Anda di halaman 1dari 60

KARYA TULIS ILMIAH

KONDISI KARIES GIGI PADA ANAK USIA 7 - 12 TAHUN DI DUSUN


KEKERI TIMUR DESA KEKERI KECAMATAN GUNUNGSARI
TAHUN 2022

Oleh :
LALU RAHMAT FAHRIYAL
712501S19019

PRODI D-III KESEHATAN GIGI


JURUSAN KESEHATAN GIGI
AKADEMI KARYA ADI HUSADA MATARAM
MATARAM
TAHUN 2022
KARYA TULIS ILMIAH

KONDISI KARIES GIGI PADA ANAK USIA 7 – 12 TAHUN DI DUSUN


KEKERI DESA KEKERI KECAMATAN GUNUNGSARI TIMUR
TAHUN 2022

Diajukan Untuk Menyusun Proposal Penelitian


Program Studi Kesehatan Gigi Jenjang Diploma III
Akademi Kesehatan Gigi Karya Adi Husada Mataram

Oleh:
LALU RAHMAT FAHRIYAL
712501S19019

PRODI D-III KESEHATAN GIGI


JURUSAN KESEHATAN GIGI
AKADEMI KARYA ADI HUSADA MATARAM
MATARAM
TAHUN 2022

i
PERSETUJUAN PEMBIMBING

KARYA TULIS ILMIAH

“KONDISI KARIES GIGI PADA ANAK USIA 7-12 TAHUN


DI SUSUN KEKERI TIMUR DESA KEKERI KECAMATAN
GUNUNG SARI TAHUN 2022”

Disusun oleh :
LALU RAHMAT FAHRIYAL
712501S19019

Menyetujui,

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Drs. Irianto, MM Muh. Muliyadi, SKM.


NIP. 0013015807

ii
HALAMAN PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH

“KONDISI KARIES GIGI PADA ANAK USIA 7-12 TAHUN


DI SUSUN KEKERI TIMUR DESA KEKERI KECAMATAN
GUNUNG SARI TAHUN 2022”

Disusun oleh:
LALU RAHMAT FAHRIYAL
712501S19019

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Diterima Sebagai Salah Satu
Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Ahli Madya Kesehatan
Pada Program Studi Kesehatan Gigi Jenjang Diploma III di Akademi Kesehatan
Gigi Karya Adi Husada Mataram

Pada tanggal: 28 April 2022

Dewan Penguji:
Ketua,

Drs. Irianto, MM. (……………………………………)


NIP. 0013015807
Anggota,

Muh. Muliyadi, SKM. (……………...……………………)

Anggota,

Dr. Bq. Mutmainnah, S.Si.. M.Si. (…………………………….……)


NIDN. 0820108701

Mengesahkan,
Direktur

H. M. Supnawadi, SKM., M.Mkes.


NIDN.0823118001

iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya penulis sendiri dan semua sumber

yang dikutip maupun dirujuk telah penulis nyatakan dengan benar.

NAMA : LALU RAHMAT FAHRIYAL

NIM : 712501S19019

TANDA TANGAN :

TANGGAL : 28 April 2022

iv
KEASLIAN PENELITIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : LALU RAHMAT FAHRIYAL
NIM : 712501S19019
Program Studi : DIII Kesehatan Gigi
Judul KTI : Kondisi Karies Pada Anak Usia 7-12 Tahun Di Susun
Kekeri Timur Desa Kekeri Kecamatan Gunung Sari
Tahun 2022

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini
benar-benar merupakan hasil saya sendiri, bukan merupakan pengambilan data,
tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran
saya sendiri. Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis
Ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atau perbuatan
tersebut.

Mataram, 28 April 2022


Yang Membuat Pernyataan,

LALU RAHMAT FAHRIYAL


NIM : 712501S19019

v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUANPUBLIKASI KARYA TULIS
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas Akademika Akademi Kesehatan Gigi Karya Adi Husada


Mataram, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : LALU RAHMAT FAHRIYAL


NIM : 712501S19019
Program Studi : D-III
Jurusan : KESEHATAN GIGI

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk Memberikan kepada


Akademi Kesehatan Gigi Karya Adi Husada Mataram Hak Bebas Royalti
Noneksklusif (Non-exclusive Royalty- Free Right) atas Karya Tulis Ilmiah saya
yang berjudul :

KONDISI KARIES PADA ANAK USIA 7-12 TAHUN DI DUSUN KEKERI


TIMUR DESA KEKERI KECAMATAN GUNUNG SARI TAHUN 2022

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Akademi Kesehatan Gigi Karya Adi Husada Mataram berhak
menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Mataram
Pada tanggal : 28 April 2022

Yang menyatakan

(LALU RAHMAT FAHRIYAL)


NIM : 712501S19019

vi
KATA PENGANTAR

Allhamdulillahirobbil’aalamin. Syukur penulis panjatkan kkehadirat Illahi


Robbi, atas segala petunjuk dan pertolongan-Nya sehingga telah terselesaikannya
Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul “ Kondisi Karies Pada Anak Usia 7-12
Tahun Di Dusun Kekeri Timur Desa Kekeri Kecamatan Gunung Sari” tepat
pada waktunya. Penulisan Karya Tulis Imiah(KTI) ini adalah dalam rangka
memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Ahli Madya Kesehatan pada
Program Studi Keperawatan Gigi Akademi Kesehatan Gigi Karya Adi Husada
Mataram. Di sisi lain, penelitian ini dilaksanakan mengingat pentingnya
mencegah terjadinya karies pada anak usia 7-12 tahun untuk tetap menjaga dan
merawat kesehatan gigi dan mulut. Penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan
terimakasih, jazakumullahulkhoironkatsiron kami sampaikan kepada:

1. H. M. Supnawadi, SKM, M.MKes selaku Direktur Akademi Kesehatan


Gigi Karya Adi Husada Mataram.
2. Drs. Irianto selaku pembimbing pertama.
3. Muh. Mulyadi ,SKM.
4. Orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan bantuan
dukungan material dan moral.

Besar harapan penulis, Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini memberikan manfaat
seluas-luasnya kepada seluruh pihak. Tiada gading yang tak retak, penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini masih terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, saran kritik yang membangun kami harapkan demi kemajuan bersama.

Mataram, 28 April 2022

Penulis

vii
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................................iv
KEASLIAN PENELITIAN TULISAN .............................................................................. v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUANPUBLIKASI ...........................................vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ...............................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................... xii
ABSTRAK ........................................................................................................................ xiii
ABSTRACT ...................................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................... 10
2.1 Telaah Pustaka ....................................................................................................... 10
2.1.1 Karies Gigi .......................................................................................................... 10
2.2 Landasan Teori....................................................................................................... 24
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ............................................ 27
3.1 Kerangka Konseptual ............................................................................................. 27
BAB IV METODE PENELITIAN ................................................................................... 28
4.1 Jenis Penelitian....................................................................................................... 28
4.2 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................................. 28
4.3 Definisi Operasional .............................................................................................. 30
4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................................. 30
4.5 Metode Pengumpulan Data .................................................................................... 30
4.6 Instrumen dan Bahan Penelitian ............................................................................ 30
4.7 Analisa Data ........................................................................................................... 30
4.8 Prosedur Penelitian ................................................................................................ 31
4.9 Etika Penelitia ........................................................................................................ 31
BAB V .............................................................................................................................. 33
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................................ 33
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................................................... 33
5.2 Hasil Pengumpulan Data dan Interprestasi Data ........................................................ 34
5.3 Pembahasan............................................................................................................ 36
BAB VI ............................................................................................................................. 37
KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................................... 37
6.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 37
6.2 Saran ...................................................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 38

viii
ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual………………………………………………………27

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Kategori DMF-T dan def-t Menurut WHO………………...…..25


Tabel 4.1 Definisi Operasional………………………………………………..…31
Tabel 5.1 Daftar Nama Responden…….………………………………………...35

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian


Lampiran 2. Surat Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 4. Lembar Konsultasi
Lampiran 5. Dokumentasi
Lampiran 6. Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 7. Data Pemeriksaan
Lampiran 8. Formulir Judul Penelitian

xii
ABSTRAK
KONDISI KARIES GIGI PADA ANAK USIA 7-12 TAHUN DI DUSUN
KEKERI TIMUR DESA KEKERI KECAMATAN GUNUNG SARI
TAHUN 2022
Lalu Rahmat Fahriyal
712501S19019
Karies adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu proses demineralisasi
yang progresif pada jaringan keras permukaan gigi. Karies adalah kerusakan pada
jaringan gigi yang dimulai dari email gigi hingga menjalar ke dentin (tulang gigi).
Karies gigi disebabkan oleh plak yang menyumbat sehingga menyebabkan gigi
berlubang diantaranya karena sisa makanan manis dan lengket, kuman yang
berasal dari plak tersebut menyebabkan suasana asam pada mulut sehingga email
larut dalam asam yang mengakibatkan gigi berlubang. Untuk mengetahui kondisi
karies gigi pada anak 7 – 12 tahun dalam perawatan gigi di Dusun Kekeri Timur
Desa Kekeri Kecamatan Gunung Sari tahun 2022. Metode penelitian ini adalah
deskriptif yaitu untuk memberikan kondisi terhadap kondisi karies pada anak usia
7-12 tahun di Dusun Kekeri Timur Desa Kekeri Kecamatan Gunung Sari tahun
2022. Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan peneliti pada anak usia 7-
12 tahun di Dusun Kekeri Timur Desa Kekeri Kecamatan Gunung Sari diperoleh
tingkat kondisi karies anak usia 7-12 tahun adalah menunjukan bahwa jumlah def-
t pada anak usia 7 tahun sebanyak 22 (0,73%) dengan kategori sangat rendah,
jumlah DMF-T pada anak usia 8 tahun sebanyak 33 (1,1%) dengan kategori
sangat rendah, jumlah def-t pada anak usia 9 tahun sebanyak 24 (0,8%) dengan
kategori sangat rendah, anak usia 10 tahun memiliki DMF-T sebanyak 1 dan def-t
sebanyak 11 total 12 (0,4%) dengan kategori sangat rendah, dan anak usia 11
tahun memiliki DMF-T sebanyak 6 dan def-t sebanyak 3 total 9 (0,3%) dengan
kategori sangat rendah. Kondisi karies pada gigi anak usia 7-12 tahun di Dusun
Kekeri Timur Desan Kekeri Kecamatan Gunung sari beada pada kategori sangat
rendah.
Kata kunci : Karies, Indeks deft, Indeks DMFT.

xiii
ABSTRACT
THE CONDITION OF DENTAL CARIES IN CHILDREN AGED 7-12
YEARS AT THE EAST KEKERI hamlet, KEKERI VILLAGE,
GUNUNG SARI DISTRICT YEAR 2022
Lalu Rahmat Fahriyal
712501S19019
Background: Caries is an infectious disease and is a progressive
demineralization process in the hard tissues of the tooth surface. Caries is damage
to tooth tissue that starts from the tooth enamel and spreads to the dentin
(toothbone). Dental caries is caused by plaque that clogs up causing cavities
including sweet and sticky food residue, germs from the plaque cause an acidic
atmosphere in the mouth so that the enamel dissolves in acid which causes
cavities. Objective: To determine the condition of dental caries in children 7-12
years of age in dental care in Kekeri Timur Hamlet, Kekeri Village, Gunung Sari
District in 2022. Methods: This research method is descriptive, namely to provide
an overview of the caries condition in children aged 7-12 years in East Kekeri
Hamlet, Kekeri Village, Gunung Sari District in 2022. Research results: Based on
research that has been conducted by researchers on children aged 7-12 years in
East Kekeri Hamlet, Kekeri Village, Gunung Sari District, the caries condition
level of children aged 7-12 years is moderate. So the researchers concluded that
the dental and oral hygiene of the children in Kekeri Hamlet was not optimal. This
is because the way of brushing teeth and the frequency of brushing their teeth is
not right, consuming too often sweet foods and drinks and choosing the right type
of toothbrush. Conclusion: The caries status for 30 respondents from children
aged 7-12 years in Kekeri Timur Hamlet, Kekeri Village, Gunung Sari District is
in the moderate category based on WHO criteria, which is very low: 0.0 - 1.1
Low: 1.2 - 2 ,6 moderate : 2.7 – 4.4 high : 4.5 – 6.5 very high : > 6.6, with an
average def-t index of 3.3 with being in the moderate category in Dusun Kekeri
Timur Kekeri Village, Gunung Sari District.

Keywords : Caries, Index deft, Index DMFT

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan

gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau

perawatan termasuk kehamilan dan persalinan (Dinkes Bogor, 2017)

Menggosok gigi menjadi kebiasaan yang banyak dilakukan oleh

masyarakat Indonesia setiap hari.Umumnya kebiasaan menggosok gigi

dilakukan oleh masyarakat setiap hari pada waktu mandi pagi dan atau sore.

Kebiasaan menggosok gigi di waktu tersebut dilakukan oleh hampir seluruh

masyarakat Indonesia dengan presentase sebanyak 90,7%. Hal tersebut

menjadi fenomena tersendiri bagi Indonesia, karena menggosok gigi yang

benar seharusnya dilakukan setiap hari pada waktu pagi hari sesudah sarapan

dan malam sebelum tidur. Menggosok gigi di waktu tersebut akan

mendapatkan hasil yang optimal. Apabila kegiatan menggosok gigi dilakukan

pada waktu yang salah maka akan muncul penyakit baru pada gigi, salah

satunya adalah karies gigi (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor Hk.02.02/Menkes/151/2016.)

1
2

Kegiatan menggosok gigi pada waktu yang salah juga menjadi salah

satu faktor umum yang menyebabkan angka karies gigi meningkat.Karies gigi

itu sendiri merupakan penyakit yang merusak struktur gigi sehingga

mengakibatkan gigi berlubang ( Edd,dkk, 2015).

Berdasarkan The Global Burden of Disease Study 2016 masalah

kesehatan gigi dan mulut khususnya karies gigi merupakan penyakit yang

dialami hampir dari setengah populasi penduduk dunia (3,58 milyar jiwa).

Penyakit pada gusi (periodontal) menjadi urutan ke 11 penyakit yang paling

banyak terjadi di dunia.Sementara di Asia Pasik, kanker mulut menjadi urutan

ke 3 jenis kanker yang paling banyak diderita.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menyatakan

bahwa proporsi terbesar masalah gigi di Indonesia adalah gigi

rusak/berlubang/sakit (45,3%). Sedangkan masalah kesehatan mulut yang

mayoritas dialami penduduk Indonesia adalah gusi bengkak dan/atau keluar

bisul (abses) sebesar 14% (Riskesdas 2018).

Karies gigi bila dibiarkan tanpa diberikan perawatan dalam kurun

waktu tertentu akan menjadi parah. Keparah yang akan terjadi berupa keadaan

kurang gizi, karena adanya gangguan fungsi kunyah sehingga dapat

menyebabkan terganggunya penyerapan dan pencernaan makanan, pada

akhirnya dapat mengganggu kondisi gizi anak (Kusumawati, 2010). Selain itu

apabila karies gigi sudah menjadi parah maka akan menimbulkan keluhan

yang dapat berdampak pada produktifitas kegiatan sehari-hari. Tidak dapat

pergi ke sekolah, konsentrasi belajar di kelas menurun, serta sulit untuk tidur
3

karena menahan rasa sakit pada gigi. Adapun dampak lain karies gigi yang

paling dirasakan antara lain makanan menyangkut, menghindari makanan

tertentu, nafas bau, rasa ngilu pada gigi, sulit dan tidak nyaman ketika

menguyah makanan, serta rasa sakit gigi yang terus-menerus sepanjang hari

atau bias muncul dan hilang secara berulangulang tanpa menentu (Ratna,

2019).

Anak lebih banyak mengkonsumsi makanan dan minuman yang

menyebabkan karies gigi dibandingkan dengan orang dewasa, karena anak-

anak lebih menyukai makanan dan minuman manis, tetapi apabila terlalu

banyak mengkonsumsi manis dan jarang membersihkannya maka akan

menyebabkan muncul karies pada gigigigi anak tersebut (Sumini, 2014).

Anak-anak umumnya masih mempunyai kebiasaan diri yang kurang

menunjang terhadap kesehatan gigi. Kebiasaan diri tersebut antara lain malas

untuk menyikat gigi, menyukai makanan manis dan sering kali lupa diri untuk

3 berhenti mengkonsumsi makanan tersebut, tidur setelah makan tanpa

melakukan gosok gigi, serta waktu menyikat gigi yang tidak tepat (Fitria,

2016).

Karies gigi masih menjadi salah satu penyakit yang sering terjadi pada

masyarakat, terutama anak-anak (Elamin et al, 2018). Karies merupakan suatu

infeksi yang dihasilkan karena proses metabolisme bakteri yang menghasilkan

asam pada permukaan gigi, sehingga dalam kurun waktu tertentu asam

tersebut akan merusak lapisan email gigi dan menyebabkan gigi menjadi

berlubang (Garg, 2011).


4

Tingginya angka karies pada balita dikarenakan gigi sulung yang lebih

mudah terserang karies dibanding gigi tetap, karena pembentukan email pada

gigi sulung lebih singkat dibanding gigi tetap. Struktur email gigi sulung yang

lebih tipis mengakibatkan asam akan lebih cepat dalam mendemineralisasikan

permukaan gigi sulung (Meyer dan Enax, 2018). Gigi sulung memiliki bentuk

anatomis yang lebih tidak beraturan dibandingkan gigi tetap seperti pit dan

fissure yang dalam pada oklusal gigi posterior, sehingga makanan mudah

menumpuk di daerah tersebut dan rentan terkena karies (Garg, 2013).

Beberapa faktor yang berperan dalam perkembangan karies

diantaranya faktor lingkungan rongga mulut, faktor individual, faktor

komunitas, dan faktor keluarga.Yang termasuk faktor lingkungan rongga

mulut yaitu host, gula, dan bakterial biofilm atau dental plak.Faktor individual

yaitu seperti kondisi fisik dan demografik, kunjungan ke dokter gigi,

kebiasaan dan perilaku sehat, adanya bawaan genetik serta pengaruh tumbuh

kembang seseorang.Faktor komunitas mencakup ras/etnik, budaya,

lingkungan, dan keselamatan fisik, serta sarana pelayanan kedokteran gigi di

sekitar lingkungan.Faktor keluarga yaitu terdiri dari perilaku sehat keluarga,

status kesehatan orang tua, dan status sosial ekonomi (The Oral Health Atlas

edisi II, 2015).

Studi pendahuluan yang sudah dilakukan, hasil pemeriksaan

terhadap 20 anak yang ada di Dusun Kekeri Timur sebanyak 67% anak

mengalami kejadian karies. Dilihat dari latar belakang anak yang memiliki

kebiasaan menggosok gigi dengan cara yang salah dapat menyebabkan


5

kejadian karies pada anak. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui

“Kondisi Karies Gigi pada Anak Usia 7 – 12 Tahun di Dusun Kekeri

Timur Desa Kekeri Kecamatan Gunung Sari Tahun 2022”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dari

penelitian ini adalah “Bagaimana Kondisi Karies Gigi pada Anak Usia 7 – 12

Tahun di Dusun Kekeri Timur Desa Kekeri Kecamatan Gunung Sari Tahun

2022?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui kondisi karies gigi pada anak usia 7 – 12 tahun

dalam perawatan gigi di Dusun Kekeri Timur Desa Kekeri Kecamatan

Gunungsari.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui kondisi karies gigi pada anak usia 7 – 12 tahun di Dusun

Kekeri Desa Kekeri Timur Kecamatan Gunungsari.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Sebagai informasi dalam pengembangan keperawatan gigi khususnya

dalam bilang kesehatan gigi mengenai kondisi karies gigi pada anak umur

7 – 12 tahun dalam perawatan gigi dalam mencegah terjadinya karies.


6

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti

1) Dari penelitian ini diharapkan peneliti dapat mengetahui kondisi karies

gigi pada anak usia 7-12 tahun dalam perawatan gigi di Dusun Kekeri

Timur.

2) Penelitian tentang analisis kondisi karies gigi pada anak usia 7-12

tahun dalam perawatan gigi di Dusun Kekeri Timur diharapkan dapat

menjadi referensi untuk smengembangkan penelitian lainnya tentang

kejadian karies gigi berdasarkan klasifikasinya.

b. Bagi instansi kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi

petugas kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan (orang tua dan anak)

mengenai pentingnya kesehatan gigi dan mulut anak dan melakukan

pemeriksaan secara rutin pada setiap Dusun.

c. Bagi orang tua

Dari penelitian ini diharapkan akan diketahui orang tua terutama

kondisi karies gigi pada anak usia 7-12 tahun dalam perawatan gigi di

dusun Kekeri Timur sehingga orang tua dapat mengetahui dan

mengevaluasi diri dengan orang tua lainnya baik dengan anaknya yang

mengalami karies ataupun tidak karies.


7

d. Manfaat Bagi Anak Usia 7-12 Tahun

Dari penelitian diharapkan supaya anak yang usia 7-12 tahun dapat

menjaga dan merawat kebersihan gigi agar terhindar dari penyakit gigi

lainnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Telaah Pustaka

2.1.1 Karies Gigi

a. Definisi Karies Gigi

Karies adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu proses

demineralisasi yang progresif pada jaringan keras permukaan gigi

(Tugiono dkk, 2021) .Karies adalah kerusakan pada jaringan gigi yang

dimulai dari email gigi hingga menjalar ke dentin (tulang gigi) (Edwina,

dkk 2013).

Karies gigi disebabkan oleh plak yang menyumbat sehingga

menyebabkan gigi berlubang diantaranya karena sisa makanan manis dan

lengket, kuman yang berasal dari plak tersebut menyebabkan suasana

asam pada mulut sehingga email larut dalam asam yang mengakibatkan

gigi berlubang. Makanan yang menyebabkan antara lain, makanan manis

seperti coklat, permen dan ice cream; makanan yang lengket seperti dodol

dan selai; makanan yang tidak merusak gigi antara lain: buah-buahan,

sayur-sayuran dan kacang-kacangan (Fitriani, 2014).

Tanda awal karies gigi adalah daerah permukaan gigi yang nampak

berkapur berwarna coklat dan membentuk lubang. Jika keadaan sebelum

daerah permukaan gigi menjadi coklat dan membentuk lubang keadaan

bias kembali ke asal (Reversibel), namun ketika daerah permukaan gigi

sudah menjadi coklat dan membentuk lubang maka struktur gigi sudah

rusak dan tidak dapat di regenerasi (Fitriani, 2014).

10
11

b. Klasifikasi Karies Gigi

Terjadinya karies berdasarkan pola klinis terbagi menjadi 3 golongan,

yaitu.

1) Karies fit dan fissure terbentuk dipermukaan oklusal molar dan

premolar, permukaan bukal lingual molar dan permukaan lingual

insisivus maksila. Pit fissure yang berdiding tinggi dan terjal serta

berdasar sempit paling rentan terhadap karies. Pit dan fissure kadang

dianggap kelainan perkembangan, terutama karena email tempat yang

dalam sangat tipis, bahkan terkadang tidak ada sehingga dentin

terpapar. Pit dan fissure pada proses awal karies tampak coklat dan

hiam, terasa agak lembut. Email yang berbatasang dengan pit dan

fissure seperti opak putih kebiruan karena proses yang terjadi di

bawahnya. Proses ini terjadi melalui penyebaran lateral karies pada

batasan dentin dan email, sehingga terbentuk lubang besar di bawah

email.

2) Karies permukaan halus timbul pada permukaan proksimal gigi dan

sepertiga permukaan bukal dan lingual. Karies ini timbul tepat

dibawah titik kontak dan awal dari perbentukan plak kemudian tampak

opaksitas putih samar pada email tanpa diskuntinitas permukaan email.

Tempat putih kapur ini kemudian menjadi agak besar karena

dekalsifikasi superfisial. Dengan penetrasi karies ke email, email di

sekitar lesi menjadi putih kebiruan. Karies yang cepat menyebar pada
12

umumnya mempunyai tempat penetrasi kecil, sedangkan yang lambat

biasanya membentuk lubang terbuka yang dangkal.

3) Karies servikal terdapat pada permukaan bukal, lingual atau labial.

Lesi karies servikal berbentuk bulan sabit, bermula sebagai daerah

putih agak 12 kasar yang kemudian berlubang. Karies ini hamper

berupa lubang terbuka dan tidak menunukkan titik penetrasi sempit

seperti pada karies pist dan fissure. Karies ini tidak memiliki predileksi

pada gigi tertentu, penting pada proses perkembangan karies di email

adalah perembesan asam ke dalam substansinya. Secara klinis tahapan

tersebut terbagi menjadi beberapa fase, yaitu lesi dini, remineralisasi

dan kavitasi.

4) Lesi karies email lincar terbentuk kerucut dengan puncak dipermukaan

luar pada daerah pist dan fissure. Perubahan awal disebabkan karena

difusi asam ke dalam jaringan. Sekaligus email telah dipenetrasi oleh

bakteri, maka dentin akan terbuka bagi serangan secara langsung.(

Khasanah. 2017)

c. Penyebab Karies Gigi

Munculnya karies gigi disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya :

1) Bakteri

a) Lactobacillus

Dipengaruhi oleh kebiasaan makan sehari-hari. Tempat

yang paling disukai adalah lesi dentin yang dalam. Jumlahnya


13

banyak ditemukan pada plak dan dentin berkaries, hanya saja

lactobacillus sebagai faktor pembantu proses karies.

b) Streptococcus

Bakteri kokum gram positif adalah penyebab utama karies

dengan jumlah terbanyak di dalam mulut. Salah satu spesiesnya

adalah streptococcus mutans, jenis ini lebih asidurik dibandingkan

yang lain dan menurut pH medium sehingga 4,3. Streptococcus

mutans terdapat pada popolasi yang banyak mengkonsumsi

sukrosa.

c) Aktinomises

Semua spesies aktinomises menfermentasisa glokosa,

terutama membentuk asam laktat, asetat, suksinat, dan asam

format.Actinomyce viscosus dan A.Naeslundi mampu membentuk

karies akar, fissure, dan merusak periodontonium.

2) Kerentangan permukaan gigi (Host)

a Morfologi gigi

Gigi yang sudah terjadi plak sangat mukin terjadi karies.

Daerah itu antara lain:

a) Pit dan fissure permukaan oklusal molar dan premolar, pist

bukan moral dan pist palatal invisivus.

b) Permukaan halus daerah aproksimal sedikit dibawah titik

kontak.

c) Tepi leher gigi sedikit diatas tepi gingival.


14

d) Permukaan akar yang terbuka pada pasien resesi gingival

karena penyakit periodontium.

e) Tepi tumpahan/ tambalan, terutama yang kurang.

f) permukaan gigi dekat gigi tiruan atau jembatan. Gambaran

morfologi yang sering dianggap penyebab karies adalah fissure

oklusal yang sempit dan dalam, lekukan pipi atau lidah. Fissure

tersebut cenderung menjadi perangkap untuk makanan dan

bakteri, terutama pada dasar fissure.

3) Lingkungan gigi

Secara normal gigi selalu dibasahi oleh saliva. Isi dan jumlah

saliva, derajat keasaman, kekentalan dan kemampuan buffer

berpengaruh pada karies. Saliva mempengaruhi Ph dan komposisi

mikroorganisme dalam plak. Jika terjadi perubahan jumlah dan

susunan saliva (pada pasien radiasi, aplasia kelenjar saliva dan

xerostomia) maka kemungkinan terjadinya karies meningkat.

Kekentalan pada saliva diduga berpengaruh pada terjadinya karies,

karena bila saliva banyak dan encer karies lebih relative arang terjadi.

4) Posisi gigi

Posisi keluar, rotasi atau situasi tidak normal lainnya

menyebabkan kesulitan untuk pembersihan dan cenderung

membuat makan dan debris terakumulasi.


15

2.1.2 Pencegahan Karies Gigi

Pencegahan karies gigi bertujuan untuk memperbaiki kualitas

hidup yang lebih baik dengan memperpanjang masa dan juga fungsi gigi

didalam mulut untuk bisa lebih maksimal. Menurut Sariningsih (2012)

usaha pencegahan karies gigi umumnya dapat digolongkan dalam 3

tingkatan, yaitu:

a. Pencegahan primer, yaitu tindakan-tindakan yang dilakukan agar

kecelakaan tidak terjadi. Suatu bentuk prosedur pencegahan yang

dilakukan sebelum gejala klinik dari suatu penyakit timbul dengan kata

lain pencegahan sebelum terjadinya penyakit. Tindakan pencegahan

primer ini meluputi :

1) Modifikasi kebiasaan anak bertujuan untuk merubah kabiasaan

anak yang salah mengenai kesehatan gigi dan mulutnya sehingga

dapat mendukung prosedur pemeliharaan dan pencegahan karies.

Pendidikan kesehatan gigi mengenai kebersihan mulut, diet

dan konsumsi gula dan kunjungan berkala ke dokter gigi lebih

ditekankan pada anak yang beresiko karies tinggi.

Kebersihan Mulut dengan penyikatan gigi, flossing dan

professional propilaksis disadari sebagai komponen dasar dalam

menjaga kebersihan mulut. Keterampilan penyikatan gigi harus

diajarkan dan ditekankan pada anak di segala umur

Diet dan konsumsi gula merupakan tindakan pencegahan

pada karies tinggi lebih menekankan pada pengurangan konsumsi


16

dan pengendalian frekuensi asupan gula yang tinggi. Hal ini dapat

dilaksanakan dengan cara nasehat diet dan bahan pengganti gula.

Cara untuk mengatasi diet sehat pada anak yaitu (Gultom, 2009).

a) Tidak membiasakan memberikan makanan atau minuman yang

mengandung gula sebagai hadiah kepada anak.

b) Cemilan manis dapat diganti dengan memberikan cemilan

berupa buahbuahan atau sayuran.

c) Sehabis makan makanan manis anak dibiasakan berkumur

dengan air putih.

d) Tidak memberikan makanan atau minuman manis diluar jam

makan, biasakan untuk memberi air putih matang terutama saat

anak hendak tidur. Pemeriksaan rutin 3-6 bulan sekali sangat

berguna terutama dalam memonitor pertumbuhan dan

perkembangan gigi anak serta mendeteksi dengan didi kelainan

gigi pada anak.

2) Perlindungan terhadap Gigi

Perlindungan terhadap gigi dapat dilakukan dengan cara

penggunaan flour dan khlorheksidin. Fluor telah digunakan secara

luas untuk mencegah karies. Penggunaan flour dapat dilakukan

dengan fluoridasi air minu, pasta gigi dan obat kumur mengandung

fluor, pemberian tablet fluor, topical varnish.

Klorheksidin merupakan anti mikroba yang digunakan

sebagai obat kumur, pasta gigi, permen karet, varnish dan dalam
17

bentuk gel. Silen harus ditempatkan secara selektif pada pasien

yang beresiko karies tinggi. Prioritas tertinggi diberikan pada

molar pertama permanen diantara usia 6-8 tahun, molar kedua

permanen di antara usia 11-12 tahun, prioritas juga dapat diberikan

pada gigi premolar permanen dan molar susu.

b. Pencegahan sekunder, yaitu tindakan-tindakan yang dilakukan untuk

mencegah atau mengurangi terjadinya kesakitan bila kecelakaan

tersebut sudah tak dapat dihindarkan lagi. Melakukan pencegahan

dengan :

1) Penambalan gigi, kerusakan gigi biasanya dihentikan dengan

membuang bagian gigi yang rusak dan diganti dengan tambalan

gigi. Jenis tambalan gigi yang biasa digunakan tergantung pada

lokasi dan fungsi gigi. Geraham dengan tugas mengunyah

memerlukan bahan yang lebih kuat dibandingkan dengan gigi

depan. Perak amalgam digunakan pada gigi belakang. Tambalan

pada gigi depan dibuat tidak terlihat, silikat sejenis semen porselen

yang mirip dengan email. Resin komposit adalah bahan yang

sering digunakan pada gigi depan dan belakang bila lubangnya

kecil dan merupakan bahan yang warnanya sama dengan warna

gigi. Jika saraf gigi telah rusak dan tidak dapat diperbaiki maka

gigi perlu dicabut.

2) Dental sealant, perawatan untuk mencegah gigi berlubang dengan

menutupi permukaan gigi dengan suatu bahan. Dental sealant


18

dilakukan pada permukaan kunyah gigi premolar dan molar. Gigi

dicuci dan dikeringkan kemudian memberi pelapis pada gigi.

3) Pencegahan tersier, yaitu tindakan-tindakan yang dilakukan untuk

mengurangi efek jangka panjang yang merugikan dari kecelakaan

yang sudah terjadi. Pencegahan tersier dilakukan dengan cara

perawatan pulpa (akar gigi) atau melakukan pencabutan gigi

(Ramayanti, 2013).

2.1.3 Perawatan Karies Gigi

Penurunan kesehatan anak akan mengakibatkan penurunan system

imunitas yang dapat meningkatkan system perusakan oleh bakteri dan

dapat meningkatkan resiko terjadinya karies anak. Tanda awal

berkembangnya resiko karies meliputi bertambahnya plak pada gigi

dengan jumlah yang sangat tinggi (Edwina, 2013).

Tindakan awal untuk perawatan karies gigi sebaiknya melakukan

penambalan lubang kecil pada gigi. Gigi yang tidak segera ditambal proses

bertambah besarnya lubang pada gigi akan terus berlangsung. Lubang-

lubang tidak dapat menutup sendiri secara alamiah, tetapi perlu dilakukan

penambalan oleh dokter gigi (Afrilina & Gracinia, 2017).

Selain tindakan awal harus diterapkan juga cara pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut serta rasa tanggung jawab akan kebersihan

dirinya sendiri. Beberapa teknik yang harus diperhatikan dalam

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah adalah.
19

a. Penyikatan gigi dan pemakaian pasta gigi sudah sepenuhnya dilakukan

oleh anak. Waktu menyikat gigi sebaiknya dilakukan teratur minimal 2

kali sehari yaitu pagi hari setelah sarapan dan sebelum tidur malam.

Pemberian disclosing solution dapat dilakukan agar anak dapat melihat

bagian-bagian yang kotor pada gigi. Adapun teknik penyikatan gigi

yang dapat diterapkan pada anak usia sekolah ini adalah teknik roll.

Bantuan orang tua dibutuhkan apabila anak mendapatkan kesulitan

saat melakukan penyikatan pada posisi gigi yang sulit, missal bagian

bukal rahang atas dan rahang bawah. Pada keadaan ini hendaknya

orang tua tetap memandu anak. Setelah selesai menyikat gigi

hendaknya orang tua melakukan pemeriksaan kembali apakah sudah

bersih.

b. Pemakaian flossing pada gigi-gigi dengan kontak yang sangat rapat.

Orang tua perlu mengajarkan cara penggunaan flossing, agar tidak

terjadi luka/ trauma pada gusi.

c. Pemberian sediaan flour melalui aplikasi flour dan obat kumur sudah

dapat dilakukan bagi anak-anak yang telah memiliki kemampuan

menelan yang baik. Sediaan flour sangat dianjurkan bagi anak-anak

dengan maloklusi, dimana kelompok tersebut memiliki resiko karies

tinggi.

d. Memperkenalkan pemberian kemoterapeutik. Sediaan yang dapat

diberikan adalah chlorhexidine. Diberikan bagi anak-anak dengan

resiko karies dan penyakit periodontal tinggi. Anak-anak yang


20

termasuk di dalam kelompok ini adalah penderita penyakit sistemik

dan dengan maloklusi (mikroorganisme penyebab karies gigi) yang

berat.

e. Prosedur atau langkah-langkah menggosok gigi yang salah pada

dasarnya mempengaruhi kebersihan gigi seseorang, terutama pada

anak usia sekolah. Harus diterapkan secara benar prosedur menggosok

gigi, langkah-langkahnya sebagai berikut :

1) Sikat gigi dan gusi dengan posisi kepala sikat membentuk sudut 45

derajat di daerah perbatasan antara gigi dengan gusi.

2) Gerakan sikat dengan lembut dan memutar. Sikat bagian luar

permukaan setiap gigi atas dan bawah dengan posisi bulu sikat 45

derajat berlawanan dengan garis gusi agar sisa makanan yang

mungkin masih menyelip dapat dibersihkan.

3) Gunakan gerakan yang sama untuk menyikat bagian dalam

permukaan gigi.

4) Gosok semua bagian permukaan gigi yang digunakan untuk

mengunyah. Gunakan hanya ujung bulu sikat gigi untuk

membersihkan gigi dengan tekanan ringan sehingga bulu sikat

tidak membengkok. Biarkan bulu sikat membersihkan celah-celah

gigi. Rubah posisi sikat gigi sesering mungkin.

5) Untuk membersihkan gigi depan bagian dalam, gosok gigi dengan

posisi tegak dan gerakkan perlahan ke atas dan bawah melewati

garis gusi.
21

6) Sikat lidah untuk menyingkirkan bakteri dan agar napas lebih

segar.

7) Pilihlah sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut karena yang keras

dapat membuat gusi terluka dan menimbulkan abrasi pada gigi,

yaitu penipisan struktur gigi terutama di sekitar garis gusi. Abrasi

dapat membuat bakteri dan asam menghabiskan gigi karena lapisan

keras pelindung enamel gigi telah terkikis.

8) Ganti sikat gigi jika bulu sikat sudah rusak dan simpan di tempat

yang kering sehingga dapat mongering setelah dipakai.

9) Jangan pernah meminjamkan sikat gigi kepada orang lain karena

sikat gigi mengandung bakteri yang dapat berpindah dari orang

yang satu ke yang lain meski sikat sudah dibersihkan.

10) Gunakan sikat gigi elektrik untuk anak-anak agar lebih mudah

digunakan. Sikat gigi jenis ini sebenarnya dapat membersihkan

lebih baik daripada sikat gigi manual, namun sebaliknya

konsultasikan terlebih dulu soal penggunaannya dengan dokter gigi

(Kholid. 2012).

2.1.4 Indikator Penilaian Karies Gigi

Untuk mengukur derajat keparahan penyakit gigi dan mulut

masyarakat diperlukan indikator dan standart penilaian. Indeks DMF-T

adalah indeks untuk menilai status kesehatan gigi dan mulut dalam hal

karies gigi permanen.Sedangkan untuk gigi sulung menggunakan indeks


22

def-t. Indeks def-t adalah jumlah gigi sulung yang mengalami karies

dengan menghitung.

a. d (decay) yaitu jumlah gigi karies yang masih dapat ditambal

b. e (exfoliated) yaitu jumlah gigi susu yang telah/ harus (indikasi)

dicabut karena karies

c. f (filling) yaitu jumlah gigi yang telah ditambal

Indeks def − t = Jumlah seluruh nilai deft

Jumlah gigi yang diperiksa

Perhitungan indeks DMF-T dilakukan dengan cara memberikan

kode pada masing-masing elemen gigi sesuai dengan hasil pemeriksaan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan kode DMF-T yaitu :

a. Kode D (Decay) untuk gigi berlubang

b. Kode M (Missing) untuk gigi yang telah dicabut atau gigi tinggal sisa

akar

c. Kode F (Filling) untuk gigi yang sudah diumpat atau ditambal

Indeks DMF − T = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐷𝑀𝐹

Jumlah gigi yang diperiksa

Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan kaca mulut dan

sonde. Kaca mulut digunakan untuk menarik sudut mulut agar pandangan

ke dalam rongga mulut lebih jelas, sedangkan sonde berfungsi untuk

memastikan gigi yang terkena karies, gigi dengan indikasi ekstraksi, dan

gigi yang ditumpat.Pemeriksaan gigi dilakukan dari region I (kanan atas),

dan diteruskan ke region II (kiri atas) kemudia region III (kiri bawah) dan
23

region IV (kanan bawah).Setiap gigi yang memiliki kavitas, restorasi dan

hilang karena karies dicatat.

Penjumlahan dari komponen DMF merupakan nilai DMF-T.

Tujuan dari indeks DMF-T adalah untuk menentukan jumlah total

pengalaman karies gigi pada masa lalu dan sekarang. Beberapa hal yang

perlu diperhatikan dalam indeks DMF-T, yaitu :

a. Semua gigi yang karies dimasukkan ke dalam kategori D

b. Karies sekunder pada gigi dengan tumpatan permanen dimasukkan ke

dalam kategori D

c. Gigi dengan tumpatan sementara dimasukkan ke dalam kategori D

d. Semua gigi yang hilang atau dicabut karena karies dimasukkan ke

dalam kategori M

e. Gigi yang hilang akibat penyakit periodontal, dicabut untuk kebutuhan

perawatan ortodonti tidak dimasukkan ke dalam kategori M

f. Pencabutan normal selama masa pergantian gigi geligi tidak

dimasukkan dalam kategori M

g. Semua gigi dengan tumpatan permanen dimasukkan dalam kategori F

h. Gigi yang sedang dalam perawatan saluran akar dimasukkan dalam

kategori F(Farida, 2010).

Dasar untuk penjumlahan DMF-T adalah 32 gigi yaitu seluruh gigi

permanen termasuk gigi molar ketiga (wisdom teeth).Fissure sealent, gigi

tiruan cekat, jembatan, mahkota atau veneer/implant tidak dimasukkan ke

dalam penjumlahan indeks DMFT (World Health Organization, 2013).


24

Kemudian World Health Organization (WHO) membagi menjadi 5

kategori dalam perhitungan DMF-T dan def-t berupa derajat interval yang

digunakan untuk menunjukkan seberapa parah karies gigi, antara lain

yaitu.

Tabel 2.1 Kategori DMF-T dan def-t Menurut WHO

Tingkat Keparahan Nilai DMF-T

Sangat Rendah 0,0 – 1,1

Rendah 1,2 – 2,6

Sedang 2,7 – 4,4

Tinggi 4,5 – 6,5

Sangat Tinggi >6,6

Sumber: Pontonuwu, dkk. (2013)

2.2 Landasan Teori

Kesehatan adalah keadaan sejahteraan dari badan, jiwa, dan sosial

yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan

gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau

perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Hasil Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) tahun 2018 menyatakan bahwa proporsi terbesar masalah gigi di

Indonesia adalah gigi rusak/berlubang/sakit (45,3%). Sedangkan masalah

kesehatan mulut yang mayoritas dialami penduduk Indonesia adalah gusi

bengkak dan/atau keluar bisul (abses) sebesar 14% (Riskesdas 2018).


25

Karies gigi masih menjadi salah satu penyakit yang sering terjadi pada

masyarakat, terutama anak-anak (Elamin et al, 2018). Karies merupakan suatu

infeksi yang dihasilkan karena proses metabolisme bakteri yang menghasilkan

asam pada permukaan gigi, sehingga dalam kurun waktu tertentu asam

tersebut akan merusak lapisan email gigi dan menyebabkan gigi menjadi

berlubang (Garg, 2013). Perkembangan karies dapat terjadi pada saat gigi

pertama anak mulai erupsi (Dalli et al, 2013).

Beberapa faktor yang berperan dalam perkembangan karies

diantaranya faktor lingkungan rongga mulut, faktor individual, faktor

komunitas, dan faktor keluarga. Menurut Sangaji dalam Rika Pristian (2016)

mengatakan bahwa status sosial ekonomi adalah gambaran tentang keadaan

seseorang atau suatu masyarakat yang di tinjau dari segi sosial dan ekonomi,

gambaran itu seperti tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan

sebagainya.Status sosial ekonomi merupakan faktor yang secara tidak

langsung berhubungan dengan derajat kesehatan seseorang, termasuk derajat

kesehatan gigi dan mulut (Mulder, 2011).


BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual

Bakteri

Karies Gigi
Host(Gigi)

Lingkungan Gigi

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian

: Di Teliti

: Tidak Diteliti

27
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif yaitu untuk

memberikan gambaran terhadap kondisi karies pada anak usia 7 – 12 tahun di

Dusun Kekeri Timur Desa Kekeri Kecamatan Gunungsari

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian

4.2.1 Populasi

Pupolasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak yang

berumur 7–12 tahun di Dusun Kekeri Kimur Desa Kekeri Kecamatan

Gunung Sari yang berjumlah 30 anak.

4.2.3 Sampel

Jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 30 anak.

Sampel Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi dijadikan sampel.

1. Kriteria Inklusi

1) Anak usia 7-12 tahun di Dusun Kekeri Timur Desa Kekeri

Kecamatan Gunung Sari.

2) Anak usia 7-12 tahun di Dusun Kekeri Timur Desa Kekeri

Kecamatan Gunung Sari yang mampu berkomunikasi,

membaca, dan menulis

28
29

3) Orang tua yang ada di Dusun Kekeri Timur Kecamatan Desa

Kekeri Gunung Sari yang bersedia untuk melakukan

pemeriksaan pada anak.

2. Kriteria Eksklusi

a. Anak yang belum berumur 7-12 tahun di Dusun Kekeri

Timur Desa Kekeri Kecamatan Gunung Sari.

b. Orang tua yang ada di Dusun Kekeri Timur Kecamatan

Gunung Sari Kabupate Lombok Barat yang tidak

bersedia melakukan pemeriksaan pada anak.


30

4.3 Definisi Operasional

Tabel 4.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat ukur Skala Skor


Operasional
Karies Gigi adalah kerusakan Alat OD Interval Sangat rendah : 0,0 – 1,1
pada jaringan gigi Rendah : 1,2 – 2,6
yang dimulai dari Sedang : 2,7 – 4,4
Tinggi : 4,5 – 6,5
email gigi hingga
Sangat tinggi : >6,6
menjalar ke
dentin (tulang
gigi)

4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.4.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Kekeri timur(Dusun Kekeri) Timur

Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat

4.4.2 Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada tanggal 23 sampai 24 April

2022.

4.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yaitu dengan teknik pemeriksaan langsung

pada anak yaitu dengan melakukan pemeriksaan kepada anak.

4.6 Instrumen dan Bahan Penelitian

Lembar penelitian, lembar panduan pemeriksaan, lembar informed


consentalat dan bahan untuk penelitian.

4.7 Analisa Data

Teknik analisis data dalam penelitian inii yaitu menggunakan

deskriptif yaitu menggambarkan kondisi karies gigi menggunakan def-t.


31

4.8 Prosedur Penelitian

4.8.1 Persiapan

1. Survey tempat penelitian


2. Perizinan dari lembaga Akademi Kesehatan Gigi Karya Adi

Husada Mataram jurusan Kesehatan Gigi kepada pihak Dusun

Kekeri Timur Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat

3. Memberikan Informed consent kepada responden

4. Persiapan dan tempat waktu yang telah disepakati

4.8.2 Pelaksanaan Penelitian

1. Memberikan informet consent

2. Melakukan pemeriksaan pada anak

3. Mencatat hasil pemeriksaan

4.8.3 Pasca Penelitian

1. Menyusun laporan hasil penelitian yang meliputi interpretasi data

dan pembahasan hasil penelitian berdasarkan data yang ada

2. Penyajian data dalam bentuk tertulis dan perbaikan atau revisi

3. Penyerahan laporan hasil penelitian yang telah direvisi

4.9 Etika Penelitia

Etika penelitian diperlukan untuk menghindari terjadinya tindakan

yang tidak etis dalam melakukan penelitian

1. Lembar persetujuan

Lembar persetujuan berisi penjelasan mengenai penelitian

yang dilakukan, tujuan penelitian, tata cara penelitian, dan manfaat


32

yang diperoleh responden. Pernyataan dalam persetujuan jelas dan

mudah dipahami sehingga resonden tahu bagaimana penelitian ini

dijalankan.Untuk responden yang bersedia maka mengisi dan

menandatangani lembar persetujuan secara sukarela.

2. Tanpa nama

Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak mencantumkan

melainkan hanya kode saja.

3. Kerahasiaan

Tidak menginformasikan data dan hasil penelitian

berdasarkan data individual, namun berdasarkan kelompok.

4. Sukarela

Peneliti bersifat sukarela dan tidak ada unsure paksaan atau

tekanan secara langsung maupun tidak langsung dari peneliti

kepada calon responden atau sampel yang diteliti.


BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

5.1.1 Identitas Dusun Kekeri Timur

Dusun Kekeri merupakan bagian dari desa dari 3(tiga) dusun yang

ada di Desa Kekeri Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok

Barat. Berdasarkan kondisi eksisting Desa Kekeri saat ini Dususn

Kekeri Timur terdapat persebaran potensi maupun masalah yang ada.

Berbagai macam potensi yang dapat mendorong tingkat perekonomian

masyarakat Dusun Kekeri Timur seperti, luasnya lahan pertanian baik

itu sawah maupun sawah irigasi teknis. Sedangkan dari mata pencarian

penduduk cenderung pada sector pertanian walaupun mata pencarian

masyarakat Dususn Kekeri Timur cenderung berbeda. Berdasarkan

hasil survei sekunder, jumlah penduduk Dusun Kekeri Timur yaitu

1.375 dengan 373 KK

Tabel 5.1 Jumlah Penduduk Desa Kekeri

No Dusun Laki-laki Perempuan Jumlah Jumlah


. KK
1. Kekeri 944 836 1.780 566
2. Gegutu Dayan Aik 836 913 1.749 522
3. Kekeri Timur 662 712 1.375 373
Jumlah 2443 2461 4909 1461
(Per- Desember 2016, Sumber Data Kasi Pemerintahan)

33
34

5.2 Hasil Pengumpulan Data dan Interprestasi Data

5.2.1 Hasil Penelitian

Hasil dari penelitian yang telah peneliti lakukan di Dusun Kekeri

Timur Desa Kekeri pada anak usia 7-12 tahun diperoleh data sebagai

berikut.

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin N %

L 16 53,3

P 14 46,7

Total 30 100

Tabel 5.1 menunjukan bahwa 60% berjenis laki-laki dan 40% berjenis
kelamin perempuan. Berdasarkan jenis kelamin hasilnya sama rata.
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia.

Usia N %

7 Tahun 2 6,7

8 Tahun 10 33,3

9 Tahun 10 33,3

10 Tahun 5 16,7

11 Tahun 3 10

Total 30 100

Tabel 5.2 menunjukan terdapat anak usia 7 tahun sebanyak 2

orang(6,7%), anak usia 8 tahun sebanyak 10 orang (33,3%), anak usia 9


35

tahun sebanyak 10 orang (33,3%), anak usia 9 tahun sebanyak 10 orang

(33,3%), anak usia 10 tahun sebanyak 5 orfang (16,7%), dan anak usia 11

tahun sebanyak 3 orang (10%).

Tabel 5.3 Distribusi DMF-T, def-t pada anak di Dusun Kekeri

Usia N D M F DMF Kriteria d e f Deft Kriteri

T a

7 20 2 22 0,7 Sangat

3 Rendah

8 27 6 33 1,1 Sangat

Rendah

9 24 24 0,8 Sangat

Rendah

10 1 11 12 0,4 Sangat

Rendah

11 6 3 0,3 Sangat

Rendah

Jumlah 34 6 33 1,1 58 2

Tabel 5.3 menunjukan bahwa jumlah def-t pada anak usia 7 tahun

sebanyak 22 (0,73%) dengan kategori sangat rendah, jumlah DMF-T pada anak

usia 8 tahun sebanyak 33 (1,1%) dengan kategori sangat rendah, jumlah def-t pada

anak usia 9 tahun sebanyak 24 (0,8%) dengan kategori sangat rendah, anak usia

10 tahun memiliki DMF-T sebanyak 1 dan def-t sebanyak 11 total 12 (0,4%)


36

dengan kategori sangat rendah, dan anak usia 11 tahun memiliki DMF-T sebanyak

6 dan def-t sebanyak 3 total 9 (0,3%) dengan kategori sangat rendah.

5.3 Pembahasan

Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan peneliti pada anak

usia 7-12 tahun di Dusun Kekeri Timur Desa Kekeri Kecamatan Gunung Sari

diperoleh data jika rata-rata anak mengalami karies pada gigi susu maupun

gigi permanen.

Anak anak usia7 tahun memiliki def-t sebanyak 22 (0,73%) dan tidak

memiliki karies pada DMF-T. Anak usia 8 tahun memiliki karies paling

banyak yaitu DMF-T sebanyak 33 (1,1%) dengan kategori sangat rendah dan

def-t sebanyak 0. Anak usia 9 tahun memiliki def-t sebanyak 24 (0,8%) dan

DMF-T sebanyak 0. Anak usia 10 tahun memiliki DMF-t sebanyak 1 dan def-t

sebanyak 11 dengan total 12 (0,4%). Sedangkan anak usia 11 tahun memiliki

DMF-T sebanyak 6 dan memiliki def-t sebanyak 3 dengan total 9 (0,3%).

Dapat dilihat jika anak-anak usia 7-12 tahun di Dusun Kekeri Timur

masih mengalami masalah karies yang cukup banyak. Hal ini oleh faktor

makanan manis yang mengakibatkan karies. Faktor lain yang dapat

menyebabkan karies karena anak-anak kurang menjaga kebersihan gigi dan

mulut terutama dalam pengetahuan menyikat gigi yang masih salah.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut adalah kondisi karies

gigi pada anak-anak usia 7-12 tahun di Dusun Kekeri Desa Kekeri Timur

Kecamatan Gunung Sari dari 30 responden yang diteliti memiliki DMF-T dan

def-t dengan kategori sangat rendah. Akan tetapi jumlah karies yang terjadi masih

terbilang cukup banyak.

6.2 Saran
Diharapkan adanya peneliti lebih lanjut dan meluas untuk

memperoleh gambaran kondisi karies pada anak umur 7-12 tahun di Dusun

Kekeri Timur Desa Kekeri Kecamatan Gunung Sari. Bagi pemerintah

diharapkan untuk meningkatkan program kesehatan gigi di Desa maupun di

sekolah-sekolah dalam mengoptimalkan pelayanan pencegahan dan

perawatan penyakit gigi dan mulut. Bagi Desa diharapkan lebih

mengoptimalkan program kesehatan gigi di Desa dan pemberian pengetahuan

informasi tentang kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak .

37
DAFTAR PUSTAKA

Ayudia, T. K.., Putri, K. S., Fitria, I., (2016). Perbandingan Kebocoran Mikro
pada Restorasi Resin Komposit Mikrofiller dengan Resin-Modified Glass
Ionomer Cement (RMGIC) pada Kavitas Kelas V Gigi Anterior. Optimal
drinking water composition for caries control in populations. 87 (4): 340-
343. [serial online] 2008 [cited Agustus 2013]. Available from URL:
http://jdr.sagepub.com/content/87/ 4/ 340

Eddy, F. N., & Mutiara, H., (2015). Peran Ibu Dalam Pemeliharaan Kesehatan
Gigi Anak dengan Status Karies Anak Usia Sekolah Dasar. Jurnal
Majority, volume 4 nomor 8.

Edwina, Sally, & Joyston. (2013). Dasar-dasar karies penyakit dan


penanggulangan. Jakarta: EGC.

Elamin, A., Garemo, M., Gardner, A., (2018). Dental Karies And Their
Association With Socioeconomic Characteristics, Oral Hygiene Practices
And Eating Habits Among Preschool Children In Abu Dhabi, United Arab
Universitas 2005. p. 18-25

Fitriani, N., (2014). Pengaruh Ketepatan Menggosok Gigi Pada Anak Sekolah
Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo. [serial online] 2008 [cited
Agustus 2013]. Available from URL: http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/
search.html?act=tampil&id=69634&idc= 2.

Garg, N., Garg, A., (2011) Fibroblast Responses on Pulp Exposure Day 1,3, And
7 (In Vivo Study On Molar Teeth Sprague Dawley). p.331-4

Gultom, E., & Dyah, R. (2017). Konsep Dasar Pelayanan Asuhan Kesehatan
Gigi dan Mulut I. Jakarta: Kemenkes RI.

Hk.02.02/Menkes/151/2016

http://www.litbang.kemkes.go.id/laporan-riset-kesehatan-dasar-riskesdes/(2015)

Kementrian Kesehatan RI. Riset kesehatan dasar Hk.02.02/Menkes/151/2016


Badan Penelitian dan Perkembangan Kesehatan 2016, Hal 155

Khasanah. (2017). Gambaran Pengetahuan Tentang Karies Gigi dan Jumlah


Karies Gigi pada Siswa Sekolah Dasar. Karya Tulis Ilmiah Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta Jurusan Keperawatan Gigi.

38
39

Kholid, A. 2012. Promosi Kesehatan dengan Pendekatan Teori Perilaku, Media,


dan Aplikasinya. Jakarta: PT Raja grafindo persada

Kusumawati, R., (2010). Hubungan Tingkat Keparahan Karies Gigi dengan Status
Gizi Siswa Kelas Dua SDN 01 Ciangsana Desa Ciangsana Kabupaten
Bogor Tahun 2010.Manado : Universitas Sam Ratulangi ; 2011. p.25

Meyer., & Enax,. (2019). Hubungan Riwayat Pola Mengonsumsi Susu Botol
dengan Tingkat Keparahan Early Childhood Caries (ECC) pada Anak
Usia 3-5 Tahun di Kecamatan Kuranji Kota Padang.

Pontonuwu, J., Mariati, N.W., Wicaksono, D.A., (2013). Gambaran Status karies
Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Kinilow 1 Kecamatan Tomohon Utara.
Manado; FKG Universitas Sam Ratulangi Manado.2014

RISKESDAS. [serial online] 2007 [cited April 2022]. Available from URL:
http://dinkes.bogor.go.id/(2017) /Laporan RKD/Indonesia/Riskesdas2017_
English. zip

Sari, L. R., Suyatmi, D., Yuniarly., (2019). Hubungan Pelihara Diri Kesehatan
Gigi dan Mulut dengan Pembengkakan Pada Pasien Pasca Odontektomi Di
RSUD Kota Yogyakarta. Semarang: Universitas Diponegoro; 2005. p. 18-
25

Setyaningsih, D.(2017). Menjaga kebersihan gigi dan mulut. Jakarta: Sonar


Cemerlang Abadi

Sumini., Amikasari, B., Nurhayati, D (2014). Pengenalan dan perawatan


kesehatan gigi anak sejak dini. [serial online] 2005 [cited April 2014]. Available
from URL: http://resources.unpad.ac.id/unpad-content/uploads/publikasidosen.pdf

The Global Burden of Disease Study., (2016). Dental caries experience and
treatment needs of green marble mine laborers in Udaipur district, 2016.
p.331-4

The Oral Health Atlas Edisi II., (2015). Hubungan Merokok dengan Kesehatan
Gigi dan Mulut pada Pria Dewasa di Desa Poyowa Kecil Kecamatan
Kotamobagu Selatan Kotamobagu. Universitas; 2011. p.25

World Health Organization. Media Centre Oral Health April 2012;


(online),(http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs318/en/.html,diakse
s 19 Februari 2015. Hal 23
L
A
M
P
I
R
A
N

40
41

Lampiran 1.Jadwalpenelitian

Waktu
No Kegiatan Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuanjudul
2 Penyusunan proposal
KTI
3 Revisi proposal KTI
4 Perijinanpenelitian
5 Persiapanpenelitian
6 Pelaksanaanpenelitian
7 Pengolahan data
8 Laporan KTI
9 Sidang KTI
10 Revisilaporan KTI
42

PERSETUJUAN RESPONDEN

(INFROMED CONSENT)

Saya yang bertandatangan dibawah ini :

Nama :

No.Hp :

Anak Dari:

Nama :

Kelas :

Dengan ini menyatakan bahwa saya telah memahami penjelasan segala sesuatu
mengenai penelitian yang berjudul “Kondisi Karies Pada Anak Usia 7-12
Tahun Di Dusun Kekeri Timu Desa Kekeri Kecamatan Gunung Sari” dan
saya mengizinkan anak saya untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian ini dengan
penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari siapapun dengan kondisi:

a) Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan
hanya diperlukan untuk kepentingan ilmiah
b) Apabila saya menginginkan, saya boleh memutuskan anak saya untuk
tidak berpartisipasi lagi dalam penelitian ini tanpa harus menyampaikan
alasanapapun.
Tanggal .............................................................................................. ……..

Tanda Tangan Orang Tua Tanda Tangan Saksi

………………………… ……………………………
43

Lembar Konsultasi
44

No. Jenis Kelalmin Umur DMF-T

1. L 11 tahun 1

2 P 10 tahun 1

3. P 11 tahun 1

4. P 11 tahun 1

Jumlah 4

No. Jenis Kelamin Umur def-t

1. P 9 tahun 1

2. P 9 tahun 6

3. P 8 tahun 6

4. P 9 tahun 6

5. P 9 tahun 3

6. P 8 tahun 3

7. P 9 tahun 2

8. P 9 tahun 0

9. P 8 tahun 1

10. L 10 tahun 1

11. L 8 tahun 4

12. L 9 tahun 3

13. L 8 tahun 3

14. L 6 tahun 15

15. L 9 tahun 3
45

16. L 9 tahun 0

17. P 7 tahun 7

18. P 8 tahun 4

19. L 8 tahun 2

20. P 9 tahun 6

21. L 8 tahun 4

22. L 8 tahun 1

23. L 10 tahun 2

24. L 10 tahun 5

25. L 10 tahun 3

26. L 8 tahun 5

Jumlah 94
46

Dokumentasi
47
48

Anda mungkin juga menyukai