Anda di halaman 1dari 27

Green Road Concept:

Implementasi Konstruksi Jalan Berkelanjutan di Indonesia

Disadur dari:

Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan


Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
1
GERAKAN/KEGIATAN TERKAIT PROGRAM “HIJAU” INDONESIA
1. Bangunan hijau (Green Building) (Permen LH No 08 Th. 2010 dan Permen PU
no.5/PRT/M/2015)
2. Kota Hijau : Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) sebagai gerakan kota hijau –
berkaitan dengan penataan ruang
3. Transportasi Berkelanjutan (Green Transportation)
Surat Kementerian Perhubungan No. KP. 30 Tahun 2013 : Pilot Project 3 kota
4. Program Penghijauan:
Permen PU No.05/PRT/M/2008 Pedoman Ruang Terbuka Hijau (RTH)
5. Menuju JALAN HIJAU INDONESIA, (Toward Indonesia Green Road) dengan melalui
penerapan PEMERINGKATAN JALAN HIJAU
DAFTAR ISI
Menuju JALAN HIJAU INDONESIA, (Toward Indonesia Green Road) dengan melalui
penerapan PEMERINGKATAN JALAN HIJAU

• Aspek Legal & Payung Hukum


• Pemeringkatan Jalan Hijau dan Definisi
• Konsep dan Strategi Jalan Hijau
• Pelaksanaan Pemeringkatan Jalan Hijau
• Penghargaan Pemeringkatan Jalan Hijau
• Prosedur Pemeringkatan Jalan Hijau
• Penerapan Kriteria Jalan Hijau pada Tahap Perencanaan dan Tahap
Konstruksi
• Lampiran
3
Aspek Legal (1/3)
• Peraturan Presiden RI No. 59/2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(Sustainable Development Goals)
Pasal 2, sasaran nasional 2017-2019... Menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara
berkesinambungan, menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, menjaga kualitas lingkungan
hidup….
(Bahwa penyelenggaraan jalan harus dilakukan secara berkelanjutan, mengandung arti:
- penyelenggaraan jalan harus menjaga peningkatan ekonomi,
- menjaga kehidupan sosial,
- menjaga kualitas lingkungan hidup)
• Permen PU No. 19 Th. 2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan
Pasal 2, Jalan yang mewujudkan keselamatan, keamanan, kelancaran, ekonomis, kenyamanan, dan ramah
lingkungan.
Pasal 59, …memasukkan rekomendasi lingkungan … ke dalam Perencanaan Teknis Rinci
….. (Persyaratan teknis jalan mensyaratkan menjaga kualitas lingkungan hidup)
4
Aspek Legal (2/3)
• Peraturan Menteri PUPR No. 5/2015 tentang Pedoman Umum Implementasi Konstruksi Berkelanjutan pada
Penyelenggaraan Infrastruktur Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman
Pasal 3, (1) prinsip berkelanjutan, ..mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan, wajib diterapkan..pada
setiap tahapan penyelenggaraan infrastruktur. …..(dasar penyelenggaraan jalan berkelanjutan)
Pasal 3, (2) Prinsip berkelanjutan adalah (a) kesamaan tujuan…, (b) pengurangan sumber daya .., (c)
pengurangan timbulan limbah.., (d) …reuse, (e) ..recycle, (f) perlindungan… terhadap lingkungan hidup, (g)
mitigasi risiko keselamatan, ..bencana alam, (h)..siklus hidup, (i) .. pencapaian mutu, (j) inovasi, (k) dukungan
kelembagaan.
Pasal 3, (4) Tahapan penyelenggaraan infrastruktur, a. Pemrograman; b. Perencanaan teknis; c. Pelaksanaan
konstruksi; d. Pemanfaatan; dan e. Pembongkaran…. (dasar tahapan penyelenggaraan jalan hijau)
Pasal 3, (5) Infrastruktur bidang PU dan Permukiman yang diselenggarakan...menggunakan pendekatan
konstruksi berkelanjutan…dapat diberi predikat sebagai infrastruktur berkelanjutan. …. (dasar pelaksanaan
pemeringkatan jalan hijau)
• Pasal 9, (1) Pelaksanaan konstruksi infrastruktur berkelanjutan harus dilaksanakan dengan pendekatan
konstruksi hijau dan memperhatikan aspek sosial, dan ekonomi … (dasar penggunaan istilah hijau selain eye
cathcing)
5
Payung Hukum
• Rencana Aksi Nasional Mitigasi dan Adaptasi terhadap Perubahan Iklim (RANMAPI) Kementerian PU,
Permen PU no 11 tahun 2012

• Renstra Kementerian PU 2010-1015 ; penyiapan infrastruktur handal, Ramah lingkungan, lebih selamat, dan
resilient

• Rencana Strategis Ditjen Bina Marga 2010-2015 terkait dengan Pembangunan berkelanjutan & MAPI

• Agenda Riset Nasional Bidang Transportasi dan Pengembangan Teknologi Infrastruktur, yang berbasiskan
pembangunan berkelanjutan

6
Definisi
Pemeringkatan Jalan Hijau

adalah penilaian terhadap upaya-upaya yang dilakukan dan memastikan tingkat keberlanjutannya,
dari suatu jalan baru atau jalan yang ditingkatkan yang pada tahap perencanaan teknis dan tahap
pelaksanaan konstruksi melaksanakan:
1. memenuhi standar jalan dan kriteria perencanaan teknis jalan, Permen 19/2011
2. mengupayakan untuk menggunakan teknologi-teknologi ramah lingkungan: geometrik: alinyemen
jalan mengikuti terrain (sehingga tidak merubah terain), terowongan, jembatan, jalan layangan;
perkerasan: teknologi yang meminimumkan emisi kendaraan
3. melakukan penghematan-penghematan material baru, energi, dan sumber daya alam lainnya
4. menjaga kehidupan masyarakat yang sudah berlangsung
5. melakukan konservasi terhadap air, udara, tanaman, hewan.

8
PEMERINGKATAN JALAN HIJAU INDONESIA
• Tujuan Pemeringkatan
Terwujudnya infrastruktur jalan pada tingkat tertentu dengan konsep “konstruksi
berkelanjutan” sebagai “jalan hijau”, dari suatu proyek jalan yang telah direncanakan (melalui
program), dirancang (rencana teknis) dan dilaksanakan konstruksinya (pelaksanaan), terutama
pada kegiatan proyek jalan “peningkatan atau jalan baru”
• Sasaran Pemeringkatan
Mendorong, dan memberikan penghargaan atas segala upaya yang dilakukan sekaligus
memotivasi dalam mewujudkan program jalan hijau, kepada penyelenggara jalan,
penyedia jasa (kontraktor, konsultan, supliyer), serta pemangku kepentingan lainnya,
sebagai bentuk implementasi Permen PUPR No.5/2015, dengan memenuhi
persyaratan dan kriteria yang ditetapkan.
• Metodologi Pemeringkatan
melakukan Penilaian sebagai upaya Penerapan Kriteria Jalan Hijau, yang berbasiskan pada
konsep keberlanjutan yang memenuhi aspek ekonomi, social dan lingkungan, melalui suatu
prosedur dan proses yang telah ditetapkan.
KONSEP “JALAN HIJAU” YANG BERBASIS KONSTRUKSI
BERKELANJUTAN
Peningkatan atau pembangunan jalan, melalui penerapan pada kegiatan
perancangan dan pelaksanaan konstruksi yang berbasis pada pendekatan :
• Ekonomi dapat mengefisiensikan siklus biaya hidup, pelaksanaan konstruksi, dan biaya
transportasi, serta efisiensi teknologi (material, BBM)
• Sosial menyediakan keadilan bagi semua pengguna jalan dan masyarakat terutama yang
tinggal di area tersebut, meningkatkan kesehatan dan keselamatan serta kenyamanan
lingkungan dan bagi pengguna jalan.
• Lingkungan memperhitungkan kebutuhan dan ketersediaan sumber daya alam (material,
dan habitat hewan-tumbuhan) dalam penggunaan dan exploitasinya, serta penggunaan
energi tersedia (baru/terbarukan) untuk generasi sekarang dan di masa mendatang, serta
mereduksi kerusakan lingkungan.

• Prinsip : mampu berkonstribusi dan berupaya dalam mereduksi emisi


Strategi
1.Diperlukan pengembangan Teknologi yang Ramah Lingkungan yang berbasis pada Strategi
Implementasi Konstruksi Berkelanjutan :
 Teknologi Konstruksi jalan dalam Mitigasi terhadap Perubahan Iklim
• Meminimalkan penggunaan material (SDA), efisiensi energi dan ruang
• Mereduksi polusi udara dan kebisingan
• Meminimalkan dampak-dampak lingkungan
 Pengembangan Teknologi Konstruksi yang Adaptif terhadap perubahan iklim
2. Pengembangan SDM (BM, asosiasi HPJI, Pemda)
3. Penyusunan Pedoman (Menuju Jalan Hijau dan Pemeringkatan Jalan Hijau)
4. Melakukan Pemeringkatan (uji coba/pilot proyek)
5. Sosialisasi,
PUSAT LITBANG JALAN DAN JEMBATAN
KEMENTERIAN PU DAN PERUMAHAN RAKYAT
KONSEP PEMBANGUNAN “JALAN” YANG BERBASIS
KONSTRUKSI BERKELANJUTAN Sosial :
a.Keselamatan
Konsep Aspek Berkelanjutan Menuju Jalan Hijau b.Kesehatan,
c.Kenyamanan
d.Kemakmuran
Ekonomi Sosial e.Berkeadilan

Ekonomi:
Lingkungan a.penghematan transportasi,
b.penggunaan teknologi
c.Sistem manajemen mutu
d.Sistem Manajemen lingkungan
e.Kesejahteraan

Lingkungan:
Kriteria a.Penghematan energi, air,
material,
Jalan Hijau b.Perlindungan udara, air, habitat
Indonesia
Permen PU No. 5/ 2015 Program Litbang
(Konstruksi Berkelanjutan) Penerangan Jalan Pendukung:
dengan LED
Teknologi jalan
Ramah
Pengelolaan Lingkungan
Lingkungan Hidup Lansekap Jalan

Penanaman Pohon
pada Sistem Teknologi Fasilitas
Teknologi
Jaringan Jalan Pejalan Kaki dan
eselamatan
Sepeda
Jalan
Pengurangan Emisi
dari Penghamparan Perancangan
Campuran Beraspal JALAN Perkerasan
Berumur Panjang
HIJAU
Teknologi Jalan
Perkotaan
Porous Pavement

Drainase dengan Cold and Warm Teknologi


konsep LID Mix Asphalt Perkerasan
Lentur

Daur Ulang
Perkerasan

SISTEM PEMERINGKATAN Audit Keselamatan Pemanfaatan


JALAN HIJAU INDONESIA Jalan Material Lokal
Penghargaan dalam
Pemeringkatan Jalan Hijau

13
Penghargaan Pemeringkatan
• Plakat diberikan kepada Balai
Besar/Satker di lingkungan Ditjen Bina
Marga, dan Pemerintah Daerah (Dinas)
• Sertifikat diberikan :
a. Kepala Satuan Kerja
b. Pejabat Pembuat Komitmen,
Untuk mendorong pelaksana proyek
jalan pada tahap DED dan pelaksanaan
konstruksi dalam upaya menerapkan
kriteria jalan hijau (transisi)
Ke depan, penghargaan diberikan kepada
Balai Besar/Satker yang menerapkan
pemograman, perancangan dan
pelaksanaan konstruksi, termasuk
konsultan dan kontraktor, berdasarkan
kriteria jalan hijau yang ditetapkan.

14
Prosedur Pemeringkatan Jalan Hijau
Mendaftar kepada tim jalan hijau.

Tim jalan hijau menerima pendaftaran, pelaksana penilaian, dan memberi usulan
peringkat jalan hijau, melalui Kapusjatan

Usulan peringkat akan dipelajari oleh Kepala Badan Litbang PUPERA untuk
ditetapkan

Kepala Badan Litbang PUPERA menyampaikan kepada Menteri PUPR (Bintang tiga
dan empat), untuk ditandatangani
Penghargaan yang diberikan pada pelaksana jalan hijau berupa sertifikat jalan hijau
yang ditandatangani oleh Menteri PUPERA (bintang tiga dan empat) dan Ka. Balitbang
(bintang satu dan dua)

15
Penerapan Kriteria Jalan Hijau
Pada Tahap Perencanaan Teknis (Perancangan)

16
Komponen Perencanaan Kriteria Jalan Hijau
1. Geometrik Jalan 1. Mengupayakan median Jalan dan selokan samping dipergunakan sebagai area resapan air
2. Mengupayakan akses persil dilengkapi dengan trotoar jalan

2. Teknis Struktur 1. Mengupayakan perkerasan jalan berfungsi meresapkan air


Perkerasan Jalan 2. Mengupayakan perkerasan jalan direncanakan berumur panjang
3. Mengupayakan perkerasan jalan menggunakan teknologi hemat energi, seperti: campuran hangat,
campuran dingin
4. Mengupayakan bahan perkerasan dari material yang dibentuk secara hemat energy, material lokal,
penggunaan ulang material bongkaran (daur ulang)
5. Mengupayakan tekstur perkerasan trotoar jalan dibentuk agar menunjukkan artistik
3. Teknis Struktur 1. Mengupayakan saluran drainase dilengkapi jeruji untuk menahan sampah
Bangunan Pelengkap 2. Mengupayakan saluran tepi jalan dapat meresapkan air
Jalan 3. Mengupayakan tempat parkir dilengkapi dengan peneduh dan resapan air
4. Mengupayakan tembok penahan tanah menggunakan teknologi ramah lingkungan, contoh dengan
rumput vetiver
4. Teknis Pemanfaatan 1. Mengupayakan rumija/Rumaja: Penanaman pohon di rumija atau vegetasi yang nyaman dilihat oleh
Bagian-Bagian Jalan pengguna jalan
2. Mengupayakan pada rumija/Rumaja: Penempatan ornamen jalan dengan desain sesuai budaya setempat
3. Mengupayakan pada : Penyediaan fasilitas untuk habitat hewan di lokasi yang melewati perkebunan,
hutan, pantai
4. Mengupayakan pada rumija: Penyediaan fasilitas peredam bising di lokasi yang melewati daerah
konservasi hewan
5. Rumija: Pulau jalan dan trotoar menggunakan material penutup yang ramah lingkungan, seperti dari
material pembuatnya adalah hemat energi, diberi bak tanaman, terdapat area resapan air, 20
Komponen Kriteria Jalan Hijau
Perencanaan
5. Teknis 1. Mengupayakan pulau jalan dan trotoar menggunakan material penutup yang ramah
Penyelenggaraan lingkungan, seperti dari material pembuatnya adalah hemat energi, diberi bak tanaman,
Manajemen dan terdapat area resapan air,
Rekayasa Lalu Lintas 2. Mengupayakan alat pemberi isyarata lalu lintas menggunakan sumber energi terbarukan,
lampu hemat energi/LED.

6. Teknis Perlengkapan 1. Mengupayakan pagar jalan untuk pejalan kaki dirancang memasukkan artistik budaya lokal
Jalan, yang terkait 2. Mengupayakan area tempat istirahat dirancang untuk memenuhi pejalan kaki dan pesepeda
langsung dengan berupa kursi pejalan kaki dan peneduh (pohon atau tanaman merambat)
pengguna jalan 3. Mengupayakan bangunan pos polisi didesain dengan memasukkan artistik budaya lokal
4. Mengupayakan trotoar jalan dilengkapi dengan fasilitas pejalan kaki dan pesepeda, seperti
bangku pejalan kaki, bak tanaman

18
Penerapan Kriteria Jalan Hijau Pada
Tahap Pelaksanaan Konstruksi

19
Spesifikasi Umum Penerapan Kriteria Jalan Hijau

Divisi I - Umum
1. Mobilisasi, 1. Mengupayakan penggunaan bahan bakar yang ramah lingkungan untuk
semua kegiatan transportasi/kendaraan.
2. kantor lapangan dan asilitas di kantor 2. Mengupayakan penggunaan kembali sampah kertas, plastik, kardus dari
lapangan, kantor lapangan
Mengupayakan penggunaan listrik di kantor lapangan seminimal
mungkin
3. fasilitas dan pelayanan pengujian, 3. Mengupayakan pengujian untuk memastikan kualitas produk terjamin

4. transportasi dan penanganan, 4. Mengupayakan melakukan koordinasi setiap perjalanan pengawas


lapangan dan kontraktor seefektif mungkin
5. pembayaran sertifikat bulanan, 5. –
pembayaran, 6. Mengupayakan penggunaan rambu lalu lintas sementara semasa
6. manajemen keselamatan lalu lintas, konstruksi dan penggunaan energi pada lampu rambu lalu lintas, serta
penggunaan spek lampu hemat energy

20
Spesifikasi Umum Penerapan Kriteria Jalan Hijau

Divisi I - Umum (Lanjutan)


7. kajian teknis lapangan, standar rujukan , 7. Mengupayakan penggunaan teknologi ramah lingkungan
8. bahan dan penyimpanan, 8. Mengupayakan penggunaan bahan material lokal

9. jadwal pelaksanaan, 9. Mengupayakan koordinasi perencana dan pelaksana konstruksi agar


pelaksanaan konstruksi efektif
10. prosedur perintah perubahan, penutupan 10. -
kontrak, dokumen rekaman kontrak,
11. pekerjaan pembersihan, 11. Mengupayakan pelatihan pekerja yang melakukan pembersihan
12. pengamanan lingkungan hidup, 12.Mengupayakan pelestarian satwa liar dan vegetasi yang ada jika proyek
jalan melewati perkebunan, hutan, konservasi.

13. relokasi utilitas dan pelayanan, 13. Mengupayakan box utilitas


14. keselamatan dan kesehatan kerja, 14.Mengupayakan audit keselamatan jalan tahap perencanaan,
pelaksanaan konstruksi, setelah konstruksi
15. pengujian pengeboran, 15. Mengupayakan alat pengujian yang rendah emisi
16. manajemen mutu 16.Kontraktor memiliki sertifikat manajemen mutu dan memberikan
jaminan secara tertulis bahwa produk yang dihasilkan sesuai standar

21
Spesifikasi Umum Penerapan Kriteria Jalan Hijau

Divisi 2 – Drainase:
1. Selokan dan saluran air, 1. Mengupayakan pengendalian air dengan membuat selokan dan saluran
air pada saat konstruksi dan untuk operasional
2. gorong-gorong, 2. Mengupayakan penggalian tanah untuk gorong-gorong yang selanjutnya
tanah yang terbuang digunakan kembali
3. drainase poros 3. Mengupayakan pengaliran air dari drainase porus dapat mengalir menuju
lahan yang ditentukan dan tidak mengganggu masyarakat
Divisi 3 – Pekerjaan Tanah:
1. Galian, timbunan, 1. Mengupayakan galian dan timbunan seminimum mungkin
Teknologi pengendalian longsor dan erosi seperti: bronjong, shotcrete,
rumput vetiver, dll
2. penyiapan badan jalan, 2. Mengupayakan penggunakan alat berat yang menghasilkan emisi di
bawah ambang batas emisi
3. pembersihan, 3. Mengupayakan pembersihan sampah konstruksi, seperti bongkaran
dan sisa-sisa material baru
4. pengupasan, dan 4. Mengupayakan pengupasan tanah tanpa terjadi longsor
5. pemotongan pohon 5. Mengupayakan agar dilakukan penanaman pohon kembali dan tanaman
lainnya

22
Spesifikasi Umum Penerapan Kriteria Jalan Hijau

Divisi 4 - Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan 1. Mengupayakan penggunaan kendaraan dan alat berat yang
Pelebaran perkerasan memiliki emisi di bawah batas ambang
Bahu jalan 2. Mengupayakan pemadatan tanah dengan teknologi ramah
lingkungan, seperti teknologi hemat energy untuk
memadatkan tanah dengan hanya beberapa kali lintasan
kendaraan pemadat

Divisi 5 – Perkerasan berbutir dan Perkerasan beton semen 3. Mengupayakan penggunaan material yang berasal dari
Lapis pondasi agregat, limbah, seperti fly ash
Perkerasan berbutir tanpa penutup 4. Mengupayakan penggunaan teknologi perkerasan jalan yang
aspal, Perkerasan beton semen, hemat energi seperti: campuran hangat, campuran dingin
Lapis pondasi semen tanah, 5. Mengupayakan penghematan material baru seperti:
Lapis pondasi atas bersemen penggunaan teknologi daur ulang pada lapisan base
dan 6. Mengupayakan penggunaan material local untuk
Lapis pondasi bawah bersemen (CTB dan CTSB) menghemat emisi dari transportasi, seperti asbuton, baja,
Divisi 6 – Perkerasan Aspal bamboo.
Lapis resap pengikat dan lapis perekat, Burtu, Burda,
Campuran beraspal panas, campuran aspal dingin, lapis perata
penetrasi macadam, pemeliharaan dengan laburan aspal
Divisi 7 – Struktur
Beton, beton pratekan, baja tulangan, baja struktur,
pemasangan jembatan rangka baja, pondasi tiang, pondasi 26
sumuran, adukan semen, pasangan batu, dll
Spesifikasi Umum Penerapan Kriteria Jalan Hijau

Divisi 8 – Pengembalian Kondisi dan 1. Penggunaan teknologi perkerasan yang hemat energi, seperti teknik
Pekerjaan Minor pemadatan, campuran dingin, campuran hangat, teknologi penggunaan
material substandar
2. Kendaraan berat yang digunakan beremisi
3. Penggunaan material lokal

Pengembalian kondisi selokan, saluran 4. Mengupayakan penggunaan teknologi penanggulangan longsor


air, galian dan timbunan,

Penghijauan 5. Mengupayakan penanaman rumput yang memiliki fungsi khusus, seperti


menanggulangi erosi dangkal seperti vetiver
6. Mengupayakan tanaman berasal dari daerah setempat

Perlengkapan jalan dan pengatur lalu 7. Mengupayakan alat pengatur lalu lintas menggunakan komponen yang hemat
lintas energi seperti APILL, lampu penerangan jalan, dan sistem kelistrikan lainnya.
8. Mengupayakan penerangan jalan menggunakan energy terbarukan, seperti
energi solar
9. Mengupayakan teknologi deliniasi jalan untuk menghemat penerangan jalan
10. Mengupayakan tiang penerangan menggunakan desain yang artistik
24
Spesifikasi Umum Penerapan Kriteria Jalan Hijau

Divisi 8 Lanjutan..
Kereb dan blok beton 1. Mengupayakan pemilihan ketinggian kereb jalan untuk tempat-
Pengembalian kondisi jembatan tempat tertentu dipilih agar tidak mengganggu pejalan kaki
Kerb Pracetak Pemisah Jalan 2. Mengupayakan blok beton menggunakan teknologi yang hemat
Pagar Pemisah Pedestrian energi, seperti dibentuk tanpa panas atau ditekan
3. Mengupayakan teknologi pengembalian kondisi jembatan yang
ramah lingkungan
4. Mengupayakan penggunaan material lokal
Penerangan Jalan dan elektrikal

Divisi 9 – Pekerjaan Harian - (sama dengan Penerapan Pada Divisi, 4, 5, 6, dan 7)

Divisi 10 – Pekerjaan Pemeliharaan Rutin -


Pemeliharaan rutin perkerasan, bahu jalan,
drainase, perlengkapan jalan dan jembatan
Pemeliharaan jalan samping dan jembatan

25
Kriteria Jalan Hijau
• Fasilitas: pejalan kaki, • Sistem • Reuse
(pelandaian, jalur Manajemen Mutu, • Recycling
pemandu, bangku), • Daur ulang, • Material Lokal
pesepeda, angkutan • Penekanan emisi, • Pemanfaatan material
umum, • Pengendalian air, berlebih,
• Audit keselamatan jalan, • Jaminan mutu, • Penerangan jalan
• Peran masyarakat, • Energi terbarukan
• Lansekap jalan
19,3%
• Perancangan
• Sistem Manajemen berumur panjang,
Lingkungan, 13,7%
11 kriteria 20,1% • Campuran hangat,
• Menyiapkan system • Campuran dingin
33 kriteria
drainase 6 kriteria • Perkerasan porus
• Menekan polusi debu 26,7% • Perkerasan yang
• Meredam kebisingan meredam kebisingan
29
• Melindungi habitat kriteria 26,7
• Menanam pohon 5 kriteria
(Kriteria tidak mutlak harus 20,2% 33
semua dipenuhi)
27

Anda mungkin juga menyukai