Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN HASIL PELATIHAN BUDIDAYA

MAGGOT BSF (BLACK SOLDIER FLY)


Hari, Tanggal : Selasa, 21 Januari 2020
Waktu : 08.00 s.d. selesai
Lokasi : Rumah Dinas PD Kebersihan Banceuy dan Global Organik Farm

Kegiatan pelatihan budidaya maggot BSF dibuka di rumah dinas PD Kebersihan Banceuy oleh Pjs.
Direktur Utama PD Kebersihan Kota Bandung, Gun Gun Saptari Hidayat. Kegiatan dihadiri oleh
perwakilan dari PD Kebersihan Kota Bandung (bidang teknik, bidang P3S, bidang litbang, bidang
kesekretariatan, staff rumah dinas) serta perwakilan dari RW dan kelurahan. Selain itu, hadir juga
narasumber dari PT Global Organik Farm, Iwa Sudarmawan dan Teguh Gunadi Wiriasasmitha. Di
rumah dinas, Pak Gun Gun membuka kegiatan dengan menjelaskan program KANG PISMAN dan
kaitannya dengan budidaya maggot BSF. Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan awal mengenai
maggot BSF oleh Pak Iwa. Kegiatan berlanjut dengan melakukan kunjungan ke tempat budidaya
maggot BSF milik PT Global Organik Farm yang berlokasi di Margasih. Pada kunjungan tersebut, Pak
Teguh memberikan penjelasan singkat mengenai praktik budidaya maggot BSF dan kegiatan apa saja
yang akan dilakukan di hari-hari berikutnya.
Hari, Tanggal : Rabu, 22 Januari 2020
Waktu : 09.00 s.d. selesai
Lokasi : Rumah Dinas PD Kebersihan Banceuy dan Global Organik Farm

Pada hari kedua pelatihan budidaya maggot BSF, Pak Teguh memberikan penjelasan materi
mengenai:
1. perhitungan kebutuhan biopond/reaktor, breeding house, dan dark room;
2. pre-treatment pakan maggot (sampah organik yang terdiri dari sampah sisa makanan, sampah
pasar, dan sebagainya)
3. sampah yang sebaiknya digunakan untuk pakan maggot
4. penggunaan media;
5. manajemen biopond; dsb.

Kemudian Pak Teguh mempersilahkan para peserta untuk mengamati:


1. pencacahan sampah organik sebelum diberikan ke maggot;
2. pemberian pakan maggot;
3. maggot yang ada di biopond;
4. BSF yang ada di breeding house;
5. telur BSF;
6. prepupa BSF; dan
7. pupa BSF.
Hari, Tanggal : Kamis, 23 Januari 2020
Waktu : 09.00 s.d. selesai
Lokasi : Rumah Dinas PD Kebersihan Banceuy dan Global Organik Farm

Pada hari ketiga pelatihan budidaya maggot BSF, Pak Teguh mempersilahkan para peserta melakukan
praktik pemberian pakan maggot BSF.
Praktik pemberian pakan maggot BSF:
1. Mencacah sampah organik terlebih dahulu.
2. Hasil cacahan yang basah dan bau dicampur dengan campuran serbuk
gergaji+jahe+kunyit+sereh.
3. Selain itu, untuk mengurangi bau dapat pula menggunakan cairan ekstrak arang bambu.
4. Kemudian sampah yang sudah dicacah diberikan pada maggot melalui dua cara, yakni:
a. Disebar, untuk media yang kering.
b. Lokal, untuk media yang basah.
5. Sampah buah-buahan yang mengandung kadar air tinggi seperti melon dan semangka, langsung
diberikan pada maggot tanpa dicacah.
Hari, Tanggal : Jum’at, 24 Januari 2020
Waktu : 08.00 s.d. selesai
Lokasi : Rumah Dinas PD Kebersihan Banceuy dan Global Organik Farm

Pada hari keempat pelatihan budidaya maggot BSF, Pak Teguh mempersilahkan para peserta
melakukan praktik manajemen biopond dan panen maggot BSF.
Praktik manajemen biopond:
1.
Hari, Tanggal : Senin, 27 Januari 2020
Waktu : 08.00 s.d. selesai
Lokasi : Rumah Dinas PD Kebersihan Banceuy dan Global Organik Farm

Kegiatan pelatihan budidaya maggot BSF dibuka di rumah dinas PD Kebersihan Banceuy oleh Pjs.
Direktur Utama PD Kebersihan Kota Bandung, Gun Gun Saptari Hidayat. Kegiatan dihadiri oleh
perwakilan dari PD Kebersihan Kota Bandung (bidang teknik, bidang P3S, bidang litbang, bidang
kesekretariatan, staff rumah dinas) serta perwakilan dari RW dan kelurahan. Selain itu, hadir juga
narasumber dari PT Global Organik Farm, Iwa Sudarmawan dan Teguh Gunadi Wiriasasmitha. Di
rumah dinas, Pak Gun Gun membuka kegiatan dengan menjelaskan program KANG PISMAN dan
kaitannya dengan budidaya maggot BSF. Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan awal mengenai
maggot BSF oleh Pak Iwa. Kegiatan berlanjut dengan melakukan kunjungan ke tempat budidaya
maggot BSF milik PT Global Organik Farm yang berlokasi di Margasih. Pada kunjungan tersebut, Pak
Teguh memberikan penjelasan singkat mengenai praktik budidaya maggot BSF dan kegiatan apa saja
yang akan dilakukan di hari-hari berikutnya.
PANDUAN BUDIDAYA MAGGOT BSF
(BLACK SOLDIER FLY)
I. Panduan Menghitung Kebutuhan Biopond/Reaktor
Biopond merupakan kebutuhan utama dalam budidaya maggot yang digunakan sebagai media
pembesaran. Biopond sebaiknya dilengkapi bidang miring yang berfungsi memanen prepupa melalui
self-harvesting system. Kebutuhan jumlah biopond/reaktor/wadah yang digunakan untuk
membudidayakan maggot BSF dihitung dari jumlah timbulan sampah yang dihasilkan, bahan yang
digunakan, dan kapasitas media biopond/reaktor. Secara umum, rumus yang digunakan untuk
menghitung jumlah biopond per hari yakni:
¿
timbulan sampah
Jumlahbiopond =
kapasitas media tumbuh
*Catatan: timbulan sampah organik (sampah sisa makanan dan sampah dapur yang sudah dicacah)
dikurangi faktor penyusutan sebanyak 60%.
Timbulan sampah¿=Timbulan sampah organik−60 %

(Foto biopond dengan bidang miring)

A. Biopond Bahan Plastik (40 cm x 60 cm)


Kapasitas biopond plastik yakni sebanyak 3 kg per biopond plastik dengan jumlah telur yang
dapat disimpan dalam biopond maksimal sebanyak 2,5 gram per biopond plastik.
Contoh Perhitungan:
- Timbulan sampahorganik =100 kg
¿
- Timbulan sampah =Timbulan sampah organik−60 %
¿
- Timbulan sampah =100 kg−60 %=40 kg
¿
timbulan sampah 40 kg
- Jumlahbiopond = = =13,33 ≈ 14 buah
kapasitas media tumbuh 3 kg
- Jumlahbiopond=14 buah ×7=98 buah
*Catatan: agar siklus budidaya maggot terus berjalan setiap minggu, maka jumlah biopond
dikali 7.

B. Biopond Multipleks (60 cm x 120 cm)


Kapasitas biopond multipleks sebanyak 5 kg – 7 kg per biopond multipleks dengan jumlah telur
yang dapat disimpan dalam biopond sebanyak 5 gr – 10 gr per biopond multipleks.
Contoh Perhitungan:
- Timbulan sampahorganik =100 kg
¿
- Timbulan sampah =Timbulan sampah organik−60 %
¿
- Timbulan sampah =100 kg−60 %=40 kg
¿
timbulan sampah 40 kg
- Jumlahbiopond = = =8 buah ×7=56 buah
kapasitas media tumbuh 5 kg
*Catatan: agar siklus budidaya maggot terus berjalan setiap minggu, maka jumlah biopond
dikali 7.
C. Biopond Plesteran (1 m x 2 m)
Kapasitas biopond plesteran sebanyak 15 kg – 20 kg per biopond plesteran dengan jumlah
telur yang dapat disimpan dalam biopond sebanyak 10 gr – 18 gr per biopond plesteran.
Contoh Perhitungan:
- Timbulan sampahorganik =100 kg
¿
- Timbulan sampah =Timbulan sampah organik−60 %
¿
- Timbulan sampah =100 kg−60 %=40 kg
¿
timbulan sampah 40 kg
- Jumlahbiopond = = =2,67 ≈ 3 buah× 7=21buah
kapasitas media tumbuh 15 kg
*Catatan: agar siklus budidaya maggot terus berjalan setiap minggu, maka jumlah biopond
dikali 7.

Dari perhitungan ketiga biopond di atas, apabila jumlah sampah organik mencapai 100 kg per hari,
sebaiknya menggunakan biopond plesteran karena penggunaan biopond lain membutuhkan lahan
yang lebih luas dibanding biopond plesteran.

II. Panduan Penetasan Telur Menjadi Maggot


- Siapkan wadah plastik ukuran 40 cm x 60 cm.
(Foto contoh wadah)
- Siapkan media tumbuh/sampah organik basah sebanyak 1 kg.
(Foto contoh sampah organik basah)
- Siapkan telur yang sudah dipanen.
(Foto contoh telur yg sudah dipanen yang masih di tissue)
- Timbang jumlah telur yang akan dibudidayakan*.
- Sebarkan sampah organik pada wadah plastik.
- Simpan telur diatas wadah**, kemudian simpan wadah telur tersebut di atas sampah organik.
- Biarkan telur menetas sendiri sampai 7 hari.
- Setelah 7 hari, maggot yang telah menetas dipindahkan ke biopond yang sudah terdapat sampah
organik di dalamnya.
- Sampai hari ketiga (umur 10 DOL) setelah maggot dipindahkan ke biopond, sampah organik yang
digunakan sebaiknya sampah buah-buahan atau sampah basah. Setelah itu dilanjutkan dengan
sampah kering atau lembab.

*Jumlah telur disesuaikan dengan biopond yang akan digunakan. Misal, apabila menggunakan
plesteran maka jumlah telur minimal sebanyak 10 gram.
** Dapat menggunakan kantong plastik atau menggunakan pipa yang ditutup paranet hijau.
(Foto telur di atas paranet/plastik)

III. Panduan Mengelola Pakan Maggot


Sampah organik yang akan dijadikan pakan maggot BSF sebaiknya melalui pre-treatment terlebih
dahulu. Pre-treatment yang dilakukan yakni pencacahan sampah organik dengan tujuan memperkecil
ukuran sampah sehingga akan lebih mudah dicerna oleh maggot. Namun tidak semua sampah
organik harus dicacah terlebih dahulu, sampah sisa buah-buahan yang mengandung kadar air tinggi
(seperti semangka, melon, dan sebagainya) dapat langsung diberikan pada maggot.

Catatan:
1. Setelah dicacah, sampah yang kering dapat langsung diberikan pada maggot.
2. Apabila setelah dicacah sampah organik basah, maka dapat ditambahkan campuran serbuk
gergaji ditambah kunyit+jahe+sereh (biasanya dijual di pasar yang sudah diblender) untuk
menurunkan kadar air dan mengurangi potensi bau yang dihasilkan dari sampah basah. Dapat
pula dicampur dengan sampah kerupuk atau sampah roti atau sampah organik kering lainnya
untuk menurunkan kadar air. Untuk mengurangi bau, dapat pula diberi cairan ekstrak arang
bambu.
3. Apabila sampah organik yang masuk melebihi kapasitas, maka perlu dibuat bak penampungan
untuk menampung kelebihan sampah tersebut. Selain itu, sampah pada bak dapat diberi
nitrobacter untuk memfermentasi sampah. Disediakan pula bak kontrol untuk menampung lindi
yang dihasilkan dari sampah di bak penampungan.
(Foto ilustrasi tempat pencacahan + bak penampung + bak kontrol lindi)
4. Pemberian pakan maggot dapat dilakukan dengan dua cara, yakni lokal (untuk media basah) dan
disebar (untuk media kering).
(Foto pemberian pakan, lokal dan disebar)
5. Sampah yang masih memiliki tekstur kasar (tidak seperti bubur) dapat membuat pertumbuhan
maggot lebih cepat.
6. Maggot baru sebaiknya diberi sampah sisa buah-buahan sampai umur 8 hari.
7. Agar makanan cepat habis, setelah diberi pakan dapat ditutup menggunakan trashbag
hitam/karung/media gelap lainnya.

IV. Panduan Manajemen Biopond/Reaktor


Maggot dalam biopond/reaktor harus dikelola dengan baik setiap harinya agar pertumbuhan maggot
dapat berjalan dengan baik. Manajemen biopond/reaktor yang perlu dilakukan antara lain:
1. Setiap pagi, bersihkan residu (sisa-sisa) pakan sebelumnya.
2. Kurangi media/kasgot sebanyak jumlah pakan yang akan dimasukkan ke dalam biopond.
3. Balikkan media minimal 1 hari sekali, maksimal 2 hari sekali.

V. Panduan Memanen Maggot 14 DOL s.d. 17 DOL


Maggot yang sudah berumur 14 hari s.d. 17 hari sudah dapat dipanen dan kemudian dijual untuk
berbagai keperluan. Cara memanen maggot yang berumur 14 s.d. 17 hari yakni:
1. Siapkan saringan dan wadah plastik (ukuran 40 cm x 60 cm).
(Foto saringan dan wadah)
2. Ambil maggot yang ada pada media ke atas saringan hingga rata.
3. Diamkan hingga ± 30 menit, maggot akan turun sendiri ke wadah plasik melewati saringan.
4. Apabila masih terdapat media yang terbawa bersama maggot, jemur maggot di bawah sinar
matahari maksimal selama 15 menit. Maggot akan memisahkan diri secara otomatis dari media.
Kemudian maggot siap dipanen.
5. Sebelum dijual, maggot terlebih dahulu dicuci sebentar menggunakan air bersih.

VI. Panduan Memanen Prepupa


Maggot yang sudah berumur 14 hari umumnya akan menjadi prepupa. Prepupa tersebut dipanen
untuk dibudidayakan menjadi BSF dewasa. Catatan:
1. Prepupa dapat dipanen secara otomatis melalui self-harvesting system. Prepupa umumnya
sudah kenyang oleh makanan sehingga cenderung menjauhi media tumbuh dan menyukai
tempat yang lebih kering.
2. Untuk memisahkan prepupa dari media dapat dilakukan dengan bantuan semprotan air. Air
disemprotkan ke media, kemudian media akan menjadi lembab/basah, lalu prepupa dengan
sendirinya akan memanjat bidang miring memisahkan diri.
(Foto prepupa memanjat bidang miring dan foto prepupa di pinggir bidang miring)
3. Setelah prepupa terpisah dari media, prepupa kemudian dipindahkan ke wadah plastik (ukuran
40 cm x 60 cm) yang sudah terdapat pasir kering.
(Foto prepupa di pasir)
4. Prepupa dibiarkan sampai tidak bergerak menjadi pupa. Apabila sudah tidak bergerak, pupa
sudah bisa dipindahkan ke dark room di breeding house.

VII. Panduan Breeding House & Dark Room


Breeding house adalah kandang yang digunakan untuk budidaya BSF dewasa. Luas breeding house
yang dibutuhkan sebesar 8% - 10% dari luas biopond. Panjang breeding house sebaiknya ditambah 1
m s.d. 2 m untuk dark room. Dark room adalah tempat menyimpan pupa hingga menjadi BSF dewasa.
Jumlah prepupa yang harus masuk ke dalam dark room dapat dihitung dengan menggunakan rumus
di bawah ini:
Jumlah prepupa= panjang × lebar ×tinggi × 5

Catatan (Hal-hal yang harus diperhatikan mengenai breeding house):


1. Breeding house membutuhkan 60% pencahayaan, 40% lainnya ruang redup untuk tempat BSF
betina bertelur. Dapat disediakan box di dalam kandang.
(Foto box di kandang)
2. Suhu di dalam breeding house diusahakan selalu berada dalam jangkauan 25°C s.d. 32°C. Suhu di
dalam breeding house umumnya lebih tinggi 4°C sampai 5°C. Contoh, apabila suhu di luar
breeding house mencapai 32°C maka suhu di dalam breeding house mencapai 36°C. Oleh karena
itu, untuk menurunkan suhu sebaiknya disemprotkan air di lantai breeding house atau pada
paranet.
3. Lantai maupun dinding di dalam breeding house sebaiknya merupakan bidang datar.
4. Dinding breeding house sebaiknya menggunakan paranet, dan di dalamnya disediakan media
hinggap.
(Foto media hinggap)
5. Dalam breeding house harus disediakan media sebagai tempat BSF betina bertelur. Media
tersebut dapat terbuat dari tumpukan kayu tua yang diberi celah sebesar kepala paku payung.
(Foto media bertelur)

Catatan (Hal-hal yang harus diperhatikan mengenai dark room):


1. Suhu di dalam dark room diusahakan selalu berada dalam jangkauan 25°C s.d. 32°C. Suhu di
dalam dark room umumnya lebih tinggi 4°C sampai 5°C. Contoh, apabila suhu di luar dark room
mencapai 32°C maka suhu di dalam dark room mencapai 36°C. Oleh karena itu, untuk
menurunkan suhu sebaiknya disemprotkan air di lantai dark room atau dinding luar dark room.
2. Di dalam dark room dibuat rak-rak untuk menyimpan pupa.
(Foto rak-rak dan wadah pupa)
3. Disediakan celah setinggi 3 cm – 5 cm antara dark room dan breeding house.
(Foto celah di dark room)
VIII. Panduan Memanen Telur Maggot
BSF betina dewasa menyimpan telurnya pada celah media kayu yang disimpan di breeding house.
Telur dipanen sebaiknya setelah tidak ada sinar matahari (sore hari). Cara memanen:
1. Siapkan tissue untuk menampung telur BSF.
2. Siapkan cutter untuk mengambil telur BSF dari media kayu.
3. Siapkan wadah plastik, pakan, dan media tampung (plastik atau pipa dengan paranet).
4. Ambil media kayu dari breeding house, kemudian buka karet.
5. Pegang media kayu di sisi-sisinya.
(Foto megang kayu)
6. Ambil telur yang menempel pada kayu menggunakan cutter dari arah bawah ke atas.
(Foto contoh mengambil telur dari media kayu)
7. Pindahkan telur ke tissue. Usahakan telur tidak basah.
8. Timbang telur pada tissue sesuai jumlah yang akan digunakan, lalu pindahkan ke atas media
tampung yang akan ditempatkan di pakan dalam wadah plastic.

Anda mungkin juga menyukai