Anda di halaman 1dari 76

HALAMAN

HALAMAN SAMPUL

UNTAD

HUBUNGAN STATUS GIZI TERHADAP GANGGUAN SIKLUS


MENSTRUASI PADA MAHASISWI PREKLINIK FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO ANGKATAN 2021

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S1)
Program Studi Kedokteran
Universitas Tadulako

HASRIYANA
N 101 17 030

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2023
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul : Hubungan Status Gizi Terhadap Gangguan Siklus


Menstruasi pada Mahasiswi Preklinik Fakultas Kedokteran
Universitas Tadulako Angkatan 2021
Nama : Hasriyana
Stambuk : N 101 17 030
Telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.

Palu, Oktober 2023

Pembimbing

dr. Rahma Badaruddin. M.KM


NIDN: 0015038508

ii
LEMBAR PENGESAHAN DEWAN PENGUJI

Judul : Hubungan Status Gizi Terhadap Gangguan Siklus


Menstruasi pada Mahasiswi Preklinik Fakultas
Kedokteran Universitas Tadulako Angkatan 2021
Nama : Hasriyana
Stambuk : N 101 17 030
Disetujui Tanggal : Oktober 2023

DEWAN PENGUJI

KETUA : dr. Rahma Badaruddin. M.KM

PENGUJI I : Dr. dr. Sumarni, M.Kes., Sp. GK

PENGUJI II : dr. Mohammad Zainul Ramadhan

iii
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi, dan sepenjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Palu, 27 September 2023


Penulis,

Hasriyana

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang

senantiasa melimpahkan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis selalu diberikan

nikmat kesehatan dan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi ini. Penulisan

skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada

Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako. Guna

memperoleh gelar Strata Satu (S1). Maka judul skripsi yang penulis angkat adalah

“Hubungan Status Gizi Terhadap Gangguan Siklus Menstruasi pada

Mahasiswi Preklinik Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako Angkatan

2021”.

Melalui kesempatan yang berharga ini, dengan penuh rasa cinta, bangga

dan haru penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Ayahanda

Ambo Mai dan Ibunda Tenri solong untuk cinta, do’a, dukungan, kesabaran dan

kerja kerasnya untuk menyekolahkan dan mendidik penulis. Serta menjadi sumber

motivasi penulis untuk dapat dengan segera menyelesaikan penyusunan skripsi

ini.

Dengan segala keterbatasan pengetahuan dalam penyusunan skripsi ini,

hingga akhirnya bisa selesai tepat waktu, penulis juga mengucapkan banyak

terima kasih kepada Ibu dr. Rahma Badaruddin. M.KM selaku dosen

pembimbing yang dengan sabar dan ikhlas meluangkan waktunya untuk

memberikan bimbingan, motivasi dan arahan selama perkuliahan, penyusunan

proposal, hasil penelitian sampai penyelesaian skripsi ini.

v
Pada kesempatan yang berharga ini tak lupa penulis juga mengucapkan

banyak-banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Amar, ST, MT., IPU, Asean Eng selaku Rektor

Universitas Tadulako.

2. Bapak Dr. dr. Muh. Ardi Munir, M.Kes., Sp. OT, FICS, FAACT, MH

selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako.

3. Ibu Dr.dr. Sumarni, M.Kes, Sp. GK selaku Wakil Dekan Bidang

Akademik, Ibu drg. Tri Setyawati, M.Sc Selaku Wakil Dekan Bidang

Umum dan Keuangan, dan Ibu DR.drg Elly Yane Bangkele, M.Kes Selaku

Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Kedokteran Universitas

Tadulako.

4. Ibu dr. Vera Diana Towidjojo, M.Sc, selaku Koordinator Program Studi S1

Kedokteran Universitas Tadulako.

5. Ibu dr. Vera Diana Towidjojo, M.Sc, selaku Dosen Penasehat Akademik

Saya

6. Ibu Dr. dr. Sumarni, M.Kes, Sp. GK selaku penguji I yang dengan sabar

dan ikhlas meluangkan waktunya untuk menguji, serta memberikan motivasi

dan saran yang sangat membangun.

7. Bapak dr. Mohammad Zainul Ramadhan selaku Penguji II yang dengan

sabar dan ikhlas meluangkan waktunya untuk menguji, serta memberikan

motivasi dan saran yang sangat membangun.

vi
8. Seluruh bapak dan ibu dosen Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako

yang telah meluangkan waktunya unuk memberikan ilmu yang sangat

bermanfaat kepada penulis.

9. Seluruh bapak dan Ibu staf tata usaha Fakultas Kedokteran Universitas

Tadulako yang telah memberikan pelayanan terbaik kepada penulis demi

kelancaran administrasi.

10. Seluruh responden yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk

membantu dalam memberikan data-data yang dibutuhkan oleh penulis.

11. Saudara dan Saudari saya Muh.Ariyanto,Hasriintan,Hasriyani dan

Seluruh keluarga besar yang telah banyak membantu dan mendukung

penulis, selama penulis menimba ilmu di Fakultas Kedokteran Universitas

Tadulako.

12. Kepada sahabat saya Rifrianti R Rasyid, S.pd, terima kasih atas segala

dukungan, motivasi, kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan

tugas akhir ini.

13. Kepada Teman seperjuangan “power ranger” kak mazda dan kak Rini

Artika, terima kasih atas kebersamaan dan kisah yang akan selalu dikenang.

Semoga kita senantiasa selalu berada dalam lindungan rahmat dan anugerah-

Nya

14. Kepada keluarga rantau saya “Darah Biru Untad” Danti S.M,Jessika

anastasya, Hasni Abd.latif,S.ked, kak dr.Mutmainnah Rissing.S.ked, kak

Nurul hikmah S.ked, Dewi fatma yang telah memberikan motivasi dalam

penyusunan skripsi ini.

vii
15. Seluruh teman-teman Ep17helium yang telah memberikan dukungan baik

dalam proses perkuliahan maupun dalam penyusunan skripsi ini.

16. Kepada Kakak IKA FK UNTAD (Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran

Universitas Tadulako) yang telah memberikan penulis kesempatan untuk

belajar dan memberikan banyak pengalaman kepada penulis selama masa

preklinik

17. Kakak-kakak 01factorius, Oste09en, Card10, Achi11es, A12thron, P13xus,

At14s, V15cera, D16italis, F18ra, P20cessus, Dend21t, dan angkatan 2022

atas pengalaman, kebersamaan, dan dukungan selama penulis menjalani

perkuliahan.

18. Semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak bisa disebutkan

satupersatu namanya, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh

dari kata sempurna sebab pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki sangat

terbatas. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada para pembacanya

dan menjadi sumber referensi kepada semua pihak yang membutuhkan

Palu, 27 September 2023

Hasriyana

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
PERSETUJUAN PEMBIMBING...........................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN DEWAN PENGUJI...................................................iii
PERNYATAAN.....................................................................................................iv
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
DAFTAR ISI...........................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xi
DAFTAR TABEL..................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xiii
DAFTAR SINGKATAN, ISTILAH DAN ARTI LAMBANG...........................xiv
ABSTRAK.............................................................................................................xv
ABSTRACT..........................................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................3
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................3
1. Tujuan Umum........................................................................................3
2. Tujuan Khusus.......................................................................................3
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................3
E. Keaslian Penelitian....................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6
A. Kajian Pustaka...........................................................................................6
1. Anatomi Organ Reproduksi Wanita......................................................6
2. Menstruasi.............................................................................................8
3. Status Gizi............................................................................................14
B. Kerangka Teori........................................................................................24
C. Kerangka Konsep....................................................................................25

ix
D. Landasan Teori........................................................................................25
E. Hipotesis Penelitian.................................................................................25
BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................26
A. Rancangan Penelitian..............................................................................26
B. Waktu dan Lokasi Penelitian...................................................................26
1. Waktu Penelitian..................................................................................26
2. Lokasi Penelitian.................................................................................26
C. Populasi dan Subjek Penelitian...............................................................26
D. Metode Pengumpulan Data.....................................................................27
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional.........................................28
F. Alur Penelitian.........................................................................................30
G. Metode Analisis Data..............................................................................30
BAB IV..................................................................................................................31
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................31
A. Hasil Penelitian.......................................................................................31
B. Pembahasan.............................................................................................35
C. Keterbatasan Penelitian...........................................................................39
BAB V....................................................................................................................40
PENUTUP..............................................................................................................40
A. Kesimpulan..............................................................................................40
B. Saran........................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................42
LAMPIRAN...........................................................................................................45

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Vulva.................................................................................................7


Gambar 2.2 Fase Menstruasi.................................................................................11
Gambar 2.3 Kerangka Teori..................................................................................24
Gambar 2.4 Kerangka Konsep..............................................................................25
Gambar 3.1 Alur Penelitian...................................................................................30

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kategori Ambang Batas IMT untuk Indonesia.....................................19


Tabel 2.2 Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan IMT..............................................20
Tabel 3.1 Definisi Operasional..............................................................................29
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Menarche.........................32
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Riwayat Merokok....................32
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Gizi................................33
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Siklus Menstruasi.....................33
Tabel 4.5 Hubungan Status Gizi Terhadap Gangguan Siklus Menstruasi
pada Mahasiswi Preklinik Fakultas Kedokteran Universitas
Tadulako Angkatan 2021......................................................................34

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Instrumen Penelitian.......................................................................xvi


Lampiran 2 : Informed Consent..........................................................................xviii
Lampiran 3 : Ethical Clerance.............................................................................xix
Lampiran 4 : Surat Permohonan Izin Penelitian....................................................xx
Lampiran 5 : Surat Keterangan Laboratorium.....................................................xxi
Lampiran 6 : Master Data....................................................................................xxii
Lampiran 7 Uji Statistik.......................................................................................xxv
Lampiran 8 : Dokumentasi...............................................................................xxviii
Lampiran 9 : Riwayat Hidup Penulis..................................................................xxx

xiii
DAFTAR SINGKATAN, ISTILAH DAN ARTI LAMBANG

Simbol/Singkatan Arti Simbol/Singkatan

% Satuan persen
> Lebih dari
< Kurang dari
≥ Lebih dari atau sama dengan
α Alfa
BB/TB Berat Badan menurut Tinggi Badan
BB/U Berat Badan menurut umur
FK Fakultas Kedokteran
FKIK Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
FSH Follicle Stimulating Hormone
IMT Indeks Massa Tubuh
IMT/U Indeks Massa Tubuh menurut Umur
LH Luteinizing Hormone
LILA Lingkar Lengan Atas
mm millimeter (satuan panjang)
PCM Protein Calori Malnutrition
RI Republik Indonesia
SPSS Statistical Product and Service Solution
TB/U Tinggi Badan menurut Umur
UNTAD Universitas Tadulako
WUS Wanita Usia Subur
WHO World Health Organization

xiv
Hubungan Status Gizi Terhadap Gangguan Siklus Menstruasi pada
Mahasiswi Preklinik Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako
Angkatan 2021
Hasriyana *, Rahma Badaruddin**, Sumarni**, Mohammad Zainul
Ramadhan***
*Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako
**Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas
Tadulako
***Departemen Fisiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako

ABSTRAK
Latar Belakang: Menstruasi merupakan suatu perdarahan secara periodik dan
siklik yang berasal dari uterus disertai deskuamasi endometrium. Menstruasi
dinilai berdasarkan tiga hal yaitu siklus menstruasi, lama menstruasi, dan jumlah
darah menstruasi. Terdapat tiga jenis gangguan siklus menstruasi terdiri dari
amenorea, polimenorea dan oligomenorea. Menstruasi dikatakan normal bila
didapatkan siklus menstruasi, tidak kurang dari 24 hari dan tidak melebihi 35 hari,
lama menstruasi 3-7 hari, dengan jumlah darah selama menstruasi berlangsung
tidak melebihi 80 ml atau ganti pembalut 2-6 kali per hari. Salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi siklus menstruasi yaitu status gizi. Seorang wanita dengan
masalah gizi dapat memberikan dampak terhadap kondisi kesehatannya, salah
satunya adalah terganggunya regulasi hormonal yang berperan dalam siklus
menstruasi. Keadaan ini akan memicu gangguan saat menstruasi, salah satunya
yakni dismenore.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan desain
cross sectional study. Populasi pada penelitian ini adalah Mahasiswi Preklinilik
Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako angkatan 2021. Teknik pengambilan
sampel dengan metode simple random sampling dan didapatkan sampel sebanyak
86 responden yang merupakan Mahasiswi Preklinilik Fakultas Kedokteran
Universitas Tadulako angkatan 2021 yang masuk kriteria inklusi. Instrumen yang
digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner. Analisis statistik menggunakan
uji chi-square yang akan dianalisis menggunakan program komputer SPSS.
Hasil: Pada penelitian ini menunjukkan hubungan secara statistik antara status
gizi terhadap gangguan siklus menstruasi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran
Universitas Tadulako angkatan 2021 dengan nilai ρ-value = 0,000 (α < 0,05).
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara status gizi terhadap gangguan siklus
menstruasi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako angkatan
2021.

Kata Kunci: Gangguan Siklus Menstruasi, Status Gizi

xv
The Relationship between Nutritional Status and Menstrual Cycle Disorders
in Pre-Clinical Students at the Faculty of Medicine, Tadulako University
Class of 2021
Hasriyana *, Rahma Badaruddin**, Sumarni**, Mohammad Zainul

Ramadhan***

*Student at the Faculty of Medicine, Tadulako University


**Department of Public Health Sciences, Faculty of Medicine, Tadulako
University
***Department of Physiology, Faculty of Medicine, Tadulako University

ABSTRACT
Background: Menstruation is periodic and cyclic bleeding originating from the
uterus accompanied by desquamation of the endometrium. Menstruation is
assessed based on three things, namely the menstrual cycle, the length of
menstruation, and the amount of menstrual blood. There are three types of
menstrual cycle disorders consisting of amenorrhea, polymenorrhea and
oligomenorrhea. Menstruation is said to be normal if the menstrual cycle is not
less than 24 days and does not exceed 35 days, the duration of menstruation is 3-7
days, with the amount of blood during menstruation not exceeding 80 ml or
changing sanitary napkins 2-6 times per day. One factor that can influence the
menstrual cycle is nutritional status. A woman with nutritional problems can have
an impact on her health condition, one of which is disruption of hormonal
regulation which plays a role in the menstrual cycle. This situation will trigger
disorders during menstruation, one of which is dysmenorrhea.
Method: This research uses descriptive analytical methods with a cross sectional
study design. The population in this study was female pre-clinical students at the
Faculty of Medicine, Tadulako University, class of 2021. The sampling technique
was using the simple random sampling method and a sample of 86 respondents
were obtained who were pre-clinical students at the Faculty of Medicine,
Tadulako University, class of 2021, who met the inclusion criteria. The instrument
used in this research was a questionnaire. Statistical analysis uses the chi-square
test which will be analyzed using the SPSS computer program.
Results: This study shows a statistical relationship between nutritional status and
menstrual cycle disorders in female students at the Faculty of Medicine, Tadulako
University class of 2021 with a ρ-value = 0.000 (α < 0.05).
Conclusion: There is a relationship between nutritional status and menstrual
cycle disorders in female students at the Faculty of Medicine, Tadulako University
class of 2021.

Keywords: Menstrual Cycle Disorders, Nutritional Status

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menstruasi merupakan suatu perdarahan secara periodik dan siklik yang


berasal dari uterus disertai deskuamasi endometrium. Interaksi kompleks antara
sistem hormon dengan organ tubuh, yaitu hipotalamus, hipofisis, ovarium dan
uterus menghasilkan perdarahan menstruasi (Prayuni Ed, 2019). Dalam pengertian
klinik, menstruasi dinilai berdasarkan tiga hal yaitu siklus menstruasi, lama
menstruasi, dan jumlah darah menstruasi (Prawirohardjo S, 2013). Durasi siklus
normal menstruasi rata-rata 28 hari (Hall Je, 2021). Menstruasi dikatakan normal
bila didapatkan siklus menstruasi, tidak kurang dari 24 hari dan tidak melebihi 35
hari, lama menstruasi 3-7 hari, dengan jumlah darah selama menstruasi
berlangsung tidak melebihi 80 ml atau ganti pembalut 2-6 kali per hari
(Prawirohardjo S, 2013). Terdapat tiga jenis gangguan siklus menstruasi terdiri
dari amenorea, polimenorea, dan oligomenorea. Amenorea dibedakan menjadi dua
macam yaitu amenorea primer dan amenorea sekunder. Polimenorea yaitu
kelainan siklus menstruasi menjadi lebih pendek dari 21 hari (Sinaga E, 2017).
Oligomenorea merupakan siklus menstruasi yang memanjang lebih dari 35 hari
(Sitepu Blb, 2018).
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi siklus menstruasi antara lain
status gizi, berat badan, aktivitas fisik, stres, diet, paparan lingkungan dan kondisi
kerja, pengaruh rokok, penyakit reproduksi, gangguan endokrin, gangguan
perdarahan (Sitoayu L, 2017). Status gizi (nutritional status) merupakan suatu
keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dari makanan
dan kebutuhan zat gizi oleh tubuh (Candra A, 2020). Status gizi merupakan hasil
akhir dari keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan
penggunaannya. Apabila terdapat ketidakseimbangan antara konsumsi gizi dengan
kecukupan gizi yang dianjurkan maka dapat terjadi masalah meliputi gizi kurang
maupun gizi lebih (Kartika et al., 2019). Seorang wanita dengan masalah gizi

1
dapat memberikan dampak terhadap kondisi kesehatannya, salah satunya adalah
terganggunya regulasi hormonal yang berperan dalam siklus menstruasi. Keadaan
ini akan memicu gangguan saat menstruasi, salah satunya yakni dismenore
(Andini, 2019).
Perempuan dengan IMT yang gemuk atau kurus, rata-rata mengalami
peningkatan siklus menstruasi. Memanjangnya siklus menstruasi disebabkan
karena jumlah estrogen meningkat dalam darah karena ada peningkatan lemak
dalam tubuh, sehingga kadar estrogen yang meningkat akan memberikan umpan
balik negatif terhadap sekresi GnR H. Faktor gangguan endokrin dapat
menyebabkan gangguan ovulasi, fase luteal memendek, dan kongesti ovarium
karena peradangan berhubungan dengan polimenorea. Faktor seperti stres fisik
dan emosi, penyakit kronis serta gangguan nutrisi berhubungan dengan
oligomenorea (Prawirohardjo S, 2013).
Beberapa Hasil penelitian Milanti (2017) pada mahasiswi Fakultas
Kedokteran Universitas Mulawarman menunjukkan 66,7% dari 39 mahasiswi
mengalami siklus menstruasi tidak teratur dengan IMT lebih. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Bandar Lampung didapatkan 60%
dari 10 siswa mengalami siklus menstruasi tidak teratur dengan IMT tidak normal.
Hasil yang didapat adalah terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi
dengan siklus menstruasi (Amperaningsih Y, 2019).
Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa gangguan siklus menstruasi
merupakan salah satu masalah kesehatan yang sangat penting untuk diperhatikan
karena angka morbiditasnya yang tinggi. Kondisi ini menjadi masalah yang lebih
besar pada remaja dan dewasa muda karena aktivitas belajar terbukti dapat
terganggu oleh gangguan siklus menstruasi. Salah satu faktor yang diduga
mempengaruhi gangguan siklus menstruasi adalah status gizi. Namun beberapa
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan hasil yang bervariasi
dan kontradiktif, sehingga perlu dilakukan penelitian lain yang mengkonfirmasi
hasil penelitian-penelitian tersebut. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian ini.

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis menetapkan pertanyaan
penelitian sebagai berikut: “Apakah terdapat hubungan antara status gizi terhadap
gangguan siklus menstruasi pada Mahasiswi Preklinik Fakultas Kedokteran
Universitas Tadulako angkatan 2021?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara status gizi terhadap gangguan siklus
menstruasi pada Mahasiswi Preklinik Fakultas Kedokteran Universitas
Tadulako angkatan 2021.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran status gizi pada Mahasiswi Preklinik Fakultas
Kedokteran Universitas Tadulako Angkatan 2021.
b. Mengetahui gambaran siklus menstruasi pada Mahasiswi Preklinik Fakultas
Kedokteran Universitas Tadulako Angkatan 2021.
c. Mengetahui hubungan antara status gizi terhadap gangguan siklus
menstruasi pada Mahasiswi Preklinik Fakultas Kedokteran Universitas
Tadulako angkatan 2021.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menjadi sarana untuk memperdalam keilmuan,
terutama dalam bidang ilmu obstetri dan ginekologi.
2. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi mengenai salah
satu faktor yang mempengaruhi gangguan siklus menstruasi.
3. Bagi Instansi Program Studi Kedokteran
Hasil penelitian ini dapat menjadi kontribusi keilmuan, terutama dalam
bidang obstetri dan ginekologi.

3
E. Keaslian Penelitian
Keaslian dari penelitian yang dilakukan penulis ini dapat diketahui dari
beberapa penelitian yang serupa dilakukan, yaitu:
1. Alfirana (2022) dengan judul “Hubungan Status Gizi dengan Siklus
Menstruasi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas
Mulawarman” Persamaan penelitian ini terdapat pada variabel yang diteliti
dan subjek penelitian. Perbedaan penelitian terdapat pada desain penelitian
dan instrumen pengukuran siklus menstruasi yang akan digunakan.
2. Yuliati Amperaningsih, Nurul Fathia . (2019) dengan judul “Hubungan
Status Gizi Dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja Di Bandar Lampung.
J Ilm Keperawatan Sai Betik. 2019”. Persamaan penelitian ini terdapat
pada variabel yang diteliti dan subjek penelitian. Perbedaan penelitian
terdapat pada desain penelitian dan instrumen pengukuran gangguan siklus
menstruasi yang akan digunakan.
3. Milanti (2017) dengan judul “Hubungan Status Gizi dengan Siklus
Menstruasi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas
Mulawarman”. Persamaan penelitian ini terdapat pada variabel yang
diteliti dan subjek penelitian. Perbedaan penelitian terdapat pada desain
penelitian dan instrumen pengukuran gangguan siklus menstruasi yang
akan digunakan.
4. Nurul Hidayah (2016) dengan judul “Hubungan Status Gizi, Asupan Zat
Gizi dan Aktivitas Fisik dengan Siklus Menstruasi Remaja Putri Pondok
Pesantren Salafiyah Kauman Kabupaten Pemalam Tahun 2016”.
Persamaan penelitian ini terdapat pada metode pendekatan yang
digunakan, variabel yang diteliti, teknik pengumpulan data dan analisis
data. Perbedaan penelitian terdapat pada desain penelitian dan pada teknik
pengambilan sampel.
5. Laras Sitoayu, dkk (2017) dengan judul “Kecukupan Zat Gizi Makro,
Status Gizi, Sres, dan Siklus Menstruasi pada Remaja”. Persamaan
Penelitian terdapat pada metode pendekatan yang digunakan, variabel

4
yang diteliti, teknik pengumpulan data dan analisis data. Perbedaan
penelitian terdapat pada desain penelitian dan teknik pengambilan sampel.
6. Nurul Maulid Dya, Sri Adiningsih (2019) dengan judul “Hubungan Antara
Status Gizi dengan Siklus Menstruasipada Siswi MAN 1 Lamongan”.
Persamaan penelitian terdapat pada metode pendekatan yang digunakan,
teknik pengambilan sampel dan pengumpulan data serta kesamaan pada
variabel penelitian. Perbedaan penelitisn terdapat pada desain penelitian.
7. Riris Novita (2018) dengan judul “Hubungan Status Gizi dengan
Gangguan Menstruasi pada Remaja Putri di SMA Al-Azhar Surabaya”.
Persamaan pada penelitian pada metode pendekatan yang digunakan,
teknik pengambilan sampel, variabel yang diteliti dan teknik pengumpulan
data. Perbedaan pada penelitian terdapat pada desain penelitian.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Anatomi Organ Reproduksi Wanita


Pada dasarnya organ reproduksi wanita terdiri dari organ reproduksi
luar dan organ reproduksi dalam yang memiliki fungsi yang berbeda-beda.
Berikut penjelasannya (Julie Rosner et al., 2019):
a. Ovarium
Ovarium adalah tempat gametogenesis dan sekresi hormon seks.
Korteks luar masing-masing ovarium adalah tempat perkembangan folikel
sedangkan medula bagian dalam masing- masing berisi pembuluh darah dan
jaringan ikat.
b. Saluran Tuba
Saluran tuba menyediakan jalan bagi oosit untuk melakukan
perjalanan dari ovarium ke dalam rongga rahim. Bagian dari setiap tabung
yang paling dekat dengan ovarium mengandung fimbria, proyeksi seperti
jari yang membantu memindahkan oosit yang dikeluarkan lebih jauh ke
dalam tabung. Transisi fimbria menjadi ampula, bagian dari tabung dengan
lumen terluas. Ampula menjadi tanah genting saat lumen menyempit dan
menonjol menuju rahim. Tabung kemudian masuk ke dalam rahim, di mana
ia menjadi bagian interstitial. Bukaan ini adalah tempat oosit yang bepergian
keluar dari tuba dan memasuki rongga rahim.
c. Rahim
Rahim terdiri dari korpus (tubuh) dan leher rahim. Aspek superior
dari uterus korpus adalah fundus sedangkan bagian inferior yang berdekatan
dengan serviks disebut segmen isthmus atau rahim bawah. Dinding rahim
mengandung tiga lapisan berbeda: endometrium, miometrium, dan serosa.
Endometrium melapisi rongga rahim; ketebalan dan strukturnya bervariasi
dengan stimulasi hormon. Miometrium terdiri dari serat otot polos dan
merupakan lapisan tengah dan paling tebal dari dinding rahim. Serosa
adalah lapisan terluar rahim. Serviks uterus adalah struktur tubulus yang

6
berdekatan dengan rongga uterus dan vagina, bertindak sebagai saluran
antara keduanya. Serviks inferior membuka ke dalam vagina bagian atas di
serviks os. Lapisan serviks yang menjulur ke dalam vagina disebut
ektoserviks dan terdiri dari epitel kolumnar. Lapisan bagian dalam saluran
serviks adalah endoserviks, terdiri dari epitel skuamosa berlapis. Wilayah di
mana ecto dan endoserviks bertemu, ditandai oleh transformasi dari epitel
kolumnar menjadi skuamosa, adalah zona transformasi. Zona transformasi
adalah lokasi yang paling sering untuk displasia serviks dan transformasi
maligna.
d. Vagina
Vagina adalah struktur tubular fibromuskular yang lentur yang
membentang dari vestibulum vulva ke serviks uterus. Vagina distal adalah
introitus. Vagina anterior berbatasan dengan dinding kandung kemih
posterior sedangkan vagina posterior berbatasan dengan dubur anterior.
e. Vulva
Vulva menggambarkan genitalia eksterna wanita: labia majora, labia
minora, klitoris, vestibula vulva, meatus urethrethral, lubang vagina. Labia
majora adalah lateral dari labia minora, melebur ke anterior untuk
membentuk mons pubis (lapisan yang menutupi simfisis pubis). Ruang
depan vulva adalah area medial ke labia minora dan merupakan lokasi uretra
dan lubang vagina. Kelenjar Bartholini terbuka lateral ke lubang vagina.

Gambar 2.1 Vulva

7
2. Menstruasi
Kata menstruasi diambil dari kata mensis, istilah latin yang berarti
bulan. kata dalam bahasa inggris menses berarti periode haid. Jadi, menstruasi
adalah penumpahan lapisan uterus yang terjadi setiap bulan berupa darah dan
jaringan. Dimulai pada masa pubertas, ketika seorang perempuan mulai
memproduksi cukup hormon tertentu yang menyebabkan mulainya aliran ini.
Pada perempuan normal, proses pelepasan telur disebut ovulasi. Dimulai ketika
lapisan dalam uterus (rahim) mempersiapkan dirinnya untuk kemungkinan
kehamilan melalui penumpukan darah dan jaringan. Bangunan ini dapat
memelihara telur yang dibuahi.Apabila fertilisasi tidak terjadi, disana tidak
dibutuhkan untuk lapisan yang disuburkan maka secara otomatis meninggalkan
tubuh, bersama-sama dengan telur yang tidak dibuahi, dalam bentuk aliran
darah menstruasi. (Boyke dalam Suci Mardianti 2020)
Menstruasi merupakan ciri kedewasaan bagi seorang remaja putri
dimana terjadi perubahan fisik terutama dari organ reproduksi, ini ditandai
dengan perubahan kondisi somatik, seksual dan psikologi ke arah yang lebih
matang. Perubahan ini tidak terjadi secara spontan, tetapi melalui proses
pertumbuhan dan bila tiba waktunya akan terjadi menstruasi. (Febrina dalam
Suci Mardiyanti 2010)
Menstruasi adalah proses alami perempuan yaitu proses meluruhnya
dinding rahim bagian dalam (endometrium) yang keluar bersamaan dengan
darah dari vagina. Menstruasi pada kurun waktu antara fase perdarahan
menstruasi sebelumnya dengan fase perdarahan menstruasi berikutnya. Jarak
siklus yang paling panjang biasanya terjadi sesaat setelah haid pertama dan
pada saat sebelum menopause (Hayati dalam Deltha 2020)
Menstruasi merupakan perdarahan akibat luruhnya dinding sebelah
dalam rahim (endometrium). Lapisan endometrium disiapkan untuk menerima
implantasi embrio. Jika tidak terjadi implantasi embrio lapisan ini akan luruh.
Pendarahan ini terjadi secara periodik, jarak waktu antar menstruasi dikenal
dengan satu siklus menstruasi. Siklus menstruasi adalah rentang waktu mulai

8
dari hari pertama menstruasi sampai hari pertama menstruasi pada bulan
berikutnya (Purwoastuti dalam Deltha 2020)
a. Siklus Menstruasi
Wanita Usia Subur (WUS) berdasarkan konsep Departemen
Kesehatan (2003) adalah wanita dalam usia reproduktif, yaitu usia 20-49
tahun baik yang berstatus kawin, janda maupun yang belum nikah. Pucak
kesuburan ada pada rentang usia 20-29 tahun. Menstruasi merupakan tanda
siklus subur dan puncak kesuburan perempuan secara seksualitas sudah siap
untuk memiliki keturunan. Dalam keadaan normal menstruasi terjadi saat
lapisan dalam dinding rahim luruh dan keluar dalam bentuk yang kental
yaitu darah menstruasi dan masa reproduksi dimulai ketika sudah terjadi
pengeluaran sel telur yang matang (ovulasi) pada siklus menstruasi
(Manuaba, 2010). Siklus menstruasi wanita terjadi untuk memungkinkan
pelepasan oosit dan mempersiapkan rahim untuk kemungkinan kehamilan.
Ini dimulai pada masa pubertas, mulai dari usia 10 hingga 16, dan berakhir
saat menopause pada usia rata-rata 51 tahun. Ini dapat berlangsung antara 21
hari hingga 35 hari dengan durasi rata-rata 28 hari (Julie Rosner et al.,
2019).
Siklus menstruasi diregulasi oleh hormon Luteinizing Hormone (LH)
dan Follicle-Stimulating Hormone (FSH), yang diproduksi oleh kelenjar
hipofisis mencetuskan ovulasi dan menstimulus ovarium untuk
memproduksi estrogen dan progesterone. Estrogen dan progesteron akan
menstimulus uterus dan kelenjar payudara agar kompeten untuk
memungkinkan terjadinya pembuahan (Rosenblatt, 2007).
Menurut Buku Fisiologi Sherwood Edisi 8, dapat dibedakan 4 fase
endometrium dalam siklus menstruasi, yaitu :
1) Fase menstruasi atau deskuamasi
Dalam fase ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus
disertai perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam kadar
paling rendah. Hanya stratum basale yang tinggal utuh. Turunnya kadar
hormon ovarium juga merangsang pembebasan suatu prostaglandin

9
uterus yang menyebabkan vasokonstriksi pembuluh-pembuluh
endometrium, dan menghambat aliran darah ke endometrium. Penurunan
penyaluran O2 yang terjadi kemudian menyebabkan kematian
endometrium, termasuk pembuluh darahnya. Perdarahan yang terjadi
melalui kerusakan pembuluh darah ini membilas jaringan endometrium
ke dalam lumen uterus. Prostaglandin uterus yang sama juga merangsang
kontraksi ringan ritmik miometrium uterus yang membantu
mengeluarkan darah dan sisa endometrium dari rongga uterus keluar
melalui vagina sebagai darah menstruasi. Kontraksi uterus yang terlalu
kuat akibat produksi berlebihan prostaglandin menyebabkan dismenore
(kram menstruasi) yang dialami oleh sebagian wanita. Fase ini
berlangsung 3-4 hari.
2) Fase pasca menstruasi atau fase regenerasi
Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan sebagian besar
berangsur- angsur sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lendir baru
yang tumbuh dari sel-sel epitel endometrium. Pada waktu ini tebal
endometrium + 0,5 mm. Fase ini telah mulai sejak fase menstruasi
berlangsung + 4 hari. Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi
sampai hari ke-14. Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase
proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk
mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini endometrium
tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel
telur dari indung telur (disebut ovulasi).
3) Fase intermenstrum atau fase proliferasi
Dengan demikian, darah menstruasi berhenti dan fase proliferatif
siklus dimulai bersamaan dengan bagian terakhir fase folikular ovarium
ketika endometrium mulai memperbaiki diri dan berproliferasi di bawah
pengaruh estrogen dari folikel-folikel yang baru berkembang. Saat aliran
darah menstruasi berhenti, yang tersisa adalah lapisan endometrium tipis
dengan ketebalan kurang dari 1 mm. Estrogen merangsang proliferasi sel
epitel, kelenjar, dan pembuluh darah di endometrium, meningkatkan

10
ketebalan lapisan ini menjadi 3 hingga 5 mm. Fase proliferatif yang
didominasi oleh estrogen ini berlangsung dari akhir menstruasi hingga
ovulasi. Kadar puncak estrogen memicu lonjakan LH yang menjadi
penyebab ovulasi. Fase ini berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-4
dari siklus menstruasi.
4) Fase pramenstruasi atau fase sekresi
Setelah ovulasi, ketika terbentuk korpus luteum baru, uterus
masuk ke fase sekretorik, atau progestasional yang bersamaan waktunya
dengan fase luteal ovarium. Korpus luteum mengeluarkan sejumlah besar
progesteron dan estrogen. Progesteron mengubah endometrium tebal
yang telah dipersiapkan oleh estrogen menjadi jaringan kaya vaskular
dan glikogen. Periode ini disebut fase sekretorik karena kelenjar
endometrium aktif mengeluarkan glikogen ke dalam uterus untuk
makanan awal embrio yang sedang berkembang sebelum implantasinya,
atau fase progestasional ("sebelum kehamilan") yang merujuk kepada
lapisan subur endometrium yang mampu menopang kehidupan awal
mudigah setelah berimplantasi. Jika pembuahan dan implantasi tidak
terjadi, korpus luteum berdegenerasi dan fase folikular dan fase
menstruasi baru dimulai kembali. Fase ini berlangsung dari hari ke-14
sampai ke-28.

Gambar 2.2 Fase Menstruasi

11
b. Faktor yang Mempengaruhi Siklus Menstruasi
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi siklus menstruasi :
1) Stres
Stres menyebabkan perubahan sistemik dalam tubuh, khususnya
sistem persyarafan dalam hipotalamus melalui perubahan hormon
reproduksi (Kusmiran, 2011).
2) Penyakit kronis
Penyakit kronis seperti diabetes. Gula darah yang tidak stabil
berkaitan erat dengan perubahan hormonal, sehingga bila gula darah
tidak terkontrol akan mempengaruhi siklus menstruasi dengan
terpengaruhnya hormon reproduksi (Kusmiran, 2011).
3) Gizi buruk
Penurunan berat badan akut akan menyebabkan gangguan pada
fungsi ovarium, tergantung derajat ovarium dan lamanya penurunan berat
badan. Kondisi patologis seperti berat badan yang kurang/kurus dapat
menyebabkan amenorrhea (Kusmiran, 2011).
4) Aktivitas fisik
Tingkat aktivitas fisik yang sedang dan berat dapat
mempengaruhi kerja hipotalamus yang akan mempengaruhi hormon
menstruasi sehingga dapat membatasi siklus menstruasi (Kusmiran,
2011).
5) Konsumsi obat-obatan tertentu seperti antidepresan antipsikotik, tiroid
dan beberapa obat kemoterapi
Hal ini dikarenakan obat-obatan yang mengandung bahan
kimia jika di konsumsi terlalu banyak dapat menyebabkan sistem
hormonal terganggu, seperti hormon reproduksi (Welch, 2012).
6) Ketidakseimbangan hormone
Dimana kerja hormon ovarium (estrogen dan progesteron) jika
tidak seimbang akan mempengaruhi siklus menstruasi (Proverawati,
2009).

12
c. Gangguan Siklus Menstruasi
Gangguan siklus menstruasi disebabkan akibat dari
ketidakseimbangan hormon FSH atau LH sehingga kadar estrogen dan
progesteron menjadi tidak normal. Biasanya gangguan menstruasi yang
sering terjadi dalah siklus menstruasi yang tidak teratur atau jarang dan
perdarahan yang lama atau abnormal (Prawirohardjo,2008).
1) Gangguan Jumlah Darah dan Lama Menstruasi
a) Hipermenorea
Merupakan bentuk gangguan siklus menstruasi tetap teratur,
jumlah darah yang dikeluarkan cukup banyak atau lebih lama dari 7
hari dan terlihat dari pembalut yang dipakai dan gumpalan darahnya.
Penyebab kelainan ini terdapat pada kondisi dalam uterus.
b) Hipomenorea
Merupakan bentuk kelainan pada siklus menstruasi tetap
teratur sesuai dengan jadwal menstruasi, jumlahnya sedikit,
berlangsung 1-2 hari saja. Kondisi ini tidak memperngaruhi fertilitas
2) Pola Siklus Menstruasi
a) Eumenorrhea
Merupakan siklus menstruasi yang teratur dengan interval
perdarahan yang terjadi antara 21-35 hari.
b) Polimenorea
Siklus menstruasi lebih pendek dari normal, yaitu kurang dari
21 hari dan biasanya akan mengalami menstruasi 2 kali sebulan,
dengan jumlah perdarahan kurang lebih sama atau lebih banyak
daripada menstruasi normal.
c) Oligomenorea
Siklus menstruasi lebih panjang dari normal, yaitu lebih dari
35 hari, dengan perdarahan yang lebih sedikit. Penyebabnya adalah
gangguan hormonal. Umumnya pada kasus ini kesehatan penderita
tidak terganggu dan fertilitas cukup baik.

13
d) Amenorrhea
Keadaan dimana tidak adanya menstruasi selama minimal 3
bulan berturut-turut. Amenorea dibagi menjadi 2, yaitu amenorea
primer dan sekunder. Amenorea primer ialah kondisi dimana seorang
perempuan berumur 15 tahun atau lebih tidak pernah menstruasi,
umumnya dihubungkan dengan kelainan-kelainan kongenital dan
genetik. Sedangkan amenorea sekunder adalah kondisi dimana
seorang pernah mendapatkan menstruasi, tetapi kemudian tidak
mendapatkan menstruasi (sedikitnya 3 bulan berturut-turut).
3) Pendarahan di Luar Menstruasi
Metroragia dapat disebabkan oleh keadaan yang bersifat
hormonal dan kelainan anatomis. Pada kelainan hormonal terjadi
gangguan poros hipotalamus- hipofise, ovarium (indung telur), dan
rangsangan estrogen dan progesterone dengan bentuk perdarahan yang
terjadi diluar menstruasi, bentuknya bercak dan terus menerus dan
perdarahan menstruasi berkepanjangan.
4) Keadaan Patologis terkait Menstruasi
Dapat berupa ketegangan sebelum menstruasi (premenstrual
tension) terjadi keluhan yang mulai sekitar seminggu sebelum dan
sesudah menstruasi. Terjadi karena ketidakseimbangan estrogen dan
progesterone menjelang menstruasi.
3. Status Gizi
a. Definisi
Status gizi adalah faktor yang terdapat dalam level individu, faktor
yang dipengaruhi langsung oleh jumlah dan jenis asupan makanan serta
kondisi infeksi. Diartikan juga sebagai keadaan fisik seseorang atau
sekelompok orang yang ditentukan dengan salah satu atau kombinasi
ukuran-ukuran gizi tertentu (Supariasa, et al, 2016). Gizi adalah suatu proses
organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui
proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan

14
kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta
menghasilkan energy (Setiyabudi, 2007).
Status gizi menurut Kemenkes RI dan WHO adalah adalah keadaan
yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dari makanan
dengan kebutuhan nutrisi yang diperlukan tubuh untuk metabolisme. Status
gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel
tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu,
contoh gondok endemik merupakan keadaaan tidak seimbangnya
pemasukan dan pengeluaran yodium dalam tubuh (Setiyabudi, 2007).
Almatsier (2010) mendefinisikan status gizi adalah keadaan tubuh
sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Sedangkan
Supariasa dkk. (2012) menyatakan status gizi sebagai ekspresi dari keadaan
keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari
nutriture dalam bentuk variabel tertentu. Kekurangan zat gizi mikro pada
remaja dapat berdampak negatif pada proses pertumbuhan dan Pematangan
organ-organ reproduksi. Kegagalan mencapai status gizi dan kesehatan yang
optimal akan berdampak pada status gizi saat ini dan juga berdampak pada
status gizi generasi penerus (Emilia, 2009).
b. Klasifikasi Status Gizi
Status gizi dapat dibagi menjadi empat, yaitu :
1) Gizi lebih untuk overweight, termasuk kegemukan dan obesitas.
2) Gizi baik untuk wellnourished.
3) Gizi kurang untuk underweight yang mencakup milk dan moderate PCM
(Protein Calori Malnutrition).
4) Gizi buruk untuk severe PCM, termasuk marasmus, marasmik-kwasiokor
dan kwasiorkor. (Supariasa dkk., 2012).
c. Penilaian Status Gizi
Definisi penilaian status gizi adalah interpretasi data yang
didapatkan dengan menggunakan berbagai metode untuk mengidentifikasi
populasi atau individu yang berisiko atau dengan status gizi buruk. Peran
dan kedudukan penilaian status gizi di dalam ilmu gizi adalah untuk

15
megetahui status gizi, yaitu ada tidaknya malnutrisi pada individu atau
masyarakat (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007). Menurut (Supariasa,
Bakri, dan Fajar, 2016) pada dasarnya status gizi dibagi menjadi dua yaitu
secara langsung dan tidak langsung.
1) Penilaian Status Gizi Secara Langsung
Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat
penilaian yaitu: antropometri, klinis, biokimia dan biofisik. Masing-
masing penilaian tersebut akan dibahas secara umum sebagai berikut:
a) Antropometri
Antropometri Merupakan pengukuran dimensi tubuh dan
komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur antara lain : Berat badan,
tinggi badan, lingkar lengan atas dan tebal lemak di bawah kulit.
Antropometri telah lama di kenal sebagai indikator sederhana untuk
penilaian status gizi perorangan maupun masyarakat. Antropometri
sangat umum di gunakan untuk mengukur status gizi dari berbagai
ketidakseimbangan antara asupan energi dan protein.
Dalam pemakaian untuk penilaian status gizi, antropomteri
disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan variabel lain, .
Variabel tersebut adalah sebagai berikut :
1) Umur
Umur sangat memegang peranan dalam status gizi,
kesalahan penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi
yang salah. Hasil penimbangan berat badan maupun tinggi badan
yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan
penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah
adanya kecenderunagn untuk memilih angka yang mudah seperti 1
tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak
perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun adalah
12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi perhitungan umur adalah
dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak

16
diperhitungkan.
2) Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan
gambaran massa jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan
sangat peka terhadap perubahan yang mendadak baik karena
penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat
badan ini dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan
menurut Umur) atau melakukan penilaian dengam melihat
perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang
dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat
badan paling banyak digunakan karena hanya memerlukan satu
pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan umur, tetapi
kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi
gizi dari waktu ke waktu.
3) Tinggi Badan
Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan
yang dilihat dari keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi
badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama
yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan
kurang gizi pada masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam
bentuk Indeks TB/U ( tinggi badan menurut umur), atau juga
indeks BB/TB (Berat Badan menurut Tinggi Badan) jarang
dilakukan karena perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya
hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks ini pada umumnya
memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik,
kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun. Berat badan dan
tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk menentukan
status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan
status gizi.
4) Indeks Antropometri
Indeks antropometri yang umum digunakan dalam menilai

17
status gizi adalah berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan
menurut umur (TB/U) dan berat badan menurut tinggi badan
(BB/TB). Indeks BB/U adalah pengukuran total berat badan
termasuk air, lemak, tulang dan otot. Indeks tinggi badan menurut
umur adalah pertumbuhan linier dan LILA adalah pengukuran
terhadap otot, lemak, dan tulang pada area yang diukur.
a) Indikator BB/U
Berat badan adalah salah satu parameter yang
memberikan gambaran masa tubuh, masa tubuh sangat sensitif
terhadap perubahan-perubahan yang mendadak. Berat badan
adalah parameter antropometri yang sangat labil. Indikator
BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini.
b) Indikator TB/U
Tinggi badan merupakan antropometri yang
menggambarkan keadaan tubuh skeletal. Indikator TB/U
menggambarkan status gizi masa lalu. Pada keadaan normal,
tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur.
Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relatip
kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu
pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan akan
nampak dalam waktu yang relatif lama.
c) Indikator BB/TB
Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan
tinggi badan. Indeks BB/TB merupakan indikator yang baik
untuk menilai status gizi saat kini (sekarang). Indeks BB/TB
adalah merupakan indeks yang independen terhadap umur.
Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah
dengan pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan tertentu
d) Indikator IMT/U
Faktor umur sangat penting dalam menentukan status
gizi. Hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan yang

18
akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan
penentuan umur yang tepat. Pengukuran status gizi balita dapat
dilakukan dengan indeks antropometri dan menggunakan Indeks
Massa Tubuh (IMT). Rumus perhitungan IMT sebagai berikut:
Berat badan ( kg )
IMT=
dx Tinggi badan ( m ) x Tinggi badan ( m )

Adapun Kategori ambang batas IMT untuk Indonesia yaitu:


Tabel 2.1. Kategori Ambang Batas IMT untuk Indonesia

Status Gizi IMT


Sangat kurus < 17,0
Kurus 17,0-18,5
Normal 18,5 – 25,0
Gemuk > 25,0- 27,0
Obesitas > 27,0
Sumber: Kemenkes RI, 2014

Pengukuran status gizi pada anak menggunakan rumus


Z-score. Secara umum, rumus perhitungan Z-score adalah :
Nilai Individu Subyek – Nilai Median Baku Rujukan
Z-score =
Nilai Simpang Baku Rujukan
Nilai simpang baku rujukan disini maksudnya adalah
selisih kasus dengan standar +1 SD atau -1 SD. Jadi apabila
BB/TB pada kasus lebih besar daripada median, maka nilai
simpang baku rujukannya diperoleh dengan mengurangi +1 SD
dengan median. Tetapi jika BB/TB kasus lebih kecil daripada
median, maka nilai simpang baku rujukannya menjadi median
dikurangi dengan -1 SD. Menurut (Kemenkes RI, 2010) kategori
dan ambang batas status gizi berdasarkan Indeks Masa Tubuh
menurut Umur (IMT/U) anak umur 5-18 tahun yang sudah
dimodifikasi oleh peneliti adalah:

19
Tabel 2.2 Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan IMT

Kategori Status Gizi Ambang Batas (Z-score)


Kurus <-3 SD sampai dengan <-2
SD
Normal -2 SD sampai dengan 1 SD
Gemuk >1 SD
Sumber: (Kemenkes RI, 2010)

2) Klinis

Penilaian Status Gizi secara klinis sangat penting sebagai langkah


pertama untuk mengetahui keadaan gizi penduduk. Teknik penilaian
status gizi juga dapat dilakukan secara klinis. Pemeriksaan secara klinis
penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas
perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan
ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel seperti
kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat
dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Penggunaan metode ini
umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid clinical surveys). Survei
ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum
dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Pemeriksaan klinis terdiri
dari dua bagian, yaitu:
a) Medical history (riwayat medis), yaitu catatan mengenai
perkembangan penyakit.
b) Pemeriksaan fisik, yaitu melihat dan mengamati gejala gangguan gizi
baik sign (gejala yang apat diamati) dan syimptom (gejala yang tidak
dapat diamati tetapi dirasakan oleh penderita gangguan gizi).
3) Secara Biokimia
Penilaian status gizi secara biokimia adalah pemeriksaan
specimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai
macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain :
darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.

20
Salah satu ukuran yang sangat sederhana dan sering digunakan adalah
pemeriksaan haemoglobin sebagai indeks dari anemia. Metode ini
digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi
keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang
kurang spesifik, maka penentuan kimia faal dapat lebih banyak menolong
untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.
4) Secara Biofisik
Penilaian status gizi secara biofisik adalah metode penentuan
status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan
melihat perubahan struktur dari jaringan. Pemeriksaan fisik dilakukan
untuk melihat tanda dan gejala kurnag gizi. Pemeriksaan dengan
memperhatikan rambut, mata, lidah, tegangan otot dan bagian tubuh
lainnya.
a) Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga
yaitu: survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi.
Pengertian dan penggunaan metode ini akan diuraikan sebagai berikut:
b) Survei Konsumsi Makanan
Pengertian Survei konsumsi makanan adalah metode
penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah
dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.
Penggunaan Pengumpulan data konsumsi makanan dapat
memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada
masyarakat, keluarga dan individu. Survei ini dapat
mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi.
c) Penggunaan Statistik Vital
Pengertian Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah
dengan menganalisis data beberpa statistik kesehatan seperti angka
kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat
penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.
Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator

21
tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat.
d) Penilaian Faktor Ekologi
Pengertian Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi
merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor
fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia
sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dan
lain-lain.
Penggunaan Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat
penting untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat
sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi.
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi
1) Aktivitas Fisik
Kurangnya aktivitas fisik dan peningkatan waktu duduk juga
memainkan peran penting dalam perkembangan obesitas. Gaya hidup
yang tidak banyak bergerak telah diakui sebagai faktor risiko obesitas
dan penyakit terkait (Lee dan Yoon, 2018).
Aktivitas fisik adalah salah satu kegiatan yang memerlukan energi
paling banyak. Jika kurang dalam melakukan aktivitas fisik maka
penggunaan energi akan berkurang sehingga jumlah energi yang masuk
dengan pengeluaran energi tidak seimbang. Hal ini menyebabkan banyak
energi yang disimpan dalam bentuk jaringan lemak dan memicu
timbulnya gizi lebih dan obesitas pada seseorang (Octari, dkk, 2014).
2) Asupan Makanan
Status gizi underweight dapat diakibatkan karena asupan
makanan yang kurang. Status gizi merupakan bagian pernting dari
kesehatan seseorang. Gizi kurang selain akan mempengaruhi
pertumbuhan dan fungsi organ tubuh juga akan menyebabkan
terganggunya fungsi reproduksi. Hal ini berdampak pada gangguan haid
termasuk dismenorea, tetapi akan membaik bila asupan nutrisinya baik
(Yustiana, 2011).

22
3) Genetik
Faktor genetik yang berperan besar dalam kejadian gizi lebih dan
obesitas ialah parental fatness. Obesitas pada kedua orang tua dapat
mengakibatkan anak mereka untuk memiliki peluang mengalami obesitas
sebesar 80%. Kemudian, apabila hanya salah satu dari kedua orang tua
yang mengalami obesitas, maka peluang untuk menurunkan obesitas
pada anak yaitu sebesar 40%. Namun, jika orang tua tidak mengalami
obesitas, peluang anak untuk mengalami obesitas atau kelebihan berat
badan menurun menjadi sebesar 14% (Sartika, 2011). Riwayat obesitas
pada orang tua berhubungan dengan hereditas anak dalam mengalami
obesitas (Kostovski, dkk, 2017).

23
B. Kerangka Teori
Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, maka dapat dibuat kerangka teori
penelitan seperti dibawah ini.

Status Gizi

Kurang Baik Lebih

Jaringan adiposa Jaringan adiposa Jaringan adiposa


(sumber estrogen) (sumber estrogen) (sumber estrogen)
normal

Estrogen Estrogen normal Estrogen

Gangguan siklus Fungsi ovarium Gangguan fungsi


normal ovarium

Faktor yang mempengaruhi


Lama siklus menstruasi siklus menstruasi:
Normal: 21-35 hari 1. Stress
Tidak normal: Polimenorea: <21 hari 2. Penyakit kronis
3. Gizi buruk
Oligomenorea: >35 hari
4. Aktivitas fisik
Amenorea: tidak mens selama 3 bulan 5. Konsumsi obat-obatan
6. Ketidakseimbangan hormon

Diteliti

Tidak Diteliti

Gambar 2.3 Kerangka Teori

24
C. Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

Status Gizi Gangguan Siklus Menstruasi

Gambar 2.4 Kerangka Konsep Penelitian

D. Landasan Teori
Gizi atau makanan, selain sebagai pertumbuhan, perkembangan fisik dan
mental juga dibutuhkan untuk mendukungan kesuburan seorang wanita. Asupan
gizi yang sesuai dapat meningkatkan fungsi reproduksi. Hal ini akan berpengaruh
terhadap gangguan menstruasi (Mentari, 2015). Gangguan menstruasi merupakan
suatu petunjuk yang penting dalam melihat adanya gangguan fungsi sistem
reproduksi yang berhubungan dengan risiko terjadinya berbagai penyakit seperti
kanker rahim, kanker payudara, infertilitas serta patah tulang (Nasrawati 2017).
Pada hasil penelitian yang dilakukan Puspita tahun 2017, menyatakan
bahwa ada hubungan antara status gizi dengan siklus menstruasi. Hal ini juga
sejalan dengan penelitian yang dilakukan pada remaja di SMA Negeri 21 Jakarta
tahun 2016, status gizi merupakan faktor dominan yang berpengaruh terhadap
siklus menstruasi. Remaja dengan IMT kurang dari 17,5 mempunyai risiko 2,06
mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur.

E. Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis dalam penelitian ini adalah hipotesis alternative (Ha) :


Ada hubungan terhadap ganngguan siklus menstruasi pada Mahasiswi
Preklinik Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako Angkatan 2021.
2. Hipotesis dalam penelitian ini adalah hipotesis null (Ho)
Tidak ada hubungan terhadap ganngguan siklus menstruasi Pada
Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako

25
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif analitik dengan desain


cross sectional (potong lintang), dimana penelitian ini akan melihat bagaimana
hubungan status gizi terhadap ganngguan siklus menstruasi pada Mahasiswi
Preklinik Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako Angakatan 2021.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2023 sampai dengan Mei 2023
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas
Tadulako yang berada di Kota Palu Sulawesi Tengah.

C. Populasi dan Subjek Penelitian

1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah Mahasiswi Preklinilik Fakultas
Kedokteran Universitas Tadulako angkatan 2021.
2. Sampel
Sampel penelitian ini diambil dari populasi penelitian dengan kriteria
inklusi dan eksklusi sebagai berikut:
a. Kriteria Inklusi
1) Mahasiswi Preklinik Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako angkatan
2021.
2) Bersedia menjadi responden penelitian
b. Kriteria eksklusi
1) Tidak mengisi kuesioner dengan lengkap
2) Memiliki riwayat penyakit pada sistem reproduksi
3) Menggunakan obat-obatan hormonal

26
4) Menderita penyakit kronis
3. Estimasi Pengambilan Data
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple random
sampling yang mana jumlah sampel akan diambil dari Mahasiswi Preklinik
Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako angkatan 2021 yang masuk kriteria
inklusi. Besar sampe ditentukan berdasarkan rumus slovin sebagai berikut:

N
Rumus : ¿ 2
1+ N e

Keterangan:
n = Besar sampel
N = Besar populasi (109)
e = Batas kesalahan/toleransi (error) yang diinginkan (persen kelonggaran
ketidaktelitian karena kesalahan penarikan sampel) yaitu sebesar 10% dengan
tingkat kepercayaan 90% yaitu 5%(0,05)
Sehingga: n = 109 / (1 + (109 x 0,05²))
n = 109/ (1 + (109 x 0,0025))
n = 109/ (1 + 0,2725)
n = 109 / 1,2725
n = 85,6581532417
Apabila dibulatkan maka besar sampel minimal dari 109 populasi pada
margin of error 5% adalah sebesar 86 responden.

D. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi data primer. Data primer
adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti. Data yang dikumpulkan
merupakan data yang langsung diperoleh dari responden peneliti yang
dikumpulkan melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan menggunakan alat
ukur timbangan berat badan dan stadiometer untuk menilai status gizi dan
pengisian kuesioner mengenai gangguan siklus menstruasi. Adapun langkah
dalam pengumpulan data sebagai berikut:

27
1. Peneliti mendata dan survei awal untuk menanyakan apakah terdapat
responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
2. Melakukan Penjelasan mengenai tujuan penelitian dan mengisi lembar
persetujuan atau informed consent.
3. Menentukan status gizi dengan cara mencari IMT dengan melakukan
pengukuran berat dan tinggi badan dan mengisi kuesioner yang telah divalidasi
sebelumnya.
4. Kuesioner diisi saat itu juga setelah responden telah menerima lembar kusioner
yang telah dibagikan.
5. Setelah responden mengisi format pertanyaan pada kuesioner, responden akan
mengumpulkan kuesioner pada peneliti, setelah itu dapat dilakukan analisis
data dan uji statistik.
6. Peneliti menyusun laporan dan menyajikan hasil penelitian.

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri dari 2 variabel, yaitu variabel independent


dan variabel dependent.
a. Variabel Independent (Bebas)
Variabel independent dalam penelitian ini adalah Status Gizi.
b. Variabel Dependent (Terikat)
Variabel dependent dalam penelitian ini adalah Gangguan Siklus
Menstruasi.

28
2. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Skala


1. Status Gizi Suatu kondisi Timbangan 1. Gizi Kurang:
jumlah massa dan IMT <18,5
lemak tubuh Stadiometer 2. Gizi Normal:
tinggi dihitung IMT ≥ 18,5-25.0
Ordinal
dengan IMT 3. Gizi Lebih: IMT
yaitu dengan > 25
cara membagi
berat badan (kg)
3. Gangguan Siklus Tanggal mulainya Kuesioner 1. Normal, jika Ordinal
Menstruasi menstruasi yang lalu siklus menstruasi
dan mulainya terjadi antara 21-
menstruasi berikutnya 35 hari
(Eumenorrhea)

2. Tidak normal,
jika siklus
menstruasi
terjadi < 21 hari
(Polimenorea),
dan > 35 hari
(Oligomenorea)

29
F. Alur Penelitian

pembuatan proposal

Membuat dan mengurus surat perizinan melalui dekanat diajukan


pada laboratorium fisiologi FK UNTAD

Informed consent responden penelitian

Melakukan pengukuran status gizi melalui pengukuran berat


badan dan tinggi badan Responden

Menyebar kuisioner terkait gangguan siklus menstruasi

Mengumpulkan data hasil observasi

Pengolahan data

Analisis data

Hasil dan Pembahasan

Gambar 3.1 Alur Penelitian

G. Metode Analisis Data

1. Pengolahan Data

Pada kegiatan penelitian ini, data-data yang telah dikumpulkan melalui


kuesioner akan diolah dan dianalisis dengan menggunakan sistem
komputerisasi yaitu Statistical Product and Service Solution (SPSS).
2. Analisis Data
Data yang telah diolah kemudian dianalisis. Jenis analisis yang
digunakan pada penelitian ini adalah analisis bivariate. Tujuan dari analisis
bivariate adalah untuk mengetahui hubungan status gizi terhadap gangguan
siklus menstruasi pada responden. Penelitian ini menggunakan uji chi-square
yang akan dianalisis menggunakan program komputer SPSS.

30
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan status


gizi terhadap gangguan siklus menstruasi pada Mahasiswi Preklinik Fakultas
Kedokteran Universitas Tadulako Angkatan 2021. Data yang didapatkan pada
penelitian ini diperoleh dari data primer menggunakan kuesioner mengenai
gangguan siklus menstruasi dan mengukur berat badan serta tinggi badan
menggunakan alat ukur timbangan berat badan dan stadiometer untuk menilai
status gizi.
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako merupakan salah satu
fakultas dari 11 fakultas yang terdapat di Universitas Tadulako, FKIK
(Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan) merupakan nama awal sebelum
akhirnya disahkan menjadi dua fakultas yang berbeda pada tanggal 22 Juni
2017, yaitu menjadi Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Seiring berjalannya proses pengembangan dan proses akademik, pada tahun
2018 Fakultas Kedokteran memperoleh akreditas B melalui surat keputusan
yang ditandatangani langsung oleh Ketua LAM-PTKes. Fakultas Kedokteran
Universitas Tadulako mempunyai wilayah sekitar 6,07 Ha dan diantaranya
terdapat beragam fasilitas yang menunjang proses belajar mengajar seperti
Laboratorium Terpadu, Laboratorium Anatomi, Laboratorium Mikrobiologi
dan Infeksi Tropis, laboratorium Histologi, Aula Kedokteran, Ruang Tutorial
Gedung Clinical Skills Lab, Perpustakaan dan Ruang Kuliah (BTK).
2. Analisis Univariat
Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 86 Mahasiswi
Preklinik Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako Angkatan 2021 yang telah
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pada analisis univariat dilakukan uji
distribusi untuk melihat persebaran data status gizi dan data gangguan siklus
menstruasi.

31
a. Karakteristik Responden
Subjek yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah Mahasiswi
Preklinik Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako Angkatan 2021 yang
tidak memiliki riwayat penyakit pada sistem reproduksi, tidak menggunakan
obat-obatan hormonal dan tidak menderita penyakit kronis. Diperoleh
sebanyak 86 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
sehingga dapat digunakan sebagai sampel penelitian. Dari sejumlah subjek
penelitian diperoleh karakeristik responden sebagai berikut:
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Menarche

Usia Menarche Jumlah (n) Persentase (%)


Dibawah 12 tahun 5 5,8
12-13 tahun 46 53,5
Diatas 13 tahun 35 40,7
Total 86 100
(Sumber: Data Primer, 2023)

Berdasarkan Tabel 4.1 distribusi usia menarche diperoleh mayoritas


responden adalah pada usia menarche 12-13 tahun yaitu sebanyak 46
responden (53,5%), responden dengan usia menarche diatas 13 tahun yaitu
sebanyak 35 responden (40,7%), sedangkan responden dengan usia
menarche dibawah 12 tahun yaitu sebanyak 5 responden (5,8%).

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Riwayat Merokok

Riwayat Merokok Jumlah (n) Persentase (%)


Ada 2 2,3
Tidak Ada 84 97,7
Total 86 100
(Sumber: Data Primer, 2023)

Berdasarkan Tabel 4.2 distribusi riwayat merokok responden


diperoleh mayoritas responden tidak memiliki riwayat merokok yaitu
sebanyak 84 responden (97,7%), sedangan responden yang memiliki
riwayat merokok yaitu sebanyak 2 responden (2,3%).

32
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Gizi

Status Gizi Jumlah (n) Persentase (%)


Kurang 21 24,4
Normal 48 55,8
Lebih 17 19,8
Total 86 100
(Sumber: Data Primer, 2023)

Berdasarkan Tabel 4.3 distribusi status gizi responden diperoleh


mayoritas responden yang memiliki status gizi normal yaitu sebanyak 48
responden (55,8%), responden yang memiliki status gizi kurang yaitu
sebanyak21 responden (24,4%), sedangkan responden yang memiliki status
gizi lebih yaitu sebanyak 17 responden (19,8%).

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Siklus Menstruasi

Siklus Menstruasi Jumlah (n) Persentase (%)


Normal 53 61,6
Tidak Normal 33 38,4
Total 86 100
(Sumber: Data Primer, 2023)

Berdasarkan Tabel 4.4 distribusi siklus menstruasi responden


diperoleh mayoritas responden yang mengalami siklus menstruasi normal
yaitu sebanyak 53 responden (61,6%), sedangan responden yang mengalami
siklus menstruasi tidak normal yaitu sebanyak 33 responden (38,4%).
3. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dimaksudkan untuk mengetahui hubungan variabel
independen dengan variabel dependen. Uji statistik yang digunakan untuk
analisis bivariat adalah uji chi-square.

33
a. Hubungan Status Gizi Terhadap Gangguan Siklus Menstruasi pada
Mahasiswi Preklinik Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako
Angkatan 2021

Tabel 4.5 Hubungan Status Gizi Terhadap Gangguan Siklus Menstruasi


pada Mahasiswi Preklinik Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako
Angkatan 2021

Siklus Menstruasi
Total
Status Gizi Normal Tidak Normal ρ-value
n % n % N %
Kurang 6 7 15 17,4 21 24,4
Normal 40 46,5 8 9,3 48 55,8
0,000
Lebih 7 8,1 10 11,6 17 19,8
Total 53 61,6 33 38,4 86 100,0
(Sumber: Data Primer, 2023)

Tabel 4.5 menunjukkan hasil analisis mengenai hubungan antara


status gizi terhadap gangguan siklus menstruasi. Hasil menunjukkan bahwa
dari 86 responden terdapat 21 responden yang memiliki status gizi kurang,
dan siklus menstruasi normal yaitu sebanyak 6 responden (7%), siklus
menstruasi tidak normal sebanyak 15 responden (17,4%). Terdapat 48
responden yang memiliki status gizi normal dan siklus menstruasi normal
yaitu sebanyak 40 responden (46,5%), siklus menstruasi tidak normal
sebanyak 8 responden (9,3%). Terdapat 17 responden yang memiliki status
gizi lebih sebagian besar memiliki siklus menstruasi normal yaitu sebanyak
7 responden (8,1%) sedangkan responden yang memiliki siklus menstruasi
tidak normal yaitu sebanyak 10 responden (11,6%).
Hasil tabel kontingensi 2x3 memenuhi peryaratan uji chi square
yaitu tidak ada cells yang mempunyai nilai ekspetasi kurang dari 5 (Norfai,
2022). Diperoleh ρ-value 0,000 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05
(0,000 < 0,05), sehingga Ha diterima yang artinya terdapat hubungan antara
status gizi dengan gangguang siklus menstruasi pada Mahasiswi Preklinik
Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako Angkatan 2021.

34
B. Pembahasan

Menstruasi merupakan proses kompleks yang melibatkan beberapa


hormon, organ seksual dan sisterm saraf. Hormon memiliki pengaruh penting
dalam menstruasi, jika hormon tidak seimbang maka siklus akan terganggu.
Siklus menstruasi merupakan pertanda klinis fungsi reproduksi wanita. Panjang
siklus menstruasi diketahui sebagai prediktor kesehatan seperti kanker payudara
dan faktor risiko kardiovaskular. Siklus menstruasi didefinisikan siklus pendek
jika <21 hari, normal 21–35 hari, atau panjang >35 hari. Siklus menstruasi yang
tidak normal juga dikaitkan dengan penurunan fertilitas. Jarak siklus menstruasi
berbeda pada setiap wanita, umumnya berkisar 15-45 hari rata-rata 28 hari dan
lamanya berkisar 2-8 hari rata-rata 4-6 hari dengan darah yang dikeluarkan
berkisar 60-80 ml per siklus. Gangguan siklus menstruasi merupakan salah satu
masalah kesehatan yang sangat penting untuk diperhatikan karena angka
morbiditasnya yang tinggi. Kondisi ini menjadi masalah yang lebih besar pada
remaja dan dewasa muda karena aktivitas belajar terbukti dapat terganggu oleh
gangguan siklus menstruasi. Salah satu faktor yang diduga mempengaruhi
gangguan siklus menstruasi adalah status gizi. Hal inilah yang membuat peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian ini.
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako.
sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Tadulako angakatan 2021. Pengambilan sampel dilakukan
dengan metode simple random sampling yang mana jumlah sampel akan diambil
dari Mahasiswi Preklinik Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako angkatan
2021 yang masuk kriteria inklusi. Berdasarkan hal tersebut diperoleh 86
responden penelitian yang telah memenuhi kriteria inklusi dan kriteria ekslusi.
1. Hubungan Status Gizi Terhadap Gangguan Siklus Menstruasi pada Mahasiswi
Preklinik Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako Angkatan 2021
Berdasarkan data croostabulation mengenai hubungan antara status gizi
terhadap gangguan siklus menstruasi menunjukkan bahwa dari 86 responden
terdapat 21 responden yang memiliki status gizi kurang, dengan siklus
menstruasi normal yaitu sebanyak 6 responden (7%), siklus menstruasi tidak

35
normal sebanyak 15 responden (17,4%). Terdapat 48 responden yang memiliki
status gizi normal dengan siklus menstruasi normal yaitu sebanyak 40
responden (46,5%), siklus menstruasi tidak normal sebanyak 8 responden
(9,3%). Terdapat 17 responden yang memiliki status gizi lebih sebagian besar
memiliki siklus menstruasi normal yaitu sebanyak 7 responden (8,1%)
sedangkan responden yang memiliki siklus menstruasi tidak normal yaitu
sebanyak 10 responden (11,6%).
Hasil penelitian ini variabel status gizi didapatkan mayoritas responden
yang memiliki status gizi normal yaitu sebanyak 48 responden (55,8%),
responden yang memiliki status gizi kurang yaitu sebanyak 21 responden
(24,4%), sedangkan responden yang memiliki status gizi lebih yaitu sebanyak
17 responden (19,8%). Artinya terdapat hubungan antara status gizi dengan
gangguan siklus menstruasi pada Mahasiswi Preklinik Fakultas Kedokteran
Universitas Tadulako Angkatan 2021.
Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Aspar dan Agusalim, 2023) yang dilakukan pada 30 responden. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa ada hubungan status gizi dengan siklus
menstruasi. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji chi square diperoleh nilai dengan
signifikan sebesar 0,01 < 0,05. Sehingga Ho ditolak dan Ha diterima artinya
ada hubungan status gizi dengan siklus menstruasi pada remaja puri di pondok
pesantren Mizanul ‘Ulum Sanrobone di Kab.Takalar. Apabila remaja memiliki
asupan gizi yang baik dengan stabilitas emosi yang baik disertai gaya hidup
dan pola makan yang baik bisa membuat kerja hipotalamus menjadi baik
sehingga bisa memproduksi hormon-hormon yang dibutuhkan tubuh terutama
hormone reproduksi, sehingga bisa memproduksi hormon-hormon yang
dibutuhkan tubuh terutama hormon reproduksi, sehingga siklus menstruasi bias
menjadi teratur. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh (Dya dan Adiningsih, 2019) menunjukkan bahwa terdapat
hubungan antara status gizi dengan siklus menstruasi pada siswi MAN 1
Lamongan. Siswi dengan status normal cenderung memiliki siklus menstruasi
yang normal dan siswi dengan status gizi obesitas cenderung memiliki siklus

36
menstruasi yang tidak normal. Sebagian besar status gizi remaja mempunyai
status gizi normal dengan siklus menstruasi yang normal. Status gizi
merupakan salah satu penyebab terjadinya gangguan siklus menstruasi
sehingga perlu adanya pendidikan gizi terkait gizi pada remaja. Gizi seimbang
perlu diterapkan oleh siswi supaya dapat pengaturan pola makan baik dari
jumlah dan kualitas makanan serta melakukan aktivitas fisik yang cukup agar
tercipta status gizi yang normal. Jika hal tersebut dilakukan maka kemungkinan
akan memperkecil risiko untuk mengalami gangguan siklus menstruasi.
Pada hasil penelitian ini terdapat responden dengan status gizi kurang
dan mengalami siklus menstruasi yang normal dan status gizi gemuk
mengalami siklus menstruasi yang normal. Hal ini kemungkinan disebabkan
oleh faktor lain selain status gizi karena siklus menstruasi wanita sangat mudah
dipengaruhi oleh keadaan-keadaan lain sehingga masih terdapat responden
dengan status gizi kurang maupun gemuk namun memiliki siklus menstruasi
yang normal. Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi siklus menstruasi
pada mahasiswa diantaranya yaitu stress dan asupan zat gizi. Seseorang yang
mengalami stres cenderung mengalami siklus menstruasi yang tidak normal
dan sebaliknya, seseorang yang tidak mengalami stres akan memiliki siklus
menstruasi yang normal. Selain itu, asupan zat gizi juga dapat mempengaruhi
siklus menstruasi. Asupan gizi yang baik dapat meningkatkan fungsi
reproduksi dan berpengaruh terhadap siklus menstruasi. Remaja dengan asupan
gizi yang baik, memiliki menejemen stres yang baik serta gaya hidup dan pola
makan yang baik dapat membuat kerja hipotalamus menjadi baik sehingga
dapat memproduksi hormon-hormon yang dibutuhkan oleh tubuh, tidak
terkecuali dengan hormon reproduksi yang berkaitan dengan siklus menstruasi.
Faktor lain yang juga mempengaruhi siklus menstruasi adalah faktor
asupan protein dan zat besi. Asupan protein yang cukup berperan penting
terhadap siklus menstruasi pada remaja, remaja yang kurang atau berlebih
dalam mengonsumsi protein cenderung mengalami gangguan siklus menstruasi
dengan persentase sebesar 53% dibandingkan dengan remaja perempuan yang
konsumsi asupan proteinnya cukup. Asupan zat besi memiliki korelasi positif

37
terhadap siklus menstruasi. Semakin baik asupan zat besi perempuan maka
semakin teratur siklus menstruasinya. Hal ini disebabkan karena zat besi
berperan terhadap pembentukan hemoglobin yang berfungsi untuk mengalirkan
oksigen ke otak dan otak memiliki peran penting terhadap pembentukan
hormone (Purnasari dan illiyya, 2023).
Terdapat hubungan status gizi dengan siklus menstruasi pada
mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman. Beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi siklus menstruasi antara lain status gizi, berat badan,
aktivitas fisik, stres, diet, paparan lingkungan dan kondisi kerja, pengaruh
rokok, penyakit reproduksi, gangguan endokrin, gangguan perdarahan Status
gizi (nutritional status) merupakan suatu keadaan yang diakibatkan oleh
keseimbangan antara asupan zat gizi dari makanan dan kebutuhan zat gizi oleh
tubuh. Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa seorang wanita yang
kekurangan maupun kelebihan gizi akan memiliki dampak pada penurunan
fungsi hipotalamus, dimana hipotalamus tidak akan memberikan rangsangan
pada hipofisis anterior untuk menghasilkan FSH dan LH. Fungsi dari FSH
adalah untuk merangsang perumbuhan sekitar 3-30 folikel yang masing-masing
mengandung 1 sel telur. LH berfungsi untuk mematangkan sel telur atau
ovulasi yang nanti apabila tidak terjadi pembuahan akan mengalami peluruhan
(menstruasi). Apabila kedua hormon ini yaitu FSH dan LH terganggu, maka
siklus menstruasi juga akan terganggu (Nabilah, Pasaribu, Riastiti, 2022).
Penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan (Maedy,
Permatasari, Sugiatmi, 2022) menunjukkan bahwa siklus menstruasi remaja
putri dipengaruhi oleh berbagai variabel, antara lain status gizi, stres, aktivitas
fisik, kecukupan zat gizi makro, dan gangguan endokrin. Namun, terdapat dua
faktor utama yang berkaitan dengan siklus menstruasi, yaitu status gizi dan
stres. Remaja yang memiliki masalah gizi kurang dan gizi lebih beresiko
mengalami gangguan siklus menstruasi. Remaja dengan stres sedang dan berat
juga beresiko mengalami gangguan siklus menstruasi. Status gizi dan stres
secara bermakna berhubungan terhadap siklus menstruasi remaja putri di
Indonesia. Pengaturan gaya hidup sejak masa remaja sangat diperlukan untuk

38
mencapai status gizi optimal dan mencegah terjadinya stres sehingga
terjaganya siklus menstruasi secara normal.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan


menggunakan rancangan penelitian cross sectional. Rancangan ini memiliki
kelemahan yaitu tidak bisa melihat korelasi faktor risiko dengan efek (hubungan
sebab akibat) karena baik variabel dependen maupun variabel independent diukur
pada saat bersamaan.

39
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan atas hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti tentang


hubungan status gizi terhadap gangguan siklus menstruasi pada Mahasiswi
Preklinik Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako Angkatan 2021 dapat
disimpulkan bahwa:
1. Pada variabel status gizi didapatkan mayoritas responden yang memiliki
status gizi normal yaitu sebanyak 48 responden, responden yang memiliki
status gizi kurang yaitu sebanyak 21 responden, sedangkan responden
yang memiliki status gizi lebih yaitu sebanyak 17 responden.
2. Pada variabel siklus menstruasi diperoleh mayoritas responden yang
mengalami siklus menstruasi normal yaitu sebanyak 53 responden,
sedangan responden yang mengalami siklus menstruasi tidak normal yaitu
sebanyak 33 responden.
3. Terdapat hubungan signifikan secara statistik antara status gizi terhadap
gangguan siklus menstruasi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran
Universitas Tadulako angkatan 2021 (ρ-value = 0,000).

B. Saran

1. Bagi Mahasiswa
Bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako
berdasarkan atas penelitian ini peneliti menyarankan untuk memperhatikan
status gizi agar tidak berpengaruh buruk terhadap siklus menstruasinya.
Status gizi merupakan salah satu penyebab terjadinya gangguan siklus
menstruasi sehingga perlu adanya pendidikan gizi terkait gizi pada remaja.
Gizi seimbang perlu diterapkan agar dapat pengaturan pola makan baik
dari jumlah dan kualitas makanan serta melakukan aktivitas fisik yang
cukup agar tercipta status gizi yang normal. Jika hal tersebut dilakukan

40
maka kemungkinan akan memperkecil risiko untuk mengalami gangguan
siklus menstruasi.
Diharapkan kepada mahasiswa yang merokok untuk menumbuhkan
kemauan yang tinggi untuk berhenti merokok, mengurangi berkumpul
dengan teman-teman yang perokok, serta melakukan kegiatan yang
bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain, karena dapat mengurangi
kesehatan.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk meneliti hubungan
status gizi terhadap gangguan siklus menstruasi dengan menggunakan
pendekatan cross sectional sehingga memungkinkan untuk mengontrol
seluruh variabel intervering dengan baik.
3. Instansi pendidikan dan petugas kesehatan
Dengan adanya hasil penelitian ini,diharapkan pada pihak-pihak
terkait untuk lebih sering melakukan edukasi kesehatan terkait dengan
pentingnya menjaga status gizi dalam rentang normal agar seluruh sistem
dalam tubuh dapat berfungsi sebagaimaana mestinya.

41
DAFTAR PUSTAKA

Andira, D., 2010, Seluk Beluk Kesehatan Reproduksi Wanita, A-Pluss Books,
Yogyakarta.
Aspar dan Agusalim. 2021. Hubungan Status Gizi Dengan Siklus Menstruasi Pada
Remaja Putri Di Pondok Pesantren Mizanul‘Ulum Sanrobone Kabupaten
Takalar Tahun 2021. Jurnal Kesehatan Delima Pelamonia. Vol. 5, No. 1.
Debra L Sherman, dkk., 2002, Textbook of Cardiovascular Medicine: Exercise
and Physical Activity, Edisi 2, Lippincott Williams and Wilkins, Philadelphia
Halaman 75-88.
Dusek J.A., Benson H., 2009, Mind body medicine; A model of the comparative
clinical impact of the acute stress and relaxation responded, Minnesota
medical association, Volume 92 No. 5
Dya dan Adiningsih. 2019. Hubungan antara Status Gizi dengan Siklus
Menstruasi pada Siswi MAN 1 Lamongan. IAGIKMI & Universitas
Airlangga. Vol. 3, No. 1.
Ellya, ES., Pusmaika., Rismalinda., 2010, Kesehatan Reproduksi Wanita, CV
Trans Info Media, Jakarta.
Giriwijoyo, H.Y.S.Santosa., 2010, Ilmu Faal Olahraga, Fakultas Pendidikan
Olahraga Dan Kesehatan UPI Bandung, Bandung.
Hadisaputro, E., 2016, Pengaruh Abdominal Stretching Exercise Terhadap
Penurunan Kadar Prostaglandin Pada Dismenore Primer, 1–41.
Harahapsari. (2014). Dampak Stres Oksidatif Akibat Aktivitas Fisik terhadap
Siklus Menstruasi Atlet Wanita. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat.
Vol.20
Irianto, K., 2007, Panduan Gizi Lengkap: Keluarga dan Olahragawan, CV. Andi
Offset, Yogyakarta
Kenney, W. Larry., Wilmore, Jack., Costill, David., 2012, Physiology of Sport
and Exercise, Human Kinetics.
KKI, 2012, Standar kompetensi dokter Indonesia, Konsil Kedokteran Indonesia,
Jakarta.
Kostivski, M., Tasic, V., Laban, N., Polenakovic, M., Danilovski, D., dan Guecev,
Z. (2017). Obesity in Childhood and Adolescence, Genetic gactors. Prolozi.
38(3). 121-133.
Kurniawan, A.F., Trisetiyono, Y. and Pramono, D., 2016, Pengaruh Olahraga
Terhadap Keteraturan Siklus Menstruasi Pada Mahasiswi Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Semarang Tahun 2016, Jurnal Kedokteran

42
Diponegoro, 5(4), pp.298-306.
Kusmiran, E., 2011, Kesehatan reproduksi remaja dan wanita, Salemba Medika
Jakarta.
Lee, E, Y., dan Yoon, K. (2018). Epidemic Obesity in Children and Adolescents:
Risk Factors and Prevention. Frontiers of Medicine. 12(6). 658-666.
Maedi, Permatasari, Sugiatmi. 2022. Hubungan Status Gizi dan Stres terhadap
Siklus Menstruasi Remaja Putri di Indonesia. Journal Of Nutrition And Food
Science. Vol. 3, No. 1.
Manuaba, Ida B.G.F., 2009, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Edisi 2
EGC, Jakarta.
Mutohir, T. C., Maksum, A., 2007, Sport development index: alternatif baru
mengukur kemajuan pembangunan bidang keolahragaan (konsep,
metodologi dan aplikasi), Index, Jakarta.
Nabilah, Pasaribu, Riastiti. 2022. Hubungan Status Gizi dengan Siklus Menstruasi
pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman. Jurnal
Verdure. Vol.4, No.1.
Ni'mah, I.S., 2020. HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP SIKLUS
Mardiyanti Suci. (2020). Pengetahuan Tentang Menstruasi, Upaya Penanganan,
Dan Cara Belajar Siswa Saat Mengalami Efek Nyeri: Studi Kasus Pondok
Pesantren Al-Istiqomah Telagawaru. Skripsi Sarjana pada Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Mataram.
MENSTRUASI PADA SISWI SMAN 1 KRAKSAAN (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Malang).
Octari, C., Liputo, N. I., dan Edision E. (2014). Hubungan Status Sosial Ekonomi
dan Gaya Hidup Dengan Kejadian Obesitas pada Siswa SD Negeri 08 Alang
Lawas Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 3(2).
Prayuni Ed, Imandiri A, Adianti M. Therapy For Irregular Menstruation With
Acupunture And Herbal Pegagan (Centella Asiatica (L.)). J Vocat Heal Stud.
2019;2(2)
Prawirohardjo, Sarwono., 2011, Ilmu Kandungan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta.
Proverawati, A., 2009, Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna, Nuha
Medika, Yogyakarta.
Purnasari dan Illiyya. 2023. Hubungan antara Status Gizi, Asupan Protein dan Zat
Besi Terhadap Siklus Menstruasi Remaja Putri di SMAN 1 Jatiroto. Journal
Of Nutrition And Food Science. Vol. 4, No. 1.
Quah,YV., Poh, BK, Ng, LO., Noor, MI., 2009, The Female Athlete Triad Among

43
Elite Malaysian Athletes: prevalence and associated factors, Asia Pasific J
Clin Nutrition.
Rosenblatt P.L., 2007, Menstrual Cycle, The Merck Manual, Available from:
http://www.merck.com/mmhe/sec22/ch241/ch241e.html.
Rosner, J., Samardzic, T., Sarao, M. S., 2020, Physiology, Female Reproduction.
In StatPearls. StatPearls Publishing.
Sartika, R. A. D. (2011). Faktor Risiko Obesitas pada Anak 5-15 Tahun di
Indonesia. Makara Kesehatan. 15(1), 37-43.
Simbolon, Deltha Elisabeth. (2020). Hubungan Tingkat Stres Dengan Siklus
Menstruasi Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Di Stikes Elisabeth Medan
Tahun 2020. Skripsi Sarjana pada Program Studi Ners Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Santa Elisabeth Medan.
Sitepu Blb. Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Siklus Menstruasi Pada
Remaja Putri Di Sma Negeri 1 Tigapanah Kab.Karo Tahun 2018. Comput
Ind Eng. 2018;2(January).
Saryono & Anggraeni 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Bidang
Kesehatan, Nuha Medika, Yogyakarta.
Sherwood, LZ., 2014,Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, Edisi 8, EGC,
Jakarta, 795-809.
Springs,S.,2007,Menstrual Disturbances of Female Athlete,Georgia
Reproductive Specialists, USA.
Tasripin, M.W., 2016, Pengaruh Keikutsertaan Senam Aerobik Terhadap Siklus
Menstruasi pada Mahasiswi di Bengawan Sport Centre Surakarta.
Warren, Mp., NE. Perl roth., 2011, The effects of intense exercise on the female
reproductive system, J Endocrinol.
Welch, C., 2012, Balance your hormones, balance your life, Penebar Plus,
Jakarta.
Wiknjosastro, Hanifa., 2009, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.
Willmore, H., Costill, L., 2004, Physiology of Sport and Exercise Second
Edition, United States of America.
Witkoś, J., Wróbel, P., 2019, Menstrual disorders in amateur dancers, BMC
women's health, 19(1), 87, Available at: https://doi.org/10.1186/s12905-019-
0779-1
Yani, N.G., 2016, Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Siklus Menstruasi Pada
Atlet Kontingen PON XIX Jawa Barat Di Koni Sulawesi Selatan, Universitas
Hasanuddin: Skripsi.

44
LAMPIRAN

45
INSTRUMEN PENELITIAN

Hubungan Status Gizi Terhadap Gangguan Siklus Menstruasi pada


Mahasiswi Preklinik Fakultas Kedokteran
Universitas Tadulako Angkatan 2021
A. Data Demografi
Petunjuk Pengisian: isilah data di bawah ini dengan tepat dan benar.
Berilah tanda check list (√) pada kotak pilihan yang tersedia, atau dengan
mengisi titik-titik sesuai dengan situasi dan kondisi saudari saat ini.
1. Nama :
2. Tanggal lahir :

3. Usia menarche : Dibawah 12 tahun □


(menstruasi pertama kali) 12-13 tahun □
Diatas 13 tahun □
4. Riwayat merokok : □ Ada □ Tidak ada
5. Penyakit ginekologis : □ Ada □ Tidak ada
(penyakit pada system sebutkan …………..
Reproduksi)

6. Sedang mengonsumsi : □ Ada □ Tidak ada


Obat-obatan hormonal sebutkan……………..

7. Penyakit lain : ……………………………….

B. Data Antropometri
1. Berat badan : kg
2. Tinggi badan : cm

xvi
C. Siklus Menstruasi
1. Siklus menstruasi adalah jarak antara tanggal mulainya Anda mengalami
menstruasi yang lalu dan mulainya menstruasi berikutnya (Tanggal awal
mulai ke tanggal awal mulai menstruasi berikutnya). Berapa harikah siklus
menstruasi Anda berlangsung?
a. 21-35 hari
b. < 21 hari
c. > 35 hari
d. > 3 bulan

xvii
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Usia :

Alamat:

Setelah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian “Hubungan Status Gizi


Terhadap Gangguan Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Preklinik Fakultas
Kedokteran Universitas Tadulako Angkatan 2021” dengan ini menyatakan
BERSEDIA/TIDAK BERSEDIA untuk ikut serta berpartisipasi dalam menjadi
objek penelitian.

Palu, ……………………...2023

Yang membuat pernyataan Peneliti

……………………………… Hasriyana

*) coret yang tidak perlu

xviii
ETHICAL CLERANCE

xix
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN

xx
SURAT KETERANGAN LABORATORIUM

xxi
MASTER DATA

NAMA USIA MENARCHE KATEGORI RIWAYAT MEROKOK KATEGORI


SSR 12-13 Tahun 2 Tidak Ada 2
AAPH Dibawah 12 tahun 1 Tidak Ada 2
HM Diatas 13 tahun 2 Tidak Ada 2
RD Diatas 13 tahun 2 Tidak Ada 2
AK Dibawah 12 tahun 1 Tidak Ada 2
RAS 12-13 tahun 2 Tidak Ada 2
ICP Diatas 13 tahun 3 Tidak Ada 2
UZK Diatas 13 tahun 3 Tidak Ada 2
MKBS Diatas 13 tahun 3 Ada 1
SO 12-13 tahun 2 Tidak Ada 2
FFN 12-13 tahun 2 Tidak Ada 2
NPN Diatas 13 tahun 3 Tidak Ada 2
MA 12-13 Tahun 2 Tidak Ada 2
WNA Diatas 13 tahun 3 Tidak Ada 2
R Diatas 13 tahun 3 Tidak Ada 2
MN 12-13 Tahun 2 Ada 1
VMS 12-13 Tahun 2 Tidak Ada 2
ASD 12-13 Tahun 2 Tidak Ada 2
AWN 12-13 Tahun 2 Tidak Ada 2
BTD Dibawah 12 tahun 1 Tidak Ada 2
OHS 12-13 Tahun 2 Tidak Ada 2
SS Diatas 13 tahun 3 Tidak Ada 2
EM Diatas 13 tahun 3 Tidak Ada 2
SJV 12-13 Tahun 2 Tidak Ada 2
RA Diatas 13 tahun 3 Tidak Ada 2
SI 12-13 Tahun 2 Tidak Ada 2
RP 12-13 Tahun 2 Tidak Ada 2
NF 12-13 Tahun 2 Tidak Ada 2
KGS 12-13 Tahun 2 Tidak Ada 2
ZRSR Diatas 13 tahun 3 Tidak Ada 2
KA Diatas 13 tahun 3 Tidak Ada 2
NMJ Diatas 13 tahun 3 Tidak Ada 2
ZQ 12-13 Tahun 2 Tidak Ada 2
SRZ Diatas 13 tahun 3 Tidak Ada 2
AF 12-13 Tahun 2 Tidak Ada 2
NA 12-13 Tahun 2 Tidak Ada 2
FFA 12-13 Tahun 2 Tidak Ada 2
GNT 12-13 Tahun 2 Tidak Ada 2
NA Diatas 13 tahun 3 Tidak Ada 2
SG Diatas 13 tahun 3 Tidak Ada 2
NAP 12-13 Tahun 2 Tidak Ada 2
IWN Diatas 13 tahun 3 Tidak Ada 2

xxii
LN 12-13 Tahun 2 Tidak Ada 2
NA Diatas 13 tahun 3 Tidak Ada 2
SR 12-13 Tahun 2 Tidak Ada 2
AB 12-13 Tahun 2 Tidak Ada 2
NA 12-13 Tahun 2 Tidak Ada 2
AKIS Diatas 13 tahun 3 Tidak Ada 2
ASD 12-13 Tahun 2 Tidak Ada 2
AS 12-13 Tahun 2 Tidak Ada 2
FD 12-13 Tahun 2 Tidak Ada 2
SAS 12-13 Tahun 2 Tidak Ada 2
AF Diatas 13 tahun 3 Tidak Ada 2
FR Diatas 13 tahun 3 Tidak Ada 2
NS Diatas 13 tahun 3 Tidak Ada 2
AQ 12-13 Tahun 2 Tidak Ada 2
US Diatas 13 tahun 3 Tidak Ada 2
OQS Diatas 13 tahun 3 Tidak Ada 2
NASWC 12-13 Tahun 2 Tidak Ada 2
QW 12-13 Tahun 2 Tidak Ada 2
T Diatas 13 tahun 3 Tidak Ada 2
EM Diatas 13 tahun 3 Tidak Ada 2
K Diatas 13 tahun 3 Tidak Ada 2
EPP 12-13 Tahun 2 Tidak Ada 2
DDP Diatas 13 tahun 3 Tidak Ada 2
RN 12-13 Tahun 2 Tidak Ada 2
DA Diatas 13 tahun 3 Tidak Ada 2
MFAM 12-13 Tahun 2 Tidak Ada 2
DDHSD 12-13 Tahun 2 Tidak Ada 2
IT 12-13 Tahun 2 Tidak Ada 2
NA 12-13 Tahun 2 Tidak Ada 2
D Diatas 13 tahun 3 Tidak Ada 2
IJCL Dibawah 12 tahun 1 Tidak Ada 2
RRL Dibawah 12 tahun 1 Tidak Ada 2
N Diatas 13 tahun 3 Tidak Ada 2
AL 12-13 Tahun 2 Tidak Ada 2
TR 12-13 Tahun 2 Tidak Ada 2
NYB Diatas 13 tahun 3 Tidak Ada 2
NTA 12-13 Tahun 2 Tidak Ada 2
AR Diatas 13 tahun 3 Tidak Ada 2
HRA 12-13 Tahun 2 Tidak Ada 2
CDS Diatas 13 tahun 3 Tidak Ada 2
ND 12-13 tahun 2 Tidak ada 2
IR Diatas 13 tahun 3 Tidak Ada 2
ANF 12-13 Tahun 2 Tidak Ada 2
DM Diatas 13 tahun 3 Tidak Ada 2

xxiii
xxiv
UJI STATISTIK

HASIL UNIVARIAT

Statistics

USIA_MENAR RIWAYAT_ME SIKLUS_MEN


CHE ROKOK STATUS_GIZI STRUASI
N Valid 86 86 86 86
Missing 0 0 0 0

USIA_MENARCHE

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Dibawah 12 Tahun 5 5,8 5,8 5,8
12-13 Tahun 46 53,5 53,5 59,3
Diatas 13 Tahun 35 40,7 40,7 100,0
Total 86 100,0 100,0

RIWAYAT_MEROKOK

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ada 2 2,3 2,3 2,3
Tidak 84 97,7 97,7 100,0
Total 86 100,0 100,0

STATUS_GIZI

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 21 24,4 24,4 24,4
Normal 48 55,8 55,8 80,2
Lebih 17 19,8 19,8 100,0
Total 86 100,0 100,0

SIKLUS_MENSTRUASI

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Normal 53 61,6 61,6 61,6
Tidak Normal 33 38,4 38,4 100,0
Total 86 100,0 100,0

xxv
HASIL BIVARIAT

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
STATUS_GIZI *
SIKLUS_MENSTRUASI 86 100,0% 0 ,0% 86 100,0%

STATUS_GIZI * SIKLUS_MENSTRUASI Crosstabulation

SIKLUS_MENSTRUASI Total
Normal Tidak Normal Normal
STATUS_GIZI Kurang Count 6 15 21
Expected Count 12,9 8,1 21,0
% within STATUS_GIZI 28,6% 71,4% 100,0%
% within
SIKLUS_MENSTRUASI 11,3% 45,5% 24,4%
% of Total 7,0% 17,4% 24,4%
Normal Count 40 8 48
Expected Count 29,6 18,4 48,0
% within STATUS_GIZI 83,3% 16,7% 100,0%
% within
SIKLUS_MENSTRUASI 75,5% 24,2% 55,8%
% of Total 46,5% 9,3% 55,8%
Lebih Count 7 10 17
Expected Count 10,5 6,5 17,0
% within STATUS_GIZI 41,2% 58,8% 100,0%
% within
SIKLUS_MENSTRUASI 13,2% 30,3% 19,8%
% of Total 8,1% 11,6% 19,8%
Total Count 53 33 86
Expected Count 53,0 33,0 86,0
% within STATUS_GIZI 61,6% 38,4% 100,0%
% within
SIKLUS_MENSTRUASI 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 61,6% 38,4% 100,0%

xxvi
Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 22,273(a) 2 ,000
Likelihood Ratio 23,111 2 ,000
Linear-by-Linear
1,327 1 ,249
Association
N of Valid Cases
86
a 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,52.

xxvii
DOKUMENTASI

Gambar 1. Peneliti melakukan pengukuran berat badan terhadap responden

Gambar 2. Peneliti melakukan pengukuran berat badan terhadap responden


serta membagikan kuesioner kepada responden

xxviii
Gambar 3. Peneliti melakukan pengukuran tinggi badan terhadap responden

Gambar 4. Peneliti melakukan pengukuran tinggi badan terhadap responden

xxix
RIWAYAT HIDUP PENULIS

IDENTITAS

Nama : Hasriyana

Stambuk : N101 17 030

Agama : Islam

Tempat Tanggal Lahir : Wajo,17 september 1999

Alamat : BTN Graha Estetika Tondo

HP : 082346420760

E-mail : hasriyana03@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN

SD : SDN Ue Bangke

SMP : MTS Tzamaratul Hizby

SMA : SMA Negeri 2 Soyo Jaya

Perguruan Tinggi : Universitas Tadulako

xxx

Anda mungkin juga menyukai