Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

CALORI WORK

Nama/NPM : Farisan Kametiswara Pratama


Fak/Prog. Studi : Teknik/Teknik industri
Group & kawan kerja : Group 01

1. Haidar Hanif
2. Devita Anggar
3. Jonahan
4. Muthia Hanun
5. Aurelia Divanti Thaqia Juliansyah
6. Dimas Raditya
7. Gilbert Parluhutan Siagian

No & nama percobaan : KR02 – Calori work


Minggu percobaan : Pekan 6
Tanggal percobaan : Jumat, 11 Mei 2019
Nama asisten :

Laboratorium Fisika Dasar


UPP IPD
Universitas Indonesia
I. Tujuan
Menghitung nilai kapasitas kalor suatu kawat konduktor.

II. Alat
1. Sumber tegangan yang dapat divariasikan
2. Kawat konduktor ( bermassa 2 gr )
3. Termometer
4. Voltmeter dan Ampmeter
5. Adjustable power supply
6. Camcorder
7. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis

III. Teori
Hubungan kekekalan energi menyatakan energi tidak dapat
dimusnahkan atau diciptakan. Energi hanya dapat berubah dari satu
bentuk ke bentuk lain. Pada percobaan kali ini akan dilakukan
pengkonversian energi dari energi listrik menjadi energi panas.
Energi listrik dihasilkan oleh suatu catu daya pada suatu konduktor yang
mempunyai resistansi dinyatakan dengan persamaan :

W = v . i. t ... ( 1 )
Dimana

W = energi listrik ( joule )


v = Tegangan listrik ( volt )
i = Arus listrik ( Ampere )
t = waktu / lama aliran listrik ( sekon )

Energi kalor yang dihasilkan oleh kawat konduktor dinyatakan dalam


untuk kenaikan temperatur.
Jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu zat dinyatakan dengan
persamaan :

Q = m c (Ta - T) ....................................................... (1)

Dimana

Q = Jumlah kalor yang diperlukan ( kalori )


m = massa zat ( gram )
c = kalor jenis zat ( kal/gr0C)
Ta = suhu akhir zat (K)
T= suhu mula-mula (K)
Sebuah kawat dililitkan pada sebuah sensor temperatur. Kawat tersebut
akan dialiri arus listrik sehingga mendisipasikan energi kalor. Perubahan
temperatur yang terjadi akan diamati oleh sensor kemudian dicatat oleh
sistem instrumentasi. Tegangan yang diberikan ke kawat dapat dirubah
sehingga perbuahan temperatur dapat bervariasi sesuai dengan tegangan
yang diberikan.

IV. Teori Tambahan


Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat.
Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu
benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi
maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga
sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Kalor
adalah suatu bentuk energi yang diterima sebuah benda sehingga suhunya
atau wujudnya berubah. Satuan kalor adalah kalori. Satuan kalor yang
sering digunakan, terutama untuk menyatakan nilai energy makanan adalah
kilokalori (kkal). 1 kkal = 1000 kalori. 1 kkal = 1 Kalori. Kalori bukan
satuan Sistem Internasional tetapi satuan Sistem Satuan Internasional kalori
adalah Joule (J) Kalor dapat dibagi menjadi 2 jenis :
 Kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu
 Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud (kalor laten),
persamaan yang digunakan dalam kalor laten ada dua macam Q =
m.U dan Q = m.L. Dengan U adalah kalor uap (J/kg) dan L adalah
kalor lebur (J/kg)

Ada 3 macam penghantar kalor :


 Konduktor, merupakan zat yang dapat menghantarkan kalor dengan
baik
 Semi Konduktor, merupakan zat yang kurang baik menghantarkan
kalor
 Isolator, merupakan zat yang tidak dapat menghantarkan kalor

V. Cara Kerja
1. Mengaktifkan Web cam ! (mengklik icon video pada halaman web
r-Lab) !
2. Memberikan tegangan sebesar V0 ke kawat konduktor !
3. Menghidupkan Power Supply dengan meng’klik’ radio button
disebelahnya.
4. Mengambil data perubahan temperatur , tegangan dan arus listrik
pada kawat konduktor tiap 1 detik selama 10 detik dengan cara
meng’klik” icon “ukur”!
5. Memperhatikan temperatur kawat yang terlihat di web cam,
tunggulah hingga mendekati temperatur awal saat diberikan V0 .
6. Mengulangi langkah 2 hingga 5 untuk tegangan V1, V2 dan V3
VI. Data Pengamatan

Hubungan waktu dengan perubahan temperatur pada saat tegangan


0V

No Waktu I V Temp
1 3 23.84 0.00 21.2
2 6 23.84 0.00 21.1
3 9 23.84 0.00 21.0
4 12 23.84 0.00 20.9
5 15 23.84 0.00 20.9
6 18 23.84 0.00 20.7
7 21 23.84 0.00 20.6
8 24 23.84 0.00 20.5
9 27 23.84 0.00 20.4
10 30 23.84 0.00 20.4

Hubungan waktu dengan perubahan temperatur pada saat tegangan


0.68 V

No Waktu I V Temp
1 3 34.45 0.68 19.7
2 6 34.45 0.68 19.8
3 9 34.45 0.68 19.9
4 12 34.45 0.68 20.1
5 15 34.45 0.68 20.1
6 18 34.45 0.68 20.3
7 21 34.45 0.68 20.4
8 24 34.34 0.69 20.5
9 27 34.45 0.68 20.6
10 30 34.45 0.68 20.7
Hubungan waktu dengan perubahan temperatur pada saat tegangan
1.65 V

No Waktu I V Temp
1 3 48.94 1.65 20.1
2 6 48.94 1.65 20.4
3 9 48.94 1.65 21.2
4 12 48.94 1.65 22.1
5 15 48.82 1.65 22.8
6 18 48.82 1.65 23.6
7 21 48.82 1.65 24.3
8 24 48.94 1.65 24.9
9 27 48.82 1.65 25.4
10 30 48.82 1.65 25.8

Hubungan waktu dengan perubahan temperatur pada saat tegangan


1.11 V

No Waktu I V Temp
1 3 40.72 1.11 22.5
2 6 40.72 1.11 22.4
3 9 40.72 1.11 22.6
4 12 40.72 1.11 22.8
5 15 40.72 1.11 23.1
6 18 40.72 1.11 23.3
7 21 40.72 1.11 23.4
8 24 40.72 1.11 23.5
9 27 40.72 1.11 23.7
10 30 40.72 1.11 23.8
VII. Pengolahan Data
W=Q
V . I . T = m . c . ΔT
V .I
ΔT = m .c T

Jika direfleksikan ke persamaan garis y = mx, maka ΔT ≈ y, t ≈ x,


V .I
≈m
m .c

Dengan menggunakan metode least square, didapat hasil


sebagaimana berikut
 V0 = 0 volt

i Xi Yi Xi2 Yi2 XiYi


1 3 0 9 0 0
2 6 0 36 0 0
3 9 0 81 0 0
4 12 0 144 0 0
5 15 0 225 0 0
6 18 0 324 0 0
7 21 0 441 0 0
8 24 0 576 0 0
9 27 0 729 0 0
10 30 0 900 0 0
∑ 165 0 3465 0 0

N∑(XiYi)− ∑Xi∑Yi ∑𝑋𝑖 2 ∑𝑌𝑖 − ∑𝑋𝑖∑(𝑋𝑖𝑌𝑖)


m= 𝑏=
𝑁∑𝑋𝑖 2 − ∑(𝑋𝑖)2
N∑Xi2 −(∑Xi)2

(10 x 0) − (165x 0) (3465 x 0) − (165 x 0)


m= b=
(10 x 3465) − 27225 (10 x 3465) − 27225
m=0 b=0

Persamaan garis yang terbentuk adalah

y = mx ± b
y = 0x – 0 Dan C = m x c
𝑉.𝑖 0
Karena 𝑚 = =0 Maka c = 2 = 0 J/gr0C
𝐶

0 x 23,84 .10−3
=0
C

 V1 = 0,68 volt
i Xi Yi Xi2 Yi2 XiYi
1 3 0 9 0 0
2 6 0,1 36 0,01 0,6
3 9 0,2 81 0,04 1,8
4 12 0,4 144 0,16 4,8
5 15 0,4 225 0,16 6
6 18 0,6 324 0,36 10,8
7 21 0,7 441 0,49 14,7
8 24 0,8 576 0,64 19,2
9 27 0,9 729 0,81 24,3
10 30 1 900 1 30
∑ 165 5,1 3465 3,67 112,2

N∑(XiYi) − ∑Xi∑Yi ∑𝑋𝑖 2∑𝑌𝑖− ∑𝑋𝑖∑(𝑋𝑖𝑌𝑖)


m= b=
N∑Xi2 − (∑Xi)2 𝑁∑𝑋𝑖 2 − ∑(𝑋𝑖)2

(10 𝑥 112,2)−(165 𝑥 5,1) (3465 𝑥 5,1)−(165 𝑥 112,2)


m= b=
(10 𝑥 3465)−27225 (10 𝑥 3465)−27225

m = 0,03778 b = -0,11334

Persamaan garis yang terbentuk adalah


y = mx ± b
y = 0,03778x -0,11334 Dan C = m x c
𝑉.𝑖 0,62006
Karena 𝑚 = = 0,03778 Maka c = = 0,31003 J/gr0C
𝐶 2
0,68 x 34,45 .10−3
= 0,03778
C

 V2 = 1,65 volt
i Xi Yi Xi2 Yi2 XiYi
1 3 0,4 9 0,16 1,2
2 6 0,7 36 0,49 4,2
3 9 1,5 81 2,25 13,5
4 12 2,4 144 5,76 28,8
5 15 3,1 225 9,61 46,5
6 18 3,9 324 15,21 70,2
7 21 4,6 441 21,26 96,6
8 24 5,2 576 27,04 124,8
9 27 5,7 729 32,49 153,9
10 30 6,1 900 37,21 183
∑ 165 33,6 3465 151,38 722,7

N∑(XiYi) − ∑Xi∑Yi ∑𝑋𝑖 2∑𝑌𝑖− ∑𝑋𝑖∑(𝑋𝑖𝑌𝑖)


m= b=
N∑Xi2 − (∑Xi)2 𝑁∑𝑋𝑖 2 − ∑(𝑋𝑖)2

(10 𝑥 722,7)−(165 𝑥 33,6) (3465 𝑥 33,6)−(165 𝑥 722,7)


m= b=
(10 𝑥 3465)−27225 (10 𝑥 3465)−27225

m = 0,22666 b = -0,38002

Persamaan garis yang terbentuk adalah


y = mx ± b
y = 0,22666x + 19,32 Dan C = m x c
V.i
Karena m = = 0,22666 Maka c =
0,35626
= 0,17813 J/gr0C
C
2

1,65 x 48,94 .10−3


= 0,22666
C
 V3 = 1,11 volt
i Xi Yi Xi2 Yi2 XiYi
1 3 2,8 9 7,84 8,4
2 6 2,7 36 7,29 16,2
3 9 2,9 81 8,41 26,1
4 12 3,1 144 9,61 37,2
5 15 3,4 225 11,56 51
6 18 3,6 324 12,96 64,8
7 21 3,7 441 13,69 77,7
8 24 3,8 576 14,44 91,2
9 27 4 729 16 108
10 30 4,1 900 16,81 123
∑ 165 34,1 3465 118,61 603,6

∑𝑋𝑖 2∑𝑌𝑖− ∑𝑋𝑖∑(𝑋𝑖𝑌𝑖)


N∑(XiYi) − ∑Xi∑Yi b=
m= 𝑁∑𝑋𝑖 2 − ∑(𝑋𝑖)2
N∑Xi2 − (∑Xi)2
(3465 𝑥 34,1)−(165 𝑥 603,6)
m=
(10 𝑥 603,6)−(165 𝑥 34,1) b=
(10 𝑥 3465)−27225
(10 𝑥 3465)−27225

m = 0,05515 b = 2,5

Persamaan garis yang terbentuk adalah

y = mx ± b
y = 0,05515x + 2,5 Dan C = m x c
V.i
Karena m= = 0,05515 0,81957
C Maka c = = 0,409785 J/gr0C
2

1,11 x 40,72 .10−3


= 0,05515
C

Dari ketiga nilai c, diperoleh


c1+c2+c3
∆c =
3

∆c = 0,31003 + 0,17813+ 0,409785


= 0,299315 J/groC
3
Praktikan menggunakan kalor jenis perak sebagai c literatur

c percobaan−c literatur
Kesalahan Relatif =| | x 100%
c literatur
0,299315−0,230
=| |x 100%
0,230

= 30,137 %

VIII. Analisis
A. Analisis Percobaan
Pada percobaan kali ini, kita akan menghitung nilai kapasitas
kalor suatu kawat konduktor. Percobaan KR02 ini dilakukan melalui
Rlab, yaitu praktikum yang dilakukan secara online menggunakan
komputer dengan bantuan internet yang dapat diakses dari situs
sitrampil. Untuk melakukan percobaan ini, praktikan merancang
pengaliran listrik pada sebuah kawat dengan sebuah tegangan yang
sudah ditentukan. Material kawat dalam percobaan ini tidak
diketahui terbuat dari bahan apa. Setelah dialiri listrik terjadi
perubahan temperatur pada kawat tersebut. Percobaan ini
membuktikan bahwa berlaku hukum kekekalan energi. Hukum
kekekalan energi menyatakan bahwa jumlah energi dari sebuah
sistem tertutup itu tidak berubah, ia akan tetap sama. Energi tersebut
dapat berubah dari satu bentuk energi ke bentuk yang lain. Energi
juga tidak dapat dimusnahkan oleh manusia. Perubahan energi yang
dimaksud dalam percobaan ini adalah perubahan energi listrik
menjadi energi kalor.

Pertama, kami mengatur supply tegangan sebesar V0, yang


mempunyai tegangan 0 volt. Lalu kami mengklik tombol untuk
menghidupkan power supply. Lalu mengklik tombol ukur untuk
mengukur temperatur, tegangan, dan arus. Setelah itu, kami
mendapatkan 10 data yang berupa selisih waktu sebesar 3 detik, dari
detik 3 sampai detik 30. Kami melakukan 4 variasi tegangan, yaitu
V0 = 0 V, V1 = 0,68 V, V2 = 1,65 V, dan V3 = 1,11 V, yang masing-
masing menghasilkan 10 data sehingga kami mendapatkan total data
sejumlah 40 data.
B. Analis Hasil
Berdasarkan data yang kami peroleh, akan didapat kalor
suatu zat jika kita memasukkan data yang ada ke dalam persmaan
sesuai dengan teori yang telah diberikan.
Pada percobaan kali ini, kami mendapatkan 4 nilai kalor
jenis, yaitu 0 ; 0,31003 J/gr0C ; 0,17813 J/groC, dan 0,409785
J/gr0C. Dari 4 nilai ini, kami mencari rata-ratanya sehingga kami
mendapat nilai kalor jenis sebesar 0,299315 J/gr0C. Praktikan
mengambil kesimpulan bahwa material yang digunakan adalah
material berbahan dasar perak.

C. Analisis Kesalahan
Setelah mengolah data dan mendapatkan nilai kalor jenis
perak, didapatkan kesalahan literatur sebesar 30,137%. Kesalahan
ini bisa diakibatkan oleh adanya kesalahan sistematik pada saat
melakukan percobaan.
Kemungkinan terjadi kesalahan sistematik sebagai berikut.
Pada percobaan diasumsikan bahwa 100% energi listrik
dikonversikan menjadi energi kalor, padahal kenyataannya, tidak
100% energi listrik terkonversi, namun ada energi yang terbuang
dari sistem ke lingkungan.

D. Analisis Grafik
Pada percobaan ini, didapatkan empat grafik yang
berdasarkan pada setiap nilai tegangan listrik yang berbeda. Grafik
tersebut menunjukkan hubungan waktu dengan suhu. Pada grafik
pertama dengan tegangan V0 = 0 V, terjadi perubahan suhu berupa
penurunan sebesar 0,8oC dari data pertama sampai data kesepuluh.
Hal ini terjadi karena belum ada tegangan yang masuk sehingga
dapat mengonversi energi listrik menjadi kalor.
Pada grafik kedua, ketiga, dan keempat barulah terjadi
perubahan suhu berupa peningkatan. Hal ini dapat kita lihat
berdasarkan gradien grafik yang bernilai positif. Terjadi
peningkatan perubahan sehu seiring dengan lamanya pemberian
tegangan listrik pada rangkaian. Hal ini terjadi sesuai teori ΔT =
V .I
T , bahwa perubahan suhu berbanding lurus dengan waktu dan
m .c
tegangan.
IX. Kesimpulan
1. Energi tidak dapat dilenyapkan, namun energi bisa diubah bentuk. Seperti
energi listrik dikonversikan menjadi energi kalor.
2. Kapasitas Kalor bergantung pada besarnya tegangan, arus, massa bahan,
perubahan suhu, dan juga waktu.
3. Kapasitas kalor suatu jenis kawat dapat dicari dengan kerja kalor, yakni
mengonversikan energi tegangan menjadi suhu.
4. Kawat konduktor yang dipakai pada percobaan ini berjenis perak dengan
kalor jenis zat sebesar 0.301745 J/groC dengan kesalahan relatif sebesar
31,1934782609 %

X. Daftar Pustaka
 Sitrampil.ui.ac.id
 Giancoli, D.C.,:Physics for Scientist & Engineers, Third Edition, Prentice
Hall, NJ, 2000.
 Halliday, Resnick, Walker; Fundamental of Physics, 7th Edition, Extended
Edition, John Wiley & Soms, Inc., NJ. 2005.
Grafik

Grafik hubungan waktu terhadap temperatur pada V0


21,4

21,2

21
Temperatur (oC)

20,8

20,6

20,4

20,2

20
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
Waktu (s)

Grafik hubungan waktu terhadap temperatur pada V1


20,8

20,6

20,4
Temperatur (oC)

20,2

20

19,8

19,6

19,4

19,2
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
Waktu (s)
Grafik hubungan waktu terhadap temperatur pada V2
30

25
Temperatur (oC)

20

15

10

0
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
Waktu (s)

Grafik hubungan waktu terhadap temperatur pada V3


24

23,5
Temperatur (oC)

23

22,5

22

21,5
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
Waktu (s)

Anda mungkin juga menyukai