Disadur dari:
• Renstra Kementerian PU 2010-1015 ; penyiapan infrastruktur handal, Ramah lingkungan, lebih selamat, dan
resilient
• Rencana Strategis Ditjen Bina Marga 2010-2015 terkait dengan Pembangunan berkelanjutan & MAPI
• Agenda Riset Nasional Bidang Transportasi dan Pengembangan Teknologi Infrastruktur, yang berbasiskan
pembangunan berkelanjutan
6
Definisi
Pemeringkatan Jalan Hijau
adalah penilaian terhadap upaya-upaya yang dilakukan dan memastikan tingkat keberlanjutannya,
dari suatu jalan baru atau jalan yang ditingkatkan yang pada tahap perencanaan teknis dan tahap
pelaksanaan konstruksi melaksanakan:
1. memenuhi standar jalan dan kriteria perencanaan teknis jalan, Permen 19/2011
2. mengupayakan untuk menggunakan teknologi-teknologi ramah lingkungan: geometrik: alinyemen
jalan mengikuti terrain (sehingga tidak merubah terain), terowongan, jembatan, jalan layangan;
perkerasan: teknologi yang meminimumkan emisi kendaraan
3. melakukan penghematan-penghematan material baru, energi, dan sumber daya alam lainnya
4. menjaga kehidupan masyarakat yang sudah berlangsung
5. melakukan konservasi terhadap air, udara, tanaman, hewan.
8
PEMERINGKATAN JALAN HIJAU INDONESIA
• Tujuan Pemeringkatan
Terwujudnya infrastruktur jalan pada tingkat tertentu dengan konsep “konstruksi
berkelanjutan” sebagai “jalan hijau”, dari suatu proyek jalan yang telah direncanakan (melalui
program), dirancang (rencana teknis) dan dilaksanakan konstruksinya (pelaksanaan), terutama
pada kegiatan proyek jalan “peningkatan atau jalan baru”
• Sasaran Pemeringkatan
Mendorong, dan memberikan penghargaan atas segala upaya yang dilakukan sekaligus
memotivasi dalam mewujudkan program jalan hijau, kepada penyelenggara jalan,
penyedia jasa (kontraktor, konsultan, supliyer), serta pemangku kepentingan lainnya,
sebagai bentuk implementasi Permen PUPR No.5/2015, dengan memenuhi
persyaratan dan kriteria yang ditetapkan.
• Metodologi Pemeringkatan
melakukan Penilaian sebagai upaya Penerapan Kriteria Jalan Hijau, yang berbasiskan pada
konsep keberlanjutan yang memenuhi aspek ekonomi, social dan lingkungan, melalui suatu
prosedur dan proses yang telah ditetapkan.
KONSEP “JALAN HIJAU” YANG BERBASIS KONSTRUKSI
BERKELANJUTAN
Peningkatan atau pembangunan jalan, melalui penerapan pada kegiatan
perancangan dan pelaksanaan konstruksi yang berbasis pada pendekatan :
• Ekonomi dapat mengefisiensikan siklus biaya hidup, pelaksanaan konstruksi, dan biaya
transportasi, serta efisiensi teknologi (material, BBM)
• Sosial menyediakan keadilan bagi semua pengguna jalan dan masyarakat terutama yang
tinggal di area tersebut, meningkatkan kesehatan dan keselamatan serta kenyamanan
lingkungan dan bagi pengguna jalan.
• Lingkungan memperhitungkan kebutuhan dan ketersediaan sumber daya alam (material,
dan habitat hewan-tumbuhan) dalam penggunaan dan exploitasinya, serta penggunaan
energi tersedia (baru/terbarukan) untuk generasi sekarang dan di masa mendatang, serta
mereduksi kerusakan lingkungan.
Ekonomi:
Lingkungan a.penghematan transportasi,
b.penggunaan teknologi
c.Sistem manajemen mutu
d.Sistem Manajemen lingkungan
e.Kesejahteraan
Lingkungan:
Kriteria a.Penghematan energi, air,
material,
Jalan Hijau b.Perlindungan udara, air, habitat
Indonesia
Permen PU No. 5/ 2015 Program Litbang
(Konstruksi Berkelanjutan) Penerangan Jalan Pendukung:
dengan LED
Teknologi jalan
Ramah
Pengelolaan Lingkungan
Lingkungan Hidup Lansekap Jalan
Penanaman Pohon
pada Sistem Teknologi Fasilitas
Teknologi
Jaringan Jalan Pejalan Kaki dan
eselamatan
Sepeda
Jalan
Pengurangan Emisi
dari Penghamparan Perancangan
Campuran Beraspal JALAN Perkerasan
Berumur Panjang
HIJAU
Teknologi Jalan
Perkotaan
Porous Pavement
Daur Ulang
Perkerasan
13
Penghargaan Pemeringkatan
• Plakat diberikan kepada Balai
Besar/Satker di lingkungan Ditjen Bina
Marga, dan Pemerintah Daerah (Dinas)
• Sertifikat diberikan :
a. Kepala Satuan Kerja
b. Pejabat Pembuat Komitmen,
Untuk mendorong pelaksana proyek
jalan pada tahap DED dan pelaksanaan
konstruksi dalam upaya menerapkan
kriteria jalan hijau (transisi)
Ke depan, penghargaan diberikan kepada
Balai Besar/Satker yang menerapkan
pemograman, perancangan dan
pelaksanaan konstruksi, termasuk
konsultan dan kontraktor, berdasarkan
kriteria jalan hijau yang ditetapkan.
14
Prosedur Pemeringkatan Jalan Hijau
Mendaftar kepada tim jalan hijau.
Tim jalan hijau menerima pendaftaran, pelaksana penilaian, dan memberi usulan
peringkat jalan hijau, melalui Kapusjatan
Usulan peringkat akan dipelajari oleh Kepala Badan Litbang PUPERA untuk
ditetapkan
Kepala Badan Litbang PUPERA menyampaikan kepada Menteri PUPR (Bintang tiga
dan empat), untuk ditandatangani
Penghargaan yang diberikan pada pelaksana jalan hijau berupa sertifikat jalan hijau
yang ditandatangani oleh Menteri PUPERA (bintang tiga dan empat) dan Ka. Balitbang
(bintang satu dan dua)
15
Penerapan Kriteria Jalan Hijau
Pada Tahap Perencanaan Teknis (Perancangan)
16
Komponen Perencanaan Kriteria Jalan Hijau
1. Geometrik Jalan 1. Mengupayakan median Jalan dan selokan samping dipergunakan sebagai area resapan air
2. Mengupayakan akses persil dilengkapi dengan trotoar jalan
6. Teknis Perlengkapan 1. Mengupayakan pagar jalan untuk pejalan kaki dirancang memasukkan artistik budaya lokal
Jalan, yang terkait 2. Mengupayakan area tempat istirahat dirancang untuk memenuhi pejalan kaki dan pesepeda
langsung dengan berupa kursi pejalan kaki dan peneduh (pohon atau tanaman merambat)
pengguna jalan 3. Mengupayakan bangunan pos polisi didesain dengan memasukkan artistik budaya lokal
4. Mengupayakan trotoar jalan dilengkapi dengan fasilitas pejalan kaki dan pesepeda, seperti
bangku pejalan kaki, bak tanaman
18
Penerapan Kriteria Jalan Hijau Pada
Tahap Pelaksanaan Konstruksi
19
Spesifikasi Umum Penerapan Kriteria Jalan Hijau
Divisi I - Umum
1. Mobilisasi, 1. Mengupayakan penggunaan bahan bakar yang ramah lingkungan untuk
semua kegiatan transportasi/kendaraan.
2. kantor lapangan dan asilitas di kantor 2. Mengupayakan penggunaan kembali sampah kertas, plastik, kardus dari
lapangan, kantor lapangan
Mengupayakan penggunaan listrik di kantor lapangan seminimal
mungkin
3. fasilitas dan pelayanan pengujian, 3. Mengupayakan pengujian untuk memastikan kualitas produk terjamin
20
Spesifikasi Umum Penerapan Kriteria Jalan Hijau
21
Spesifikasi Umum Penerapan Kriteria Jalan Hijau
Divisi 2 – Drainase:
1. Selokan dan saluran air, 1. Mengupayakan pengendalian air dengan membuat selokan dan saluran
air pada saat konstruksi dan untuk operasional
2. gorong-gorong, 2. Mengupayakan penggalian tanah untuk gorong-gorong yang selanjutnya
tanah yang terbuang digunakan kembali
3. drainase poros 3. Mengupayakan pengaliran air dari drainase porus dapat mengalir menuju
lahan yang ditentukan dan tidak mengganggu masyarakat
Divisi 3 – Pekerjaan Tanah:
1. Galian, timbunan, 1. Mengupayakan galian dan timbunan seminimum mungkin
Teknologi pengendalian longsor dan erosi seperti: bronjong, shotcrete,
rumput vetiver, dll
2. penyiapan badan jalan, 2. Mengupayakan penggunakan alat berat yang menghasilkan emisi di
bawah ambang batas emisi
3. pembersihan, 3. Mengupayakan pembersihan sampah konstruksi, seperti bongkaran
dan sisa-sisa material baru
4. pengupasan, dan 4. Mengupayakan pengupasan tanah tanpa terjadi longsor
5. pemotongan pohon 5. Mengupayakan agar dilakukan penanaman pohon kembali dan tanaman
lainnya
22
Spesifikasi Umum Penerapan Kriteria Jalan Hijau
Divisi 4 - Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan 1. Mengupayakan penggunaan kendaraan dan alat berat yang
Pelebaran perkerasan memiliki emisi di bawah batas ambang
Bahu jalan 2. Mengupayakan pemadatan tanah dengan teknologi ramah
lingkungan, seperti teknologi hemat energy untuk
memadatkan tanah dengan hanya beberapa kali lintasan
kendaraan pemadat
Divisi 5 – Perkerasan berbutir dan Perkerasan beton semen 3. Mengupayakan penggunaan material yang berasal dari
Lapis pondasi agregat, limbah, seperti fly ash
Perkerasan berbutir tanpa penutup 4. Mengupayakan penggunaan teknologi perkerasan jalan yang
aspal, Perkerasan beton semen, hemat energi seperti: campuran hangat, campuran dingin
Lapis pondasi semen tanah, 5. Mengupayakan penghematan material baru seperti:
Lapis pondasi atas bersemen penggunaan teknologi daur ulang pada lapisan base
dan 6. Mengupayakan penggunaan material local untuk
Lapis pondasi bawah bersemen (CTB dan CTSB) menghemat emisi dari transportasi, seperti asbuton, baja,
Divisi 6 – Perkerasan Aspal bamboo.
Lapis resap pengikat dan lapis perekat, Burtu, Burda,
Campuran beraspal panas, campuran aspal dingin, lapis perata
penetrasi macadam, pemeliharaan dengan laburan aspal
Divisi 7 – Struktur
Beton, beton pratekan, baja tulangan, baja struktur,
pemasangan jembatan rangka baja, pondasi tiang, pondasi 26
sumuran, adukan semen, pasangan batu, dll
Spesifikasi Umum Penerapan Kriteria Jalan Hijau
Divisi 8 – Pengembalian Kondisi dan 1. Penggunaan teknologi perkerasan yang hemat energi, seperti teknik
Pekerjaan Minor pemadatan, campuran dingin, campuran hangat, teknologi penggunaan
material substandar
2. Kendaraan berat yang digunakan beremisi
3. Penggunaan material lokal
Perlengkapan jalan dan pengatur lalu 7. Mengupayakan alat pengatur lalu lintas menggunakan komponen yang hemat
lintas energi seperti APILL, lampu penerangan jalan, dan sistem kelistrikan lainnya.
8. Mengupayakan penerangan jalan menggunakan energy terbarukan, seperti
energi solar
9. Mengupayakan teknologi deliniasi jalan untuk menghemat penerangan jalan
10. Mengupayakan tiang penerangan menggunakan desain yang artistik
24
Spesifikasi Umum Penerapan Kriteria Jalan Hijau
Divisi 8 Lanjutan..
Kereb dan blok beton 1. Mengupayakan pemilihan ketinggian kereb jalan untuk tempat-
Pengembalian kondisi jembatan tempat tertentu dipilih agar tidak mengganggu pejalan kaki
Kerb Pracetak Pemisah Jalan 2. Mengupayakan blok beton menggunakan teknologi yang hemat
Pagar Pemisah Pedestrian energi, seperti dibentuk tanpa panas atau ditekan
3. Mengupayakan teknologi pengembalian kondisi jembatan yang
ramah lingkungan
4. Mengupayakan penggunaan material lokal
Penerangan Jalan dan elektrikal
25
Kriteria Jalan Hijau
• Fasilitas: pejalan kaki, • Sistem • Reuse
(pelandaian, jalur Manajemen Mutu, • Recycling
pemandu, bangku), • Daur ulang, • Material Lokal
pesepeda, angkutan • Penekanan emisi, • Pemanfaatan material
umum, • Pengendalian air, berlebih,
• Audit keselamatan jalan, • Jaminan mutu, • Penerangan jalan
• Peran masyarakat, • Energi terbarukan
• Lansekap jalan
19,3%
• Perancangan
• Sistem Manajemen berumur panjang,
Lingkungan, 13,7%
11 kriteria 20,1% • Campuran hangat,
• Menyiapkan system • Campuran dingin
33 kriteria
drainase 6 kriteria • Perkerasan porus
• Menekan polusi debu 26,7% • Perkerasan yang
• Meredam kebisingan meredam kebisingan
29
• Melindungi habitat kriteria 26,7
• Menanam pohon 5 kriteria
(Kriteria tidak mutlak harus 20,2% 33
semua dipenuhi)
27