Anda di halaman 1dari 3

Analisis Kandungan Nutrisi pada Eceng Gondok (Eichhornia crassipes (Mart.

) Solms) sebagai Bahan Pakan Alternatif bagi Ternak Mahasiswa: R Dwi Astuti W/ 10603064 Pembimbing: Dr. Trumurti H. Wardini Gelar: S1, Maret 2008

Abstrak
Potensi eceng gondok (Eichornia crassipes (Mart.) Solms) sebagai alternatif bagi pakan ternak menjadi latar belakang dilakukannya penelitian ini. Tujuan ini dicapai dengan menganalisis kandungan nutrisi yang terdapat pada eceng gondok. Bahan yang digunakan adalah bahan segar dan kering dari taruk dan akar eceng gondok. Pengujian bahan kering dimaksudkan untuk mengetahui kandungan nutrisi yang terkandung didalamnya bila dibandingkan dengan bahan segar. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Lowry (1951) dengan penggunaan reagen Folin untuk analisis kandungan protein, metode Thomas (1977) untuk analisis kandungan glukosa, metode Luff Schrool untuk analisis kandungan karbohidrat, dan metode yang diperoleh dari AACC (American Association of Cereal Chemists, 1995) untuk menganalisis kandungan beta-karotin. Sebagai data penunjang dilakukan juga analisis terhadap kandungan total karotenoid eceng gondok dengan metode yang dilakukan Lorenz (2001). Kandungan nutrisi dihitung dalam bentuk % berat kering. Secara umum, kandungan protein, glukosa, karbohidrat, beta karotin dan karotenoid paling banyak terkandung dalam taruk segar, lalu diikuti oleh taruk kering, akar segar dan yang paling sedikit adalah akar kering. Kandungan protein yang terbesar terdapat pada taruk segar eceng gondok (16,6), selanjutnya taruk kering (9,8), akar segar (5,1) dan yang terakhir adalah akar kering (3,02). Kandungan glukosa tertinggi terdapat pada taruk segar (2,66), kemudian taruk kering (2,14), akar segar (0,1) dan akar kering sebesar (0,1). Kandungan karbohidrat dengan urutan dari yang terbanyak: taruk segar (23,33), taruk kering (20,35), akar segar (5,69) dan akar kering (5,02). Kandungan beta-karotin tertinggi terdapat pada taruk segar (0,22), taruk kering (0,1), akar segar (0,05), dan akar kering (0,04). Kandungan total karotenoid tertinggi diperoleh pada taruk segar (0,75), taruk kering (0,55), akar segar (0,2), dan akar kering sebesar 0,1. Hasil analisis yang diperoleh menunjukkan bahwa kandungan nutrisi pada eceng gondok segar tidak jauh berbeda bila dibandingkan dengan pakan ternak yang umum digunakan. Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa eceng gondok memiliki potensi untuk dijadikan alternatif pakan ternak dengan kandungan nutrisi pada bahan segar lebih tinggi daripada bahan kering.

Kata Kunci: eceng gondok, nutrisi, pakan

Analysis of Nutrient Content from Water Hyacinth (Eichhornia crassipes (Mart.) Solms) as Alternative Animal Feed -- Write Title --

Student: R Dwi Astuti W/ 10603064

Advisors: Dr. Trimurti H. Wardini

Degree: Bachelor, March 2008

Abstract The potencial of water hyacinth (Eichornia crassipes (Mart.) Solms) as an alternative for animal feed are the main background of this study. The objective of this study was to evaluate the nutrition value of water hyacinth such as protein, glucose, carbohydrate, carotenoid and beta carotene. The plant part used for analysis were shoot and roots in fresh and dry condition. Protein, glucose, carbohydrate, carotenoid and beta carotene were analyzed using methods of Lowry (1951), Thomas (1977), Luff Schrool, Lorenz (2001) and AACC (American Association of Cereal Chemists) (1995), respectively. The data followed were in % dry matter (DM). The result showed that protein content on fresh shoots was the highest (16,6), followed by dry shoots (9,8), fresh roots (5,1) and the last was dry roots (3,02). Glucose content was high in fresh shoots (2,66), and then dry shoots (2,14), fresh roots (0,1) and dry roots (0,1). The highest carbohydrate contents were found in fresh shoots (23,33), followed by dry shoots (20,35), fresh roots (5,69) and dry roots (5,02). Contents of beta-carotene were mostly found in fresh shoots (0,22), dry shoots (0,1), fresh roots (0,05), and dry roots (0,04). Total carotenoid content were higher in fresh shoots (0,75), than the other (dry shoots (0,55), fresh roots (0,2), and dry roots (0,1). The nutrition value of water hyacinth is not different with the nutrition value of animal feed that usually used. From the data it can be concluded that water hyacinth have potencial to use as an alternative for animal feed with nutrition value in fresh sample were higher than the dry sample. Key words: water hyacinth, nutrition, animal feed, dry matter

Anda mungkin juga menyukai