Diajukan sebagai salah satu syarat untuk melakukan penelitian Karya Tulis
Ilmiah (KTI)
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Disusun oleh :
Menyetujui,
Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,
Disusun Oleh :
Ketua,
Abdul Hadi Kadarusno, SKM. M.P.H (..............................................)
NIP. 197404011996031002
Anggota,
Narto, BE, STP. MP (.................................................)
NIP. 196101011984031003
Anggota,
Yamtana, SKM,M. Kes (.................................................)
NIP. 196202051987031002
iv
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya penulis sendiri, dan semua sumber
yang dikutip maupun dirujuk telah penulis nyatakan dengan benar.
NIM : P07133119026
Tanda Tangan :
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA TULIS ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Dibuat di : Yogyakarta
Pada tanggal : 2021
Yang menyatakan
vi
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah
ini. Penulis (KTI) ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
melakukan penelitian Karya Tulis Ilmiah pada Program Studi Diploma Tiga
Sanitasi Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini terwujud atas bimbingan dan pengarahan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan
penghargaan dan ucapan terima kasih kepada:
1. Joko Susilo, SKM, M.Kes, Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Yogyakarta.
2. Mohamad Mirza Fauzie, SST, M.Kes, Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta.
3. Haryono, SKM, M.Kes, Ketua Program Studi Diploma Tiga Sanitasi Jurusan
Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Yogyakarta.
4. Narto, BE, STP. MP, Dosen Pembimbing Utama yang telah memberikan
banyak bantuan dan bimbingan dalam penyusunan Proposal Karya Tulis
Ilmiah ini.
5. Yamtana, SKM, M.Kes, Dosen Pembimbing Pendamping yang telah
membimbing dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Abdul Hadi Kadarusno, SKM, M.PH, Dosen Penguji yang telah memberikan
berbagai masukan dan saran yang bermanfaat dalam penyusunan Proposal
Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Seluruh dosen dan karyawan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Yogyakarta yang telah membantu dalam penyusunan Proposal Karya Tulis
Ilmiah.
8. Pemilik dan pengelola pembuatan mi sohun di Industri “X” Desa Manjung,
Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten yang telah memberikan izin dan
dukungan dalam proposal Karya Tulis Ilmiah.
vii
9. Ibu, Bapak, dan Kakak yang telah memberikan mendoakan dan memotivasi
dalam penyusunan proposal Karya Tulis Ilmiah.
10. Teman-teman Prodi Diploma Tiga Sanitasi Jurusan Kesehatan Lingkungan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta yang selalu
memberikan bantuan, semangat serta doa dalam penyusunan proposal Karya
Tulis Ilmiah.
11. Sahabat yang selalu memberikan bantuan, semangat serta doa dalam
penyusunan proposal Karya Tulis Ilmiah.
12. Semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu per
satu.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS............................................. iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI....................... v
KATA PENGANTAR...................................................................................... vi
DAFTAR ISI..................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL............................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xi
BAB I................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 5
C. Tujuan................................................................................................. 5
D. Manfaat............................................................................................... 6
E. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................. 6
F. Keaslian Penelitian............................................................................. 7
BAB II............................................................................................................ 10
A. Landasan Teori................................................................................. 10
B. Kerangka Konsep................................................................................ 23
BAB III............................................................................................................. 24
A. Jenis Penelitian................................................................................... 24
B. Populasi dan Sampel........................................................................... 24
C. Waktu dan Tempat.............................................................................. 24
D. Variabel dan Definisi Operasional...................................................... 25
E. Teknik Pengumpulan Data.................................................................. 28
F. Instrumen Penelitian........................................................................... 29
G. Alat dan bahan.................................................................................... 30
H. Prosedur Penelitian............................................................................. 30
I. Rencana Pengolahan dan Analisis Data............................................... 31
ix
J. Dummy Table..................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 34
x
DAFTAR TABEL
Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1........................................................................................................ 38
Lampiran 2........................................................................................................ 41
Lampiran 3........................................................................................................ 43
Lampiran 4........................................................................................................ 47
Lampiran 5........................................................................................................ 48
Lampiran 6........................................................................................................ 47
Lampiran 7........................................................................................................ 48
Lampiran 8........................................................................................................ 51
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berupa tekstur mi yang lembut saat dipegang, bau khas aroma mi serta mi
mudah patah. Untuk kualitas mi secara kimia yaitu, mi tidak mengandung
bahan kimia berbahaya yang dilarang digunakan untuk bahan tambahan
pangan, seperti boraks, formalin dan zat pewarna sintetis. Sedangkan kualitas
mi secara biologi yaitu tidak terdapat bakteri dan jamur pada mi tersebut (SNI
Mi Sohun, 1995).
Penurunan derajat kesehatan disebabkan keadaan higiene sanitasi yang
buruk, sehingga dapat mempengaruhi kualitas makanan yang disajikan
kepada konsumen. Hal ini jelas akan berpengaruh terhadap tingkat kesehatan
konsumen yang mengkonsumsi makanan tersebut. Salah satu upaya untuk
meningkatkan pembangunan kesehatan adalah upaya penerapan higiene
sanitasi makanan yang mencakup enam prinsip. Menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096/MENKES/PER/VI/2011 Tentang
Higiene Sanitasi Jasa boga, ada enam prinsip penerapan higiene sanitasi
makanan diantaranya: pemilihan bahan makanan, penyimpanan bahan
makanan, pengolahan makanan, penyimpanan makanan jadi, pengangkutan
makanan, dan penyajian atau pengemasan makanan (Anwar dkk, dikutip dari
Yusuf Sukman, 2017).
Keberadaan Industri mi sohun harus dikelola dengan baik dalam upaya
mengantisipasi terjadinya pencemaran pada lingkungan sekitar dan
meminimalisir kerugian yang dialami oleh masyarakat. Seperti halnya
Industri pembuatan mi sohun yang berada di Desa Manjung, Kecamatan
Ngawen, Kabupaten Klaten. Industri ini dirintis oleh salah seorang warga
yang bernama Slamet Somo Suwito sejak tahun 1950. Beliau adalah orang
pertama yang mendirikan tempat produksi mi sohun di Desa Manjung, setelah
itu banyak warga yang mengikuti jejaknya menjadi produsen mi sohun
sampai sekarang. Pada masa pandemi Covid-19 seperti ini jumlah produksi
mi sohun tidak mengalami penurunan yang signifikan, bahkan permintaan
produksi dari berbagai Kota tetap dilakukan. Hal ini tentu saja mengakibatkan
keberadaan Industri ini sangat berpengaruh pada kondisi sosial ekonomi
masyarakat, selain itu pada bidang kesehatan lingkungan masyarakat juga
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui secara keseluruhan kajian penerapan higiene sanitasi
makanan pembuatan mi sohun di Industri “X” Desa Manjung,
Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten Tahun 2021.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui prinsip higiene sanitasi makanan pada pemilihan bahan
pangan pembuatan mi sohun di Industri “X” Desa Manjung,
Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten Tahun 2021.
b. Mengetahui prinsip higiene sanitasi makanan pada penyimpanan
bahan makanan pembuatan mi sohun di Industri “X” Desa Manjung,
Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten Tahun 2021.
c. Mengetahui prinsip higiene sanitasi makanan pada pengolahan
makanan pembuatan mi sohun di Industri “X” Desa Manjung,
Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten Tahun 2021.
d. Mengetahui prinsip higiene sanitasi makanan pada penyimpanan
makanan jadi pembuatan mi sohun di Industri “X” Desa Manjung,
Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten Tahun 2021.
e. Mengetahui prinsip higiene sanitasi makanan pada pengangkutan
makanan pembuatan mi sohun di Industri “X” Desa Manjung,
Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten Tahun 2021.
f. Mengetahui prinsip higiene sanitasi makanan pada pengemasan
makanan pembuatan mi sohun di Industri “X” Desa Manjung,
Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten Tahun 2021.
6
D. Manfaat
1. Manfaat Ilmu
Menambah ilmu pengetahuan bidang Penyehatan Makanan Minuman
(PMM) dalam ruang lingkup Jurusan Kesehatan Lingkungan.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai masukan bagi wilayah kerja Puskesmas Ngawen dan Dinas
Kesehatan Kabupaten Klaten untuk memaksimalkan penerapan
higiene sanitasi makanan minuman.
b. Sebagai bahan masukan untuk pengelola Industri pembuatan mi sohun
dalam mewujudkan Industri pengolahan makanan yang bersih, sehat,
dan bebas dari risiko buruk selama pengolahan.
Pekerja yang dalam hal ini sebagai pengelola dan penjamah makanan, dari
proses pemilihan bahan hingga proses akhir pengemasan makanan.
5. Ruang lingkup lokasi
Lokasi penelitian ini dilakukan di Industri “X” pembuatan mi sohun yang
beralamatkan di Jalan Manjung, Dusun 2 Manjung, Kecamatan Ngawen,
Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, 57466.
6. Ruang lingkup waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember 2021.
F. Keaslian Penelitian
A. Landasan Teori
1. Pengertian Industri
Menurut (Djojodipuro, 1994) dalam (Ikhsani, 2010) kumpulan
perusahaan sejenis disebut industri. Perusahaan (firm) adalah unit produksi
yang bergerak dalam bidang tertentu. Bidang ini dapat merupakan bidang
pertanian, bidang pengolahan dan bidang jasa. Industri dalam arti sempit
adalah kumpulan perusahaan yang menghasilkan produk yang sejenis
dimana terdapat kesamaan dalam bahan baku yang digunakan, proses,
produk akhir dan konsumen akhir. Dalam arti yang lebih luas, industri
merupakan kumpulan perusahaan yang memproduksi barang maupun jasa
dengan elastisitas silang yang positif dan tinggi (Suwardana, 2018).
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 3 Tahun
2014 Tentang Perindustrian, industri merupakan bentuk seluruh kegiatan
ekonomi yang mengolah bahan baku dan memanfaatkan sumber daya
industri sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah atau
manfaat lebih tinggi, termasuk jenis industri (UU Nomor 3 Tahun 2014,
2014). Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian telah
meletakkan industri sebagai salah satu pilar ekonomi dan memberikan
peran yang cukup besar kepada pemerintah untuk mendorong kemajuan
industri nasional secara terencana. Peran tersebut diperlukan dalam
mengarahkan perekonomian nasional untuk tumbuh lebih cepat dan
mengejar ketertinggalan dari negara lain yang lebih dahulu maju.
2. Klasifikasi Industri
Berdasarkan jumlah tenaga kerja, Badan Pusat Statistik (BPS)
tahun 2017 mengklasifikasikan industri manufaktur kedalam empat
11
3. Industri Pangan
Industri pangan merupakan suatu proses yang menghasilkan,
menyiapkan, mengolah, membuat, mengawetkan, mengemas, dan
mengubah produk menjadi bentuk pangan (Hariyadi, 2012). Industri
pembuatan mi sohun ini perlu dilakukan penanganan dan sanitasi yang
baik. Penanganan higiene sanitasi pada industri pangan yang kurang baik
dan tidak higienis akan berdampak terhadap kehalalan, mutu, keamanan,
dan kesehatan pada konsumen (Alimuddin, 2011).
Sanitasi pangan adalah upaya untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi pangan yang sehat dan higienis yang bebas dari
bahaya cemaran biologis, kimia, dan benda lain (Undang-Undang RI,
2012). Sanitasi industri pangan dilakukan dalam kegiatan atau proses
produksi yaitu penyimpanan, pengangkutan, dan peredaran pangan.
Kegiatan sanitasi pangan perlu dilakukan agar tidak menyebabkan risiko
dan membahayakan konsumen.
4. Pengertian Makanan
Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang diperlukan setiap
saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat
bagi tubuh. Pengelolaan yang baik dan benar pada dasarnya adalah
pengelolaan makanan berdasarkan kaidah-kaidah dari prinsip-prinsip
higiene dan sanitasi makanan (Permenkes RI Nomor 1096, 2011). Pangan
dan makanan mempunyai fungsi yang sangat amat penting untuk manusia,
karena merupakan kebutuhan utama yang dapat menentukan kelangsungan
hidup manusia. Hal tersebut sejalan dengan prinsip hak atas pangan,
dimana hak tersebut adalah hak asasi yang paling penting setelah hidup.
Oleh karena itu setiap manusia berhak atas pangan yang memadai baik
kualitas dan kuantitasnya (Agustina dan Titin, 2014).
13
5. Penjamah Makanan
Penjamah makanan adalah orang yang secara langsung
berhubungan dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan,
pembersihan, pengolahan, pengangkutan sampai dengan penyajian.
Higiene tenaga penjamah makanan dengan tujuan untuk mewujudkan
penyehatan perorangan yang layak dalam penyelenggaraan makanan.
Sedangkan sumber utama penularan penyakit bawaan makanan adalah
pencemaran bahan makanan, dimana peran manusia sebagai vektor
pembawa kuman sangat tinggi.
Personal higiene adalah cermin keberhasilan dari setiap individu,
yang mengarah kepada kebiasaan-kebiasaan dan kebersihan pribadi. Untuk
menjaga personal higiene dalam kehidupan sehari-hari harus selalu
berusaha mencegah datangnya penyakit yang dapat mengganggu
kesehatan (Depkes, 2006). Kebersihan penjamah makanan dalam istilah
populernya disebut higiene perorangan, merupakan kunci kebersihan
dalam pengolahan makanan yang aman dan sehat. Dengan demikian,
penjamah makanan harus mengikuti prosedur yang memadai untuk
mencegah kontaminasi pada makanan yang ditanganinya (Setyorini,
2013).
Suhu penyimpanan
No. Jenis makanan Disajikan dalam Akan segera Belum segera
waktu lama disajikan disajikan
1. Makanan kering 25° s/d 30° C
Makanan basah
2. > 60° C -10° C
(berkuah)
Makanan cepat basi
3. ≥65,5° C -5° C s/d 1° C
(santan, telur, susu)
Makanan disajikan
4. 5° C s/d 10° C <10° C
dingin
Sumber: (Permenkes RI No 1096/MENKES/PER/VI/2011, 2011)
e. Pengangkutan makanan
Kriteria syarat pengangkutan bahan makanan
a) Tidak bercampur dengan bahan berbahaya dan beracun (B3).
b) Menggunakan kendaraan khusus pengangkut.
c) Bahan makanan tidak boleh diinjak, dibanting dan diduduki.
f. Penyajian atau pengemasan makanan
1) Makanan dinyatakan layak santap apabila telah dilakukan uji
organoleptik dan uji biologis dan uji laboratorium dilakukan bila ada
kecurigaan.
a) Uji organoleptik yaitu memeriksa makanan dengan cara meneliti
dan menggunakan 5 indra manusia yaitu dengan melihat
(penampilan), meraba (tekstur, keempukan), mencium (aroma),
mendengar (bunyi misal telur), menjilat (rasa). Apabila secara
organoleptik baik maka makanan dinyatakan layak santap.
20
B. Kerangka Konsep
Pembuatan mi sohun
Suhu Penjamah
Kelembaban Pengetahuan
Pencahayaan Penerapan
Tidak memenuhi
Memenuhi
syarat
syarat
Keterangan:
Diteliti
Tidak diteliti
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang akan diteliti. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh penjamah makanan yang ada di
Industri “X” pembuatan mi sohun Desa Manjung, dari proses pengolahan
makanan hingga pengemasan makanan, yakni sebanyak 14 orang.
b. Sampel
Sampel dalam penelitian ini diambil berdasarkan total sampling, dimana
sampel yang digunakan adalah seluruh total dari populasi penjamah
makanan yang berada di Industri “X” pembuatan mi sohun yang berjumlah
sebanyak 14 orang, yaitu 10 orang Laki-laki dan 4 orang Perempuan. Total
sampling adalah metode pengambilan sampel yang penentuan sampelnya
menggunakan semua anggota populasi. Total sampling dilakukan apabila
jumlah populasinya kecil (Sugiyono, 2015).
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember 2021.
2. Tempat Penelitian
24
25
1. Jenis data
a. Data umum
28
b. Data Sekunder
1) Profil Industri “X” pembuatan mi sohun di Desa Manjung.
2) Jumlah dan karakteristik tenaga kerja.
3) Data kasus diare di wilayah kerja Puskesmas Ngawen.
4) Data Tempat Pengolahan Makanan (TPM) di Kabupaten Klaten.
c. Cara pengumpulan data
1) Wawancara
Wawancara dilakukan oleh peneliti secara langsung dengan
menggunakan kuesioner yang ditujukan kepada penjamah makanan
di Industri “X” pembuatan mi sohun.
2) Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti secara langsung dengan
melakukan pengamatan pada objek yang akan diteliti. Objek yang
akan diteliti mengenai higiene sanitasi Industri “X” pembuatan mi
sohun.
3) Pengukuran
Pengukuran dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan alat bantu
berupa Thermohygrometer dan Lux meter, setalah itu peneliti
melakukan pengukuran di titik yang sudah ditentukan.
F. Instrumen Penelitian
1. Checklist
Checklist digunakan sebagai observasi uji kelaikan fisik higiene sanitasi
makanan minuman jasaboga dan penerapan enam prinsip higiene sanitasi
makanan pembuatan mi sohun di Industri “X” Desa Manjung, Kecamatan
Ngawen, Kabupaten Klaten.
2. Kuesioner
Kuesioner digunakan untuk memperoleh pengetahuan penjamah makanan
mengenai higiene sanitasi makanan minuman pembuatan mi sohun.
30
a. Panduan wawancara
Digunakan untuk menggali informasi mengenai pengelolaan higiene
sanitasi makanan minuman kepada penjamah makanan, meliputi pemilihan
bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan,
penyimpanan makanan jadi, pengangkutan makanan, dan pengemasan
makanan.
b. Lembar observasi (checklist)
Digunakan untuk mengambil data mengenai pembuatan higiene sanitasi
makanan minuman yang terdiri uji kelaikan fisik higiene sanitasi makanan
minuman jasaboga dan enam prinsip higiene sanitasi makanan.
c. Thermohygrometer
Digunakan untuk mengukur suhu dan kelembaban di titik ruangan yang
sudah ditentukan.
d. Lux meter
Lux meter merupakan sebuah alat yang mampu mengetahui serta
mengukur seberapa besar intensitas cahaya yang berada di suatu tempat.
e. Alat tulis.
f. Alat dokumentasi.
H. Prosedur Penelitian
1. Persiapan
a. Survei pendahuluan.
b. Menentukan lokasi Industri pembuatan mi sohun yang diteliti.
c. Mengurus izin penelitian.
d. Menyiapkan checklist uji kelaikan fisik higiene sanitasi makanan
minuman jasaboga dan penilaian penerapan enam prinsip higiene
sanitasi makanan.
e. Menyiapkan alat tulis dan kamera untuk dokumentasi.
2. Pelaksanaan
31
J. Dummy Table
Keterangan
Tidak
No Uraian Bobot Nilai Persentase Memenuhi
memenuhi
syarat
syarat
Lokasi, bangunan
1
dan fasilitas
2 Pencahayaan
3 Penghawaan
4 Air bersih
5 Air kotor
Fasilitas cuci
6
tangan dan toilet
Pembuangan
7
sampah
Ruang
8 pengolahan
makanan
9 Karyawan
10 Makanan
Perlindungan
11
makanan
Peralatan makan
12
dan masak
Khusus golongan
13
A.2
syarat
Pemilihan
1 bahan
makanan
Penyimpanan
2 bahan
makanan
3 Pengolahan
makanan
4 Penyimpanan
makanan jadi
5 Pengangkutan
makanan
6 Pengemasan
makanan
Baku Keterangan
Suhu Kelembaban Pencahayaan Hasil
No Lokasi pengukuran mutu MS TMS
I II III I II III I II III
1 Ruang kantor
Ruang penyimpanan
2
produk
3 Ruang pengemasan
Ruang penyimpanan
4
bahan
5 Ruang pencucian
Ruang
6
pengekstruksian
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, dkk, 1998 and dikutip dari Yusuf Sukman, J. (2017) Higiene Sanitasi dan
Analisis Kandungan Rhodamin B dan Natrium Benzoat pada Saus
Cabai Bakso Bakar Serta Gambaran Pengetahuan dan Sikap Penjual di
Jalan DR. Mansyur Kota Medan Pada Tahun 2016.
Corie I.P, J. Mukono, dan Sudarmaji, 2005 h.162 dikutip dari Rizki aand Budiono
2018 (1998) ‘Higiene Sanitasi Pembuatan Sohun Pt. Soka Indah Desa
Karangsoka Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas Tahun 2018’,
Buletin Keslingmas, 38(2), pp. 148–157. doi:
10.31983/keslingmas.v38i2.4872.
Cyrilla Indri and Purnawan (2014) ‘Kajian Kondisi Proses Delignifikasi Tepung
Sohun Dengan Metode Taguchi’, 7, pp. 169–174.
34
35
Permenkes RI. (2014) ‘Tentang Pengelolaan Air Hujan Pada Bangunan Gedung
dan Persilnya’, Peraturan Menteri Kesehatan RI.
LAMPIRAN
38
Lampiran 1
No Bobo
Uraian X
. t
A. LOKASI, BANGUNAN, FASILITAS
Halaman bersih, rapi, tidak becek, dan berjarak sedikitnya 500
meter dari sarang lalat / tempat pembuangan sampah, serta tidak
1. 1
tercium bau busuk atau tidak sedap yang berasal dari sumber
pencemaran.
Konstruksi bangunan kuat, aman, terpelihara, bersih dan bebas
2. 1
dari barang-barang yang tidak berguna atau barang sisa.
Lantai kedap air, rata, tidak licin, tidak retak, terpelihara dan
3. 1
mudah dibersihkan.
Dinding dan langit-langit dibuat dengan baik, terpelihara dan
4. 1
bebas dari debu (sarang laba-laba)
Bagian dinding yang kena percikan air dilapisi bahan kedap air
5. 1
setinggi 2 (dua) meter dari lantai
Pintu dan jendela dibuat dengan baik dan kuat. Pintu dibuat
6. menutup sendiri, membuka kedua arah dan dipasang alat 1
penahan lalat dan bau. Pintu dapur membuka ke arah luar.
B. PENCAHAYAAN
Pencahayaan sesuai dengan kebutuhan dan tidak menimbulkan
7. 1
bayangan. Kuat cahaya sedikitnya 10 fc pada bidang kerja.
C. PENGHAWAAN
Ruang kerja maupun peralatan dilengkapi ventilasi yang baik
8. 1
sehingga terjadi sirkulasi udara dan tidak pengap.
D. AIR BERSIH
9. Sumber air bersih aman, jumlah cukup dan bertekanan. 5
E. AIR KOTOR
39
JUMLAH 74
Keterangan:
1. Formulir ini digunakan untuk melakukan uji kelaikan atau penilaian jasaboga
untuk mendapatkan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi Jasaboga.
2. Digunakan di lapangan dengan cara mengisi nilai pada kolom “X” dengan
angka maksimum sebagaimana terdapat dalam kolom bobot. Nilai yang
diberikan adalah angka satuan (bulat), untuk memudahkan penjumlahan dan
memperkecil kesalahan.
Contoh : No. 1. Dalam kolom bobot tertulis 1, artinya nilai yang dapat
diberikan adalah 1 atau 0.
41
42
Lampiran 2
47
48
Lampiran 5
RENCANA ANGGARAN PENELITIAN
48
49
Lampiran 6
49
TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN
PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA KLATEN TAHUN 2019
50
51
52
Lampiran 7
DOKUMENTASI LOKASI
Gambar 3 Situasi pemasakan sagu dengan tenaga manusia langsung (13 Oktober 2021)
Gambar 5 Kondisi adonan mi sohun yang baru saja dicetak, kemudian dijemur
dibawah sinar matahari langsung (13 Oktober 2021)
Lampiran 8
Tempat Tempat
mengeringka mengeringkan
n
sagu yang telah dicetak
sagu yang
telah
dicetak
Tempat
pemisahan mi Tempat
Tempat penimbangan mi
sohun yang pengangkut
sohun
rusak mi sohun
Ruang
pengemasan
mi sohun
Ruang kantor