Anda di halaman 1dari 50

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DAN KEBIASAAN


MENGGOSOK GIGI YANG SALAH TERHADAP KEJADIAN KARIES GIGI
PADA ANAK DI SD AL-FAJAR ACADEMY MATARAM TAHUN 2023

USWATUN HASANAH
20AKG1240140

PRODI D-III KESEHATAN GIGI


JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
AKADEMI KESEHATAN GIGI KARYA ADI HUSADA MATARAM
MATARAM TAHUN AJARAN 2023\2024
PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DAN KEBIASAAN


MENGGOSOK GIGI YANG SALAH TERHADAP KEJADIAN KARIES
GIGI PADA ANAK DI SD AL-FAJAR AKADEMY MATARAM TAHUN
2023
Diajukan untuk Menyusun Karya Tulis Ilmiah
Program Studi Kesehatan Gigi Jenjang Diploma III
Akademi Kesehatan Gigi Karya Adi Husada Mataram

USWATUN HASANAH
20AKG1240140

PRODI D-III KESEHATAN GIGI


JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
AKADEMI KESEHATAN GIGI KARYA ADI HUSADA MATARAM
MATARAM TAHUN AJARAN 2023\2024
PERSETUJUAN PEMBIMBING

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DAN KEBIASAAN


MENGGOSOK GIGI YANG SALAH TERHADAP KEJADIAN KARIES
GIGI PADA ANAK SD AL-FAJAR AKADEMY MATARAM DI AMPENAN
TAHUN 2023

Disusun oleh:
Uswatun Hasanah
20AKG1240140

Menyetujui,

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr.Baiq Mutmainah,S.Si.,M.Si Drs. Irianto, MM


NIDN. 001135807
HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DAN KEBIASAAN


MENGGOSOK GIGI YANG SALAH TERHADAP KEJADIAN KARIES
GIGI PADA ANAK DI SD AL-FAJAR AKADEMY MATARAM TAHUN
2023

Disusun Oleh:
Uswatun Hasanah
20AKG1240140

Telah memenuhi persyaratan dan disetujui


untuk melanjutkan penelitian karya tulis ilmiah
pada tanggal :

dewan penguji:

Ketua ,

NAMA (……………………………………….)
NIDN/NIP/NIK
Anggota,

NAMA (……………………………………….)
NIDN/NIP/NIK
Anggota,

NAMA (……………………………………….)
NIDN/NIP/NIK

Mengesahkan
Direktur/ketua jurusan

Kurnia Ema Puri,S.Tr.Kes.Gi.,M.Tr.TGM.


NIDN/NIP/NIK
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya penulis sendiri dan semua sumber
yang dikutip maupun dirujuk telah penulis nyatakan dengan benar.

Nama : Uswatun Hasanah


NIM : 20AKG1240140
Tanda Tangan : -

Tanggal : 1-Januari-2023
KEASLIAN PENELITIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama :Uswatun Hasanah
NIM :20AKG1240140
Program Studi :D III Keperawatan Gigi
Judul KTI :HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK
DAN CARA MENGGOSOK GIGI YANG SALAH TERHADAP KEJADIAN
KARIES GIGI PADA ANAK DI SD AL FAJAR AKADMY TAHUN 2023
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini benar-
benar merupakan hasil saya sendiri, bukan merupakan pengambilan data, tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Mataram.,1 Januari,2023
Yang Membuat Pernyataan,

Materai 10.000

USWATUN HASANAH
20AKG1240140
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas Akademi Kesehatan Gigi Karya Adi Husada Mataram, saya yang
bertanda tangan dibawah ini:

Nama :Uswatun Hasanah


NIM :20AKG1240140
Program Studi :D III Keperawatan Gigi
Jurusan :Perawat Gigi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk Memberikan kepada


Akademi Kesehatan Gigi Karya Adi Husada Mataram Hak Bebas Royalti
Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas Karya Tulis Ilmiah saya yang
berjudul:

HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DAN KEBIASAAN


MENGGOSOK GIGI YANG SALAH TERHADAP KEJADIAN KARIES
GIGI PADA ANAK DI SD AL-FAJAR AKADMY MATARAM TAHUN 2023

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Akademi Kesehatan Gigi Karya Adi Husada Mataram berhak
menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Mataram
Pada tanggal : 1 Januari 2023

Yang Menyatakan

Materai 10.000

(………………)
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis diberikan kesehatan untuk
dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “HUBUNGAN
KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DAN KEBIASAAN MENGGOSOK
GIGI YANG SALAH TERHADAP KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK
DI SD AL FAJAR AKADMY MATARAM TAHUN 2023” dengan baik.Adapun
tujuan penulisan dalam menyelesaikan tugas akhir ini adalah sebagai salah satu
persyaratan akademis untuk menyelesaikan program studi D-III Kesehatan Gigi
Karya Adi Husada Mataram.
Dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini, banyak mendapatkan
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang ikut membantu dalam menyelesaikan proposal
penelitian ini sampai selesai.

Mataram, 1 Januari 2023

Uswatun Hasanah
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………….... ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………. iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITASI……………………….............. iv
HALAMAN KEASLIAN PENELITIAN TULISAN……………………………. v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI…………………. vi
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. vii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….... viii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………ix
DAFTAR TABEL………………………………………………………………. . x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………... 6
C. Tujuan Penelitian………………………………………………………. 6
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………….. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka…………………………………………………………. 9
B. Landasan Teori…………………………………………………………. 27
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep………………………………………………………… 28
B. Hipotesis………………………………………………………………….. 28
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian…………………………………………………………….. 29
B. Populasi dan Sampel……………………………………………………….. 29
C. Waktu Dan Tempat Penelitian……………………………………………. 31
D. Instrumen pengumpulan Data…………………………………………….. 31
E. Definisi Operasional………………………………………………………. 32
F. Prosedur Penelitian………………………………………………………… 33
G. Analisis Data………………………………………………………………. 36
H. Etika Penelitian……………………………………………………………. 36
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………. 38
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Gigi…………………………………………………………. 9


Gambar 2.2. Bentuk Gigi ...................................................................................... 6
Gambar 2.3. Permukaan Gigi................................................................................6
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Definisi Oprasional………………………………………………… 14


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Definisi kesehatan menurut Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 adalah

“keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial untuk

memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonimi”

(Undang-undang tentang kesehatan tahun 2009 dalam Triyono dan Herdiyanto

2017).

Pengertian sehat menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu “suatu

keadaan lengkap fisik, mental, dan kesejahteraan sosial dan bukan hanya

ketiadaan penyakit atau kelemahan”(wardani dan paramita,2016).

Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yaitu email, dentin dan

sementum yang disebabkan oleh aktivitas jasad renik dalam suatu karbohidrat

yang dapat diragikan. Tandanya adalah demineralisasi jaringan keras gigi yang

kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya. Akibatnya terjadi invasi

bakteri dan kematian pulpa serta penyebaran infeksi periapeks yang dapat

menyebabkan rasa nyeri (Anom Permatasri, 2007).

Penelitian Riska Wandini Yuniati,dkk (2019) menyebutkan bahwa

adanya hubungan konsumsi makanan kariogenik dan kebiasaan menggosok gigi

terhadap kejadian karies pada anak. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pleh

Fitrohpiyah, (2014) menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan p value
0,778 yaitu antara kebiasaan menyikat gigi dengan karies gigi. Namun penelitian ini

tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiyawan (2012) menunjukkan

bahwa terdapat hubungan antara kebiasaan menyikat gigi pada malam hari dengan

karies gigi.

Faktor awal pencetus terjadinya karies adalah makanan kariogenik. Makanan

kariogenik adalah makanan yang mengandung gula (sukrosa), bersifat lengket

dan mudah menempel pada gigi seperti permen dan biskuit yang sangat digemari

anak, sehingga perlu lebih diperhatikan pengaruh substrat kariogenik yang

terkandung dalam makanan tersebut dalam menyebabkan karies gigi (Besford J,

2006). Faktor lain yang juga menjadi penyebab terjadinya karies pada anak-anak

adalah struktur email gigi sulung, lebih tipis di banding gigi permanen, sehingga

proses terjadinya karies pada gigi anak-anak cenderung lebih mudah dan lebih

cepat menyebar secara luas (Maulani, 2008).

Riset Kesehatan dasar (RISKEDES) tahun 2007 dari Departemen Kesehatan

Republik Indonesia menunjukan sebanyak 89% anak-anak di bawah usia 12

tahun mengalami karies gigi.Selain itu 43,4% berusia 12 tahun ke atas

mempunyai karies aktif (karie yang belum tertangani ) dan 67,% memiliki

pengalaman karies .Hal ini menunjukan bahwa penyakit karies tau gigi berlubang

masih menjadi masalah bagi penduduk Indonesia.

Di Indonesia telah terjadi perubahan pola makan akibat dari meningkatnya

penggunaan refined carbohydrat atau dalam kehidupan seharihari dikenal sebagai


kembang gula, coklat dan penggunaan lain yang banyak mengandung sukrosa.

Makanan tersebut umumnya mudah melekat pada permukaan gigi. Bila anak

malas untuk membersihkan giginya, maka sisa makanan tersebut diubah menjadi

asam oleh bakteri yang terdapat didalam mulut, kemudian dapat menyebabkan

terjadinya karies gigi. Dengan menggosok gigi, kebersihan gigi dan mulut pun

akan terjaga, selain itu dapat menghindari terbentuknya lubang–lubang gigi,

penyakit gigi dan gusi (Hongini, & Aditiawarman, 2012).

Penyakit karies dapat dicegah dengan cara rajin dan waktu yang tepat dalam

menggosok gigi (Erwana, 2013); Pintauli, Bachtiar., & Rahardjo, 2019).

Menyikat gigi adalah suatu kegiatan manusia untuk membersihkan gigi dan

mulut dari sisa makanan, plak dan mikroorganisme yang merugikan. Kebiasaan

menyikat gigi adalah suatu kegiatan menyikat gigi yang menjadi kebiasaan yang

baik dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut. Menggosok gigi merupakan

salah satu hal penting dalam proses terjadinya karies gigi. Kualitas menggosok

gigi yang baik (menggosok gigi sesuai cara yang benar dan cara yang seharusnya

dilakukan) akan meningkatkan efikasi prosedur menggosok gigi tersebut.

Karies juga bisa disebabkan oleh cara menyikat gigi yang salah, menurut Udijanto.

"Pori-pori pada permukaan lapisan luar gigi dapat melebar karena cara menyikat gigi

yang salah, seperti misalnya terlalu keras ketika menyikat. Kalau dalam sebulan

sudah dua kali ganti sikat gigi, berarti terlalu keras menggunakannya," kata Udijanto.
Karies ini cenderung terjadi pada anak-anak karena anak-anak cenderung

lebih banyak menyukai makanan dan minuman yang manis dan jarang

membersihkannya.Ada beberapa factor yang menyebabkan terjadinya karies gigi

antara lain adalah bakteri Streptococus,jenis makanan,kebiasaan,menggosok gigi dan

control ke dokter gigi,factor host yaitu kekuatan dari permukaan gigi dan adanya plak

yang berisi bakteri.Faktor lainya adalah adanya subtract yang mendukung

pertumbuhan bakteri seperti karbohidrat terfementasi pada gigi yang akan

menyebabkan bakteri dapat bertahan hidup.

Kebiasaan menggosok gigi juga berhubungan dengan karies gigi.perilaku

benar dalam menggosok gigi adalah bila seseorang mempeunyai kebiasaan

menggosok gigi adalah bila seseorang mempunyai kebiasaan menggosok gigi setiap

hari deangan cara dan waktu yang benar,yang di lakukan pada saat sesudah makan

dan sebelum tidur .berdasarkan data Depkes tahun 2007 menunjukan bahwa 91,1%

penduduk Indonesia sudah menyikat gigi ,namun hanya 7,3% yang berprilaku benar.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas yang mendasari peneliti untuk

melakukan penelitian Hubungan konsumsi Makanan Kariogenik Dan Cara Menyikat

Gigi Yang Salah Terhadap Kejadian Karies Gigi Pada Anak SD Al-Fajar Akademy

Mataram Di Ampenan Tahun 2023.


B. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara mengonsumsi makanan kariogenik dan cara

menggosok gigi yang salah terhadap kejadian karies gigi pada anak sekolah

dasar?

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan konsumsi makanan kariogenik dan cara

menggosok gigi yang salah dengan kejadian karies gigi pada anak usia

sekolah SD Al-Fajar Akademy Mataram di Ampenan.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui kebiasaan konsumsi makanan kariogenik pada anak-

anak SD Al-Fajar Akademy Mataram di Ampenan.

b. Mengetahui cara menggosok gigi pada anak-anak SD Al-Fajar

Akademy Mataram di Ampenan.

c. Mengetahui angka kejadian karies gigi pada anak-anak SD Al-

Fajar Akademy Mataran di Ampenan.

d. Mengetahui lokasi karies gigi

e. Mengetahui kebiasaan menggosok gigi berdasarkan umur

f. Mengetahui kebiasaan menggosok gigi berdasarkan jenis kelamin

g. Mengetahui angka kejadian karies berdasarkan umur

h. Mengetahui angka kejadian karies berdasarkan jenis kelamin

.
3. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

a. Manfaat Bagi Peneliti

1) Penelitian ini menjadi salah satu syarat untuk medapatkan gelar

Diploma III Keperawatan gigi di Kampus Akademi Kesehatan Gigi

Karya Adi Husada Matram .

2) Memberikan wawasan,pengalaman,dan keterampilan pada peneliti.

3) Menambah pengetahuan peneliti tentang hubungan konsumsi

makanan kariogenik dan cara menggosok gigi yang salah deangan

kejadian karies gigi pada anak sekolah dasar.

b. Bagi masyarakat

a. Memberikan informasi tentang hubungan konsumsi

makanan

kariogenik dengan karies gigi pada anak usia sekolah dasar.

b. Memberikan informasi tentang hubungan cara menggosok

gigi yang salah dengan karies gigi pada anak usia sekolah dasar.

c. Memberikan informasi tentang cara menggosok gigi dengan

benar..

2. Manfaat Praktiks

a. Bagi Institusi

a. Memberikan tambahan pengetahuan tentang penelitian ini ke kampus

Akademi Kesehatan Gigi Karya Adi Husada Mataram.


b. Menjadi sumber referensi bagi peneliti lain untuk melakukan

penelitian yang lebih lanjut.

b. Bagi peneliti

Untuk mengembangkan pengetahuan dan pengalaman dibidang

kesehatan gigi dan mulut, sehingga menambah wawasan , khsususnya

untuk cara menjaga dan merawat Kesehatan gigi dan mulut

c. Bagi Masyarakat

1) Penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat bagi

masyarakat dalam membantu menjaga dan merawat Kesehatan gigi

anak agar terhindar dari penyakit karies gigi sejak usia dini.

2) Penelitian ini diharapkan sebagai salah satu sumber acuan bagi

penelitian berikut yang dapat berguna bagi perkembangan ilmu

keperawatan gigi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

2.1.Gigi

a. Anatomi Gigi

Gigi mempunyai beberapa bagian, yaitu:

a. Bagian akar gigi, adalah bagian gigi yang tertanam di dalam tulang

rahang (dilindungi) oleh jaringan periodontal.

b. Mahkota gigi menjulang di atas gusi dan lehernya dikelilingi gusi.

c. Pulpa berisi sel jaringan ikat, pembuluh darah, dan serabut saraf.

Gambar 2.1. Anatomi Gigi ( hidayat dan tandiari,2016)


2.2. Bentuk-bentuk gigi

Gigi terdiri dari dua kelompok, yaitu gigi sementara dan gigi permanen. Gigi

sementara/sulung telah lengkap pada anak yang berusia di atas dua tahun dan terdiri

dari dua puluh gigi. Sementara gigi permanen mulai muncul pada anak usia 6 tahun

dan terdiri atas tiga puluh dua gigi setelah semuanya lengkap pada orang dewasa.

Gigi berturut-turut dimulai dari tengah ke samping terdiri dari : dua gigi insisivus,

satu gigi kaninus, dua gigi premolar, dan tiga gigi molar.7 Bagian-bagian gigi dapat

dilihat secara lengkap pada gambar di bawah ini:

Gambar 2.2:bentuk-bentuk gigi


2.3. Permukaan-permukaan gigi

Nama-nama yang dapat dipakai untuk menunjukkan permukaaan gigi

adalah:

a. Permukaan oklusal: permukaan pengunyahan gigi molar dan gigi

pre- molar.

b. Permukaan mesial: permukaan paling dekat garis tengah tubuh.

c. Permukaan lingual: permukaan paling dekat lidah di rahang bawah,

dirahang atas disebut permukaan palatal.

d. Permukaan distal: permukaan paling jauh dari garis tengah.


e. Permukaan bukal: permukaan paling dekat bibir dan pipi.

f. Tepi insisal: gigi-gigi insisvus dan gigi-gigi kaninus mempunyai tepi

potong sebagai pengganti permukaan oklusal.

g. Permukaan proksimal: permukaan-permukaan yang dekat letaknya,

misalnya: permukaan mesial gigi tertentu dapat menyentuh permukaan

distal gigi sampingnya. Kedua permukaan trsebut disebut permukaan

proksimal.

2.4. Jaringan gigi

Gigi terdiri dari beberapa jaringan, yaitu:

a. Enamel

Enamel merupakan bahan yang tidak ada selnya dan juga merupakan

satu-satunya komponen dalam tubuh manusia yang tidak mempunyai

kekuatan reparatif karena itu regenerasi enamel tidak mungkin terjadi.

Susunan enamel merupakan susunan kimia kompleks, sebagian besar terdiri

dari 97% mineral (kalsium, fosfat, karbonat, dan fluor), air 1% dan bahan

organik 2%, yang terletak dalam suatu pola kristalin. Karena susunan enamel

yang demikian maka ion-ion dalam cairan rongga mulut dapat masuk ke

enamel bagian dalam dan hal ini memungkinkan terjadinya transport ion-ion

melalui permukaan dalam enamel ke permukaan luar sehingga akan terjadi

perubahan enamel.
b. Dentin

Seperti halnya enamel, dentin terdri dari kalsium dan fosfor tetapi

dengan proporsi protein yang lebih tinggi (terutama kolagen). Dentin adalah

suatu jaringan vital yang tubulus dentinnya bersi perpanjangan sitoplasma

odontoblas. Sel-sel odontoblas mengelilingi ruangan pulpa dan

kelangsungan hidupnya bergantung pada penyediaan darah dan drainase

limfatik jaringan pulpa. Oleh karena itu dentin peka terhadap berbagai

macam rangsangan, misal: rangsangan panas dan dingin dari gigi , akan

menimbulkan sensasi nyeri.

c. Cementum

Cementum adalah penutup luar tipis pada akar yang mirip strukturnya

dengan tulang.

d. Pulpa

Pulpa terdapat di dalam gigi dan terbentuk dari jaringan ikat yang

berisikan urat-urat syaraf dan pembuluh-pembuluh darah yang mensuplai

dentin. Urat-urat syaraf ini mengirimkan rangsangan, seperti panas dan

dingn dari gigi ke otak, dimana hal ini dialami sebagai rasa sakit.

Rangsangan yang membangkitkan reaksi pertahanan adalah rangsangan dari

bakteri (pada karies), rangsangan mekanis (pada trauma, fraktu gigi,

preparasi kavitas, dan keausan gigi), serta bisa juga disebabkan oleh

rangsangan kimia misalnya asam dari makanan, bahan kedokteran gigi yang
toksik, atau dehidrasi dentin yang mungkin terjadi pada saat preparasi

kavitas atau pengeboran gigi.

2.5. Tahapan Pertumbuhan Gigi

a. Masa usia bayi (0-12 bulan)

Gigi susu mulai tumbuh usia 5 bulan. Makanan yang padat dapat

diterima mulut pada usia 5-6 bulan. Mengunyah dimulai usia 6-8 bulan dan

pertumbuhan gigi pertama pada bayi muncul sekitar usia 6-8 bulan.

b. Masa usia balita (1-3 tahun)

Pada usia ini anak telah memiliki sekitar dua puluh gigi susu, anak

sudah mulai belajar menggosok gigi dan belajar praktik hiegenis dari orang

tua. Pada usia 6 tahun gigi balita mulai tanggal dan diganti dengan gigi

permanen. Anak usia dua tahun biasanya sudah berkeinginan untuk

menggosok gigi secara mandiri, namun anak tetap memerlukan pengawasan

dari orang tua. Tujuan membersihkan gigi pada usia ini adalah untuk

mengangkat plak yang mengandung bakteri yang dapat menyebabkan karies

gigi. Salah satu metode yang paling efektif untuk mengangkat plak adalah

menggosok gigi dengan sikat gigi yang kecil,berbulu pendek dan halus.

c. Masa usia prasekolah (3-5 tahun)

Memasuki masa usia prasekolah, pertumbuhan gigi primer telah

lengkap. Perawatan gigi pada masa ini sangat penting untuk memelihara gigi

primer. Kontrol motorik halus pada masa ini sudah membaik, tetapi anak
masih membutuhkan bantuan dan pengawasan orangtua dalam menggosok

gigi.

d. Masa usia sekolah (6-12 tahun)

Gigi susu diganti dengan gigi permanen ada pada usia 12 tahun

kecuali graham kedua dan ketiga. Karies dan ketidakteraturan gigi dalam

jarak gigi adalah masalah kesehatan yang penting.

2.6. Perkembangan Anak Usia Sekolah

Potter & Perry mengungkapkan bahwa usia sekolah dasar sekitar usia

6 tahun dan diakhiri dengan pubertas sekitar usia 12 tahun, dimana anak

mulai masuk lingkungan sekolah.11 Edelman dan Manddle (2006) juga

mendefinisikan bahwa usia sekolah adalah usia 6 sampai 12 tahun.

Menurut Potter dan Perry usia sekolah merupakan masa yang rawan

terjadinya kerusakan gigi, karena pada masa itulah gigi susu mulai tanggal

satu persatu dan gigi permanen pertama mulai tumbuh (usia 6-8 tahun).

Dengan adanya variasi gigi susu dan gigi permanen bersama-sama di dalam

mulut, menandai masa gigi campuran pada anak. Gigi yang baru tumbuh

belum matang sehingga rentan terhadap kerusakan. Low dkk

mengungkapkan bahwa usia 4 sampai 8 tahun merupakan usia yang paling

rentan menderita karies gigi primer dan 12 sampai 18 tahun untuk gigi
permanen. Oleh karena itu, karies gigi merupakan masalah yang paling

utama pada usia sekolah.

Anak usia 6 sampai 7 tahun belum mampu menggosok gigi secara

mandiri. Keterampilan menggosok gigi berkaitan dengan perkembangan

motorik halus anak. Motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan

kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh

tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi merupakan koordinasi yang

cermat, seperti mengamati sesuatu, menulis, dan sebagainya. Keterampilan

menggosok gigi pada anak pada anak perempuan lebih baik daripada anak

laki-laki. Menurut Low dkk Anak perempuan lebih terampil dalam tugas

yang bersifat praktis, khususnya dalam tugas motorik halus dibandingkan

dengan anak laki-laki.

Pada usia 8 sampai 10 tahun anak sudah mampu menggosok gigi

secara mandiri. Karena pada usia 8 sampai 10 tahun, anak sedang mengalami

peningkatan keterampilan motorik halus yang membuat anak mampu

melakukan perawatan gigi secara mandiri.

Pada usia 11 sampai 12 tahun anak sudah mulai ahli dalam melakukan

perawatan gigi.11 Usia 11 sampai 12 tahun juga merupakan periode kritis

dalam pemeliharaan dan peningkatan gaya hidup seseorang. Menurut John

W Santroct pada tahap ini terjadi peningkatan proses metabolisme yang

mengakibatkan kebutuhan energi menigkat, meningkatnya kebutuhan energi

menyebabkan perilaku mengkonsumsi makanan atau mengemil pada anak


itu juga meningkat dan pola makan yang tidak teratur dibandingkan anak

usia lainnya.

Potter & Perry mengungkapkan bahwa periode sekolah merupakan

periode yang tepat untuk penerimaan pelatihan perilaku dan kesehatan.

Menurut Edelman & Mendle perawatan gigi yang baik penting untuk

diajarkan dan diterapkan selama usia sekolah. Hal itu dikarenakan, gigi

permanen yang muncul selama periode usia sekolah membutuhkan

kebersihan gigi yang baik dan perhatian yang rutin terhadap adanya karies

gigi.

Hockenberry dan Wilson menyatakan bahwa merawat gigi yang baik

pada usia sekolah dapat diberikan oleh orang tua dan petugas kesehatan.

Peran orang tua adalah mempelajari teknik menggosok gigi bersama anak,

mengajarkan, mengawasi, dan memadu anak dalam menggosok gigi sampai

mereka menjadi mandiri dalam menjaga kebersihan gigi. Edelman dan

Mendle menganjurkan agar petugas kesehatan menggunakan metode

promosi untuk membantu anak usia sekolah dalam memahami hubungan

antara perilaku kesehatan dengan peningkatan kesehatan. Seperti metode

bermain peran, membaca buku, dan mendemonstrasikan perilaku seperti

menggosok gigi. Menurut Siti Rahayu petugas kesehatan dapat melihat

status kebersihan mulut dengan inspeksi oral sehingga petugas kesehatan

mampu mengetahui kebutuhan anak akan promosi kesehatan mulut. Apabila

ditemukan adanya karies gigi atau keadaan yang tidak sehat, petugas
kesehatan perlu memberikan promosi kesehatan tentang pentingnya

memeriksa gigi secara rutin ke pelayanan kesehatan gigi. Petugas kesehatan

juga mendorong orangtua untuk menigkatkan kebiasan menggosok gigi yang

baik bagi anak usia sekolah.

2.7. Karies Gigi

1. Pengertian Karies Gigi

Karies merupakan penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan

sementum, yang bersifat kronis progresif. Karies gigi terjadi karena adanya

interaksi antara bakteri di permukaan gigi, plak atau biofilm dan diet,

terutama komponen karbohidrat yang dapat difermentasikan oleh bakteri

plak asam, terutama asam laktat dan asetat. Yang ditandai dengan adanya

demineralisasi jaringan keras gigi dan rusaknya bahan organik akibat

terganggunya keseimbangan email dan sekelilingnya, menyebabkan

terjadinya invasi bakteri serta kematian dapat berkembang ke jaringan

periapeks sehingga dapat menimbulkan nyeri pada gigi.

2. Etiologi Karies Gigi

Etiologi karies gigi bersifat multifaktorial, sehingga memerlukan

faktor-faktor penting seperti host, agent, mikroorganisme, substrat dan

waktu. a. Susunan gigi sulung

Gigi-gigi berjejal dan saling tumpang tindih akan mendukung

timbulnya penyakit karies karena daerah tersebut sulit dibersihkan. Susunan


gigi molar sulung rapat sedangkan gigi insisvus sulung renggang. Dari

berbagai penelitian disimpulkan bahwa anak dengan susunan gigi berjejal

lebih banyak menderita penyakit karies daripada yang mempunyai susunan

gigi yang baik.

b. Morfologi gigi sulung

Variasi morfologi gigi juga mempengaruhi resistensi gigi terhadap

penyakit karies karies. Morfologi gigi sulung dapat ditinjau dari dua

permukaan2:

1. Permukaan oklusal

Permukaan oklusal gigi molar sulung mempunyai bonjol yang relatif

tinggi sehingga lekukan menunjukkan gambaran curam dan relatif dalam.

Bentuk morfologi gigi sulung pertama atas dalam bentuk dan ukurannya.

Lekukan gigi sulung yang lebih dalam akan memudahkan terjadinya

penyakit karies.

2. Permukaan halus

Kontak antar gigi tetap adalah kontak titik tetapi kontak antar gigi

sulung merupakan kontak bidang. Bentuk permukaan proksimal gigi sulung

agak datar. Keadaan ini akan menyulitkan pembersihannya. Sehingga

penyakit karies gigi dapat terjadi.2

c. Plak

Plak terbentuk dari campuran antara bahan-bahan air ludah seperti

mucin, sisa-sisa sel jaringan mulut, leukosit, limposit dengan sisa-sisa


makanan serta bakteri. Plak in mula-mula berbentuk agar cair yang lama

kelamaan menjadi kelat, dimana tempat bertumbuhnya bakteri.2

d. Saliva

Saliva merupakan pertahanan pertama terhadap penyakit karies. Selain

itu fungsi saliva juga sebagai pelicin, pelindung, buffer, pembersih, anti

pelarut dan anti bakteri. Namun juga demikian juga memegang peranan

penting lain yaitu dalam proses terbentuknya plak gigi, saliva juga

merupakan media yang baik untuk kehidupan mikroorganisme tertentu yang

berhubungan dengan penyakit karies gigi.2

e. Mikroorganisme

Mikroorganisme di dalam mulut yang berhubungan dengan penyakit

karies antara lain Streptococcus, Lactobacillus, Actinomices. Mikrorganisme

ini menempel di gigi bersama dengan plak atau debris. Plak gigi adalah

media lunak yang menempel erat di gigi.

f. Waktu

Kecepatan kerusakan gigi akan jelas terlihat dengan timbulnya

penyakit karies menyeluruh dalam waktu singkat. Selain itu keadaan yang

dapat menyebabkan substrat lama berada dalam mulut ialah kebiasaan anak

menahan makanan di dalam mulut di mana makanan tidak cepat-cepat

ditelan.

g. Makanan
Makanan sangat berpengaruh terhadap gigi dan mulut, pengaruh ini

dapat dibagi menjadi 2:

1. Isi makanan menghasilkan energi, misalnya: karbohidrat, protein,

lemak, vitamin serta mineral-mineral. Unsur-unsur tersebut di atas

berpengaruh pada masa pra-erupsi serta pasca erupsi gigi geligi.

2. Fungsi mekanis dari makanan yang dimakan. Makn-makanan yang

bersifat membersihkan ini adalah: apel, jambu air, bengkuang dan

sebagainya. Sebaliknya makan-makanan yang lunak dan melekat

pada gigi seperti: bonbon, coklat, biskuit dan lain sebagainya.

h. Unsur Kimia

Unsur-unsur kimia juga mempunyai pengaruh terhadap terjadinya

karies gigi. Unsur kimia yang paling berpengaruh persentase terjadinya karie

gigi adalah fluor. Keberadaan fluor ini dibutuhkan untuk proses

remineralisasi. Kadar fluor pada gigi manusia bergantung pada ketersediaan

fuor di dalam air minum atau makanan yang mengandung flour.

2.8.Proses Terjadinya Karies Gigi

Pada hakikatnya, proses karies gigi berjalan lambat. Proses karies

umumnya juga sudah terjadi lama sebelum tanda-tanda klinis terlihat. Oleh

karena itu, karies gigi dapat disebut juga sebagai penyakit multifaktor yang

kronis.
Salah satu faktor penyebab karies gigi adalah bakteri yang ada di

dalam mulut. Salah satu bakteri tersebut adalah Streptococus. Bakteri ini

berkumpul membentuk suatu lapisan lunak dan lengket yang disebut dengan

plak yang menempel pada gigi. Sebagian plak di dalam gigi ini mengubah

gula dan karbohidrat yang berasal dari makanan dan minuman yang masih

menempel di gigi menjadi asam yang bisa merusak gigi dengan cara

melarutkan mineral-mineral yang ada di dalam gigi atau terjadi

demineralisasi.

Bila proses demineralisasi telah terjadi, maka hasil selanjutnya akan

ditentukan oleh kekuatan remineralisasi. Kemungkinan yang dapat terjadi

bisa berupa terhentinya perkembangan karies gigi jika kemampuan

remineralisasi cukup kuat untuk menanggulangi proses demineralisasi atau

terbentuk karies gigi yang kronis jika proses demineralisasi berlangsung

lambat sementara proses remineralisasi cukup aktif. Selain itu, kemungkinan

lainnya bisa berupa terbentuknya karies jika proses remineralisasi tidak

cukup kuat untuk mengimbangi proses demineralisasi yang cepat atau

berkembangnya erosi jika proses demineralisasi yang tidak diimbangi

dengan proses remineralisasi sedikitpun.

2.9. Manifestasi Klinis Karies

Tanda dan gejala karies antara lain

a. Terdapat lesi
b. Tampak lubang pada gigi

c. Bintik hitam pada tahap karies awal

d. Kerusakan leher gigi

e. Sering terasa ngilu bila lubang sampai ke dentin

f. Sakit berdenyut-denut di gigi

g. Timbul rasa sakit jika terkena air dingin, dan kemasuan makanan

terutama di malam hari

h. Jika sudah parah akan terjadi peradangan dan timbul nanah

2.10. Makanan Kariogenik

a. Pengertian Makanan Kariogenik

Makanan kariogenik adalah makanan yang dapat menyebabkan karies

gigi. Menurut Riani (2005) makanan kariogenik berupa makanan yang

manis- manis seperti permen, coklat, kue-kue, gula dan lain-lain dimana

makanan tersebut termasuk dalam karbohidrat berbentuk tepung atau cairan

yang bersifat lengket serta hancur di dalam mulut. Makanan kariogenik

tersebut adalah makanan yang dapat menyebabkan terjadinya karies gigi

karena ada kaitannya antara karbohidrat dengan pembentukan plak pada

permukaan gigi.

b.Bentuk Fisik Makanan Kariogenik

Menurut Riani bentuk fisik makanan kariogenik yang sering di

konsumsi oleh anak terutama pada anak sekolah dasar (SD) adalah makanan
manis, lengket, dan berbentuk menarik. Coklat, permen, roti isi, kue-kue,

dan biskuit merupakan contoh makanan kariogenik yang mengandung gula

tinggi serta mempunyai korelasi tinggi dengan kejadian karies gigi.

konsumsi makanan kariogenik yang sering dan berulang-ulang akan

menyebabkan pH plak di gigi menjadi dibawah normal, kemudian pH plak

dibawah normal tersebut men.yebabkan demineralisasi enamel sehingga

terjadi pembentukan karies gigi.

c. Jenis Makanan Kariogenik

Menurut Riani karbohidrat yang berhubungan dengan penyakit karies

adalah polisakarida, sukrosa, disakarida, dan monosakarida. Dari jenis

karbohidrat tersebut yang paling banyak menyebabkan karies adalah

sukrosa. Sukrosa mempunyai kemampuan yang lebih efisien terhadap

pertumbuhan mikroorganisme asidogenik. Sukrosa juga di metabolisme

dengan cepat untuk menghasilkan zat-zat asam.

d .Frekuensi Makanan Kariogenik

Menurut Arisman konsumsi makanan kariogenik di antara jam makan

dan pada saat makan berhubungan dengan peningkatan panyakit karies yang

besar. Selain itu juga semakin tinggi anak mengkonsumsi makanan

kariogenik maka indeks penyakit karies gigi semakin tinggi. Makanan manis

akan dinetralisir oleh air ludah setelah 20 menit, maka apabila setiap 20

menit sekali mengkonsumsi makanan manis akan mengakibatkan gigi lebih

cepat rusak. Sebaiknya makanan manis lebih baik dimakan pada saat jam
makan utama, seperti sarapan, makan siang, dan makan malam, karena pada

waktu jam makan utama biasanya air ludah yang dihasilkan cukup banyak,

sehingga membantu membersihkan gula dan bakteri yang menempel pada

gigi.

2.11. Kebiasaan Menggosok gigi

Menggosok gigi adalah membersihkan gigi dari sisa makanan, bakteri,

dan plak. Dalam membersihkan gigi harus memperhatikan pelaksanaan

waktu yang tepat dalam membersihkan gigi, penggunaan alat yang tepat

untuk membersihkan gigi. Oleh karena itu, kebiasaan menggosok gigi

merupakan tingkah laku manusia dalam membesihkan gigi dari sisa-sisa

makanan yang dilakukan secara terus menerus.

Frekuensi menggosok gigi setidaknya empat kali sehari (setelah

makan dan sebelum tidur) adalah dasar program hygiene gigi yang efektif.

Kebiasan merawat gigi minimal dua kali sehari pada waktu yang tepat pada

pagi dan malam hari sebelum tidur serta perilaku konsumsi makanan yang

manis dan lengket dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi. Potter &

Perry mengungkapkan bahwa menggosok gigi yang baik yaitu dengan

gerakan yang pendek dan lembut serta dengan tekanan yang ringan, dengan

memusakan pada daerah yang terdapat plak, yaitu di tepi gusi (perbatasan

gigi dan gusi), permukaan kunyah gigi dimana terdapat fissure atau celah-

celah yang sangat kecil dan sikat gigi yang paling belakang. Menggosok gigi
harus memiliki pegangan yang lurus, dan memliki bulu yang cukup kecil

untuk menjangkau semua bagian mulut. Cara menggosok gigi yang baik

adalah membersihkan seluruh bagian gigi dengan gerakan lembut.

Menurut Hayanti Destiyanti Terdapat 5 metode menggosok gigi yaitu,

Bass, S Stillman, Horizontal, Vertical, dan Roll yang paling sering

direkomendasikan. Metode yang paling umum digunakan adalah metode

horizontal, metode roll, dan metode vertical. Metode horizontal dilakukan

dengan cara menyikat gigi dengan gerakan ke kiri dan ke kanan. Metode ini

sesuai dengan permukaan oklusal gigi, mudah diterapkan, dan dapat

membersihkan sulkus interdental.

Menurut Pintauli S dan Hamada metode vertikal dilakukan untuk

menyikat gigi bagian depan gigi, kedua rahang tertutup lalu gigi disikat

dengan gerakan ke atas dan ke bawah. Metode ini sederhana dan dapat

membersihkan plak tetapi tidak mampu menjangkau semua bagian gigi

seperti metode horizontal dengan sempurna.

Metode roll adalah cara menyikat gigi dengan ujung bulu sikat

diletakkan dengan posisi mengarah ke akar gigi sehingga sebagian bulu sikat

menekan gusi. Ujung bulu Sikat digerakkan perlahan-lahan sehingga kepala

sikat gigi bergerak membentuk lengkungan melalui permukaan gigi. Metode

roll dianggap dapat membersihkan plak dengan baik dan dapat menjaga

kesehatan gusi dengan baik, teknik ini dapat diterapkan pada anak umur 6-12

tahun. Tarigan mengungkapkan bahwa membersihkan mulut merupakan hal


yang penting sebagai suatu cara untuk menghindari terjadinya karies gigi,

yaitu menggosok gigi secara baik dan benar serta teratur, setelah

mengkonsumsi makanan, terutama makanan yang mengandung karbohidrat

yang telah diolah, yang dapat menempel di permukaan gigi, ketika

menggosok gigi sangat penting menyikat semua permukaan gigi, sehingga

kita membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 menit untuk menggosok gigi.

B. Landasan teori

Karies ini banyak terjadi pada anak-anak karena anak-anak cenderung lebih

banyak menyukai makanan dan minuman yang manis dan jarang

membersihkanya. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya

karies gigi antara lain adalah bakteri Streptococcus , jenis makanan, kebiasaan

menggosok gigi dan kontrol ke dokter gigi, faktor host yaitu kekuatan dari

permukaan gigi dan adanya plak yang berisi bakteri. Faktor lainnya adalah

adanya substrat yang mendukung pertumbuhan bakteri seperti karbohidrat

terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat bertahan hidup.

Potter & Perry mengungkapkan bahwa periode sekolah merupakan

periode yang tepat untuk penerimaan pelatihan perilaku dan kesehatan.

Menurut Edelman & Mendle perawatan gigi yang baik penting untuk

diajarkan dan diterapkan selama usia sekolah. Hal itu dikarenakan, gigi

permanen yang muncul selama periode usia sekolah membutuhkan kebersihan

gigi yang baik dan perhatian yang rutin terhadap adanya karies gigi.
Makanan kariogenik adalah makanan yang dapat menyebabkan karies gigi.

Menurut Riani (2005) makanan kariogenik berupa makanan yang manis-

manis seperti permen, coklat, kue-kue, gula dan lain-lain dimana makanan

tersebut termasuk dalam karbohidrat berbentuk tepung atau cairan yang

bersifat lengket serta hancur di dalam mulut. Makanan kariogenik tersebut

adalah makanan yang dapat menyebabkan terjadinya karies gigi karena ada

kaitannya antara karbohidrat dengan pembentukan plak pada permukaan gigi.

Potter & Perry mengungkapkan bahwa menggosok gigi yang baik

yaitu dengan gerakan yang pendek dan lembut serta dengan tekanan yang

ringan, dengan memusakan pada daerah yang terdapat plak, yaitu di tepi gusi

(perbatasan gigi dan gusi), permukaan kunyah gigi dimana terdapat fissure

atau celah-celah yang sangat kecil dan sikat gigi yang paling belakang.

Menggosok gigi harus memiliki pegangan yang lurus, dan memliki bulu yang

cukup kecil untuk menjangkau semua bagian mulut. Cara menggosok gigi

yang baik adalah membersihkan seluruh bagian gigi dengan gerakan lembut.
BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konseptual

Kerangka konsep dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

Kebiasaan
Kebiasaan menggosok mengonsumsi makanan
gigi kariogenik

Karies gigi

B. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ha :Adanya hubungan konsumsi makanan kariogenik dan kebiasaan

menggosok gigi yang salah terhadap terjadinya karies gigi pada anak

sekolah dasar.
Ho : Tidak ada hubungan konsumsi makanan kariogenik dan kebiasaan

menggosok gigi yang salah terhadap terjadinya karies gigi pada anak

sekolah dasar

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan analitis observasional dengan

pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

konsumsi makanan kariogenik dan kebiasaan menggosok gigi yang salah

terhadap kejadian karies gigi pada anak di SD Al-Fajar Akademy Mataram.

B. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi target pada penelitian ini adalah anak sekolah dasar berusia 9

sampai 12 tahun di SD Al-Fajar Akademy Mataram .

2. Sampel

Sampel penelitian adalah dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi

penelitian.
a. Besar sampel

Besar sampel pada penelitia ini adalah 30 orang yang memenuhi

kriteria inklusi penelitian.

1. Kriteria Inklusi

a. Anak usia 9-12 tahun dari kls 4 sampai kls 6 SD

b. Bersedia mengikuti proses penelitian dan mendapatkan

persetujuan orang tua

2. Kriteria Ekslusi

a. Tidak mengembalikan inform consent atau tidak mendapat

persetujuan orang tua

b. Sakit atau tidak hadir

c. Tidak koperatif saat proses penelitian berlangsung

C. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tangga l Maret – April 2023.

2. Tempat penelitian

Peneletian ini di lakukan di SD Al-Fajar Akademy Mataram Ampenan

D. Instrument Pengumpulan Data

1. Alat penelitian

a. Sonde
b. Kaca mulut

c. bengkok

2. Bahan penelitian

a. Kuisioner ( kuisioner adalah lembar pernyataan tertulis yang di

gunakan untuk memperoleh informasi dari responden) kuisioner yang

di gunakan dalam penelitian ini tersusun secara terstruktur dan

berisikan pertanyaan yang harus di jawab responden.

b. Lembar observasi

c. Tissue

d. Alkohol

e. handscund

E. Definisi Operasional

Table 4.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat Ukur Hasil ukur Skala


ukur

1. Usia Usia sekolah 9-12 tahun (Kuisioner) Usia Interval


Mengisi data responden
kuisoner yang dalam tahun
di berikan

2. Jenis Berjenis kelamin laki- (Kusioner) 1 laki-laki 2 Nominal


kelamin laki atau perempunan Mengisi data perempuan
demografi
pada kusioner
yang di
berikan
3. Kebias Kegiatan membersihkan Menggunakan
Skala likert Oridinal
aan gigi dari plak secara kuisioner 0 tidak
mengg mekanis untuk mencegah dengan cara
pernah
osok penyakit mulut, menjaga wawancara 1. jarang
gigi keindahan gigi dan 2. kadang-
menghilangkan bau mulut. kadang
Kebiasaan menggosok gigi 3. selalu
ini meliputi waktu, Kemudian
frekuensi, alat,dan diukur
teknikmenggosok gigi dengan cut of
point nilai
mean
1. kurang bila
skor <28,34
2. baik bila
skor ≥28,34
4. Tingkat Frekuensi konsumsi Kuisioner 0 tidak Oridinal
konsum makanan yang dapat dengan cara pernah
si menyebabkan karies gigi. wawancara 1.konsumsi
makana Makanan kariogenik 1-3x /minggu
n merupakan makanan yang 2. konsumsi
karioge manis dan mudah lengket 4-6x/minggu
nik seperti permen, coklat, 3. konsumsi
kembang gula dll ≥ 1x/hari
Kemudian
dibagi
menjadi 3
kategori 1 >
rendah bila
skor 0-10
2 > sedang
bila skor 11-
20
3 > tinggi
bila skor 21-
30
5. Karies Karies yang dapat terlihat Lembar 0 >tidak ada Nomina
secara kasat mata adalah observasi,sond karies gigi
gigi lubang pada gigi yang e, kaca mulut 1 > karies
telah mengalami untuk gigi
perubahan warna menjadi pemeriksaan
hitam atau kecoklatan fisik

F. Prosedur Penelitian

1. Persiapan

a. Peneliti mengajukan permohonan pembuatan surat izin

penelitian ke kampus Akademi Kesehatan Karya Adi

Husada Matram dengan tujuan kepada Kepala Sekolah SD

Al-Fajar Akademy Mataram

b. Kemudian peneliti mendatangi SD Al-Fajar Akademy Mataram

dengan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian dengan

meminta persetujuan kepada responden apakah berkenan mengisi

kuisioner. Pengumpulan data penelitian menggunakan kuisioner

kebiasaan konsumsi makanan kariogenik dan kebiasaan

menggosok gigi yang diisi oleh responden dan mengobservasi gigi

untuk melihat ada atau tidaknya karies gigi. Kuisioner dan lembar

observasi yang telah diisi lengkap kemudian dilakukan pengolahan

dan analisa data.


2. Pelaksanaan

a. Sebelum penelitian

a. Membuat lembar kuisioner berisikan pertanyaan untuk

memperoleh informasi dari responden.

b. Membuat lembar observasi untuk memperoleh data karies gigi

di proleh dari pemeriksaan langsung dengan menggunakan alat

diagnosa.

b. Proses pelaksanaan penelitian

a. Kuesioner A digunakan untuk mengkaji data demografi yang terdiri

atas nama responden, umur responden, dan jenis kelamin responden.

b. Kuesioner B digunakan untuk mengkaji kebiasaan menggosok gigi

berisi 11 pertanyaan tertutup. Kuesioner ini diambil dari penelitian Siti

Halimah Hafsari (2012). Masing-masing pertanyaan akan diberi skor,

yaitu selalu (3), kadang-kadang (2), jarang (1), tidak pernah (0). Skor

total seluruh kuesioner yang dijawab oleh responden akan dirata-

ratakan untuk menentukan nilai cut of point dan diperoleh hasil 28,5.

Kemudian peneliti menggunakan nilai cut of point ini untuk

menentukan kategori baik atau kurang baik. Baik apabila skor total >

28,5, kurang baik apabila skor total < 28,5.

c. Kuesioner C terdiri dari 10 pertanyaan yang digunakan untuk

mengkaji pola jajan anak (meliputi jenis jajanan dan frekuensi jajan)

dengan wawacara untuk membimbing anak dalam mengisi formulir


food frequency. Kuesioner ini diambil dari penelitian Meishi PRL

(2011). Masing-masing pernyataan akan diberi skor, yaitu ≥

1x/minggu (3), 4-6x/minggu (2), 1-3x/minggu (1), tidak pernah (0).

Skor total kuesioner yang dijawab oleh responden akan

dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu rendah (≤10), sedang (11-

20), dan tinggi (21-30).

d. Lembar observasi, untuk memperoleh data karies gigi diperoleh dari

pemeriksaan langsung dengan menggunakan alat diagnosa yaitu

penlight untuk observasi karies gigi. Untuk anak yang memiliki gigi

yang telah tanggal akan ditanyakan kepadanya apakah gigi tersebut

sebelum tanggal ada lubangnya atau tidak, apabila ada lubangnya

maka anak akan dimasukkan dalam kategori karies gigi. Kemudian

hasilnya dicatat oleh peneliti dalam lembar observasi.

G. Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini, yaitu:

Peneliti melakukan pengolahan data sebelum melakukan analisis data

penelitian, yaitu :

a. Editing

Peneliti memeriksa kelengkapan jawaban pada setiap kuisioner yang

telah diisi

b. Coding
Peneliti memberikan kode berdasarkan jawaban responden yang

kemudian dipindahkan dalam tabel jawaban.

c. Cleansing

Peneliti memastikan data telah bersih dari kesalahan setelah dipindahkan

ke dalam tabel.

d. Scoring

Peneliti memasukkan data ke dalam program komputer untuk dianalisis.

Data penelitian ini dianalisis sesuai dengan prosedur analisis data suatu

penelitian. Adapun analisis yang dilakukan peneliti, yaitu:

a. Analisa Univariat

Analisa ini digunakan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel,

baik variabel bebas (Kebiasaan Menggosok gigi dan kebiasaan konsumsi

makanan kariogenik) dan variabel terikat (karies gigi) dalam bentuk

angka dan kategori.

b. Analisa Bivariat

Analisis bivariat dilakukan pada dua variabel yang diduga berhubungan

satu sama lain.18 Analisis bivariat antara variabel kebiasaan menggosok

gigi dengan karies gigi dan kebiasaan mengkonsumsi makanan

kariogenik dengan karies gigi menggunakan rumus uji chi-square. Uji

chi-square - digunakan untuk menguji dua variabel kategori.


DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI. Profil Kesehatan indonesia 2001 Menuju indonesia Sehat 2010.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI. 2002.
2. Edwin A.M. Kidd, Sally Joyston Bechal . Dasar-dasar Penyakit Karies Gigi.
Jakarta. EGC. 2002.
3. Setiawati, Rahayu. Hubungan Kebiasaan Menggosok Gigi Sebelum Tidur Malam
dengaan Karies Pada Anak Usia Sekolah di Madrasah Ibtidaiyah al- Istiqamah
Tangerang. Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. 2012.
4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007.
5. Linda J. Vorvick, MD. Root Anatomy . 2015 April; 1. Available from URL:
http://medlineplus.gov/imagepages/1121.htm. Accesed April 13, 2016.
6. antoinette Metivier, CDA, Kimberly Bland, CDA, EFDA, M.Ed. Dental Anatomy.
Dentalcare.com (serial online) 2013 April; 11-12. Avalaible from URL:
http://dentalcare.com/media/en.us/education/ce421/ce421.pdf. Accesed
April 13, 2016
7. Potter dan Perry. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan
Praktik. Edisi 4 volume 2. Jakarta : EGC. 2015
8. Riani D, Sarasati. Peranan Pola Makan Terhadap Karies Gigi pada Anak. PDGI.
2005.
9. Hayanti, Destiya D., Roshihan A., Didit A., Ike RD. Efektivitas Menyikat Gigi
Metode Horizontal, Vertical dan Roll Tehadap Penurunan Plak pada Anak Usia 9-11
Tahun. Dentino. 2014. 2(2): 150-154.
10. Ningsih, Desak Made, Louise C., Luh Wayan A. Gambaran Perilaku Menggosok
Gigi pada Anak Usia Sekolah Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Sidemen,
Kabupaten Karangasem. Denpasar : Universitas Udayana. 2013.
11.Rosidi A, Siti Haryani, Eka Admiyanti. Hubungan antara Konsumsi Makanan
Kariogenik dengan Kejadian Karies Gigi pada Anak SDN 1 Gogodalem Kec. Bringin
Kab. Semarang. Semarang : Akper Ngudi Waluyo Ungaran. 2013
12.Riska Wandini,yuniati.hubungan konsumsi makanan kariogenik dan kebiasaan
menggosok gigi dengan kejadian karies gigi pada anak.holistik jurnal
kesehatan,Volume 13,No.4,Desember 2019:333-339
13.febri Endra Setiyawan;PERTIWI Febriana Chandrawati;Natalia
Mmulyadi.Hubungan konsumsi makanan kariogenik dan kebiasaan menggosok gigi
Dengan Timbulnya Karies gigi
LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Uswatun Hasanah


Jenis Kelamin:Perempuan
Tempat Tanggal Lahir:Bima,14-Juni-2002
Status: Belum Menikah
Agama:Islam
Alamat:Bima,Desa Ndano Na,e Dusun Ndano Mbeca
Nomor Tlpn:087722728641
Email:Uswatunhasanah14.@gmail.com

Riwayat Pendidikan
2017-2012:SDN Inpres Rora
2012-2017:SMPN 8 Satap Donggo
2017-2020:SMA IT Utsman Bint Affant
2020:Program Studi D III keperawatan Gigi Kampus Akademi
Kesehatan Gigi Karya Adi Husada Mataram

Anda mungkin juga menyukai