Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN INSTRUMENT DAN TEKNIK PENGUKURAN

NAMA : DWI SANDI FATRA

NIM : 061930401352

KELAS : 2KM
PENGUKURAN TEMPERATUR EFEK SEEBECK

(TM 2)

I. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mempelajari hubungan antara perbedaan temperatur dengan voltase yang


terbangkitkan oleh bergeraknya muatan positif di titik panas ke muatan negatif di titik
dingin, dan sebaliknya

2. Menggambarkan grafik hubungan antara beda temperatur dan voltase

3. Menentukan persamaan garis lurus pada grafik tersebut

4. Menggunakan persamaan untuk menentukan temperatur ukur.

II. ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN

a. Alat yang digunakan :


Satu set temperature measurement bench
Rangkaian Termokopel
Termometer air raksa
Volt meter
Ketel air
termos
b. Bahan yang digunakan :
Aquadest
Es Batu

III. DASAR TEORI


Termokopel adalah 2 buah kawat logam berbeda yang ujungnya disatukan. Kedua
kawat tersebut diisolasikan dengan isolator, biasanya berupa keramik supaya tidak
terjadihubungan pendek. Teori dasar termokopel berdasarkan fakta bahwa apabila 2 buah
logamyang ujungnya berada pada bagian panas / dingin, maka akan terjadi dari ujung yang
lebihpanas bergerak ke ujung yang lebih dingin (pergerakan electron). Gerakan electron
inilahyang dapat diukur oleh voltmeter.

T T

Dingin Voltase Panas

Efek Seebeck menyatakan bahwa apabila kedua ujungnya berada pada temperature yang
sama, maka tidak akan ada tegangan yang terukur ( voltase = 0 ), teori dapat digunakanuntuk
memastikan rangkaian termokopel dan pengukur tegangan terpasang dengan baik.Apabila
salah satu ujung thermometer (termokopel) terpasang dengan baik (dijaga konstan) pada
temperatur rendah, perbedaan temperatur (T) merupakan fungsi kenaikan tegangan dan
berbanding lurus antara temperatur dan tegangan. Hubungan antara beda temperature dengan
tegangan adalah berbanding lurus sehingga dapat di buat suatu kurva karakteristik untuk
termokopel tersebut. Kurva garis lurus ini dapat digunkan untuk mengetahui temperature
pengukuran apabila ujung termokopel dingin dijaga pada temperature 0oc

IV. PROSEDUR 1:

 Sambungkan kabel listrik utama, hidupkan peralatan pengukuran temperature.

 Buka tutup ketel air, isi dengan air bersih hingga 2/3 penuh.

 Pasang tutup kembali dan letakkan thermometer Hg di lubangnya, juga salah satu dari
termokopel.

 Buka tutup termos, isi juga dengan air bersih hingga 2/3 penuh, tutup kembali.

 Pasang juga thermometer Hg dan termokopel di lubang tutup.

 Pasang ujung kabel termokopel ke soket voltmeter.

 Amati temperature di Termometer Hg harus sama, dan pembacaan di voltmeter akan


NOL karena tidak terjadi selisih temperatur.

 Atur saklar pemanasan pada posisi 5 dan hidupkan pemanas.

 Amati dan catat millivolt di voltmeter per interval kenaikan temperature 10 C

PROSEDUR 2 :

 Ulangi seperti pada prosedur 1, tapi kali ini termos diisi dengan air dan pecahan batu
es (0 C). Terdapat beda temperature, sehingga saat awal terdapat millivolt terukur.

 Ulangi seperti prosedur 2, ketel air dan termos sama sama di isi air dan pecahan batu
es. Tidak ada perbedaan temperature dan voltmeter menunjukkan 0 mV.
V. DATA HASIL PENGAMATAN :

Perubahan suhu terhadap tegangan

T awal = T ruang

Pada awal, T dingin = T panas

Termometer dingin Termometer panas Tegangan dT


(C) (C) (mv)

25 25 0 0
25 30 0,75 5
25 40 1,24 15
25 50 1,55 25
25 60 1,43 35
25 70 1,92 45
25 80 2,17 55
25 90 2,49 65
25 100 2,71 75

Pada awal, T dingin < T panas

Termometer dingin Termometer panas Tegangan dT


(C) (C) (mv)

0 25 1,57 25
0 30 1,66 30
0 40 1,86 40
0 50 2,07 50
0 60 2,34 60
0 70 2,66 70
0 80 2,9 80
0 90 3,26 90
0 100 3,5 100
Pada awal, T dingin = T panas = 0 C

Termometer dingin Termometer panas Tegangan dT


(C) (C) (mv)

0 0 0 0
0 10 1,01 10
0 20 1,45 20
0 30 1,74 30
0 40 1,9 40
0 50 2,2 50
0 60 2,45 60
0 70 2,76 70
0 80 3,01 80
0 90 3,35 90
0 100 3,67 100

VI. GRAFIK

Pada awal, T dingin = T panas

Pada awal, T dingin < T panas


Pada awal, T dingin = T panas = 0 C

VII. PEMBAHASAN

Pada awal, T dingin = T panas

tabel data pengamatan di dapat Pada awal, T dingin = T panas, kenaikkan temperature dan
setiap perbedaan suhu berpengaruh langsung tegangan yang dihasilkan. Dan dapat dilihat
pada grafik di atas.

Pada awal, T dingin < T panas

tabel data pengamatan di dapat Pada awal, T dingin < T panas, kenaikkan temperature dan
setiap perbedaan suhu berpengaruh langsung tegangan yang dihasilkan. Dan dapat dilihat
pada grafik di atas.

Pada awal, T dingin = T panas = 0 C

tabel data pengamatan di dapat Pada awal, T dingin = T panas = 0 C, kenaikkan temperature
dan setiap perbedaan suhu berpengaruh langsung tegangan yang dihasilkan. Dan dapat dilihat
pada grafik di atas.

Dari 3 grafik yang didapat dapat disimpulkan bahwa grafik tersebut dapat di jadikan
sebagai acuan bagi penentuan temperature terukur.
VII. KESIMPULAN

Tujuan di awal praktikum tercapai yaitu Mempelajari hubungan antara perbedaan


temperatur dengan voltase yang terbangkitkan oleh bergeraknya muatan positif di titik panas
ke muatan negatif di titik dingin, dan sebaliknya . Menggambarkan grafik hubungan antara
beda temperatur dan voltase . Menentukan persamaan garis lurus pada grafik tersebut.
Menggunakan persamaan untuk menentukan temperatur ukur .

penggunaan grafik dan persamaan untuk menentukan pengukuran temperature


sesungguhnya.Hubungan antara tegangan dan suhu berbanding lurus semakin tinggi pada
tegangannya. Efek seebeck dapat timbul apabila pada kedua ujung termometer yang tidak
sama sehingga tegangan dapat terukur.apabila salah satu ujung termokopel dijaga pada
temperature yang rendah secara konstan. Maka perbedaan temperature ujung panas dan
dingin merupakan fungsi kenaikan tegangan.
DAFTAR PUSTAKA

Jobsheet. 2020. “Penuntun Praktikum Instrumen dan Teknik Pengukuran”. Politeknik


NegeriSriwijaya: Palembang.

Anda mungkin juga menyukai