Tesis
Diajukan Oleh :
MARIATI
07 / 260968 / PKU / 09269
Kepada
PROGRAM PASCA SARJANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GAJAH MADA
YOGYAKARTA
2009
Tesis
KEP ATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI
OBAT MALARIA DAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH
DI RSUD DR. M. YUNUS KOTA BENGKULU
~.-
Prof.dr. M. Hakimi, SpOG(K), PhD dr. Sulanto Saleh Danu, SpFK
.....................................
Pembimbing Pendamping I
~Inh,
dr. Shinta l>r~sari, SpOG, M.Ke,s\ "' SpOG(K),MPH,PhD
.....................................
Pembimbing Pendamping II
..................................... .........................................
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar keserjanaan di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat
karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali
yang secara tertulis diacuh dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka.
Mariati
iii
KATA PENGANTAR
iv
ruang neonatus, teman-teman bidan serta ibu-ibu responden yang
telah membantu penulis.
5. Suamiku tercinta Agus Fatkhurrohman dan anak-anakku tersayang:
Robertho maxum hananda adiosholeh, Fimaxumi ahmad rohul
qobidlutsani, Muhammad maxum thooriq ibnu tsalist, Muhammmad
maxum “asim ibnu arba” dan sikecil Muhammad maxum aljabbar
ibnu homsa yang telah banyak berkorban dan selalu memberikan
do’a serta semangat selama menjalani pendidikan.
6. Ayah dan Ibu serta saudara-saudaraku tersayang, yang selalu
memberikan do’a dan dukungan moril dalam menjalani pendidikan .
7. Teman-teman Program Studi PascaSarjana Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta, khususnya Minat Kesehatan Ibu dan Anak - Kesehatan
Reproduksi Angkatan Tahun 2007 yang telah turut memberikan
semangat penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
8. Semua pihak yang telah ikut membantu dalam kelancaran
penulisan ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan
tesis ini. Oleh karena itu penulis terbuka untuk kritik dan saran yang
sifatnya membangun untuk perbaikan tesis ini.
Akhir kata semoga Allah SWT selalu melimpahkan karunia-Nya
kepada kita semua dan semoga tesis ini bermanfaat bagi semua pihak
dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Penulis
v
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL .....…… ……………………………………………….... i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... ii
PERNYATAAN................ ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR............ ................................................................... iv
DAFTAR ISI ................... ........................................................................ vi
DAFTAR TABEL ................. ................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .............. .................................................................. ix
INTISARI .............................. .................................................................. x
ABSTRACT........................... .................................................................. xi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Perumusan Masalah................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian.................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian................................................................... 5
E. Keaslian Penelitian................................................................. 5
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Hal
Gambar 1 Alur pemeriksaan dan pengobatan penderita malaria pada
Kehamilan................................................................ 9
ABSTRACT
Background: Malaria still poses a main health problem in the world and each
year it is estimated that 50 million women are infected by malaria and more than
30 million pregnant women in developing countries suffer from malaria. Malaria
infection increases the incidence of anemia in pregnant women and of Low Birth
Weight (LBW). The causes of increased malaria cases are, among others,
malaria transmission due to unfinished treatment of malaria patients, increased
anti-malaria drug resistance, and many untreated malaria patients. The rate of
malaria morbidity in Bengkulu Municipality is 30.58 per 1000 citizens measured
based on AMI.
Objective: To study the relationship between pregnant women’s compliance in
taking malaria drug and incidence of low birth weight at Dr. M. Yunus General
Hospital in Bengkulu Municipality.
Method: This was an observational study using a case control study design.
Subjects were normal delivery with LBW as case (n=46) and NBW as control
(n=46). Samples were taken using systematic random sampling. The study
instruments were questionnaire, MCH register book and malaria treatment
register book. The analysis comprised univariable analysis, bivariable analysis
using chi-square, and multivariable using logistic regression.
Results: There was a significant relationship between compliance in malaria
treatment and LBW p= 0.001; OR= 4.13 and between parity and LBW p= 0.019;
OR; 2.76. There was a significant difference between trimester 1 and trimester 2
and LBW p= 0.001; OR 10.85 but there was no significant different between
trimester 1 and trimester 3 and LBW p= 0.298; OR; 0.43. There was a significant
difference between age < 20 years and 20-35 years and LBW p= 0.026; OR=
2.84 but there was no significant relationship between age 20-35 years and > 35
years and LBW p= 0.853; OR= 0.88. Ultimately, there was a significant
relationship between irregular ANC and regular ANC and LBW p= 0.021; OR=
2.65.
Conclusion: Incompliance in taking malaria drug during pregnancy had a risk of
LBW. Proportion of LBW was greater in women that did not comply with malaria
treatment during pregnancy. There was a significant relationship between
compliance in malaria treatment during pregnancy and LBW.
A. Latar Belakang
1
2
9.422 orang jadi angka kejadian malaria dalam kehamilan sebesar 1413
orang atau 14.99%. Target Indonesia sehat 2010 menurunkan kejadian
malaria sebesar 5 per 1000 penduduk, salah satu upaya yang telah
dilakukan pemeritah daerah Bengkulu dalam rangka menurunkan angka
kejadian malaria selain pemeriksaan darah dan pengobatan adalah
pembagian kelambu gratis bagi keluarga yang ada ibu hamil dan balita.
Berdasarkan badan pusat statistik (BPS) angka kematian bayi
secara nasional sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup (KH). Pada tahun
2001 angka kejadian bayi berat lahir rendah di Indonesia sebesar 3-13%,
dalam setahun sekitar 89.000 bayi meninggal dan 29% disebabkan oleh
kejadian BBLR (BPS, 2003). Di Kota Bengkulu angka kematian bayi terus
meningkat setiap tahunnya. Tahun 2006, angka kematian bayi sebesar
101 orang dari 1518 persalinan atau 66.53 per 1000 KH, pada tahun
2007 terjadi peningkatan angka kematian bayi di Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Bengkulu sebesar 134 orang atau 73 per 1000 KH, dengan
rincian BBLR 61 bayi, Aspiksia 42 bayi dan penyebab lain 31 bayi. Angka
ini sangat tinggi dibandingkan dengan angka kematian secara nasional.
Selain itu angka kejadian BBLR di RSUD. Dr.M.Yunus Kota Bengkulu
terus meningkat pada tahun 2007 sebesar 266 orang dari 1802 (14.76%)
kelahiran, pada tahun 2008 kejadian BBLR sebesar 293 orang dari 1592
kelahiran (18.40%) (RSUD Bengkulu, 2007).
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka perlu
dilakukan penelitian mengenai kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi
obat malaria terhadap kejadian bayi berat lahir rendah di Rumah Sakit
Umum Dr.M.Yunus Kota Bengkulu.
5
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi
obat malaria dan kejadian bayi berat lahir rendah di Rumah Sakit Umum
Daerah Dr.M.Yunus Kota Bengkulu.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui proporsi kejadian bayi berat lahir rendah pada ibu yang
patuh dalam mengkonsumsi obat malaria dan ibu yang tidak patuh
dalam mengkonsumsi obat malaria.
b. Mengetahui risiko ketidakpatuhan dalam mengkonsumsi obat malaria
dan kejadian bayi berat lahir rendah.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan dari penelitian ini diperoleh informasi ilmiah
tentang hubungan antara kepatuhan pengobatan malaria dengan kejadian
bayi berat lahir rendah guna mencegah terjadinya gangguan pertumbuhan
dan dapat dilakukan intervensi secara dini.
2. Manfaat praktis
Bermanfaat bagi pemerintah daerah dalam penyusunan program
dan rencana kegiatan di Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu khususnya
program kesehatan ibu dan anak.
6
E. Keaslian Penelitian
1. Penelitian Silva et al. (2006) berjudul “Which Factor Could Explain The
Low Birth Weight Paradox?” yang dilakukan terhadap 2439 persalinan
dengan desain kohort, meneliti tentang dampak dari paritas, kebiasaan
ibu merokok, usia ibu, sosial ekonomi, dan tindakan seccio caesaria
(SC). Diperoleh hasil bahwa ibu yang mempunyai paritas ≥ 5
mempunyai risiko 2,04 (95% CI; 1,33-3,12) kali untuk mengalami BBLR
dibanding ibu yang mempunyai paritas 2-4 anak. Perbedaan dengan
penelitian ini pada variabel penelitian dan desain penelitian yaitu pada
variabel independent adalah kepatuhan pengobatan dengan desain
case control sedangkan pada penelitian Silva variabel independen
paritas dengan desain kohort.
2. Penelitian Deshmukh et al. (1998) berjudul ”Low Birth Weight and
Associated Maternal Factor in an Urban Area” yang dilakukan terhadap
210 ibu hamil dengan desain study cohort. Diperoleh hasil bahwa
prevalensi bayi berat lahir rendah 30.3%. Terdapat perbedaan yang
bermakna terhadap berat badan lahir bayi antara primipara dan multi
para (p=<0.05), antara sosial ekonomi rendah dan sosial ekonomi
tinggi (p= < 0.001). Perbedaan dengan penelitian ini adalah kalau pada
penelitian Deshmukh meneliti faktor-faktor yang menyebabkan bayi
berat lahir rendah sedang pada penelitian ini melihat hubungan antara
pengobatan dengan kejadian bayi berat lahir rendah.
3. Penelitian Menendez et al. (2008) berjudul ”A Randomized Placebo-
Controlled Trial of Intermittent Preventive Treatment in Pregnancy
Women in the Context of Insecticide Treated Nets Delivered Through
The Antenatal Clinic” yang dilakukan terhadap 1030 subjek dengan
desain eksperimen. Diperoleh hasil bahwa tidak terdapat perbedaan
berat badan lahir rendah antara kelompok plasebo dan kelompok
perlakuan RR = 0. 99 (95% CI; 0.70-1.39), prevalensi anemia RR =
0.92 (95% CI; 0.79-1.08) dan kejadian infeksi plasenta (p=0.964).
7
A. Penyakit Malaria
1. Pengertian
Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa
obligat intraseluler dari genus plasmodium (Harijanto, 2000). Penyebab
penyakit malaria adalah plasmodium falciparum, P. vivax, P. malariae dan
P. ovale. Penyebab yang paling sering adalah plasmodium falcifarum.
Diperkirakan sekitar 700.000 sampai 2.7 juta orang meninggal akibat
penyakit malaria dari jenis plasmodium falcifarum (Samak, 2004).
8
9
Dengan
gejala
Trimester 1 Trimester 2-3 Klorokuin 4-4-2 malaria
(3 hari)
Pemeriksaan
sediaan darah
Kina 3 x 2 Artesunat
(7 hari) dan
amodiakui
Positif p. faciparum Positif p. Negatif
atau mix vivax, ovale
faktor perilaku ini ditentukan oleh tiga kelompok faktor, yaitu perilaku
seseorang berhubungan dengan faktor predisposisi, faktor pemungkin
atau enabling factors dan faktor penguat atau reinforcing factors. Oleh
sebab itu, akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan perilaku serta
hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kepatuhan, adalah:
1. Faktor Predisposisi (Predisposing Factors)
Faktor predisposisi mencakup pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai
dan persepsi, berkenaan dengan motivasi seorang atau kelompok
untuk bertindak. Dalam arti umum, kita dapat mengatakan faktor
predisposisi sebagai preferensi pribadi yang dibawa seseorang atau
kelompok kedalam suatu pengalaman belajar. Hal ini mungkin
mendukung atau menghambat perilaku sehat dalam setiap kasus,
faktor ini mempunyai pengaruh. Faktor demografis seperti status
sosial-ekonomi, umur, jenis kelamin dan ukuran keluarga saat ini juga
penting sebagai faktor predisposisi.
2. Faktor Pendukung (Enabling Factors)
Faktor pendukung mencakup berbagai keterampilan dan sumber daya
yang perlu untuk melakukan perilaku kesehatan. Sumber daya itu
meliputi fasilitas pelayanan kesehatan, personalia klinik atau sumber
daya yang serupa itu. Faktor pendukung ini juga menyangkut
keterjangkauan berbagai sumber daya yaitu biaya, jarak, ketersediaan
transportasi, waktu dan sebagainya.
3. Faktor Penguat (Reinforcing Factors)
Faktor penguat adalah faktor yang menentukan tindakan kesehatan
memperoleh dukungan atau tidak. Sumber penguat bergantung pada
tujuan dan jenis program. Didalam pendidikan pasien, faktor penguat
bisa berasal dari perawat, bidan dan dokter, pasien lain dan keluarga.
Perilaku ketaatan sering diartikan sebagai usaha pasien untuk
mengendalikan perilakunya, bahkan jika hal tersebut bisa menimbulkan
risiko mengenai kesehatannya (Taylor disitasi Smet, 1994). Perubahan
sikap dan perilaku individu dimulai dengan tahap kepatuhan, identifikasi,
12
1. Pengertian
Menurut Guyat dan Snow (2004) bayi berat lahir rendah
didefinisikan sebagai bayi berat lahir kurang dari 2500 gram, dengan
mengabaikan penyebab dan tanpa memperhatikan umur kehamilan pada
waktu lahir kurang dari 37 mg , bayi berat lahir rendah aterm apabila umur
kehamilan lebih dari 37 minggu tetapi mengalami intra uterine growth
retardation atau kedua-duanya. Bayi berat lahir rendah adalah bayi
dengan berat lahir kurang dari 2500 gram terlepas dari masa
kehamilannya, yang ditimbang pada saat lahir sampai 24 jam pertama
setelah kelahiran (Depkes, 2006).
16
2. Epidemiologi
Penelitian Silva et al. (2006) diperoleh hasil bahwa berat bayi lahir
antara 500-1.499 gram sebesar 1.1%, berat lahir antara 1.500-2.499 gram
sebesar 6.6%, berat lahir antara 2.500-2.999 sebesar 23.8%, dan berat
lahir ≥ 3000 gram sebesar 68.6%. Pada penelitian yang sama diperoleh
hasil bahwa jika dibanding dengan usia ibu 20 – 34, ibu dengan usia < 18
tahun mempunyai OR = 2.06 (95% CI; 1.41-3.00), ibu dengan usia 18-19
tahun mempunyai OR = 0.98 (95% CI; 0.61-1.48) dan ibu dengan usia ≥
35 mempunyai OR = 1.00 (95% CI; 0.45-2.21) untuk terjadinya bayi berat
lahir rendah.
17
1. Paritas
Pada penelitian Deshmukh et al. (1998) diperoleh hasil prevalensi
kejadian bayi berat lahir rendah sebesar 30.3%. Rata-rata usia ibu dengan
bayi berat lahir rendah 22.4 tahun, sedangkan ibu dengan bayi berat lahir
normal 22.9 tahun. Rata-rata jarak kelahiran pada bayi berat lahir rendah
26.2 bulan sedangkan pada bayi berat badan lahir normal 29.5 bulan.
Terdapat perbedaan yang bermakna berat badan lahir bayi antara
primigravida dengan multigravida (p= < 0.05). Pada penelitian yang sama
diperoleh hasil bahwa ibu dengan paritas 1 (primipara) mempunyai risiko
1.58 (1.20-2.10 CI 95%) untuk terjadinya bayi berat lahir rendah dibanding
18
dengan ibu paritas > 1 (multipara). Keadaan ini dapat disebabkan oleh
perhatian ibu yang kurang mengenai asupan nutrisi selama kehamilan.
Penelitian Kiwuwa et al. (2008) tentang pencegahan malaria
dengan kelambu diperoleh hasil bahwa ibu dengan paritas 1 sebesar
17.7% sedangkan ibu dengan paritas > 1 sebesar 84.7%. Penelitian yang
dilakukan oleh Menendez (2008) terhadap 1030 subjek penelitian
diperoleh hasil bahwa rata-rata paritas pada kelompok plasebo (tanpa
sulphadoxine-pyrimethamin) 3.12, sedangkan pada kelompok perlakuan
(sulphadoxine-pyrimethamin) 3.09. Pada penelitian yang sama diperoleh
hasil bahwa berdasarkan paritas tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara kelompok plasebo (tanpa sulphadoxine-pyrimethamin) dan
kelompok perlakuan (p = 0.809) terhadap pengobatan malaria.
Angka kematian neonatal lebih banyak terjadi pada kelompok
paritas 2-11 anak jika dibanding dengan paritas 1 anak. Terdapat
perbedaan yang signifikan antara paritas 1 anak dengan paritas 2-11 anak
terhadap kejadian bayi berat lahir rendah (p= 0.09; OR = 3.3). Pada
penelitian yang sama diperoleh hasil bahwa jika dibanding dengan ibu
paritas 1 anak, risiko ibu dengan paritas 2-4 anak OR = 4.6, ibu dengan
paritas 5-11 anak OR = 7.6. Hal ini dapat disebabkan karena perhatian
pada multigravida yang rendah mengenai asupan gizi selama kehamilan
(Arad et al., 2001).
Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok
perlakuan dengan kelompok plasebo terhadap kejadian bayi berat lahir
rendah (P= 0.824) dimana RR = 1.06 (95%CI; 0.66-1.70). Pada paritas 1-
3 anak tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok
perlakuan (sulphadoxine-pyrimethamin) dengan kelompok plasebo (tanpa
sulphadoxine-pyrimethamin) terhadap kejadian bayi berat lahir rendah p =
0.197 dimana RR = 1.55 (95% CI; 0.79-3.02). dan pada paritas > 4 anak
terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan
(sulphadoxine-pyrimethamine) dan kelompok plasebo terhadap kejadian
19
bayi berat lahir rendah p = 0.038 dimana RR = 0.46 (95% CI; 0.22-0.98)
(Menendez, 2008).
Penelitian Silva et al. (2006) yang dilakukan terhadap 2439
kelahiran diperoleh hasil bahwa ibu dengan paritas 1 anak mempunyai OR
= 1.82 (95% CI; 1.32-2.49) dibanding dengan ibu paritas 2-4 untuk
terjadinya berat badan lahir rendah dan ibu dengan paritas ≥ 5 anak
mempunyai OR = 1.22 (95% CI; 0.55-2.74) dibanding dengan ibu paritas
2-4 anak untuk terjadinya berat badan lahir rendah. Terdapat perbedaan
yang signifikan antara paritas dengan berat badan lahir (p= < 0.001),
dimana semakin tinggi paritas ibu maka semakin besar kemungkinan
kejadian bayi berat lahir rendah (Bisai et al., 2006).
Penelitian Guyatt and Snow (2004) diperoleh hasil bahwa ibu
dengan paritas ≥ 2 anak mempunyai prevalensi risiko = 2.06 (95% CI;
1.76-2.27) dibanding dengan ibu yang mempunyai paritas 1 untuk
kejadian bayi berat lahir rendah. Pada penelitian yang berbeda yang
dilakukan oleh Eijk et al. (2004) tentang pengobatan malaria pada ibu
hamil diperoleh hasil bahwa primigravida sebesar 46.5%, sedangkan
53.5% merupakan multigravida.
2. Usia Ibu
Dasuki et al. (1998) memperoleh hasil bahwa ibu hamil pada usia <
20 tahun mempunyai risiko 4 kali lebih besar melahirkan BBLR. Hal ini
terkait dengan kondisi yang terjadi pada usia remaja dimana terjadi
kompetensi kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan ibu pada usia remaja
dan kebutuhan janinnya dan usia ibu yang beresiko melahirkan BBLR
adalah pada usia kehamilan <17 atau >34 tahun (Thompson et al., (2007).
Menendez (2008) menemukan bahwa usia rata-rata ibu pada
kelompok perlakuan (sulphadoxine-pyrimethamin) 24.31 tahun sedangkan
pada kelompok plasebo (tanpa sulphadoxine-pyrimethamin) 24 tahun.
Pada penelitian yang sama diperoleh hasil bahwa tidak terdapat
perbedaan usia ibu antara kelompok perlakuan (sulphadoxine-
20
3. Umur Kehamilan
Penelitian yang dilakukan oleh Menendez (2008) terhadap 1030
subjek penelitian diperoleh hasil bahwa rata-rata usia kehamilan pada
kelompok plasebo (tampa sulphadoxine-pyrimethamin) 39.55 minggu,
sedangkan pada kelompok perlakuan (sulphadoxine-pyrimethamin) rata-
rata usia kehamilan 39.70 minggu. Pada penelitian yang sama diperoleh
hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara usia
kehamilan pada kelompok perlakuan dan kelompok plasebo terhadap
berat badan lahir bayi (p = 0.081).
Kekebalan yang menurun selama kehamilan dapat meningkatkan
prevalensi densitas parasit malaria berat (Ayisi et al. 2004). Penelitian
yang dilakukan Yartey (2006) diperoleh hasil bahwa sekitar 2-15% ibu
hamil dengan anemia, 8-36% ibu dengan prematuritas, 13-70% terjadi
gangguan pertumbuhan dan 8-14% terjadi bayi berat lahir rendah.
Tingginya kejadian anemia pada ibu hamil disebabkan karena proses
hemodelusi sehingga terjadi pengenceran sel darah merah terutama pada
21
berat badan lahir rendah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang bermakna antara ANC sangat teratur, teratur,
tidak teratur, dan tidak pernah ANC terhadap kejadian bayi berat lahir
rendah (p = 861).
E. Landasan Teori
F. Kerangka Teori
Kepatuhan
Malaria Ibu hamil Pengobatan Tidak patuh
malaria berobat
Plasenta
Paritas
Aquired sequestration,
Immunity Atered Kompetisi
placental dan asupan
integrity gizi
sequestration
Usia ibu
Asymptomatic
Fetus
Infection Umur Hemodilusi
Abortus, Still
birth, kehamilan
congenital
infection
ANC Deteksi
Anemia komplikasi
Less nutrition
transportation
G. Kerangka Konsep
Variabel luar
- Paritas
- Usia Ibu
- Umur kehamilan
saat terkena
malaria
- Antenatal Care
H. Hipotesis Penelitian
METODE PENELITIAN
25
26
Riwayat hamil
Pengobatan dengan malaria
malaria patuh Bayi berat
lahir normal
Pengobatan
malaria tidak
patuh teratur
1. Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah semua bayi yang dilahirkan oleh ibu
yang mendapat pengobatan malaria di rumah sakit umum daerah
Dr.M.Yunus Kota Bengkulu. Subjek penelitian dibagi menjadi 2 kelompok
yaitu kelompok kasus dan kontrol. Kasus adalah bayi berat lahir rendah (<
2500 gram) yang dilahirkan oleh ibu yang menderita malaria dan
mendapat pengobatan malaria, dan kontrol adalah bayi berat lahir normal
(≥ 2500 gram) yang dilahirkan oleh ibu yang menderita malaria dan
mendapat pengobatan malaria.
Kriteria inklusi :
a. Ibu yang dalam masa kehamilan menderita penyakit malaria dan
mendapatkan pengobatan malaria.
b. ibu yang bersedia menjadi responden penelitian.
27
Kriteria eksklusi
a. Ibu dengan kelahiran gamelli.
b. Bayi lahir dari ibu yang menderita penyakit infeksi kronis (TB, HIV,
pre-eklamsi dan eklamsi).
c. Bayi lahir dari ibu yang menderita gizi kurang.
n=
{Z 1 }
− α / 2 2 P2 * (1 − P2 *) + Z 1 − β P1 * (1 − P1 *) + P2 * (1 − P2 *)
2
(P1 * − P2 *)2
Z1-α : Level of significance, α 0,05 = 1.96
Z1-β : Power of the test (95 %)
OR : 4.61 (Penelitian Lisa Denoeud, 2008)
(OR) P2 *
P1 0.560 Dimana P1 =
:
(OR) P2 * + (1 − P2 *) .
P2 : 0.217 (berdasarkan penelitian Lisa denoeud, 2008)
Eksklusi Eksklusi
Inklusi Inklusi
Systematic
random sampling Systematic
random sampling
C. Variabel Penelitian
D. Definisi Operasional
Tabel 2. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran
Skala Penilaian
Variabel adalah kepatuhan ibu mengkonsumsi obat malaria Nominal 1 = tidak patuh
Independen sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. 0= patuh
Kepatuhan Dikatakan patuh jika subjek minum obat sesuai
pengobatan dengan jadual yang ditentukan menurut Depkes RI
malaria (2006) tentang pengobatan malaria dan dikatakan
tidak patuh jika subjek tidak minum obat sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan.
Dependen Merupakan berat badan bayi saat kelahiran kurang Nominal 1= ya
Bayi berat lahir dari 2500 yang dihitung dengan satuan gram yang 0= tidak
rendah tercatat dalam register persalinan RSUD Dr.M.Yunus
Bengkulu. Dikategorikan menjadi 2 yaitu ya dan
tidak. Dikatakan ya jika berat lahir < 2500 gram dan
dikatakan tidak bila berat lahir ≥ 2500 gram .
Variabel luar Jumlah anak yang pernah dilahirkan pada saat Nominal 0= primigravida
Paritas penelitian/pengumpulan data yang diklasifikasikan 1= multigravida
menjadi 2 yaitu primigravida dan multigravida.
Dikatakan primigravida jika subjek penelitian hanya
mempunyai 1 anak, dan dikatakan multigravida jika
subjek mempunyai anak 2 atau lebih.
Usia Ibu Adalah umur ibu saat kehamilan yang terakhir yang Ordinal 1= Usia < 20 thn
didasarkan pada ulang tahun terakhir ibu. Yang 0= usia 20-34 thn
dikategorikan menjadi 3 yaitu usia < 20 tahun, 20-34 2= usia ≥ 35 thn
tahun dan usia ≥ 35 tahun. (Silvia et al. 2006)
Umur kehamilan Umur kandungan ibu saat terdiagnosa penyakit Ordinal 0= Trimester 1
malaria pertama kali yang dihitung dari HPMT 1= trimester 2
sampai lahirnya bayi. Dikategorikan menjadi 3 yaitu 2= trimester 3
trimester 1, trimester 2 dan trimester 3. dikatakan
trimester 1 jika umur kehamilan 0-12 minggu,
trimester 2 umur kehamilan 13-28 minggu, trimester
3 umur kehamilan 29-42 minggu.
Antenatal care Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan oleh ibu Nominal 1=tidak teratur
hamil pada tenaga kesehatan (ANC). Dikategorikan 0= teratur
menjadi 2 yaitu teratur ANC dan tidak teratur.
Dikatakan teratur jika ibu melakukan ANC 4 kali
selama kehamilan yaitu 1 kali pada trimester 1, 1 kali
pada trimester 2 dan 2 kali pada trimester 3.
Dan dikatakan tidak teratur jika ibu tidak melakukan
ANC yaitu 1 kali pada trimester 1, 1 kali pada
trimester 2 dan 2 kali pada trimester 3.
30
E. Instrumen Penelitian
1. Alat Ukur
Instrumen dalam penelitian meliputi : a). Buku KIA, buku register
persalinan dan buku register bayi. b). Kuesioner, adalah pertanyaan
terstruktur untuk mendapatkan informasi data primer dari responden. Data
responden yang dibutuhkan sesuai dengan variabel yang akan diteliti.
Kuesioner dalam penelitian ini adalah pertanyaan terstruktur untuk
mendapatkan informasi data primer dari responden baik yang digunakan
untuk kasus maupun kontrol, kuesioner dalam penelitian ini telah
dikembangkan berdasarkan kuesioner LPKGM, kepustakaan, dan
konsultasi pada orang yang dipandang sebagai ahli.
F. Etika Penelitian
1. Ethical Clerance
Penelitian ini dilaksanakan setelah mendapatkan surat kelaikan etik
penelitian dari Komite Etik Penelitian Biomedis pada manusia Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
2. Informed Consent
Setiap responden yang ikut dalam penelitian ini diberi penjelasan
secara lisan tentang maksud dan tujuan penelitian ini. Jika responden
bersedia ikut dalam penelitian maka responden memberikan persetujuan
secara lisan dan jika responden menolak untuk ditelit maka peneliti tidak
memaksa dan tetap menghormati haknya. Informed consent dilakukan
dirumah responden saat kunjungan rumah.
3. Confidentiality
Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden akan tetap
dijamin oleh peneliti dan tidak disebar luaskan kepada orang lain.
4. Benefit
Penelitian ini berupaya memaksimalkan manfaat dan
meminimalkan kerugian. Hasil penelitian ini bermanfaat dalam
pengembagan program penanganan malaria dalam kehamilan dan upaya
pencegahan terjadinya BBLR.
32
5. Justice
Semua subjek yang ikut dalam penelitian ini diperlakukan secara
adil dengan memberi hak yang sama. Peneliti tidak membedakan
responden dan selam penelitian berlagsung tetap diberikan penyuluhan
tentang bahaya penyakit malaria pada ibu terutama saat kehamilan dan
dampak yang dapat ditimbulakan bila ibu tidak patuh dalam minum obat
malaria yang telah diberikan serta upaya penanganan yang harus
dilakukan bila ibu merasa timbul gejala penyakit malaria.
G. Jalannya Penelitian
1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan dilakukan studi pendahuluan untuk
mengumpulkan data dari Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, Dinas
Kesehatan Propinsi Bengkulu dan rumah sakit umum daerah Dr. M.Yunus
Bengkulu, mengumpulkan review kepustakaan mengenai penyakit malaria
dan BBLR, membuat proposal dan konsultasi. Persiapan penelitian
membuat dan mengembangkan instrumen atau kuesioner dan persiapan
administrasi penelitian. Memberikan penjelasan kepada tenaga
pengumpul data untuk menyamakan persepsi tentang isi kuesioner
penelitian. Pengurusan surat izin penelitian kepada pemerinta provinsi
Bengkulu Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
dan Badan Pelayanan Kesehatan Masyarakat RSUD. Dr.M.Yunus
Bengkulu.
33
2. Tahap Pelaksanaan
Pengumpulan data dilakukan diruang Neonatus dan Ruang
kebidanan RSUD.Dr.M.Yunus Bengkulu untuk melihat data BBLR yang
tercatat dalam buku laporan ruangan dari tahun 2008/2009. Pengumpulan
data dimulai dari tanggal 9 febuari sampai 30 Maret 2009 sesuai rencana
(dokumen terlampir). Berdasarkan surat keterangan Kepala Bidang Pada
Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan perlindungan Masyarakat Provinsi
Bengkulu Nomor: 070/219/II/KBPM dan surat dari Badan Pelayanan
Kesehatan Masyarakat RSUD.Dr.M.Yunus Bengkulu Nomor:
074/163/BID-DIK/III/09 tertanggal 30 Maret 2009 penelitian ini berakhir
(surat terlampir). Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan editing
pengcekan ulang kelengkapannya, kemudian dilakukan coding untuk
mengklasifikasikan data menurut katagori masing-masing dan diberi kode
untuk mempermudah pengolahan data. selanjutnya entry data, Cleaning,
tabulasi serta analisis data.
3. Tahap Akhir
Pada tahap akhir penelitian melakukn penyusunan laporan
penelitian setelah analisis dan interpretasi data, kemudian dilakukan
pembahasan hasil penelitian dan menarik kesimpulan berdasarkan hasil
temuan pada saat penelitian.
1. Analisis Univariabel
Analisis univariabel dimaksudkan untuk menggambarkan
karakteristik masing-masing variabel yang diteliti dengan menggunakan
distribusi frekuensi dan proporsi karateristik subjek penelitian.
34
2. Analisis Bivariabel
Analisis bivariabel dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
variabel bebas dan variabel pengganggu dengan variabel terikat,
menggunakan Uji Chi square (X2) pada tingkat kemaknaan p < 0,05. dan
confidence interval 95%, sedang nilai Odd Ratio (OR) dihitung dengan
cara membandingkan paparan dan tidak terpapar pada kelompok kasus
maupun kelompok kontrol.
3. Analisis Multivariabel
Analisis multivariabel yang digunakan adalah uji regresi logistik,
dengan menganalisis hubungan variabel bebas dan terikat serta variabel
luar setelah mengontrol semua variabel luar uji hipotesis dinilai dengan
tingkat kemaknaan sebesar p<0,05 dan interval kepercayaan 95%.
Analisis memadukan variabel bebas dan variabel luar menghasilkan
beberapa model regresi logistik.
1. Kesulitan Penelitian
a. Sistem pencatatan data responden tidak lengkap sehingga
menyulitkan peneliti untuk mencari dimana tempat tinggal responden.
b. Sistem pencatatan riwayat penyakit malaria pada status responden
kurang lengkap sehingga menyulitkan peneliti dalam pemilihan
sampel. Hal ini dapat diatasi dengan cross check data persalinan
diruang bersalin.
2. Kelemahan Penelitian
Penelitian kasus kontrol adalah penelitian yang mempunyai
kelemahan adanya recall bias karena lupa mengingat kejadian lampau.
Untuk mengatasi hal tersebut peneliti membatasi dengan memetapkan
35
A. Hasil
panjang pantai 525 km dan luas teritorial 48.075 km2. Secara administratif
Bengkulu memiliki 8 kabupaten/kota, 91 kecamatan dan 1.268
kelurahan/desa yang tersebar di Propinsi Bengkulu, luas wilayah Propinsi
Bengkulu 144,52 km2 atau 7,3% dari luas wilayah Propinsi Bengkulu
36
37
dengan jumlah penduduk pada tahun 2006 adalah 1,693,815 jiwa terdiri
dari laki–laki 856,526 jiwa dan perempuan 837,289 jiwa dengan
kepadatan penduduk 85,60 jiwa/km2 (BPS Bengkulu, 2006).
RSUD Dr. M. Yunus merupakan Rumah Sakit Umum Pemerintah
Daerah Propinsi Bengkulu dengan klasifikasi B pendidikan dan
merupakan rumah sakit umum rujukan tertinggi di Propinsi Bengkulu yang
mempunyai andil dan peranan dalam peningkatan kesehatan masyarakat
Propinsi Bengkulu, guna untuk membantu penyembuhan para penderita
penyakit yang datang berobat ke rumah sakit. Upaya tersebut meliputi
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
2. Analisis Univariabel
Analisis univariabel digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik
masing masing variabel penelitian dengan distribusi frekuensi dan
persentase masing masing kelompok.
Karakteristik kepatuhan responden dalam mengkonsumsi obat
malaria terhadap kejadian BBLR terlihat pada gambar berikut:
24% 43%
57%
76%
3. Analisis Bivariabel
Analisis bivariabel merupakan analisis yang digunakan untuk
melihat hubungan antara variabel bebas (independent) dengan variabel
terikat (dependent). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
ketidakpatuhan pengobatan malaria dan variabel terikat adalah kejadian
BBLR. Analisis bivariabel juga untuk melihat hubungan variabel luar yaitu
paritas, usia ibu, umur kehamilan dan ANC dengan variabel terikat
(kejadian BBLR). Analisis menggunakan uji Chi square dan perhitungan
39
Kejadian BBLR
Variabel BBLR Tidak BBLR χ² P OR CI 95%
Kepatuhan
pengobatan
Tidak patuh 35 (76,09%) 20 (43,48%) 10,17 0,001 4,13 1,55-11,23
Patuh 11 (23,91%) 26 (56,52%)
Paritas
Multigravida 24 (43,64%) 13 (35,14%) 0,66 0,414
Primigravida 31 (56,36%) 24 (64,86%)
Umur kehamilan
Trimester 1 4 (7,27%) 14 (37,84%) Ref -
Trimester 2 39 (70,91%) 14 (37,84%) 10,85 0,001
Trimester 3 12 (21,82%) 9 (24,32%) 1,08 0,298
Usia ibu
Usia < 20 tahun 16 (29,09%) 17 (45,95%) 2,70 0,100
Usia 20–35 tahun 30 (54,55%) 16 (43,24%) Ref -
Usia ≥ 36 tahun 9 (16,36%) 4 (10,81%) 0,03 0,853
ANC
Tidak teratur 29 (52,73%) 18 (48,65%) 0,15 0,701
Teratur 26 (47,27%) 19 (51,35%)
Tabel 7 menunjukan bahwa berdasarkan paritas diperoleh hasil
bahwa proporsi subjek yang tidak patuh maupun yang patuh dalam
41
4. Analisis Multivariabel
Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel
bebas (pengobatan malaria) dengan variabel terikat (BBLR) secara
bersama-sama dengan memasukkan variabel luar yang signifikan pada
analisis bivariabel. Variabel yang signifikan adalah paritas, umur
kehamilan, usia ibu, dan ANC. Permodelan dilakukan untuk melihat
varibel mana yang berpengaruh terhadap kejadian BBLR. Uji statistik yang
42
B. Pembahasan
Keadaan ini berdampak pada kondisi malaria yang tidak terdeteksi oleh
petugas kesehatan dan tidak termonitornya pengobatan oleh petugas.
Selain itu ada alasan lain, jika gejala malaria sudah hilang maka
pengobatan tidak dilanjutkan.
Hasil penelitian ini sesuai penelitian Eijk et al. (2004) yang
memperoleh hasil bahwa standar pengobatan malaria (2 paket
pengobatan) didapatkan 23.7% subjek menyelesaikan pengobatan 2
paket, 43.4% menyelesaikan pengobatan 1 paket dan 32.9% tidak
menyelesaikan pengobatan baik 1 atau 2 paket pengobatan malaria.
Ketidaklengkapan pengobatan malaria sesuai dengan dosis yang
seharusnya diminum disebabkan antara lain tidak lengkapnya kunjungan
selama ANC dan tempat tinggal jauh dari pelayanan kesehatan.
Disamping itu ketidakteraturan pengobatan malaria berkaitan dengan efek
yang ditimbulkan dari pengobatan malaira.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Eijk et al. (2004)
tentang pengobatan malaria pada ibu hamil diperoleh hasil bahwa
primigravida sebesar 46.5%, sedangkan 53.5% merupakan multigravida.
Penelitian Kiwuwa et al. (2008) tentang pencegahan malaria dengan
kelambu diperoleh hasil bahwa ibu dengan paritas 1 sebesar 17.7%
sedangkan ibu dengan paritas > 1 sebesar 84.7%. Keadaan ini salah satu
penyebabnya antara lain proporsi yang lebih besar ibu yang mempunyai
paritas > 1 anak sehingga untuk daerah endemis semua ibu hamil
mempunyai risiko tertular oleh malaria.
Sebagian besar subjek terserang malaria pada trimester dua.
Keadaan ini salah satu penyebabnya antara lain karena subjek pada
trimester ke dua baru mulai rajin memeriksakan kehamilan sehingga
dimungkinkan baru terdeteksi kejadian malaria oleh petugas. Selain itu
sebagian besar subjek penelitian tidak teratur dalam pemeriksaan ANC
selama kehamilan sehingga gejala malaria dianggap oleh ibu sebagai hal
yang wajar. Tidak teraturnya pemeriksaan ANC selama kehamilan dapat
46
disebabkan karena usia ibu yang relatif muda sehingga ibu belum
menyadari betul akan pentingnya pemeriksaan selama kehamilan.
Sebagian besar subjek tidak teratur melakukan ANC, hal ini dapat
disebabkan oleh letak pelayanan kesehatan Puskesmas lumayan jauh
dengan tempat tinggal ibu. Disamping itu kurangnya kesadaran ibu
mengenai pemeriksaan selama kehamilan yang menganggap
pemeriksaan hanya penting waktu menjelang kelahiran bayi.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Kiwuwa et al. (2008)
yang dilakukan terhadap 769 ibu pasca bersalin yaitu ibu yang rutin ANC
selama trimester 2 sebesar 57.7%, ibu aktif ANC selam trimester 3
sebesar 33.5% dan ibu yang aktif ANC selama kehamilan lebih dari 4 kali
kunjungan sebesar 37.1%. Ibu melakukan ANC selama kehamilan rata-
rata sebesar 3 kali. Hasil penelitian ini sesuai juga dengan penelitian Silva
et al. (2006) yang memperoleh hasil bahwa ibu yang sangat teratur
melakukan ANC sebesar 51.4%, teratur ANC sebesar 15.3%, tidak teratur
23.7%, tidak pernah ANC sebesar 8.2% dan tidak diketahui sebesar 1.4%.
2. Analisis Bivariabel
Berdasarkan analisis bivariabel diperoleh hasil bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara pengobatan malaria dengan kejadian
BBLR (p= 0,001), dimana ketidakpatuhan pengobatan malaria lebih
meningkat risiko BBLR sebesar 4,13 kali (95% CI; 1,55-11,23). Keadaan
ini terjadi karena pada penelitian ini proporsi kejadian BBLR lebih besar
pada ibu yang tidak patuh dalam pengobatan malaria selama kehamilan
sedangkan proporsi tidak BBLR lebih besar pada ibu yang patuh dalam
pengobatan malaria selama kehamilan (Tabel 5.).
Ketidakpatuhan pengobatan malaria selama kehamilan berdampak
pada keadaan resistensi terhadap obat malaria. Adanya resistensi parasit
terhadap obat malaria berakibat parasit tetap hidup dan berkembang
dalam tubuh. Perkembagan parasit dalam darah berdampak pada
kejadian anemia. Pada keadaan anemia asupan nutrisi pada bayi dalam
47
sama besar antara ibu hamil dan janin yang berada dalam kandungan
berdampak terjadinya persaingan kebutuhan nutrisi sehingga jika tidak
diimbangi dengan konsumsi nutrisi yang baik berdampak pada kelahiran
bayi rendah < 2500 gram (BBLR).
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Dasuki et al. (1998)
diperoleh hasil bahwa ibu hamil pada usia < 20 tahun mempunyai risiko 4
kali lebih besar melahirkan BBLR. Pendapat yang sama dikemukakan
oleh Thompson et al. (2007) yang mengatakan bahwa kondisi yang terjadi
pada usia remaja yang sedang hamil terjadi kompetensi kebutuhan nutrisi
untuk pertumbuhan ibu dan pertumbuhan janin.
Tidak terdapat perbedaan berat badan lahir bayi antara ibu yang
berusia 20-34 tahun dengan ibu yang berusia ≥ 35 tahun (p = 0,853).
Keadaan ini dapat disebabkan oleh proporsi usia 20-34 tahun dan usia ≥
35 tahun sebagian besar tidak mengalami BBLR. Selain itu ibu yang
berusia ≥ 35 tahun tahun relatif kecil sehingga keadaan ini menyebabkan
tidak terjadi perbedaan antara ibu yang berusia 20-34 tahun dengan ibu
yang berusia ≥ 35 tahun terhadap kejadian BBLR.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Deshmukh et al.
(1996) yang meneliti tentang hubungan antara karakteristik ibu dengan
kejadian BBLR, diperoleh hasil bahwa tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara usia ibu dengan berat badan lahir (p= > 0,05), hal ini
dikarenakan rata-rata usia ibu yang berat badan lahir 22,4 tahun
sedangkan pada bayi yang tidak mengalai BBLR rata-rata usia ibu 22,9
tahun. Hasil penelitian ini sesuai juga dengan penelitian Silva et al. (2006)
tentang faktor-faktor berkaitan dengan bayi berat lahir rendah diperoleh
hasil bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara usia ibu dengan
kejadian BBLR p=0.001. Demikian juga dengan penelitian Bisai et al.
(2006) yang dilakukan terhadap 331 ibu bersalin diperoleh hasil bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara umur ibu dengan kejadian bayi
berat lahir rendah (p = < 0.005).
51
3. Analisis Multivariabel
Berdasarkan analisis multivariabel diperoleh hasil bahwa risiko
ketidakpatuhan pengobatan malaria selama kehamilan lebih besar OR =
3,36, (95% CI; 1,16-9,69) untuk terjadi bayi berat lahir rendah dibanding
53
A. Kesimpulan
B. Saran
5
4