Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hukum gerak Newton adalah hukum sains yang ditentukan oleh Sir Isaac
Newton mengenai sifat gerak benda.Hukum gerak Newton itu sendiri merupakan
hukum yang fundamental.Artinya, pertama hukum ini tidak dapat dibuktikan dari
prinsip-prinsip lain, kedua hukum ini memungkinkan kita agar dapat memahami
jenis gerak yang paling umum yang merupakan dasar mekanika klasik.

Dalam kehidupan sehari-hari, gaya merupakan tarikan atau dorongan.


Misalnya, pada waktu kita mendorong atau menarik suatu benda atau kita
menendang bola, dikatakan bahwa kita mengerjakan suatu gaya dorong pada mobil
mainan.
Pada umumnya benda yang dikenakan gaya mengalami perubahan-
perubahan lokasi atau berpindah tempat.

1.2 Tujuan Percobaan

1. Menentukan koefisien gesek antara benda dengan bidang datar.

2. Menerapkan Hukum Newton II dalam menentukan besar gaya gesekan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Nama & Tanggal Percobaan


Nama Percobaan : Percobaan M1 (Gesekan)
Tanggal Percobaan : 7 Desember 2015

2.2 Dasar Teori


Apabila sebuah benda ditarik dengan gaya konstan, maka benda tersebut
akan bergerak lurus dengan percepatan konstan. Dalam hal ini berarti benda
bergerak lurus berubah beraturan. Dengan demikian, berkalu Hokum Newton II.

F=m.a

m1
M1

m2

Berdasarkan Hukum Newton II maka dapat diturunkan rumus


penyelesaian sebagai berikut :

m2 . g – fk – (m2 – m1) . a

m2 . g – μk . m1 . g – (m2 – m1) . a

maka :

2
𝑚2 . (𝑔 − 𝑎)m1 . a
μk =
𝑚1 . 𝑔

Dimana :

fk= gaya gesekan benda

μk= koefisien gesekan

a= percepatan benda

g= percepatan gravitasi bumi (9,8m/s2)

m1 = massa benda I

m2 = massa benda II

2.3 Alat-alat yang digunakan:

No. Nama Alat Kode

1 Digital Counter 575 50

2 Fletcher Trolly 337 30

3 Sensor Infra Merah 336 20

4 DC Voltage 336 24

5 Stand Base, Beban Kabel dan Mistar 528 07

3
2.4 Gambar Percobaan

Ujung Sensor
Track Infrared

m1

m2

Digital
Counter

Power
Supply

2.5 Cara Melakukan Percobaan

1. Menyusun alat-alat percobaan sesuai dengan gambar di atas.


2. Menimbang massa benda (m1) (massa trolly) dan massa benda (m2).
3. Meletakkan massa trolly pada ujung track, menghidupkan magnet dengan
saklar kondisi on atau memegang dengan tangan ( kalau alat tidak
berfungsi).
4. Mengatur posisi sensor sesuai dengan jarak yang dikehendaki. Mencatat
jaraknya antara posisi sensor dengan massa trolly.
5. Menghidupkan digital counter (ini ditandai dengan hidupnya lampu sensor).
6. Mengatur digital counter sehingga apabila ada benda melewati sensor maka
digital counter akan mencatat waktunya. Kalau tidak berfungsi maka bias
digantikan dengan jam.
7. Melepaskan massa trolly atau mematikan saklar dan mencatat nilai wakti
yang tercatat pada digital counter saat massa trolly mengenai sensor.
8. Mengatur kembali digital counter pada nilai nol, kemudian mengulangi
langkah diatas dengan jarak yang berbeda beda sebanyak 10x

4
9. Mengganti massa benda (m2) (Menyesuaikan dengan massa beban yang
ada) dan mengulangi percobaan seperti diatas.

2.6 Data Hasil Pengukuran

Percobaan 1

Massa trolly (m1) : 500gr

Massa beban (m2) : 50gr

No. Jarak (Meter) Waktu Percepatan Koefisien


“gesekan”
(detik) (m/s2)

1 2 1 2 1 2

1 0,20 0,60 1,5 1,5 0,15 0,4 0,06

2 0,25 0,50 1,4 2,5 0,17 0,2 0,07

3 0,30 0,65 2,0 3,5 0,15 1,8 -0,08

4 0,15 0,55 1,0 3,4 0,15 0,16 0,09

5 0,35 0,80 2,1 4,1 0,16 0,19 0,07

6 0,25 0,75 1,1 2,6 0,22 0,28 0,06

7 0,45 0,70 2,4 3,1 0,18 0,22 0,07

8 0,30 0,80 1,9 3,9 0,15 0,20 0,07

9 0,50 0,90 2,8 3,8 0,17 0,23 0,07

10 0,65 0,95 3,2 4,0 0,20 0,23 0,07

5
Percobaan 2

Massa trolly (m1) : 500gr

Massa beban 2 (m2) : 100gr

No. Jarak Waktu Percepatan Koefisien

(Meter) (detik) (m/s2) “gesekan”

1 2 1 2 1 2

1 0,15 0,45 0,9 1,8 0,16 0,25 0,17

2 0,20 0,50 1,1 1,9 0,18 0,26 0,16

3 0,25 0,55 0,9 1,6 0,28 0,34 0,15

4 0,30 0,65 1,3 2,0 0,23 0,33 0,16

5 0,35 0,70 2,5 2,3 0,23 0,30 0,18

6 0,25 0,65 1,0 2,0 0,25 0,33 0,16

7 0,35 0,85 1,5 2,4 0,23 0,35 0,15

8 0,45 0,80 1,6 2,4 0,28 0,33 0,16

9 0,55 0,75 1,7 2,1 0,32 0,36 0,15

10 0,50 0,90 1,7 2,5 0,29 0,36 0,15

6
Percobaan 3

Massa trolly (m1) :500gr

Massa beban 3 (m2) :80gr

No. Jarak Waktu Percepatan Koefisien

(Meter) (detik) (m/s2) “gesekan”

1 2 1 2 1 2

1 0,35 0,55 1,6 2,3 0,22 0,24 0,13

2 0,40 0,65 2,0 2,8 0,2 0,23 0,13

3 0,45 0,75 1,9 2,6 0,24 0,29 0,12

4 0,50 0,70 2,2 2,6 0,23 0,27 0,13

5 0,55 0,65 2,4 2,7 0,23 0,24 0,13

6 0,60 0,95 2,2 3,1 0,27 0,31 0,12

7 0,65 0,75 2,3 2,8 0,28 0,27 0,12

8 0,70 0,85 2,6 2,9 0,27 0,29 0,12

9 0,75 0,85 2,8 3,1 0,27 0,27 0,12

10 0,80 1 2,7 3,1 0,30 0,32 0,12

2.7 Pengolahan Data Percobaan 1, 2 dan 3

a. Membuat grafik antara percepatan versus koefisien gesekan, dengan


percepatan sebagai sumbu X, persamaan regresinya dan gambarkan garis
regresinya
b. Membuat satu contoh perhitungan untuk data No.1 cara menentukan
koefisien gesekan
c. menentukan hasil pengukuran koefisien gesekan:
d. berdasarkan rumus :
𝑚2 . (𝑔 − 𝑎) − m1 . a
𝜇𝑘 =
𝑚1 . 𝑔

7
Maka dapat dihasilkan sebagai berikut:

No. Koefisien “gesekan” (Xrata – Xi)2

1 0,06 (0,055 – 0,06)2 = 0,000025

2 0,07 (0,055 – 0,07)2 = 0,000225

3 -0,08 (0,055 + 0,08)2 = 0,018225

4 0,09 (0,055 – 0,09)2 = 0,001225

5 0,07 (0,055 – 0,07)2 = 0,000225

6 0,06 (0,055 – 0,06)2 = 0,000025

7 0,07 (0,055 – 0,07)2 = 0,000225

8 0,07 (0,055 – 0,07)2 = 0,000225

9 0,07 (0,055 – 0,07)2 = 0,000225

10 0,07 (0,055 – 0,07)2 = 0,000225

No. Koefisien “gesekan” (Xrata – Xi)2

1 0,17 (0,159 – 0,17)2 = 0,000121

2 0,16 (0,159 – 0,16)2 = 0,000001

3 0,15 (0,159 – 0,15)2 = 0,000081

4 0,16 (0,159 – 0,16)2 = 0,000001

5 0,18 (0,159 – 0,18)2 = 0,000441

6 0,16 (0,159 – 0,16)2 = 0,000001

7 0,15 (0,159 – 0,15)2 = 0,000081

8 0,16 (0,159 – 0,16)2 = 0,000001

9 0,15 (0,159 – 0,15)2 = 0,000081

10 0,15 (0,159 – 0,15)2 = 0,000081

8
No. Koefisien “gesekan” (Xrata – Xi)2

1 0,13 (0,124 – 0,13)2 = 0,000036

2 0,13 (0,124 – 0,13)2 = 0,000036

3 0,12 (0,124 – 0,12)2 = 0,000016

4 0,13 (0,124 – 0,13)2 = 0,000036

5 0,13 (0,124 – 0,13)2 = 0,000036

6 0,12 (0,124 – 0,12)2 = 0,000016

7 0,12 (0,124 – 0,12)2 = 0,000016

8 0,12 (0,124 – 0,12)2 = 0,000016

9 0,12 (0,124 – 0,12)2 = 0,000016

10 0,12 (0,124 – 0,12)2 = 0,000016

e. Menentukan hasil pengukuran koefisien gesekan dan kesalahan relative

√∑(𝑋𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑋𝑖)2
𝑆=
(𝑛 − 1)

Kesalahan relative :
𝑆
R = ∗ 100%

√0.02085
Percobaan 1  S =
(10−1)
√0.02085
=
(9)
√0,0023166667
=

= 0,0481317639

 R = 0,0481317639 : 10 x 100% = 0,48%

9
√0.00089
Percobaan 2  S =
(10−1)
√0.00089
=
(9)
√0,0000988889
=

= 0,0099442898

 R = 0,0099442898 : 10 x 100% = 0,09%

√0.00024
Percobaan 3  S =
(10−1)
√0.00024
=
(9)
√0,0000266666
=

= 0,0051639713

 R = 0,0051639713 : 10 x 100% = 0,05%

10
2.8 Grafik

Grafik Percobaan 1
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jarak 1 Jarak 2 Waktu 1 Waktu 2 Pecepatan 1 Percepatan 2

Grafik Percobaan 2
3

2.5

1.5

0.5

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jarak 1 Jarak 2 Waktu 1 Waktu 2 Pecepatan 1 Percepatan 2

11
Grafik Percobaan 3
3.5

2.5

1.5

0.5

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jarak 1 Jarak 2 Waktu 1 Waktu 2 Pecepatan 1 Percepatan 2

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hukum II newton adalah hukum fisika dasar yang telah menetapkan aturan
tentang gerak. Bahwa percepatan suatu benda berbanding lurus dengan gaya dan
berbanding terbalik dengan massa. Teori ini dapat dibuktikan kepastiannya dengan
melakukan praktikum semacam ini. Tetapi dalam praktikum bisa saja terjadi
kesalahan, sehingga hasil praktikum akan sedikit berbeda dengan teori yang telah
ada sebelumbnya.

3.2 Saran

Saran kami agar alata praktik yang selanjutnya kondisinya lebih baik dan
layak pakai untuk mempercepat proses pengambilan data praktik tersebut. Dan
juga saya harap untuk instruktur lebih membimbing praktik lagi.

13

Anda mungkin juga menyukai