Anda di halaman 1dari 7

Perbedaan Green Chemistry dan Pengatasan Masalah Lingkungan atau Pengolahan Limbah,

serta Prospek Ekonomi

I. Perbedaan Green Chemistry dan Pengatasan Masalah Lingkungan atau Pengolahan


Limbah

Green Chemistry adalah suatu falsafah atau konsep yang mendorong desain dari
sebuah produk ataupun proses yang mengurangi ataupun mengeliminir
penggunaan dan penghasilan zat-zat (substansi) berbahaya. Konsep Green
Chemistry itu sendiri berasal dari Kimia Organik, Kimia Anorganik, Biokimia,
dan Kima Analitik. Green Chemistry lebih berfokus pada usaha untuk
meminimalisir penghasilan zat-zat berbahaya dan memaksimalkan efisiensi dari
penggunaan zat-zat (substansi) kimia.

5 Masalah Dunia Yang Dapat Diperbaiki Green Chemistry

1. Kekurangan energi

Masalah kekurangan energi di dunia, dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tak


dapat diperbaharui dan berpotensi merusak lingkungan seperti
karbondioksida, menipisnya lapisan ozon, dampak penambangan serta bahan
beracun di sekitar kita.

Untuk masalah kekurangan energi ini Green chemistry dapat menjadi


pendorong dalam pembuatan energi alternative seperti photovoltaics, rekayasa
bahan bakar hidrogen, bahan bakar nabati atau biologis dan yang lainnya.
Selain itu gerakan Green Chemistry lain ialah meningkatkan pemakaian
katalis yang tepat dan mampu mengefisienkan pemakaian energi. Sebab jika
alur proses sintesis dapat dipotong otomatis pemakaian energi dapat dihemat.

2. Perubahan iklim Global

Perubahan iklim, kenaikan suhu lautan , kimia stratosfir, dan pemanasan


global adalah bidang kajian yang digarap oleh teknologi green chemistry.
3. Sumberdaya alam yang kian menipis

Eksploitasi yang berlebihan atas sumber daya alam tak terbaharui,


menyebabkan ketidakseimbangan pada skala yang memprihatinkan .Oleh
karena itu pemakaian bahan bakar fosil menjadi isu utama dalam kajian Green
Chemistry.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan melalui Green Chemistry ialah sintesis


bahan bakar yang dapat diperbaharui secara berkesinambungan baik dari segi
ekonomi dan teknologi seperti: Teknologi biomassa, Teknologi nanosains,
Biosolar, Efisiensi Karbondioksida , Zat chitin dan Pengolahan Limbah.

4. Kekurangan pangan

Ketika terjadi kelangkaan pangan maka aliran distribusi pun melemah


.Sayangnya metoda pertanian sekarang ini tak mampu lagi mengatasi masalah
pangan di masa mendatang. Untuk itu perlu adanya metoda baru dalam
mengatasi masalah pangan ini dan Green chemistry secara sains dapat
berperan dalam teknologi produksi makanan masa depan dengan cara:
Pertama, mengembangkan sejenis pestisida yang hanya berpengaruh pada
organisme yang menjadi target dan dapat secara mudah terdegradasi menjadi
zat tak berbahaya.

Kedua, mendesain proses daur ulang sisa-sisa produk pertanian untuk dapat
diolah kembali. Ketiga Menbuat sejenis fertilizer (anti pertumbuhan) yang
digunakan dengan takaran sesedikit mungkin dengan tingkat keberhasilan
tinggi.

5. Lingkungan kita yang semakin terpolusi

Penerapan Green Chemistry pada sendi-sendi penelitian dan proses produksi


yang dilakukan secara konsisten dan tepat, dapat mengurangi bahkan
menghilangkan senyawa beracun yang berdampak manusia, biosfir dan
lingkungan sekitar.
Demikian besarnya potensi Green Chemistry menunjukkan pentingnya
gerakan ini didukung semua pihak terutama kalangan industri dan pemerintah.
Green Chemistry memang tidak akan menyelesaikan ‘semua’ masalah
polusi ,energi dan pangan .Tetapi peranannya mampu memberikan kontribusi
yang sangat besar dan fundamental terhadap kelestarian hidup di planet bumi
yang kita cintai.

Pengatasan Masalah Lingkungan lebih menekankan pada fenomena lingkungan


yang telah tercemar oleh substansi-substansi kimia. Sedangkan pengolahan limbah
merupakan pengolahan setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi
yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity,
flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang
baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan
lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia.

Jadi masalah pengatasan lingkungan itu berkaitan dengan bagaimana kita


merencanakan dan melakukan upaya untuk mengatasi lingkungan kita yang telah
tercemar. Contohnya, untuk masalah pencemaran air dilingkungan kita, cara
mengatasinya yaitu dengan menyelamatkan sumber air yang belum tercemar,
menanam tanaman berkayu tebal yang efektif untuk penyerapan air tanah,
sehingga kebutuhan akan ait tanah dapat tercukupi dan sumber air bersih dapat
terjaga. Itu adalah contoh dari pengatasan masalah lingkungan.

Pengatasan masalah lingkungan dalam kenyataannya akan sangat sulit untuk


dilakukan, mengingat biaya yang harus dikeluarkan, program dari pengatasan
masalah lingkungan itu sendiri ditambah dengan tingkah laku manusia kita yang
cenderung acuh tak acuh dengan lingkungannya, sehingga akan sangat sulit
dilakukan.

Salah satu dari sekian banyak cara mengatasi masalah lingkungana adalah dengan
cara pengolahan limbah yang dihasilkan baik dari rumah tangga maupun dari
rumah tangga industri. Seperti pengumpulan kembali limbah organik yang
nantinya akan dijadikan pupuk, bisa juga limbah plastik yang banyak ditemukan
di lingkungan kita akan diubah menjadi peralatan rumah tangga seperti ember,
bak, dsb.
Banyak sekali bila kita ingin menemukan masalah lingkungan dan juga masalah
pengolahan limbah, bila kita ingin segera mewujudkan lingkungan yang sehat dan
bersih, maka diperlukan kesadaran dari semua pihak, sehingga apa yang dicita-
citakan dapat segera terealisasikan.

II. Prospek Ekonomi


Pengelolaan lingkungan terkait erat dengan bisnis maupun perdagangan global.
Sertifikasi sistem manajemen lingkungan ISO 14001 merupakan salah satu aspek
lingkungan dengan bisnis dan perdagangan global. Keterkaitan pengelolaan
lingkungan industri dengan bisnis semakin kuat. Banyak industri yang melakukan
pengelolaan lingkungan dengan baik karena dorongan bisnis, dan hal ini
merupakan sesuatu yang positif bagi lingkungan. Pemakaian bahan berbahaya
dan beracun baik pada proses maupun produk semakin mendapat tekanan dari
konsumen. Ada beberapa kasus pembeli yang membatalkan permintaan akan
produk industri hanya karena perusahaan tidak melakukan pengelolaan
lingkungan dengan baik.

Dari aspek ekonomi, adanya green chemistry akan membuat biaya produksi atas
suatu barang menjadi rendah, sehingga akan sangat menguntungkan di pihak
produsen. Karena seperti yang kita ketahui bahwa Green Chemistry itu sendiri
memiliki 12 asas, antara lain:

a. Menghindari penghasilan sampah


b. Desain bahan kimia dan produk yang aman
c. Desain sintesis kimia yang tak berbahaya
d. Penggunaan sumber daya yang dapat diperbaharui (renewable)
e. Penggunaan katalis
f. Menghindari bahan kimia yang sifatnya derivatif (chemical derivatives)
g. Desain sintesis dengan hasil akhir (produk) yang mengandung proporsi
maksimum bahan mentah
h. Penggunaan pelarut dan kondisi reaksi yang aman
i. Peningkatan efisiensi energi
j. Desain bahan kimia dan produk yang dapat terurai
k. Pencegahan polusi
l. Peminimalan potensi kecelakaan kerja

Dari asas di atas, sudah dapat kita ketahui bahwa green chemistry lebih ekonomis.
Gerakan green chemistry ini sudah seharusnya digalakkan, mengingat manfaat
yang sangat besar yang ada di dalamnya. Biaya ekonomi untuk perbaikan
lingkungan akan lebih banyak bila dibandingkan dengan gerakan green
chemistry.

Kesimpulan:

Dari perbedaan green chemistry dan pengatasan masalah lingkungan yang telah
dijelaskan di atas, dapat kita simpulkan bahwa keduanya memiliki perbedaan.
Dimana akan lebih menguntungkan bagi kita semua bila green chemistry tetap
digalakkan dan sudah seharusnya gerakan green chemisry mendapat dukungan
dari kita semua agar lingkungan kita tetap terjaga kelestariannya, dan tidak ada
lagi sampah-sampah yang mengganggu di lingkungan kita.
ILMU ALAMIAH DASAR
“Perbedaan Green Chemistry dengan Pengatasan Masalah Lingkungan dan
Prospek Ekonominya”
Oleh:
Indah Kartika Hari Wijaya
PE Akuntansi 2009 A
098554080

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
2011

Anda mungkin juga menyukai