Anda di halaman 1dari 8

Makalah

Kimia Hijau

Disusun oleh:

Begawan Wira Adhit Santoso

Kelas X-D

SMA Negeri 3 Tarakan

Tahun Ajaran 2022/2023


Daftar Isi
BAB I. Pendahuluan

A. Latar Belakang.......................

B. Tujuan Dan Ruang Lingkup...........................

BAB II Pembahasan

• Konsep Kimia Hijau

A. Definisi Kimia Hijau

B. Prinsip - Prinsip Kimia Hijau

C. Manfaat Kimia Hijau

• Penerapan Kimia Hijau dalam Industri

A. Industri Farmasi

B. Industri Pangan

D. Industri Energi

E. Industri Plastik

• Tantangan dan Hambatan dalam Menerapkan Kimia Hijau

A. Aspek Teknis

B. Aspek Ekonomi

C. Aspek Regulasi Dan Kebajikan

• Kesimpulan

A. Ringkasan Makalah

B. Pentingnya Kimia Hijau

• Daftar Pustaka
Pendahuluan

bab I

A. Latar Belakang

Kimia Hijau adalah suatu pendekatan dalam kimia yang bertujuan untuk mengurangi dampak
negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia yang dihasilkan oleh proses kimia dan
produk kimia. Tujuan utama dari Kimia Hijau adalah untuk menggantikan atau memodifikasi
proses kimia konvensional yang menggunakan bahan berbahaya dengan proses yang lebih ramah
lingkungan dan berkelanjutan.

B. Tujuan Dan Ruang Lingkup

Tujuan dari makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai
konsep Kimia Hijau, prinsip-prinsip yang mendasarinya, penerapannya dalam industri, serta
tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam menerapkan konsep ini. Makalah ini juga
bertujuan untuk menggugah kesadaran akan pentingnya Kimia Hijau dalam menjaga
keberlanjutan lingkungan dan kesehatan manusia.
BAB II

Pembahasan

A. Definisi Kimia Hijau

Kimia Hijau adalah suatu pendekatan yang menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam
proses kimia dan produk kimia, dengan tujuan mengurangi dampak negatif terhadap
lingkungan dan kesehatan manusia.

B. Prinsip - Prinsip Kimia Hijau

• Pencegahan (Prevention)

Prinsip pencegahan bertujuan untuk mencegah pembentukan limbah pada awal proses kimia.
Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan reaksi yang selektif, penggunaan katalis yang
efisien, dan pengurangan penggunaan bahan berbahaya atau beracun.

• Efisiensi Atom (Atom Economy)

Prinsip efisiensi atom mengacu pada penggunaan bahan baku secara efisien sehingga
menghasilkan produk dengan limbah minimal. Reaksi dengan efisiensi atom tinggi akan
menghasilkan produk utama yang memiliki jumlah atom yang lebih dekat dengan jumlah atom
dalam bahan baku.

• Bahan Baku Terbarukan (Renewable Feedstocks)

Penggunaan bahan baku terbarukan, seperti biomassa dan sumber daya alam lain yang dapat
diperbarui, menjadi prinsip penting dalam kimia hijau. Dengan memanfaatkan sumber daya
yangterbarukan, kita dapat mengurangi ketergantungan pada bahan baku fosil yang tidak dapat
diperbaharui dan mengurangi dampak ekstraksi sumber daya alam.

• Katalis (Catalysis)

Penggunaan katalis dalam proses kimia hijau sangat penting. Katalis dapat meningkatkan
kecepatan reaksi dan mengurangi energi yang diperlukan, sehingga mengurangi limbah dan
meningkatkan efisiensi proses kimia secara keseluruhan. Katalis yang efisien dan ramah
lingkungan dapat digunakan secara berulang tanpa kehilangan aktivitasnya.

• Desain Produk yang Aman (Safer Products)


Prinsip ini menekankan pentingnya merancang produk kimia yang aman bagi manusia dan
lingkungan. Ini mencakup pemilihan bahan baku yang lebih aman, pengurangan penggunaan
bahan beracun, dan pengembangan produk yang dapat terurai dengan baik setelah digunakan.

• Penggunaan Solven yang Aman (Safer Solvents)

Penggunaan pelarut atau solven dalam proses kimia dapat memiliki dampak yang signifikan
terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Prinsip ini mendorong penggunaan solven yang
lebih aman, seperti pelarut berbasis air atau pelarut yang dapat didaur ulang, untuk
mengurangi dampak negatif yang dihasilkan.

C. Manfaat Kimia Hijau

Berbagai Manfaat - Manfaat Kimia Hijau :

• Mengurangi polusi udara, air, dan tanah.

• Menghemat energi dan bahan baku.

• Mengurangi pembentukan limbah berbahaya.

• Meningkatkan efisiensi proses produksi.

• Meningkatkan kualitas produk yang lebih aman bagi konsumen.

• Membuka peluang bisnis baru dalam industri hijau.

- Penerapan Kimia Hijau Dalam Industri

Kimia Hijau dalam Industri Farmasi

Industri farmasi memiliki potensi besar untuk menerapkan kimia hijau. Dalam produksi obat-
obatan, penggunaan bahan baku terbarukan, pengurangan limbah, dan penggunaan katalis yang
efisien dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan menghasilkan obat yang
lebih aman. Selain itu, pengembangan metode sintesis yang lebih efisien dan selektif dapat
mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya serta meningkatkan hasil yang diinginkan.

Kimia Hijau dalam Industri Pangan


Kimia Hijau mendorong penggunaan bahan baku organik dan alami dalam produksi pangan. Ini
termasuk menggunakan bahan baku yang dihasilkan secara bertanggung jawab, seperti
pertanian organik yang menghindari penggunaan pestisida dan pupuk kimia. Penggunaan
bahan baku organik dan alami membantu mengurangi risiko terpapar bahan kimia berbahaya
dan menghasilkan produk yang lebih sehat bagi konsumen.

Kimia Hijau dalam Industri Energi

Kimia Hijau mendorong penggunaan sumber energi terbarukan, seperti energi matahari, angin,
hidro, dan biomassa. Dalam industri bahan energi, ini dapat mencakup pengembangan
teknologi panel surya, turbin angin, pembangkit listrik tenaga air, dan produksi bioenergi.
Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil mengurangi emisi gas rumah kaca dan
dampak negatif terhadap lingkungan.

Kimia Hijau dalam Industri Plastik

Industri plastik menjadi salah satu sektor yang paling mempengaruhi lingkungan karena limbah
plastik yang sulit terurai. Dalam konteks ini, kimia hijau dapat membantu mengurangi dampak
negatif melalui beberapa pendekatan. Penggunaan bahan baku terbarukan, seperti polimer alami
atau polimer yang didaur ulang, dapat mengurangi ketergantungan pada bahan baku fosil. Selain
itu, pengembangan metode produksi plastik yang lebih efisien, pengurangan penggunaan bahan
aditif berbahaya, dan pemilihan solven yang aman dapat menghasilkan plastik yang lebih ramah
lingkungan.

- Tantangan Dari Hambatan Dalam Menerapkan Kimia Hijau

A. Aspek Teknis

Proses kimia konvensional sering telah mapan dan terintegrasi dengan baik dalam industri.
Menerapkan Kimia Hijau sering kali melibatkan pengembangan proses baru atau modifikasi
yang kompleks. Hal ini memerlukan penelitian yang mendalam, uji coba, dan pengembangan
teknologi baru untuk mencapai hasil yang diinginkan.Beberapa metode Kimia Hijau mungkin
membutuhkan bahan baku atau sumber daya yang langka atau sulit diakses. Penggunaan bahan
baku terbarukan atau limbah sebagai sumber daya juga dapat terkendala oleh ketersediaan dan
aksesibilitas yang terbatas.

B. Aspek Ekonomi
Implementasi kimia hijau sering kali membutuhkan investasi yang signifikan dalam
pengembangan infrastruktur dan teknologi yang ramah lingkungan. Kendala keuangan dapat
menjadi hambatan bagi perusahaan atau industri yang ingin beralih ke praktik kimia hijau.
Diperlukan dukungan keuangan dan insentif yang tepat dari pemerintah atau lembaga lainnya
untuk mendorong adopsi kimia hijau.

C. Aspek Regulasi

Regulasi dan kebijakan yang mendukung praktik kimia hijau juga penting dalam memfasilitasi
transisi ke pembangunan berkelanjutan. Adanya kebijakan yang mempromosikan penggunaan
bahan baku terbarukan, pengurangan limbah, dan penggunaan reagen yang aman dapat
mendorong perusahaan untuk mengadopsi praktik kimia hijau. Namun, kurangnya kerangka
regulasi yang jelas atau kebijakan yang tidak memadai dapat menghambat implementasi kimia
hijau.

- Kesimpulan

A. Ringkasan Makalah

Kimia Hijau adalah pendekatan dalam kimia yang bertujuan untuk mengurangi dampak
negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Prinsip-prinsip Kimia Hijau, seperti
prevensi, atom economy, katalis hijau, solvent hijau, energi hijau, bahan baku terbarukan,
dan desain produk yang lebih aman, dapat diterapkan dalam berbagai industri. Namun,
tantangan dan hambatan dalam menerapkan Kimia Hijau, seperti aspek teknis, ekonomi,
regulasi, serta kesadaran dan pendidikan, perlu diatasi.

B. Pentingnya Kimia Hijau

Kimia Hijau memiliki peran penting dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan kesehatan
manusia. Dengan menerapkan prinsip-prinsip Kimia Hijau, dapat mengurangi dampak negatif
dari proses kimia dan produk kimia terhadap lingkungan. Kimia Hijau juga membuka peluang
untuk inovasi dan pengembangan industri yang lebih berkelanjutan.

• Daftar Pustaka

Anastas, P. T., & Warner, J. C. (1998). Green Chemistry: Theory and Practice. Oxford
University Press.
Clark, J. H., & Macquarrie, D. J. (2002). Handbook of Green Chemistry and Technology.
Blackwell Science Ltd.

Sheldon, R. A. (2007). Green Chemistry and Catalysis. Wiley-VCH.

Poliakoff, M., Fitzpatrick, J. M., & Farren, T. R. (2002). Green Chemistry: Science and Politics of
Change. Science, 297(5582), 807-810.

Hessel, V., Kralisch, D., & Kockmann, N. (Eds.). (2012). Chemical Micro Process Engineering:
Fundamentals, Modelling and Reactions. Wiley-VCH.

ACS Green Chemistry Institute. (n.d.). What is Green Chemistry? Retrieved from
https://www.acs.org/content/acs/en/greenchemistry/what-is-green-chemistry.html

United Nations Environment Programme. (2002). Chemistry in a Green and Sustainable


World. Retrieved from https://www.unep.org/resources/report/chemistry-green-and-
sustainable-world

American Chemical Society. (n.d.). Green Chemistry & Engineering Conference. Retrieved
from https://www.gcande.org/

Zhang, Y., Luo, G., & Yang, G. (2012). Green Chemistry and Sustainable Agriculture: The Role
of Advanced Catalysis. Chemical Reviews, 112(11), 5520-5551.

Dunn, P. J. (2012). The Importance of Green Chemistry in Process Research and Development.
In M. M. Heravi (Ed.), Green Chemistry for Environmental Remediation (pp. 13-35). Springer.

Anda mungkin juga menyukai