Anda di halaman 1dari 85

MANAJEMEN PRODUKSI

SAMBAL NANAS KALENG


(PT. INDO CITARASA )

Diajukan Sebagai Proposal Pengembangan Industri Berbahan Baku Lokal yang Inovatif,
Prospektif,

Dosen :
JAKA RUKMANA, ST. MT

Disusun oleh :
Cindy Dewi Anthika 173020239
Mariam Jamilah Pratiwi Sembiring 173020261

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr.Wb

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan serta kemampuan kepada penulis, karena atas rahmat dan hidayah-
Nya penulis dapat mengerjakan dan menyelesaikan tugas kuliah Manajemen Produksi yang
telah ditugaskan oleh bapak JAKA RUKMANA,ST.MT yang telah membimbing penulis
sehingga, penulis dapat mengerjakan proposal yang berjudul “Pembuatan Sambal Nanas
Kaleng.” tepat pada waktunya.
Dan juga tidak lupa shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi kita
Muhammad SAW. penulis menyadari bahwa proposal yang penulis kerjakan ini masih jauh
dari sempurna serta masih begitu banyak kekurangan didalamnya karena keterbatasan ilmu
yang penulis miliki , oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan juga kritik. Semoga
proposal ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi yang membutuhkan.

Bandung, Mei 2019

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

1.1. Latar Belakang Pemilihan Produk.......................................................................1

1.2. Tujuan Pembuatan Produk...................................................................................3

1.3. Manfaat Pembuatan Produk.................................................................................3

BAB II OPC (Operation Process Chart) dan MPPC (Multi Product Process Chart)........4

2.1. Pengetahuan Proses Produksi dan Diagram A.....................................................4

2.1.1. Manfaat dari Operation Process Chart.................................................................5

2.1.2. Tujuan dari Operation Process Chart...................................................................5

2.1.3. Prinsip-Prinsip dari Operation Process Chart......................................................6

2.1.4. Simbol-Simbol Aktifitas Dalam Pembuatan Operation Process Chart...............6

2.1.5. Diagram Alir Proses Pembuatan Sambal Nanas kaleng.....................................8

2.2. OPC (Operation Process Chart)...........................................................................9

2.3. MPPC (Multi Product Process Chart).................................................................26

BAB III ROUTING SHEET.............................................................................................27

3.1. Routing Sheet......................................................................................................27

3.1.1 Tabel Routing Sheet............................................................................................30

BAB IV MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA.................................................32

4.1. Kebutuhan Tenaga Kerja.....................................................................................32

4.1.1 Tabel Kebutuhan Tenanga Kerja.........................................................................34

4.2. Deskripsi Kerja....................................................................................................35

ii
4.3. Sistem Pengupahan Gaji......................................................................................37

4.4. Struktur Organisasi..............................................................................................39

BAB V TATA LETAK PABRIK DAN TATA LETAK MESIN.....................................46

5.1. Tata Letak Pabrik................................................................................................46

5.1.1. Pengertian Perencanaan Tata Letak Pabrik.........................................................46

5.1.2. Tujuan Perencanaan Tata Letak Pabrik...............................................................47

5.2. Penjelasan Tata Letak Mesin............................................................................49

5.2.1. Tata Letak Mesin.............................................................................................51

BAB VI PENENTUAN LOKASI PABRIK.....................................................................52

6.1 Definisi Penentuan Lokasi..................................................................................52

6.1.1 Grafik Lokasi......................................................................................................57

BAB VII MATERIAL HANDLING.................................................................................58

7.1 Landasan Teori....................................................................................................58

BAB VIII ANALISIS EKONOMI.....................................................................................63

8.1. Landasan Teori....................................................................................................63

LAMPIRAN.......................................................................................................................67

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 80

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pemilihan Produk

Komoditi hortikultura memang sangat luas cangkupannya yaitu meliputi sayuran,


buah-buahan, tanaman hias, dan bunga-bungaan. Komoditi hortikultura setelah dipanen jika
tidak ditangani dengan baik cepat sekali mengalami kerusakan penyebabnya adalah proses
transfirasi, respirasi, dan pembusukan, karena alasan tersebut komoditi hortikultura
digolongkan kedalam kelompok komoditi yang rapuh dan sangat mudah rusak (persihable
commodities) (Winarno, 2004).

Cabai merah (Capsicum annum L.) merupakan salah satu komoditas holtikultura yang
mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi. Cabai merah tersebut banyak diusahakan atau
dibudidayakan petani dalam berbagai skala usaha tani, untuk memenuhi keperluan pasar
dalam dan luar negeri. Sebagai produk hortikultura, tanaman ini mempunyai potensi yang
sangat strategis dalam meningkatkan pendapatan petani karena permintaan dan pemanfaatan
cabai yng terus meningkat, seiring dengan meningkatnya penduduk dan konsumsi per kapita
(Lauterboom, 2011).

Secara umum buah cabai merupakan bahan utama pembuatan sambal mempunyai
banyak kandungan gizi yang baik dalam bentuk segar maupun kering. Dalam setiap 100 gram
bahan cabai merah besar mengandung energi 318 kkal, air 8,05 mg, protein 12,01 mg,
karbohidrat 56,63 mg, serat 27,20 mg, kalsium (Ca) 148,00 mg, besi (Fe) 7,80 mg, vitamin C
76,40 mg, thiamin 0,33 mg, riboflavin 0,92 mg, vitamin A 41,61 SI, vitamin E 29,83 mg
(Anonim, 2014).

Nanas (Ananas Comosus (L) Mer) merupakan salah satu tanaman buah yang banyak
dibudidayakan didaerah tropis dan subtropis. Volume ekspor terbesar untuk komoditas
hortikultura berupa nanas olahan yaitu 49,32% dari total ekspor hortikultura Indonesia tahun
2004. Penelitian yang telah dilakukan oleh Lembaga Penelitian Tanaman Industri (LPTI)-
Bogor, hasil rata-rata satu hektar adalah sekitar 36 ton batang basah dengan rendemen antara
3,5%-4,0% sehingga hasil akhirnya diperkirakan sekitar 1,3 ton per/Ha serat kering. Tanaman
nanas perhektar pertahun sebesar 125 ton terdiri dari daun hijau 40%(50 ton) dan batang
basah 60% (75 ton). Dari batang basah akan dihasilkan serat kering 3,5% (2,625 ton) dan
limbahnya 16% (12 ton) (Attaayaya, 2008).

1
2

Buah nanas mempunyai berbagai macam kandungan gizi yaitu protein, lemak,
karbohidrat, fospor, kalori, zat besi, vitamin (A,B). Selain itu terdapat kandungan
magnesium, kalsium, natrium, vitamin (C,B2), kalium, sukrosa (gula tebu), enzim bromelin
(Dalimartha & Ardian, 2013).

Sambal adalah saos yang berbahan dasar cabai yang dihancurkan sampai keluar
kandungan airnya sehingga muncul rasa pedasnya. Setelah ditambah bumbu, rasa pedas itu
akan menjadi pengaruh selera yang nikmat. Ada bermacam-macam variasi sambel. Setiap
variasi menuntut bahan dan bumbu yang beragam juga. Meskipun sederhana proses
pembuatan sambal tidak bisa dianggap sepele. Semua bumbu, bahan, dan cara pembuatannya
harus diperhatikan dengan betul. Dengan begitu yang dihasilkan nantinya rasa pedas yang
nikmat (Munawaroh, 2012).

Sambal merupakan bagian dari kehidupan dalam budaya makan bangsa Indonesia.
Hal ini disebabkan karena sambal berperan sebagai penambah dan perangsang selera makan,
sehingga mutlak untuk beberapa hidangan selalu didampingi dengan sambal yang sesuai.
Dimana setiap daerah membanggakan selera sambal masing-masing yang diwarnai oleh
bahan mentah setempat. Ada sambal yang berselera asam segar seperti sambal jeruk mentah,
ada yang cenderung manis seperti petis udang, ataupun yang berkesan gurih seperti sambal
terasi dan adapun yang berasa dari campuran manis asam segar dan gurih seperti sambal
nanas (Anonim, 1999).

Sambal telah lama dikenal sebagai penggungah dan penambah selera makan. Sejalan
dengan kemjuan jaman serta teknologi, sambal saat ini tidak hanya dibuat di rumah tangga
dengan alat sederhana berupa cobek (piringan dari batu atau tanah untuk menggiling cabai)
dan lumpang,atau dengan mortar dan pestle,tetapi juga telah tesedia dalam bentuk sambel
yang sudah jadi hasil produksi pabrik. Jenis sambal yang ada dipasaran pun sudah cukup
banyak.seperti sambal terasi,sambal kacang,sambal dabu-dabu,sambal mangga,dan lain-lain

Sambal “nanas” memiliki rasa khas tersendiri. Karena merupakan sambal yang
berbahan dasar yang dicampurkan dengan bahan lainnya. Rasa buah nanas yang asam dan
manis menjadi khas rasanya.

Prospek pasar sambal saat ini cukup baik karena berkembang dengan cepat, sehingga
pengembangan produk sambal masih terbuka luas karena masih ada jenis sambal yang belum
dikembangkan menjadi sambal jadi atau istan (sambal kemasan kaleng). Salah satunya yaitu
3

sambal “nanas kaleng” instan. Instan disini memiliki maksud bahwa produk tersebut dapat
langsung dimakan atau langsung dapat dikonsumsi.

1.2. Tujuan Pembuatan Produk

Untuk menciptakan rasa baru pada produk sambal di indonesia dengan memanfaatkan
buah nanas sebagai bahan baku dalam pembuatan sambal nanas kaleng

1.3. Manfaat Pembuatan Produk

Manfaat dari pembuatan sambal nanas kaleng ini adalah untuk memanfaatkan hasil
produksi buah nanas dan cabai merah, memberikan alternatif lain pengolahan dari buah nanas
dan cabai meah, sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomis. Serta memberikan suatu solusi
untuk tetap menjaga kelestarian sambal, khususnya sambal “nanas” sebagai salah satu
masakan tradisional agar tetap dikonsumsi oleh masyarakat umum dan memberikan informasi
terhadap masyarakat tentang pengolahan buah nanas, cabai, bawang, terasi bakar menjadi
produk olahan sambal instan, sehingga sambal nanas instan ini mampu menjdi suatu masakan
yang mudah disajikan disetiap waktu.
4

BAB II
OPC ( Operation Process Chart) dan MPPC (Multi Product Process Chart)

2.1. Pengetahuan Proses Produksi dan Diagram Alir


Operation process chart (OPC) merupakan suatu diagram yang menggambarkan
langkah-langkah proses yang akan dialami bahan baku mengenai urutan-urutan operasi
dan pemeriksaan sejak dari awal sampai menjadi produk jadi utuh maupun sebagai
komponen, dan juga memuat informasi-informasi yang diperlukan untuk analisa lebih
lanjut. Jadi dalam suatu operation process chart, yang dicatat hanyalah kegiatan-kegiatan
operasi dan pemeriksaan saja, kadang-kadang pada akhir proses dicatat tentang
penyimpanan.(Sutalaksana,2006)
Operation Process Chart memiliki beberapa kegunaan yang dapat dicatat.
Kegunaannya adalah bisa mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya, bisa
memperkirakan kebutuhan akan bahan baku (dengan menghitung efisiensi ditiap
operasi/pemeriksaan), sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik, sebagai alat untuk
menentukan perbaikan cara kerja yang sedang dipakai, serta sebagai alat untuk latihan
kerja.(Sutalaksana,1979)
Operation process chart biasanya dimulai dengan bahan baku memasuki pabrik dan
mengikutinya melalui setiap langkah, seperti penyimpanan transportasi, inspeksi, operasi
mesin, dan perakitan sampai menjadi sebuah unit atau bagian dari sebuah unit yang akan
dirangkai (Barnes, 1990).

MPPC (Multi Product Process Chart) adalah suatu diagram yang menunjukkan
urutan untuk masing-masing komponen yang akan diproduksi. Peta MPPC juga dapat
berguna sebagai gambaran umum yang berkaitan dengan langkah-langkah pengerjaan
dari setiap produk yang ada pada waktu proses tertentu sehingga diperoleh informasi
tentang kesamaan proses dari setiap produk dengan yang lainya. Berdasarkan MPPC juga
dapat diketahui aliran balik (backtracking) dan pola aliran yang tidak sesuai dengan
urutan proses (Lutfah Ariana, 2005).

Informasi yang dapat diperoleh dari MPPC ini adalah jumlah aktual mesin yang
dibutuhkan. Terdapat ketentuan-ketentuan yang berlaku di dalam MPPC, diantaranya
adalah pembulatan ke atas jika angka di belakang koma dibagi dengan angka didepan
koma jika lebih besar dari 0,1 maka dilakukan pembulatan ke atas. Ketentuan lainnya
5

adalah pembulatan ke bawah jika angka di belakang koma lebih kecil dari 0,1 dan jika
jumlah mesin teoritis lebih kecil dari satu maka dibulatkan menjadi 1.

Biasanya Multi Product Process Chart sangat berguna sebagai petunjuk teman kerja
dalam suatu proses produksi dan terdapat pula kegunaan lainnya. Fungsi lain dari MPPC
diantaranya adalah untuk menghitung jumlah mesin atau mesin teoritis, untuk keperluan
membuat setiap komponen, menentukan jumlah mesin setiap unit dan jumlah operator
(Harahap,2006).

Peta proses produksi ialah suatu diagram yang menggambarkan aliran atau urutan
operasi kerja tiap elemen produk disetiap mesin atau stasiun kerja (Wignjosoebroto,
2000).

2.1.1. Manfaat dari Operation Process Chart


1. Untuk mengetahui kebutuhan mesin dan penganggarannya,
2. Untuk memperkirakan kebutuhan bahan baku,
3. Salah satu alat untuk menentukan tataletak pabrik,
4. Salah satu alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang sedang berlaku, dan
5. Sebagai alat untuk latihan kerja.
2.1.2. Tujuan dari Operation Process Chart
Pembuatan OPC ini merupakan tahapan pertama dalam urutan langkah
merencanakan tata letak fasilitas dan pemindahan bahan dimana didalamnya berisi
simbol-simbol operasi, pemeriksaan, dan penyimpanan atau storage. Selain itu, OPC
juga berisikan informasi tentang:
1. Deskripsi proses bagi setiap kegiatan
2. Waktu penyelesaian masing-masing kegiatan
3. Peralatan atau mesin yang digunakan
4. Presentase scrap selama berlangsungnya kegiatan

Informasi yang diperlukan untuk menyusun OPC diantaranya melalui tahapan-


tahapan sebagai berikut :

1. Menyusun benda kerja yang akan dibuat atau gambar teknis yang dibuat desainer.
2. Menguraikan menjadi elemen-elemen penyusunnya
3. Analisa tahapan-tahapan pengerjaan
4. Bahan baku yang digunakan berikut dimensinya
5. Peralatan atau mesin yang digunakan
6

6. Waktu penyelesaian masing-masing kegiatan


7. Presentase Scrap, Analisa ulang dan Ringkasan aktifitas
2.1.3. Prinsip - Prinsip dari Operation Process Chart
1. Pada baris paling atas terdapat kepala peta ” Operation Process Chart”, dan
identifikasi lain nama objek yang dipetakan, nama pembuat peta tanggal dipetakan,
cara lama atau sekarang, nomor peta dan nomor gambar.
2. Material yang akan diproses diletakkan di atas garis horizontal, untuk menunjukan
bahwa material tersebut masuk kedalam peroses.
3. Lambang – lambang ditempatkan dalam arah vertikal, yang menunjukkan
terjadinya perubahan proses.
4. Penomoran terhadap suatu kegiatan oprasi di berikan secara berurutan, sesuai
dengan urutan oprasi yang dibutuhkan untuk pembuatan produk tersebut, atau
sesuai dengan proses yang terjadi.
5. Penomoran terhadap suatu kegiatan inspeksi diberikan secara tersendiri dan
prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan operasi.
Pada bagian bawah OPC dibuat ringkasan yang memuat informasi jumlah operasi,
jumlah inspeksi, serta jumlah waktu yang diperlukan.
2.1.4. Simbol-simbol Aktifitas Dalam Pembuatan Opertion Process Chart
Bagian-bagian proses digunakan untuk menggambarkan dan memperbaiki
proses transformasi dalam sistem-sistem produktif. Bagan aliran proses memerinci
proses kedalaman unsur-unsur dan simbol-simbol, seperti pada gambar dibawah ini :
7

Tabel. 1 Simbol-simbol Aktifitas Dalam Pembuatan OPC

Gambar Keterangan

Operasi (Kegiatan kerja atau suatu tugas)

Transportasi (Pemindahan bahan dari satu tempat ke


tempat lain)

Pemeriksaan (Pemeriksaan kuantitas atau kualitas


produk)

Aktivitas Gabungan (Kegiatan operasi dan


pemeriksaan yang dilakukan bersamaan)

Penyimpanan atau Storage (Persediaan bahan


menunggu proses operasi selanjutnya)
8

2.1.5. Diagram Alir Proses Pembuatan Sambal Nanas Kaleng

Bahan Baku

Sortasi

Pencucian

Pengupasan

Bumbu :

Garam,Gula Putih,

Terasi,Rempah-rempah Penggilingan Bahan Baku

dan Penyedap rasa

Penggorengan

t : 10-15 menit T : 75℃

Sterilisasi dan Pengemasan

T : 121℃ t: 15

Sambal Nanas Kaleng


9

2.2. OPC (Operation Process Chart)


OPERATOR PROCESS CHART
Nama Objek : Penimbangan Buah Nanas
Nomor Peta : 1 Tgl Dipetakan 26-02-2019

Buah Nanas

Penimbangan
Mesin 1
01
150 Kg
1 Menit

Mesin2
2 Menit

Mesin 3
2 Menit

Keterangan :

Gambar Kegiatan Jumlah Waktu


Proses dan 1 1 Menit
01
Pemeriksaan

Menunggu 1 1 Menit
(Delay)

Transportasi 1 2 Menit

Mesin 1 Penimbangan 1 1 Menit


(Timbangan Duduk Digital)
Mesin 2 Penyimpanan 1 1 Menit
(Wadah 1)
Mesin 3 Pengangkutan 1 2 Menit
(Foldable Trolley 1)
10

OPERATOR PROCESS CHART


Nama Objek : Pencucian Buah Nanas
Nomor Peta : 2 Tgl Dipetakan 26-02-2019

Buah Nanas

Pencucian
Mesin 4
02
2 Menit

Keterangan :

Gambar Kegiatan Jumlah Waktu


Proses dan 1 2 Menit
02
Pemeriksaan

Mesin 4 Pencucian 1 2 Menit


(Plum Cleaner)
11

OPERATOR PROCESS CHART


Nama Objek : Sortasi Buah Nanas
Nomor Peta : 3 Tgl Dipetakan 26-02-2019

Buah Nanas

Sortasi

03 Mesin 4
2 Menit

Mesin 2
2 Menit

Keterangan :

Gambar Kegiatan Jumlah Waktu


Proses dan 1 2 Menit
03
Pemeriksaan

Menunggu 1 2 Menit
(Delay)

Mesin 4 Sortasi 1 2 Menit


(Plum Cleaner)
Mesin 2 Penyimpanan 1 2 Menit
(Wadah 1)
12

OPERATOR PROCESS CHART


Nama Objek : Pengupasan Buah Nanas
Nomor Peta : 4 Tgl Dipetakan 26-02-2019

Buah Nanas

Pengupasan

Mesin 4
04
5 Menit

Mesin 2

2 Menit

Mesin 3

2 Menit

Keterangan :

Gambar Kegiatan Jumlah Waktu


Proses 1 5 Menit
04

Menunggu 1 2 Menit
(Delay)

Transportasi 1 2 Menit

Mesin 4 Pengupasan 1 2 Menit


(Plum Cleaner)
Mesin 2 Penyimpanan 1 2 Menit
(Wadah 1)
Mesin 3 Pengangkutan 1 2 Menit
(Foldable Trolley 1)
13

OPERATOR PROCESS CHART


Nama Objek : Penimbangan Daging Buah Nanas
Nomor Peta : 5 Tgl Dipetakan 26-02-2019

Buah Nanas

Penimbangan

Mesin 1
05 125 Kg

1 Menit

Mesin 2

2 Menit

Mesin 3

2 Menit

Keterangan :

Gambar Kegiatan Jumlah Waktu


Proses dan 1 1 Menit
05
Pemeriksaan

Menunggu 1 1 Menit
(Delay)

Transportasi 1 2 Menit

Mesin 5 Penimbangan 1 1 Menit


(Timbangan Duduk Digital)
Mesin 2 Penyimpanan 1 1 Menit
(Wadah 1)
Mesin 3 Pengangkutan 1 2 Menit
(Foldable Trolley 1)
14

OPERATOR PROCESS CHART


Nama Objek : Penimbangan Cabai,Bawang Merah,Putih
Nomor Peta : 6 Tgl Dipetakan 26-02-2019

Cabai,Bawang Merah,Putih

Penimbangan
Mesin 1
06 50 K
1 Menit

Mesin 2
2 Menit

Mesin 3

2 Menit

Keterangan :

Gambar Kegiatan Jumlah Waktu


Proses dan 1 1 Menit
06 Pemeriksaan

Menunggu 1 1 Menit
(Delay)

Transportasi 1 2 Menit

Mesin 6 Penimbangan 1 1 Menit


(Timbangan Duduk Digital)

Mesin 2 Penyimpanan 1 1 Menit


(Wadah 1)
Mesin 3 Pengangkutan 1 2 Menit
(Foldable Trolley 1)
15

OPERATOR PROCESS CHART


Nama Objek : Penimbangan Gula
Nomor Peta : 7 Tgl Dipetakan 26-02-2019

Gula

Penimbangan

Mesin 1
07 Gula 25 %

1 Menit

Mesin 2

2 Menit

Mesin 3

2 Menit

Keterangan :

Gambar Kegiatan Jumlah Waktu


Proses dan 1 1 Menit
07
Pemeriksaan

Menunggu 1 2 Menit
(Delay)

Transportasi 1 2 Menit

Mesin 1 Penimbangan 1 1 Menit


(Timbangan Duduk Digital)
Mesin 2 Penyimpanan 1 2 Menit
(Wadah 1)
Mesin 3 Pengangkutan 1 2 Menit
(Foldable Trolley 1)
16

OPERATOR PROCESS CHART


Nama Objek : Penimbangan Garam
Nomor Peta : 8 Tgl Dipetakan 26-02-2019

Garam

Penimbangan

Mesin 1
08 Garam 25 %

1 Menit

Mesin 2

2 Meni

Mesin 3

2 Menit

Keterangan :

Gambar Kegiatan Jumlah Waktu


Proses dan 1 1 Menit
08
Pemeriksaan

Menunggu 1 2 Menit
(Delay)

Transportasi 1 2 Menit

Mesin 1 Penimbangan 1 1 Menit


(Timbangan Duduk Digital)
Mesin 2 Penyimpanan 1 2 Menit
(Wadah 1)
Mesin 3 Pengangkutan 1 2 Menit
(Foldable Trolley 1)
17

OPERATOR PROCESS CHART


Nama Objek : Penimbangan Terasi
Nomor Peta : 9 Tgl Dipetakan 26-02-2019

Terasi

Penimbangan

Mesin 1
09 Terasi 25 %

1 Menit

Mesin 2

2 Menit

Mesin 3

2 Menit

Keterangan :

Gambar Kegiatan Jumlah Waktu


Proses dan 1 1 Menit
09
Pemeriksaan

Menunggu 1 2 Menit
(Delay)

Transportasi 1 2 Menit

Mesin 1 Penimbangan 1 1 Menit


(Timbangan Duduk Digital)
Mesin 2 Penyimpanan 1 2 Menit
(Wadah 1)
Mesin 3 Pengangkutan 1 2 Menit
(Foldable Trolley 1)
18

OPERATOR PROCESS CHART


Nama Objek : Penimbangan Maltodekstrin
Nomor Peta : 10 Tgl Dipetakan 26-02-2019

Maltodekstrin

Penimbangan

Mesin 1
10 Maltodekstrin 15 %

1 Menit

Mesin 2

2 Menit

Mesin 3

2 Menit

Keterangan :

Gambar Kegiatan Jumlah Waktu


Proses dan 1 1 Menit
10
Pemeriksaan

Menunggu 1 2 Menit
(Delay)

Transportasi 1 2 Menit

Mesin 1 Penimbangan 1 1 Menit


(Timbangan Duduk Digital)
Mesin 2 Penyimpanan 1 2 Menit
(Wadah 1)
Mesin 3 Pengangkutan 1 2 Menit
(Foldable Trolley 1)
19

OPERATOR PROCESS CHART


Nama Objek : Pengupasan Cabai,Bawang Merah,Putih
Nomor Peta : 11 Tgl Dipetakan 26-02-2019

Cabai,Bawang Merah, Putih

Pengupasan

Mesin 6
07
11 2 Menit

5 Tenaga Manusia

20 Menit

Mesin 2
2 Menit

Mesin 3

2 Menit

Keterangan :

Gambar Kegiatan Jumlah Waktu


Proses 1 5 Menit
11

Menunggu 1 2 Menit
(Delay)

Transportasi 1 2 Menit

Mesin 6 Pengupasan 1 5 Menit


(Flame Peeling)
Tenaga Manusia 5 20 Menit
Mesin 2 Penyimpanan 1 2 Menit
(Wadah 1)
Mesin 3 Pengangkutan 1 2 Menit
(Foldable Trolley 1)
20

OPERATOR PROCESS CHART


Nama Objek : Pencucian Cabai,Bawang Merah,Putih
Nomor Peta : 12 Tgl Dipetakan 26-02-2019

Cabai,Bawang Merah, Putih

Pencucian
12
Mesin 6

5 Menit

Keterangan :

Gambar Kegiatan Jumlah Waktu


Proses dan 1 5 Menit
12
Pemeriksaan

Mesin 6 Pencucian 1 5 Menit


(Plum Cleaner)
21

OPERATOR PROCESS CHART


Nama Objek : Penggilingan Daging Buah Nanas, Cabai, Bawang Merah &Putih

Nomor Peta : 13 Tgl Dipetakan 26-02-2019

Buah Nanas, Cabai, Bawang Merah, Bawang Putih

Penggilingan

Terasi 13 Mesin 6

4 Menit

Keterangan :

Gambar Kegiatan Jumlah Waktu


Proses dan 1 4 Menit
13
Pemeriksaan

Mesin 6 Penggilingan 1 4 Menit


(Plum Cleaner)
22

OPERATOR PROCESS CHART


Nama Objek : Penggorengan Bahan
Nomor Peta : 14 Tgl Dipetakan 26-02-2019

Penggorengan

Maltodekstrin 15 %
14
Proses penggorengan

5 menit

mesin 7

Keterangan :

Gambar Kegiatan Jumlah Waktu


Menunggu 1 5 Menit
(Delay)

Proses 1 5 Menit
14

Mesin 7 1 5Menit
(Penggorengan) Penggorengan
23

OPERATOR PROCESS CHART


Nama Objek : Pengeringan Sambal
Nomor Peta : 15 Tgl Dipetakan 26-02-2019

Sambal Nanas

Mesin 8
15 proses pengeringan 10 jam

Keterangan :

Gambar Kegiatan Jumlah Waktu


Proses 1 10 jam
15

Mesin 8 Pengeringan 1 10 Jam


(pengering kabinet)
24

OPERATOR PROCESS CHART


Nama Objek : Pengalengan Sambal Nanas Kaleng
Nomor Peta : 16 Tgl Dipetakan 26-02-2019

Sambal Nanas Dalam Kemasan

Penggalengan
16
Mesin 9
5 Menit

2 Menit Ke Mesin 10

Keterangan :

Gambar Kegiatan Jumlah Waktu


Proses dan 1 5 Menit
16 Pemeriksaan

Transportasi 1 2 Menit

Mesin 9 Pengemasan 1 5 Menit


(Flat Caping.3GP)
25

OPERATOR PROCESS CHART


Nama Objek : Pelabelan Sambal Nanas Kaleng
Nomor Peta : 17 Tgl Dipetakan 26-02-2019

Sambal Nanas Dalam Kemasan

Pelabelan
17
Mesin 10
15 Menit

Produk Sambal Nanas Kaleng

Keterangan :

Gambar Kegiatan Jumlah Waktu


Proses dan 1 15 Menit
17 Pemeriksaan

Mesin 10 Pelabelan 1 15 Menit


(Mesin Pelabelan
Kemasan Keleng)
26

2.3. MPPC (Multi Product Process Chart)

OPERATOR PROCESS CHART


Nama Objek : Sambal Nanas Kaleng
Nomor Peta : 1 Tgl Dipetakan 26-02-2019

Maltodekstrin Terasi Garam Gula Cabai,Bawang Putih,Merah Buah Nanas

Penimbangn Penimbangan Penimbangan Penimbangan Penimbangan Penimbangan Pecucian


c Mesin 1 09 Mesin 1 Mesin 1 Mesin 1 06 Mesin 1 Mesin 1 12 Mesin 6
10 08 07 01
25% 25% 25 % 25% 50 Kg 150 Kg 5 Menit
1Menit 1 Menit 1 Menit 1 Menit 1Menit 1 Menit

Mesin 4 Mesin 4 Mesin 4 Mesin 4 Mesin 4 Mesin 2 13 Penggilingan


1Menit 2 Menit 2 Menit 2 Menit 2 Menit 2 Menit Mesin 6 ; 5 Menit

Mesin 3 Mesin 3 Mesin 3 3 Menit 3 Menit 3 Menit Penggorengan


2 Menit 2 Menit 2 Menit 2 Menit 2 Menit 2 Menit 14 Mesin 7; 5 Menit

Pencucian Pengeringan
Mesin 4 Mesin 8
02 2 Menit 15 10 Jam

Sortasi Pengalengan
Mesin 4 Mesin 9
16
03 2 Menit 5 Menit

Pengupasan Pelabelan
Mesin 4 Mesin 10
04 5 Menit 17 15 Menit

Penimbangan
Mesin 1 Produk Sambal Nanas
05
100 Kg
1 Menit

Pengupasan
11 Mesin 6
BAB III

ROUTING SHEET

3.1. Pengertian

Pengurutan produksi (routing sheet) adalah tabulasi langkah-langkah yang dicakup


dalam memproduksi komponen tertentu dan rincian yang perlu dari hal-hal yang berkaitan.
Pengurutan produksi menjadi tulang punggung kegiatan produksi yang merupakan
pengumpulan kembali semua data yang dikembangkan oleh rekayasawan proses dan alat
komunikasi pokok antara rekayasawan produk dan orang produksi. Routing sheet ini sering
disebut juga dengan lembar proses atau lembar operasi (Apple, 1990).

Routing sheet berguna untuk menghitung jumlah mesin yang dibutuhkan dan untuk
menghitung jumlah part yang harus dipersiapkan dalam usaha memperoleh sejumlah produk
yang diinginkan. Data yang diperlukan dalam perhitungan routing sheet ini adalah urutan
operasi dari setiap komponen, nama atau jenis peralatan yang digunakan,
persentase scrap dan efesiensi pabrik. Urutan operasi pada routing sheet ini didasarkan pada
urutan operasi yang ada pada peta proses operasi. Informasi-informasi yang diperoleh dari
perhitungan routing sheet adalah dapat mengetahui kapasitas alat teorits, jumlah unit yang
disiapkan, produk dengan efesiensi serta jumlah mesin teoritis

Lembar urutan proses atau lembar operasi adalah tabulasi langkah-langkah yang
dicakup dalam memproduksi komponen tertentu dan rincian yang perlu dari hal-hal yang
berkaitan (Apple, 1990). Lembar urutan proses terutama ditujukan untuk mengetahui jumlah
mesin atau peralatan produksi yang diperlukan dalam memenuhi jumlah produksi yang
diinginkan dengan memperhatikan persentase bahan baku yang terbuang, kapasitas mesin
atau peralatan dan efisiensi departemen atau pabrik.

Tabel. 2 Routing Sheet

27
28

Cara pengisian tabel urutan proses, yaitu untuk kolom (1), kolom (2) dan, kolom (3)
menggunakan data yang ada pada peta proses operasi. Kolom (4) terlebih dahulu mengisi
jumlah produk akhir yang diingikan pada akhir aktivitas, kemudian untuk pengisisan kolom
(5) persentasi buangan, berdasarkan pada peta proses operasi. Pada kolom (6) diisi dengan
jumlah produk yang harus disiapkan pada awal aktivitas dengan memperhitungkan
% buangan yang pada aktivitas yang bersangkutan.

Sedangkan kolom (7) yaitu efesiensi mesin, faktor efesiensi kerja mesin yang
disebabkan adanya persiapan mesin sebelum digunakan, waktu perbaikan, maupun hal-hal
lain yang menyebabkan terjadinya waktu tunggu, dimana harga umum yang diambil dalam
hal ini berkisar antara 0,8-0,9 (Wignjosoebroto, 2000).

Perhitungan kolom (8) produksi mesin/ jam adalah hasil produksi dalam satu jam
(kapasitas/jam), yaitu kapasitas alat teoritis/jam menunjukkan jumlah unit komponen yang
dapat diproses oleh alat atau mesin dalam jangka waktu kerja yang tersedia. Kolom (9)
adalah jumlah mesin teoritis yang dapat dihitung dengan rumus:

Tabel.3 Proses Produksi

Dengan membuat diagram ini dapat diperoleh gambaran umum mengenai tata letak
mesin atau fasilitas produksi yang seharusnya dirancang. Berdasarkan peta tersebut akan
dapat dipelajari dan dianalisis dua hal yang memiliki pengaruh yang cukup nayta dalam
29

perancangan tata letak seperti: Aliran balik dimana hal ini ditunjukkan dengan adanya ”aliran
balik” akibat fasilitas produksi tidak ditempatkan sesuai dengan urutan prosesnya, dan
pengelompokkan pola aliran yaitu pengelompokkan komponen yang memiliki urutan proses
pengerjaan dan menggunakan mesin yang sama.
30

Tabel Routing Sheet

3.1.1. Tabel Routing Sheet


No Deskripsi Nama alat SPESIFIKASI ALAT Jumlah Bahan
Produksi Barang Jadi Yg Disiapkan Kapasitas Kebutuhan Kebutuhan
Yg Diminta Reject Mesin Mesin Teoritis Mesin aktual
Ops P L T Mesin/hari (Kg/jam)
(m) (m) (m)

SAMBAL NANAS 1000 1052,63


KALENG
17 Pelabelan Mesin pelabelan 2 1 1,25 4000 1052,63 1108,03 0,05 4000 0,042 1
kemasan kaleng
16 Pengalengan Flat caping 3GP 5,5 2 4 12000 1108,03 1166,35 0,05 12048,19 0,014 1
15 Pengeringan Pengering kabinet 2 1,54 1,5 6000 1166,35 1227,74 0,05 6250 0,027 1
14 Penggorengan Penggorengan 2,9 2,4 0,7 12000 1227,74 1292,36 0,05 12048,19 0,014 1
13 Penggilingan Plum cleaner 3,2 0,75 1,5 15000 1292,36 1360,38 0,05 17614,33 0,011 1
12 Pencucian bawang dan cabai Plum cleaner 3,2 0,75 1,5 12000 1360,38 1431,99 0,05 12048,19 0,014 1
11 Pengupasan Flame peeling 0,9 0,7 1,5 30000 1431,99 1507,36 0,05 1054,74 0,005 1
10 Penimbangan Maltodekstrin Timbangan duduk digital 0,5 0,4 0,6 60000 1507,36 1586,69 0,05 62500 0,002 1
09 Penimbangan terasai Timbangan duduk digital 0,5 0,4 0,6 60000 1586,69 1670,2 0,05 62500 0,002 1
08 Penimbangan garam Timbangan duduk digital 0,5 0,4 0,6 60000 1670,2 1758,11 0,05 62500 0,002 1
07 Penimbangan gula Timbanagn dusuk digital 0,5 0,4 0,6 60000 1850,64 1948,04 0,05 62500 0,002 1
06 Penimbangan cabai,bawang Timbangan duduk digital 0,5 0,4 0,6 60000 1948,04 2050,57 0,05 62500 0,002 1
Penimbangan daging buah Timbangan duduk digital 0,5 0,4 0,6 60000 2050,57 2158,49 0,05 62500 0,002 1
05 nanas
04 Pengupasan buah nanas Plum cleaner 3,2 0,75 1,5 12000 2158,49 2272,09 0,05 12048,19 0,014 1

03 Sortasi buah nanas Plum cleaner 3,2 0,75 1,5 30000 2272,09 2391,67 0,05 1054,74 0,005 1

02 Pencucian buah nanas Plum cleaner 3,2 0,75 1,5 30000 2391,67 2517,55 0,05 1054,74 0,005 1
01 Penimbangan buah nanas Timbangan duduk digital 0,5 0,4 0,6 60000 2517,55 2650,05 0,05 62500 0,002 1

17
31
BAB IV

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

4.1. Kebutuhan Tenaga Kerja

List Kebutuhan Tenaga Kerja

Karyawan dapat diartikan sebagai setiap orang yang memberikan jasa kepada
perusahaan ataupun organisasi yang membutuhkan jasa tenaga kerja, yang mana dari jasa
tersebut, karyawan akan mendapatkan balas jasa berupa gaji dan kompensasi-kompensasi
lainnya.

Selain pengertian di atas, ada banyak sekali pengertian kata karyawan yang telah
diutarakan oleh para ahli, seperti beberapa contohnya adalah sebagai berikut :

1. Subri (2002)

Menurut subri, karyawan merupakan setiap penduduk yang masuk ke dalam usia kerja
(berusia di rentang 15 hingga 64 tahun), atau jumlah total seluruh penduduk yang ada pada
sebuah negara yang memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan akan tenaga yang
mereka produksi, dan jika mereka mau berkecimpung / berpartisipasi dalam aktivitas itu.

2. Hasibuan (2002)

Menurut Hasibuan, pengertian karyawan adalah setiap orang yang menyediakan jasa
(baik dalam bentuk pikiran maupun dalam bentuk tenaga) dan mendapatkan balas jasa
ataupun kompensasi yang besarannya telah ditentukan terlebih dahulu.

Jenis-jenis Karyawan di Perusahaan

A.Karyawan Tetap

Karyawan tetap merupakan karyawan yang telah memiliki kontrak ataupun perjanjian
kerja dengan perusahaan dalam jangka waktu yang tidak ditetapkan (permanent). Karyawan
tetap biasanya cenderung memiliki hak yang jauh lebih besar dibandingkan dengan karyawan
tidak tetap. Selain itu, karyawan tetap juga cenderung jauh lebih aman (dalam hal kepastian
lapangan pekerjaan) dibandingkan dengan karyawan tidak tetap.

32
33

B.Karyawan Tidak Tetap

Karyawan tidak tetap merupakan karyawan yang hanya dipekerjakan ketika


perusahaan membutuhkan tenaga kerja tambahan saja. Karyawan tidak tetap biasanya dapat
diberhentikan sewaktu-waktu oleh perusahaan ketika perusahaan sudah tidak membutuhkan
tenaga tambahan lagi. Jika dibandingkan dengan karyawan tetap, karyawan tidak tetap
cenderung memiliki hak yang jauh lebih sedikit dan juga cenderung sedikit tidak aman
(dalam hal kepastian lapangan pekerjaan).

Tugas Karyawan

Karyawan tentunya bertugas sesuai yang telah di tentukan oleh pimpinan atau
atasannya. Umumnya karyawan bekerja tinggal melaksanakan tugas-tugas yang sudah di
instruksikan saja, atau terkadang bisa juga mengekspresikan kreatifitasnya sesuai yang
memberi instruksi saat bekerja.

Kegesitan, ketepatan, ketelitian maupun kerapihan dalam bekerja merupakan hal-hal yang
perlu di perhatikan oleh setiap karyawan, karena umumnya hal-hal seperti itu dapat
menentukan penilaian karyawan oleh seorang pimpinan. Yang sering menjadi perhatian
adalah ketepatan waktu atau kedisiplinan dalam bekerja, banyak sekali perusahaan yang
sangat mementingkan hal tersebut dalam menilai karyawannya.

Relatif tidak sulit untuk menjadi seorang karyawan, jika sudah terbiasa dengan
pekerjaan maka tidak perlu terlalu banyak berfikir mencari cara untuk memecahkan masalah
dalam pekerjaan, karena biasanya pekerjaan yang dilakukan seperti rutinitas sehari-hari atau
pekerjaan yang dilakukan hanya itu-itu saja. Tapi ada beberapa bidang tertentu yang dimana
karyawan di haruskan untuk memecahkan permasalahan tertentu, tapi permasalahan tersebut
tidaklah terlalu kompleks, karena semakin kompleks permasalahan akan ditangani oleh orang
yang levelnya lebih tinggi dalam pekerjaan.

Di suatu tempatkerja biasanya ada beberapa karyawan yang dapat di katakan


menonjol atau memiliki kemampuan yang lebih dalam memecahkan masalah, pimpinan pasti
dapat menilai dan membedakan karyawan seperti itu dan tentunya memiliki nilai yang lebih
di matanya. Biasanya jika ada karyawan yang memiliki kemampuan lebih akan mendapatkan
34

kesempatan untuk mengembangkan dirinya lagi misalnya seperti diberikan biaya untuk
kuliah lagi sehingga bisa naik jabatan di tempat dia bekerja.

4.1.1. Tabel Kebutuhan Tenga Kerja

No Proses Pekerja
1 Penimbangan Buah Nanas 2
2 Pencucian Buah Nanas 2
3 Sortasi Buah Nanas 2
4 Pengupasan Buah Nanas 2
5 Penimbangan Daging Buah Nanas 2
6 Penimbangan Cabai, Bawang putih dan merah 1
7 Penimbangan Gula 1
8 Penimbangan Garam 1
9 Penimbangan Terasi 1
10 Penimbangan Maltodekstrin 1
11 Pengupasan Bawang dan Cabai 2
12 Pencucian Bawang dan Cabai 2
13 Penggilingan Bahan 2
14 Penggorengan 4
15 Pengeringan 2
16 Pengalengan 2
17 Pelabelan 2
31
35

4.2. Deskripsi Kerja

Definisi Deskripsi Pekerjaan (Job Description)

Deskripsi pekerjaan adalah hasil analisis pekerjaan sebagai rangkaian kegiatan atau
proses menghimpun dan mengolah informasi mengenai pekerjaan (Veithzal Rivai 2009).
Uraian pekerjaan suatu uraian pekerjaan menyebutkan tugas dan tanggung jawab dari
suatu pekerjaan. Disebutkan apa yang dikerjakan, mengapa dikerjakan, dan dimana
dikerjakannya, dan secara singkat bagaimana mengerjakannya (Robert L. Mathis John H.
Jackson 2001). Definisi yang hampir sama diajukan oleh Gary Dessler (2004) bahwa Sebuah
deskripsi pekerjaan adalah pernyataan tertulis tentang apa yang harus dilakukan oleh pekerja,
bagaimana orang itu melakukannya, dan bagaimana kondisi kerjanya.

Deskripsi pekerjaan adalah catatan yang sistematis dan teratur tentang tugas dan
tanggung jawab suatu jabatan, yang didsarkan pada kenyataan- kenyataan apa, bagaimana,
mengapa, kapan dan dimana suatu pekerjaan dilaksanaka (Martoyo, 1987).

Pada dasarnya deskripsi jabatan merupakan hasil pertama yang diperoleh dari proses
analisa jabatan, yang harus menunjukkan keteraturan yang sistematis dan logis dari berbagai
tugas dan kewajiban yang harus dilakukan sesuai jabatan tertentu. dengan demikian maka
suatu deskripsi pekerjaan harus mudah dimengerti dan mudah dipahami serta dihayati.
Pokok-pokok isi suatu deskripsi jabatan tersebut dapat berujud sebagai berikut: identifikasi
jabatan, ringakasan jabatan, tugas yang dilaksanakan, pengawasan yang diberikan dan yang
diterima, hubungan dengan jabatan-jabatan lain, bahan-bahan, alat-alat dan mesin-mesnin
yang dipergunakan, kondisi kerja, penjelasan istilah-istilah yang tidak lazim atau komentar
tambahan untuk melengkapi penjelasan di atas.

Edi Patarani (2007) mengungkapkan bahwa, setidaknya tedapat lima elemen dalam
proses penyusun job description yang baik, yakni:

1. Identifikasi Pekerjaan

Identifikasi pekerjaan melihat pada jabatan, kode pekerjaan dan institusi/departemen. elemen
terpenting pada bagian ini adalah jabatan. jabatan yang baik memenuhi tujuan-tujuan ebagai
berikut:
36

a. Menyatakan sesuatu secara singkat dalam satu atau dua kata apa isi dari pekerjaan
b. Sebaiknya seringkas mungkin dan jika berisi lebih dari satu kata sebaiknya dalam urutan
yang alami (sebagai contoh, “Operator Komputer”, bukan “Operator, Komputer”)
sehingga lebih mudah dalam untuk digunakan secara tertuli atau dalam bentuk
pengucapan.
c. Sebaiknya menunjukkan tingkat/jenjang keterampilan dan level pengawasan yang
diperlukan.
d. Sebaiknya mirip/identik dengan salah satu jabatan pekerjaan yang telah dimiliki di masa
lalu, sehingga pekerja tidak harus mempelajari perbendaharaan kata baru secara lengkap
setiap kali deskripsi pekerjaan ditulis atau direvisi.

2. Ringkasan atau Maksud Pekerjaan

Ringkasan pekerjaan merupakan cerita ringkas gambaran pekerjaan yang menyoroti


karakteristiknya secara umum, yang memberikan informasi yang cukup untuk
membedakan fungsi dan aktivitas utama dari pekerjaan tersebut terhadap pekerjaan yang
lain.

3. Kewajiban Pekerjaan
Bagian kewajiban pekerjaan merupakan hal biasa untuk semua format deskripsi
pekerjaan, yang berisikan kewajiban dan tanggung jawab yang berhubungan dengan
pekerjaan. berikut merupakan beberapa titik penting yang harus diingat ketika menyiapkan
sesi kewajiban pekerjaan:
 Gunakan kalimat-kalimat atau ungkapan yang singkat dan langsung.
 Memulai setriap kalimat atau ungkapan dengan kata tindakan
 Gunakan present tense
 Hindarai kata kerja secara khusus tidak menunjukkan tindakan yang terlibat. sebagai
contoh, “menangani surat” mungkin lebih baik diekspresikan sebagai “menyortir surat”
atau “mendistribusikan surat.”
4. Tanggung Jawab

Apabila tujuan pekerjaan telah dibuat dengan jelas dan tanggung jawab serta kewajiban
telah didefinisikan, maka pemegang jabatan bertanggung jawab kepadanya atau kepada
atasannya untuk keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai tujuan ini. Bagian dari
“tanggung jawab” tidak hanya menggambarkan hasil akhir yang dicapai ketika kewajiban
37

pekerjaan telah dilakukan dengan memuaskan, tetapi juga menyatakan standar khusus untuk
mengukur kinerja, sehingga benar-benar berguna ketika pada kahir tahun dilakukan proses
penilaian kinerja.

5. Spesifikasi Pekerjaan

Spesifikasi pekerjaan menggambarkan persyaratan pekerjaan khusus dalam hal


“compensable factor”. karena spesifikasi pekerjaan digunakan terutama sebagai basis untuk
menilai pekerjaan dalam proses evaluasi pekerjaan, maka faktor yang dipilih tergantung pada
apa yang didesain perusahaan sebagai “compensable factor” untuk seluruh pekerjaan dalam
organisasi. kebanyakan berada di bawah empat pengertian luas yaitu keterampilan,. usaha,
tanggung jawab dan kondisi pekerjaan. sebagai contoh, keterampilan dapat diuraikan menjadi
pendidikan, pengalaman, inisiatif, dan kecerdasan yang diperlukan untuk pekerjaan, usaha
dapat dibagi lagi menjadi usaha fisik dan mental yang diperlukan.

4.3. Sistem Pengupahan dan Gaji

Gaji dan upah merupakan balas jasa yang diterima karyawan atas pekerjaan yang
dilakukannya. Bagi karyawan, gaji dan upah merupakan bentuk pengahrgaan atas pekerjaan
dan prestasi kerjanya, selain itu merupakan salah satu motivasi bagi mereka. Lain halnya
dengan perusahaan, bagi perusahaan gaji dan upah merupakan beban untuk mengahasilkan
laba sehingga pengelolaannya harus dilakukan sedemikian rupa agar tetap efektif dan efisien.

Menurut Pasal 1 ayat 30 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Upah


adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan
dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan
menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk
tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah
atau akan dilakukan.

Namun, dalam menetapkan besarnya upah, pengusaha dilarang membayar lebih


rendah dari ketentuan upah minimum yang telah ditetapkan pemerintah setempat (Pasal 90
ayat 1 UU No. 13/ 2003). Apabila pengusaha memperjanjikan pembayaran upah yang lebih
rendah dari upah minimum, maka kesepakatan tersebut batal demi hukum (Pasal 91 ayat 2
UU No. 13/2003).
38

Besaran upah atau gaji dan cara pembayarannya merupakan salah satu isi dari
perjanjian kerja (Pasal 54 ayat 1 huruf e UU No. 13/2003). Akan tetapi dalam perjanjian
kerja, tidak dijabarkan secara detail mengenai sistem penggajian, hal tersebut akan
dituangkan lebih lanjut dalam Peraturan Perusahaan (PP) atau Perjanjian Kerja Bersama
(PKB), atau dibuat dalam bentuk struktur dan skala upah menjadi lampiran yang merupakan
satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari PP/PKB. PP dan PKB merupakan
kesepakatan tertulis dan hasil perundingan.

Berdasarkan pasal 14 ayat (3) Permenaker No. 1 Tahun 1999, Peninjauan besarnya
upah pekerja dengan masa kerja lebih dari 1 (satu) tahun, dilakukan atas kesepakatan tertulis
antara pekerja/serikat pekerja dengan pengusaha. Kesepakatan tertulis tersebut ditempuh dan
dilakukan melalui proses perundingan bipartit antara pekerja/serikat pekerja dengan
pengusaha di perusahaan yang bersangkutan. Dari perundingan bipartit tersebut kemudian
melahirkan kesepakatan, yang selanjutnya kesepakatan tersebut dituangkan secara tertulis
Peraturan Perusahaan (PP), atau Perjanjian Kerja Bersama (PKB).

Yang termasuk dalam komponen upah berdasarkan Surat Edaran Menteri Tenaga
Kerja Republik Indonesia No. SE-07/MEN/1990 Tahun 1990 tentang Pengelompokan
Komponen Upah Dan Pendapatan Non Upah, yaitu:

1. Upah Pokok: adalah imbalan dasar yang dibayarkan kepada pekerja menurut tingkat atau
jenis pekerjaan yang besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan.
2. Tunjangan Tetap: adalah suatu pembayaran yang teratur berkaitan dengan pekerjaan
yang diberikan secara tetap untuk pekerja dan keluarganya serta dibayarkan dalam satuan
waktu yang sama dengan pembayaran upah pokok, seperti Tunjangan Isteri; Tunjangan
Anak; Tunjangan Perumahan; Tunjangan Kematian; Tunjangan Daerah dan lain-lain.
Tunjangan Makan tetap apabila pemberian tunjangan tersebut tidak dikaitkan dengan
kehadiran, dan diterima secara tetap oleh pekerja menurut satuan waktu, harian atau
bulanan.
3. Tunjangan Tidak Tetap adalah suatu pembayaran yang secara langsung atau tidak
langsung berkaitan dengan pekerja, yang diberikan secara tidak tetap untuk pekerja dan
keluarganya serta dibayarkan menurut satuan waktu yang tidak sama dengan waktu
pembayaran upah pokok, seperti tunjangan makan dapat dimasukan ke dalam tunjangan
tidak tetap apabila tunjangan tersebut diberikan atas dasar kehadiran (pemberian
tunjangan bisa dalam bentuk uang atau fasilitas makan)
39

4.4. Struktur Organisasi

Direktur

HRD

Menejer Manajer Manajer Manajer


Produksi Operasional Marketing Keuangan

Quality Logistik Promosi Staff


Control

Finance Gudang

Gambar 4.4.1.Struktur organisasi

 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi
yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional
untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan
kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan
fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang
siapa melapor kepada siapa.

Fungsi struktur organisasi yaitu : Kejelasan Tanggung Jawab. Setiap anggota


organisasi harus bertanggung jawab dan apa yang harus dipertanggung jawabkan. Setiap
anggota organisasi harus bertanggung jawab kepada pimpinan atau atasan yang memberikan
kewenangan, karena pelaksanaan kewenangan itu yang harus dipertanggungjawabkan. 1.
Kejelasan Kedudukan. Kejelasan kedudukan seseorang dalam struktur organsisasi sebenarnya
mempermudah dalam melakukan koordinasi maupun hubungan karena adanya
keterkaitan penyelesaian suatu fungsi yang dipercayakan kepada seseorang. 2. Kejelasan
Uraian Tugas. Kejelasan uraian tugas dalam struktur organisasi sangat membantu pihak
40

pimpinan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian, dan bagi bawahan akan
dapat berkonsentrasi dalam melaksanakan suatu pekerjaan karena uraiannya yang jelas. 3.
Kejelasan Jalur Hubungan. Dalam rangka pelaksaan tugas dan tanggung jawab setiap
karyawan atau pegawai dalam sebuah organisasi, maka dibutuhka kejelasan hubungan yang
tergambar dalam struktur, sehingga jalur penyelesaian pekerjaan akan semakin efektif dan
dapat saling menguntungkan. Pola dasar struktur organisasi sebaiknya tersusun relative
permanen, artinya tidak perlu selamanya mengalami perubahan. Dalam aktivitas yang
dilakukan harus ada jaminan fleksibilitas, artinya aktivitas itu senantiasa dapat diperluas
jangkauannya, namun pola dasar struktur organisasi tidak perlu mengalami perubahan. Yang
perlu mendapat perhatian dalam mengisi struktur organisasi adalah manusia yang memiliki
kompentensi yang sesuai dengan jenis tugas dalam bagian-bagian tugas atau pekerjaan pada
struktur tersebut. Penggolongan aktivitas dalam struktur dapat kita bagi menjadi empat unsur
: a)unsur pimpinan b)unsur pembantu pimpinan c)unsur pelakasana tugas pokok d)unsur
pelaksana tugas-tugas fungsional.

Dalam striktur Organisasi terdapat enam elemen kunci yang harus dipertahankan
dalam menyusunnya. Berikut elemen yang dimaksud yaitu : 1. Spesialisasi Pekerjaan Tugas
tugas dalam struktur organisasi kerap dibagi-bagi kedalam beberapa pekerjaan tersendiri
sesuai dengan spesialisasinya. 2. Departementalisasi Elemen struktur ini sebagai dasar yang
digunakan untuk mengelompokkan pekerjaan secara bersama-sama. Elemen ini dapat berupa
proses, produk, geografi dan pelanggan. 3. Rantai Komando Elemen struktur ini merupakan
garis wewenang yang membentang dari puncak organisasi ke posisi paling bawah. Elemen
ini pun akan menjelaskan siapa bertanggung jawab kepada siapa. 4. Rentang Kendali Elemen
struktur ini menunjukan jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer secara
efisien dan efektif. 5. Sentralisasi dan Desentralisasi Sentralisasi mengacu pada sejauh mana
tingkat pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi. Sementara
itu Desentralisasi merupakan lawan dari Sentralisasi. 6. Formalisasi Elmen struktur ini
menjelaskan sejauh mana pekerjaan-pekerjaan didalam organisasi dibakukan.

 Tugas dari masing-masing jabatan

Dewan Direksi memiliki tugas peran untuk memimpin dan menentukan arah perusahaan.
Susunan dewan direksi biasanya terdiri dari satu orang direktur utama, 3 orang wakil direktur
dan 6 orang direktur.
41

Manajer bertugas memimpin secara menyeluruh pada bidang manajerial yang


dibidanginya. Manajer dibagi menjadi beberapa jabatan sesuai dengan kebutuhan perusahaan,
misalnya: manajer personalia yang bertugas mengatur SDM, manajer pemasaran (marketing);
manajer operasional; manajer IT, manajer pabrik; manajer umum; manajer stock dan gudang,
dan sebagainya.

Bagian Divisi atau Departemen dipimpin oleh kepala divisi atau kepala departemen yang
memiliki tugas peran untuk memimpin bidang tugas dari departemen yang diembannya. Ada
berbagai departemen atau divisi yang ada pada sebuah struktur organisasi perusahaan sesuai
dengan kebutuhan perusahaan, misalnya departemen humas, departemen riset dan
pengembangan, departemen personalia, departemen pemasaran, departemen uji kualitas, dan
sebagainya.

 Direksi
Secara umum, direksi terdiri dari satu orang direktur utama, tiga orang wakil direktur
utama dan enam orang direktur. Tugas utama direksi :
 Menentukan arah usaha dan visi misi serta sebagai pimpinan umum dalam mengelola
perusahaan.Memegang kekuasaan dan kendali secara penuh dan bertanggung jawab
secara menyeluruh terhadap pengembangan perusahaan.
 Menentukan kebijakan yang dilaksanakan perusahaan, termasuk juga melakukan
penjadwalan seluruh kegiatan perusahaan.

Tanggung jawab direksi: tanggung jawab direksi secara umum adalah mengelola usaha
perseroan sesuai anggaran dasar. Secara formal direksi mengadakan tiga kali rapat direksi
untuk melakukan evaluasi kinerja operasional dan keuangan perseroan, serta meninjau
strategi dan hal-hal penting lainnya. Selain itu beberapa pertemuan informal juga diadakan
guna membahas dan menyetujui hal-hal yang membutuhkan perhatian dengan segera.

 Direktur

Sebagai pimpinan dari perusahaan, tugas dan tanggung jawab direktur antara lain:

 Menentukan dan menetapkan prosedur kegiatan perusahaan pada masing-masing manajer


untuk mencapai sasaran yang diinginkan perusahaan.
 Menetapkan tujuan dan misi dari tiap-tiap manajer yang dibawahinya.
42

 Melakukan pengawasan, kontroling dan mengkoordinir kegiatan-kegiatan dari manajer


secara berkala dan pertanggungjawabannya.
 Menyusun dan menetapkan kebijakan operasional perusahaan untuk jangka pendek.
 Mengadakan pengangkatan, pemberhentian, atau mutasi (pemindahan) karyawan beserta
gajinya.

Direktur bertanggung jawab atas kerugian PT yang disebabkan direktur tidak


menjalankan kepengurusan PT sesuai dengan maksud dan tujuan anggaran dasar, kebijakan
yang tepat dalam menjalankan PT serta UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.
Atas kerugian PT, direktur akan dimintakan pertanggungjawabannya secara perdata.

Apabila kerugian PT disebabkan kerugian bisnis dan direktur telah menjalankan


kepengurusan PT sesuai dengan maksud dan tujuan dalam anggaran dasar PT, kebijakan yang
tepat dalam menjalankan PT serta UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, maka
direktur tidak dapat dipersalahkan atas kerugian PT.

 Direktur Keuangan

Direktur keuangan dapat membentuk organ setingkat di bawahnya yang jumlahnya di


tetapkan dengan persetujuan Dewan Direksi. sesuai dengan namanya, direktur bidang
finansial ini memiliki tugas pokok sebagai:

 Pengawas operasional mengenai keuangan perusahaan.


 Memberi pertanggungjawaban dalam tiap kegiatan yang terkait urusan finansial.
 Menetapkan prosedur pelaksanaan secara rinci tentang keuangan.
 Melakukan pengecekan lapangan mengenai bagian yang terkait masalah keuangan.
 Meminta pertanggungjawaban dari tiap-tiap bagian yang ada di bawahnya.
 Menetapkan standar pekerjaan lapangan untuk memastikan dan menjamin tidak adanya
kebocoran terkait penggunaan keuangan.
 Direktur Personalia

Sesuai dengan namanya, posisi jabatan ini terkait dengan tenaga kerja dan sumber daya
manusia. Direktur personalia bertugas:

 Mengembangkan sistem perencanaan personalia dan pengendalian kebijakan pegawai.


43

 Melaksanakan kebutuhan administrasi dan kepegawaian.


 Membina pengembangan staff administrasi.
 Manager

Tugas seorang yang menjabat sebagai manager sebenarnya adalah penyatuan yakni
bagaimana mengintegrasikan berbagai macam variabel (karakteristik, budaya, pendidikan dan
lain sebagainya) kedalam suatu tujuan organisasi yang sama dengan cara melakukan
mekanisme penyesuaian. Adapun mekanisme dan tugas yang diperlukan untuk menyatukan
berbagai variabel di atas antara lain:

 Melakukan pengarahan (direction) yang meliputi pembuatan keputusan, kebijaksanaan,


supervisi, dan lain-lain.
 Membuat rancangan organisasi dan pekerjaan.
 Melakukan seleksi, pelatihan, penilaian, dan pengembangan.
 Menerapkan sistem komunikasi, pengendalian, dan reward.
 Manager Personalia

Selain manager umum, dalam perusahaan skala besar, diperlukan juga personil yang
mengurusi bidang-bidang spesifik, salah satunya adalah manager personalia. Peran dan
tanggung jawabnya terdiri dari:

 Pengorganisasian, perencanaan program & pengendalian pada Unit Personalia.


 Menindaklanjuti segala proses administrasi pada seluruh kegiatan Personalia.
 Melakukan proses & prosedur rekrutmen yang mencakup: searching, interview, test and
selection.
 Remuneration Management yakni terkait dengan struktur dan skala gaji, basic salary,
allowance, incentive & overtime.
 Menangani seluruh perizinan ketenagakerjaan.
 Menyediakan sistem penyediaan data karyawan, surat-surat dan form administrasi
kegiatan personalia, serta memastikan sistem dokumentasinya berjalan efektif.
 Menangani sistem penilaian kinerja pegawai/karyawan.
 Menangani karyawan tetap, kontrak & harian serta PKL.
 Melakukan dan menangani promosi jabatan, mutasi & demosi serta PHK
 Menangani urusan perjalanan dinas dalam/luar negeri serta fasilitasnya.
44

 Menangani kegiatan training & evaluasi karyawan.


 Menangani urusan yang terkait medical, hospital, asuransi & dana pensiun karyawan,
serta fasilitas lainnya.
 Membuat sistem pelaporan seluruh kegiatan personalia dan pengembangan SDM.
 Manager Pemasaran

Jika manager personalia bertanggung jawab dalam urusan personalia, maka manager
pemasaran bertugas menangani hal-hal yang terkait promosi dan penjualan bisnis yang
dimiliki perusahaan. Manager pemasaran memiliki tanggung jawab untuk:

 Bertanggung jawab penuh tentang fungsi dan tugas sebagai kepala bagian pemasaran
secara berkala kepada direktur.
 Menetapkan prosedur operasional Informasi yang lebih efisien.
 Melaporkan hasil kerja kepada direktur secara berkala.
 Manager Pabrik

Segala urusan terkait proses produksi dan kegiatan di pabrik / bengkel kerja diemban oleh
manager pabrik. Segala hal yang berkaitan Kepada Direktur, seorang manager pabrik harus:
a) Bertanggung jawab kepada direktur perusahaan langsung; b). Melakukan konsultasi
berkala supaya tercapai keselarasan pelaksanaan tugas dalam perusahaan tersebut.

Sementara itu, segala hal yang berkaitan dengan produksi, manager pabrik wajib: a).
Manajer pabrik membawahi PPC, produksi, pembelian, dan gudang bahan buku; b).
Bersama-sama dengan bagian lain untuk mengantisipasi dan mengatasi berbagai persoalan
produksi; c). Bersama-sama dengan supervisor menangani masalah pabrik; d). Mengarahkan
setiap bagian yang ditunjuk oleh direktur perusahaan.

 ADM & Gudang

Bagian ini bertugas untuk mengecek semua administrasi dan transaksi berhubungan
dengan jalannya perusahaan. Bagian ini terdiri dari CMT, Acounting, dan Kasir.

 CMT bertugas dan bertanggung jawab untuk mengurus berbagai hal berkaitan dengan
pihak Outsourcing.
 Accounting bertugas untuk mencatat dan melakukan pembukuan transaksi yang terjadi.
45

 Kasir memiliki tugas dan tanggung jawab untuk membuat laporan penerimaan dan
pengeluaran uang harian.
 Divisi regional

Divisi regional memiliki tugas dan tanggung jawab untuk:

 Menjalankan semua kebijakan dan prosedur baku yang di tetapkan oleh Kantor Pusat.
 Mengelola aset regional untuk menjalankan bisnis secara benar sesuai arah perusahaan.
 Menyepakati target kinerja dengan direksi.
 Beroperasi sebagai badan usaha yang memberi keuntungan kepada pemilik modal.
 Menciptakan dan Meningkatkan nilai tambah perusahaan bagi pemilik modal, calon
penanam modal dan pemangku kepentingan.
BAB V

TATA LETAK PABRIK DAN TATA LETAK MESIN

5.1. Tata Letak Pabrik

Pengertian perencanaan tata letak pabrik. Dalam perencanaan fasilitas


produksi dikelompokkan menjadi dua macam yaitu perencanaan lokasi produksi dan
perencanaan tata letek pabrik. Untuk penjelasan tentang perencanaan lokasi produksi silahkan
anda baca artikel yang berjudul: Pengertian Perencanaan Lokasi Produksi. Sedangkan untuk
perencanaan tata letak pabrik akan kami ulas dalam artikel ini. Di sini selain kami
membahas definisi perencanaan tata letak pabrik, juga akan kami jelaskan tentang apa tujuan
perencanaan tata letak pabrik dan juga bagaimana pengaturan tata letak mesin produksi yang
digunakan. Seperti apa penjelasannya silahkan baca penjelasannya berikut ini sampai selesai,
agar nanatinya kamu tahu apa itu perencanaan tata letak pabrik.

Gambar.1 Contoh tata letak pabrik

5.1.1. Pengertian Perencanaan Tata Letak Pabrik

Perencanaan tata letak pabrik adalah salah satu tahap perencanaan fasilitas yang
bertujuan untuk mengembangkan suatu sistem produksi yang efektif dan efisien, sehingga
mampu mencapai kapasitas optimal dan biaya produksi paling ekonomis. Atau pengertian
perencanaan tata letak pabrik yaitu sebuah fase yang menyeluruh daripada desain sistem
produksi. Tujuan utama dari perencanaan tata letak pabrik yaitu untuk mengembangkan
sistem produksi yang dibutuhkan baik dalam kapasitas ataupun kualias dengan cara yang
menguntungkan.

46
47

5.1.2. Tujuan Perencanaan Tata Letak Pabrik

Tujuan dari perencanaan tata letak pabrik yaitu sebagai berikut:

a. Pemanfaatan peralatan pabrik secara optimal.


b. Penggunaan jumlah tenaga kerja paling minimum.
c. Aliran bahan baku dan produk yang lancar.
d. Kebutuhan persediaan yang rendah.
e. Pemakaian ruang yang efisien.
f. Ruang gerak yang cukup untuk kegiatan operasional dan pemeliharaan.
g. Biaya produksi dan investasi yang rendah.
h. Keselamatan kerja yang tinggi.
i. Suasana kerja yang menyenangkan.

Tabe. 4 Keterangan Tata Letak Pabrik

No Ruangan Ukuran (m)


PxL
1. Meeting room 30m x30m
2. Ruang lobby 3m x 3m
3. Tempat hygine dan sanitasi karyawan 2m x 2m
4. Ruangan produksi 100m x 100m
5. Mushola 20m x 20m
6. Klinik 10m x 10m
7. Pos satpam 5m x 5m
8. Gudang 50m x 50m
9. Parkir 15m x 15m
10. Parkir truk pengiriman dan penerimaan produk 25m x 25m
11. Ruang pelatihan/training 10m x 10m
12. Kantin 7 m x 7m
13. Toilet 3m x 3 m
48

 Tata Letak Pabrik

13 12 5
8
10

1 6
2
7
49

5.2. Tata Letak Mesin

Tata letak proses (process layout) atau tata letak fungsional adalah penyusunan tata
letak di mana alat sejenis atau mempunyai fungsi sama ditempatkan dalam bagian yang sama.
Model ini cocok jika perusahaan membuat berbagai jenis produk yang berbeda atau suatu
produk dasar yang diproduksi dalam berbagai macam variasi. Contoh perusahaan pembuat
roti, perusahaan mebel, dan bengkel.

Keuntungan model tata letak (layout mesin) antara lain:

a. Pemanfaatan mesin yang tinggi.


b. Memungkinkan penggunaan mesin yang multi guna sehingga cepat mengikuti
perubahan produk.
c. Investasi yang rendah karena dapat mengurangi duplikasi mesin.
d. Sangat fleksibel dalam mengalokasikan personel.

Namun ada juga kelemahannya, yaitu:

a. Pengawasan produksi sulit, karena satu mesin bisa dipakai bermacam-macam produk.
b. Waktu produksi per unit lebih lama.
c. Memerlukan skil yang tinggi.
d. Tidak dapat digunakan model ban berjalan.

Tata letak produksi atau garis adalah pengaturan tata letak fasilitas pabrik berdasarkan
aliran dari produk tersebut. Tipe layout produk/ garis ini merupakan tipe paling populer dan
sering digunakan untuk pabrik yang menghasilkan produk secara massal dengan tipe produk
relatif kecil dan standar untuk jangka waktu relatif lama. Tujuan utama tata letak seperti ini
adalah untuk memudahkan pengawasan dalam kegiatan produksi. Contoh: perusahaan mi
instan, perusahaan pemintalan, perusahaan surat kabara, perusahaan seman, perusahaan
minuman, dan segalanya.

Keuntungan model tata letak produk adalah:

a. Aliran material yang simpel dan langsung.


b. Total waktu produksi lebih cepat.
c. Tidak memerlukan skill tenaga kerja yang tinggi.
d. Pengawasan proses produksi mudah.
e. Dapat digunakan mesin otomatis.
50

f. Dapat digunakan model ban berjalan.

Namun kelemahannya, antara lain:

a. Kerusakan pada sebuah mesin tertentu dapat menghentikan produksi.


b. Perubahan desain produk akan mengubah tata letak mesin.
c. Memerlukan investasi yang besar.
d. Proses yang monoton mengakibatkan kebosanan para personel.
51

5.2.1 Tata Letak Mesin

Skala perbandingan 1 : 1000

Pintu keluar jalur

Pengangkutan Gudang penyimpanan

Kantor

Mesin

Pelabelan

pintum
asuk

Flat
Capping
Tempat 3GP
hygine dan
sanitasi
karyawan

Pengering
Kabinet

Timbangan
dudukdigital
Flame
Peeling

Plum Cleaner Penggorengan


BAB VI

PENENTUAN LOKASI PABRIK

6.1. Definisi Pemilihan Lokasi

Lokasi Perusahaan adalah suatu tempat di mana perusahaan itu malakukan kegiatan fisik.
Kedudukan perusahaan dapat berbeda dengan lokasi perusahaan, karena kedudukan
perusahaan adalah kantor pusat dari kegiatan fisik perusahaan. Contoh bentuk lokasi
perusahaan adalah pabrik tempat memproduksi barang.

Untuk keputusan lokasi industri, strategi yang digunakan biasanya adalah strategi untuk
meminmalkan biaya, sedang untuk bisnis eceran dan jasa professional, strategi yang
digunakan terfokus pada memaksimalkan pendapatan. Walaupun demikian, strategi pemilihan
gudang ditentukan oleh kombinasi antara biaya dan kecepatan pengiriman. Secara umum,
tujuan strategi lokasi adalah untuk memaksimalkan keuntungan lokasi bagi perusahaan.
Pilihan-pilihan yang ada dalam lokasi meliputi:

1. Tidak pindah, tetapi meluaskan fasilitas yang ada


2. Mempertahankan lokasi sekarang, selagi menambah fasilitas lain dii tempat lain
3. Menutup fasilitas yang ada dan pindah ke lokasi lain.

Pemilihan lokasi pabrik dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor ini pada prakteknya
berbeda penerapannya bagi satu pabrik dengan pabrik yang lain, sesuai dengan produk yang
dihasilkan. Faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi dilihat dari sisi produk yang
dihasilkan adalah sebagai berikut:

1. Faktor primer, yaitu faktor yang harus dipenuhi, bila tidak, maka operasi tidak dapat
berjalan sebagaimana mestinya.
2. Faktor sekunder, yaitu faktor yang sebaiknya ada, bila tidak operasi masih dapat
diatasi dengan biaya lebih mahal.

Macam faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi pabrik adalah sebagai berikut:

1. Letak konsumen atau pasar, yaitu penempatan pabrik di dekat dengan daerah
konsumen. Alasan yang mendasari pemilihan lokasi dekat dengan konsumen adalah
adanya kemudahan untuk mengetahui perubahan selera konsumen, mengurangi resiko

52
53

kerusakan dalam pengangkutan, apabila barang yang diproduksi tidak tahan lama,
biaya angkut mahal, khususnya untuk produksi jasa.
2. Sumber bahan baku, yaitu penempatan pabrik di dekat dengan daerah bahan baku.
Dasar pertimbangan yang diambil adalah apabila bahan baku yang dipakai mengalami
penyusutan berat dan volume, bahan baku mudah rasak dan berubah kualitas, resiko
kekurangan bahan baku tinggi.
3. Sumber tenaga kerja, alternatif yang dipakai adalah apakah tenaga kerja yang
dibutuhkan unskill, dengan pertimbangan tingkat upah rendah, budaya hidup
sederhana, mobiiitas tingp sehingga jumlah gaji dianggap sebagai daya tarik, ataukah
tenaga kerja skill, apabila pemsahaan membutuhkan fasilifeas yang lebih baik, adanya
pemikiran masa depan yang cerah, dibutuhkan keahlian, dan kemudahan untuk
mencari pekerjaan lain.
4. Air, disesuaikan dengan produk yang dihasilkan apakah membutuhkan air yang jernih
alami, jernih tidak alami, atau sembarang air.
5. Suhu udara, faktor ini mempengaruhi kelancaran proses dan kualitas hasil operasi.
6. Listrik, disesuaikan dengan produk yang dihasilkan kapasitas tegangan yang
dibutuhkan.
7. Transportasi, berupa angkutan udara, laut, sungai, kereta api, dan angkutan jalan raya.
8. Lingkungan, masyarakat, dan sikap yang muncul apabila didirikan pabrik di dekat
tempat tinggal mereka, apakah menerima atau tidak.
9. Peraturan Pemerintah, Undang-undang dan sistem pajak. Aspek umum yang diatur
undang-undang adalah jam kerja maksimum, upah minimum, usia kerja minimum, dan
kondisi lingkungan kerja.
10. Pebuangan limbah industri, kaitannya dengan tingkat pencemaran, sistem pembuangan
limbah untuk perlindungan terhadap alam sekitar dan menjaga keseimbangan
habitat.
11. Fasilitas untuk pabrik, berupa spare part, mesin-mesin, untuk menekan biaya.
12. Fasilitas untuk karyawan, agar dapat meningkatkan semangat kerja dan kesehatan
kerja.
54

Tabel. 5 Biaya tetap/ Fixed Cost

No Lokasi Pabrik
Kegiatan
Bogor Lampung Subang

1 Tanah dan Rp. 51.000.000 Rp. 25.000.000 Rp. 70.000.000


bangunan
2 Mesin dan Rp. 250.000.000 Rp. 250.000.000 Rp. 250.000.000
peralatan
3 Transforta Rp. 3.000.000 Rp. 3.000.000 Rp. 3.000.000
si
(Truk 1)
4 Upah Rp.3.500.000X31= Rp.2.500.000X31= Rp. 2.700.000X31=
tenaga RP. 108.500.000 Rp.77.500.000 Rp. 83.700.000
kerja tetap
(31 orang)

5 Pajak Rp.500.000 Rp. 500.000 Rp. 500.000


tanah dan
bangunan
6 Biaya Rp. 40.000.000 Rp.40.000.000 Rp.40.000.000
lain-lain
Total Rp. 453.000.000 Rp. 396.000.000 Rp.447.200.000
55

Tabel. 6 Biaya Berubah/ Variabel Cost (unit)

No Biaya-biaya Lokasi Pabrik


(per Kg) Bogor Lampung Subang
1 Bahan baku utama :
Buah Nanas
Rp. 6.000 Rp. 5.800 Rp.9.000

2 Bahan penunjang :
Cabe Rp.13.333 Rp.10.666 Rp.10.000
Bawang merah Rp.14.333 Rp.14.000 Rp.15.333
Bawang putih Rp.6.000 Rp.2.333 Rp.6.666
Garam Rp. 400 Rp.400 Rp. 400
Gula Rp. 3.200 Rp. 1.000 Rp. 3.200
Terasi Rp. 300 Rp.333,3 Rp. 200
3 BTP Rp. 1.333 Rp.1.333 Rp.1.333
(Maltodekstrin)
4 Beban listrik dan air Rp. 1.500 Rp.1.500 Rp. 1.500
5 Bahan bakar Rp. 5.00 Rp.5.00 Rp.500
6 Pengemas Rp.4.000 Rp. 4.000 Rp. 4.000
Total Rp.50.899 Rp.41.865 Rp.52.132

Total Cost = Fixed Cost + (Variabel Cost X Volume)

Perhitungan

Bogor (A) = Rp.452.000.000+ Rp. X

Lampung (B) = Rp.396.000.000 + Rp. X

Subang (C) = Rp.447.200.000 + Rp. X

Persamaan Umum (TC = FC + VC.X)


56

TCA = FCA + VCA.X

= Rp.452.000.000 +(Rp. 50.899) 1000

= Rp. 475.899.000

TCB = FCB + VCB.X

=Rp.396.000.000 +(Rp. 41.865) 1000

=Rp. 437.865.000

TCC = FCC + VCC.X

=Rp.447.200.000+(Rp.52.132) 1000

=Rp. 499.332.000
57

6.1.1. Grafik Lokasi

Grafik Lokasi

Fc TCA Bogor

TCB Lampung

TCC Subang

452.000.000 52.132

447.200.000 50.899

396.000.000 41.865

1000 jumlah / unit

LEGEND

Bogor

Subang

Lampung
BAB VII

MATERIAL HANDLING

7.1 Landasan Teori

Pemindahan bahan atau material handling merupakan istilah terjemahan dari


material handling adalah suatu aktivitas yang sangat penting dalam kegiatan produksi dan
memiliki kaitan erat dengan perencanaan tata letak fasilitas produksi (Wignjosoebroto, 2000).

Material Handling Planning Sheet (MHPS) merupakan suatu tabel yang digunakan
untuk menghitung biaya penanganan bahan. Disini dilakukan minimasi biaya penanganan
bahan tetapi dengan tidak mengabaikan prinsip-prinsip pemindahan bahan, prinsip-prinsip
tersebut adalah seluruh aktivitas pemindahan harus direncanakan, mengoptimasi aliran bahan
dengan merencanakan sebuah urutan operasi dan pengaturan peralatan, mengurang
mengkombinasi dan menghilangkan pergerakan atau peralatan yang tidak diperlukan,
memanfaatkan prinsip gravitasi bagi pergerakan bahan jika memungkinkan, meningkatkan
jumlah, ukuran dan berat muatan yang dipindahkan, menggunakan peralatan pemindahan
yang mekanis dan otomatis, mengurangi waktu non produktif dari peralatan dan tenaga kerja
(Apple 1990).

Material Handling adalah salah satu jenis transportasi (pengangkutan) yang dilakukan
dalam perusahaan industri, yang artinya memindahkan bahan baku, barang setengah jadi atau
barang jadi dari tempat asal ketempat tujuan yang telah ditetapkan. Pemindahan material
dalam hal ini adalah bagaimana cara yang terbaik untuk memindahkan material dari satu
tempat proses produksi ketempat proses produksi yang lain. Pada dasarnya kegiatan material
handling adalah kegiatan tidak produktif, karena pada kegiatan ini bahan tidaklah mendapat
perubahan bentuk atau perubahan nilai, sehingga sebenarnya akan mengurangi kegiatan yang
tidak efektif dan mencari ongkos material handling terkecil. Menghilangkan transportasi
tidaklah mungkin dilakukan, maka caranya adalah dengan melakukan hand-off, yaitu
menekan jumlah ongkos yang digunakan untuk biaya transportasi. Menekan jumlah ongkos
transportasi dapat dilakukan dengan cara: menghapus langkah transportasi, mekanisasi atau
meminimasi jarak (Unikom, 2011).

Berikut ada beberapa istilah yang umumnya dijumpai dalam pembahasan


mengenai material handling(Mercubuana, 2010). Transport, adalah pemindahan bahan dalam
satuan berat (unit load) ataucontiners melalui suatu lintasan yang jaraknya lebih dari

58
59

5 feet atau sekitar 1,5 meter. Transper, adalah pemindahan bahan melalui lintasan yang
jaraknya kurang dari 5 feet atau sekitar 1,5 meter.Bulk Material, yaitu baha material yang
dalam pemindahan tidak memerlukan bag, barrel, bottle, drum, dan lain-lain. Unit load,
manunjukan sejumlah packaged unit tertentu yang bisa di muat dalamskid box, pallets, dan
lan-lain. Rehandle, adalah aktivitas penurunan muatan yang ada dalam pallets, box, skid, dan
lain-lain (Mercubuana, 2010).

Pemindahan barang adalah bagian dari sistem industri yang memberi pengaruh tentang
hubungan dan kondisi fisik dari bahan atau material produk terhadap proses produksi tanpa
adanya perubahan-perubahan akan kondisi atau bentuk material produk itu sendiri. Prinsip
didalam menetapkan sistem pemindahan bahan yang optimal adalah konsep “the best
handling is no handling at all”. Materialhandling adalah aliran bahwa yang harus
direncanakan dengan secermat-cermatnya sehingga material akan bisa dipindahkan pada saat
dan menuju lokasi yang tepat (Binus, 2004).

 Kegunaan Material Handling

Dalam merancang tata letak pabrik, maka aktivitas pemindahan bahan


(material handling) merupakan salah satu faktor yang cukup penting untuk diperhatikan dan
diperhitungkan. Aktivitas pemindahan tersebut dapat ditentukan dengan terlebih dahulu
memperhatikan aliran bahan yang terjadi dalam suatu operasi. Selanjutnya hal yang harus
diperhatikan adalah tipe layout yang akan digunakan. Ongkos material handling adalah
ongkos yang dikeluarkan untuk melakukan pemindahan material dari satu departemen
menuju departemen yang lain untuk dilakukannya proses produksi selanjutnya. Tujuan
ongkos material handling adalah menjaga atau mengembangkan kualitas produk,
mengurangi kerusakan dan memberikan perlindungan terhadap material (Mercubuana,
2010).

Kebutuhan-kebutuhan tersebut meliputi Menghemat penggunaan luas lantai. Mengurangi


beban manusia dan kecelakaan. Meningkatkan semangat kerja. Mengurangi
biaya handling atau penanganan. Mengurangi biaya overhead. Mengurangi biaya produksi
(Mercubuana, 2010).

Kegunaan luas lantai adalah saat digunakan dalam membantu untuk perhitungan Ongkos
MaterialHandling antar departemen, sesuai dengan luas lantai hasil perhitungan. Beberapa
aktivitas pemindahan bahan yang perlu diperhitungkan adalah sebagai berikut. Pemindahan
60

bahan dari gudang bahan baku (receiving) menuju departemen fabrikasi maupun
departemen assembling. Pemindahan bahan yang terjadi dari satu departemen menuju
departemen yang lainnya. Pemindahan bahan dari departemen assembling menuju gudang
bahan jadi (shipping). Alat angkut yang dipergunakan (Binus, 2004).

 Peralatan Material Handling

Peralatan material handling yang biasanya dipergunakan dalam suatu perusahaan pabrik
dapat dibedakan atas sebagai berikut: Fixed path equipment yaitu peralatan material handling
yang sudah tetap (fixed) digunakan suatu proses produksi,dan dapat digunakan untuk
maksud-maksud lain. Sifat-sifat dari fixed path equipment ialah: biasanya tergantung atau
ditentukan oleh proses produksi. Sifatnya sudah tetap (fixed) tidak fleksibel, karena hanya
digunakan untuk mengangkut barang-barang atau bahan-bahan secara terus-menerus dan
tidak dapat digunakan untuk maksud yang lain. Mesin-mesin atau peralatan ini biasanya
menggunakan kekuatan tenaga listrik. Contoh fixed path equipment adalah: ban berjalan
(conveyor), ada yang diletakkan di atas ruang dan ada di lantai, derek (cranes), lift
(elevator), kereta api (Unikom, 2011).

Varied Path Equipment, yaitu peralatan material handling yang sifatnya fleksibel dapat
dipergunakan untuk bermacam-macam tujuan dan tidak khusus untuk mengangkut atau
memindahkan bahan-bahan/barang-barang tertentu. Sifat-sifat dari varied ialah: biasanya
tidak tergantung dari proses produksi. Dapat dipergunakan bermacam-macam operasi.
Mesin-mesin atau peralatan semacam ini biasanya digunakan dengan kekuatan tenaga
manusia atau tenaga mesin (motor). Contoh dari varied path equipment adalah bermacam-
macam truk, forktruck atau forklift, kereta dorong (Mercubuana, 2010).

Pemilihan jenis alat angkut didasari terhadap besar beban material yang harus
dipindahkan, dimana jenis alat angkut yang dipergunakan bergantung pada spesifikasi alat
angkut dalam melakukan operasinya. Beberapa alat-alat angkut yang biasa dipergunakan
adalah: Alat angkut dengan menggunakan tenaga manusia <20 kg. Alat angkut dengan
menggunakan walky pallet (20-50 kg). Alat angkut dengan menggunakan lift truck (di atas
50 kg). Setelah ditentukan alat angkut yang akan digunakan, maka selanjutnya dapat
ditentukan ongkos alat angkut berdasarkan jarak tempuh (meter gerakan). Seperti telah
dikatakan bahan plant lay out dan material handling seharusnya berjalan bersamaan. Oleh
karena itu plant lay out yang dibuat haruslah mencerminkan banyaknya kebutuhan atas
61

kegiatan material handling dari suatu tingkat proses ke tingkat proses berikutnya
(Mercubuana, 2010).

Faktor-faktor material handling yang perlu dipertimbangkan dalam plant lay out yang
baru ialah disediakannya gang-gang kecil atau ruang gerak (aisles) yang cukup lebar untuk
menempatkan dengan aman jenis-jenis peralatan yang mekanis, dan dapat menampung
muatan yang terbesar yang dihadapkan serta cukup bagi tempat bergerak orang-orang yang
berjalan sejajar. Menyediakan tempat atau ruangan yang cukup untuk berjalannya pekerjaan,
sehingga dapat dihindarinya rehandling sebelum pengolahan dilakukan. Menyimpan barang
agar supaya barang tersebut tetap dalam keadaan yang baik untuk dikerjakan. Jangan sekali-
kali meletakkan bahan-bahan lepas di atas lantai, kecuali bila tidak dapat dihindarkan sama
sekali, karena hal ini membutuhkan pekerjaan dengan tangan untuk mengangkut dan
membongkar bahan-bahan tersebut setiap kali dipindahkan (Mercubuana, 2010).

Meniadakan kamar-kamar penyimpanan yang terpencil dan dipagari di mana mungkin,


kecuali kalau: bahan-bahan harus disimpan secara teliti sekali, bahan-bahan mudah hilang,
rusak atau dicuri, bahan-bahan tidak segera dapat diperoleh, karena waktu pengiriman
bahan-bahan tersebut lama. Kamar penyimpanan yang dipagari membutuhkan sistem
pemindahan yang khusus baik untuk penerimaan maupun pengeluaran barang, dan biasanya
administrasinya khusus pula. Mengadakan suatu sistem pemindahan barnag-barang sisa atau
scrap dari bahan-bahan bekas yang dibuang. Merencanakan pos-pos pengawasan sebagai
suatu bagian dari arus pekerjaan. Menghindarkan semua gerakan yang menyilang (zig-
zag yang melalui arus yang berlaku umum (general line of flow).Merencanakan pekerjaan-
pekerjaan pengepakan pada akhir aliran atau arus pekerjaan untuk menghindarkan pekerjaan
pengepakan dan pengangkutan kembali. Dalam merencanakan tempat-tempat penerimaan
dan pengiriman barang, kekuatan lantai harus dibuat sedemikian rupa, sehingga
memudahkan masuknya kendaraan pengangkut/pemindah bahan (Mercubuana, 2010).
62

Tabel. 7 Total Ongkos Material Handling

Dari Ke Nama Alat Kapisitas OMH Jarak Total


Komponen Angkut (kg) (m) Ongkos
(Rupiah)
Penimbangan Pencucian Buah Life 150 kg + 1250 0,5 625
Nanas,cabai, Truck 50 kg +
bawang 50 kg
merah,
bawang putih
Pencucian Sortasi Buah Nanas, Life 150 kg 1250 1 1250
cabai, bawang Truck
merah,
bawang putih
Sortasi Pengupasan Buah Life 125 Kg 1250 0,5 625
Nanas,bawang Truck
merah,
bawang putih
Pengupasan Penimbangan Daging Buah Life 125 kg + 1250 0,2 250
Nanas, Cabai, Truck 50 kg
Bawang
Merah,
Bawang
Putih,
maltodekstrin,
gula putih,
terasi
Penimbangan Penggilingan Daging Buah Manusia 150 kg 1250 2 2500
bahan baku Nanas, Cabai,
Bawang
Merah,
Bawang
Putih,
maltodekstrin,
gula putih,
terasi
Penggilingan Penggorenga Sambal Nanas Manusia < 150 kg 1250 0,25 312,5
bahan baku n
Penggorengan Pengemasan Sambal Nanas Manusia < 150 kg 1250 0,5 625
BAB VIII

ANALISIS EKONOMI

8.1. Landasan Teori

Analisis ekonomik merupakan salah satu analisis yang digunakan pada model
teknik fundamental. analisis ini cenderung digunakan untuk mengetahui keadaan-keadaan
yang bersifat makro dari suatu keadaan ekonomi. Unsur-unsur makroekonomi yang biasa
dianalisis melalui analisis ekonomik ini adalah faktor tingkat bunga, pendapatan nasional
suatu negara, kebijakan moneter dan kebijakan fiskal yang diterapkan oleh suatu negara.
analisis ini digunakan untuk mengetahui potensi dari faktor makro yang pastinya menjadi
salah satu faktor yang memengaruhi tingkat pengembalian dari investasi.

Alasan mengapa kebijakan moneter dapat memengaruhi return saham yang diterima
dikarenakan oleh besar kecilnya tingkat jumlah uang yang beredar. Ketika jumlah uang yang
beredar semakin tinggi, maka terdapat kecenderungan meningkatnya kegiatan perekonomian
secara keseluruhan. hal ini dikarenakan perusahaan-perusahaan mendapatkansupply uang
yang lebih tinggi dari biasanya. ketika suply uang tinggi, maka kegiatan operasional yang
bersifat profit oriented juga akan meningkat dan otomatis akan membuat laba perusahaan
meningkat pula.Hal ini pada gilirannya nanti akan meningkatkan return saham dari
perusahaan yang bersangkutan.

Total Cost (TC) = FC + VC

VC = 41.865X 4500

= 188.392.500/thn

= Rp.41.865 + Rp.188.392.500

= Rp.188.434.365

Total Cost = 369.000.000+188.392.500

= 557.434.365

63
64

Harga Pokok/ unit =

Pengambilan keuntungan 25%

Maka,Harga jual (P) = harga pokok + keuntungan

= Rp.12.378+ (25% X Rp.12.378)

= Rp.15.483/unit

Maka hasil penjualan = Rp.15.483 X 3600 unit

= Rp.55.738.800

Tabel. 8 Fixed Cost

No Kegiatan Lokasi pabrik

Lampung
Rp. 25.000.000
1. Tanah dan Bagunan

2. Mesin dan Peralatan Rp. 250.000.000

3. Transportasi (Truk 1) Rp. 3.000.000

4. Upah Tenaga Kerja Tetap (31 orang) Rp. 2.500.000X31=Rp.77.500.000

5. Pajak Tanah dan Bagunan Rp. 500.000


Rp.40.000.000
6. Biaya Lain-lain

Total Rp.396.000.000
65

Tabel. 9 Biaya Berubah/Variabel Cost (dalam Unit)

No Biaya-Biaya Lokasi pabrik

(per-unit) Lampung
Rp.5.800
1. Bahan baku utama

Buah Nanas

2. Bahan penunjang Rp. 30.065

3. Pengemas Rp.4.000

4. Beban listrik dan air Rp.1.500

5. Bahan bakar Rp.500

Total Rp.41.865

BEP ( Break Event Point) pcs =

BEP (Break Event Point Rupiah =

= Rp.3.598.077.809

Profit = (Q-BEP)Xp

= (3600-11005) x Rp.15.483

= Rp. 114.651.615

Profit % =
66

PBP =

= 1,6 Tahun

= 19,2 Bulan
67

LAMPIRAN

A. No. Operasi : O-17


Deskripsi : Pelabelan
Nama Mesin : Mesin Pelabelan Kemasan Keleng

mesin 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡


Produksi 4
Jam 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑃𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎


Bahan yang disimpan O −
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 −

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑖𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛


Efisiensi Mesin O − 4
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎
4 Kapisitas Mesin 4 𝐾𝑔 𝑗𝑎𝑚
𝐽𝑎𝑚

𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 × 𝑅𝑒𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 × 𝐽𝑎𝑚
𝐽𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑟𝑖

4
4 × ×

= 0,042
6. Jumlah Kebutuhan Mesin Aktual = 0,042 ≈ 1

B. No. Operasi : O-16

Deskripsi : Pengalenggan

Nama Mesin : Flat caping 3GP


mesin 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡
Produksi
Jam 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑃𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎
Bahan yang disimpan O −
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 −

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑖𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛


Efisiensi Mesin O −
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖
68

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎


4 Kapisitas Mesin 4 𝐾𝑔 𝑗𝑎𝑚
𝐽𝑎𝑚

𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝐽𝑎𝑚 × 𝑅𝑒𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 × 𝐽𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑟𝑖

4
× ×

6. Jumlah Kebutuhan Mesin Aktual = 0,014 ≈ 1

C. No. Operasi : O-15

Deskripsi : Pengeringan

Nama Mesin : Pengeringan Kabinet

mesin 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡


Produksi
Jam 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑃𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎


Bahan yang disimpan O −
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 −

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑖𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛


Efisiensi Mesin O −
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎


4 Kapisitas Mesin 𝐾𝑔 𝑗𝑎𝑚
𝐽𝑎𝑚

𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝐽𝑎𝑚 × 𝑅𝑒𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 × 𝐽𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑟𝑖

× ×

6. Jumlah Kebutuhan Mesin Aktual = 0,027 ≈ 1

D. No. Operasi : O-14

Deskripsi : Penggorengan
69

Nama Mesin : Penggorengan

mesin 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡


Produksi
Jam 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑃𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎


Bahan yang disimpan O − 4
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 −

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑖𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛


Efisiensi Mesin O − 4
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎


4 Kapisitas Mesin 4 𝐾𝑔 𝑗𝑎𝑚
𝐽𝑎𝑚

𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝐽𝑎𝑚 × 𝑅𝑒𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 × 𝐽𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑟𝑖

4
× ×

6. Jumlah Kebutuhan Mesin Aktual = 0,042 ≈ 1

E. No. Operasi : O-13

Deskripsi : Penggilingan

Nama Mesin : Plum cleaner

mesin 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡


Produksi
Jam 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑃𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 4 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎


Bahan yang disimpan O − 4
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 − 4

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑖𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛 4


Efisiensi Mesin O −
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎


4 Kapisitas Mesin 4 𝐾𝑔 𝑗𝑎𝑚
𝐽𝑎𝑚
70

𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝐽𝑎𝑚 × 𝑅𝑒𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 × 𝐽𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑟𝑖

× ×

6. Jumlah Kebutuhan Mesin Aktual = 0,011 ≈ 1

F. No. Operasi : O-12

Deskripsi : Pencucian bawang dan cabai

Nama Mesin : Plum cleaner

mesin 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡


Produksi
Jam 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑃𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎


Bahan yang disimpan O −
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 −

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑖𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛


Efisiensi Mesin O −
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎


4 Kapisitas Mesin 4 𝐾𝑔 𝑗𝑎𝑚
𝐽𝑎𝑚

𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 × 𝑅𝑒𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 × 𝐽𝑎𝑚
𝐽𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑟𝑖

4
× ×

6. Jumlah Kebutuhan Mesin Aktual = 0,042 ≈ 1

G. No. Operasi : O-11


71

Deskripsi : Pengupasan

Nama Mesin : Flame peeling

mesin 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡


Produksi
Jam 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑃𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎


Bahan yang disimpan O −
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 −

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑖𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛


Efisiensi Mesin O − 4 4
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎


4 Kapisitas Mesin 𝐾𝑔 𝑗𝑎𝑚
𝐽𝑎𝑚

𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝐽𝑎𝑚 × 𝑅𝑒𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 × 𝐽𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑟𝑖

4 4
× ×

6. Jumlah Kebutuhan Mesin Aktual = 0,005 ≈ 1

H. No. Operasi : O-10

Deskripsi : Penimbangan Maltodekstrin

Nama Mesin : Timbangan duduk digital

mesin 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡


Produksi
Jam 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑃𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎


Bahan yang disimpan O −
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 −

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑖𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛


Efisiensi Mesin O −
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖
72

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎


4 Kapisitas Mesin 𝐾𝑔 𝑗𝑎𝑚
𝐽𝑎𝑚

𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝐽𝑎𝑚 × 𝑅𝑒𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 × 𝐽𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑟𝑖

× ×

6. Jumlah Kebutuhan Mesin Aktual = 0,002 ≈ 1

I. No. Operasi : O-09

Deskripsi : Penimbangan Terasi

Nama Mesin : Timbangan duduk digital

mesin 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡


Produksi
Jam 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑃𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎


Bahan yang disimpan O −
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 −

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑖𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛


Efisiensi Mesin O −
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎


4 Kapisitas Mesin 𝐾𝑔 𝑗𝑎𝑚
𝐽𝑎𝑚

𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 × 𝑅𝑒𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 × 𝐽𝑎𝑚
𝐽𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑟𝑖

× ×

6. Jumlah Kebutuhan Mesin Aktual = 0,002 ≈ 1


73

J. No. Operasi : O-08

Deskripsi : Penimbangan Garam

Nama Mesin : Timbangan duduk digital

mesin 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡


Produksi
Jam 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑃𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎


Bahan yang disimpan O −
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 −

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑖𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛


Efisiensi Mesin O −
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎


4 Kapisitas Mesin 𝐾𝑔 𝑗𝑎𝑚
𝐽𝑎𝑚

𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 × 𝑅𝑒𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 × 𝐽𝑎𝑚
𝐽𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑟𝑖

× ×

6. Jumlah Kebutuhan Mesin Aktual = 0,002 ≈ 1

K. No. Operasi : O-07

Deskripsi : Penimbangan Gula

Nama Mesin : Timbanagn dusuk digital

mesin 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡


Produksi
Jam 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑃𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎


Bahan yang disimpan O −
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 −

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑖𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛


Efisiensi Mesin O −
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖
74

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎


4 Kapisitas Mesin 𝐾𝑔 𝑗𝑎𝑚
𝐽𝑎𝑚

𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝐽𝑎𝑚 × 𝑅𝑒𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 × 𝐽𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑟𝑖

× ×

6. Jumlah Kebutuhan Mesin Aktual = 0,002 ≈ 1

L. No. Operasi : O-06

Deskripsi : Penimbangan cabai dan bawang

Nama Mesin : Timbangan duduk digital

mesin 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡


Produksi
Jam 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑃𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎


Bahan yang disimpan O −
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 −

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑖𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛


Efisiensi Mesin O −
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎


4 Kapisitas Mesin 𝐾𝑔 𝑗𝑎𝑚
𝐽𝑎𝑚

𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝐽𝑎𝑚 × 𝑅𝑒𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 × 𝐽𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑟𝑖

× ×

6. Jumlah Kebutuhan Mesin Aktual = 0,002 ≈ 1

M. No. Operasi : O-05

Deskripsi : Penimbangan daging buah nanas


75

Nama Mesin : Timbangan duduk digital


mesin 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡
Produksi
Jam 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑃𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎


Bahan yang disimpan O −
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 −

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑖𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛


Efisiensi Mesin O −
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎


4 Kapisitas Mesin 𝐾𝑔 𝑗𝑎𝑚
𝐽𝑎𝑚

𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 × 𝑅𝑒𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 × 𝐽𝑎𝑚
𝐽𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑟𝑖

× ×

6. Jumlah Kebutuhan Mesin Aktual = 0,002 ≈ 1

N. No. Operasi : O-04

Deskripsi : Pengupasan buah

Nama Mesin : Plum cleaner

mesin 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡


Produksi
Jam 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑃𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎


Bahan yang disimpan O − 4
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 −

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑖𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛


Efisiensi Mesin O − 4
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎


4 Kapisitas Mesin 4 𝐾𝑔 𝑗𝑎𝑚
𝐽𝑎𝑚
76

𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝐽𝑎𝑚 × 𝑅𝑒𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 × 𝐽𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑟𝑖

4
× ×

6. Jumlah Kebutuhan Mesin Aktual = 0,042 ≈ 1

O. No. Operasi : O-03

Deskripsi : Sortasi buah nanas

Nama Mesin : Plum cleaner


mesin 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡
Produksi
Jam 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑃𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎


Bahan yang disimpan O −
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 −

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑖𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛


Efisiensi Mesin O − 4 4
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎


4 Kapisitas Mesin 𝐾𝑔 𝑗𝑎𝑚
𝐽𝑎𝑚

𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝐽𝑎𝑚 × 𝑅𝑒𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 × 𝐽𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑟𝑖

4 4
× ×

6. Jumlah Kebutuhan Mesin Aktual = 0,005 ≈ 1

P. No. Operasi : O-02

Deskripsi : Pencucian buah nanas

Nama Mesin : Plum cleaner


mesin 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡
Produksi
Jam 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑃𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡

=
77

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎


Bahan yang disimpan O −
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 −

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑖𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛


Efisiensi Mesin O − 4 4
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎


4 Kapisitas Mesin 𝐾𝑔 𝑗𝑎𝑚
𝐽𝑎𝑚

𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝐽𝑎𝑚 × 𝑅𝑒𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 × 𝐽𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑟𝑖

4 4
× ×
6. Jumlah Kebutuhan Mesin Aktual = 0,005 ≈ 1
Q. No. Operasi : O-01

Deskripsi : Penimbangan buah nanas

Nama Mesin : Timbangan duduk digital

mesin 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡


Produksi
Jam 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑃𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎


Bahan yang disimpan O −
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 −

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑖𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛


Efisiensi Mesin O −
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖

𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎


4 Kapisitas Mesin 𝐾𝑔 𝑗𝑎𝑚
𝐽𝑎𝑚

𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝐽𝑎𝑚 × 𝑅𝑒𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 × 𝐽𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑟𝑖

× ×
78

6. Jumlah Kebutuhan Mesin Aktual = 0,002 ≈ 1

- Inventori

Keterangan : D = demand (permintaan pasar)

A = ongkos pesan

C = ongkos simpan

I = tingkat suku bunga

X = banyak jumlah yang dipesan

1. Ongkos pemesanan Nanas Rp. /pesan

Tingkat suku bunga 10%

 Inventory permintaan

 √
= 55,99

Banyak pemesanan

2. Ongkos pemesanan Cabai Merah Rp. /pesan

Tingkat suku bunga 10%

 Inventory permintaan

 √
= 32,33

Banyak pemesanan

3. Ongkos pemesanan Bawang Merah Rp. /pesan

Tingkat suku bunga 10%

 Inventory permintaan

 √
= 32,33
79

Banyak pemesanan

4. Ongkos pemesanan Bawang Putih Rp. /pesan

Tingkat suku bunga 10%

 Inventory permintaan

 √
= 32,33

Banyak pemesanan

5. Ongkos pemesanan Garam Rp. /pesan

Tingkat suku bunga 10%

 Inventory permintaan

 √
= 25,04

Banyak pemesanan

6. Ongkos pemesanan Terasi Rp. /pesan

Tingkat suku bunga 10%

 Inventory permintaan

 √
= 14,46

Banyak pemesanan 44

7. Ongkos pemesanan Maltodekstrin Rp. /pesan

Tingkat suku bunga 10%

 Inventory permintaan

 √
= 10,22

Banyak pemesanan 4
DAFTAR PUSTAKA

Asep Maulana,2014.Pengertian dan Definisi Buah Nanas.


http://duniaplant.blogspot.com/2014/10/pengertian-dan-definisi-buah-nanas.html?m=1.
Diakses : 8 Februari 2019

Tono,2017. Mesin Pabrik. http://www.tokomesin.com/peluang-bisnis-sambal-kemasan-


dan-analisa-bisnisnya.html. Diakses : 8 Februari 2019

Qiyanti Fikari,2017.Struktur Organisasi.


http://fikarifqiyanti16.blogspot.com/p/profil.html?m=1 Diakses : 8 Februari 2019

Dutami,2012.Tata Letak Fasilitas.


http://kwdutami09.blogspot.com/2012/09/perancangan-tata-letak-fasilitas.html?m=1
Diakses : 8 Februari 2019

Ekarini Aris wahyu,2018.Penentuan Lokasi Industri Pabrik.


https://centrausaha.com/lokasi-industri-pabrik-manajemen-operasional/ Diakses : 8
Februari 2019

Erlisari,2012.Analisis Ekonomi.
https://www.kompasiana.com/erlisarikatpp/5c1108ba6ddcae361e1648f7/pengertian-
dan-analisis-ekonomi-wilayah?page=all Diakses : 8 Februari 2019

80

Anda mungkin juga menyukai