Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KIMIA HIJAU

Disusun Oleh:
1. SANDY PRANATA KURNIAWAN
2. JOVAN VARELLIUS
3. CHRISTIAN MICHAEL FEDERICO
4. TIMOTIUS CALVIN SETIAWAN
5. NARADA KEANU

PKMI IMMANUEL BANDAR LAMPUNG


TAHUN AJARAN 2023/2024
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Isu tentang polusi, limbah, pemanasan global sering diberitakan dalam media masa. Di
era modern ini, isu-isu tersebut menjadi isu yang sensitif. Peningkatan kadar polutan yang
relatif besar, membuat pembuat kebijakan, aktivis lingkungan dan juga masyarakat umum
mulai memikirkan masa depan bumi ini. Hal ini melahirkan istilah ramah lingkungan.
Dewasa ini, hampir setiap kegiatan, baik kegiatan sosial maupun industri, dituntut untuk
memenuhi kriteria ramah lingkungan.
Kimia merupakan salah satu disiplin ilmu yang memegang peranan penting dalam
menentukan keberlanjutan kehidupan manusia di Bumi. Kondisi pembangunan industri
dan kondisi saat ini masih didominasi oleh ketergantungan pada penggunaan sumber daya
alam yang sebagian besar merupakan sumber daya yang tidak terbarukan.
Pembangunan selanjutnya mengganti sumber daya yang diambil dari lingkungan dengan
limbah yang seringnya tidak ramah lingkungan, dan akhirnya membahayakan kehidupan
manusia dan makhluk hidup lainnya.
Baru dalam beberapa tahun belakangan ini, Ilmu Kimia dipandang sebagai salah satu
ilmu dasar yang sangat diperlukan untuk mengatasi dan kemudian menghentikan
timbulnya permasalahan lingkungan dalam rangka menunjang pelaksanaan pembangunan
yang berkelanjutan atau pembangunan lestari.
Kesinambungan dalam ilmu dan teknologi dimulai ketika kita mulai berpikir bagaimana
untuk memecahkan masalah atau bagaimana untuk mengaplikasikan ilmu ke dalam
teknologi. Kimia sebagai ilmu dari materi dan transformasinya, berperanan penting dalam
proses ini dan menjembatani ilmu fisika, material dan hayati.
Hanya proses kimia yang telah dicapai melalui optimasi yang hati-hati-maksimum dalam
efisiensi, akan membawa pada produksi dan produk yang berkesinambungan. Ilmuwan
dan teknokrat, yang menemukan, mengembangkan dan mengoptimasi proses tersebut,
oleh karenanya mereka memegang peranan penting. Kepedulian, kreativitas dan
pandangan ke depan mereka dibutuhkan untuk menghasilkan reaksi dan proses
Kimia dengan efisiensi maksimum. Tema “Kimia Hijau” telah digunakan untuk usaha
usaha untuk mencapai tujuan ini
Pertumbuhan industri kimia yang ramah lingkungan semakin dibutuhkan. Kecenderungan
tersebut dikenal dengan istilah green chemistry atau teknologi berkesinambungan. Green
chemistry muncul karena adanya pergeseran paradigma konsep tradisional tentang
efisiensi konsep yang berfokus pada hasil reaksi kimia, yang secara ekonomis bisa
mengeliminasi limbah dan menghindari pemakaian material yang bersifat toksik dan atau
berbahaya.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan Green Chemistry (kimia hijau)?
2. Bagaimana konsep dari kimia hijau serta penerapannya sebagai
upaya menanggulangi permasalahan dimasa mendatang?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan disusunnya makalah untuk menyelesaikan tugas yang telah
diberikan. Selain itu penyusunan ini juga untuk membuka jendela
pengetahuan tentang green chemistry (kimia hijau) yang ada saat
ini. Harapan penulis adalah agar makalah ini tidak hanya
bermanfaat bagi diri sendiri, akan tetapi bermanfaat juga bagi
mereka yang membutuhkan untuk referensi ataupun bahan bacaan
semata.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Green Chemistry
Green chemistry (kimia hijau) adalah desain produk kimia dan proses yang mengurangi
atau menghilangkan penggunaan atau generasi zat berbahaya.
Green chemistry adalah suatu falsafah atau konsep yang mendorong desain dari sebuah
produk ataupun proses yang mengurangi penggunaan dan produksi zat- zat (substansi)
toksik dan atau berbahaya.
Konsep green chemistry berkaitan dengan Kimia Organik, Kimia Anorganik, Biokimia,
dan Kima Analitik. Bagaimanapun juga, konsep ini cenderung mengarah ke aplikasi pada
sektor industri. Patut digarisbawahi di sini, bahwa green chemistry berbeda dengan
environmental chemistry (Kimia Lingkungan). Green chemistry lebih berfokus pada
usaha untuk meminimalisir penghasilan zat-zat berbahaya dan memaksimalkan efisiensi
dari penggunaan zat-zat (substansi) kimia. Sedangkan, environmental chemistry lebih
menekankan pada fenomena lingkungan yang telah tercemar oleh substansi-substansi
kimia.

B. Konsep Green Chemistry


a. Lebih mengedepankan usaha mencegah timbulnya limbah dibanding usaha
menangani limbah yang dihasilkan dalam proses produksi.
b. Ekonomi atom
c. Mengurangi pemakaian bahan kimia berbahaya dan atau toksik
d. Mendesain produk yang lebih ramah lingkungan
e. Meningkatkan usaha penggunaan pelarut dan bahan kimia lain yang tidak
berbahaya
f. Mendesain pemakaian energi yang efisien
g. Lebih mengutamakan penggunaan bahan dasar yang dapat diperbaharui.
h. Melakukan proses sintesis yang relatif lebih pendek (menghindari proses
penurunan hasil sintesis)
i. Mengutamakan reaksi katalisis dibandingkan reaksi stoikiometrik
j. Mendesain produk yang dapat didegradasi (didaur ulang)
k. Melakukan metode analitik pada usaha pencegahan polusi
l. Meminimalisir potensi kecelakaan kerja.
Berdasar prinsip tersebut, fokus utama green chemistry yang juga menjadi fokus
utama penelitian dewasa ini adalah:
a. Rute alternatif proses sintesis yang didasarkan pada efisiensi atom, dapat
dicapai dengan pemakaian katalis dan biokatalis, proses sintesis alami
(misalnya fotokimia dan elektrokimia.
b. Kondisi reaksi alternatif yang didasarkan pada pemakaian pelarut yang
mempunyai dampak kecil terhadap lingkungan, menaikkan selektivitas dan
menurunkan jumlah limbah dan emisi yang dihasilkan.
c. Desain, penggunaan dan produksi bahan kimia yang relatif tidak toksik yang
bisa menurunkan potensi kecelakaan.
d. Pemakaian bahan dasar dan reagen yang bisa meninggalkan ketergantungan
pada bahan bakar minyak.
e. Evaluasi bahaya yang ditimbulkan oleh proses kimia, produk kimia dan reagen
serta produk samping.
Green chemistry ditujukan pada dampak produk dan proses industri terhadap
lingkungan. Prinsip utama dalam green chemistry adalah mencegah lebih baik
daripada mengobati, sehingga tujuan Green chemistry adalah mencegah timbulnya
polusi daripada menangani limbah yang terjadi.
Definisi alternatif green chemistry yang lebih disukai oleh kalangan industri
adalah teknologi berkesinambungan (sustainable technologies). Teknologi
berkesinambungan bertujuan untuk
Mempertemukan kebutuhan masa kini tanpa mengurangi kemampuan generasi
mendatang untuk memenuhi kebutuhannya. Teknologi berkesinambungan
merupakan tujuan utama dari konsep green chemistry.

C. MANFAAT GREEN CHEMISTRY


Alasan utama dan tak bisa dibantah lagi karena hampir semua aspek dalam kehidupan sehari-
hari berkaitan dengan produk kimia. Kedua perkembangan produk kimia telah menimbulkan
masalah baru bagi lingkungan dan kesehatan bahkan efek-efek lain yang belum diketahui.
Salah satu contoh adalah pemakaian pestisida DDT.
Konsep Green Chemistry dapat lakukan yaitu mendorong pencegahan terhadap polusi mulai
dari tingkat molekuler melalui desain sintesis dan mendukung lebih lanjut penemuan proses
kimia yang lebih ramah lingkungan yang tidak hanya dapat mengurangi sisa bahan beracun
tapi menghilangkan sama sekali substansi-substansi yang berpotensi racun dan berbahaya.
Paul Anastas sang Bapak Green Chemistry bersama John C. Warner telah mengembangkan12
prinsip Green Chemistry yang dapat menerjemahkan teori menjadi tindakan.

12 prinsip yang dijadikan pedoman untuk kampanye gerakan Green Chemistry ini adalah
1. Mencegah terjadinya limbah lebih baik daripada mengolah dan membersihkannya.
Yaitu bagaimana kemampuan kimiawan untuk merancang ulang transformasi kimia untuk
meminimalkan produksi limbah berbahaya merupakan langkah pertama yang penting dalam
pencegahan polusi. Dengan mencegah generasi sampah, kita meminimalkan bahaya yang
berhubungan dengan limbah, transportasi, penyimpanan dan perawatan.
2. Ekonomi atom, metode sintesis yang efisien
Ekonomi atom adalah sebuah konsep perancangan proses kimia yang bisa mengubah
semaksimal mungkin bahan baku menjadi produk target ketimbang menghasilkan senyawa
sampingan(side product). Metode sintetis seharusnya didesain untuk memaksimalkan
penggabungan dari semua bahan yang digunakan dalam proses menjadi produk akhir.
Pemanfaatan atom, efisiensi atom atau konsep ekonomi dari atom merupakan sarana yang
sangat berguna untuk mempercepat evaluasi jumlah limbah yang dihasilkan pada proses
alternatif. Efisiensi atom dihitung dari massa molekul produk dibagi dengan jumlah total
massa molekul senyawa yang terbentuk pada kondisi reaksi stoikiometrik yang terlibat.
Atom ekonomi bisa didekati dengan perhitungan sebagai berikut:
% Atom ekonomi = (berat molekul produk target)/(berat molekul semua bahan baku) x100%
3. Melakukan sintesis kimia yang tidak berbahaya
Mendesain sintesa untuk digunakan dan menghasilkan zat kimia yang tidak atau hanya
sedikit menjadi racun bagi manusia dan lingkungannya. Memilih metode yang lebih aman di
kimia adalah seperti menggunakan obeng bukan pisau untuk mengencangkan sekrup. Pisau
mungkin mampu mengencangkan sekrup, tapi itu berbahaya.
Contoh dari konsep ini adalah penggantian reaksi klorinasi dalam pembentukan intermediet
4-aminodifenilamina pada produksi karet dimana klorin merupakan senyawa yang beracun,
yang diganti dengan reaksi kopling langsung aniline dengan nitrobenzena yang teraktifkan
oleh basa. Hasil dari penggantian tersebut berupa limbah organik, anorganik, dan air yang
masing-masing 70,99, dan 97% lebih kecil.

4. Mendesain senyawa kimia yang tak beracun


Produk kimia harus dirancang sedemikian rupa sehingga menghasilkan fungsi sebagaimana
yang diinginkan dan memberikan toksisitas seminimal mungkin. Misalnya biosida ramah
lingkungan yang berbasis pada 4,5-dikloro-2-oktil-4-isotyiazolin-3-on yang dibuat oleh
Albright and Wilson Americas sebagai pengganti biosida konvensional yang sangat beracun
pada organisme air dan manusia
5. Pemakaian pelarut dan bahan-bahan yang aman
Pelarut sangat diperlukan dalam sebagian besar reaksi karena pelarut merupakan media untuk
campur, transfer panas, dan kadang mengontrol reaktifitas pereaksi. Penggunaaan pelarut
biasanya mengarah ke produksi limbah.
Oleh karena itu penurunan volume pelarut atau bahkan penghapusan total pelarut akan lebih
baik. Dalam kasus di mana pelarut diperlukan, hendaknya perlu diperhatikan penggunaan
pelarut yang cukup aman. Kebanyakan pelarut bersifat mudah terbakar atau beracun, dan
hampir semuanya merupakan senyawa organik yang mudah menguap sehingga menyumbang
pencemaran udara.
Supercritical Carbon Dioxide adalah karbon dioksida (CO2) yang berada dalam fase cair
(liquid phase),yang berada di atas ataupun pada temperatur dan tekanan kritis. Yaitu pada
temperatur 31,1oC ke atas dan tekanan 73,3 atm.
Zat ini banyak dimanfaatkan sebagai pelarut dalam industri, dikarenakan oleh zat ini
memiliki kandungan racun yang rendah dan memiliki tidak memiliki dampak lingkungan
yang berarti.
Selain itu, rendahnya temperatur dari proses dan stabilitas CO2 memungkinkannya berfungsi
sebagai pelarut layaknya aqua distilata.
6. Mendesain pemakaian energi yang efisien
Kebutuhan energi yang berdampak pada lingkungan dan ekonomi harus diminimalkan. Jika
mungkin, metode sintetis dan pemurnian harus dirancang untuk suhu dan tekanan ruang,
sehingga biaya energi yang berkaitan dengan suhu dan tekanan ekstrim dapat diminimalkan.
7. Pemakaian bahan baku yang dapat diperbaharui
Minyak bukan merupakan sumber daya terbarukan. 90-95% dari produk yang kita
gunakan(botol plastik, farmasi, cat, non-stick coating, kain, dll) berasal dari minyak. Bahan
baku terbarukan (jagung, kentang, biomassa) dapat digunakan untuk membuat banyak
Produk: bahan bakar (etanol dan bio-diesel), plastik dan lainnya.

8. Mengurangi senyawa turunan yang tak perlu


Derivatisasi yang tidak perlu (penggunaan kelompok blocking, proteksi / deproteksi,
modifikasi sementara proses fisika / proses kimia) harus dikurangi atau dihindari jika
mungkin, karena langkah-langkah seperti ini membutuhkan reagen tambahan dan dapat
menghasilkan limbah. Transformasi Sintetik yang lebih selektif akan menghilangkan atau
mengurangi kebutuhan untuk proteksi gugus fungsi. Selain itu, urutan sintetis alternatif dapat
menghilangkan kebutuhan untuk mengubah gugus fungsi dengan ada gugus fungsi lain yang
lebih sensitif.
9. Pemakaian katalis sangat baik secara stoikiometris
Secara stoikiometri katalis dengan selektivitas yang tinggi memang lebih unggul dalam
reaksi. Katalis dapat memainkan beberapa peran dalam proses transformasi, antara lain dapat
meningkatkan selektivitas reaksi, mengurangi suhu transformasi, meningkatkan tingkat
konversi produk dan mengurangi limbah reagen (karena mereka tidak dikonsumsi selama
reaksi). Dengan mengurangi suhu, kita dapat menghemat energi dan berpotensi menghindari
reaksi samping yang tidak diinginkan.
10. Desain produk yang mudah terdegradasi
Produk kimia seharusnya didesain hingga pada akhir fungsinya nanti mereka dapat terurai
menjadi produk degradasi yang tidak berbahaya ketika mereka dilepaskan ke lingkungan.
Disinilah arti pentingnya sintesis material sehari-hari yang biodegradable, misalnya
biopolimer, plastik ramah lingkungan dst.
11. Pencegahan polusi lingkungan
Metodologi analitis perlu lebih dikembangkan untuk memungkinkan real-time proses
monitoring dan kontrol sebelum pembentukan zat berbahaya. Waktu analisis riil untuk ahli
kimia adalah proses memeriksa kemajuan reaksi kimia seperti yang terjadi.
12. Pencegahan terhadap kecelakaan
Salah satu cara untuk meminimalkan potensi kecelakaan kimia adalah memilih pereaksi dan
pelarut yang memperkecil potensi ledakan, kebakaran dan kecelakaan yang tak disengaja.
Risiko yang terkait dengan jenis kecelakaan ini kadang-kadang dapat dikurangi dengan
mengubah bentuk (padat, cair atau gas) atau komposisi dari reagen.
D. Permasalahan Besar Terkait Green
Chemistry
Ada beberapa permasalahan yang akan dihadapi dimasa mendatang yaitu mengenai energi,
air, makanan, lingkungan dan penyakit, yang berkaitan erat dengan kimia dan hanya dapat
diselesaikan dengan konsep kimia yang baru, yaitu kimia hijau.
a. Masalah Energi
Dalam hal konversi energi yang berasal dari bahan bakar minyak bumi, batu bara, gas,
dan biomassa, Kimia hijau dapat memberikan andil mengenai bagaimana menemukan
metode efisien untuk mendapatkan syngas (CO dan H2) dari gas alam, bagaimana
transformasi ramah lingkungan metana menjadi hidrokarbon yang lebih besar, dan
bagaimana meningkatkan produksi bahan bakar bio dari selulosa dan komponen
biomassa yang lain dengan memanfaatkan enzim tertentu. Dalam hal konversi energi
dari sinar matahari menjadi energi listrik. Kimia hijau dapat berperan misalnya dalam
aspek bagaimana mencari pengganti teknologi berbasis silicon yang mahal namun
efisiennya rendah.
Masalah kekurangan energi di dunia, dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tak dapat
diperbaharui dan berpotensi merusak lingkungan seperti karbon dioksida, menipisnya
lapisan ozon, dampak penambangan serta bahan beracun di sekitar kita. Untuk
masalah kekurangan energi ini Green chemistry dapat menjadi pendorong dalam
pembuatan energi alternatif seperti photovoltaics, rekayasa bahan bakar hidrogen,
bahan bakar nabati atau biologis dan yang lainnya. Selain itu gerakan Green
Chemistry lain ialah meningkatkan pemakaian katalis yang tepat dan mampu
mengefisienkan pemakaian energi. Sebab jika alur proses sintesis dapat dipotong
otomatis pemakaian energi dapat dihemat.

b. Masalah Perubahan Iklim Global


Perubahan iklim, kenaikan suhu lautan, kimia stratosfer, dan pemanasan global adalah
bidang kajian yang digarap oleh teknologi green chemistry.

c. Masalah Sumber Daya


Eksploitasi yang berlebihan atas sumber daya alam tak terbaharui, menyebabkan
ketidakseimbangan pada skala yang memprihatinkan .Oleh karena itu pemakaian
bahan bakar fosil menjadi isu utama dalam kajian Green Chemistry. Upaya-upaya
yang dapat dilakukan melalui Green Chemistry ialah sintesis bahan bakar yang dapat
diperbaharui secara berkesinambungan baik dari segi ekonomi dan teknologi seperti:
teknologi biomassa, teknologi nanosains, biosolar, efisiensi karbon dioksida , zat
chitin dan pengolahan limbah.

d. Masalah Pangan
Ketika terjadi kelangkaan pangan maka aliran distribusi pun melemah. Sedangkan
metode pertanian sekarang ini tak mampu lagi mengatasi masalah pangan di masa
mendatang. Untuk itu perlu adanya metode baru dalam mengatasi masalah pangan ini
dan Green chemistry secara sains dapat berperan dalam teknologi produksi makanan
masa depan dengan cara: Pertama, mengembangkan sejenis pestisida yang hanya
berpengaruh pada organisme yang menjadi target dan dapat secara mudah
terdegradasi menjadi zat tak berbahaya. Kedua, mendesain proses daur ulang sisa-sisa
produk pertanian untuk dapat diolah kembali. Ketiga Membuat sejenis fertilizer (anti
pertumbuhan) yang digunakan dengan takaran sesedikit mungkin dengan tingkat
keberhasilan tinggi.

e. Masalah Alam Yang Terpolusi


Penerapan Green Chemistry pada sendi-sendi penelitian dan proses produksi yang
dilakukan secara konsisten dan tepat, dapat mengurangi bahkan menghilangkan
senyawa beracun yang berdampak manusia, biosfer dan lingkungan sekitar.

E. Aplikasi Green Chemistry


Green Chemistry bukan sekedar konsep. Cara terbaik memahami Green Chemistry tentu
haruslah dari aplikasinya juga. Hal ini penting guna menepis anggapan bahwa Green
Chemistry Cuma Konsep yang bagus . Simak penemuan dan aplikasi Green Chemistry yang
memenangkan penghargaan dari Presidential Green Chemistry Challenge Awards yang
didukung ACS Green Chemistry Institute.
1. Vitamin C (asam askorbat) untuk proses pembuatan polimer.
Professor Krzysztof Matyjaszewski dari Carnegie Mellon University telah mengembangkan
pelarut yang aman bagi lingkungan. Proses yang ditelitinya disebut Atom Transfer Radical
Polymerization (ATRP) yang biasa dilakukan untuk proses pembuatan polimer. Menariknya
proses ATRP ini dilakukan dengan Vitamin C (asam askorbat) sebagai pereduksi (reduction
agent).Tentu saja hal ini menghemat pemakaian katalis serta aman bagi lingkungan.
1. Gula dan minyak sayur sebagai bahan baku cat.
Procter and Gamble mengembangkan cat yang dapat diperbaharui. Produsen cat
biasanya memakai senyawa alkid sebagai bahan baku cat karena sifatnya tahan
lama, mengkilap dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan misalnya bahan
bangunan, industri metal, alat pertanian dan konstruksi. Namun sayangnya
senyawa ini beracun. Oleh karena itu Procter & Gamble menciptakan formulasi
cat berbahan baku minyak Sefose menggantikan bahan baku yang berasal dari
turunan minyak bumi.
Minyak Sefose dibuat dari gula dan minyak sayur yang jauh lebih aman bahkan
pemakaiannya hanya separuh dari senyawa alkid.

2. Gula pati dan selulosa sebagai bahan bakar.


Virent Energy Systems, Inc. Membuat bahan bakar yang berasal dari Gula pati dan
selulosa, Cadangan minyak bumi yang terus menipis mendorong perusahaan ini
mencari bahan bakar alternatif dari sumber yang dapat diperbaharui. Dengan bahan
dasar air dan katalis khusus gula pati dan selulosa dapat diubah menjadi bahan bakar
alternatif melalui proses yang hemat energi dan mudah dimodifikasi sesuai
kebutuhan.Ini suatu terobosan yang menarik untuk mengimbangi harga minyak bumi
yang tidak stabil.
3. Pemakaian enzim untuk pembuatan bahan dasar kosmetik.
Eastman Chemical dikenal sebagai perusahaan yang membuat kosmetik dan
perlengkapan mandi. Perusahaan seperti ini sering kali memakai asam kuat dan
pelarut yang beracun. Pemakaian bahan-bahan jenis ini membutuhkan proses yang
mahal. untuk mengatasi masalah ini Eastman Chemical mengembangkan
teknologi pembuatan ester yang biasa digunakan sebagai bahan baku dengan
secara enzimatis. Pembuatan ester dengan cara ini ternyata lebih hemat dan aman
karena berbahan baku alami.
4. Kacang Kedelai Sebagai Bahan Pembuatan Toner Printer.
Umumnya toner printer dibuat dari turunan minyak bumi. Sifatnya yang sulit
lepas dari kertas mempersulit proses daur ulang. Perusahaan Battelle bersama
Advanced ImageResources dan badan kedelai Ohio. Menciptakan toner yang
berasal dari kedelai. Toner kedelai ini memiliki kualitas yang sama dengan toner
konvensional selain mudah dihapus dari kertas dan pembuatannya yang hemat
energi. Tentu saja ini berita baik karena proses daur ulang jadi lebih mudah.
5. Kacang kedelai sebagai bahan baku pembuatan lem perekat.
Lem perekat banyak dipakai di perusahaan kayu dan kertas. Namun lem perekat
yang umum dipakai mengandung formaldehid yang diketahui cukup berbahaya
dan bisa menyebabkan kanker. Professor Kaichang Li dari Oregon State
University bersama perusahaan pengolahan hutan Columbia and Hercules Inc.
Mengembangkan bahan perekat berbahan dasar kacang kedelai sebagai pengganti
47 juta pon perekat berbahan dasar formaldehid.
6. Green process ala S.C. Johnson & Son, Inc.
Mulai tahun 2005 S.C. Johnson & Son, Inc, membuat sistem yang mengukur
sejauh mana kandungan produk yang mereka buat memiliki pengaruh pada
lingkungan dan kesehatan. Sistem ini dinamakan Greenlist. Dengan sistem ini
formulasi dari suatu produk lebih mudah di modifikasi, hasilnya S.C. Johnson &
Son berhasil mengurangi 4 Juta pon pemakaian polyvinylidene chloride (PVDC)
per tahun.

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Green Chemistry atau kimia hijau yang disebut juga sebagai sustainable chemistry
(kimia yang berkelanjutan) merupakan desain produk dan proses kimia dengan
mengurangi atau menghilangkan penggunaan maupun penghasilan zat berbahaya baik
terhadap manusia maupun lingkungan. Konsep dari kimia hijau memungkinkan
terbentuknya penyelesaian dari berbagai permasalahan yang belakangan ini
disebabkan oleh sebagian besar aktivitas manusia. Aplikasi kimia hijau dalam
teknologi memberikan sejumlah manfaat antara lain, mengurangi limbah, mengurangi
biaya, produk yang lebih aman, dan mengurangi penggunaan energi dan sumber daya
alam.
B. Saran
Konsep kimia hijau dalam upaya pelestarian kehidupan yang sangat menarik ini
diharapkan tidak hanya berhenti dalam tulisan dan hanya dipelajari dalam bangku
perkuliahan saja. Namun dapat menjadi modal dalam hal pengaplikasian dan
penelitian-penelitian baru terkait kimia yang ramah lingkungan. Selain itu diperlukan
pula sosialisasi mengenai kimia hijau kepada seluruh kalangan masyarakat sesuai
dengan tingkat kebutuhannya sehingga akan lebih mempercepat tercapainya tujuan
dari kimia hijau dalam seluruh aspek kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai