OKU
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
202322090
UNIVERSITAS‘AISYIYAH SURAKARTA
TAHUN 2023
i
PENGARUH PEMBERIAN TELUR REBUS TERHADAP
OKU
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
202322090
UNIVERSITAS‘AISYIYAH SURAKARTA
TAHUN 2023
ii
PENGARUH PEMBERIAN TELUR REBUS TERHADAP PENINGKATAN
SKRIPSI
Oleh :
202322090
UNIVERSITAS‘AISYIYAH SURAKARTA
TAHUN 2023
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
sejauh yang saya ketahui bukan merupakan tiruan atau duplikasi dari skripsi yang
sudah dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk mendapatan gelar kesarjanaan
merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya
iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
NIM : 202322090
OKU
karya ilmiah saya beserta perangkat yang ada di dalamnya demi pengembangan
dan mempublikasikan skripsi saya selama masih mencantumkan nama saya sebagai
Dinyatakan telah di setujui untuk diujikan pada ujian seminar Proposal Program
Surakarta.
Pembimbing
Mengetahui,
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas semua berkat dan rahmat-Nya
Yang Mengalami Anemia Di SMA Negeri 07 Oku dengan baik, sebagai salah satu
‘Aisyiyah Surakarta.
Surakarta.
kepada penulis.
Alih Jenjang.
kasus ini.
vii
7. Seluruh teman-teman mahasiswi Kebidanan Universitas ‘Aisyiyah
kasus ini.
10. Kepada Ayah , Bunda , Adek dan keluarga yang selalu mendoa’kan,
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Semoga
masa yang akan datang. Penulis mengharapkan karya tulis memberikan manfaat
viii
DAFTAR ISI
C. Tujuan ............................................................................................... 5
C. Kerangka Konsep.............................................................................. 26
ix
D. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR BAGAN
xii
DAFTAR TABEL
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
populasi dunia menderita anemia. Proporsi anemia pada perempuan lebih tinggi
dibandingkan pada remaja laki-laki sehingga remaja putri merupakan salah satu
wanita dengan usia diatas 15 tahun yakni >12,0 g/dl (>7,5 mmol) (Fajrian Noor K,
2021).
2014, remaja adalah penduduk dengan rentang usia 10-18 tahun.7 Fase remaja
merupakan fase yang rentan terhadap resiko kesehatan karena didalam fase
remaja, terjadi perkembangan tubuh yang pesat sehingga diperlukan sumber gizi
yang cukup.8 Akan tetapi, kebutuhan gizi yang cukup tersebut sering diabaikan
oleh para remaja sehingga akan tampak beberapa masalah kesehatan yang
darah pada saat menstruasi. Rematri yang menderita anemia berisiko mengalami
anemia pada saat hamil. Hal ini akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan
1
dan perkembangan janin dalam kandungan serta berpotensi menimbulkan
anak. Angka Kematian Ibu (AKI) menurut Survei Penduduk Antar Sensus
(SUPAS) 2015 sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup dan penyebab utama
kematian ibu adalah pre-eklampsia dan eklampsia (32,4%) serta perdarahan paska
Rematri pada masa pubertas sangat berisiko mengalami anemia gizi besi.
Hal ini disebabkan banyaknya zat besi yang hilang selama menstruasi. Selain itu
diperburuk oleh kurangnya asupan zat besi, dimana zat besi pada rematri sangat
hamil, kebutuhan zat besi meningkat tiga kali lipat karena terjadi peningkatan
jumlah sel darah merah ibu untuk memenuhi kebutuhan pembentukan plasenta
dan pertumbuhan janin. Suplementasi zat besi berkaitan secara signifikan dengan
melahirkan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dan stunting. Anemia gizi besi
menjadi salah satu penyebab utama anemia, diantaranya karena asupan makanan
sumber zat besi yang kurang. Hasil penelitian di Tangerang tahun 2004
(Kurniawan YAI dan Muslimatun, 2005) menunjukkan bahwa asupan total zat
besi pada anak perempuan usia 10–12 tahun yang menderita anemia hanya sebesar
5,4 mg/hari, lebih rendah daripada kebutuhan perhari sebesar 20 mg/hari sesuai
dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2013. Angka ini menunjukkan bahwa
asupan total zat besi pada remaja tersebut hanya sekitar 25% dari AKG. Penelitian
2
tersebut juga menunjukkan konsumsi besi heme sebesar 0,8 mg/hari dan besi non-
Menurut data hasil Riskedas tahun 2013 remaja putri mengalami anemia
dengan proporsi anemia ada di kelompok umur 15-24 tahun dan 25-34 tahun.
diantaranya rendahnya asupan zat besi dan zat gizi lainnya misalnya vitamin A,
vitamin C, folat, riboflavin dan vitamin B12, kesalahan dalam konsumsi zat besi
misalnya konsumsi zat besi bersamaan dengan zat lain yang dapat mengganggu
penyerapan zat besi tersebut. Penelitian ini menggunakan metode review article.
Sumber data penelitian ini berasal dari literatur yang diperoleh melalui internet
berupa hasil penelitian dari publikasi jurnal. Berdasarkan hasil dari article review
anemia pada remaja disebabkan oleh karena kurangnya edukasi tentang asupan
psikis dan psikososial. Perubahan fisik yang terjadi pada remaja ditandai dengan
pertumbuhan tinggi badan dan berat badan. Sehingga tubuh membutuhkan gizi
tinggi karena berhubungan dengan komposisi tubuh, kurangnya zat gizi seperti zat
besi pada remaja dapat menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan seperti
Anemia. Pengaruh konsumsi telur rebus dan madu terhadap kadar hemoglobin
remaja putri di posyandu remaja raemadia wilayah kerja Puskesmas Seba Nusa
3
Tenggara Timur Saran: Telur rebus dan madu dapat di jadikan alternatif pilihan
dalam meningkatkan dan menjaga kestabilan kadar hemoglobinn bagi remaja putri
Telur merupakan salah satu makanan yang memiliki protein yang bermutu
tinggi, karena telur memiliki susunan asam amino yang lengkap sehingga sering
dijadikan patokan dalam menentukan mutu protein dari berbagai bahan pangan
lainnya. Hemoglobin dalam darah terdiri dari asam amino dan zat besi, serta
lipoprotein yang terdiri dari asam amino dan lemak.Telur juga memiliki sususan
protein yang mudah diserap tubuh, selain itu telur juga makanan yang populer,
murah dan banyak digunakan dalam pembuatan roti rumah tangga atau komersial.
kuning telur) dan mengandung banyak zat gizi yang sangat penting bagi kesehatan
dan pencegahan penyakit. Telur merupakan makanan yang sangat baik bagi anak-
anak maupun orang dewasa dan khususnya berguna sekali bagi para vegetarian.
Penyajiannya pun beragam, dapat direbus, di goreng dan didadar. Namun pada
bayi dan anak kecil, sebaiknya tidak diberi telur setengah matang tetapi telur rebus
(matang), karena “ovomucoid” berpengaruh pada enzim tripsin bayi dan anak
kecil yang lebih peka terhadap protein tersebut dibandingkan dengan orang
4
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat dibahas dalam penelitian ini adalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengalami Anemia
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
mahasiswa.
b. Bagi Puskesmas
c. Bagi Pasien
Negeri 07 Oku
2. Manfaat Teoris
E. Keahlian Penelitian
48,9%. Telur merupakan salah satu makanan yang mengandung zat besi
rebus 13.5 gr/dL dan sesudah diberikan telur ayam kampung rebus, P-
value yaitu 0.000. Ada pengaruh pemberian telur ayam kampung rebus
dan buah pepaya terhadap kenaikan kadar hemoglobin pada remaja putri.
telur rebus terhadap kadar hemoglobin pada remaja putri. Masa Remaja
gizi seperti zat besi pada remaja dapat menimbulkan berbagai macam
yaitu quasi eksperimen dengan pre and post test design with control group
yaitu melakukan pre test - post test. Populasi pada penelitian adalah 34
penelitian ini adalah total sampling yaitu 30 sampel, dan dibagi menjadi 2
intervensi dan selisih kelompok kontrol sebanyak 0,019 gr/dl dan nilai p
konsumsi telur rebus terhadap kadar hemoglobin remaja putri: Telur rebus
maksimal,
mineral, termasuk vitamin A dan zat besi yang cukup baik untuk
desain one group pretest postest design. Penelitian ini dilaksanakan pada
kampung <12 gr/dl sebanyak 85,7%. Setelah konsumsi telur ayam kadar
(SD = 0,5444 gr/dl) dan Hb posttest 12,307 gr/dl (SD = 0,6330 gr/dl).
3 Siak Hulu (ρ = 0,000) < 0,05. Disarankan bagi remaja putri untuk
mengonsumsi satu butir telur rebus setiap hari sebagai upaya pencegahan
anemia pada remaja, terutama remaja yang tidak mau mengonsumsi tablet
tambah darah.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Anemia
yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti status gizi, menstruasi
kejadian anemia yang terjadi pada Remaja Indonesia yaitu 32%, hal ini
pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) adalah salah satu cara yang
P, 2021).
15-24 tahun sebesar 32%, artinya diperkirakan sebanyak 3-4 remaja dari
Bagaimana pun, Remaja putri merupakan salah satu populasi yang rentan
untuk wanita dengan usia diatas 15 tahun yakni >12,0 g/dl (>7,5
meliputi lemah, letih, lesu, sakit kepala, pusing, dan mata berkunang-
kunang.
antara lain pola menstruasi, pola makan yang kurang baik, infeksi
anemia pada remaja putri lebih tinggi dibandingkan dengan remaja laki-
laki. Hal ini disebabkan karena remaja putri mengalami masa pubertas
11
berupa menstruasi. Ketika menstruasi terdapat proses peluruhan lapisan
dinding rahim yang mengandung banyak sel pembuluh darah, jika pola
menstruasi yang dialami remaja putri tidak teratur dan dalam frekuensi
yang sering maka dapat berakibat pada pendarahan yang lebih banyak
tubuh dan berakibat pada terjadinya anemia4 . Pola makan yang kurang
sumber dari zat besi dapat menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya
manusia.
dengan baik dan normal. Pada saat kondisi tidur, tubuh akan
stamina tubuh, sehingga pada saat bangun tubuh akan berada dalam
misalnya tahu dan tempe dan sumber lauk hewani pun terbatas.
satu sumber makanan dengan kandungan zat besi tinggi akan sangat
13
jarang mereka konsumsi hal ini dikarenakan biayanya yang mahal.
zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati 800 mg.
B12.
retikulasi.
14
1.1.4 Gejala Anemia
6) Mual akibat penurunan aliran darah saluran cerna dan susunan saraf
pusat.
Zat besi merupakan mikroelemen yang esensial bagi tubuh. Zat ini
dari Fe (zat besi), protoporfirin, dan globin (1/3 berat Hb terdiri dari Fe)
(Septi, dkk 2022). Besi bebas terdapat dalam dua bentuk yaitu ferro
(Fe?*) dan ferri (Fet). Konversi kedua bentuk tersebut relatif mudah.
dalam bentuk ferro (Septi, dkk 2022). Tablet zat besi sering disebut tablet
tambah darah yang mengandung 60 mg besi dan 0,25 mg asam folat yang
(Septi, dkk 2022). b. Metabolisme Zat Besi Besi yang terdapat di dalam
tubuh orang dewasa sehat berjumlah lebih dari 4 gram. Besi tersebut
berada di dalam sel-sel darah merah atau Hb (lebih dari 2,5 g),
(> 200-1500 mg). Ada dua bagian besi dalam tubuh, yaitu bagian
hem dan nonhem adalah bentuk besi fungsional dan berjumlah antara 25-
besi lebih mudah diserap oleh mukosa usus. 5) Vitamin C dan asam
Kebutuhan zat besi pada Ibu Hamil Selama hamil, wanita perlu
kekurangan zat besi. (Septi, dkk 2020). Ibu hamil tidak hanya dituntut
sekitar 800 mg, tetapi sebgaian besar wanita tidak mempunyai cukup
persediaan zat besi pada awal hamil. Pengobatan dengan tablet zat besi
lebih baik diberikan dalam keadaan perut kosong, namun apabila timbul
17
efek samping maka dapat diberikan bersamaan dengan maknan meskipun
terjadi penurunan penyerapan zat besi sebesar 50% (Septi, dkk 2020).
dan sel darah merah b) Trimester II: Kebutuhan zat besi ± 5 mg/hari,
(kehilangan basal 0,8 mg/hari) ditambah kebutuhan sel darah merah 300
3. Telur
bermutu tinggi, karena telur memiliki susunan asam amino yang lengkap
asam amino dan zat besi, serta lipoprotein yang terdiri dari asam amino
D (dalam kuning telur) dan mengandung banyak zat gizi yang sangat
makanan yang sangat baik bagi anak-anak maupun orang dewasa dan
beragam, dapat direbus, di goreng dan didadar. Namun pada bayi dan
anak kecil, sebaiknya tidak diberi telur setengah matang tetapi telur rebus
Gambar 1. Telur
19
yang biasa diberikan oleh remaja yang mengalami anemia.
memberikan tablet tambah darah (TTD) yang terdiri dari 4 tablet yang
menyenangkan seperti rasa tidak enak di ulu hati, mual, muntah dan diare
mengandung zat besi, baik yang berasal dari hewani (daging, ayam, ikan,
hati, telur), maupun yang berasal dari nabati (sayuran yang berwarna
bermutu tinggi, karena telur memiliki susunan asam amino yang lengkap
asam amino dan zat besi, serta lipoprotein yang terdiri dari asam amino
tubuh, selain itu telur juga makanan yang populer, murah dan banyak
makanan yang sangat baik bagi anak-anak maupun orang dewasa dan
beragam, dapat direbus, di goreng dan didadar. Namun pada bayi dan
anak kecil, sebaiknya tidak diberi telur setengah matang tetapi telur rebus
5. Terapi Farmakologi
zat nutrisi yang diperlukan oleh tubuh. Hasil penemuan yang telah
Telur yang telah lama dikenal oleh masyarakat dan dikonsumsi ternyata
memiliki kandungan zat gizi yang baik untuk kesehatan. Terapi diet yang
diberikan susu dan sebutir telur guna memulihkan stamina dan mencegah
esensialnya, hampir setara dengan yang berasal dari air susu ibu.
lainnya seperti zat besi, kalsium, fosfor, sodium dan magnesium. Telur
anemia defisiesi besi dengan pemberian 2 butir telur ayam rebus per hari
(100 gram) dan tambahan vitamin C (300 mg) per hari selama 15 hari.
2. Hemoglobin
mengikat molekul bukan protein, yaitu senyawa porifin besi yang disebut
Hemoglobin adaah protein, garam, besi, dan zat warna. Seseorang yang
lemah, letih, lesu, kepala pusing, nadi cepat, irama jantung tidak teratur,
gugus heme suatu molekul organic dengan satu atom besi. Mutasi pada
ditemui adalah anemia sel sabit dan talasemia. Fungsi hemoglobin adalah
normal hemoglobin :
menimbulkan rasa sakit, dapat digunakan kapan saja dan dimana saja.
Alat ini sudah cukup akurat terbukti karena sudah lulus uji dan proses
24
B. Kerangka Teori
Faktor langsung
1. Asupan Fe
2. Kurang gizi
3. Kehilangan darah yang
banyak (pada menstruasi) Anemia
4. Penyakit kronis (TBC,
paru-paru, cacing usus,
malaria)
Faktor tidak langsung Hemoglobin
1. Jumlah kelahiran (paritas)
2. Tingkat pendidikan remaja
3. Status ekonomi
Farmakologi Nonfarmakologi
4. Jarak kehamilan yang dekat Suplemen zat - Telur rebus)
besi (Fe)
Telur Rebus
Peningkatan kadar
Hemoglobin
25
C. Kerangka Konsep
Kadar HB
Telur Rebus
D. Hipotesis Penelitian
26
BAB 3
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian kuasi eksperimen sangat banyak, ada beberapa tipe dari
jenis penelitian kuasi eksperimen, tetapi dalam penelitian ini menggunkan desain
kuasi eksperimen dengan pretest dan posttest. Data dikumpulkan sebelum dan
Penelitian ini terdiri dari satu kelompok yaitu kelompok intervensi yang
akan dilakukan pengukuran mual dan muntah (pre-test), kemudian mual dan
O1 O2
Keterangan:
X : Telur Rebus
Penelitian ini terdiri dari satu kelompok yaitu kelompok intervensi yang
27
mengidentifikasi frekuensi kadar hb remaja putri yang anemia. Sebelum
kuesioner.
4.1.1 PopulasiPenelitian
4.1.2 Populasi
tertarik untuk menelitinya sesuai criteria yang ditetapkan dan dapat diakses
untuk penelitian (Polit & Beck, 2012). Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh ibu hamil trimester pertama yang mengalami mual dan muntah di
4.1.3 Sampel
paling dasar tentang data yang dikumpulkan (Polit & Beck, 2012).
penelitianadalah:
28
Adapun kriteria eklusi pada penelitian ini adalah:
Besaran sampel dalam penelitian ini berjumlah 36 orang. Jumlah dan Besar
Sampel
( 𝑡 − 1 𝑥 ( 𝑛 − 1 ) ≥ 15
Keterangan untuk prediksi :
t = Jumlah kelompok
n= jumlah subjek per kelompok
dalam penelitian ini jumlah populasinya sebanyak 36 orang, maka :
( 𝑡 − 1 𝑥 ( 𝑛 − 1 ) ≥ 15
t = jumlah kelompok
n = jumlah subjek per kelompok
( 𝑡 − 1 𝑥 ( 𝑛 − 1 ) > 15
= ( 1 − 0 ) 𝑥 ( 36 − 1 ) ≥ 15
= 35 𝑥 1 ≥ 15
= ≥ ( 15 + 1 )
= 16
Berdasarkan perhitungan besar sampel, jumlah subjek yang dibutuhkan adalah 16
orang. Apabila diperkirakan terdapat drop out dalam penelitian sebesar 10% ( 0,1),
𝑛𝑑𝑜= 𝑛
(
1−𝑑𝑜
)
𝑛𝑑𝑜= 16
(
1−0,1
)
𝑛𝑑𝑜= 17,021=18
29
Berdasarkan perhitungan tersebut maka besar sampel total untuk masing masing
kelompokadalah 18 orang
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu total sampling. total
sampling merupakan suatu metode penetapan sampel dengan cara memilih sampel
diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti sesuai dengan tujuan dan
masalah sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah
sesuai dengan kriteria inklusi sejumlah responden intervensi sesuai dengan rumus
sampel.
30
Kerangka Kerja Penelitian
dilakukan.
Populasi :
Remaja putri yang mengalami anemia berjumlah 36orang
Sampel :
Sebagian remaja putri yang mengalami anemia yang berjumlah 36
orang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi
Variabel
Variable terikat
Variable bebas anemia pada remaja
Terapi telur rebus putri
Desain Penelitian :
Pra Experimental Design (One Group Pra-Post Test
Design)
Pengolahan data :
Editing, Coding, Scoring, Entry, Tabulating, dan, Cleaning
Analisa data :
wilcoxcon
Kesimpulan
31
4.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Variabel adalah prilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap
sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain). Variabel dalam penelitian ini adalah
tentukan oleh Variabel lain (Nursalam, 2016) Variabel terikat dalam penelitian
Definisi operasional variabel adalah batasan atau cara pengukuran variabel yang
di teliti. Definisi operasional variabel di susun dalam bentuk matrik, yang berisi :
nama variabel, devinisi operasional, alat ukur, hasil ukur dan skala ukur yang
32
Tabel 1. Definisi Operasional Variabel Penelitian
33
4.4 InstrumenPenelitian
2. Kuesioner Anemia
tidak menimbulkan rasa sakit, dapat digunakan kapan saja dan dimana
saja. Alat ini sudah cukup akurat terbukti karena sudah lulus uji dan
(Kusumawati, 2018).
34
4.6 Prosedur Pengumpulan data
penelitian :
akan di teliti.
consent.
4.7.2.1 Editing
4.7.2.2 Coding
4.7.2.3 Scoring
memberikan skor pada item yang perlu diberi skor. Tahapan ini
37
dalam program atau “software’’ komputer. Dalam proses ini dituntut
ketelitian dari orang yang melakukan “entry” ini. Apabila tidak maka
4.7.2.5 Tabulating
Cleaning Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden
adalah :
4.7.3.1 AnalisaUnivariat
(Notoatmodjo, 2018).
4.7.3.2 AnalisaBivariat
38
penelitian ini adalah dengan analisis bivariat. Analisis bivariat yaitu
sesuatu yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban seseorang
(Notoatmodjo, 2012).
(Notoatmodjo, 2012).
ditimbulkan.
privacyand confidentiality)
Setiap orang memiliki hak dasar individu termasuk hak privasi dan
responden.
40
DAFTAR PUSTAKA
Budianto, 2016. Anemia pada remaja putri dipengaruhi oleh Tingkat pengetahuan
tentang anemia
Mahmud Jaelani,2017. Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada
Remaja Putri.Bengkulu.
41
LAMPIRAN
42
PENGARUH KONSUMSI TELUR REBUS PADA REMAJA PUTRI YANG
ANEMIA
CHECK LIST
Konsumsi Putih Telur Rebus Ayam Ras
Nama Remaja :
Waktu Dilakukan
No Tanggal Hari Ke
Pagi Sore
Petujuk pengisian :
Check () : Jika mengkonsumsi putih telur pagi & sore
43
PENGARUH KONSUMSI TABLET FE PADA REMAJA PUTRI
CHECK LIST
Konsumsi Tablet Fe
Nama Remaja :
Petujuk pengisian :
Check () : Jika mengkonsumsi Tablet Fe malam hari
44