Kalorimeter BOM
Disusun Oleh:
Kelompok : 4E
Vito Ismael Kemas 13117045
M. Dzaki Irfan Pahlevi 13117081
Dzakwan Nabih 13117128
Gambar 2.1
Proses penimbangan kawat dan benang pemantik
Prosedur Pengukuran:
1. Kami menyalakan motor pengaduk dari kalorimeter dan stopwatch.
2. Setelah kira-kira satu menit, kami mengamati temperatur untuk dicatat. Untuk
tahap berikutnya dilakukan pengamatan tiap menit.
Gambar 2.3
Proses pemasangan thermometer untuk mengukur temperature air.
Gambar 2.4
Pengangkatan bom dari ember.
5. Kami membuka tutup dari bom dan meletakkannya pada rangka yang telah
disediakan.
6. Kami membersihkan semua peralatan dan mengeringkannya lalu
mengembalikannya ke tempat semula.
III. Data Pengamatan
Avtur 275.7 mg 0 mg
Tabel 2. Data temperatur vs. waktu dari bahan bakar cair (Avtur)
Setelah Mencapai Temperatur
Sebelum Penyalaan Setelah Penyalaan Maksimum
O O
t(j:m:d) T( C) t(j:m:d) T( C) t(j:m:j) T(OC)
0:01:00 25.12 0:10:15 25.55 0:15:00 26.64
0:02:00 25.15 0:10:30 26.1 0:16:00 26.64
0:03:00 25.17 0:10:45 26.25 0:17:00 26.65
0:04:00 25.18 0:11:00 26.4 0:18:00 26.65
0:05:00 25.2 0:11:15 26.48
0:06:00 25.21 0:11:30 26.5
0:07:00 25.22 0:11:45 26.53
0:08:00 25.23 0:12:00 26.55
0:09:00 25.25 0:12:15 26.57
0:10:00 25.25 0:12:30 26.59
0:12:45 26.6
0:13:00 26.6
0:13:15 26.61
0:13:30 26.62
0:13:45 26.62
0:14:00 26.62
Tabel 3. Data temperatur vs. waktu dari bahan bakar padat (Batu Bara)
Setelah Mencapai Temperatur
Sebelum Penyalaan Setelah Penyalaan Maksimum
O O
t(j:m:d) T( C) t(j:m:d) T( C) t(j:m:d) T(OC)
0:01:00 25.43 0:09:15 25.6 0:16:00 27.5
0:02:00 25.44 0:09:30 26 0:17:00 27.5
0:03:00 25.45 0:09:45 26.45 0:18:00 27.5
0:04:00 25.46 0:10:00 26.75
0:05:00 25.48 0:10:15 26.93
0:06:00 25.49 0:10:30 27.05
0:07:00 25.5 0:10:45 27.15
0:08:00 25.51 0:11:00 27.2
0:09:00 25.51 0:11:15 27.24
0:11:30 27.3
0:11:45 27.34
0:12:00 27.35
0:12:15 27.36
0:12:30 27.39
0:12:45 27.41
0:13:00 27.42
0:13:15 27.43
0:13:30 27.44
0:13:45 27.45
0:14:00 27.46
0:14:15 27.47
0:14:30 27.47
0:14:45 27.48
0:15:00 27.48
Temperatur Avtur
27
26.5
Temperatur (C)
26
25.5
25
24.5
24
0:00:00 0:02:52 0:05:45 0:08:38 0:11:31 0:14:24 0:17:16 0:20:09
Waktu
Dari grafik di atas, dapat dilihat temperatur air relatif konstan hingga menit ke-10.
Saat menit ke-10 dilakukan ignition sehingga terjadi pembakaran bahan bakar dan temperatur
naik dengan cepat hingga menit ke-15. Setelah itu temperatur kembali konstan karena
keadaan sudah steady.
26.5
26
25.5
25
24.5
24
0:00:00 0:02:52 0:05:45 0:08:38 0:11:31 0:14:24 0:17:16 0:20:09
Waktu
Dari grafik di atas, dapat dilihat temperatur air relatif konstan hingga menit ke-8. Saat
menit ke-8 dilakukan ignition sehingga terjadi pembakaran bahan bakar dan temperatur naik
dengan cepat hingga menit ke-15. Setelah itu temperatur kembali konstan karena keadaan
sudah steady.
Dari hasil perhitungan Heating Value (HV) batu bara didapatkan bahwa dalam
praktikum ini, kemungkinan besar jenis batu bara yang digunakan adalah jenis batu bara Sub-
Bituminous C karena hasil perhitungan HV yang paling mendekati dengan nilai referensi
adalah jenis batu bara tersebut dengan sedikit penyimpangan. Dari hasil perhitungan juga
dapat diketahui bahwa nilai avtur yang didapatkan mendekati nilai HV referensi avtur.
Diduga penyimpangan dalam perhitungan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti adanya
kesalahan dalam pembacaan temperatur, kualitas bahan bakar yang sedikit berbeda,
pembacaan waktu dan massa, serta kesalahan dalam menentukan keadaan steady state
(keadaan belum steady state, namun tombol ignition sudah dinyalakan).
Dari hasil percobaan pula, kualitas dari bahan bakar avtur lebih baik daripada batu
bara. Terbukti bahwa dari massa avtur yang lebih kecil dibanding batu bara mampu
menghasilkan heating value yang lebih besar. Sehingga untuk menjadi bahan bakar pilihan
yang lebih baik adalah avtur karena dapat memberi energi yang lebih besar dengan massa
yang relatif sedikit.
Fenomena yang terjadi dalam praktikum ini adalah adanya air yang terkondensasi,
karena ada uap H2O yang dihasilkan dari pembakaran fuel dan juga ada panas yang
dihasilkan dari air aquades. Ketika aquades yang didrop ke dalam bom mendapat panas dari
pembakaran fuel (panas selebihnya digunakan untuk memanaskan bom), aquades menguap
menjadi uap air. Kemudian pembakaran menghasilkan uap air dan bom mencapai tempratur
tinggi relatif thd temperatur air diluar bom, sehingga bom melepas panas untuk mencapai
kesetimbangan termal dgn air diluar bom. ketika sistem mencapai kesetimbangan termal,
temperatur uap H2O hasil pembakaran dan temperatur aquades di dalam bom juga harus
mencapai kesetimbangan dengan temperatur akhir bom (yang lebih rendah dibanding ketika
awal pembakaran), uap air hasil pembakaran dan aquades melepaskan panas sehingga
mendingin dan mengkondensasi.
Gambar 4.1
Kondensasi pada bom
Alasan menggunakan aquades adalah karena aquades adalah H 2O murni, dengan
properti yang sudah diberikan dan dapat digunakan dalam perhitungan. Selain itu, jika bukan
air H2O murni, akan terdapat senyawa lain di dalam air tersebut sehingga property nya akan
berbeda dan memengaruhi hasil pengukuran
V. Kesimpulan
Berdasarkan data temperatur yang didapat pada percobaan, didapat:
- HHV untuk bahan bakar avtur adalah sebesar 44845.65107 kJ/kg.
- HHV untuk bahan bakar Batu Bara adalah 18079.28159 kJ/kg. Diduga batu
bara yang digunakan ialah jenis Sub-Bituminous C