Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN

KELUARGA BERENCANA AKSEPTOR KB AKDR PADA NY. R

DI PMB NORADINA ANGGI AGUSTIN, S.KEB. BDN. BANJARMASIN

Di susun Oleh :

Lailatul Rahmah

11194992210156

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

berbagai kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga penulis

dapat menyelesaikan Laporan Asuhan Kebidanan yang berjudul “ASUHAN

KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA AKSEPTOR KB AKDR PADA

NY. R DI PUSKESMAS Alalak Tengah BANJARMASIN” dengan baik dan tepat

waktu. Dalam penyusunan Laporan Asuhan Kebidanan penulis telah mendapatkan

banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan

ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. RR. Dwi Sogi Sri Redjeki, S.KG.,M.Pd selaku Rektor Universitas Sari

Mulia.

2. Dede Mahdiyah, M.Si M.Kes Selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik dan

Sumber Daya.

3. Dr. Adriana Palimbo, S.Si.T., M.Kes., selaku wakil Rektor III Bidang

Kemahasiswaan dan Kemitraan.

4. Apt. Noval, M.Farm. Selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Sari

Mulia..

5. Ika Mardiatul Ulfa, SST., M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan

Universitas Sari Mulia.

6. Ibu Noradina Anggi Agustin, S.Keb. Bdn. selaku Preseptor Klinik (PK) yang

senantiasa memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan dan

perbaikan Laporan Asuhan Kebidanan ini.


7. Novita Dewi Iswandari, S.S.T., M.Kes. selaku Preseptor Pendidikan (PP)

yang telah memberikan arahan, bimbingan dan dukungan.

8. Elvine Ivana Kabuhung, SST., M.Kes. selaku Penguji yang telah memberikan

arahan dan bimbingan.

9. Seluruh teman-teman mahasiswa Jurusan Profesi Kebidanan Universitas Sari

Mulia Banjarmasin yang telah memberikan dukungan baik berupa motivasi

maupun kompetisi yang sehat dalam penyusunan Laporan Asuhan

Kebidanan.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang ikut andil

dalam terwujudnya Laporan Asuhan Kebidanan.

Penulis menyadari bahwa dalam Laporan Asuhan Kebidanan masih jauh

dari kesempurnaan, hal ini karena adanya kekurangan dan keterbatasan

kemampuan penulis. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat

membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Laporan Asuhan

Kebidanan.

Banjarmasin, September 2023

Penulis
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL KASUS : ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA


BERENCANA AKSEPTOR KB AKDR PADA NY.
R DI PMB NORADINA ANGGI AGUSTIN,
S.KEB.BDN.
NAMA MAHASISWA : Lailatul Rahmah
NIM : 11194992210156
STASE PRAKTIK : Kebidanan V ( KB )

Banjarmasin, Sepetember 2023

Menyetujui,

Puskesmas Alalak Tengah Banjarmasin Program Studi Pendidikan Profesi Bidan


Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia

Preseptor Klinik (PK) Preseptor Pendidikan (PP)

Noradina Anggi Agustin,S.Keb.Bdn. Novita Dewi Iswandari, S.S.T., M.Kes


NIP. 198711022011012004 NIK. 1166112009029
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL KASUS : ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA


BERENCANA AKSEPTOR KB AKDR PADA NY.
R DI PUSKESMAS ALALAK TENGAH KOTA
BANJARMASIN
NAMA MAHASISWA : USWATUN HASANAH
NIM : 11194992210228
STASE PRAKTIK : KEBIDANAN V ( KB )

Banjarmasin, September 2023

Menyetujui,

Puskesmas Alalak Tengah Program Studi Pendidikan Profesi Bidan


Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia

Preseptor Klinik (PK) Preseptor Pendidikan (PP)

Noradina Anggi Agustin,S.Keb.Bdn. Novita Dewi Iswandari, S.S.T., M. Kes


NIP. 198711022011012004 NIK. 1166112009029

Mengetahui,
Ketua Jurusan Kebidanan
Fakultas Kesehatan
Penguji Universitas Sari Mulia

Elvine Ivana Kabuhung, SST., M.Kes. Ika Mardiatul Ulfa, SST., M.Kes
NIK : 1166062009024 NIK. 1166122009027
Daftar Isi
BAB I .................................................................................................................. 8

A. Latar Belakang .......................................................................................... 8

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 11

C. Tujuan ..................................................................................................... 11

D. Manfaat ................................................................................................... 12

BAB II ............................................................................................................... 14

A. Tinjauan Pustaka Kontrasepsi.................................................................. 14

1. Pengertian ................................................................................................... 14

2. Tujuan Keluarga Berencana ........................................................................ 14

3. Pengertian Kontrasepsi ............................................................................... 15

4. Jenis Kontrasepsi ........................................................................................ 15

B. Konsep Dasar Kontrasepsi AKDR Copper-T ........................................... 16

1. Pengertian ................................................................................................... 16

2. Efektivitas .................................................................................................. 16

3. Efek Samping dan Manfaat ......................................................................... 17

4. Risiko dan Komplikasi ................................................................................ 18

5. Yang dapat Menggunakan AKDR ............................................................... 19

6. Prosedur Pemakaian .................................................................................... 20

7. Kunjungan Ulang ........................................................................................ 21

8. Cara Melepaskan AKDR .............................. Error! Bookmark not defined.

C. Tinjauan Artikel ...................................................................................... 23

D. Analisis Tinjauan Artikel......................................................................... 25

BAB III.............................................................................................................. 28
BAB IV ............................................................................................................. 35

BAB V............................................................................................................... 37

A. Kesimpulan ............................................................................................. 37

B. Saran ....................................................................................................... 37

1. Bagi Mahasiswa .......................................................................................... 37

2. Bagi Tempat Pelayanan .............................................................................. 37

3. Bagi Institusi............................................................................................... 37

4. Bagi Pasien ................................................................................................. 38


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kontrasepsi adalah tindakan mencegah kehamilan. Ini bisa berupa

perangkat, obat, prosedur, atau perilaku. Kontrasepsi memungkinkan

seorang wanita mengontrol kesehatan reproduksinya dan memberi wanita

kemampuan untuk menjadi peserta aktif dalam keluarga berencananya

(Bansode, Sarao and Cooper, 2021).

Pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan membantu menurunkan

kesehatan ibu yang buruk dan jumlah kematian terkait kehamilan.

Menunda kehamilan pada gadis muda yang berisiko tinggi mengalami

masalah kesehatan sejak melahirkan dini, dan mencegah kehamilan di

antara wanita yang lebih tua yang juga menghadapi peningkatan risiko,

merupakan manfaat kesehatan yang penting dari keluarga berencana

(WHO, 2017).

Hampir di seluruh wilayah di dunia, alat kontrasepsi digunakan oleh

sebagian besar wanita dalam rentang usia reproduksi (15-49 tahun) yang

sudah menikah atau sedang berpasang-pasangan. Di seluruh dunia pada

tahun 2017, 63 persen dari wanita ini menggunakan beberapa bentuk

kontrasepsi. Penggunaan kontrasepsi di atas 70 persen di Eropa, Amerika

Latin dan Karibia, dan Amerika Utara, sementara di bawah 25 persen di

Afrika Tengah dan Barat (WHO, 2017).

Di Pakistan ada 60% Perempuan menggunakan kontrasepsi dan 7%

diantaranya adalah alat kontrasepsi dalam rahim. Masing – masing metode


memiliki kelebihan dan kekurangan. Penggunaan KB IUD untuk jangka

panjang bisa sampai 20 tahun dan non hormonal. Namun dampak nya

akseptor bisa mengalami menorrhagia. Menurut survey di Inggris yang

melibatkan 1.513 wanita dalam periode 12 bulan kejadian memorrhagia

adalah 25%. Penderita mengalami perdarahan menstruasi banyak. (Jaffery

et al, 2021)

Berdasarkan data SKAP 2019 di Indonesia PUS (Pasangan Usia

Subur) 15-49 tahun yang menggunakan alat KB Modern sebanyak 55%,

kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi/ Unmet Need pada Wanita PUS

sebanyak 12,1% dan tingkat putus pakai/ Drop Out penggunaan

kontrasepsi sebanyak 29%. Pemakaian KBPP pada usia 10 - 54 tahun

masih didominasi oleh metode kontrasepsi jangka pendek yaitu sebanyak

42,4% untuk suntikan 3 bulan, 8,5% pil KB, dan 6,6% untuk pemakaian

IUD/Spiral (BKKBN, 2019).

Pada saat Indonesia menghadapi pandemi Covid-19 yang kemudian

berdampak pada seluruh aspek kehidupan termasuk penyelenggaraan

pelayanan KB. Berdasarkan data statistik rutin BKKBN, capaian peserta

KB baru mengalami penurunan secara signifikan dari 422.315 pada bulan

Maret 2020 menjadi 371.292 dan 388.390 pada bulan April dan Mei 2020

terutama penggunaan MKJP dikarenakan ibu-ibu yang takut pasang susuk

dan spiral saat pandemi, alhasil banyak juga yang pindah ke kondom atau

pil yang lebih praktis (BKKBN, 2020).

Keberlanjutan pelayanan maupun informasi terkait keluarga berencana

dan kesehatan reproduksi, baik selama pandemi maupun masa adaptasi


kebiasaan baru sangat penting untuk memastikan setiap orang dapat

mengakses layanan dan informasi berbasis hak. Akses layanan dan

informasi juga dapat mencegah terjadinya Kehamilan yang Tidak

Diinginkan, aborsi yang tidak aman dan infeksi menular seksual (termasuk

HIV). Oleh karena itu, diperlukan beberapa hal yang dapat menjadi

perhatian bagi masyarakat dalam mengakses layanan serta informasi

terkait KB dan Kesehatan Reproduksi termasuk salah satu didalamnya

adalah aktif melakukan konseling KB Pasca Persalinan (KBPP) selama

kehamilan. Ibu tetap bersalin di Faskes dan segera ke Faskes jika sudah

ada tanda - tanda persalinan. Ibu yang telah melahirkan sebaiknya segera

menggunakan KBPP (0 - 42 hari setelah melahirkan) agar dapat menjaga

jarak kehamilan dan berkesempatan memulihkan kondisi rahim pasca

melahirkan, memberi ASI Eksklusif, serta perhatian yang optimal kepada

bayi (BAPPENAS, 2019).

KB IUD merupakan metode kontrasepsi yang praktis digunakan

diseluruh dunia dengan pemakai saat ini mencapai sekitar 100 juta wanita.

Menurut pemakaian dunia, Cina adalah negara pengguna AKDR terbesar

yakni mencapai 70%. Meskipun memiliki efektifitas yang tinggi, KB IUD

juga memiliki beberapa efek samping. Efek samping tersebut sering

diartikan sebagai reaksi yang tidak dikehendaki karena pemakaian alat,

sedangkan komplikasi diartikan sebagai akibat dari pemasangan. Salah

satu efek samping KB IUD yaitu perdarahan haid banyak / menorrhagia

atau haid yang banyak melebihi haid normal biasanya. Kondisi tersebut

terjadi pada 10% dari wanita penggunanya. Efek samping seperti


perdarahan sering membuat klien menghentikan pemakaian IUD dan hal

ini juga menjadi resiko kesehatan bagi pemakainya dikhawatirkan terjadi

anemia (Sulastri, 2018)

Berdasarkan pada data yang didapat dari PMB Noradina Anggi

Agustin, S.Keb.Bdn. dari bulan Januari sampai September 2023 akseptor

KB AKDR berjumlah 12 orang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilakukan asuhan

kebidanan keluarga berencana pada akseptor KB AKDR dengan Masalah

Anemia.

C. Tujuan

1. Umum

Mahasiswa mampu menerapkan Asuhan Kebidanan Keluarga

Berencana Akseptor KB AKDR Pada Ny. R menggunakan

manajemen kebidanan 7 langkah Varney di PMB Noradina Anggi

Agustin, S.Keb.Bdn.

2. Khusus

a. Mengidentifikasi pengkajian pada ibu akseptor KB AKDR secara

komprehensif melalui pendekatan asuhan kebidanan di PMB

Noradina Anggi Agustin, S.Keb.Bdn.


b. Menginterpretasikan data dasar untuk menegakkan diagnosa atau

masalah pada ibu akseptor KB AKDR melalui pendekatan asuhan

kebidanan di PMB Noradina Anggi Agustin, S.Keb.Bdn.

c. Mengidentifikasi masalah potensial pada ibu akseptor KB AKDR

melalui pendekatan asuhan kebidanan di PMB Noradina Anggi

Agustin, S.Keb.Bdn.

d. Mengidentifikasi tindakan segera pada ibu akseptor KB AKDR

untuk mencegah masalah potensial di PMB Noradina Anggi

Agustin, S.Keb.Bdn.

e. Mengidentifikasi rencana asuhan pada ibu akseptor KB AKDR

melalui pendekatan asuhan kebidanan di PMB Noradina Anggi

Agustin, S.Keb.Bdn.

f. Mengidentifikasi pelaksanaan rencana asuhan pada ibu akseptor

KB AKDR yang telah ditetapkan di PMB Noradina Anggi Agustin,

S.Keb.Bdn.

g. Mengidentifikasi hasil asuhan kebidanan pada ibu akseptor KB

AKDR secara komprehensif melalui pendekatan asuhan kebidanan

di PMB Noradina Anggi Agustin, S.Keb.Bdn.

D. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan dalam penerapan

asuhan kebidanan keluarga berencana terutama pada ibu akseptor KB

AKDR.
2. Bagi Tempat Pelayanan

Dapat dijadikan sebagai bahan untuk meningkatkan kualitas

pelayanan Keluarga Berencana khususnya di PMB Noradina Anggi

Agustin, S.Keb.Bdn. dalam memberikan asuhan kebidanan keluarga

berencana.

3. Bagi Institusi

Dapat dijadikan sumber informasi atau bahan bacaan bagi mahasiswa

Universitas Sari Mulia Banjarmasin khususnya program studi profesi

bidan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya dalam

penerapan asuhan kebidanan keluarga berencana.

4. Bagi Pasien

Sebagai sarana informasi untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan

wawasan ibu terutama mengenai Keluarga Berencana (KB).


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka Kontrasepsi

1. Pengertian

Keluarga Berencana (KB) adalah memiliki jumlah anak yang

diinginkan dan kapan ingin memilikinya dengan menggunakan

metode modern yang aman dan efektif. Jarak kelahiran yang tepat

adalah memiliki anak dengan jarak 3 sampai 5 tahun, yang terbaik

untuk kesehatan ibu, anaknya, dan keluarga (Glasier and Gebbie,

2016).

2. Tujuan Keluarga Berencana

Menurut Prijatni and Rahayu (2016) tujuan dari Keluarga

Berencana adalah meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta

mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera melalui

pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk

Indonesia. Di samping itu KB diharapkan dapat menghasilkan

penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu dan

meningkatkan kesejahteraan keluarga. Sasaran dari program KB,

meliputi sasaran langsung, yaitu pasangan usia subur yang bertujuan

untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan

kontrasepsi secara berkelanjutan, dan sasaran tidak langsung yang

terdiri dari pelaksana dan pengelola KB, dengan cara menurunkan

tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan

14
terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga

sejahtera.

3. Pengertian Kontrasepsi

Kontrasepsi adalah tindakan mencegah kehamilan. Ini bisa berupa

perangkat, obat, prosedur, atau perilaku. Kontrasepsi memungkinkan

seorang wanita mengontrol kesehatan reproduksinya dan memberi

wanita kemampuan untuk menjadi peserta aktif dalam keluarga

berencananya (Bansode, Sarao and Cooper, 2021)

4. Jenis Kontrasepsi

Kontrasepsi paling baik ditinjau dengan pasien ketika kemanjuran

adalah prioritas utama. Berikut ini diurutkan berdasarkan bentuk

kontrasepsi yang paling efektif hingga yang paling tidak efektif

menurut Bansode, et all (2021) :

a. Implan kontrasepsi etonogestrel

b. IUD Levonorgestrel (LNG IUD)

c. Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) - tembaga

d. Sterilisasi wanita

e. Vasektomi

f. Suntik

g. Kontrasepsi oral kombinasi

h. Pil progestin saja

i. Patch

j. Cincin kontrasepsi vagina hormonal

15
k. Amenore Laktasi

l. Diafragma atau tutup serviks

m. Spons

n. Kondom pria

o. Kondom wanita

p. Spermisida

q. Kalender kesuburan

r. Kontrasepsi darurat

B. Konsep Dasar Kontrasepsi AKDR Copper-T

1. Pengertian

Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) adalah kerangka plastik

kecil yang fleksibel dengan lengan atau kawat tembaga di

sekelilingnya. Penyedia layanan kesehatan yang terlatih secara khusus

memasukkannya ke dalam rahim wanita melalui vagina dan leher

rahimnya. Hampir semua jenis AKDR memiliki satu atau dua tali,

atau benang, yang terikat padanya. Tali menggantung melalui leher

rahim ke dalam vagina. Bekerja dengan menyebabkan perubahan

kimia yang merusak sperma dan sel telur sebelum mereka dapat

bertemu (WHO., 2018).

2. Efektivitas

Menurut WHO pada Family Planning A Global Handbook for

Providers 2018 Edition efektivitas dari penggunaan AKDR adalah :

a. Salah satu metode yang paling efektif dan tahan lama

16
1) Kurang dari 1 kehamilan per 100 wanita yang menggunakan

AKDR selama tahun pertama (6 per 1.000 wanita yang

menggunakan AKDR dengan sempurna, dan 8 per 1.000

wanita seperti yang biasa digunakan). Ini berarti bahwa 992

hingga 994 dari setiap 1.000 wanita yang menggunakan

AKDR tidak akan hamil.

2) Risiko kecil kehamilan tetap ada setelah tahun pertama

penggunaan dan berlanjut selama wanita tersebut

menggunakan AKDR. Lebih dari 10 tahun penggunaan

AKDR : Sekitar 2 kehamilan per 100 wanita

3) Studi telah menemukan bahwa CTU-380A efektif selama 12

tahun. Namun, CTU-380A diberi label untuk penggunaan

hingga 10 tahun. (Penyedia harus mengikuti pedoman

nasional tentang kapan AKDR harus dilepas)

b. Kembalinya kesuburan setelah IUD dilepas : Tidak ada

penundaan

c. Perlindungan terhadap infeksi menular seksual (IMS) : Tidak ada

3. Efek Samping dan Manfaat

Beberapa pengguna melaporkan efek samping yang sering terjadi

pada Family Planning A Global Handbook for Providers 2018 Edition

adalah perubahan pola perdarahan (terutama pada 3 sampai 6 bulan

pertama), antara lain :

a. Pendarahan bulanan yang berkepanjangan dan berat

b. Pendarahan tidak teratur

17
c. Lebih banyak kram dan nyeri selama pendarahan bulanan

Namun, perubahan perdarahan adalah normal dan tidak

berbahaya. Jika seorang wanita menganggapnya mengganggu,

konseling dan dukungan dapat membantu.

Penggunaan AKDR dapat membantu melindungi terhadap:

a. Risiko kehamilan

b. Dapat membantu melindungi terhadap:

c. Kanker lapisan rahim (endometrium cancer)

d. Kanker serviks

e. Mengurangi:

f. Risiko kehamilan ektopik

4. Risiko dan Komplikasi

Pada Family Planning A Global Handbook for Providers 2018

Edition risiko kesehatan yang diketahui dalam penggunaan AKDR

adalah :

a. Sering : Dapat menyebabkan anemia jika seorang wanita sudah

memiliki simpanan darah besi yang rendah sebelum pemasangan

dan AKDR menyebabkan perdarahan bulanan yang lebih berat

b. Jarang : Penyakit radang panggul dapat terjadi jika wanita

tersebut menderita klamidia atau gonore pada saat pemasangan

AKDR

18
Sedangkan untuk komplikasi yang mungkin terjadi namun jarang

pada penggunaan AKDR adalah :

a. Penusukan (perforasi) dinding rahim oleh AKDR atau alat yang

digunakan untuk pemasangan. Biasanya sembuh tanpa

pengobatan.

b. Keguguran, kelahiran prematur, atau infeksi dalam kasus yang

jarang terjadi di mana wanita hamil dengan AKDR di tempat

5. Yang dapat Menggunakan AKDR

Menurut Family Planning A Global Handbook for Providers

2018 Edition, kebanyakan wanita dapat menggunakan AKDR dengan

aman dan efektif, termasuk wanita yang :

a. Memiliki atau belum memiliki anak

b. Sudah menikah atau belum menikah

c. Berusia berapa pun, termasuk remaja dan wanita di atas 40 tahun

d. Baru saja melakukan aborsi atau keguguran (jika tidak ada bukti

infeksi)

e. Sedang menyusui

f. Melakukan pekerjaan fisik yang berat

g. Pernah mengalami kehamilan ektopik

h. Pernah menderita penyakit radang panggul

i. Mengalami infeksi vagina

j. Mengalami anemia

19
k. Memiliki penyakit klinis HIV yang ringan atau tanpa gejala baik

sedang menjalani terapi antiretroviral atau tidak cemas.

6. Prosedur Pemakaian

Wanita dapat mulai menggunakan IUD tanpa skrining kanker

serviks, tanpa pemeriksaan payudara, dan tanpa pemeriksaan tekanan

darah. Namun, pemeriksaan panggul dan penilaian risiko IMS sangat

penting dilakukan. Jika tersedia, tes hemoglobin dan tes laboratorium

untuk IMS termasuk HIV dapat berkontribusi pada penggunaan yang

aman dan efektif (WHO., 2018).

Seorang wanita yang telah memilih AKDR perlu mengetahui apa

yang akan terjadi selama pemasangan. Secara singkat langkah-langkah

pemasangan AKDR adalah sebagai berikut :

a. Penyedia menggunakan prosedur pencegahan infeksi yang tepat

b. Penyedia melakukan pemeriksaan panggul untuk menentukan

posisi rahim dan menilai kelayakan. Penyedia pertama melakukan

pemeriksaan bimanual dan kemudian memasukkan spekulum ke

dalam vagina untuk memeriksa serviks.

c. Penyedia layanan membersihkan serviks dan vagina dengan

antiseptik yang sesuai.

d. Penyedia secara perlahan memasukkan tenakulum melalui

spekulum dan menutup tenakulum secukupnya untuk menahan

serviks dan uterus dengan lembut.

20
e. Penyedia secara perlahan dan lembut memasukkan sonde melalui

serviks untuk mengukur kedalaman dan posisi rahim.

f. Penyedia memasukkan AKDR ke dalam inserter saat keduanya

masih dalam kemasan steril yang belum dibuka.

g. Penyedia secara perlahan dan lembut memasukkan AKDR ke

dalam rahim dan melepaskan inserter.

h. Penyedia memotong tali AKDR, menyisakan sekitar 3 cm

menggantung dari leher rahim.

i. Setelah pemasangan, wanita beristirahat. Dia tetap di meja

pemeriksaan sampai dia merasa siap untuk berpakaian.

7. Kunjungan Ulang

Setelah 3-6 minggu pasca pemasangan AKDR, sebaiknya ibu

disarankan untuk melakukan kunjungan ulang untuk dapat melihat

kondisi setelah pemasangan. Adapun hal yang perlu ditanyakan oleh

petugas adalah :

a. Tanyakan bagaimana keadaan klien dengan metode ini dan

apakah dia puas. Tanyakan apakah dia memiliki pertanyaan atau

sesuatu untuk didiskusikan.

b. Tanyakan terutama jika dia khawatir tentang perubahan

perdarahan. Beri dia informasi atau bantuan yang dia butuhkan

c. Tanyakan pada klien apakah dia memiliki:

1) Nyeri perut yang meningkat atau parah atau nyeri saat

berhubungan suami istri atau buang air kecil

21
2) Keputihan yang tidak biasa

3) Demam atau kedinginan

4) Ada tanda atau gejala kehamilan

5) Merasakan plastik keras AKDR yang terlepas sebagian

6) Pemeriksaan panggul rutin pada kunjungan tindak lanjut

tidak diperlukan. Namun, ini mungkin sesuai di beberapa

pengaturan atau untuk beberapa klien. Lakukan pemeriksaan

panggul terutama jika jawaban klien mengarah pada

kecurigaan infeksi atau AKDR telah keluar sebagian atau

seluruhnya.

22
C. Tinjauan Artikel

No Penulis Judul Tujuan Metode Hasil Alasan memilih artikel


1 Li et al, 2020 The Efficacy and Untuk Metode dalam penelitian Hasil utama adalah Karena jumlah sample
Tiongkok Safety of Vitamin C for membandingkan ini adalah RCT dengan perubahan kadar yang banyak dan
Iron Supplementation efektifitas pemberian jumlah 440 sample yang hemoglobin dari awal langsung diberikan pada
in Adult Patients With suplemen zat besi oral dibagi menjadi 2 hingga 2 minggu pasien dengan IDA
Iron Deficiency ditambah vitamin C kelompok yaitu 220 pada pengobatan dan margin
Anemia dengan suplemen zat kelompok suplemen zat ekuivalen sebesar
A Randomized Clinical besi oral saja besi dan vitamin C dan 1gr/dl. Diantara pasien
Trial 220 pada kelompok dengan IDA, suplemen
suplemen zat besi saja, zat besi oral saja setara
intervensi yang diberikan dengan suplemen zat
yaitu zat besi 100 mg dan besi ditambah vitamin C
vitamin C 200 mg selama dapam meningkatkan
2 minggu. pemulihan hemoglobin
dan zat besi.
2 Khuzaimah et all The Effect of Giving Untuk mengetahui Menggunakan metode Hasil melaporkan Karena intervensi yang
2023 Combination Boiled pengaruh kombinasi penelitian ekspresimen adanya perubahan kadar jelas disertakan dengan
Indonesia Chicken Egg and Red konsumsi rebusan semu dengan design hemoglobin pada ukuran pemberian pada
Dragon Fruit telur ayam dan buah kelompok kontrol non kelompok intervensi kelompok perlakuan.
(Hylocereus naga untuk ekuivalen. Responden dibandingkan dengan Penelitian terbaru pada
Polyrhizus) to Increase meningkatkan kadar dibagi menjadi 2 kontrol. Peningkatan (p tahun 2023.
Hemoglobin Levels in hemoglobin pada kelompok yaitu <0,05) pada
Women During wanita kelompok intervensi dan tingkat hemoglobin
Menstruation selama menstruasi kelompok kontrol. tercatat di T2.
mereka Kelompok intervensi Sementara itu terjadi
diberikan telur ayam penurunan
rebus & buah naga kadar hemoglobin pada
sebanyak 365 gr selama kontrol (p <0,05) yang

23
4 hari selama menstruasi tidak memilikinya
dan kelompok kontrol perlakuan. Intervensi
tidak diberikan intervensi telur ayam rebus dan
apapun. buah naga merah
meningkatkan kadar
hemoglobin pada wanita
dan menurunkan resiko
anemia defisiensi besi
saat menstruasi.
3 Nurhasanah Ifa Analysis Of Iron (Fe) Untuk Metode Hasil Karena artikel ini adalah
2023 In Papaya Fruit mengetahui dan yang digunakan dalam penelitian tersebut penelitian langsung
Situbondo (Carica Papaya L.) menganalisis kadar zat penelitian ini adalah menunjukkan adanya dengan uji laboraturium
besi pada pepaya dengan menggunakan kandungan zat besi pada dan hasilnya mendukung
Hawaii. Spektrofotometer buah untuk peningkatan kadar
Serapan Atom (AAS) pepaya hawai. Hasil hemoglobin.
yang dilakukan di analisis kadar zat besi
laboratorium pada buah ini yang
Sucofindo Surabaya pada dilakukan
bulan September 2022- pada 10-20 gram adalah
Januari 2023. 5,1. Kesimpulannya,
buah pepaya
hawai dapat membantu
masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan
zat besi hariannya
sehingga bisa
direkomendasikan
untuk peningkatan
kadar hemoglobin.

24
D. Analisis Tinjauan Artikel
Review artikel ini diambil dari google schoolar kemudian dilakukan analisis dengan metode PICO ( Problem, Intervention,
Comparation, Outcome ).
1. Artikel pertama

Kriteria Pemikiran Kritis Justifikasi


P Anemia defisiensi besi dikaitkan dengan penurunan eritropoiesis Perdarahan yang terjadi pada wanita pengguna KB IUD
oleh deficit total zat besi dalam tubuh. Defisiensi zat besi adalah atau biasa disebut Menorrhagia yang menyebabkan
penyebab utama anemia diseluruh dunia. Menurut WHO, Anemia akseptornya menjadi anemia.
Defisiensi Besi mempengaruhi 30% populasi dunia.
I 440 sample yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 220 pada Untuk menyerap zat besi dalam jumlah yang signifikan
kelompok suplemen zat besi dan vitamin C dan 220 pada sangat penting untuk menggabungkan vitamin C dengan
kelompok suplemen zat besi saja, intervensi yang diberikan yaitu zat besi.
zat besi 100 mg dan vitamin C 200 mg selama 2 minggu.
C Kelompok kontrol hanya menggunakan suplemen zat besi -
O Hasil utama adalah perubahan kadar hemoglobin dari awal hingga -
2 minggu pengobatan dan margin ekuivalen sebesar 1gr/dl.
Diantara pasien dengan IDA, suplemen zat besi oral saja setara
dengan suplemen zat besi ditambah vitamin C dapam
meningkatkan pemulihan hemoglobin dan zat besi.

25
2. Artikel kedua

Kriteria Pemikiran Kritis Justifikasi


P Wanita yang sedang menstruasi rentan mengalami anemia, karena Untuk mencegah resiko anemia, asupan zat besi yang
kehilangan darah selama periode ini. Salah satu alternatif untuk cukup harus dipenuhi. Konsumsi makanan adalah hal
mencegah hal tersebut utama penentu kecukupan zat besi.
terjadinya anemia defisiensi besi adalah dengan mengkonsumsi
makanan yang mengandung
zat besi dan vitamin C seperti telur ayam dan buah naga merah.
Kehilangan zat besi saat menstruasi rata-rata sekitar 0,5 mg/hari.
Bila ini ditambah dengan kehilangan basal sebesar 0,8 mg/hari,
total zat besi kerugiannya adalah 1,3 mg/hari. Alasan mengapa
menstruasi berlebihan perdarahan yang melebihi 80 mL/siklus
dianggap tidak teratur dan dapat menyebabkan risiko kekurangan
zat besi dan anemia 8 - 10.
I Menggunakan metode penelitian ekspresimen semu dengan design Buah naga merupakan buah buahan yang mengandung zat
kelompok kontrol non ekuivalen. Responden dibagi menjadi 2 besi (Fe), Vitamin C, Vitamin E, Vitamin B12, tiamin dan
kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol. riboflavin.
Kelompok intervensi diberikan telur ayam rebus & buah naga
sebanyak 365 gr selama 4 hari selama menstruasi dan kelompok
kontrol tidak diberikan intervensi apapun.
C Perbandingan dengan kelompok kontrol adalah yang tidak -
diberikan intervensi apapun.
O Hasil melaporkan adanya perubahan kadar hemoglobin pada -
kelompok intervensi dibandingkan dengan kontrol. Peningkatan (p
<0,05) pada
tingkat hemoglobin tercatat di T2. Sementara itu terjadi penurunan
kadar hemoglobin pada kontrol (p <0,05) yang tidak memilikinya
perlakuan. Intervensi telur ayam rebus dan

26
buah naga merah meningkatkan kadar hemoglobin pada wanita dan
menurunkan resiko anemia defisiensi besi saat menstruasi.

3. Artikel ketiga

Kriteria Pemikiran Kritis Justifikasi


P Anemia adalah penyakit yang ditandai dengan kadar hemoglobin Pepaya hawai mengandung vitamin C dan zat besi yang
dalam darah tidak normal atau kurang dari batasan normal. Anemia dapat dimanfaatkan oleh penderita anemia atau sebagai
sering terjadi pada wanita muda sampai dewasa. Pepaya pencegahannya.
merupakan buah yang mudah dan murah didapatkan.
I Penelitian ini untuk menganalisis kadar zat besi pada papaya. -
C - -
O Kandungan zat besi pada buah papaya dalam 10-20 gram adalah -
5.1.

27
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY. R AKSEPTOR KB AKDR DI PMB NORADINA ANGGI AGUSTIN,
S.KEB.BDN.

Hari / Tanggal Pengkajian : Rabu / 20 September 2023


Tempat : Ruang Pemeriksaan
Jam Pengkajian : 17.30 wita

A. SUBJECTIVE DATA
1. Ident itas
Istri (pasien) Suami (penanggung jawab)
Nama : Ny. RA Nama : Tn. MA
Umur : 35 tahun Umur : 35 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Banjar / Indonesia Suku/ Bangsa : Banjar / Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : PNS
Alamat : Komp. Herlina Alamat : Komp. Herlina

2. Keluhan Utama
Ibu datang dengan keluhan sebagai pemakai KB IUD yang baru di
pasang 2 minggu yang lalu mengeluh keluar darah dari jalan lahir tanpa
disertai nyeri. Ibu merasa pusing dan badan terasa lemes.

3. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali, kawin pertama kali umur 23 tahun, dengan suami sekarang
sudah 12 tahun

28
4. Riwayat Haid
a. Menarche umur : 12 tahun
b. Siklus : ± 28 hari
c. Teratur/ tidak : Teratur
d. Lamanya : 7 hari
e. Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut/ hari
f. Dismenorhoe : tidak

5. Riwayat Gineko logi


a. Perdarahan di luar haid : tidak ada
b. Riwayat keputihan : tidak ada
c. Riwayar perdarahan setelah : tidak ada
berhubungan badan
d. Riwayat nyeri saat berhubungan : tidak ada
badan
e. Riwayat adanya massa/tumor pada : tidak ada
payudara dan alat kandungan

6. Riwayat Obstetri
P3 A0
Kehamilan Persalinan Bayi
Penyulit
No Thn Tempat/ Keadaan Ket
UK Penyulit UK Cara Penyulit BB PB Seks Nifas
Penolong Lahir
1 2014 Ate - Ate Spt bidan - 2700 50 P Normal -
rm rm BK
2. 2018 Ate - Ate Spt bidan - 3000 51 L Normal -
rm rm BK
3. 2023 Ate - Ate Spt bidan - 3100 50 P Normal -
rm rm BK

7. Riwayat Keluarga Berencana


Ibu pernah menggunakan suntik KB 3 bulan sebelum kehamilan anak ke
3 nya
8. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan ibu : Ibu mengatakan tidak mempunyai
peyakit seperti asma, hipertensi dan

29
penyakit menular seksual, tetapi ibu
memiliki riwayat tumor otak dan
sudah melakukan operasi tumor otak
sehingga tidak ingin menggunakan
hormonal.
b. Riwayat kesehatan keluarga : Ibu mengatakan diantara
keluarganya tidak mempunyai
penyakit keturunan, menahun dan
penyakit menular seksual.

9. Pola Kebutuhan Sehari-hari


a. Nutrisi
1) Jenis yang dikonsumsi : Nasi, ayam dan air putih
2) Frekuensi : 2-3 kali sehari
3) Porsi makan : ± 1 piring, ± 1 gelas
4) Pantangan : tidak ada
b. Tidur dan istirahat
1) Siang hari : ± 1 jam
2) Malam hari : ± 6 jam
3) Masalah : tidak ada
c. Pola seksual
1) Frekuensi : 2-3 kali seminggu
2) Masalah : tidak ada

10. Data Psikososial dan Spiritual


a. Tanggapan ibu tentang alat kontrasepsi
Ibu mengerti tentang beberapa penggunaan alat kontrasepsi
b. Kepercayaan ibu tentang penggunaan alat kontrasepsi
Tidak ada
c. Dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi
Suami mendukung
d. Penentu/Pengambil keputusan dalam keluarga

30
Ibu beserta suami.
B. OBJECTIVE DATA
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : compos mentis
c. Berat badan : 55 kg
d. Tinggi badan : 157 cm
e. LILA : 24 cm
f. Tanda-tanda vital : TD 90/70 mmHg, nadi 82 x/menit, suhu
36,3oC, respirasi 20x/menit

2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
1) Kepala : rambut dan kulit kepala tampak bersih dan
tidak rontok
2) Muka : tidak tampak pucat dan tidak tampak oedem
3) Mata : konjungtiva tampak anemis dan sklera tidak
tampak ikterik
4) Telinga : tampak bersih dan tidak tampak ada sekret
5) Hidung : tampak bersih, tidak tampak adanya benjolan
abnormal, dan tidak tampak ada pernapasan
cuping hidung
6) Mulut : bibir tidak tampak anemis, gigi tidak tampak
karies, dan lidah tampak bersih
7) Leher : tidak tampak adanya pembesaran vena
jugularis dan kelenjar tiroid
8) Dada/ mamae : payudara tampak simetris, puting susu
tampak menonjol, tampak hiperpigmentasi
pada areola
9) Abdomen : tampak adanya bekas luka operasi
10) Tungkai : tidak tampak oedem dan varises

31
11) Genitalia : tidak tampak adanya benjolan abnormal,
tampak ada pengeluaran darah haid
b. Palpasi
1) Leher : tidak teraba pembesaran vena jugularis dan
kelenjar tiroid
2) Dada/ mamae : simetris, tidak teraba benjolan abnormal,
puting susu menonjol (ASI ada keluar)
3) Abdomen : tidak ada pembesaran uterus dan tidak ada
nyeri tekan
4) Tungkai : tidak teraba oedem dan varises

c. Pemeriksaan Obstetri
Inspekulo : tidak terlihat benjolan abnormal, portio
kemerahan, ada pengeluaran darah haid.
VT : tidak teraba bejolan abnormal dan nyeri pada
kelenjar skene, bartolini dan dinding vagina,
tidak ada nyeri goyang pada serviks

d. Pemeriksaan Penunjang
Haemoglobin : 10 gr/dl
C. ANALISA DATA
1. Diagnosa Kebidanan : Akseptor KB AKDR
2. Masalah : Anemia
3. Kebutuhan : KIE tentang keluhan dan penanganan
keluhan

32
D. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan umum dan
TTV ibu bahwa tekanan darah ibu sedikit rendah dan kadar HB juga turun.
Clinical Reasoning : Pasien berhak mengetahui segala sesuatu yang
berkaitan dengan keadaan penyakit yaitu tentang diagnosis, tindakan
medik yang akan dilakukan, segala resiko dari tindakan medik tersebut.
2. Mendokumentasikan hasil pelayanan KB di kartu peserta dan klinik.
Clinical Reasoning : Pendokumentasian setiap tindakan penting dilakukan
sebagai data rekam medik pada praktik / klinik.
3. Menjelaskan kepada pasien bahwa hal tersebut normal terjadi pada
pemakai KB IUD, karena tubuh perlu penyesuaian terhadap benda asing
yang masuk, dan biasanya penyesuaian itu berlangsung sekitar 2-3 bulan.
Clinical Reasoning : Perdarahan yang terjadi normal karena penyesuaian
tubuh terhadap benda asing yang masuk, biasanya penyesuaian
berlangsung sekitar 2-3 bulan. Dan untuk pengguna IUD memang
biasanya haidnya lebih banyak dibanding akseptor KB lainnya.
4. Melakukan pemeriksaan kadar HB ibu yang didapatkan hasil 10 gr/dl
Clinical Reasoning : Berdasarkan pada keluhan dikhawatirkan kadar HB
ibu turun, untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan kadar HB agar bisa
memberikan terapi dan tindakan selanjutnya.
5. Pemberian terapi oral kepada pasien yaitu :
Asam Traneksamat 3 x 500 mg
Fe 2 x 1
Clinical Reasoning : Pemberian terapi oral asam traneksamat untuk
mengobati perdarahannya dan pemberian tablet tambah darah untuk
membantu meningkatkan kadar HB agar kembali menjadi normal.
6. Memberikan edukasi untuk terapi komplementer yaitu dengan
mengkonsumsi telur rebus dan jus buah naga.
Clinical Reasoning : Sesuai dengan artikel yang ditemukan bahwa
pemberian telur rebus dan jus buah naga bisa meningkatkan kadar HB
karena mengandung zat besi, selain dari konsumsi obat Fe, pemenuhan zat
besi juga bisa dipenuhi dengan konsumsi buah dan telur rebus.

33
7. Memberi tahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang jika ada keluhan dan
jika perdarahan tidak berhenti dalam waktu 1 minggu setelah periksa.
Clinical Reasoning : Guna tercapainya pelayanan kebidanan yang
maksimal, kontrol ulang dan pemantauan keluhan terhadap pasien juga
penting dilakukan, untuk itu sebelum pasien pulang, penting untuk
dilakukan edukasi mengenai kunjungan ulang atau jika ada keluhan.

34
BAB IV

PEMBAHASAN

Asuhan kebidanan KB telah diberikan kepada pasien. Pasien adalah

akseptor KB AKDR ( IUD ), IUD terpasang sudah 2 minggu yang lalu, saat ini

pasien datang dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir berwarna merah

namun tidak disertai dengan nyeri perut. Pasien mengeluh badan terasa lemes dan

kepala pusing. Pasien kemudian dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan

didapatkan hasil TD : 90/70 mmHg yang mana keadaan ini tekanan darah pasien

dibawah batas normal, kemudian pasien dilakukan pemeriksaan kadar Hb dan

didapatkan kadar HB 10 gr/dl dengan pemeriksaan fisik konjungtiva tampak

pucat. Salah satu faktor resiko atau dampak dari pemakaian IUD adalah

perdarahan atau bisa disebut menorrhagia. Sesuai dengan hasil penelitian Sulastri

tahun 2018 yang mengatakan bahwa 66.7% akseptor KB IUD mengalami efek

samping menorrhagia. Pemberian KIE diperlukan mengenai efek samping KB

agar pasien lebih siap jika menghadapi menorrhagia tersebut.

Salah satu komplikasi jika terjadi menorrhagia adalah anemia, kehilangan

darah saat haid atau perdarahan karena IUD bisa menyebabkan tubuh kehilangan

banyak darah yang menyebabkan penderitanya menjadi anemia. Tidak sedikit

akseptor KB IUD yang mengalami anemia. Sejalan dengan penelitin Jaffery dari

Pakistas tahun 2021 yang mengatakan bahwa sekitar 25% pengguna IUD

mengalami menorrhagia dan anemia. Anemia bisa ditangani dengan rutin

konsumsi tablet tambah darah (Fe) atau makanan yang mengandung zat besi yang

tinggi.

35
Salah satu makanan yang mengandung Fe adalah buah papaya hawai, buah

yang mudah dan murah didapatkan, hampir semua kalangan menyukai buah

papaya ini. Menurut penelitian Nurhasanah Ifa tahun 2023 buah papaya hawai

mengandung zat besi yang cukup tinggi. Buah papaya hawai mengandung zat besi

sebesar 5.1 dalam 10-20 gr nya, dengan mengkonsumsi papaya setiap harinya

diharapkan kebutuhan zat besi harian dapat terpenuhi. Hal tersebut juga bisa

digunakan bagi penderita anemia, jika zat besi terpenuhi kadar Hb akan naik dan

anemia dapat teratasi. Selain buah papaya hawai, telur rebus dan buah naga juga

bisa menjadi alternatif terapi nonfarmakologi untuk membantu meningkatkan

kadar Hb dalam tubuh untuk penderita anemia. Kandungan Zat besi, Vitamin C,

Vitamin E dan Vitamin B12 dalam buah naga cukup tinggi. Jadi bisa

dikolaborasikan untuk menjadi konsumsi harian selain dengan tablet tambah darah

tersebut.

36
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan asuhan kebidanan keluarga berencana akseptor KB

AKDR pada Ny. R di PMB Noradina Anggi Agustin, S.Keb.Bdn. dengan

masalah anemia. Ibu berikan pengobatan farmakologi dan saran untuk terapi

komplementer untuk memenuhi kebutuhan zat besinya agar anemia dapat

teratasi.

B. Saran

1. Bagi Mahasiswa

Agar dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan dalam

penerapan asuhan kebidanan keluarga berencana terutama pada ibu

akseptor KB AKDR.

2. Bagi Tempat Pelayanan

Agar dapat dijadikan sebagai bahan untuk meningkatkan kualitas

pelayanan Keluarga Berencana khususnya di PMB Noradina Anggi

Agustin, S.Keb.Bdn

3. Bagi Institusi

Agar dapat dijadikan sumber informasi atau bahan bacaan bagi mahasiswa

Universitas Sari Mulia Banjarmasin khususnya program studi profesi

bidan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya dalam

penerapan asuhan kebidanan keluarga berencana.

37
4. Bagi Pasien

Sebagai sarana informasi untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan

wawasan ibu terutama mengenai AKDR.

38
DAFTAR PUSTAKA

Armanda Dian, K. (2015) ‘Urgensi Penerapan Mekanisme Informed Consent


Untuk Mencegah Tuntutan Malpraktik Dalam Perjanjian Terapeutik’, Privat
Law, 2(1), p. 164465.

Bansode, O. M., Sarao, M. S. and Cooper, D. B. (2021) ‘Contraception’, LSU


Health Sciences Center, pp. 9–12. Available at:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536949/.

BAPPENAS (2019) ‘ANALISIS SITUASI DAN KIAT PELAYANAN


KELUARGA BERENCANA - KESEHATAN REPRODUKSI SELAMA
PANDEMI COVID-19’, pp. 18–20.

BKKBN (2019) ‘SKAP 2019’.

BKKBN (2020) ‘HARI KONTRASEPSI SEDUNIA TAHUN 2020’.

Glasier, A. and Gebbie, A. (2016) Family Planning/Contraception. Second


Edition, International Encyclopedia of Public Health. Second Edition.
Elsevier. doi: 10.1016/B978-0-12-803678-5.00155-7.

Prijatni, I. and Rahayu, S. (2016) Kesehatan Reproduksi dan Keluarga


Berencana. Kementerian Kesehatan RI.

WHO. (2018) ‘Family Planning A Global Handbook For Providers’, WHO, p.


155. doi: 10.1097/00007890-199304000-00048.

WHO (2017) ‘Contraception Evidence brief’, (3).

39

Anda mungkin juga menyukai