Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEBIDANAN PADA Nn ''R" USIA 20 TAHUN PRANIKAH DAN

PRAKONSEPSI DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI


PUSKESMAS PEBAYURAN KABUPATEN BEKASI TAHUN 2023

Dosen pengampu:

Yulianti, SST., M.Keb

Disusun Oleh:
Elsa Cahya Safitri 123060118

Natasya Miranda 123060124

Putri Ayu Anggraeni 123060125

Putri Nur Fauziah 123060126

Qonita Tasya S 123060127

Salsabila Safa 123060136

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIANAN DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MEDIKA SUHERMAN

2023
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Asuhan Kebidanan Pada Nn ''R" Usia 20 Tahun Pranikah Dan Prakonsepsi Dengan
Kekurangan Energi Kronik (KEK) Di Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi Tahun
2023

Disetujui,

Pembimbing Lapangan

Tanggal : Selasa, 12 Desember 2023

Di : Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

(Hj. Rosidah, STr.Keb)


NIP : 196502011987032007

Pembimbing Institusi

Tanggal : Selasa, 12 Desember 2023

Di : Universitas Medika Suherman

(Yulianti, SST., M.Keb.)


NIK. 51906103

i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala rahmatNya
laporan ini dapat terselesaikan dengan tepat pada waktunya. Sholawat serta salam kita
limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya,
kerabatnya, sahabatnya dan seluruh umatnya.
Laporan ini disusun guna membahas tentang Asuhan Kebidanan Pada Nn ''R"
Usia 20 Tahun Pranikah Dan Prakonsepsi Dengan Kekurangan Energi Kronik
(KEK) Di Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi Tahun 2023 adapun tambahan
materi lainnya yang didasari pada tinjauan pustaka. Dalam penyusunan laporan ini,
penulis mengucapkan terima kasih sebanyak banyaknya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan laporan yang penulis buat. dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1 Dr. Triseu Setianingsih, SKM., MKM, selaku Rektor Universitas Medika
Suherman
2 Ns. Retno Anggraini Puspita Sari, S.Kep., M. Kes, selaku Bidang Mutu Pendidikan
Universitas Medika Suherman.
3 Vincent Octavius, SE., MM, selaku Wakil Rektor Bidang Keuangan Universitas
Medika Suherman.
4 Ns. Yana Setiawan, S,Kep., M.Kep, selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan
Universitas Medika Suherman.
5 Ns. Angga Saeful Rahmat, S.Kep.M.Kep., Sp.Kep Kom, selaku ketua LPPM
Universitas Medika Suherman.
6 Deni Alamsyah, SP., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Medika Suherman.
7 Yulianti, SST., M.Keb, selaku Ketua Program Studi Sarjana Kebidanan dan
Pendidikan Profesi Bidan Universitas Medika Suherman serta dosen pembimbing
akademik lahan praktik klinik.
8 Ida Widaningsih, S.SiT., MKM selaku Dosen pembimbing akademik lahan praktik
klinik.

i
i
9 Dosen Universitas Medika Suherman Cikarang yang telah memberikan ilmu dan
pelajaran sebagai bekal bagi penulis.

10 Kepala Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi.


11 Hj. Rosidah, S.Tr.Keb selaku Penanggung Jawab PONED dan KIA serta
Pembimbing Lahan Praktik Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi.
12 Bdn. Hj. Hanni Nuur Ghaniyyu, S.Tr.Keb selaku Penanggung Jawab Program KB
Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi.
13 Drs. H. Bunyamin selaku Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) di Kecamatan
Pebayuran Kabupaten Bekasi.
14 Seluruh Bidan dan Perawat yang berada di Puskesmas Pebayuran Kabupaten
Bekasi.
15 Seluruh Calon Pengantin yang bersedia datang di Kantor Urusan Agama (KUA)
Kecamatan Pebayuran Kabupaten Bekasi.
16 Rekan rekan mahasiswi Profesi Kebidanan Universitas Medika Suherman
Cikarang dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
memberikan dukungan.
Penulis sangat menyadari isi dari laporan ini jauh dari sempurna karena
keterbatasan kemampuan. Sehingga harap dimaklumi apabila isi laporan ini banyak
Kekurangan dalam hal pengetikan maupun materi. oleh karena itu, kritik dan saran
sangat penulis harapkan demi menyempurnakan laporan ini. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi penulis maupun pembaca, dan menjadi tambahan ilmu pengetahuan
bagi kita semua khususnya bagi para mahasiswa.

Bekasi, 12 Desember 2023

Penulis

i
ii
DAFTAR ISI

PERNYATAAN PERSETUJUAN..................................................................................i

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah....................................................................................................2

C. Tujuan......................................................................................................................2

D. Manfaat....................................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................3

A. Persiapan Pranikah...................................................................................................3

B. Standar Pernikahan di Indonesia..............................................................................4

A. Definisi Kekurangan Energi Kronis (KEK).............................................................5

B. Etiologi Kekurangan Energi Kronis (KEK).............................................................5

C. Tanda dan Gejala Kekurangan Energi Kronis (KEK)..............................................6

D. Komplikasi Kekurangan Energi Kronis (KEK).......................................................7

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kekurangan Energi Kronis (KEK)..................8

F. Penatalaksanaan........................................................................................................8

BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN..................................................9

A. Studi Kasus..............................................................................................................9

B. Pembahasan............................................................................................................14

BAB IV PENUTUP........................................................................................................15

A. Simpulan................................................................................................................15

B. Saran.......................................................................................................................16

i
v
DAFTAR PUSTAKA

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Permasalahan kesehatan reproduksi dimulai dengan adanya pernikahan
dini. Pada perempuan berusia 10-54 tahun 2,6% menikah pertama kali pada
umur kurang dari 15 tahun dan 23,9% menikah pada umur 15-19 tahun. Hal ini
merupakan masalah kesehatan reproduksi karena semakin muda umur untuk
menikah maka semakin panjang rentang waktu untuk bereproduksi dan dapat
melahirkan bayi yang BBLR. Anjuran menikah menurut Badan Koordinasi
Keluaarga Besar Nasional untuk wanita disarankan pada umur 21 tahun dan
untuk laki-laki pada umur 25 tahun
Berdasarkan catatan kantor KUA Ciamis Jawa Barat, pada 2022, ada 10
ribu pasangan yang menikah, sebanyak seribu diantaranya melangsungkan
pernikahan di KUA. Sedangkan pada semester ini dari 5.500 pasangan menikah
sekitar 1.800 calon pengantin menikah di KUA. Sedangkan di KUA kecamatan
Pebayuran Bekasi sebanyak 79 Orang Calon Pengantin.
Kekurangan Energi Kronis (KEK) sering diderita oleh wanita usia subur
(WUS). WUS adalah wanita yang berada pada masa kematangan organ
reproduksi dan organ reproduksi tersebut telah berfungsi dengan baik, yaitu
pada rentang usia 15 – 49 tahun termasuk wanita hamil, wanita tidak hamil, ibu
nifas, calon pengantin, remaja putri, dan pekerja wanita. KEK menggambarkan
asupan energi dan protein yang tidak adekuat. Salah satu indikator untuk
mendeteksi resiko KEK adalah dengan melakukan pengukuran lingkar lengan
atas (LILA). Nilai ambang batas yang digunakan < 23,5 cm yang
menggambarkan risiko
Kekurangan energi kronis pada kelompok wanita usia subur (Mussadik, Linda
Ayu Rizka, 2022)
World Health Organization (WHO) tahun 2018, mengemukakan
bahwa prevalensi Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada kehamilan secara
global 35% sampai 75%. WHO juga mencatat 40% kematian ibu di negara
berkembang berkaitan dengan KEK (Mussadik, Linda Ayu Rizka, 2022)
Berdasarkan data riset kesehatan dasar yang dilakukan oleh Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan tahun 2017-2018 prevalensi KEK

1
pada ibu hamil di Indonesia sebesar 17,3% dan prevalensi anemia pada ibu
hamil sekitar 48,9% (Kemenkes RI., 2018). Di Jawa Barat prevalensi kejadian
KEK pada ibu hamil terdapat 10,0%(Novitasari et al., 2019)
Kekurangan energi kronik (KEK) masih merupakan masalah gizi
utama yang sering menimpa WUS. Seseorang dapat dikatakan KEK apabila
hasil dari pengukuran lingkar lengan atas (LILA) dibawah 23,5 cm. Berbagai
faktor dapat mempengaruhi status gizi wanita pranikah sebelum kehamilan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah umur, pendidikan, dan status gizi.
Sedangkan selama kehamilan beberapa faktor yang mempengaruhi adalah
frekuensi kehamilan, derajat aktivitas fisik, komplikasi penyakit saat hamil,
kondisi psikologis dan asupan pangan (Badriah dalam Fauziyah, 2017).

Pengetahuan mengenai gizi berperan penting dalam pemenuhan


kecukupan gizi seseorang. Tingkat pengetahuan akan mendorong seseorang
memiliki kemampuan yang optimal berupa pengetahuan dan sikap.
Kekurangannya pengetahuan terhadap gizi akan mempengaruhi seseorang
dalam memahami konsep dan prinsip serta informasi yang berhubungan
dengan gizi. (Badriah dalam Fauziyah, 2017).
Maka dengan ini kami mengambil kasus catin dengan kek karena
jumlah kek dipebayuran cukup tinggi dan sangat berpengaruh dengan
kehamilan nanti

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah pada laporan ini
adalah untuk mengetahui bagaimana Asuhan Kebidanan Pada Ny ''R" Usia 20
Tahun Pranikah Dan Prakonsepsi Dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK)
Di Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi Tahun 2023.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan, maka tujuan
umum pada laporan ini yaitu Mampu menerapkan asuhan kebidanan yang

2
tepat untuk menangani masalah pada catin dengan Kekurangan Energi
Kronik (KEK).
2. Tujuan Khusus
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan, maka tujuan
khusus pada penelitian ini yaitu:
a) Mampu melakukan pengumpulan data dasar secara subjektif dan
objektif Asuhan Pranikah dan Prakonsepsi dengan Kekurangan Energi
Kronis (KEK).
b) Menginterpretasi data klien meliputi diagnosa, masalah, dan kebutuhan
asuhan kebidanan pra nikah dan prakonsepsi dengan Kekurangan
Energi Kronis (KEK).
c) Merumuskan diagnosa potensial dan antisipasi yang harus dilakukan
bidan pada asuhan kebidanan pra nikah dan prakonsepsi dengan
Kekurangan Energi Kronis (KEK).

d) Mengidentifikasi rencana tindakan segera pada asuhan kebidanan pra


nikah dan prakonsepsi dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK).
e) Menyusun rencana tindakan pada asuhan kebidanan pra nikah dan
prakonsepsi dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK).
f) Melaksanakan tindakan terhadap kebidanan terkait dengan pada asuhan
kebidanan pra nikah dan prakonsepsi dengan Kekurangan Energi
Kronis (KEK).

D. Manfaat
1. Bagi Lahan Prakktik
Manfaat bagi lahan praktik yang diharapkan adalah bahwa hasil penelitian
dapat dijadikan rujukan bagi upaya pengembangan penelitian terhadap ibu
hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK).
2. Bagi Profesi
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam mengaplikasikan tindakan
yang dilakukan pada asuhan kebidanan yang sesuai kewenangan pada klien
pranikah dan prakonsepsi dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK).

3
3. Bagi Klien dan Keluarga
Mendapat asuhan kebidanan pranikah dan prakonsepsi yang baik terhadap
catin serta mendapatkan informasi tentang Kekurangan Energi Kronis
(KEK) dalam persiapan kehamilan.
.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Persiapan Pranikah
Masa pranikah adalah masa yang tepat untuk melakukan persiapan yang
matang baik secara psikis, fisik, dan sosial. Salah satu indikasi bahwa calon
pengantin yang sehat yaitu kesehatan reproduksinya berada pada kondisi yang
baik, usaha untuk membentuk kualitas kesehatan keluarga dengan melakukan
peran mereka sebagai pasangan, seorang suami dan istri haruslah memiliki
kesehatan lahir dan batin yang baik. Dalam membangun hubungan rumah
tangga yang sakinah, mawaddah, warohmah, calon pengantin hendaknya
mempunyai bekal yang baik untuk dapat membangun suatu hubungan rumah
tangga (April, 2022).
Calon pengantin yang akan menikah adalah cikal bakal terbentuknya
sebuah keluarga, sehingga sebelum menikah calon pengantin perlu
mempersiapkan kondisi kesehatannya. Hal ini bertujuan supaya wanita dapat
menjalani kehamilan dan persalinan dengan baik. Sehingga, dapat melahirkan
generasi penerus yang sehat, menciptakan keluarga yang sejahtera dan
berkualitas. Oleh karena itu, kehamilan pertama merupakan fase dalam siklus
reproduksi perempuan yang harus dipersiapkan sebaik mungkin oleh calon
pengantin (Pitri, 2016).
B. Standar Pemeriksaan Pranikah di Indonesia
Pelaksanaan skrining pranikahi di Indonesia di atur dalam Peraturan
Menteri Kesehatan No 97 Tahun 2014 Tentang pelayanan kesehatan masa
sebelum hamil, masa hamil, persalinan, dan masa sesudah melahirkan,
penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi, serta pelayanan kesehatan seksual.

4
Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil dilakukan untuk mempersiapkan
perempuan dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan selamat
serta memperoleh bayi yang sehat. Sasaran pelayanan kesehatan masa sebelum
hamil berdasarkan Permenkes No.97 Tahun 2014 adalah remaja, calon
pengantin dan pasangan usia subur (Yulivantina et al., 2020). Kegiatan
pelayanan kesehatan masa sebelum hamil berdasarkan Permenkes No.97 Tahun
2014 meliputi :
1. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan status
gizi. Pemeriksaan status gizi harus dilakukan terutama untuk menanggulangi
masalah kurang energi kronis (KEK) dan pemeriksaan status anemia.

2. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang merupakan pelayanan kesehatan yang dilakukan
berdasarkan indikasi medis, terdiri atas pemeriksaan darah rutin, pemeriksaan
darah yang dianjurkan, pemeriksaan penyakit menular seksual, pemeriksaan
urin rutin dan pemeriksaan penunjang lainnya.
3. Pemberian imunisasi
Pemberian imunisasi dilakukan dalam upaya pencegahan dan perlindungan
terhadap penyakit Tetanus. Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
dilakukan untuk mencapai status T5 hasil pemberian imunisasi dasar dan
lanjutan. Status T5 ditujukan agar wanita usia subur memiliki kekebalan penuh.
4. Pemberian Suplementasi gizi
Suplementasi gizi bertujuan untuk pencegahan anemia gizi. Pemberian
suplementasi gizi untuk pencegahan anemia gizi dilaksanakan dalam bentuk
pemberian edukasi gizi seimbang dan tablet tambah darah.
5. Konsultasi kesehatan
Konsultasi kesehatan berupa pemberian komunikasi, informasi, dan
edukasi.
6. Pelayanan kesehatan lainnya
Pelayanan kesehatan yang harus diperhatikan dalam skrining prakonsepsi
adalah pemeriksaan psikologis. Kondisi psikologis sangat mempengaruhi
kehamilan sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus

5
C. Definisi Kekurangan Energi Kronis (KEK)

Kekurangan energi kronik didefinisikan sebagai keadaan ketika


wanita mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung
lama atau menahun yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan dan
lingkar lengan atas dibawah 23,5 cm dan Indeks Massa Tubuh (IMT)
dibawah 18,5 kg.(Labuan, 2019).

D. Etiologi Kekurangan Energi Kronis (KEK)

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kejadian kekurangan energi


kronis (KEK) diantaranya terdapat faktor penyebab langsung dan faktor
penyebab tidak langsung. Factor penyebab langsung yaitu tingkat konsumsi
energi, tingkat konsumsi protein, penyakit infeksi dan usia menarche.
Sedangkan penyebab tidak langsung adalah pengetahuan tentang gizi pra
konsepsi dan aktivitas fisik (Labuan, 2019)
Kekurangan energi kronis terjadi melalui beberapa tahapan, yaitu pada
tahapan awal akan terjadi ketidakcukupan zat gizi, terutama energi dan
protein. Jika keadaan ini berlangsung dalam jangka waktu yang lama maka
cadangan jaringan akan digunakan, Tahap kedua adalah terjadinya
kemerosotan jaringan karena penggunaan cadangan terus menerus yang
ditandai dengan penurunan berat badan, Ketiga terjadi perubahan biokimia
dan dapat dideteksi dengan pemeriksaan laboratorium (Dieny, Ayu and
Dewi
Marfu’ah Kurniawati, 2019)
Secara umum KEK pada remaja disebabkan karena makanan yang
terlalu sedikit. Penurunan berat badan yang secara drastis pada remaja
seperti takut gemuk seperti ibunya atau dipandang kurang seksi oleh lawan
jenis (Depkes 2010). Makananmakanan yang bervariasi dan cukup
mengandung kalori dan protein termasuk makanan pokok seperti nasi, ubi
dan kentang setiap hari serta makanan yang mengandung protein seperti
daging, ikan telur, kacang-kacangan, atau susu perlu dikonsumsi oleh para

6
remaja tersebut sekurang-kurangnya sehari sekali (Dieny, Ayu and Dewi
Marfu’ah Kurniawati, 2019)
Calon pengantin wanita tergolong wanita usia subur yang rentang
mengalami KEK. Faktor penyebab KEK, antara lain keadaan sosial
ekonomi yang menyebabkan rendahnya pendidikan yang akan
mempengaruhi pekerjaan dan penghasilan. Selain itu, rendahnya asupan
baik secara kualitas dan kuantitas juga mempengaruhi kejadian KEK.
Kualitas dan kuantitas diet merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan terjadinya resiko terjadinya KEK. Kualitas diet merupakan
indeks yang penting untuk mengetahui asupan zat gizi makro, serta pola diet
yang mempengaruhi terjadinya resiko penyakit terkait dengan diet. Menurut
penelitian yang telah dilakukan di negara-negara berkembang seperti di
Indonesia dan India diketahui bahwa kualitas diet seorang akan
mempengaruhi status gizi pada wanita usia subur (WUS) termasuk CPW.
(Dieny, Ayu and Dewi Marfu’ah Kurniawati, 2019).

E. Tanda dan Gejala Kekurangan Energi Kronis (KEK)

Kekurangan energi kronis (KEK) memberikan tanda dan gejala


yaitu dapat dilihat dan diukur. Tanda dan gejala KEK yaitu lingkar lengan
atas (LILA) kurang dari 23,5 cm dan pengukuran IMT (Dieny, Ayu and
Dewi Marfu’ah Kurniawati, 2019).

F. Komplikasi Kekurangan Energi Kronis (KEK)

KEK jika tidak segera ditangani pada masa pra konsepsi maka
sangat beresiko mengalami gangguan alat reproduksi, anemia, dan
rentang terkena penyakit, pada masa kehamilan dapat terjadi keguguran,
anemia, dan IUFD, pada saat melahirkan menyebabkan perdarahan,
anemia, persalinan lama dan infeksi, sadangkan dampak pada bayi yaitu
cacat lahir, kematian perinatal dan berat lahir rendah atau BBLR (berat
kurang dari 2500 gr). Bayi yang dilahirkan BBLR akan mengalami

7
hambatan perkembangan dan kemunduran pada fungsi intelektualnya,
dan akan mempunyai resiko kematian (Diantoko, 2019).

Dampak jangka panjang dari berat badan lahir rendah pada bayi
adalah rendahnya tingkat kecerdasan anak, gangguan neurologis, dan
gangguan tumbuh kembang. Bayi dengan berat badan lahir rendah juga
dapat mengalami cerebral palsy. Cerebral palsy adalah kelompok
gangguan yang menyebabkan penderitanya tidak dapat mengontrol
pergerakan dan sering disertai dengan gangguan kognitif. Dampak jangka
panjang dari KEK akan seperti rantai tidak terputus. Hal yang dapat
dilakukan untuk memutus rantai lingkaran tersebut adalah dengan
pencegahan KEK pada calon pengantin (Dieny, Ayu and Dewi Marfu’ah
Kurniawati, 2019).

Kekurangan nutrisi pada seseorang akan berdampak pada


penurunan fungsi reproduksi. Hal ini dapat diketahui apabila seseorang
mengalami anorexia hervosa maka berat badannya akan menurun yang
bisa menyebabkan perubahan pada hormon-hormon tertentu dalam tubuh
yang berhubungan dengan gangguan fungsi hipotalamus akibatnya
perubahan siklus ovulasi dan menstruasi. Wanita dengan ekonomi rendah
dan kekurangan gizi buruk akan menyebabkan kelahiran dengan BBLR
dan reproduksi Asi sedikit. Data kesehatan nasional dan survei pengujian
ilmu gizi, wanita umur 11-15 tahun konsumsi energi bervariasi yaitu:

1. Terendah 1329 kali dan tertinggi 1958 kali.

2. Umur 11-15 tahun : 2200 kali.

3. Umur 15 tahun ke atas :1900 kali.

(Diantoko, 2019).

G. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kekurangan Energi Kronis (KEK)

1. Jumlah asupan makanan

8
2. Usia Calon Pengantin

3. Beban kerja/ aktivitas

4. Penyakit/ infeksi

5. Pengetahuan Catin tentang gizi

6. Pendapatan Catin

(Diantoko, 2019).

H. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada pasien pra konsepsi dengan KEK yaitu:


a. Perbaikan gizi pada wanita pra konsepsi merupakan paradigma baru dalam
menangani masalah gizi ibu hamil di Indonesia, yang didasari oleh
keterlambatan ibu hamil yang pada kontak pertama dengan pelayanan
antenatal (Labuan, 2019).
b. Melakukan konseling
Calon pengantin perlu diberikan konseling mengenai resiko yang ada
dan ditawarkan intervensi yang mungkin memperbaiki prognosis
kehamilan. Konseling berupa kesehatan reproduksi, usia ibu, lifestyle yang
beresiko, diet, olahraga, kekerasan dalam rumah tangga, konseling kondisi
medis spesifik, seperti diabetes, penyakit ginjal, hipertensi dan, epilepsi,
serta kondisi kejiwaan dan masalah psikis yang mungkin berpengaruh
(Dieny, Ayu and Dewi Marfu’ah Kurniawati, 2019)
Konseling pra konsepsi dalam praktik pelayanan bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan tentang gizi wanita pra konsepsi dalam
mempersiapkan diri menghadapi kehamilan dan diet yang tepat dan
seimbang untuk mencukupi kebutuhan gizinya. Dengan konseling tersebut
diharapkan wanita pra konsepsi tersebut diharapkan wanita pra konsepsi
dapat mengatur dan mengubah pola konsumsi makanan yang dimakan
sehari-hari. Pola konsumsi makanan dapat berubah maka diharapkan
indeks massa tubuhnya akan berubah juga (Labuan, 2019).

9
c. Deteksi dini kekurangan energi kronis (KEK)
1. Dilakukan pada kontak pertama dengan pelayanan kesehatan dengan
mengukur lingkar lengan atas (LILA) dengan memakai pita LILA.
2. Ibu hamil, wanita usia subur, remaja dengan LILA <23,5 cm berarti
menderita resiko KEK, harus dirujuk ke puskesmas/sarana pelayanan
kesehatan lainya, untuk mendapatkan konseling dan PMT ibu hamil.
3. Pengukuran LILA dapat dilakukan oleh kader.
4. Konseling dapat dilakukan oleh kader atau petugas gizi di Puskesmas
atau disarana kesehatan lain
(Diantoko, 2019)
d. Penyuluhan
Peran pemerintah dan tenaga kesehatan agar mendorong
masyarakat khususnya wanita pra konsepsi agar dapat lebih
memperhatikan status kesehatan dan ketersediaan pangan ditingkat
keluarga. Serta pentingnya pemberian informasi kepada wanita pra
konsepsi melalui penyuluhan, flipchart dan poster tentang kesehatan
(Labuan, 2019).

10
BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Studi Kasus
Hari/Tanggal Pengkajian : Selasa, 12 Desember 2023
Waktu Pengkajian : Pukul 10.30 WIB
Tempat Pengkajian : Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan
Pebayuran

Pengkajian data subjektif

I. Identitas Klien
Calon Istri Calon Suami

Nama : Nn. R Tn. R

Usia : 20 Tahun

Agama : Islam Islam

Pendidikan : SMA SMK

Pekerjaan : Buruh Buruh

Alamat : Kp. Pacing Bedeng, Ds. Sumbersari,


Kec. Pebayuran

11
II. Keluhan Saat Ini :
Tidak Ada Keluhan

III. Riwayat Identitas


• Status Kawin Klien : Belum/Belum hubungan seks
• Status Kawin Suami : Belum/Belum hubungan seks

IV. Riwayat Kesehatan


1. Jantung : Tidak ada
2. Hipertensi : Tidak ada
3. DM : Tidak ada
4. Asma : Tidak ada
5. Hepatitis : Tidak ada
6. HIV/IMS : Tidak ada
7. TBC : Tidak ada
8. Ginjal Kronis : Tidak ada
9. Malaria : Tidak ada
10. Epilepsi : Tidak ada
11. Kejiwaan : Tidak ada
12. Kelainan Kongenital : Tidak ada
13. Alergi Obat/Makanan : Tidak ada
14. Kecelakaan : Tidak ada
15. Transfuse Darah : Tidak ada

V. Riwayat Kontrasepsi
1. Kontrasepsi yang pernah digunakan : Tidak ada
2. Kontrasepsi Terakhir Sebelum Hamil : Tidak ada
3. Keluhan dalam penggunaan kontrasepsi : Tidak ada

VI. Riwayat Imunisasi TT


•TT1 : 12 Desember 2023
• TT2 : 4 minggu setelah TT1 untuk menyempurnakan kekebalan

12
• TT3 : 6 bulan setelah TT2 untuk menguatkan kekebalan
• TT4 : 1 tahun atau lebih setelah TT3 untuk menguatkan kekebalan
• TT5 :1 tahun atau lebih setelah TT4 untuk mendapatkan kekebalan
tubuh

VII. Riwayat Kesehatan Reproduksi


• Usia Pertama Haid : 14 Tahun
• Usia Pertama Nikah : Belum Pernah
• Usia Pertama Hamil : Belum Pernah
• Siklus Haid : 28 Hari
• Nyeri Haid : Tidak Ada
• Konsumsi Narkoba : Tidak
• Konsumsi Alkohol
.>1 X/ hari : Tidak
• Pernah Menyusui : Tidak Pernah
• Pernah Melakukan IVA : Tidak Pernah
• Pemeriksaan : Tidak Pernah
• Merokok : Aktif (L)
• Golongan Darah : Perempuan : O. Laki-laki : B

VIII. Riwayat Penyakit Keturunan


• Hemophilia : Tidak ada
• Thalassemia : Tidak ada
• Buta Warna : Tidak ada
• Anemia : Tidak ada
• DM : Tidak ada
• Gangguan Jiwa : Tidak ada
• Lahir Kembar : Tidak ada

IX. Pemeriksaan Objektif


• BB : 45Kg

13
• TB : 150Cm
• IMT : 20

Pemeriksaan TTV o TD :
110/80 mmHg (P)
120/80 mmHg
(L) o LILA : 22Cm o
Suhu : 36 C o Nadi :
80x/Menit o Pernafasan :
20x/Menit

Pemeriksaan Fisik
• Bentuk tubuh : Normal
• Wajah : Normal
• Mata : Normal
• Konjungtiva : Merah muda
• sklera : Putih
• Mulut : Bibir tidak pucat, lembab
• Dada : Tidak dilakukan
• Abdomen : Tidak dilakukan
• Anogenital : Tidak dilakukan

Pemeriksaan Laboratorium
• Darah : Disarankan ke Puskesmas
• Urine : Disarankan ke Puskesmas
• TORCH : Disarankan ke Puskesmas
• HIV/AIDS : Disarankan ke Puskesmas

X. Assesmant
Diagnosa : Nn. R Calon Pengantin Wanita Usia Subur (WUS) usia 20 tahun
dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK)

14
Masalah : Edukasi Pranikah dan prakonsepsi terkait KEK
Kebutuhan : Edukasi Pranikah dan prakonsepsi terkait KEK dan suntik TT1

XI. Penatalaksanaan

a) Memberitahu Nn.R tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu mengalami


KEK dan berat badan kurang sehingga dikhawatirkan saat terjadi
kehamilan maka ibu berisiko keguguran, janin IUGR, bayi lahir dengan
BBLR, stunting bahkan kematian bayi
Evaluasi: Nn.R mengerti hasil pemeriksaan.
b) Menganjurkan Nn.R untuk memperbaiki pola makannya menjadi makan
dengan gizi seimbang, menambah kalori setiap kali makan seperti
menambah karbohidrat seperti nasi, jagung, kentang, dll dengan porsi
yang lebih banyak dan makan dengan teratur 3 kali sehari. Selain itu Nn.
R juga perlu konsumsi lauk, buah dan sayur untuk persiapan organ
reproduksi dan tubuh yang sehat. Selain itu juga memberi KIE calon
suami untuk juga mempersiapkan kesehatannya dengan mengonsumsi
makanan yang bergizi seimbang agar system reproduksinya sehat.
Evaluasi: Nn. R mengerti dan bersedia.
c) Memberitahu pada ibu untuk mempersiapkan kehamilan yang sehat
dengan memperhatikan status gizi ibu sebelum hamil dan pada saat
hamil kelak. Serta lebih meningkatkan aktivitas fisik atau
memperbanyak olahraga.
Evaluasi: Nn. R mengerti dan bersedia.
d) Memberi KIE pada ibu mengenai tujuan dilakukan imunisasi TT dan
memberitahu ibu bahwa akan diberikan imunisasi TT dilengan kiri atas.
Status TT ibu saat ini berarti TT1, yang berarti status imunisasi tetanus
pada saat ini sudah aman. Memberitahu ibu efek samping Bidan Pasien
imunisasi TT yaitu terasa nyeri di daerah bekas penyuntikan Evaluasi:
Nn. R mengerti dan bersedia.
e) Menyuntikkan imunisasi TT1, 0,5 ml dilengan kiri atas secara IV untuk
mencegah tetanus toxoid pada ibu.

15
Evaluasi: Nn. R telah disuntik dan tidak ada reaksi syok dan afilaktik.

B. Pembahasan

Kekurangan energi kronik adalah keadaan ketika wanita mengalami


kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau menahun
yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan dan lingkar lengan atas
dibawah 23,5 cm dan Indeks Massa Tubuh (IMT) dibawah 18,5 kg.Factor
penyebab langsung yaitu tingkat konsumsi energi, tingkat konsumsi protein,
penyakit infeksi dan usia menarche. Sedangkan penyebab tidak langsung
adalah pengetahuan tentang gizi pra konsepsi dan aktivitas fisik.

Adapun Komplikasi KEK jika tidak segera ditangani pada masa pra
konsepsi maka sangat beresiko mengalami gangguan alat reproduksi,
anemia, dan rentang terkena penyakit, pada masa kehamilan dapat terjadi
keguguran, anemia, dan IUFD, pada saat melahirkan menyebabkan
perdarahan, anemia, persalinan lama dan infeksi, sadangkan dampak pada
bayi yaitu cacat lahir, kematian perinatal dan berat lahir rendah atau BBLR
(berat kurang dari 2500 gr).

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan

Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada Nn. R, maka dapat disimpulkan


sebagai berikut:
1 Pada pengkajian kasus Nn. R umur 20 tahun dengan data subyektif yaitu
calon pengantin dan data obyektif yaitu keadaan umum cukup, kesadaran
composmentis, vital sign TD; 110/70 mmHg, N; 80 x/menit, R; 20
x/menit, S; 36,8º C, LILA 22 cm dan IMT 20 kg/m².

16
2 Pada interpretasi data didapat diagnosa kebidanan Nn. R umur 20 tahun
dengan KEK (Kurang Energi Kronis) merupakan keadaan dimana
seorang ibu mengalami keadaan kekurangan energi dan protein yang
berlangsung secara menahun (kronis) sehingga mengakibatkan terjadinya
gangguan kesehatan pada ibu yang ditandai dengan LILA kurang dari
23,5 cm dan tampak kurus.
3 Diagnosa potensial yang terjadi berisiko melahirkan anak Intra Uterine
Growth Retardation (IUGR), Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan
stunting.
4 Pada kasus Nn. R dilakukan antisipasi dengan pemberian Imunisasi TT1
5 Pada kasus ini, perencanaan yang diberikan sesuai dengan keadaan Nn. R
yang meliputi penjelasan tentang kondisinya yang mendertita KEK,
memberi nasehat pada Nn. R untuk mengkonsumsi buah buahan dan
makanan bergizi dan istirahat yang cukup serta melakukan olahraga.
6 Evaluasi dilakukan untuk mengetahui perkembangan remaja dengan hasil
keadaan umum baik, aktivitas kembali lancar, dismenorea sudah teratasi

B. Saran
Saran yang diberikan ditujukan untuk:
1. Bagi Lahan Prakktik
Manfaat bagi lahan praktik yang diharapkan adalah bahwa hasil penelitian
dapat dijadikan rujukan bagi upaya pengembangan penelitian terhadap ibu
hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK).
2. Bagi Profesi
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam mengaplikasikan tindakan
yang dilakukan pada asuhan kebidanan yang sesuai kewenangan pada klien
pranikah dan prakonsepsi dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK).
3. Bagi Klien dan Keluarga
Mendapat asuhan kebidanan pranikah dan prakonsepsi yang baik terhadap
catin serta mendapatkan informasi tentang Kekurangan Energi Kronis
(KEK).

17
18
DAFTAR PUSTAKA
April, N. (2022). Persiapan Pranikah Pasangan Usia Muda di Pengadilan Agama
Wates Kulonprogo. 6(1), 32–38.

Diantoko, V. (2019) Buku Pegangan Petugas Kua sebagai konselor 1000 HPK
dalam mengedukasi calon pengantin menuju bengkulu bebas stunting. 1st
edn. Edited by D. N. Diantoko. yogyakarta: CV Budi Utama.

Dieny, F. F. et al. (2020) Kualitas diet, kurang energi kronis (KEK), dan anemia
pada pengantin wanita di Kabupaten Semarang

Dieny, F. F., Ayu, R. and Dewi Marfu’ah Kurniawati (2019) Gizi Prakonsepsi.
Edited by nur syansiah. jakarta: Bumi Medika.

Deswati1, D. A., Suliska, N., & Maryam, S. (n.d.). Pola Pengobatan Anemia Pada
Ibu Hamil di Salah Satu Rumah Sakit Ibu dan Anak.

Doloksaribu, L. G. and Simatupang, A. M. (2019) Kecamatan Batang Kuis

Labuan, D. W. B. dan A. (2019) Hubungan Pemanfaatan Posyandu Pra Konsepsi


Dengan Status Gizi Wanita Pra Konsepsi Di Desa Lokasi Fokus Stunting
Kabupaten Banggai.

Mussadik, Linda Ayu Rizka, H. I. (2022). Jurnal gizi ilmiah (jgi). Hubungan
Sosial Ekonomi Dan Pola Makan Dengan Kejadian Kekurangan Energi
Kronis (KEK) Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota
Kendari, 9(2), 19–26.

Novitasari, Y. D., Wahyudi, F., & Nugraheni, A. (2019). Penyebab KEK pada ibu
hamil di Puskesmas Rowosari Semarang. Diponegoro Medical Journal
(Jurnal Kedokteran Diponegoro), 8(1), 562–571.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico/article/view/23399

Anda mungkin juga menyukai