PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Polusi udara adalah kontaminasi udara oleh zat apa pun yang berbahaya bagi manusia
dan organisme hidup lainnya. Ini dapat menyebabkan atau berkontribusi pada berbagai masalah
kesehatan. Mulai dari yang ringan, hingga yang parah dan berbahaya. Gas dan partikel berbahaya
di udara berasal dari berbagai sumber. Termasuk asap knalpot kendaraan, asap dari pembakaran
batu bara atau gas, dan asap tembakau.
Sebagai ibu kota negara, keputusan politik Jakarta berhubungan dengan warga negara
seluruh Republik Indonesia. Jakarta juga punya daya tawar tersendiri bagi aktivitas ekonomi,
sosial, dan budaya. Meskipun demikian, Jakarta kini menjadi sorotan nasional dan global. Jakarta
dinobatkan sebagai kota kotor karena polusi udara tinggi. Beberapa media internasional
menobatkan Jakarta sebagai kota paling tercemar di dunia. Situs IQAir (11/08/2023) menyatakan
kualitas udara di Jakarta berada dalam kategotu tidak sehat dan tak layak hidup. Polusi udara
berpotensi membuat warga terserang penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (IPSA).
Oleh karena itu, pemerintah DKI Jakarta harus melakukan pengambilan keputusan dalam
menangani hal tersebut. Keputusan yang diambil haruslah yang sesuai dan tidak merugikan
banyak pihak. Jika pemerintah salah mengambil keputusan, maka yang terjadi kedepannya akan
berdampak buruk bagi rakyat dan pemerintahnya sendiri.
III. Tujuan
PEMBAHASAN
Tujuan pengambilan keputusan dapat dibedakan: (1) tujuan yang bersifat tunggal.
Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat tunggal terjadi apabila keputusan yang
dihasilkan hanya menyangkut satu masalah, artinya bahwa sekali diputuskan, tidak ada
kaitannya dengan masalah lain dan (2) tujuan yang bersifat ganda. Tujuan pengambilan
keputusan yang bersifat ganda terjadi apabila keputusan yang dihasilkan menyangkut
lebih dari satu masalah, artinya keputusan yang diambil itu sekaligus memecahkan dua
(atau lebih) masalah yang bersifat kontradiktif atau yang bersifat tidak kontradiktif
Oleh karena itu, pengambilan keputusan pada tatanan yang lebih tinggi, apalagi
pada masa transisi kebijakan perlu diperhitungkan masak-masak semua akibat yang
mungkin timbul dari berbagai segi sedemikian rupa, sehingga diusahakan sejauh
mungkin tidak ada pihak-pihak yang dirugikan diusahakan seminimal mungkin. Dalam
tataran persekolahan apabila memang harus terjadi, maka harus diusahakan semaksimal
mungkin tidak merugikan peserta didik pada khususnya, warga sekolah pada umumnya
Pemerintah dalam menangani masalah polusi udara sangat berhati-hati dan penuh
dengan strategi. Semua dewan yang bertanggung jawab untuk mendapatkan jalan keluar
sangat bekerja keras dalam hal ini. Adapun pemerintah melakukan pengambilan
keputusan dengan cara:
1. Mengidentifikasi masalah
2. Mengumpulkan informasi dan data pendukung
3. Membuat alternative pilihan
4. Menimbang informasi yang diperoleh dari berbagai alternative pilihan keputusan
5. Menentukan pilihan dari sejumlah alternative
6. Menerapkan keputusan yang efisien
7. Mereview kembali keputusan yang dibuat
Berdasarkan situs tersebut, indeks kualitas udara di Jakarta mencapai angka 177
dengan polutan utamanya sebesar PM 2,5 dan nilai konsentrasi 105 mikrogram per meter
kubik (m3). Itu artinya, kualitas udara di ambang petaka bagi manusia. Sejumlah analisis
kesehatan mengatakan kualitas udara dappat berakibat fatal bagi kesehatan tubuh
manusia.
Terdapat banyak faktor penyebab. Namun, faktor paling dominan menurut data
yang tersedia adalah transportasi umum dan pribadi berbahan bakar fosil atau bahan
bakar minyak (BBM). Kendaraan berbahan bakar bensin dan solar menyumbang 32-57
persen terhadap tingkat PM 2,5. Namun, belum dapat ditentukan proporsi dari kendaraan
di jalan raya dan emisi oof-road, misalnya kendaraan logistic.
Guna menurunkan tingkat polusi udara di Jakarta dan sekitarnya, berbagai upaya
telah dilakukan pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi: mulai dari uji emisi,
menyiram jalan, sampai menyemprotkan air dari atas gedung pencakar langit.
Akan tetapi, pegiat lingkungan menyebut sebagian besar ikhtiar yang dilakukan
pemerintah masih bersifat responsif, tidak strategis, dan tidak berlandaskan bukti ilmiah.
Masalah polusi udara di ibu kota mulai mendapat perhatian khusus dari
Presiden Joko Widodo. Pada 14 Agustus, dia memanggil sejumlah menteri
dan penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono ke rapat terbatas di
Istana Merdeka untuk membahas masalah tersebut.
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, berkata kepada
wartawan bahwa mobil damkar bakal rutin menyiram ruas jalan protokol
sebanyak dua kali dalam sehari, setiap pukul 10:00 dan 14:00. Sebanyak 20
unit mobil damkar dan 200 personel diturunkan.
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Pengambilan keputusan yang diambil oleh pemerintah dalam menangani masalah polusi udara di
DKI Jakarta sudah sangat bagus dan bijak. Terbukti dengan adanya perubahan dengan
berkurangnya polusi udara. Pengambilan keputusan juga memiliki target yang jelas dan pas
sesuai dengan waktu yang direncanakan. Dalam pengambilan keputusan juga tidak hanya
pemerintah yang ikut dalam mengurangi polusi udara yang ada, tetapi masyarakat juga diikut
sertakan. Sehingga semua pihak bertanggung jawab dalam menangani masalah bersama sama
dan hasilnya cukup signifikan. Yang artinya keputusan tersebut sudah dilakukan dengan efektif.