PAPARAN TEKNOLOGI
PENGOLAHAN SAMPAH
DALAM KONSEP
ZERO-WASTE
DAN
ENHANCED LANDFILL MINING (ELFM)
Bila mau berusaha selalu ada cara memanfaatkan sampah agar bukan lagi
sekedar sampah, tidak hanya dengan recycling atau reusing melainkan bisa
mengubahnya menjadikan sumber daya baru, baik sebagai bahan baku
maupun energi, suatu bahan serupa dengan fresh from the oven.
SAMPAH ADALAH MAKANAN
Waste equals food adalah moto serius dimana faktor manusia dan sampah merupakan
dua faktor yang tidak terpisahkan. Sampah selalu ada selama manusia membutuhkan
makanan. Sampah yang diolah dapat menjadi produk multiguna yang siap dimanfaatkan
oleh manusia, dalam menjaga kesehatan, lingkungan dan bahkan manfaat ekonomi.
Sampah yang ada di dalam pikiran manusia sebagai hal tidak berguna dan
ditimbun/dibakar saja harus berubah menjadi sumber daya terbarukan.
Konsep frase cradle to grave (1970), sampah langsung ditimbun, harus siap berubah
menjadi frase cradle to cradle, setiap produk yang sudah habis usia pakai dalam setiap
tahapan dapat disegarkan kembali fungsinya menjadi suatu yang baru. Visi cradle to
cradle adalah termasuk usaha merancang produk sejak awal agar selalu tetap dapat
diperbaharui dan tetap bermanfaat, agar mempu menekan kerusakan global.
CRADLE-TO-CRADLE (C2C)
G ate to
Gate LCA-System Boundaries
Emisi
Cradle to Cradle
Proses
Antara
Energi
Cradle to G ate to
Gate Grave
Cardle to
Grave
MENIRU ALAM (BIOMIMETIK)
Inti konsep cradle to cradle adalah pemodelan proses industri dalam proses
yang dikenal sebagai pendekatan biomimetik, agar secara ideal tidak ada istilah
sampah/limbah, semuanya menjadi bahan yang bermanfaat lanjut hingga ke
setiap skala atomis. Produk konsumen dinilai sebagai nutrisi. (Misalnya bio-
paper yang dapat dijadikan kompos dengan aman).
Konsep yang ambisius ini dan membutuhkan pemikiran yang sangat cermat,
setiap langkah pembuatan harus dipikirkan kembali untuk memastikan tidak ada
yang terbuang, dan juga agar setiap komponen tunggal terurai sepenuhnya
secara biomassa dan tak beracun. Pengujian dilakukan secara ketat, seperti
terhadap bahan imbuh/bantu, pengotor, senyawaan B3, apa saja, dan
mendokumentasikan semua yang diakui cukup aman untuk manusia atau
lingkungan. Semua produk tersertifikasi & terstandardisasi mulai dari tahap
produksi sampai tahap usia pakai, serta metoda untuk pemanfaatan setelahnya.
DONGENG SEMUT PENGERAT DAUN
Semut telah
melakukan
pertanian , honey
peternakan dan
pengelolaan
sampah yang pest
boleh ditiru
SAMPAH ADALAH BIOMASSA
Biomassa berasal dari berbagai sumber, baik bahan segar atau yang khusus diproduksi untuk energi
biomassa (bioenergi) atau sampah, residu, limbah atau produk samping (by-product), termasuk:
Kayu-kayuan berasal dari tanaman hutan alam dan belukar
Hutan tanaman industri
Residu tanaman hutan alam/industri
Residu pertanian
Limbah dari pemrosesan hasil pertanian
Limbah peternakan dan perikanan
Limbah Industri, termasuk black liquor dari pabrik pulp kertas
Lumpur organik dan limbah manusia (sewage)
Sampah pemukiman (Municipal Solid Waste, MSW)
Limbah pemrosesan makanan
Kegiatan bioenergi banyak menjanjikan bagi suatu kesempatan usaha, manfaat lingkungan dan pengembangan
pedesaan. Sumber bioenergi diperoleh dari banyak sumber tanpa harus menganggu pasokan makanan,
kesetimbangan konservasi tanah, air dan menganggu keaneka-ragaman daya hayati.
DEFINISI BIOMASSA
Contoh jenis bahan biogenik dan non-biogenik (atau
abiogenik) di dalam MSW
Biogenik Bukan-biogenik
Useful Heat
Net CV (LHV) SRF di atas 18 MJ/kg (> 4200 kkal/kg), oleh karenanya dalam
pemrosesan biodegradable material harus dieliminasi dan dipisahkan terlebih
dahulu (bahan kompos) ...
PENGARUH KANDUNGAN ORGANIK DALAM RDF
Jenis sampah Bom Kalorimeter (kal/gram)
HHV *) LHV *) delta
Kertas dan Karton
Fotokopi/HVS 3.024,24 2.884,84 4,61%
Koran 3.845,53 3.618,95 5,89%
Majalah 2.598,95 2.476,51 4,71%
Bungkus makanan 4.246,92 3.920,67 7,68%
Karton 3.602,18 3.359,17 6,75%
Kardus 4.487,07 4.093,09 8,78%
Plastik
PET Bottle 5.450,85 5.252,42 3,64%
HDPE lembaran 11.207,00 11.169,58 0,33%
PVC lembaran 5.187,91 5.138,23 0,96%
LDPE 12.318,40 12.195,08 1,00%
PP cup 11.912,00 11.903,06 0,08%
PS 11.285,50 11.269,80 0,14%
Makanan Rumahan/Pasar
Campuran 5.162,21 1.437,86 72,15%
Daun pembungkus 4.638,37 975,59 78,97%
Batok/sabut kelapa 4.684,11 3.407,90 27,25%
Sayuran 4.568,29 689,85 84,90%
Buah-buahan 5.064,86 392,54 92,25%
Ikan 5.837,12 1.567,48 73,15%
Lemak 9.891,62 5.065,61 48,79% Data s ampah S ampah bas ah RDF
Daging 7.154,78 2.597,33 63,70% As ums i Wt% MC *) Wt% MC *)
Tulang 4.464,42 1.570,90 64,81%
Organik makanan 35,00% 82,00% 17,44% 10,00%
Sampah Pekarangan
Daun-daun 3.998,02 1.632,60 59,16% Res idu organik 9,00% 73,00% 5,93% 10,00%
Cabang/Ranting 4.715,66 1.997,45 57,64% P las tik non-daur ulang 12,00% - 21,36% -
Rumput 4.153,51 906,08 78,19%
Kertas 12,00% 30,00% 16,02% 5,00%
Bahan Tekstil
Handuk 4.435,10 4.239,45 4,41% Teks til 6,00% 30,00% 8,01% 5,00%
Kain jins 4.271,05 4.010,65 6,10% Buangan popok 13,00% 70,00% 8,10% 5,00%
Kaos/pampers 4.836,68 4.664,32 3,56%
P las tik daur ulang 5,00% - 8,90% -
Karet
Berbagai jenis karet 5.202,15 5.106,45 1,84% Logam 1,00% - 1,78% -
Kompos S ampah berbahaya 0,00% - 0,00% -
Mentah 2.125,75 675,26 68,23%
Karet 4,00% - 7,12% -
Setengah matang 2.091,90 979,05 53,20%
Matang 1.669,73 936,04 43,94% Lain-lain 3,00% - 5,34% -
Residu 2.211,65 980,02 55,69% Total 100,00% 49,77% 100,00% 3,94%
PERBANDINGAN METODA PEMROSESAN SAMPAH
Perbandingan CV dari 1 ton sampah basah:
Sampah Kot a Bri ket Peuy eumisasi
Briket Solid Recover ed Fuel
Br iket Hydro therm al Carboni zat ion
% Dispo sal
100
Digest asi Anaer ob ( Disposal Par sial)
90
Insener asi (%D estru ksi
80
B erg an tung Kont en)
50
40
30
20
10
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Nilai Kalor Total (MJ/Kg)
0 1200 2400 3600 4800 6000 7200 8400 9600
Nilai Kalor To tal (Kkal/Kg)
Aplikasi di
pabrik
tekstil di
Bandung
PATOGEN MATI
NO
LEACHATE
METODA PEUYEUMISASI MODEL GULUDAN
Dasar praktis
- Tinggi 60 cm, lebar 100 cm, panjang bisa berapa saja
Dasar rancangan proses - Volume 0,6 m3 per meter panjang memiliki berat
- pH di bawah 6 antara 250 – 350 kg
- Temperatur operasional 40-70 deg-C - Penakaran bioaktivator untuk standar 0,3 Ltr/meter-
mampu mematikan patogen panjang
- Syarat kandungan organik memadai di - Pengenceran bergantung kebasahan sampah, 20-50
atas 15 %-berat. Liter/L-bioaktivator
- Keberlangsungan aerasi secara alami dan - Aerasi dapat dibantu dengan pemasangan saluran
shading di tempat terbuka. udara di dasar guludan.
PROFIL PEMBAKARAN JENIS BAHAN BAKAR PADAT
Cofiring 4% sampah + 6% BA
METODA PEUYEUMISASI
Dibandingkan dengan sampah kota, boleh jadi sumber daya biomassa tanaman lebih “kotor” dalam
hal emisi yang ditimbulkan. Banyak cara untuk “mencuci” pengotor tersebut, baik bajan asupan atau
saat pemrosesan, sehingga emisinya sesuai peraturan yang berlaku. Penyebab emisi kotor tidak
aman bagi lingkungan dan perangkat sistem boiler, terutama senyawaan alkali, sulfida dan klorida.
• Cl terlepas pada tahap awal/pirolisis (200 – 400 oC); dengan mempercepat laju pemanasan awal,
Cl terlepas sebagai gas Cl2 (kadar C biomassa lebih rendah, kadar abu serta H dan O tinggi)
• K terurai dari biomassa setelah melewati temperatur awal pirolisis, dijumpai sebagai partikel yang
tersebar atau terikat di dalam matriks arang organik; di atas 800 oC, K akan menjadi K-Si.
• Dalam fasa gas atas 700 oC, K dari arang dan/atau K2CO3 akan tersublimasi sebagai K-Cl.
• Aplikasi pirolisis biomassa harus dilakukan pada 500 – 600 oC, agar tidak dijumpai K dalam syngas.
• Terbentuknya Cl2 dalam berbagai temperatur adalah sesuatu hal yang tidak dapat dihindari.
Pada cofiring batubara, dampak Cl2 terhindari saat konsentrasi S > 4 x Cl; sulfida alkali tidak terlalu
merusak dibandingkan klorida alkali (terhadap fouling). RDF berkadar Cl lebih rendah dibandingkan
biomassa tanaman.
TIGA LANGKAH MUDAH PEMROSESAN
Sampah kota dimasukan kedalam
01 proses pemilahan (Sorting Plant).
Sampah proses pemilahan
(Sorting Plant) dan pemrosesan
dengan metode peuyeumisasi
termasuk cara proses produksi
02 RDF dalam term mechanical
biological treatment (MBT)
selama 2-5 hari.
Inert Material
Cermin 30-40% dry
Dichroic
Rumah Frefab
Landfill Restoration & Afteruse Recovery WtE & WtM
PEUYEUMISASI
Pilar: Sosial-Ekonomi-
Lingkungan dalam LCIA
(Sustainable Development}
KESETIMBANGAN MATERIAL PEMROSESAN
DAUR/PAKAI ULANG
AREAL KELOLA (PEMULUNG) ~10 t/hari
SAMPAH BARU SORTIR BIOAKTIVATOR
1.000 t/hsri MANUAL 1.075 L/hari
SAMPAH LAMA LANDFILL SORTIR PROSES BIOLOGIS PROSES BRIKET (RDF) JUAL
700 t/hsri MINING TROMMEL PEUYEUMISASI MEKANIS 570 t/hari
TERIMA KASIH