Anda di halaman 1dari 3

Nama : Maharani Nurcahyani

NIM : 2465287
Mata Kuliah : Business Ethics

Ethic and Environmemnt

Kerusakan lingkungan hidup tidak lain merupakan dampak langsung dari kejahatan lingkungan.
Hal ini terjadi dimana-mana dan oleh siapa saja, terutama dilakukan oleh para pelaku usaha yang
tidak memperdulikan lingkungan hidup dan peraturan pemerintah. Akibatnya kejahatan
lingkungan ini terus berkembang hingga merusak lingkungan hidup di sekitarnya. Ancaman
terhadap lingkungan berasal dari dua sumber: polusi dan penipisan sumber daya.

Polusi

Masalah lingkungan hidup yang pertama adalah polusi atau pencemaran lingkungan hidup. Polusi
udara, air dan tanah memerlukan waktu jutaan tahun agar dapat normal kembali. Jenis utama
polusi udara yaitu gas rumah kaca yang diperoleh dari karbon dioksida, metana, dinitrogen oksida,
lalu ada gas perusak ozon yang diperoleh dari klorofluorokarbon. Selain itu jenis utama lainya
yakni gas hujan asam yang mengandung sulfur oksida. Sektor Industri dan asap kendaraan
bermotor adalah sumber pencemaran utama. Logam berat, nitrat dan plastik beracun bertanggung
jawab atas berbagai pencemaran yang ada. Sementara polusi air disebabkan oleh tumpahan
minyak, hujan asam, limpasan perkotaan. Dilain pihak, pencemaran udara disebabkan oleh
berbagai gas dan racun yang dikeluarkan oleh industri dan pabrik-pabrik serta sisa pembakaran
bahan bakar fosil; pencemaran tanah terutama disebabkan oleh limbah industri yang merusak
unsur hara dan zat nutrisi di tanah yang penting bagi tumbuhan. Polutan air saat ini jauh lebih
beragam, tidak hanya terdiri dari limbah organik, tetapi juga garam terlarut, logam, dan bahan
radioaktif serta bahan tersuspensi seperti bakteri, virus, dan sedimen. Selain itu, polusi tanah
berarti adanya bahan kimia beracun dengan konsentrasi cukup tinggi dalam tanah hingga
berpotensi membunuh makhluk hidup yang tinggal di dalamnya dan juga menimbulkan dampak
gangguan kesehatan pada manusia serta ekosistem secara luas. Polusi tanah merupakan masalah
lingkungan hidup yang jadi perhatian secara khusus selama beberapa dekade.

Penipisan sumber daya

Penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi bertanggung jawab menciptakan pemanasan
global dan perubahan iklim. Secara global, mulai banyak pihak yang mulai beralih menggunakan
sumber daya terbarukan, seperti listrik tenaga surya, biogas, mobil tenaga matahari, yang
diterapkan oleh negara maju. Perusahaan migas pun sudah berinovasi untuk menciptakan energi
terbarukan. Walaupun dalam jangka pendek, instalasi peralatan fasilitas teknologi ramah
lingkungan ini akan terlihat cukup mahal, tetapi dalam jangka panjang akan sangat murah
dibandingkan penggunaan energi fosil dan tidak terbarukan dikarenakan semakin menipisnya
sumber daya yang ada.

Etika Pengendalian Polusi

Pencemaran lingkungan memiiki peran yang penting dalam meluncurkan Gerakan cinta
lingkungan. Sementara beberapa ahli etika lingkungan, mengkhawatirkan bahwa polusi
mencerminkan bentuk lingkungan yang relatif "dangkal" dimana hal ini berfokus pada
kekhawatiran orang kelas atas. Selain itu polusi juga merupakan ancaman yang signifikan bagi
banyak kelompok yang kurang beruntung, warga negara berpenghasilan rendah, dan organisme
non-manusia. Masalah etika muncul baik dalam proses penelitian ilmiah untuk mengidentifikasi
polutan berbahaya dan dalam keputusan kebijakan tentang cara mengaturnya. Strategi baru
diperlukan untuk menghasilkan perhatian dan prioritas publik secara keseluruhan terhadap
lingkungab daripada nilai-nilai industri pencemar. Pendekatan kebijakan yang kreatif juga
diperlukan agar dapat mengidentifikasi polutan berbahaya dengan lebih cepat agar dapat
mencegah lebih cepat.

Hak Lingkungan
Dalam menjalankan kehidupan manusia berhak atas lingkungan yang layak huni. Hak-hak
lingkungan dapat menyebabkan larangan terhadap polusi bahkan terdapat biaya yang jauh lebih
besar daripada manfaatnya atau bisa dikatakan merugikan umat banyak. Saat ini, teknologi dalam
pengendalian polusi telah berkembang menjadi metode yang efektif dan efisien untuk dilakukan,
namun terkadang masih ada beberapa diantaranya yang memiliki biaya yang cukup mahal.
Analisa Biaya dan Manfaat
Perusahaa dalam menjaga etika lingkungan perlu melakukan analisa biaya dan manfaat. Untuk
memungkinkan perusahaan membuat analisis biaya-manfaat seperti itu, para peneliti telah
menyusun berbagai metode dan teknik teoretis untuk menghitung biaya.
Hal Ini menggunakan :
1. Perkiraan surplus konsumen,
2. sewa, harga pasa,
3. penyesuaian untuk transfer,
4. nilai diskon di masa depan,
5. dan pengenalan faktor risiko.

Thomas Klein meringkas prosedur untuk analisis Biaya dan Manfaat sebagai berikut:
1. Identifikasi biaya dan manfaat dari program yang diusulkan.
2. Mengevaluasi biaya dan manfaat dalam kaitannya dengan nilainya bagi penerima manfaat
dan donor. Standar ukuran adalah nilai setiap unit marjinal bagi peminta dan pemasok
yang idealnya ditangkap dalam harga yang kompetitif.
Perbaikan yang berguna meliputi:
(a) Memasukkan nilai waktu melalui penggunaan tingkat diskonto.
(b) Mengenali risiko dengan memfaktorkan kemungkinan hasil menurut probabilitas.
3. Tambahkan biaya dan manfaat untuk menentukan manfaat sosial netto dari sebuah proyek
atau program.

Sustainability
Sustainability penting untuk dilihat bahwa kelestarian lingkungan bergantung pada
keberlanjutan sosial dan ekonomi. Pakar lingkungan Herman Daly berpendapat bahwa
kelestarian lingkungan membutuhkan tiga hal khusus:
1. sumber daya terbarukan tidak boleh habis pada tingkat yang lebih besar dari tingkat
penggantinya;
2. tingkat emisi pencemaran tidak boleh melebihi kapasitas lingkungan untuk
membersihkan dan mengasimilasi pencemaran itu;
3. sumber daya tak terbarukan harus habis pada tingkat yang tidak lebih besar dari
penciptaan alternatif terbarukan.

Anda mungkin juga menyukai