Anda di halaman 1dari 2

PENGANTAR AMDAL

UJIAN TENGAH SEMESTER

Oleh :

Yahdi Fitrah Ridha

296231009

Dosen Pengampu :

Dr. Lilis Sulistyorini, Ir., M.Kes

PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN LINGKUNGAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2024
A. Dokumen pertama : Menepis Tudingan Bahaya Pabrik "Racun" Limbah B3
Terdapat Beberapa hal dalam artikel tersebut menunjukkan adanya diskusi publik
mengenai rencana pembangunan instalasi pengolahan limbah B3. Pertama, upaya yang
dilakukan untuk melibatkan masyarakat dalam perencanaan bisnis, khususnya pada
perusahaan yang mengelola B3. Hal ini menunjukkan bagaimana humas digunakan untuk
meyakinkan masyarakat bahwa kegiatan dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan
terkait dan aman bagi warga dan lingkungan.
Selain itu, proses persetujuan berbasis risiko memberikan peluang bagi berbagai
kelompok sosial untuk menyampaikan kontribusi dan pertimbangannya melalui Forum
Penataan Ruang sebelum persetujuan KKPR diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa
komunikasi publik dilakukan untuk memperoleh masukan dan pertimbangan masyarakat
terhadap rencana kegiatan penggunaan lahan.
Kesimpulan dari komunikasi publik ini adalah pemangku kepentingan ekonomi harus
berkomunikasi dengan masyarakat melalui pendekatan persuasif dan bersahabat untuk
memastikan usulan pembangunan instalasi pengolahan limbah B3 aman bagi lingkungan
dan berlaku peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan melibatkan masyarakat
dalam proses perizinan, komunikasi publik memungkinkan terjadinya konsultasi dan
negosiasi antara pelaku ekonomi dan masyarakat untuk mencapai titik temu mengenai
persyaratan masyarakat terhadap rencana pembangunan pabrik.

B. Dokumen kedua : Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Jalan Tol sebagai Bagian dari
Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas
Metodologi penelitian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Jalan Tol
meliputi dua tahap. Satu merupakan jalan tol yang masih dalam tahap perencanaan, dan
satu lagi merupakan jalan tol yang sudah beroperasi. Untuk jalan tol yang masih dalam
tahap perencanaan, metodologi AMDAL mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup 16/2012 yang mencakup metode pelingkupan, pengumpulan dan analisis data,
estimasi dampak, penilaian keseluruhan, dan penyusunan Rencana Pengelolaan
Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). Sedangkan untuk jalan
tol yang sudah beroperasi, cara AMDAL mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan P. 102/2016 yang memuat cara mengumpulkan, menganalisis, dan
mengevaluasi data kegiatan yang sudah berjalan. Selidiki dampak dengan menggunakan
metode pengujian lingkungan dalam persiapan RKL dan RPL.
Hasil kajian dampak jalan tol yang direncanakan saat ini menunjukkan relatif
memiliki banyak dampak yang perlu dikelola dan dipantau karena belum terjadi.
Dampak tersebut antara lain meningkatnya keresahan sosial, penurunan produksi
pertanian, penurunan kualitas air, peningkatan timbulan sampah, penurunan kesehatan
lingkungan, penurunan kualitas udara, penurunan flora dan fauna, dan berbagai dampak
sosial dan ekonomi lainnya. Hasil kajian dampak terhadap jalan tol yang sudah beroperasi
menunjukkan relatif sedikit dampak yang perlu dikelola dan dipantau karena hanya
terjadi pada tahap operasional. Dampak tersebut antara lain peningkatan akses terhadap
masyarakat, peningkatan paparan emisi, timbulan sampah, penurunan kualitas udara,
peningkatan kebisingan, perubahan tingkat kepadatan, dan berbagai dampak lainnya.
Kedua hasil evaluasi ini menunjukkan pentingnya pengelolaan lingkungan hidup dan
pemantauan dampak jalan tol untuk meminimalkan dampak negatif terhadap masyarakat
lokal dan lingkungan sekitar. Hal ini mencakup jalan yang sedang direncanakan dan jalan
yang sudah beroperasi. Oleh karena itu, metodologi penelitian AMDAL yang digunakan
memberikan informasi penting bagi pengelolaan aset infrastruktur jalan tol dan upaya
perlindungan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai