Dosen pengampu:
Disusun Oleh:
Elsa Cahya Safitri 123060118
2023
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Asuhan Kebidanan Pada Nn ''R" Usia 20 Tahun Pranikah Dan Prakonsepsi Dengan
Kekurangan Energi Kronik (KEK) Di Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi Tahun
2023
Disetujui,
Pembimbing Lapangan
Pembimbing Institusi
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala rahmatNya
laporan ini dapat terselesaikan dengan tepat pada waktunya. Sholawat serta salam kita
limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya,
kerabatnya, sahabatnya dan seluruh umatnya.
Laporan ini disusun guna membahas tentang Asuhan Kebidanan Pada Nn ''R"
Usia 20 Tahun Pranikah Dan Prakonsepsi Dengan Kekurangan Energi Kronik
(KEK) Di Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi Tahun 2023 adapun tambahan
materi lainnya yang didasari pada tinjauan pustaka. Dalam penyusunan laporan ini,
penulis mengucapkan terima kasih sebanyak banyaknya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan laporan yang penulis buat. dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1 Dr. Triseu Setianingsih, SKM., MKM, selaku Rektor Universitas Medika
Suherman
2 Ns. Retno Anggraini Puspita Sari, S.Kep., M. Kes, selaku Bidang Mutu Pendidikan
Universitas Medika Suherman.
3 Vincent Octavius, SE., MM, selaku Wakil Rektor Bidang Keuangan Universitas
Medika Suherman.
4 Ns. Yana Setiawan, S,Kep., M.Kep, selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan
Universitas Medika Suherman.
5 Ns. Angga Saeful Rahmat, S.Kep.M.Kep., Sp.Kep Kom, selaku ketua LPPM
Universitas Medika Suherman.
6 Deni Alamsyah, SP., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Medika Suherman.
7 Yulianti, SST., M.Keb, selaku Ketua Program Studi Sarjana Kebidanan dan
Pendidikan Profesi Bidan Universitas Medika Suherman serta dosen pembimbing
akademik lahan praktik klinik.
8 Ida Widaningsih, S.SiT., MKM selaku Dosen pembimbing akademik lahan praktik
klinik.
i
i
9 Dosen Universitas Medika Suherman Cikarang yang telah memberikan ilmu dan
pelajaran sebagai bekal bagi penulis.
Penulis
i
ii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN PERSETUJUAN..................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................2
D. Manfaat....................................................................................................................3
A. Persiapan Pranikah...................................................................................................3
F. Penatalaksanaan........................................................................................................8
A. Studi Kasus..............................................................................................................9
B. Pembahasan............................................................................................................14
BAB IV PENUTUP........................................................................................................15
A. Simpulan................................................................................................................15
B. Saran.......................................................................................................................16
i
v
DAFTAR PUSTAKA
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan kesehatan reproduksi dimulai dengan adanya pernikahan
dini. Pada perempuan berusia 10-54 tahun 2,6% menikah pertama kali pada
umur kurang dari 15 tahun dan 23,9% menikah pada umur 15-19 tahun. Hal ini
merupakan masalah kesehatan reproduksi karena semakin muda umur untuk
menikah maka semakin panjang rentang waktu untuk bereproduksi dan dapat
melahirkan bayi yang BBLR. Anjuran menikah menurut Badan Koordinasi
Keluaarga Besar Nasional untuk wanita disarankan pada umur 21 tahun dan
untuk laki-laki pada umur 25 tahun
Berdasarkan catatan kantor KUA Ciamis Jawa Barat, pada 2022, ada 10
ribu pasangan yang menikah, sebanyak seribu diantaranya melangsungkan
pernikahan di KUA. Sedangkan pada semester ini dari 5.500 pasangan menikah
sekitar 1.800 calon pengantin menikah di KUA. Sedangkan di KUA kecamatan
Pebayuran Bekasi sebanyak 79 Orang Calon Pengantin.
Kekurangan Energi Kronis (KEK) sering diderita oleh wanita usia subur
(WUS). WUS adalah wanita yang berada pada masa kematangan organ
reproduksi dan organ reproduksi tersebut telah berfungsi dengan baik, yaitu
pada rentang usia 15 – 49 tahun termasuk wanita hamil, wanita tidak hamil, ibu
nifas, calon pengantin, remaja putri, dan pekerja wanita. KEK menggambarkan
asupan energi dan protein yang tidak adekuat. Salah satu indikator untuk
mendeteksi resiko KEK adalah dengan melakukan pengukuran lingkar lengan
atas (LILA). Nilai ambang batas yang digunakan < 23,5 cm yang
menggambarkan risiko
Kekurangan energi kronis pada kelompok wanita usia subur (Mussadik, Linda
Ayu Rizka, 2022)
World Health Organization (WHO) tahun 2018, mengemukakan
bahwa prevalensi Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada kehamilan secara
global 35% sampai 75%. WHO juga mencatat 40% kematian ibu di negara
berkembang berkaitan dengan KEK (Mussadik, Linda Ayu Rizka, 2022)
Berdasarkan data riset kesehatan dasar yang dilakukan oleh Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan tahun 2017-2018 prevalensi KEK
1
pada ibu hamil di Indonesia sebesar 17,3% dan prevalensi anemia pada ibu
hamil sekitar 48,9% (Kemenkes RI., 2018). Di Jawa Barat prevalensi kejadian
KEK pada ibu hamil terdapat 10,0%(Novitasari et al., 2019)
Kekurangan energi kronik (KEK) masih merupakan masalah gizi
utama yang sering menimpa WUS. Seseorang dapat dikatakan KEK apabila
hasil dari pengukuran lingkar lengan atas (LILA) dibawah 23,5 cm. Berbagai
faktor dapat mempengaruhi status gizi wanita pranikah sebelum kehamilan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah umur, pendidikan, dan status gizi.
Sedangkan selama kehamilan beberapa faktor yang mempengaruhi adalah
frekuensi kehamilan, derajat aktivitas fisik, komplikasi penyakit saat hamil,
kondisi psikologis dan asupan pangan (Badriah dalam Fauziyah, 2017).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah pada laporan ini
adalah untuk mengetahui bagaimana Asuhan Kebidanan Pada Ny ''R" Usia 20
Tahun Pranikah Dan Prakonsepsi Dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK)
Di Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi Tahun 2023.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan, maka tujuan
umum pada laporan ini yaitu Mampu menerapkan asuhan kebidanan yang
2
tepat untuk menangani masalah pada catin dengan Kekurangan Energi
Kronik (KEK).
2. Tujuan Khusus
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan, maka tujuan
khusus pada penelitian ini yaitu:
a) Mampu melakukan pengumpulan data dasar secara subjektif dan
objektif Asuhan Pranikah dan Prakonsepsi dengan Kekurangan Energi
Kronis (KEK).
b) Menginterpretasi data klien meliputi diagnosa, masalah, dan kebutuhan
asuhan kebidanan pra nikah dan prakonsepsi dengan Kekurangan
Energi Kronis (KEK).
c) Merumuskan diagnosa potensial dan antisipasi yang harus dilakukan
bidan pada asuhan kebidanan pra nikah dan prakonsepsi dengan
Kekurangan Energi Kronis (KEK).
D. Manfaat
1. Bagi Lahan Prakktik
Manfaat bagi lahan praktik yang diharapkan adalah bahwa hasil penelitian
dapat dijadikan rujukan bagi upaya pengembangan penelitian terhadap ibu
hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK).
2. Bagi Profesi
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam mengaplikasikan tindakan
yang dilakukan pada asuhan kebidanan yang sesuai kewenangan pada klien
pranikah dan prakonsepsi dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK).
3
3. Bagi Klien dan Keluarga
Mendapat asuhan kebidanan pranikah dan prakonsepsi yang baik terhadap
catin serta mendapatkan informasi tentang Kekurangan Energi Kronis
(KEK) dalam persiapan kehamilan.
.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Persiapan Pranikah
Masa pranikah adalah masa yang tepat untuk melakukan persiapan yang
matang baik secara psikis, fisik, dan sosial. Salah satu indikasi bahwa calon
pengantin yang sehat yaitu kesehatan reproduksinya berada pada kondisi yang
baik, usaha untuk membentuk kualitas kesehatan keluarga dengan melakukan
peran mereka sebagai pasangan, seorang suami dan istri haruslah memiliki
kesehatan lahir dan batin yang baik. Dalam membangun hubungan rumah
tangga yang sakinah, mawaddah, warohmah, calon pengantin hendaknya
mempunyai bekal yang baik untuk dapat membangun suatu hubungan rumah
tangga (April, 2022).
Calon pengantin yang akan menikah adalah cikal bakal terbentuknya
sebuah keluarga, sehingga sebelum menikah calon pengantin perlu
mempersiapkan kondisi kesehatannya. Hal ini bertujuan supaya wanita dapat
menjalani kehamilan dan persalinan dengan baik. Sehingga, dapat melahirkan
generasi penerus yang sehat, menciptakan keluarga yang sejahtera dan
berkualitas. Oleh karena itu, kehamilan pertama merupakan fase dalam siklus
reproduksi perempuan yang harus dipersiapkan sebaik mungkin oleh calon
pengantin (Pitri, 2016).
B. Standar Pemeriksaan Pranikah di Indonesia
Pelaksanaan skrining pranikahi di Indonesia di atur dalam Peraturan
Menteri Kesehatan No 97 Tahun 2014 Tentang pelayanan kesehatan masa
sebelum hamil, masa hamil, persalinan, dan masa sesudah melahirkan,
penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi, serta pelayanan kesehatan seksual.
4
Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil dilakukan untuk mempersiapkan
perempuan dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan selamat
serta memperoleh bayi yang sehat. Sasaran pelayanan kesehatan masa sebelum
hamil berdasarkan Permenkes No.97 Tahun 2014 adalah remaja, calon
pengantin dan pasangan usia subur (Yulivantina et al., 2020). Kegiatan
pelayanan kesehatan masa sebelum hamil berdasarkan Permenkes No.97 Tahun
2014 meliputi :
1. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan status
gizi. Pemeriksaan status gizi harus dilakukan terutama untuk menanggulangi
masalah kurang energi kronis (KEK) dan pemeriksaan status anemia.
2. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang merupakan pelayanan kesehatan yang dilakukan
berdasarkan indikasi medis, terdiri atas pemeriksaan darah rutin, pemeriksaan
darah yang dianjurkan, pemeriksaan penyakit menular seksual, pemeriksaan
urin rutin dan pemeriksaan penunjang lainnya.
3. Pemberian imunisasi
Pemberian imunisasi dilakukan dalam upaya pencegahan dan perlindungan
terhadap penyakit Tetanus. Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
dilakukan untuk mencapai status T5 hasil pemberian imunisasi dasar dan
lanjutan. Status T5 ditujukan agar wanita usia subur memiliki kekebalan penuh.
4. Pemberian Suplementasi gizi
Suplementasi gizi bertujuan untuk pencegahan anemia gizi. Pemberian
suplementasi gizi untuk pencegahan anemia gizi dilaksanakan dalam bentuk
pemberian edukasi gizi seimbang dan tablet tambah darah.
5. Konsultasi kesehatan
Konsultasi kesehatan berupa pemberian komunikasi, informasi, dan
edukasi.
6. Pelayanan kesehatan lainnya
Pelayanan kesehatan yang harus diperhatikan dalam skrining prakonsepsi
adalah pemeriksaan psikologis. Kondisi psikologis sangat mempengaruhi
kehamilan sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus
5
C. Definisi Kekurangan Energi Kronis (KEK)
6
remaja tersebut sekurang-kurangnya sehari sekali (Dieny, Ayu and Dewi
Marfu’ah Kurniawati, 2019)
Calon pengantin wanita tergolong wanita usia subur yang rentang
mengalami KEK. Faktor penyebab KEK, antara lain keadaan sosial
ekonomi yang menyebabkan rendahnya pendidikan yang akan
mempengaruhi pekerjaan dan penghasilan. Selain itu, rendahnya asupan
baik secara kualitas dan kuantitas juga mempengaruhi kejadian KEK.
Kualitas dan kuantitas diet merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan terjadinya resiko terjadinya KEK. Kualitas diet merupakan
indeks yang penting untuk mengetahui asupan zat gizi makro, serta pola diet
yang mempengaruhi terjadinya resiko penyakit terkait dengan diet. Menurut
penelitian yang telah dilakukan di negara-negara berkembang seperti di
Indonesia dan India diketahui bahwa kualitas diet seorang akan
mempengaruhi status gizi pada wanita usia subur (WUS) termasuk CPW.
(Dieny, Ayu and Dewi Marfu’ah Kurniawati, 2019).
KEK jika tidak segera ditangani pada masa pra konsepsi maka
sangat beresiko mengalami gangguan alat reproduksi, anemia, dan
rentang terkena penyakit, pada masa kehamilan dapat terjadi keguguran,
anemia, dan IUFD, pada saat melahirkan menyebabkan perdarahan,
anemia, persalinan lama dan infeksi, sadangkan dampak pada bayi yaitu
cacat lahir, kematian perinatal dan berat lahir rendah atau BBLR (berat
kurang dari 2500 gr). Bayi yang dilahirkan BBLR akan mengalami
7
hambatan perkembangan dan kemunduran pada fungsi intelektualnya,
dan akan mempunyai resiko kematian (Diantoko, 2019).
Dampak jangka panjang dari berat badan lahir rendah pada bayi
adalah rendahnya tingkat kecerdasan anak, gangguan neurologis, dan
gangguan tumbuh kembang. Bayi dengan berat badan lahir rendah juga
dapat mengalami cerebral palsy. Cerebral palsy adalah kelompok
gangguan yang menyebabkan penderitanya tidak dapat mengontrol
pergerakan dan sering disertai dengan gangguan kognitif. Dampak jangka
panjang dari KEK akan seperti rantai tidak terputus. Hal yang dapat
dilakukan untuk memutus rantai lingkaran tersebut adalah dengan
pencegahan KEK pada calon pengantin (Dieny, Ayu and Dewi Marfu’ah
Kurniawati, 2019).
(Diantoko, 2019).
8
2. Usia Calon Pengantin
4. Penyakit/ infeksi
6. Pendapatan Catin
(Diantoko, 2019).
H. Penatalaksanaan
9
c. Deteksi dini kekurangan energi kronis (KEK)
1. Dilakukan pada kontak pertama dengan pelayanan kesehatan dengan
mengukur lingkar lengan atas (LILA) dengan memakai pita LILA.
2. Ibu hamil, wanita usia subur, remaja dengan LILA <23,5 cm berarti
menderita resiko KEK, harus dirujuk ke puskesmas/sarana pelayanan
kesehatan lainya, untuk mendapatkan konseling dan PMT ibu hamil.
3. Pengukuran LILA dapat dilakukan oleh kader.
4. Konseling dapat dilakukan oleh kader atau petugas gizi di Puskesmas
atau disarana kesehatan lain
(Diantoko, 2019)
d. Penyuluhan
Peran pemerintah dan tenaga kesehatan agar mendorong
masyarakat khususnya wanita pra konsepsi agar dapat lebih
memperhatikan status kesehatan dan ketersediaan pangan ditingkat
keluarga. Serta pentingnya pemberian informasi kepada wanita pra
konsepsi melalui penyuluhan, flipchart dan poster tentang kesehatan
(Labuan, 2019).
10
BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Studi Kasus
Hari/Tanggal Pengkajian : Selasa, 12 Desember 2023
Waktu Pengkajian : Pukul 10.30 WIB
Tempat Pengkajian : Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan
Pebayuran
I. Identitas Klien
Calon Istri Calon Suami
Usia : 20 Tahun
11
II. Keluhan Saat Ini :
Tidak Ada Keluhan
V. Riwayat Kontrasepsi
1. Kontrasepsi yang pernah digunakan : Tidak ada
2. Kontrasepsi Terakhir Sebelum Hamil : Tidak ada
3. Keluhan dalam penggunaan kontrasepsi : Tidak ada
12
• TT3 : 6 bulan setelah TT2 untuk menguatkan kekebalan
• TT4 : 1 tahun atau lebih setelah TT3 untuk menguatkan kekebalan
• TT5 :1 tahun atau lebih setelah TT4 untuk mendapatkan kekebalan
tubuh
13
• TB : 150Cm
• IMT : 20
Pemeriksaan TTV o TD :
110/80 mmHg (P)
120/80 mmHg
(L) o LILA : 22Cm o
Suhu : 36 C o Nadi :
80x/Menit o Pernafasan :
20x/Menit
Pemeriksaan Fisik
• Bentuk tubuh : Normal
• Wajah : Normal
• Mata : Normal
• Konjungtiva : Merah muda
• sklera : Putih
• Mulut : Bibir tidak pucat, lembab
• Dada : Tidak dilakukan
• Abdomen : Tidak dilakukan
• Anogenital : Tidak dilakukan
Pemeriksaan Laboratorium
• Darah : Disarankan ke Puskesmas
• Urine : Disarankan ke Puskesmas
• TORCH : Disarankan ke Puskesmas
• HIV/AIDS : Disarankan ke Puskesmas
X. Assesmant
Diagnosa : Nn. R Calon Pengantin Wanita Usia Subur (WUS) usia 20 tahun
dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK)
14
Masalah : Edukasi Pranikah dan prakonsepsi terkait KEK
Kebutuhan : Edukasi Pranikah dan prakonsepsi terkait KEK dan suntik TT1
XI. Penatalaksanaan
15
Evaluasi: Nn. R telah disuntik dan tidak ada reaksi syok dan afilaktik.
B. Pembahasan
Adapun Komplikasi KEK jika tidak segera ditangani pada masa pra
konsepsi maka sangat beresiko mengalami gangguan alat reproduksi,
anemia, dan rentang terkena penyakit, pada masa kehamilan dapat terjadi
keguguran, anemia, dan IUFD, pada saat melahirkan menyebabkan
perdarahan, anemia, persalinan lama dan infeksi, sadangkan dampak pada
bayi yaitu cacat lahir, kematian perinatal dan berat lahir rendah atau BBLR
(berat kurang dari 2500 gr).
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan
16
2 Pada interpretasi data didapat diagnosa kebidanan Nn. R umur 20 tahun
dengan KEK (Kurang Energi Kronis) merupakan keadaan dimana
seorang ibu mengalami keadaan kekurangan energi dan protein yang
berlangsung secara menahun (kronis) sehingga mengakibatkan terjadinya
gangguan kesehatan pada ibu yang ditandai dengan LILA kurang dari
23,5 cm dan tampak kurus.
3 Diagnosa potensial yang terjadi berisiko melahirkan anak Intra Uterine
Growth Retardation (IUGR), Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan
stunting.
4 Pada kasus Nn. R dilakukan antisipasi dengan pemberian Imunisasi TT1
5 Pada kasus ini, perencanaan yang diberikan sesuai dengan keadaan Nn. R
yang meliputi penjelasan tentang kondisinya yang mendertita KEK,
memberi nasehat pada Nn. R untuk mengkonsumsi buah buahan dan
makanan bergizi dan istirahat yang cukup serta melakukan olahraga.
6 Evaluasi dilakukan untuk mengetahui perkembangan remaja dengan hasil
keadaan umum baik, aktivitas kembali lancar, dismenorea sudah teratasi
B. Saran
Saran yang diberikan ditujukan untuk:
1. Bagi Lahan Prakktik
Manfaat bagi lahan praktik yang diharapkan adalah bahwa hasil penelitian
dapat dijadikan rujukan bagi upaya pengembangan penelitian terhadap ibu
hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK).
2. Bagi Profesi
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam mengaplikasikan tindakan
yang dilakukan pada asuhan kebidanan yang sesuai kewenangan pada klien
pranikah dan prakonsepsi dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK).
3. Bagi Klien dan Keluarga
Mendapat asuhan kebidanan pranikah dan prakonsepsi yang baik terhadap
catin serta mendapatkan informasi tentang Kekurangan Energi Kronis
(KEK).
17
18
DAFTAR PUSTAKA
April, N. (2022). Persiapan Pranikah Pasangan Usia Muda di Pengadilan Agama
Wates Kulonprogo. 6(1), 32–38.
Diantoko, V. (2019) Buku Pegangan Petugas Kua sebagai konselor 1000 HPK
dalam mengedukasi calon pengantin menuju bengkulu bebas stunting. 1st
edn. Edited by D. N. Diantoko. yogyakarta: CV Budi Utama.
Dieny, F. F. et al. (2020) Kualitas diet, kurang energi kronis (KEK), dan anemia
pada pengantin wanita di Kabupaten Semarang
Dieny, F. F., Ayu, R. and Dewi Marfu’ah Kurniawati (2019) Gizi Prakonsepsi.
Edited by nur syansiah. jakarta: Bumi Medika.
Deswati1, D. A., Suliska, N., & Maryam, S. (n.d.). Pola Pengobatan Anemia Pada
Ibu Hamil di Salah Satu Rumah Sakit Ibu dan Anak.
Mussadik, Linda Ayu Rizka, H. I. (2022). Jurnal gizi ilmiah (jgi). Hubungan
Sosial Ekonomi Dan Pola Makan Dengan Kejadian Kekurangan Energi
Kronis (KEK) Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Nambo Kota
Kendari, 9(2), 19–26.
Novitasari, Y. D., Wahyudi, F., & Nugraheni, A. (2019). Penyebab KEK pada ibu
hamil di Puskesmas Rowosari Semarang. Diponegoro Medical Journal
(Jurnal Kedokteran Diponegoro), 8(1), 562–571.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico/article/view/23399