Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN OBSERVASI

ASUHAN KEBIDANAN PADA PELAYANAN KEBIDANAN


KEPADA NY ”P” USIA 22 TAHUN G1P0-0 UK 35-36 MINGGU DENGAN INPARTU
KALA 1 FASE LATEN DI RUANG PONEK
DI RUMAH SAKIT UMUM DR WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO

Oleh : Milda Fanlay

NIM : 201905012

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Observasi Asuhan Kebidanan Pada Pelayanan Kebidanan Kepada Ny ”P” Usia 22
Tahun G1P0-0 UK 35-36 Minggu Dengan Inpartus kala 1 fase Laten Diruang ponek Di
Rumah Sakit Umum DR Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto ini telah diperiksa dan disahkan
oleh Pembimbing.

Mojokerto, 28 juli 2022

Mahasiswa

(Milda Fanlay)

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Heni Frilasari,SST.,M.Kes Anis Fitriyah,STr.Keb

NIP.19800612 200501 2 010

Kepala Ruangan

(Lusi Rusdiana.SST)
NIK.198206062005012016

ii
DAFTAR ISI

Judul .......................................................................................................................................... i
Lembar Pengesahan ............................................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................................................. iii
Lembar Bimbingan ................................................................................................................ iv
Kata Pengantar ........................................................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................1
1.1 Pendahuluan ...................................................................................................................1
1.2 Tujuan ............................................................................................................................1
1.3 Manfaat ..........................................................................................................................1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................................................2
2.1 Definisi inpartu aterm.....................................................................................................2
2.2 Fisiologi/Patofisiologi.....................................................................................................5
2.3 Tanda Dan Gejala..........................................................................................................12
2.4 Komplikasi/Diagnosa Banding ....................................................................................12
2.5 Penatalaksanaan ...........................................................................................................13
BAB 3 HASIL OBSERVASI.................................................................................................16
BAB 4 PEMBAHASAN..........................................................................................................19
BAB 5 PENUTUP ...................................................................................................................21
5.1 Kesimpulan..................................................................................................................21
5.2 Saran .............................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 22

iii
STIKES BINA SEHAT PPNI KABUPATEN MOJOKERTO
PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
Jalan Raya Jabon Km 6 Mojoanyar, Mojokerto

LEMBAR BIMBINGAN

NAMA : Milda Fanlay


NIM : 201905012
PEMBIMBING KLINIK/ :
AKADEMIK
JUDUL : Laporan Observasi Asuhan Kebidanan Pada NY “P”

N TANGGAL URAIAN PARAF


O

iv
Kata Pengantar

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Karena atas berkat
rahmat, ridho dan inayah-Nya sehingga laporan observasi ini dapat kami selesaikan dengan
judul: “ASUHAN KEBIDANAN PADA PELAYANAN KEBIDANAN KEPADA Ny “P”
USIA 22 TAHUN G1P0-0 UK 35-36 MINGGU DENGAN INPARTU KALA 1 FASE
LATEN”. Sholawat serta salam, semoga tetap tercurahkan kepada junjungan baginda Nabi
Muhammad SAW, para keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang telah membawa
petunjuk kebenaran, untuk seluruh umat manusia, yang kita harapkan syafaatnya diakhir
kelak.

Pada kesempatan ini, dengan penuh kerendahan hati saya haturkan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang
terhormat :

1. Ibu Anis Fitriyah,STr.Keb selaku pembimbing di ruang PONEK RSU dr Wahidin


Sudiro Husodo Mojokerto yang telah membantu saya menyelesaikan laporan ini,
2. Ibu Heni Frilasari,SST.,M.Kes selaku ketua program studi S1 Kebidanan sekaligus
pembimbing akademik yang membantu saya menyelesaikan laporan ini,
3. Semua pihak yang telah membantu saya, baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam penyusunan laporan ini.

Saya menyadari bahwa laporan observasi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, saran dan kritik konstruktif dari berbagai pihak sangat diharapkan demi
terwujudnya laporan observasi yang lebih baik di masa mendatang. Sebagai ucapan
terimakasih, saya hanya mampu berdoa, semoga amal baik Bapak/Ibu akan diberikan balasan
yang setimpal oleh Allah SWT. Akhirnya, saya berharap semoga laporan observasi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Amin Ya Robbal’ Alamin

Mojokerto, 28 Juli 2022

Milda Fanlay

v
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan aterm umumnya berlangsung 37 sampai 40 minggu atau 259 sampai 280 hari
dihitung dari hari pertama haid terakhir. Bila terjadi persalinan pada saat itu, disebut
dengan persalinan aterm. Menurut Cunningham (2014), sekitar 4-14 % atau rata-rata 10
% kehamilan akan berlangsung sampai 42 minggu atau lebih. Angka ini bervariasi dari
beberapa peneliti tergantung kriteria yang dipakai
Kehamilan remaja merupakan fenomena internasional yang belum terselesaikan
hingga sekarang. Pada tahun 2013 World Health Organization (WHO) menetapkan tema
untuk hari kependudukan dunia yaitu “Kehamilan Remaja”. Hal ini menandakan kasus
tersebut perlu diperhatikan oleh seluruh warga dunia. Secara global, diperkirakan bahwa

16 juta anak perempuan berusia 15-19 tahun melahirkan setiap tahun (WHO, 2012).
Kejadian kehamilan remaja banyak terjadi di negara dengan penghasilan rendah dan
menengah, termasuk Indonesia.

Angka kejadian kehamilan remaja di Indonesia adalah 48 per 1.000 perempuan


pada tahun 2012. Angka kejadian kehamilan remaja di Indonesia tergolong tinggi
dibandingkan angka kejadian kehamilan remaja sebanyak 6 di Malaysia dan 41 di
Thailand pada tahun 2014 (World Bank Group). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
2013 (Riskesdas, 2013) yang mendata perempuan usia 10-54 tahun yang sedang hamil,
masih didapatkan kehamilan pada usia sangat muda (<15 tahun) dengan proporsi (0,02%)
terutama di pedesaan sebesar (0,03%). Sedangkan proporsi kehamilan pada usia muda
(15-19 tahun) adalah 1,97 % dan di pedesaan lebih tinggi dibandingkan dengan
perkotaan. Dari hasil survey Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun 2014, setiap
tahun 15 juta remaja berusia 15-25 tahun melahirkan dan persen dari sekitar 2,5 juta
kasus KTD dan aborsi di Indonesia yang dilakukan oleh remaja.

Hasil survei Badan Pusat Statistik tahun 2012 mengungkapkan, angka


kehamilan remaja pada usia 15-19 tahun mencapai 48 dari 1.000 kehamilan
(BKKBN, 2014). Australian National

1
University (ANU) bersama Pusat Penelitian Kesehatan Universitas

Indonesia (UI) tahun 2010/2011 juga melakukan penelitian terhadap 3.006 remaja
dalam penelitian di Jakarta, Tangerang dan Bekasi didapatkan hasil sebesar 20,9
persen remaja usia 17-24 tahun hamil sebelum menikah dan 38,7 persen
remaja mengalami kehamilan sebelum menikah dan kelahiran setelah menikah
(Elisa dan Muhammad,2017).

Sepanjang 2015, Dinas Kesehatan DIY mencatat ada 1.078 remaja usia sekolah di
Yogyakarta yang melakukan persalinan. Dari jumlah itu, 976 (90,5 %) diantaranya hamil
di luar pernikahan. Angka kehamilan di luar nikah merata di lima kabupaten/kota di
Yogya. Di Bantul ada 276 kasus (28,3 %), Kota Yogyakarta ada 228 kasus (23,4 %),
Sleman ada 219 kasus (22,4 %), Gunungkidul ada 148 kasus (15,2 %), dan Kulon Progo
ada 105 kasus (9,7 %) (Dinkes, 2015).

Organisasi kesehatan dunia WHO (2013) memperkirakan setiap tahun dari seluruh
wanita dengan kehamilan tidak diinginkan, 4 juta jiwa diantaranya berakhir keguguran,
42 juta aborsi, dan 34 jiwa kelahiran yang tidak diharapkan. Kehamilan tidak diinginkan
merupakan faktor risiko terjadinya kesakitan dan kematian ibu terkait aborsi yang tidak
aman. (Bitto et al., 1997). Setiap tahun sebanyak 80 ribu wanita meninggal dan 95%
kematian tersebut terjadi di negara berkembang (Karim, 2009).

Kehamilan dan komplikasi persalinan merupakan penyebab kematian remaja yang


berusia antara 15 – 19 tahun. Cara aborsi tidak aman yang berlangsung setiap tahun di
kalangan remaja berusia 15 – 19 tahun menjadi salah satu faktor penyebab kematian ibu
dan masalah kesehatan yang berterusan. Hamil pada usia muda meningkatkan risiko pada
ibu dan anaknya. Bayi yang lahir pada ibu yang berumur kurang dari 20 tahun
mempunyai 50% risiko lebih tinggi untuk mati dalam beberapa minggu pertama dari bayi
yang lahir pada ibu yang berumur lebih dari 20 tahun. Bayi yang lahir pada ibu remaja
lebih cenderung mempunyai berat badan lahir rendah (BBLR) dengan risiko efek jangka
panjang (WHO, 2014).

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, pada tahun 2012 angka
kematian ibu mengalami peningkatan yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup
dibandingkan tahun 2007 hanya 228 per 100.000 kelahiran hidup (BPS et al., 2013).
Hasil laporan perkembangan pencapaian Millennium Development Goals (MDGs)
Indonesia tahun 2007 menunjukkan bahwa aborsi yang tidak aman bertanggung jawab

2
terhadap 11% kematian ibu di Indonesia. Aborsi tidak aman ini biasanya terjadi karena
kehamilan tidak diinginkan (UNDP, 2007).
Persoalan kehamilan tidak diinginkan di Indonesia tidak hanya mempengaruhi
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Derajat keselamatan dan
perkembangan sebuah generasi pun dipengaruhi oleh cara negara dan masyarakat melihat
kesehatan reproduksi dan seksual pada remaja. Kurangnya pengetahuan mengenai
pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas yang akan terjadi sesudahnya.
Kehamilan tidak diinginkan menjadi salah satu bukti atas kurang atau tidak adanya
Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksual (PKRS) bagi remaja. Hal ini yang
menjadi penting sekali untuk dilakukan penelitian mengenai tingkat pengetahuan remaja
tentang kehamilan tidak diinginkan dikarenakan pengetahuan mengenai kesehatan
reperoduksi hanya sedikit remaja peroleh dari pelajaran biologi, itupun tidak membahas
mengenai kehamilan tidak diinginkan.
1.2 Tujuan
a. Untuk mengetahui secara langsung praktik kebidanan secara langsung
b. Untuk menambah wawasan mengenai ilmu kebidanan
c. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai kasus kebidanan pada Ny “P”

1.3 Manfaat
Dapat menyampaikan hasil pengamatan secara sistematis dan factual pada kasus Ny
“P” di RSU dr Wahidin Sudirohusodo serta menambah ilmu kebidanan secara nyata.

3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Inpartu


Inpartu adalah seorang wanita yang sedang mengalami proses
persalinan .persalinan sendiri adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin
dan urin) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui
jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup


dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Kuswanti, 2020). Persalinan
adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus
ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan
cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit (Nurasiah,
2020).

Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat


hidup dari dalam uterus melalui vagina kedunia luar (Wiknjosastro, 2020).
Persalinan merupakan proses pergerakan janin, plasenta, dan membran dari
dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan dan
dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan
kekuatan yang teratur. Mula-mula kekuatan yang muncul kecil, kemudian
terus meningkat sampai pada puncaknya pembukaan serviks lengkap sehingga
siap untuk pengeluaran janin dari rahim ibu. Persalinan adalah saat yang
menegangkan, menggugah emosi, menyakitkan, dan meakutkan bagi ibu
maupun keluarga (Rohani, 2020)

2.2 Etiologi
Kehamilan merupakan suatu proses alamiah dan fisiologis. Setiap
wanita yang memiliki organ reproduksi sehat, yang telah mengalami
menstruasi dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang
organ reproduksinya sehat sangat besar kemungkinannya akan
mengalami kehamilan. Apabila kehamilan ini direncanakan akan
memberi rasa kebahagiaan dan penuh harapan.(Mandriawati, 2011 : 3)

4
Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung
sejak hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan
sejati yang menandai awal periode antepartum (Varney, 2010 : 492)
2.3 Fisiologis persalinan

persalinan masih merupakan teori yang komplek. Perubahan-perubahan dalam


biokimia dan biofisika telah banyak mengungkapkan mulai dari berlangsungnya
partus antara lain penurunan kadar hormon progesteron dan estrogen. Progesteron
merupakan penenang bagi otot–otot uterus. Menurunnya kadar hormon ini terjadi 1-2
minggu sebelum persalinan. Kadar prostaglandin meningkat menimbulkan kontraksi
myometrium. Keadaan uterus yang membesar menjadi tegang mengakibatkan iskemi
otot–otot uterus yang mengganggu sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta
berdegenerasi. Tekanan pada ganglion servikale dari fleksus frankenhauser di
belakang servik menyebabkan uterus berkontraksi

Persalinan normal ditandai oleh adanya aktifitas miometrium yang paling lama
dan besar kemudian melemah kearah serviks. Dimana fundus mengalami perubahan
organ yang lunak selama kehamilan menjadi berkontraksi sehingga dapat mendorong
janin keluar melalui jalan lahir

2.3 Tanda dan gejala inpartu


1) Rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat sering,dan teratur
2) Keluar lender bercampur darah lebih banyak karena robekan robekan kecil
pada serviks
3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya
4) Pada pemeriksaan dalam ,serviks mendatar dan telah ada pembukaan
2.6 Diagnosis banding /Komplikasi
1) Hamil palsu (pseudosiesis)atau kehamilan spuria.dijumpai tanda dugaan
hamil tetapi dengan alat canggih dan tes biologis tidak menunjukan
kehamilan
2) Tumor kandungan atau mioma uteri ,terdapat pembesaran Rahim,tetapi
tidak disertai dengan tanda hamil .bentuk pembesaran tidak
merata.pendarahan banyak saat menstruasi
3) Kista ovarium .pembesaran perut tetapi tidak disertai dengan hamil dan
menstruasi terus berlangsung.lamanya pembesaran perut melampaui usia
kehamilan ,pemeriksaan tes biologis kehamilan dengan hasil negative

5
4) Hematometra terlambat datang bulan yang dapat melampaui usia
kehamilan .perut terasa nyeri setiap bulan. Terjadi penumpukan darah
dalam Rahim tanda dan pemeriksaan kehamilan tidak menunjukkan hasil
yang positif karena hymen in perforate
5) Kandung kemih yang penuh .dengan melakukan kaletensasi maka
pembesaran perut akan menghilang
 Komplikasi
menyebabkan infeksi intrapartum (korioamnionitis), persalinan preterm yang
menyebabkan bayi lahir dengan berat rendah, gawat janin dan kematian janin
akibat hipoksia, oligohidramnion, bahkan sering terjadi partus kering (dry labor)
karena air ketuban habis (Rukiyah dan Yulianti, 2010). Komplikasi yang timbul
akibat bergantung pada usia kehamilan. Dapat terjadi infeksi maternal maupun
neonatal, persalinan premature, hipoksia karena kompresi tali pusat, meningkatnya
insiden seksio sesarea atau gagalnya persalinan normal (Prawirohardjo, 2014).
Menurut (Negara, dkk. 2017) komplikasi yang ditimbulkan dari KPD akan
berpengaruh terhadap morbiditas dan mortalitas bayi serta adanya dampak
terhadap ibunya sendiri diantaranya :
1. Persalinan premature
Setelah ketuban pecah, biasanya segera disusul oleh persalinan. Pada
kehamilan aterm 90% terjadi 24 jam setelah ketuban pecah. Pada kehamilan
antara 28-34 minggu 50% persalinan dalam 24 jam. Pada kehamilan >26
minggu persalinan seringkali terjadi dalam 1 minggu.
2. Infeksi
Resiko infeksi pada ibu dan anak meningkat pada ketuban pecah dini. Pada ibu
dapat terjadi korioamnionitis. Pada bayi dapat terjadi septicemia, pneumonia,
omfalitis.
3. Hipoksia dan asfiksia
Dengan pecahnya ketuban, terjadi oligohidramnion sehingga bagian kecil
janin akan menempel erat dengan dinding uterus yang dapat menekan tali
pusat hingga terjadi asfiksia dan hipoksia.
4. Sindrom deformitas janin
Pertumbuhan janin terhambat dikarenakan ketuban pecah terlalu dini.
6. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium

6
Cairan yang keluar dari vagina perlu diperiksa warna, konsentrasi, bau dan
PHnya.
1) Tes lakmus (tes nitrazin), jika kertas lakmus merah berubah menjadi
biru ,menunjukkan adanya air ketuban (alkalis).
2) Mikroskopik (tes pakis), dengan meneteskan air ketuban pada gelas
objek dan dibiarkan kering, pemeriksaan mikroskopik menunjukkan gambaran
daun pakis

b. Pemeriksaan ultrasonografi (USG)


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat jumlah cairan ketuban dalam kavum
uteri. Pada kasus terlihat jumlah cairan ketuban yang sedikit (Manuaba, 2009).

2.8 Penatalaksanaan
1. Menyapa pasien
2. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
3. Melakukan anamnesis mengenai berbagai hal tentang pasien. Baik pola
nutrisi, pola eliminasi, pola istirahat serta mengkaji Riwayat kesehatan pasien
dan keluarga
4. Melakukan pemeriksaan Antomometri pada ibu hamil yang benar, seperti :
a. Berat badan
b. Tinggi badan
c. ingkar lengan,
5. Melakukan pemeriksaan tanda tanda vital pada ibu hamil, seperti :
a. Tekanan darah
b. Suhu tubuh
c. Nadi
d. Pernafasan
6. Melakukan pemeriksaan fisik head to toe dengan focus ke bagian abdomen
dan genetalia. Pada abdomen dapat dilakukan pemeriksaan :
a. leopod I, leopod II, leopod III dan leopod IV
b. Pemeriksaan DJJ
c. Pemeriksaan panggul ibu
d. Pemeriksaan LILA
7. Melakukan pembacaan hasil pemeriksaan umum dan pemeriksaan fisik kepada
pasien secara sopan dan santun

7
8. Menjelaskan hasil diagnosa yang diperoleh dari anamnesa dan pemeriksaan
yang telah dilakukan
9. Memberikan edukasi yang baik dan benar mengenai cara mengurangi dan
menghilangkan rasa nyeri pada perut bawah ibu. Dengan cara :
a. Mencukupi kebutuhan nutrisi dan mineral ibu
b. Menerapkan pola istirahat dengan baik dan benar
c. Tidak melakukan pekerjaan yang terlalu berat dan melelahkan
d. Membiasakan berolahraga teratur
e. Mencukupi kebutuhan vitamin serta zat besi ibu
10. Memberikan vitamin serta zat besi
11. Memberikan salam dan tersenyum.

8
BAB 3
HASIL OBSERVASI

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “P” USIA 22 TAHUN G1P0-0 UK 35-36 MINGGU


DENGAN INPARTU KALA 1 FASE LATEN DI RSU DR WAHIDIN SUDIRO HUSODO
MOJOKERTO

PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 28 – jULI -2022
Ruangan : Ponek
No rekam medis : W 22-07-359-374
Waktu pengkaji : 08.12
Nama pengkaji : Milda fanlay

A. Subjektif
1. Identitas
Nama klien : Ny P
Tempat&Tgl lahir : Sidoarjo 26-04-2000
Umur : 22 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Mindugading Rt 14/ Rw IV Tarik sidoarjo
2. Keluhan
Ibu mengatakan perutnya kenceng-kenceng sejak jam 23.00 ,tidak
mengeluarkan apa-apa dari jalan lahir
3. Riwayat menstruasi
HPHT : 07 -12 -2021
Lama : 7 hari
Banyaknya : 3 kali ganti pembalut
Siklus : 28 hari
Teratur/Tidak : Teratur
9
Menarche : 15 tahun
Flour albus : Tidak ada
Jumlah : -
Warna / bau : -
HPL : 14 -09 -2022
4. Riwayat kehamilan sekarang

Umur Hamil Anak, BB Keadaan Anak


Penolong Menyusui
Lahir sekarang
NO Tgl, Bln, Th Jenis
Nakes Non Hidup Ya Tidak
. partus Abortus Prematur Aterm Persalinan JK
Nakes BBL
Normal cacat
Lk Pr

1. Hamil ini \\

2.

3.

5. Riwayat KB
Sebelumnya ibu menagatakan bahwa tidak pernah mengikuti KB .
6. Riwayat kesehatan pasien dan keluarga
Ibu dan keluarga tidak pernah menderita penyakit menular seksual,
tidak pernah menderita penyakit menurun. .Pola fungsi kesehatan
a) Nutrisi
 Sebelum hamil
Nafsu makan baik 3 kali sehari dengan jenis nasi, lauk pauk, sayur dan
buah buahan
 Saat hamil
Nafsu makan berkurang tetapi pada minggu ke 18 nafsu makan sedikit
bertambah hingga saat ini
b) Pola eliminasi
 BAB
Konsisten 1x sehari

10
 BAK
Sebelum hamil : BAK 4-5 kali sehari
Saat hamil : BAK 7-8 kali sehari
c) Pola istirahat
Sebelum hamil : Tidur siang 1-2 jam sehari, malam 7-8 jam
Saat hamil : Tidur siang 1-2 jam sehari, malam 7-8 jam
d) Pola hubungan seksual
Sebelum hamil 3 kali seminggu, saat hamil ibu melakukan hubungan
seksual jika diinginkan
e) Pola personal hygine
Mandi dua kali dalam sehari, gosok gigi dua kali sehari, keramas 3 kali
dalam seminggu
f) Pola aktifitas
Sebelum hamil : ibu melakukan aktifitas rumah tangga
seperti menyapu, mengepel dan
memasak
Saat hamil : ibu melakukan aktifitas rumah tangga
dengan dibantu ibunya
g) Pola kebiasaan
Ibu sebelum dan sesudah hamil tidak pernah minum jamu, alcohol dan
tidak pernah merokok serta tidak ketergantungan obat terlarang
h) Riwayat psikologi dan budaya
Menikah : 1x
Usia pertama menikah : 21
Lama menikah :-
Kehamilan direncanakan : iya

B. Objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : cukup
Kesadaran : composesif
Tanda tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84x/menit
11
Suhu : 36,8
RR : 19x/menit
Berat badan : 68 Kg
Tinggi badan : 158 cm
Lila : 24 cm
2. Inspeksi
Mata/ wajah : konjungtiva normal tidak ada sclera,bentuk wajah expresi
Mamae : bentuk simetris,putting susu menonjol kebersihan cukup
Extermitas :simetris
Abdomen : sesuai vk,
3. Palpasi
Leopold 1
menempatkan kedua telapak tangan di bagian atas perut untuk menentukan
letak bagian tertinggi rahim.
Leopold 2
kedua telapak tangan akan meraba perlahan kedua sisi perut ibu, tepatnya di
area sekitar pusar, dilakukan untuk mengetahui bayi ibu menghadap ke kanan
atau ke kiri.
Leopold 3
meraba bagian bawah perut ibu menggunakan jempol dan jari-jari dari salah
satu tangannya saja, bertujuan untuk memastikan bagian tubuh bayi yang
berada di bagian bawah rahim.
Leopold 4
meraba bagian bawah perut ibu dengan kedua telapak tangannya, untuk
mengetahui apakah kepala bayi sudah turun sampai rongga tulang panggul
(jalan lahir) atau masih di area perut.
4. TFU : 26 cm / puki
Ekstremitas : Tidak ada odeme
Auskultasi : Bising usus : ada
: DJJ : 149 kali / menit
His :1x10’15 kuat (pukul 03.12 his 2x10’15 kuat pembukaan 6cm)
VT tanggal : 28-07-2022 Hasil VT : pembukaan 3
Laboratorium :
28-07-2022
12
HBSAG : Negatif HB :12,3
WBC :16,93 GDA :55
02-02-2022
1. Swag antigen :NEGATIF
USG : Tanggal 15- 07-2022
BPD :31/33 mgg FL :29/30 EFW :1655 gr
5. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan VT : cairan ketuban hijau
C. Analisis
Diagnosa : G1P0-0 usia kehamila 35/36 minggu dengan kala 1
fase laten
Masalah : perut mengalami kenceng-kenceng sejam jam 23.00 tapi
tidak mengeluarkan apa-apa dari jalan lahir

Penataklasanaan

Tanggal 28 – 07 – 2022
1. Menyapa pasien
2. Melakukan anamnesis
3. Melakukan pemeriksaan TTV (tanda-tanda vital)
4. Melakukan pengambilan stempel darah
5. Melakukan pemasangan infus RL
6. Melakukan pemeriksaan palpasi,TFU,DJJ(Denyut jantung janin) dan
VT oleh bidan
7. Mengantarkan pasien ke ruangan gayatri

13
BAB 4
PEMBAHASAN
Kejadian pada kasus Ny P dengan kehamilan anak pertama pada usia 22 tahun mengalami
Inpartu ,inpartu adalah proses persalinan .persalinan sendiri adalah proses pengeluaran hasil
konsepsi (janin dan urin) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui
jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan
Membantu bidan untuk menyiapkan semua alat-alat untuk pemeriksaan vk dan
menunggu hingga pembukaan lengkap,dan melakukan tindakan pertolongan lanjut ke
ruangan gayatri

Sedangkan pada lahan praktik tidak sama seperti yang ada diteori. Demikian
perbedaan yang dirasakan ketika praktik dengan teori
1. Tidak seruntun dan sistematis yang ada pada teori serta penelitian (mungkin
karena keterbatasan waktu dan pasien yang banyak)
2. Tidak ada pemeriksaan tinggi badan (hanya ditanyakan ketika anamnesa).
3. Berhadapan langsung dengan pasien sedangkan yang ada di teori hanya
melakukan pemeriksaan pada boneka saja berbeda dengan yang ada di
lahan praktik
4. Melihat langsung cara memotong robekan jalan lahir dan menjahit robekan
jalan lahir sedangkan yang ada di teori kami hanya melakukan perobekan
pada spon dan menjahitnya menggunakan benang dan jarum sedangkan
yang dilahan berbeda langsung menggunakan alat-alat medis steril

Hal ini wajar karena pada saat di praktik atau lahan keadaan pasien yang akan periksa
sangat banyak dan masih banyak yang membutuhkan tenaga kerja dokter, bidan jaga ataupun
terdapat kepentingan yang lainnya serta keterbatasan waktu akan tetapi alangkah lebih
baiknya kinerja sangat sesuai teori dengan menambah tenaga kerja yang memadai serta
mencukupi merupakan solusi untuk menambahkan kepuasan pelayanan pada suatu rumah
14
sakit agar terdapat lebih banyak senyum sapa santun kepada pasien karena hal ini juga yang
sangat dibutuhkan oleh pasien dan klien.

BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
setelah dilakukan kegiatan pengambilan kasus asuhan ibu bersalin patologi
dengan inpartu kala 1 fase laten di RSUD dr wahidin sudiro husodo dapat
disimpulkan bahwa :
1. Telah dilakukan pengkajian data pada Ny. P dengan kasus INPARTU kala
1 fase laten. Pengkajian data yang dilakukan meliputi data subyektif yaitu
dengan menayakan identitas, alasan datang, keluhan utama, riwayat
kesehatan, riwayat perkawinan, riwayat obstetri, riwayat KB, pola
kebutuhan sehari-hari dan psikososial spiritual. Data obyektif yang
dikumpulkan meliputi pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik serta
pemeriksan penunjang untuk memperkuat diagnosa pada kasus ketuban
pecah dini. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan berupa pemeriksan
laboratorium dan pemeriksaan kertas lakmus dengan perubahan warna dari
merah menjadi biru. Pada pengkajian data diketahui bahwa tidak ada
kesenjangan antara teori dengan praktik dilahan.
2. Telah dilakukan intepretasi data meliputi diagnosa, masalah dan kebutuhan
pada Ny. P dengan INPARTU kala 1 fase laten. Pada langkah ini
ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktik di lahan pada bagian
langkah penentuan diagnosa. Dilahan tidak dilakukan pemeriksaan USG
karena diagnosa sudah dapat ditentukan dengan pemeriksaan kertas
lakmus, adanya cairan ketuban di vagina serta pemeriksaan dalam dengan
hasil selaput ketuban ( - ).
3. Mampu menentukan diagnosa potensial pada kasus Ny. P dengan
INPARTU kala 1 fase laten. Diagnosa potensial pada ibu yaitu dapat
terjadi infeksi atas dasar pemeriksaan laboratorium dengan hasil leukosit
15
yang melebihi ambang batas serta cairan ketuban yang tampak keruh
selain itu berpotensi partus lama dimana pada Ny.P karena infeksi yang
terjadi pada ibu. Pada langkah ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori
dengan praktik di lahan.
4. Mampu mengidentifikasi kebutuhan pada Ny. P dengan ketuban pecah dini
yaitu secara mandiri dengan menganjurkan pasien untuk istirahat, secara
kolaborasi SpOG dengan advis pemberian Cefotaxim 2 x 1 gr/IV serta
induksi persalinan dengan memasang infus RL + Sintosinin 5 UI naik 4
tpm/1 jam, di mulai dari 8 tpm hingga maksimal 40 tpm. Pada langkah ini
tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktik dilahan.
5. Mampu merencanakan tindakan sesuai dengan asuhan kebidanan
berdasarkan diagnosa kebidanan pada ibu bersalin dengan INPARTU kala
1 fase laten. Pada langkah ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori
dengan praktik dilahan.
6. Mampu melaksanakan tindakan sesuai dengan perencanaan yang telah
dibuat. Pada tahap ini ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktik
dilahan
7. mampu mengevaluasi hasil tindakan asuhan kebidanan yang telah
dilakukan pada ibu bersalin dengan P dengan INPARTU kala 1 fase laten.
Efektivitas dari asuhan yang telah diberikan meliputi pemenuhan
kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan
apa yang telah diidentifikasi dalam masalah dan diagnosis. Secara
keseluruhan evaluasi asuhan kebidanan pada Ny. P dengan INPARTU kala
1 fase laten telah sesuai dengan teori dimana persalinan berjalan normal,
bayi lahir normal, tidak terjadi infeksi.

5.2 Saran
Sebagai mahasiswa kebidanan, kita harus memahami mengenai kasus yang
pada Ny “P” Usia 22 tahun G1P0-0 UK 35/36 Minggu untuk memberikan asuhan
atau pelayanan yang tepat dan benar juga meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan serta meningkatkan kepuasan pasien.
Dan untuk ibu hamil diharapkan sangat menjaga serta memperhatikan
menganai pola istirahat dan asupan nutrisi yang dibutuhkan selama hamil pada
trimester awal hingga akhir
16
DAFTAR PUSTAKA

Vol. 12. No. 1 November 2005 ISSN 0854-4263 INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL
PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Majalah Patologi Klinik Indonesia dan
Laboratorium Medik

Arsinah,dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta:Graha Ilmu


Kehamilan dengan Hymen Mikroperforata Mikhail Nurhari1 , Bobby Indra Utama2

Dewi, Vivian nanny lia dan Tri sunarsih. 2010. Asuhan Kehamilan untuk kebidanan. Jakarta:
Salemba medika.
https://drive.google.com/file/d/1BBE4XnPrvOFLVnzTW1QYJEsG3guPILap/view?
usp=drivesd
http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/136/jtptunimus-gdl-rikhaendah-6795-3-babii.pdf

17
STIKES BINA SEHAT PPNI KABUPATEN MOJOKERTO
PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
Jalan Raya Jabon Km 6 Mojoanyar, Mojokerto

LEMBAR BIMBINGAN

NAMA : Milda Fanlay


NIM : 201905012
PEMBIMBING KLINIK/ :
AKADEMIK
JUDUL : Laporan Observasi Asuhan Kebidanan Pada NY “P”

N TANGGAL URAIAN PARAF


O

18
19

Anda mungkin juga menyukai