Anda di halaman 1dari 36

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA


TENTANG PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
TERHADAP STATUS KARIES GIGI ANAK USIA DINI DI DUSUN
BT,PEDANG TAHUN 2023

RUPIANI
20AKG1240131

PRODI D-III KESEHATAN GIGI


JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
AKADEMI KESEHATAN GIGI KARYA ADI HUSADA MATARAM
MATARAM
TAHUN 2023

i
PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA


TENTANG PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
TERHADAP STATUS KARIES GIGI ANAK USIA DINI DI DUSUN
BT,PEDANG TAHUN 2023

Diajukan untuk Menyusun Karya Tulis Ilmiah


Program Studi Kesehatan Gigi Jenjang Doploma III
Akademi Kesehatan Gigi Karya Adi Husada Mataram

RUPIANI
20AKG1240131

PRODI D-III KESEHATAN GIGI


JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
AKADEMI KESEHATAN GIGI KARYA ADI HUSADA MATARAM
MATARAM
TAHUN 2023

ii
PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA


TENTANG PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
TERHADAP STATUS KARIES GIGI ANAK USIA DINI DI DUSUN
BT,PEDANG TAHUN 2023

Disusun oleh:
Rupiani
20AKG1240131

Menyetujui,

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

H.Supnawadi,SKM,M,Mkes Ranita Silantika,S.Tr.KesGi,M.Kes.


NIDN. NIDN.

PROPOSAL PENELITIAN

iii
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA
TENTANG PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT TERADAP
PENYAKIT KARIES GIGI ANAK USIA DINI DI DUSUN BT,PEDANG
TAHUN 2023

Disusun Oleh:
RUPIANI
20AKG1240131

Telah memenuhi persyaratan dan disetujui


untuk melanjutkan penelitian karya tulis ilmiah
pada tanggal :

dewan penguji:

Ketua ,

NAMA (……………………………………….)
NIDN/NIP/NIK
Anggota,

NAMA (……………………………………….)
NIDN/NIP/NIK
Anggota,

iv
(……………………………………….)
NAMA
NIDN/NIP/NIK

Mengesahkan
Direktur/ketua jurusan

v
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya penulis sendiri dan semua
sumberyang dikutip maupun dirujuk telah penulis nyatakan dengan
benar.

Nama : RUPIANI
NIM : 20AKG1240131
Tanda Tangan :

Tanggal :

vi
KEASLIAN PENELITIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : RUPIANI
NIM : 20AKG1240131
Program Studi : D-III KESEHATAN GIGI
Judul KTI : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP
ORANG TUA TENTANG PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
TERHADAP STATUS KARIES GIGIANAK USIA DINI DI DUSUN BT,PEDANG
TAHUAN 2023.
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini benar-
benar merupakan hasil saya sendiri, bukan merupakan pengambilan data, tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Mataram ,………..
Yang Membuat Pernyataan,

Materai 10.000

RUPIANI
20AKG1240131

vii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas Akademi Kesehatan Gigi Karya Adi Husada Mataram, saya yang
bertanda tangan dibawah ini:

Nama : RUPIANI
NIM : 20AKG1240131
Program Studi : D-III KESEHATAN GIGI
Jurusan : KESEHA\TAN GIGI

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk Memberikan kepada


Akademi Kesehatan Gigi Karya Adi Husada Mataram Hak Bebas Royalti
Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas Karya Tulis Ilmiah saya yang
berjudul:

‘’ HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA


TENTANG PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
TERHADAP STATUS KARIES GIGI ANAK USIA DINI DI DUSUN
BT,PEDANG TAHUN 2023 ’’
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Akademi Kesehatan Gigi Karya Adi Husada Mataram berhak
menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

viii
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : MATARAM
Pada tanggal ;

Yang Menyatakan

Materai 10.000

( RUPIANI )

ix
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis diberikan kesehatan untuk
dapat menyelesaikan ProposalKarya Tulis Ilmiah yang berjudul “HUBUNGAN
TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA TENTANG
PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT TERAHADAP
STATUS KARIES GIGI ANAK USIA DINI” dengan baik.Adapun tujuan
penulisan dalam menyelesaikan tugas akhir ini adalah sebagai salah satu persyaratan
akademis untuk menyelesaikan program studi D-III Kesehatan Gigi Karya Adi
Husada Mataram.
Dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini, banyak mendapatkan
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
terimakasih kepada:
a) Bapak H. M. Supnawadi SKM., M.MKes selaku Direktur Akademi Kesehatan
Gigi KArya Adi Husada Mataram yang telah memberikan kesempatan untuk
menimba ilmu di Akademi Kesehatan Gigi Karya Adi Husada Mataram.
b)

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini
masih sangat jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun, demi penyempurnaan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.

Mataram, 02 Januari 2023

Rupiani

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………….... ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………. iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITASI……………………….............. iv
HALAMAN KEASLIAN PENELITIAN PENULIS………………………………v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI…………………. vi
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. vii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….... viii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………ix
DAFTAR TABEL………………………………………………………………. . x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………... 6
C. Tujuan Penelitian………………………………………………………. 6
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………….. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka…………………………………………………………. 9
B. Landasan Teori…………………………………………………………. 27
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep………………………………………………………… 28
B. Hipotesis………………………………………………………………….. 28
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian…………………………………………………………….. 29
B. Populasi dan Sampel……………………………………………………….. 29

xi
C. Waktu Dan Tempat Penelitian……………………………………………. 31
D. Instrumen pengumpulan Data…………………………………………….. 31
E. Definisi Operasional………………………………………………………. 32
F. Prosedur Penelitian………………………………………………………… 33
G. Analisis Data………………………………………………………………. 36
H. Etika Penelitian……………………………………………………………. 36
DAFTAR PUSTAKA…………………… ………………………………………. 38
LAMPIRAN

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Karies Gigi…………………………………………………………. 9

xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang. Salah satu yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan seseorang
yaitu perilaku. Perilaku kesehaan terbagi atas tiga yaitu pengetahuan,sikap,dan
tindakan. Pengetahuan orang tua sangat penting dalam mendasari terbentuknya
perilaku yang mendukung atau tidak mendukung kebersihan gigi dan mulut anak
(Natoadmodjo 2011).
Karies gigi merupakan penyakit yang di sebabkan oleh banyak faktor.
Menurut sodang dan hamada (2008), faktor penyebab karies adalah host (gigi dan
saliva), mikroorganisme (plak), substrat (karbohidrat) dan ditambah faktor (waktu).
selain itu, faktor predisposisi lain turut berkontribuusi terhadap keparahan karies
antara lain pengalaman karies, sosial ekonomi, usia, jenis kelamin, geografis, dan
prilaku terhadap kesehatan gigi ( sondang dan hamada, 2008)

Orang tua memiliki tanggung jawab terhadap kesehatan anggota keluarga


terutama anak. Orang tua harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang kesehatan
gigi dan mulut serta karies gigi. Pengetahuan mengenai kesehatan akan berpengaruh
terhadap prilakusebagai hasil jangka panjang dari pendidikan kesehatan
(notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dapat di pereloh secara alami maupun
secara terencana yaitu melalui proses pendidikan. Pengetahuan kesehatan gigi
dan mulut yang rendah pada orang tua merupakan salah satu factor predisposisi
dari prilaku yang tidak mendukung kesehatan gigi dan mulut anak (eriska, 2005).
Anak usia 2-4 tahun biasanya memiliki kegemaran untuk makan-makanan
yang manis dan sering terselip dalam celah-celah sempit di permukaan gigi,
sedangkan orang tua kurang memperdulikn kebiasaan menyikat gigi, trutama saat

1
menjelang tidur malam. Bila seorang anak tidak terbiasa menggosok gigi, maka
dari kebiasan tersebut dapat meningkatkan potensi karies pada anak (rosseno,
2008).
Prilaku, sikap dan perhatian seorang ibu merupakan materi pembelajaran
bagi anak, baik disadari ataupun tidak disadari ibunya sendiri. Maka dari itu,
dapat disimpulkan bahwa ibu merupakan pendidikan pertama bagi anak.
Berkaitan dengan hal tersebut, angka karyawan wanita yang menkah di abad 21
semakin meningkat di setiap tahunnya, hal ini dapat dijadikan bukti bahwa
semakin banyak wanita yang sudah menikah bekerja diluar rumah maka semakin
sedikit waktu ibu dan anak bertemu di rumah. Tanpa ibu, kebutuhan gizi anak
dan kebersihan diri anak hanya akan diurus semampu baby-sitter anak, maka dari
itu prilaku ibu baik sikap dan perhatian yang di ajarkan maupun yang ditiru
langsung oleh anak tidak akan ada di masa-masa awal perkembangan motorik
anak (mani, et al. 2010).
Pengetahuan dan sikap orang tua terhadap kesehatan gigi akan menentukan
status kesehatan gigi anak kelak. pengetahuan saja tidak cukup, perlu diikuti
dengan sikap peduli dan bertindak. Mulai tumbuhnya gigi merupakan proses
penting dari pertumbuhan seorang anak. (Zia et ai., 2018)

Pembentukan prilaku anak dimulai dari rumah yaitu dengan cara


mengajarkan anaknya untuk mau memulai kebiasan yang baik atau justru
anaknys yang mengadopsi prilaku ibu. Adopsi prilaku dimulai dari kegiatan anak
dirumah, khususnya bagi ibu yang melakukan banyak kegiatan di rumah
sehingga frekuensi bertemu dengan anak lebih sering daripada ibu yang bekerja
diluar rumah. Motivasi prilaku baik dari ibu ke anak juga tidak kalah pentingnya,
ini bisa menjadi ajang koreksi bagi anak dan ibu untuk memilah-milah kebiasan
yang baik dan cocok bagi keduanya, selain itu hubungan ibu dan anak akan
semakin dan semakin positif (gianna, etal, 2012).

2
Karies gigi (gigi berlubang) merupakan salah satu masalah kesehatan gigi
dan mulut pada anak pada sebagian besar penduduk Indonesia. Karies pada anak-
anak masih tidak diobati sehingga mengakibatkan sakit gigi, penyakit pulpa,
abses dan fistula sehingga kodisi ini dapat berdampak pada kondisi umumu anak.
Kondisi karies berkontribusi 15 kali lebih tinggi sebagian beban penyakit
disability adjusted life year (DALY) dibandigkan dengan penyakit periodontal.
Keterbatasan (disable) berarti rasa sakit dan tidak kenyamanan serta kurangnya
perawan diri, sering tidak masuk sekolah. (kemenkes.RI, 2012)
Factor-faktor yang berperan dalam pencegahan karies pada anak salah
satunya adalah pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi dan mulut. Perawatan gigi
yang baik dan benar sejak dini dapat menjadi dasar terbentuknya prilaku positif
anak dalam menjaga kesehatan gigi dan mulutnya. Kewajiban orang tua perlu
mengajarkan serta melatih anak sejak dini untuk merawat gigi sendiri karena di
usia ini ibu harus mampu mengikuti perkembangan intelektual dan motoric anak
sehingga diharapkan anak mudah untuk memahami dan belajar. Sebaliknya
orang tua yang memiliki pengetahuan perawatan yang rendah kadang tidak
memperdulikan dan tidak mendukung kesehatan gigi anak (kumar, 2013)
Sikap dan perhatian orang tua terutama ibu dalam pemeliharaan kesehatan
gigi memberikan pengaruh positif terhadap kesehatan gigi dan mulut pada anak.
Hal ini di sebabkan karena ibu merupakan orang paling dekat dengan anak. Peran
ibu sangat diperlukan untuk membimbing, memberi pengertian, mengawasi,
mengingatkan dan menyediakan fasilitas agar anak dapat memelihra kebersihan
gigi dan mulutnya sehar-hari (kumar, 2013).
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian fundamental kesehatan umum
dan kesejahteraan hidup, penyakit gigi dan mulut akan mempengaruhi kesehatan
umum, walaupun tidak menyebabkan kematian secara langsung. Tingginya
angka kesakitan gigi dan mulut di masyarakat, disisi lain adanya kesenjangan
status kesehatan antar sosial ekonomi, antar kawasan, dan antar wilayah di

3
Indonesia. Data world health organization (WHO) menyatakan bahwa tercata
90% anak-anak sekolah di seluruh dunia pernah menderita karies gigi. Prevalensi
karies gigi yang tertinggi terdapat di asia dan Amerika latin. Data yang di rilis
oleh oral healthmedia centre memperlihatkan sebanyak 60-90% anak usia
sekolah dan hampir semua orang dewasa di seluruh dunia memiliki permasalahan
gigi (WHO, 2016).
Penyakit gigi dan mulut yang terjadi dilingkungan masyarakat merupakan
permasalahan kesehatan yang sangat membutuhkan perhataian khusus. Berbagai
permasalahan kesehatan gigi dan mulut pada beberapa Negara berkembang
seperti Indonesia berada di peringkat sepuluh besarpenyakit yang jumlahnya
masih terlalu besar yang tersebar di berbagai wilayah. Lubang gigi atau karies
gigi adalah penyakit yang menyerang rongga mulut dan diakibatkan perusakan
bakteri pada jaringan keras gigi. Kerusakan jaringan gigi jika tidak segera
ditindak lanjuti akan terjadinya penyebaran. Jika tetap di biarkan, luban gigi akan
menyebabkan rasa sakit nyeri pada gigi, infeksi pada gusi, dan pembengkakan
pada rongga mulut. Penyakit karies gigi hingga sekarang masih menjadi prioritas
permasalahan terhadap kesehatan anak. (Nindya Cahyaningrum, 2017).
Peneliti melakukan pemerriksaan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia
dini di dusun batu pedang dan menemukan banyak anak-anak yang memiliki
gigi berlubang ( karies ). Dan peneliti tertarik untuk mencari cara untuk bisa
mengurangi atau mencegah terjadinya gigi berlubang (karies) dengan
pengetahuan dan sikap orang tua untuk menjaga kesehatan gigi anaknya, dalam
jurnal yang pneliti baca pengetahuan dan sikap orangg tua yang dapat
mengurangi atau mencegahh untuk menjaga kesehatan gigi anaknya.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti akan meneliti tentang ‘’ HUBUNGAN


TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA TENTANG
PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT TERHADAP STATUS
KARIES GIGI ANAK USIA DINI DI DUSUN BT,PEDANG TAHUN 2023 ’’

4
B. RUMUSAN MASALAH

Apakah tedapat hubungan antara tingkat pendidikn, pengetahuan dan prilaku orang
tua terhadap status karies pada anak usia dini di dusun batu pedang?

C.TUJUAN PENELITIAN
1. tujuan umum
a.Mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap orang tua tentang pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut terhadap karies gigi anak usia dini di dusun batu
pedang

2. tujuan khusus

a. menganalisa hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dan status


karies pada anak usia dini di dusun batu pedang
b. menganalisa hubungan amtara tingkat pengetahuan Ibu dan status kareis
pada anak usia dini di dusun batu pedang
c. menganalisa hubungan antara prilarku orang tua dan status karies pada anak
usia dini di dusun batu pedang

c) Manfaat

1.Manfaat teoritis
a.manfaat untuk penelitian
d) 1.Penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan kepada peneliti
mengenai pentingnya pengetahuan orang tua tentang pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut terhadap status karies gigi anak.

5
2. penelitian di harapkan memberikan pengetahuan kepada peneliti tentang
pengetahuan orang tua sangat berperan penting bagi kesehatan gigi anak-
anak mereka.
2. manfaat untuk praktis
a. bagi institusi
Dapat digunakan sebagai sumbangan ilmu pengetahuan dalam sumber
bacaan bagi Mahasiswaa Jurusan Kesehatan Gigi, Akademi Kesehatan
Gigi Karya Adi Husada Mataram.

b. Bagi peneliti
Untuk mengembangkan pengetahuan dan pengalaman di bidang kesehatan
gigi dan mulut, sehingga menambah wawasan, khususnya terhadap
pengetahuan orang tua tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
anak
usia dini.
c. Bagi Masyarakat
1) Penelitian ini di harakan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat
dalam membatu menambah pengetahuan disetiap orang tua agar
dapat memelihara kesehatan gigi anak-anak mereka dengan baik.
2) Penelitian ini dapat di harapkan sebagai salah satu sumber acuan
sebagai penelitian berikut yang dapat berguna bagi perkembangan
ilmu keperawatan.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Karies Gigi
1. Pengertian karies gigi
Karies gigi adalah kerusakan jaringan yang disebabkan oleh asam yang ada
dalam karbohidrat melalui perantara mikroorganisme yang ada dalam saliva (Irma,
2013). Menurut Brauer dalam Tarigan (2014), karies adalah penyakit jaringan yang
ditandai dengan kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi (ceruk, fisura, dan
daerah interproximal) meluas ke arah pulpa. Menurut Kidd dan Bechal (1992), karies
gigi merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yaitu email, dentin, dan cementum
yang disebabkan oleh aktifitas jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat
diragikan. Tandanya adalah adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian
diikuti oleh kerusakan bahan organik.
Menurut Putri, Herijulianti, dan Nurjannah (2010), karies adalah hasil
interaksi dari bakteri di permukaan gigi, plak, dan diet (khususnya komponen
karbohidrat yang dapat difermentasikan oleh bakteri plak menjadi asam, terutama
asam laktat dan asetat) sehingga terjadi demineralisasi jaringan keras gigi dan
memerlukan cukup waktu untuk kejadiannya. Menurut Srigupta (2004), karies berasal
dari bahasa Yunani yaitu “ker” yang artinya kematian, dalam bahasa latin karies
berarti kehancuran. Karies berarti pembentukan lubang pada permukaan gigi
disebabkan oleh kuman atau bakteri yang berada pada mulut.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya karies gigi

7
Menurut Newbrun dalam Suwelo (1992), ada empat faktor utama yaitu
mikroorganisme, gigi dan saliva, substrat serta waktu sebagai faktor tambahan,
adapun faktor dari dalam seperti:
a. Mikroorganisme
Mikroorganisme menempel di gigi bersama dengan plak atau debris. Plak
gigi adalah media lunak non mineral yang menempel erat di gigi. Plak terdiri dari
mikroorganisme (70%) dan bahan antar sel (30%). Menurut Kessel dalam Tarigan
(1990), mikroorganisme yang ada sangkut pautnya dengan kerusakan gigi adalah
Lactobacillus, Streptococcus dan Bacillus acidophilus.
b. Gigi dan saliva
Menurut Kidd dan Bechal (1992), plak yang mengandung bakteri merupakan
awal bagi terbentuknya gigi berlubang. Kawasan gigi yang memudahkan pelekatan
plak sangat memungkinkan terkena gigi berlubang tersebut adalah:
a) Pit dan fissure pada permukaan oklusal molar dan premolar, pit bucal molar dan pit
palatal incisive.
b) Permukaan halus di daerah approximal sedikit di bawah titik kontak.
c) Email pada tepian di daerah leher gigi sedikit diatas tepi gingiva.
d) Permukaan akar yang terbuka, yang merupakan daerah tempat melekatnya plak
pada pasien dengan resesi gingival karena penyakit periodontal
e) Tepi tumpatan, terutama yang kurang.
f) Permukaan gigi yang berdekatan dengan gigi tiruan dan jembatan.

c. Substrat
Menurut Newburn dalam Suwelo (1992), substrat adalah campuran makanan
halus dan minuman yang dimakan sehari-hari yang menempel di permukaan gigi.
Substrat ini berpengaruh terhadap gigi berlubang secara lokal di dalam mulut.
Makanan pokok manusia adalah karbohidrat, lemak dan protein. Karbohidrat
yang dikandung oleh beberapa jenis makanan merupakan yang mengandung gula

8
akan menurunkan pH plak dengan cepat sampai pada level yang dapat menyebabkan
demineralisasi email. Plak akan tetap bersifat asam selama beberapa waktu, dan untuk
kembali ke pH normal sekitar tujuh dibutuhkan waktu 30-60 menit. Sukrosa
merupakan gula yang paling banyak dikonsumsi, maka sukrosa merupakan penyebab
gigi berlubang yang utama.
d. Waktu
Menurut Newburn dalam Suwelo (1992), waktu merupakan kecepatan
terbentuknya gigi berlubang serta lama dan frekuensi substrat menempel di
permukaan gigi. Gigi berlubang merupakan penyakit kronis, dan kerusakan berjalan
dalam periode bulan atau tahun.
Menurut Suwelo (1992), selain faktor-faktor di atas merupakan faktor
langsung di dalam mulut yang berhubungan dengan gigi berlubang, terdapat pula
faktor tidak langsung yang disebut faktor risiko luar. Faktor risiko luar tersebut
adalah:
a) Usia
Sejalan dengan pertambahan usia seseorang, jumlah gigi berlubang pun akan
bertambah, hal ini jelas karena faktor resiko terjadinya gigi berlubang akan lebih
lama berpengaruh terhadap gigi.
b) Jenis kelamin
Prevalensi gigi berlubang pada gigi tetap wanita lebih tinggi dibandingkan
pria. Begitu juga dengan anak-anak, prevalensi gigi berlubang pada gigi sulung
anak perempuan sedikit lebih tinggi dibandingkan anak laki-laki, karena erupsi
gigi anak perempuan lebih cepat dibandingkan dengan anak laki-laki, sehingga
gigi anak perempuan berada lebih lama dalam mulut. Akibatnya gigi anak
perempuan akan lebih lama berhubungan dengan faktor terjadinya gigi
berlubang.
c) Suku bangsa

9
Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan suku bangsa dengan
prevalensi gigi berlubang, hal ini karena keadaan sosial ekonomi, pendidikan,
makanan, cara pencegahan gigi berlubang dan jangkauan pelayanan kesehatan
gigi yang berbeda pada setiap suku tersebut.
d) Letak geografis
Perbedaan prevalensi karies juga ditemukan pada penduduk yang letak
geografisnya berbeda. Faktor-faktor yang menyebabkan ini belum jelas,
kemungkinan karena perbedaan lamanya matahari bersinar, suhu, cuaca, air,
keadaan tanah, dan jarak dari laut. 10
e) Kultur sosial
penduduk Keadaan sosial ekonomi berhubungan dengan prevalensi karies.
Faktor yang mempengaruhi perbedaan ini adalah pendidikan dan penghasilan
yang berhubungan dengan diet, kebiasaan merawat gigi dan lain-lain.
f) Kesadaran,sikap dan perilaku individu terhadap kesehatan gigi
Merubah sikap dan perilaku seseorang harus didasari motivasi tertentudari
individu itu sendiri, sehingga seseorang yang bersangkutan mau melaksanakan
motivasi tersebut secara sukarela.

1.Klasifikasi karies gigi


Menurut Tarigan (2014), klasifikasi karies gigi dapat dibagi menjadi: a.
Berdasarkan stadium karies Karies gigi berdasarkan kedalamannya
diklasifikasikan menjadi:
a) Karies superfisialis (karies email) yaitu karies yang baru mengenai email saja
belum sampai ke lapisan dentin.
b) Karies media (karies dentin) yaitu karies yang sudah mengenai dentin, tetapi
belum melebihi setengah dentin.
c) Karies profunda yaitu karies yang mengenai lebih dari setengah dentin dan
kadang-kadang sudah sampai mengenai pulpa. Karies profunda dapat dibagi
menjadi tiga stadium yaitu:

10
1. Karies profunda stadium I. Karies telah melewati setengah dentin, biasanya
belum dijumpai radang pulpa.
2. Karies profunda stadium II. Masih dijumpai lapisan tipis yang membatasi
karies dengan pulpa. Biasanya disini telah terjadi radang pulpa. 11
3. Karies profunda stadium III. Pulpa telah terbuka dan dijumpai bermacammacam
radang pulpa.
b. Berdasarkan keparahan karies
Berdasarkan keparahan atau kecepatan berkembangnya karies dapat dibagi
menjadi empat yaitu:
a) Karies insipien yaitu karies yang mengenai kurang dari setengah
ketebalan email.
b) Karies moderat yaitu karies yang mengenai lebih dari setengah ketebalan
email, tetapi tidak mencapai pertemuan dentin-email.
c) Karies lanjutan yaitu karies yang mengenai pertemuan dentin-email dan
kurang dari setengah jarak pulpa.
d) Karies parah yaitu karies yang mengenai lebih dari setengah jarak ke
pulpa.
c. Berdasarkan lokasi karies
Menurut G.V Black dalam Tarigan (2014), mengklasifikasikan kavitas atas
lima bagian berdasarkan permukaan gigi yang terkena karies gigi yaitu:
a) Kelas I adalah karies yang terdapat pada bagian oklusal (ceruk dan fissure) dari
gigi premolar dan molar (gigi posterior) dan dapat juga terjadi pada gigi anterior di
foramen caecum.
b) Kelas II adalah karies yang terdapat pada bagian aproximal dari gigi-gigi molar
atau premolar yang umumnya meluas sampai bagian oklusal.
c) Kelas III adalah karies yang terdapat pada bagian aproximal dari gigi depan,
tetapi belum mencapai mango-insisalis (belum mencapai sepertiga incisal gigi). 12
d) Kelas IV adalah karies yang terdapat pada bagian aproximal dari gigi-geligi

11
depan dan sudah mencapai margo-insisalis (telah mencapai sepertiga insisal dari
gigi).
e) Kelas V adalah karies yang terdapat pada bagian sepertiga leher dari gigi-geligi
depan maupun gigi belakang pada permukaan labial, lingual, palatal, ataupun
buccal dari gigi.

4. Proses terjadinya karies


Menurut Newburn dalam Suwelo (1992), karies gigi dapat dipengaruhi oleh
empat faktor, yaitu: agent, host, substrat, dan waktu. Proses terjadinya karies dapat
digambarkan secara singkat sebagai berikut.

SALIVA MIKROORGANISME PLAK SALIVA

GIGI KARIES DIET SUKROSA

SALIVA WAKTU SALIVA

Sumber: Putri, Herijulianti, dan Nurjannah (2010) Gambar 1. Faktor etiologi


terjadinya karies.
GIGI WAKTU KARIESK ARIES DIET SUKROSA MIKROORGANISME
PLAK

12
5. Akibat karies gigi
Karies dapat menyebabkan rasa sakit yang berdampak pada gangguan
pengunyahan sehingga asupan nutrisi akan berkurang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan anak. Karies gigi yang tidak dirawat selain rasa sakit lama-
kelamaan juga dapat menimbulkan bengkak akibat terbentuknya nanah yang
berasal dari gigi tersebut. Keadaan ini selain mengganggu fungsi pengunyahan dan
penampilan, fungsi bicara juga ikut terganggu (Lindawati, 2014).

6. Pencegahan karies gigi


Menurut Tarigan (2014), pencegahan karies gigi bertujuan untuk
mempertinggi taraf hidup dengan memperpanjang kegunaan gigi di dalam mulut.
Pencegahan karies gigi dapat dibagi menjadi:

a. Tindakan pra erupsi


Tindakan ini ditunjukkan pada kesempurnaan struktur email dan
dentin atau gigi pada umumnya. Contohnya berupa pemberian
vitamin-vitamin terutama vitamin A, C, D dan pemberian mineral-
mineral Ca, P, F, Mg.
b. Tindakan pasca erupsi
Pada tindakan ini terdapat beberapa metode yang digunakan seperti:
1) Pengaturan diet
Hal ini merupakan faktor yang paling umum dan signifikan untuk penyakit karies.
Asam yang terus-menerus diproduksi oleh plak yang merupakan bentuk dari
karbohidrat dalam jumlah yang banyak akan menyebabkan buffer saliva, sehingga
proses remineralisasi tidak terjadi. Tindakan pertama yang dapat dilakukan untuk
mencegah terjadinya karies adalah membatasi makanan makanan yang

13
mengandung karbohidrat terutama sukrosa (Putri, Herijulianti dan Nurjannah,
2010).
2) Kontrol plak
Beberapa studi menunjukkan bahwa ada hubungan antara menyikat gigi
dengan perkembangan karies gigi, kontrol plak dengan menyikat gigi sangat
penting sebelum menyarankan hal-hal lain kepada pasien. Agar berhasil, hal-hal
yang harus diperhatikan adalah:
a) Pemilihan sikat gigi yang baik serta penggunaannya.
b) Cara menyikat gigi yang baik.
c) Frekuensi dan lamanya penyikatan.
d) Penggunaan pasta fluor.
e) Pemakaian bahan dis closing.
f) Penggunaan fluor.
Adapun usaha-usaha yang dilakukan antara lain adalah meningkatkan
kandungan fluor dalam diet, menggunakan fluor dalam air minum, pengaplikasian
secara langsung pada permukaan gigi (topikal aplikasi), atau ditambahkan pada
pasta gigi.

7. Perawatan karies gigi


Tindakan awal untuk perawatan karies gigi, lubang kecil pada gigi
sebaiknya segera ditambal. Gigi yang tidak segera ditambal proses bertambah
besarnya lubang pada gigi akan terus berlangsung. Lubang-lubang tidak dapat
menutup sendiri secara alamiah, tetapi perlu dilakukan penambalan oleh dokter
gigi (Afrilina dan Gracinia, 2007).

Gigi yang sakit atau berlubang tidak dapat disembuhkan dengan


pemberian obat-obatan. Gigi tersebut hanya dapat diobati dan dikembalikan ke
fungsi pengunyahan semula dengan melakukan pengeboran atau bagian gigi

14
yang pecah hanya dapat dikembalikan bentuknya dengan cara penambalan.
Proses dalam menambal gigi, selain jaringan gigi yang sakit, jaringan gigi yang
sehat juga harus diambil, karena bakteri-bakteri telah masuk ke bagian gigi
yang telah dalam, setelah itu baru dilakukan penambalan untuk mengembalikan
bentuk gigi seperti semula, sehingga dapat berfungsi dengan baik (Massler,
2007).

8. kategori karies gigi

menurut suwelo (1992) menentukan tinggi rendehnnya angka karies gigi


digunakan kategori seperti terlihat pada tabel 1 berikut:

No Kategori Rata-Rata
Karies

1. Sangat Rendah 0,0-1,1


2. Rendah 1,2-2,6
3. Sedang 2,7-4,4
4. Tinggi 4,5-6,6
5. Sangat Tinggi 6,6 lebih

Sumber : suwelo,I,S., karies gigi pada anak dengan berbagai faktor Etiolog, 1992.

15
B. Peran Orang Tua (Ibu) dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada
anak usia dini
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi pembentukan
pribadi anak, dalam hal ini peran ibu lebih penting dan sangat berpengaruh dalam
mendidik anak (gultom, 2009). Orang yang pertama kali dijumpai dalam kehidupan
anak adalah ibu. Kebiasan seorang ibu menjadi contoh bagi anak, selain itu
kedekatan fisik anntara ibu dan anak menunjukkan keakraban anak lebih kepada ibu
daripada ayah (Aisyah, 2010). Kaum ibu lebih berperan dalam mewujudkan dan
mengembangkan kesehatan secara umumdan khususnya dalam memelihara
kesehatann gigi dan mulut keluarga. Sebagian orang tua memang tampak mampu
memelihara kesehatan kesehatan gigi dan mulut keluarganya, akan tetapi ada juga
ibu yang gagal dalam memelihara kesehatan gigi dan mulutnya sendiri keluarganya
karena kurangnya pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut (budiharto, 1998).
Peran seorang ibu dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut anak-anaknya
adalah sebagai motivator,educato dan vasilitator. Motivator adalah orang yang
memberikan motivasi dan mendorong seorang untuk bertindak dan melakukan
sesuatu yang baik (herijulianti, 2002). Secara klinis, motivasi diperlukan untuk
mendapatkankekuatan pada pasien yang mendapatkan perawatan. Motivasi didasari
atas kebutuhan, tujuan dan prilaku (notoadmojo, 2005). Contoh peran ibu sebagai
motivator adalah membantu dan mengajari anak menyikat gigi secara bersama-sama
agar anak mengikuti dan meniru contoh dari ibuunya selain itu ibu juga harus
memperhatiikan anak menyikat gigi dengann benar dan ibu tidak boleh membiarkan
anaknya sendiri dengan pengasuhnya (mozharta, 2012).

16
Sebagai educator seorang ibu wajib memberikan dan membagikan
pengetahuan tentang kesehatan terutama kesehatan gigi dan mulut bagi keluarganya
dlam menanamkan prilakuhidup sehat, sehingga terjadi perubahan prilaku seperti
yang di harapkan dalam mencapai tingkat kesehatan yang optimal sebagai
fasilitator, seorang ibu dapat dijadikan panutan bagi anak-anaknya dalam
menyelesaikan permasalahan dalam bidang kesehatan yang dihadapi sehari-hari
(hasibuan, 2011). Faktor-faktor yang sangat berkaitan dengan prilaku kesehatan
adalah faktor dii dalam diri ibu terdiri atas umur ibu dan pendidikan formal ibu,
sedangkan faktor diluar ibu adalah jumlah ekonomi, keadaan social-ekonomi dan
fasilitas kesehatan gigi dan mulut (mozharta,2012).
Tingkat pengdidikan dan pekerjaan ibu juga mempengaruhi prilaku ibu
karena pendidikan yang tinggi biasanya menunjukkan prilaku dan kebiasan ibu yang
baik dan akan menjadi contoh yang baik bagi keluarga terutama anak-anak
(mozharta, 2012). Status ekonomi social juga berpengaruh pada kesehatann umum
maupun kesehata gigi dan mulut. Semakin rendah pendapatan keluarga, maka akan
berpengaruh buruk bagi kesehatan dan mengurangi tingkat pemeliharaan kesehatan
terutama kesehatan gigi dan mulut. Sedangkan jika status ekonomii keluarga tinggi,
maka pemeliharaan kesehatan terutama kesehatan gigidan mulut keluarga akan
meningkat terutama bagi anak-anak dan mencegah terjadinya lubang gigi
(budiharto, 1998).

C. Landasan Teori
Karies gigi (gigi berlubang) merupakan salah satu masalah kesehatan gigi
dan mulut pada anak pada sebagian besar penduduk Indonesia. Karies pada
anak-anak masih tidak diobati sehingga mengakibatkan sakit gigi, penyakit
pulpa, abses dan fistula sehingga kodisi ini dapat berdampak pada kondisi
umumu anak. Kondisi karies berkontribusi 15 kali lebih tinggi sebagian beban
penyakit disability adjusted life year (DALY) dibandigkan dengan penyakit

17
periodontal. Keterbatasan (disable) berarti rasa sakit dan tidak kenyamanan serta
kurangnya perawan diri, sering tidak masuk sekolah. (kemenkes.RI, 2012).
Anak usia 2-4 tahun biasanya memiliki kegemaran untuk makan-makanan
yang manis dan sering terselip dalam celah-celah sempit di permukaan gigi,
sedangkan orang tua kurang memperdulikn kebiasaan menyikat gigi, trutama saat
menjelang tidur malam. Bila seorang anak tidak terbiasa menggosok gigi, maka
dari kebiasan tersebut dapat meningkatkan potensi karies pada anak (rosseno,
2008).
Prilaku, sikap dan perhatian seorang ibu merupakan materi pembelajaran
bagi anak, baik disadari ataupun tidak disadari ibunya sendiri. Maka dari itu,
dapat disimpulkan bahwa ibu merupakan pendidikan pertama bagi anak.
Berkaitan dengan hal tersebut, angka karyawan wanita yang menkah di abad 21
semakin meningkat di setiap tahunnya, hal ini dapat dijadikan bukti bahwa
semakin banyak wanita yang sudah menikah bekerja diluar rumah maka semakin
sedikit waktu ibu dan anak bertemu di rumah. Tanpa ibu, kebutuhan gizi anak
dan kebersihan diri anak hanya akan diurus semampu baby-sitter anak, maka dari
itu prilaku ibu baik sikap dan perhatian yang di ajarkan maupun yang ditiru
langsung oleh anak tidak akan ada di masa-masa awal perkembangan motorik
anak (mani, et al. 2010).

18
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

A.Kerangka konsep

Kerangka konsep pada penelitian ini adalah :

Orang Tua
Karies gigi Anak

B.Hipotesis

19
 Ho = tidak adanya tingkat pengetahuan orang tua tentang pemeliharaan
kesehatan gigidan mulut terhadap status karies gigi anak usia dini di
dusun batu pedang
 Ha = adanya pengaruh tentang pengetahuan orang tua terhadap
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut usia dini di dusun batu pedang

BAB IV
METEDO PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat studi pustaka (library
research) yang menggunkan literatur-literatur sebagai objek yang utama (Hadi,
1995: 3). Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif, yaitu penelitian yang
menghasilkan informasi berupa catatan dan data deskriptif yang terdapat di dalam
teks yang diteliti (Mantra, 2008: 30).
Dengan penelitian kualitatif, perlu dilakukan analisis deskriptif. Metode analisis
deskriptif memberikan gambaran dan keterangan yang secara jelas, objektif,
sistematis, analitis dan kritis mengenai pengetahuan ibu tentang pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut anak balita.Pendekatan kualitatifyang didasarkan pada
langkah awal yang ditempuh dengan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan,
kemudian dilakukan klasifikasi dan deskripsi.
B. Populasi dan sempel

1.Populasi

20
Suatu populasi pada sekelompok subjek yang menjadi objek atau sasaran penelitian
ini dapat dalam bentuk manusia maupun buukan manusia. Populasi dari penelitian ini
sendiri dari anak usia 3-4 tahun yang berjumlah 60 orang dari data di dusun batu
pedang.
2. sempel penelitia
Sempel adalah objek yang diteliti dan di anggap mewakili seluruh populasi, jadi
sempel yang diteliti anak usia 3-4 tahun yang berjumlah 60 orang.

C. Waktu dan tempat penelitian


a.waktu penelitian-penelitian ini dilakukan pada bulan januari-februari tahun 2023
b. tempat penelitian-penelitian ini dilakukan di dusun batu pedang

D. Teknik pengambilan
langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah:
1.persiapan
a. melakukan perizinan di setiap orang tua di dusun batu pedang
b. melakukan pemeriksaan secara langsung di anak-anak di dusun batu pedang
c. menentukan waktu pelaksaan penelitian
d. pemberitahuan kepadaa responden
2. wawancara
3. pemeriksaan gigi anak secara massal di posyandu dusun batu pedang
E. Analisa data
Analisis adalah serangkaian upaya sederhana tentang bagaimana data penelitian
pada gilirannya dikembangkan dan diolah ke dalam kerangka kerja sederhana
(Zed, 2004: 70). Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis untuk
mendapatkan informasi, namun terlebih dahulu data tersebut diseleksi atas dasar
reliabilitasnya (Mantra, 2008: 123). Dalam penelitian ini menggunakan teknik

21
analisi data berupa analisis isi (content analysis). Analisis isi merupakan analis
ilmiah tentang isi pesan suatu data (Muhadjir, 1998)

DAFTAR PUSTAKA

Marzhinta,2012. Merawat gigi balita. USUFK:Medan.


Mozharta, 2012. Tips Membersihkan Mulut. PDGI,Jakarta.
Budiharto, 1998. pemeliharaan kesehatan gigi keluarga . Air Langga Universitas
Press: Surabaya
Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan prilaku kesehatan. Jakarta : pt rineka cipta.
Kemenkes RI. 2012. Pedoman paket dasar pelayanan kesehatan dan mulut di
puskesmas). Jakarta : kemenkes RI
Sondang, P dan Hamada, T. 2008. Menuju kesehatan gigi dan mulut
sehat:pencegahan dan pemeliharaan.
WHO. (2016). Prevention of dental caries through the use of fluoride – the WHO
Aproach. Jurnal community dental health, (33), 66-68 http://doi.org/10.1922/CDH.
Nindya cahyaningrum, A.2017. hubungan prilaku ibu terhadap kejadian karies gigi
pada balita putra sentosa. Depertemen epidemiologi fakultas kesehatan masyarakat

22
universitas airlangga,vol 5 no 143.
http://journals.unair.ac.id/JBE/article/viewfile/2826/3883

23

Anda mungkin juga menyukai