Anda di halaman 1dari 90

PROPOSAL PENELITIAN

KOMUNIKASI TERAPEUTIK SEBAGAI SALAH SATU PENDEKATAN


DASAR DALAM PERUBAHAN PERILAKU SEHAT TENTANG
MEMELIHARA KESEHATAN GIGI DAN MULUT PASIEN POLI GIGI
DI PUSKESMAS BATUYANG

OLEH

HAPILDA
712501S19016

PRODI D-III KEPERAWATAN GIGI


JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
AKADEMI KESEHATAN GIGI KARYA ADI HUSADA MATARAM
MATARAM
TAHUN 2022

i
KARYA TULIS ILMIAH

KOMUNIKASI TERAPEUTIK SEBAGAI SALAH SATU PENDEKATAN


DASAR DALAM PERUBAHAN PERILAKU SEHAT TENTANG
MEMELIHARA KESEHATAN GIGI DAN MULUT PASIEN POLI GIGI
DI PUSKESMAS BATUYANG

Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Kesehatan Gigi Pada


Akademi Kesehatan Gigi Karya Adi Husada Mataram
Jurusan Kesehatan Gigi

OLEH

HAPILDA
712501S19016

PRODI D-III KESEHATAN GIGI


JURUSAN KESEHATAN GIGI
AKADEMI KESEHATAN GIGI KARYA ADI HUSADA MATARAM
TAHUN 2022

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

KARYA TULIS ILMIAH

“ KOMUNIKASI TERAPEUTIK SEBAGAI SALAH SATU PENDEKATAN


DASAR DALAM PERUBAHAN PERILAKU SEHAT TENTANG
MEMELIHARA KESEHATAN GIGI DAN MULUT PASIEN POLI GIGI
DI PUSKESMAS BATUYANG”

Disusun oleh :
Hapilda
712501S19016

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui


Untuk Mengikuti Ujian Hasil Karya Tulis Ilmiah
Program Studi Kesehatan Gigi Jenjang Diploma III
Akademi Kesehatan Gigi Karya Adi Husada Mataram

Menyetujui,

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

H.M.Supnawadi, SKM., M.Mkes Fuji Lestari.S.Tr.Kep.Gi.,M.Tr.TGM


NIDN.0823118001 NIDN. 19950602 202101 2 046

iii
HALAMAN PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH

“KOMUNIKASI TERAPEUTIK SEBAGAI SALAH SATU PENDEKATAN


DASAR DALAM PERUBAHAN PERILAKU SEHAT TENTANG
MEMELIHARA KESEHATAN GIGI DAN MULUT PASIEN POLI GIGI
DI PUSKESMAS BATUYANG”
Disusun oleh:
Hapilda
712501S19016

Telah Dipertemukan di Depan Dewan Penguji dan Diterima Sebagai Salah Satu
Syarat untuk Mendapatkan Gelar Ahli Madya Kesehatan Pada Program Studi
Kesehatan Gigi Jenjang Diploma III di Akademi Kesehatan Gigi Karya Adi
Husada Mataram
Pada tanggal:

Dewan Penguji:
Ketua,

H. M. Supnawadi, SKM., M.Mkes. (…………………………………)


NIDN. 0823118001
Aggota,

Fuji Lestari. S.Tr.Kep.Gi.,M.Tr.TGM (…………………………………)


NIDN. 19950602 202101 2 046
Anggota,

Dr.Baiq.Mutmainah.S.Si.,M.Si (…………………………………)
0820108701

Mengesahkan
Direktur

H.M.Supnawadi, SKM., M.Mkes.


NIDN.0823118001

iv
KEASLIAN PENELITIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Hapilda

NIM : 712501S19016

Program Studi : DIII Kesehatan Gigi

Judul KTI : “Komunikasi Terapeutik Sebagai Salah Satu Pendekatan


Dasar Dalam Perubahan Perilaku Sehat Tentang
Memelihara Kesehatan Gigi Dan Mulut Pasien Poli Gigi Di
Puskesmas Batuyang”

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini
benar-benar merupakan hasil saya sendiri, bukan merupakan pengambilan data,
tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran
saya sendiri. Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis
Ilmiah ini hasil jiblakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.

Mataram, April 2022


Yang Membuat Pernyataan

Hapilda
712501S19016

v
KATA PENGANTAR

Dengan memnajatkan puji syukur kehadirat allah SWT. Yang telah


memebrikan rahmat dan hidayah-nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaiakan penelitian yang berjudul “Komunikasi Terapeutik Sebagai
Salah Satu Pendekatan Dasar Dalam Perubahan Perilaku Sehat Tentang
Memelihara Kesehatan Gigi Dan Mulut Pasien Poli Gigi Di Puskesmas
Batuyang” sebagai salah satu persyaratan akademis untuk menyelesaikan kuliah
pada Akademi Kesehatan Gigi Karya Adi Husada Mataram. Penulis mengucapkan
banyak terimaksih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya
Karya Tulis Ilmiah ini :
1. Bapak H. M. Supnawadi, SKM.,M.Mkes selaku Direktur Akademi
Kesehatan Gigi Karya Adi Husada Mataram.
2. Bapak H. M. Supnawadi, SKM.,M.Mkes selaku pembimbing utama
dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini sehinggan dapat terselesaikan
3. Fuji Lestari,S.Tr.Kep.Gi.,M.Tr.TGM. selaku pembimbing pendamping
yang juga telah memberikan petunjuk dan bimbingannya sehingga
terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Para dosen dan staf Akademi Kesehatan Gigi Karya Adi Husada
Mataram yang telah membantu dan memberikan saran untuk
kelancaran penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan do’a dan
dukungan selama studi hingga selesai
6. Kepada pasien poli gigi puskesmas batuyang yang menjadi sampel
dalam penelitian ini.
7. Dan semua pihak yang telah membantu kelancaran penulisan Karya
Tulis Ilmiah ini. Semoga Allah SWT, yang maha pengasih lagi maha
penyayang memberikan balasan pahala atas amal yang telah diberikan.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat
kekurangan. Untuk itu saran dan kritik kami harapkan. Harapan
penulis semoga Karya Tulis Ilmiah ini berguna bagi semua pihak.

Mataram, April 2022

Penulis

vi
ABSTRAK

KOMUNIKASI TERAPEUTIK SEBAGAI SALAH SATU


PENDEKATAN DASAR DALAM PERUBAHAN PERILAKU SEHAT
TENTANG MEMELIHARA KESEHATAN GIGI DAN MULUT PASIEN
POLI GIGI DI PUSKESMAS BATUYANG
Komunikasi terapeutik adalah kemampuan dan keterampilan perawat dalam
berintraksi dan menyampaikan informasi kepada pasien dan keluarganya, agar
pasien dan keluarganya dapat beradaptasi terhadap permasalahan yang dihadapi.
Perubahan perilaku adalah suatu paradigma bahwa seseorang akan berubah sesuai
dengan apa yang seseorang pelajari baik dari keluarga,teman, sahabat ataupun
belajar dari diri sendiri, proses pembelajaran. Tujuan penelitian untuk mengetahui
hubungan komunikasi terapeutik dalam perubahan perilaku sehat tentanng
memelihara kesehatan gigi dan mulut pasien poli gigi dipuskesmas batuyang.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan metode survey dan
observasi yaitu penelitian yang dilakukan terhadap sampel atau populasi. Metode
pengumpulan data dengan metode observasi dan pemberian kuesioner. Populasi
pada penelitian ini adalah seluruh pasien poli gigi puskesmas batuyang. Sampel
dalam penelitian ini didapatkan dengan menggunakan rumus slovin yaitu teknik
pengambilan sampel dengan cara individu. Pasien yang akan dijadikan sampel
ditentukan melalui rumus slovin yaitu pasien poli gigi 30 orang. Hasil Penelitian
menjukan bahwa perubahan perilaku sebelum dilakukanya komunikasi terapeutik
sebagian besar (20%) kategori baik, sebagian berkategori tidak baik (80%),
perubahan perilaku sesudah dilakukanya komunikasi terapeutik sebagian besar
berkategori baik (60%) sebagian besar berkategori tidak baik sebanyak(40%).
Kesimpulan: Kesimpulan yang diproleh dari penelitian ini adalah adanya
komunikasi terapeutik pada perubahan perilaku sehat.
Kata kunci :Komunikasi terapeutik, Perubahan perilaku sehat

vii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DEPAN ................................................................. i
HALAMAN PERSYARATAN GELAR.................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv
HALAMAN KEASLIAN PENELITIAN................................................... v
HALAMAN KATA PENGANTAR............................................................ vi
HALAMAN ABSTRAK .............................................................................. viii
HALAMAN DAFTAR ISI........................................................................... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL .................................................................. xi
HALAMAN DAFTAR GAMBAR.............................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 3
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSATAKA ................................................................ 5
2.1 Pengertian Komunikasi Terapeutik.................................................. 5
2.2 Karakteristik komunikasi terapeutik................................................ 6
2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi terapeutik.............. 8
2.4 Manfaat komunikasi terapeutik........................................................ 9
2.5 Tujuan Komunikasi Terapeutik........................................................ 10
2.6 Fase-Fase Komunikasi terapeutik.................................................... 10
2.7 Perilaku............................................................................................ 13
2.8 Domain Perilaku .............................................................................. 15
2.9 Perubahan perilaku Sehat................................................................. 17
2.10 Mememlihara Kesehatan Gigi dan Mulut........................................ 17
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ........... 22
3.1 Kerangka Konsep Penelitian............................................................ 22
BAB IV METODE PENELITIAN ................................................................ 23
4.1 Jenis Penelitian................................................................................. 23
4.2 Populasi dan sampel......................................................................... 23
4.3 Waktu dan Lokasi Penelitian............................................................ 25

viii
4.4 Metode pengumpulan Data.............................................................. 25
4.5 Instrumen dan bahan Penelitian....................................................... 25
4.6 Definisi oprasional........................................................................... 26
4.7 Teknik Analisis data......................................................................... 27
4.8 Prosedur Penelitian........................................................................... 27
4.9 Etika Penelitian................................................................................ 28
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................... 30
5.1 Gambaran Wilayah Penelitian.......................................................... 30
5.2 Hasil Penelitian................................................................................ 32
BAB VI PENUTUP........................................................................................ 34
6.1 Kesimpulan...................................................................................... 34
6.2 Saran................................................................................................. 34
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 36
LAMPIRAN................................................................................................... 40

ix
DAFTAR TABEL

Nomer Tabel
Tabel 4.1 Definisi Operasional ...................................................................... 27
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin.......................... 32
Tabel 5.2 Karakteristik Responden Menurut Umur....................................... 32
Tabel 5.3 Distribusi Responden terhadap perubahan perilaku Sebelum
dilakukanya komunikasi terapeutik............................................... 32
Tabel 5.4 Distribusi Responden terhadap perubahan perilaku Sesudah
dilakukanya komunikasi terapeutik............................................... 33

Tabel 5.5 Distribusi Responden terhadap perubahan perilaku Sebelum dan


Sesudah dilakukanya komunikasi terapeutik................................. 33

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Sebelum dilakukannya Komunikasi Terapeutik........................... 78


Gambar 1. Sesudah dilakukannya Komunikasi Terapeutik........................... 79

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan gigi dan mulut merupakan hal yang penting dalam

kehidupansetiap individu termasuk pada anak, karena gigi dan gusi yang

rusak dan tidak dirawat akan menyebabkan rasa sakit, gangguan

pengunyahan dan dapat menggagu kesehatan tubuh lainya. Anak merupakan

kelompok umur yang rentan terhadap penyakit. Anak yang memiliki

masalah kesehatan gigi dan mulutnya dapat terganggu kualitas hidupnya,

padahal anak merupakan aset bangsa untuk pembangunan dimasa yang akan

datang (Kantohe dkk, 2016).

Kesehatan gigi dan mulut masih belum cukup mendapat perhatian dari

masyarakat, karena masyarakat belum memahami pentingnya kesehatan gigi

dan mulut untuk mendukung fungsi pengunyahan, bicara dan estetik serta

sangat besar pengaruhnya pada life cycle.Hal ini berakibat kesehatan gigi

dan mulut tidak menjadi prioritas bagi sebagian besar masyarakat (Persatuan

Dokter Gigi indonesia, 2016).

Hal ini diperkuat dengan data Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2018

menyatakan bahwa proporsi terbesar masalah gigi di indonesia adalah gigi

rusak/berlubang /sakit (45,3%). Sedangkan masalah kesehatan mulut yang

mayoritas dialami penduduk indonesia adalah gusi bengkak dan/atau keluar

bisul (Abses) sebesar 14%.

1
Komunikasi merupakan suatu proses pergantian, penyampaian, proses

penerimaan berita, ide atau acuan dan informasi dari orang ke orang lain. Di

dalam komunikasi, diperlukan juga komunikasi antara pihak yang terlibat

agar yang komunikasi yang terjadi adalah komunikasi yang efektif. Pihak

yang akan menyampaikan harus mempunyai kesunggguhan dan keseriusan

bahwa informasi yang disampaikan dengan baik adalah sesuatu yang

penting. Sedangkan, pihak yang menerima harus memiliki kesungguhan

atau keseriusan untuk memahami arti dari informasi yang diterima serta

memberikan respon yang sesuai. (Sarfika et al., 2018).

Perilaku merupakan seperangkat perbuatan atau tindakan seseorang

dalam melalukan respon terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan

karena adanya nilai yang diyakini. Perilaku manusia pada hakekatnya adalah

tindakan atau aktivitas dari manusia baik yang diamati maupun tidak dapat

diamati oleh interaksi manusia dengan lingungannya yang terwujud dalam

bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan. Perilaku secara lebih rasional

dapat diartikan sebagai respon organisme atau seseorang terhadap

rangsangan dari luar subyek tersebut. Respon ini terbentuk dua macam

yakni bentuk pasif dan bentuk aktif dimana bentuk pasif adalah respon

internal yaitu yang terjadi dalam diri manusia dan tidak secara langsung

dapat dilihat dari orang lain sedangkan bentuk aktif yaitu apabila perilaku

itu dapat diobservasi secara langsung (Adventus, dkk, 2019).

Berdasarkan Studi Pendahuluan Dipuskesmas Batuyang ditemukan

bahwa karies gigi satu rahang terjadi pada 52,95% perempuan dan 42,05%

2
laki-laki sedangkan pada dua rahang ditemukan 69,56% pada perempuan

dan 30,45% pada laki-laki (Bahirrah, 2018).

Maka berdasarkan apa yang terjadi Diatas peneliti ingin melakukan

penelitian mengenai hubungan komunikasi terapeutik dalam perubahan

perilaku sehat tentang memelihara kesehatan gigi dan mulut pasien poli gigi

dipuskesmas batuyang.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah komunikasi

terapeutik dalam perubahan perilaku sehat tentang memelihara kesehatan

gigi dan mulut pasien poli gigi dipuskesmas batuyang.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik dalam perubahan

perilaku sehat tentang memelihara kesehatan gigi dan mulut pasien poli

gigi dipuskesmas batuyang.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui Komunikasi terapeutik sebagai salah satu pendekatan

dasar dalam perubahan perilaku sehat

b. Mengetahui Perubahan perilaku sehat tentang memelihara

kesehatan gigi dan mulut

c. Mengetahui komunikasi terapeutik sebagai salah satu pendekatan

dasar dalam perubahan perilaku sehat tentang memelihara

kesehatan gigi dan mulut pasien.

3
1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Menambah wawasan tentang komunikasi terapeutik dalam merubah

perilaku sehat dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut bagi

penelitian dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

1.4.2 Manfaat praktis

a. Manfaat bagi penulis

Bagi penulis sendiri akan memberikan informasi mengenai

komunikasi terapeutik dalam merubah perilaku sehat dalam

memelihara kesehatan gigi dan mulut.

b. Manfaat bagi instusi

Dapat menambah ilmu pengetahuan dan sumber bacaan di

perpustakaan AKG Mataram dan sumber refrensi bagi peneliti

selanjutnya

c. Manfaat bagi responden

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan

dan pengetahuan bagi pasien poli gigi puskesmas batuyang

mengenai masalah merubah perilaku sehat dalam memelihara

kesehatan gigi dan mulut.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Komunikasi Terapeutik

Komunikasi terapeutik adalah kemampuan dan keterampilan perawat

dalam berinteraksi dan menyampaikan informasi kepada pasien dan

keluarganya,agar pasien dan kelurganya dapat beradaptasi terhadap

permasalahan yang dihadapi. Komunikasi terapeutik diharapkan dapat

membantu pasien dan kelurga, memaksimalkan fikiran dan tenaga positif

yang nantinya dapat mengurangi beban pikiran dalam menghadapi maupun

mengambil tindakan untuk kesehatanya (Anjaswarni, 2016).

Komunikasi adalah salah satu alat yang paling esensial bagi perawat.

Dengan komunikasi (verbal ataupun nonverbal), perawat yang dapat

memberikan kesembuhan untuk pasien dan keluarganya. Senyuman

perawat, kesabaran, kelembutan, kata-kata yang tegas dan menyejukan atau

kata-kata yang disampaikan dengan jelas dapat mempengaruhi perilaku

pasien bahkan keluarganya untuk berbuat lebih baik dalam rangka

meningkatkan derajat kesehatanya.

Kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien sangat

dipengaruhi oleh kualitas hubungan perawat-klien. Apabila perawat tidak

memperhatikan hal ini. hubungan perawat-klien tersebut bukanlah

hubungan yang memberikan dampak terapeutik yang mempercepat

kesembuhan klien, tetapi hubungan sosial biasa (Tridiyawati et al, 2018).

5
Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi interpersonal dengan

titik tolak saling memberikan pengertian antara perawat dengan pasien.

Tujuan hubungan terapeutik diarahkan pada pertumbuhan pasein meliputi:

realisasi diri, penerimaan diri dan peningkatan penghormatan terhadapdiri.

Sehingga komunikasi terapeutik itu sendiri merupakan salah satu bentuk

dari berbagai macam komunikasi yang dilakukan secara terencana dan

dilakukan untuk membatu proses penyembuhan.

Menurut Siregar & Harefa (2017) Komunikasi terapeutik adalah proses

penyampaian pesan, makna dan pemahaman perawat dalam proses

penyembuhan pasien. Komunikasi terapeutik menjadi penting karena

menjadi sarana untuk membina hubungan yang baik antara pasien dengan

tenaga kesehatan.

2.2 Karakteristik Komunikasi Terapeutik

Ada tiga hal mendasar yang menjadi ciri-ciri komunikasi terapeutik yaitu

keiklasan (Genuineness), empati (Emphaty), kehangatan (Warmth).

a) Keikhlasan (Genuineness)

perawat harus menyadari tentang nilai, sikap dan perasaan yang

dimiliki terhadap keadaan pasien. Perawat harus mampu menunjukan rasa

ikhlasnya mempunyai kesadaran mengenai sikap pasien sehingga mampu

berkomunikasi secara tepat. Perawat tidak akan menolak segala bentuk

perasaan negative yang dipunyai pasien, bahkan perawat harus mampu

berinteraksi dengan pasien dalam segala bentuk perasaan yang dimiliki

pasien. Hasilnya perawat akan mampu mengeluarkan segala perasaan

6
yang dimiliki dengan cara yang tepat. Bukan dengan cara menyalahkan

atau menghukum pasien.

b) Empati (Emphaty)

merupakan perasaan “pemahaman” dan “penerimaan” perawat

terhadap perasaan yang dialami pasien dan mampu merasakan “dunia

pribadi pasien”. Empati merupakan suatu yang jujur, sensitif, dan tidak

dibuat-buat (objektif) didasarkan atas apa yang dialami orang lain /

pasien. Empati berbeda dengan simpati, empati cenderung bergantung

pada kesamaan pengalaman diantara orang yang terlibat dalam suatu

komunikasi. Perawat harus berusaha keras untuk mengetahui secara pasti

apa yang sedang dipikirikan dan dialami oleh pasien. Empati

memperbolehkan perawat untuk berpartisipasi sejenak terhadap sesuatu

yang terkait dengan emosi asien. Perawat yang berempati dengan

oranglain dapat menghindari penilaian berdasarkan kata hati (implusive

judgement) tentang seseorang dan pada umumnya dengan empati perawat

akan menjadi lebih sensitif dan ikhlas.

c) Kehangatan (Warmth)

merupakan hubungan yang saling membantu (helping relationship)

yang dibuat untuk memberikan kesempatan pasien mengeluarkan “unek-

unek” (perasaan dan nilai) secara bebas. Dengan kehangatan perawat akan

mendorong pasien untuk mengekspresikan ide-ide dan menuangkannya

dalam bentuk perbuatan tanpa takut dikonfrontasi. Suasana yang hangat,

permitif dan tanpa adanya ancaman menunjuka adanya rasa penerimaan

7
perawat terhadap pasien, sehingga pasien mampu mengekspresikan

perasaannya secara mendalam. Dalam hal tersebut perawat mempunyai

kesempatan lebih luas untuk mengetahui kebutuhan pasien.

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi terapeutik

Menurut Fitria Andriyani (2018) mengatakan bahwa komunikasi sering

mengalami gangguan sehingga proses komunikasi tidak seperti yang

diharapkan. Proses komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

a) Perkembangan

Kita harus memahami dan mengerti pengaruh perkembangan usia. Baik

dan dari sisi bahasa maupun proses berpikir orang tersebut. Cara

berkomunikasi setiap berdasarkan umur berbeda-beda.

b) Persepsi

Pandangan pribadi seseorang terhadap suatu kejadian atau peristiwa.

c) Nilai

Nilai adalah standar yang mempengaruhi perilaku sehingga penting bagi

perawat untuk menyadari nilai seseorang.

d) Emosi

Emosi merupakan perasaan subjektip terhadap suatu kejadian. Marah,

sedih, senang, sangat mempengaruhi perawat dalam berkomunikasi

dengan klien.

8
e) Lingkungan

Lingkungan sehari juga sangat berpengaruh terhadap berlangsungya

komunikasi yang baik dan efektif. Suasana yang bising atau rame, tidak

ada privasi yang terpat, ketegangan dan ketidaknyamanan.

f) Pengetahuan

Tingkat pengetahuan juga sangat mempengaruhi komunikasi seseorang

yang memiliki tingkat pengetahuan rendah akan sulit merespon

pertanyaan-pertanyaan yang mengandung bahasa verbal dibandingkan

seseorang yang memiliki tingkat pengetahuan yang lebih tinggi.

Mencoba mengenali keberadaan pasien secara lebih mendalam

merupakan langkah progresif guna mencari kesamaan peran. Kesamaan

peran akan membuat komunikasi yang terjadi diantara dua orang ataupun

lebih menjadi lebih hangat, nyaman, rileks dan terbuka.

2.4 Manfaat komunikasi terapeutik

a) untuk mendorong dan menganjurkan kerjasama antara perawat dan klien.

b) Mengidentifikasi mengungkap perasaan, mengkaji masalah serta,

mengevaluasi tindakan yang dilakukan perawat.

c) Memberikan pengertian tingkah laku,membantu pasien mengatasi

masalah yang dihadapiya.

d) Mencegah tindakan yang negatif terhadap pertahanan.

9
2.5 Tujuan Komunikasi Terapeutik

Tujuan komunikasi terapeutik menurut Anjaswarni (2016) yaitu:

a. Membantu mengatasi masalah klien untuk mengurangi beban perasaan

dan pikiran.

b. Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk klien/pasien.

c. Memperbaiki pengalaman emosional klien.

d. Mencapai tingkat kesembuhan yang diharapkan.

2.6 Fase-Fase Komunikasi terapeutik

Komunikasi terapeutik mempunyai tujuan dan berpungsi sebagai terapi

bagi klien, karena itu pelaksanaan komunikasi terapeutik harus direncanakan

dan terstruktur dengan baik.

Komunikasi terapeutik terdiri dariempat tahapan, yaitu:

1. Fase pre intraksi

Tahap ini adalah masa persiapan sebelum memulai berhubungan

dengan klien.

Tugas perawat pada fase ini, yaitu:

a) Mengeksplorasi perasaan, harapan dan kecemasanya

b) Menganalisa kekuatan dan kelemahan diri dengan analisa diri ia akan

terlatih untuk memaksimalkan dirinya agar bernilai terapeutik bagi

klien.

c) Mengumpulkan data tentang klien, sebagai dasar dalam membuat

rencana intraksi

10
d) Membuat rencana pertemuan secara tertulis, yang akan

diimplementasikan saat bertemu dengan klien

2. Fase Orientasi

Fase ini dimulai pada saat bertemu pertama dengan klien, saat

pertama kali bertemu dengan klien fase ini digunakan perawat untuk

berkenalan dengan klien dan merupakan langkah awal dalam membina

hubungan saling percaya.

Tugas utama perawat pada tahap ini adalah memberikan situasi

lingkungan yang peka dan menunjukan penerimaan, serta membantu

klien dalam mengekspresikan perasaan dan pikiranya.

Tugas-tugas perawat pada tahap ini adalah:

a) Membina hubungan saling percaya, menunjukan sikap penerimaan

dan komunikasi terbuka. Untuk membina hubungan saling percaya

perawat harus bersikap terbuka, jujur, ikhlas, menerima klien apa

adanya, menepati janji dan menghargai klien.

b) Merumuskan kontrak bersama klien, kontrak yang harus disetujui

bersama dengan klien yaitu tempat, waktu dan topik pertemuan

c) Mengenali perasaan dan pikiran serta mengidentifikasi masalah klien

d) Merumuskan tujuan dengan klien

Hal yang perlu diperhatikan pada fase ini diantara lain:

a) memberikan salam terapeutik disertai mengulurkan tangan, jabatan

tangan

b) Memperkenalkan diri perawat

11
c) Menyepakati kontrak, melengkapi kontrak, evaluasi dan validasi,

menyepakati masalah

3. Fase Kerja

Tahap ini merupakan inti dari keseluruhan proses komunikasi

terapeutik. Tahap ini perawatan bersama klien mengatasi masalah yang

dihadapi klien.

Tahap ini berkaitan dengan pelaksanaan rencana asuhan yang telah

ditetapkan. Teknik komunikasi terapeutik yang sering digunakan perawat

antara lain mengeksplorasi, mendengarkan dengan aktif, refleksi, berbagai

persepsi, memfokuskan dan menyimpulkan.

4. Fase terminasi

Fase ini merupakan fase penting dan sulit, karena saling percaya

sudah terlena dan beranda pada tingkat optimal.bisa terjadi terminasi pada

saat perawat mengakhiri tugas pada unit tertentu atau saat klien akan

pulang.

Terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat dibagi atas 2

yaitu:

a. Terminasi sementara masih ada pertemuan lanjutan

b. Terminasi akhir

Terminasi terjadi jika perawat telah menyelesaikan proses

keperawatan secara menyeluruh. Tugas perawat pada fase ini:

a) Mengevaluasi pencapaian tujuan interaksi yang telah dilakukan,

evaluasi ini disebut evaluasi objektif

12
b) Melakukan evaluasi subjektif dilakukan dengan menanyakan

perasaan klien setelah berintraksi atau setelah melakukan tindakan

tertentu.

c) Menyepakati tindak lanjut terhadap intraksi yang telah dilakukan.

2.7 Perilaku

Perilaku merupakan seperangkat perbuatan atau tindakan seseorang

dalam melalukan respon terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan

karena adanya nilai yang diyakini. Perilaku manusia pada hakekatnya adalah

tindakan atau aktivitas dari manusia baik yang diamati maupun tidak dapat

diamati oleh interaksi manusia dengan lingungannya yang terwujud dalam

bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan. Perilaku secara lebih rasional dapat

diartikan sebagai respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari

luar subyek tersebut. Respon ini terbentuk dua macam yakni bentuk pasif dan

bentuk aktif dimana bentuk pasif adalah respon internal yaitu yang terjadi

dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat dilihat dari orang lain

sedangkan bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu dapat diobservasi secara

langsung (Adventus, dkk, 2019).

Menurut Notoatmodjo (2017) perilaku dari segi biologis adalah suatu

kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Perilaku manusia dapat

diartikan sebagai suatu aktivitas yang sangat kompleks sifatnya, antara lain

perilaku dalam berbicara, berpakaian, berjalan, persepsi, emosi, pikiran dan

motivasi.

13
Menurut Damayanti (2017) dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus

ini maka perilaku dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Perilaku tertutup (convert behavior) yakni respon seseorang terhadap

stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon

terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi,

pengetahuan atau kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang

menerima stimulus tersebut belum dapat diamati secara jelas oleh orang

lain.

b. Perilaku terbuka (overt behavior) yakni respon seseorang terhadap

stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap

stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik, dengan

mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.

2.8 Domain Perilaku

Menurut Benyamin Bloom dalam Adventus, dkk (2019) seorang ahli

psikologi pendidikan membagi perilaku manusia itu kedalam tiga domain,

sesuai dengan tujuan pendidikan. Perilaku terbagi dalam tiga domain yaitu:

a. Pengetahuan ( knowledge)

merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

panca indera manusia, yakni : indera pengelihatan, pendengaran,

penciuman, rasa, dan raba..

b. Sikap (Attitude)

14
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup

terhadap suatu stimulus atau objek. Dalam kehidupan sehari-hari, sikap

merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap

merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan

merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap mempunyai tiga komponen

pokok, yakni:

1) Keperayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek

2) Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek

3) Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave).

c. Faktor pendorong

Terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas

lainya, yang merupakan kelompok refrensi dari perilaku masyarakat.

Perilaku orang lebih banyak dipengaruhi oleh oranng-orang penting

(Triwibowo, 2015)

2.9 Perubahan perilaku Sehat

Perubahan perilaku sehat adalah suatu paradigma bahwa seseorang akan

berubah sesuai dengan apa yang seseorang pelajari baik dari keluarga, teman,

sahabat ataupun belajar dari diri sendiri, proses pembelajaran diri inilah yang

dapat membentuk seseorang, sedangkan pembentukan tersebut sangat

disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan orang tersebut baik dalam

kesehariannya maupun dalam keadaan tertentu (Irwan, 2017).

a) Bentuk Perubahan Perilaku

15
Bentuk perubahan perilaku terbagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut

(Irwan, 2017):

1. Terpaksa (complience) Perubahan perilaku karena terpaksa cenderung

tidak baik dan bersifat tidak tahan lama. Bentuk perubahan perilaku

karena terpaksa juga sering terjadi pemberontakan pikiran pada

individu.

2. Meniru (identification)

Perubahan perilaku karena meniru merupakan cara perubahan perilaku

yang banyak terjadi. Individu cenderung meniru tindakan orang lain

atau bahkan meniru apa yang dilihat tanpa mencerna apa yang

dilihatnya.

3. Menghayati (internalization)

Manusia merupakan makhluk yang mampu berpikir tentang hidup,

pandai memahami rahasia hidup, menghayati kehidupan dengan arif

dan mempertajam pengalaman-pengalaman baru. Biasanya perubahan

perilaku karena penghayatan ini cenderung dari pengalaman pribadi

individu tersebut atau mengadopsi dari pengalaman orang lain.

Individu yang merasa bahwa perilaku tersebut pantas dan harus ada

pada dirinya, maka dengan terbuka individu tersebut akan melakukan

perubahan perilaku dalam dirinya.

Menurut WHO (dalam Pakpahan, et.al., 2021) perubahan perilaku itu

terbagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut:

b) Perubahan alamiah (natural change)

16
Perilaku manusia dapat berubah-ubah. Sebagian dari perubahan perilaku

manusia itu disebabkan oleh kejadian alamiah. Ketika dalam masyarakat

sekitar terjadi suatu perubahan lingkungan fisik atau sosial budaya dan

ekonomi, maka anggota-anggota masyarakat di dalamnyapun akan

mengalami perubahan.

c) Perubahan terencana (planned change)

Perubahan terencana terjadi karena direncanakan oleh diri individu

sendiri. Contohnya, individu adalah perokok berat, suatu saat terserang

batuk yang sangat mengganggu. Individu tersebut memutuskan untuk

mengurangi merokoknya sedikit demi sedikit, kemudian pada akhirnya

individu berhenti merokok sama sekali.

d) Kesediaan untuk berubah (readiness to change)

Apabila adanya inovasi atau program-program pembangunaan di dalam

masyarakat, maka yang terjadi adalah sebagian orang sangat cepat untuk

menerima inovasi atau perubahan tersebut (berubah perilakunya), dan

sebagian orang lagi sangat lambat untuk menerima inovasi atau perubahan

tersebut. Hal ini terjadi karena setiap orang memiliki kesediaan untuk

berubah (readiness to change) yang berbeda-beda. Setiap orang di dalam

masyarakat memiliki kesediaan untuk berubah yang berbeda-beda

meskipun kondisinya sama.

2.10 Mememlihara Kesehatan Gigi dan Mulut

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian intergral dari kesehatan

secara keseluruhan yang dapat mempengaruhi kualitas hidup. Kesehatan

17
gigi dan mulut penting bagi kesehatan dan kesejahteraan tubuh secara

umum dan sangat mempengaruhi kualitas kehidupan, termasuk fungsi

bicara, pengunyahan, dan rasa percaya diri. Kesehatan gigi dan mulut yang

baik merupakan hal yang penting bagi siapa saja, tak terkecuali bagi anak

berkebutuhan khusus (Supriyani & Anggraini, 2017).

Menjaga kesehatan gigi dan mulut yang baik dapat dilakukan dengan

menggosok gigi dua kali sehari dan menjaga pola hidup sehat dari makanan

maupun minuman yang Anda konsumsi. Selain dapat menjaga kesehatan

gigi dan gusi, kebiasaan yang baik ini juga dapat mencegah tubuh dari

berbagai penyakit.

Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan dalam

menjaga kesehatan gigi dan mulut:

1. Pilihan sikat gigi yang tepat

Pilihlah sikat gigi yang memiliki bulu lembut sehingga nyaman

digunakan. Selain itu, pastikan bulu pada sikat gigi yang Anda pilih

memiliki ujung yang kecil membulat. Jika sudah tiga bulan digunakan,

Anda sebaiknya mengganti sikat gigi tersebut.

Tak hanya memperhatikan bentuk dari sikat gigi. Cara menyikat

gigi juga menentukan kesehatan gigi dan mulut Anda. Anda disarankan

untuk menggosok gigi dengan gerakan memutar dan tidak terlalu

menekan gigi.

Selain itu, Anda juga disarankan meluangkan waktu selama 2 menit

untuk menggosok gigi dan lidah secara keseluruhan.

18
2. Lakukan flossing

Flossing atau membersihkan gigi menggunakan benang gigi perlu

dilakukan setiap sehari sekali. Flossing dilakukan untuk membersihkan

kotoran yang tidak terjangkau oleh sikat gigi.

Cara menggunakan benang gigi yaitu dengan melilitkan satu ujung

benang di jari telunjuk tangan kanan dan satu ujung benang lainnya di

jari telunjuk tangan kiri. Kemudian, jepit kedua ujung benang dengan

jari telunjuk dan ibu jari. Biarkan benang tetap tegang dan bersihkan

sela gigi satu per satu.

3. Kurangi konsumsi minuman dan makanan manis

Menjaga kesehatan gigi dan mulut juga dapat dilakukan dengan

membatasi konsumsi minuman dan makanan manis, seperti minuman

berenergi, bersoda, biskuit, roti, dan kue. Hal ini karena minuman

maupun makanan manis yang dikonsumsi secara berlebihan dapat

menyebabkan gigi berlubang.

4. Hentikan kebiasaan merokok

Kandungan nikotin dan tar di dalam rokok dapat menyebabkan

perubahan warna gigi. Kerugian lain jika Anda merokok adalah gigi

menjadi rapuh dan mudah patah, serta meningkatkan risiko terkena

kanker mulut. Oleh karena itu, hentikan kebiasaan merokok untuk

menjaga kesehatan gigi dan mulut Anda..

19
5. Jangan Sikat Gigi Terlalu Keras

Sikat gigi bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang

menyangkut pada gigi. Jika hal ini dilakukan dengan terlalu keras,

gesekan sikat gigi akan mengikis enamel gigi yang tipis. Tak hanya itu,

gesekannya bisa saja merobek gusi. Menyikat gigi perlu dilakukan

dengan hati-hati dan lembut hingga ke sela-sela gigi.

Jika dilakukan dengan tidak benar, alih-alih bersih, plak gigi malah

akan bertambah dan menyebabkan peradangan pada gusi. Berkaitan

dengan hal tersebut, menyikat gigi sebaiknya dilakukan secara lembut

dengan gerakan memutar selama dua menit.

6. Sikat Gigi Dua Kali Sehari

Sikat gigi sebaiknya dilakukan sebanyak dua kali sekali, yaitu

setelah bangun pagi dan sebelum tidur. Gunanya untuk menghilangkan

kuman dan sisa-sisa makanan yang menumpuk sepanjang hari. Tak

hanya gigi, kamu dianjurkan untuk menyikat lidah guna menghilangkan

kuman dan sisa-sisa makanan yang menempel pada lidah.

7. Gunakan Pasta Gigi dengan Kandungan Fluoride

Fluoride sendiri merupakan unsur alami yang terdapat pada air

minum dan makanan yang dikonsumsi. Zat ini kemudian diserap tubuh

guna menguatkan enamel gigi. Tak hanya itu, zat ini merupakan

pertahanan utama terhadap kerusakan gigi yang bekerja dengan

20
memerangi kuman penyebab kerusakan gigi dengan perlindungan

alaminya.

8. Banyak Minum Air Putih

Siapa yang tidak gemar mengonsumsi makanan dan minuman

bercita rasa manis? Sayangnya, rasa manis pada makanan dan minuman

yang kamu konsumsi bisa saja menyebabkan kerusakan pada gigi,

karena penumpukan bakteri pada mulut yang kemudian berubah menjadi

asam. Rasa asam inilah yang kemudian menyebabkan plak yang menjadi

pemicu berbagai masalah pada mulut dan gigi, seperti bau mulut, karies

gigi, serta gigi berlubang.

Dengan banyak mengonsumsi air putih, sisa-sisa makanan pada

mulut dan sela-sela gigi dapat dibersihkan secara menyeluruh.

9. Konsumsi Makanan Sehat

Sama halnya dengan air putih, mengonsumsi makanan sehat juga

bermanfaat bagi kesehatan mulut. Makanan ini termasuk biji-bijian,

kacang-kacangan, buah-buahan, sayuran, serta produk susu atau olahan

susu. Dengan mengonsumsi sejumlah makanan tersebut, nutrisi yang

dibutuhkan akan terpenuhi, sehingga penyakit pada mulut dan gigi dapat

dicegah.

10. Periksakan diri ke dokter gigi secara teratur Anda disarankan untuk

memeriksakan kesehatan gigi dan mulut ke dokter gigi tiap enam bulan

sekali.

21
BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Komunikasi Perubahan Perilaku Sehat

Terapeutik

Faktor-faktor perilaku: Perilaku,


kebiasaan, ekonomi, pengetahuan,
tingkat pendidikan, budaya.

Keterangan:

1. Variabel independen : Komunikasi terapeutik

2. Variabel dependen : Perubahan perilaku sehat

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

: Variabel bebas

22
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriftif dengan metode survey dan

observasi yaitu penelitian yang dilakukan terhadap sampel atau populasi untuk

mencari keterangan secara factual, memperoleh fakta dari gejala yang ada

tanpa memberikan pelakuan atau intervensi.

4.2 Populasi dan sampel

a. Populasi

Populasi penelitian ini adalah Keseluruhan objek peneliti atau

objek yang akan diteliti (sugiyono, 2017). Populasi dalam penelitian ini

adalah 33 orang pasien poli gigi dipuskesmas batuyang.

b. Sampel

Sampel adalah objek yang di teliti dan di anggap mewakili seluruh

populasi penelitian (sugiyono, 2017). Pasien yang akan dijadikan sampel

ditentukan melalui rumus slovin yaitu pasien poli gigi 30 orang pasien

Rumus sampel yang akan di gunakan yaitu rumus slovin. Rumus slovin

merupakan rumus atau formula untuk menghitung jumlah sampel minimal

apabila perilaku dari sebuah populasi tidak di ketahui secara pasti.

Rumus slovin.

23
Keterangan:

n : Besar sampel

N: Jumlah populasi

e : Batas toleransi kesehatan (eror tolerance) = 0,05

Menghitung sampel:

= 33

1 + 33 (0,05)2

= 33

1 + 33 (0,0025)

= 33

1 + 0,0825

= 33

1,08

= 30

Jadi jumlah responden dari penelitian ini adalah sebanyak 30 orang pasien.

Dengan menggunakan rumus slovin di dapat jumlah sampel yang akan

dijadikan responden dalam peneliti ini sebanyak 30 responden.

a. Kriteria inklusi

1) Pasien yang pernah datang ke poli gigi dipuskesmas batuyang

2) Bersedia menjadi responden

b. Kriteria eksluksi

24
1) Pasien yang tidak pernah datang ke poli gigi dipuskesmas batuyang

2) Tidak bersiap menjadi responden

4.3 Teknik pengambilan sampel

Sampel penelitian diproleh dengan cara purposive sampling

4.4 Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan dipoli gigi puskesmas batuyang

2. Waktu penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan April 2022

4.5 Metode pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan metode observasi dan

pemberian koesioner. Observasi digunakan untuk mengumpulkan data

tentang perubahan perilaku dilakukan langsung oleh peneliti.

4.6 Instrumen dan bahan Penelitian

Alat dan bahan yang di gunakan dalam penelitian yaitu Kuesioner

4.7 Definisi Oprasional

Variabel Devinisi oprasional Alat ukur Skala ukur

penelitian

1. Komunikasi Komunikasi terapeutik Kuesioner Ordinal

terapeutik adalah kemampuan dan

keterampilan perawat dalam

berinteraksi dan

menyampaikan informasi

25
kepada pasien dan

keluarganya dapat

beradaptasi terhadap

permasalahan yang

dihadapi.

2. Perilaku sehat Perilaku sehat adalah Kuesioner Ordinal

perilaku yang dilakukan

seseorang untuk

meningkatkan atau

mempertahankan

kesehatanya, tanpa

memandang status

kesehatan.

4.8 Teknik Analisis data

Analisis data adalah kegiatan analisis pada suatu penelitian yang

dikerjakan dengan memeriksa seluruh data dari intrumen peneliti, seperti

catatan, dokumen, hasi tes rekaman dll. kegiatan ini dilakukan agar data lebih

mudah dipahami ( Lexy J. Moleong).

Cara pengumpulan data deskriftif persentase adalah sebagai berikut:

a. Menghitung nilai responden dan masing-masing aspek atau sub variabel

b. Merekap nilai

26
c. Menghitung nilai rata-rata

d. Menghitung persentase dengan rumus

P = f
X 100%
N

Keterangan :

 P : angka persentase

 F : Jumlah frekuensi

 N : Jumlah responden

4.9 Prosedur Penelitian

Penelitian mengajukan permohonan pembuatan surat izin

penelitian ke kampus dengan tujuan kepada kepala puskesmas batuyang.

Kemudian peneliti mendatangi puskesmas batuyang dengan menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian dengan meminta persetujuan kepada responden

apakah berkenan mengisi kuisioner. Pengumpulan data penelitian

menggunakan kuisioner perubahan perilaku yang diisi oleh responden dan

mengobservasi tentang memelihara kesehatan gigi dan mulut. Kuisioner dan

lembar observasi yang telah diisi lengkap kemudian dilakukan pengolahan

dan analisis data.

4.10 Etika Penelitian

Perinsip etik yang dilakukan berdasarkan pedoman etik penelitian

kesehatan yang dikeluarkan oleh komisi nasional etik penelitian kesehatan

(2003) dalam Loedin, 2003). Etika penelitian keperawatan sangat penting

27
karena penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia,

sehingga perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut(Dharma,2011):

1. Informed Consent

Informed Consent merupakan lembar persetujuan yang diberikan

kepada perawat (responden) dengan tujuan izin observasi atau pengukuran

karakteristik individu perawat, pengetahuan perawat dan pemenuhan hak-

hak klien. Informed consent yaitu persetujuan untuk berpartisipasi sebagai

subjek penelitian setelah mendapat penjelasan yang leegkap dan terbuka

dari peneliti tentang keseluruhan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-

langkah dalam melakukan proses Informed consent adalah:

a. Peneliti mempersiapkan formulir persetujuan yang akan di

tandatangani oleh subjek penelitian, dimana isi dari Informed consent

tersebut adalah penjelasan tentang judul penelitian, tujuan dan manfaat

penelitian, permintaan kepada subjek untuk berpartisipasi dalam

penelitian, penjelesan tentang jaminan kerahasiaan dan anonimitas,

pernyataan persetujuan dari subjek untuk ikut serta dalam penelitian.

b. Memberikan penjelasan langsung kepada subjek mencakup seluruh

penjelasan yang tertulis dalam pormulir informed consent dan

penjelasan lain yang diperlukan untuk memperjelas pemahaman subjek

tentang pelaksanaan penelitian

c. Memberikan kesempatan kepada subjek untuk bertanya tentag aspek-

aspek yang belum di pahami dari penjelasan peneliti dan penjawab

seluruh pertanyaan subjek dengan terbuka.

28
2. Kerahasian (Confidentialty)

Semua informasi yang telah di kumpulkan dijamin kerahasiannya oleh

peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan di laporkan kepada pihak

yang terkait dengan peneliti.manusia sebagai subjek penelitian memiliki

privasi dan hak asasi untuk mendapatkan kerahasiaan informasi, namun

tidak bisa di pungkiri bahwa peneliti menyebabkan terbukanya informasi

tentang subjek. Peneliti merahasiakan berbagai informasi yang

menyangkut privasi subjek yang tidak igin identitas dan segala informasi

tentang dirinya diketahui oleh orang lain.

29
BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Wilayah Penelitian

Puskesmas batuyang merupakan salah satu dari dua puskesmas di wilayah

kecamatan pringgabaya. Secara geografis berada di jalur jalan

nasional/Negara lintas Lombok-Sumbawa, tepatnya di desa batuyang

kecamatan pringgabaya. Adapun batas-batas wilayahnya adalah sebagai

berikut:

o Sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan suela & Desa pringgabaya

o Sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan labuhan haji

o Sebelah Timur merupakan selat alas

o Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan wanasaba

Berdasarkan data administratif kecamatan pringgabay, wilayah kerja

puskesmas batuyang pada tahun 2012 telah menjadi 10 (sepuluh) desa yaitu 5

(lima) desa induk (Desa batuyang, Pohgading, Kerumut, Apitaik, dan Bagek

papan) serta 5 (lima) desa pemekaran (Desa Pohgading Timur,Teko,

Anggaraksa, Tanak Gadang dan Telaga Waru). Dengan demikian jumlah desa

definitif wilayah kerja puskesmas batuyanng sebanyak 10 desa yang terbagi

menjadi 52 dusun.

30
5.2 Hasil Penelitian

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin

NO Jenis Kelamin Frekuensi Persentasi


1. Laki-Laki 18 60 %
2. Perempuan 12 40 %
Total 30 100%

Dari tabel 5.1 di atas jumlah sampel sebanyak 30 responden . Dapat di lihat
bahwa sebagian besar responden penelitian berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 18 orang (60 %) dan responden terendah adalah perempuan
sebanyak 12 orang (40 %).

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Menurut Umur

NO Umur Frekuensi Persentasi


1. < 15 tahun 12 40 %
2. 15-24 tahun 9 30 %
3. > 35 tahun 9 30 %
Total 30 100%

Tabel 5.3 Distribusi Responden terhadap perubahan perilaku Sebelum


dilakukanya komunikasi terapeutik

NO Karakteristik Frekuensi Persentasi


1. Baik 13 43,3 %
2. Tidak Baik 17 56,7%
Total 30 100%

Dari tabel 5.3 Sebelum dilakukanya komunikasi terapeutik diatas dapat


diketahui bahwa ada sebanyak 13 orang atau 43,3% memilih baik dan

31
sebanyak 17 orangn atau 56,7% memilih jawaban tidak baik. Artinya
responden lebih dominan menjawab baik dibanding menjawab tidak baik.
Tabel 5.4 Distribusi Responden terhadap perubahan perilaku Sesudah
dilakukanya komunikasi terapeutik

NO Karakteristik Frekuensi Persentasi


1. Baik 18 60 %
2. Tidak Baik 12 40%
Total 30 100%

Dari tabel 5.4 Sesudah dilakukanya komunikasi terapeutik dapat diketahui


bahwa sebanyak 18 orang atau 60% menjawab baik dan 12 orang atau 40%
menjawab tidak baik. Artinya dari pertanyaan yang diajukan oleh peneliti,
responden lebih dominan menjawab baik dibanding menjawab tidak baik.

Tabel 5.5 Distribusi Responden terhadap perubahan perilaku Sebelum


dan Sesudah dilakukanya komunikasi terapeutik

No. Karakteristik Sebelum Persentasi Sesudah Persentasi


1. Baik 13 43,3% 18 60%
2. Tidak baik 17 56,6% 12 40%

Dari tabel 5.5 Sebelum dan Sesudah dilakukanya komunikasi terapeutik dapat
diketahui bahwa sebelum dilakukanya komunikasi terapeutik 13 orang atau
43,3% menjawab baik dan 17 orang atau 56,7% menjawab tidak baik.
Sesudah dilakukanya komunikasi terapeutik sebanyak 18 orang atau 60%
menjawab baik dan 12 orang atau 40% menjawab tidak baik.
Artinya dari pertanyaan yang diajukan oleh peneliti, responden lebih dominan
menjawab baik dibanding menjawab tidak baik.

32
5.3 Pembahasan

Dari Hasil penelitian menunjukan jumlah responden tertinggi berada

pada respponden laki-laki sebanyak 18 orang (60%) dan responden terendah

adalah perempuan yaitu sebanyak 12 orang (40%). Jumlah responden 30

orang.

Dari Hasil penelitian Sebelum dilakukanya komunikasi terapeutik

menunjukan kategori baik sebanyak 13 responden dengan persentasi 43,3%

kategori tidak baiksebanyak 17 responden dengan persentasi 56,6%.

Dari Hasil penelitian sesudah dilakukanya komunikasi terapeutik

menunjukan dengan kategori baik sebanyak 18 responden dengan persentasi

60,0%, kategori tidak baik sebanyak 12 responden dengan persentasi 40,0%.

Untuk mendukung penelitian didapatkan hasil bahwa komunikasi

terapeutik sebelum dilakukanya komunikasi terapeutik menunjukan kategori baik

sebanyak 13 responden dengan persentasi 43.3% kategori tidak baik sebanyak 17

responden dengan persentasi 56.7% (Pohan, 2019).

Untuk mendukung penelitian didapatkan hasil bahwa komunikasi terapeutik

sesudah dilakukanya komunikasi terapeutik menunjukkan dengan katagori baik

sebanyak 18 responden dengan presentasi 60% katagori tidak baik sebanyak 12

responden dengan presentasi 40% hal ini menunjukkan bahwa komunikasi

terapeutik memegang peran penting memecahkan masalah yang dihadapi pada

dasarnya, komunikasi terapeutik merupakan komunikasi profesional yang

mengarah pada tujuan yaitu menyembuhkan pasien (Liliweri, A10, 2018 )

33
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

1. Sebelum dilakukanya komunikasi terapeutik menunjukan kategori baik

sebanyak 13 responden dengan persentasi 43,3% kategori tidak

baiksebanyak 17 responden dengan persentasi 56,6%.

2. sesudah dilakukanya komunikasi terapeutik menunjukan dengan kategori

baik sebanyak 18 responden dengan persentasi 60,0%, kategori tidak baik

sebanyak 12 responden dengan persentasi 40,0%.

3. Sebelum dan sesudah dilakukanya komunikasi terapeutik dengan kategori

baik sebanyak 13 responden dengan persentasi 43,3%% kategori tidak

baik sebanyak 17 responden dengan persentasi 56,6%. Sesudah

dilakukanya komunikasi terapeutik dengan kategori baik 18 responden

dengan persentasi 60% kategori tidak baik sebanyak 12 responden dengan

persentasi 40%.

6.2 Saran

a) Bagi perawat diperlukan pendekatan yang optimal pada pasien dalam

memberikan pelayanan tenteng merubah perilaku dalam memelihara

kesehatan gigi dan mulut

b) Bagi pasien supaya lebih optimis didalam menerima pelayanan yang

diberikan oleh perawat dalam merubah perilaku tentang memelihara

kesehatan gigi dan mulut lewat komunikasi terapeutik

34
c) Bagi keluarga diharapkan

d) memberikan motivasi kepada pasien untuk selalu berpikir positif

tentang kondisinya dan selalu optimis untuk sembuh.

35
DAFTAR PUSTAKA

Astuti Puji, Haryani Wiworo, Sutrisno (2019). Perbedaan Efektivitas Promosi


Kesehatan Gigi dan Mulut Menggunakan Media Flash Card dan Leaflet
Terhadap Tingkat Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa Sekolah
Dasar. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Kemenkes, RI. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Tahun 2018. Poltekkes
kemenkes yogyakarta.
Islamiah Anisatul, Bachri Syaiful, Budiman Elyas, Arif (2021). Hubungan
Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan Kepuasan Pasien. Program studi
Keperawatan Universitas dr. Soebandi Jember.
Pratiwi NPIM, (2021). Konsep Dasar Teori Perilaku. Poltekkes Denpasar.
Richar Dwi, Sembiring Br Natalia Lisma, Sudarman (2021). Penerapan
Komunikasi Terapeutik Pada Perawat. Mahasiswa Keperawatan SI Stikes
Jayapura, Prodi SI Keperawatan Stikes Jayapura.

Aotama, Felicia F. S.I.Kom.,M.I.Kom (2018) Komunikasi terapeutik Poltekes


jakarta

A Sumiati, (2020). Cara Memelihara Kesehatan Gigi dan mulut Poltekes


Kemenkes Yogyakarta

dr. Agustin sienny, (2021), Cara menjaga Kesehatan gigi dan mulut Poltekkes
denpasar

dr. Verury verona Handayani, (2019), Menjaga kesehatan gigi dan mulut
Poltekes Kemenkes Yogyakarta
Islamiah Anisatul, Bachri Syaiful, Budiman Elyas, Arif (2021). Hubungan
Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan Kepuasan Pasien. Program studi
Keperawatan Universitas dr. Soebandi Jember.

36
LAMPIRAN-LAMPIRAN

KUESIONER KOMUNIKASI TERAPEUTIK SEBAGAI SALAH SATU

PENDEKATAN DASAR DALAM PERUBAHAN PERILAKU SEHAT

TENTANG MEMELIHARA KESEHATAN GIGI DAN MULUT PASIEN POLI

GIGI DIPUSKESMAS BATUYANG

Nama Responden :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pekerjaan :

Petunjuk Pengisian Kuesioner :

Jawablah seluruh pertanyaan berikut dengan memberi tanda centang ()

pada salah satu kolom yang telah disediakan.

Keterangan :

1 = baik

2 = Tidak baik

Kuesioner Komunikasi Terapeutik

No. Pertanyaan 1 2

Tahap praintraksi

1. Perawat gigi sudah menggali semua informasi tentang


penyakit/keadaan pasien sebelum berinteraksi lebih dalam
dengan pasien.

37
2. Perawat gigi sudah merencanakan Tindakan keperawatan
yang akan dilakukan kepada pasien.

Tahap Orientasi

3. Perawat gigi mengucapkan salam dan memperkenalkan

diri saat pertama kali berinteraksi dengan pasien.

4. Perawat gigi tidak menjaga privasi pasien atau menutup

tirai saat akan melakukan Tindakan

5. Perawat gigi menanyakan nama pasien atau nama

panggilan kesukaan pasien

Tahap Kerja

6. Perawat gigi menjelaskan setiap Tindakan yang akan

dilakukan kepada pasien

7. Perawat gigi menjelakan dan mengajarkan Pendidikan


Kesehatan (pendkes) kepada pasien dan keluarga
8. Perawat gigi selalu melakukan kontak mata atau menatap

mata pasien saat berdiskusi pada pasien.

Tahap Terminasi

9. Perawat gigi menanyakan keadaan/perasaan pasien

setelah dilakukan Tindakan keperawatan

10. Perawat gigi membuat kesepakatan untuk pertemuan


lanjutan dengan pasien (tempat, waktu, topic dan tujuan
yang sudah dibicarakan)
11. Perawat gigi tidak mengucapkan salam kepada pasien dan
keluarga Ketika meninggalkan ruangan pasien.

38
Kuesioner Perubahan Perilaku Sehat
Keterangan :
 1 : Baik
 2 : Tidak baik
Berikan tanda centang () pada kolom yang sesuai dengan pernyataan!
No Pernyataan 1 2
.
Pengetahuan
1. Pasien memiliki pengetahuan dasar mengenai kesehatan gigi
dan mulut (cara menggosok gigi yang benar)
2. Coklat menyebabkan gigi berlubang
3. Buah dan sayur adalah makanan yang baik untuk kesehatan
gigi dan mulut.
4. Periksa gigi dan mulut kepuskesmas atau dokter gigi minimal
setiap 6 bulan sekali
5. Gosok gig idilakukan 2 kali sehari diwaktu pagi setelah
sarapan dan sebelum tidur.
Sikap
1. Jika saya sakit gigi saya akan pergi kedokter gigi dan
mengobatinya.
2. Saya takut dengan alat-alat kedokteran gigi, sehingga
menyebabkan saya malas kesana.
3. Jika saya sakit gigi, saya selalu minum obat yang saya beli
diwarung.
4. Saya membersihkan gigi dan mulut dengan gerakan yang
benar.
5. Saya menghindari bertukar sikat gigi dengan orang lain
6. Saya mengganti sikat gigi jika bulunya sudah mekar.

39
Perilaku

1. Saya membersihkan gigi dengan menggunakan sikat dan


pasta gigi.
2. Saya menyikat gigi bagian belakang saja, karena gigi tersebut
sangat penting untuk mengunyah.
3. Saya menambal gigi ketika gigi saya berlubang
4. Saya selalu mengikuti kegiatan di posyandu terutama
mengenai masalah gigi dan mulut, karena saya bias
memeriksa kesehatan gigi dan mulut saya.
5. Saya akan mendengarkan perkataan dari perawat gigi demi
menjaga kesehatan gigi dan muluts aya.

40
KUESIONER KOMUNIKASI TERAPEUTIK SEBAGAI SALAH SATU
PENDEKATAN DASAR DALAM PERUBAHAN PERILAKU SEHAT
TENTANG MEMELIHARA KESEHATAN GIGI DAN MULUT PASIEN POLI
GIGI DIPUSKESMAS BATUYANG

Nama Responden :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pekerjaan :

Petunjuk Pengisian Kuesioner :

Jawablah seluruh pertanyaan berikut dengan memberi tanda centang ()

pada salah satu kolom yang telah disediakan.

Keterangan :

1 = baik

2 = Tidak baik

Kuesioner Komunikasi Terapeutik

No. Pertanyaan 1 2

Tahap praintraksi

1. Perawat gigi sudah menggali semua informasi tentang


penyakit/keadaan pasien sebelum berinteraksi lebih dalam
dengan pasien.
2. Perawat gigi sudah merencanakan Tindakan keperawatan
yang akan dilakukan kepada pasien.

41
Tahap Orientasi

3. Perawat gigi mengucapkan salam dan memperkenalkan

diri saat pertama kali berinteraksi dengan pasien.

4. Perawat gigi tidak menjaga privasi pasien atau menutup

tirai saat akan melakukan Tindakan

5. Perawat gigi menanyakan nama pasien atau nama

panggilan kesukaan pasien

Tahap Kerja

6. Perawat gigi menjelaskan setiap Tindakan yang akan

dilakukan kepada pasien

7. Perawat gigi menjelakan dan mengajarkan Pendidikan


Kesehatan (pendkes) kepada pasien dan keluarga
8. Perawat gigi selalu melakukan kontak mata atau menatap

mata pasien saat berdiskusi pada pasien.

Tahap Terminasi

9. Perawat gigi menanyakan keadaan/perasaan pasien

setelah dilakukan Tindakan keperawatan

10. Perawat gigi membuat kesepakatan untuk pertemuan


lanjutan dengan pasien (tempat, waktu, topic dan tujuan
yang sudah dibicarakan)
11. Perawat gigi tidak mengucapkan salam kepada pasien dan
keluarga Ketika meninggalkan ruangan pasien.

42
Kuesioner Perubahan Perilaku Sehat
Keterangan :
 1 : Baik
 2 : Tidak baik
Berikan tanda centang () pada kolom yang sesuai dengan pernyataan!
No Pernyataan 1 2
.
Pengetahuan
1. Pasien memiliki pengetahuan dasar mengenai kesehatan gigi
dan mulut (cara menggosok gigi yang benar)
2. Coklat menyebabkan gigi berlubang
3. Buah dan sayur adalah makanan yang baik untuk kesehatan
gigi dan mulut.
4. Periksa gigi dan mulut kepuskesmas atau dokter gigi minimal
setiap 6 bulan sekali
5. Gosok gig idilakukan 2 kali sehari diwaktu pagi setelah
sarapan dan sebelum tidur.
Sikap
1. Jika saya sakit gigi saya akan pergi kedokter gigi dan
mengobatinya.
2. Saya takut dengan alat-alat kedokteran gigi, sehingga
menyebabkan saya malas kesana.
3. Jika saya sakit gigi, saya selalu minum obat yang saya beli
diwarung.
4. Saya membersihkan gigi dan mulut dengan gerakan yang
benar.
5. Saya menghindari bertukar sikat gigi dengan orang lain
6. Saya mengganti sikat gigi jika bulunya sudah mekar.

43
Perilaku

1. Saya membersihkan gigi dengan menggunakan sikat dan


pasta gigi.
2. Saya menyikat gigi bagian belakang saja, karena gigi tersebut
sangat penting untuk mengunyah.
3. Saya menambal gigi ketika gigi saya berlubang
4. Saya selalu mengikuti kegiatan di posyandu terutama
mengenai masalah gigi dan mulut, karena saya bias
memeriksa kesehatan gigi dan mulut saya.
5. Saya akan mendengarkan perkataan dari perawat gigi demi
menjaga kesehatan gigi dan muluts aya.

44
KUESIONER KOMUNIKASI TERAPEUTIK SEBAGAI SALAH SATU

PENDEKATAN DASAR DALAM PERUBAHAN PERILAKU SEHAT

TENTANG MEMELIHARA KESEHATAN GIGI DAN MULUT PASIEN POLI

GIGI DIPUSKESMAS BATUYANG

Nama Responden :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pekerjaan :

Petunjuk Pengisian Kuesioner :

Jawablah seluruh pertanyaan berikut dengan memberi tanda centang ()

pada salah satu kolom yang telah disediakan.

Keterangan :

1 = baik

2 = Tidak baik

Kuesioner Komunikasi Terapeutik

No. Pertanyaan 1 2

Tahap praintraksi

1. Perawat gigi sudah menggali semua informasi tentang


penyakit/keadaan pasien sebelum berinteraksi lebih dalam
dengan pasien.
2. Perawat gigi sudah merencanakan Tindakan keperawatan
yang akan dilakukan kepada pasien.

45
Tahap Orientasi

3. Perawat gigi mengucapkan salam dan memperkenalkan

diri saat pertama kali berinteraksi dengan pasien.

4. Perawat gigi tidak menjaga privasi pasien atau menutup

tirai saat akan melakukan Tindakan

5. Perawat gigi menanyakan nama pasien atau nama

panggilan kesukaan pasien

Tahap Kerja

6. Perawat gigi menjelaskan setiap Tindakan yang akan

dilakukan kepada pasien

7. Perawat gigi menjelakan dan mengajarkan Pendidikan


Kesehatan (pendkes) kepada pasien dan keluarga
8. Perawat gigi selalu melakukan kontak mata atau menatap

mata pasien saat berdiskusi pada pasien.

Tahap Terminasi

9. Perawat gigi menanyakan keadaan/perasaan pasien

setelah dilakukan Tindakan keperawatan

10. Perawat gigi membuat kesepakatan untuk pertemuan


lanjutan dengan pasien (tempat, waktu, topic dan tujuan
yang sudah dibicarakan)
11. Perawat gigi tidak mengucapkan salam kepada pasien dan
keluarga Ketika meninggalkan ruangan pasien.

46
Kuesioner Perubahan Perilaku Sehat
Keterangan :
 1 : Baik
 2 : Tidak baik
Berikan tanda centang () pada kolom yang sesuai dengan pernyataan!
No Pernyataan 1 2
.
Pengetahuan
1. Pasien memiliki pengetahuan dasar mengenai kesehatan gigi
dan mulut (cara menggosok gigi yang benar)
2. Coklat menyebabkan gigi berlubang
3. Buah dan sayur adalah makanan yang baik untuk kesehatan
gigi dan mulut.
4. Periksa gigi dan mulut kepuskesmas atau dokter gigi minimal
setiap 6 bulan sekali
5. Gosok gig idilakukan 2 kali sehari diwaktu pagi setelah
sarapan dan sebelum tidur.
Sikap
1. Jika saya sakit gigi saya akan pergi kedokter gigi dan
mengobatinya.
2. Saya takut dengan alat-alat kedokteran gigi, sehingga
menyebabkan saya malas kesana.
3. Jika saya sakit gigi, saya selalu minum obat yang saya beli
diwarung.
4. Saya membersihkan gigi dan mulut dengan gerakan yang
benar.
5. Saya menghindari bertukar sikat gigi dengan orang lain
6. Saya mengganti sikat gigi jika bulunya sudah mekar.

47
Perilaku

1. Saya membersihkan gigi dengan menggunakan sikat dan


pasta gigi.
2. Saya menyikat gigi bagian belakang saja, karena gigi tersebut
sangat penting untuk mengunyah.
3. Saya menambal gigi ketika gigi saya berlubang
4. Saya selalu mengikuti kegiatan di posyandu terutama
mengenai masalah gigi dan mulut, karena saya bias
memeriksa kesehatan gigi dan mulut saya.
5. Saya akan mendengarkan perkataan dari perawat gigi demi
menjaga kesehatan gigi dan muluts aya.

48
KUESIONER KOMUNIKASI TERAPEUTIK SEBAGAI SALAH SATU

PENDEKATAN DASAR DALAM PERUBAHAN PERILAKU SEHAT

TENTANG MEMELIHARA KESEHATAN GIGI DAN MULUT PASIEN POLI

GIGI DIPUSKESMAS BATUYANG

Nama Responden :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pekerjaan :

Petunjuk Pengisian Kuesioner :

Jawablah seluruh pertanyaan berikut dengan memberi tanda centang ()

pada salah satu kolom yang telah disediakan.

Keterangan :

1 = baik

2 = Tidak baik

Kuesioner Komunikasi Terapeutik

No. Pertanyaan 1 2

Tahap praintraksi

1. Perawat gigi sudah menggali semua informasi tentang


penyakit/keadaan pasien sebelum berinteraksi lebih dalam
dengan pasien.
2. Perawat gigi sudah merencanakan Tindakan keperawatan
yang akan dilakukan kepada pasien.

49
Tahap Orientasi

3. Perawat gigi mengucapkan salam dan memperkenalkan

diri saat pertama kali berinteraksi dengan pasien.

4. Perawat gigi tidak menjaga privasi pasien atau menutup

tirai saat akan melakukan Tindakan

5. Perawat gigi menanyakan nama pasien atau nama

panggilan kesukaan pasien

Tahap Kerja

6. Perawat gigi menjelaskan setiap Tindakan yang akan

dilakukan kepada pasien

7. Perawat gigi menjelakan dan mengajarkan Pendidikan


Kesehatan (pendkes) kepada pasien dan keluarga
8. Perawat gigi selalu melakukan kontak mata atau menatap

mata pasien saat berdiskusi pada pasien.

Tahap Terminasi

9. Perawat gigi menanyakan keadaan/perasaan pasien

setelah dilakukan Tindakan keperawatan

10. Perawat gigi membuat kesepakatan untuk pertemuan


lanjutan dengan pasien (tempat, waktu, topic dan tujuan
yang sudah dibicarakan)
11. Perawat gigi tidak mengucapkan salam kepada pasien dan
keluarga Ketika meninggalkan ruangan pasien.

50
Kuesioner Perubahan Perilaku Sehat
Keterangan :
 1 : Baik
 2 : Tidak baik
Berikan tanda centang () pada kolom yang sesuai dengan pernyataan!
No Pernyataan 1 2
.
Pengetahuan
1. Pasien memiliki pengetahuan dasar mengenai kesehatan gigi
dan mulut (cara menggosok gigi yang benar)
2. Coklat menyebabkan gigi berlubang
3. Buah dan sayur adalah makanan yang baik untuk kesehatan
gigi dan mulut.
4. Periksa gigi dan mulut kepuskesmas atau dokter gigi minimal
setiap 6 bulan sekali
5. Gosok gig idilakukan 2 kali sehari diwaktu pagi setelah
sarapan dan sebelum tidur.
Sikap
1. Jika saya sakit gigi saya akan pergi kedokter gigi dan
mengobatinya.
2. Saya takut dengan alat-alat kedokteran gigi, sehingga
menyebabkan saya malas kesana.
3. Jika saya sakit gigi, saya selalu minum obat yang saya beli
diwarung.
4. Saya membersihkan gigi dan mulut dengan gerakan yang
benar.
5. Saya menghindari bertukar sikat gigi dengan orang lain
6. Saya mengganti sikat gigi jika bulunya sudah mekar.

51
Perilaku

1. Saya membersihkan gigi dengan menggunakan sikat dan


pasta gigi.
2. Saya menyikat gigi bagian belakang saja, karena gigi tersebut
sangat penting untuk mengunyah.
3. Saya menambal gigi ketika gigi saya berlubang
4. Saya selalu mengikuti kegiatan di posyandu terutama
mengenai masalah gigi dan mulut, karena saya bias
memeriksa kesehatan gigi dan mulut saya.
5. Saya akan mendengarkan perkataan dari perawat gigi demi
menjaga kesehatan gigi dan muluts aya.

52
KUESIONER KOMUNIKASI TERAPEUTIK SEBAGAI SALAH SATU

PENDEKATAN DASAR DALAM PERUBAHAN PERILAKU SEHAT

TENTANG MEMELIHARA KESEHATAN GIGI DAN MULUT PASIEN POLI

GIGI DIPUSKESMAS BATUYANG

Nama Responden :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pekerjaan :

Petunjuk Pengisian Kuesioner :

Jawablah seluruh pertanyaan berikut dengan memberi tanda centang ()

pada salah satu kolom yang telah disediakan.

Keterangan :

1 = baik

2 = Tidak baik

Kuesioner Komunikasi Terapeutik

No. Pertanyaan 1 2

Tahap praintraksi

1. Perawat gigi sudah menggali semua informasi tentang


penyakit/keadaan pasien sebelum berinteraksi lebih dalam
dengan pasien.
2. Perawat gigi sudah merencanakan Tindakan keperawatan
yang akan dilakukan kepada pasien.

53
Tahap Orientasi

3. Perawat gigi mengucapkan salam dan memperkenalkan

diri saat pertama kali berinteraksi dengan pasien.

4. Perawat gigi tidak menjaga privasi pasien atau menutup

tirai saat akan melakukan Tindakan

5. Perawat gigi menanyakan nama pasien atau nama

panggilan kesukaan pasien

Tahap Kerja

6. Perawat gigi menjelaskan setiap Tindakan yang akan

dilakukan kepada pasien

7. Perawat gigi menjelakan dan mengajarkan Pendidikan


Kesehatan (pendkes) kepada pasien dan keluarga
8. Perawat gigi selalu melakukan kontak mata atau menatap

mata pasien saat berdiskusi pada pasien.

Tahap Terminasi

9. Perawat gigi menanyakan keadaan/perasaan pasien

setelah dilakukan Tindakan keperawatan

10. Perawat gigi membuat kesepakatan untuk pertemuan


lanjutan dengan pasien (tempat, waktu, topic dan tujuan
yang sudah dibicarakan)
11. Perawat gigi tidak mengucapkan salam kepada pasien dan
keluarga Ketika meninggalkan ruangan pasien.

54
Kuesioner Perubahan Perilaku Sehat
Keterangan :
 1 : Baik
 2 : Tidak baik
Berikan tanda centang () pada kolom yang sesuai dengan pernyataan!
No Pernyataan 1 2
.
Pengetahuan
1. Pasien memiliki pengetahuan dasar mengenai kesehatan gigi
dan mulut (cara menggosok gigi yang benar)
2. Coklat menyebabkan gigi berlubang
3. Buah dan sayur adalah makanan yang baik untuk kesehatan
gigi dan mulut.
4. Periksa gigi dan mulut kepuskesmas atau dokter gigi minimal
setiap 6 bulan sekali
5. Gosok gig idilakukan 2 kali sehari diwaktu pagi setelah
sarapan dan sebelum tidur.
Sikap
1. Jika saya sakit gigi saya akan pergi kedokter gigi dan
mengobatinya.
2. Saya takut dengan alat-alat kedokteran gigi, sehingga
menyebabkan saya malas kesana.
3. Jika saya sakit gigi, saya selalu minum obat yang saya beli
diwarung.
4. Saya membersihkan gigi dan mulut dengan gerakan yang
benar.
5. Saya menghindari bertukar sikat gigi dengan orang lain
6. Saya mengganti sikat gigi jika bulunya sudah mekar.

55
Perilaku

1. Saya membersihkan gigi dengan menggunakan sikat dan


pasta gigi.
2. Saya menyikat gigi bagian belakang saja, karena gigi tersebut
sangat penting untuk mengunyah.
3. Saya menambal gigi ketika gigi saya berlubang
4. Saya selalu mengikuti kegiatan di posyandu terutama
mengenai masalah gigi dan mulut, karena saya bias
memeriksa kesehatan gigi dan mulut saya.
5. Saya akan mendengarkan perkataan dari perawat gigi demi
menjaga kesehatan gigi dan muluts aya.

56
KUESIONER KOMUNIKASI TERAPEUTIK SEBAGAI SALAH SATU

PENDEKATAN DASAR DALAM PERUBAHAN PERILAKU SEHAT

TENTANG MEMELIHARA KESEHATAN GIGI DAN MULUT PASIEN POLI

GIGI DIPUSKESMAS BATUYANG

Nama Responden :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pekerjaan :

Petunjuk Pengisian Kuesioner :

Jawablah seluruh pertanyaan berikut dengan memberi tanda centang ()

pada salah satu kolom yang telah disediakan.

Keterangan :

1 = baik

2 = Tidak baik

Kuesioner Komunikasi Terapeutik

No. Pertanyaan 1 2

Tahap praintraksi

1. Perawat gigi sudah menggali semua informasi tentang


penyakit/keadaan pasien sebelum berinteraksi lebih dalam
dengan pasien.
2. Perawat gigi sudah merencanakan Tindakan keperawatan
yang akan dilakukan kepada pasien.

57
Tahap Orientasi

3. Perawat gigi mengucapkan salam dan memperkenalkan

diri saat pertama kali berinteraksi dengan pasien.

4. Perawat gigi tidak menjaga privasi pasien atau menutup

tirai saat akan melakukan Tindakan

5. Perawat gigi menanyakan nama pasien atau nama

panggilan kesukaan pasien

Tahap Kerja

6. Perawat gigi menjelaskan setiap Tindakan yang akan

dilakukan kepada pasien

7. Perawat gigi menjelakan dan mengajarkan Pendidikan


Kesehatan (pendkes) kepada pasien dan keluarga
8. Perawat gigi selalu melakukan kontak mata atau menatap

mata pasien saat berdiskusi pada pasien.

Tahap Terminasi

9. Perawat gigi menanyakan keadaan/perasaan pasien

setelah dilakukan Tindakan keperawatan

10. Perawat gigi membuat kesepakatan untuk pertemuan


lanjutan dengan pasien (tempat, waktu, topic dan tujuan
yang sudah dibicarakan)
11. Perawat gigi tidak mengucapkan salam kepada pasien dan
keluarga Ketika meninggalkan ruangan pasien.

58
Kuesioner Perubahan Perilaku Sehat
Keterangan :
 1 : Baik
 2 : Tidak baik
Berikan tanda centang () pada kolom yang sesuai dengan pernyataan!
No Pernyataan 1 2
.
Pengetahuan
1. Pasien memiliki pengetahuan dasar mengenai kesehatan gigi
dan mulut (cara menggosok gigi yang benar)
2. Coklat menyebabkan gigi berlubang
3. Buah dan sayur adalah makanan yang baik untuk kesehatan
gigi dan mulut.
4. Periksa gigi dan mulut kepuskesmas atau dokter gigi minimal
setiap 6 bulan sekali
5. Gosok gig idilakukan 2 kali sehari diwaktu pagi setelah
sarapan dan sebelum tidur.
Sikap
1. Jika saya sakit gigi saya akan pergi kedokter gigi dan
mengobatinya.
2. Saya takut dengan alat-alat kedokteran gigi, sehingga
menyebabkan saya malas kesana.
3. Jika saya sakit gigi, saya selalu minum obat yang saya beli
diwarung.
4. Saya membersihkan gigi dan mulut dengan gerakan yang
benar.
5. Saya menghindari bertukar sikat gigi dengan orang lain
6. Saya mengganti sikat gigi jika bulunya sudah mekar.

59
Perilaku

1. Saya membersihkan gigi dengan menggunakan sikat dan


pasta gigi.
2. Saya menyikat gigi bagian belakang saja, karena gigi tersebut
sangat penting untuk mengunyah.
3. Saya menambal gigi ketika gigi saya berlubang
4. Saya selalu mengikuti kegiatan di posyandu terutama
mengenai masalah gigi dan mulut, karena saya bias
memeriksa kesehatan gigi dan mulut saya.
5. Saya akan mendengarkan perkataan dari perawat gigi demi
menjaga kesehatan gigi dan muluts aya.

60
KUESIONER KOMUNIKASI TERAPEUTIK SEBAGAI SALAH SATU

PENDEKATAN DASAR DALAM PERUBAHAN PERILAKU SEHAT

TENTANG MEMELIHARA KESEHATAN GIGI DAN MULUT PASIEN POLI

GIGI DIPUSKESMAS BATUYANG

Nama Responden :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pekerjaan :

Petunjuk Pengisian Kuesioner :

Jawablah seluruh pertanyaan berikut dengan memberi tanda centang ()

pada salah satu kolom yang telah disediakan.

Keterangan :

1 = baik

2 = Tidak baik

Kuesioner Komunikasi Terapeutik

No. Pertanyaan 1 2

Tahap praintraksi

1. Perawat gigi sudah menggali semua informasi tentang


penyakit/keadaan pasien sebelum berinteraksi lebih dalam
dengan pasien.
2. Perawat gigi sudah merencanakan Tindakan keperawatan
yang akan dilakukan kepada pasien.

61
Tahap Orientasi

3. Perawat gigi mengucapkan salam dan memperkenalkan

diri saat pertama kali berinteraksi dengan pasien.

4. Perawat gigi tidak menjaga privasi pasien atau menutup

tirai saat akan melakukan Tindakan

5. Perawat gigi menanyakan nama pasien atau nama

panggilan kesukaan pasien

Tahap Kerja

6. Perawat gigi menjelaskan setiap Tindakan yang akan

dilakukan kepada pasien

7. Perawat gigi menjelakan dan mengajarkan Pendidikan


Kesehatan (pendkes) kepada pasien dan keluarga
8. Perawat gigi selalu melakukan kontak mata atau menatap

mata pasien saat berdiskusi pada pasien.

Tahap Terminasi

9. Perawat gigi menanyakan keadaan/perasaan pasien

setelah dilakukan Tindakan keperawatan

10. Perawat gigi membuat kesepakatan untuk pertemuan


lanjutan dengan pasien (tempat, waktu, topic dan tujuan
yang sudah dibicarakan)
11. Perawat gigi tidak mengucapkan salam kepada pasien dan
keluarga Ketika meninggalkan ruangan pasien.

62
Kuesioner Perubahan Perilaku Sehat
Keterangan :
 1 : Baik
 2 : Tidak baik
Berikan tanda centang () pada kolom yang sesuai dengan pernyataan!
No Pernyataan 1 2
.
Pengetahuan
1. Pasien memiliki pengetahuan dasar mengenai kesehatan gigi
dan mulut (cara menggosok gigi yang benar)
2. Coklat menyebabkan gigi berlubang
3. Buah dan sayur adalah makanan yang baik untuk kesehatan
gigi dan mulut.
4. Periksa gigi dan mulut kepuskesmas atau dokter gigi minimal
setiap 6 bulan sekali
5. Gosok gig idilakukan 2 kali sehari diwaktu pagi setelah
sarapan dan sebelum tidur.
Sikap
1. Jika saya sakit gigi saya akan pergi kedokter gigi dan
mengobatinya.
2. Saya takut dengan alat-alat kedokteran gigi, sehingga
menyebabkan saya malas kesana.
3. Jika saya sakit gigi, saya selalu minum obat yang saya beli
diwarung.
4. Saya membersihkan gigi dan mulut dengan gerakan yang
benar.
5. Saya menghindari bertukar sikat gigi dengan orang lain
6. Saya mengganti sikat gigi jika bulunya sudah mekar.

63
Perilaku

1. Saya membersihkan gigi dengan menggunakan sikat dan


pasta gigi.
2. Saya menyikat gigi bagian belakang saja, karena gigi tersebut
sangat penting untuk mengunyah.
3. Saya menambal gigi ketika gigi saya berlubang
4. Saya selalu mengikuti kegiatan di posyandu terutama
mengenai masalah gigi dan mulut, karena saya bias
memeriksa kesehatan gigi dan mulut saya.
5. Saya akan mendengarkan perkataan dari perawat gigi demi
menjaga kesehatan gigi dan muluts aya.

64
KUESIONER KOMUNIKASI TERAPEUTIK SEBAGAI SALAH SATU

PENDEKATAN DASAR DALAM PERUBAHAN PERILAKU SEHAT

TENTANG MEMELIHARA KESEHATAN GIGI DAN MULUT PASIEN POLI

GIGI DIPUSKESMAS BATUYANG

Nama Responden :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pekerjaan :

Petunjuk Pengisian Kuesioner :

Jawablah seluruh pertanyaan berikut dengan memberi tanda centang ()

pada salah satu kolom yang telah disediakan.

Keterangan :

1 = baik

2 = Tidak baik

Kuesioner Komunikasi Terapeutik

No. Pertanyaan 1 2

Tahap praintraksi

1. Perawat gigi sudah menggali semua informasi tentang


penyakit/keadaan pasien sebelum berinteraksi lebih dalam
dengan pasien.
2. Perawat gigi sudah merencanakan Tindakan keperawatan
yang akan dilakukan kepada pasien.

65
Tahap Orientasi

3. Perawat gigi mengucapkan salam dan memperkenalkan

diri saat pertama kali berinteraksi dengan pasien.

4. Perawat gigi tidak menjaga privasi pasien atau menutup

tirai saat akan melakukan Tindakan

5. Perawat gigi menanyakan nama pasien atau nama

panggilan kesukaan pasien

Tahap Kerja

6. Perawat gigi menjelaskan setiap Tindakan yang akan

dilakukan kepada pasien

7. Perawat gigi menjelakan dan mengajarkan Pendidikan


Kesehatan (pendkes) kepada pasien dan keluarga
8. Perawat gigi selalu melakukan kontak mata atau menatap

mata pasien saat berdiskusi pada pasien.

Tahap Terminasi

9. Perawat gigi menanyakan keadaan/perasaan pasien

setelah dilakukan Tindakan keperawatan

10. Perawat gigi membuat kesepakatan untuk pertemuan


lanjutan dengan pasien (tempat, waktu, topic dan tujuan
yang sudah dibicarakan)
11. Perawat gigi tidak mengucapkan salam kepada pasien dan
keluarga Ketika meninggalkan ruangan pasien.

66
Kuesioner Perubahan Perilaku Sehat
Keterangan :
 1 : Baik
 2 : Tidak baik
Berikan tanda centang () pada kolom yang sesuai dengan pernyataan!
No Pernyataan 1 2
.
Pengetahuan
1. Pasien memiliki pengetahuan dasar mengenai kesehatan gigi
dan mulut (cara menggosok gigi yang benar)
2. Coklat menyebabkan gigi berlubang
3. Buah dan sayur adalah makanan yang baik untuk kesehatan
gigi dan mulut.
4. Periksa gigi dan mulut kepuskesmas atau dokter gigi minimal
setiap 6 bulan sekali
5. Gosok gig idilakukan 2 kali sehari diwaktu pagi setelah
sarapan dan sebelum tidur.
Sikap
1. Jika saya sakit gigi saya akan pergi kedokter gigi dan
mengobatinya.
2. Saya takut dengan alat-alat kedokteran gigi, sehingga
menyebabkan saya malas kesana.
3. Jika saya sakit gigi, saya selalu minum obat yang saya beli
diwarung.
4. Saya membersihkan gigi dan mulut dengan gerakan yang
benar.
5. Saya menghindari bertukar sikat gigi dengan orang lain
6. Saya mengganti sikat gigi jika bulunya sudah mekar.

67
Perilaku

1. Saya membersihkan gigi dengan menggunakan sikat dan


pasta gigi.
2. Saya menyikat gigi bagian belakang saja, karena gigi tersebut
sangat penting untuk mengunyah.
3. Saya menambal gigi ketika gigi saya berlubang
4. Saya selalu mengikuti kegiatan di posyandu terutama
mengenai masalah gigi dan mulut, karena saya bias
memeriksa kesehatan gigi dan mulut saya.
5. Saya akan mendengarkan perkataan dari perawat gigi demi
menjaga kesehatan gigi dan muluts aya.

68
KUESIONER KOMUNIKASI TERAPEUTIK SEBAGAI SALAH SATU

PENDEKATAN DASAR DALAM PERUBAHAN PERILAKU SEHAT

TENTANG MEMELIHARA KESEHATAN GIGI DAN MULUT PASIEN POLI

GIGI DIPUSKESMAS BATUYANG

Nama Responden :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pekerjaan :

Petunjuk Pengisian Kuesioner :

Jawablah seluruh pertanyaan berikut dengan memberi tanda centang ()

pada salah satu kolom yang telah disediakan.

Keterangan :

1 = baik

2 = Tidak baik

Kuesioner Komunikasi Terapeutik

No. Pertanyaan 1 2

Tahap praintraksi

1. Perawat gigi sudah menggali semua informasi tentang


penyakit/keadaan pasien sebelum berinteraksi lebih dalam
dengan pasien.
2. Perawat gigi sudah merencanakan Tindakan keperawatan
yang akan dilakukan kepada pasien.

69
Tahap Orientasi

3. Perawat gigi mengucapkan salam dan memperkenalkan

diri saat pertama kali berinteraksi dengan pasien.

4. Perawat gigi tidak menjaga privasi pasien atau menutup

tirai saat akan melakukan Tindakan

5. Perawat gigi menanyakan nama pasien atau nama

panggilan kesukaan pasien

Tahap Kerja

6. Perawat gigi menjelaskan setiap Tindakan yang akan

dilakukan kepada pasien

7. Perawat gigi menjelakan dan mengajarkan Pendidikan


Kesehatan (pendkes) kepada pasien dan keluarga
8. Perawat gigi selalu melakukan kontak mata atau menatap

mata pasien saat berdiskusi pada pasien.

Tahap Terminasi

9. Perawat gigi menanyakan keadaan/perasaan pasien

setelah dilakukan Tindakan keperawatan

10. Perawat gigi membuat kesepakatan untuk pertemuan


lanjutan dengan pasien (tempat, waktu, topic dan tujuan
yang sudah dibicarakan)
11. Perawat gigi tidak mengucapkan salam kepada pasien dan
keluarga Ketika meninggalkan ruangan pasien.

70
Kuesioner Perubahan Perilaku Sehat
Keterangan :
 1 : Baik
 2 : Tidak baik
Berikan tanda centang () pada kolom yang sesuai dengan pernyataan!
No Pernyataan 1 2
.
Pengetahuan
1. Pasien memiliki pengetahuan dasar mengenai kesehatan gigi
dan mulut (cara menggosok gigi yang benar)
2. Coklat menyebabkan gigi berlubang
3. Buah dan sayur adalah makanan yang baik untuk kesehatan
gigi dan mulut.
4. Periksa gigi dan mulut kepuskesmas atau dokter gigi minimal
setiap 6 bulan sekali
5. Gosok gig idilakukan 2 kali sehari diwaktu pagi setelah
sarapan dan sebelum tidur.
Sikap
1. Jika saya sakit gigi saya akan pergi kedokter gigi dan
mengobatinya.
2. Saya takut dengan alat-alat kedokteran gigi, sehingga
menyebabkan saya malas kesana.
3. Jika saya sakit gigi, saya selalu minum obat yang saya beli
diwarung.
4. Saya membersihkan gigi dan mulut dengan gerakan yang
benar.
5. Saya menghindari bertukar sikat gigi dengan orang lain
6. Saya mengganti sikat gigi jika bulunya sudah mekar.

71
Perilaku

1. Saya membersihkan gigi dengan menggunakan sikat dan


pasta gigi.
2. Saya menyikat gigi bagian belakang saja, karena gigi tersebut
sangat penting untuk mengunyah.
3. Saya menambal gigi ketika gigi saya berlubang
4. Saya selalu mengikuti kegiatan di posyandu terutama
mengenai masalah gigi dan mulut, karena saya bias
memeriksa kesehatan gigi dan mulut saya.
5. Saya akan mendengarkan perkataan dari perawat gigi demi
menjaga kesehatan gigi dan muluts aya.

72
KUESIONER KOMUNIKASI TERAPEUTIK SEBAGAI SALAH SATU

PENDEKATAN DASAR DALAM PERUBAHAN PERILAKU SEHAT

TENTANG MEMELIHARA KESEHATAN GIGI DAN MULUT PASIEN POLI

GIGI DIPUSKESMAS BATUYANG

Nama Responden :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pekerjaan :

Petunjuk Pengisian Kuesioner :

Jawablah seluruh pertanyaan berikut dengan memberi tanda centang ()

pada salah satu kolom yang telah disediakan.

Keterangan :

1 = baik

2 = Tidak baik

Kuesioner Komunikasi Terapeutik

No. Pertanyaan 1 2

Tahap praintraksi

1. Perawat gigi sudah menggali semua informasi tentang


penyakit/keadaan pasien sebelum berinteraksi lebih dalam
dengan pasien.
2. Perawat gigi sudah merencanakan Tindakan keperawatan
yang akan dilakukan kepada pasien.

73
Tahap Orientasi

3. Perawat gigi mengucapkan salam dan memperkenalkan

diri saat pertama kali berinteraksi dengan pasien.

4. Perawat gigi tidak menjaga privasi pasien atau menutup

tirai saat akan melakukan Tindakan

5. Perawat gigi menanyakan nama pasien atau nama

panggilan kesukaan pasien

Tahap Kerja

6. Perawat gigi menjelaskan setiap Tindakan yang akan

dilakukan kepada pasien

7. Perawat gigi menjelakan dan mengajarkan Pendidikan


Kesehatan (pendkes) kepada pasien dan keluarga
8. Perawat gigi selalu melakukan kontak mata atau menatap

mata pasien saat berdiskusi pada pasien.

Tahap Terminasi

9. Perawat gigi menanyakan keadaan/perasaan pasien

setelah dilakukan Tindakan keperawatan

10. Perawat gigi membuat kesepakatan untuk pertemuan


lanjutan dengan pasien (tempat, waktu, topic dan tujuan
yang sudah dibicarakan)
11. Perawat gigi tidak mengucapkan salam kepada pasien dan
keluarga Ketika meninggalkan ruangan pasien.

74
Kuesioner Perubahan Perilaku Sehat
Keterangan :
 1 : Baik
 2 : Tidak baik
Berikan tanda centang () pada kolom yang sesuai dengan pernyataan!
No Pernyataan 1 2
.
Pengetahuan
1. Pasien memiliki pengetahuan dasar mengenai kesehatan gigi
dan mulut (cara menggosok gigi yang benar)
2. Coklat menyebabkan gigi berlubang
3. Buah dan sayur adalah makanan yang baik untuk kesehatan
gigi dan mulut.
4. Periksa gigi dan mulut kepuskesmas atau dokter gigi minimal
setiap 6 bulan sekali
5. Gosok gig idilakukan 2 kali sehari diwaktu pagi setelah
sarapan dan sebelum tidur.
Sikap
1. Jika saya sakit gigi saya akan pergi kedokter gigi dan
mengobatinya.
2. Saya takut dengan alat-alat kedokteran gigi, sehingga
menyebabkan saya malas kesana.
3. Jika saya sakit gigi, saya selalu minum obat yang saya beli
diwarung.
4. Saya membersihkan gigi dan mulut dengan gerakan yang
benar.
5. Saya menghindari bertukar sikat gigi dengan orang lain
6. Saya mengganti sikat gigi jika bulunya sudah mekar.

75
Perilaku

1. Saya membersihkan gigi dengan menggunakan sikat dan


pasta gigi.
2. Saya menyikat gigi bagian belakang saja, karena gigi tersebut
sangat penting untuk mengunyah.
3. Saya menambal gigi ketika gigi saya berlubang
4. Saya selalu mengikuti kegiatan di posyandu terutama
mengenai masalah gigi dan mulut, karena saya bias
memeriksa kesehatan gigi dan mulut saya.
5. Saya akan mendengarkan perkataan dari perawat gigi demi
menjaga kesehatan gigi dan muluts aya.

76
Sebelum Komunikasi
Sesudah Komunikasi Terapeutik
No Nama JK Umur 2K terapeutik
1 2 3 4 5 Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Kriteria
1. Wulan 2  2  1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1
2. Johanah 2   4  3 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3. Mulyadi  1  4  2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2
4. Yulida 2   4  3 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1
5. Nurul 2   1  1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1
6. Febyola  2  1  1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2
7. Muflihin  1  4  2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2
8. Nisa 2   1  1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1
9. Riski 1   1 1  1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2
10. Rohani 2   2  3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11. aq. Saopi  1  4  2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2
12. Marvin 1   1  1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1
13. Tashud  2  1  1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2
14. Hulpiah  2  4  3 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2
15. Riki  1  2  1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2
16. Mayatul  2  2  1 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2
17. Ramdani  1  2  1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2
18. Habibi  1  1  1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1
19. Rinaldi  1  1  1 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1
20. Riska 2   1  1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1
21. Isrok  1  1  1 1 2 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1
22. Neni riski 2   2 1  1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2
23. iq.tini  2  4  3 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1
24. Dapa  1  1  1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1
25. Risma 2   2  1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1
26. Dipa  1  1  1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2
27. Pahrurozi  1 2   1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2
28. Sinta  2  2  1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1
29. samrudin  1  4  2 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1
30. Mastar  1  4  2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1

77
Sebelum dilakukannya Komunikasi Terapeutik

78
Sesudah dilakukannya Komunikasi Terapeutik

79

Anda mungkin juga menyukai