Anda di halaman 1dari 8

Dampak Konsep Jalan Hijau untuk Manajemen

Limbah pada Proyek Konstruksi Jalan di Kota Banda Aceh

Dosen Pembimbing:
Paravita Sri Wulandari, S.T, M.Eng

Oleh:
Jonathan Adrianus B11190154

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
SURABAYA
2022
Dampak Konsep Jalan Hijau untuk Manajemen
Limbah pada Proyek Konstruksi Jalan di Kota Banda Aceh

Adrianus, J.
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan Jurusan Teknik Sipil – Universitas Kristen Petra

ABSTRAK

Pembangunan jalan di Indonesia terus berkembang pesat setiap tahunnya. Hal ini mempengaruhi
ketersediaan sumber daya alam sebagai material penyusun jalan. Oleh karena itu, dibutuhkan
konsep green road sehingga dapat mengurangi penggunaan sumber daya alam dan menimalisasi
jumlah limbah yang dihasilkan. Konsep ini mencakup hasil konstruksi ramah lingkungan, efisien
energi dan sumber daya, dan hemat biaya. Peningkatan material limbah dalam proyek konstruksi
adalah salah satu aspek yang harus dikurangi untuk mencapai konsep jalan hijau. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisa hubungan dan pengaruh dari aplikasi konsep jalan hijau terhadap
manajemen limbah proyek jalan. Penelitian ini dilakukan pada proyek konstruksi jalan di kota
Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif melalui penyebaran
kuesioner. Responden dari penelitian ini merupakan 90 perusahaan kontraktor jalan yang
memiliki proyek dari tahun 2010 sampai 2016. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan
konsep jalan hijau memiliki pengaruh terhadap manajemen limbah yang paling signifikan sebesar
18,7%. Hal ini menunjukan bahwa apabila factor ekonomi ditingkatkan, maka manajemen limbah
akan meningkat pada proyek konstruksi jalan.

PENDAHULUAN

Jalan merupakan bagian infrastruktur yang berperan penting dalam perkembangan ekonomi
suatu daerah. Pembangunan jalan akan terus berkembang untuk mencapai keadaan ekonomi
dan social yang semakin tinggi. Akan tetapi pembangunan tersebut berdampak negatif terhadap
lingkungan. Karena pembangunan akan terus berlanjut dan tidak dapat dibatasi, solusinya adalah
mengkontrol dan meminimalisasi dampak negatif yang dihasilkan.

Mengkutip dari Badan Pusat Statistik, Panjang jalan di Indonesia telah mencapai 548366 km [1].
Berdasarkan tipe perkerasan, 59,1% menggunakan pekerasan lentur. Hal ini mengakibatkan
permintaan aspal yang mencapai 1,2 juta ton per tahun. Mengingat bahwa permintaan
infrastruktur jalan kian meningkat, tentu sumber daya alam akan terus berkurang. Dari
permasalahan ini maka diperlukan proses konstruksi yang bisa mengurangi penggunakan sumber
daya alam dan mengurangi limbah yang dihasilkan melalui penerapan konsep jalan hijau.

Jalan hijau adalah konsep yang bertujuan untuk merancang konstruksi mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, menggunakan produk ramah lingkungan, efisien energi dan material,
dan hemat biaya. Peningkatan material limbah dalam proyek konstruksi adalah salah satu aspek
yang harus dikurangi untuk mencapai konsep jalan hijau. Peningkatan dalam jumlah limbah
mendorong manusia untuk mencari alternatif dalam mengurangi, memakai ulang dan mendaur-
ulang limbah. Oleh karena itu, pemanfaatan limbah konstruksi bisa menjadi solusi untuk
mengurangi limbah yang pada akhirnya akan mengurangi biaya dalam proyek konstruksi, serta
berkontribusi dalam menjaga lingkungan.

Apabila pengurangan limbah dilakukan dengan mendaur-ulang limbah maka akan memberi
keuntungan berupa penghematan biaya dan mengurangi dampak polusi lingkungan. Mengingat
bahwa kesadaran dalam aplikasi peraturan jalan hijau, peneliti mengadakan penelitian efek dari
konsep jalan hijau untuk manajemen limbah pada proyek konstruksi di kota Banda Aceh.
Permasalahan yang ingin diselsaikan adalah menentukan hubungan dan pengaruh antara
penggunaan konsep jalan hijau dengan manajemen limbah pada proyek konstruksi jalan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kualitatif dengan mendistribusikan kuesioner.
Responden dari penelitian ini merupakan 90 perusahaan kontraktor jalan yang memiliki proyek
dari tahun 2010 sampai 2016.

TINJAUAN PUSTAKA

Jalan hijau adalah instansi yang menilai keberlanjutan suatu jalan. Instansi ini menyatakan bahwa
jalan hijau adalah proyek jalan yang di desain dan dilaksanakan dengan tingkat keberlanjutan
yang lebih tinggi daripada proyek jalan biasa. Tingkat keberlanjutan yang dihasilkan oleh konsep
jalan hijau tergantung dari berbagai aktivitas, mulai dari perencanaan, desain jalan, konstruksi,
dan perawatan. Kriteria jalan hijau ini dibagi mejadi beberapa persyaratan utama. Jalan hijau
adalah aktivitas yang menggunakan prinsip-prinsip ramah lingkungan mulai dari pembiayaan,
perencanaan, desain, konstruksi, dan perawatan jalan, dan menangani dampak perubahan iklim.

Konsep implementasi jalan hijau memiliki beberapa faktor, seperti yang terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Faktor implementasi jalan hijau

No. Faktor Indikator


1 Sosial Pemerataan akses pengguna jalan
Melindungi dan mengembangkan budaya dan sejarah
Partisipasi komunitas
Perlindungan Kesehatan
Audit keselamatan jalan
Pemberitahuan (koran)
Inovasi lainya
2 Ekonomi Perencanaan dan desain jalan yang sesuai dengan standar
Pemilihan teknologi dan peralatan yang sesuai
Pengecekan kualitas pekerjaan
Pengehematan material dan air selama masa pelaksanaan
Penghematan energi (menghemat bahan bakar fosil,solar/lainnya)
Konservasi material (reduce, reuse, recycle)
Penggunaan rambu-rambu lalu lintas
Analisa biaya banjir
Analisa biaya pekerasan jalan
Penyediaan jalur pejalan kaki, sepeda, dan transportasi public
Penyediaan akses terminal/pemberhentian
Penyediaan fasilitas pendukung pejalan kaki, sepeda, dan lainnya
3 Lingkungan Perlindungan lingkungan dan ekosistem (hewan)
Perlindungan udara
Pengaturan penggunaan air di situs
Pengaturan penggunaan energi
Penggunaan material lama
Penanaman pohon dan tanaman yang dapat mengurangi erosi
Penerapan permukaan tahan air
Pengaturan penggunaan kendaraan bermotor di proyek
Penggunaan material local sebesar 60-95% dari total material yang
dibutuhkan
Pengaturan drainase dengan menyediakan kolam, tahanan air, dan taman
penahan hujan

Faktor sosial merupakan implementasi jalan harus memenuhi kebutuhan dan meningkatkan
kualitas perjalanan pengguna jalan, keamanan (pengurangan jumlah kematian dan kecelakaan),
dan kebutuhan pengguna jalan, seperti mobilitas dan aksesibilitas untuk memenuhi aktivitas
secara nyaman dan dalam kesehatan yang baik. Faktor ekonomi merupakan implementasi
pengguna jalan menggunakan sumber daya alam suatu daerah, untuk meningkatkan
kesejahteraan warga setempat, merupakan implementasi jalan dengan mempertimbangkan
perlindungan dan pengurangan dampak lingkungan.

METODOLOGI PENELITIAN

1. Menentukan Variabel Penelitian


Variabel independen dalam penelitian ini merupakan faktor aplikasi konsep jalan hijau,
sedangkan, variabel yang bergantung adalah manajemen limbah.

2. Desain Kuesioner
Tipe kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah tertutup. Responden hanya memilih
jawaban yang diberikan oleh peneliti. Dalam kasus ini kuesioner dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
i. Kuesioner A, kuesioner ini untuk menentukan karakteristik responden. Jawabannya
mengukur karakter pengisi kuesioner.
ii. Kuesioner B, kuesioner ini adalah faktor aplikasi konsep jalan hijau sebagai variabel
independen dan manajemen limbah sebagai variabel yang bergantung. Pengukuran
jawaban menggunakan skala Likert, dimana setiap jawaban diungkapkan melalui
pengujian.
3. Menentukan Populasi
Populasi yang dituju adalah perusahaan kontraktor di kota Banda Aceh. Berdasarkan peraturan
pemerintah Indonesia dan berdasarkan jumlah kontrak konstruksi, kontraktor yang lulus adalah
kontraktor kecil (K1, K2, K3), kontraktor menengah (M1 dan M2) dan kontraktor besar (B).
Penelitian ini berfokus untuk kategori K dan M. Berdasarkan data dari dewan pengembangan
layanan konstruksi Indonesia, pada 8 Oktober 2016, jumlah perusahaan kontraktor yang didapat
adalah 830 kontraktor.

4. Pengolahan Data
Pengolahan data bertujuan untuk menguji keandalan pengujian, yang dilakukan untuk
mengetahui keandalan atau ketidak andalan dari varible kuesioner.

5. Analisa Data
Analisa data meliputi analisa deskriptif, analisa korelasi sederhana, dan analisa regresi linear
berganda menggunakan software SPPS versi 22. Analisa ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
i. Analisa deskriptif, digunakan untuk mengetahui karakteristik responden;
ii. Analisa korelasi sederhana, digunakan untuk megetahui kedekatan hubungan antara
konsep jalan hijau dengan manajemen limbah pada proyek jalan di kota Banda Aceh; dan
iii. Analisa regresi linear berganda, digunakan untuk menentukan efek konsep jalan hijau
terhadap manajemen limbah pada proyek konstruksi jalan di kota Banda Aceh.

HASIL DAN DISKUSI

1. Faktor Hubungan Implementasi dari Konsep Jalan Hijau


Hubungan antara analisa mempunyai hasil berupa hubungan dari jumlah dari koefisien Pearson,
dan keberadaan atau ketiadaan dari hubungan melalui tingkat yang signifikan harus <0,05.
Korelasi Pearson telah di analisa, bisa dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 dibawah menunjukan
hubungan faktor dari aplikasi konsep jalan hijau dengan manajemen limbah, yang mana
merupakan sangat tinggi. Faktor sosial, ekonomi, dan lingkungan memiliki hubungan sangat
tinggi dengan koefisien Pearson yaitu 0,886, 0,942, dan 0,879 untuk manajemen limbah pada
proyek konstruksi jalan di Kota Banda Aceh.

Tabel 2. Hasil Korelasi Pearson

No Variabel Hubungan Korelasi Pearson Bentuk dari Kepentingan


Hubungan
1 X1 - Y 0,886 Sangat Tinggi 0,000
2 X2 - Y 0,942 Sangat Tinggi 0,000
3 X3 - Y 0,879 Sangat Tinggi 0,000

2. Efek Implementasi Konsep Jalan Hijau


Hasil dari analisa regresi linear berganda menunjukan antara variabel X dan Y seperti yang terlihat
pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Regresi Linear Berganda


Variabel Koefisien regresi tvalue Sig
Konstanta 0,459 0,566 0,573
Faktor sosial (X1) 0,122 2,720 0,008
Faktor ekonomi (X2) 0,187 5,200 0,000
Faktor lingkungan (X2) 0,080 3,056 0,003
Fcount = 225,300
Sig = 0,000
R2 = 0,887

Koefisien regresi linear berganda menunjukan faktor aplikasi konsep jalan hijau menunjukan
bahwa terdapat pengaruh positif terhadap manajemen limbah pada proyek konstruksi jalan di
kota Banda Aceh. Pengaruh positif ini menunjukan bahwa terdapat peningkatan 1 perusahaan
kontraktor, yang mana menggunakan masing-masing faktor dari aplikasi konsep jalan hijau, maka
manajemen limbah dari proyek konstruksi jalan akan meningkat. Jumlah peningkatan ini sesuai
dengan koefisien regresi yang dihasilkan oleh masing-masing faktor aplikasi konsep jalan hijau.
Dalam kasus ini peningkatan manajemen limbah proyek konstruksi jalan dalam faktor sosial
adalah 0,8%, faktor ekonomi 18,7%, dan faktor lingkungan 12,2%. Koefisien ini menunjukan
bahwa faktor sosial, ekonomi dan lingkungan secara bersamaan berkontribusi sebesar 88,7%
terhadap manajemen limbah proyek konstruksi jalan di kota Banda Aceh. Sisa 11,3% dipengaruhi
oleh faktor lainnya yang tidak dianalisa dalam penelitian ini.

3. Faktor Dominan dalam Implementasi Konsep Jalan Hijau


Faktor yang dominan dalam aplikasi konsep jalan hijau yang mempengaruhi manajemen limbah
dari konstruksi jalan di Kota Banda Aceh telah dianalisa menggunakan regresi linear berganda.
Faktor dominan dalam mengaplikasi konsep jalan hijau yang mempengaruhi manjemen limbah
dari proyek konstruksi jalan di Banda Aceh adalah faktor ekonomi.

Faktor ekonomi adalah implementasi jalan menggunakan sumber daya alam dari wilayah
tersebut, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, serta menghasilkan
penghematan, sehingga mengurangi biaya pembangunan. Interpretasi bahwa merupakan faktor
yang dominan adalah apabila terdapat satu kontraktor yang mengaplikasikan faktor ekonomi,
manajemen limbah dari proyek konstruksi jalan akan mengalami peningkatan sebesar 18,7%.
Faktor ekonomi ini dapat diterapkan dengan perencanaan dan desain jalan sesuai dengan
standar yang berlaku, pemilihan teknologi dan peralatan yang sesuai.

4. Nilai yang Diperoleh dari Pemenuhan Kriteria Jalan Hijau


Berdasarkan pedoman pemeringkatan jalan hijau yang dikeluarkan oleh SE Menteri PUPR pada
tanggal 23 Maret 2018, terdapat beberapa subkategori dan kriteria yang telah dipenuhi seperti
yang terlihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Kriteria dan Subkategori yang Terpenuhi

Uraian subkategori dan kriteria Nilai Tahap


AK- Metode penggunaan peralatan/armada pelaksanaan konstruksi dengan 2,30 PL
2 teknologi tertentu sehingga emisi dapat dikurangi Contoh: memodifikasi
knalpot pada armada penghampar atau pada asphalt mixing plant Bukti:
salinan gambar desain modifikasi, laporan metode, foto
AK- Pelaksanaan koordinasi tim perancang dan pelaksana konstruksi untuk 1,93 PL
6 mengefektifkan dan mengefisienkan waktu pelaksanaan konstruksi.
Contoh: pertemuan pemilik pekerjaan, pelaksana, dan perencana
dilakukan setiap sebulan sekali. Bukti: laporan pelaksanaan dan notulensi
AK- Penggunaan energi terbarukan dan penerapan inovasi PL
9
a. Menggunakan energi terbarukan pada aktivitas pelaksanaan 1,03 PL
konstruksi. Contoh: lampu untuk pelaksanaan konstruksi pada malam
hari menggunakan energi dari tenaga matahari atau biodiesel Bukti:
salinan desain RTA dan foto
b. Menerapkan inovasi yang memberikan manfaat pada saat pelaksanaan 0,98 PR-PL
konstruksi yang tidak banyak dilakukan oleh proyek jalan lainnya. Contoh
penggunakan teknologi Remote Control Manage System (RCMS) yang
berfungsi untuk memantau kemajuan pelaksanaan konstruksi sehingga
terdapat efisiensi waktu pelaksanaan. Bukti: salinan desain RTA dan foto.

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
i. Faktor sosial, ekonomi dan lingkungan memiliki hubungan dengan manajemen limbah
pada konstruksi proyek jalan di kota Banda Aceh.
ii. Semua faktor aplikasi jalan hijau memiliki efek yang signifikah dalam manajemen limbah
proyek jalan mencapai 88,7%.
iii. Faktor dominan pada aplikasi konsep jalan hijau yang mempengaruhi manajemen limbah
adalah faktor ekonomi. Hal ini menunjukan apabila faktor ekonomi ditingkatkan oleh
kontraktor di kota Banda Aceh, maka manjemen limbah juga akan meningkat.

2. Saran
i. Disarankan kepada kontraktor untuk memperhatikan faktor sosial, ekonomi dan
lingkungan, hal ini dikarenakan masing-masing faktor memiliki kontribusi terhadap
pengembangan konsep jalan hijau pada jalan di kota Banda Aceh.
ii. Disarankan kepada kontraktor untuk mengaplikasikan faktor sosial, ekonomi dan
lingkungan dalam perencanaan, pelaksanaan dan perawatan jalan sehingga konsep jalan
hijau dapat dicapai di kota Banda Aceh.
iii. Disarankan kepada kontraktor untuk mengimplementasikan konsep jalan hijau serta
mempertimbangkan partisipasi komunitas, reuse, recycle, reduce, menggunakan material
lokal dan sumber daya alami.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. (2022). Panjang Jalan Menurut Tingkat Kewenangan (km), 2018-2020.
Retrieved from Badan Pusat Statistik:
https://www.bps.go.id/indicator/17/50/1/panjang-jalan-menurut-tingkat-
kewenangan.html
Ji Zhao, R. I. (2013, August). Green Road Design Concept. Advance Materials Research, pp. 726-
731.
Lakar, V. (2019). STUDI PENERAPAN KONSEP GREEN ROAD DI KABUPATEN SUMBA TENGAH.
Muslimin, A. (2016). USULAN PENERAPAN KONSEP GREEN ROAD .

Anda mungkin juga menyukai