl. Ampera kabupaten sanggau
Telpon : 089693xxxxxx

Keluhan utama : ibu mengatakan senang atas kelahiran bayinya dan tidak ada
keluhan

17
a. Riwayat Kehamilan Ini
Pemeriksaan Ante Natal
- Trimester I
ANC : Teratur / Tidak Frekuensi : 2x, oleh bidan
Keluhan : Sering Kencing
- Trimester II
ANC : Teratur / Tidak Frekuensi : 3x, oleh : bidan
Keluhan : Nyeri Punggung
- Trimester III
ANC : Teratur / Tidak Frekuensi : 3x, oleh : bidan
Keluhan : Sering Kencing

Imunisasi TT : 3x
HPHT : 01-05 -2022 TP : 08-02-2022
Golongan darah ibu : O
Golongan darah ayah : O
Kebiasaan saat hamil
- Makanan : tidak ada
- Obat-obatan / Jamu : tidak ada
- Merokok lain-lain : tidak ada

18
b. Riwayat Penyakit Kehamilan
Perdarahan : tidak ada
Pre ekslampsi : tidak ada
Ekslamsi : tidak ada
Penyakit kelamin : tidak ada
Lain-lain : tidak ada
c. Riwayat Persalinan Sekarang
Jenis persalinan : Spontan
Usia kehamilan : 39 minggu
Ditolong oleh : Bidan
Lama persalinan :
- Kala I : 2 Jam- 1Menit
- Kala II : - Jam 20 Menit
Ketuban
- Pecah : Spontan / Amniotomi
- Warna : putih keruh. Bau / Tidak
- Jumlah : 150 cc
Pengobatan / anastesi selama persalinan: tidak ada
Komplikasi persalinan
- Ibu : tidak ada

Keadaan Bayi Baru Lahir

Nilai APGAR

KRITERIA 1 MENIT 5 MENIT


1. Denyut jantung 2 2
2. Usaha bernafas 2 2
3. Tonus otot 2 2
4. Refleks 1 2
5. Warna kulit 2 2
TOTAL 9 10
Resusitasi
Pengisapan lender : Tidak / Ya Rangsangan : Tidak / Ya
Ambu : Tidak / Ya Lamanya : -.menit
Message jantung : Tidak / Ya Lamanya : -.menit
Intubasi endotgakeal: Tidak / Ya Lamanya : -.menit
Oksigen : Tidak / Ya Lamanya : -.menit
Terapi : Tidak / Ya Lamanya : -.menit
Keterangan : Tidak / Ya Lamanya : -.menit
B. Data Objektif

1. Keadaan umum : Baik


Kesadaran : Compos Mentis
Panjang badan : 48cm
Berat badan sekarang : 2700 gram
2. Tanda-tanda vital
Denyut jantung : 140x/ menit Sifat : teratur
Pernafasan : 50 x / menit Sifat : teratur
Suhu axilia : 36,6oC
3. Pemeriksaan fisik
Kepala : Simetris, tidak ada caput succedeneum
Muka : Simetris, tidak ada kelainan
Ubun-ubun : Ubun ubun besar belum menutup
Mata : Simetris, tidak ada tanda-tanda infeksi
Telinga : Simetris, tidak ada kelainan.
Mulut : Norml
Hidung : Simetris.
Leher : Tidak pembengkakan dan benjolan
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dada.
Tali pusat : Segar, tidak layu, tidak perdarahan.
Punggung : Normal
Ekstremitas : Aktif, polidaktili (-), sindaktili (-)
Genetalia : Labia mayora sudah menutupi labia minora.

11
Anus : Positif
4. Refleks
Refleks Morro : Positif
Refleks Rooting : Positif
Refleks Walking : Positif
Refleks Graphs / Plantar : Positif
Refleks Sucking : Positif
Refleks Tonic Neck : Positif
5. Antropometri
Lingkar kepala : 32cm
Lingkar dada : 31 cm
1. Eliminasi
Miksi: Sudah / Belum Warna : kuning jernih
Mekonium: Sudah / Belum Warna : hijau kehitaman
2. Pemeriksaan Laboratorium
Hb : -mg / dl Ht : -% Bilirubin : -mg / dl
GDS : -mg / dl Gol.Darah : - Rh : -
Lain-lain : -
C. Analisis
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 0 hari
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan bayi bahwa kondisi bayi dalam
keadaan baik, dengan jenis kelamin perempuan.
2. Membersihkan dan mengeringkan tubuh bayi serta menjaga kehangatan
untuk mencegah terjadinya hipotermi.
3. Melakukan perawatan tali pusat tanpa memberikan apapun pada tali
pusat.
4. Memberikan salep mata erlamycetin 1% pada kedua mata bayi dari
pangkal ke ujung
5. Menyuntikkan Vit K 1mg secara IM pada 1/3 paha kiri interolateral
6. Memberikan bayi pakaian lengkap dan gelang tangan sebagai tanda
pengenal
7. Memakaikan bayi pakaian lengkap dan membedongnya

12
8. Menyampaikan pada ibu untuk memberikan ASI Eksklusif
9. Mengajarkan ibu Teknik menyusu yang benar dengan memperhatikan
posisi bayi dan ibu. Memberikan Asi 2 jam sekali
10. Menagnjurkan ibu untuk tetap menajga kehangatan bayinya
11. Melakukan perawatan rooming-in pada ibu dan bayi.
12. Menjelaskan pada ibu saat memandikan bayi dirumah, usahakan tali
pusat tidak basah, serta minyak, bedak dan jamu-jamuan tidak perlu
diberikan pada tali pusat bayi karena akan membuat basah dan lembab
sehingga bisa terjadinya infeksi.

13
CATATAN
PERKEMBANGAN
KUNJUNGAN ULANG II
Tanggal & Catatan Perkembangan (SOAP) Nama &
Paraf
Jam
S: ibu mengatakan tali pusatnya sudah mulai layu, tetapi belum
01/februari/202 terlepas
3 Tanggal persalinan 30 januari 2023

O: istri : K/U baik


Kesadaran : composmentis
Denyut jantung : 134 x/meniit
Suhu : 36,7 derajat celcius.
Pernafasan : 48x/menit
Tali pusat : tidak ada perdarahan, pengeluaran cairan dan
tidak berbau
Kulit : tidak ikterus

A: neonatus cukup bulan sesuai masa Kehamilan 2 Hari

P:
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan bayi bahwa kondisi
bayi dalam keadaan baik
2. Mengingatkan ibu agar menjaga tali pusat agar tetap
dalam keadaan kering dan bersih (e/ ibu mengerti)
3. Mengingatkan ibu untuk merawat talipusat dengan tidak
di berikan apa pun pada tali pusat (e/ibu mengerti)
4. Mengingatkan ibu kembali agar tetap memberikan ASI
sesring mungkin dan setelah selesai menyusui agar bayi
disendawakan dengan cara punggung dimassase agar
bayi tidak muntah. (e/ibu mengertu
5. Mengingatkan ibu untuk tidak memberikan bayi
makanan atau minuman apapun selain ASI sampai bayi
berusia 6 bulan, hanya ASI saja yang diberika (e/ibu
mengerti)
6. Mengingatkan kembali kepada ibu dan suami tentang
cara menjaga kehangatan bayi dengan cara memakaikan
pakaian, topi, sarung tangan dan selimut yang bersih
serta lembut untuk kulit bayi. (e/ibu mengerti)
7. Memberitahukan kepada ibu dan suami tentang tanda

14
bahaya pada bayi baru lahir seperti, bayi tidak mau
menyusui, kejang-kejang, sesak nafas, bayi merintih
atau menangis terus menerus, tali pusat kemerahan
sampai kedinding perut dan berbau atau bernanah,
demam tinggi, mata bayi bernanah, diare, kulit dan mata
bayi tampak kuning, tinja bayi saat buang air besar
berwarna pucat. (e/ibu mengerti)
8. Memberitahukan kepada ibu bahwa aka nada kunjungan
ulang pada hari ke 4 atau tanggal 03/02/2023 (e/ibu
bersedia)

15
CATATAN
PERKEMBANGAN
KUNJUNGAN ULANG II
Tanggal & Catatan Perkembangan (SOAP) Nama &
Paraf
Jam
S: ibu mengatakan tali pusatnya sudah akan terlepas dan mulai
03/februari/202 mengering
3 Tanggal persalinan 30 januari 2023

O: istri : K/U baik


Kesadaran : composmentis
Denyut jantung : 130 x/meniit
Suhu : 36,7 derajat celcius.
Pernafasan : 49x/menit
Tali pusat : tampak mengering, tidak ada perdarahan, tidak
ada pengeluaran cairan dan tidak berbau
Kulit : tidak ikterus

A: neonatus cukup Bulan sesuai masa Kehamilan , usia 4


Hari
P:
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan bayi bahwa
kondisi bayi dalam keadaan baik
2. Mengingatkan ibu agar menjaga tali pusat agar tetap
dalam keadaan kering dan bersih (e/ ibu mengerti)
3. Mengingatkan ibu untuk merawat talipusat dengan
tidak di berikan apa pun pada tali pusat (e/ibu
mengerti)
4. Mengingatkan ibu kembali agar tetap memberikan
ASI sesring mungkin dan setelah selesai menyusui
agar bayi disendawakan dengan cara punggung
dimassase agar bayi tidak muntah. (e/ibu mengertu
5. Mengingatkan ibu untuk tidak memberikan bayi
makanan atau minuman apapun selain ASI sampai
bayi berusia 6 bulan, hanya ASI saja yang diberika
(e/ibu mengerti)
6. Mengingatkan kembali kepada ibu dan suami tentang
cara menjaga kehangatan bayi dengan cara
memakaikan pakaian, topi, sarung tangan dan selimut

16
yang bersih serta lembut untuk kulit bayi (e/ ibu
mengerti)
7. Mengingatkan Kembali kepada ibu dan suami tentang
tanda bahaya pada bayi baru lahir seperti, bayi tidak
mau menyusui, kejang-kejang, sesak nafas, bayi
merintih atau menangis terus menerus, tali pusat
kemerahan sampai kedinding perut dan berbau atau
bernanah, demam tinggi, mata bayi bernanah, diare,
kulit dan mata bayi tampak kuning, tinja bayi saat
buang air besar berwarna pucat. (e/ ibu mengerti)
8. Memberitahukan kepada ibu bahwa kunjungan ulang
dilaksanakan pada hari ke 9 atau tanggal 08/02/2023
(e/ibu bersedia)

17
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pembahasan
Berdasarkan kasus pada By. Ny. J yang lahir cukup bulan di PMB Joan
Novita tanggal 31 Januari 2023 jam 09.50 WIB, segera menangis, bergerak aktif,
apgar 9/10, berat badan 2700 gr, panjang badan 48 cm, denyut jantung
140x/menit, pernafasan 50 x/menit, suhu 36.6oC, kepala tidak ada caput
succedaneum, muka simteris, ubun ubun besar belum menutup, mata dan telinga
simetris, mulut tidak ada kelainan, punggung tidak ada spina. Hal ini sesuai
dengan teori dimana bayi baru lahir normal berat badan 2500-4000 gram, panjang
badan 48-52 cm, lingkar dada 30-38 cm, lingkar kepala 33-35 cm, pernafasan 40-
80 x/menit, suhu 36,5℃ -37,5℃ (Mahayana, 2015). Hal ini sesuai dengan
pendapat dari (Nurasiah, 2014), dalam pedoman tersebut sesuai dengan di
lapangan dan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik dimana tidak
ditemukan infeksi pada hasil dan didukung oleh Hasil penelitian Sri Mutia Batu
Bara (2014) di desa Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli
Serdang menyebutkan bahwa jumlah infeksi pada tali pusat pada tahun 2013
berjumlah 65% kemudian meningkat menjadi 80% pada tahun 2014, kondisi ini
menunjukkan bahwa angka infeksi tali pusat semakin meningkat. Rendahnya
pengetahuan tentang perawatan tali pusat diduga turut menjadi faktor penyebab
tingginya angka kematian akibat infeksi tali pusat, (Iis Sinsin, 2015) Bayi baru
lahir merupakan aset berharga yang memerlukan perlakuan khusus untuk orang
tua dalam menjaga anak dari infeksi. Infeksi ini merupakan salah satu
penyumbang angka kematian bayi, maka dari itu seorang ibu harus melakukan
perlindungan untuk bayinya. Usaha yang dapat dilakukan meliputi peningkatan
upaya higienis yang maksimal agar terhindar dari kemungkinan terkena infeksi.
Memandikan bayi merupakan salah satu pencegahan dari infeksi dan untuk
meningkatkan upaya higienis (Rukiyah, Y, 2012).
Berdasarkan pengkajian kasus di data objektif didapatkan hasil pada
pemeriksaan fisik bayi baru lahir tidak ditemukan kelainan dan refleks pada bayi
juga normal. Hal ini sejalan dengan teori yang mengatakan refleks pada bayi
merupakan responskonvensional yang dilakukan bayi tanpa keterlibatan otak
yang mengendalikan kesadaran. Hilangnya dan munculnya refleks merupakan

18
mekanisme dari kematangan menuju perkembangan motorik yang
normal(Puspita, 2014).
Analisis pada kasus diatas pada asuhan kebidanan didapatkan Neonatus
cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 0 hari. Hal ini sejalan dengan teori yang
mengatakan Neonatus adalah organisme pada periode adaptasi kehidupan
intrauterine ke kehidupan ekstrauterin. Pertumbuhan dan perkembangan normal
masa neonatal adalah 28 hari (Walyani, 2014). Neonatus adalah bayi baru lahir
yang berusia sampai dengan 28 hari (Heryani, 2019).
Penatalaksanaan pada kasus bayi Ny.Z yaitu asuhan kebidanan yag
dilakukan adalah pada Pukul 09.50 WIB bayi Ny. J diperoleh hasil Pada 2 jam
pemantauan setelah kelahiran telah dilakukan IMD pada bayi Ny. Z selama 1 jam,
pencegahan hipotermi dan perawatan tali pusat. Bayi mendapatkan Vit K dan
salep mata erlamycetin 1% pada kedua mata. Menurut Kemenkes (2015) Segara
setelah bayi lahir dan tali pusat di bungkus kasa, gunakan topi pada bayi di
letakkan secara tengkurap di dada ibu kontak langsung antara dada bayi dan kulit
dada ibu. Bayi akan merangkak mencari puting susu dan menyusu pada 1 jam
pertama untuk mendapatkan colostrum. Colostrum adalah cairan kekuning-
kuningan yang dihasilkan oleh kelenjar payudara pada hari pertama sampai ketiga
atau ke empat yang banyak mengandung laktosa, lemak dan vitamin. Keluarga
memberi dukungan dan membantu ibu selama proses IMD. Menurut Kemenkes
(2015) Pemberian Vitamin K pada BBL untuk mencegah terjadinya perdarahan
karena defesiensi. BBL yang lahir normal dan cukup bulan berikan Vit.K 1 mg
secara IM di paha kanan lateral. Hal tersebut menunjukkan tidak ada kesenjangan
teori dan praktik. Setelah 6 jam, asuhan yang diberikan yaitu bayi dimandikan
dengan air hangat, melakukan perawatan tali pusat dimana tali pusat dibungkus
dengan kassa kering steril, membedong bayi untuk menjaga kehangatan bayi dan
asuhan ini sudah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa bayi baru lahir
jangan langsung dimandikan, bayi boleh dimandikan 6 jam setelah lahir dengan
keadaan bayi tidak hipotermi. Setelah itu diberikan kepada ibu untuk segera
disusui. Tanda bahaya infeksi tali pusat Pada bayi (Depkes Sumut 216) antara
lain yaitu terdapat nanah di tali pusat, kulit di sekitar area tali pusat bengkak dan
bewarna kemerahan, tali pusat bewarna kekuningan atau berbau tidak sedap, bayi
merintih atau menangis terus menerus, tali pusat kemerahan sampai dinding
perut, berbau atau bernanah, demam/panas tinggi (>38 oC) dan terlalu dingin

19
(<36 oC),tali pusat mengalami perdarahan yang banyak dan terus menerus, bayi
menangis setiap tali pusat tersentuh. Setelah memberi penjelasan, ibu mengerti
dan bersedia akan bagaimana cara memandikan bayi serta mengeringkan tali
pusat bayi setelah mandi serta memberikan ASI Eksklusif pada bayinya selama 6
bulan penuh jika tidak ada hambatan. Ibu ingin bayinya sehat dan ibu akan
melakukan apapun agar bayinya tetap sehat. Memberikan penyuluhan kepada ibu
tentang posisi dan cara menyusui yang baik dan cara perawatan tali pusat yaitu
dengan mengganti kassa steril yang sudah basah dengan kassa yang baru, hal ini
dilakukan untuk menjaga dan mencegah agar tali pusat bayi tidak infeksi.

20
21
BAB V
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari pengkajian data mengenai asuhan
kebidanan pada By. Ny. J pada Bayi Baru Lahir, yaitu :
1. Berdasarkan data subjektif dan objektif mampu melakukan pengkajian
pada By.Ny.J umur 0 s.d 3 hari dengan perawatan tali pusat dan tidak
ditemukan tanda-tanda infeksi pada tali pusat.
2. Berdasarkan data subjektif dan objektif dapat dirumuskan diagnosa
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 0 hari.
3. Penatalaksanaan sudah dilakukan sesuai evidence base midwifwery
terfokuskan pada perawatan Tali Pusat.

B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan penulis dapat mengerti mengenai asuhan kebidanan bayi baru
lahir normal, mampu menganalisa keadaan pada bayi baru lahir dan
mengerti tindakan segera yang harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
2. Bagi Lahan Praktek
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi lahan praktek dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan pelaksanan Asuhan kebidanan
pada bayi baru lahir sesuai standar pelayanan.
3. Bagi Institusi Pendidikan Poltekkes Kemenkes Pontianak
Diharapkan dapat bermanfaat dan bisa dijadikan sebagai sumber referensi,
sumber bahan bacaan dan bahan pengajaran terutama yang berkaitan dengan
asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.
DAFTAR PUSTAKA

Abera Mersha (2017). Essential newborn care practice and its predictors
amongmother who delivered within the past six months in Chencha
District, SouthernEthiopia.
https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0
208984)
Ai Yeyeh, Rukiyah, dkk. et al. (2012). Asuhan Kebidanan 1. Jakarta: CV. Trans
Info Media)
Alessandra N. Bazzano (2016). Newborn Care in the Home and Health Facility:
Formative Findings for Intervention Research in Cambodia.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5198136/)
Cadwell, Karin. & Cindy Turner. (2013). Buku Saku Manajemen Laktasi
(Terjemahan). Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC)
Cooper, Fraser.( 2015). Buku Ajar Bidan Myles. Jakarta: EGC)
Hidayat, A. A. (2018). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep
dan Proses Keperawatan (2 ed.). Jakarta: Salemba Medika.)
IDAI (2017). Jadwal Imunisasi 2017. Jakarta: IDAI
https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-
2017)
JNPK-KR. (2013). Asuhan Persalinan Normal Asuhan Esensial, Pencegahan
Dan PenanggulanganSegera Komplikasi Persalinan Dan Bayi
Baru Lahir. Jakarta: JNPK- KR)
Kemenkes RI.( 2012). Riset Kesehatan Dasar, RISKESDAS. Jakarta: Balitbang
Kemenkes RI)
Kementerian Kesehatan RI. (2015)Kesehatan dalam Kerangka Sistainable
Development Goals (SDG'S). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI)
Kukuh Rahardjo. (2014). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak
Prasekolah.Yogyakarta: Pustaka Pelajar)
Mera delima (2019). Memandikan Bayi Dan Perawatan Tali Pusat Bayi Baru
Lahir Di RSI Ibnusina Yarsi Bukittinggi.
https://jurnal.stikesperintis.ac.id/index.php/JAKP/article/view/264
Muslihatun, Wafi Nur. (2015). Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta :
Penerbit Fitramaya
Mutia Felina (2018). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Vitamin K
Pada Bayi Baru Lahir Oleh Bidan Di Wilayah Kerja Kota
Bukittinggi.http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?
article=976742&val=10153&title=Factors%20That%20Affect
%20Vitamin%20K%20Injection%20To%20Newborn%20By
%20Midwives%20At%20Bukitti nggi%20Area%20on%202017
Nurintan Komalasari (2019).Asuhan kebidanan bayi baru lahir rendah serta
hipotermi umur 1 hari di rsud Sumbawa Besar.
http://jurnal.stikeshusadajombang.ac.id/index.php/jah/article/view/
10
Prawirohardjo, Sarwono. (2019). Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal.Jakarta: PT Bina Pustaka)
Ririn anggraini (2020).Pengaruh asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
terhadap kemampuan ibu dalam memandikan bayi dan merawat
tali pusat bayi baru lahir dibpm lismarini
Palembang.
https://www.ejournal.stikesabdurahman.ac.id/index.php/jkab/article
/view/ 99
Saifuddin AB.(2019). Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: EGC

24
Lampiran Kritis Jurnal

CRITICAL APPRAISAL JURNAL


PRAKTIK KEBIDANAN FISIOLOGIS HOLISTIK REMAJA

Tempat Praktek : PMB Firda Widie Nurannisa


Periode : 30 Januari 2023 – 18 Februari 2023
Judul artikel ; Pengaruh Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir
Terhadap Kemampuan Ibu Dalam Memandikan Bayi dan Merawat Tali Pusat
Bayi Baru Lahir di BPM Lismarini Palembang
A. Kritis pada Pembelajaran melalui Literatur dengan menggunakan
Lembar Kerja EBM (Evidence Based Midwifery)

1. Apakah hasil penelitian valid?


Apakah pasien pada penelitian Tidak
dirandomisasi?
Alasan:
Jenis penelitian ini adalah Non Random
Sampling. Sampel dalam penelitian ini
tidak menggunakan teknik random
karena perlakuan yang diberikan
berbeda antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol.

Bukti:
Sampel diambil yang melakukan
persalinan pada bulan april-mei
Alat pengukuran menggunakan
observasi pada responden dengan
instrument ceklis .
Apakah cara melakukan Tidak
randomisasi dirahasiakan ?
Alasan:
Randomisasi tidak dirahasiakan
sehingga responden mengetahui dan
menyetujui untuk menjadi responden
dalam penelitian.

Bukti:
Pengumpulan data menggunakan
observasi dan instrument ceklis.

Apakah follow-up kepada pasien Tidak Panjang tetapi lengkap


cukup panjang dan lengkap?
Alasan:
Peneltian ini dilakukan pada bayi yang
baru lahir ≥ 6 jam post partum .

Bukti:
Penelitian menggunakan metode non
random sampling yaitu accidental
sampling. Dalam penelitian adalah
seluruh ibu yang bersalin sebanyak
30 orang.

Apakah pasien dianalisis di dalam Tidak


grup di mana mereka dirandomisasi?
Alasan:
Responden setiap kelompok diberikan
perlakuan yang berbeda

Bukti:
Kelompok eksperimen diberikan
asuhan kebidanan bayi baru lahir ,
sedangkan control tidak diberikan
asuhan kebidanan pada bayi baru
Apakah pasien, klinisi, dan peneliti lahir.
Tidak
blind terhadap terapi? Alasan:
Pada penelitian ini klinis mengetahui
kepada siapa saja penelitian dilakukan.
Bukti:
Seluruh Responden diberikan
perlakuan yang sama baik kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol .

27
Apakah grup pasien diperlakukan Ya
sama, selain dari terapi yang
diberikan? Alasan:
Setiap kelompok mendapatkan
perlakuan yang sama

Bukti:
Pada penelitian ini menggunakan
accidental sampling
Apakah karakteristik grup pasien Ya
sama pada awal penelitian, selain
dari terapi yang diberikan? Alasan:
Pasien memiliki karakteristik yang sama

Bukti:
Jenis penelitian ini merupakan
eksperimen dengan kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol .
Kelompok ekperimen diberikan
asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir sedangkan kelompok control
tidak diberikan asuhan kebidanan.

2. Apakah hasil penelitian penting?


Seberapa penting hasil penelitian ini? Penting

Alasan:
Dengan penelitian ini telah
menunjukkan bahwa pengaruh asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir terhadap
kemampuan ibu dalam memandikan
bayi dan merawat tali pusat bayi baru
lahir

Bukti:
Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan bahwa pengaruh asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir
terhadap kemampuan ibu dalam
memandikan bayi dan merawat tali
pusar.

28
Seberapa tepat estimasi dari Tepat
efek terapi?
Alasan:
Hasil penelitian didapatkan data bahwa
hubungan
Pengaruh terhadap kemampuan ibu
dalam memandikan bayi baru ahir serta
merawat tali pusat yang baru lahir.

Bukti:
Terdapat perbedaan dari kelompok
ekperimen dan kelompok kontrol
yang diberikan perlakuan asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir

3. Apakah hasil penelitian yang valid dan penting tersebut applicable (dapat
diterapkan) dalam praktik sehari-hari?
Apakah hasilnya dapat diterapkan Ya
kepada pasien kita?
Alasan:
Karakteristik pasien kita tidak berbeda
dengan subjek atau responden pada
penelitian. Sehingga hasil penelitian ini
dapat diterapkan pada pasien kita.
Apakah karakteristik pasien kita Tidak
sangat berbeda dibandingkan
pasien pada penelitian sehingga Alasan:
hasilnya tidak dapat diterapkan? Hasil penelitian ini bias diterapkan
dilingkungan kerja kita

Apakah hasilnya mungkin Ya


dikerjakan di tempat kerja kita?
Alasan:
Karakteristik pasien kita tidak berbeda
dengan subjek atau responden pada
penelitian. Sehingga hasil penelitian ini
dapat diterapkan pada pasien kita.
Apa kemungkinan benefit dan Benefit:
harm dari terapi tersebut? Dengan adanya telaah jurnal ini, kita
memiliki penilaian yang jelas bahwa
dengan adanya penelitian ini dapat
menerapkan asuhan kebidan pada bayi
baru lahir

Harm:
Dari hasil penelitian diatas bahwa tidak
ditemukan adanya kerugian atau efek
samping dalam pemberian asuhan.Dari
hasil penelitian diatas bahwa tidak

29
ditemukan adanya kerugian atau efek
samping dalam pemberian asuhan

Apakah value dan preferensi pasien Dengan adanya telaah jurnal ini, kita
dipenuhi dengan terapi ini? memiliki penilaian yang jelas bahwa
dengan adanya penelitian ini dapat
penanganan untuk pemberian asuhan
untuk ibu dalam melakukan asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir.

Apakah kita dan pasien kita Berdasarkan penelitian telah terbukti


mempunyai penilaian yang jelas bahwa dalam asuhan kebidanan sangat
dan tepat akan value dan preferensi mempengaruhi kemampuan ibu dalam
pasien kita? memandikan dan merawat tali pusat bayi.
Apakah value dan preferensi pasien Seperti yang telah dijelaskan, semua
kita dipenuhi dengan terapi yang pilihan dikembalikan lagi kepada pasien
akan kita berikan?

Lampiran Dokumentasi

30
31

Anda mungkin juga menyukai