Kegiatan pelatihan budidaya maggot BSF dibuka di rumah dinas PD Kebersihan Banceuy oleh Pjs.
Direktur Utama PD Kebersihan Kota Bandung, Gun Gun Saptari Hidayat. Kegiatan dihadiri oleh
perwakilan dari PD Kebersihan Kota Bandung (bidang teknik, bidang P3S, bidang litbang, bidang
kesekretariatan, staff rumah dinas) serta perwakilan dari RW dan kelurahan. Selain itu, hadir juga
narasumber dari PT Global Organik Farm, Iwa Sudarmawan dan Teguh Gunadi Wiriasasmitha. Di
rumah dinas, Pak Gun Gun membuka kegiatan dengan menjelaskan program KANG PISMAN dan
kaitannya dengan budidaya maggot BSF. Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan awal mengenai
maggot BSF oleh Pak Iwa. Kegiatan berlanjut dengan melakukan kunjungan ke tempat budidaya
maggot BSF milik PT Global Organik Farm yang berlokasi di Margasih. Pada kunjungan tersebut, Pak
Teguh memberikan penjelasan singkat mengenai praktik budidaya maggot BSF dan kegiatan apa saja
yang akan dilakukan di hari-hari berikutnya.
Hari, Tanggal : Rabu, 22 Januari 2020
Waktu : 09.00 s.d. selesai
Lokasi : Rumah Dinas PD Kebersihan Banceuy dan Global Organik Farm
Pada hari kedua pelatihan budidaya maggot BSF, Pak Teguh memberikan penjelasan materi
mengenai:
1. perhitungan kebutuhan biopond/reaktor, breeding house, dan dark room;
2. pre-treatment pakan maggot (sampah organik yang terdiri dari sampah sisa makanan, sampah
pasar, dan sebagainya)
3. sampah yang sebaiknya digunakan untuk pakan maggot
4. penggunaan media;
5. manajemen biopond; dsb.
Pada hari ketiga pelatihan budidaya maggot BSF, Pak Teguh mempersilahkan para peserta melakukan
praktik pemberian pakan maggot BSF.
Praktik pemberian pakan maggot BSF:
1. Mencacah sampah organik terlebih dahulu.
2. Hasil cacahan yang basah dan bau dicampur dengan campuran serbuk
gergaji+jahe+kunyit+sereh.
3. Selain itu, untuk mengurangi bau dapat pula menggunakan cairan ekstrak arang bambu.
4. Kemudian sampah yang sudah dicacah diberikan pada maggot melalui dua cara, yakni:
a. Disebar, untuk media yang kering.
b. Lokal, untuk media yang basah.
5. Sampah buah-buahan yang mengandung kadar air tinggi seperti melon dan semangka, langsung
diberikan pada maggot tanpa dicacah.
Hari, Tanggal : Jum’at, 24 Januari 2020
Waktu : 08.00 s.d. selesai
Lokasi : Rumah Dinas PD Kebersihan Banceuy dan Global Organik Farm
Pada hari keempat pelatihan budidaya maggot BSF, Pak Teguh mempersilahkan para peserta
melakukan praktik manajemen biopond dan panen maggot BSF.
Praktik manajemen biopond:
1.
Hari, Tanggal : Senin, 27 Januari 2020
Waktu : 08.00 s.d. selesai
Lokasi : Rumah Dinas PD Kebersihan Banceuy dan Global Organik Farm
Kegiatan pelatihan budidaya maggot BSF dibuka di rumah dinas PD Kebersihan Banceuy oleh Pjs.
Direktur Utama PD Kebersihan Kota Bandung, Gun Gun Saptari Hidayat. Kegiatan dihadiri oleh
perwakilan dari PD Kebersihan Kota Bandung (bidang teknik, bidang P3S, bidang litbang, bidang
kesekretariatan, staff rumah dinas) serta perwakilan dari RW dan kelurahan. Selain itu, hadir juga
narasumber dari PT Global Organik Farm, Iwa Sudarmawan dan Teguh Gunadi Wiriasasmitha. Di
rumah dinas, Pak Gun Gun membuka kegiatan dengan menjelaskan program KANG PISMAN dan
kaitannya dengan budidaya maggot BSF. Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan awal mengenai
maggot BSF oleh Pak Iwa. Kegiatan berlanjut dengan melakukan kunjungan ke tempat budidaya
maggot BSF milik PT Global Organik Farm yang berlokasi di Margasih. Pada kunjungan tersebut, Pak
Teguh memberikan penjelasan singkat mengenai praktik budidaya maggot BSF dan kegiatan apa saja
yang akan dilakukan di hari-hari berikutnya.
PANDUAN BUDIDAYA MAGGOT BSF
(BLACK SOLDIER FLY)
I. Panduan Menghitung Kebutuhan Biopond/Reaktor
Biopond merupakan kebutuhan utama dalam budidaya maggot yang digunakan sebagai media
pembesaran. Biopond sebaiknya dilengkapi bidang miring yang berfungsi memanen prepupa melalui
self-harvesting system. Kebutuhan jumlah biopond/reaktor/wadah yang digunakan untuk
membudidayakan maggot BSF dihitung dari jumlah timbulan sampah yang dihasilkan, bahan yang
digunakan, dan kapasitas media biopond/reaktor. Secara umum, rumus yang digunakan untuk
menghitung jumlah biopond per hari yakni:
¿
timbulan sampah
Jumlahbiopond =
kapasitas media tumbuh
*Catatan: timbulan sampah organik (sampah sisa makanan dan sampah dapur yang sudah dicacah)
dikurangi faktor penyusutan sebanyak 60%.
Timbulan sampah¿=Timbulan sampah organik−60 %
Dari perhitungan ketiga biopond di atas, apabila jumlah sampah organik mencapai 100 kg per hari,
sebaiknya menggunakan biopond plesteran karena penggunaan biopond lain membutuhkan lahan
yang lebih luas dibanding biopond plesteran.
*Jumlah telur disesuaikan dengan biopond yang akan digunakan. Misal, apabila menggunakan
plesteran maka jumlah telur minimal sebanyak 10 gram.
** Dapat menggunakan kantong plastik atau menggunakan pipa yang ditutup paranet hijau.
(Foto telur di atas paranet/plastik)
Catatan:
1. Setelah dicacah, sampah yang kering dapat langsung diberikan pada maggot.
2. Apabila setelah dicacah sampah organik basah, maka dapat ditambahkan campuran serbuk
gergaji ditambah kunyit+jahe+sereh (biasanya dijual di pasar yang sudah diblender) untuk
menurunkan kadar air dan mengurangi potensi bau yang dihasilkan dari sampah basah. Dapat
pula dicampur dengan sampah kerupuk atau sampah roti atau sampah organik kering lainnya
untuk menurunkan kadar air. Untuk mengurangi bau, dapat pula diberi cairan ekstrak arang
bambu.
3. Apabila sampah organik yang masuk melebihi kapasitas, maka perlu dibuat bak penampungan
untuk menampung kelebihan sampah tersebut. Selain itu, sampah pada bak dapat diberi
nitrobacter untuk memfermentasi sampah. Disediakan pula bak kontrol untuk menampung lindi
yang dihasilkan dari sampah di bak penampungan.
(Foto ilustrasi tempat pencacahan + bak penampung + bak kontrol lindi)
4. Pemberian pakan maggot dapat dilakukan dengan dua cara, yakni lokal (untuk media basah) dan
disebar (untuk media kering).
(Foto pemberian pakan, lokal dan disebar)
5. Sampah yang masih memiliki tekstur kasar (tidak seperti bubur) dapat membuat pertumbuhan
maggot lebih cepat.
6. Maggot baru sebaiknya diberi sampah sisa buah-buahan sampai umur 8 hari.
7. Agar makanan cepat habis, setelah diberi pakan dapat ditutup menggunakan trashbag
hitam/karung/media gelap lainnya.