OLEH :
Sintia Warahmah
2114901033
PEMBIMBING :s
LEMBAR PERSETUJUAN
ii
Judul :Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Ny N Dengan Gangguan
Sistem Muskuloskletal: Gout Arthritis Di Desa Gelelah
Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2022.
Nama : Sintia Warahmah
Nim : 2114901033
Prodi : Profesi Ners
Institusi : Universitas Haji Sumatera Utara
Laporan Tugas Akhir Ini Telah Diperiksa Dan Disetujui Oleh Pembimbing
Untuk Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji LTA Program Studi Ilmu
Keperawatan/Ilmu Universitas Haji
Disetujui Oleh :
Pembimbing LTA
Mengetahui :
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Haji Sumatera Utara
LEMBAR PENGESAHAN
iii
Judul : Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Ny N Dengan Gangguan
Sistem Muskuloskletal: Gout Arthritis Di Desa Gelelah
Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2022.
Nama : Sintia Warahmah
Nim : 2114901033
Prodi : Profesi Ners
Institusi : Universitas Haji Sumatera Utara
Medan Juli 2022
TIM PENGUJI
Mengetahui :
Dekan Fakultas Kesehatan
Universitas Haji Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
iv
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberi
rahmat dan kasih karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas
Keperawatan Jurusan Profesi Ners Universitas Haji Sumatera Utara. Laporan Tugas
Akhir ini dapat diselesaikan dengan bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak,
dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat disampaikan rasa terimakasih kepada:
2. Rektor Universitas Haji Sumatera Utara beserta civitas akademika yang telah
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini. Dosen Penguji I bapak , Syamsul Idris,
S.Kep,.Ns, M.Kep. atas saran dan masukan dalam perbaikan skripsi ini.
4. Ayah dan Ibu tercinta dengan doa, motivasi, dan segala pengorbanan serta
5. Teman-teman seperjuangan yang saya banggakan dan yang saya sayangi, atas
motivasi dalam penyusunan Laporan tugas Akhir ini. Dan Seluruh lansia atas
v
Akhirnya peneliti mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu penelitian dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Semoga dapat
Medan, 2022
Penulis
Sintia Warahmah
vi
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iv
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan......................................................................... 5
1.3 Manfaat Penulisan....................................................................... 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 7
2.1 Lanjut Usia.................................................................................. 7
2.2 Gout Arthritis............................................................................. 11
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan ..................................................... 22
BAB 3 LAPORAN KASUS............................................................................ 29
3.1 Pengkajian Keperawatan................................................................ 29
3.2 Diagnosa Keperawatan.................................................................. 38
3.3 Intervensi Asuhan Keperawatan.................................................... 40
3.4 Implementasi dan Evaluasi............................................................ 42
BAB 4 PEMBAHASAN.................................................................................. 52
4.1 Pengkajian Keperawatan.................................................................. 52
4.2 Diagnosa Keperawatan..................................................................... 52
4.3 Perencanaan keperawatan................................................................ 54
4.4 Implementasi Keperawatan.............................................................. 56
4.5 Evaluasi Keperawatan...................................................................... 57
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 59
5.1 Kesimpulan....................................................................................... 59
5.2 Saran................................................................................................. 60
DAFTAR PUSTAKA
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Angka kejadian arthiritis gout pada tahun 2021 yang dilaporkan oleh World
Health Organization (WHO) adalah mencapai 20% dari penduduk dunia mereka yang
berusia 55 tahun, prevalensi penyakit arthiritis gout adalah 24,7% prevalensi yang
didiagnosa oleh tenaga kesehatan lebih tinggi perempuan 13,4% dibanding laki-laki
10,3%. Diamerika Serikat angka prevalensi arthiritis gout padatahun 2010 sebanyak
807.552 orang dari 293.655.405 orang. Di Amerika Serikat 13,6kasus per 1000 laki-
laki dan 6,4 kasus per 1000 perempuan prevalensi ini berbeda disetiap negara.
Menurut Word Health Organization (WHO) pada tahun 2019 sebesar 81% penderita
arthiritis goutdi Indonesia hanya 24% yang pergi ke dokter, sedangkan 71%
2018 jumlah penderita arthritis gout di Indonesia sebanyak 7,3 % dari jumlah
(10,46%), dan Jawa Tengah (6,78%). Sedangkan angka prevalensi Gout Athritis di
Indonesia pada lanjut usia (lansia) sebanyak (15,55%) dari jumlah penduduk.
Kesehatan RI,2018).
1
Usia lanjut adalah suatu proses yang alami yang tidak dapat dihindari oleh
manusia. Lansia ditandai dengan perubahan fisik, emosional, dan kehidupan seksual.
Gejala-gejala kemunduran fisik seperti merasa cepat lelah, stamina menurun, badan
menjadi membengkok, kulit keriput, rambut memutih, gigi mulai rontok, fungsi
gangguan metabolisme purin yang ditandai dengan tingginya kadar arthiritis gout
dalam darah. kandungan purinnya dapat meningkatkan kadar arthiritis gout dalam
darah antara 0,5–0,75 g/ml purin di dalam persendian dan organ tubuh lainnya
(Jaliana, 2017).
Apabila kadar arthiritis gout dalam darah terus meningkat menyebabkan penderita
penyakit ini tidak bisa berjalan, penumpukan kristal arthiritis gout berupa tofi pada
sendi dan jaringan sekitarnya, persendian terasa sangat sakit jika berjalan dan dapat
mengalami kerusakan pada sendi bahkan sampai menimbulkan kecacatan sendi dan
Angka kejadian arthiritis gout pada laki-laki dan perempuan setelah usia 60
tahun adalah sama dikarenakan seluruh organ akan mengalami penurunan fungsi.
Prevalensi arthiritis gout pada pria meningkat dengan bertambahnya usia dan
mencapai puncak antara usia 75 dan 84 tahun. Wanita mengalami peningkatan resiko
arthiritis gout setelah menopause, kemudian resiko mulai meningkat pada usia
2
45tahun dengan penurunan level estrogen karena estrogen memiliki efek urikosurik,
hal ini menyebabkan arthiritis goutjarang pada wanita muda (Bandriah, 2018).
Penderita arthiritis gout memiliki tanda dan gejala peradangan pada sendi dan
pada tanggal 19 November 2018 di Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri
Samarinda didapatkan jumlah total Lansia adalah 84 orang lansia yaitu terdiri dari 40
orang perempuan dan 44 orang laki-laki.Rentang usia sekitar 60-110 tahun dengan 8
orang diantaranya mengalami arthritis gout,dengan gejala pada umumnya nyeri pada
bagian sendi dan menjalar sehingga mengganggu aktifitas Lansia di Panti Sosial
Penderita arthritis gout memiliki tanda dan gejala peradangan pada sendi dan
jaringan sekitar yang menyebabkan nyeri hebat pada saat sore hari. Perawatan Lansia
dengan Arthritis Gout perlu dilakukan agar tidak semakin memburuk serta tidak
menurunkan kadar Asam Urat seperti kompres hangat untuk meringankan rasa nyeri
Peran perawat dalam upaya promotif, preventif dan kuratif dalam manajemen
3
kompres hangat yang digunakan untuk memenuhi rasa nyaman dan mengurangi rasa
nyeri tindakan ini digunakan untukklien yang mengalami nyeri (Hidayat, 2018).
Selain itu peran perawat dalam melakukan kesehatan lansia adalah sebagai
purin agar dapat menjalankan asuhan kesehatan lansia secara mandiri dan
terbuka dan bisa dipercaya dalam melakukan kunjungan rumah secara teratur untuk
Upaya untuk menurunan arthiritis gout darah dapat dicegah dengan gaya
hidup sehat: menghindari makanan dengan kandungan purin tinggi (diet purin),
berolahraga secara teratur yang tidak terlalu membebani tubuh, minum air putih yang
urat (gout arthritis) di desa Gelelah Kecamatan Bebesen bahwa terdapat lansia yang
kurangnya menjaga pola hidup sehat, dan seringnya mengkonsumsi makanan yang
dapat ,menyebabkan muncuknya penyakit tesebut. Dan lansia di desa tersebut banyak
mengalami penyakit asam urat karena perubahan faktor usia dan menurunnya fungsi
4
Ny. N Dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal: Gout Arthritis Di Desa Gelelah
5
5. Dapat melakukan evaluasi keperawatan gerontik pada Ny.N Dengan
peneliti sendiri dalam memahami asuhan keperawatan gout arthritis pada lansia dan
juga dapat menerapkan dan mengaplikasikan ilmu yang didapat selama proses
perkuliahan.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi dan data pembanding
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lansia
Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang seseorang yang mencapai
usia 60 tahun ke atas, proses menua akan kelihatan sejak umur 45 tahun dan
timbulnya msasalah di masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan
sosial secara bertahap. Lansia merupakan kelanjutan dari usia dewasa. Kedewasaan
dapat dibagi menjadi 4 bagian pertamafase iufentus, antara 25 dan 40 tahun, fase
verilitas, antara 40 dan 50 tahun, ketiga fase frasenium antara 55 dan 65 tahun dan
keempat fase senium antara 65 tahun hingga tutup usia (Budhi, 2018).
biologis, fisik, kejiwaan dan sosial berpengaruh terhadap aspek kehidupan termasuk
kesehatannya. Oleh karna itu lansia perlu mendapat perhatian khusus di tingkatkan
sehingga dapat ikut serta berperan aktif dalam pembangunan (Fatimah, 2017).
seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas, baik pria maupun wanita (Padila,
2017). Batasan lansia menurut beberapa ahli usia yang dijadikan patokan berbeda-
7
a. Menurut World Health Organization (WHO)
Ada 4 kelompok yaitu : Usia pertengahan (middle age) antara 45-59 tahun,
lansia (elderly) antara 60-74 tahun, lansia tua (old) antara 75-90 tahun, lansia sangat
Usia dewasa muda (elderly adulthood) usia 18/20-25 tahun, usia dewasa
penuh (midlle years) atau maturitas usia 25-60/65 tahun, lanjut usia (geriatric age)
usia >65/70 tahun,terbagi atas tiga:young old (usia 70-75 tahun), Old (usia 75-80
yang akan berdampak pada perubahan-perubahan pada diri manusia, tidak hanya
perubahan fisik, tetapi juga kognitif, perasaan, sosial dan seksual (Padila, 2017).
1.Perubahan Fisik
a. Sistem Pernapasan
Pada penuaan terjadi perubahan jaringan ikat paru, kapasitas total paru tetai,
tetapi volume cadangan paru bertambah untuk mengkompensasi kenaikan ruang paru,
b. Sistem Pendengaran
pendengaran pada telinga dalam terutama terhadap bunyi atau suara-suara atau nada-
8
nada tinggi, suara yang tidak jelas, sulit dimengerti kata-kata 50% terjadi pada usia
umur 65 tahun.
c. Sistem Penglihatan
membedakan warna.
d. Sistem Kardiovaskuler
darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari duduk ke berdiri menyebabkan
mendadak). Tekanan darah meninggi diakibat kan oleh peningkatan resintensi dari
e. Sistem Kulit
Pada lansia kulit mengeriput atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak,
permukaan kulit kasar dan bersisik (karna kehilangan proses keratinasi serta
f. Sistem Muskuloskeletal
Tulang kehilangan desnsity (cairan) dan makin rapuh, pinggang lutut dan jari-
jari pergelangan terbatas, persendian membesar dan menjadi kaku, tendon mengerut
9
2. Perubahan Kognitif
Perubahan kognitif yang drastis, keaadaan ini sering terjadi. Faktor yang
b. Kesehatan umum
c. Tinkat pendidikan
d. Lingkungan
keterampilan psikomotor
3. Perubahan Psikososial
sebagainya maka muncul gangguan fungsional atau bahkan kecacatan pada lansia
sehingga sering timbul keterasingan. Hal itu sebaiknya dicegah dengan selalu
tidak merasa terasingkan atau diasingkan. Karna jika terasingkan terjadi akan
semakin menolak untuk berkomunikasi dengan orang lain dan kadang-kadang muncul
(Bandiyah, 2017).
10
4.Penurunan Seksual
Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia sering kali
berhubungan dengan gangguan fisik. Pada wanita ada kaitannnya dengan menopause
yang berarti fungsi seksual mengalami penurunan karna sudah tidak produktif
walaupun sebenarnya tidak harus begitu, karna kebutuhan biologis selama orang
masih sehat dan masih memerlukan tidak salahnya bila dijalankan terus secara wajar
Arthritis gout adalah penyakit sendi yang disebabkan oleh tingginya asam urat
didalam darah Arthritis gout biasanya bersifat mono artikular dan ditemukan pada
sendi ibu jari kaki, pergelangan kaki dan jari tangan.Nyeri sendi hebat yang terjadi
mendadak merupakan ciri khas yang ditemukan pada arthritis gout. Biasanya, sendi
yang terkena tampak merah, dan bengkak. Klien juga merasa demam dan jumlah sel
darah putih meningkat Arthritis gout biasanya dapat sembuh sendiri. Sebagian besar
gejala berulang setelah 10-14 hari walaupun tanpa pengobatan (Asikin, 2016).
Asam urat adalah hasil akhir dari katabolisme (pemecahan) suatu zat
yang bernama purin. Asam urat merupakan hasil buangan dari zat purin ini.
Zat purin adalah zat alami yang merupakan salah satu kelompok struktur kimia
pembentuk DNA dan RNA. Asam urat sebenarnya memiliki fungsi dalam tubuh,
yaitu sebagai antioksidan dan bermanfaat dalam regenerasi sel. Setiap peremajaan
11
sel, kita membutuhkan asam urat. Jika tubuh kekurangan asam urat sebagai
antioksidan maka akan banyak oksidan dan radikal bebas yang bisa membunuh
diperlukan tubuh hanya sedikit. Angka kadar asam urat normal 4,1-6,1 mg/dl.
Sisanya dikeluarkan melalui usus (30%) dan ginjal (70%). Tingginya kadar
asam urat dalam darah disebabkan sintesis asam urat berlebih, sementara
sebabkan oleh tumpukan asam/kristal urat pada jaringan, terutama pada jaringan
memicu peningkatan kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia), yaitu jika
kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dl. Catatan: kadar normal asam
urat dalam darah untuk pria adalah 8 mg/dl, sedangkan untuk wanita adalah 7
mg/dL,(Susanto, 2017).
rangkaian kejadian.Pertama, biasanya terdapat super saturasi urat dalam plasma dan
cairan tubuh. Hal ini diikuti dengan pengendapan Kristal asam urat. Serangan arthritis
gout yang berulang juga dapat merupakan kelanjutan traumalokal atau ruptur Tofi
(endapan natrium urat). Kristalisasi dan endapan asam urat merangsang serangan
12
arthritis gout. Kristal asam urat ini merangsang respon fagositosis oleh leukosit dan
akan terangsang. Respon peradangan dipengaruhi oleh letak dan besar endapan kristal
asam urat. Reaksi peradangan yang terjadi merupakan proses yang berkembang dan
Penyakit ini paling sering menyerang pria usia pertengahan sampai lanjut usia dan
13
2. Arthiritis gout sekunder, terjadi pada penyakit yang mengalami kelebihan
gout yang berlebihan atau ekresi asam urat yang berkurang akibar proses
2.2.3.Etiologi
terjadi pada penyakit dengan metabolisme arthiritis gout abnormal dan Kelainan
metabolik dalam pembentukan purin dan ekskresi arthiritis gout yang kurang dari
ginjal.
keduanya.
gangguan ginjal
14
d. Karena penggunaan obat-obatan yang menurunkan ekskresi arthiritis
i. Arthiritis gout primer renal terjadi karena ekresi arthritis gout di tubulus distal
ginjal yang sehat. Penyabab tidak diketahui. Arthritis gout sekunder renal
2.2.4 Fatofisiologi
mengandung arthiritis gout tinggi dan sistem ekskresi arthiritis gout yang tidak
adekuat akan mengasilkan akumulasi arthiritis gout yang berlebihan di dalam plasma
dalam tubuh. Penimbunan ini menimbulkan iritasi lokal dan menimbulkan respon
satunya yang telah diketahui peranannya adalah kosentrasi arthiritis gout dalam
darah. Mekanisme serangan arthritis gout akut berlangsung melalui beberapa fase
15
secara berurutan yaitu, terjadinya presipitasi Kristal monosodium urat dapat terjadi di
jaringan bila kosentrasi dalam plasma lebih dari 9 mg/dl. Presipitasi ini terjadi di
kristal urat yang bermuatan negatif akan dibungkus oleh berbagai macam protein.
menimbulkan respon leukosit PMN dan selanjutnya akan terjadi fagositosis kristal
membran vakuala disekeliling oleh kristal dan membram leukositik lisosom yang
Saat arthritis gout menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh
lain,maka arthritis Gout tersebut akan mengkristal dan akan membentuk garam garam
urat yang akan berakumulasi atau menumpuk di jaringan konektif diseluruh tubuh,
penumpukan ini disebut tofi. adanya kristal akan memicu respon inflamasi akut dan
netrofil melepaskan lisosomnya. Lisosom ini tidak hanya merusak jaringan tetapi juga
menyebabkan inflamasi.
16
Serangan arthritis gout akut awalnya biasanya sangat sakit dan cepat
memuncak. Serangan ini meliputi hanya satu tulang sendi. Serangan pertama ini
timbul rasa nyeri berat yang menyebabkan tulang sendi terasa panas dan
kemudian mata kaki, tumit, lutut dan tulang sendi pinggang. Kadang-kadang gejala
yang dirasakan disertai dengan demam ringan. Biasanya berlangsung cepat tetapi
Periode inter kritikal adalah periode dimana tidak ada gejala selama serangan
arthritis gout. kebanyakan penderita mengalami serangan kedua pada bulan ke-6
sampai 2 tahun setelah serangan pertama. Serangan berikutnya disebut dengan poli
artikular yang tanpa kecuali menyerang tulang sendi kaki maupun lengan yang
biasanya disertai dengan demam. Tahap akhir serangan arthiritis gout akut atau
arthiritis goutkronik ditandai dengan polyarthritis yang berlangsung sakit dengan tofi
yang besar pada kartigo, membrane sinovial, tendon dan jaringan halus. Tofi
terbentuk di jari tangan, kaki, lutut, ulna, helices pada telinga, tendonachiles dan
17
Pathway
Bagan 2.1 Pathway Gout Arthritis
Terjadi ikatan
Pembesaran dan hydrogen
Hipertermia penonjolan sendi
Membran lisosom
robek
18
Peningkatan kerusakan
Nyeri akut Deformitas sendi jaringan
Terjadi saat
malam hari Kontraktur sendi Kekakuan sendi
Penyakit ini umumnya ditandai dengan rasa nyeri hebat yang tiba-tiba
menyerang sebuah sendi pada saat tengah malam, biasanya pada ibu jari kaki (sendi)
metatarsofalangeal pertama atau jari kaki (sendi tarsal). Jumlah sendi yang meradang
kurang dari empat (oligoartritis), dan serangannya di satu sisi (unilateral). Kulit
berwarna kemerahan, terasa panas, bengkak, dan sangat nyeri. Pembengkakan sendi
2. Biasanya, persendian terasa nyeri saat pagi hari (baru bangun tidur) atau
malam hari.
19
4. Yang diserang biasanya sendi jari kaki, jari tangan, lutut, tumit, pergelangan
5. Pada kasus yang parah, persendian terasa sangat sakit saat bergerak, Bahkan
penderita sampai tidak bisa jalan. Tulang di sekitar sendi juga bisa kropos atau
2.2.6 Penatalaksanaan
dalam serum dibawah 6 mg/dl dan nyeri yang diakibatkan oleh penumpukan arthiritis
gout tujuan terapi yang ingin dicapai yaitu mengurangi peradangan dan nyeri sendi
tersebut ditemukan pada jaringan kartilago, subkutan dan jaringan particular, tendon,
tulang, ginjal serta beberapa tempat lainnya.Selain itu terapi arthiritis gout juga
nephropathy serta meningkatkan resiko terjadinya gagal ginjal. Terapi obat dilakukan
dengan mengobati nyeri yang timbul terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan
pengobatan dan penurunan kadar arthiritis gout dalam serum darah (Helmi, 2013).
1. Terapi Non-Farmakologis
disesuaikan dengan kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan berat badan.
20
c. Tinggi karbohidrat. Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti, dan ubi
sebaiknya dihindari.
f. Tinggi cairan konsumsi cairan yang yang banyak dapat membantu membuang
arthiritis gout melalui urin. Oleh karena itu, disarankan untuk menghabiskan
asamlaktat. Asam laktat ini akan menghambat pengeluaran arthiritis gout dari
tubuh.
21
rasa nyaman dan mengurangi rasa nyeri tindakan ini digunakan untuk klien yang
2.2.7 Komplikasi
komplikasi hiperurisemia pada ginjal berupa batu ginjal, gangguan ginjal akut dan
kronis akibat arthiritis gout. Batu ginjal terjadi sekitar 10-25% pasien dengan gout
primer. Kelarutan kristal arthiritis gout meningkat pada suasana ph urin yang basa.
Sebaliknya, pada suasana urin yang asam, kristal arthiritis gout akan mengendap dan
terbentuk batu. Arthritis gout dapat merusak ginjal sehingga pembuangan arthritis
gout akan bertambah buruk. Gangguan ginjal akut arthritis gout biasanya sebagai
hasil dari penghancuran yang berlebihan dari sel ganas saat kemoterapi tumor.
Penghambatan aliran urin yang terjadi akibat pengendapan arthritis gout pada duktus
koledokus dan ureter dapat menyebabkan gagal ginjal akut. Penumpukan jangka
panjang dari kristal pada ginjal dapat menyebabkan gangguan ginjal kronik (Asikin,
2016).
2.3.1 Pengkajian
1. Pengkajian
(misalnya tanda vital, wawancara pasien atau keluarga, pemeriksaan fisik) dan
peninjauan informasi riwayat pasien pada rekam medik. Perawat juga mengumpulkan
22
informasi tentang kekuatan (untuk mengidentifikasi peluang promosi kesehatan) dan
resiko (area perawat dapat mencegah atau potensi masalah yang dapat ditunda
2. Riwayat pekerjaan dan status ekonomi : Meliputi pekerjaan saat ini, pekerjaan
sekitarnya
otot sendi. Sifat dari nyeri nya umumnya seperti pegal/di tusuk-tusuk/panas/di
tarik-tarik dan nyeri yang dirasakan terus menerus atau pada saat bergerak,
terdapat kekakuan sendi, keluhan biasanya dirasakan sejak lama dan sampai
5. Riwayat Penyakit Dahulu : Penyakit apa saja yang pernah diderita oleh klien,
apakah keluhan penyakit arthiritis gout sudah diderita sejak lama dan apakah
nutrisi, eliminasi, aktivitas pola latihan rutinitas mandi, pola istirahat, pola
kognitif, persepsi diri, pola peran, sexsualiti, koping pola toleransi stres, dan
23
7. Pemeriksaan Fisik : Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi dari ujung rambut hingga ujung kaki (head to toe). Pemeriksaan
fisik pada daerah sendi dilakukan dengan inspeksi dan palpasi. Inspeksi yaitu
melihat dan mengamati daerah keluhan klien seperti kulit, daerah sendi,
bentuknya dan posisi saat bergerak dan saat diam. Palpasi yaitu meraba
daerah nyeri pada kulit apakah terdapat kelainan seperti benjolan dan
yaitu klien melakukan beberapa gerakan bandingkan antara kiri dan kanan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti
tentang status dan masalah kesehatan klien yang dapat diatasi dengan tindakan
tentang masalah dan status kesehatan, baik yang nyata (aktual) maupun
Menurut NANDA (2015) diagnosa yang dapat muncul pada klien Gout
24
5. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait penyakit.
Kaloborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri yang tidak
berhasil.
25
Kaji tingkat mobilisasi klien
Bantu klien untuk melakukan rentang gerak aktif dan pasif pada sendi
walker, kruk)
kemampuan.
26
Dengarklan dengan penuh perhatian
Monitor dan catat kebutuhan tidur klien setiap hari dan jam
(membaca).
27
Diskusikan dengan klien tentang teknik tidur klien.
2.4.4 Implementasi
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
2.4.5 Evaluasi
perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan
didentifikasi dari masalah keperawatan yang sering muncul yang terdiri dari
28
BAB III
FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
A. PENGKAJIAN
Hari/ Tgl : Selasa, 23 April 2022
Jam : 10.00
1. Identitas
a. Nama : Ny. N
b. Tempat /tgl lahir : Bebesen, 19 Mei 1957
c. Umur : 65 Tahun
d. Jenis Kelamin : Perempuan
e. Status Perkawinan : Janda
f. Agama : Islam
g. Suku : Gayo
h. Alamat : Gelelah
29
3. Riwayat Keluarga
Genogram
Keterangan :
: Laki-Laki
: Peremuan
: Meninggal
Hobi : Mengaji
Bepergian :-
30
Keanggotaan Organisasi : Mengikuti wirit
I. Nutrisi
kacangan
II. Eliminasi
a. Mandi
b. Oral higene
pasta gigi
31
c. Cuci Rambut
Frekuensi : Seminggu 2 x
karena nyeri yang dirasakan, klien tidak merasakan kepuasan dalam tidurnya
menonton Tv
32
VII. Uraian kronologis kegiatan sehari-hari
33
7. Status Kesehatan
a. Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir : klien mengeluh nyeri dan kram
pada lutut sebelah kiri ,bengkak pada sendi lutut sebelah kiri dan sulit
minum obat
a. Penyakit yang pernah diderita : asam urat semnjak 5 bulan yang lalu
d. Riwayat dirawat dirumah sakit : klien tidak pernah masuk rumah sakit
piroxicam 10 mg.
b. TTV
TD : 130/80 mmHg
34
HR : 78 x/i
RR : 22x/i
Suhu : 36o C
c. Sistem Integumen
Inspeksi : tekstur kulit terlihat kendur, keriput (+), decubitus (-), bekas
luka (-)
d. Kepala : bentuk kepala bulat, tidak ada luka pada kulit kepala, rambut
g. Mulut, gigi, bibir : tidak ada luka dimulut, gigi bersih, bibir kering
j. Kulit : kulit berwarna sawo matang dan tidak ada luka pada kulit
l. Ekstremitas bawah : kekuatan otot kaki kananbaik dan kaki kiri terasa
a. System pernafasan
35
- Perkusi : suara paru sonor
b. Sistem Integumen
Inspeksi : tekstur kulit terlihat kendur, keriput (+), decubitus (-), bekas
luka (-)
pernikahannya.
h. Sistem persyarafan : keadaan status mental klien baik dengan emosi stabil.
Respon klien terhadap pembicaraan (+) dengan bicara yang normal dan
jelas, suara pelo (-), bahasa yang digunakan adalah bahasa indonesia.
36
2. Status fungsional (katz indeks) : Skor mandiri 10, kemandirian dalam
seluruh aktivitas
1. Kebersihan dan kerapian ruangan : ruangan agak sedikit berdebu dan rapi
3. Sirkulasi udara : sirkulasi udara, di ruang tamu dan dapur terdapat jendela
37
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
ANALISA DATA
38
terasa nyeri Respon
Klien mengatakan merasa implamasi
tidak nyaman saat bergerak Gangguan
menigkat
karena nyeri.
mobilitas fisik
DO :
Klien melakukan aktifitas Pembesaran dan
menggunakan bantuan
penonjolan sendi
tongkat.
Klien terlihat berjalan
lambat. Kekakuan pada
Lutut klien tampak tremor
setelah kembali dari sendi
berjalan disekitar rumah
Pasien butuh bantuan saat
hendak ingin bangun dari Membatasi
duduknya
pergerakan sendi
Gangguan
mobilitas fisik
3. DS : Peningkatan asam
Klien mengatakan tidak bisa urat
tidur karena nyeri pada lutut saat
malam hari.
Nyeri sendi pada
Klien mengatakan tidur hanya Gangguan pola
sekitar 4 jam. malam hari
tidur
DO :
Klien tampak mengantuk Kekakuan pada
sendi
Klien tampak lelah dan lesu
Kantung mata klien
terlihat menghitam
39
C. Diagnosa Keperawatan
40
mobilitas fisik b/d asuhan keperawatan frekuensi jantung
kekakuan pada diharapkan klien dan tekanan darah
sendi mampu melakukan sebelum ambulasi
dimulai.
rentan gerak aktif dan
Identifikasi
ambulasi secara toleransi fisik
perlahan dengan melakukan
kriteria hasil : ambulasi.
1. Klien meningkat Bantu klien untuk
dalam aktivitas fisik. melakukan rentan
2. Mengerti tujuan gerak aktif maupun
rentang gerak
dari peningkatan
pasif pada sendi.
mobilisasi. Fasilitasi
3. Memperagaan melakukan
penggunaan alat bantu mobilisasi fisik,
dengan benar jika perlu.
Berikan motivasi
untuk
meningkatkan
kembali aktivitas
yang normal, jika
bengkak dan nyeri
telah berkurang.
3. Gangguan pola tidur Jumlah jam tidur identifikasi pola
berhubungan dengan dalam batas normal dan aktivitas tidur
nyeri 6-8 jam/hari. identifikasi faktor
Pola tidur dan penggangu tidur.
kualitas tidur dalam Jelaskan
batas normal. pentingnya tidur
Perasaan segar yang cukup
setelah tidur
Modifikasi
Mampu
mengidentifikasi hal-
lingkungan seperti
hal yang dapat kebersihan tempat
meningkatkan tidur. tidur
Kaloborasi
pemberian
obat tidur, jika
diperlukan
41
Keperawatan tanggal
1. Nyeri akut b/d Selasa, 23 Kunjungan I S : Klien
Agen cedera April Menanyakan mengatakan
biologis (Gout 2022 nyeri yang lutut kirinya
Arthritis) dirasakan klien nyeri karena
termasuk asam urat
lokasi, semenjak 5
karakteristik, bulan yang lalu.
durasi, P : Nyeri karena
frekuensi dan asam urat
kualitas nyeri. Q : Ditusuk- tusuk.
P : Nyeri karna R : Lutut kiri
asam urat. S:5
Q : Kram dan T : Hilang timbul.
nyeri seperti O:
ditusuk-tusuk. - Klien terlihat
R : Lutut kiri meringis
S:5 kesakitan saat
T : Hilang lutut ditekuk.
timbul. - Klien terlihat
Memberikan lebih nyaman
bantalan setelah lutut
dibawah lutut diberi bantalan.
klien selama - Kadar Asam
10 menit Urat 8,3 g/dl.
Perawat S A : Masalah
Memeriksa nyeri akut belum
kadar asam teratasi.
urat dalam P : Lanjutkan
darah. intervensi.
Kadar asam - Identifikasi
urat 8,3 g/dl. lokasi,
- Mengukur karakteristik,
tekanan darah durasi,
- Mengukur frekuensi,
suhu. kualitas,
-Menghitung intensitas
nadi. nyeri.
- Menghitung - Pantau kadar
42
pernapasan. asam urat.
TD : 140/80 - Indentifikasi
Mmhg. respons nyeri
N : 88x/menit. non verbal.
RR : 20 - Ajarkan teknik
x/menit. T : non
35,9 oC. farmakologi
Mengajarkan rileksasi napas
teknik non dalam.
farmakologi - Berikan posisi
relaksasi napas yang nyaman.
dalam dan - Berikan teknik
kompres air non
hangat . farmkologis
untuk
mengurangi
rasa nyeri (mis.
kompres
hangat).
- Kaloborasi
pemberian
Analgetik, jika
perlu.
Gangguan Selasa, 23 Kunjungan I S : Klien
mobilitas fisik April Menanyakan mengatakan sulit
2022 kepada klien bergerak aktif
tingkat karenalutut terasa
mobilisasi nyeri
klien. - Klien
Melihat mengatakan
kemampuan merasa tidak
untuk nyaman saat
mentransfer bergerak karena
dari tempat nyeri.
tidur ke kursi O: - TD : 140/90
dan demikian Mmhg. N : 87
pula x/menit. RR : 20
sebaliknya. x/menit. T : 36,2
Karena klien oC - -Klien
43
sulit untuk terlihat berjalan
berjalan secara lambat.
mandiri A: Masalah
gangguan
mobilitas fisik
belum teratasi.
P : Lanjutkan
intervensi.
- Memonitor
frekuensi
jantungdan
tekanan darah
sebelum
ambulasi
dimulai.
- Identifikasi
toleransi fisik
melakukan
ambulasi.
- Bantu klien
untuk
melakukan
rentan gerak
aktif maupun
rentan gerak
pasif pada sendi.
- Fasilitasi
melakukan
mobilisasi fisik,
jika perlu.
- Berikan
motivasi untuk
meningkatkan
kembali
aktivitas yang
normal, jika
bengkak dan
nyeri telah
berkurang.
44
Gangguan pola tidur Selasa, 23 Kunjungan I S:Klien
berhubungan dengan April Kaji pola tidur mengatakan
nyeri 2022 klien tidurnya hanya 4
Jelaskan jam karena nyeri
pentingnya tidur sering timbul
yang adekuat pada malam hari
kepada klien O : Mata klien
Identifikasi terlihat sayu dan
penyebab mengantuk.
gangguan tidur, - Terlihat
Fasilitasi klien lingkaran hitam
untuk tidur yang pada kelopak
adekuat seperti mata
lingkungan yang A : Masalah
bersih dan gangguan pola
nyaman, lampu tidur belom
yang redup, dan teratasi.
ruangan yang P : Lanjutkan
nyaman. intervensi.
Mengurangi - Identifikasi pola
aktivitas dan
penyebab tidur tidur.
terganggu - Identifikasi
Melihat faktor
karakteristik pengganggu
lingkungan yang tidur.
- Jelaskan
dapat
pentingnya tidur
meningkatkan yang cukup
potensi untuk - Kaloborasi
tidur pemberian obat
tidur, jika
perlu.Gunakan
alat bantu
berjalan(mis.
Kursi roda,
walker).
- Anjurkan
menggunakan
alas kaki yang
tidak licin.
45
2. Nyeri akut b/d Rabu, 24 Kunjungan II S : Klien
kondisi kronis April Menanyakan mengatakan nyeri
(Gout Arthritis) 2022 nyeri yang berkurang setelah
dirasakan klien diberi kompres
termasuk hangat.
lokasi, P : Nyeri karena
karakteristik, asam urat dan
durasi, banyak berjalan.
frekuensi dan Q : Ditusuk- tusuk.
kualitas nyeri. R : Lutut kiri.
P : Nyeri karna S:4
asam urat. T : Hilang timbul.
Q : Kram dan O: Klien terlihat
nyeri seperti lebih rileks.
ditusuk-tusuk. - Klien terlihat
R : Lutut lebih nyaman
kanan S : 4 A : Masalah nyeri
T : Hilang kronis teratasi
timbul. sebagian.
Melihat reaksi P : Lanjutkan
nonverbal dari intervesi.
klien - Identifikasi
Memposisiska lokasi,
n klien dengan Kaloborasi
lebih posisi pemberian
nyaman Analgetik, jika
Mengukur perlu.
tekanan darah.
Mengukur
suhu.
Menghitung
nadi.
Menghitung
pernapasan.
TD : 140/80
Mmhg. N :
84x/menit.
RR : 20
x/menit. T :
46
36,1 oC.
Memberikan
kompres
hangat untuk
mengurangi
intensitas
nyeri.
Gangguan Rabu, 24 Kunjungan II S : Klien
mobilitas fisik April Membantu mengatakan akan
2022 klien untuk melakukan
melakukan aktivitas sesuai
rentang gerak kemampuanya.
aktif. O : - Klien
Menganjurkan mampu
klien untuk melakukan
melakukan gerakan latihan
aktivitas dengan benar. -
sesuai dengan Klien dapat
kemampuanya melakukan ADL
. nya secara
Membantu mandiri.
klien A : Masalah
melakukan gangguan
ambulasi mobilitas fisik
menggunakan teratasi sebagian.
tongkat. P : Lanjutkan
intervensi.
- Memonitor
frekuensi
jantungdan
tekanan darah
sebelum
ambulasi
dimulai.
- Identifikasi
toleransi fisik
melakukan
ambulasi.
- Bantu klien
47
untuk
melakukan
rentan gerak
aktif maupun
rentan gerak
pasif pada sendi.
- Fasilitasi
melakukan
mobilisasi fisik,
jika perlu.
- Berikan
motivasi untuk
meningkatkan
kembali
aktivitas yang
normal, jika
bengkak dan
nyeri telah
berkurang.
Gangguan pola tidur Rabu, 24 mengkaji pola S:Klien
berhubungan dengan April tidur klien mengatakan
nyeri 2022 tidurnya sudah
menjelaskan
pentingnya tidur meningkat yaitu 5
yang adekuat jam karena nyeri
kepada klien sedikit berkurang
mengidentifikasi O : Mata klien
penyebab terlihat agak sayu
gangguan tidur, dan mengantuk.
memfasilitasi - Terlihat
klien untuk tidur lingkaran hitam
yang adekuat pada kelopak
menghilangkan mata berkurang
penyebab tidur A : Masalah
terganggu gangguan pola
Melihat tidur sebagian
karakteristik teratasi.
lingkungan yang P : Lanjutkan
dapat intervensi.
- Identifikasi pola
meningkatkan
48
potensi untuk aktivitas dan
tidur tidur.
- Identifikasi
faktor
pengganggu
tidur.
- Jelaskan
pentingnya tidur
yang cukup
Kaloborasi
pemberian obat
3. Nyeri akut Kamis, 25 Kunjungan III S :Klien
April Menanyakan mengatakan
2022 nyeri yang setelah
dirasakan klien menggunakan
termasuk lokasi, air hangan.
karakteristik, dikompres
durasi, frekuensi hangat nyeri
dan kualitas berkurang
nyeri. menjadi skala 2
P : Nyeri karna dan tidak kaku
asam urat. lagi.
Q : Kram dan P : nyeri karna
nyeri seperti Asam Urat
ditusuk-tusuk. berkurang kadang-
R : Lutut kadang tidak nyeri
kanan S : 5 :Klien terlihat
T : Hilang lebih rileks.
timbul. - Klien terlihat
Melihat reaksi lebih nyaman.
nonverbal dari - Kadar asam
ketidaknyaman urat 6,0 g/dl.
an A : Masalah
Memposisikan teratasi sebagian.
klien agar P : Hentikan
merasa intervensi.
nyaman.
Mengukur
kadar asam
urat
Memberikan
49
kompres
dengan air
hangat.
Gangguan Kamis, 25 Mengukur S : Klien
mobilitas fisik April tekanan darah. mengatakan
Mengukur hanya bisa
suhu. melakukan
Menghitung aktivitas yang
nadi. ringan.
Menghitung O : Klien
pernapasan. bergerak dengan
TD : 130/80 lambat dan
Mmhg. perlahan-lahan
N : 76x/menit. - Klien kooperatif
RR : 19 dalam
x/menit. T : melakukan
36,4oC. rentang gerak
Menanyakan aktif dan dapat
kepada klien melakukan
tingkat tanpa bantuan.
mobilisasi - Klien
klien. melakukan
Menganjurkan aktifitasnya
klien untuk menggunakan
melakukan tongkat.
aktivitas sesuai A : Masalah
dengan gangguan
kemampuanya. mobilitas fisik
teratasi sebagian.
P : Hentikan
intervensi.
Gangguan pola tidur Kamis, 25 mengkaji S :-
berhubungan dengan April pola tidur O : Klien sudah
nyeripada malam klien mulai tidur pulas
hari karena nyeri
apakah
sudah sudah berkurang
optimal setelah diberikan
Jelaskan terapi pada nyeri
pentingnya A : Masalah
50
tidur yang gangguan pola
adekuat tidur teratasi
kepada P : intervensi di
klien hentikan
Menganjurk
an kline
tidur cepat
apabila
nyeri
berkurang
51
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang kesenjangan antara teori yang didapat
dengan kenyataan yang ditemukan dilapangan. Pembahasan ini akan diuraikan dalam
5 tahap dari proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan
4.1 Pengkajian
kesenjangan dengan teori, pada saat pengkajian ada beberapa tanda dan gejala yang
ada pada teori.Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada Ny.N diketahui bahwa klien
menderita penyakit asam urat. Pada pengkajian dari proses keperawatan tidak jauh
berbeda dengan teori, karena saat pengkajian tanda dan gejala yang ada pada teori
ditemukan pada saat pengkajian dilapangan. seperti :klien mengeluh sakit sendi pada
lutut terasa seperti tertekan, panas serta semakin memberat makan yang mengadung
teori hanya saja tidak semua diagnosa yang ada diteori muncul dikasus.
52
3) Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri pada maam hari
ditandai dengan klien mengatatakan nyeri sendi pada lutut sebelah kiri seperti
tertusuk-tusuk dan tidak menyebar serta nyeri hilang timbul biasanya nyeri
berkurang saat di istirahatkan serta nyeri semakin memberat saat dibawa beraktivitas
meringis, dengan skala nyeri sedang 5 dan lutut bengkak, kadar asam urat :8,3mg/dL.
BAB/BAK, berpindah, kekamar kecil, mandi dan pakaian), screening fall 20 detik
( moderate to high risk for falling ). TD : 130/80 mmHg, N: 78x/I, RR: 20x/I, T: 36
o
C.
bergerak aktif karena lutut terasa nyeri dan kram, klien mengatakan nyeri saat
berjalan, klien mengatakan setelah melakukan aktivitas kaki terasa nyeri, klien
53
Menurut As’adi (2010) gejala penyakit asam urat akan mengalami peradangan
pada daerah satu atau beberapa daerah sendi lainnya. Sendi yang paling sering adalah
pada jari kaki yang pertama kali terkena.Tetapi juga pada sendi lutut dan perhelangan
kaki.Nyeri biasanya tajam dan dan terkadang bisa membuat lansia yang terkena susah
untuk berjalan. Menurut asumsi penulis teori yang dikemukakan sesuai dengan yang
terjadi pada klien karena nyeri asam urat terjadi kekakuan sendi, kelemahan otot
klien terjadi pada sendi lutut.kadar asam urat : 8,3mg/dL. Indeks kemandirian katz
kecil, mandi dan pakaian), screening fall 20 detik ( moderate to high risk for falling ).
3. Diagnosa yang ketiga yaitu gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
bisa tidur karena nyeri pada bagian lutut kiri, yang diakibatkan karena gout
arthritis,klien mengatakan tidur hanya sekitar 4 jam pada malam hari, klien tampak
mengantuk, kantung mata klien terlihat menghitam. Menurut Ernawati (2017) dalam
penelitian yang dilakukannya mengemukakan usia menjadi salah satu factor penentu
lamanya tidur yang dibutuhkan seseorang. Semakin tua usia, maka semakin sedikit
pula lama tidur yang dibutuhkan. Keluhan tentang kesulitan tidur waktu malam sering
54
yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis ditandai dengan klien
mengatatakan nyeri sendi pada lutut sebelah kiri seperti tertusuk-tusuk dan tidak
menyebar serta nyeri hilang timbul biasanya nyeri berkurang saat pasien di
mengkonsumsi makanan tinggi purin seperti, seperti jeroaan, kerang, wajah meringis,
dengan skala nyeri sedang 5 dan lutut bengkak, kadar asam urat :8,3 mg/dL. Indeks
berpindah, kekamar kecil, mandi dan pakaian), screening fall 20 detik ( moderate to
Intervensinya yaitu mengkaji PQRST dan pemberian kompres hangat pada daerah
bergerak aktif karena lutut terasa nyeri dan kram, klien mengatakan nyeri saat
berjalan, klien mengatakan setelah melakukan aktivitas kaki terasa nyeri, kekuatan
otot klien mengalami kelemahan pada kaki kiri dengan nilai 3, klien melakukan
aktivitas menggunakan tongkat, klien terlihat berjalan lambat. Menurut As’adi (2010)
gejala penyakit asam urat akan mengalami peradangan pada daerah satu atau
beberapa daerah sendi lainnya. Sendi yang paling sering adalah pada jari kaki yang
pertama kali terkena.Tetapi juga pada sendi lutut dan perhelangan kaki. Nyeri
biasanya tajam dan dan terkadang bisa membuat lansia yang terkena susah untuk
berjalan. Menurut asumsi penulis teori yang dikemukakan sesuai dengan yang terjadi
55
pada klien karena nyeri asam urat terjadi kekakuan sendi, kelemahan otot klien terjadi
pada sendi lutut.. Indeks kemandirian katz bernilai A ( kemandirian dalam hal makan,
kontinen BAB/BAK, berpindah, kekamar kecil, mandi dan pakaian), screening fall 20
detik ( moderate to high risk for falling ). TD : 130/80 mmHg, N: 78x/I, RR: 20x/I, T:
Diagnosa ketiga adalah gangguan pola tidur. Gangguan pola tidur yang
berhubungan dengan nyeri yang disebabkan karena adanya nyeri pada malam hari
akibat asam urat dan sangat menggangu tidur. Klien mengatakan tidur hanya
sekitar 4 jam, klien tampak mengantuk, kantung mata klien terlihat menghitam.
Perencanaan kaji jumlah jam tidur dalam batas normal 6-8 jam/hari, Intervensi yang
digunakan kaji pola tidur dan kualitas tidur dalam batas normal, dan mengidentifikasi
tindakan keperawatan pada Ny.N. Adapun implementasi yang telah dilakukan sebagai
mobilitas klien, melihat kemampuan untuk mentransfer dari tempat tidur ke kursi dan
56
menganjurkan klien dan keluarga untuk memperhatikan lingkungan tempat tidur
untuk mengatasi nyeri pada sendi dan kaki untuk meminimalkan gangguan pola tidur.
4.5 Evaluasi
Pada langkah ini perawat menetapkan apakah hasil akhir sesuai dengan
diharapkan bagi klien serta mencapai tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan. Dari
pelaksanaan tindakan yang sudah dilakukan diatas, maka hasil evaluasi yang
didapatkan adalah:
1. Nyeri Akut pada hari pertamabelum memiliki hasil evaluasi yang baik dimana
kritetia hasil belum tercapai, hari kedua hasil evaluasi dari setiap tindakan
yang sudah dilakukan sudah menunjukan perubahan yang lebih baik dan
pertemuan ke tiga masalah sebagian teratasi. Hal ini ditunjukan dengan skala
awal nyeri 5 dan menjadi 2 pada hari ketiga, dan telah diajarkan teknik
2. Gangguan mobilitas fisik pada hari pertama belum memiliki hasil evaluasi
yang baik dimana kretia hasil belum tercapai, hari kedua hasil evaluasi dari
setiap tindakan yang telah dilakukan sudah menunjukan perubahan yang lebih
baik dan pertemuan ke tiga masalah belum teratasi, hal ini dibuktikan dengan
57
3. Gangguan pola tidur dimana klien mengatakan nyeri pada malam hari dan
nyeri sangat menggagu tidur klien sehingga klien merasa mengantuk, dan
tampak lelah pada siang hari saat melakukan aktivitas dan keluarga klien juga
tampak membersihkan kamar tidu agar tampak bersih dan mudah untuk tidur.
Masalah gangguan pola tidur teratasi karena adanya tindakan individu atau
58
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Desa Gelelah Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2022 di peroleh
Fisik, dan gangguan pola tidur. Tidak semua diagnosa yang terdapat pada
prioritas masalah dan distandarkan pada intervensi tindakan yang disusun dan
59
5. Hasil evaluasi yang telah dilaksanakan merupakan penilaian tentang
sudah terpenuhi.
5.2 Saran
1. Bagi Penulis
literatur kepustakaan untuk kelanjutan dari laporan yang penulis susun ini.
3. Bagi Institusi
60
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Nablory. 2011. Cara Mencegah dan Mengobati Asam Urat dan Hipertensi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Badan Pusat Statistik. (2018). Statistik Penduduk Lanjut Usia. Jakarta: Badan Pusat
Statistik.
Diantari, Ervi, and Aryu Candra. Pengaruh Asupan Purin Dan Cairan Terhadap Kadar
Asam Urat Pada Wanita Usia 50-60 Tahun Di Kecamatan Gajah Mungkur,
Semarang. dissertation. Diponegoro University, 2013.
Fitriana, Rahmatul. (2016). Cara Cepat Usir Asam Urat. Yogyakarta: Medika.
Fatimah. 2017. Merawat Manusia Lanjut Usia. Jakarta Timur: CV.Trans Info Media
Hidayat, A. A. (2017). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis
Kholifah, Siti Nur. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan. Keperawatan
Gerontik.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wpcontent/uploads/2017/08/Kepe
rawatan-Gerontik-Komprehensif.pdf.
Noor, Helmi Z.. 2016. Buku Ajar Gangguan Muskuloskletal. Jakarta Selatan:
Salemba Medika
Nurarif, Amin Huda, Hardhi Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA Nic-Noc. Jilid 2. Yogyakarta:
Mediaction.
2. Berpakaian
Mandiri : Mengambil baju dari
lemari, memakai pakaian, √
melepaskan pakaian,
mengancingi/mengikat pakaian.
Tergantung : Tidak dapat memakai
baju sendiri atau hanya sebagian
3. Ke Kamar Kecil
Mandiri : Masuk dan keluar dari
kamar kecil kemudian √
membersihkan genetalia sendiri
Tergantung : Menerima bantuan
untuk masuk ke kamar kecil dan
menggunakan pispot
4. Berpindah
Mandiri : Berpindah ke dan dari
tempat tidur untuk duduk, bangkit
dari kursi sendiri Bergantung :
Bantuan dalam naik atau turun dari
tempat tidur atau kursi, tidak
melakukan satu, atau lebih
perpindahan
5. Kontinen
Mandiri : BAK dan BAB
seluruhnya dikontrol sendiri
Tergantung : Inkontinensia parsial √
atau total; penggunaan
kateter,pispot, enema dan pembalut
( pampers )
6. Makan
Mandiri : Mengambil makanan
dari piring dan menyuapinya sendiri √
Bergantung : Bantuan dalam hal
mengambil makanan dari piring dan
menyuapinya, tidak makan sama
sekali, dan makan parenteral (NGT)
Analisis hasil :
Nilai 24-30 : Normal
Nilai 17-23 : gangguan kognitif ringan
Nilai 0-16 : gangguan kognitif berat
c. APGAR keluarga:
Pengkajian APGAR Keluarga
Penilaian :
Nilai : 0-3 : Disfungsi keluarga sangat tinggi
Nilai : 4-6 : Disfungsi keluarga sedang
d. Skala Depresi:
GERIATRIC DEPRESSION SCALE
( SKALA DEPRESI )
NO Pertanyaan
1. APAKAH ANDA SEBENARNYA YA
PUAS DENGAN KEHIDUPAN
ANDA?
2. APAKAH ANDA TELAH YA
MENINGGALKAN BANYAK
KEGIATAN DAN
MINAT/KESENANGAN ANDA
3. APAKAH ANDA MERASA YA
KEHIDUPAN ANDA KOSONG?
4. APAKAH ANDA SERING MERASA YA
BOSAN?
5. APAKAH ANADA MEMPUNYAI TIDAK
SEMANGAT YANG BAIK SETIAP
SAAT?
6. APAKAH ANDA MERASA TAKUT YA
SESUATU YANG BURUK AKAN
TERJADI PADA ANDA?
7. APAKAH ANDA MERASA YA
BAHAGIA UNTUK SEBAGIAN
BESAR HIDUP ANDA?
8. APAKAH ANDA MERASA SERING YA
TIDAK BERDAYA?
9. APAKAH ANDA LEBIH SERING YA
DIRUMAH DARIPADA PERGI
KELUAR DAN MENGERJAKAN
SESUATU HAL YANG BARU?
10. APAKAH ANDA MERASA TIDAK
MEMPUNYAI BANYAK MASALAH
DENGAN DAYA INGAT ANDA
DIBANDINGKAN KEBANYAKAN
ORANG ?
11. APAKAH ANDA PIKIR BAHWA TIDAK
KEHIDUPAN ANDA SEKARANG
MENYENANGKAN?
12. APAKAH ANDA MERASA TIDAK YA
BERHARGA SEPERTI PERASAAN
ANDA SAAT INI?
13. APAKAH ANDA MERASA PENUH TIDAK
SEMANGAT?
14. APAKAH ANDA MERASA BAHWA YA
KEADAAN ANDA TIDAK ADA
HARAPAN?
15. APAKAH ANDA PIKIR BAHWA YA
ORANG LAIN, LEBIH BAIK
KEADAANNYA DARIPADA ANDA?
No LANGKAH
1. MINTA PASIEN BERDIRI DI SISI TEMBOK DENGAN
TANGAN DI RENTANGKAN
2. KEDEPAN 2 BERI TANDA LETAK TANGAN I
3. MINTA PASIEN CONDONG KEDEPAN TANPA MELANGKAH
SELAMA 1-2 MENIT, DENGAN TANGAN DIRENTANGKAN KE
DEPAN
4. BERI TANDA LETAK TANGAN KE II PADA POSISI
CONDONG
5. UKUR JARAK ANTARA TANDA TANGAN I & KE II
INTERPRETASI :
USIA LEBIH 70 TAHUN : KURANG 6 INCHI : RESIKO ROBOH
INTERPRETASI :
Score: ≤ 10 detik : Risiko jatuh rendah
11 - 19 detik : Risiko jatuh rendah sampai sedang
20 – 29 detik : Risiko jatuh sedang sampai tinggi
≥ 35- 40 detik : Gangguan yang berisiko jatuh
Pengkajian Skala Norton
Skala Norton menilai 5 faktor antara lain
1. Kondisi fisik
2. Status mental
3. Tingkat aktivitas
4. Mobilitas
5. Inkotinensia
SANGAT TERBATAS 2
TIDAK BISA BERGERAK 1
5. INKONTINESIA
TIDAK ADA 4
KADAND-KADANG 3
SERING INKONTINENSIA URIN 2
INKONTINENSIA ALVI DAN URIN 1