LAPORAN HASIL
SKRIPSI
LAILATUZ ZAKIYAH
179010039
GUBUG
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 18 Februari 2021 dan
dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima
Pembimbing
1
dr Sri Mastuti,M.Biomed
NPP : 12.16.2.0412
Ketua Penguji
3
dr. Widi Fatmawati, Sp.OG
NPP. 12.18 1.0531
PERNYATAAN KEASLIAN
dr. Sudaryanto, MPd.Ked
NIP. 19700416 199702 1 001
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
NIM : 179010039
Lailatuz Zakiyah
iii
KATA PENGANTAR
Yang Maha Kuasa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas Skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini tanpa bantuan dan bimbingan dari
1. Prof. Dr. Mahmutarom HR. SH., MH. selaku Rektor Universitas Wahid
Wahid Hasyim Semarang yang telah memberikan sarana dan prasarana kepada
serta bermanfaat.
skripsi ini.
iv
5. Ibu Siti Nur Chasanah S.si,M.sc. selaku ketua Skripsi Jurusan Kedokteran
penyusun.
7. Orang tua saya Bapak Suyanto dan Ibu Dewi Anggraeni beserta segenap
8. Serta pihak lain yang tidak mungkin penulis sebutkan satu – persatu atas
bantuannya secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini dapat
Penulis,
Lailatuz Zakiyah
v
DAFTAR ISI
vi
BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS.......30
3.1 Kerangka Teori ............................................................................................ 30
3.2 Kerangka Konsep ........................................................................................ 30
3.3 Hipotesis ...................................................................................................... 31
BAB IV METODE PENELITIAN ........................................................................32
4.1 Ruang lingkup penelitian............................................................................. 32
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 32
4.3 Jenis dan Rancangan Penelitian................................................................... 32
4.4 Populasi, Sampel, Teknik Sampling dan Besar Sampel .............................. 33
4.5 Variabel Penelitian ...................................................................................... 35
4.6 Definisi Operasional .................................................................................... 36
4.7 Cara Pengumpulan Data .............................................................................. 36
4.8 Alur penelitian ............................................................................................. 38
4.9 Analisis Data ............................................................................................... 39
4.10 Etika Penelitian.......................................................................................... 41
BAB V HASIL PENELITIAN...............................................................................42
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................................... 42
5.2 Hasil Analisis............................................................................................... 43
BAB VI PEMBAHASAN ......................................................................................47
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................51
7.1 Simpulan ...................................................................................................... 51
7.2 Saran ............................................................................................................ 51
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................53
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
DAFTAR SINGKATAN
xi
DAFTAR ISTILAH
xii
ABSTRAK
Tujuan: Mengetahui adanya hubungan antara usia ibu hamil dengan kejadian
abortus di RSU PKU Muhammadiyah Gubug
Hasil: Sebagian besar sebagian besar responden berada pada kelompok umur
tidak berisiko (20-35 tahun) yaitu sebanyak 137 orang (80,1%) sedangkan
sedangkan kelompok umur berisiko (<20 tahun atau >35 tahun) yaitu sebanyak 34
orang (19,9). Untuk kejadian abortus sebagian besar responden tidak abortus yaitu
sebanyak 148 orang (86,5%) sedangkan yang mengalami abortus sebanyak 23
orang (13,5%). Hubungan usia ibu hamil dengan kejadian abortus didapatkan p
value sebesar 0,000 (p<α; α=0,05).
Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara usia ibu hamil dengan
kejadian abortus di RSU PKU Muhammadiyah Gubug
xiii
ABSTRACT
Background: Abortion is the end of a pregnancy before the fetus reaches 500
grams or the gestational age is less than 22 weeks or the fruit of the pregnancy has
not been able to live outside the womb. Abortion can cause maternal death. There
are several factors that cause abortion, one of which is the age of the mother 12-
26%.
Objective: To determine the relationship between the age of pregnant women and
the incidence of abortion at the PKU Muhammadiyah Gubug Hospital
Results: Most of the respondents were in the non-risk age group (20-35 years), as
many as 137 people (80.1%), while the at-risk group (<20 years or> 35 years) was
34 people (19, 9). For the incidence of abortion, most of the respondents did not
abort, namely as many as 148 people (86.5%) while 23 people (13.5%)
experienced abortion. The relationship between the age of pregnant women and
the incidence of abortion obtained a p value of 0.000 (p <α; α = 0.05).
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
terutama jika diketahui atau disangka ada kehamilan. Perdarahan pada kehamilan
muda dapat disebabkan oleh bermacam-macam keadaan, tetapi yang paling sering
adalah abortus.1
gram atau umur kehamilan kurang dari 22 minggu atau buah kehamilan belum
mampu untuk hidup di luar kandungan. Berdasarkan jenisnya abortus juga di bagi
menjadi dua yaitu abortus spontan dan abortus provokantus2. Abortus yang
memperkirakan 4,2 juta abortus dilakukan setiap tahun di Asia Tenggara, dengan
perincian 1,3 juta dilakukan di Vietnam dan Singapura, antara 750.000 sampai 1,5
1
2
disebabkan oleh abortus. Angka kematian ibu karena abortus yang tidak aman
Indonesia. Ini artinya terdapat 43 kasus aborsi per 100 kelahiran hidup (menurut
hasil sensus penduduk tahun 2000, terdapat 53.783.717 perempuan usia 15-49
tahun) atau 37 kasus aborsi per tahun per 1.000 perempuan usia 15-49 tahun.2
Frekuensi abortus yang dikenali secara klinis bertambah dari 12 % pada wanita
yang berusia kurang dari 20 tahun, menjadi 26 % pada wanita berumur diatas 40
tahun. Abortus merupakan salah salah penyebab langsung angka kematian ibu
(AKI) di Indonesia. 4
AKI di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010 sampai tahun 2012
mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 AKI di Provinsi Jawa Tengah adalah
104,97 per 100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2011 AKI 116,01 per 100.000
kelahiran hidup, dan pada tahun 2012 AKI 116,34 per 100.000 kelahiran hidup.
Penyebab AKI pada tahun 2012 di Provinsi Jawa Tengah adalah perdarahan
0,30%, dan lain-lain 42,96%. Abortus menempati urutan ke-lima penyebab angka
kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah.6 Data Kasus Abortus di RSU PKU
Muhammadiyah Gubug pada tahun 2010 sebanyak 87 kasus, tahun 2011 sebanyak
Gubug, 2012).
perdarahan yang hebat dan dapat menimbulkan syok, perforasi, infeski, dan
terjadi apabila pertolongan tidak diberikan secara cepat dan tepat 7. Ada beberapa
faktor yang merupakan penyebab terjadinya abortus yaitu paritas 25%, umur ibu
abortus. Semakin tinggi umur maka risiko terjadinya abortus semakin tinggi pula.
Hal ini seiring dengan naiknya kejadian kelainan kromosom pada ibu yang
berusia 35 tahun. Wanita hamil kurang dari 20 tahun juga dapat merugikan
kesehatan ibu, Karena pada ibu usia dibawah 20 tahun risiko terjadinya abortus
kurang dari 2%. Risiko meningkat 10% pada usia ibu lebih dari 35 tahun dan
mencapai 50% pada usia ibu lebih dari 45 tahun. Peningkatan risiko abortus ini
hubungan yang cukup kuat antara usia ibu hamil dengan kejadian abortus di
wilayah kerja Puskesmas Mungkid Kabupaten Magelang tahun 2012 dengan hasil
x2 hitung sebesar 41,627 maka 41,627 > 3,841 (x2 Tabel). Penelitian lainnya
oleh Qubro, dkk (2018) yang berjudul “Hubungan Antara Usia Dan Paritas Ibu
didapatkan hasil jumlah kejadian abortus terbanyak terjadi pada usia 20-35 tahun
dimana usia ini termasuk kategori usia ideal bagi wanita untuk hamil dan
4
reproduksi optimal, tetapi tidak dipungkiri pada usia tersebut dapat terjadi abortus
Muhammadiyah Gubug dari catatan medis pada tanggal 1 – 7 Juni 2020 dari 10
ibu hamil yang melakukan pemeriksaan sebanyak 5 (50%) merupakan ibu hamil
dengan usia dibawah 20 tahun, 2 (20%) ibu hamil berusia diatas 35 tahun dan dari
5 ibu hamil dengan usia dibawah 20 tahun, 1 ibu hamil diantaranya pernah
Muhammadiyah. telah terjadi 4 kasus abortus dari bulan Januari s/d Juni 2020
yang berjudul “Hubungan Antara Usia Ibu Hamil Dengan Kejadian Abortus di
terdapat hubungan antara usia ibu hamil dengan kejadian abortus di RSU PKU
Muhammadiyah Gubug?
Muhammadiyah Gubug
Muhammadiyah Gubug.
ibu hamil.
6
dilakukan sebelumnya.
yang akan dilakukan oleh peneliti. Perbedaan tersebut adalah pada metode
pengambilan sample yaitu dengan random sampling dan lokasi penelitian. Pada
kedua penelitian terdahulu terdapat perbedaan hasil penelitian yang dapat menjadi
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
janin mencapai berat 500 gram atau umur kehamilan kurang dari 22 minggu
maupun buatan, sebelum janin mampu bertahan hidup. Batasan ini berdasar
umur kehamilan dan berat badan. Dengan lain perkataan abortus adalah
terminasi kehamilan sebelum 20 minggu atau dengan berat kurang dari 500
gram.3
dapat hidup diluar kandungan pada umur kehamilan < 20 minggu dengan
2.1.2 Etiologi
Lebih dari 80% abortus terjadi pada minggu pertama, dan setelah itu
paling sedikit seperuh dari kasus abortus dini ini, dan setelah itu insidennya
8
9
faktor yaitu :
1) Faktor janin
adalah 25%. 11
b) Abortus aneuploidi
Dalam suatu studi terhadap janin dan neonatus dengan trisomi 13,
(2) Monosomi X
c) Abortus euploid
35 tahun. 2
2) Faktor maternal
a) Usia ibu
20-30 tahun.
reproduksi
terlalu muda dan tidak terlalu tua. Umur yang kurang dari 20 tahun
tahun.7,14
janin itu normal atau tidak, wanita dengan usia lebih tua, lebih
telur yang ada, indung telur juga semakin kurang peka terhadap
b) Paritas
baik lahir hidup maupun mati. Paritas 2-3 merupakan paritas paling
adalah karena faktor fisik atau pun alasan sosial belum siap
cukup tinggi (38,8 per 1000 kelahiran hidup dan persalinan lebih
dari tiga kali akan lebih tinggi yaitu 77,5 per 1000 kelahiran
bayi.10,14
c) Infeksi
pengobatan.10
d) Anemia
Hal ini dapat memberikan efek tidak langsung pada ibu dan janin
e) Faktor autoimun
limfosit ibu-ayah. 9
f) Faktor hormonal
Pada DMG akan terjadi suatu keadaan dimana jumlah atau fungsi
usia. Semakin tua usia seorang ibu terjadi penurunan fungsi organ
(10-30%). 10
i) Trauma fisik
3) Faktor paternal
4) Abortus spontan
saat haid yang semestinya datang jika tidak terjadi pembuahan. Hal
darah menurun. 9
g) Abortus habitualis
c) Unsafe Abortion
jiwa pasien 2.
2.1.4 Patofisiologis
Abortus biasanya disertai oleh perdarahan ke dalam desidua basalis
dan hal ini memicu kontraksi uterus yang menyebabkan ekspulsi. Sebelum
24
hubungan vili korialis dengan desidua makin erat, hingga mulai saat tersebut
dan dikelilingi oleh cairan, atau mungkin tidak tampak janin didalam
Mola karneosa atau darah adalah suatu ovum yang dikelilingi oleh
dinding bekuan darah lama yang tebal.15 Pada abortus tahap lebih lanjut,
2.1.5 Diagnosis
Tindakan klinik yang dapat dilakukan untuk mengetahui terjadinya abortus
antara lain13,22 :
tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan
kecil, dan suhu badan normal atau meningkat (jika keadaan umum
janin, mual dan nyeri pinggang akibat kontraksi uterus (rasa sakit atau
perdarahan pervaginam, ada atau tidak jaringan janin, dan tercium atau
5) Perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup,
ada atau tidak jaringan keluar dari ostium dan ada atau tidak cairan atau
6) Pada periksa dalam dengan melihat porsio masih terbuka atau tertutup
teraba atau tidak jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau
lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak
nyeri pada saat perabaan adneksa dan kavum douglas tidak menonjol
1) Tes kehamilan akan menunjukkan hasil positif bila janin masih hidup
masih hidup.
abortusnya yaitu:
1) Abortus imminens
berdarah.24
2) Abortus insipiens
konsepsi.8
3) Abortus inkomplit
antibiotik yang tepat. Hasil konsepsi dalam uterus harus dievakuasi, bila
27
per vaginam tiap 4jam hingga terjadi ekspulsi, dosis total tidak lebih
dari 800 μg. Setelah itu, mengevakuasi sisa hasil konsepsi yang tersisa
dari uterus.8
4) Abortus komplit
5) Missed abortion
7) Blighted ovum
secara selektif.27
1) Pendarahan
2) Perforasi
3) Infeksi
Infeksi dalam uterus dan adneksa dapat terjadi dalam setiap abortus
4) Syok
2.1.8 Pencegahan
Karena keguguran dipengaruhi oleh berbagai faktor, sulit
menyalahgunakan NAPZA.
infeksi.
Faktor Janin :
1. Perkembangan
zigot abnormal
2. Abortus
Faktor Maternal: aneuploidi
1. Usia ibu 3. Abortus euploid
2. Paritas
3. Infeksi
4. Anemia
5. Faktor autoimun Abortus
6. Faktor hormonal
7. Gamet yang
menua
8. Kelainan
Faktor Paternal :
anatomi uterus
1. Translokasi
9. Trauma fisik
kromosom pada
sperma
2. Penyakit infeksi
ayah
antara konsep satu terhadap lainnya dari masalah yang akan diteliti sesuai
30
31
1. Usia
1. Usiaibu
ibu Abortus
2. Paritas
3. Infeksi
4. Anemia
5. Faktor autoimun
6. Faktor hormonal
7. Gamet yang
menua
8. Kelainan
anatomi uterus
9. Trauma fisik
Keterangan:
Komponen penelitian
Alur berpikir
3.3 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pertanyaan penelitian
yang telah dirumuskan Hipotesis dalam penelitian terdiri atas hipotesis nol
(H0 atau tidak terdapat pengaruh) dan hipotesis alternatif (Ha atau ada
METODE PENELITIAN
sesaat.31
antara usia ibu hamil terhadap kejadian abortus. Rancangan penelitian dapat
32
33
digambarkan sebagai berikut:. Desain penelitian ini dapat dilihat pada skema
berikut:
Abortus
Usia ibu hamil
<20 tahun dan
>35 tahun Tidak Abortus
Populasi:
Ibu hamil di RSU PKU
Muhammadiyah
Gubug Abortus
Usia ibu hamil
20-35 tahun
Tidak Abortus
4.4.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
2019 – 30 September 2020 yang diperoleh dari rekam medis rumah sakit
(data sekunder).
4.4.2 Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sejumlah
adalah semua ibu hamil usia kehamilan < 20 minggu di RSU PKU
34
sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang
ibu hamil usia kehamilan <20 minggu di RSU PKU Muhammadiyah Gubug
= N
1+ N(d)2
= 300
1+300(0.05)2
35
= 300
1 + 0,75
= 171 responden
Keterangan
N = Populasi
d = koefisien (0,05)
Penelitian ini akan menggunakan sample sebanyak 171 yang sesuai dengan
kriteria inklusi.
dipengaruhi oleh veriabel yang lain.31 Dalam penelitian ini yang menjadi
Muhammadiyah Gubug
2) Alat tulis
4.7.2 Bahan
medis seluruh ibu hamil usia kehamilan <20 minggu di RSU PKU
Muhammadiyah Gubug
ibu hamil usia kehamilan <20 minggu di RSU PKU Muhammadiyah Gubug 1
Pengumpulan data dilakukan dengan observasi data sekunder yang berasal dari
rekam medik ibu hamil di RSU PKU Muhammadiyah Gubug dengan langkah-
2. Mengambil data rekam medis pasien adalah seluruh ibu hamil usia
4. Peneliti mencari data pasien seluruh ibu hamil usia kehamilan <20 minggu
Gubug
Muhammadiyah Gubug.
6. Melihat catatan ibu hamil di buku register dari tanggal 1 Januari 2019 - 30
September 2020.
171 sampel.
Penyusunan proposal
Usia ibu
Analisis dan
pengolahan data
1. Editing
Kegiatan untuk mengoreksi data yang tidak jelas agar jika terjadi
kekurangan atau kesalahan data dapat dengan mudah terlihat dan segera
dilakukan perbaikan.
2. Coding
3. Entri data
4. Tabulasi
5. Verifikasi
dalam komputer.
6. Output komputer
mengolah data yang diperoleh, lalu akan dilakukan dua macam analisis
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
dan mengisi form kaji etik yang telah disediakan komisi etik. Dalam
untuk menghormati harkat dan martabat pasien serta menjaga privasi dan
kerahasiaan ibu hamil di RSU PKU Muhammadiyah Gubug tahun 2020, untuk
subjek dalam penelitian, dalam master tabel peneliti masukkan inisial subjek.
bersangkutan.
BAB V
HASIL PENELITIAN
Gubug Kabupaten Grobogan, berada pada tempat yang strategis karena dekat
dengan jalan raya dan sangat mudah jangkauannya. RSU PKU Muhammadiyah
Gubug ialah salah satu RS milik Organisasi Sosial Grobogan yang berupa RSU,
dikelola oleh Yayasan dan termuat kedalam RS Kelas D. RS ini telah terdaftar
sejak 05/01/2015 dengan Nomor Surat Izin 445/6672/2011 dan Tanggal Surat Izin
24/12/2012 dari Bupati dengan Sifat Tetap, dan berlaku sampai 5 Tahun.
Persyarikatan Muhammadiyah.
42
43
RSU PKU Muhammadiyah Gubug memiliki layanan meliputi layanan rawat inap,
rawat jalan, rawat intensif dan ruang operasi dengan 4 (empat) pelayanan spesialis
pada perode 1 Januari 2019 – 30 September 2020 yang berasal dari data sekunder
atau rekam medis yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data yang
sebagai berikut:
Dilihat dari distribusi usia ibu hamil yang melakukan pemeriksaan di RSU
Usia n %
<20 tahun 24 14,1
>35 tahun 10 5,8
20-35 tahun 137 80,1
Total 171 100,0
44
B. Distribusi Paritas
Dilihat dari distribusi paritas (jumlah anak yang pernah dilahirkan) yang
Paritas N %
0 44 25,7
1-5 118 69,0
>5 9 5,3
Total 171 100,0
paling banyak berdasarkan paritas 1-5 yaitu sebanyak 118 orang (69,0%).
C. Distribusi Pekerjaan
Pekerjaan N %
Ibu Rumah Tangga (IRT) 130 76,0
Wiraswasta 31 18,1
PNS 5 2,9
Swasta 5 2,9
Total 171 100,0
(76,0%).
45
D. Distribusi Pendidikan
(69,6%).
Kejadian Abortus N %
Ya 23 13,5
Tidak 148 86,5
Total 171 100,0
orang (86,5%).
46
dilakukan analisis untuk mengetahui hubungan antara usia ibu hamil dengan
Tabel 9. Hasil Analisis Hubungan Antara Usia Ibu Hamil Dengan Kejadian Abortus
Kejadian Abortus
Usia Ibu Hamil Ya Tidak p value
n % N %
<20 tahun 10 43,5 14 9,4
>35 tahun 4 17,4 6 4,1
0,000
20-35 tahun 9 39,1 128 86,5
Total 23 100,0 148 100,0
terjadi pada kelompok ibu hamil tidak berisiko (20-35 tahun) yaitu sebanyak 128
orang (86,5%). Berdasarkan uji statistik hubungan antara usia ibu hamil dengan
antara usia ibu hamil dengan kejadian abortus di RSU PKU Muhammadiyah
Gubug.
50
BAB VI
PEMBAHASAN
kelompok umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 137 orang (80,1%) sedangkan
kelompok umur <20 tahun sebanyak 24 orang (14,1%) dan usia >35 tahun yaitu
yang kemungkinan tidak resiko tinggi pada saat kehamilan dan persalinan yaitu
umur 20-35 tahun, karena pada usia tersebut rahim sudah siap menerima
kehamilan, mental sudah matang dan sudah mampu merawat bayi dan dirinya.
Sedangkan umur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun merupakan umur
yang resiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan. Ibu yang berumur kurang
dari 20 tahun rahim dan bagian tubuh lainnya belum siap untuk menerima
berumur 20-35 tahun rahim dan bagian tubuh lainnya sudah siap untuk menerima
dan diharapkan untuk memperhatikan kehamilannya. Ibu yang berumur lebih dari
35 tahun, rahim dan bagian tubuh lainnya sudah menurun fungsi dan
bahwa usia kurang dari 20 tahun alat reproduksi belum siap menerima kehamilan.
Usia lebih dari 35 tahun alat-alat reproduksi telah mengalami degenerasi sehingga
51
48
abortus yaitu sebanyak 148 orang (86,5%) sedangkan yang mengalami abortus
Hal ini sesuai pernyataan Norma dan Dwi (2013) bahwa abortus
usia 20 minggu dengan masih ada sisa yang tertinggal di dalam uterus. Menurut
diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa faktor yang berpengaruh antara
lain: faktor pertumbuhan hasil konsepsi, penyakit ibu, kelainan plasenta, dan usia
ibu. Handono (2009) juga menyatakan bahwa resiko abortus meningkat seiring
dengan usia ibu. Frekuensi abortus yang secara klinis terdeteksi meningkat dari
12% pada wanita berusia kurang dari 20 tahun menjadi 26% pada mereka yang
tidak terjadi pada kelompok ibu hamil usia 20-35 tahun yaitu sebanyak 128 orang
sebanyak 10 orang (43,5%) dan kelompok usia >35 tahun mengalami kejadian
Secara teori kejadian abortus pada usia <20 tahun sebesar 12-13% dan
kejadian abortus pada usia >35 tahun sebesar 25%. Pada penelitian ini didapatkan
hasil yang sebaliknya dimana kejadian abortus pada kelompok usia <20 tahun
lebih besar daripada kelompok usia >35 tahun. Berdasarkan hasil penelitian,
49
fenomena ini terjadi karena banyaknya kasus abortus karena kehamilan yang tidak
diinginkan, hal ini menyebabkan kejadian abortus cenderung lebih banyak terjadi
pada kelompok usia <20 tahun di RSU PKU Muhammadiyah Gubug. Hal ini
menyebabkan perlunya diteliti lebih lanjut mengenai fenomena ini pada studi
epidemiologi.
Menurut Sinsin (2008) yaitu usia yang terlalu muda atau kurang dari 20
tahun dan usia yang terlalu lanjut atau lebih dari 35 tahun merupakan kehamilan
risiko tinggi. Kehamilan pada usia muda merupakan faktor risiko, hal ini
sempurna). Faktor usia lanjut juga dapat mempengaruhi kejadian abortus karena
pada usia lebih dari 35 tahun sudah mulai berkurangnya fungsi alat reproduksi,
kelainan pada kromosom, dan penyakit kronis. Semakin lanjut usia wanita maka
risiko terjadi abortus makin meningkat karena semakin tipisnya cadangan telur
Berdasarkan uji statistik hubungan antara usia ibu hamil dengan kejadian
hubungan antara usia ibu hamil dengan kejadian abortus di RSU PKU
Muhammadiyah Gubug.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Maliana (2016) dari hasil
penelitian menunjukkan hasil uji Chi Square didapatkan p-value sebesar 0,011,
artinya lebih kecil dibandingkan dengan nilai alpha (α= 0,05). Dengan demikian
(2012) yang berjudul “Hubungan Beban Kerja Dengan Kejadian Abortus Spontan
dimana ada hubungan yang signifikan antara umur dan abortus inkomplit dengan
p-value sebesar 0,032. Menurut Sukarni dan Margareth (2013) menyatakan bahwa
abortus tidak hanya disebabkan oleh usia ibu melainkan oleh faktor-faktor lain
meliputi faktor pertumbuhan hasil konsepsi, penyakit ibu, dan kelainan plasenta.
hubungan yang signifikan antara usia ibu hamil dengan kejadian abortus dimana
usia berisiko (<20 atau >35 tahun) lebih berpeluang mengalami abortus
Untuk menghindari terjadinya abortus atau keguguran pada ibu, yang ingin
hingga 35 tahun saja. Dan bagi ibu hamil yang sudah hamil pada umur <20 atau
>35 tahun untuk dapat melakukan antenatal care (pemeriksaan kehamilan) secara
teratur. Karena semakin muda atau semakin tua umur ibu saat hamil akan semakin
BAB VII
1. Usia ibu hamil berada pada kelompok umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 137
orang (80,1%), kelompok umur <20 tahun sebanyak 24 orang (14,1%) dan
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara usia ibu hamil dengan kejadian
abortus.
7.2 Saran
7.2.1 Bagi pelayanan kesehatan
Diharapkan rumah sakit dapat memberikan pelayanan yang lebih baik lagi
pada ibu hamil terutama ibu hamil dalam kategori usia berisiko tinggi untuk dapat
memberikan pelayanan antenatal care (ANC) secara intensif kepada ibu hamil
dengan umur berisiko (<20 dan >35 tahun) serta memberikan konseling,
informasi, edukasi mengenai kontrasepsi bagi ibu dengan umur >35 tahun,serta
diharapkan dimasa yang akan datang dapat dilakukan penelitian dengan variabel
51
52
lain yang lebih kompleks dan dengan metode lain, serta menggunakan data primer
Selain itu perlu dilakukan studi epidemiologi lebih lanjut untuk meneliti lebih
lanjut tentang fenomena kejadian abortus usia <20tahun yang lebih banyak terjadi
tidak diinginkan.
53
DAFTAR PUSTAKA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Perkerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SMP 42 24.6 24.6 24.6
Abortus
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 23 13.5 13.5 13.5
Tidak 148 86.5 86.5 100.0
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
Abortus
Ya Tidak Total
Keanggotaan Organisasi :