Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM R-LAB

Calori Work

Nama : Ardina Khoirun Nisa Gunawan


NPM : 1806136353
Fakultas : MIPA
Program Studi : Fisika
Group :5
No dan Nama Percobaan : KR02 – Calori Work
Minggu Percobaan : Minggu ke-7
Tanggal Percobaan : Jumat, 24 Mei 2019

Laboratorium Fisika Dasar


UPP IPD
Universitas Indonesia
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan pada praktikum ini adalah menghitung kapasitas kalor dari suatu kawat
konduktor.

II. ALAT
 Sumber tegangan yang dapat divariasikan
 Kawat konduktor ( bermassa 2 gr )
 Termometer
 Voltmeter dan Ampmeter
 Adjustable power supply
 Camcorder
 Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis

III. TEORI
Kita mengetahui bahwa arus listrik yang mengalir pada suatu rangkaian juga

menghasilkan panas. Pada peralatan–peralatan yang menggunakan arus listrik sebagai

sumber energinya, apabila kita aktifkan dalam jangka waktu tertentu, maka akan timbul

panas pada bagian rangkaian listrik yang merupakan tempat/pusat aktifitas arus listrik.

Kenyataan tersebut perlu dikaji lebih lanjut mengingat panas yang ditimbulkan

tergantung oleh beda potensial, arus listrik serta waktu yang diperlukan.

Hukum kekekalan energi menyatakan energi didak dapat dimusnahkan dan dapat

diciptakan melainkan hanya dapt diubah dari satu bentuk kebentuk lain. Di alam ini

bnayak terdapat energi seperti energi listrik, energi kalor, energi bunyi, namum energi

kalor hanya dapat dirasakan seperti panas matahari. Dalam kehidupan sehari-hari kita

sering melihat alat-alat pemanas yang menggunakan energi listrik seperti teko pemanas,

penanak nasi, kompor listrik ataupun pemanas ruangan. Pada dasarnya alat-alat tersebut

memiliki cara kerja yang sama yaitu merubah energi listrik yang mengalir pada

kumparan kawat menjadi energi kalor/panas. Sama halnya dengan kalorimeter yaitu alat

yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor (nilai kalori) yang dibebaskan.
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum

untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur

suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat

besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit.

Besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor

berikut: massa zat, jenis zat (kalor jenis), dan perubahan suhu. Sehingga dapat di

definisikan sebagai :

Q = m.c.ΔT

Hukum kekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat dimusnahkan dan

diciptakan melainkan hanya dapat diubah dari suatu bentuk energi kebentuk energi yang

lain. Misalnya pada peristiwa gesekan energi mekanik berubah menjadi panas. Pada mesin

uap panas diubah menjadi energi mekanik.

Demikian pula energi listrik dapat diubah menjadi panas atau sebaliknya. Sehingga

dikenal adanya kesetaraan antara panas dengan energi mekanik/listrik, secara kuantitatif hal

ini dinyatakan dengan angka kesetaraan panas-energi listrik/mekanik.

Kesetaraan panas-energi mekanik pertama kali diukur oleh Joule dengan mengambil

energi mekanik benda jatuh untuk mengaduk air dalam kalorimeter sehingga air menjadi

panas. Energi listrik dapat diubah menjadi panas dengan cara mengalirkan arus listrik pada

suatu kawat tahanan yang tercelup dalam air yang berada dalam kalorimeter.
Energi listrik yang hilang dalam kawat tahanan besarnya adalah:

Hubungan antara kalor dengan energi listrik :


Kalor merupakan bentuk energi maka dapat berubah dari satu bentuk kebentuk yang

lain. Berdasarkan Hukum Kekekalan Energi maka energi listrik dapat berubah menjadi

energi kalor dan juga sebaliknya energi kalor dapat berubah menjadi energi listrik. Dalam

pembahasan ini hanya akan diulas tentang hubungan energi listrik dengan energi kalor. Alat

yang digunakan mengubah energi listrik menjadi energi kalor adalah ketel listrik, pemanas

listrik, dll.

Prinsip kerja dari percobaan ini adalah Sebuah kawat dililitkan pada sebuah sensor

temperatur. Kawat tersebut akan dialiri arus listrik sehingga mendisipasikan energi kalor.

Perubahan temperatur yang terjadi akan diamati oleh sensor kemudian dicatat oleh sistem

instrumentasi. Tegangan yang diberikan ke kawat dapat dirubah sehingga perbuahan

temperatur dapat bervariasi sesuai dengan tegangan yang diberikan. Besarnya energi listrik

yang diubah atau diserap sama dengan besar kalor yang dihasilkan.

Dalam percobaan tersebut, dapat kita lihat hubungan antara energi kalor dengan

energi listrik yaitu:


IV. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Meng-klik tombol rLab di bagian bawah halaman web sitrampil untuk memulai
eksperimen.
2. Mengaktifkan Web cam (mengklik icon video pada halaman web r-Lab) .
3. Memberikan tegangan sebesar V0 ke kawat konduktor
4. Menghidupkan Power Supply dengan meng’klik’ radio button disebelahnya.
5. Mengambil data perubahan temperatur , tegangan dan arus listrik pada kawat
konduktor tiap 1 detik selama 10 detik dengan cara meng’klik” icon “ukur”!
6. Memperhatikan temperatur kawat yang terlihat di web cam, menunggu hingga
mendekati temperatur awal saat diberikan V0 .
7. Mengulangi langkah 2 hingga 5 untuk tegangan V1, V2 dan V3

Gambar susunan peralatan percobaan Calori Work


I. DATA HASIL PERCOBAAN
Hubungan waktu dengan Perubahan temperatur pada saat tegangan 0 V

No. Waktu I V Temp


1 3 23.84 0.00 19.4
2 6 23.84 0.00 19.4
3 9 23.84 0.00 19.4
4 12 23.84 0.00 19.4
5 15 23.84 0.00 19.4
6 18 23.84 0.00 19.4
7 21 23.84 0.00 19.4
8 24 23.84 0.00 19.4
9 27 23.84 0.00 19.4
10 30 23.84 0.00 19.4

Hubungan waktu dengan Perubahan temperatur pada saat tegangan 0,69V


No. Waktu I V Temp
1 3 34.45 0.69 19.4
2 6 34.45 0.69 19.5
3 9 34.45 0.69 19.6
4 12 34.45 0.69 19.8
5 15 34.45 0.69 19.9
6 18 34.45 0.69 20.1
7 21 34.45 0.69 20.2
8 24 34.45 0.69 20.3
9 27 34.45 0.69 20.4
10 30 34.45 0.69 20.4

Hubungan waktu dengan Perubahan temperatur pada saat tegangan 1,66V


No. Waktu I V Temp
1 3 48.94 1.66 20.4
2 6 48.94 1.66 20.6
3 9 48.94 1.66 21.4
4 12 49.05 1.66 22.2
5 15 49.05 1.66 22.9
6 18 49.05 1.66 23.7
7 21 49.05 1.66 24.4
8 24 48.94 1.66 25.0
9 27 49.05 1.66 25.5
10 30 49.05 1.66 26.0
Hubungan waktu dengan Perubahan temperatur pada saat tegangan 1,11V
No. Waktu I V Temp
1 3 40.84 1.11 23.8
2 6 40.84 1.11 23.6
3 9 40.84 1.11 23.6
4 12 40.84 1.11 23.8
5 15 40.84 1.11 23.9
6 18 40.84 1.11 23.9
7 21 40.84 1.11 24.1
8 24 40.84 1.11 24.2
9 27 40.84 1.11 24.3
10 30 40.84 1.11 24.4
II. GRAFIK
 Grafik pada saat V = 0

Grafik perubahan suhu terhadap waktu


Suhu (°𝐶)
(V = 0)
25
20
15
10
5
0
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 Waktu (s)

 Grafik pada saat V = 0.69

Grafik perubahan suhu terhadap waktu


Suhu (°𝐶)
(V = 0.69)
20.6
20.4
20.2
20
19.8
19.6
19.4
19.2
19
18.8
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 Waktu(s)
 Grafik pada saat V = 1.66

Grafik perubahan suhu terhadap waktu


(V = 1.66)
Suhu (°𝐶)
30

25

20

15

10

0
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 Waktu (s)

 Grafik pada saat V = 1.11

Grafik perubahan suhu terhadap waktu


Suhu (°𝐶) (V = 1.11)
24.6
24.4
24.2
24
23.8
23.6
23.4
23.2
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
Waktu (s)
III. PENGOLAHAN DATA
Percobaan ini dilakukan pada empat nilai tegangan yang berbeda, yaitu 0 V;

0.66V;1.07 V; 1.59 V. Pada setiap tegangan dilakukan 10 kali pengukuran dengan

selang waktu setiap pengukukuran 3 detik, sehingga didapatkan total data tiap

tegangan adalah 10 buah data. Suhu awal yang dimaksud ketika melakukan webcam

adalah suhu pertama saat percobaan dimulai, yaitu 19.7 oC.

Berdasarkan teori didapatkan bahwa energy listrik yang diterima oleh kawat

akan diubah menjadi energy panas (kalor). Hubungan antara kalor dan energy

panas ditunjukan oleh persamaan berikut :

Jika direfleksikan ke persamaan garis y = mx, maka

Dengan menggunakan metode least square :

 V0 = 0 Volt

No X Y X^2 Y^2 XY
1 3 0 9 0 0
2 6 0 36 0 0
3 9 0 81 0 0
4 12 0 144 0 0
5 15 0 225 0 0
6 18 0 324 0 0
7 21 0 441 0 0
8 24 0 576 0 0
9 27 0 729 0 0
10 30 0 900 0 0
Total 165 0 3465 0 0
Dari tabel di atas dapat diperoleh gradient (m) dan b dengan cara :

( ) ( ) ( ) ( )
m= ( ) (
b= ( )
)

m=0 b=0

Persamaan garis yang terbentuk adalah :

dan C = m x c

maka, c = = 0 J/gr°𝐶

 V1 = 0,69 Volt

No X Y X^2 Y^2 XY
1 3 0 9 0 0
2 6 0,1 36 0,01 0,6
3 9 0,2 81 0,04 1,8
4 12 0,4 144 0,16 4,8
5 15 0,5 225 0,25 7,5
6 18 0,6 324 0,36 10,8
7 21 0,8 441 0,64 16,8
8 24 0,9 576 0,81 21,6
9 27 1 729 1 27
10 30 1 900 1 30
Total 165 5,5 3465 4,27 120,9

Dari tabel di atas dapat diperoleh gradient (m) dan b dengan cara :
( ) ( ) ( ) ( )
m= ( ) (
b= ( )
)

m = 0,03359 b = -0,00779

Persamaan garis yang terbentuk adalah :

y = 0,3359x – 0,00779

Karena m = = 0,3359

C = 0,07076

Dan C = m x c

maka c = = 0,03538 J/gr°𝐶

 V2 = 1,66 Volt

No X Y X^2 Y^2 XY
1 3 1 9 1 3
2 6 1,2 36 1,44 7,2
3 9 2 81 4 18
4 12 2,8 144 7,84 33,6
5 15 3,5 225 12,25 52,5
6 18 4,3 324 18,49 77,4
7 21 5 441 25 105
8 24 5,6 576 31,36 134,4
9 27 6,1 729 37,21 164,7
10 30 6,6 900 43,56 198
Total 165 38,1 3465 182,15 793,8

Dari tabel di atas dapat diperoleh gradient (m) dan b dengan cara :

( ) ( ) ( ) ( )
m= ( ) (
b= ( )
)

m = 0,23 b = 0,0090
Persamaan garis yang terbentuk adalah :

y = 0,23x + 0,0090

Karena m = = 0,23

C = 0,352

Dan C = m x c

maka c = = 0,1765 J/gr°𝐶

 V3 = 1,11 Volt

No X Y X^2 Y^2 XY
1 3 4,4 9 19,36 13,2
2 6 4,2 36 17,64 25,2
3 9 4,2 81 17,64 37,8
4 12 4,4 144 19,36 52,8
5 15 4,5 225 20,25 67,5
6 18 4,5 324 20,25 81
7 21 4,7 441 22,09 98,7
8 24 4,8 576 23,04 115,2
9 27 4,9 729 24,01 132,3
10 30 5 900 25 150
Total 165 45,6 3465 208,64 773,7

Dari tabel di atas dapat diperoleh gradient (m) dan b dengan cara :

( ) ( ) ( ) ( )
m= ( ) (
b= ( )
)

m = 0,267 b = 0,265

Persamaan garis yang terbentuk adalah :


y = 0,267x + 0,265

Karena m = = 0,67

C = 0,1698

Dan C = m x c

maka c = = 0,0849 J/gr°𝐶

Dan ketiga nilai c yang diperoleh :

𝐶 °𝐶

Berdasarkan literatur yang saya dapat, nilai kalor jenis yang didapat jauh

berbeda dengan nilai kalor jenis perak sebesar °𝐶. Maka

dapat dihitung kesalahan relatifnya sebesar :

=| | x 100%

= 99,9011 %
IV. ANALISIS

A. Analisis Percobaan

Percobaan Calori Work in menggunakan fasilitas Remote Laboratory yang

tersedia di www.sitrampil.com. Untuk melakukan percobaan ini, diperlukan

koneksi internet dan tidak dilakukan secara manual, sehingga praktikan hanya

perlu menekan tombol yang telah disediakan. Percobaan dimulai dengan masuk

(log in) ke situs http://www.rlab.ui.ac.id. Langkah selanjutnya adalah mengklik

tombol video untuk mengamati kerja dari alat yang digunakan.

Dalam percobaan ini, praktikan perlu menyesuaikan suhu logam konduktor

dengan suhu awal. Setelah itu praktikan mencatat suhu awal yang diberikan oleh

kawat yang bersangkutan dengan cara menyalakan power supply ke dalam posisi

on dan memilih tegangan V0. Tegangan yang diberikan pada konduktor, dapat

merubah suhu secara perlahan. Perubahan suhu setiap tegangan dicatat selama 30

detik dan dicatat setiap 3 detik sekali, sehingga kita akan mendapatkan 10 data

untuk tegangan yang pertama. Setelah praktikan mendapatkan data V0, praktikan

kemudian menggantinya dengan V1, V2, dan V3.

Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan antara tegangan dan temperatur

yang dihasilkan. Selain itu pengulangan percobaan dilakukan bertujuan untuk

mendapatkan data yang lebih akurat. Data tersebut dapat diperoleh dengan

mendownloadnya dalam bentuk microsoft excel, beserta grafik yang dihasilkan.

B. Analisis Hasil Percobaan

Dengan data yang diperoleh, kita dapat mengihitung kapasitas kalor suatu zat

dengan memasukkan data yang ada kedalam persamaan sesuai dengan teori

yang telah diberikan.


Dalam percobaan ini, material yang digunakan mempunyai kalor jenis

dengan nilai °𝐶. Maka praktikan mengambil kesimpulan bahwa

bahan yang digunakan adalah bahan tembaga dengan kesalahan relatif yang

terjadi dalam percobaan sebesar 99,9011%. Hal ini disebabkan adanya kesalah

sistematik selama percobaan berlangsung.

Kesalahan sistematik yang mungkin terjadi :

 Pada saat proses pengambilan data berlangsung, server sempat terjadi

error beberapa kali diakibatkan dengan lemah nya kecepatan internet,

sehingga menghasilkan data yang banyak dan tidak akurat.

 Pada percobaan diasumsikan bahwa 100% energi listrik

dikonversikan dan dirubah bentuknya menjadi energi kalor, namun

pada kenyataannya tidak 100% energi listrik yang dikonversikan

karena ada energi yang terbuang kelingkungan.

 Faktor pengamatan, misalnya ketidaktelitian praktikan dalam melihat

temperatur.

 Kesalahan dalam perhitungan, misalnya dalam pembulatan angka yang

dapat mempengaruhi ketepatan perhitungan.

Oleh karena itu dari data yang didapatkan kita dapat mengetahui bahwa

semakin besar tegangan, maka akan semakin besar kenaikan temperatur yang

terjadi. Hal ini memenuhi persamaan W = V.I.t, dimana besarnya energi listrik

sebanding dengan besarnya tegangan.

Tegangan yang diperbesar akan menyebabkan energi listrik yang dihasilkan

semakin besar dan begitu pula sebaliknya. Energi listrik yang semakin besar

akan menyebabkan elektron bergerak semakin cepat dan menyebabkan kenaikan


temperatur. Bersarnya energi listrik akan sebanding dengan besarnya energi

panas (kalor) yang dihasilkan. Hal ini akan memenuhi persamaan W = Q.

C. Analisis Grafik

Percobaan kalori work menghasilkan empat grafik yang masing masing

menggambarkan hubungan antara waktu dengan suhu pada setiap tegangan

listrik yang dialirkan pada rangkaian. Grafik pertama, dengan tegangan V=0,

menunjukkan perubahan suhu yang sangat minim atau suhu yang hampir

konstan, hanya terjadi kenaikan sebesar 0,1oC dari data pertama dengan data

kedua. Hal ini terjadi karena belum adanya tegangan yang merubah energi

listrik menjadi energi kalor yang nantinya akan meningkatkan suhu dari

rangkaian.

Namun, grafik kedua, ketiga, dan keempat menunjukkan perubahan suhu

yang cenderung meningkat dengan pesat. Hal tersebut dapat dilihat dari gradien

garis pada grafik yang bernilai positif. Grafik-grafik tersebut menggambarkan

bahwa perubahan suhu akan terus meningkat seiring dengan semakin lama

rangkaian diberi tegangan.

Terbukti persamaan , bahwa perubahan suhu berbanding lurus

dengan waktu.
Kesimpulan

 Besarnya energi listrik yang dihasilkan sama dengan besarnya energi panas

(kalor) yang dihasilkan. Hal ini untuk memenuhi hukum kekekalan energi dan

adanya konversi dari energi.

 Sesuai dengan persamaan W=Q, semakin besar tegangan maka akan

menghasilkan perubahan temperatur yang semakin besar pula. Hal ini

menunjukkan bahwa temperatur dan tegangan memiliki perbandingan yang

lurus.

 Besarnya kalor jenis dipengaruhi oleh besarnya tegangan, besarnya arus

listrik, waktu, massa, dan perubahan suhu. Sedangkan besar kapasitas kalor

dipengaruhi oleh besarnya tegangan, besarnya arus listrik, waktu, dan

perubahan suhu. Kapasitas kalor yang semakin besar, akan menyebabkan arus

listrik yang mengalir semakin kecil.


Referensi

1. Giancoli, D.C.; Physics for Scientists & Engeeners, Third Edition, Prentice Hall, NJ,
2000.
2. Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th Edition, Extended Edition,
John Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005.
3. Sitrampil.ui.ac.id
Lampiran
Waktu I V Temp
3 23.84 0.00 19.4
6 23.84 0.00 19.4
9 23.84 0.00 19.4
12 23.84 0.00 19.4
15 23.84 0.00 19.4
18 23.84 0.00 19.4
21 23.84 0.00 19.4
24 23.84 0.00 19.4
27 23.84 0.00 19.4
30 23.84 0.00 19.4
3 34.45 0.69 19.4
6 34.45 0.69 19.5
9 34.45 0.69 19.6
12 34.45 0.69 19.8
15 34.45 0.69 19.9
18 34.45 0.69 20.1
21 34.45 0.69 20.2
24 34.45 0.69 20.3
27 34.45 0.69 20.4
30 34.45 0.69 20.4
3 48.94 1.66 20.4
6 48.94 1.66 20.6
9 48.94 1.66 21.4
12 49.05 1.66 22.2
15 49.05 1.66 22.9
18 49.05 1.66 23.7
21 49.05 1.66 24.4
24 48.94 1.66 25.0
27 49.05 1.66 25.5
30 49.05 1.66 26.0
3 40.84 1.11 23.8
6 40.84 1.11 23.6
9 40.84 1.11 23.6
12 40.84 1.11 23.8
15 40.84 1.11 23.9
18 40.84 1.11 23.9
21 40.84 1.11 24.1
24 40.84 1.11 24.2
27 40.84 1.11 24.3
30 40.84 1.11 24.4
Grafik data percobaan

Anda mungkin juga menyukai