Anda di halaman 1dari 26

ENHANCED WASTE MANAGEMENT & SUSTAINANBLE MATERIAL MANAGEMENT

PAPARAN TEKNOLOGI
PENGOLAHAN SAMPAH
DALAM KONSEP
ZERO-WASTE
DAN
ENHANCED LANDFILL MINING (ELFM)

Sonny Djatnika Sunda Djaja


SAMPAH ADALAH BUKAN SAMPAH
Menghidupkan kembali atau memberi nilai kembali kepada barang yang
sudah habis usia pakai, apakah memungkinkan? Ada tiga solusi yang umum
digunakan saat ini (sebagai komponen 3R):
- Recycle
- Downcycling
- Upcycling

Bila mau berusaha selalu ada cara memanfaatkan sampah agar bukan lagi
sekedar sampah, tidak hanya dengan recycling atau reusing melainkan bisa
mengubahnya menjadikan sumber daya baru, baik sebagai bahan baku
maupun energi, suatu bahan serupa dengan fresh from the oven.
SAMPAH ADALAH MAKANAN
Waste equals food adalah moto serius dimana faktor manusia dan sampah merupakan
dua faktor yang tidak terpisahkan. Sampah selalu ada selama manusia membutuhkan
makanan. Sampah yang diolah dapat menjadi produk multiguna yang siap dimanfaatkan
oleh manusia, dalam menjaga kesehatan, lingkungan dan bahkan manfaat ekonomi.
Sampah yang ada di dalam pikiran manusia sebagai hal tidak berguna dan
ditimbun/dibakar saja harus berubah menjadi sumber daya terbarukan.

Konsep frase cradle to grave (1970), sampah langsung ditimbun, harus siap berubah
menjadi frase cradle to cradle, setiap produk yang sudah habis usia pakai dalam setiap
tahapan dapat disegarkan kembali fungsinya menjadi suatu yang baru. Visi cradle to
cradle adalah termasuk usaha merancang produk sejak awal agar selalu tetap dapat
diperbaharui dan tetap bermanfaat, agar mempu menekan kerusakan global.
CRADLE-TO-CRADLE (C2C)
G ate to
Gate LCA-System Boundaries
Emisi

Cradle to Cradle
Proses
Antara

Sumber Penyiapan Fase Habis


Eksploitasi Produksi Disposal Emisi
Daya Awal Pakai

Energi

Cradle to G ate to
Gate Grave
Cardle to
Grave
MENIRU ALAM (BIOMIMETIK)
Inti konsep cradle to cradle adalah pemodelan proses industri dalam proses
yang dikenal sebagai pendekatan biomimetik, agar secara ideal tidak ada istilah
sampah/limbah, semuanya menjadi bahan yang bermanfaat lanjut hingga ke
setiap skala atomis. Produk konsumen dinilai sebagai nutrisi. (Misalnya bio-
paper yang dapat dijadikan kompos dengan aman).

Konsep yang ambisius ini dan membutuhkan pemikiran yang sangat cermat,
setiap langkah pembuatan harus dipikirkan kembali untuk memastikan tidak ada
yang terbuang, dan juga agar setiap komponen tunggal terurai sepenuhnya
secara biomassa dan tak beracun. Pengujian dilakukan secara ketat, seperti
terhadap bahan imbuh/bantu, pengotor, senyawaan B3, apa saja, dan
mendokumentasikan semua yang diakui cukup aman untuk manusia atau
lingkungan. Semua produk tersertifikasi & terstandardisasi mulai dari tahap
produksi sampai tahap usia pakai, serta metoda untuk pemanfaatan setelahnya.
DONGENG SEMUT PENGERAT DAUN

We’ve been leaf cutter for


127 million years, and
now you tell me we’re
doing it the wrong way?
aphids

Semut telah
melakukan
pertanian , honey
peternakan dan
pengelolaan
sampah yang pest
boleh ditiru
SAMPAH ADALAH BIOMASSA
Biomassa berasal dari berbagai sumber, baik bahan segar atau yang khusus diproduksi untuk energi
biomassa (bioenergi) atau sampah, residu, limbah atau produk samping (by-product), termasuk:
 Kayu-kayuan berasal dari tanaman hutan alam dan belukar
 Hutan tanaman industri
 Residu tanaman hutan alam/industri
 Residu pertanian
 Limbah dari pemrosesan hasil pertanian
 Limbah peternakan dan perikanan
 Limbah Industri, termasuk black liquor dari pabrik pulp kertas
 Lumpur organik dan limbah manusia (sewage)
 Sampah pemukiman (Municipal Solid Waste, MSW)
 Limbah pemrosesan makanan

Kegiatan bioenergi banyak menjanjikan bagi suatu kesempatan usaha, manfaat lingkungan dan pengembangan
pedesaan.  Sumber bioenergi diperoleh dari banyak sumber tanpa harus menganggu pasokan makanan,
kesetimbangan konservasi tanah, air dan menganggu keaneka-ragaman daya hayati.
DEFINISI BIOMASSA
Contoh jenis bahan biogenik dan non-biogenik (atau
abiogenik) di dalam MSW

Biogenik Bukan-biogenik

Kertas percetakan Plastik *)


*)
*) Biomassa adalah biogenic content of
Kertas PET
contemporary origin, yang merupakan
Karton dan kemasan LDPE/LLDPE
bahan dengan karbon bentukan baru
yang diserap dari atmosfer sebagai Tekstil HDPE
isotop 14
14C, bukan berupa karbon lapuk Rabasan pekarangan PP
oleh usia dengan isotop 12 12C yang Sampah makanan PS
umumnya terdapat dalam bahan fosil Kayu PVC
dan turunan senyawaannya. Kulit Jenis plastik lainnya
Jenis biogenik lainnya Karet
Jenis bukan-biogenik lainnya
*) untuk singkatan nama plastik silahkan melihat di pustaka lainnya
Metoda Kajian Penstandaran RDF
RDF (BS WDF) diklasifikasikan ke dalam 3-kriteria atribut, yaitu:

„Atribut Ekonomi: Atribut Teknis: Atribut Lingkungan:


karakteristik yang karakteristik yang berpengaruh karakteristik yang
mempengaruhi terhadap unjuk kerja fasilitas berdampak kepada emisi
penggunaan ekonomis, pembakaran yang akan memakai RDF terhadap lingkungan.
serta pertimbangan nilai sesuai kualitas yang telah diketahui: Kegagalannya
RDF dan sejumlah potensi  Kadar Klorin (Cl) yang menyebabkan menyebabkan emisi
pembayaran insentif slagging & fouling; beracun, terutama apabila
lainnya:  Kadar Abu (Ash) mempengaruhi senyawaannya tidak
 Nilai kalorifis; temperatur pelelehan dan terkendali:
 Kandungan biomassa; pensinteran; dan  Merkuri (Hg);
dan  Kerapatan Curah (BD) berpengaruh  Kadmium (Cd); dan
 Kadar air terhadap transportasi, ruang simpan  Logam berat (HM)
dan kemudahan masukan lainnya.
tungku/tanur.
Standar WDF Di dalam BS EN15359: 2011
BS EN 15359:2011
Contoh Pembacaan Standar Kelas Material RDF/SRF
The EN 15359 document of MRF Classification
(RDF’s Classes – Untreated MSW)

Useful Heat

SRF Class Code


321
atau 333, 210, 111

Net CV (LHV) SRF di atas 18 MJ/kg (> 4200 kkal/kg), oleh karenanya dalam
pemrosesan biodegradable material harus dieliminasi dan dipisahkan terlebih
dahulu (bahan kompos) ...
PENGARUH KANDUNGAN ORGANIK DALAM RDF
Jenis sampah Bom Kalorimeter (kal/gram)
HHV *) LHV *) delta
Kertas dan Karton
Fotokopi/HVS 3.024,24 2.884,84 4,61%
Koran 3.845,53 3.618,95 5,89%
Majalah 2.598,95 2.476,51 4,71%
Bungkus makanan 4.246,92 3.920,67 7,68%
Karton 3.602,18 3.359,17 6,75%
Kardus 4.487,07 4.093,09 8,78%
Plastik
PET Bottle 5.450,85 5.252,42 3,64%
HDPE lembaran 11.207,00 11.169,58 0,33%
PVC lembaran 5.187,91 5.138,23 0,96%
LDPE 12.318,40 12.195,08 1,00%
PP cup 11.912,00 11.903,06 0,08%
PS 11.285,50 11.269,80 0,14%
Makanan Rumahan/Pasar
Campuran 5.162,21 1.437,86 72,15%
Daun pembungkus 4.638,37 975,59 78,97%
Batok/sabut kelapa 4.684,11 3.407,90 27,25%
Sayuran 4.568,29 689,85 84,90%
Buah-buahan 5.064,86 392,54 92,25%
Ikan 5.837,12 1.567,48 73,15%
Lemak 9.891,62 5.065,61 48,79% Data s ampah S ampah bas ah RDF
Daging 7.154,78 2.597,33 63,70% As ums i Wt% MC *) Wt% MC *)
Tulang 4.464,42 1.570,90 64,81%
Organik makanan 35,00% 82,00% 17,44% 10,00%
Sampah Pekarangan
Daun-daun 3.998,02 1.632,60 59,16% Res idu organik 9,00% 73,00% 5,93% 10,00%
Cabang/Ranting 4.715,66 1.997,45 57,64% P las tik non-daur ulang 12,00% - 21,36% -
Rumput 4.153,51 906,08 78,19%
Kertas 12,00% 30,00% 16,02% 5,00%
Bahan Tekstil
Handuk 4.435,10 4.239,45 4,41% Teks til 6,00% 30,00% 8,01% 5,00%
Kain jins 4.271,05 4.010,65 6,10% Buangan popok 13,00% 70,00% 8,10% 5,00%
Kaos/pampers 4.836,68 4.664,32 3,56%
P las tik daur ulang 5,00% - 8,90% -
Karet
Berbagai jenis karet 5.202,15 5.106,45 1,84% Logam 1,00% - 1,78% -
Kompos S ampah berbahaya 0,00% - 0,00% -
Mentah 2.125,75 675,26 68,23%
Karet 4,00% - 7,12% -
Setengah matang 2.091,90 979,05 53,20%
Matang 1.669,73 936,04 43,94% Lain-lain 3,00% - 5,34% -
Residu 2.211,65 980,02 55,69% Total 100,00% 49,77% 100,00% 3,94%
PERBANDINGAN METODA PEMROSESAN SAMPAH
Perbandingan CV dari 1 ton sampah basah:
Sampah Kot a Bri ket Peuy eumisasi
Briket Solid Recover ed Fuel
Br iket Hydro therm al Carboni zat ion
% Dispo sal

100
Digest asi Anaer ob ( Disposal Par sial)
90
Insener asi (%D estru ksi

80
B erg an tung Kont en)

70 Pr oses Ganda Pir olisis -


Gasifikasi Tem perat ur Tin ggi
60 (Disp osal Total)
P roses P emilahan

50
40
30
20
10
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Nilai Kalor Total (MJ/Kg)
0 1200 2400 3600 4800 6000 7200 8400 9600
Nilai Kalor To tal (Kkal/Kg)

- Umumnya sampah kota (MSW) memiliki CV


antara 600 – 1200 kkal/kg, retara ~1.000.000 kkal.
- Biodrying dengan proses lindi dan selimut
membran meningkatkan CV akibat penurunan
berat menjadi 30%, CV akhir ~2.200 kkal/kg, CV
tersisa ~660.000 kkal.
- Peuyeumisasi mampu mencapai sisa berat 50%
RDF, dengan kalori ~3,000 kkal/kg, maka CV
tersisa ~ 1.500.000 kkal.
- SRF merupakan bahan tercampur NHIW,
penurunan berat menjadi 27% dengan CV ~ 4.200
kkal/kg, CV tersisa 1.134.000 kkal
- Proses secara HTC cukup mahal dengan 22 bar
uap dan 250 C, serta menghasilkan CV tinggi
sampai ~5.200 kkal/kg, namun berat tersisa
sekitar 16%. CV tersisa sekitar 832.000 kkal saja
walau dengan spesifikasi yang sangat baik.

CV (dalam kkal/kg) yang dibutuhkan bergantung


kpd persyaratan proses dari pengguna akhir.
PEMANFAATAN PRODUK SAMPAH (RDF)
Klasifikasi kualitas RDF/SRF berbeda sesuai penggunaan untuk cofiring di berbagai
sektor industri (Data: Pabrik Semen di EU)

Aplikasi di
pabrik
tekstil di
Bandung

2.600 – 3.600 kkal/kg


METODA PEUYEUMISASI
PEMERAMAN DALAM PENYIAPAN MAKANAN
Pemacuan penuaan (maturing) dan pematangan (ripening)
PEMERAMAN
Etilen
Karbit
Pengasapan
Meuyeum (Pasundan) Pembungkusan, Dsb.

Singkong Mentah Peuyeum


Pemanasan Peragian Bandung
< 65 °C Singkong Rebus 3.600 kal/gr

Rebus/Kukus Peragian Tapai/Tape


110 Cal *) 170 Cal *)
*) Data dari berbagai artikel tentang bahan makanan (100 Cal = 100 kkal/100 gr)
PARADIGMA & KIAT PENGOLAHAN SAMPAH

a) TIDAK BER-BAU DAN TIDAK BER-LINDI

b) TIDAK PERLU PEMILAHAN (PEMROSESAN)

c) ENHANCED LANDFILL MINING/ WtE & WtM

d) SEDERHANA & TIDAK PERLU KEAHLIAN KHUSUS

5R e) REGENERATIF EKONOMI & LINGKUNGAN


Sustainabilitif
Restoratif
Rekonsiliatif
PROSES PEUYEUMISASI
Peuyeumisasi Sampah adalah proses menyerupai pemeraman secara mikrobiologis
dalam perlakuan awal (pretreatment) bahan sampah untuk dijadikan bahan energi
(WtE). Proses produksi bahan energi ini terdiri dari:
1/ Perlakuan mikrobiologis (Biological Treatment, BT)
- Deodoriasi (probiotik, dekomposisi protein)
- Kompostasi (dekomposisi termopilik, eliminasi patogen)
- Fermentasi (dekomposisi biotik, pengikatan logam)
- Tidak menghasilkan lindi (leachate)
- Peningkatan Net CV (fiksasi nitrogen)
2/ Perlakuan mekanis/pembriketan (Mechanical Trearment, MT)
- Homeginisasi
- Peningkatan kerapatan

Perlakuan BT ini bisa ditingkatkan dengan MBT (Mechanical Biological Treatment)


URUTAN REAKSI PROSES PEUYEUMISASI
 Membutuhkan pre-biotik, yaitu karbohidrat dan protein

PATOGEN MATI

NO
LEACHATE
METODA PEUYEUMISASI MODEL GULUDAN

Skala bisa lebih besar,


- Pengukur berat padatan volumetris: 200 x 100 x 20 cm
- Hitung berat padatan volumetris
- Pindahkan ke guludan
- Tutup guludan 42 – 50 C, buka tutup.

Dasar praktis
- Tinggi 60 cm, lebar 100 cm, panjang bisa berapa saja
Dasar rancangan proses - Volume 0,6 m3 per meter panjang memiliki berat
- pH di bawah 6 antara 250 – 350 kg
- Temperatur operasional 40-70 deg-C - Penakaran bioaktivator untuk standar 0,3 Ltr/meter-
mampu mematikan patogen panjang
- Syarat kandungan organik memadai di - Pengenceran bergantung kebasahan sampah, 20-50
atas 15 %-berat. Liter/L-bioaktivator
- Keberlangsungan aerasi secara alami dan - Aerasi dapat dibantu dengan pemasangan saluran
shading di tempat terbuka. udara di dasar guludan.
PROFIL PEMBAKARAN JENIS BAHAN BAKAR PADAT

Cofiring 4% sampah + 6% BA
METODA PEUYEUMISASI
Dibandingkan dengan sampah kota, boleh jadi sumber daya biomassa tanaman lebih “kotor” dalam
hal emisi yang ditimbulkan. Banyak cara untuk “mencuci” pengotor tersebut, baik bajan asupan atau
saat pemrosesan, sehingga emisinya sesuai peraturan yang berlaku. Penyebab emisi kotor tidak
aman bagi lingkungan dan perangkat sistem boiler, terutama senyawaan alkali, sulfida dan klorida.
• Cl terlepas pada tahap awal/pirolisis (200 – 400 oC); dengan mempercepat laju pemanasan awal,
Cl terlepas sebagai gas Cl2 (kadar C biomassa lebih rendah, kadar abu serta H dan O tinggi)
• K terurai dari biomassa setelah melewati temperatur awal pirolisis, dijumpai sebagai partikel yang
tersebar atau terikat di dalam matriks arang organik; di atas 800 oC, K akan menjadi K-Si.
• Dalam fasa gas atas 700 oC, K dari arang dan/atau K2CO3 akan tersublimasi sebagai K-Cl.
• Aplikasi pirolisis biomassa harus dilakukan pada 500 – 600 oC, agar tidak dijumpai K dalam syngas.
• Terbentuknya Cl2 dalam berbagai temperatur adalah sesuatu hal yang tidak dapat dihindari.

Pada cofiring batubara, dampak Cl2 terhindari saat konsentrasi S > 4 x Cl; sulfida alkali tidak terlalu
merusak dibandingkan klorida alkali (terhadap fouling). RDF berkadar Cl lebih rendah dibandingkan
biomassa tanaman.
TIGA LANGKAH MUDAH PEMROSESAN
Sampah kota dimasukan kedalam
01 proses pemilahan (Sorting Plant).
Sampah proses pemilahan
(Sorting Plant) dan pemrosesan
dengan metode peuyeumisasi
termasuk cara proses produksi
02 RDF dalam term mechanical
biological treatment (MBT)
selama 2-5 hari.

Spesifikasi Teknis RDF (RDF-3 ASTM)

Sampah hasil pemrosesan


MBT dikirim ke pencacah
03 shredder-crusher dan
didensifikasi
PRINSIP “5R” DALAM APLIKASI ELFM
Regenerative
Sampah Lama Sampah Baru

Inert Material
Cermin 30-40% dry
Dichroic
Rumah Frefab
Landfill Restoration & Afteruse Recovery WtE & WtM

PEUYEUMISASI

Pilar: Sosial-Ekonomi-
Lingkungan dalam LCIA
(Sustainable Development}
KESETIMBANGAN MATERIAL PEMROSESAN
DAUR/PAKAI ULANG
AREAL KELOLA (PEMULUNG) ~10 t/hari
SAMPAH BARU SORTIR BIOAKTIVATOR
1.000 t/hsri MANUAL 1.075 L/hari

SAMPAH LAMA LANDFILL SORTIR PROSES BIOLOGIS PROSES BRIKET (RDF) JUAL
700 t/hsri MINING TROMMEL PEUYEUMISASI MEKANIS 570 t/hari

SORTIR SAMPAH B3/ BRIKET KEBUTUHAN


5 HEKTAR KONVEYOR MEDIS < 20 SENDIRI: 60 t/h
t/hari

Pemanfaatan olahan sampah.


Menimbun sampah di TPA atau
menghilangkan dengan membakarnya RESIDU INNERT INSINERATOR/
> 595 t/hari GASIFIER PLASMA
dapat berarti menghilangkan kesempatan
memanfaatkan sumber daya terbarukan MATERIAL BANGUNAN
dan ekonomi sirkular. JUAL 605 t/hari
RESTORASI TPSA

Contoh TPA Sente Kabupaten


Klungkung–Bali
Sebelum
Delapan bulan kemudian
Pemrosesan di TPA untuk sampah baru dan sampah lama,
mungkinkah?
Proximate As Receive Peuyeumisasi
Rem Rem
Analysis 1 2 1 2
MC % 33,11 29,38 7,80 9,76
VM % 32,98 31,65 49,88 48,96
Ash % 31,77 37,67 38,77 37,63
FC % 2,14 1,30 3,55 3,65
NCV predicted 2.648 2.197
NCV kal/gr AR 1.323 1.247 AR 3.011 2.689
Origin 1.018 959
over predicted 12,0% 18,3%
increased 52,2% 52,3%
1. Sampah baru
2. Sampah lama

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai