OLEH :
KELOMPOK 1
1. FARIL FAHRUDDIN (9)
2. IMELDA KHUSY RAMADLANIA (10)
3. CINDY ELFFIANA (7)
4. MOHAMMAD ZAFIT FIRANSYAH (20)
5. MELATI INTAN DWI PRATAMA WINARTO (18)
6. NUR MAULIDATUL FITRIYA (28)
7. MUHAMMAD ILLO ARBIANSYAH (24)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………..ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG………………………...1
1.2 RUMUAN MASALAH……………………….2
1.3 TUJUAN PENULISAN………………………3
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN KIMIA HIJAU…………….2
2.2 KONSEP KIMIA HIJAU………………….2
2.3 MANFAAT KIMIA HIJAU……………….3
2.4 PERMASALAHAN BESAR KIMIA HIJAU
……………………………………………….4
2.5 APLIKASI KIMIA HIJAU………………..5
Baru dalam beberapa tahun belakangan ini, Ilmu Kimia dipandang sebagai
salah satu ilmu dasar yang sangat diperlukan untuk mengatasi dan kemudian
menghentikan timbulnya permasalahan lingkungan dalam rangka menunjang
pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan atau pembangunan lestari.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Green Chemistry
Green chemistry (kimia hijau) adalah desain produk kimia dan proses yang
mengurangi atau menghilangkan penggunaan atau generasi zat berbahaya. Green
chemistry adalah suatu falsafah atau konsep yang mendorong desain dari sebuah
produk ataupun proses yang mengurangi ataupun mengeliminir penggunaan dan
produksi zat-zat (substansi) toksik dan atau berbahaya. Konsep green chemistry
berkaitan dengan Kimia Organik, Kimia Anorganik, Biokimia, dan Kima Analitik.
Bagaimanapun juga, konsep ini cenderung mengarah ke aplikasi pada sektor
industri. Patut digaris bawahi di sini, bahwa green chemistry berbeda dengan
environmental chemistry (Kimia Lingkungan). Green chemistry lebih berfokus
pada usaha untuk meminimalisir penghasilan zat-zat berbahaya dan
memaksimalkan efisiensi dari penggunaan zat-zat (substansi) kimia. Sedangkan,
environmental chemistry lebih menekankan pada fenomena lingkungan yang telah
tercemar oleh substansi-substansi kimia (Nurma, 2008).
B. Konsep Green Chemistry
a. Lebih mengedepankan usaha mencegah timbulnya limbah dibanding usaha
menangani limbah yang dihasilkan dalam proses produksi.
b. Ekonomi atom.
c. Mengurangi pemakaian bahan kimia barbahaya dan atau toksik.
d. Mendesain produk yang lebih ramah lingkungan.
e. Meningkatkan usaha penggunaan pelarut dan bahan kimia lain yang tidak
berbahaya.
f. Mendesaian pemakaian energi yang efisien.
g. Lebih mengutamakan penggunakan bahan dasar yang dapat diperbaharui.
h. Melakukan proses sintesis yang relatif lebih pendek (menghindari proses
penurunan hasil sintesis).
i. Mengutamakan reaksi katalisis dibandingkan reaksi stoikiometrik.
j. Mendesain produk yang dapat didegradasi (didaur ulang).
k. Melakukan metode analitik pada usaha pencegahan polusi.
l. Minimalisasi potensi kecelakan kerja.
Berdasarkan prinsip tersebut, fokus utama green chemistry yang juga
menjadi fokus utama penelitian dewasa ini adalah:
a. Rute alternatif proses sintesis yang didasarkan pada efisiensi atom, dapat
dicapai dengan pemakaian katalis dan biokatalis, proses sintesis alami
(misalnya fotokimia dan elektrokimia).
b. Kondisi reaksi alternatif yang didasarkan pada pemakaian pelarut yang
mempunyai dampak kecil terhadap lingkungan, menaikkan selektifitas dan
menurunkan jumlah limbah dan emisi yang dihasilkan.
c. Desain, penggunaan dan produksi bahan kimia yang relatif tidak toksik yang
bisa menurunkan potensi kecelakaan.
d. Pemakaian bahan dasar dan reagen yang bisa meninggalkan ketergantungan
pada bahan bakar minyak.
e. Evaluasi bahaya yang ditimbulkan oleh proses kimia, produk kimia dan
reagen serta produk samping.
Green chemistry ditujukan pada dampak produk dan proses industri
terhadap lingkungan. Prinsip utama dalam green chemistry adalah “mencegah
lebih baik daripada mengobati”, sehingga tujuan Green chemistry adalah
mencegah timbulnya polusi daripada menangani limbah yang terjadi.
Definisi alternatif green chemistry yang lebih disukai oleh kalangan idustri
adalah teknologi berkesinambungan (sustainable technologies). Teknologi
berkesinambungan bertujuan untuk mempertemukan kebutuhan masa kini tanpa
mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya.
Teknologi berkesinambungan merupakan tujuan utama dari konsep green
chemistry.
C. Manfaat Green Chemistry
Alasan utama dan tak bisa dibantah lagi karena hampir semua aspek dalam
kehidupan sehari–hari berkaitan dengan produk kimia. Kedua perkembangan
produk kimia telah menimbulkan masalah baru bagi lingkungan dan kesehatan
bahkan efek-efek lain yang belum diketahui. Salah satu contoh adalah pemakaian
pestisida DDT.
Konsep Green Chemistry dapat dilakukan yaitu mendorong pencegahan terhadap
polusi mulai dari tingkat molekuler melalui desain sintesis dan mendukung lebih
lanjut penemuan proses kimia yang lebih ramah lingkungan
yang tidak hanya dapat mengurangi sisa bahan beracun tapi menghilangkan sama
sekali substansi-substansi yang berpotensi racun dan berbahaya.
Paul Anastas sang “Bapak Green Chemistry” bersama John C.Warner telah
mengembangkan 12 prinsip Green Chemistry yang dapat menterjemahkan teori
menjadi tindakan. 12 prinsip yang dijadikan pedoman untuk kampanye gerakan
Green Chemistry ini adalah :
1. Mencegah terjadinya limbah lebih baik daripada mengolah dan
membersihkannya.
Yaitu bagaiamna kemampuan kimiawan untuk merancang ulang
transformasi kimia untuk meminimalkan produksi limbah berbahaya
merupakan langkah pertama yang penting dalam pencegahan polusi. Dengan
mencegah generasi sampah, kita meminimalkan bahaya yang berhubungan
dengan limbah, transportasi, penyimpanan dan perawatan.
2. Ekonomi atom, metoda sintesis yang efisien
Adalah sebuah konsep perancangan proses kimia yang bisa mengubah
semaksimal mungkin bahan baku menjadi produk target ketimbang
menghasilkan senyawa sampingan (side product). Metode sintetis seharusnya
didesain untuk memaksimalkan penggabungan dari semua bahan yang
digunakan dalam proses menjadi produk akhir. Pemanfaatan atom, efisiensi
atom atau konsep ekonomi dari atom merupakan sarana yang sangat berguna
untuk mempercepat evaluasi jumlah limbah yang dihasilkan pada proses
alternatif. Efisiensi atom dihitung dari massa molekul produk dibagi dengan
jumlah total massa molekul senyawa yang terbentuk pada kondisi reaksi
stoikiometrik yang terlibat. Atom ekonomi bisa didekati dengan perhitungan
sebagai berikut:
% Atom ekonomi = (berat molekul produk target)/(berat molekul semua
bahan baku) x 100%