Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

SURVEY DAN ANALISA TIMBULAN SAMPAH – KOMPOSISI KOTA BANDUNG

1. TATA CARA SAMPLING

Metode pengukuran timbulan sampah

Beberapa metode pengukuran sampel timbulan adalah:


1. Mengukur langsung: sejumlah sampel (rumah tangga dan non-rumah tanga) secara
random-proporsional di sumber (SNI 19-3964-1995).
2. Load-count analysis: mengukur berat (dan volume) sampah masuk ke TPS (misalnya
dikumpulkan dengan gerobak), dengan melacak jumlah dan jenis penghasil sampah
yang dilayani oleh gerobak tersebut; akan diperoleh satuan timbulan sampah.
3. Weigh-volume analysis: melalui data jembatan timbang di TPA. Di negara industri,
pelayanan biasanya (selalu) 100%. Total berat sampah harian dibagi jumlah
penduduk, akan diperoleh satuan timbulan sampah.
4. Material balance analysis: analisis yang lebih mendasar berdasarkan aliran bahan
masuk, aliran bahan yang hilang dalam sistem kota, dan aliran bahan yang menjadi
sampah dari sebuah sistem yang ditentukan batas-batasnya (system boundary).

Pengukuran timbulan versi SNI 19-3964-1995 (sebelumnya: SNI M 36-1991-03) secara


garis besar adalah:
• Membagikan kantong plastik kapasitas minimum 40 liter pada sampel rumah;
• Setiap hari, sampel-sampel diambil, diganti plastik kosong untuk sampel hari berikut;
• Sampel yang terkumpul kemudian diukur volume dan beratnya menggunakan kotak
sampling berukuran 35cm x 35cm dengan tinggi 40cm. Sebelum diukur, kotak
sampling diangkat 20-30 cm, lalu dijatuhkan. Lakukan hal tersebut 3 kali yang
menyimulasikan pemadatan. Data yang diperoleh dinyatakan sebagai data di
sumber.

Langkah lain adalah dengan mengumpulkan seluruh sampel dalam sebuah kotak
sampling 500 liter (1,0 m x 0,5m x 1,0m), yang menyimulasikan wadah gerobak. Ini
adalah identik dengan load count analysis:
• Sampel yang terkumpul dalam kotak sampling diangkat 20-30 cm, lalu dijatuhkan;
Lakukan hal tersebut 3 kali. Dengan mengetahui jumlah rumah (dan rata-rata
penghuni rumah), diperoleh besaran satuan timbulan sampah.
• Densitas kedua alat ukur di atas akan berbeda, sehingga jenis kotak sampling yang
digunakan perlu disebutkan dalam laporan.
Skema penentuan timbulan sampah

Penentuan jumlah sampel

Digunakan data sekunder sebagai dasar sampling, yaitu:


 Jumlah penduduk menurut BPS-2015 = 2.470.802
 Jumlah penduduk data berdasarkan PD Kebersihan (2016) = 2.486.456
Data sampah yang dilayani adalah seperti dalam table di bawah ini

 Dari BPS kota Bandung tahun 2015 didapat jumlah rumah = 644.709, sehingga rata-rata
penghuni sebuah rumah adalah = 3,8 jiwa.
 Untuk perhitungan junlah sampel, populasi kota Bandung dianggap = 2.500.000 jiwa
𝑁
 Formula Slovin: n = 1+𝑁 𝑒2
Dengan:
N : jumlah populasi
e: ‘margin error’ = α atau (1 - α) adalah confidence level
n: jumlah sampel minimum
bila α = 1% , maka jumlah minimum = 628 jiwa
 SNI 19-3964-1995 (ex SNI M 36-1991):
Ps = cd √ P
Dengan:
cd: koefisien
P: jumlah populasi
ps: jumlah sampel minimum
Bila cd = 1, maka jumlah sampel minimum adalah = 1.581 jiwa

Bila diambil 5% dari populasi, maka jumlah sampel = 125.000 jiwa


Artinya, nilai α dengan slovin adalah = 0,275%, atau tingkat keyakinan = 99,725%

Tata-cara sampling dan pengukuran di TPS


Rencana tata-cara pengambilan sampel adalah sebagai berikut:
• Gerobak sampel masuk TPS ditimbang (jenis floor scale)
• Volume sampah pada gerobak diukur
• Setelah menuang sampah, gerobak kosong ditimbang. Selisihnya adalah berat
sampah dalam gerobak
• Data sekunder yang dibutuhkan dari petugas gerobak antara lain: nama petugas, asal
sampah (RT/RW/kelurahan), jumlah rumah (KK), kapan dikumpulkan (berapa kali
seminggu), kondisi jalan (tidak masuk gerobak, masuk gerobak-tidak masuk mobil,
dan masuk mobil), hari tidak diangkut, keberadaan warung, restoran, kantor, toko
dan sebagainya
• Bila memungkinkan, lakukan pencatatan nomor truk pengangkut ke TPA Sarimukti
• Lakukan verifikasi data RT/RW/kelurahan, guna melengkapi data di atas.
2. ESTIMASI TIMBULAN SAMPAH

Metodologi: tata cara: SNI M 36-1991-03

1. Data-1 permukiman:
 Lokasi: TPPS Babakan Sari
 Pengumpulan: setiap 2 hari sekali
 Perkiraan status penghasil berdasarkan observasi cepat: penghasilan rendah
 Jumlah data: 1 gerobak (dari 1 RW)
Kg/orang/hari Liter/orang/hari Densitas (ton/m3)
0,41 1,57 0,26

2. Data-2 permukiman:
 Lokasi: TPPS Babakan Sari
 Pengumpulan: setiap 2 hari sekali
 Perkiraan status penghasil berdasarkan observasi cepat: penghasilan sedang
 Jumlah data: 2 gerobak (dari 1 RW)
Hari Kg/orang/hari Liter/orang/hari Densitas (ton/m3)
Kamis-Jumat 0,47 1,95 0,24
Rabu-Kamis 0,39 1,73 0,23
Rerata 0,43 1,84 0,23

3. Data-3 permukiman:
 Lokasi: TPPS Babakan Sari
 Pengumpulan: setiap hari
 Perkiraan status penghasil berdasarkan observasi cepat: penghasilan sedang
 Jumlah data: 7 gerobak (dari 1 RW yang berbeda dengan Data-2)
Hari Kg/orang/hari Liter/orang/hari Densitas (ton/m3)
Kamis 0,49 2,26 0,22
Jumat 0,34 1,54 0,22
Sabtu 0,31 1,42 0,22
Senin 0,36 1,49 0,24
Selasa 0,21 1,16 0,18
Rabu 0,29 1,26 0,23
Kamis 0,40 1,76 0,23
Rerata 0,34 1,56 0,22
Min 0,21 1,16 0,18
Max 0,49 2,26 0,24
DS 0,09 0,37 0,02
KV 0,26 0,24 0,09

4. Data-4 permukiman:
 Lokasi: TPPS Babakan Sari
 Pengumpulan: setiap 2 hari sekali
 Perkiraan status penghasil berdasarkan observasi cepat: penghasilan tinggi
 Jumlah data: 4 gerobak (dari 1 RW)
Hari Kg/orang/hari Liter/orang/hari Densitas (ton/m3)
Kamis 0,54 1,70 0,32
0,30 1,92 0,16
0,25 1,28 0,19
Jumat 0,48 2,42 0,20
0,32 1,19 0,27
Sabtu 0,49 1,63 0,30
Minggu 0,54 2,42 0,22
0,20 1,40 0,14
Senin 0,51 2,91 0,17
0,34 1,41 0,24
Rerata 0,40 1,83 0,22
Min 0,20 1,19 0,14
Max 0,54 2,91 0,32
DS 0,13 0,58 0,06
KV 0,32 0,32 0,27

5. Data-5 permukiman:
 Lokasi: TPPS Babakan Sari
 Pengumpulan: setiap 2 hari sekali
 Perkiraan status penghasil berdasarkan observasi cepat: penghasilan tinggi
 Jumlah data: 10 gerobak (dari 1 RW yang berbeda dari Data-4)
Hari Kg/orang/hari Liter/orang/hari Densitas (ton/m3)
Kamis-Jumat 0,38 2,28 0,17
Sabtu-Minggu 0,33 2,12 0,21
Senin-Selasa 0,42 2,44 0,15
Rabu-Kamis 0,38 2,60 0,14
Rerata 0,38 2,36 0,17
Min 0,33 2,12 0,14
Max 0,42 2,60 0,80
DS 0,03 0,18 0,03
KV 0,09 0,08 0,18

6. Data-6 non-permukiman:
 Lokasi: TPS Jalan Ambon
 Hari survey: Rabu
 Perkiraan pengumpulan: setiap hari
 Jumlah data: 4 gerobak
Institusi Kg/hari Liter/hari Densitas (ton/m3)
BPMPT 158,00 1440,00 0,11
Sekolah 98,50 1008,00 0,10
Komersial 341,50 1890,00 0,18
Jalan 266,50 - -

7. Data-7 permukiman:
 Lokasi: TPS Jalan Hasan Saputra
 Hari survey: Rabu
 Perkiraan status penghasil berdasarkan observasi cepat: penghasilan rendah
(1 gerobak), sedang (1 gerobak) dan tinggi (2 gerobak)
 Jumlah data: 4 gerobak
Kg/orang/hari Liter/orang/hari Densitas (ton/m3)
Rendah 0,39 3,75 0,25
Sedang 0,28 3,01 0,22
Tinggi 0,61 5,21 0,16
0,49 3,1 0,15

8. Data-8 permukiman dan non-permukiman


 Lokasi: TPS Putrako
 Hari survey: Kamis
 Perkiraan status penghasil berdasarkan observasi cepat: penghasilan sedang
(1 gerobak) dan tinggi (1 gerobak)
 Jumlah data: 3 gerobak
Kg/orang/hari Liter/orang/hari Kg/hari Liter/hari Densitas (ton/m3)
Sedang 0,80 6,93 - - 0,17
Tinggi 0,37 7,74 - - 0,16
Sekolah - - 165,50 1620,00 0,10
9. Data-9 permukiman dan non-permukiman
 Lokasi: TPS Gudang Selatan
 Hari survey: Kamis
 Perkiraan status penghasil berdasarkan observasi cepat: penghasilan sedang
(2 gerobak)
 Jumlah data: 3 gerobak
Kg/orang/hari Liter/orang/hari Kg/hari L/hari Densitas (ton/m3)
Rendah 0,45 2,91 - - 0,28
0,37 3,42 - - 0,28
Komersial - - 172,00 1440,00 0,12

10. Data-10 permukiman dan non-permukiman


 Lokasi: TPS Jalan Arjuna
 Hari survey: Rabu
 Perkiraan status penghasil berdasarkan observasi cepat: penghasilan sedang
(1 gerobak) dan rendah (2 gerobak)
 Jumlah data: 3 gerobak
Kg/orang/hari Liter/orang/hari Kg/hari Liter/hari Densitas (ton/m3)
Sedang 0,4 2,39 - - 0,20
Rendah 0,6 2,55 - - 0,33
0,79 3,03 341,50 1312,50 0,26
Pasar - - 230,50 1260,00 0,18

11. Data-11 permukiman


 Lokasi: TPS Jalan Cingised
 Hari survey: Kamis
 Perkiraan status penghasil berdasarkan observasi cepat: penghasilan rendah
(1 gerobak), sedang (3 gerobak) dan tinggi (2 gerobak)
 Jumlah data: 6 gerobak
Kg/orang/hari Liter/orang/hari Densitas (ton/m3)
Rendah 0,56 3,39 0,17
Sedang 0,62 4,13 0,15
0,52 3,52 0,15
0,54 3,26 0,17
Tinggi 0,57 3,71 0,15
0,73 5,06 0,14
12. Data-12 permukiman
 Lokasi: TPS Jalan Ujung Berung
 Hari survey: Rabu
 Perkiraan status penghasil berdasarkan observasi cepat: penghasilan rendah
(1 gerobak), sedang (2 gerobak) dan tinggi (2 gerobak)
 Jumlah data: 5 gerobak
Kg/oranag/hari Liter/orang/hari Densitas (ton/m3)
Rendah 0,61 4,95 0,12
Sedang 0,56 3,66 0,15
0,66 4,5 0,15
Tinggi 0,47 3,86 0,12
0,58 4,73 0,12

Estimasi Timbulan Sampah

Tabulasi tersendiri dari masing-masing TPS: rata-rata dan standar deviasi, maksimum dan
minimum terhadap timbulan (kg/orang/hari) dan densitas (ton/m3) berdasarkan kondisi
ekonomi:

Rendah Sedang Tinggi


Kg/o/hari (L/o/hari) Kg/o/hari (L/o/hari) Kg/o/hari (L/o/hari)
Rerata 0,52 (3,20) 0,45 (2,70) 0,44 (2,91)
SD 0,14 (0,97) 0,15 (1,52) 0,13 91,65)
KV 0,28 (0,30) 0,34 (0,56) 0,30 (0,57)
Catatan:
 Terlihat ketidak konsistenan dan variasi data, ditandai dengan kondisi ekonomi
rendah lebih tinggi dibanding kondisi ekonomi sedang dann tinggi. Kemungkinan
penyebab karena:
o Penentuan jumlah penduduk (pembagi) yang belum akurat
o Penentuan asal gerobak sampel yang belum didasarkan atas kehomogenan
penghasil sampah yang dikumpulkan, dan penentuan kondisi ekonomi yang
belum akurat
o Terdapat kegiatan yang mempengaruhi variasi besaran
o Jumlah sampel gerobak dari perwakilan kondisi ekonomi tidak sama, yaitu
sampel ekonomi rendah (7 sampel gerobak), sampel ekonomi sedang (17
sampel) dan sampel ekonomi tinggi (21 sampel).
 Dari nilai KV (koefisien variasi) terlihat nilainya di atas 50%
 Bila data tersebut diuji dengan t-student, sebetulnya menunjukkan nilai yang tidak
berbeda (alfa = 5%)

Langkah selanjutnya dilakukan penyingkiran data yang sifatnya ‘outlier’. Tabel berikut hasil
rekapitulasi setelah proses tersebut.
Rendah Sedang Tinggi
Kg/o/hari (L/o/hari) Kg/o/hari (L/o/hari) Kg/o/hari (L/o/hari)
Rerata 0,52 (3,20) 0,44 (2,47) 0,44 (2,86)
SD 0,14 (0,97) 0,12 (0,94) 0,13 (1,05)
KV 0,28 (0,30) 0,27 (0,38) 0,30 (0,37)

Hasil pengolahan data tersebut dalam table 2 di atas tetap belum memuaskan, walaupun
nilai KV telah berada di bawah 50%. Tampaknya faktor penentuan gerobak yang mewakili
kondisi ekonomi yang tidak akurat lebih menonjol. Mengingat secara uji statistika data
rerata di atas sebetulnya tidak ada perbedaan yang signifikan, data tersebut selanjutnya
digabung, seperti terlihat pada table berikut:

kg/o/hari liter/o/hari ton/m3


Rerata 0,46 3,18 0,18
SD 0,13 1,20
KV 0,29 0,35

Rekomendasi Estimasi Timbulan sampah

1. Estimasi timbulan sampah dari permukiman (penduduk):


Sebagai rekomendasi dalam menghitung timbulan sampah dari permukiman untuk kota
Bandung adalah seperti tercantum dalam table berikut ini (angka bulat 0 atau 5):

kg/o/hari Liter/orang/hari Densitas


Min 0,25 1,65 0,10
Max 0,75 7,00 0,30
Rerata 0,45 3,20 0,20

2. Estimasi timbulan sampah ekivalensi penduduk:


kg/o/hari L/o/hari
Bila RT = 60% Rerata 0,75 5,50
Bila RT = 65% Rerata 0,70 5,00
Bila RT = 70% Rerata 0,65 4,50
3. ESTIMASI KOMPOSISI SAMPAH

Metodologi: pembagian komposisi: SNI 19-3964-1995

Terdapat 2 (dua) kelompok data, yaitu:

1. Data-1:
 Lokasi: TPS Babakan Sari
 Sumber: lingkungan permukiman
 Priode: 7 (tujuh) hari ber-turut-turut kecuali hari MInggu
 Jumlah sampel per-hari: 1 gerobak

2. Data-2:
 Lokasi: 5 TPS (TPS Gd Selatan, TPS Hasan Saputra, TPS Arjuna, TPS Putraco, TPS
Cingesed, TPS Ujung Berung)
 Sumber: lingkungan permukiman
 Sampel 1 gerobak untuk setiap TPS
 Hari sampleing: Rabu atau Kamis

Tabel berikut adalah rata-rata dari masing-masing data tersebut, sedangkan kolom terakhir
adalah rata-rata dari Data-1 dan Data-2.
No Komposisi Data-1 (% berat basah) Data-1 (% berat basah) Rerata
Nilai SD Nilai SD % berat basah
1 Sampah Makanan dan Daun 43,78 4,87 45,25 10,27 44,51
2 Kayu 6,01 7,77 1,95 1,90 3,98
3 Kertas dan Karton 15,88 11,97 10,36 4,48 13,12
4 Tekstil dan Produk Tekstil (Kain) 4,48 8,55 5,03 4,79 4,75
5 Karet dan Kulit 2,17 2,89 2,60 2,58 2,38
6a Botol (Plastik) 0,85 0,56 1,03 0,99 0,94
6b Gelas (Plastik) 1,15 0,96 1,44 1,42 1,30
6c Bungkus (Plastik) 8,65 2,77 5,26 2,10 6,95
6d Wadah (Plastik) 1,66 1,08 2,25 1,15 1,95
6e Kantong (Plastik) 5,09 3,06 6,03 1,22 5,56
7 Logam 1,31 0,95 0,48 0,28 0,90
8 Gelas 2,14 1,90 1,80 0,95 1,97
9a B3 Pampers 3,22 3,37 8,27 4,35 5,75
9b B3 atau Limbah B3 1,54 1,61 2,10 1,54 1,82
10 Lain-Lain 2,08 1,09 6,15 5,10 4,11
Total 100,00 100,00 100,00
4. PERHITUNGAN NILAI KALOR

Metodologi:
1. Sampel sampah diupayakan tetap menggambarkan kadar air ada (seperti air yang
terperangkap dalam kantong plastik, air yang terperangkap dalam tumpukan
sampah, dan air yang merupakan terserap oleh komponen sampah).
2. Sampel dikeringkan pada 105oC sampai berat stabil (sekitar 3 hari). Diperoleh kadar
air (% berat basah)
3. Sampel kering kemudian dipisahkan berdasarkan komposisi-nya, lalu masing-masing
komponen ditimbang, diperoleh berat kering masing-masing komponen.
4. Nilai kalor tinggi (high heating value = HHV) masing-masing komponen berat kering
tersebut dihitung berdasarkan acuan komponen sejenis pada penelitian-penelitian
sebelumnya.
5. Berdasarkan proporsi berat kering masing-masing komponen, dapat dihitung
kontribusi HHV dari setiap kompoen.
6. HHV total dari sampel adalah penjumlahan masing-masing kontribusi HHV dari setiap
komponen.
7. Berdasarkan rumus: LHV = HHV (1-W) – 584,5 W, nilai LHV dapat diketahui
8. W adalah kadar air total sampel dari butir 2 di atas.

Rata-rata dari sampel komposisi yang diambil di beberapa TPS adalah tercantum pada table-
tabel di bawah ini.

Hasil Analisa HHV


NO Komposisi Satuan
Ambon Gudang Selatan Hasan Saputra Ciroyom Putraco AVG SD Kkak/kg
1 Kertas %BK 22,15 61,68 15,59 36,82 12,41 29,73 19,7 1.070
2 Bungkus Plastik %BK 14,58 10,13 6,74 7,68 5,82 8,99 1,6 868
3 Kantung Kresek %BK 4,83 4,88 0 5,59 9,39 4,94 3,3 477
4 Plastik %BK 13,73 0,96 12,13 17,32 4,01 9,63 6,5 929
5 Sampah Kebun %BK 1,66 7,91 3,79 12,8 16,46 8,52 4,8 341
6 Botol Kaca %BK 24,36 0 1,5 0 0 5,17 0,6 -
7 Texstile + karet %BK 0 1,51 0,53 0 1,12 0,63 0,6 27
8 Organik %BK 18,3 4,99 59,23 10,13 23,59 23,25 21,2 1.209
9 B3 Pampers %BK 0 0 0 0,549 0 0,11 0,2 5
10 B3 Non Pampers %BK 0 0 0 0 0 0,00 0,0 -
11 Logam %BK 0 0,69 0,49 0,95 0 0,43 0,3 -
12 Botol plastik %BK 0,39 0 0 0 0 0,08 0,0 9
13 Lain - Lain %BK 0 7,25 0 8,16 27,2 8,52 10,1 -
100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 Avg HHV (Kkal/kg) = 4.934
Avg LHV (Kkal/kg) = 1.579

Dari sampel yang dimabil di TPS Banjarsari (rata-rata dari 4 hari sampel) tercantum dalam table
berikut.
Hasil Analisa
NO Komposisi Satuan
Hari Ke - 1 Hari ke - 2 Hari Ke - 3 Hari Ke - 4 AVG SD HHV
1 Kertas %BK 24,38 25,45 15,26 30,69 23,9 5,6 862
2 Bungkus Plastik %BK 5,6 4,95 6,6 4,07 5,3 0,9 512
3 Kantong Kresek %BK 0,64 1,44 0,64 3,13 1,5 1,0 141
4 Plastik %BK 5,58 5,45 4,15 6,03 5,3 0,7 512
5 Sampah Kebun %BK 4,54 13,12 7,56 5,91 7,8 3,3 311
6 Botol Kaca %BK 5,44 5,81 0 1,3 3,1 2,5 -
7 Texstile %BK 7,58 5,33 10,01 2,29 6,3 2,8 271
8 Organik %BK 26,17 33,93 47,83 38,93 36,7 7,9 1.909
9 B3 Pampers %BK 0 0,1 0,79 0 0,2 0,3 10
10 B3 Non Pampers %BK 4,3 0 0 0 1,1 1,9 -
11 Logam %BK 0,38 0 0,29 0 0,2 0,2 -
12 Botol Plastik %BK 0,16 0 0 0 0,0 0,1 4
13 Lain - Lain %BK 15,23 4,42 6,87 7,65 8,5 4,0 -
100,0 100,0 100,0 100,0 Avg HHV (Kkal/kg) = 4.532
Avg LHV (Kkal/kg) = 1.421

Rekomendasi estimasi nilai kalor:

Berdasarkan data dari kedua table di atas, rekomendasi nilai kalor sampah kota Bandung adalah
sebagai berikut:

 High heating value (HHV) = 4.500 – 5.000 kkal/kg


 Lower heating value (LHV) = 1.400 – 1.600 kkal/kg (mempertimbangkan kadar air sampah
tidak kurang dari 60%).

Bandung, 25 Februari 2017

Enri Damanhuri

Departemen Teknik Lingkungan – FTSL ITB


Jalan Ganesa 10, Bandung 40123

Anda mungkin juga menyukai