Anda di halaman 1dari 80

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY.

E
DENGAN DEFISIT NUTRISI AKIBAT GASTRITIS DI
KELURAHAN PASIR GOMBONG BEKASI 2021

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan guna memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Program


Diploma Tiga Keperawatan Universitas Medika Suherman

Oleh: Intan Sari


NIM: 010418196

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MEDIKA SUHERMAN
2021
LEMBARAN PERSEJUTUAN KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny. E DENGAN DEFISIT


NUTRISI AKIBAT GASTRITIS DI KELURAHAN PASIR GOMBONG
BEKASI 2021

KTI

Disusun Oleh:

Nama: Intan Sari


NIM: 010418196

Telah Disetujui Untuk Dilakukan Ujian Sidang KTI Pada Tanggal

26 Juli 2021

Cikarang, 26 Juli 2021


Menyetujui,
Pembimbing

Ns. Prystia Riana Putri, S.Kep., M. Kep


NIK. 52004123

i
LEMBARAN PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny. E DENGAN DEFISIT


NUTRISI AKIBAT GASTRITIS DI KELURAHAN PASIR GOMBONG
BEKASI 2021

Disusun Oleh:

Nama: Intan Sari


NIM: 010418196
Telah dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan diterima untuk memperoleh
Gelar Ahli Madya Keperawatan (A.Md.Kep) pada Program Studi Diploma Tiga
Keperawatan Universitas Medika Suherman

Pada Hari :

Tanggal :

Dewan penguji :

1. Penguji I : Ns. Angga Saeful Rahmat, M. Kep. Sp. Kep. Kom (……….……)
2. Penguji II : Ns. Syaefunnuril A.H., M. Kep. Sp. Kep. MB (……………..)
3. Penguji III : Ns. Prystia Riana Putri, S. Kep., M. Kep (...…………...)

Mengesahkan,

Ka. Prodi Diploma Tiga Keperawatan


Universitas Medika Suherman

Ns. Syaefunnuril Anwar Huda, M. Kep. MB

NIK . 50120443

ii
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : Intan Sari

Nomor Induk Mahasiswa : 010418196

Program Studi : Diploma Tiga Keperawatan

Tahun Akademik : 2018-2021

Menyatakan dengan sebenarnya, bahwa Karya Tulis Ilmiah ini benar-benar


merupakan hasil karya saya; bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran
orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya, kecuali secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian
hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini hasil plagiasi,
maka saya tersedia menerima sanksi berupa pencabutan gelar Ahli Madya
keperawatan yang saya peroleh berkait dengan Karya Tulis Ilmiah ini.

Cikarang, Agustus 2021

Matrai

Intan sari
NIM.010418196

iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Intan Sari

Tempat Tanggal Lahir : Bekasi, 19 Januari 2000

Alamat : Kp. Tambelang Rt.001/005, Desa.Sukarapih,


Kecamatan.Tambelang, Kabupaten.Bekasi

Email : intansari3859@gmail.com

Riwayat Pendidikan

1. TK Taruna Utama (2005 - 2006)


2. SDN Sukarapih 01 (2006 - 2012)
3. SMPN 1 Tambelang (2012 - 2015)
4. SMAN 1 Tambelang (2015 - 2018)
5. DIII Keperawatan Universitas Medika Suherman (2018-Sekarang)

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT Tuhan Yang

Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “ASUHAN

KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY. E DENGAN DEFISIT NUTRISI

AKIBAT GASTRITIS DI KELURAHAN PASIR GOMBONG BEKASI

2021”

Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk memenuhi Sebagian Syarat

Menyelesaikan Persyaratan Pendidikan Program Studi Progam Diploma Tiga

Keperawatan Universitas Medika Suherman. Dalam penyusun Karya Tulis Ilmiah

ini, penulis banyak menemukan kesulitan-kesulitan, namun berkat bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah ini. Oleh karena itu, Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnaya kepada:

1. Dr. drg. Eddy Suharno, SH, M.Kes, selaku Ketua Yayasan Medika

Bahagia.

2. Dr. Triseu Setianingsih, SKM, MKM, selaku Rektor Universitas Medika

Suherman.

3. Vincent Octavius, SE, Selaku Wakil Rektor II Bidang Administrasi dan

Keuangan Universitas Medika Suherman.

4. Ns. Yana Setiawan, SKM, M.Kep selaku Wakil Rektor III Bidang

Kemahasiswaan Universitas Medika Suherman.

v
5. Herlina Simanjuntak, SST, M.Keb, Selaku Ketua Jurusan Vokasi

Universitas Medika Suherman

6. Ns. Syaefunnuril Anwar Huda, M.Kep, Sp.Kep.MB. Selaku Ketua

Program Studi sekaligus Penguji II Karya Tulis Ilmiah Diploma Tiga

Keperawatan Universitas Medika Suherman.

7. Ns. Angga Saeful Rahmat, M.Kep., Sp.Kep.Kom selaku Penguji 1 Karya

Tulis Ilmiah Program Studi Diploma Tiga Keperawatan Universitas

Medika Suherman.

8. Ns. Prystia Riana Putri, M.Kep selaku coordinator dan pembimbing dalam

penyusunan Karya Tulis Ilmiah Program Studi Diploma Tiga

Keperawatan Universitas Medika Suherman.

9. Ns. Roby Rahmadi Akbar, M.Kep., selaku Wali kelas Diploma Tiga

Keperawatan Universitas Medika Suherman.

10. Seluruh Dosen Pengajar Program Studi Program Diploma Tiga

Keperawatan dan Staf Universitas Medika Suherman yang telah

membantu, membimbing serta memberikan memotivasi dalam

penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

11. Keluarga besarku terutama Ayahanda dan Ibundaku tersayang yang selalu

memberikan dukungan baik moral maupun material serta selalu

memberikan semangat dan do’a yang tulus untuk penulis dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Kakak dan adikku serta semua

sepupuku yang sangat penulis sayangi yang selalu menemani dan

mensuport penulis untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

vi
12. Teman-teman Diploma III Keperawatan Angkatan VIII Universitas

Medika Suherman, yang selalu memberikan keceriaan semangat dan

motivasi dalam menyelesaikan penyusun Karya Tulis Ilmiah.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih

banyak kekurangan, untuk ini dengan segala kerendahan hati penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak agar dalam

penulisan laporan yang akan datang dapat tersusun lebih baik lagi.

Cikarang, Agustus 2021

Intan Sari

NIM: 010418196

vii
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH……………….……….i

LEMBAR PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH………………………..ii

SURAT PERNYATAAN…………..…………………………………….……...iii

RIWAYAT HIDUP…….…………..…………………………………….……...iv

KATAPENGANTAR…………………………………………………….……....v

DAFTAR ISI ......................................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xi

DAFTAR TABEL……….……………………………………………….……..xii

DAFTAR SINGKATAN.....................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1

1.2 Batasan Masalah...........................................................................................3

1.3 Rumusan Masalah........................................................................................3

1.4 Tujuan Penelitian.........................................................................................3

1.5 Tujuan umum...............................................................................................3

1.6 Tujuan Khusus.............................................................................................4

1.7 Manfaat Penelitian.......................................................................................4

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Dasar Lanjut Usia..........................................................................6

2.1.1 Pengertian...........................................................................................6

2.1.2 Batas Lanjut Usia................................................................................6

2.1.3 Tipe Lanjut Usia..................................................................................7

viii
2.1.4 Masalah Yang Muncul Pada Lanjut Usia...........................................8

2.2 Konsep Penyakit Gastritis Akut.................................................................10

2.2.1 Definisi..............................................................................................10

2.2.2 Penyebab tanda dan gejala ...............................................................11

2.2.3 Patofisiologi.......................................................................................11

2.2.4 Pemeriksaan penunjang.....................................................................15

2.2.5 Komplikasi........................................................................................15

2.2.6 Penatalaksanaan.................................................................................16

2.3 Asuhan keperawatan Defisit Nutrisi..........................................................17

2.3.1 Pengkajian Keperawatan...................................................................17

2.3.2 Diagnosa Keperawatan......................................................................18

2.3.3 Intervensi Keperawatan.....................................................................22

2.3.4 Implementasi Keperawatan...............................................................23

2.3.5 Evaluasi Keperawatan.......................................................................25

2.4 Konsep Defisit Nutrisi Pada Pasien Gastritis.............................................25

2.4.1 Definisi Nutrisi..................................................................................25

2.4.2 Faktor Yang menyebabkan Defisit Nutrisi........................................26

2.4.3 Tanda dan gejala minor.....................................................................27

2.4.4 Manajemen Defisit Nutrisi Pada Pasien Gastritis.............................28

2.4.5 Edukasi Defisit Nutrisi Pada Pasien Dengan Gastritis......................29

BAB III METODE STUDI KASUS

3.1 Rencana Karya Tulis Ilmiah.......................................................................29

3.2 Subyek Studi Kasus....................................................................................29

3.3 Tempat dan Waktu Studi ...........................................................................29

3.4 Pengumpulan data......................................................................................29

ix
3.5 Penyajian Data...........................................................................................30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil ..........................................................................................................33

4.1.1 Pengkajian ........................................................................................33

4.1.2 Analisa Data .....................................................................................43

4.1.3 Diagnosa Keperawatan .....................................................................45

4.1.4 Intervensi ..........................................................................................45

4.1.5 Implementasi ....................................................................................48

4.1.6 Catatan Perkembangan .....................................................................50

4.1.6 Evaluasi ............................................................................................52

4.2 Pembahasan ...............................................................................................53

4.2.1 Pengkajian ........................................................................................54

4.2.2 Diagnosa Keperawatan .....................................................................56

4.2.3 Intervensi ..........................................................................................58

4.2.4 Implementasi ....................................................................................59

4.2.5 Evaluasi ............................................................................................60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan................................................................................................62

5.2 Saran...........................................................................................................63

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................64

LAMPIRAN

x
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Patofisiologi ......................................................................................15

Gambar 2.2 Rumus IMT........................................................................................20

xi
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.3 Kategori ambang batas IMT…………………………………………..20

Tabel 4.1 Analisa Data Kasus ………………………………………….…...…...39

Tabel 4.2 Intervensi Laporan Kasus ………………………………..……………43

Tabel 4.3 Implementasi laporan Kasus ……………………………….……........47

Tabel 4.4 Evaluasi Laporan Kasus ….………………………………….……......48

Tabel 4.5 Perbandingan hasil pasien gastritis........................................................49

xii
DAFTAR SINGKATAN

(WHO) Word Health Organization

(SDKI) Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia

(DPP) Dewan Pengurus Pusat

(PPNI) Persatuan Perawat Nasional Indonesia

(SIKI) Standar Intervensi Keperawatan

(Ny) Nyonya

(TB) Tinggi Badan

(BB) Berat Badan

(IMT) Indeks Massa Tubuh

(mmHg) Milligram Higragrium

(BAB) Buang Air Besar

(BAK) Buang Air Kecil

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Lembaran Persetujuan Judul

Lampiran 2: Report Plagiarism Checker X

Lampiran 3: Lembaran Konsultasi

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah yang paling umum pada lanjut usia (lansia) peningkatkan asam

lambung atau gastroesopageal reflux (maag). Penyakit gastritis terjadi karena dua

hal, yaitu gangguan fungsional dari lambung yang tidak baik dan terdapat

gangguan struktur anatomi. Gangguan fungsional berhubungan dengan adanya

gerakan dari lambung yang berkaitan dengan system saraf dilambung atau hal-hal

yang bersifat psikologis. Gangguan struktur anatomi bisa berupa luka erosi atau

juha tumor. Faktor kejiwaan atau stress juga terhadap timbulnya serangan tulang

belakang penyakit gastritis (Sukarmin, 2011).

Badan penelitian kesehatan WHO (World Helth Organization) melakukan

peninjauan terhadap lansia di beberapa Negara untuk mendapatkan hasil

presentase kejadian gastritis di dunia, diantaranya Inggris 22%, China 31%,

Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan Prancis 29,5%, insiden gastritis di Asia

Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Angka kejadian

gastritis yang dikonfirmasi melalui endoskopi pada populasi di shanghai sekitar

17,2% yang secara substansial lebih tinggi dari pada populasi di barat yang

berkisar 4,1% dan bersifat asimptomatik. Presentase dari angka kejadian gastritis

Indonesia menurut WHO adalah 40,8% dan angka kejadian gastritis di beberapa

daerah Indonesia cukup tinggi dengan

1
2

angka kejadian 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk. Berdasarkan

profil kesehatan Indonesia tahun 2016, gastritis merupakan salah satu penyakit

dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap dirumah sakit di Indonesia

dengan jumlah 30.154 kasus (4,9%). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi

Jawa Barat, gastritis menempati urutan ke-3 dari 10 penyakit terbanyak di Jawa

Barat tahun 2014, yaitu sebesar 86.874 kasus (10,94%), menurut (WHO, 2017

dalam Widiyatusakinah, 2017).

Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut, yaitu pada usia produktif

masyarakat dari tingkat kesibukan, gaya hidup yang kurang memperhatikan

kesehatan, alkohol, virus, jamur, radiasi, alergi, garam empedu, eskimia, trauma

langsung, stress yang nudah terjadi. Gastritis dapat mengalami kekambuhan yang

terjadi pada penderita gastritis dapat dipengaruhi oleh pengaturan pola makan

yang tidak baik dan juga dipengaruhi oleh faktor stres (Sylvia, 2012 dalam

Ninandita 2018).

Pada penderita gastritis dapat memunculkan masalah baru yaitu

kekurangan nutrisi atau pada dunia kesehatan biasa disebut defisit nutrisi.

Kurangnya nutrisi ini dapat menjadi penyebab gastritis karena kurangnya asupan

makanan yang diakibatkan penurunan sensitivitas indera pengecap pada lanjut

usia sehingga bisa menurunkan nafsu makan dan berkurangnya gigi pada lanjut

usia (lansia) yang mengakibatkan kesulitan mengunyah. Hal tersebut merupakan

alasan yang dapat menyebabkan kurangnya asupan makanan pada lanjut usia

(lansia) sehingga kekurangan nutrisi yang dipengaruhi pola makan yang tidak

baik.
3

Kebutuhan dasar adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh manusia agar dapat

mempertahankan kebutuhan biologi dan fisiologi. Defisit Nutrisi adalah asupan

nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme (Tim Pokja SDKI

DPP PPNI, 2017).

Melihat latar belakang yang diuraikan di atas maka penulis tertarik untuk

mengangkat masalah Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Ny.E Dengan

Gangguan Defisit Nutrisi Akibat Gastritis DiKelurahan Pasir Gombong Bekasi

2021.

1.2 Batasan Masalah

Sehubungan data-data diatas, maka pada studi kasus kali ini penulis hanya

membatasi pada: Asuhan Keperawatan gerontik Pada Ny.E Dengan Defisit Nutrisi

Akibat Gastritis di Kelurahan Pasir Gombong Bekasi 2021.

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimana proses Asuhan Keperawatan gerontik Pada Ny.E dengan

Defisit Nutrisi Akibat Gastritis diKelurahan Pasir Gombong Bekasi 2021.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penulis Karya Tulis Ilmiah adalah mampu

menggali atau mempelajari Proses Asuhan Keperawatan Gerontik pada

Ny.E Dengan Defisit Nutrisi Akibat Gastritis, secara komprehensif sesuai


4

kebutuhan klien, dengan menggunakan Proses Keperawatan diPasir

Gombong, Bekasi, Jawa Barat.

1.4.2 Tujuan Khusus

a. Menggali tentang pengkajian Asuhan Keperawatan Defisit Nutrisi

pada Ny.E dengan Gastritis.

b. Menggali tentang diagnosis pada Asuhan Keperawatan Defisit

Nutrisi Pada Ny.E dengan.

c. Menggali perencanaan/intervensi Asuhan Keperawatan Defisit

Nutrisi pada Ny.E dengan Gastritis.

d. Menggali pelaksanaan tindakan keperawatan sasuai perencanaan

Asuhan Keperawatan Defisit Nutrisi Pada Ny.E dengan Gastritis.

e. Menggali tentang evaluasi Asuhan Keperawatan Defisit Nutrisi

Pada Ny.E dengan Gastritis.

1.5 Manfaat Penelitian

Karya tulis ilmiah ini diharapkan memberikan manfaat bagi:

1.5.1 Bagi Masyarakat


a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan

penanganan defisit nutrisi akibat gastritis.

b. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengelola

penanganan defisit nutrisi akibat gastritis.

.5.2 Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan


5

a. Menambahkan keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang

keperawatan dalam manajemen Asuhaa Keperawatan Gerontik Pada

Ny.E Dengan Defisit Nutrisi Akibat Gastritis di Kelurahan Pasir

Gombong Bekasi 2021.

b. Karya tulis ilmiah ini dapat digunakan untuk sumber literature untuk

penelitian dibidang ilmu keperawatan khususnya Asuhan

Keperawatan Gerontik pada Ny.E Dengan Defisit Nutrisi Akibat

Gastritis di Kelurahan Pasir Gombong Bekasi 2021.

c. Sebagai salah satu bacaan kepustakaan dalam bidang keperawatan.

.5.3 Bagi Penulis

a. Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset

keperawatan, khususnya studi kasus tentang Asuhan Keperawatan

Gerontik Pada Ny.E Dengan Defisit Nutrisi Akibat Gastritis

dikelurahan Pasir Gombong Bekasi.

b. Menambah pengetahuan dan wawasan dalam memberikan Asuhan

Keperawatan Gerontik Pada Ny.E Dengan Defisit Nutrisi akibat

Gastritis di Kelurahan Pasir Gombong Bekasi 2021.


6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Lanjut Usia


.1.1 Pengertian lansia
Menurut World Health Organization (WHO), lanjut usia adalah

seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lanjut usia (lansia)

merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir

dari fase kehidupannya. Kelompok yang di kategorikan lanjut usia (lansia)

terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan

(Nugroho, 2012).

Lanjut Usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak

secara tiba-tiba menjadi tua. Hal ini normal, dengan perubahan fisik dan

tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat

mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu. Dimasa ini

lansia mengalami kemunduran fisik secara bertahap (Azizah, 2011).

.1.2 Batasan lanjut usia

Di Indonesia lanjut usia (lansia) adalah 60 tahun ke atas. Hal ini

dipertegaskan dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang

kesejahteraan lanjut usia Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 (Nugroho, 2008). Beberapa

pendapat para ahli tentang batasan usia sebagai berikut:

1) Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada empat tahap yaitu:

a. Usia pertengahan (middle age) usia 45-59 tahun

6
7

b. Lanjut usia (eldery) usia 60-74 tahun

c. Lanjut usia tua (old) usia 75-90 tahun

d. Usia sangat tua (very old) usia>90 tahun

2) Menurut Kementrian Kesehatan RI (2015) lanjut usia dikelompokan

menjadi usia lanjut (60-69 tahun) dan usia lanjut dengan risiko tinggi

(lebih dari 70 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan)

.1.3 Tipe lanjut usia

Tipe lanjut usia menurut Azizah, 2011 sebagai berikut:

a. Tipe arif bijaksana

Kaya dengan hikmat pengalaman menyesuaikan diri dengan


perubahanjaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati,
sederhana, dermawan, memenuhi, undangan, dan menjadi panutan.

b. Tipe mandiri

Mengganti kegiatan-kegiatan yang hilang dengan kegiatan-kegiatan


baru, selektif dalam mencari pekerjaan, teman pergaulan, serta memenuhi
undangan.

c. Tipe tidak puas

Konflik lahir batin menentang proses ketuaan, yang menyebabkan

kehilangan kecantikan, kehilangan daya tarik jasmaniah, kehilangan

kekuasaan, status, teman yang disayangi, pemarah, tidak sabar, mudah

tersinggung, menuntut, sulit dilayani, dan pengritik.


8

d. Tipe pasrah

Menerima dan menunggu nasib baik, mempunyai konsep habis

gelap terbitlah terang, mengikuti kegiatan berfaedah, ringan kaki,

pekerjaan apa saja dilakukan.

e. Tipe bingung

Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, merasa minder,

penyesal, pasif, mental, sosial dan ekonominya.

 Tipe ini diantara lain:

 Tipe optimis

 Tipe konstruktif

 Tipe ketergantungan

 Tipe defensive

 Tipe militant dan serius

 Tipe marah atau frustasi

 Tipe putus asa

.1.4 Masalah yang muncul pada lanjut usia

Menurut buku pendidikan keperawatan gerontik karangan Muhith


abdul (2016), masalah yang bisa muncul pada lanjut usia meliputi
perubahan dari tingkat sel sampai ke semua system organ tubuh, antara
lain sebagai berikut:

a. Sistem pernafasan pada lansia

1) Otot pernafasan kaku dan kehilangan kekuatan sehingga volume udara

inspirasi berkurang, mengakibatkan pernafasan cepat serta dangkal.


9

2) Penurunan aktivitas paru menyebabkan jumlah udara pernafasan yang

masuk ke paru mengalami penurunan.

3) Cardiac output pada arteri tidak berubah sehingga komposisi oksigen

dalam arteri juga mengalami penurunan dan lama-kelamaan menjadi

racun.

4) Kemampuan batuk berkurang sehingga pengeluaran sekret dari

saluran nafas berkurang.

b. Sistem persyarafan

1) Kemampuan merespon serta berpikir mengalami penurunan

2) Penglihatan menurun, hilangnya fungsi pendengaran, syaraf

penciuman mengecil, serta perasa lebih sensitive terhadap perubahan

suhu.

c. Penglihatan

1) Kornea lebih berbentuk sferis (bola)

2) Lensa lebih suram

3) Hilangnya daya akomodasi (mengatasi konflik)

4) Berkurangnya luas pandang

5) Menurunnya kemampuan membedakan warna

d. Pendengaran

1) Prebiakusis (gangguan pendengaran)

2) Hilangnya kemampuan pendengaran pada telinga bagian dalam

3) Adanya penumpukan serumen yang dapat mengeras karena

meningkatnya kreatinin
10

e. Pengecap dan penghidung

1) Menurunnya kemampuan pengecap

2) Menurunnya kemampuan penghidung dapat menyebabkan selera

makan berkurang

f. Peraba

1) Penurunan dalam merasakan sakit

2) Penurunan dalam merasakan tekanan, panas, dan dingin.

g. Perubahan kardiovaskuler

1) Katup jantung menebal serta menjadi kaku

2) Elastisitas pembuluh darah menghilang

2.2 Konsep Medis Penyakit Gastritis Akut

.2.1 Definisi

Gastritis akut adalah suatu peradangan parah pada permukaan

mukosadengan kerusakan-kerusakan erosi (Soeparman, 2001 dalam

Mardalena, 2017).

Gastritis akut adalah suatu peradangan parah pada permukaan mukosa

lambung dengan kerusakan-kerusakan erosi (soeparman, 2001 dalam

Mardalena, 2017). Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa

lambung yang akut atau bersifat sementara (Khanza, 2018).

Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung

yang kuat dengan kerusakan erosi pada bagian superficial (Muttaqin, 2011

dalam Siswandana, 2018).


11

.2.2 Penyebab

Gastritis (radang lambung) adalah suatu radang menyangkut perut

entah karena erosi maupun atrofi (berhentinya pertumbuhan). Penyebab erosif

meliputi stress seperti penyakit fisik atau medikasi seperti obat Nonsteroidal

Anti-Inflammatory Drug (NSAID). Penyebab atrofi meliputi sejarah operasi

sebelumnya (seperti gastrectomy), anemia pernicious, penggunaan alkohol

atau infeksi Helicobacter pylori. (Dwi Probantini, 2014 dalam Mary

DiGiulio)

.2.3 Tanda dan gejala

Tanda dan gejala gastritis diantaranya:

1) Mual dan muntah


2) Anoreksi

3) Area epigastric pada palpasi karena iritasi lambung

4) Pendarahan karena iritasi mukosa lambung

5) Hematemesis-kemungkinan emesis berwarna kopi karena pencernaan

darah sebagian

6) Melena-feses hitam keras (Dwi Probantini, 2014 dalam Mary DiGiulio)

.2.4 Patofisiologi

Perangsangan sel vagus yang berlebihan selam stress psikologi sanggup

menimbulkan pelepasan atau sekresi gastrin yang menimbulkan dari nucleus

motorik dorsalis nervus vagus, sehabis melewati nervus vagus menuju

dinding lambung pada sistem saraf enterik, kemudian kelenjar-kelenjar gaster


12

atau getah lambung, sehingga mukosa dalam dalam antrum lambung

mensekresikan hormone gastrin dan merangsang sel-sel parietal yang

nantinya produki asam hidroklorinnya berlebihan sehingga terjadi iritasi

mukosa lambung.

Obat-obatan, alkohol, garam empedu, atau enzim pancreas sanggup

merusak mukosa lambung, menggangu barrier mukosa lambung dan

memungkinkan difusi kembali asam dan pepsin ke dalam jaringan lambung.

Maka terjadi iritasi dan peradangan pada mukosa lambung dan nekrosis yang

sanggup menimbulkan perforasi dinding lambung dan perdarahan dan

peritonitis.

Asam hidroklorida disekresi secara kontinyu sehingga sekresi

meningkat alasannya yaitu mekanisme neurogenic dan hormone yang dimulai

oleh rangsangan lambung. Asam lambung atau hidroklorida tidak dinetralisir

atau mukosa melemah akhirnya tidak ada pelindungan, akhirnya asam

hidroklorida dan pepsin akan merusak lambung, yang lama-kelamaan barrier

mukosa lambung yaitu suplei darah, keseimbangan asam-basa, integrritas sel

mukosa dan regenerasi epitel. Bahan-bahan ibarat aspirin, alkohol dan Anti

Inflamasi Non Steroid sanggup menurunkan produksi mukosa lambung.

Pada fase awal peradangan mukosa lambung akan merangsang ujung

syaraf yang terpajan yaitu syaraf hipotalamus untuk mengeluarkan asam

lambung. Kontak antara lesi dan asam juga merangsang prosedur reflek lokal

yang dimulai dengan kontraksi otot halus sekitarnya. Akhirnya terjadi nyeri
13

yang biasanya dikeluhkan dengan adanya nyeri yang biasanya dikeluhkan

dengan terdapat nyeri tumpul, tertusuk, terbakar di epigastrum tengah dan

punggung.

Dari masukan minuman yang mengandung kafein, stimulan sistem saraf

sentra parasimpatis sanggup meningkatkan aktivitas otot lambung dan sekresi

pepsin. Selain itu nikotin juga sanggup mengurangi sekresi bikarbonat

pankreas, alasannya yaitu menghambat netralisasi asam lambung dalam

duodenum yang lama-kelamaan sanggup menimbulkan mual muntah.

Peradangan akan menimbulkan terjadinya hiperemis atau peningkatkan

vaskularisasi, sehingga mukosa lambung berwarna merah dan menebal dan

lama-kelamaan menimbulkan atropi gaster dan menimpis, yang berdampak

pada gangguan sel chief dan sel parietal, sel parietal berfungsi untuk

mensekresikan faktor intrinsik, akan tetapi alasannya yaitu adanya antibodi

maka faktor intrinsik tidak bisa untuk menyerap vitamin B12 dalam makanan,

dan akan terjadi anemia perniciosa.


14

Gambar 2.1 patofisiologi

(price, 2008 dalam Siswandana, 2018)


15

.2.5 Pemeriksaan penunjang

Menurut (Suratun, 2010) pemeriksaan penujang pada pasien dengan

gastritis meliputi:

1) Darah lengkap, bertujuan untuk mengetahui adanya darah dalam feses.

2) Pemeriksaan serum vitamin B12, bertujuan untuk mengetahui adanya

defisiensi B12.

3) Analisa feses, bertujuan untuk mengetahui adanya darah dalam feses.

4) Analisa gaster, bertujuan untuk mengetahui kandungan HCI lambung.

Acholohidria menunjukkan adanya gastritis atropi.

5) Tes antibody serum, bertujuan mengetahui adanya antibody sel parietal

dan faktor intrinsic lambung terhadap Helicobacter pylori.

6) Endoscopy, biopsy, dan pemeriksaan urine biasanya dilakukan bila ada

kecurigaan berkembangnya ulkus peptikum.

7) Sitologi, bertujuan untuk mengetahui adanya keganasan sel lambung.

.2.6 Komplikasi

Komplikasi penyakit gastritis menurut (Muttaqin dan Sari, 2011 dalam

Novianti 2019) antara lain:

1) Perdarahan saluran cerna bagian atas yang merupakan kedaruratan medis.

2) Ulkus peptikum, jika prosesnya hebat.

3) Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah berat.

4) Anemia pernisiosa, keganasan lambung.


16

.2.7 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada gastritis, yaitu meliputi,

Antikoagulan diperuntukan bila ada pendarahan pada lambung. Antasida

digunakan untuk gastritis yang parah berupa cairan dan elektrolit yang

diberikan melalui intervena untuk mempertahankan keseimbangan cairan

sampai gejala-gejala mereda, sedangkan untuk gastritis yang tidak parah

diobati dengan antasida dan istirahat. Histonin yaitu ranitidine yang dapat

diberikan untuk menghambat pembentukan asam lambung dan kemudian

menurunkan iritasi lambung, sulcralfate diberikan untuk melindungi mukosa

lambung dengan cara menyeliputinya, untuk mencegah difusi kembali asam

dan pepsin yang menyebabkan iritasi, selanjutnya dapat dilakukan

pembedahan, yaitu untuk mengangkat gangreme dan perforasi,

gastrojejunuskopi atau reseksi lambung untuk mengatasi obstruksi pylorus.

(Hardi dan Huda, 2015 dalam Nurhuda, 2019).

Penatalaksanaan yang dilakukan pada gastritis akut secara medis dapat

diatasi dengan menginstruksikan pasien akut secara dapat diatasi dengan

menginstruksikan pasien untuk menghindari alkohol dan makanan sampai

gejala berkurang, bila pasien mamou makan melalui mulut dapat dilakukan

diet mengandung gizi yang dianjurkan, jika gejala menetap maka cairan perlu

diberikan secara parenteral, bila terjadi pendarahan maka penatalaksanaanya

adalah sama dengan prosedur yang dilakukan untuk heroragik saluran

gastrointestinal atas, bila gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang

sangat asam atau alkali, pengobatan dapat dilakukan dari pencernaan dan
17

penetralisasian agen penyebab untuk menetralisasi asam maka digunakan

antasida umum misalnya alumunium hidroksida untuk menetralisasi alkali,

digunakan jus lemon encer atau cuka encer, bila korosi luas atau berat,

emetic, dan lafase dihindari karena bahaya perforasi. Terapi pendukung

mencakup intubasi, analgesic dan sedative, antasida, serta cairan intravena,

untuk endokopi fiberopti mungkin diperlukan pembedahan darurat mungkin

diperlukan untuk mengangkat gangrene atau jaringan perforasi.

Gastrojejunostomi atau reseksi lambung mungkin diperlukan untuk mengatasi

obstruksi pilrus. ( Hardi dan huda, 2015 dalam Nurhuda, 2019 ).

Penatalaksanaan secara keperawatan dapat dilakukan dengan

menginstruksikan pasien untuk tirah baring yang bertujuan mengurangi

stress, diet air the, air kaldu, air jahe dengan soda kemudian diberikan peroral

pada interval yang sering, makanan yang sudah dihaluskan seperti pudding,

agar-agar dan sup, biasanya dapat diberikan setelah 12-24 jam dan kemudian

makanan-makanan berikut ditambahkan secara bertahap. (Hardi dan Huda,

2015 dalam Nurhuda, 2019).

2.3 Asuhan Keperawatan Defisit Nutrisi

.3.1 Pengkajian Keperawatan

Tahap awal dari proses pemberian asuhan keperawatan yaitu


pengkajian, pengkajian merupakan tahap paling awal yang perawat lakukan
kepada pasien. Dimana seluruh data dikumpulkan secara sistematis dan
terurut yang di perlukan untuk menentukan status kesehatan pasien saat ini
18

pengkajian dilakukan secara komprehensif meliputi aspek bio-psiki-sosial


serta spiritual pasien harus di kaji secara lengkap (Fansuri 2019).

a. Pengkajian pada pasien gastritis menurut Putra (2018) :


1) Aktivitas/ Istirahat

Biasanya klien mengalami kelelahan, kelemahan, dan hiperventilasi.

2) Sirkulasi

Biasanya klien mengalami kelemahan, berkeringat, warna kulit

pucat, nadi perifer lemah, pengisian kapiler lambat, warna kulit

pucat, dan kelemahan pada kulit

3) Integritas Ego

Apakah ada faktor stress akut atau kronis (kehilangan, hubungan

kerja) dan perasaan tak berdaya.

4) Eliminasi

Adanya riwayat perawatan Rumah sakit sebelumnya karena

perdarahan atau masalah yang berhubungan dengan gastritis

5) Makanan / cairan

Anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang diduga obstruksi

vilorik bagian luar sehubungan dengan luka duodenal)

6) Neurosensori

Rasa berdenyut, pusing atau sakit kepala karena sinar, kelemahan.

Indeks Massa Tubuh merupakan alat atau acara yang sederhana

untuk memantau status gizi pasien. Khususnya yang berkaitan dengan

kekurangan atau kelebihan berat badan. Berat badan kurang dapat


19

meningkatkan resiko terhadap penyakit infeksi. Untuk memantau indeks

masa tubuh orang dewasa digunakan timbangan berat badan dan pengukur

tinggi badan (Mardalena, 2017, dalam Ummah, 2019). Untuk mengetahui

nilai IMT dapat dihitung dengan rumus berikut:

IMT= Berat Badan (Kg)

[Tinggi badan (m)]²

Gambar 2.2 Rumus IMT (Mardelena, 2017)

Katagori Batas Ambang


Underweight < 18,5
Normal 18,5 – 22
Overweight ≥ 23,0
At-risk 23,0 - 24,9
Obsese I 25,0 - 29,9
Obsese II ≥ 30,0
Table 2.3 Katagori batas ambang IMT (Mardalena, 2017)

.3.2 Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai klinis

terhadap pengalaman atau respons individu, keluarga atau komunikasi pada

masalah kesehatan, pada resiko masalah kesehatan atau pada proses mengenali

respon klien terhadap masalah kesehatannya atau proses kehidupan yang

dialaminya baik yang beralangsung actual maupun potensial, diagnosa

keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respons klien individu, keluarga

dan komunikasi terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan (SDKI,

2017).

a. Defisit nutrisi
20

1) Definisi

Defisit nutrisi merupakan suatu kondisi dimana asupan nutrisi yang

tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan motabolisme tubuh

(SDKI, 2017).

2) Batasan karakteristik (Wilkinson, 2016)

a) Subjektif

Kram abdomen

Nyeri abdomen [dengan atau tanpa penyakit]

Menolak makan

Indigesti (non-NANDA International)

Persepsi ketidakmampuan untuk mencerna makanan

Melaporkan perubahan sensasi rasa

[melaporkan] kekurangnya makanan

Merasa cepat kenyang setelah mengkonsumsi makanan

b) Objektif

Pembuluh kapiler rapuh

Diare atau steatore

[Adanya bukti] kekurangan makanan

Kehilangan rambut yang berlebihan

Bising usus hiperaktif

Kurang informasi, informasi yang salah

Kurangnya minat terhadap makanan

Salah paham
21

Membrane mukosa pucat

Tonus otot buruk

Menolak untuk makan (non-NANDA International)

Rongga mulut terluka [inflamasi]

Kelemahan otot yang berfungsi untuk menelan atau mengunyah

3) Faktor yang berhubungan (SDKI, 2016)

a) Ketidakmampuan menelan makanan

b) Ketidakmampuan mencerna makanan

c) Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient

d) Peningkatkan kebutuhan metabolisme

e) Faktor ekonomi (misal, finansial tidak mencukup)

f) Faktor fisikologis (missal, stress, keengganan untuk makan)

4) Gejala dan tanda mayor minor berdasarkan SDKI (2016) yaitu:

a. Gejala tanda mayor:

1) Subjektif: -

2) Objektif: berat badan menurun minimal 10% di bawah rentang

ideal

b. Gejala tanda minor:

1) Subjektif: Cepat kenyang setelah makan, Kram/nyeri abdomen,

Nafsu makan menurun

2) Objektif: bising usus hiperaktif, otot pengunyah lemah, otot

menelan lemah, membrane mukosa pusat, sariawan, serum

albumin turun, rambut rontok berlebihan, diare


22

.3.3 Intervensi keperawatan

Intervensi keperawatan merupakan segala bentuk terapi yang

dikerjakan oleh perawat yang dasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis

untuk mencapai peningkatan, pencegahan dan pemulihan kesehatan klien

individu, keluarga, dan komunitas (Tim pokja SIKI DPP PPNI, 2018)

a. Manajemen Nutrisi

1) Obeservasi :

a) Identifikasi status nutrisi

b) Identifikasi alergi dan intoleransi makanan.

c) Identifikasi makanan yang disukai.

d) Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien.

e) Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik

f) Monitor asupan makanan

g) Monitor berat badan

h) Monitor hasil pemeriksaan laboratorium

2) Teraupetik

a) Lakukan oral hygiene sebelum makan.

b) Fasilitasi menentukan pedoman diet.

c) Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai

d) Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi.

e) Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein.

f) Berikan suplemen makanan.

3) Edukasi
23

a) Anjurkan diet yang diprogramkan.

b) Anjurkan makanan sedikit tapi sering

c) Berikan pendidikan kesehatan mengenai gizi seimbang.

4) Kolaborasi

a) Kolaborasi pemberian Ahli Gizi, jika perlu

.3.4 Implementasi keperawatan

Implementasi adalah suatu pelaksanaan dari rencana tindakan yang

sudah dibuat untuk proses penyembuhan pasien selama dirawat dirumah

sakit. Setiap tindakan yang diberikan dari rencana tindakan harus diberi

tanggal, waktu dan paragraph. (Doenges, 2009) Dalam (Permatasari, 2019).

Pada diagnose keperawatan Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidak

mampuan mencerna makanan, selama 3x24 jam dilakukan tindakan sesuai

rencana keperawatan yang telah dibuat seperti:

a. Manajemen Nutrisi

1) Observasi:

a) Mengidentifikasi status nutrisi

b) Mengidentifikasi alergi dan intoleransi makanan

c) Mengidentifikasi makanan yang disukai

d) Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien

e) Mengdentifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri

f) Mengidentifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik

g) Memonitor asupan makanan


24

h) Memonitor Berat Badan

i) Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium

2) Terapeutik

a) Memberikan oral hygiene sebelum makan.

b) Memfasilitasi menentukan pedoman diet.

c) Menyajikan makanan secara menarik dan suhu yang

sesuai.

d) Memberikan makanan tinggi serat untuk mencegah

konstipasi.

e) Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein.

f) Memberikan suplemen makanan.

3) Edukasi

a) Menganjurkan diet yang diprogramkan.

b) Menganjurkan makan sedikit tatapi sering.

c) Memberikan pendidikan kesehatan mengenai gizi

seimbang.

4) Kolaborasi

a) Berkolaborasi dengan Ahli Gizi, jika perlu

2.3.5 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi dari proses keperawatan yaitu untuk mengukur respon pasien

terhadap tindakan keperawatan serta kemajuan pasien kearah pencapaian


25

tujuan yang telah ditentukan, format evaluasi keperawatan yaitu menggunakan

SOAP (Subjektif, Objektif, Analisa, dan Planning). Subjektif yaitu pernyataan

atau keluhan yang diutarakan pasien saat dilakukannya wawancara. Objektif

yaitu data yang didapat dari observasi oleh perawat. Analisa yaitu masalah

keperawatan yang dialami oleh pasien. Planning yaitu rencana tindakan yang

akan dilakukan berdasarkan analis.

.4 Konsep Defisit Nutrisi pada pasien Gastritis

.4.1 Definisi Nutrisi

Defisit nutrisi adalah ketidakcukupan asupan gizi dalam memenuhi

kebutuhan energi harian karena asupan makanan yang tidak memandai atau

karena gangguan pencernaan dan penyerapan makanan (Barbara, dkk, 2011,

dalam Wulandari, 2018).

Defisit nutrisi adalah keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan

tidak berpuasa (normal) atau penurunan berat badan akibat ketidakcukupan

asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme. Menurut Wilkinson & Ahern

(2015) defisit nutrisi yaitu asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi

kebutuhan metabolik. (Hidayat, 2009, dalam Wulandari, 2018).

.4.2 Faktor yang menyebabkan Defisit Nutrisi

Kekurangan nutrisi atau defisit nutrisi pada pasien gastritis disebabkan


oleh efek samping obat selama fase penyembuhan. Gejala yang berhubungan
dengan makanan dan pencernaan antara lain stomatis, perubahan rasa makan,
26

disfagia, mual, muntah, perut kembung, diare, konstipasi, nyeri waktu BAB,
penurunan nafsu makan, penurunan kemampuan absorbs makanan, lemah
karena anemia serta demam (Sutandyo, 2008, dalam Wulandari, 2018).
Menurut Hidayat (2009), dalam Wulandari (2018) faktor-faktor yang
mempengaruhi defisit nutrisi adalah:

a. Pengetahuan

Pengetahuan yang berkurang tentang manfaat makanan bergizi

dapat mempengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan

oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam

memahami kebutuhan nutrisi.

b. Prasangka

Prasangka buruk terhadap beberapa makanan yang bergizi tinggi

dapat mempengaruhi kebutuhan nutrisi seseorang.

c. Kebiasaan

Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap

makanan ketentuan juga dapat mempengaruhi kebutuhan nutrisi.

d. Kesukaan

Kesukaan yang berlebih terhadap suatu jenis makanan dapat

mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak

memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup.


27

e. Ekonomi

Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan kebutuhan nutrisi

karena penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak

sedikit. Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian yang

tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya

dibandingkan dengan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.

2.4.3 Tanda dan Gejala mayor minor

Tanda dan Gejala Defisit Nutrisi berdasarkan SDKI (2017) yaitu:

a. Tanda Mayor:

1) Subjektif: -

2) Objektif: berat badan menurun minimal 10% di bawah rentang

ideal

b. Tanda minor:

1) Subjektif: Cepat kenyang setelah makan, Kram/nyeri abdomen,

Nafsu makan menurun

2) Objektif: bising usus hiperaktif, otot pengunyah lemah, otot

menelan lemah, membrane mukosa pusat, sariawan, serum

albumin turun, rambut rontok berlebihan, diare.

2.4.4 Manajemen Defisit Nutrisi pada pasien dengan gastritis

Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia/SIKI (2018),

manajemen nutrisi sebagai berikut:

a. Lakukan oral hygiene sebelum makan.


28

b. Fasilitasi menentukan pedoman diet.

c. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai.

d. Berikan maknan tinggi serat untuk mencegah konstipasi.

e. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein.

f. Berikan suplemen makanan.

2.4.5 Edukasi defisit nutrisi pada pasien dengan gastritis

a. Anjurkan diet yang diprogramkan.

b. Anjurkan makan sedikit tetapi sering.

c. Berikan pendidikan kesehatan mengenai gizi seimbang.


29

BAB III

METODE STUDI KASUS

3.1 Rencana Karya Tulis Ilmiah

Pada karya tulis ilmiah ini desain yang digunakan penelitian adalah studi

kasus dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu penelitian yang dapat

digunakan terhadap sekumpulan objek dengan tujuan utamanya untuk

memberikan gambaran tentang studi dan menganalisis lebih mendalam tentang

Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Ny.E Dengan Gastritis diKelurahan Pasir

Gombong Bekasi 2021.

3.2 Subyek Studi Kasus

Subyek penelitian adalah subyek yang menjadi tujuan utama untuk diteliti

dan menjadi pusat perhatian atau sasaran peneliti. Subyek studi kasus dalam

penelitian ini adalah Ny.E dengan gangguan (masalah keperawatan) gastritis

3.3 Tempat dan Waktu Studi

Kasus ini dilaksanakan dilingkungan rumah pasien dijalan Pasir Gombong

Cikarang utara bekasi, pada tanggal 08 mei – 10 mei 2021.

3.4 Pengumpulan Data


Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 cara yaitu,

Wawancara dan Observasi.

29
30

a. Wawancara

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data secara lisan dari

seorang responden atau sasaran peneliti seperti pasien dan keluarga, atau

bercakap-cakap dan bertatap muka dengan orang tersebut.

Wawancara yang dilakukan antara lain:

1) Menanyakan identitas

2) Menanyakan keluhan utama

3) Menanyakan riwayat penyakit sekarang, dahulu, dan riwayat keluarga

4) Menanyakan informasi tentang klien kepada keluarga

b. Observasi

Observasi yang dilakukan yaitu melakukan penilaian nyeri pada pasien,

melakukan observasi pemeriksaan fisik seprti observasi tekanan darah, nadi,

sespirasi dan suhu, pemeriksaan fisik yang dilakukan secara head to toe

meliputi teknik inpeksi, palpasi, perkusi, auskultasi.

3.5 Penyajian Data

Studi kasus ini dilaksanakan dilingkungan rumah pasien di Jalan Pasir

Gombong Cikarang Bekasi, pada tanggal 08 mei sampai 10 mei 2021, dengan

melakukan asuhan keperawatan gerontik terhadap satu pasien lanjut usia yaitu

Ny. E (61) tahun, status perkawinan cerai mati, beragama islam, suku bangsa

Indonesia, pendidikan SD, bahasa yang digunakan bahasa Indonesia,

pekerjaan ibu rumah tangga (IRT), alamat rumah Jl. Pasir Gombong Rt

01/05, cikarang utara, Bekasi, Jawa Barat, tanggal pengkajian 08 mei 2021,

dengan diagnosa medis gastritis, sumber informasi yang didapatkan dari


31

pasien langsung. Tanggal pengkajian 08 mei 2021 dengan keluhan

mengkonsumsi makan yang pedas dan asam, sering lambat makan, penuaan,

kurang olah raga, pasien mengatakan bahwa pasien mempunyai riwayat

gastritis tetapi pasien tidak bisa mengontrol pola makannya.

Saat dilakukan pengecekan tanda-tanda vital didapatkan hasil tekanan

darah = 140/80 mmHg, Nadi= 82x/menit, Respirasi= 20x/menit, Suhu= 35,5

derajat celcius. Ny. E mengatakan sulit untuk tidur dan mengatakan pola

tidurnya berubah, Ny. E mengatakan tidak mau makan karena mual, klien

makan hanya 2x sehari itupun hanya habis 3-4 sendok, tidak mau makan

karena mual, klien terlihat tampak lemas, berat badan sebelum sakit 44 kg,

berat badan saat ini 37 kg.

Setelah melakukan pengkajian pada Ny. E, dan hasilnya didapatkan

masalah keperawatan salah satunya adalah defisit nutrisi yang berhubungan

dengan gastritis.

Intervensi pada masalah keperawatan defisit nutrisi yang akan

dilakukan dengan manajemen nutrsi pada pasien gastritis yaitu

mengidentifikasi status nutrisi, monitor asupan makanan, monitor berat

badan, dan Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan.

Evaluasi dilakukan pada 3 hari dari tanggal 08 mei 2021 sampai 10 mei

2021. Dimulai dari diagnosa keperawatan utama Defisit Nutrisi berhubungan

dengan ketidak mampu menerna makanan dengan kriteria hasil yang

diharapkan tidak ada mual muntah, ada peningkatan nafsu makan, adanya

penambahan berat badan serta porsi makan yang di sediakan dapat di


32

habiskan, evaluasi akhir setelah tiga hari masalah teratasi sebagian dengan di

tandai sudah tidak ada mual muntah, dan sudah mau makan hingga 7 sendok

makan dalam 1 porsi tetapi sering di sertakan buah-buahan dan cemilan

lainnya.
33

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 08 mei 2021, di Jalan Pasir


Gombong Cikarang Bekasi dengan diagnosa medis Gastritis.

a. Identitas Klien
Nama Klien Ny. E, jenis kelamin perempuan, usia 61 tahun, status
perkawinan cerai mati, beragama islam, suku bangsa Indonesia,
pendidikan SD, bahasa yang digunakan bahasa Indonesia,
pekerjaan Ibu Rumah Tangga (IRT), alamat rumah Jl. Pasir
Gombong Rt 01/05, cikarang utara, Bekasi, Jawa Barat, sumber
informasi klien.
b. Resume Keperawatan
Ny. E pada tanggal 08 Mei 2021 mengatakan bahwa Ny. E
mempunyai riwayat gastritis tetapi Ny. E tidak bisa mengontrol
pola makannya seperti sering mengkonsumsi makanan pedas dan
asam, sering lambat makan, penuaan, dan kurang olah raga.
c. Riwayat Keperawatan
1). Riwayat Kesehatan Sekarang
Saat dilakukan pengkajian Ny. E mengatakan bahwa
merasakan perut kembung, mual, muntah, sulit tidur dan
makan hanya 2x sehari itupun hanya habis 3-4 sendok.
Penyebabnya saat sebelum sakit Ny. E tidak menjaga pola
makannya, karena ketika Ny. E makan akan terasa perut
kembung dan mual bahkan bisa sampai muntah. Ny. E juga
mengatakan sulit tidur sehingga pola tidurnya berubah.

33
34

2). Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Riwayat kesehatan masa lalu Ny. E tidak pernah memiliki
penyakit ataupun kecelakaan pada masa lalu. Ny. E pernah
mengkonsumsi obat – obatan seperti omeprazole.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ny. E mengatakan dari keluarga tidak memiliki riwayat
penyakit.

Bagan genogram:

: pria meninggal

: perempuan meninggal

: pria

: Perempuan

: pasien

: Garis keturunan

: Garis Satu Rumah


35

4) Riwayat psikososial dan spiritual


Pola pikir dan persepsi pasien baik tidak ada kesulitan, persepsi
diri Ny. E terlalu memikirkan penyakit gastritis dan
mengatakan takut jika gastritisnya semakin parah sehingga Ny.E
tidak dapat mengurus rumah tangga dan anak – anaknya lagi,
harapan Ny.E menjalani perawatan ingin cepet sembuh.
Perubahan yang dialami Ny. E setelah sakit ialah tidak dapat
beraktifitas dengan baik karena sakit yang dirasa. Suasana hati
Ny. E khawatir dengan penyakitnya semakin parah, hubungan
komunikasi Ny. E dengan lingkungan rumahnya baik,
menggunakan bahasa Indonesia, tempat tinggal Ny. E sudah
mandiri dengan anaknya, tidak ada adat istiadat yang dianut,
pembuat keputusan dalam keluarga adalah Ny. E, keuangan
keluarga mencukupi, menganut agama islam.
5) kondisi lingkungan rumah
Ny. E saat ini tinggal perkampungan. Keadaan rumah Ny. E
bersih, jauh dari pembungan sampah, terdapat selokan air dan
nyaman ditempati.
6) Nutrisi/makanan
Sebelum sakit
Riwayat nutrisi dan cairan, frekuensi makan Ny. E 3x sehari,
jenis makanan yang dimakan pasien padat, makanan yang
disukai oleh Ny. E ayam dan telor, tidak ada makanan yang
dipantang, Ny. E mengatakan sering terlambat makan, berat
badan Ny. E menurun selama 3 bulan terakhir yaitu berkurang
dari 44 kg menjadi 41 kg. Ny. E mengatakan banyak minum
dalam sehari menghabiskan 1500 ml perhari.
Saat sakit
Ny.E mengatakan hanya makan 2 kali/sehari, nafsu makan Ny.E
menurun, Ny.E mengatakan tidak ingin makan karena merasa
selalu kenyang serta merasakan mual dan muntah pada saat
36

makan, Ny. E hanya menghabiskan 3-4 sendok tanpa memakan


makanan yang lainnya, Ny. E juga tidak pernah minum karena
apapun makanan dan minuman yang dimakan dan diminum
akan dimuntahkan, Ny. E minum hanya 1 botol air mineral
sehari (600 ml).

7) Eliminasi

Sebelum sakit

Klien BAB dengan frekuensi 1 kali/hari dengan dengan waktu


tidak menentu, warna feses kekuningan, berbau khas, dengan
konsistensi padat, Ny.E mengatakan tidak pernah menggunakan
pencahar. Untuk BAK dengan frekuensi 3 sampai 5 kali sehari
berwarna kining jernih dan memiliki bau khas.

Saat sakit

Ny. E mengatakan pada saat sakit Ny. E BAB dengan frekuensi


1 kali/ hari dengan waktu yang tidak menentu, warna feses
kekuningan, berbau khas, dengan konsistensi padat, Ny. E
mengatakan tidak menggunakan pencahar. Untuk BAK Ny. E
dengan frekuensi 3 kali/hari berwarna kuning jernih dan
memiliki bau khas.

9) Aktivitas dan Latihan

Sebelum sakit

Kegiatan Ny.E dalam pekerjaan ialah mengurus rumah tangga


dan anaknya, Ny. E tidak pernah melakukan olahraga dan tidak
memiliki kegiatan lain diwaktu luang, Ny. E tidak memiliki
kesulitan maupun keluhan dalam hal memenuhi kebutuhan
dasarnya sendiri, riwayat lingkungan dan kebersihan lingkungan
Ny. E baik.
37

Saat sakit

Ny. E mengalami kelelahan untuk melakukan aktivitas, pasien


mengatakan lemas saat akan melakukan aktivitas, pergerakan
pasien terlihat terbatas, kebutuhan pemenuhan ADL dibantu
oleh keluarga, pasien terlihat lemah.

d. Pemeriksaan fisik
1) Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah: 140/80 mmHg
b) Pernapasan: 20x/menit
c) Suhu: 35,5°C
d) Nadi: 82x/menit
2) Sistem penglihatan
Posisi mata simetris, klopak mata hitam, pergerakan bola
mata normal, konjungtiva merah muda, kornea normal
aklera mata anikterik ukuran pupil normal, tanda-tanda
radang tidak ada, tidak menggunakan alat bantu
penglihatan, operasi tidak pernah.
3) Sistem pernafasan
Jalan nafas tidak ada sumbatan, klien tidak sesak, tidak
ada penggunaan alat bantu nafas, frekuensi nafas
20x/menit, irama teratur, pernafasan sepontan, batuk tidak
ada, tidak ada nyeri saat bernafas, kemampuan melakukan
aktifitas kurang. Inspeksi dada simetris antara kanan dan
kiri sama, pengembangan dada kiri sama, perkusi sonor
diparu, auskultasi pesikuler, tidak terdapat retraksi pada
dinding dada.
4) Sistem kardiovaskuler
Pada pemeriksaan kardiovaskuler ditemukan data, tidak
ada nyeri dada, irama jantung: teratur, pulsasi: kuat, posisi
ics 5mid clavicula sinistra ics 5 mid sternalis dextra,
38

auskultasi: bunyi jantung tambahan, tidak ada cyanosis,


tidak ada clubbing finger, inspeksi: tidak ada pembesaran
JVP (Jugular Venous Pressure).
5) Sistem saraf pusat
Klien mengatakan terkadang merasakan kepala agak
pusing, kesadaran composmentis.
6) Sistem pencernaan
Keadaan mulut: gigi tampak bersih, tidak ada caries,
penggunaan gigi palsu tidak ada, tidak ada kesulitan
menelan, tidak muntah, tidak ada nyeri perut, tidak ada
diare, tidak ada konstipasi, hepar takteraba, abdomen
terasa lembek.
7) Sistem endokrin
Tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid, nafas tidak
berbau keton, dan tidak ada luka ganggren.
8) Sistem urogentital
Terdapat perubahan pola berkemih saat sebelum sakit dan
sesudah sakit, BAK berwarna kuning, tidak ada distensi
kandung kemih, tidak ada keluhan sakit pinggang.
9) Data penunjang
TTV :
TD : 140/80 mmHg
N : 82x/menit
RR : 20x/menit
S : 35,5 derajat Celsius
10) Penatalaksanaan
Omeprazole adalah obat untuk mengatasi gangguan
lambung, seperti penyakit asam lambung dan tukak
lambung.
39

SHORT PORTABLE MENTAL STATUS


QUESTIONNAIRE( SPMSQ )

(Penilaian ini untuk mengetahui fungsi intelektual manula)

Score
+ - No Pertanyaan Jawaban
✓ 1. Tanggal berapa hari ini? Nenek menjawab :
tanggal 26
✓ 2. Hari apa sekarang ini ? Nenek menjawab :
hari selasa
✓ 3. Apa nama tempat ini ? Nenek
menjawab :pasir
gombong
- 4. Berapa nomor telepon Anda ? Nenek menjawab :
4.a. Dimana alamat Anda ?
(tanyakan bila tidak memiliki telepon)
✓ 5. Berapa umur Anda ? Nenek menjawab :
61 tahun lebih
- 6. Kapan Anda lahir ? Nenek menjawab :
tidak mengetahui
✓ 7. Siapa presiden Indonesia sekarang ? Nenek menjawab :
Jokowi
✓ 8. Siapa presiden sebelumnya ? Nenek menjawab :
SBY
- 9. Siapa nama kecil ibu Anda ? Nenek menjawab :
tidak tahu dan lupa
karena di tinggal
masih waktu kecil
- 10. Kurangi 3 dari 20 dan tetap Nenek hanyaa
pengurangan 3 dari setiap angka baru, dengan menjawab
semua secara menurun ? 1 tahap
pengurangan saja
6 4 4
Jumlah kesalahan total
Dari Peiffer E ( 1975 )

Keterangan : Hasil dari pertanyaan SHORT PORTABLE MENTAL


STATUS QUESTIONNAIRE( SPMSQ ) Ny.E hanya dapat 4 skor
kesalahan yaitu dengan katagori Kerusakan Intelektual Ringan
40

INDEKS KATZ
(Indeks Kemandirian Pada Aktivitas Kehidupan Sehari-
hari)

Score Kriteria
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil,
berpakaian dan mandi.
B Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali satu
dari fungsi tersebut.
C Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi
dan satu fungsi tambahan.
D Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian dan satu fungsi tambahan.
E Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian, kekamar kecil dan satu fungsi tambahan.
F Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian, ke kamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan.
G Ketergantungan pada ke enam fungsi tersebut.
Lain- Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat
Lain diklasifikasikan sebagai C, D, E atau F.
Keterangan:
Hasil pemeriksaan indeks pada Ny.E dengan kriteria A yaitu
kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil,
berpakaian dan mandi.
41

MINI - MENTAL STATE EXAM ( MMSE )


(Menguji Aspek – Aspek Kognitif dari Fungsi Mental)

Ite Tes Nilai Nilai


m Max

ORIENTASI
1 Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), hari apa? 5 4
2 Kita berada di mana? (negara), (propinsi), (kota), 5 3
(gedung), (ruang)
REGISTRASI
3 Pemeriksa menyebut 3 benda yang berbeda 3 3
kelompoknya selang 1 detik (misal apel, uang, meja)
responden diminta mengulanginya. Nilai 1 untuk tiap
nama benda yang benar. Ulangi sampai responden dapat
menyebutkan dengan benar dan catat jumlah
pengulangan
ATENSI DAN KALKULASI
4. Pengurangan 100 dengan 7 secara berturutan. Nilai 1 5 1
untuk tiap jawaban yang benar. Hentikan setelah 5
jawaban.Atau responden diminta mengeja terbalik
kata “WAHYU” (nilai diberi pada huruf yang benar
sebelum kesalahan;
misalnya uyahw = 2 nilai)
MENGINGAT KEMBALI (RECALL)
5. Responden diminta menyebut kembali 3 nama benda di 3 3
atas
BAHASA
6. Responden diminta menyebutkan nama benda yang 2 2
ditunjukkan (perlihatkan pensil dan jam tangan)
7 Responden diminta mengulang kalimat ”tanpa kalau 1 0
dan atau tetapi”
8 Responden diminta melakukan perintah “Ambil 3 3
kertas ini dengan tangan anda, lipatlah menjadi dua
dan letakkan di
lantai”
9 Responden diminta membaca dan melakukan yang 1 1
42

dibacanya: “Pejamkanlah mata Anda”


10 Responden diminta menulis sebuah kalimat secara 1 1
spontan
11 Responden diminta menyalin gambar 1 0

Skor Total 30 21
Keterangan:
Pemeriksaan MMSE pada Ny. E dengan nilai 21 yaitu dengan Gangguan kognitif
sedang

4.1.2 Analisa data

No Data Masalah Etiologi


1. Data Subjektif : Defisit Nutrisi Ketidakmampuan
43

- Klien mengatakan tidak mencerna

mau makan karena mual makanan : Mual

dan juga muntah


- Klien mengatakan hanya
makan 2x sehari hanya
habis 3-4 sendok.
Data Objektif :
- Klien tampak lemas
- Mukosa bibir kering
- BB sebelum sakit = 44 kg
BB saat ini = 37 kg
- IMT = 18,1
- TB = 143 cm

2. Data Subjektif : Nyeri akut Agen pencedera


- klien mengatan lemas, fisiologis: iritasi
mual, nyeri yang di mukosa lambung
rasakan di perut kiri
menjalar ke uluh hati.
- P : saat sebelum sakit
klien tidak mengontrol
pola makanannya seperti
suka makan asin-
asin,pedas, nyeri
muncul saat terlambat
makan
- Q : nyeri seperti ditusuk-
tusuk
- R : dibagian perut kiri
menjalar ke uluh hati
44

- S : skala nyeri 5
- T : sewaktu-waktu

Data Objektif :
- klien tampak menahan
nyeri, klien tampak
meringis.
- TD : 140/80 mmHg
N : 82x/menit
RR :20x/menit
S : 35,5 derajat celcius
3. Data Subjektif : Gangguan pola Kurang kontrol

- klien mengatakan sulit tidur tidur

untuk tidur
- Klien mengatakan pola
tidurnya berubah.
Data Objektif :
- klien tampak lemas dan
lesu
- kantung mata tampak
gelap dan cekung

Table 4.1 Analisa Data Kasus

4.1.3 Diagnosa Keperawatan


1. Defisit Nutrisi berhubungan dengan Ketidakmampuan Mencerna
Makanan: Mual
45

2. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Pencedera Fisiologis: Iritasi


Mukosa Lambung
3. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan Kontrol Tidur

4.1.4 Intervensi
Nama Klien/umur : Ny. E/61 tahun

No. Diagnosa Tujuan & Intervensi Rasional


Keperawatan Kriteria Hasil
1. Defisit Setelah dilakukan 1. Manajemen 1. Mengidentifikasi
Nutrisi b.d asuhan nutrisi dan pengelolaan
Ketidakmam keperawatan - Identifikasi asupan nutrisi
puan selama 3x24 jam, status nutrisi yang seimbang.
Mencerna defisit nutrisi - Monitor 2. Memfasilitasi
Makanan : teratasi dengan: asupan peningkatan berat
Mual Kriteria Hasil: makanan badan
- Porsi makan - Monitor
yang berat badan
dihabiskan
meningkat 2. Promosi berat
badan
- Nafsu makan
- Monitor
meningkat
adanya mual
- Berat Badan muntah
meningkat - Berikan
suplemen
- Jelaskan
jenis
makanan
yang bergizi
tinggi,
namun tetap
46

terjangkau

2. Nyeri Akut Setelah dilakukan 1. Manajemen 1. Mengidentifikasi


b.d Agen asuhan Nyeri dan mengelola
Pencendera keperawatan - identifikasi
Fisikologi: selama 3x24 jam, lokasi,
Iritasi nyeri akut teratasi karakteristik,
Mukosa dengan: durasai,
Lambung Kriteria Hasil: frekuensi,
- Keluhan nyeri kualitas,
menurun insentitas
nyeri
- Klien tidak
- Identifikasi
meringis
skala nyeri
menahan
- Berikan
nyeri
teknik
- Gelisah nonfarmakol
menurun ogis untuk
mengurangi
rasa nyeri
(kompres air
hangat)
- Fasilitas
istirahat dan
tidur
- Jelaskan
strategi
meredakan
nyeri
- Ajarkan
teknik
47

nonfarmakol
ogis untuk
mengurangi
rasa nyeri

3. Gangguan Setelah dilakukan 1. Dukungan tidur 1. Memfasilitasi


Pola Tidur asuhan - Identifikasi siklus tidur dan
b.d Kurang keperawatan pola aktifitas terjaga yang
Kontrol selama 3x24 jam, dan tidur teratur
Tidur ganggan pola - Tetapkan
tidur teratasi jadwal rutin
dengan: - Moditifikasi
Kriteria Hasil: lingkungan
- Klien tampak - Lakukan
rileks prosedur
untuk
- Pola tidur
menigkatkan
sudah kembali
kenyamanan
normal
(misal. Pijat,
- Lemas hilang pengaturan
posisi, terapi
akupresur)
- Jelaskan
pentingnya
tidur cukup
selama sakit

Table 4.2 Intervensi Laporan Kasus

4.1.5 Implementasi Keperawatan

Hari/tanggal/Ja No. Tindakan Keperawatan & Hasil Paraf &


48

m Diagnosa Nama Jelas


08/05/2021 1 1. Mengkaji status nutrisi klien
09.00 S: klien memberitahukan
bahwa klien tidak nafsu Intan Sari
makan karena merasakan
mual.
O: klien tampak tidak nafsu
makan karena mual.
2. Monitor asupan makanan
S: klien mengatakan mau
mengikiuti anjuran perawat
untuk makan sedikit-sedikit
tapi sering
O: klien tampak mau
melakukan untuk makan
sedikit-sedikit tetapi sering.
3. Memantau berat badan klien
S: klien mengatakan mau
untuk menimbang BB: 37 kg
O: klien tampak mau untuk
menimbang BB nya
08/05/2021 2 1. Mengidentifikasi skala nyeri
10.00 S: klien memberitahukan
nyeri pada bagian perut
melanjar ke ulu hati Intan Sari
O: klien tampak merasakan
nyeri
2. Menjelaskan strategi
meredakan nyeri
S: klien mengatakan mengerti
tentang meredakan nyeri
49

O: klien tampak mengerti


tentang pentingnya
meredakan saat nyeri
08/05/2021 3 1. mengidentifikasi pola aktifitas
dan tidur
S: klien memberitahukan pola
aktivitas dan tidur Intan Sari
O: klien mengerti pola
aktifitas dan tidur
2. Tetapkan jadwal rutin
S: klien mengatakan mau
mengatur jadwal rutin
O: klien tampak mau diatur
jadwal rutin yang disukai
3. menjelaskan pentingnya tidur
cukup selama sakit.
S: klien mengatakan mengerti
tentang pentingnya tidur
cukup selama sakit
O: klien tampak mengerti
tentang pentingnya tidur
cukup selama sakit
Tabel 4.3 Implementasi Laporan Kasus

4.1.6 Catatan Perkembangan

No. Diagnosa Hari/Tanggal/Jam Catatan Paraf & Nama


Perkembangan Jelas
50

1 09/05/2021 S: Klien
13.00 mengatakan tidak
mau makan karena
mual dan muntah intan Sari
O: Klien tampak
lemas, mukosa bibir
kering, BB saat ini
37 kg, IMT 18,1
A: Defisit nutrisi
belum teratasi
P: Mengkaji ststus
nutrisi klien
I: Monitor asupan
makanan
E: memantau berat
badan klien
R: -

2 09/05/2021 S: klien mengatakan


13.30 lemas, nyeri yang
dirasakan di perut
kiri melanjar ke Intan Sari
uluh hati.
O: Klien tampak
menahan nyeri,
skala nyeri 5
A: Nyeri akut belum
teratasi
P: Mengidentifikasi
sklala nyeri
I:mengukur TTV:
51

TD : 140/80 mmHg,
N : 82x/menit, RR :
20x/menit, S : 35,5
derajat celcius
E: Mengajarkan
teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
R: -

3 09/05/2021 S: Klien
14.10 mengatakan sulit
untuk tidur, pola
tidurnya berubah- Intan Sari
ubah
O: Klien tampak
lemas dan lesu
A: Gangguan pola
tidur teratasi
P: Mengidentifikasi
pola aktifitas dan
tidur
I:Tetatpkan jadwal
rutin
E: Menjelaskan
pentingnya tidur
cukup selama sakit
R: -
Tabel 4.4 Catatan Perkembangan

4.1.7 Evaluasi
52

No Diagnosa Tanggal & Evaluasi Keperawatan Paraf &


. Keperawatan Jam Nama
Jelas
1. Defisit Nutrisi b.d 10/05/2021 Subjektif:
Ketidakmampuan 10.30 1. Pasien
Mencerna mengatakan
Makanan: Mual nafsu makan
meningkat jadi Intan Sari
habis 1 porsi.
2. Pasien
mengatakan
mual berkurang
Objektif:
1. Pasien sudah
terlihat tidak
terlalu pucat
2. BB belum
meningkat.
Analisa: Masalah defisit
nutrisi belum teratasi
Planning: Intervensi
dilanjutkan
2. Gangguan Pola 10/05/2021 Subjektif:
Tidur b.d Kurang 11.00 1. Pasien
Kontrol Tidur mengatakan
tidurnya sudah
agak nyenyak Intan Sari
2. Pasien
mengatakan
semalam tidak
terbangun karena
53

mual sudah
berkurang
Objektif:
1. Pasien terlihat
tidak terlalu
pucat lagi
Analisa: Masalah
gangguan pola tidur
teratasi
Planing: Intervensi
dihentikan
Tabel 4.4 Evaluasi Laporan Kasus

4.2 Pembahasan

Berdasarkan pengelolaan kasus yang telah dilakukan sesuai urutan


pelaksanaan proses keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan
evaluasi. Di dalam kasus tersebut telah muncul beberapa hal yang perlu untuk
dibahas sehubungan dengan adanya permasalahan yang timbul dalam teori,
pengangkatan diagnosa keperawatan, rencana tindakan atau intervensi dan
respon klien atau perkembangan masalah yang dicapai setelah dilakukan
tindakan asuhan keperawatan pada Ny.E dengan gastritis yang penulis kelola
selama tiga hari dan penulis telah menemukan tiga masalah keperawatan.
Ketiga masalah keperawatan yang muncul yaitu: Defisit nutrisi berhubungan
dengan ketidakmampuan mencerna makanan: mual, nyeri akut berhubungan
dengan agen pencedera fisiologis: iritasi mukosa lambung, dan gangguan pola
tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur.

4.2.1 Pengkajian

Hasil pengkajian pada Ny.E yang dilakukan pada tanggal 08 mei 2021
setelah dibandingkan dengan teori tersebut sebagai berikut:

No. Teori kasus


54

Tanda Gejala yang berhubungan dengan masalah keperawatan


1. Keluhan mual, dan Ny. E mengeluh merasakan mual dan
nafsu makan mengalami penurunan nafsu makan
menurun
2 Ekspresi wajah Ny. E terlihat lesu dan merasa lemah
terlihat lesu dan
lemas
3 Berat badan Ny. E mengalami penurunan BB
menurun minimal sebanyak 7 kg dari sebelumnya 44 kg
10% dari BB ideal menjadi 37 kg
4 Bibir kering, Ny. E tampak bibir dan membran mukosa
pecah – pecah, kering dan pucat
membran mukosa
pucat
5 Mual dan muntah Ny. E mengalami mual dan muntah
karena pengaruh karena efek pemberian obat
obat
Tanda dan gejala lainnya yang berhubungan dengan Gastritis
1. Mulut terasa Ny. E mengatakan mulutnya terasa asam
asam
2. Diaforesis Ny. E mengatakan berkeringat dingin
3. Mual dan muntah Ny. E merasakan mual dan muntah yang
sangat mengganggu
4. Sesak nafas Ny. E merasakan sesak nafas pada saat
nyeri muncul, dengan RR pasien 25
5. Cepat merasakan Ny. E merasakan abdomennya selalu
kenyang pada terasa kenyang sehingga malas untuk
saat makan makan dan sering terlambat makan
Tabel 4.5 Perbandingan Hasil Pengakajian Pasien Gastritis

Berdasarkan perbandingan dari data pengkajian dapat disimpulkan


bahwa:

a. Gejala mual dan muntah yang ada dalam teori muncul pada kasus,
dimana Ny.E mengalami mual dan muntah, mengalami penurunan
nafsu makan. Menurut chaterjee, et al, (2011) dalam penelitian
55

Arsdiani & Asyrofy (2019) pemberian obat-obatan anastesi sangat


erat kaitannya dengan kejadian mual muntah. Kejadian mual
muntah dapat menimbulkan dampak negative.
Menurut teori (Misnadiarly, 2009 dalam Agustina, 2018)
pasien yang mengalami gastritis biasanya merasakan rasa asam
pada mulut yang disebabkan oleh lambung yang terisi HCl yang
penuh sehingga menyebabkan HCl terasa sampai dirongga mulut,
pada saat dilakukan pengkajian Ny. E merasakan asam pada bagian
dalam mulut.
Menurut teori (Misnadiarly, 2009 dalam Agustina, 2018)
pasien yang mengalami diaforesis akibat karena mengalami rasa
sakit tak tertahankan, umumnya terjadi pada seseorang yang
mengalami sakit atau bahkan kecelakaan, pada kondisi ini keringat
dingin merupakan pertanda bahwa adanya peningkatan detak
jantung, aliran darah yang dialihkan ke organ – organ utama, dan
penurunan tekanan darah pada hasil pengkajian yang dilakukan
pada Ny. E mengalami diaforesis.
Menurut teori (Suratin dan Lusibah, 2010 dalam penelitian
Novianita, 2019) pasien yang mengalami gastritis biasanya
mengalami mual dan muntah baik setelah makan maupun sebelum
makan, keadaan tersebut dipengaruhi oleh aktivitas lambung yang
meningkat yang disebabkan oleh hipotalamus sehingga
menyebabkan peningkatan pada asam lambung dan menyebabkan
kontraksi otot lambung sehingga terjadilah mual muntah, dan dari
hasil pengkajiaan didapatkan pada kasus Ny. E mengatakan
mengalami mual dna muntah sehingga tidak dapat makan dan
minum.
Menurut teori (Suratin dan Lusibah, 2010 dalam penelitian
Novianita, 2019) pasien dengan gastritis umumnya mengalami
sesak nafas dikarernakan uluhati mengalami penyempitan sehingga
menyebabkan sirkulasi oksigen tertanggu, asam lambung naik bisa
56

berintensitas ringan sehingga berat yang berlangsung kurang dari


tiga bulan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,2018).

4.2.2 Diagnosa

a. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna


makanan: Mual
Defisit nutrisi adalah ketidakcukupan asuhan zat gizi dalam
memenuhi energi harian karena asupan makanan yang tidak
memandai atau karena gangguan pencernaan dan penyerapan
makanan (Barbara, dkk, 2011, dalam Wulandari, 2018).
Defisit nutrisi adalah keadaan yang dialami seseorang
dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau penurunan berat badan
akibat ketidakcukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan
metabolisme. Menurut Wilkinson & Ahern (2015) defisit nutrisi
yaitu asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
metabolik. (Hidayat, 2009, dalam Wulandari, 2018).
Defisit nutrisi dapat terjadi apabila ditemukan tanda-tanda
sebagai berikut: berat badan menurun minimal 10%, cepat kenyang
setelah makan, kram/nyeri abdomen, nafsu makan menurun, bising
usus hiperaktif, otot pengunyah lemah, otot menelan lemah,
membrane mukosa pucat, sariawan, serum albumin turun, rambut
rontok berlebihan dan diare. Batasan karakteristik yang sudah
terpenuhi yaitu: berat badan menurun, nafsu makan menurun,
membrane mukosa pucat. Batasan karakteristik yang belum
terpenuhi karena hasil pengkajian hanya kemunjukan 3 gejala saja,
tetapi ini sudah cukup karena minimal 3 batasan karakteristik
untuk mencegakan diagnosa tersebut.
Penulis menegakan masalah keperawatan Defisit Nutrisi
berdasarkan data yang ditemukan pada Ny.E, antara lain: Ny.E
mengatakan tidak mau makan karena mual, nafsu makan menurun.
Ny.E tampak lemas, mukosa bibir pucat, mengalami penurunan
57

berat badan. Berdasarkan data tersebut, maka penulis merumuskan


diagnosa keperawatan Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidak
mampu mencerna makanan: Mual.
Penulis memperioritas Defisit Nutrisi menjadi masalah
keperawatan yang utama karena Defisit Nutrisi merupakan masalah
kebutuhan dasar manusia dan berperan penting dalam pelindungan
tubuh dan system metabolisme tubuh, artinya Defisit nutrisi tidak
saja menyangkut sistem pencernaan tetapi juga pertahanan tubuh
yang meliputi berbagai sel imun serta berbagai sel-sel dan hormone
yang bertugas untuk perbaikan terhadap kekuasaan yang terjadi,
proses inilah yang bertugas memelihara kelangsungan hidup tubuh
manusia. Menurut Bardara et al, (2011) dalam penelitian
Wulandari, (2018) defisit nutrisi yang tidak diatasi secara adekuat
juga mempunyai efek yang membahayakan yang dihubungkan
dengan penurunan berat badan yang mencolok, kelemahan umum,
perubahan kemampuan fungsional, kelambatan penyembuhan luka
pasca operasi, peningkatan kerentanan terhadap infeksi, dan
perpanjangan rawat inap. Selain merasakan ketidaknyamanan dan
mengganggu, defisit nutrisi yang tidak kunjung teratasi juga dapat
mempengaruhi, kardiovaskuler, gastroibntestinal, endrokin dan
imunologik, dan metabolisme terganggu. Diagnosa-diagnosa lain
yang ada pada teori tidak ditemukan pada Ny.E.

4.2.3 Intervensi keperawatan

a. Diagnosa keperawatan: Defisit Nutrisi berhubungan dengan


Ketidakmampuan Mencerna Makanan: Mual
Penulis menyusun rencana keperawatan dengan tujuan (SLKI)
Status Nutrisi (2018), setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam,
diharapkan gangguan kebutuhan nutrisi teratasi, dengan kriteria
hasil: porsi makan yang dihabiskan meningkat, nafsu makan
meningkat, frekuensi makan meningkat, berat badan meningkat,
58

tidak lagi merasakan mual. Intervensi yang penulis rencanakan


yaitu Manajemen nutrisi, karena kebutuhan nutrisi merupakan
kebutuhan yang sangat penting dalam membantu proses
pemenuhan kebutuhan asupan nutrisi dan menjaga status klien,
oleh karena itu penulis memilih manajemen nutrisi sebagai rencana
untuk mengatasi masalah keperawatan yang dialami oleh klien. Hal
ini sesuai dengan penulisan pertama, (2018) bahwa kebutuhan
nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam
membantu proses pemenuhan kebutuhan asupan nutrisi dan
menjaga status nutrisi. Pemberian makan sedikit tetapi sering
dilakukan agar jumlah asupan terpenuhi, pemberian nutrisi dalam
bentuk lunak untuk membantu nafsu makan, memonitor berat
badan, adanya bising usus dan status gizi, pemberian suplemen
makanan merupakan beberapa tindakan penatalaksanaan Defisit
Nutrisi dengan meningkatkan asupan makanan untuk mencakupi
kebutuhan nutrisi klien yang kurang, mual dan penurunan nafsu
makan karena terjadinya peradangan pada usus halus dan juga
dapat menyebabkan malabsorbsi sehingga kebutuhan nutrisi tidak
terpenuhi dan terjadinya penurunan berat badan. Sehingga perlu
dilakukan tindakan pemberian makan sedikit tetapi sering dimana
tindakan tersebut efektif pada saat masa akut hingga mencapai
masa batas toleransi klien untuk mengkonsumsi makanan seperti
biasa. Menimbang berat badan secara teratur tidak memberikan
pengaruh terhadap peningkatan asupan makan klien namun akan
memberi catatan penurunan atau peningkatan berat badan yang
dapat digunakan untuk acuan tercapai atau tidaknya
penatalaksanaan nutrisi yaitu mempertahankan berat badan klien.

4.2.4 Implementasi keperawatan

a. Untuk diagnosa keperawatan: Defisit Nutrisi berhubungan dengan


ketidakmampuan mencerna makanan: Mual
59

Implementasi keperawatan yang sudah berjalan sesuai dengan


intervensi yang dipilih, tetapi ada beberapa tindakan yang tidak
dilaksanakan sepenuhnya, yang dilakukan hanya melakukan
mengkaji intake pasien, mengidentifikasi makanan yang disukai,
memonitor asupan makanan, menganjurkan pasien sedikit-sedikit
tetapi sering, menganjurkan pasien untuk membiasakan makan
pagi, menyajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai,
menyajiakan makanan tinggi kalori dan tinggi protein,
mengajarkan jenis-jenis makanan yang harus dikonsumsi dan
pentingnya makanan tinggi serat bagi tubuh, memonitor berat
badan pasien. Pengkajian Nutrisi, mengobservasi reksi nonverbal
dari masalah yang dialami di hari peratama, menganjurkan pasien
untuk makan sedikit-sedikit tetapi sering pada hari pertama dan
kedua. Penulis menyadari hal itu masih sangat kurang,
implementasi yang digunakan hanya 6 tindakan saja. Padahal di
intervensi ada 9 tindakan. Hal itu karenakan tindakan yang ada
didalam intervensi maksud dan tujuan yang sama. Jadi penulis
hanya melakukan 6 tindakan tersebut. Semua implementasi
dilakukan sesuai dengan intervensi yang dibuat derdasarkan
SDKI,SIKI dan SLKI.
1) Menganjurkan makan sedikit tapi sering
Menganjurkan makan sedikit tapi sering, serta menimbang
berat badan secara teratur pada saat sebelum dilakukan
tindakan, klien mengatakan merasa mual dan makan
hanya habis 3-4 sendok, klien tampak lemas, serta berat
badan sekarang 47 kg.
Setelah dilakukan tindakan menganjurkan makanan
sedikit tapi sering rasa mual yang dirasakan berkurang.
Ny.E mampu menghabiskan 1 porsi makan, menimbang
berat badan secara teratur untuk mengetahui tercapai atau
tidaknya penatalaksanaan nutrisi klien.
60

Sesuai dengan penelitian Anggraeni (2016) bahwa


tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah
gangguan nutrisi yaitu dengan menganjurkan makan
sedikit tapi sering sesuai dengan diet yang diberikan. Hal
ini bertujuan agar mengurangi rasa mual dan
meningkatkan asupan nutrisi.
Hal ini sesuai dengan penelitian pratama (2018) bahwa
memberikan makan sedikit tapi sering agar jumlah asupan
terpenuhi, pemberian nutrisi dalam bentuk lunak untuk
membantu nafsu makan, memonitor berat badan,
merupakan beberapa tindakan untuk penatalaksanaan
Defisit Nutrisi dan meningkatkan asupan makan untuk
mencukupi kebutuhan nutrisi klien yang kurang, mual,
penurunan nafsu makan sehingga kebutuhan nutrisi tidak
terpenuhi dan terjadi penurunan berat badan. Sehingga
perlu dilakukan tindakan tersebut efektif pada saat masa
akut hingga mencapai batas teloransi klien untuk
mengkonsumsi makanan seperti biasa.

4.2.5 Evaluasi

a. Untuk diagnosa keperawatan: Defisit Nutrisi berhubungan dengan


Ketidakmampuan Mencerna Makanan: Mual
Evaluasi dilakukan pada tanggal 08 mei 2021 untuk masalah
keperawatan Defisit Nutrisi berhubungan dengan Ketidakmampuan
Mencerna Makanan: Mual diperoleh adanya perubahan yang
dialami oleh Ny.E yaitu berkurang rasa mual dan serta nafsu
makan meningkat menjadi habis 1 porsi, tetapi untuk berat badan
belum mengalami peningkatan. Peningkatan nafsu makan ini
disebabkan karena mual karena dilakukannya makan dalam porsi
kecil atau sedikit tetapi sering, pemberian makan dalam porsi kecil
61

atau sedikit tetapi sering, pemberian makan sedikit tapi sering ini
untuk membantu rasa mual hingga dapat meningkatkan nafsu
makan. Dibuktikan oleh teori yang menjelaskan bahwa pemberian
makan sedikit tetapi sering ini mampu membuat kadar asam
lambung tidak meningkat sehingga dapat mengurangi gejala mual
dan muntah(hidayat, 2009, dalam pratama, 2018). Dapat dilihat
dari penelitian yang sebelumnya dilakukan selama 3 hari dalam
pemberian makan sedikit tetapi sering mampu mengurangi mual
dan meningkatkan nafsu makan.
Evaluasi dari kasus asuhan keperawatan yang masalah keperawatan
Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna
makanan: Mual masalah teratasi dan untuk tindakan lebih lanjut
dapat mematuhi peraturan yang telah diberikan perawat yaitu
dengan memberikan informasi ulang menggenai edukasi gizi
seimbang.
62

BAB V

KESIMPULAN DAN PENUTUP

Berdasarkan dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada Ny.E di Jalan


Pasir Gombong Cikarang Bekasi, diagnosa medis gastritis dengan masalah utama
Defisit Nutrisi, yang dilaksanakan asuhan keperawatan pada tanggal 08 Mei
sampai dengan 10 Mei 2021. Maka penulis menarik kesimpulan dan saran-saran
yang mudah-mudahan bermanfaat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil studi kasus asuhan Keperawatan Defisit Nutrisi pada


Ny.E dengan gastritis di Jalan Pasir Gombong Cikarang Bekasi, maka
dapat diterik kesimpulan sebagai berikut
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada Ny.E dengan gastritis didapatkan data-data
yang menunjang untuk diangkatnya masalah keperawatan utama dialami
oleh Ny.E, data tersebut mengeluh tidak mau makan karena mual, klien
makan hanya 2x sehari itupun hanya habis 3-4 sendok, klien tampak
lemas, berat badan sebelum sakit 44 kg, berat badan saat ini 37 kg.
2. Diagnosa keperawatan
Masalah keperawatan utama yang ditemukan pada Ny.E yaitu Defisit
Nutrisi berhubungan dengan Ketidakmampuan Mencerna Makanan: Mual
3. Intervensi
Pada saat perencanaan atau intervensi penulis mencantumkan intervensi
berdasarkan teori manajemen nutrisi menurut Tim Pokja SIKI PPNI
(2017) yang disesuaikan dengan keadaan klien, karena ada beberapa
rencana keperawatan yang tidak dapat penulis lakukan.
4. Implementasi
Implementasi disesuaikan dengan rencana yang telah dibuat berdasarkan
teori dari Buku Syandar Intervensi Keperawatan Indonesia. Pada saat

62
63

penulis melakukan implementasi yang dilakukan pada klien dapat


mengatasi masalah yang dirasakan oleh klien.
5. Evaluasi
Evaluasi yang penulis lakukan yaitu, penulis mengevaluasi dari hasil
tindakan yang selama ini penulis lakukan dan hasilnya masalah dapat
teratasi

5.2 Saran

1. Bagi Penulis
Diharapkan dalam melaksanakan praktek dapat menguasai mengenai
konsep dasar materi yang dibahas serta dapat menyesuaikan dengan
keadaan dilapangan praktek sehingga memperkarya wawasan berpikir bagi
penulis terutama pada klien yang mengalami defisit nutrisi akibat gastritis.
2. Bagi institut pendidikan
Diharapkan agar lebih membekali mahasiswa didiknya tentang pembuatan
asuhan keperawatan baik itu yang terkait penyakit gastritis maupun
penyakit-penyakit lainnya, dalam melaksanakan praktek dapat menguasai
mengenai konsep dasar materi yang dibahas serta dapat menyesuaikan
dengan keadaan dilapangan praktek sehingga memperkaya wawasan
berpikir bagi penulis terutama pada klien dengan defisit nutrisi dengan
gastritis.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan dapat melakukan asuhan keperawatan yang lebih optimal pada
klien yang mengalami gangguan defisit nutrisi, agar mendapatkan hasil
yang sesuai dengan yang diharapkan yaitu semakin berkurangnya rasa
mual sehingga nafsu makan kembali normal. Karya tulis ilmiah ini
disusun sesuai dengan konsep pemenuhan kebutuhan dasar untuk itu
diharapkan dapat memperbanyak lagi referensi yang harus digunakan
terutama pada kebutuhan manusia yang mengalami gangguan defisit
nutrisi.
64

DAFTAR PUSTAKA

Khanza, Ninandita. (2018). Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gastritis.


http://stikesmukla.ac.id/downloads/makalah/ASUHAN
%20KEPERAWATAN%20PASIEN%20dengan%20GASTRITIS.pdf.
(Diakses Pada tanggal 21 Mei 2021 Pukul 18:30 WIB)

Mardalena, Ida. (2017). Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan


Sistem Pencernaan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Muhith, Abdul. (2016). Pendidikan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Cv


ANDI OFFSET

Novianita, A. (2019). Konsep Penyakit Gastritis.


http://eprints.umpo.ac.id/5029/3/BAB%2011.pdf. (Diakses Pada tanggal
18 Mei 2021 Pikul 15:45 WIB)

Nugroh. (2012). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.LANDASAN TEORI


1.Lanjut usia (Lansia).
http://epirint.Poltekkesjogja.ac.id/3641/4/Chapter2.pdf. (Diakses pada
tanggal 10 Juni 2021 Pukul 22:25 WIB)

Nurhuda, MG. (2019). Konsep Dasar Penyakit. http://repository.poltekkes-


denpasar.ac.id/2312/3/BAB%2011.pdf. (Diakses Pada tanggal 21 Mei
2021 Pukul 18.30 WIB)

PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnostik. Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PUTRA.(2018).KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN STIKes


PerintisPadanghttp://repo.stikesperintis.ac.id/178/1/60%20NOFRIADIKA
L%20 PUTRA.pdf (Diakses pada tanggal 12 juni 2021 pukul 09:30 WIB)
65

Sukarmin.(2011)1BAB1PENDAHULUAN1.1Latar Belakang Lansia adalah


kelompok usia http://eprints.umbjm.ac.id/226/2BAB%201.pdf. (Diakses
Pada tanggal 11 Juni 2021 Pukul 10:00 WIB)

Widiyatusakinah.
(2017).JurnalKesehatanAndalas.http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/
articel/download/8505/661. (Diakses Pada tanggal 18 mei 2021 pukul
10.00 WIB)

Wilkinson, Judith M (2016) Diagnosa Keperawatan: diagnosia NANDA-I,


intervensi NIC, hasil NOC. Edisi 10. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai