Anda di halaman 1dari 50

Laporan Penelitian

Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

LAPORAN PENELITIAN

PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH TONGKOL JAGUNG DAN PLASTIK


LDPE (LOW DENSITY POLYETHYLENE)

Disusun Oleh :

Putri Robiihah Waluyo 121140125


Fuad Nur Arif Kusuma 121140142

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
Putri Robiihah Waluyo (121140125)
Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 1
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

2017

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENELITIAN

PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH TONGKOL JAGUNG DAN LIMBAH PLASTIK


LDPE (LOW DENSITY POLYETHYLENE)

Disusun Oleh :

Putri Robiihah Waluyo 121140125


Fuad Nur Arif Kusuma 121140142

Yogyakarta, Juni 2017

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Dr. Ir. M. Syahri, M.T.


Putri Robiihah Waluyo (121140125)
Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 1
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul Pembuatan
Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE (Low Density Polyethylene).
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas akademik pada Program Studi
Teknik Kimia Fakultas Teknik Industri UPN Veteran Yogyakarta. Dengan tersusunnya
proposal ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. M. Syahri, M.T. sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingannya dengan baik.
2. Orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan bantuan spiritual dan material
demi kelancaran selama proses penyusunan proposal.
3. Semua pihak yang telah membantu kami dalam proses penyusunan proposal
penelitian.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam laporan ini. Oleh
karena itu, saran yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan dan semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, Juni 2017

Penyusun

Putri Robiihah Waluyo (121140125)


Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 1
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap tahun, kebutuhan akan energi semakin meningkat seiring dengan


meningkatnya aktivitas manusia pengguna bahan bakar fosil. Salah satu alternatif
sumber energi lain yaitu dengan menggunakan energi biomassa. Energi biomassa
berasal dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui sehingga berpeluang untuk
dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif. Sifat paling utama adalah bahan tersebut
harus memiliki sifat termal yang tinggi dan emisi CO yang dihasilkan rendah
sehingga tidak berdampak pada pemanasan global. Contoh bahan yang memiliki sifat
tersebut yaitu tongkol jagung dan plastik LDPE (Low Density Polyethylene) yang
memiliki nilai kalor yang cukup tinggi.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2014 produksi jagung
di Indonesia mencapai 19.008.426 ton dan meningkat menjadi 19.612.435 ton pada
tahun 2015. (bps.go.id, 2016). Tingginya produksi jagung tiap tahun berdampak pada
tingginya limbah yang dihasilkan, terutama limbah tongkol jagung. Begitu pula
dengan limbah plastik jenis polietilena dikategorikan sebagai limbah yang sulit
didegradasi oleh alam, dan membutuhkan waktu ratusan tahun untuk
mendegradasinya secara efisien. Dengan meningkatnya jumlah sampah tongkol
jagung dan limbah plastik, dapat dijadikan sebagai dasar untuk melakukan penelitian
dengan menggabungkan kedua bahan limbah tersebut menjadi biomassa dalam
bentuk briket.
Tongkol jagung sebagai biomassa yang dapat diperbaharui memiliki nilai
kalor yang tinggi sehingga dapat dimanfaatkan untuk pembuatan briket, dengan nilai
kalor sebesar 5.732,0179 kal/gram (M. Syahri dkk, 2015). Adapun limbah plastik
yang digunakan adalah plastik jenis LDPE (Low Density Polyethylene). Limbah

Putri Robiihah Waluyo (121140125)


Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 1
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

plastik ini memiliki nilai kalor tertinggi diantara jenis plastik lainnya, yaitu sebesar
46,4 MJ/kg atau setara 11.095,2 kal/g (Sorum dkk, 2000).

Dengan memperhatikan prospek briket yang cukup cerah dan bernilai ekonomi
tinggi, maka diperlukan penelitian tentang pemanfaatan limbah tongkol jagung dan
limbah plastik LDPE sebagai bahan baku utama pembuatan briket sebagai energi
alternatif pengganti bahan bakar minyak dan gas sekaligus dapat mengatasi
permasalahan limbah di lingkungan.

1.2 Tujuan Penelitian


1. Mempelajari pengaruh rasio limbah tongkol jagung dengan plastik LDPE terhadap
briket yang dihasilkan.
2. Mempelajari pengaruh kuat tekan pencetakan terhadap briket yang dihasilkan.
3. Mempelajari pengaruh suhu pirolisis terhadap briket yang dihasilkan.

1.3 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara memanfaatkan campuran limbah organik menjadi briket yang bernilai
kalor tinggi?
2. Bagaimana pengaruh variabel rasio campuran bahan baku, kuat tekan pencetakan, dan
suhu pirolisis terhadap nilai kalor briket?

1.4 Manfaat Penelitian


1. Penelitian diharapkan dapat mengurangi pencemaran lingkungan dan memberikan
nilai guna pada limbah tongkol jagung dan limbah plastik LDPE.
2. Penelitian diharapkan dapat memberikan inovasi energi alternatif berbahan dasar
limbah organik.

1.5 Batasan Masalah


1. Limbah yang digunakan adalah limbah tongkol jagung dan plastik LDPE
2. Waktu pemanasan pirolisis adalah 8 jam.
3. Ukuran ayakan untuk menyaring arang adalah -35+50 mesh.
4. Jenis perekat yang digunakan adalah tepung kanji.
Putri Robiihah Waluyo (121140125)
Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 1
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Limbah Tongkol Jagung


Tongkol jagung merupakan salah satu limbah lignoselulosik yang banyak
tersedia di Indonesia. Limbah lignoselulosik adalah limbah pertanian yang
mengandung selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Senyawa-senyawa tersebut sangat
potensial untuk dikonversi menjadi senyawa lain secara biologi. Limbah pertanian
(termasuk tongkol jagung) mengandung selulosa (40-60%), hemiselulosa (20-30%)
dan lignin (15-30%). Selulose merupakan sumber karbon yang dapat digunakan
mikroorganisme sebagai substrat dalam proses fermentasi untuk menghasilkan produk
yang mempunyai nilai ekonomi tinggi (Shofiyanto, 2008). Adapun komponen kimia
dari tongkol jagung adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Limbah Tongkol Jagung

Tabel 2.1 Komposisi Tongkol Jagung


Komponen Persentase (%)
Selulosa 41
Hemiselulosa 36

Putri Robiihah Waluyo (121140125)


Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 1
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

Lignin 16
Air dan lain-lain 7

(Shofiyanto, 2008)

Komposisi kimia tersebut membuat tongkol jagung dapat digunakan sebagai


sumber energi alternatif, selain sebagai bahan pakan ternak dan sumber karbon bagi
pertumbuhan mikroorganisme dengan nilai kalor sebesar 5732,0179 kal/gram (M.
Syahri dkk, 2015).

2.2 Limbah Plastik LDPE (Low Density Polyethylene)


Polietilena berdensitas rendah (Low Density Polyethylene) atau disingkat
LDPE adalah termoplastik yang terbuat dari minyak bumi dan diproduksi dengan
polimerisasi radikal bebas. Pertama kali diproduksi oleh Imperial Chemical Industries
(ICI) pada tahun 1933 menggunakan tekanan tinggi dan polimerisasi radikal bebas.
Plastik LDPE dicirikan dengan densitas antara 0,910 0,940 g/cm3 dan tidak reaktif
pada temperatur kamar, kecuali oleh oksidator kuat dan beberapa jenis pelarut dapat
menyebabkan kerusakan.

Gambar 2.2 Limbah Plastik LDPE

Plastik LDPE dapat bertahan pada temperatur 90C dalam waktu yang tidak
terlalu lama. Titik leleh plastik ini adalah 248F atau 120C dengan kekuatan tensile
1700 psi dan specific gravity-nya 0,92 (Faisol Asip dkk, 2014). Adapun nilai kalor

Putri Robiihah Waluyo (121140125)


Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 1
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

yang dimiliki plastik LDPE cukup tinggi, yaitu sebesar 11.758,3 kal/gram yang
membuatnya sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan baku pembuatan briket.

Karakteristik plastik LDPE adalah sebagai berikut:


Tabel 2.2 Karakteristik Plastik LDPE
Karakteristik Plastik LDPE

11758,3 kal/gram
Nilai Kalor

0,09%
Kadar Air

Kadar Volatile 98,35%


Solids

1,38%
Kadar Abu

(Riza Octaviany dan IDAA Warmadewanthi, 2009)

Penggunaan polietilena yang sangat luas menjadi masalah lingkungan yang


serius, yaitu semakin menumpuknya limbah plastik yang kurang dimanfaatkan atau
diolah kembali. Padahal polietilena dikategorikan sebagai sampah yang sulit
didegradasi oleh alam, dan membutuhkan waktu ratusan tahun bagi alam untuk
mendegradasinya secara efisien. Dengan memanfaatkan limbah plastik LDPE untuk
bahan baku pembuatan briket sebagai energi alternatif, dapat mengatasi permasalahan
lingkungan.

2.3 Pirolisis

Putri Robiihah Waluyo (121140125)


Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 1
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

Pirolisis yaitu pemecahan thermal molekul besar menjadi molekul kecil tanpa
kehadiran oksigen. Bila molekul organik dipanaskan pada suhu tinggi, karbon-karbon
akan terputus dan molekul terpecah menjadi fragmen-fragmen radikal bebas (suhu
yang digunakan tergantung pada energi desosiasi ikatan). (Fessenden dan Fesenden,
1982).
Pirolisis

Biomassa Cairan + Gas + Bioarang + Abu

Gambar 2.3 Skema Proses Pirolisis

Menurut Sheth dan Babu (2006), pirolisis pada umumnya diawali pada suhu
200C dan bertahan pada suhu sekitar 450 500C. Pirolisis suatu biomassa akan
menghasilkan tiga macam produk, yaitu produk gas, cair, dan padat (char). Jumlah
produk gas, cair, dan char tergantung pada kondisi prosesnya (suhu dan waktu
pirolisis).

Tabel 2.3 Kandungan Produk Cair, Gas, dan Padat pada Berbagai Jenis Pirolisis
Komposisi
Jenis Pirolisis
Gas Cair Padat
Fast Pyrolysis 75%
- Suhu moderat (~500C) 13% (senyawa 12 %
- Waktu pirolisis singkat organik)
Carbonization
- Suhu relatif rendah 35% 30% (air) 35%
- Waktu pirolisis lama
Gasification
- Suhu tinggi (>800C) 85% 5% (tar) 10%
- Waktu pirolisis lama

(Sheth and Babu, 2006)


2.4 Bioarang

Putri Robiihah Waluyo (121140125)


Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 1
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

Bioarang merupakan arang (salah satu jenis bahan bakar) yang dibuat dari
aneka macam bahan hayati atau biomassa, misalnya kayu, ranting, daun-daunan,
rumput, jerami, kertas, ataupun limbah pertanian lainnya yang dapat dikarbonisasi.
Bioarang ini dapat digunakan melalui proses pengolahan, salah satunya adalah
menjadi briket bioarang (Brades dan Tobing, 2008).
Biasanya bahan-bahan tersebut dianggap sampah yang tidak berguna sehingga
sering dimusnahkan dengan cara dibakar. Namun, bahan-bahan tersebut dapat diolah
menjadi arang, atau disebut bioarang. Bioarang ini dapat digunakan sebagai bahan
bakar yang tidak kalah dari jenis bahan bakar lainnya. Untuk memaksimalkan
pemanfaatannya, bioarang ini harus melalui sedikit proses pengolahan sehingga
menjadi briket bioarang (Ismun, 1995).

2.5 Briket Bioarang


Briket adalah gumpalan yang terbuat dari bahan lunak yang dikeraskan.
Sedangkan briket bioarang sebenarnya termasuk bahan lunak yang dengan proses
tertentu diolah menjadi bahan arang keras dengan bentuk tertemtu. Kualitas bioarang
ini tidak kalah dengan batu bara atau bahan bakar jenis arang lainnya (Ismun, 1995).
Menurut Yudanto A. dan Kartika K., (2009) dalam penelitiannya
menyebutkan, bahwa briket bioarang mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan
arang biasa (konvensional), antara lain:
1. Panas yang dihasilkan oleh briket bioarang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan
kayu biasa dan nilai kalor dapat mencapai 5.000 kalori
2. Briket bioarang bila dibakar tidak menimbulkan asap maupun bau, sehingga bagi
masyarakat ekonomi lemah yang tinggal di kota-kota dengan ventilasi
perumahannya kurang mencukupi, sangat praktis menggunakan briket bioarang.
3. Setelah briket bioarang terbakar (menjadi bara) tidak perlu dilakukan pengipasan
atau diberi udara.
4. Teknologi pembuatan briket bioarang cukup sederhana.
Adapun sifat fisik dan kimia briket buatan beberapa negara yang dikutip dari
Sari dan Rita (2012) adalah sebagai berikut:

Tabel 2.4 Standar Briket Buatan Berbagai Negara


Putri Robiihah Waluyo (121140125)
Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 1
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

PERMEN
Sifat SNI Amerika
No.47 Jepang Inggris
Briket No.1/6235/2000 Serikat
Th.2006
Kadar
15 8 6-8 3-4 6
Air (%)
Volatille Sesuai
Matter bahan 15 15-30 16,4 19-28
(%) baku
Kadar
10 8 5-7 8-10 16
Abu (%)
Fixed Sesuai
Carbon bahan 77 60-80 75 60
(%) baku
Nilai
5000- 4000-
Kalor 4400 5000 5870
6000 6500
(kal/gr)

2.6 Perekat
Perekat berperan penting dalam pembuatan briket. Tanpa perekat, briket tidak
dapat terbentuk. Perekat yang umumnya digunakan dalam pembuatan briket adalah
pati karena harganya murah , banyak tersedia, dan cara pemakaiannya sederhana. Pati
dikenal sebagai perekat dari tumbuh-tumbuhan yang bisa diekstrak, seperti ketela
pohon , jagung, kentang, dan sumber pati lainnya (Sulistyanto, A., 2007). Jenis bahan
baku perekat yang umum dipakai sebagai perekat untuk pembuatan briket, yaitu:

1. Perekat anorganik, perekat anorganik dapat menjaga ketahanan briket selama


proses pembakaran sehingga dasar permeabilitas bahan bakar tidak terganggu.
Perekat anorganik ini mempunyai kelemahan yaitu adanya tambahan abu yang
berasal dari bahan perekat sehingga dapat menghambat pembakaran dan
menurunkan nilai kalor.

Putri Robiihah Waluyo (121140125)


Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 1
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

2. Perekat organik, perekat organik menghasilkan abu yang relatif sedikit setelah
pembakaran briket dan umumnya merupakan bahan yang mudah terbakar. Contoh
dari perekat organik di antaranya kanji, tapioka, amilum, dan molase.

2.7 Kuat Tekan

Hasil penelitian Subroto, Himawanto, D.A, dan Sartono (2007) tentang


pengaruh variasi tekanan pengepresan terhadap karakteristik mekanik dan
karakteristik pembakaran briket kokas lokal, menunjukkan bahwa penambahan
tekanan pada briket akan meningkatkan nilai kekuatan mekanik dan memperlambat
waktu pembakaran, namun kenaikan itu akan mencapai titik maksimal pada tekanan
150 kg/cm yaitu sebesar 18,939 kg.cm dan waktu pembakaran selama 53 menit.

Selain itu, hasil penelitian Khoirot (2005) yang meneliti pengaruh variabel
tekanan 50 kg/cm, 75 kg/cm kg/cm, dan 100 kg/cm saat pembuatan biobriket
campuran batubara dan sabut kelapa terhadap pembakaran briket, menunjukkan
bahwa pembuatan biobriket dengan tekanan 100 kg/cm menghasilkan briket yang
mempunyai laju pengurangan massa yang paling lama sedangkan yang paling cepat
habis adalah briket dengan tekanan pembriketan 50 kg/cm. Dapat disimpulkan pula
bahwa pembuatan biobriket dengan tekanan 100 kg/cm memiliki nilai kalor lebih
tinggi dan waktu pembakaran yang lebih lama dibandingkan dengan pembuatan briket
dengan tekanan 50 kg/cm.

Hasil penelitian dari Herman Januardi (1989) tentang pengaruh kuat tekan
pengempaan terhadap karakteristik briket juga menunjukkan bahwa:

1. Semakin tinggi tekanan pengempaan, akan membuat kadar air semakin


rendah. Hal ini disebabkan karena berkurangnya kemampuan arang untuk
menyerap air dari bahan perekat dan udara sekelilingnya.
2. Penambahan tekanan pada suatu batas tertentu akan menyebabkan bahan
pengikat akan ikut terbuang dimana kadar zat mudah menguap yang
berasal dari briket akan ikut berkurang pula terhadap briket arang hasil
penelitian.

Putri Robiihah Waluyo (121140125)


Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 1
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

3. Pengaruh penambahan tekanan pengempaan terhadap kadar abu briket


arang tersebut sesuai pula dengan pengaruh dari kadar zat mudah
menguap, yaitu dengan penambahan tekanan pada suatu batas tertentu
akan menyebabkan bahan pengikat ikut berkurang sehingga kadar abu dari
bahan pengikat akan berkurang. Jelaslah dengan berkurangnya kadar abu
dari bahan pengikat maka kadar abu briket arang yang dihasilkan akan
berkurang pula.
4. Pengaruh tekanan pengempaan terhadap kadar karbon terikat yaitu
berkaitan erat dengan kadar zat mudah menguap serta kadar abu briket
arang. Dimana tekanan yang semakin besar sampai suatu batas tertentu
akan menyebabkan bahan perekat tersebut ikut terbuang, yang akan
memperkecil jumlah kadar zat mudah menguap dan kadar abu briket
arang, sehingga semakin tingginya tekanan pengempaan sampai suatu
batas tertentu akan mempertinggi kadar karbon terikat.
5. Dengan semakin tingginya tekanan pengempaan yang diberikan semakin
banyak perekat yang ikut terbuang keluar. Hal ini menyebabkan kadar
karbon terikat makin meningkat karena kadar abu dan kadar zat mudah
menguap yang terkandung dalam masing-masing perekat makin berkurang.
Maka pada akhirnya dengan kenaikan tekanan dapat menyebabkan
kenaikan nilai kalor dari briket arang dimana nilai kalor berbanding lurus
dengan nilai kadar karbon terikat.

2.8 Nilai Kalor (Heating Value)

Nilai kalor (HV) adalah jumlah energi yang dilepaskan ketika suatu bahan
bakar dibakar secara sempurna dalam suatu proses aliran tunak (steady) dan produk
dikembalikan lagi ke keadaan dari reaktan. Besarnya nilai kalor dari suatu bahan
bakar sama dengan harga mutlak dari entalpi pembakaran bahan bakar.

Nilai kalor = |Hc|

Terdapat 2 jenis nilai kalor, yaitu:

Putri Robiihah Waluyo (121140125)


Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 1
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

a) Higher Heating Value (HHV), yaitu nilai kalor atas. Nilai kalor atas ditentukan
pada saat H2O pada produk pembakaran berbentuk cairan.
b) Lower Heating Value (LHV), yaitu nilai kalor bawah. Nilai kalor bawah
ditentukan pada saat H2O pada produk pembakaran berbentuk gas.

2.9 Landasan Teori

Proses pirolisis menghasilkan 3 produk, yaitu gas, distilat, dan residu,


sedangkan proses pirolisis dibagi beberapa tahap (Sari dan Rita, 2012), yaitu:

a) Pada pemanasan awal kandungan air menguap, kemudian terjadi peruraian


selulosa sampai suhu 200C. Distilat yang terjadi sebagian besar mengandung
methanol, asam cuka, dan asam lainnya terutama dihasilkan pada perlakuan suhu
200-260C.
b) Pada suhu 260-300C selulosa terurai secara intensif, pada tingkatan ini banyak
dihasilkan asap, gas, dan sedikit air.
c) Pada suhu 310-500C lignin terurai dan dihasilkan banyak sekali tar, sedangkan
asap dan gas menurun, dari tar tersebut sebagian besar dari peruraian lignin.
Dengan meningkatnya suhu dan lamanya waktu menyebabkan gas CO yang
terjadi semakin berkurang, sedangkan CO, CH4, dan H bertambah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pada pembuatan briket tongkol jagung dan
plastik LDPE yaitu:
A. Perekat
Perbandingan bahan dan konsentrasi perekat berpengaruh terhadap nilai kalor
semakin banyak komposisi perekat maka nilai kalor akansemakin menurun.
B. Kuat tekan
Kuat tekan merupakan kemampuan briket untuk memberikan daya tekan
briket supaya tidak mudah pecah bila diberikan beban tertentu. Semakin tinggi
nilai kuat tekan briket berarti daya tahan briket terhadap pecah semakin baik. Kuat
tekan briket dapat dihitung dengan persamaan:

()
Kuat tekan = () .......................................................(1)

C. Nilai kalor

Putri Robiihah Waluyo (121140125)


Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 1
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

Nilai kalor terdiri dari HHV (high heating value) dan LHV (low heating
value). Nilai kalor bahan bakar adalah beasarnya panas yang diperoleh dari
pembakaran. Perhitungan nilai kalor menggunakan standar metode ASTM-2105
dengan rumus:

HHV = (T2 T1 Tkp) x Cv (Kj/Kg).......................................(3)


LHV = HHV 3240 (Kj/Kg).....................................................(4)
Dimana:
T1 = Suhu air pendingin sebelum dinyalakan (C)
T2 = Suhu air pendingin sesudah dinyalakan (C)
Tkp = Kenaikan suhu kawat penyalaan = 0,05 (C)
Cv = Panas jenis alat = 73.529,6 (KkJ/KgC)
Nilai kalor briket bioarang erat hubungan dengan kadar karbon terikat.
Semakin tinggi karbon terikat semakin tinggi nilai kalornya dan semakin besar
nilai kalor maka waktu pembakaran semakin lama.

D. Kadar air
Kadar air adalah perbandingan berat air yang terkandung dalam bahan bakar
padat dengan berat kering bahan bakar padat tersebutProsedur perhitungan kadar
air briket arang menggunakan standar ASTM D-3173 dengan rumus:


Kadar Air (%) = 100%..................................................(5)

Dimana: Wo = berat sampel dan cawan sebelum dikeringkan (gram)


W = berat sampel dan cawan sesudah dikeringkan (gram)
Wso= berat sampel awal (gram)
Bila briket mengandung kadar air yang tinggi, akan menyulitkan dalam
penyalaan awal dan mengurangi temperatur pembakaran. Bioarang dengan kadar
air rendah akan memiliki nilai kalor tinggi. Semakin tinggi kadar air bioarang maka
akan semakin banyak kalor yang dibutuhkan untuk mengeluarkan air dari dalam
bioarang tersebut, sehingga energi yang tersisa dalam arang akan semakin sedikit.
Putri Robiihah Waluyo (121140125)
Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 1
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

E. Volatile Matter
Volatile Matter (VM) adalah unsur yang mudah menguap dari biobriket
bioarang, serta terdiri dari senyawa-senyawa selain air, abu,dan karbon. Unsur
yang mudah menguap seperti hidrogen, hidrokarbon CO2 CH4, metana, dan
karbon monoksida. Adanya unsur hidrokarbon (alifatik dan aromatik) akan
menyebabkan semakin tinggi kadar zat yang mudah menguap sehingga briket
bioarang akan menjadi mudah terbakar karena senyawa alifatik dan aromatik ini
mudah terbakar.
Semakin banyak kandungan volatile matter pada biobriket maka semakin
mudah briobriket untuk terbakar dan menyala, sehingga laju pembakaran semakin
cepat. Besarnya zat mudah menguap dihitung menggunakan standar ASTM D-
3175 dengan rumus berikut :


Kehilangan Berat (%) = A = ............................................(6)

VM (%) = kehilangan berat kadar air .......................................(7)


Dimana: Wo = berat sampel dan cawan sawal (gram)
W = berat cawan + berat abu setelah pemanasan (gram)
Wdso = berat sampel awal (gram)

F. Kadar karbon terikat


Kadar karbon terikat adalah fraksi dalam bioarang selain fraksi abu,air,dan zat
yang mudah menguap. Kadar karbon terikat merupakan salah satu penentu baik
tidaknya kualitas bioarang. Kadar karbon terikat dihitung dengan menggunakan
metode ASTM D5142-02 dengan persamaan:

Kadar karbon terikat = 100-(M+V+A)% ..................................(8)


Keterangan:
M = kadar air(%)
V = kadar zat mudah menguap(%)
A = kadar abu(%)
G. Kadar abu
Abu adalah bahan yang tersisa apabila bahan bakar padat dipanaskan hingga
berat konstan. Semakin tinggi kadar abu maka akan semakin sulit terbakar.
Putri Robiihah Waluyo (121140125)
Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 1
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

Prosedur perhitungan kadar abu menggunakan standar ASTM D-3174 dengan


rumus:


Kadar Abu (%) = 100% - .................................................(9)

Dimana:
Wo = berat sampel dan cawan sebelum pengabuan (gram)
W =berat cawan + berat abu (gram)
Wdso=berat sampel sebelum pengabuan (gram)
Proses pembakaran padatan terdiri dari beberapa tahap seperti pemanasan,
pengeringan, devolatilisasi, dan pembakaran arang. Selama proses devolatisasi,
kandungan volatil akan keluar dalam bentuk gas seperti: CO, CO2, CH4 dan H2.
Menurut penelitian Siti Jamilatun (2008), komposisi gas selama devolatilisasi
tergantung pada jenis bahan yang dibakar. Proses devolatilisasi diikuti dengan
oksidasi bahan bakar padat yang lajunya tergantung pada konsentrasi oksigen, suhu
gas, ukuran dan porositas arang (Syamsiro dan Saptoadi, 2007). Kenaikan
konsentrasi oksigen dalam gas menimbulkan laju pembakaran lebih tinggi. Suhu
pembakaran yang lebih tinggi dapat menaikkan laju reaksi dan menyebabkan
waktu pembakaran menjadi lebih singkat. Demikian pula dengan kecepatan gas
yang tinggi pada permukaan dapat menaikkan laju pembakaran bahan bakar padat,
terutama disebabkan oleh laju perpindahan massa oksigen ke permukaan partikel
yang lebih tinggi. Arang karbon yang bereaksi dengan oksigen pada permukaan
partikel membentuk CO dan CO2, yang reaksinya adalah sebagai berikut:
C + O2 CO (a)
CO + O2 CO2 (b)
C + CO2 2 CO (c)
C + H2O CO + H2 (d)
Dari hasil penelitian Syamsiro dan Saptoadi (2007) tentang biobriket diperoleh
faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik pembakaran briket, antara lain:
1. Laju pembakaran briket semakin tinggi dengan semakin tingginya kandungan
senyawa yang mudah menguap (volatile matter). Laju pembakaran dapat
didekati dengan persamaan Levenspiel:
.........................................................(10)
Putri Robiihah Waluyo (121140125)
Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 1
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

dengan k adalah konstanta laju pembakaran, n pangkat reaksi dan mA berat


briket.
2. Briket dengan nilai kalor yang tinggi dapat mencapai suhu pembakaran yang
tinggi dan pencapaian suhu optimumnya cukup lama.
3. Semakin besar kerapatan (density) briket maka semakin lambat laju
pembakaran yang terjadi. Namun, semakin besar kerapatan biobriket
menyebabkan semakin tinggi pula nilai kalornya.

2.10 Hipotesis
1. Komposisi bahan baku briket dengan rasio plastik LDPE lebih banyak daripada
limbah tongkol jagung akan menghasilkan nilai kalor yang lebih tinggi.
2. Semakin besar kuat tekan pencetakan maka semakin besar nilai kalor briket yang
dihasilkan.
3. Semakin tinggi suhu pirolisis maka semakin besar nilai kalor briket yang dihasilkan.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Bahan dan Alat


3. 1. 1 Bahan
1) Limbah tongkol jagung
2) Plastik LDPE
3) Tepung kanji (Rose Brand)
4) Aquadest
3. 1. 2 Alat
1) Neraca analitik

Putri Robiihah Waluyo (121140125)


Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 1
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

2) Pengaduk kayu
3) Alat Pencetak Briket
4) Reaktor Pirolisis (Retort)
5) Baskom
6) Ayakan ukuran -35+50 mesh
7) Alat pencacah dan pemotong
8) Oven
9) Bomb Calorimeter
3. 2 Rangkaian Alat
3.2. 1 Rangkaian Alat Pirolisis (Retort Furnace)

Sumber: (M. Syahri, dkk. 2015)


Gambar 3.2.1 Rangkaian Alat Pirolisis (Retort Furnace)

3.2.2 Alat Pencetak Briket

Keterangan:

1. Alat Pengepres

2. Dongkrak

Putri Robiihah Waluyo (121140125)


Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 1
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

Sumber: (Didit Setyo Pamuji, 2013)

Gambar 3.2.2 Rangkaian Alat Pencetak Briket

3.3 Pelaksanaan Penelitian

3.3.1 Proses Pengeringan Bahan Baku

Proses persiapan dimulai dengan mengeringkan bahan baku limbah tongkol


jagung yang bertujuan untuk menghilangkan kadar air dari bahan organik.
Pengeringan dilakukan dengan menjemur bahan baku di bawah sinar matahari
sampai kadar air minimal 10%.

3.3.2 Proses Pirolisis (Pengarangan atau Karbonasi)

Limbah tongkol jagung dengan variabel komposisi yang telah ditentukan


dimasukkan ke dalam tabung pirolisis (retort), kemudian tabung pirolisis ditutup
dengan rapat yaitu dengan mengencangkan bautnya. Tabung pirolisis (retort)
selanjutnya dihubungkan dengan sumber panas berupa arus listrik melalui pengatur
suhu (regulator) yang sudah diatur pada suhu 400C dan 500C dengan waktu
pirolisis selama 8 jam. Setelah pirolisis selesai yang ditandai dengan tidak adanya
asap yang keluar, peralatan lalu dimatikan dan didiamkan selama satu hari.

3.3.3 Penghancuran manual

Hasil arang pirolis dihancurkan dengan menggunakan palu untuk


mendapatkan ukuran mesh yang telah ditentukan.

3.3.4 Proses Pengayakan

Proses pengayakan dilakukan untuk menentukan ukuran yang digunakan


dalam pembuatan briket dari limbah tongkol jagung. Sebelum proses pengayakan,

Putri Robiihah Waluyo (121140125)


Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 1
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

dilakukan proses pengecilan ukuran ayakan dengan palu.. Ukuran butir yang
digunakan dalam pembuatan briket adalah -35+50 mesh.

3.3.5 Pencampuran

Pencampuran dilakukan dengan menambahkan limbah plastik LDPE yang


telah dicacah ke dalam serbuk arang tongkol jagung serta dilakukan pengadukan
berdasarkan variabel komposisi yang ditentukan dengan menambahkan zat perekat.
Zat perekat yang digunakan adalah tepung kanji. Hal ini bertujuan untuk meratakan
komposisi campuran dan untuk merekatkan bahan.

3.3.6 Pencetakan

Proses pencetakan bahan dasar briket dilakukan untuk memberi bentuk pada
briket, sehingga memudahkan dalam pemanfaatan, penanganan, dan penyimpanan.
Pencetakan dilakukan dengan proses pemadatan dengan variasi kuat tekan
50:100:150 kg/cm2. Proses ini dimaksudkan untuk menekan kadar air sebanyak
mungkin yang terdapat dalam campuran bahan baku pembuatan briket. Hal ini
untuk mempercepat pengeringan briket serta meningkatkan kadar panas yang
dihasilkan dalam pembakaran briket.

3.3.7 Pengeringan

Proses pengeringan dilakukan untuk menguapkan atau menghilangkan kadar


air yang masih terdapat dalam briket setelah mengalami pemadatan. Proses
pengeringan dilakukan dengan oven pada suhu 80C.

3.3.8 Analisa Hasil

Analisa hasil dilakukan berdasarkan variabel-variabel yang telah ditentukan


sebelumya yaitu nilai kalor, kadar abu, kadar air, kadar volatilitas, dan kadar
karbon.

Putri Robiihah Waluyo (121140125)


Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 1
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

3.4 Diagram Cara Kerja

Pengeringan sampai kadar air


Limbah Tongkol
minimal 10%
Jagung

Pirolisis
(Suhu 400oC dan 500oC)

Dihancurkan dengan palu

Pengayakan -35+50 mesh

Lem Kanji
Plastik LDPE Dicampur 10% dari berat
bahan baku
Ukuran 1x1 mm2 Dicampur sampai homogen
2
Pencetakan (50 kg/cm
Dicampur sampai , 100
homogen
2 2
kg/cm , 150 kg/cm )

Pengeringan pada suhu 80oC


selama 2 jam

Briket Analisa Hasil

Putri Robiihah Waluyo (121140125)


Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 1
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

DAFTAR PUSTAKA

Adan, Ismun, Uti. 1995. Membuat Briket Bioarang. Yogyakarta: Kanisius.

Badan Pusat Statistik. 2016. Diakses dari


https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/868 pada tanggal 17 November
2016.

Bahri, S. 2008. Pemanfaatan limbah industri pengolahan kayu untuk pembuatan briket arang
dalam mengurangi pencemaran lingkungan di Nangroe Aceh Darussalam. Tesis,
USU e-Repository.

Brades A. C dan F. S. Tobing. 2008. Pembuatan Briket Arang Dari Enceng Gondok.
(Eichornia Crasipess Solm) dengan Sagu Sebagai Pengikat. Diakses dari
http://brades.multiply.com/journal pada tanggal 19 November 2016.

Didit Setyo Pamuji. 2013. Briket Kearifan Lokal. Diakses dari


https://diditsetyopamuji.wordpress.com/2013/03/19/briket-kearifan-potensi-lokal/pada
tanggal 18 November 2016.

Fessenden, J. Ralp., dan Fessenden, S. Joan. 1994. Kimia Organik. Edisi Ketiga. Jakarta:
Erlangga.

Jamilatun, Siti. 2008. Sifat-Sifat Penyalaan dan Pembakaran Briket Biomassa, Briket
Batubara dan Arang Kayu. Program Studi Teknik Kimia, Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta. Jl. Prof. Dr.Soepomo, Yogyakarta

M. Syahri, dkk. 2015. Pembuatan Biobriket dari Limbah Organik. Prosiding Seminar
Nasional Teknik Kimia Kejuangan, Hal J 11-1 sd Hal J 11-7.

Putri Robiihah Waluyo (121140125)


Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 1
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

Riza Octaviany dan IDAA Warmadewanthi. 2009. EKO-BRIKET DARI KOMPOSIT


BONGGOL JAGUNG, LUMPUR IPAL PT. SIER, DAN SAMPAH PLASTIK LDPE.
Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP-ITS.

Sari, I.P. dan Rita, S. 2012. Pemanfaatan Limbah Daun Kering Menjadi Briket. Prosiding
Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan, Hal 09-1 sd Hal 09-6.

Sheth, P.N. and Babu, B.V., 2006, Kinetic Modelling of the Pyrolysis of Biomass,
Proceedings of National Conference on Environmental Conservation, 453-458.

Shofiyanto, M. Edy. 2008. Hidrolisa Tongkol Jagung oleh Bakteri Selulolitik Untuk
Produksi Bioetanol Dalam Kultur Campuran. Fakultas Teknologi Pertanian IPB.
Bogor

Sorum, L., Gronli, M. G., and J. Hustad, J. E. 2000. Pyrolisis characteristics and kinetics of
municipal solid waste. Journal Fuel, Vol. 80 (9), hal. 1217-1227.

Subroto, F.et.al. 2008. Pengaruh Variasi Tekanan Pengepresan Terhadap Karakteristik


Mekanik dan Karakteristik Pembakaran Briket Kokas Lokal. Jurnal Teknik Mesin.
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret.

Sulistyanto A. 2006. Karakteristik Pembakaran Biobriket Campuran Batubara dan Sabut


Kelapa. Vol 7. No.2. pp. 77-84.

Syamsiro, M. dan Harwin Saptoadi, 2007. Pembakaran Briket Biomassa Cangkang Kakao :
Pengaruh Temperatur Udara Preheat, Seminar Nasional Teknologi 2007 (SNT 2007),
Yogyakarta.

Yudanto, A., dan Kartika, K., 2009. Pembuatan Briket Bioarang dari Serbuk Gergaji Kayu
Jati. Jurusan Teknik Kimia. Universitas Diponegoro

Putri Robiihah Waluyo (121140125)


Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 1
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

September Oktober November Desember Januari Februari


Nomor Rencana Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Mencari Judul
1
Penelitian
Mencari Jurnal dan
2
Literatur Penelitian
Menulis Proposal
3
Penelitian
Mempersiapkan
4
Bahan Bahan Baku
Mempersiapkan
5
Alat-Alat
Melaksanakan
6 Percobaan atau
Eksperimen

7 Mengambil Data

8 Menganalisa Hasil

9 Menyusun Laporan

Putri Robiihah Waluyo (121140125)


Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 1
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengaruh perbedaan suhu dan perbedaan komposisi terhadap nilai kalor yang
terkandung dalam briket

Bahan briket arang diproses secara pirolisis pada suhu 400C dan 500C
dengan waktu pirolisis selama 8 jam dan komposisi bahan 90:10 (arang tongkol
jagung: plastik LDPE) dengan 70:30(arang tongkol jagung: plastik LDPE). Ukuran
butir briket arang adalah -35+50 mesh, kemudian dicetak dengan kuat tekan 50
kg/cm2, 100 kg/cm2, dan 150 kg/cm2. Komposisi briket meliputi perekat kanji dengan
kadar 5% berat dan suhu yang divariasikan.

Tabel 4.1 Hasil Analisa Bahan Suhu 400C

Pengujian
Kuat
Kadar Kadar
No Bahan Tekan Kadar Kadar Nilai Kalor
Volatille Karbon
(kg/cm2) Air (%) Abu (%) (kal/gr)
(%) (%)

Briket Arang 50 4,8465 31,3588 5,6790 58,1156 5539,3221


1 :Plastik LDPE 100 4,6169 30,8624 5,8388 58,6818 5608,3821
(90:10) 150 4,4051 30,4863 5,9250 59,1836 5662,2382

Briket Arang 50 4,0267 39,4062 4,4019 52,1653 6077,8018

2 :Plastik LDPE 100 3,9390 38,9924 4,6144 52,4541 6140,3185


(70:30) 150 3,6861 38,7242 4,7574 52,8322 6185,6744

Putri Robiihah Waluyo (121140125)


Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 26
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

Tabel 4.2 Hasil Analisa Bahan Suhu 500C

Pengujian
Kuat
Kadar Kadar Kadar Nilai
No Bahan Tekan Kadar
Volatille Abu Karbon Kalor
(kg/cm2) Air (%)
(%) (%) (%) (kal/gr)

Briket Arang 50 5,5968 23,3677 6,1593 64,8763 5904,9918


1 :Plastik LDPE 100 5,4345 23,0860 6,3513 65,1282 5956,4668
(90:10) 150 4,9639 22,7106 6,5228 65,8027 5997,3119

Briket Arang 50 4,9433 35,6127 4,8685 54,5755 6355,4577

2 :Plastik LDPE 100 4,7775 35,2398 4,9951 54,9876 6418,4079


(70:30) 150 4,6213 34,6600 5,1147 55,6040 6473,8300

Dari Tabel 4.1. dan 4.2., terlihat bahwa nilai kalor yang paling tinggi
ditunjukkan pada sampel briket arang dengan suhu 500C di berbagai komposisi
bahan baku. Dapat pula dilihat bahwa briket arang paling baik dihasilkan dari briket
arang dengan suhu 500C dengan komposisi Arang tongkol jagung:Plastik LDPE
(70:30) dengan kuat tekan 150 kg/cm2 .

Putri Robiihah Waluyo (121140125)


Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 27
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

Untuk membandingkan hasil analisis briket dengan variasi kuat tekan dan suhu
pirolisis maka dibuat grafik sebagai berikut :
6300
6200
Nilai Kalor (Kal/gram)

6100
6000
5900
90:10
5800
70:30
5700
5600
5500
0 50 100 150 200
Kuat Tekan (kg/cm2)

Gambar 4.1 Grafik hubungan antara kuat tekan dengan nilai kalori dalam suhu 400C
6600
6500
Nilai Kalor (Kal/gram)

6400
6300
6200
90:10
6100
70:30
6000
5900
5800
0 50 100 150 200
Kuat Tekan (kg/cm2)

Gambar 4.2 Grafik hubungan antara kuat tekan dengan nilai kalori dalam suhu 500C

Dari gambar 4.1 dan 4.2 dapat dibandingkan bahwa pada suhu 500C dengan
komposisi bahan baku 70:30 (arang tongkol jagung:plastik LDPE) memiliki nilai kalor
terbaik. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu pirolisis dari tongkol
jagung yang digunakan maka semakin tinggi pula nilai kalor briket. Hal ini dikarenakan
Putri Robiihah Waluyo (121140125)
Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 28
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

seiring dengan meningkatnya suhu pirolisis maka semakin banyak karbon yang terbentuk
dari pembakaran tak sempurna senyawa-senyawa organik yang terkandung dalam
tongkol jagung, seperti hemiselulosa, selulosa, dan lignin yang merupakan senyawa
utama penyusun suatu biomassa. Semakin banyak kandungan karbon dalam briket, maka
semakin besar pula energi yang akan dilepaskan ketika briket tersebut terbakar. Besarnya
energi panas yang dilepaskan inilah yang disebut nilai kalor.

Komposisi bahan baku briket dengan rasio perbandingan plastik LDPE yang lebih
banyak akan menghasilkan nilai kalor briket yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan nilai
kalor limbah plastik LDPE lebih besar daripada nilai kalor yang dimiliki tongkol jagung
yaitu sebesar 11.172 kalori/gram. Selain itu terlihat bahwa semakin besar kuat tekan
cetak maka nilai kalor briket yang dihasilkan semakin tingi. Hal ini disebabkan karena
ukuran partikel akan semakin kecil dan kerapatan massa semakin meningkat sehingga
terjadi perpindahan panas secara konduksi dan panas akan mudah merambat dari partikel
satu ke partikel lainnya sehingga waktu penyalaannya lama.

4.2. Pengaruh Kuat Tekan dengan Kadar Air

Kadar air sangat mempengaruhi kualitas briket arang yang dihasilkan. Semakin
rendah kadar air maka nilai kalor akan semakin tinggi dan sebaliknya semakin tinggi
kadar air maka nilai kalor akan semakin rendah. Penentuan kadar air dilakukan untuk
mengetahui sifat higroskopis briket yaitu sifat dari briket tongkol jagung dan plastik
LDPE untuk menyerap molekul air dari lingkungannya.

Kadar air yang diperoleh dari analisa untuk kualitas briket terbaik adalah sebesar
4,6213%. Nilai kadar air sebesar ini telah sesuai dengan Standar Nasional Indonesia
(SNI) dimana kadar air briket arang menurut SNI (SNI 01-6235-2000) yaitu maksimal
8%.

Kadar air briket dipengaruhi oleh metode pengujian yang digunakan, jenis bahan baku
dan kuat penekanan. Pada umumnya kadar air yang tinggi akan menurunkan nilai kalor
dan laju pembakaran karena panas yang diberikan digunakan terlebih dahulu untuk
menguapkan air yang terdapat di dalam briket. Briket yang mengandung kadar air yang

Putri Robiihah Waluyo (121140125)


Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 29
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

tinggi akan mudah hancur serta mudah berjamur. Untuk membandingkan hasil analisis
briket dengan variasi kuat tekan dan suhu pirolisis maka dibuat grafik sebagai berikut :

5
4.95
4.9
Kadar Air (%)

4.85
4.8
4.75 Kadar Air ( % )

4.7
4.65
4.6
0 50 100 150 200
Kuat Tekan (kg/cm2)

Gambar 4.3 Grafik Hubungan antara Kuat tekan dengan Kadar Air

Dari gambar 4.3 terlihat bahwa semakin tinggi kuat tekan maka kadar air yang
diperoleh semakin rendah. Hal ini disebabkan karena air yang keluar semakin banyak
ketika dicetak dengan kuat tekan yang lebih besar dimana kadar air yang terkandung
dalam briket jauh lebih kecil sehingga jumlah karbon yang ikut menguap bersama air
jumlahnya sedikit.

4.3. Pengaruh Kuat Tekan dengan Kadar Volatille (%)

Kadar zat yang hilang setelah dipanasi selama 15 menit pada suhu 920C - 950C
adalah zat yang dapat menguap sebagai hasil dekomposisi senyawa-senyawa yang masih
terdapat di dalam briket selain kadar air, karbon terikat dan abu. Kadar zat yang hilang
pada suhu 920C - 950C yang diperoleh pada analisa briket terbaik adalah sebesar
34,66%. Hasil kadar ini masih belum memenuhi standar SNI dimana kadar zat yang
hilang pada suhu 950C menurut SNI yaitu maksimal 15%. Kadar zat yang hilang pada
suhu 920C - 950C yang diperoleh pada penelitian ini semakin menurun seiring dengan
meningkatnya kuat tekan seperti ditunjukkan oleh gambar 4.4. Hal ini disebabkan karena
pori-pori yang terbentuk di dalam briket akan semakin rapat sehingga zat volatille yang
Putri Robiihah Waluyo (121140125)
Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 30
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

menguap ketika briket dibakar akan semakin sedikit. Selain itu semakin tinggi kuat tekan
pencetakan akan membuat sebagian perekat (campuran kanji dan air) ikut keluar
sehingga zat yang menguap semakin sedikit.

35.8

35.6
Kadar Volatile ( % )

35.4

35.2
Kadar Volatile ( % )
35

34.8

34.6
0 50 100 150 200
Kuat Tekan (kg/cm2)

Gambar 4.4 Grafik hubungan antara Kuat Tekan dan Kadar Volatile

4.4. Pengaruh Kuat Tekan dengan Kadar Abu (%)

Penentuan kadar abu dimaksudkan untuk mengetahui bagian yang tidak terbakar
dimana di bagian itu sudah tidak memiliki unsur karbon lagi setelah briket dibakar.
Kadar abu sebanding dengan kandungan bahan anorganik yang terdapat di dalam briket.
Kadar abu yang dihasilkan dari analisa untuk briket terbaik yaitu sebesar 5,1147%. Hasil
yang diperoleh ini sesuai dengan SNI yaitu kadar abu briket maksimal 8%. Untuk
membandingkan hasil analisis briket dengan variasi kuat tekan dan suhu pirolisis maka
dibuat grafik sebagai berikut :

Putri Robiihah Waluyo (121140125)


Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 31
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

5.15

5.1
Kadar Abu ( % )

5.05

5
Kadar Abu ( % )
4.95

4.9

4.85
0 50 100 150 200
Kuat Tekan (kg/cm2)

Gambar 4.5 Grafik Hubungan antara Kuat Tekan adan Kadar Abu

Dari gambar 4.5 terlihat bahwa kadar abu semakin meningkat dengan meningkatnya
kuat tekan. Hal ini disebabkan karena dengan semakin meningkatnya kuat tekan, zat
volatille yang menguap akan semakin sedikit sehingga abu yang dihasilkan akan
semakin banyak. Dengan sedikit zat volatille yang menguap menyebabkan bagian yang
terbakar semakin besar sehingga kadar abu semakin tinggi. Pada pembuatan briket
diharapkan briket yang dihasilkan memiliki kandungan abu yang serendah mungkin.

4.5. Pengaruh Kuat Tekan dengan Kadar Karbon Terikat (%)

Kadar karbon terikat atau fixed carbon menunjukkan banyaknya kandungan unsur
karbon yang ada dalam briket dan memiliki pengaruh terhadap zat menguap dan suhu
karbonisasi. Semakin tinggi kadar fixed carbon maka semakin rendah kadar zat menguap
(Sudiyani, dkk, 1999). Sedangkan terhadap suhu karbonisasi, semakin tinggi suhu
karbonisasi menyebabkan menurunnya persentase kadar volatile matter dan menaikkan
persentase kadar fixed carbon (Azhar dkk, 2009). Karbon terikat atau fixed carbon
merupakan unsur karbon dalam fase padat (solid) yang tersisa dan terikat dalam bahan.
Kandungan fixed carbon dalam briket karbonisasi lebih tinggi dibandingkan briket non
karbonisasi. Hal ini dikarenakan pada proses karbonisasi, pembakaran tak sempurna
senyawa-senyawa karbon yang terdapat dalam bahan akan membentuk unsur karbon
Putri Robiihah Waluyo (121140125)
Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 32
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

sehingga kadar fixed carbon dalam bahan juga meningkat. Kadar karbon yang dihasilkan
dari analisa untuk briket terbaik yaitu sebesar 55,6040 %.

55.8

55.6
Kadar Karbon Terikat ( % )

55.4

55.2

55 Kadar Karbon Terikat (


%)
54.8

54.6

54.4
0 50 100 150 200
Kuat Tekan (kg/cm2)

Gambar 4.6 Grafik Hubungan antara Kuat Tekan dan Kadar Karbon Terikat

Dari gambar 4.6 terlihat bahwa kadar karbon terikat semakin meningkat dengan
meningkatnya kuat tekan. Hal ini disebabkan karena semakin meningkatnya kuat tekan,
akan semakin meningkatkan pembakaran tak sempurna dari senyawa-senyawa karbon
yang terdapat dalam bahan untuk membentuk unsur karbon sehingga kadar fixed carbon
dalam bahan juga meningkat.

4.6. Pengaruh Kuat Tekan dengan Nilai Kalor (%)

Nilai kalor merupakan suatu nilai yang menunjukkan jumlah panas atau kalor yang
terkandung dalam suatu bahan dan akan dilepaskan ketika bahan tersebut dibakar; yang
dinyatakan dalam satuan energi panas tiap satuan massa. Nilai kalor merupakan salah
satu parameter utama yang menentukan kualitas suatu briket. Semakin tinggi nilai kalor
maka semakin baik kualitas briket tersebut. Dalam penelitian ini, nilai kalor yang
dihasilkan dari analisa untuk briket terbaik yaitu sebesar 6473,8300 kalori/gram.

Putri Robiihah Waluyo (121140125)


Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 33
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

6480

6460
Nilai Kalori ( Kalori/gram )

6440

6420

6400 Nilai Kalori (


Kalori/gram )
6380

6360

6340
0 50 100 150 200
Kuat Tekan (kg/cm2)

Gambar 4.7 Grafik Hubungan antara Kuat Tekan dan Nilai Kalori

Pada gambar di atas, terlihat bahwa semakin tinggi kuat tekan, semakin tinggi pula
nilai kalor briket. Hal ini disebabkan karena dengan semakin meningkatnya kuat tekan,
kadar air dalam briket akan semakin berkurang, sehingga mengakibatkan jumlah panas
yang dilepaskan ketika briket tersebut dibakar akan semakin meningkat yang ditunjukkan
dengan nilai kalor briket yang semakin meningkat.

4.3 Analisa Hasil

Setelah dilakukan penelitian dengan berbagai variasi maka didapat hasil briket yang
terbaik berdasarkan nilai kalor paling tinggi yaitu pada briket dengan komposisi
perbandingan tongkol jagung dan plastik LDPE 70:30 dengan suhu 500oC dan kuat tekan
sebesar 150 kg/cm2 dengan nilai kalor sebesar 6473,8300 kalori/gram. Dari hasil
penelitian, briket dengan nilai kalor terbaik kemudian disesuaikan dengan beberapa
standar briket seperti tabel berikut:

Putri Robiihah Waluyo (121140125)


Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 34
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Briket Terbaik dengan Standar Briket

PERMEN
Sifat SNI Amerika Hasil
No.47 Jepang Inggris
Briket No.1/6235/2000 Serikat Penelitian
Th.2006
Kadar
15 8 6-8 3-4 6 4,6213
Air (%)
Volatille Sesuai
Matter bahan 15 15-30 16,4 19-28 34,6600
(%) baku
Kadar
10 8 5-7 8-10 16 5,1147
Abu (%)
Fixed Sesuai
Carbon bahan 77 60-80 75 60 55,6040
(%) baku
Nilai
5000- 4000-
Kalor 4400 5000 5870 6473,8300
6000 6500
(kal/gr)

Dari tabel 4.3 di atas, dapat diketahui kelebihan dan kekurangan dari hasil analisa
briket terbaik berdasarkan nilai kalor tertinggi:

Kelebihan dari hasil analisa briket terbaik ini adalah sifat atau karakteristik hasil
briket untuk kadar air, kadar abu, kadar karbon terikat, dan nilai kalor telah memenuhi
seluruh kriteria kualitas stanndar briket.

Dengan nilai kadar air yang rendah, 4,6213 %, kualitas briket tersebut akan semakin
baik dan kering. Hal ini dikarenakan jika dalam briket mengandung sedikit air, air akan
menggunakan sedikit kalor yang dihasilkan briket ketika terbakar untuk berubah fase
menjadi gas (menguap) sehingga nilai kalor briket tinggi serta lebih mudah dalam

Putri Robiihah Waluyo (121140125)


Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 35
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

penyalaan karena sedikitnya energi awal yang dibutuhkan untuk membakar briket
tersebut.

Dengan nilai kadar abu yang rendah, 5,1147%, kualitas briket tersebut akan semakin
baik. Hal ini dikarenakan kadar abu dalam suatu briket mewakili banyaknya mineral
yang tidak ikut terbakar ketika proses pembakaran berlangsung. Sehingga jika banyak
mengandung mineral tersisa sebagai pengotor akan berpotensi menimbulkan kerak
(scale) dan menyebabkan korosi sehingga mempengaruhi tingkat pengotoran dan korosi
peralatan yang dipakai.

Nilai kadar karbon terikat (fixed carbon) yang diperoleh dalam penelitian ini sebesar
55,6040% yang mengindikasikan kualitas briket tersebut cukup baik. Kadar karbon
terikat dalam suatu briket, berkaitan erat dengan nilai kalor yang dihasilkan, dimana
semakin besar kadar karbon terikat maka semakin besar energi panas yang dilepaskan
saat bahan bakar briket tersebut dibakar sehingga semakin tinggi pula nilai kalor briket
tersebut.

Nilai kalor yang dihasilkan dalam penelitian ini cukup besar, yaitu sebesar 6473,8300
kalori/gram. Nilai kalor merupakan nilai yang menunjukkan jumlah panas atau kalor yang
terkandung dalam suatu bahan dan akan dilepaskan ketika bahan tersebut dibakar; yang
dinyatakan dalam satuan energi panas tiap satuan massa. Sehingga dengan nilai kalor
yang semakin tinggi akan membuat kualitas briket tersebut semakin baik.

Kekurangan dari hasil analisa briket terbaik ini adalah sifat atau karakteristik hasil
briket untuk kadar volatille matter belum memenuhi kualitas standar briket, dimana nilai
kadar volatille matter masih terlalu tinggi yaitu sebesar 34,6600%.

Semakin tinggi nilai volatille matter, maka waktu penyalaan akan semakin lama dan
waktu pembakaran semakin cepat (Sulistyanto, A, 2000). Hal ini disebabkan karena
banyaknya penambahan plastik LDPE pada komposisi campuran briket terbaik, akan
membuat kadar volatille matter menjadi semakin tinggi. Nilai kadar volatille matter pada
plastik LDPE juga sangat tinggi sehingga menyebabkan plastik cepat penyalaannya,
tinggi kecepatan terbakarnya, dan banyak zat-zat yang menguap.

Putri Robiihah Waluyo (121140125)


Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 36
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V. 1. Kesimpulan
1. Dari variabel dalam pembuatan briket didapatan hasil yang terbaik yaitu komposisi
campuran tongkol jagung dan plastik LDPE sebesar 70:30, dengan suhu pirolisis
500oC, dan kuat tekan 150 kg/cm2.
2. Nilai kalor briket dipengaruhi oleh nilai kalor masing-masing bahan dalam campuran
dan kadar air yang terkandung dalam briket, semakin banyak kuat tekan maka
semakin kecil kadar airnya sehingga nilai kalornya meningkat.
3. Nilai kalor briket dipengaruhi oleh suhu pirolisis, semakin tinggi suhu pirolisis maka
semakin tinggi nilai kalor briket tersebut.
4. Analisa hasil briket terbaik didapatkan hasil nilai kalor 6473,8300 kal/gram, kadar air
4,6213%, kadar volatile 34,6600 %, kadar abu 5,1147%, dan karbon terikat
55,6040%.
V. 2. Saran
1. Perlu dilakukan pengganti bahan perekat selain tepung kanji supaya lebih kuat.
2. Perlu dilakukan penggantian bahan baku briket dengan kandungan selulosa yang
lebih banyak.

Putri Robiihah Waluyo (121140125)


Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 37
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

LAMPIRAN PERHITUNGAN

1. Kadar Air
Pengujian dilakukan dengan prosedur American Society For Testing an Material
(ASTM) D-3173 sebagai briket:
Sampel briket sebanyak 2 gram (a) dikeringkan dalam oven dengan suhu 102C -
105C selama 2 jam dan ditimbang didapat berat (b). Kadar air dihitung dengan
rumus:

Kadar Air (%) = 100%

Keterangan:
a = berat sampel awal (gram)
b = berat bahan setelah dipanas selama 2 jam pada suhu 102C - 105C (gram)
Contoh Perhitungan:
Komposisi Tongkol Jagung : Plastik LDPE = 90:10
Suhu = 400C
Kuat Tekan = 50 kg/cm2
a = 2,0043 gram
b = 1,9064 gram
maka didapat:
(2,00431,9064)
Kadar Air (%) = 100%
2,0043

= 4,8845 %

Analog dengan cara yang sama seperti di atas didapat data lainnya yang ditampilkan
pada Tabel 1.

Putri Robiihah Waluyo (121140125)


Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 38
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

Tabel 1. Nilai Kadar Air Briket Tongkol Jagung dan Plastik LDPE

NO KODE BAHAN A B C D

Tongkol Jagung 90 2,0043 1,9064 0,0979 4,8845


Plastik 10 2,0056 1,9108 0,0948 4,7268
1
Karbonisasi 400C 2,0088 1,9098 0,0990 4,9283
Kanji 10 %, P 50 kg/cm
Tongkol Jagung 90 2,0062 1,9128 0,0934 4,6556
Plastik 10 2,0083 1,9151 0,0932 4,6407
2
Karbonisasi 400C 2,0090 1,9175 0,0915 4,5545
Kanji 10 %, P 100 kg/cm
Tongkol Jagung 90 2,0016 1,9145 0,0871 4,3515
Plastik 10 2,0054 1,9163 0,0891 4,4430
3
Karbonisasi 400C 2,0065 1,9178 0,0887 4,4206
Kanji 10 %, P 150 kg/cm
Tongkol Jagung 70 2,0091 1,9274 0,0817 4,0665
Plastik 30 2,0053 1,9261 0,0792 3,9495
4
Karbonisasi 400C 2,0103 1,9286 0,0817 4,0641
Kanji 10 %, P 50 kg/cm
Tongkol Jagung 70 2,0063 1,9286 0,0777 3,8728
Plastik 30 2,0076 1,9277 0,0799 3,9799
5
Karbonisasi 400C 2,0129 1,9331 0,0798 3,9644
Kanji 10 %, P 100 kg/cm
Tongkol Jagung 70 2,0131 1,9372 0,0759 3,7703
Plastik 30 2,0095 1,9368 0,0727 3,6178
6
Karbonisasi 400C 2,0080 1,9343 0,0737 3,6703
Kanji 10 %, P 150 kg/cm
Tongkol Jagung 90 2,0077 1,8951 0,1126 5,6084
Plastik 10 2,0086 1,8969 0,1117 5,5611
7
Karbonisasi 500C 2,0104 1,8974 0,1130 5,6208
Kanji 10 %, P 50 kg/cm
Tongkol Jagung 90 2,0115 1,8997 0,1118 5,5580
Plastik 10 2,0094 1,9008 0,1086 5,4046
8
Karbonisasi 500C 2,0109 1,9035 0,1074 5,3409
Kanji 10 %, P 100 kg/cm
Tongkol Jagung 90 2,0043 1,9043 0,1000 4,9893
9
Plastik 10 2,0011 1,9034 0,0977 4,8823

Putri Robiihah Waluyo (121140125)


Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 39
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

Karbonisasi 500C 2,0059 1,9052 0,1007 5,0202


Kanji 10 %, P 150 kg/cm
Tongkol Jagung 70 2,0035 1,9016 0,1019 5,0861
Plastik 30 2,0009 1,9033 0,0976 4,8778
10
Karbonisasi 500C 2,0016 1,9042 0,0974 4,8661
Kanji 10 %, P 50 kg/cm
Tongkol Jagung 70 2,0037 1,9084 0,0953 4,7562
Plastik 30 2,0074 1,9108 0,0966 4,8122
11
Karbonisasi 500C 2,0088 1,9131 0,0957 4,7640
Kanji 10 %, P 100 kg/cm
Tongkol Jagung 70 2,0049 1,9127 0,0922 4,5987
Plastik 30 2,0093 1,9152 0,0941 4,6832
12
Karbonisasi 500C 2,0057 1,9138 0,0919 4,5819
Kanji 10 %, P 150 kg/cm

Keterangan:
A = Berat awal Bahan (gram)
B = Berat bahan setelah dipanaskan selama 2 jam pada suhu 102C - 105C (gram)
C = Berat Air yang hilang (gram)
D = Prosentasi kadar air (%)

2. Kadar Zat Mudah Menguap (Volatille Matter)


Sampel berat bahan sebanyak 1,9064 gram (b) hasil dari berat bahan setelah
dipanas selama 2 jam pada suhu 102C - 105C tadi, dipanaskan dalam furnace pada
suhu 920-950C selama 15 menit. Setelah suhu tercapai, sampel didiamkan terlebih
dahulu di dalam furnace, baru kemudian ditimbang sebagai berat (e). Setelah itu
didapat berat (f) sebagai berat zat volatille yang hilang. Perhitungan kadar volatille
matter menggunakan prosedur ISO 562.

( )
Kadar (%) = = x 100%
a a
Contoh Perhitungan:
Komposisi Tongkol Jagung : Plastik LDPE = 90:10
Suhu = 400C
Kuat Tekan = 50 kg/cm2

Putri Robiihah Waluyo (121140125)


Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 40
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

a = 2,0043 gram
b = 1,9064 gram
e = 1,2808 gram
f = 0,6256 gram
(1,90641,2808) (0,6256)
Kadar (%) = = x 100% = 31,2129 %
1,9064 gr 2,0043 gr

Analog dengan cara yang sama seperti di atas didapat data lainnya yang ditampilkan
pada Tabel 2.

Tabel 2. Nilai Kadar Volatille Matter Briket Tongkol Jagung dan Plastik LDPE

NO BAHAN A B E F G

Tongkol Jagung 90 2,0043 1,9064 1,2808 0,6256 31,21289


Plastik 10 2,0056 1,9108 1,2812 0,6296 31,3921
1
Karbonisasi 400C 2,0088 1,9098 1,2776 0,6322 31,47153
Kanji 10 %, P 50 kg/cm
Tongkol Jagung 90 2,0062 1,9128 1,2943 0,6185 30,82943
Plastik 10 2,0083 1,9151 1,2964 0,6187 30,80715
2
Karbonisasi 400C 2,0090 1,9175 1,2957 0,6218 30,95072
Kanji 10 %, P 100 kg/cm
Tongkol Jagung 90 2,0016 1,9145 1,3067 0,6078 30,36571
Plastik 10 2,0054 1,9163 1,3035 0,6128 30,55749
3
Karbonisasi 400C 2,0065 1,9178 1,3051 0,6127 30,53576
Kanji 10 %, P 150 kg/cm
Tongkol Jagung 70 2,0091 1,9274 1,1358 0,7916 39,40073
Plastik 30 2,0053 1,9261 1,1348 0,7913 39,46043
4
Karbonisasi 400C 2,0103 1,9286 1,1374 0,7912 39,35731
Kanji 10 %, P 50 kg/cm
Tongkol Jagung 70 2,0063 1,9286 1,1457 0,7829 39,02208
Plastik 30 2,0076 1,9277 1,1472 0,7805 38,87727
Karbonisasi 400C 2,0129 1,9331 1,1465 0,7866 39,07795
5 Kanji 10 %, P 100 kg/cm

Tongkol Jagung 70 2,0131 1,9372 1,1593 0,7779 38,6419


Plastik 30 2,0095 1,9368 1,1579 0,7789 38,76089
6
Karbonisasi 400C 2,0080 1,9343 1,1558 0,7785 38,76992
Kanji 10 %, P 150 kg/cm

Putri Robiihah Waluyo (121140125)


Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 41
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

Tongkol Jagung 90 2,0077 1,8951 1,4251 0,47 23,40987


Plastik 10 2,0086 1,8969 1,4292 0,4677 23,28488
7
Karbonisasi 500C 2,0104 1,8974 1,4268 0,4706 23,40828
Kanji 10 %, P 50 kg/cm
Tongkol Jagung 90 2,0115 1,8997 1,4359 0,4638 23,05742
Plastik 10 2,0094 1,9008 1,437 0,4638 23,08152
8
Karbonisasi 500C 2,0109 1,9035 1,4386 0,4649 23,119
Kanji 10 %, P 100 kg/cm
Tongkol Jagung 90 2,0043 1,9043 1,4491 0,4552 22,71117
Plastik 10 2,0011 1,9034 1,4485 0,4549 22,7325
9
Karbonisasi 500C 2,0059 1,9052 1,4501 0,4551 22,68807
Kanji 10 %, P 150 kg/cm
Tongkol Jagung 70 2,0035 1,9016 1,1891 0,7125 35,56277
Plastik 30 2,0009 1,9033 1,1897 0,7136 35,66395
10
Karbonisasi 500C 2,0016 1,9042 1,1914 0,7128 35,61151
Kanji 10 %, P 50 kg/cm
Tongkol Jagung 70 2,0037 1,9084 1,2011 0,7073 35,2997
Plastik 30 2,0074 1,9108 1,2043 0,7065 35,19478
11
Karbonisasi 500C 2,0088 1,9131 1,2055 0,7076 35,22501
Kanji 10 %, P 100 kg/cm
Tongkol Jagung 70 2,0049 1,9127 1,2163 0,6964 34,7349
Plastik 30 2,0093 1,9152 1,2181 0,6971 34,69367
12
Karbonisasi 500C 2,0057 1,9138 1,2208 0,693 34,55153
Kanji 10 %, P 150 kg/cm

Keterangan:
A = Berat awal Bahan (gram)
B = Berat bahan setelah dipanaskan selama 2 jam pada suhu 102C - 105C (gram)
E = Berat bahan setelah dipanasi selama 15 menit pada suhu 920C - 950C (gram)
F = Berat zat volatille yang hilang (gram)
G = Kadar Volatille Matter (%)

3. Kadar Abu
Pengujian dilakukan dengan prosedur ASTM D-3174 sebagai berikut:
Sampel Berat bahan setelah dipanasi di dalam oven selama 2,5 jam pada suhu 720C-
750C (h). Kadar abu dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Putri Robiihah Waluyo (121140125)


Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 42
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

h
Kadar abu (%) = x 100%
a
Contoh Perhitungan:
Komposisi Tongkol Jagung : Plastik LDPE = 90:10
Suhu = 400C
Kuat Tekan = 50 kg/cm2
h = 0,1138 gram
a = 2,0043 gram
0,1138 gr
Kadar abu (%) = 2,0043 gr x 100% = 5,6778 %

Analog dengan cara yang sama seperti di atas didapat data lainnya yang ditampilkan
pada Tabel 3.

Tabel 3. Nilai Kadar Abu Briket Tongkol Jagung dan Plastik LDPE

NO BAHAN A H I

Tongkol Jagung 90 2,0043 0,1138 5,677793


Plastik 10 2,0056 0,1153 5,748903
1
Karbonisasi 400C 2,0088 0,1127 5,610315
Kanji 10 %, P 50 kg/cm
Tongkol Jagung 90 2,0062 0,118 5,881767
Plastik 10 2,0083 0,1172 5,835782
2
Karbonisasi 400C 2,0090 0,1165 5,798905
Kanji 10 %, P 100 kg/cm
Tongkol Jagung 90 2,0016 0,1192 5,955236
Plastik 10 2,0054 0,1189 5,928992
3
Karbonisasi 400C 2,0065 0,1182 5,890855
Kanji 10 %, P 150 kg/cm
Tongkol Jagung 70 2,0091 0,0891 4,434822
Plastik 30 2,0053 0,0875 4,363437
4
Karbonisasi 400C 2,0103 0,0886 4,407302
Kanji 10 %, P 50 kg/cm
Tongkol Jagung 70 2,0063 0,0936 4,665304
Plastik 30 2,0076 0,0925 4,607492
5 Karbonisasi 400C 2,0129 0,092 4,57052
Kanji 10 %, P 100 kg/cm

Putri Robiihah Waluyo (121140125)


Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 43
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

Tongkol Jagung 70 2,0131 0,0946 4,69922


Plastik 30 2,0095 0,0964 4,797213
6 Karbonisasi 400C 2,0080 0,0959 4,775896
Kanji 10 %, P 150 kg/cm
Tongkol Jagung 90 2,0077 0,1226 6,10649
Plastik 10 2,0086 0,1249 6,218261
7
Karbonisasi 500C 2,0104 0,1237 6,153004
Kanji 10 %, P 50 kg/cm
Tongkol Jagung 90 2,0115 0,1289 6,408153
Plastik 10 2,0094 0,1278 6,360107
8
Karbonisasi 500C 2,0109 0,1264 6,285743
Kanji 10 %, P 100 kg/cm
Tongkol Jagung 90 2,0043 0,1308 6,525969
Plastik 10 2,0011 0,1315 6,571386
9
Karbonisasi 500C 2,0059 0,1298 6,470911
Kanji 10 %, P 150 kg/cm
Tongkol Jagung 70 2,0035 0,0975 4,866484
Plastik 30 2,0009 0,0968 4,837823
10
Karbonisasi 500C 2,0016 0,0981 4,901079
Kanji 10 %, P 50 kg/cm
Tongkol Jagung 70 2,0037 0,1006 5,020712
Plastik 30 2,0074 0,0989 4,926771
11
Karbonisasi 500C 2,0088 0,1012 5,037834
Kanji 10 %, P 100 kg/cm
Tongkol Jagung 70 2,0049 0,1026 5,117462
Plastik 30 2,0093 0,1039 5,170955
12
Karbonisasi 500C 2,0057 0,1014 5,055592
Kanji 10 %, P 150 kg/cm

Keterangan:

A = Berat awal Bahan (gram)


H = Berat bahan setelah dipanasi selama 2,5 jam pada suhu 720C-750C (gram)
I = Kadar abu (%)

4. Kadar Karbon Terikat

Putri Robiihah Waluyo (121140125)


Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 44
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

Kadar karbon terikat adalah fraksi karbon dalam briket selain fraksi air, zat menguap,
dan abu. Kadar karbon terikat dihitung dengan menggunakan metode ASTM D5142-
02 dengan persamaan:
Kadar karbon terikat (%) = 100% d g i
Dimana:
d = Kadar Air (%)
g = Kadar Volatille Matter (%)
i = Kadar Abu (%)
Contoh Perhitungan:
Komposisi Tongkol Jagung : Plastik LDPE = 90:10
Suhu = 400C
Kuat Tekan = 50 kg/cm2
d = 4,8845 %
g = 31,2129 %
i = 5,6778 %
Kadar karbon terikat (%) = 100% 4,8845 % 31,2129 % 5,6778 %
= 58,2248 %
Analog dengan cara yang sama seperti di atas didapat data lainnya yang ditampilkan
pada Tabel 4.

Tabel 4. Nilai Kadar Karbon Terikat Briket Tongkol Jagung dan Plastik LDPE

NO BAHAN D G I J
Tongkol Jagung 90 4,884498 31,21289 5,677793 58,22482
Plastik 10 4,726765 31,3921 5,748903 58,13223
1
Karbonisasi 400C 4,928315 31,47153 5,610315 57,98984
Kanji 10 %, P 50 kg/cm
Tongkol Jagung 90 4,655568 30,82943 5,881767 58,63324
Plastik 10 4,640741 30,80715 5,835782 58,71633
2 Karbonisasi 400C 4,554505 30,95072 5,798905 58,69587
Kanji 10 %, P 100 kg/cm

3 Tongkol Jagung 90 4,351519 30,36571 5,955236 59,32754

Putri Robiihah Waluyo (121140125)


Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 45
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

Plastik 10 4,443004 30,55749 5,928992 59,07051


Karbonisasi 400C 4,420633 30,53576 5,890855 59,15275
Kanji 10 %, P 150 kg/cm
Tongkol Jagung 70 4,066497 39,40073 4,434822 52,09795
Plastik 30 3,949534 39,46043 4,363437 52,2266
4
Karbonisasi 400C 4,06407 39,35731 4,407302 52,17132
Kanji 10 %, P 50 kg/cm
Tongkol Jagung 70 3,872801 39,02208 4,665304 52,43981
Plastik 30 3,979876 38,87727 4,607492 52,53537
5
Karbonisasi 400C 3,964429 39,07795 4,57052 52,3871
Kanji 10 %, P 100 kg/cm
Tongkol Jagung 70 3,770305 38,6419 4,69922 52,88858
Plastik 30 3,617815 38,76089 4,797213 52,82409
6
Karbonisasi 400C 3,670319 38,76992 4,775896 52,78386
Kanji 10 %, P 150 kg/cm
Tongkol Jagung 90 5,608408 23,40987 6,10649 64,87523
Plastik 10 5,561087 23,28488 6,218261 64,93578
7
Karbonisasi 500C 5,620772 23,40828 6,153004 64,81795
Kanji 10 %, P 50 kg/cm
Tongkol Jagung 90 5,558041 23,05742 6,408153 64,97639
Plastik 10 5,404598 23,08152 6,360107 65,15378
8
Karbonisasi 500C 5,340892 23,119 6,285743 65,25436
Kanji 10 %, P 100 kg/cm
Tongkol Jagung 90 4,989273 22,71117 6,525969 65,77359
Plastik 10 4,882315 22,7325 6,571386 65,8138
9
Karbonisasi 500C 5,02019 22,68807 6,470911 65,82083
Kanji 10 %, P 150 kg/cm
Tongkol Jagung 70 5,086099 35,56277 4,866484 54,48465
Plastik 30 4,877805 35,66395 4,837823 54,62042
10
Karbonisasi 500C 4,866107 35,61151 4,901079 54,6213
Kanji 10 %, P 50 kg/cm
Tongkol Jagung 70 4,756201 35,2997 5,020712 54,92339
Plastik 30 4,812195 35,19478 4,926771 55,06625
11
Karbonisasi 500C 4,764038 35,22501 5,037834 54,97312
Kanji 10 %, P 100 kg/cm
Tongkol Jagung 70 4,598733 34,7349 5,117462 55,54891
Plastik 30 4,683223 34,69367 5,170955 55,45215
12
Karbonisasi 500C 4,581941 34,55153 5,055592 55,81094
Kanji 10 %, P 150 kg/cm

Putri Robiihah Waluyo (121140125)


Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 46
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

Keterangan:
D = Kadar Air (%)
G = Kadar Volatille Matter (%)
I = Kadar abu (%)
J = Kadar Karbon Terikat (%)

5. Nilai Kalor
Nilai kalor dianalisa dengan menggunakan alat Bomb Calorimeter.
Berat benang : 0,0418 gram
Berat nikelin : 0,0127 gram
Nilai kalor benang : 4180 kalori/gram
Nilai kalor nikelin : 1400 kalori/gram
Kapasitas kalori benang : 174,7240 kalori
Kapasitas kalori nikelin : 17,7800 kalori
Kapasitas kalori benang + nikelin : 192,5040 kalori
Kapasitas kalori alat (terkalibrasi) : 2565,446 kalori/0C
Untuk sampel pertama:
Komposisi Tongkol Jagung : Plastik LDPE = 90:10
Suhu = 400C
Kuat Tekan = 50 kg/cm2
Berat Sampel = 1,0131 gram
Selisih Suhu = 2,26C

Kapasitas Kalori Total = Kapasitas Kalori Alat x Selisih Suhu

kalori
= 2565,446 x 2,26 = 5797,9080 kalori

Kapasitas Kalori Alat = Kapasitas Kalori Total (Kapasitas Kalori Benang + Nikelin)

= kapasitas kalori total (kapasitas kalori benan + nikelin)

= 5797,9080 kalori 192,5040 kalori

Putri Robiihah Waluyo (121140125)


Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 47
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

= 5532,9227 kalori
kapasitas kalori terkoreksi
Nilai kalori briket =
berat sampel
5678,0493 kalori kalori
= = 5604,6287
1,0131 gram gram

Analog dengan cara yang sama seperti di atas didapat data lainnya yang ditampilkan
pada Tabel 5.

Tabel 5. Nilai Kalor Briket Tongkol Jagung dan Plastik LDPE

NO BAHAN K L M N O P Q

Tongkol Jagung 90 1,0131 26,32 28,58 2,26 5797,91 5605,4 5532,92


Plastik 10 1,0122 26,27 28,52 2,25 5772,25 5579,75 5512,5
1
Karbonisasi 400C 1,0105 26,35 28,62 2,27 5823,56 5631,06 5572,55
Kanji 10 %, P 50 kg/cm
Tongkol Jagung 90 1,0079 26,38 28,66 2,28 5849,22 5656,71 5612,38
Plastik 10 1,0091 26,33 28,6 2,27 5823,56 5631,06 5580,28
2 Karbonisasi 400C 1,0043 26,36 28,64 2,28 5849,22 5656,71 5632,49
Kanji 10 %, P 100
kg/cm
Tongkol Jagung 90 1,0051 26,34 28,64 2,3 5900,53 5708,02 5679,06
Plastik 10 1,0118 26,39 28,68 2,29 5874,87 5682,37 5616,1
3 Karbonisasi 400C 1,0074 26,41 28,72 2,31 5926,18 5733,68 5691,56
Kanji 10 %, P 150
kg/cm
Tongkol Jagung 70 1,0083 26,36 28,81 2,45 6285,34 6092,84 6042,68
Plastik 30 1,0061 26,41 28,87 2,46 6311 6118,49 6081,4
4
Karbonisasi 400C 1,0057 26,43 28,9 2,47 6336,65 6144,15 6109,32
Kanji 10 %, P 50 kg/cm
Tongkol Jagung 70 1,0034 26,39 28,86 2,47 6336,65 6144,15 6123,33
Plastik 30 1,0057 26,29 28,77 2,48 6362,31 6169,8 6134,83
5 Karbonisasi 400C 1,0053 26,37 28,86 2,49 6387,96 6195,46 6162,79
Kanji 10 %, P 100
kg/cm
Tongkol Jagung 70 1,0036 26,32 28,8 2,5 6413,62 6221,11 6198,8
6 Plastik 30 1,0061 26,45 28,96 2,51 6439,27 6246,77 6208,89
Karbonisasi 400C 1,0075 26,42 28,91 2,49 6387,96 6195,46 6149,34

Putri Robiihah Waluyo (121140125)


Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 48
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

Kanji 10 %, P 150
kg/cm
Tongkol Jagung 90 1,0057 26,44 28,85 2,41 6182,72 5990,22 5956,27
Plastik 10 1,0074 26,57 28,97 2,39 6131,42 5938,91 5895,29
7 Karbonisasi 500C 1,0085 26,54 28,93 2,38 6105,76 5913,26 5863,42
Kanji 10 %, P 50 kg/cm

Tongkol Jagung 90 1,0027 26,45 28,86 2,42 6208,38 6015,88 5999,68


Plastik 10 1,0045 26,43 28,82 2,39 6131,42 5938,91 5912,31
8 Karbonisasi 500C 1,0012 26,46 28,86 2,4 6157,07 5964,57 5957,42
Kanji 10 %, P 100
kg/cm
Tongkol Jagung 90 1,0013 26,46 28,88 2,43 6234,03 6041,53 6033,69
Plastik 10 1,0052 26,41 28,83 2,42 6208,38 6015,88 5984,75
9 Karbonisasi 500C 1,0028 26,44 28,85 2,41 6182,72 5990,22 5973,5
Kanji 10 %, P 150
kg/cm
Tongkol Jagung 70 1,0031 26,51 29,08 2,58 6618,85 6426,35 6406,49
Plastik 30 1,0089 26,41 28,97 2,56 6567,54 6375,04 6318,8
10
Karbonisasi 500C 1,0094 26,49 29,06 2,57 6593,2 6400,69 6341,09
Kanji 10 %, P 50 kg/cm
Tongkol Jagung 70 1,0007 26,52 29,1 2,58 6618,85 6426,35 6421,85
Plastik 30 1,0026 26,47 29,04 2,57 6593,2 6400,69 6384,09
11 Karbonisasi 500C 1,0044 26,5 29,09 2,6 6670,16 6477,66 6449,28
Kanji 10 %, P 100
kg/cm
Tongkol Jagung 70 1,0095 26,48 29,09 2,61 6695,81 6503,31 6442,11
Plastik 30 1,0024 26,53 29,13 2,6 6670,16 6477,66 6462,15
12 Karbonisasi 500C 1,0018 26,55 29,14 2,62 6721,47 6528,96 6517,23
Kanji 10 %, P 150
kg/cm

Keterangan:
K = Kadar Air (%)
L = Temperatur awal ( C)
M = Temperatur akhir ( C)
N = Selisih suhu ( C)
O = Kapasitas kalori total (kalori)

Putri Robiihah Waluyo (121140125)


Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 49
Laporan Penelitian
Pembuatan Briket dari Limbah Tongkol Jagung dan Limbah Plastik LDPE

P = Kapasitas kalori terkoreksi ( kalori )


Q = Nilai kalori briket (kalori/gram)

Putri Robiihah Waluyo (121140125)


Fuad Nur Arif Kusuma (121140142) 50

Anda mungkin juga menyukai