Anda di halaman 1dari 62

PROPOSAL

PENGARUH ROKOK ELEKTRIK TERHADAP STATUS


KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA
MASYARAKAT DI KELURAHAN
MATARAM TIMUR KOTA
MATARAM TAHUN 2021

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya


Kesehatan Gigi (A.Md.Kes)

INDRI YULIANA
712501S18007

PRODI D-III KESEHATAN GIGI


JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
AKADEMI KESEHATAN GIGI KARYA ADI HUSADA MATARAM
TAHUN 2021
MATARAM

i
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

PROPOSAL
“Pengaruh Rokok Elektrik Terhadap Status Kebersihan Gigi dan Mulut
Pada Masyarakat Di Kelurahan Mataram Timur Kota Mataram Tahun
2021”

Disusun oleh:

INDRI YULIANA
712501S18007

Telah Disetujui Oleh Pembimbing Pada Tanggal :


22 Juni 2021

Menyetujui,

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping

H. M. Supnawadi, SKM.,M.Kes Dony Hidayat, S.E.,M.Acc.A


NIDN. 0823118001 NIDN. 0816118602

Mataram, 22 Juni 2021

Direktur

H. M. Supnawadi, SKM., M.Kes


NIDN. 0823118001

iii
iv
HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL

“PENGARUH ROKOK ELEKTRIK TERHADAP


STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA MASYARAKAT
DI KELURAHAN MATARAM TIMUR KOTA MATARAM TAHUN 2021”

Disusun oleh;
INDRI YULIANA
712501S18007

Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji


Pada tanggal : 24 Juni 2021

SUSUN DEWAN PENGUJI

Ketua,
H. M. Supnawadi, S.KM.,M.Kes (……………………………)
NIDN. 0823118001

Anggota,
Dony Hidayat, S.E., M.Acc.Ak (……………………………)
NIDN. 0816118602

Anggota,
Luhur, S.S,IT. (……………………………)
NIDN. –

Mataram, 24 Juni 2021


Direktur

H. M. Supnawadi, SKM., M.Kes


NIDN. 0823118001

v
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya tulis ilmiah ini adalah hasil karya penulis sendiri, dan semua sumber
yang dikutip maupun telah penulis nyatakan dengar benar.

NAMA : INDRI YULIANA


NIM : 712501S18007
TANDA TANGGAN :

Tanggal : 1 Juli 2021

vi
KEASLIAN PENELITIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : INDRI YULIANA
Nim : 712501S18007
Program studi : D-III KESEHATAN GIGI
Judul KTI : “Pengaruh Rokok Elektrik Terhadap Status
Kebersihan Gigi dan Mulut Pada Masyarakat Di
Kelurahan Mataram Timur Kota Mataram
Tahun 2021”

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya Tulis Ilmiah yang


saya tulis ini benar-benar merupakan hasil saya sendiri, bukan merupakan
pengambilan data, tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai
hasil tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila kemudian hari terbukti
terdapat atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil jiplakan, maka
saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Mataram 1 Juli 2021


Yang membuat pernyataan,

INDRI YULIANA
712501S18007

vii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Akademi Kesehatan Gigi Karya Adi Husada Mataram,
penulis yang bertanda tanggan di bawah ini:

Nama : INDRI YULIANA


Nim : 712501S18007
Program Studi : D-III KESEHATAN GIGI
Jurusan : D-III KEPERAWATAN GIGI
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Akademi Kesehatan Gigi Karya Adi Husada Mataram, HAK BEBAS Royalti
Non-Eksklusif (Non-Eksklusive Royalty-Free Right) atas Karya Tulis Ilmiah
saya yang berjudul :
PENGARUH ROKOK ELEKTRIK TERHADAP STATUS KEBERSIHAN GIGI
DAN MULUT PADA MASYARAKAT DI KELURAHAN MATARAM TIMUR
KOTA MATARAM TAHUN 2021
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Akademi Kesehatan Gigi Karya Adi Husada Mataram berhak
menyimpan, mangalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Mataram
Pada tanggal : 1 Juli 2021
Menyatakan

(INDRI YULIANA)

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI)
ini. Penulisan KTI ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar Ahli Madya Kesehatan pada Program Studi Diploma III
Kesehatan Gigi Akademi Kesehatan Gigi Karya Adi Husada Mataram. Karya
Tulis Ilmiah ini terwujud atas bimbingan dan pengarahan dari Bapak Dony
Hidayat, S.E., M.Acc.Ak selaku pembimbing utama dan Bapak Luhur S,S.IT
selaku pembimbing pendamping serta bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu. Penulis pada kesempatan ini menyampaikan ucapan
terima kasih kepada:
1. Bapak H. M. Supnawadi, S.KM, M.Mkes selaku Direktur Akademi Kesehatan
Gigi Karya Adi Husada Mataram sekaligus selaku pembingbing utama yang
telah memberikan arahan dalam mengikuti pendidikan dan dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah.
2. Bapak Dony Hidayat, S.E., M.Acc.Ak selaku pembimbing pendamping yang
telah banyak membantu dan mengarahkan dalam penyususan Karya Tulis
Ilmiah ini.
3. Bapak Luhur, S.S,IT selaku penguji yang telah banyak membantu dan
mengarahkan dalam penyususan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Semua dosen di Akademi Kesehatan Gigi Karya Adi Husada Mataram yang
telah memberikan bantuan berupa informasi dan saran serta petugas
perpustakaan yang telah memberikan kemudahan dalam mencari literature dan
sumber pustaka.
5. Kedua orang tua saya, ibu Eni Sapitrah dan juga untuk Bapak saya Bapak
Sukardi terimakasih banyak telah menjadi orang tua terbaik, terhebat di dunia
yang selalu memberikan motivasi, nasehat, cinta, perhatian dan kasih sayang,
serta do’a yang tak pernah putus yang tentu takkan bisa saya balas.
6. Sahabat saya (Dita, Leni, Kendi, Olis, Jun) terimakasih atas semangat,
motivasi, kebersamaan dan waktu yang telah kalian berikan selama ini.
7. Kepada peneliti terdahulu yang sudah menyediakan jurnal, artikel yang
berkaitan dengan judul penulis.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan dukungan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat di selesaikan.
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan
membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Tugas
Akhir ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Mataram, 1 Juli 2021

Penulis

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL PENGAJUAN GELAR.............................................i


HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..........................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.........................................iv
HALAMAN KEASLIAN PENELITIAN PENULIS..................................v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMI......................................vi
KATA PENGANTAR..................................................................................vii
DAFTAR ISI.................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................x
DAFTAR TABEL..........................................................................................xi
ABSTRACT...................................................................................................xiii
ABSTRAK....................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...............................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................3
1.3. Tujuan Penelitian...........................................................................3
1.4. Manfaat Penelitian.........................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Telaah Pustaka..............................................................................5
2.1.1 Kebersihan Gigi dan Mulut....................................................5
2.1.2 Rokok....................................................................................15
2.1.3 Rokok Elektrik......................................................................21
2.2. Landasan Teori.............................................................................37
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konseptual...................................................................39
BAB IV METODE PENELITIAN

x
4.1. Jenis Penelitian..........................................................................40
4.2. Populasi dan Sampel..................................................................40
4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian.....................................................43
4.4. Metode Pengumpulan Data.......................................................43
4.5. Instrumen Pengumpulan Data (Alat dan Bahan Penelitian)......43
4.6. Definisi Operasional Variabel...................................................44
4.7. Prosedur Penelitian....................................................................45
4.8. Analis Data................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.3.4.1 Rebuildable Tank Atomizer (RTA)...............................25


Gambar 2.1.3.4.2 Rebuildable Dripping Atomizer (RDA)........................25
Gambar 2.1.3.4.3 Rebuildable Dripping Tank Atomizer (RDTA).............26
Gambar 2.1.3.4.4 Electrical Mod...............................................................26
Gambar 2.1.3.4.5 Mechanical Mod...........................................................27
Gambar 2.1.3.4.6 Baterai...........................................................................27
Gambar 2.1.3.4.7 Liquid.................................................................................29
Gambar 2.1.3.5 Rokok Elektrik.................................................................33

xii
DAFTAR TABEL

2.1.4. Kriteria Debris Indexs (DI)…………………………………………………………. 14


1
2.1.5. Kriteria Calculus Index (CI)……………………………………………………….. 15
2
4.6.1 Definisi Operasional Variabel………………………………………………. 45

xiii
ABSTRACT
THE EFFECT OF ELECTRIC CIGARETTE ON THE STATUS OF
DENTAL AND MOUNT CLEANLINESS IN THE COMMUNITY OF EAST
MATARAM KELURAHAN, MATARAM CITY

INDRI YULIANA
712501S18007

E-cigarettes are an alternative that can be used as a substitute for tobacco


cigarettes, because e-cigarettes do not contain tar and carbon monoxide contained
in tobacco cigarettes, but e-cigarettes still contain nicotine compounds in very low
doses. This method is said to be safer than conventional cigarettes, but it still has
an impact on body health, including dental and oral health. This study aims to
determine the effect of e-cigarettes on the status of dental and oral hygiene in the
community in East Mataram Village, Mataram City. The research sample is 44
respondents who use e-cigarettes in East Mataram Village, Mataram City, users of
e-cigarettes are taken using purposive sampling method. This type of research is
descriptive analytic with cross sectional design. Data were obtained by examining
the OHI-S index. The results of the examination show that the average respondent
has a moderate index status which illustrates that there is no relationship between
the use of e-cigarettes on the dental and oral hygiene status of e-cigarette users in
East Mataram Village, Mataram City.

Keywords: e-cigarette, dental and oral hygiene

xiv
ABSTRAK

PENGARUH ROKOK ELEKTRIK TERHADAP STATUS KEBERSIHAN


GIGI DAN MULUT PADA MASYARAKAT DI KELURAHAN
MATARAM TIMUR KOTA MATARAM

INDRI YULIANA
712501S18007

Rokok elektrik merupakan suatu alternatif yang dapat dipakai sebagai


pengganti rokok tembakau, karena rokok elektrik tidak mengandung tar dan
karbon monoksida yang terkandung di dalam rokok tembakau, tetapi rokok
elektrik tetap mengandung senyawa nikotin yang dosisnya sangat rendah. Cara
ini dikatakan lebih aman daripada rokok konvensional, namun ternyata tetap
terdapat dampak bagi kesehatan tubuh, termasuk juga kesehatan gigi dan mulut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rokok elektrik terhadap status
kebersihan gigi dan mulut pada masyarakat Di Kelurahan Mataram Timur Kota
Mataram. Sampel penelitian yaitu 44 responden pengguna rokok elektrik di
Kelurahan Mataram Timur Kota Mataram pengguna rokok elektrik diambil
menggunakan metode purposive sampling. Jenis penelitian ini adalah deskriptif
analitik dengan desain cross sectional. Data diperoleh dengan pemeriksaan indeks
OHI-S. Hasil pemeriksaan menunjukkan responden rata-rata memiliki stataus
indeks sedang yang menggambarkan bahwa tidak terdapat hubungan penggunaan
rokok elektrik terhadap status kebersihan gigi dan mulut pada pengguna rokok
elektrik di Kelurahan Mataram Timur Kota Mataram.

Kata Kunci : rokok elektrik, status kebersihan gigi dan mulut

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan keadaan kesehatan fisik, mental, spiritual dan

sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif, sosial dan

ekonomis (Kemenkes, 2014). Selain kesehatan secara umum, kesehatan yang

perlu diperhatikan adalah kesehatan mulut. Hal ini dikarenakan kesehatan

mulut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kesehatan jasmani

secara keseluruhan dan tidak lepas dari kesehatan jasmani secara umum

(Malik, I, 2014).

Dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat, masyarakat telah

melakukan perilaku masyarakat secara aktif untuk menjaga dan

meningkatkan kesehatannya, mencegah penyakit, melindungi diri dari

ancaman penyakit, dan berperan aktif dalam kampanye kesehatan

masyarakat. Tiga indikator perilaku sehat telah dikembangkan, salah satunya

adalah masyarakat bebas rokok (Dinas Kesehatan Provinsi NAD, 2017).

Masalah rokok bukan hanya menjadi masalah di dunia, tapi juga

menjadi masalah di Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara yang

menggunakan atau mengkonsumsi rokok terbanyak. Jumlah perokok di

Indonesia yang mencapai 62,8 juta jiwa menjadikan Indonesia sebagai salah

satu negara dengan jumlah perokok terbesar di A sia Tenggara. (Anisa

Maulidea Binita dkk., 2016).

1
2

Status merupakan level, pangkat, jabatan, derajat, martabat, harga diri;

posisi, kedaan, situasi. (Untara, 2012: 527). Status kebersihan gigi dan mulut

adalah adalah tidak adanya debris dan kalkulus pada gigi. Karena mulut yang

lembab dan gelap, plak gigi meluas ke permukaan gigi sehingga

menyebabkan bakteri berkembang biak (Farida, 2012)

Latar belakang masalah rokok adalah meningkatnya jumlah perokok

masyarakat yang berdampak negatif terhadap kesehatan masyarakat. Di

Indonesia, perilaku merokok usia 15 tahun ke atas meningkat dari 34,2% pada

tahun 2007 menjadi 36,3% pada tahun 2013. Selain itu, ditemukan 1,4%

perokok berusia antara 10-14 tahun, sedangkan 9,9% perokok berusia antara

10-14 tahun. Pada kelompok bukan pekerja, 32,3% perokok merupakan

kelompok kelima dengan indeks kepemilikan terendah (Anisa Maulidea

Binita dkk., 2016).

Rokok elektrik merupakan suatu alternatif yang dapat dipakai sebagai

pengganti rokok tembakau, karena rokok elektrik tidak mengandung tar dan

karbon monoksida yang terkandung di dalam rokok tembakau, tetapi rokok

elektrik tetap mengandung senyawa nikotin yang dosisnya sangat rendah.

(Indra,2015).

Kelurahan Mataram Timur adalah salah satu dari 9 (Sembilan)

Kelurahan yang ada di Kecamatan Mataram. yang terletak di tengah – tengah

dan menjadi ibu kota Mataram yang beralamat di Jl. Seruling No. 9 Mataram

dengan luas wilayah 1.24 km/segi/ 124 Ha. Dengan geographic coordinate 8°
3

35' 0" South, 116° 7' 0" East. Bila dilihat dari segi geografis, keadaan wilayah

Kelurahan Mataram Timur dikategorikan sebagai dataran rendah bukan

pantai, dengan kondisi wilayah tanah relative datar yang mempunyai

ketinggian 5-15 meter dari permukaan laut. Pengguna rokok elektrik di Kota

Mataram yaitu sebesar 5,76% (RISKESDAS, 2018). Penggunaan rokok

elektrik sudah berkembang pesat dikalangan masyarakat di Kota Mataram,

oleh karena itu berdsarkan penelusuran yang telah dilakukan saya tertarik

untuk meneliti tentang pengaruh rokok elektrik terhadap status kebersihan

gigi dan mulut pada masyarakat di Kelurahan Mataram Timur Kota Mataram.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah“Bagaimana Pengaruh

Rokok Elektrik Terhadap Status Kebersihan Gigi dan Mulut Pada Masyarakat

Di Kelurahan Mataram Timur Kota Mataram”.

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh rokok elektrik terhadap status kebersihan

gigi dan mulut pada masyarakat Di Kelurahan Mataram Timur Kota

Mataram.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui pengaruh rokok elektrik

2. Mengetahui status kebersihan gigi pengguna rokok elektrik


4

1.4 Manfaat Penelitian

A. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang kebersihan

gigi dan mulut.

B. Bagi kampus AKG Mataram

Dapat menambah ilmu pengetahuan dan sumber bacaan di

perpustkaan AKG Mataram dan sumber referensi bagi peneliti selanjutnya.

C. Bagi Responden

Dapat menambah wawasan responden tentang pengaruh yang

ditimbulkan rokok elektrik terhadap status kebersihan gigi dan mulut.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Telaah Pustaka

2.1.1 Kebersihan Gigi dan Mulut

2.1.1.1 Pengertian

Status adalah level, pangkat, jabatan, derajat, martabat,

harga diri; posisi, situasi, situasi. (Untara, 2012: 527). Status

kebersihan gigi dan mulut adalah tidak adanya debris dan

kalkulus pada gigi. Karena mulut yang lembab, lembab dan

gelap, plak gigi meluas ke permukaan gigi sehingga

menyebabkan bakteri berkembang biak (Farida, 2012).

Tingkat kebersihan mulut dapat ditentukan dengan

mengevaluasi plak dan kalkulus gigi.Nilai tingkat kebersihan

gigi dan mulut dapat diukur dengan indeks kebersihan mulut

yang disederhanakan (OHI-S). Penyederhanaan Indeks

Kebersihan Mulut (OHI-S) merupakan angka yang

menunjukkan seberapa bersih seseorang. Angka ini diperoleh

dengan menjumlahkan Fragmentation Index (DI) dan Calculus

Index (CI) (Sherlyta M et al., 2017)

2.1.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebersihan Gigi dan

Mulut

5
6

Faktor yang mempengaruhi kebersihan gigi dan mulut

yaitu adanya penumpukan sisa-sisa makanan, plak, kalkulus,

material alba dan stain pada permukaan gigi geligi.

1. Sisa-sisa makanan (food debris)

Sisa-sisa makanan akan segera dilarutkan oleh

enzim-enzim bakterial, dan dibersihkan dari rongga mulut,

namun masih terdapat sisa-sisa makanan yang tertinggal

pada gigi dan mukosa. Hal-hal yang mempengaruhi

kecepatan pembersihan makanan dalam mulut ialah aliran

saliva, lidah, pipi serta susunan gigi geligi dalam lengkung

rahang.

2. Plak

Plak adalah semua yang tertinggal pada gigi dan

gingiva setelah berkumur kuat.Plak yang sangat tipis

(kurang dari 10-20 μ) baru kelihatan dengan

pewarnaan.Plak terdiri dari warna putih lunak, kekuning-

kuningan, hijau maupun berbutiran.

3. Kalkulus

Kalkulus adalah massa yang mengalami kalsifikasi

yang terbentuk dan melekat pada permukaan gigi, dan

objek solid lainnya yang ada dalam rongga mulut, misalnya

gigi tiruan dan restorasi.

4. Material Alba
7

Material alba merupakan deposit yang jarang dan

lunak, berwarna kekuningan, dan dapat ditemukan pada

rongga mulut yang kurang terjaga kebersihannya.

5. Stain Gigi

Substansi yang membentuk stain yang melekat erat

pada permukaan gigi sangat banyak dan harus dibersihkan

secara khusus. Stain mempunyai estetik yang kurang baik

tetapi tidak menyebabkan iritasi gingiva maupun berfungsi

sebagai fokus deposisi plak. (Machfoedz, 2015)

2.1.1.3 Cara Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut

Agar gigi sehat dan tidak mudah diserang penyakit,

upaya-upaya yang dapat dilakukan yaitu :

1. Bersihkan gigi secara teratur

Ini sehubungan dengan faktor gigi dalam

pembentukan lubang gigi.Gigi dibersihkan supaya tidak ada

lagi plak yang terbentuk dan menjadi tempat tinggal bakteri

pembentuk lubang gigi.


8

2. Bersihkan mulut secara menyeluruh

Hal ini berhubungan dengan faktor bakteri dalam

pembentukan lubang gigi.Menyikat gigi sebenarnya hanya

membersihkan ¼ atau 25% dari keseluruhan bagian gigi

dan mulut.Masih ada pipi, lidah dan jaringan lunak lainnya

yang bisa berpotensi sebagai tempat tinggal bakteri jahat

dalam rongga mulut kalau tidak dibersihkan secara teratur.

Gunakan bantuan benang gigi (dental floss), pembersih

lidah, dan obat kumur sebagai alat bantu pembersihan gigi

dan mulut selain dengan menyikat gigi.

3. Kurangi makanan manis

Hal ini berhubungan dengan faktor gula dalam

pembentukan lubang gigi. Makanan manis dapat menjadi

sumber makanan bagi bakteri pembentukan lubang gigi.

Dengan mengurangi sumber tenaga berarti bisa mengurangi

aktivitas bakteri dalam proses pelubangan Minimal bisa

dengan cara berkumur setelah makan manis dan lengket

dengan air putih.

4. Rutin kontrol ke dokter gigi

Ini berhubungan dengan faktor waktu.Dengan

memeriksakan kesehatan gigi dan mulut secara teratur ke

dokter gigi maka waktu yang diperlukan untuk bakteri

melakukan aksinya dihentikan. Misalnya butuh sekitar


9

tujuh bulan untuk pembentukan karang gigi, tetapi dengan

mengontrol kesehatan gigi setiap enam bulan sekali maka

kita mendahului satu bulan lebih cepat dan memaksa

bakteri mengulang proses dari awal lagi dan begitu

seterusnya (Erwana, F.A. 2013).

2.1.1.4 Akibat tidak memelihara kebersihan gigi dan mulut

Menurut Sriyono (2009), hal-hal yang akan terjadi

akibat tidak menyikat gigi, yaitu:

a. Bau mulut (halitosis)

Halitosis merupakan suatu keadaan terciumnya bau

mulut pada saat seseorang mengeluarkan nafas (biasanya

tercium pada saat berbicara).Bau nafas yang bersifat akut,

disebabkan kekeringan mulut, stres, berpuasa, makanan dan

yang biasanya mengandung sulfur.Kurangnya menjaga

kebersihan gigi dan mulut juga sangat mempengaruhi

timbulnya bau mulut yang tidak sedap (Yanti, 2008).

b. Karang gigi

Menurut Julianti (2008), karang gigi yang disebut

juga calculus adalah lapisan keras berwarna kuning yang

menempel pada gigi terasa kasar, yang dapat menyebabkan

masalah pada gigi. Calculus terbentuk dari dental plak yang

mengeras pada gigi dan menetap dalam waktu yang


10

lama.Dental plak yang melekat pada gigi dan gusi sulit

dibersihkan hingga memicu pertumbuhan plak selanjutnya.

c. Gusi berdarah

Gusi berdarah atau peradangan pada gusi biasa

disebabkan oleh berbagai hal, penyebab yang paling sering

adalah plak dan karang gigi (calculus) yang menempel pada

permukaan gigi (Margareta, 2006).

d. Gigi berlubang

Karies gigi merupakan suatu penyakit jaringan keras

gigi yaitu email, dentin dan cementum yang disebabkan

aktivitas jasad renik dalam suatu karbohidrat yang

diragikan. Plak yang selalu terbentuk di dalam mulut,

jikabercampur dengan gula yang terdapat pada makanan

akan membentuk asam, sehingga asam ini akan merusak

gigi. Gigi yang sudah terkena karies segera dilakukan

penambalan sesuai dengan indikasi untuk mencegah

kerusakan yang lebih parah (Kidd dan Bechal, 1991).

2.1.1.5 Cara penilaian kebersihan gigi dan mulut

a. Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S)

Menurut Greene dan Vermillion (dalam

Putri, Herijulianti, dan Nurjanah, 2010), index yang

digunakan untuk mengukur kebersihan gigi dan

mulut disebut Oral Hygiene Index Simplified (OHI-


11

S).OHI-S merupakan hasil penjumlahan dari Debris

Index (DI) dan Calculus Index (CI). Debris Index

merupakan nilai (skor) yang diperoleh dari hasil

pemeriksaan terhadap endapan lunak dipermukaan

gigi yang dapat berupa plak, material alba, dan food

debris. Calculus Index merupakan nilai (skor) dari

endapan keras yang terjadi akibat pengendapan

garam-garam anorganik yang komposisi utamanya

adalah kalsium karbonat dan kaslium fosfat yang

bercampur dengan debris, mikroorganisme, dan sel-

sel ephitel deskuamasi dalam (Putri, Herijulianti,

dan Nurjanah, 2010).

b. Gigi Index OHI-S

Menurut Greene dan Vermillion (dalam

Putri, Herijulianti, dan Nurjanah,2010), untuk

mengukur kebersihan gigi dan mulut seseorang,

dipilih enampermukaan gigi index tertentu yang

cukup dapat mewakili segment depan maupun

belakang dari seluruh permukaan gigi yang ada

dalam rongga mulut. Gigi-gigi yang dipilih sebagai

gigi index beserta permukaan index yang

dianggapmewakili tiap segment adalah:


12

1) Gigi 16 pada permukaan bukal

2) Gigi 11 pada permukaan labial

3) Gigi 26 pada permukaan bukal

4) Gigi 36 pada permukaan lingual

5) Gigi 31 pada permukaan labial

6) Gigi 46 pada permukaan lingual

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian OHI-S

Permukaan gigi yang diperiksa adalah

permukaan yang jelas terlihat dalam mulut yaitu

permukaan klinis bukan permukaan anatomis. Jika gigi

index pada suatu segment tidak ada, maka dilakukan

penggantian gigi tersebut dengan ketentuan sebagai

berikut:

1) Apabila gigi molar pertama tidak ada, penilaian

dilakukan pada gigi molar kedua dan jika gigi

molar pertama dan molar kedua tidak ada, penilaian

dilakukan pada gigi molar ketiga. Bila gigi molar

pertama, kedua dan ketiga tidak ada, maka tidak

dilakukan penilaian pada segment tersebut.

2) Apabila gigi incisivus pertama kanan atas tidak ada,

maka dapat diganti oleh gigi incisivus kiri dan

apabila gigi incisivus kiri bawah tidak ada, dapat

diganti dengan gigi incisivus pertama kanan bawah.


13

Bila gigi incisivus pertama kiri atau kanan tidak

ada, maka tidak ada penilaian pada segment

tersebut.

3) Gigi segment dianggap tidak ada pada keadaan-

keadaan seperti: gigi hilang karena dicabut, gigi

yang merupakan sisa akar, gigi yang merupakan

mahkota tau jaket baik yang terbuat dari akrilik

maupun logam, mahkota gigi sudah hilang

ataurusak lebih dari ½ pada permukaan gigi indeks

akibat karies maupun fraktur, gigiyang erupsinya

belum mencapai ½ tinggi mahkota klinis.

4) Penilaian dapat dilakukan jika minimal dua gigi

index yang dapat diperiksa.

d. Kriteria penilaian

Menurut Greene dan Vermillion (dalam

Putri, Herijulianti, dan Nurjanah, 2010), kriteria

penilaian debris dan calculus sama, yaitu dengan

mengikuti ketentuan sebagai berikut:

Baik : Jika nilainya antara 0 – 0,6

Sedang : Jika nilainya antara 0,7 – 1,8

Buruk : Jika nilainya antara 1,9 – 3,0


14

OHI-S merupakan hasil penjumlahan Debris

Index dan Calculus IndexKriteria penilaian OHI-S

adalah sebagai berikut:

Baik : Jika nilainya antara 0 – 1,2

Sedang : Jika nilainya antara 1,2 – 3,0

Buruk : Jika nilainya antara 3,1 – 6,01)

1) Kriteria Debris Index (DI) terdapat pada tabel berikut:

Tabel 2.1.4.1

kriteria Debris Indexs (DI).

No Kondisi Skor
1 Tidak ada debris atau stain. 0
2 Plak menutup tidak lebih dari 1/3 1
permukaan servikal atau terdapat stain
ekstrinsik dipermukaan yang diperiksa.
3 Plak menutupi lebih dari 1/3 sampai 2/3 2
permukaan yang
Diperiksa
4 Plak menutupi lebih 2/3 permukaan gigi 3
yang diperiksa.
Sumber : Putri, Herijulianti, dan Nurjanah. Ilmu

Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi

2010.

DI = Jumlah penilaian debris : Jumlah gigi yang diperiksa

2) Kriteria Calculus Index (CI) terdapat pada tabel berikut :


15

Tabel 2.1.5.2
Kriteria Calculus Index (CI)
No Kondisi Skor
1 Tidak ada calculus 0
2 Supragingival calculus menutup tidak lebih 1
dari 1/3 permukaan servikal yang diperiksa.
3 Supragingival calculus menutup lebih dari 2
1/3 sampai 2/3 permukaan yang diperiksa
atau ada bercak-bercak calculus subgingival
disekeliling servikal gigi.
4 Supragingival calculus menutupi lebih dari 3
2/3 permukaan atau ada subgingival
calculus disekeliling servikal gigi.

Sumber : Putri, Herijulianti, dan Nurjanah. Ilmu

Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi

2010.

Calculus Index (CI) = Jumlah penilaian calculus :Jumlah gigi yang

diperiksa.

2.2.1 Rokok

2.2.1 .1 Definisi Rokok

Merokok merupakan hal yang biasa kita temui

dimana-mana.Kebiasaan ini sudah banyak dilakukan di

lingkungan pendidikan tinggi dan pendidikan

rendah.Merokok telah menjadi persoalan kompleks yang

melibatkan aspek psikologis dan gejala sosial (Rachmat et

al., 2016).

Di Amerika Serikat, hampir 95% penderita kanker

mulut dan tenggorokan disebabkan oleh merokok. Hasil


16

penelitian menunjukkan bahwa risiko kanker rongga mulut

pada perokok 5-9 kali lipat dari non perokok, sedangkan

pada perokok berat yang merokok lebih dari 80 batang per

hari akan meningkat sekitar 17 kali lipat (Pintauli S, 2016).

2.2.1.2 Unsur-unsur Rokok

a. Zat Nikotin

Nikotin merupakan bahan yang bersifat toksik dan

dapat menimbulkan ketergantungan psikis.Nikotin

merupakan alkaloid alam yang bersifat toksis, berbentuk

cairan, tidak berwarna, dan mudah menguap.Zat ini dapat

berubah warna menjadi coklat dan berbau seperti tembakau

jika bersentuhan dengan udara.Nikotin beperan dalam

menghambatan perlekatan dan pertumbuhan sel fibroblast

ligamen periodontal, menurunkan isi protein fibroblast,

serta dapat merusak sel membran.

b. Zat Tar

Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia

dalam komponen padat asap rokok dan bersifat

karsinogenik. Pada saat rokok dihisap, masuk ke rongga

mulut sebagai uap padat yang setelah dingin menjadi padat

dan membentuk endapan berwarna coklat pada permukaan

gigi, saluran napas, dan paru-paru. Komponen tar


17

mengandung radikal bebas, yang berhubungan degan resiko

timbulnya kanker.

c. Gas Karbonmonoksida (CO)

Monoksida merupakan sebuah gas beracun yang

dapat mengurangi kemampuan darah membawa oksigen.

Karbon monoksida dalam rokok dapat meningkatkan

tekanan darah yang akan berpengaruh pada sistem

pertukaran hemoglobin, karbon monoksida juga memiliki

afinitas dengan hemoglobin sekitar dua ratus kali lebih kuat

dibandingkan afinitas oksigen terhadap hemoglobin.

d. Timah Hitam

Timah hitam merupakan komponen rokok yang juga

sangat berbahaya, partikel ini terkandung dalam

rokok.Batas ambag timah dipengaruhi oleh banyaknya

jumlah rokok yang dihisap, lamanya rokok, jenis rokok

yang dihisap, bahkan berhubungan dengan dalamnya

hisapan rokok yang dilakukan (Kusuma Andina, 2011).

2.2.1.3 Bahaya Merokok Bagi Kesehatan

Pada perokok terdapat penurunan kekebalan tubuh

(antibodi) yang terdapat dalam ludah yang berguna untuk

menetralisir bakteri dalam rongga mulut dan menyebabkan

gangguan fungsi sel-sel pertahanan tubuh. Sel pertahanan

tubuh tidak dapat mendekatian memakan bakteri-bakteri


18

penyerang tubuh sehingga sel pertahanan tubuh tidak peka

lagi terhadap perubahan disekitarnya juga terhadap infeksi.

(Wirnata M. 2011)

Keadaan gusi seorang juga cenderung mengalami

penebalan lapisan tanduk.Daerah yang mengalami

penebalan ini terlihat lebih kasar dibandingkan jaringan

sekitarnya dan berkurang kekenyalannya.Penyempitan

pembulu darah di gusi sehingga meningkatkan

kecendrungan timbulnya penyakit gusi.

Tar yang terdapat dalm rokok juga memperbesar

peluang terjadinya radang gusi, yaitu penyakit gusi yang

sering terjadi yang disebabkan oleh plak bakteri dan faktor

lain yang dapat menyebabkan bertumpuknya plak di sekitar

gusi. Zat tar ini dapat mengendap pada permukaan gigi dan

akar gigi sehingga permukaan ini menjadi kasar dan

mempermudah perlekatan plak. Berbagai hasil penelitian

yang telah dilakukan ditemukan terbentuknya plak dan

karang gigi lebih banyak terbentuk pada rongga mulut

perokok dibandingkan bukan perokok.

Kepaarahan penyakit yang timbul dari tingkat

sedang hingga tingkat lanjut berhubungan langsung dengan

banyaknya rokok yang dihisap setiap hari berapa lama atau

berapa tahun seseorang menjadi perokok, dan status


19

merokok itu sendiri, apakah masik merokok hingga

sekarang atau sudah berhenti.(Rachmat dkk, 2016).

2.2.1.4 Dampak rokok pada kebersihan gigi dan mulut

Rongga mulut sangat mudah terpapar efek yang

merugikan akibat merokok.Terjadinya perubahan dalam

rongga mulut sangat masuk akal karena rongga mulut

merupakan awal terjadinya penyerapan zat-zat hasil

pembakaran rokok, beberapa survei menunjukan bahwa

rata-rata oral higiene lebih buruk. Panas dari rokok akan

meningkatkan kerusakan perlekatan periodontal dan

bertambah banyaknya kalkulus yang akan meningkatkan

retensi plak (Pintauli S, 2016).

Pada perokok berat dapat menyebabkan rangsangan

pada papilafiliformis (tonjolan / juntai pada lidah bagian

atas) sehingga menjadi (hipertropi). Hasil pembakaran

rokok yang berwarna hitam kecoklatan mudah dideposit

sehingga perokok sukar merasakan rasa pahit, asin, dan

manis karena rusaknya ujung sensoris dari alat perasa

(tastebuds). (Rachmat dkk, 2016).

Jumlah karang gigi terhadap perokok cendrung

lebih banyak dari pada bukan perokok.Karang gigi yang

tidak dibersihkan dapat menimbulkan berbagai keluhan,

seperti gingivitis atau gusi berdarah.Di samping itu hasil


20

pembakaran rokok dapat menyebabkan gangguan sirkulasi

peredaran darah ke gusi sehingga mudah terjangkit

penyakit.(Rachmat dkk, 2016).

Merokok merupakan salah satu faktor penebab

leukoplakia, yaitu suatu bercak putih dan plak pada mukosa

mulut yang tidak dapat dihapus. Hal ini bisa dijumpai pada

usia 30-70 tahun yang mayoritas penderitanya pria,

terutama yang perokok. Menurut penelitian Silverman dari

semua kasus leukoplakia 95% adalah perokok.

Iritasi terus-menerus dari hasil pembakaran

tembakau menyebabkan penebalan pada jaringan mukosa

mulut. Sebelum gejala kelinis terlihat, iritasi dari asap

tembakau ini menyerang sel-sel epitel mukosa sehingga

aktivitasnya meningkat. Gejala ini baru terlihat bila

aktivitas seluler bertambah dan epitel menjadi tebal.

Stain karena tembakau gigi dapat berubah warna,

pada mulanya warna ini dianggap disebabkan oleh nikotin,

tetapi sebenarnya adalah hasil pembakaran tembakau yang

berupa tar. Nikotin sendiri sebetulnya tidak berwarna dan

mudah larut.(Rachmat dkk, 2016).

2.3.1 Rokok Elektrik (ELECTRONIC CIGARETTE)


21

2.3.1.1 Pengertian

Rokok elektrik diciptakan oleh sebuah perusahaan

Tiongkok pada tahun 2003. Melalui perkembangan pesat di

seluruh dunia, mereka memiliki berbagai nama merek,

seperti NJOY, Epuffer, rokok Blu-ray, rokok hijau, rokok

di mana-mana, dll. (Damayanti, 2016 tahun).Kementerian

Kesehatan dan Kesejahteraan Jepang menemukan bahwa

uap yang dihasilkan setelah rokok elektrik mengandung

karsinogen, dan menemukan bahwa kandungan

asetaldehida (CH3CHO) lebih tinggi dari pada rokok (El

Hasna, Cahyo dan Widagdo, 2017).Rokok elektronik (e-

rokok) atau e-rokok adalah salah satu metode NRT yang

menggunakan energi listrik bertenaga baterai untuk

mengalirkan nikotin dalam bentuk uap, yang disebut

Electronic Nicotine Delivery System (ENDS) oleh

WHO.Nikotin tidak membakar tembakau, tetapi tetap

memberikan sensasi merokok kepada penggunanya. Rokok

elektrik diproduksi di China dan dipatenkan pada tahun

2004dan dengan cepatmenyebar ke seluruh dunia dengan

berbagai merekseperti NJOY, EPuffer, blu cigs, green

smoke, smokingeverywhere, dan lain-lain. Secara umum

sebuah ecigarette terdiri dari 3 bagian yaitu: battery (bagian

yangberisi baterai), atomizer (bagian yang akan


22

memanaskan dan menguapkan larutan nikotin) dan catridge

(berisi larutan nikotin).

2.3.1.2 Perkembangan Rokok Elektrik Di Indonesia.

Rokok elektrik masuk ke Indonesia pada awal

Tahun 2010, namun tidak langsung terkenal. Seiring

perkembangan waktu, vape menjadi semakin dikenal.

Terutama karena efek sampingnya yang lebih rendah.

Kemudian pada awal tahun 2014, mulai bermunculan isu

negatif tentang vape baik dari segi kesehatan maupun rokok

elektrik yang meledak saat digunakan. Popularitas rokok

elektrik saat ini memang sedang melejit, hal ini ditunjang

dengan ketersediaan variasi teknologi perangkat, model,

ukuran, warna, kapasitas baterai, dan lain-lain. WHO

menyebutkan pada Tahun 2014 saja sudah beredar 466

variasi merek dengan menghabiskan aset dana yang

fantastis sebesar US$ 3 miliar. Tren ini tampaknya juga

telah merambah ke Indonesia, peminat rokok elektrik

semakin banyak. Ini terindikasi dengan banyaknya seller

produk ini, rokok elektrik dapat dengan mudah ditemukan

dan dijual bebas terutama melalui penjualan online.

Berdasarkan pantauan terhadap situs toko online terkemuka

didapatkan rokok elektrik tersedia dengan berbagai variasi

desain dan rasa. Harga yang ditawarkan pun bervariasi


23

mulai termurah ratusan ribu hingga jutaan. Selain

menggunakan toko online, rokok elektrik juga marak

dipasarkan melalui media sosial seperti facebook, twitter,

youtube.

2.3.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan

Rokok Elektrik

Merokok mengacu pada studi sebelumnya yang

dilakukan di Belanda dari Mei 2014 hingga Agustus 2014

dan dipublikasikan pada 2017 tentang faktor-faktor yang

memengaruhi penggunaan rokok elektronik. Studi tersebut

menunjukkan bahwa responden muda lebih cenderung

merokok atau memiliki banyak pengguna. Di sisi lain,

responden yang lebih tua cenderung memiliki banyak

pengguna dibandingkan perokok. Dua alasan penggunaan

rokok elektrik yang paling banyak dikutip adalah karena

rokok elektrik dianggap lebih baik bagi kesehatan

masyarakat dan dapat digunakan sebagai alat berhenti

merokok.Di antara banyak pengguna, alasan penting ketiga

adalah membatasi jumlah rokok. Meskipun tidak ada

perbedaan antara perokok, pengguna e-rokok, dan banyak

pengguna, alasan serupa telah dilaporkan di tempat lain.

2.3.1.4 Struktur Rokok Elektrik


24

Seperangkat rokok elektrik adalah alat yang

fungsinya mengubah zat-zat kimia menjadi bentuk uap dan

mengalir ke dalam paru-paru dengan menggunakan tenaga

baterai atau listrik. Struktur dasar rokok elektrik terdiri dari

4 komponen utama yaitu atomizer, mod, baterai, dan liquid.

1. Atomizer

Atomizer merupakan bagian dari komponen vape

yang digunakan untuk menghasilkan uap. Atomizer

merupakan tempat atau wadah dari liquid yang di dalamnya

terdapat coil dan wick (kapas). Coil merupakan gulungan

berbahan kawat yang berfungsi untuk memanaskan liquid,

sedangkan kapas merupakan tempat peresapan dari liquid.

Atomizer sendiri ada 3 jenis yaitu:

a. Rebuildable Tank Atomizer (RTA)

Jenis atomizer ini memiliki tank. Umumnya

tank ini terbuat dari kaca pyrex yang tidak mudah

memuai, apabila kurang berhati-hati dapat pecah.

Atomizer ini dapatmenampung liquid yang lebih

banyak dari pada menggunakan RDA. Tetapi

kekurangan dari atomizer jenis ini secara umum,

uap yang dihasilkan lebih sedikit daripada

menggunakan RDA.
25

Gambar 2.3.4.1 . Rebuildable Tank Atomizer (RTA)

b. Rebuildable Dripping Atomizer (RDA)

Jenis atomizer ini tidak memiliki tank. Cara

kerjanya, Liquid diteteskan pada kapas dan coil

kemudian dipanaskan sehingga menghasilkan uap.

Karena tidak memiliki media tank, maka harus

sering untuk meneteskan liquid. Walaupun

demikian, kelebihan dari atomizer jenis ini adalah

uap yang dihasilkan lebih banyak dari pada RTA.

Gambar 2.3.4.2. Rebuildable Dripping Atomizer (RDA)


26

c. Rebuildable Dripping Tank Atomizer (RDTA)

Jenis atomizer ini adalah perpaduan antara RDA

dan RTA. Apabila tank pada RDTA ini pecah masih bisa

digunakan, tidak seperti RTA

Gambar 2.3.4.3. Rebuildable Dripping Tank Atomizer (RDTA)

2. Mod

Mod adalah badan atau bagian utama dari vape yang

di dalamnya terdapat baterai beserta rangkaian listrik yang

digunakan untuk menyalurkan arus ke dalam atomizer. Ada

dua jenis mod vape yaitu electrical mod yang mempunyai

komponen listrik berupa chip dan mechanical mod tidak

mempunyai komponen listrik.

Gambar 2.3.4.4. Electrical mod


27

Gambar 2.3.4.5. Mechanical mod

3. Baterai

Sumber energi yang digunakan vape untuk memanaskan

liquid berasal dari baterai. Baterai yang digunakan adalah baterai

khusus dapat diisi ulang.

Gambar 2.3.4.6. Baterai

4. Liquid

Liquid adalah cairan yang terdapat pada vape yang

jika dipanaskan akan menghasilkan uap. Ada 4 zat yang

terkandung dalam liquid vape:


28

a. Vegetable Glycerine (VG)

Vegetable Glycerine merupakan senyawa

gliserida paling sederhana yang tidak mempunyai

bau, tidak berwarna, dan mempunyai sedikit rasa

manis. Zat ini biasanya sering digunakan dalam

industri makanan.

b. Propylene Glycol (PG)

Propylene Glycol adalah senyawa yang lebih

kental dari pada air. Sifatnya hampir sama dengan

VG dan digunakan sebagai pelarut makanan dan

minuman. Propylene Glycol pada vape berguna

untuk memberikan sensasi yang mirip seperti

merokok. Biasanya zat ini membuat tenggorokan

menjadi kering.

c. Perasa (Flavour)

Ada banyak sekali rasa liquid vape, baik

yang berasa buah, makanan, maupun minuman. Zat

inilah yang ditambahkan ke dalam liquid vape

sehingga menghasilkan berbagai macam rasa.

d. Nikotin

Nikotin merupakan salah satu senyawa

kimia organik yang termasuk ke dalam kelompok

alkaloid. Adalah kandungan berbahaya dalam liquid


29

vape. Kadar nikotin dalam liquid vape juga beragam

mulai dari 0-16 mg.

Gambar 2.3.4.7. Liquid

2.3.1.5 Kandungan Rokok Elektrik

Sebagian besar penelitian menggunakan rokok

konvensional sebagai referensi dan menyelidiki keberadaan

atau konsentrasi yang diketahui berbahaya pada rokok

konvensional.Beberapa penelitian dilakukan dalam

percobaan in vitro dengan dengan sel yang terpapar cairan

atau uap, misalnya untuk menguji sitotoksisitas atau

pertahanan virus. Banyakpenelitian menemukan bahwa

label produk tidak menunjukkan isinya (misalnya rasa,

pelarut, nikotin) atau bahwa label tersebut tidak sesuai

dengan konsentrasi yang ditemukan.

Menurut tinjauan sistematis yang dilakukan oleh

WHO, kandungan cairan rokok elektrik adalah sebagai

berikut:
30

1. Glikol

Ini adalah komponen utama. Jumlah propylene

tinggi glikol (juga disebut 1,2-propandiol) dangliserin

ditemukan dalam pengujian peneltian untuk zat ini.

2. Nikotin

Dua studi menemukan konsentrasi nikotin dalm uap

rokok elektrik jauh lebih rendah daripada asap tembakau.

Sebuah studi menemukan bahwa pada produk yang diberi

label dengan kekuatan nikotin (“ rendah “. “sedang” atau

“tinggi”. Konsentrasi nikotin sebenarnya sangat bervariasi

pada merek dan bias 3 kali lebih tinggi dalam satu produk

dibandingkan dengan yang lain dengan kekuatan yang

sama.

Biasanya, pada rokok elektrik terdapat beberapa

jenis jumlah nikotin, seperti 0 mg/ml, 3mg/ml, 6mg/ml,

9mg/ml, 12mg/ml,15mg/ml, 18mg/ml.

3. Logam

Kadmium, logam berat, merkuri,timbal dan arsenic

muncul di WHO sebagai salah satu dari 10 bahan kimia

menjadi perhatian utama masyarakat karena potensi

toksisitasnya. Sebuah studimenemukan bahwa konsentrasi

timbal dan kromium dalam uapberada di dalamnya pada

kisaran rokok konvensional, sementara nikel mencapai 100


31

kali lebih tinggi daripada rokok konvensional dan satu

embun uap mengandung banyak partikel logam, terutama

timah,perak, nikel dan aluminium.

Satu studi menemukan lebih dari 6 kali kandungan

tembaga yang lebih tinggi dalam uap daripada asap rokok

konvensional, ada lagi kandungan timah dalam cairan e-

rokok yang berada rokok dalam urutan yang sama seperti

pada rokok konvensional, dan konsentrasi ketiga cadmium,

timbal, nikel dan arsenic yang paling rendah dibandingkan

dengan asap.

Kadar timah, kromium dan nikel ditemukan sebagai

nanopartikel.Studi real life menunjukkan peningkatan dua

kali lipat aluminium di udara dalam ruangan setelah vaping.

Satu studi menemukan kadmium, nikel dan timah di

hamper semua uap dari 12 merek,namun jumlah logam

beracun rendah, sebanding dengan jumlah yang terkandung

dalam inhaler nikotin (terapi pengganti nikotin). Studi lain

membandingkan tingkat logam dalam penelitian ini dengan

standar perantara dan menyimpulkan bahwakadar logam

tidak mungkin mnghasilkan efek kesehatan merugikan yang

signifikan bagi perokok yang beralih ke penggunaan rokok

elektrik.
32

Akhirnya, beberapa penelitian menemukan logam

pada batas bawah daripada deteksi dalam cairan dan uap,

dan melacak jumlah merkuri dalam uap dan logam di udara

dalam ruangan.

4. Tobacco-spesific nitrosamines (TSNA)

Senyawa yang terkait denganefek kesehatan

negative pada rokok tembakau, karena kombinasi

banyaknya dankarsiogenesitas yang kuat.N-

nitrosinomikotin (NNN) dan nikotin nitrosaminyang

diturunkan nikotin (NNK) diklasifikasikan sebagai

kelompok IARC 1 karsinogen.Beberapa penelitian

menemukan konsentrasi maksimum total TSNA dalam uap

sebagian besar atau hamper semua cairan.

Satu studi menemukan bahwa konsentrasi TSNA

karsiogenik sampai 400 kali lebih rendah dalam uap

daripada pada asap tetapi konsentrasi uap TSNA cukup

tinggi dalam beberapa kasus untuk memberikan

peningkatan risiko pengembangan tumor.

Penelitian menemukan bahwa TSNA karsiogenik

hadir dalam uap pada tingkat yang lebih rendah daripada

asap tembakau danTSNA ada di semua sampel namun

kadar TSNA dan nitrat dalamcairan merupakan satu atau

dua dari yang lebih rendah daripada produk tembakau.


33

Studi lain menemukan tingkat jejak TSNA atau TSNA

tidak ada. Beberapa penelitian mendeteksi TSNA tanpa

efek karsiogenik atau tidak ada TSNA dalam cairan.

2.3.1.6 Cara Penggunaan Rokok Elektrik

Gambar 2.4.6.1 Rokok Elektrik

Cara penggunaan e-cigarette yaitu samaseperti

merokok biasa, ketika dihisap lampu indikator merah yag

ada pada ujung e-cigarette akan menyala layaknya api pada

ujung rokok, lalu hisapan tersebut membuat chip dalam e-

cigarette mengaktifkan baterai yang akan memanaskan

larutan nikotin dan menghasilkan uap yang akan dihisap

oleh penggunanya.

Electronic cigarette juga pernah digunakan sebagai alat

bantu untuk program berhenti merokok yaitu dengan cara

mengurangi kadar nikotin e-cigarette secara bertahap,

namun praktek tersebut kini sudah tidak dianjurkan oleh

Electronic Cigarette Association (ECA) dan Food and Drug

Association (FDA). Meskipun demikian berdasarkan hasil


34

survei di Amerika, mayoritas (65% responden) memilih

alasan menggunakan e-cigarrete adalah untuk berhenti

merokok.

2.3.1.7 Asap Rokok Elektrik

Penelitian di Colorado ingin membuktikan bahwa

asap sampingan rokok elektrik harus dihindari karena

mengandung zat kimia yang berbahaya. Asap sampingan

rokok elektrik merupakan asap yang hanya dihasilkan dari

pembakaran liquid dan dipaparkan ke lingkungan (tidak

diisap), meliputi:

a. Benzena: Sering ditemukan pada pestisida dan bensin,

sangat berbahaya bagi kesehatan sistemik dan janin,

serta bersifat karsinogenik.

b. Dietilen glikol: Merupakan zat kimia yang digunakan

dalam bahan antibeku dan dapat menyebabkan iritasi

mata dan pernapasan, serta paparan kronis dapat

memengaruhi kesehatan janin dan reproduksi.

c. Isoprene: Digunakan dalam pembuatan karet sintetis

dan bersifat karsinogenik.

Asap yang dihasilkan sebagai sekaligus asap utama

dan sampingan rokok elektrik, meliputi:

a. Formaldehid: Merupakan zat tidak berwarna, mudah

terbakar, dan berbau tajam. Zat ini sering digunakan


35

untuk mengawetkan mayat dan juga digunakan sebagai

bahan bangunan maupun untuk menghasilkan produk

rumah tangga. Formalin juga terdapat pada asap rokok

biasa, alat berbahan bakar, maupunproduk pressed-

wood, dan bersifat karsnogenik.

b. Nikotin

c. N – Nitrosonornicotine: Zat yang diketahui dapat

menyebabkan kanker.

d. Propylene Glikol: Zat utama yang terdapat dalam rokok

elektrik merupakan cairan sintetik yang dapat menyerap

air. Zat ini juga merupakan zat aditif pada makanan. Zat

ini digunakan untuk menyerap air dan menjaga

kelembaban produk makanan, obat – obatan maupun

kosmetik. Selain itu, propylene glikol juga digunakan

sebagai pelarut warna dan penyedap makanan dan pada

industri cat serta plastik. Zat ini juga digunakan sebagai

asap latihan pemadam kebakaran maupun asap pada

pertunjukan teater. Kandungan propylene glikol dalam

asap dapat mengiritasi mata dan menyebabkan

gangguan saluran pernapasan.

e. Toluene: Pelarut beracun yang ditambahkan pada bensin

untuk menghasilkan benzena. Zat ini sangat berbahaya

bagi kesehatan tubuh.


36

Asap utama rokok elektrik merupakan asap yang

hanya dihasilkan pada saat rokok diisap, meliputi:

a. Acetaldehyde: Merupakan pelarut beracun dan

penghapus cat.

b. Cadmium: Logam berat yang bersifat toksik dan

digunakan dalam baterai mobil

c. Logam lainnya seperti nikel dan timah yang bersifat

racun bagi tubuh.

2.3.1.8 Manfaat dan Kerugian Penggunaan Rokok Elektrik

Manfaat penggunaan rokok elektrik yaitu sebagai

berikut:

1. Dengan mengurangi kadar nikotin secara bertahap di bawah

bimbingan dokter, maka nikotin dapat digunakan sebagai

alat untuk NRT (terapi penggantian nikotin)..

2. Kurangi beban sosial penggunaan rokok elektrik dan

tingkatkan kepercayaan diri

3. Mengurangi efek samping terbakar akibat rokok,

mengurangi bau aneh dan mengurangi gigi kuning akibat

rokok konvensional.

Kerugian penggunaan rokok elektrik yaitu sebagai berikut:


37

1. Asap terkadang mengganggu lingkungan dan menyengat

mata.

2. Iritasi tenggorokan.

3. Lebih mahal dari rokok tradisional.

4. Dapat menimbulkan kecanduan, karena kandungan nikotin

dalam cairan rokok elektrik dapat menyebabkan kecanduan.

5. Meningkatnya risiko merokok berulang.

6. Dapat disalahgunakan dengan memasukkan berbagai zat

berbahaya ilegal (seperti mariyuana, heroin, dll.).

2.2 Landasan Teori

Status kebersihan gigi dan mulut adalah tidak adanya debris dan

kalkulus pada gigi. Karena mulut yang lembab, lembab dan gelap, plak

gigi meluas ke permukaan gigi sehingga menyebabkan bakteri

berkembang biak (Farida, 2012). Faktor yang mempengaruhi kebersihan

gigi dan mulut yaitu adanya penumpukan sisa-sisa makanan, plak,

kalkulus, material alba dan stain pada permukaan gigi geligi. (Machfoedz,

2015)

Dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat, masyarakat telah

melakukan perilaku masyarakat secara aktif untuk menjaga dan

meningkatkan kesehatannya, mencegah penyakit, melindungi diri dari

ancaman penyakit, dan berperan aktif dalam kampanye kesehatan

masyarakat. Tiga indikator perilaku sehat telah dikembangkan, salah satunya

adalah masyarakat bebas rokok (Dinas Kesehatan Provinsi NAD, 2017).


38

Masalah rokok bukan hanya menjadi masalah di dunia, tapi juga

menjadi masalah di Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara yang

menggunakan atau mengkonsumsi rokok terbanyak. Jumlah perokok di

Indonesia yang mencapai 62,8 juta jiwa menjadikan Indonesia sebagai salah

satu negara dengan jumlah perokok terbesar di Asia Tenggara. (Anisa

Maulidea Binita dkk., 2016)

Latar belakang masalah rokok adalah meningkatnya jumlah perokok

masyarakat yang berdampak negatif terhadap kesehatan masyarakat. Di

Indonesia, perilaku merokok usia 15 tahun ke atas meningkat dari 34,2% pada

tahun 2007 menjadi 36,3% pada tahun 2013. Selain itu, ditemukan 1,4%

perokok berusia antara 10-14 tahun, sedangkan 9,9% perokok berusia antara

10-14 tahun. Pada kelompok bukan pekerja, 32,3% perokok merupakan

kelompok kelima dengan indeks kepemilikan terendah (Anisa Maulidea

Binita dkk., 2016).

Rokok elektrik merupakan suatu alternatif yang dapat dipakai sebagai

pengganti rokok tembakau, karena rokok elektrik tidak mengandung tar dan

karbon monoksida yang terkandung di dalam rokok tembakau, tetapi rokok

elektrik tetap mengandung senyawa nikotin yang dosisnya sangat rendah.

(Indra,2015).
BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah tentang pengaruh


rokok elektrik terhadap status kebersihan gigi dan mulut pada masyarakat
di Kelurahan Mataram Timur Kota Mataram.

Variabel Independent Variabel Dependent

Pengaruh Rokok Status Kebersihan


rok Elektrik Gigi dan Mulut

Cara menjaga kebersihan gigi dan mulut

1. Sikat gigi 2 kali sehari


2. Menyikat gigi dengan baik dan
benar
3. Kurangi makanan manis
4. Rutin kontrol ke dokter gigi

Dalam penelitian ini, dimana dilakukan pengukuran status


kebersihan gigi dan mulut untuk mengetahui pengaruh rokok elektrik
terhadap status kebersihan gigi dan mulut.

39
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

4.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif

analitik. Penelitian ini dilakukan secara observasional yaitu suatu

pengamatan yang dilakukan secara langsung oleh peneliti terhadap

subjek penelitian untuk mengetahui suatu gambaran pada objek

penelitian. Tiap subjek penelitian hanya di observasi sekali saja, hal ini

tidak berarti bahwa semua subjek penelitian diamati pada waktu yang

sama (Noto atmodjo, 2010).

4.1.2 Desain Penelitian

Rancangan penelitian observasional ini adalah menggunakan

rancangan studi potong lintang atau Cross Sectional yaitu rancangan

penelitian dengan melakukan observasi atau pengukuran pada saat

tertentu saja.

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek

atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat

40
41

pengguna rokok elektrik di Kelurahan Mataram Timur Kota Mataram

dengan jumlah 50 orang.

4.2.2 Sampel

Sampling adalah cara atau teknik pengambilan sampel terhadap

obyek yang ditelitinya, sedangkan sampel adalah sebagian yang diambil

dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh

populasi (Noto atmodjo, 2010). Teknik pengambilan sampel dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan Sampling Aksidental yaitu

teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang

secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai

sampel, bila orang ditemui itu cocok sebagai sumber data

( Sugiyono,2001:60). Dengan jumlah sampel sebanyak 44 orang

masyarakat di Kelurahan Mataram Timur Kota Mataram.

4.2.3 Tehnik penganbilan sampel

Penelitian ini melakukan pengambilan sampel dari populasi

dengan teknik purposive sampling yaitu, pengambilan sampel sesuai

dengan tujuan dan kepentingan penelitian dengan kriteria masyarakat

pengguna rokok elektrik di kelurahan mataram yang hanya

menggunakan rokok elektrik lebih dari satu tahun

Besar sampel pada penelitian ini dapat ditentukan menggunakan

rumus Slovin, sehingga peneliti bisa menentukan besar sampel yang

akan diteliti berdasarkan tingkat kesalahan atau margin of error.

Populasi dalam penelitian ini sebanyak 50 orang pengguna rokok


42

elektrik dengan rentan waktu lebih dari satu tahun dengan margin of

error 5% atau 0,05.

N
n 2
1+ Ne

Keterangan:

n  jumlah sampel minimal

N  populasi

e  eror margin

Berdasarkan rumus di atas diperoleh ukuran sampel sebagai berikut:

n  50 / 1 + (50 x 0,052)

n  50 / 1 + (50 x 0,0025)

n  50 / 1 + (0,125)

n  50 / 1,125

n  44

4.2.4 Kriteria Sampel Penelitian

A. Kriteria Inklusi

1. Masyarakat pengguna rokok elektrik.

2. Bersedia untuk menjadi responden

B. Kriteria eksklusi

1. Masyarakat yang bukan pengguna rokok elektrik.

2. Tidak bersedia untuk menjadi responden

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.3.1 Lokasi Penelitian


43

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Mataram Timur Kota

Mataram.

4.3.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 18 Juni - 20 juni Tahun 2021.

4.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam Karya Tulis Ilmiah

adalah data primer yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti

langsung dari sumber datanya.

4.5 Instrumen Pengumpulan Data ( Alat dan Bahan Penelitian)

4.5.1 Alat Penelitian

Adapun yang digunakan dalam penelitianan tara lain :

Alat :

1. Kaca Mulut

2. Sonde

3. Pinset

4. Nierbekken

5. Handscoon

6. Masker

7. Gelas kumur

8. Alat tulis

9. Formulir Pemeriksaan

10. Informed consent


44

4.5.2 Bahan Peenelitian

Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

1. Disclosing solution

2. Alkohol 70%

3. Kapas

4. Tissue

5. Air Bersih

4.6 Definisi Operasional Variabel

Menurut Kountur (2008), definisi operasional adalah suatu definisi

yang memberikan penjelasan atas suatu variable dalam bentuk yang dapat

diukur. Definisi operasional yang diteliti adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6 Definisi Operasional Variabel

Variabel Devinisi Kriteria Alat Ukur Skala


Objektif
Rokok Merupakan salah satu Ringan = Wawancara Ordinal
elektrik jenis metode NRT kurang dari
yang menggunakan 1 tahun
listrik dari tenaga Sedang =
baterai untuk lebih dari 1
memberikan nikotin tahun
dalam bentuk uap Berat =
lebih dari 2
tahun
Status Keadaan kebersihan Baik = Kaca Ordinal
kebersihan gigi dan mulut pada 0-0,8 Mulut,
gigi dan masyarakat yang Sedang = Sonde
mulut dimaksud 0,9-1,8 Pinset
Buruk = Nierbekken
1,9-3,0 Celemek
handscoon
masker
disclosing
kapas
45

4.7 Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

a. Meyusun rancangan penelitian.

b. Menentukan lokasi penelitian.

c.Menyiapkan form informed consent

d. Menentukan sampel yang aakan diteliti.

e. Pembuatan jadwal penelitian.

f. Persiapan alat dan bahan.

g. Menyiapkan format pemeriksaan kebersihan gigi.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Melakukan persetujuan setelah penjelasan (PSP) dan informed consent.

b. Melakukan pengisian data.

c. Melakukan pemeriksaan OHI-S.

d. Melakukan pengelolaan data dan analisis data.

e. Menyusun laporan penelitian.

3. Tahap Akhir

a. Penyusunan laporan dan penyajian hasil penelitian (sidang).

b. Penggandaan hasil laporan.

4.8 Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah


dengan menghitung rata-rata status kebersihan gigi dan mulut pengguna
rokok elektrik kemudian hasil penelitian yang diperoleh dipersentasekan dan
46

DAFTAR PUSTAKA

Alawiyah, S. S. (2017). Skripsi. Gambaran Persepsi Tentang Rokok Elektrik


Pada Para Pengguna Rokok Elektrik Di Komunitas Vaporizer Kota
Tangerang, 24-37.
Ariani, M. (2019). Karya Tulis Ilmiah. Description Of Smoker's Knowledge Level
On Dental And Oral Hygiene In Dusun Iii Kuta Baru Village, Tebing
Tinggi District, Serdang Bedagai Regency, 2019, 5-10.
B. P. (2018). Riskesdas 2018. Laporan Provinsi Nusa Tenggara Barat Riskesdas
2018, 264-265.
Binita, A. M., Istiarti, V, T., Dan Widagdo, L. (2016). Hubungan Persepsi Perokok Dengan
Tipe Perilaku Merokok Pada Siswa Smk 'X' Di Kota Semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat( Undip), 4(5), 268-276.
Fitriani, N.(2016). Hubungan Stain Gigi Dengan Body Image Pada Perokok Di Universitas
Muhammadiyah Malang (Doktoral Dissertation, University Of Muhammadiyah Malang.).
Kemenkes Ri, (2016). Sosialisasi Bahaya Rokok Bagi Kalangan Pelajar. Jakarta.
Depkes Ri.
Indra, S. (2016).Efektivitas Team Asisted Individualization Untuk Mengurangi
Perokrastinasi Akademik. Jurnal Edukasi: Jurnal Bimbingan Konseling,1(2), 175-
189.
Junior N. W. Oroh, P. L. (2018). Hubungan Penggunaan Rokok Elektrik Dengan
Status Kebersihan Gigi Dan Mulut Pada Komunitas Manado Vapers.
Jurnal E-Gigi (Eg),, 92-93.
Mataram, B. P. (2016). Statistik Daerah Kota Mataram Tahun 2016. Statistik
Daerah Kota Mataram, 7.
Mitra, A. (2019). Karya Tulis Ilmiah. Gambaran Tingkat Pengetahuan
Masyarakat Perokok Terhadap Kebersihan Gigi Dan, 5-10.
Pratiwi, N. (2020). Skripsi. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Perilaku
Penggunaan Rokok Elektrik (Vape) Pada Komunitas Pengguna Vape Di
Kota Medan, 8-21.
Sugiyono. (2001). Populasi Dan Sampel. Populasi Dan Sampel, 60.
Anggraeni,U. (2019). Gambaran Ohi-S Perokok Elektrik Pada Komunitas
Vaping Metro Di Kota Metro Tahun 2019 ( Doctoral Dissertation,
Poltekkes Tanjungkarang).
47

Anda mungkin juga menyukai